BAB IV PEMBAHASAN. PT. Shyang Yao Fung adalah perusahaan industri manufaktur yang
|
|
- Suharto Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Shyang Yao Fung adalah perusahaan industri manufaktur yang bergerak di bidang sepatu olahraga yang bermerek Adidas yang memproduksi sepatu untuk pria, wanita, anak-anak. Dengan menggunakan bahan dasar yang terbuat dari kulit, kain dan sintetis. Pada awalnya, tahun 1984 didirikannya Shyang Sin Bao industry Co., Ltd (Taiwan). Kemudian perusahaan ini memperluas jangkauannya hingga di Indonesia dengan nama Shyang Yao Fung. Saat ini perusahaan ini menyediakan sepatu merek-merek terkenal di dunia dengan keterampilan yang luar biasa dalam inovasi penelitian dan pengembangan, teknik integrasi dan manufaktur kualitas terbaik. PT. Shyang Yao Fung memproduksi alas kaki atau sepatu Adidas yang unggul melampaui standar dalam kualitas konsep merek. Praktik bisnisnya yang tetap konsisten dengan nilai-nilai Adidas, kapabilitas dan kemampuan dalam perencanaan produksi dan manajemen yang telah mengembangkan mekanisme produksi yang sangat efisien yang memungkinkan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan yang beragam dari pelanggan. PT. Shyang Yao Fung berusaha menjadi pemasok global utama dalam Adidas Group. 55
2 56 PT. Shyang Yao Fung di Indonesia didirikan pada tahun Pada tahun 2008 memproduksi sepatu resmi untuk anak-anak dan balita. Pada tahun 2009 PT. Shyang Yao Fung mendirikan pabrik yang kedua dan memulai produksinya. Kemudian pada tahun 2010, PT. Shyang Yao Fung mendirikan pabrik yang ketiga dan memulai produksinya. Mendapat ISO 9001 & dan sertifikat OHSAS untuk pabrik 1 dan pabrik 2 pada tahun Pada tahun 2012 PT. Shang Yao Fung menerapkan untuk memperpanjang ISO 9001/14001 dan sertifikat OHSAS untuk ruang lingkup pabrik ketiga. PT. Shyang Yao Fung Pabrik 1 didirikan pada tahun 2007 dimulai dengan memproduksi Adidas Crib and Infant. Berlokasi di Jl. Industri Raya IV blok AE No.9 Bunder Tangerang. Pada tahun 2009 didirikannya PT. Shyang Yao Fung pabrik 2 dimulai produksinya dengan sepatu Adidas ukuran pria. Berlokasi di Jl. Industri Raya blok D no.2 Cikupa Tanggerang. Pada tahun 2010 didirikan PT. Shyang Yao Fung Pabrik 3 dimulai dengan proses pencetakan. Berlokasi di Jl. Industri Raya VIII Jatiuwung Tangerang. Dari produksi sepatu yang dihasilkan akan diekspor keluar negeri seperti Jerman, Spanyol, Italia, Afrika Selatan, Amerika, Mexico, Brazil, Jepang Korea, Taiwan, Hongkong dan Negara-negara lainnya.
3 57 SYF Indonesia Capacity Location Factory Production Current Capacity Indonesia Crib 70,000 F1 Cold cement 100,000 F2 Cold Cement 200,000 F3 Cold Cement 200,000 TOTAL 570, Visi dan Misi PT. Shyang Yao Fung Adapun visi PT. Shyang Yao Fung : Menjadi pemimpin pasar, dalam pangsa pasar kalangan menengah ke atas. Meneruskan inovasi-inovasi dalam hal menciptakan kualitas yang lebih baik dalam semua produk dan mempertahankan harga agar dapat dijangkau konsumen. Adapun misi PT. Shyang Yao Fung: Membina hubungan kekeluargaan dan kemitraan yang erat antara konsumen, karyawan, pemilik dan pihak-pihak lain yang terkait. Meningkatkan kemakmuran perusahaan dengan melayani kebutuhan konsumen, serta ikut berperan memajukan kesejahteraan masyarakat.
4 Struktur PT. Shyang Yao Fung Struktur organisasi merupakan gambaran mengenai pembagian tugas yang dilakukan oleh manajemen perusahaan agar perusahaannya dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Struktur organisasi merupakan hal yang penting bagi perusahaan terutama membantu dalam hal-hal sebagai berikut : 1. Memperlancar kerjasama antar bagian. 2. Menjelaskan hubungan kerja yang terdapat antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. 3. Menjelaskan secara lengkap dan terperinci tentang hal-hal yang menjadi tanggung jawab bawahan dan atasan. 4. Memudahkan untuk melakukan kontrol terhadap efisiensi setiap bagian. 5. Sebagai pedoman maupun standar yang digunakan dalam penyusunan prosedur-prosedur tertulis tentang aktivitas usaha. 6. Menjelaskan bagian-bagian yang ada daripada suatu perusahaan. 7. Menjelaskan tingkatan-tingkatan manajemen dalam perusahaan, derajat dalam posisi daripada masing-masing bagian. Suatu organisasi dikatanya baik apabila memperlihatkan arus pekerjaan yang lancar serta pengendalian yang mantap dan terlaksana dengan baik, walaupun hanya dengan bimbingan yang minimal dari pihak manajemen atau pimpinan. Dengan demikian suatu perusahaan harus menyusun suatu struktur organisasi sehingga dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana cara
5 59 pengaturan yang harus dilakukan oleh manajemen perusahaan. Dalam menyusun struktur organisasi ini perlu diperhatikan mengenai besar kecilnya perusahaan. Semakin besar perusahaan itu semakin banyak pula pembagian pekerjaan yang harus dipikirkan oleh manajemen perusahaan Penyusunan suatu struktur organisasi harus diusahakan mempunyai keluwesan atau fleksibilitas, sehingga diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan-perkembangan yang terjadi dalam perushaan dan dunia usaha setiap saat. Kebanyakan perusahaan-perusahaan yang ada dewasa ini berusaha mencari bentuk sempurna dari suatu struktur organisasi yang merupakan suatu campuran dari organisasi lini dan staff.
6 60 STRUKTUR ORGANISASI PT.SHYANG YAO FUNG Direktur Utama Marketing Produksi dan Desain Personalia Keuangan Gudang Kepala Bagian Cutting Administrasi Accounting Bahan Baku Kepala Bagian Stitching Satpam Packaging Supir Kepala Bagian Assembling Kepala Bagian Finishing Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Shyang Yao Fung Sumber: PT. Shyang Yao Fung, Desember 2012
7 Uraian Tugas PT. Shyang Yao Fung Struktur organisasi merupakan gambaran mengenai pembagian tugas yang dilakukan oleh manajemen perusahaan agar perusahaannya dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Dibawah ini akan dijelaskan satu persatu tugas dan tanggung jawab masing-masing fungsi : 1. Direktur Utama, merupakan pemegang kekuasaan tertinggi perusahaan. Tugas-tugas dan wewenangnya adalah a. Merumuskan tujuan, sasaran dan kebijaksanaan perusahaan serta mengadakan pengawasan dan mengevaluasi pelaksanaanya. b. Mengevaluasi dan menilai hasil kegiatan para kepala Departemen (manager) secara periodik. c. Menetapkan kebijaksanaan dan rencana yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai perusahaan. d. Memeriksa laporan kegiatan produksi bulanan, hasil produksi dan juga laporan penerimaan dan pengeluaran bulanan dari tiap departemen. 2. Manajer Marketing (Pemasaran) Tugas-tugas dan wewenangnya adalah : a. Merencanakan dan melaksanakan hal-hal yang berhubungan dengan pemasaran dan penjualan ke luar negeri.
