BAB III METODOLOGI. Proses produksi pada PT. PIN khususnya proses dari bagian upper (cutting

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI. Proses produksi pada PT. PIN khususnya proses dari bagian upper (cutting"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Proses produksi pada PT. PIN khususnya proses dari bagian upper (cutting dan sewing) sampai pada bagian assembly akan diubah menjadi suatu sistem produksi yang benar-benar baru dengan menggunakan prinsip-prinsip yang ada pada rekayasa ulang proses bisnis. Penelitian ini juga akan berpengaruh kepada manajemen sistem informasi, pengolahan data pada proses produksi, kebijakan yang ada dalam perusahaan serta akan merubah struktur organisasinya, dimana tidak mungkin untuk melakukan rekayasa ulang proses produksi tanpa berdampak kepada ketiganya. Sebelum melakukan perubahan pada sistem produksi perlu ditetapkan dahulu tujuan untuk melakukan rekayasa ulang, setelah itu akan dilakukan penggambaran proses produksi yang ada sekarang secara terperinci, selanjutnya mengidentifikasi dan menganalisa masalah yang ada, selanjutnya adalah tahapan dalam membuat sistem produksi yang baru dengan menggunakan masukan dari proses yang ada dan industri terkait, setelah itu dibuat model dari sistem baru tersebut untuk menguji peningkatan efisiensi dari segi WIP, dan waktu produksi yang dihasilkan oleh rekayasa ulang ini dengan menggunakan software simulasi Process 2000, yang terakhir dilakukan adalah melakukan perbandingan antara proses yang baru dengan proses yang lama serta dibuat kesimpulan dari proses rekayasa ulang produksi ini. 17

2 18 Berikut akan digambarkan kerangka pikir yang akan digunakan dalam melakukan rekayasa ulang ini. Sistem Pendukung Proses produksi Lama Rekayasa ulang proses produksi Proses Produksi Baru Feed back Software simulasi Process 2000 Proses simulasi Gambar 3.1. kerangka pikir rekayasa ulang di PT. PIN 3.2. Tahapan Analisis Analisa akan dilakukan dengan menggunakan metode Rapid dengan alasan jelasnya langkah-langkah yang harus dikerjakan sehingga menyebabkan kemudahan dalam melakukan rekayasa ulang. Metode ini juga dapat menganalisa pengaruh non teknis terutama sumberdaya manusia yang secara langsung atau pun tidak langsung akan terpengaruh dengan adanya rekayasa ulang ini. Metode Rapid Re yang digunakan akan mengalami modifikasi dalam beberapa tahapnya yang disesuaikan

3 19 dengan kondisi dan keadaan yang dihadapi pada PT. PIN. Tahapan analisis tersebut dapat dilihat pada penjelasan berikut ini : 1. Menetapkan tujuan Pada tahapan ini dilakukan penetapan tujuan dari dibuatnya sistem baru yang merupakan hasil dari rekayasa ulang. Isinya adalah tentang apa yang ingin dicapai dari adanya sistem yang baru dan apa pengaruh sistem baru ini terhadap perusahaan. Biasanya yang dicari adalah keuntungan dari sistem baru ini jika dibandingkan dengan sistem lama. Sesuai dengan kebutuhan perusahaan, sistem baru diharapkan dapat mempercepat waktu produksi serta persediaan barang setengah jadi (WIP) yang akhirnya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja. Pada tahap ini juga dilakukan penetapan terhadap komitmen dari manajemen perusahaan khususnya General Manager Operational untuk menjalankan rekayasa ulang serta sebagai pengambil keputusan tertinggi dalam kegiatan perusahaan sehari-hari pada bagian produksi. Komitmen juga perlu disetujui oleh pemilik perusahaan dan Presiden Direktur, karena harus bias melihat nilai dari dilakukannya rekayasa ulang pada perusahaan yang mereka miliki dan yang menjadi tanggung jawab mereka. 2. Menyusun model proses produksi yang sekarang Penyusunan model proses produksi yang dipakai sekarang akan dilakukan pada tahap kedua ini. Penyusunan ini diambil dari data yang telah ada pada bagian I.E (Industrial Engineering) pada perusahaan tersebut. Penyusunan ini termasuk untuk pengambilan lay out keseluruhan pabrik, peta proses operasi

4 20 pada semua bagian, kebijakan-kebijakan perusahaan dalam hal proses produksi, waktu bau dan waktu siklus untuk tiap proses produksi, penggunaan jumlah tenaga manusia yang ada dalam tiap proses, DTD yang dibutuhkan serta jumlah WIP yang ada saat ini untuk tiga departemen terkait; cutting, sewing dan assembly. 3. Identifikasi dan analisa masalah Identifikasi dan analisa masalah akan dilakukan pada tahapan ketiga ini. Proses produksi mana yang menyebabkan lamanya waktu produksi, bagaimana terjadinya penumpukan WIP, dimana saja WIP tersebut mengalami penghambatan proses, dimana dan kapan terjadinya bottle neck dalam proses produksi dan mengurangi proses produksi yang tidak memiliki nilai tambah bagi pembeli. Masalah yang mungkin dan akan diselesikan adalah: a. Mengurangi proses yang dianggap tidak memiliki nilai tambah bagi pembeli. Proses ini harus dikurangi dengan alasan untuk mengurangi biaya untuk memproduksi satu pasang sepatu. Proses yang dianggap tidak memiliki nilai tambah adalah proses yang dilakukan hanya karena adanya kesalahan dari proses sebelumnya ataupun karena adanya kelalaian dari proses sebelumnya dan proses itu tidak memiliki hasil yang nyata (tidak dapat terlihat denganjelas) didalam proses. b. Merubah kebijakan yang ada dalam proses produksi. Perubahan ini berkaitan dengan jumlah pasang sepatu dalam tiap box yang digunakan sebagai alat transportasi antar proses serta bagaimana cara meberlakukan

