BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) merupakan ekspansi dari PT. ADIS Dimension Footwear yang berlokasi di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) merupakan ekspansi dari PT. ADIS Dimension Footwear yang berlokasi di"

Transkripsi

1 BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Asia Dwimitra Industri merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jl. Legok - Karawaci KM 6,2 Desa Cijantra, Kecamatan Pagedangan yang didirikan pada bulan November Perusahaan ini merupakan ekspansi dari PT. ADIS Dimension Footwear yang berlokasi di Balaraja Tangerang dan bekerjasama dengan Shoetown di China sehingga bernaung dalam satu group perusahaan Shoetown Group Lingkup Bidang Usaha Lingkup bidang usaha dari PT. Asia Dwimitra Industri adalah pembuatan sepatu olahraga (footwear). Proses produksi pada perusahaan ini dimulai dari proses cutting material sampai akhir proses pengepakan (packaging) sepatu. Total kapasitas perminggu adalah 162 kubik/minggu dan luas lahan sebesar m 2 dengan luas bangunan seluruhnya m Sumber Daya PT Asia Dwimitra Industri memiliki Visi Menjadi Manufaktur Terbaik Yang Berkelanjutan, Partner Yang Terpercaya Dan Perusahaan Yang Menghasilkan Keuntungan dan Misi Memberdayakan Pimpinan Yang Berbakat Untuk Mempercepat Revolusi Manufaktur Melalui Lean, Ramah Lingkungan, Inovasi Dan Fleksibilitas 8

2 9 PT. Asia Dwimitra Industri memiliki 3 Plant yang memproduksi model yang berbeda-beda. Plant 1 memproduksi model Tennis dan New Sport Ware yang terdiri dari 12 line, Plan 2 memproduksi sepatu Soccer untuk Junior (anak-anak) yang tediri dari 4 line dan Plant 3 memproduksi sepatu Soccer untuk Adult (dewasa) yang terdiri dari 3 line. Total karyawan sampai saat ini berjumlah karyawan Struktur Organisasi Line 104 merupakan salah satu line yang berada di Plant 1 PT. Asia Dwimitra Industri dan line ini dikhususkan untuk memproduksi sepatu Tennis. Line ini dipimpin oleh sorang Plant Manager, seorang Supervisor dan 5 orang Team Leader. 2 orang Team Leader untuk area Preparation, 1 orang Team Leader untuk area stitching, 1 orang Team Leader untuk area Assembling dan 1 orang Team Leader untuk area Finishing (Lampiran 1) Tantangan Bisnis Perusahaan Perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan sepatu olahraga sangat berkembang saat ini, berbagai macam brand baik lokal maupun internasional bersaing untuk mendapatkan pelanggan dan berbagai jenis model pun didesain setiap bulannya untuk memenuhi permintaan pelanggan. Peluang dalam bisnis produksi sepatu memang sangat menjanjikan dimana dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di dunia maka secara tidak langsung permintaan untuk produk sepatu pun semakin meningkat.

3 10 Untuk memenuhi permintaan pasar ini setiap merk dagang memberikan penawaran kepada konsumen baik itu dari segi kualitas, design, ataupun harga yang wajar sesuai dengan kemampuan konsumen. Untuk itulah tantangan terbesar dari PT. Asia Dwimitra Industri ialah kompetisi pasar yang terus meningkat dengan membawa strategi masing- masing untuk memenangkan pasar, proses produksi yang efisien dan harus selalu berinovasi untuk memberikan kepuasan kepada konsumen Proses Bisnis Perusahaan PT. Asia Dwimitra Industri bergerak dalam bidang pembuatan sepatu olahraga terdapat beberapa kegiatan diantaranya : 1. Kegiatan Utama 1.1 Proses Produksi Proses produksi adalah bagian terpenting dalam pembuatan sepatu, karena dalam proses inilah bahan baku (raw material) mulai di potong/cutting, dijahit, diassembling hingga di tahapan akhir yaitu finishing untuk kemudian menjadi upper dan disatukan dengan bottom. Upper sepatu adalah bagian sepatu yang terdapat di bagian sisi atas, mulai dari ujung depan sepatu, sisi kanan dan kiri, bagian lidah (tongue) sampai dengan bagian belakang. Karakteristik dari upper biasanya berbahan dasar kain sintetik atau pun kulit (leather) yang telah dirakit dengan jahitan (stitching process), sedangkan bottom adalah bagian alas atau bagian bawah dari sepatu yang terdiri dari insole, midsole dan outsole. Dalam proses produksi sepatu ada beberapa macam proses kerja yang harus dilakukan, diantaranya adalah :

4 11 1. Cutting Process 2. Preparation Process 3. Stitching/Sewing Process 4. Assembling Process 5. Finishing a. Cutting Process Cutting process adalah proses pemotongan bahan baku sebelum dibentuk menjadi upper sepatu. Bahan baku yang berupa kain atau pun kulit (leather) dipotong membentuk pola - pola yang telah ditentukan sebelumnya. Peralatan yang diperlukan dalam proses ini menggunakan mesin potong (cutting machine) dan alat potong yang disebut dengan cutting dies yang bentuk dan ukurannya telah dibuat sesuai dengan pola-pola potongan yang akan dikerjakan. Gambar 2.1 Cutting Process Dalam prosess cutting, bahan baku baik berupa leather atau synthetic dipotong untuk menjadi komponen-komponen sepatu berdasarkan lot basis yang diterima setiap operator cutting. b. Preparation Process