8 62 b. Menerima keluhan-keluhan dari pelanggan yang disampaikan terutama oleh para pemain sepak bola. c. Membuat laporan secara periodik kepada direktur utama. d. Menangani masalah yang berhubungan dengan pelanggan. e. Mencari gagasan-gagasan baru yang baik bagi perkembangan produk di masa yang akan datang. 3. Manajer Produksi Tugas-tugas dan wewenangnya adalah : a. Membantu Direktur Utama dalam menjalankan tugasnya dalam hal produksi dan operasi. b. Bertanggung jawab terhadap tercapainya target produksi yang telah ditetapkan. c. Bertanggung jawab terhadap kelancaran proses produksi. d. Mengarahkan dan mengawasi serta memastikan bahwa semua pelaksanaan kegiatan pada setiap bagian produksi dapat berjalan sesuai dengan program kerja, kebijaksanaan dari prosedur kerja yang telah ditetapkan. e. Mengadakan peninjauan langsung untuk kelancaran produksi ke segala bagian produksi. f. Bersama-sama dengan Direktur Utama bertukar pikiran untu merancang (mendesain) model-model sepatu terbaru. 4. Manajer Personalia Tugas-tugas dan wewenangnya adalah :
9 63 a. Melakukan perekrutan karyawan baru. b. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan gaji karyawan perusahaan. c. Mengadakan pelatihan, pendidikan dan keselamatan kerja bagi karyawan perusahaan. d. Menciptakan keamanan kerja bagi karyawan perusahaan. e. Menjalin hubungan baik dengan masyarakat. 5. Manajer Keuangan Tugas-tugas dan wewenangnya adalah : a. Merencanakan dan menyiapkan anggaran keuangan yang diperlukan. b. Membuat laporan dan input secara periodic yang akan diberikan kepada direktur utama. c. Melaksanakan segala kebijakan yang telah ditetapkan dan pengontrolan keuangan perusahaan. d. Bertanggung jwab atas pembelian bahan baku agar rencana operasi dapat dipenuhi melakukan kerjasama kordinasi yang efektif dengan fungsi-fungsi lainnya dalam perusahaan. 6. Manajer Gudang Tugas-tugas dan wewenangnya adalah : a. Bertanggung jawab terhadap persediaan bahan baku dan bahan pembantu.
10 64 b. Bertanggung jawab terhadap masalah penanganan material dalam gudang. c. Bertanggung jawab terhadap pengepakan, pengangkutan serta pemindahan barang. d. Bertanggung jawab terhadap pengiriman produk jadi sampai ke tangan konsumen yaitu terutama untuk para pemain sepak bola di luar negeri. 4.4 Jenis dan Tipe Mesin yang Digunakan Dalam suatu perusahaan teknologi merupakan pendukung yang sangat utama dalam keberlangsungan suatu kegiatan produksi. Dalam melaksanakan kegiatan produksinya PT. Shyang Yao Fung tidak hanya menggunakan mesin-mesin untuk kelancaran produksi, tetapi juga sebagian dari proses produksinya dilakukan secara manual agar memberikan hasil yang lebih baik. Mesin-mesin yang digunakan oleh PT. Shyang Yao Fung antara lain : 1. Cutting Dies Merupakan besi atau logam yang sisinya tajam dan patah dibentuk berdasarkan pola sepatu. 2. Mesin Cutting Beam atau Mesin Pon Fungsinya untuk memotong bahan dengan cara tekanan atau hirdalin dan menggunakan cutting dies (pisau), mesin ini digunakan untuk menghasilkan alas kaki. 3. Mesin Skivingi
11 65 Fungsinya untuk menipiskan sisi bahan atau komponen dengan cara mengatur tebal, tipis dan lebarnya dengan pisau mesin dan tekanan untuk dilipat dan ditempel pada bagian sewing. 4. Mesin jahit Fungsinya untuk menjahit dan menggabungkan komponen upper sepatu sehingga menjadi upper yang utuh. Selain itu juga berfungsi untuk mengatur spesifikasi yang diinginkan. Dalam menjahit upper perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu langkah jahit atau desain yang sudah ditentukan, ukuran dan bentuk jarum yang harus digunakan, tebal dan jenis benang. 5. Mesin Forming Merupakan mesin panas yang terdapat shoe last besi atau logam yang berbentuk sepatu dimana berfungsi untuk membentuk upper. Cara penggunaanya dengan memasukkan upper dan dirapatkan dengan digetok pada waktu tertentu. 6. Shoe Last Merupakan cetakan bentuk sepatu yang biasa terbuat dari platik atau kayu. Gunanya untuk membentuk upper sehingga pasangan upper mempunyai kerataan dan tinggi sepatu yang sama. 7. Mesin Buffing Merupakan mesin untuk mengamplas atau mengkasarkan bagian yang akan di lem, biasanya bagian yang diamplas adalah bagian bawah upper yang akan digabungkan dengan sol. Berfungsi untuk mengamplas yang
12 66 kasar, menghilangkan kotoran atau bahan-bahan lain, membuka atau membuat pori agar pengeleman lebih baik. 8. Mesin Oven Merupakan mesin pemanas yang berfungsi untuk mengeringkan lem dengan kontrol waktu dan temperatur sebelum ditempel dengan sol. 9. Mesin Stitching Outside Merupakan mesin jahit yang berfungsi untuk menjahit atau menguatkan sol pada sepatu. Selain itu kegunaannya untuk mengikat atau menguatkan sol dengan upper dan memberikan variasi. 10. Mesin Blower Berfungsi untuk membakar sisa-sisa benang hasil jahitan. Dalam pengerjaannya, perlu diperhatikan lamanya pekerjaan. Karena bisa membuat bagian upper pada sepatu menjadi berkerut. 11. Mesin Semir Befungsi untuk menyemir atau membuat kulit sepatu lebih licin dan mengkilap. 12. Mesin Embose Berfungsi untuk membuat merk, dengan memperhatikan besarnya suhu. 13. Mesin Press Berfungsi untuk merekatkan sol dengan upper agar pengeleman lebih kuat, dengan melakukan penekanan. 4.5 Produk yang Dihasilkan PT. Shyang Yao Fung merupakan perusahaan industri manufaktur yang menghasilkan berbagai macam produk sepatu olahraga bermerek Adidas diantaranya adalah :
13 67 1. Sepatu anak-anak (Crib dan Kid) 2. Sepatu pria (Man) 3. Sepatu wanita (Woman) Karena banyaknya jenis dan berbagai macam produk sepatu olahraga yang dihasilkan oleh Perusahaan ini. Maka penulis mengkhususkan melakukan penelitian pada salah satu dari produk yang dihasilkannya. Produk dari perusahaan yang dijadikan sample penelitian adalah sepatu olahraga khusus para pria. 4.6 Penentuan Standar Kualitas Produk Sepatu Olahraga (Sport Shoes) Standar kualitas produk yang diterapkan oleh PT. Shyang Yao Fung terdiri dari tiga tahapan utama yaitu standar kualitas utama bahan baku, standar kualitas dalam proses produk, dan standar kualitas produk jadi Standar Kualitas Bahan Baku Bahan baku merupakan komponen utama yang digunakan dalam pembuatan produk dalam kegiatan produksi. Tanpa bahan baku atau bahan utama maka proses produksi tidak dapat dilakukan. Bahan baku dasar yang digunakan untuk menghasilkan sepatu olahraga pria adalah kulit (kulit kambing dan kulit sapi) dan sintetis (PVC yang mengandung campuran plastik dan PU yang mengandung karet). Dan bahan-bahan pendukung lainnya seprti benang jahit, lem, kain atau plastik, sol, pengeras, shoe last, karet, tali sepatu, sponge atau busa, dan ornament.