5 21 sistem buffer yang benar dalam keseluruhan proses produksi, mulai dari bagian upper sampai pada assembly. Kebijakan ini hanya sebatas pada kebijakan yang ada di proses produksi. 4. Menyusun sistem proses produksi yang baru Pada tahap ke empat ini akan ditentukan proses produksi seperti apa yang akan digunakan selanjutnya (yang baru). Perancangan sistem proses produksi yang baru ini termasuk didalamnya adalah penyusunan layout yang baru, perhitungan waktu proses yang baru, kebijakan penggunaan box yang baru, serta penetapan pengunaan buffer yang bagaimana yang optimal. Tahap ini juga memungkinkan terjadinya perubahan pada struktur organisasi yang ada. Dimana akan dilakukan penggabungan tugas dan pekerjaan yang sekiranya terkait satu sama lain atau berhubungan sangat dekat sehingga akan lebih efektif jika pengerjaannya digabung atau didekatkan. Pada tahap ini juga di gunakan prinsip-prinsip Lean Manufacturing yang memiliki prinsip hampir sama dengan rekayasa ulang proses bisnis. 5. Simulasi proses produksi baru Pada tahap kelima ini akan dilakukan simulasi terhadap rancangan proses produksi yang baru dari hasil rekayasa ulang. Simulasi dilakukan dengan menggunakan software dari Micrografx yaitu Process Dalam simulasi ini waktu proses yang digunakan adalah waktu proses dari proses produksi yang lama; khusus untuk proses yang memang sama. Alat ini digunakan untuk menjalankan rancangan proses produksi yang baru serta melihat kemungkinan masalah yang akan timbul jika proses produksi yang baru ini dijalankan. Alat

6 22 ini juga dapat menghitung waktu perkiraan yang dibutuhkan untuk proses yang baru serta mengukur tingkat keberhasilan dari sistem yang baru tersebut jika dibandingkan dengan sistem yang lama. 6. Kesimpulan dan perbandingan Pada tahap keenam ini akan dilakukan pengambilan kesimpulan terhadap perancangan sistem proses produksi yang baru berdasarkan hasil perhitungan dan kalkulasi yang didapat dari tahap ke-lima. Komponen yang akan dibandingkan disini adalah layout yang lama dengan yang baru, penggunaan waktu produksi antara sistem lama dengan sistem yang baru, penggunaan buffer antara sistem lama dengan yang baru, jumlah WIP sistem lama dengan sistem baru, kebijakan yang digunakan antara sistem lama dengan yang baru, biaya yang digunakan untuk membuat satu pasang sepatu pada bagian upper dan assembly dari sistem lama dan baru serta hasil produksi harian antara sistem lama dengan sistem yang baru Organisasi Perusahaan PT. Prima Inreksa Industries (PT. PIN) berdiri sejak tahun Perusahaan ini bergerak dalam bidang pembuatan sepatu khususnya sepatu olah raga. Sudah banyak jenis sepatu olah raga yang pernah di produksi oleh perusahaan ini seperti sepatu tennis, lari, jalan santai, basket, klasik, serta sepatu mendaki gunung. Sejak awal berdiri sampai sekarang PT. PIN telah memproduksi banyak merek sepatu seperti FILA, LAGEARS, NIKE, AIRWALK, dan ADIDAS. Perusahaan ini

7 23 memproduksi sepatu hanya berdasarkan order yang didapatkan dari perusahaan besar tersebut diatas. Untuk lima tahun terakhir ini PT. PIN hanya memproduksi sepatu dengan merek Adidas, karena Adidas berjanji akan memberikan order yang banyak kepada perusahaan dan akan berlanjut lama jika perusahaan tersebut tidak menerima order dari perusahaan lain. Perusahaan ini berorientasi eksport atau bergantung dari order yang diturunkan oleh Adidas. Lead time untuk melakukan proses order mulai dari penerimaan order sampai dengan eksport adalah 60 hari. Kebijakan ini baru diterapkan oleh Adidas mengingat sebelumnya adalah 90 hari yang dirasakan terlalu lama oleh counter Adidas di seluruh dunia yang akan menerima langsung dari pabrik pembuat sepatu seperti PT. PIN. Kantor dan pabrik PT. PIN terletak di daerah Tangerang - Banten dan memiliki kantor representatif di Busan - Korea untuk menangani pembelian material yang sebagian besar berasal dari korea. Perusahaan ini secara keseluruhan terbagi manjadi dua sisi organisasi yaitu operational dan accounting finance. Operational berada dibawah pengawasan Presiden Direktur secara langsung sedangkan accounting finance berada dibawah pengawasan Wakil Presiden Direktur. Pada saat ini akan lebih difokuskan kepada bagian operational yang akan lebih banyak berpengaruh kepada penulisan thesis ini. Bagian operational dijabat oleh seorang General Manager Operational yang membawahi divisi Industrial Engineering, Factory (production), Management Information System, Human Resources, General Affair, Marketing, Export - Import, dan Development. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan struktur organisasi perusahaan yang ada dan yang sedang