5 12 Pada bagian ini, Semua proses yang dilakukan pada komponen upper bertujuan untuk mempersiapkan/mempermudah pekerjaan di proses stitching dan assembling. Adapun proses-proses yang dilakukan di bagian preparation ini adalah : A. Penipisan Komponen A.1. Skiving Proses untuk menipiskan komponen dengan tujuan agar pada saat penggabungan dengan komponen lain tidak terjadi penggembungan. Dalam proses skiving ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terutama dalam hal penyesuaian dengan PFC,diantaranya : - Model dan kode produksi - Nama komponen - Area komponen yang diskiving dan ukuran-ukurannya - Tingkat kemiringan yang harus dibentuk A.2. Matrik Skiving Merupakan proses penipisan komponen,dimana pada proses ini komponen yang di skiving adalah komponen yang cukup besar atau sulit pengerjaanya bila dilakukan dengan alat skiving biasa. Sehingga membutuhkan dudukan mal untuk menjaga kestabilan penipisannya. A.3. Skiving Counter

6 13 Proses ini hanya diperuntukan menipiskan bagian komponen counter yang tidak bisa dilakukan oleh mesin skiving biasa. B. Buffing Proses pengkasaran permukaan material leather dengan tujuan untuk mempermudah bonding di assembling. C. Printing Screen Proses pembuatan marking pada komponen upper dengan menggunakan alat bantu screen sehingga memudahkan dalam proses stitching. Dalam proses ini, komponen diprint dengan menggunakan bahan liquid yaitu SW 60, MSDS 00 yaitu campuran dari terigu, air dan cat dengan perbandingan tertentu. Gambar 2.2 Printing Process D. Penempelan (Placement) Merupakan proses penempelan reinforce pada komponen upper dengan menggunakan mesin. Pada proses penempelan reinforce ini, beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas penempelan diantaranya : material reinforce, jenis adhesive yang digunakan, temperatur, tekanan dan waktu. D.1. Penempelan dengan Hot Melt Roll

7 14 Merupakan cara penempelan reinforce dan komponen dengan menggunakan mesin Rolling. Jenis adhesive yang digunakan pada mesin ini adalah Melt ACE 730, MSDS 110 dan Melt ACE 709-4, MSDS 000. Gambar 2.3 Hot Melt Roll Process D.2. Penempelan dengan Hot Melt Spray Merupakan cara penempelan reinforce dan komponen dengan menggunakan mesin spray. Jenis adhesive yang digunakan pada mesin ini adalah Melt ACE 709-4, MSDS 000 Gambar 2.4 Hot Melt spray Process d. Stitching/Sewing Process

8 15 Stitching adalah proses menyatukan komponen komponen sepatu yang telah melalui proses cutting dan preparation, dengan menggunakan mesin jahit sesuai dengan ketentuan ketentuan yang telah digariskan PFC. Proses stitching ini merupakan proses yang sangat penting dalam pembuatan upper sepatu, karena dalam proses ini komponen-komponen upper dijahit satu persatu hingga terbentuk sebuah upper dengan tingkat kerapihan jahitan yang sangat baik. a. Computer Stitching Adalah mesin jahit otomatis yang digunakan untuk menjahit bagian - bagian yang agak sulit dijangkau dan disetting dengan mesin jahit biasa dengan kecepatan yang relatif tinggi. Kelemahan dari penggunaan mesin ini adalah ketika harus berganti-ganti size, maka cycle yang dihasilkan akan rendah. Hal ini dikarenakan kita harus mengganti program penjahitan dan dudukan komponen. Gambar 2.5 Computer Stitching Benang dalam proses stitiching merupakan komponen yang sangat penting karena akan berpengaruh pada kekuatan jahitan pada komponen upper. Benang yang digunakan dalam proses stitching pada umumnya adalah benang jenis Nylon 6.6 karena pada saat ini, jenis benang tersebut merupakan jenis yang paling kuat

9 16 dan juga tahan gesekan. Adapun untuk mengetahui jenis benang yang digunakan, kita dapat mengetahuinya dengan melihat PFC. Penggunaan benang yang tidak tepat dapat menyebabkan bentuk jahitan yang tidak bagus dan benang mudah putus. Selain itu, dalam hal efektivitas, penggunaan benang juga tergantung dari jenis material yang akan dijahit, ketebalan jahitan, pola jahitan, ukuran jarum yang digunakan dan tentu saja skill/keahlian operator dalam menjahit. Pada proses stitching upper, selain proses penjahitan ada juga prosesproses lain yang dilakukan sehingga komponen-komponen menjadi satu kesatuan upper. Diantaranya adalah hammering, collar lining reverse, pounching hole dan counter pre shaping. Hammering adalah proses melipat hasil joining sehingga rata dan tidak menimbulkan penggembungan pada upper. Pounching Hole adalah proses melubangi upper sepatu untuk membuat lubang tali sepatu. Counter pre shaping adalah proses melengkungkan counter dengan cara dipanaskan. Gambar 2.6 Mesin d. Assembling Hammering Process Gambar 2.7 Pounching Hole Gambar 2.8 Counter pre shaping Proses assembling adalah proses yang sangat penting dalam proses produksi sepatu. Dalam proses ini upper dan outsole di satukan menjadi sepasang sepatu dengan melalui beberapa tahapan proses yang saling berhubungan. Pada

10 17 dasarnya proses assembling dibagi kedalam tiga tahapan utama, yaitu Lasting, Cementing dan Finishing. Berikut bagian-bagian dari ketiga tahapan tersebut: d.1 Lasting Lasting adalah proses-proses yang dilakukan terhadap upper agar upper terbentuk dengan sempurna dan mencapai kenyamanan yang diinginkan. A. Gathering Stitching Adalah proses penjahitan dengan pita atau nylon pada upper. Proses penjahitan ini bertujuan untuk mengerutkan area toe sehingga memudahkan dalam proses stitching stroble. Gambar 2.9 Mesin Gathering Stitching B. Counter Activation Adalah proses untuk mengaktifkan lem counter dengan tujuan agar collar lining dapat mudah menempel pada counter dengan menggunakan hot mold (mold panas).