14 Standar Kualitas dalam Proses Produksi Penetapan Standar Kualitas dalam Proses Produksi bertujuan untuk memastikan bahwa proses produksi berjalan sesuai dengan prosedur atau terkendali sehingga apabila terjadi penyimpangan dalam proses produksi segera dilakukan tindakan perbaikan Standar Kualitas Produk Jadi Penetapan standar kualitas produk jadi merupakan suatu prosedur perusahaan untuk memastikan bahwa kualitas produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan. Penetapan standar kualitas produk ditunjukkan untuk memuaskan selera dan keinginan konsumen dengan mencegah agar produk yang tidak memenuhi standar kualitas tidak sampai ke tangan konsumen. Standar kualitas produk jadi yang ditetapkan oleh perusahaan adalah : Produk tidak kotor. Ukuran sepatu sesuai dengan pasangannya. Jahitan pada produk tidak mengalami kecacatan. Tidak terdapat lem yang berlebih pada produk. Upper dengan sol dapat merekat dengan baik. 4.7 Pelaksanaan Pengawasan Pengendalian Kualitas Produk Sepatu Olahraga (Sport Shoes) Pengawasan kualitas pada suatu perusahaan manufaktur merupakan suatu hal yang harus dilakukan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan
15 69 standar kualitas dan keinginan konsumen sehingga nama perusahaan akan tetap baik dimata para konsumennya. Dengan adanya pengawasan terhadap kualitas produk, maka perusahaan dapat mendeteksi dan mengetahui adanya penyimpangan yang terjadi terhadap produk yang telah dihasilkan sehingga produk yang menyimpang dari kualitas standar tidak sampai ke tangan konsumen yang nantinya akan membuat image perusahaan menjadi buruk. Meskipun kegiatan proses produksi telah dilaksanakan dan direncanakan dengan baik, akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan terjadinya hal-hal yang dapat menyebabkan penyimpangan terhadap kualitas produk Pengawasan Kualitas Bahan Baku Setiap perusahaan dalam menghasilkan suatu produk selalu menggunakan bahan baku sebagai bahan dasar pembuatan produk. Jadi bahan baku sangat mempengaruhi kualitas dari produk akhir perusahaan. Perusahaan melakukan pengawasan terhadap kualitas bahan baku agar bahan baku yang dipakai dalam proses produksi memenuhi standar kualitas yang telah ditentukan. a. Seleksi pemasok sumber bahan baku Menyeleksi sumber bahan baku merupakan langkah awal yang penting dalam melakukan pengwasan kualitas, karena dengan melakukan penyeleksian bahan baku perusahaan dapat mengetahui kualitas dari bahan baku yang ditawarkan, waktu pengiriman, serta harga yang ditawarkan oleh pemasok. Seperti harga bahan baku yang lebih murah dibandingkan dengan harga pemasok lainnya, perusahaan pemasok mau menerima return bahan baku jika terdapat adanya cacat pada bahan baku,
16 70 Perusahaan pemasok sudah mempunyai image sebagai perusahaan pemasok yang cukup handal dalam menyediakan bahan baku secara berlanjut dalam jangka waktu yang panjang. b. Pemeliharaan gudang penyimpanan Perusahaan perlu melakukan pemeliharaan pada gudang serta memenuhi fasilitas yang dibutuhkan dalam penyimpanan bahan baku agar bahan baku yang disimpan tersebut tidak rusak dalam jangka waktu tertentu. Gudang penyimpanan bahan baku dan hasil produksi selalu dijaga kondisinya agar tetap bersih dan tidak bocor sewaktu hujan Pengawasan Kualitas Proses Produksi Proses produksi merupakan bagian terpenting bagi perusahaan manufaktur, oleh karena itu pengawasan kualitas pada proses produksi sangat penting dilakukan agar dapat menghasilkan produk yang memenuhi standar kualitas yang diterapkan oleh perusahaan Pengawasan Kualitas Produk Jadi Pengawasan kualitas yang dilakukan pada produk jadi merupakan upaya terakhir yang dilakukan oleh perusahaan untuk memeriksa ulang apabila terdapat produk cacat yang lolos dari pengamatan pengawas selama proses produksi dan memastikan apakah produk yang dihasilkan telah memenuhi standar kuailtas yang ditetapkan sehingga layak untuk dikirim kepada pelanggan. Pemeriksaan produk akhir dilakukan oleh bagian quality control, yang melakukan pengamatan langsung pada hasil akhir dari proses produksi
17 71 apakah hasil akhir tersebut sesuai dengan standar kualitas atau tidak. Jika ternyata sesuai dengan standar kualitas, maka segera dilakukan packaging agar tampak lebih teratur dan rapi, Dan setelah itu produk jadi dikirim langsung ke konsumen atau disimpan terlebih dahulu di gudang penyimpanan. Akan tetapi jika pada produk jadi ada yang tidak memenuhi standar kualitas, maka produk itu disebut sebagai produk cacat. 4.8 Analisis Data Pada tahap ini, data-data yang didapat selama masa observasi di PT. Shyang Yao Fung kemudian dilanjutkan dengan melakukan perhitungan menggunakan metode SPC (Statistical Process Control) atau metode seven tools, yaitu diagram alir, lembar periksa, diagram pareto, diagram batang, diagram tebar, peta kontrol atau peta kendali, diagram sebab-akibat Diagram Alir/Diagram Proses (Process Flow Chart) Aliran proses produksi pada PT. Shyang Yao Fung untuk menghasilkan produk sepatu olahraga pria ditunjukkan dengan gambar seperti dibawah ini :
18 72 Bahan Baku Mendesain Cutting Penyablonan atau Pemberian Merek Sewing atau Stitching Pengabungan Upper dengan Buttom Foming atau Pengepresan Finishing atau Inspeksi Packaging Gambar 4.2 Aliran Proses Produksi Sepatu Olahraga Pria Sumber : PT. Shyang Yao Fung, Desember 2012
19 73 Penjelasan mengenai proses produksi pembuatan sepatu olahraga pria dijelaskan sebagai berikut : 1. Proses mendesain sepatu olahraga Pada proses ini yang diperhatikan adalah bentuk dari komponen upper (bagian atas sepatu) dan buttom (bagian alas sepatu) karena kedua bagian tersebut saling berkaitan erat satu dengan yang lain sehingga jika kedua komponen digabung, maka akan menghasilkan sepatu yang sesuai dengan keinginan konsumen. Model yang mengikuti perkembangan jaman dan modis adalah desain yang sangat menarik dan desainnya yang diminati oleh konsumen, terutama golongan muda. Selain itu pemilik bahan-bahan yang akan digunakan untuk pembuatan sepatu juga sangat berpengaruh terutama pada perpaduan warna dan motif dari bahan yang digunakan. 2. Proses Cutting Pada tahap ini, terhadap beberapa proses yaitu memotong bahan utama dan bahan pendukung menjadi komponen-komponen upper dan buttom. Pemotongan ini harus sesuai dengan keadaan bahan yang akan digunakan sebab masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan sangat bergantung pada bahan dasarnya, apakah bahan bakunya terbuat dari kulit atau sintesis. Sedangkan untuk komponen buttom digunakan bahan baku sponge. Komponen-komponen tersebut dibawa ke bagian marking untuk dibuat tanda/pola untuk di cutting atau ditempel. Komponen upper yang ditandai, dibawa ke bagian skiving untuk