8 24 digunakan pada saat ini dan dapat dilihat juga bagian bagian yang ada dibawahnya dengan lebih jelas. Pres. Director Vice Pres. Dir Fin. & Acc. Div. Operational Div Finance Factory Industrial Eng. Import & Purchasing MIS HRD GA Maketing & Export Maintenance Development Payroll PPIC Production System Lokal Purchasing LAN & Hardware Training SOE Marketing Carpenter Bottom Accounting Raw Mtrl. W/H Office Admin Direct Purchasing Automation Personel Legal Costing Electrical Sample 1 Laboratorium Management System Import Facility Export Mechanic Sample 2 Cutting Operation Transport Sample 3 Sewing Sample 4 Rolling & Press Production Grinding PDM C.S. Assembly & Packing Admin Office Vulc. Assy & Packing Finish Good W/H Quality Control Gambar 3.2. Struktur Organisasi PT. Prima Inreksa Industries

9 25 Saat ini yang akan dijelaskan lebih detail adalah bagian factory yang membawahi keseluruhan bagian produksi mulai dari perencanaan sampai pada gudang barang jadi (finish goods w/h). 1. Bagian PPIC Bagian ini terbagi lagi menjadi tiga sub bagian yang keseluruhannya memiliki tugas untuk melakukukan pengawasan terhadap bagian produksi, bagian ini juga kerap sekali menjadi tangan kanan dari Factory manager, sub-bagian tersebut adalah Upper part, Bottom & Assembly dan Material, Schedule & Tooling. a. Upper part bertanggung jawab atas keseluruhan kesiapan material, jadwal produksi dan hasil produksi sehari-hari untuk bagian Cutting Sewing dan Cribshoe. b. Bottom & Assembly bertanggung jawab atas kesiapan material, jadwal produksi dan hasil produksi setiap hari untuk bagian Rolling, Press, Grinding, C.S. Assembly dan Vulc. Assembly. c. Material, schedule & tooling bertanggung jawab atas perhitungan kapasitas produksi hari per bulan dan per tahun, perhitungan kecukupan peralatan terhadap order, perhitungan kesiapan material terhadap jadwal, pembuatan jadwal produksi secara keseluruhan selama satu bulan penuh dan penjadwalan ekspor barang setiap bulannya.

10 26 2. Raw Material Warehouse Bagian ini bertanggung jawab atas penyimpanan bahan-bahan mentah yang akan diproses ke bagian selanjutnya. Bagian ini terbagi menjadi tiga yaitu : a. Chemical dalam gudang ini berisi bahan bahan kimia yang nantinya akan diproses untuk menjadi bentuk rubber, pholon ataupun lem serta bahan-bahan kimia lainnya yang diperlukan. b. Leather dalam gudang ini berisi semua bahan yang berjenis kulit, baik itu kulit, sapi, kuda ataupun kanguru. c. Acessories & Fabrique dalam gudang ini berisi bahan-bahan yang terbuat dari tekstil, metal, dan barang lainnya yang bukan termasuk kedalam category kulit atau kima. Gudang ini adalah gudang terbesar di dalam perusahaan karena menampung hampir seluruh barang yang dibutuhkan dalam perusahaan. 3. Laboratorium Bagian ini bertanggung jawab dalam kesiapan bahan kimia campuran seperti lem, primer, campuran outsole, campuran phylon dan lain sebagainya yang sifatnya mendukung kelancaran produksi. Bahan kimia campuran ini harus di konfirmasi terlebih dahulu oleh Inspector Adidas. 4. Cutting Bagian ini bertugas untuk memotong bahan mentah seperti kulit, tekstil, tekson dan lain sebagainya yang bersifat lembaran dan perlu di potong terlebih dahulu untuk mengikuti cetakan yang dibuat sesuai dengan jenis sepatu yang dibutuhkan. Bagian ini terdiri dari 10 line produksi yang setiap

11 27 line produksinya memiliki mesin cutting, buffing, skiving, gauge, dan tongue sew. 5. Sewing Bagian ini terdiri dari 38 line produksi yang bertugas untuk menyatukan bagian-bagian yang telah dipotong sesuai dengan cetakan dan model sepatu yang diinginkan, sampai bentuk sepatu sudah dapat terlihat dan siap dilanjutkan ke proses selanjutnya. 6. Rolling & Press Bagian ini bertanggung jawab untuk memproduksi bagian bawah dari sepatu yaitu Outsole dan Phylon. Outsole terbentuk dari penggabungan beberapa unsur kimia dan karet, begitu juga dengan phylon yang membedakan meraka adalah proses dan kadar karetnya. Dalam bagian ini terdapat mesin kneader, calendar, rolling cold press, cutting press, hot press dan trimming. Bagian ini mengerjakan order sangat tergantung dari jumlah mould yang diberikan oleh Adidas. Jika mould yang ada tidak sesuai dengan jumlah order maka dilakukan penyesuaian jumlahnya, dengan konfirmasi pihak Adidas tentunya. 7. Grinding Bagian ini bertugas untuk melakukan proses buffing dan grinding terhadap outsole dan phylon sebelum keduanya digabungkan. Bahkan proses penggabungan dua komponen ini dilakukan pada bagian grinding ini. Proses dalam bagian ini cenderung mudah untuk dilakukan karena mesin yang tersedia cukup banyak dan proses ini tidak berlaku untuk beberapa model sepatu seperti Vulcanize.