11 18 Gambar 2.10 Counter Activation Process Dalam proses counter activation ini, suhu yang digunakan berkisar antara C dengan waktu detik. Pengukuran temperatur dilakukan setiap 2 jam dengan menggunakan alat thermocouple. Pada mesin counter activation ini selalu dilengkapi dengan alarm yang akan berbunyi apabila settingan timer telah tercapai. C. Back Part Moulding (BPM) Adalah proses pembentukan bagian heel upper dan merekatkan collar lining dengan counter dengan menggunakan mould dingin dan mekanisme penjepit upper (heel band fitting). Proses ini juga bertujuan untuk mempermudah proses stitching di Stroble. Gambar 2.11 Back Part Moulding Process Waktu pemindahan upper dari proses counter activation ke back part moulding tidak lebih dari 5 detik. Temperatur chiller tidak lebih dari 5 C dengan waktu antara detik. D. Stitching Stroble

12 19 Adalah proses penjahitan antara upper dengan stroble sock. Proses penjahitan ini tidak akan rapi apabila pada proses sebelumnya, yaitu jahit gathering, counter activation dan BPM tidak dilakukan secara benar. karena pada dasarnya stroble sock lebih kecil dari bagian bawah upper. Penjahitan diawali dan diakhiri seseuai dengan tanda nick pada stroble sock. Jika nick upper dengan nick stroble shock tidak betemu pada proses stitching, maka pada upper yang dihasilkan akan terlihat tidak simetris. Ini akan terlihat pada saat pemasangan lasting. E. Upper Conditioning Proses ini merupakan Proses pengkondisian upper dengan cara pemanasan dengan uap air dengan tujuan untuk melenturkan material sehingga pada pembentukan upper yang mengacu pada bentuk laste tidak menimbulkan kerusakan. Gambar 2.12 Upper Conditioning Process Temperatur yang digunakan pada proses ini minimal 40 C dengan waktu sekitar detik. F. Toe Box Activator Adalah proses pembentukan toe dengan pemanasan menggunakan udara panas. Temperatur pada proses ini adalah antara C dengan waktu sekitar

13 detik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses ini, diantaranya adalah waktu yang terlalu lama atau suhu yang terlalu panas dapat menyebabkan warna gosong pada upper dan sebaliknya, apabila suhu yang digunakan terlalu rendah maka akan mengakibatkan toe tidak terbentuk secara sempurna. Gambar 2.13 Toe box activator Process G. Insert Last Adalah proses memasukan upper sepatu kedalam laste sesuai dengan pattern dan bottom laste. Pastikan ukuran laste yang digunakan sesuai dengan ukuran upper yang akan dipasangkan dan juga pasikan tidak ada kerut (wrinkle) pada upper setelah proses lasting. H. Heel Last Adalah proses memposisikan laste pada upper sehingga tinggi heel terhadap pin marking dapat terlihat dengan jelas. Pada proses ini pin marking berwarna orange harus tepat dan terlihat jelas.temperatur yang digunakan pada proses ini minimal 40 C dengan waktu 4 detik dan tekanan minimal 25 kg/cm 2.

14 21 I. Lace Tightening Adalah proses mengencangkan tali sepatu agar upper memiliki bentuk yang sesuai dengan laste dan tidak menggembung terutama pada daerah medial. J. Heat Seater Chamber Adalah proses pengkondisian upper agar bentuknya mengikuti bentuk laste dengan cara diberikan perlakuan panas melalui sebuah chamber. Proses ini dilakukan dengan temperatur C selama 3 menit. K. Gauge Marking Proses memberikan penandaan biteline yang akurat pada lasted upper, dengan menggunakan Marvel Pen. Bite line merupakan garis batas/ panduan untuk penempelan upper ke outsole, dan pada bagian toe juga merupakan panduan bagi proses roughing. Gambar 2.14 Gauge Marking Process Pada proses ini, tekanan mesin press sekitar 1,5-2,5 kg/cm 2 dan juga pada bagian yang tidak terlihat biasanya dipasang cermin sehingga memudahkan dalam penandaan. Sedangkan alat yang digunakan untuk memberi tanda adalah marvel pen yang dapat memberikan penandaan yang tipis dan jelas, namun dapat hilang dengan sendirinya.

15 22 L. Roughing, buffing dan Scouring Adalah proses menghilangkan lapisan permukaan material untuk memudahkan adhesive meresap secara optimal dan memperkuat bonding dengan cara memperluas area bonding. Buffing dilakukan hanya pada area bonding yang sesuai dengan gauge marking dan juga buffing tidak boleh merusak jahitanan pada stroble Cementing Proses - proses yang dilakukan terhadap upper dan bottom dengan menggunakan bahan - bahan kimia tertentu yang bertujuan agar proses penempelan keduanya terjadi dengan sempurna. A. Cleaning Outsole dan Upper Adalah proses membersihkan bagian outsole dan upper dengan menggunakan cairan kimia MEK (Methyl Ethyl Ketone)yang bersifat solvent dan juga untuk membuka pori-pori outsole dan upper sehingga cairan primer dapat meresap secara merata. B. Primering Adalah Proses pengolesan primer (lem pertama) untuk outsole dan upper yang berfungsi sebagai penguat rekatan/pondasi. Jenis lem yang digunakan pada proses ini adalah W-102. Pengolesan primer harus dilakukan secara tipis dan merata mengikuti garis marking yang tersedia.