20 ditipiskan agar pada saat ditempel, tebal permukaan menjadi rata. Setelah pola telah dibuat, maka dilakukan proses pemotongan di mesin pon Proses sablon dan pemberian merk Komponen Upper dibawa ke bagian ini untuk dicetak jenis atau item kulitnya. Hal ini dilakukan untuk mempermudah langkah kerja selanjutnya agar dapat mencocokan warna kulit saat merajut menjadi kesatuan upper. Sehingga dapat memasangkan sepatu dengan bahan dan warna yang sama. Sebelum kulit alas sepatu ditempel pada spon dan kulit yang telah dipotong, terlebih dahulu kulit alas diberi cap merk dengan mesin cetak merk. 4. Proses sewing/stitching Pada bagian ini, komponen-komponen bagian upper dirakit menjadi satuan upper dengan cara ditempel, ditekuk dan dijahit agar lebih menambah kekuatan rekat antara komponen yang satu dengan yang lain. Untuk bagian diberi merk selanjutnya ditempel dan disatukan dengan sponge yang telah di cutting dan komponen-komponen alas sepatu lainnya. Selanjutnya dijahit bagian pinggirnya agar lebih kuat. Pada bagian jahit, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu tebal-tipisnya jarum dan benang yang digunakan untuk berbagai jenis kulit. Untuk model-model tertentu, digunakan jahitan benang sebagai aksesoris. Pada proses sewing ini, jahitan harus rapi sekali, karena mempengaruhi nilai estetika dan nilai jual dari sepatu tersebut.
21 75 5. Proses penggabungan bagian upper dan buttom Komponen-komponen upper dan buttom yang telah melewati proses sewing kemudian disatukan dengan cara ditempel dengan menggunakan lem. Dalam proses pengeleman ini sangat penting dan operator yang ditempatkan pada bagian ini harus yang berpengalaman agar hasil pengeleman rapi dan rata. 6. Proses Forming (Pengepresan Sepatu) Setelah itu, sepatu dioven dalam mesin oven. Umumnya dengan suhu 75 C dan selama 20 menit, tetapi untuk bahan baku dan jenis kulit tertentu suhu dan waktunya dapat disesuaikan. Setelah dioven, sepatu yang telah disatukan dengan sol ini di press dengan menggunakan mesin press. Proses ini dilakukan dengan tujuan agar lem dapat merekatkan upper (bagian atas sepatu) dengan bagian sol. 7. Inspeksi dan Finishing Untuk menghasilkan sepatu atau alas kaki dengan ukuran yang pas atau sesuai, maka pada tahap ini dilakukan inspeksi. Pengepasan ukuran bagian atas dan bawah sepatu yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang memiliki berbagai ukuran. Pengepasan ini dilakukan dengan benar-benar teliti. Karena jika ternyata ukurannya tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka sepatu harus dikerjakan ulang. Pemeriksaan dilakukan secara manual satu persatu oleh para pekerja. Jika ditemukan cacat pada sepatu, maka akan dikembalikan ke bagian
22 76 pembuatan sepatu. Sebaliknya, jika tidak ditemukan cacat pada sepatu selanjutnya dibawa ke bagian finishing. Di bagian ini sepatu dibersihkan dari lem-lem dan menghilangkan benang-benang yang panjang dari hasil jahitan dengan cara di blower yaitu mesin yang mengeluarkan panas. Kemudian bagian tepi sepatu akan dilapisi cat yang berwarna sesuai dengan sepatu untuk menutupi sisa-sisa lem. 8. Packaging Sepatu yang sudah jadi kemudian dikemas dengan ukuran dan pasangannya masing-masing kemudian dimasukan ke dalam kardus atau kotak sepatu Lembar Periksa (Check Sheet) Lembar Periksa untuk Produk Sepatu Olahraga Pria Periode Januari - Desember 2011 Berikut ini lembar periksa untuk produk sepatu olahraga periode Januari- Desember 2011 adalah sebagai berikut :
23 77 Tabel 4.1 Jenis cacat, jumlah cacat, dan jumlah produksi pada produk sepatu olahraga pria (Persatuan) Periode Januari Desember 2011 Upper dengan sol kurang merekat Pengeleman kurang rapi Ukuran tidak sesuai Jahitan kurang rapi Total Cacat Total Produksi Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Sumber : PT. Shyang Yao Fung
24 Lembar Periksa untuk Produk Sepatu Olahraga Pria Periode Januari Desember 2012 Berikut ini lembar periksa untuk produk sepatu olahraga periode Januari Desember 2012 adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Jenis cacat, jumlah cacat, dan jumlah produksi pada produk sepatu olahraga pria (Persatuan) Periode Januari Desember 2012 Upper dengan sol kurang merekat Pengeleman kurang rapi Ukuran tidak sesuai Jahitan kurang rapi Total Cacat Total Produksi Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Sumber : PT. Shyang Yao Fung
25 Diagram Pareto (Pareto Analysis) Membuat Diagram Pareto Untuk Produk Sepatu Olahraga Periode Berikut ini merupakan tabel jenis cacat dan jumlah cacat untuk produk sepatu olahraga periode yaitu sebagai berikut : Tabel 4.3 Data jenis cacat dan jumlah cacat pada produk sepatu olahraga pria (Persatuan) Periode Jenis Cacat Jumlah Cacat Upper dengan sol kurang merekat 4704 Pengeleman kurang rapi 4182 Ukuran tidak sesuai 2673 Jahitan kurang rapi 1449 Jumlah Sumber : PT. Shyang Yao Fung Dari tabel diatas, maka didapatkan data untuk persentase cacat dan persentase kumulatif untuk produk sepatu olahraga adalah sebagai berikut :
26 80 Tabel 4.4 Data jenis cacat, jumlah cacat, persentase cacat, dan persentase kumulatif pada produk sepatu olahraga Periode Jenis cacat Jumlah Cacat Persentase Cacat (%) Persentase Kumulatif (%) Upper dengan sol kurang merekat Pengeleman kurang rapi Ukuran tidak sesuai Jahitan kurang rapi Jumlah Sumber : PT. Shyang Yao Fung dan hasil analisis data, Januari 2013 Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah diagram paretonya. Dan menghasilkan sebuah diagram pareto seperti dibawah ini :
27 81 Gambar 4.3 Diagram Pareto untuk Sepatu Olahraga Pria Sumber : Hasil analisis data, Januari 2013 Pada diagram diatas, terlihat jelas bahwa karakteristik kualitas yang terbanyak menghasilkan produk selama periode ada pada cacat dengan jenis upper dengan sol kurang merekat yaitu sebanyak 4704 satuan atau sebesar %. Kemudian diikuti cacat dengan jenis pengeleman kurang rapi sebanyak 4182 satuan atau seebesar 32.15, ukuran tidak sesuai sebanyak 2673 satuan atau sebesar %, dan jahitan kurang rapi sebanyak 1449 satuan atau sebesar %.