12 28 8. Cold Cement Assembly and Packing Bagian ini bertanggung jawab atas penggabungan komponen outsole yang sudah di proses pada bagian grinding dengan komponen upper yang telah diproses pada bagian sewing. Mereka juga bertugas untuk melakukan proses pengepakan barang kedalam boks karton. Bagian ini memiliki 8 line produksi. 9. Vulcanize Assembly & Packing Bagian ini bertugas hampir sama dengan bagian no 8, yang membedakan antara kedua bagian ini adalah proses pengerjaan dan model sepatu yang dikerjakannya. Pada bagian vulcanize ini penggabungan sepatu dilakukan seperti pada proses cold cement tetapi setelah itu sepatu jenis ini harus di panaskan lagi dan dimasukkan kedalam sebuah oven yang besar selama 1 jam, setelah itu dilakukan proses pengepakan yang sama dengan cold cement. Bagian ini memiliki 2 line produksi. 10. Finish Goods Warehouse Sesuai dengan namanya bagian ini adalah tempat penyimpanan barang jadi yang siap di eksport. Bagian ini terdiri dari dua sub-bagian yaitu; a. A-Grade yaitu barang yang berkualitas bagus dan dapat langsung di eksport. b. B-Grade yaitu barang yang kualitasnya kurang bagus tapi masih bias dieksport dengan harga jual yang akan dikurangi sesuai dengan mutu barang tersebut.

13 Quality Control Bagian ini bertanggung jawab terhadap kualitas barang mulai dari datangnya material sampai pada sepatu yang sudah siap di ekspor. Bagian ini adalah bagian yang akan sangat sering berhubungan dengan buyer Adidas dan Inspector Adidas.

BAB I PENDAHULUAN. Efisiensi, efektifitas dan produktifitas adalah kata-kata yang sering

BAB I PENDAHULUAN. Efisiensi, efektifitas dan produktifitas adalah kata-kata yang sering BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Efisiensi, efektifitas dan produktifitas adalah kata-kata yang sering dilontarkan dalam beberapa dekade belakangan ini, baik dari pihak konsumen pada umumnya maupun

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG MENTERI KETENAGAKERJAAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG JABATAN YANG DAPAT DIDUDUKI OLEH TENAGA KERJA ASING PADA KATEGORI INDUSTRI PENGOLAHAN, SUBGOLONGAN INDUSTRI ALAS KAKI

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 GOLONGAN PETERNAKAN DAN NAMA JABATAN

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 GOLONGAN PETERNAKAN DAN NAMA JABATAN NO LAMPIRAN KEPUTUSAN NOMOR 12 TAHUN 2015 JABATAN YANG DAPAT DIDUDUKI OLEH TENAGA KERJA ASING PADA KATEGORI PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN, GOLONGAN PETERNAKAN GOLONGAN PETERNAKAN DAN KETERANGAN GOLONGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Factory) dan tahun 2007 (Workshop) silam. Perusahaan ini memproduksi sepatu untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Factory) dan tahun 2007 (Workshop) silam. Perusahaan ini memproduksi sepatu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Chingluh Indonesia adalah salah satu perusahaan sepatu dari Taiwan didaerah Kabupaten Tangerang tepatnya di Cikupa. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 2005

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah dunia industri yang secara langsung melibatkan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah dunia industri yang secara langsung melibatkan perkembangan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telah membawa perubahan hampir semua bidang, salah satunya adalah dunia industri yang secara langsung melibatkan perkembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

THE FACTORY ORGANISATION

THE FACTORY ORGANISATION THE FACTORY ORGANISATION Director IT - Department Finance Shipping Human Resources Marketing Manager Chief Merchandiser Merchandisers Sampling Asst. Merchandiser Production Management Production Orders

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Pratama Abadi Industri merupakan sebuah industri manufaktur yang memproduksi sepatu untuk berlari (running shoes) yang berlokasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Berbagai Bagian dalam Organisasi Perusahaan Elektronik Jakarta Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan elektronik membagi tugas dan tanggung jawab

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPUALAN DAN PENGOLAHAN DATA. beralamat di Jalan Raya Serpong KM. 7, Pakulonan Tangerang 4941.

BAB IV PENGUMPUALAN DAN PENGOLAHAN DATA. beralamat di Jalan Raya Serpong KM. 7, Pakulonan Tangerang 4941. BAB IV PENGUMPUALAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Lokasi Penelitian Penulis mengadakan penelitian pada PT. Pratama Abadi Industri yang beralamat di Jalan Raya Serpong KM. 7, Pakulonan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 49 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. XYZ didirikan pada tahun 1986, merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang polyester dan berlokasi di Tangerang. Sejak tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat. 36 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT Prima Plastik Internusa (PPI) adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang packaging atau produksi kemasan. PT PPI didirikan tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan, apakah perusahaan tersebut perusahaan perdagangan ataupun perusahaan pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan perencanaan material. Tanpa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 357 TAHUN 2013 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 357 TAHUN 2013 TENTANG MENTERI KEPUTUSAN MENTERI NOMOR 357 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN YANG DAPAT DIDUDUKI OLEH TENAGA KERJA ASING PADA KATEGORI INDUSTRI PENGOLAHAN GOLONGAN POKOK INDUSTRI PAKAIAN JADI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 358 TAHUN 2013 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 358 TAHUN 2013 TENTANG MENTERI KEPUTUSAN MENTERI NOMOR 358 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN YANG DAPAT DIDUDUKI OLEH TENAGA KERJA ASING PADA KATEGORI INDUSTRI PENGOLAHAN GOLONGAN POKOK INDUSTRI MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN)

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. DADA INDONESIA adalah salah satu anak Grup DADA yang berasal dari Korea Selatan, Grup ini yang memiliki 7 Perusahaan di 4 Negara,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. kertas, dimana dapat diklarifikasikan dalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu :

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. kertas, dimana dapat diklarifikasikan dalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu : BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Suparma (SPM) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kertas. Produksi kertas tersebut telah menghasilkan berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Panarub Industry dahulu bernama CV. PAN ASIA CHEMICAL yang didirikan pada tahun 1968 oleh Bapak Lukas Sasmito yang disahkan secara hukum lewat

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN SARI ROTI. PT NIPPON INDOSARI CORPINDO,Tbk.