16 23 Gambar 2.15 Primering Process C. Cementing Process Adalah proses pengolesan lem kedua pada outsole dan upper yang berfungsi sebagai perekat. Jenis lem yang digunakan pada proses ini adalah SW-07. Pengolesan primer harus dilakukan secara tipis dan merata mengikuti garis marking yang tersedia. D. Proses penempelan Upper dan Outsole (Bonding) Adalah proses penempelan antara outsole dan upper yang dimulai dari penempelan arah depan ke belakang dengan mengikuti garis marking. Proses penempelan ini harus dilakukan saat adhesive berada dalam temperatur aktivasinya. Selain itu, dalam proses penempelannya harus dipastikan semua alat bantu, meja dan tangan operator dalam keadaan kering dan bersih. E. Universal Press Alat yang digunakan untuk memberikan tekanan yang merata dan kuat pada hasil bonding antara upper dan outsole. Variasi kekuatan bonding bisa timbul dari ketidak konsistenan tekanan pada saat penempelan secara manual oleh tangan.

17 24 Gambar 2.16 Universal Press Dalam pengoperasiannya, kedua tombol harus ditekan secara bersamaan untuk memastikan keamanan operator. Tekanan yang digunakan untuk proses ini adalah sebesar kg/cm 2 selama 2 detik. Selain itu, pastikan press pad yang digunakan memiliki nomor yang sesuai dengan sepatu yang akan di press serta selalu melakukan karbon test setiap berganti model. F. Cooling/chillering Adalah proses pendinginan yang berfungsi untuk membekukan atau mematikan rekatan-rekatan lem pada sepatu. Temperatur maksimum untuk mesin cooling ini adalah -5 C selama 2-3 menit. 4.3 Finishing A. Loose Shoe Lace Adalah proses mengendurkan tali sepatu setelah sepatu keluar dari mesin cooling dan sebelum proses delasting. Dalam proses ini, alat yang digunakan berupa hook/kail yang berfungsi untuk mencongkel dan menarik tali sepatu. Pastikan sepatu yang keluar dari mesin colling dalam keadaan bersih.

18 25 Gambar 2.17 Loose Shoe lace Process B. Delasting Proses Melepaskan sepatu dari laste tanpa mengalami perubahan bentuk. Sebelum melepaskan laste dari sepatu, pastikan tali sepatu dikendurkan terlebih dahulu. Selain itu, laste harus dilepas sesegera mungkin untuk menghindari panas dari laste merambat ke bagian upper. C. Roll Hot Melt dan Insert Sockliner Adalah proses memasukan sockliner ke dalam sepatu dengan terlebih dahulu memberikan lem hot melt pada bagian sockliner. Gambar 2.18 Roll Hot melt Process

19 26 A. QC Check Adalah proses pengecekan terakhir pada sepatu yang telah di assembling sebelum di finishing. Beberapa proses QC Check yang dilakukan diantaranya : Size Label : Size label kiri dan kanan harus sama Shoe Lace : Pastikan ukuran Aglet dan shoe lace kiri dan kanan harus sama Sockliner : Pastikan sockliner terpasang dengan baik Vamp & Tip : Pastikan bentuk dan panjang Vamp & Tip kiri dan kanan harus sama Foxing & Backtab : Pastikan bentuk dan kesejajaran foxing dan backtab harus sama Shoe Medial : Pastikan shoe medial kiri dan kanan harus sama Shoe Lateral : Pastikan shoe lateral kiri dan kanan harus sama Outsole : Pastikan Outsole kiri dan kanan harus sama Flex Shoe : Pastikan kelenturan /Flex Shoe sepatu kiri dan kanan harus sama. G. Insert Shoe Foot Form Adalah proses memasukan shoe foot form kedalam sepatu sehingga sepatu dapat terjaga bentuknya. H. Adjust Shoe Lace

20 27 Adalah proses pengaturan ulang dan perapihan shoe lace pada sepatu dengan menggunakan simpul sepatu yang telah ditentukan. G. Wrapping & Inner Box Packing Adalah Menempatkan sepatu ke dalam inner box dan membungkusnya dengan wrapping tissue dengan cara tertentu untuk memastikan sepatu terlindungi pada saat penyimpanan dan pengiriman (delivery). Gambar 2.19 Wrapping Process Dalam pembungkusan sepatu, pastikan kertas pembungkus yang akan digunakan bersih dan rapi serta Penempatan sepatu harus sedemikian rupa sehingga tidak saling bergesekan/saling menekan satu sama lain. H. Labeling Adalah proses penempelan stiker-stiker yang diperlukan sesuai dengan negara tujuannya (destination). Permintaan penempelan stiker secara khusus ini datang dari negara tujuan. Aturan penempelan tersebut ada di file Packaging & Labeling. File tersebut memuat 33 negara tujuan. Bila

21 28 tidak ada permintaan khusus dari negara tujuan, maka gunakan aturan umum untuk all destination. I. Metal Detector Adalah proses pendeteksian patahan jarum atau metal lainnya yang terdapat pada sepatu. Untuk mengetahui keberadaan logam logam dalam sepatu, maka sepatu di masukan kedalam mesin detector yang apabila sepatu bersih dari logam maka lampu pada mesin akan berwarna hijau dan conveyor tetap berjalan. Sedangkan apabila sepatu menagndung logam, maka lampu mesin conveyor akan berwarna merah dan mesin conveyor berhenti dan untuk memastuikannya, biasanya pengulangan dilakukan hingga 4 kali. Gambar 2.20 Metal detector J. Outer Cartoon Packing Proses pengaturan inner box sebelum dimasukkan ke outer cartoon pengemasannya dalam karton yang telah ditentukan.