28 Diagram Batang (Histogram) Membuat Diagram Batang Untuk Sepatu Olahraga Periode Berikut ini merupakan tabel jumlah produksi dan jumlah cacat untuk produk sepatu olahraga periode yaitu sebagai berikut : Tabel 4.5 Data jumlah produksi dan jumlah cacat pada produk sepatu olahraga pria (Persatuan) Periode No Periode Jumlah Sepatu Olahraga yang diproduksi Jumlah Cacat 1 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
29 No Periode Jumlah Sepatu Olahraga yang diproduksi Jumlah Cacat Juli Agustus September Oktober November Desember TOTAL Sumber : PT. Shyang Yao Fung Berdasarkan dari jumlah cacat (persatuan) diatas, maka harus dihitung besarnya range, banyaknya kelas interval, interval kelas, batas kelas serta kelas agar dapat membuat diagram batangnya. Besarnya range dihitung dengan rumus : R = = (nilai terbesar nilai terkecil) R = R = 538 Banyaknya Kelas Interval dihitung dengan rumus : K = log n K = log 24 K = = 5
30 84 Interval kelas dihitung dengan rumus : L = = L = = Batas kelas dihitung dengan rumus : Batas kelas = (Nilai Terkecil x ½ x Unit Pengukuran) Batas kelas = (272 ½ x 0.01) Batas kelas = = 272 Jadi, Batas kelas pertama : Batas Bawah = 272 Batas Atas = (interval kelas) = Batas kelas kedua : Batas Bawah = Batas Atas = = 487.2
31 85 Batas kelas ketiga : Batas Bawah = Batas Atas = = Batas kelas keempat : Batas Bawah = Batas Atas = = Batas kelas kelima : Batas Bawah = Batas Atas = = 810 Nilai tengah kelas dihitung dengan rumus : Nilai tengah = Jadi, Nilai tengah kelas pertama = = 325.8
32 86 Nilai tengah kelas kedua = = Nilai tengah kelas ketiga = = 541 Nilai tengah kelas keempat = = Nilai tengah kelas kelima = = Berdasarkan perhitungan diatas, maka diperoleh tabel sebagai berikut: Tabel 4.6 Frekuensi Hipotesis Jumlah Cacat Pada Produk Sepatu Olahraga Periode Batas Kelas Cacat (Persatuan) Nilai Tengah Frekuensi Jumlah 24 Sumber : Hasil analsis data, Januari 2013
33 Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah diagram batang seperti dibawah ini : 87 Gambar 4.4 Diagram Batang untuk Sepatu Olahraga Pria Sumber : Hasil analisis data, Januari 2013 Dari gambar diatas terlihat bahwa frekuensi terbesar terdapat pada nilai tengah 541 atau pada kelas interval Sedangkan frekuensi terendah terdapat pada nilai tengah atau pada kelas interval Diagram Tebar (Scatter Diagram) Diagram tebar digunakan untuk mengetahui kuatnya hubungan antara dua variabel. Dalam hal ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dua variabel, yaitu variabel banyaknya jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat selama periode dengan variabel jumlah produk cacat yang terjadi pada proses pembuatan atau produksi sepatu olahraga periode
34 88 Berikut ini merupakan tabel jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat dan jumlah produk cacat yang terjadi pada proses pembuatan atau produksi sepatu olahraga periode yaitu sebagai berikut : Tabel 4.7 Data jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat dan jumlah cacat pada produk sepatu olahraga pria (Persatuan) Periode No. Periode Upper dengan sol kurang merekat Jumlah Cacat 1 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
35 No. Periode Upper dengan sol kurang merekat Jumlah Cacat Oktober November Desember TOTAL Sumber : PT. Shyang Yao Fung Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah diagram tebar seperti dibawah ini: Gambar 4.5 Diagram tebar jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat dengan jumlah cacat pada produk untuk Sepatu Olahraga Pria Sumber : Hasil analisis data, Januari 2013
36 90 Dari gambar diatas menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara banyaknya jumlah produk sepatu olahraga yang cacat pada proses produksi dengan banyaknya jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat periode Dari gambar terlihat bahwa dua variabel tersebut mempunyai hubungan yang bersifat positif atau berkorelasi positif. Karena nilai-nilai yang besar dari variabel x berhubungan dengan nilai-nilai yang besar dari variabel y Peta Kontrol atau Bagan Kendali (Control Chart) Membuat Peta Kendali p untuk Sepatu Olahraga Bagi Pria Periode Berikut ini merupakan tabel jumlah produksi dan jumlah cacat untuk produk sepatu olahraga bagi pria periode Januari Desember 2011 yaitu sebagai berikut : Tabel 4.8 Data jumlah produksi dan jumlah cacat pada produk sepatu bagi pria (Persatuan) Periode Januari Desember 2011 No. Periode Jumlah sepatu olahraga yang Jumlah Cacat diproduksi 1 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
37 91 Tabel 4.8 Data jumlah produksi dan jumlah cacat pada produk sepatu bagi pria (Persatuan) Periode Januari Desember 2011 (Lanjutan) No. Periode Jumlah sepatu olahraga yang diproduksi Jumlah Cacat 10 Oktober November Desember TOTAL Sumber : PT. Shyang Yao Fung Berdasarkan tabel diatas, untuk membuat peta kendali p maka harus menghitung besarnya proporsi cacat, CL (Central Line), UCL (Upper Control Limit), dan LCL (Lower Control Limit). Proporsi cacat dihitung dengan rumus : p bar = p bar = = Bulan Januari p bar = = Bulan Februari p bar = = Bulan Maret p bar = = Bulan April
38 92 p bar = = Bulan Mei p bar = = Bulan Juni Dan seterusnya. Nilai CL dihitung dengan rumus : CL = p bar = CL = CL = Nilai CL sebesar yang berarti CL adalah rata-rata proporsi cacat yang merupakan batas tengah peta kendali p. Nilai UCL dihitung dengan rumus : UCL = CL + 3 UCL = CL + 3 UCL = UCL = Bulan Januari
39 93 UCL = UCL = Bulan Februari UCL = UCL = Bulan Maret UCL = UCL = Bulan April UCL = UCL = Bulan Mei UCL = UCL = Bulan Juni Dan seterusnya. Nilai LCL dihitung dengan rumus : LCL = CL - 3 LCL = CL - 3
40 94 LCL = LCL = Bulan Januari LCL = LCL = Bulan Februari LCL = LCL = Bulan Maret LCL = LCL = Bulan April LCL = LCL = Bulan Mei LCL = LCL = Bulan Juni Dan seterusnya.