PROYEK AKHIR SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN SARI ROTI. PT NIPPON INDOSARI CORPINDO,Tbk. PROYEK AKHIR SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN SARI ROTI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO,Tbk. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN Struktur organisasi di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dipimpin oleh seorang presiden

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan ini berdiri pada tahun 1954 di Jakarta, sebuah pabrik yang memproduksi barang-barang elektronik Tiga tahun kemudian dalam studinya di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih pesat lagi dengan harapan produk yang dihasilkan mempunyai kualitas maupun

BAB I PENDAHULUAN. lebih pesat lagi dengan harapan produk yang dihasilkan mempunyai kualitas maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perindustrian di Indonesia semakin dituntut untuk berkembang lebih pesat lagi dengan harapan produk yang dihasilkan mempunyai kualitas maupun kuantitas

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kadujaya Perkasa didirikan pada tahun 1982 dan berlokasi di Tangerang. PT. Kadujaya Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang barang

Lebih terperinci

BAB II PROFIL UMUM PERUSAHAAN

BAB II PROFIL UMUM PERUSAHAAN BAB II PROFIL UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. KMK Global Sports 2 merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri sepatu. Produk yang dihasilkan di PT. KMK Global Sports 2 adalah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Jakarta pada tahun PT BBU merupakan perusahaan pabrikasi dengan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Jakarta pada tahun PT BBU merupakan perusahaan pabrikasi dengan BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT BBU ialah perusahaan perseorangan swasta nasional yang didirikan di Jakarta pada tahun 2007. PT BBU merupakan perusahaan pabrikasi dengan produk yang

Lebih terperinci

(penanaman modal dalam negeri) dengan akte notaries No. 53 dikeluarkan. dengan menggunakan tiga lme produksi dengan kapasitas produksi 3000

(penanaman modal dalam negeri) dengan akte notaries No. 53 dikeluarkan. dengan menggunakan tiga lme produksi dengan kapasitas produksi 3000 BAB III METODOLOGIPENELITIAN A. Gambaran LIntum Perusahaan 1. Sejarab Berdirinya PT. Hardaya Aneka Shoes Industry PT. Hardaya Shoes Industry merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri sepatu olahraga,

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Informasi (1)

Aplikasi Sistem Informasi (1) Dasar Sistem Informasi Aplikasi Sistem Informasi (1) Arif Basofi Objectives l Memahami bagaimana sistem informasi dapat mempengaruhi dunia bisnis. (1) l Memahami bentuk-bentuk aplikasi sistem informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia dan juga semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap perusahaan harus mempersiapkan diri untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Just In Time System pada PT. Primarindo Asia Infrastructure Penerapan Just In Time pada PT. Primarindo Asia Infrastructure baru mulai dilakukan pada awal

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Tungmung Textile Co (S) Pte Ltd Tung Mung Textile Co (S) Pte Ltd didirikan pada tahun 1971 di Singapura. Sejak

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Sekunder 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Chingluh Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan sepatu yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profil perusahaan PT.Agel Langgeng (PTAL) berdiri tahun 1991 di Bekasi Jawa Barat. Perusahaan yang mesih termasuk Kapal Api Group

Lebih terperinci

LAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

LAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LAMPIRAN LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS PT. CISANGKAN 1. Commisaris Fungsi : Merencanakan dan menentukan visi dan misi serta mengawasi kegiatan perusahaan maupun kinerja serta jalannya

Lebih terperinci

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA Enterprise Resource Planning Visual Manufacturing ERP Infor Visual Alur Part Maintenance Modul Dengan menggunakan Visual Manufacturing Unit Of Measure, Vendor, Shop Resource, maintenance Engineering Master

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Simba merupakan suatu perusahaan swasta yang berdiri dengan nama lengkap PT Simba Indosnack Makmur. Keterangan-keterangan umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Nikki Super Tobacco merupakan salah satu perusahaan yang ada di kota

BAB I PENDAHULUAN. PT. Nikki Super Tobacco merupakan salah satu perusahaan yang ada di kota BAB I PENDLMULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Perusahaan PT. Nikki Super Tobacco merupakan salah satu perusahaan yang ada di kota Kudus. PT. Nikki Super Tobacco didirikan pada tanggal 11 Desember 1990,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT TMMIN

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT TMMIN LAMPIRAN 80 Lampiran 1. Struktur Organisasi PT TMMIN DIRECTORATE DIVISION DEPARTMENT Board of Directors Plant Karawang Assy & Painting Press & Welding - AssyProduction - Painting Engineering Service -

Lebih terperinci

RIWAYAT HIDUP PENULIS. Alamat : Kp. Cisitu no.66. Padalarang Bandung.