22 29 Gambar 2.21 Outer Packing Setelah inner box melewati metal detector, inner box kemudian disusun berdasarkan size.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Sekunder 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Chingluh Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan sepatu yang berlokasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. X L-1

LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. X L-1 LAMPIRAN 1 Struktur Organisasi P. X L-1 Struktur Organisasi P. X, angerang Banten LAMPIRAN 2 Daftar Wawancara Informan L-2 Wawancara dengan informan A (divisi QIP) Lama bekerja enis Kelamin Umur abatan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada Line 104 Plant 1 yang memiliki nilai NOS Metrics yang paling signifikan perubahannya dari bulan ke bulan selama tahun 2013. Data Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL BAB 4 PEMBAHASAN HASIL 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Asia Dwimitra Industri merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur yang berdiri sejak tahun 2008 dan berlokasi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN & SARAN

BAB 5 SIMPULAN & SARAN BAB 5 SIMPULAN & SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian, pengolahan data dan analisa yang sudah dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulan sebagai berikut : 1. Jenis kecacatan yang terdapat pada proses

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Umum Perusahaan PT. Asia Dwi Mitra Industri merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufacture, produk yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan dan Pengolahan Data. 4.1.1. Profil Perusahaan PT.X merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri sepatu olahraga yang memproduksi untuk perusahaan

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha Tujuan : Untuk mempermudah dalam melakukan setting mesin. Dan memastikan setting mesin tepat, sehinggan tidak menyebabkan cacat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Standar-standarnya : 1.

Lebih terperinci

LAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi

LAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 1. SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi Tujuan : Untuk mempermudah dalam melakukan setting mesin. Dan memastikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum PT. Parkland Word Mayong Jepara 1. Data Umum PT. Parkland Word Mayong Jepara PT. Parkland Word Mayong Jepara, merupakan suatu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah dunia industri yang secara langsung melibatkan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah dunia industri yang secara langsung melibatkan perkembangan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telah membawa perubahan hampir semua bidang, salah satunya adalah dunia industri yang secara langsung melibatkan perkembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 49 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tahap Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT. MYR memprodusi puluhan jenis produk makanan ringan yang sering dikonsumsi sehari-hari dari beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan

BAB I PENDAHULUAN. juga menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar nasional maupun di pasar internasional. Meningkatnya persaingan bisnis

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan pembuatan celana jeans yang ditujukan untuk pasaran lokal. Lokasi pabrik tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Akhir 53 53 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan data sekunder 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT Pratama Abadi Industri merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri sepatu olahraga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan dunia industri dari waktu ke waktu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan dunia industri dari waktu ke waktu dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan dunia industri dari waktu ke waktu dan persaingan yang ketat antar perusahaan di tuntut untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. 4.1.1

Lebih terperinci

DIREKTORAT PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN BAHAN BERACUN BERBAHAYA

DIREKTORAT PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN BAHAN BERACUN BERBAHAYA DIREKTORAT PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN BAHAN BERACUN BERBAHAYA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN LAPORAN PERJALANAN DINAS KUNJUNGAN LAPANGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi dan produksi yang semakin pesat di era globalisasi ini, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi dan produksi yang semakin pesat di era globalisasi ini, maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan dan persaingan dalam bidang teknologi informasi dan produksi yang semakin pesat di era globalisasi ini, maka persaingan dalam industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam keahliannya dalam mengubah/merakit suatu bahan baku menjadi bahan jadi (perakitan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Visi dan Misi PT Primarido Asia Infrastructure, Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Visi dan Misi PT Primarido Asia Infrastructure, Tbk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian PT Primarindo Asia Infrastructure, Tbk yang merupakan produsen sepatu dengan merek TOMKIN S. Perseroan ini didirikan pertama kali pada tahun 1988 dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Shyang Yao Fung adalah perusahaan industri manufaktur yang

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Shyang Yao Fung adalah perusahaan industri manufaktur yang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Shyang Yao Fung adalah perusahaan industri manufaktur yang bergerak di bidang sepatu olahraga yang bermerek Adidas yang memproduksi sepatu untuk pria, wanita,

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI Nama : Haga Ardila NPM : 23410094 Jurusan : Teknik mesin LATAR BELAKANG Perkembangan teknologinya dilakukan dengan cara melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Factory) dan tahun 2007 (Workshop) silam. Perusahaan ini memproduksi sepatu untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Factory) dan tahun 2007 (Workshop) silam. Perusahaan ini memproduksi sepatu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Chingluh Indonesia adalah salah satu perusahaan sepatu dari Taiwan didaerah Kabupaten Tangerang tepatnya di Cikupa. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 2005

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. PT.Ricky Putra Globalindo merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. PT.Ricky Putra Globalindo merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang 20 BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Pengumpulan Data 2.1.1 Sejarah Umum Perusahaan PT.Ricky Putra Globalindo merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan pakaian dalam. Pakaian dalam yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Proses produksi pada PT. PIN khususnya proses dari bagian upper (cutting