41 95 Berdasarkan perhitungan diatas, maka dibuatlah tabel hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL dan LCL untuk sepatu olahraga bagi pria periode Januari Desember 2011 sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL dan LCL pada produk sepatu olahraga untuk pria (Persatuan) Periode Januari Desember 2011 No. Periode Jumlah sepatu olahraga yang diproduksi Jumlah Cacat Proporsi Cacat CL UCL LCL 1 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember TOTAL Sumber : Hasil analisis data, Januari 2013
42 96 Berikut ini merupakan tabel jumlah produksi dan jumlah cacat untuk produk sepatu olahraga bagi pria periode Januari Desember 2012 yaitu sebagai berikut : Tabel 4.10 Data jumlah produksi dan jumlah cacat pada produk sepatu olahraga bagi pria (Persatuan) Periode Januari Desember 2012 No. Periode Jumlah sepatu olahraga yang diproduksi Jumlah Cacat 1 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember TOTAL Sumber : PT. Shyang Yao Fung Berdasarkan tabel diatas, untuk membuat peta kendali p maka harus menghitung besarnya proporsi cacat, CL (Central Line), UCL (Upper Control Limit), dan LCL (Lower Control Limit).
43 97 Proporsi cacat dihitung dengan rumus : p bar = p bar = = Bulan Januari p bar = = Bulan Februari p bar = = Bulan Maret p bar = = Bulan April p bar = = Bulan Mei p bar = = Bulan Juni Dan seterusnya. Nilai CL dihitung dengan rumus : CL = p-bar = CL = CL = Nilai CL sebesar yang berarti CL adalah rata-rata proporsi cacat yang merupakan batas tengah peta kendali p.
44 Nilai UCL dihitung dengan rumus : 98 UCL = CL + 3 UCL = CL + 3 UCL = UCL = Bulan Januari UCL = UCL = Bulan Februari UCL = UCL = Bulan Maret UCL = UCL = Bulan April UCL = UCL = Bulan Mei
45 99 UCL = UCL = Bulan Juni Dan seterusnya. Nilai LCL dihitung dengan rumus : LCL = CL - 3 LCL = CL - 3 LCL = LCL = Bulan Januari LCL = LCL = Bulan Februari LCL = LCL = Bulan Maret LCL = LCL = Bulan April
46 100 LCL = LCL = Bulan Mei LCL = LCL = Bulan Juni Dan seterusnya. Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat dibuatlah tabel hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL dan LCL untuk sepatu olahraga bagi pria periode Januari Desember 2012 adalah sebagai berikut : Tabel 4.11 Hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL dan LCL pada produk sepatu olahraga untuk pria (Persatuan) Periode Januari - Desember 2012 No. Periode Jumlah sepatu olahraga yang diproduksi Jumlah Cacat Proporsi Cacat CL UCL LCL 1 Januari Februari Maret April Mei Juni
47 101 Tabel 4.11 Hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL dan LCL pada produk sepatu olahraga untuk pria (Persatuan) Periode Januari - Desember 2012 (Lanjutan) No. Periode Jumlah sepatu olahraga yang diproduksi Jumlah Cacat Proporsi Cacat CL UCL LCL 7 Juli Agustus September Oktober November Desember TOTAL Sumber: Hasil analisis data, Januari 2013 Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah tabel hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL, dan LCL untuk sepatu olahraga bagi pria periode adalah sebagai berikut :
48 102 Tabel 4.12 Hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL, LCL pada produk sepatu olahraga pria (Persatuan) Periode Januari Desember 2012 No. Periode Jumlah sepatu Jumlah Proporsi CL UCL LCL olahraga yang Cacat Cacat diproduksi 1 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei
49 103 Tabel 4.12 Hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL, LCL pada produk sepatu olahraga pria (Persatuan) Periode Januari Desember 2012 (Lanjutan) No. Periode Jumlah sepatu Jumlah Proporsi CL UCL LCL olahraga yang Cacat Cacat diproduksi 18 Juni Juli Agustus September Oktober November Desember TOTAL Sumber : Hasil analisis data, Januari 2013 Berdasarkan tabel hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL dan LCL diatas, maka diperoleh peta kendali p untuk sepatu olahraga pria periode adalah sebagai berikut :
50 104 Rata-rata P ( ) LCL ( ) UCL ( ) P Gambar 4.6 Peta Kendali p untuk Sepatu Olahraga Pria Periode Sumber : Hasil analisis data, Januari Diagram Sebab-Akibat (Cause-and-Effect Diagram) Dari diagram pareto telah diketahui empat jenis cacat pada proses produksi sepatu olahraga untuk pria. Jenis-jenis cacat tersebut antara lain adalah upper dengan sol kurang merekat, pengeleman kurang rapi, ukuran tidak sesuai dan jahitan kurang rapi. Ada lima faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap cacatnya pada suatu produk antara lain : manusia, mesin, bahan baku, metode kerja dan lingkungan kerja.
51 Faktor-faktor penyebab terjadinya upper dengan sol kurang merekat Gambar 4.7 Diagram sebab-akibat untuk faktor-faktor penyebab terjadinya upper dengan sol kurang merekat. Sumber : PT. Shyang Yao Fung dan Hasil analisis data, Januari Manusia Penempatan sepatu yang kurang pas Dalam hal ini karyawan terlalu terburu-buru dalam melakukan penempatan sepatu pada mesin press sehingga penempatan yang terjadi tidak pada posisi yang pas.
52 106 Pengaturan suhu dan waktu yang tidak sesuai Umumnya suhu dan waktu yang diperlukan untuk melakukan pemanasan adalah 75 C dan 20 menit, dan pengaturan ini tergantung dengan bahan baku dari jenis kulit yang dipergunakan, untuk mendapatkan pengeringan lem yang sempurna. Kelalaian dalam pengaturan pemanasan ini menyebabkan kondisi upper dan sol kurang merekat dengan baik. Kebersihan pada saat pengamplasan Untuk mendapatkan hasil pengeleman yang baik, pengamplasan pada bagian upper yang kasar dan kotor harus dilakukan dengan teliti. Karena dilakukan oleh mesin yang sederhana, maka ketelitian manusia sangat berpengaruh besar. 2. Bahan Baku Kualitas lem berkurang Hal ini dikarenakan : Tempat lem ditutup kurang rapat Tempat lem harus ditutup dengan rapat, agar sisa lem tidak mengeras sehingga mutu kerekatan lem tidak berkurang. Kelalaian manusia
53 107 Pada saat pengambilan lem harus menggunakan alat yang bersih, sehingga lem tidak tercampur dengan debu dan kotoran. 3. Mesin Perawatan mesin tidak teratur Dengan tidak dilakukannya perawatan mesin secara berkala, maka kondisi mesin akan mengalami penurunan kinerja. 4. Metode Kerja Proses pengepresan yang tidak akurat Pengunaan mesin oven yang masih manual dalam penyesuaian suhu dan waktu untuk setiap jenis kulit sepatu berbeda, maka dapat menyebabkan kesalahan pada saat menentukan pengaturan suhu dan waktu. Yang selanjutnya mempengaruhi proses pengepressan upper dan sol tidak merekat dengan baik.