RIWAYAT HIDUP PENULIS. Alamat : Kp. Cisitu no.66. Padalarang Bandung. RIWAYAT HIDUP PENULIS Nama : Jeffry Horison Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Juni 1981 Agama : Katholik Alamat : Kp. Cisitu no.66. Padalarang Bandung. PENDIDIKAN 1987-1993 SD St. Bellarminus, Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Proses Bisnis Pengadaan Barang Yang Sedang Berjalan Pada bab ini akan dibahas bagaimana PT.A didalam melakukan proses pengadaan barang. Didalam melakukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perancangan Input Output

LAMPIRAN 1 Perancangan Input Output 274 LAMPIRAN 1 Perancangan Input Output Form input Login Form konfirmasi Login Form Utama 275 Form input Edit User Form input Change Password Form input Master Staff 276 Form Input Master Customer 277

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elektronik dengan menggunakan tiga jenis mesin injeksi. Dua tahun

BAB I PENDAHULUAN. elektronik dengan menggunakan tiga jenis mesin injeksi. Dua tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Yasunli Abadi Utama Plastic berdiri di Tangerang, 8 Juli 1980. Adalah suatu perusahaan yang awalnya berspesialisasi dalam memproduksi peralatanperalatan elektronik

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 354 TAHUN 2013 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 354 TAHUN 2013 TENTANG MENTERI KEPUTUSAN MENTERI NOMOR 354 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN YANG DAPAT DIDUDUKI OLEH TENAGA KERJA ASING PADA KATEGORI INDUSTRI PENGOLAHAN GOLONGAN POKOK INDUSTRI MINUMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Introduction to. Chapter 9. Production Management. MultiMedia by Stephen M. Peters South-Western College Publishing

Introduction to. Chapter 9. Production Management. MultiMedia by Stephen M. Peters South-Western College Publishing Introduction to Chapter 9 Production Management Sasaran Pembelajaran Identifikasi sumber daya kunci yang digunakan untuk produksi. Identifikasi faktor yang mempengaruhi keputusan lokasi pabrik. Uraikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB. langsung. Wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing jabatan pada PT.

LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB. langsung. Wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing jabatan pada PT. LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Tugas dan tanggung jawab masing-masing jabaatan, dapat diketahui dari struktur organisasi. Dimana dalam struktur digambarkan hubungan antara atasan dan bawahan,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET Ronaldus Soegiarto dan Mahendrawathi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: ronaldus04@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan PT. Ching Luh Group adalah usaha yang bergerak dibidang sepatu khusunya sepatu olah raga. Yang membuat sepatu-sepatu merk

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. di Perusahaan Korea, pada Divisi Gudang, PT. Komitrando Emporio, ini disusun

BAB IV PENUTUP. di Perusahaan Korea, pada Divisi Gudang, PT. Komitrando Emporio, ini disusun BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Tugas akhir dengan judul Proses Keluar Masuk Bahan Baku Pembuatan Tas di Perusahaan Korea, pada Divisi Gudang, PT. Komitrando Emporio, ini disusun sebagai laporan pelaksanaan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ORGANISASI PERUSAHAAN Uraian Tugas dan Tanggungjawab PT XYZ Medan memiliki beberapa departemen yang saling berhubungan dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

Lebih terperinci

I.3 Tujuan Penulisan. I.1 Latar Blkg Masalah. I.2 Pembatasan Masalah. I.4 Sistematika Penulisan

I.3 Tujuan Penulisan. I.1 Latar Blkg Masalah. I.2 Pembatasan Masalah. I.4 Sistematika Penulisan I.1 Latar Blkg Masalah a. Sistem JIT dan Kanban b. Identifikasi Masalah I.2 Pembatasan Masalah a. Lokasi Kegiatan : PT. DENSO Indonesia b. Objek Penelitian : Komponen Neck Filler c. Cakupan Pembahasan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Strategi Penerapan Just In Time Manufacturing

BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Strategi Penerapan Just In Time Manufacturing BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Strategi Penerapan Just In Time Manufacturing Sebagai yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa konsentrasi perhatian konsep JIT adalah pada aspek manusia, kualitas,

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN

BAB 3 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN BAB 3 61 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN 3.1 Sekilas tentang PT FI 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT FI didirikan berdasarkan Akta Notaris A. Partomuan Pohan, SH, LLM No. 6, tanggal 2 September 1993.

Lebih terperinci

WAREHOUSE & INVENTORY MANAGEMENT PT. REGENESIS INDONESIA. Consultancy by :

WAREHOUSE & INVENTORY MANAGEMENT PT. REGENESIS INDONESIA. Consultancy by : WAREHOUSE & INVENTORY MANAGEMENT PT. REGENESIS INDONESIA Consultancy by : BAB I : PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PT. Regenesis Indonesia adalah perusahan yang bergerak dibidang Distribusi Consumables Healthcare,

Lebih terperinci

BAB 3 DESKRIPSI UMUM

BAB 3 DESKRIPSI UMUM BAB 3 DESKRIPSI UMUM 3.1 Sejarah dan Latar Belakang perusahaan PT. ABC merupakan perusahaan importir yang didirikan oleh empat bersaudara keluarga Sutjiadi pada tahun 1997. Perusahaan ini berlokasi di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia yang semakin pesat, mendorong setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia yang semakin pesat, mendorong setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia yang semakin pesat, mendorong setiap perusahaan mengembangkan kemampuan bersaingnya dalam berbagai hal. Perusahaan yang berhasil

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. PT Lotus Indah Textile Industries, Human Resource Department

BAB II GAMBARAN UMUM. PT Lotus Indah Textile Industries, Human Resource Department BAB II GAMBARAN UMUM Pada bab ini, penulis membahas mengenai sejarah dan struktur organisasi PT Lotus Indah Textile Industries, Human Resource Department (HRD)/Personalia, tugas dan tanggung jawab penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan Sistem Informasi (SI) terus berkembang seiring dengan kebutuhan perusahaan untuk mendukung bisnis dari perusahaan tersebut yang dapat memberikan pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT. Nikkatsu Electric Works