BAB III METODOLOGI. Proses produksi pada PT. PIN khususnya proses dari bagian upper (cutting BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Proses produksi pada PT. PIN khususnya proses dari bagian upper (cutting dan sewing) sampai pada bagian assembly akan diubah menjadi suatu sistem produksi yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB II PROFIL UMUM PERUSAHAAN

BAB II PROFIL UMUM PERUSAHAAN BAB II PROFIL UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. KMK Global Sports 2 merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri sepatu. Produk yang dihasilkan di PT. KMK Global Sports 2 adalah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Profil Perusahaan. 4.1.1 Gambaran Umum PT. Vigano Cipta Perdana. PT. Vigano Cipta Perdana merupakan perseroan terbatas yang terletak di jalan Kebon Pala No. 67E Jakarta Utara,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. M Irfan Shoes didirikan oleh Bapak Zul sejak tahun 1998. Pada mulanya bapak Zul hanyalah seorang karyawan biasa yang bekerja membuat sepatu di

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Ivana Mery Lestari Matras merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi spring bed. Perusahaan ini berdiri pada tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Kerangka Pikir Secara umum, produktivitas dapat diterjemahkan sebagai suatu rasio untuk mengukur kemampuan suatu organisasi atau individu, industri tertentu atau

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Pemanfaatan bahan kulit asli yang dihasilkan dari kulit hewan bisa mempengaruhi kesinambungan kehidupan hewan. Oleh karena itu diharapkan bisa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. M Irfan Shoes ini merupakan milik Bapak Zul, sebelum membangun usaha ini pak Zul bekerja sebagai karyawan biasa di perusahaan orang lain. Pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai. 38 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat yaitu preparasi sampel di

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis yang dilakukan. Bisa disimpulkan sebenarnya prosedur kerja yang ada di PT Aswi Perkasa saat ini sudah

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan analisis yang dilakukan terhadap masalahmasalah yang dihadapi maka kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu : Faktor yang dianggap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Sepatu sebagai sebuah produk yang telah banyak tersebar luas di dunia memiliki tempat tersendiri di hati orang-orang yang menggemari sepatu. Sepatu tidak hanya

Lebih terperinci

INOVASI PRODUK SEPATU PANTOFEL

INOVASI PRODUK SEPATU PANTOFEL INOVASI PRODUK SEPATU PANTOFEL Oleh: Supriyanta Tyas Purnomo Widyaiswara PPPPTK Seni dan Budaya Sleman Yogyakarta ABSTRAK Sepatu Pantofel biasanya dipakai oleh kalangan anak muda dan dewasa, baik untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi dua jenis produk yaitu Upper dan Full Shoe.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi dua jenis produk yaitu Upper dan Full Shoe. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi dua jenis produk yaitu Upper dan Full Shoe. Produk Upper merupakan bagian atas sepatu, sedangkan full shoe

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Laporan tugas akhir BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Garuda Metalindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur.produk utama dari perusahaan ini adalah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD.Chaniago yang beralamat di jalan Bromo ujung / jalan Sepakat no 19 Medan, merupakan suatu industri yang bergerak di bidang garmen. Usaha ini didirikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 3.1. Serat kenaf.

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 3.1. Serat kenaf. BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Serat kenaf Serat kenaf yang digunakan dari Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Raya Sport merupakan usaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang konveksi, khususnya satu set pakaian olahraga. CV. Raya Sport didirikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Panarub Industry dahulu bernama CV. PAN ASIA CHEMICAL yang didirikan pada tahun 1968 oleh Bapak Lukas Sasmito yang disahkan secara hukum lewat

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Menurut ASEAN DNA, sebuah situs untuk mempromosikan pemahaman yang berkaitan dengan karakteristik ASEAN menyebutkan bahwa rata-rata tinggi badan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh pengelola program studi sampai dinyatakan selesai yang direncanakan

BAB III METODE PENELITIAN. oleh pengelola program studi sampai dinyatakan selesai yang direncanakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Jadwal Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode pengamatan langsung (survey) penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal pengesahan usulan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Edosomwan, J.A., Integriting Productivity and Quality Management., 2 nd Edition. Marcel Dekker, Inc.

DAFTAR PUSTAKA. Edosomwan, J.A., Integriting Productivity and Quality Management., 2 nd Edition. Marcel Dekker, Inc. DAFTAR PUSTAKA AbuShaaban, Mohammed Sufian. 0. Wastes Elimination as the First Step for Lean Manufacturing "An Empirical Study for Gaza Strip Manufacturing Firms". Business Administration Thesis.The Islamic

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Penelitian tentang penerapan Value Stream Maping ini dilakukan di PT. XYZ, Plant Daan Mogot. Untuk itu penulis akan membahas sekilas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur, yaitu perusahaan garmen yang membuat lembaran kain menjadi sebuah baju yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Raya Sport merupakan usaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang konveksi, khususnya pakaian olahraga. CV. Raya Sport didirikan pada tahun

Lebih terperinci

BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A

BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A 3.1 Deskripsi Molding Injection Mold (cetakan) terdiri dari dua bagian pelat bergerak (core plate) dan pelat diam (cavity

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang 48 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Perusahaan CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang didirikan pada tahun 1996 dan mempunyai 40 mesin dan 30 tenaga kerja pada