54 Faktor-faktor penyebab terjadinya pengeleman kurang rapi Gambar 4.8 Diagram sebab-akibat untuk faktor-faktor penyebab terjadinya pengeleman kurang rapi Sumber : PT. Shyang Yao Fung dan Hasil analisis data, Januari Manusia Pemberian lem tidak ada standar baku Karena pemberian lem dilakukan secara manual oleh manusia maka lem dapat diolesi terlalu banyak atau sebaliknya. Hal ini menyebabkan pengeleman pada sepatu menjadi kurang rapi. 2. Bahan Baku Kualitas lem berkurang
55 Hal ini dikarenakan : 109 Tempat lem ditutup kurang rapat Tempat lem harus ditutup dengan rapat, agar sisa lem tidak mengeras sehingga mutu kerekatan lem tidak berkurang. Ketelitian manusia Pada saat pengambilan lem harus menggunakan alat yang bersih, sehingga lem tidak tercampur dengan debu dan kotoran. 3. Metode Kerja Adanya pemesanan dalam jumlah besar Kadang kala adanya permintaan dari konsumen dalam jumlah yang besar sehingga karyawan mengerjakannya dengan mengejar target waktu dan terburu-buru dalam mengerjakan sehingga menimbulkan dampak pekerjaan menjadi kurang rapi. 4. Lingkungan Kerja Ventilasi ruangan kurang Ventilasi ruangan yang dipakai pada bagian pengeleman kurang, sehingga bau lem tidak mengalami pertukaran udara. Hal ini sangat mempengaruhi kondisi para pekerja (pusing, mata perih, dll).
56 Faktor-faktor penyebab terjadinya ukuran tidak sesuai Gambar 4.9 Diagram sebab akibat untuk faktor-faktor penyebab terjadinya ukuran tidak sesuai Sumber : PT. Shyang Yao Fung dan hasil analisis data, Januari Manusia Ketelitian dalam pemotongan pola Dalam hal ini ketelitian pada saat pemotongan pola harus benar-benar akurat antara komponen upper dengan buttom sehingga didapatkan ukuran sepatu yang tepat.
57 Bahan Baku Jenis karet sol Dalam hal ini kualitas keras dan lembutnya jenis karet sol sepatu sangat berpengaruh dalam pemotongan. Jenis spons Dalam hal ini kualitas keras dan lembutnya jenis spons yang dipergunakan juga sangat berpengaruh dalam pemotongan. 3. Mesin Perawatan pisau mesin Dengan tidak dilakukannya perawatan pisau mesin secara berkala, sehingga pisau mesin menjadi kurang tajam. Hal ini menyebabkan pemotongan menjadi kurang sempurna.
58 Faktor-faktor penyebab terjadinya jahitan kurang rapi Gambar 4.10 Diagram sebab-akibat untuk faktor-faktor penyebab terjadinya jahitan kurang rapi Sumber : PT. Shyang Yao Fung dan Hasil analisis data, Januari Manusia Kesalahan pemilihan atau pemasangan jarum dan benang Dalam hal ini kadang terjadi kesalahan dalam pemilihan dan pemasangan jarum dan benang dengan jenis kulit sepatu yang akan dijahit.
59 2. Mesin 113 Perawatan mesin tidak teratur Dengan tidak dilakukannya perawatan mesin secara berkala, maka kondisi mesin akan mengalami penurunan kinerja. Tebal atau tipis jarum tidak sesuai Jenis kulit sepatu sangat berpengaruh dengan tebal atau tipisnya jarum yang akan digunakan dalam proses penjahitan. Untuk mendapatkan hasil yang rapi. 3. Bahan Baku Benang tidak sesuai Ukuran dan warna benang harus disesuaikan dengan jenis kulit sepatu, karena mempengaruhi motif sepatu tersebut.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry garmen, dimana perusahaan memproduksi kemeja pria dewasa. Bahan dasar untuk produksi
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN & SARAN
BAB 5 SIMPULAN & SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian, pengolahan data dan analisa yang sudah dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulan sebagai berikut : 1. Jenis kecacatan yang terdapat pada proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Jenis penelitian yang digunakan untuk membahas dan menganalisis data dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di
41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi alluminium extrusion di Jakarta. Perusahaan ini berkantor di JL. Palmerah
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEPATU DAN SANDAL WANITA DENGAN METODE SPC (STATISTICAL PROCESS CONTROL) PADA PT.
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEPATU DAN SANDAL WANITA DENGAN METODE SPC (STATISTICAL PROCESS CONTROL) PADA PT. GRAMIDO SKRIPSI Oleh : Chrestella - 0900794800 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar nasional maupun di pasar internasional. Meningkatnya persaingan bisnis
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Mengidentifikasi jenis kecacatan atau kerusakan yang terdapat pada proses pembuatan sepatu atau sandal
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA
23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan
BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan pembuatan celana jeans yang ditujukan untuk pasaran lokal. Lokasi pabrik tersebut
Lebih terperinciABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin
Lebih terperinci7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016
7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam keahliannya dalam mengubah/merakit suatu bahan baku menjadi bahan jadi (perakitan suatu
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
40 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan National Garment merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan barang fashion seperti kaos,kemeja,celana,jaket
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
35 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode dasar analisis deskriptif analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2014 ISSN
Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Profil Perusahaan. 4.1.1 Gambaran Umum PT. Vigano Cipta Perdana. PT. Vigano Cipta Perdana merupakan perseroan terbatas yang terletak di jalan Kebon Pala No. 67E Jakarta Utara,
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEPATU OLAHRAGA PRIA BERMEREK ADIDAS PADA PT. SHYANG YAO FUNG (SHYANG SIN BAO GROUP COMPANY)
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEPATU OLAHRAGA PRIA BERMEREK ADIDAS PADA PT. SHYANG YAO FUNG (SHYANG SIN BAO GROUP COMPANY) Marshelia Mayangsari Jl. Raya Narogong, KM.7 No.45 Bojong Menteng RT.01/
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2010:4) manajemen operasi (Operation Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA
USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. M Irfan Shoes ini merupakan milik Bapak Zul, sebelum membangun usaha ini pak Zul bekerja sebagai karyawan biasa di perusahaan orang lain. Pada
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. M Irfan Shoes didirikan oleh Bapak Zul sejak tahun 1998. Pada mulanya bapak Zul hanyalah seorang karyawan biasa yang bekerja membuat sepatu di
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang
Lebih terperinciKata kunci: Daya Saing, Peningkatan Kualitas yang Berkesinambungan, Kualitas Produk, Kapabilitas Proses (Cp), Indeks Kinerja Kane (Cpk)
PENINGKATAN DAYA SAING PENGRAJIN INDUSTRI KECIL RUMAH TANGGA PEDESAAN DI KABUPATEN SIDOARJO MELALUI PENINGKATAN KUALITAS YANG BERKESINAMBUNGAN Erni Puspanantasari Putri Teknik, UNTAG Surabaya e-mail: Nantasari@yahoo.co.id
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION
PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION MEDIA ASMAJAYA DAN HARI MOEKTIWIBOWO Program Studi S1 Teknik Industri, Universitas
Lebih terperinciABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Sejarah Umum Perusahaan PT Tirta Agung Wijaya (TAW) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan air minum dalam kemasan (AMDK). Dimulai pada
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
51 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana cara kerja sistem pengendalian kualitas yang dilakukan pada saat paling awal yaitu mulai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Banyaknya perusahaan di era globalisasi memicu keberadaan produk lokal dan nasional tidak akan luput dari tuntutan persaingan, selain itu juga mempunyai peluang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Ocean Centra Furnindo PT. Ocean Centra Furnindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur khususnya industri spring bed. Tempat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan
Lebih terperinci2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang
27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Munculnya era globalisasi menyebabkan terjadinya perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada bidang ekonomi. Perkembangan yang terjadi dalam bidang ekonomi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.