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT. Nikkatsu Electric Works BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT. Nikkatsu Electric Works PT. Nikkatsu (lengkapnya PT. Nikkatsu Electric Works yang beralamat di Jl.Cimuncang no.70 Bandung) adalah perusahaan swasta nasional dengan status

Lebih terperinci

Pendahuluan. I.1 Latar belakang

Pendahuluan. I.1 Latar belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap yaitu,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia) diresmikan pada tanggal 12 April 1971. Pada saat itu PT. TMMIN (Toyota Motor Manufacturing

Lebih terperinci

Week 11 SIA SIKLUS PRODUKSI. Awalludiyah Ambarwati

Week 11 SIA SIKLUS PRODUKSI. Awalludiyah Ambarwati Week 11 SIA SIKLUS PRODUKSI Awalludiyah Ambarwati Production Methods Continuous Processing creates a homogeneous product through a continuous series of standard procedures. Batch Processing produces discrete

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2003 sebagai perusahaan joint venture antara Indonesia Belanda.

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2003 sebagai perusahaan joint venture antara Indonesia Belanda. BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah berdirinya PT Cosmar merupakan perusahaan manufaktur kosmetik yang beralamat di Jl Pulo Buaran III No.1 Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur, berdiri pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkembangan dunia industri saat ini, setiap industri atau perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkembangan dunia industri saat ini, setiap industri atau perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan dunia industri saat ini, setiap industri atau perusahaan selalu dituntut agar dapat mengatur transformasi sehingga dapat berlangsung secara efektif

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perusahaan manufaktur Indonesia dan Belanda yang didirikan pada tahun PT.

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perusahaan manufaktur Indonesia dan Belanda yang didirikan pada tahun PT. BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan Pada awal didirikannya PT. Cosmar merupakan perusahaan joint venture antara perusahaan manufaktur Indonesia dan Belanda yang didirikan pada tahun 2003.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi di Indonesia terutama kendaraan pribadi terus mengalami peningkatan jumlah setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah kendaraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makin banyaknya perusahaan yang menjalani proses produksi di Indonesia. Makin

BAB 1 PENDAHULUAN. makin banyaknya perusahaan yang menjalani proses produksi di Indonesia. Makin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri pada saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat. Terlihat dari makin banyaknya perusahaan yang menjalani proses produksi di Indonesia. Makin banyaknya

Lebih terperinci

Sistem IT Inventory Tempat Penimbunan Berikat

Sistem IT Inventory Tempat Penimbunan Berikat Sistem IT Inventory Tempat Penimbunan Berikat Penawaran software siap pakai dan pembangunan sistem www.perdanasistematika.com www.software-indonesia.com 1 CV PERDANA SISTEMATIKA www.perdanasistematika.com

Lebih terperinci

L A M P I R A N UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

L A M P I R A N UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA L A M P I R A N Uraian Tugas-Struktur Organisasi PT. MGT adalah sebagai berikut: 1. Direktur Utama Tugas Pokoknya adalah: Menetapkan garis-garis besar kebijaksanaan perusahaan, menetapkan tujuan dan program

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan dan Pengolahan Data. 4.1.1. Profil Perusahaan PT.X merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri sepatu olahraga yang memproduksi untuk perusahaan

Lebih terperinci

MODUL ERP (I) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dukungan Modul ERP Idealnya ERP Menyediakan dukungan terhadap Fungsi penjualan Fungsi pengadaan persediaan material, pengadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disesuaikan dengan jumlah order yang dimiliki oleh suatu industri, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang disesuaikan dengan jumlah order yang dimiliki oleh suatu industri, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang industri dihadapkan pada tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB 1 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja praktik dilaksanakan di Perusahaan PT.Hilon Indonesia. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri

Lebih terperinci

Apa itu Lean Manufacturing dan Bagaimana Cara Penerapannya?

Apa itu Lean Manufacturing dan Bagaimana Cara Penerapannya? Apa itu Lean Manufacturing dan Bagaimana Cara Penerapannya? Dalam tiap perusahaan yang bergerak di bidang produksi barang maka sebagian besar mereka akan menggunakan lean manufacturing. Lean merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sering perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan membawa manusia kehidupan yang lebih baik. Dimana pola hidup manusia dizaman sekarang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba atau menambah nilainya sendiri. Kualitas dari SDM akan sangat

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba atau menambah nilainya sendiri. Kualitas dari SDM akan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan, tanpa manusia maka sumber daya perusahaan tidak akan dapat menghasilkan laba

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di bidang manufaktur di kota Jakarta dan sekitarnya telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan munculnya beberapa

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5 BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Argha Karya Prima Industri didirikan pada pertengahan tahun 1982 dan terletak di Citeureup kabupaten Bogor, Jawa Barat. Perusahaan ini bergelut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan PT. Asia Citra Pratama (ACP) adalah produsen tekstil yang mengkhususkan diri dalam tekstil rumah. PT Asia Citra Pratama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan kemajuan teknologi sekarang ini, dunia industri otomotif

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan kemajuan teknologi sekarang ini, dunia industri otomotif 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi dan kemajuan teknologi sekarang ini, dunia industri otomotif berada pada tingkat persaingan yang sangat tinggi. Beberapa bukti yang dapat diambil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian di PT. Dwi Naga Sakti Abadi yang beralamat di jalan Daan Mogot Km.19 No.36, Jurumudi-Batuceper