Lebih terperinci

PROSES MACHINING PEMBUATAN ZINC CAN BATTERY TYPE UM-1 DI PT. PANASONIC GOBEL ENERGI INDONESIA

PROSES MACHINING PEMBUATAN ZINC CAN BATTERY TYPE UM-1 DI PT. PANASONIC GOBEL ENERGI INDONESIA PROSES MACHINING PEMBUATAN ZINC CAN BATTERY TYPE UM-1 DI PT. PANASONIC GOBEL ENERGI INDONESIA Nama : Eirene Marten S. NPM : 22411340 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Ir. Arifuddin, MM. MSC Latar Belakang

Lebih terperinci

Pada pembuatan produk kriya kulit kertas karton digunakan pada pembuatan

Pada pembuatan produk kriya kulit kertas karton digunakan pada pembuatan PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT! 1. Langkah pertama dalam pembuatan produk kriya kulit adalah a. Membuat pola b. Memotong c. Menyeset d. Menjahit e. Mendesain 7. 8. 9. 2. 3. 4. 5. 6. Lipatan tengah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... SURAT KETERANGAN PENELITIAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... SURAT KETERANGAN PENELITIAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... SURAT KETERANGAN PENELITIAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK.....

Lebih terperinci

Perbaikan Tata Letak Fasilitas Cell Produksi Dengan Menggunakan Work Cell in Proses Layout Untuk Meningkatkan Effisiensi Cell 8 di PT.

Perbaikan Tata Letak Fasilitas Cell Produksi Dengan Menggunakan Work Cell in Proses Layout Untuk Meningkatkan Effisiensi Cell 8 di PT. Perbaikan Tata Letak Fasilitas Cell Produksi Dengan Menggunakan Work Cell in Proses Layout Untuk Meningkatkan Effisiensi Cell 8 di PT. Shyang Yao Fung Nelfiyanti 1), Ribut Sulasmini 2) Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4. 1. Profil Perusahaan Nama Perusahaan : PT.ADIS DIMENSION FOOTWEAR Factory : Jl. Raya Serang Km.24 Balaraja,Tangerang- Indonesia. Phone (021) 5951660-3 Fax. (021)

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Roda Prima Lancar dahulu bernama PT. Roda Pelita Cycle Industri yang didirikan pada pertengahan bulan Oktober 1982. Perusahaan ini adalah perusahaan

Lebih terperinci

INFORMASI DAN SPESIFIKASI

INFORMASI DAN SPESIFIKASI INFORMASI DAN SPESIFIKASI Sablon FLOCK Adalah sablon Digital dengan menggunakan kain sintetis yg sudah memiliki perekat. Menggunakan tinta khusus yang tahan air. Menggunakan lem khusus non-water-based

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT Ameya Living Style Indonesia, merupakan sebuah perusahaan garmen yang berskala internasional yang ternama

Lebih terperinci

TEMPAT CD KULIT SEBAGAI BENDA FUNGSI EKSKLUSIF

TEMPAT CD KULIT SEBAGAI BENDA FUNGSI EKSKLUSIF TEMPAT CD KULIT SEBAGAI BENDA FUNGSI EKSKLUSIF Oleh : Drs. MARSUDI, M.Pd. WIDYAISWARA PPPPTK SENI BUDAYA Abstrak Kreatifitas pembuatan tempat CD yang diproduksi diarahkan untuk selalu meningkatkan mutu,

Lebih terperinci

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03 PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER NAMA : BUDI RIYONO NPM : 21410473 KELAS : 4ic03 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan dunia otomotif sangat berkembang dengan pesat, begitu juga halnya dengan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. dilakukan dengan tiga cara yaitu sebagai berikut :

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. dilakukan dengan tiga cara yaitu sebagai berikut : BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian tugas akhir ini dilakukan dengan tiga cara yaitu sebagai berikut : 1. Penelitian langsung

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis yang dilakukan. Bisa disimpulkan, bahwa sebenarnya prosedur kerja yang ada di PT Aswi Perkasa saat

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK Boneka bisa terbuat dari bermacam bahan, bahan yang bisa digunakan yaitu kain, kulit, kertas, fiber, tanah liat

Lebih terperinci

THE FACTORY ORGANISATION

THE FACTORY ORGANISATION THE FACTORY ORGANISATION Director IT - Department Finance Shipping Human Resources Marketing Manager Chief Merchandiser Merchandisers Sampling Asst. Merchandiser Production Management Production Orders

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Buana Indah Kreasi adalah sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi kardus untuk kemasan (karton box) sebagai produk yang dijual. PT. Buana Indah

Lebih terperinci

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo Herry Christian Palit Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Pratama Abadi Industri merupakan sebuah industri manufaktur yang memproduksi sepatu untuk berlari (running shoes) yang berlokasi

Lebih terperinci

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk didirikan pada tanggal 1 juli 1988 dengan nama PT. Bintang Kharisma

Lebih terperinci

ADENDUM / AMANDEMEN KESATU ATAS DOKUMEN PENGADAAN SEPATU DINAS PEGAWAI

ADENDUM / AMANDEMEN KESATU ATAS DOKUMEN PENGADAAN SEPATU DINAS PEGAWAI A. DASAR PERUBAHAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA JALAN JENDERAL A. YANI JAKARTA 13230 KOTAK POS

Lebih terperinci

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 3 DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 1. PENGANTAR Pelat-pelat hasil produksi pabrik umumnya masih dalam bentuk lembaran yang ukuran dan bentuknya bervariasi. Pelat-pelat dalam bentuk lembaran ini tidak dapat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry garmen, dimana perusahaan memproduksi kemeja pria dewasa. Bahan dasar untuk produksi

Lebih terperinci

Mutu dan cara uji sepatu pengaman dari kulit dengan sistem goodyear welt

Mutu dan cara uji sepatu pengaman dari kulit dengan sistem goodyear welt Standar Nasional Indonesia Mutu dan cara uji sepatu pengaman dari kulit dengan sistem goodyear welt ICS 13.340.10; 61.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan...