Lebih terperinciSTATISTICAL PROCESS CONTROL
STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di CV.Mabar Karya Utama Medan yang berada di Jl. Mabar. Penelitian ini dimulai dari tanggal 08 Agustus 013 sampai tanggal
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan tentang pengendalian kualitas produk dus dan paper bag di CV. Yogyakartas,
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SPC PADA PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES
Universitas Bina Nusantara Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 - Semester Ganjil tahun 2006 / 2007 ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SPC PADA PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Perusahaan PT. Carvil Abadi adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pembuatan sepatu dan sandal yang mulai berdiri pada bulan
Lebih terperinciStatistical Process Control
Natasya Christy Mukuan 1701344251 LD21 Statistical Process Control Sejarah Statistical Process Control (SPC) Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Hasil Perhitungan Jam Ke- CTQ of Out Sol Manufacture it) n it) si (p in g . P efect (p Isi ersize - T
L46 LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan selama melakukan observasi di PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini antara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. PT.Ricky Putra Globalindo merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang
20 BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Pengumpulan Data 2.1.1 Sejarah Umum Perusahaan PT.Ricky Putra Globalindo merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan pakaian dalam. Pakaian dalam yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. persaingan yang sangat tinggi antara pelaku industri dalam meraih pasar yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bebas ini, banyak sekali industri yang memiliki hasil produksi yang sama antara satu dengan yang lainnya. Hal ini menimbulkan tingkat persaingan
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
Lebih terperinciANALYSIS PROPOSAL OF PRODUCT QUALITY CONTROL ON WALLET USING (SPC) STATISCAL PROCESS CONTROL METHOD ON CV CARDINA
1 ANALYSIS PROPOSAL OF PRODUCT QUALITY CONTROL ON WALLET USING (SPC) STATISCAL PROCESS CONTROL METHOD ON CV CARDINA Denito Avisenna Bina Nusantara University, JL Raya Kebon Jeruk, Jakarta, Indonesia, denito99@hotmail.com
Lebih terperinci3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Histogram Histogram pada tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi peluang cacat, membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream 30gr dan Lightening
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.. Sejarah Perusahaan PT. Sarana Panen Perkasa merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang produksi alat-alat pertanian terkhususnya perkebunan kelapa sawit.
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DATA
BAB III PENGUMPULAN DATA 3. FASE PENDEFINISIAN 3.. Sekilas tentang Perusahaan PT Batman Kencana merupakan perusahaan manufaktur nasional yang bergerak di bidang produksi balon dan permen. Jenis produk
Lebih terperinciPenurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)
Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Debora Anne Y. A., Desy Gunawan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum PT. Parkland Word Mayong Jepara 1. Data Umum PT. Parkland Word Mayong Jepara PT. Parkland Word Mayong Jepara, merupakan suatu perusahaan yang bergerak
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Botol Kemasan Sabun Lifebuoy Bahan baku utama untuk pembuatan botol kemasan sabun lifebuoy adalah biji plastik berwarna putih yang sudah memenuhi standar
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Lampiran I : Uraian Tugas dan Tanggung Jawab PT. Sinar Makmur 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PT. MAHOGANY LESTARI 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Ketatnya persaingan dalam usaha textil akhir-akhir ini membuat banyak perusahaan textil bekerja keras untuk bertahan dalam persaingan. Faktor kualitas menjadi point yang paling diperhatikan agar
Lebih terperinciLAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 1. SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi Tujuan : Untuk mempermudah dalam melakukan setting mesin. Dan memastikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian di PT. Dwi Naga Sakti Abadi yang beralamat di jalan Daan Mogot Km.19 No.36, Jurumudi-Batuceper
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Pengetahuan, teknologi dan pertumbuhan ekonomi pada sektor industri Pangan di Indonesia menyebabkan persaingan antara industri-industri yang menghasilkan produk sejenis harus lebih kreatif dan
Lebih terperinciANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG
ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG Nia Budi Puspitasari Program Studi Teknik Industri UNDIP Abstrak Sebagai salah
Lebih terperinciANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk
228 Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk Heri Wibowo 1, Sulastri 2 dan Ahmad
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Apindowaja Ampuh Persada merupakan industri manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan mesin-mesin produksi kelapa sawit. PT.
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK
BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Sinar Jaya Prakarsa merupakan sebuah perusahaan swasta yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas), didirikan pada tahun 1982 oleh Bapak Amir Djohan
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan data Observasi dilakukan pada lantai Produksi dan dikhususkan pada proses pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan buku,
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA
BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Riwayat PT.Groovy Mustika Sejahtera PT.Groovy Mustika Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
30 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Studi Pendahuluan Identifikasi & Perumusan Masalah Pengumpulan Data M enentukan CTQ M enghitung Proporsi Kesalahan M enghitung Kapabilitas Sigma M embuat Peta Kendali
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Plastik Plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Bahan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Megah Plastik merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6
ABSTRAK PT Dhaya Tuhumitra adalah perusahaan penghasil sepatu sandal wanita dengan orientasi pasar ekspor sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat memenangkan
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK
BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi 2.1.1 Pengertian Riset Operasi Menurut Mulyono, riset adalah proses untuk mencari kebenaran suatu masalah atau hipotesa, sedangkan operasi didefinisikan sebagai penerapan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Pemanfaatan bahan kulit asli yang dihasilkan dari kulit hewan bisa mempengaruhi kesinambungan kehidupan hewan. Oleh karena itu diharapkan bisa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan pengendalian kualitas produk dalam proses produksinya sampai pengendalian kualitas produk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Statistical Process Control (SPC)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) Pada PTP Nusantara
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK
SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK Disusun Oleh : Nama : Asep Suryadi NPM : 201210215039 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING
BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian langkah atau prosedur
Lebih terperinciPengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati
1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian untuk pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan, hingga analisa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan, apakah perusahaan tersebut perusahaan perdagangan ataupun perusahaan pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan perencanaan material. Tanpa
Lebih terperinciUniversitas Kristen Maranatha
Tujuan : Untuk mempermudah dalam melakukan setting mesin. Dan memastikan setting mesin tepat, sehinggan tidak menyebabkan cacat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Standar-standarnya : 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian Kualitas Statistik (Statistical Quality Control) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yakni pengendalian proses statistik (statistical process control)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK
BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Mitra Manis Sentosa merupakan produsen makanan ringan yang didirikan pada tahun 1986. Bentuk badan hukum dari perusahaan ini adalah perseroan terbatas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan bergerak di bidang jam tangan. Grootwatch memproduksi jam tangan yang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Grootwatch merupakan salah satu industri kreatif yang sedang berkembang dan bergerak di bidang jam tangan. Grootwatch memproduksi jam tangan yang terbuat dari
Lebih terperinci