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jalan Raya Pasar Rebo No. 72 Bekasi. Perusahaan ini merupakan logistic partner. berupa angka angka / bilangan bilangan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jalan Raya Pasar Rebo No. 72 Bekasi. Perusahaan ini merupakan logistic partner. berupa angka angka / bilangan bilangan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. ARMAS LOGISTIC SERVICE yang berlokasi di Jalan Raya Pasar Rebo No. 7 Bekasi. Perusahaan ini merupakan logistic partner.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT.Trisinar Indopratama berdiri di Jakarta sejak tahun 1995, bertempat di Komplek Duta Harapan Indah Blok E No.19 Jl. Kapuk Muara No.7 Jakarta Utara.Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Data perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan PT. Bumi Indah Putra adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan perdagangan di mana PT. Bumi Indah Putra mengeolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era global dalam dunia industri telah menyebabkan bertambahnya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, baik perusahaan yang berskala kecil maupun besar.

Lebih terperinci

Sehingga pada tahun 1999 PT. Euro Star Indonesia mendirikan pabrik

Sehingga pada tahun 1999 PT. Euro Star Indonesia mendirikan pabrik BAB ID METODOLOGIPENELIT1AN A. Lokasi Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, perusahaan yang menjadi objek penelitian penulis adalah PT. Inkordan International yang berlokasi di Jl. H. Ashari No. 52

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Laporan tugas akhir BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Garuda Metalindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur.produk utama dari perusahaan ini adalah

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang Perusahaan Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia (Pro Tec) merupakan perusahaan perakit komponen-komponen untuk perusahaan

Lebih terperinci

Penyebab. Pembangunan Pabrik Baru Perubahan Kapasitas Perubahan Design Produk Produk Baru Dll

Penyebab. Pembangunan Pabrik Baru Perubahan Kapasitas Perubahan Design Produk Produk Baru Dll LAY - OUT DESIGN Penyebab Pembangunan Pabrik Baru Perubahan Kapasitas Perubahan Design Produk Produk Baru Dll Kriteria Kinerja 1. Minimasi Kongesti 2. Minimasi Material Handling Cost 3. Effisiensi Penggunaan

Lebih terperinci

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 03, pp.-8 ISSN 30-495X Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 0J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi, Lely Herlina, Evi Febianti 3,,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan persaingan yang semakin ketat. Persaingan bukan hanya mengenai seberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan persaingan yang semakin ketat. Persaingan bukan hanya mengenai seberapa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha industri dewasa ini dan masa mendatang diwarnai dengan persaingan yang semakin ketat. Persaingan bukan hanya mengenai seberapa

Lebih terperinci

BAB 3 Objek Dan Metode Penelitian

BAB 3 Objek Dan Metode Penelitian BAB 3 Objek Dan Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT Maju Teknik Utama Indonesia yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat (divisi tabung)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner SWOT

Lampiran 1. Kuesioner SWOT Lampiran 1 Kuesioner SWOT Kuisioner diperlukan agar mendapatkan Faktor Strategi Eksternal dan Faktor Strategi Internal sehingga didapatkan strategi yang tepat untuk digunakan oleh perusahaan. Cara pengisian:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Kerangka Pikir Secara umum, produktivitas dapat diterjemahkan sebagai suatu rasio untuk mengukur kemampuan suatu organisasi atau individu, industri tertentu atau

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi alluminium extrusion di Jakarta. Perusahaan ini berkantor di JL. Palmerah

Lebih terperinci

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja praktik dilaksanakan di PT. Great Giant Pineapple. Perusahaan ini bergerak dalam bidang agroindustri, perkebunan dan pengolahan nanas

Lebih terperinci

PT. TRISULA GARMINDO MANUFACTURING ORGANIZATION CHART Board of DIRECTOR FACTORY MANAGER PPIC EXIM PRODUCTION EXPORT IMPORT

PT. TRISULA GARMINDO MANUFACTURING ORGANIZATION CHART Board of DIRECTOR FACTORY MANAGER PPIC EXIM PRODUCTION EXPORT IMPORT PT. TRISULA GARMINDO MANUFACTURING ORGANIZATION CHART 2006 Board of DIRECTOR FIN & ACCT. HRD FACTORY MANAGER PPIC EXIM PRODUCTION PROD. PLAN & MONITORING INVENTORY CONTROL TECHNICAL R&D EXPORT IMPORT CUTTING

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari penurunan nilai pertumbuhan industry pada setiap tahunnya. Pada 2004

BAB 1 PENDAHULUAN. dari penurunan nilai pertumbuhan industry pada setiap tahunnya. Pada 2004 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini menurun. Hal ini dapat dilihat dari penurunan nilai pertumbuhan industry pada setiap tahunnya. Pada 2004 pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. lama. Sistem lama ini kemudian direkayasa ulang sehingga menciptakan alternatif

BAB III METODOLOGI. lama. Sistem lama ini kemudian direkayasa ulang sehingga menciptakan alternatif BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir Dalam kerangka berpikir yang terpenting adalah memahami sistem yang lama. Sistem lama ini kemudian direkayasa ulang sehingga menciptakan alternatif proses yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keseimbangan Lini (Line Balancing) Keseimbangan lini adalah pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang bertujuan membuat seimbang jumlah pekerja yang

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Citra Logam Alpha Sejahtera adalah sebuah perusahaan industri yang bergerak dalam bidang pengolahan logam, dimana

Lebih terperinci