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat. 49 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 1. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Wilayah PT. Cipta Frima Jaya adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang proses dan pembekuan untuk hasil perikanan laut, yang merupakan milik Bapak H.Yusdin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Just In Time System pada PT. Primarindo Asia Infrastructure Penerapan Just In Time pada PT. Primarindo Asia Infrastructure baru mulai dilakukan pada awal

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal berikut ini

Lebih terperinci

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk; CARA SABLON MANUAL ALAT DAN BAHAN CETAK SABLON Alat: - Meja sablon, selain digunakan untuk menyablon meja ini digunakan pada saat afdruk screen. Bagian utama meja adalah kaca (tebal 5 mm), lampu neon 2

Lebih terperinci

RESUME TIME STUDY CUTTING PROCESS

RESUME TIME STUDY CUTTING PROCESS RESUME TIME STUDY CUTTING PROCESS Time study merupakan suatu metode ilmiah yang digunakan untuk menentukan waktu produksi yang diperlukan untuk menghasilkan suatu barang. Sebelum melakukan time study hendaklah

Lebih terperinci

BAB III DATA PERUSAHAAN

BAB III DATA PERUSAHAAN BAB III DATA PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Wadah Kreasi Wadah kreasi adalah sebuah tempat produksi dalam dunia Konveksi yang memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam memberikan layanan konveksi dan percetakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya dibidang industri, PT. PAKOAKUINA bergerak dalam bidang industri

Lebih terperinci

SNEAKERS TREATMENT 01.

SNEAKERS TREATMENT 01. 01. Tali Sepatu (shoe laces) Lepaskan tali sepatu terlebih dahulu, lalu ditandai ( bisa dengan mengikat salah satu ujungnya untuk tali sepatu kiri dan tali sepatu kanan agar jangan sampai tertukar. Leather

Lebih terperinci

2. Pengoperasian Cam-lock

2. Pengoperasian Cam-lock Daftar isi 1. Kata pengantar. 2. Pengoperasian Cam-lock.. 3. Pencegahan Kebocoran Uap Air. 4. Panel Cold Storage Dengan Panel Atap & Lantai 5. Memasangan Lantai Panel Cold Storage. 6. Memasang Wall Panel

Lebih terperinci

BAB 2 BAMBU LAMINASI

BAB 2 BAMBU LAMINASI BAB 2 BAMBU LAMINASI 2.1 Pengertian Bambu Laminasi Bambu Laminasi adalah balok/papan yang terdiri dari susunan bilah bambu yang melintang dengan diikat oleh perekat tertentu. Pada tahun 1942 bambu laminasi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Gambar 4.1 Flowchart proses pembuatan Mold Injection Phylon 18 4.2 PEMBAHASAN Departement Cad-Cam Menerima order desain sepatu yang akan di buat dari

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PERUSAHAAN BAB IIGAMBARAN UMUM GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 SEJARAH UMUM PERUSAHAAN PT. Yasunli Abadi Utama Plastik berdiri di Tangerang, 8 Juli 1980. Adalah suatu perusahaan yang awalnya berspesialisasi

Lebih terperinci

NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG BAB I PENDAHULUAN

NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI INDUSTRI PENGOLAHAN GOLONGAN POKOK INDUSTRI KULIT,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada tahun 1989 Song CK mendirikan perusahaan Korin Trading Corporation sendiri, dan pada tahun 1990-1993 berubah menjadi agen tunggal untuk Converse

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

Cindy Puspita Sari / 4ID01

Cindy Puspita Sari / 4ID01 Mempelajari Manajemen Perawatan Mesin Injeksi Plastik pada Produksi Kaca Spion Tipe KZRA di PT Astra Komponen Indonesia Cindy Puspita Sari 31413929 / 4ID01 Latar Belakang Permasalahan Solusi Penyelesaian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan BORSANO merupakan sebuah home-industry yang bergerak di bidang produksi sepatu kulit. Saat ini perusahaan memiliki masalah yaitu waktu baku setiap stasiun kerja tidak diketahui, kinerja

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENGETAHUI JENIS BAHAN BAKU SEPATU NIKE (Study Kasus PT.Starwin Indonesia)

SISTEM PAKAR UNTUK MENGETAHUI JENIS BAHAN BAKU SEPATU NIKE (Study Kasus PT.Starwin Indonesia) SISTEM PAKAR UNTUK MENGETAHUI JENIS BAHAN BAKU SEPATU NIKE (Study Kasus PT.Starwin Indonesia) Taufik Hidayat tauhid79.th@gmail.com Abstrak Dalam dunia industri sekarang ini sangat dibutuhkan tenaga terlatih

Lebih terperinci

Fera Elza 1, Alam Santosa 2 1,3. Universitas Komputer Indonesia 1,3. Jalan Dipatiukur no , Kota Bandung,

Fera Elza 1, Alam Santosa 2 1,3. Universitas Komputer Indonesia 1,3. Jalan Dipatiukur no , Kota Bandung, Analisis Six Sigma untuk Mengurangai Jumlah Cacat Sepatu di PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk Six Sigma Analysis for Reduce the Number of Shoe Defects in PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk Fera

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Atas Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bridgestone Tire Indonesia merupakan perusahaan patungan antara swasta nasional Indonesia dengan

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci