ANALISIS PENGARUH KONFIGURASI TULANGAN TERHADAP KEKUATAN DAN DAKTILITAS KOLOM BETON BERTULANG
|
|
- Sudirman Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jural Ilmiah Tekik Sipil Vol. 14, No. 1, Jauari 21 ANALISIS PENGARUH KONFIGURASI TULANGAN TERHADAP KEKUATAN DAN DAKTILITAS KOLOM BETON BERTULANG I K. Sudarsaa Dose Jurusa Tekik Sipil, Fakultas Tekik, Uiversitas Udayaa, Depasar ksudarsaa@ivil.uud.a.id Abstrak : Kolom merupaka kompoe struktur yag sagat petig dalam mejami suatu struktur tidak megalami kerutuha total (ollapse). Dalam medesai struktur taha gempa, kolom harus memiliki kekuata yag ukup da daktilitas yag memadai utuk berprilaku daktail dalam meyerap da memearka eergi gempa. Kekuata da daktilitas kolom dipegaruhi oleh beberapa hal diataraya pegatura tulaga logitudial da trasversal. Utuk megetahui pegaruh dari kedua parameter tersebut terhadap kekuata da daktilitas, maka dilakuka aalisis terhadap 8 peampag yag dibagi kedalam 2 grup dega masig-masig 4 jeis pegatura tulaga. Aalisis dilakuka baik tapa maupu memperhitugka efek pegekaga pada beto. Dalam aalisis ii hubuga atara tegaga da regaga utuk beto tidak terkekag megikuti Model Hogestaad (1951) da utuk beto terkekag megikuti Model Razvi ad Saatioglu (1999). Sedagka baja tulaga diaggap memiliki hubuga atara tegaga da regaga yag biliear. Dalam aalisa daktilitas perpidaha, tiggi kolom diambil 3,5 meter dega perilaku deformasi kelegkuga gada. Perbadiga hasil aalisa meujukka bahwa utuk ρ r (rasio tulaga logitudial) tetap, peempata tulaga logitudial tersebar merata pada sisi peampag kolom tidak memberika pegaruh yag sigifiat terhadap kekuata (M ) da daktilitas (µ φ, µ ) peampag baik diaalisa dega kodisi peampag tapa maupu dega memperhitugka pegaruh pegekaga. Kofigurasi segkag memberika peigkata kekuata (M ), daktilitas kurvatur (µ φ ) da daktilitas perpidaha (µ ) seara berturut-turut rata-rata sebesar 1,2 %, 2,3 % da 1,83 %, jika diaalisa tidak memperhitugka efek pegekaga. Namu, jika diaalisa dega memperhitugka efek pegekaga terjadi peigkata rata-rata sebesar 1,2 %, 12 % da 9,4 % berturut-turut utuk kekuata (M ), daktilitas kurvatur (µ φ ) da daktilitas perpidaha (µ ). Seara umum, pegaruh pegekaga segkag pada peampag kolom dapat meigkatka kekuata da daktilitas kolom rata-rata sebesar,25 %, 158 % da 98 % berturut-turut utuk kekuata, daktilitas kurvatur da daktilitas perpidaha. Kata Kui : Pegekaga, Kekuata, Daktilitas, Kolom, Beto Bertulag. ANALYSIS ON THE EFFECT OF BAR ARRANGEMENTS ON STRENGTH AND DUCTILITY OF REINFORCED CONCRETE COLUMNS Abstrat: Colum is oe of importat strutural elemets to esure that the struture will ot suffer progressive ollapse. I earthquake resistat desig, olum must have a adequate stregth ad dutility to provide dutile behavior to desipate earthquake fores o the struture. Stregth ad dutility of olums deped o may fators suh as reiforemet arragemets. This aalysis is doe to ivestigate the effet of logitudial da trasversal reiforemet arragemet o stregth ad dutility of reifored orete olums. 57
2 Jural Ilmiah Tekik Sipil Vol. 14, No. 1, Jauari 21 Two groups of 4 speimes eah, total 8 olum setios were aalized both with ad without osiderig orete ofiemet. I this aalysis, stress-strai orete model for uofied orete follows Hoestaad Model (1951) ad for ofied orete model follows Razvi ad Saatioglu Model (1999). Stress-strai of reiforemet is assumed to be a biliear relatioship. I the aalysis of displaemet dutility, the olum height was take of 3.5 meter behavig double urvature. Compariso of the results shows that for ostat logitudial reiforemet ratio (ρ λ ), arragemets of logitudial bars distributed uiformly alog the olum sides has o sigifiat effet o stregth ad dutility of the olum setio both for uofied ad ofied setio aalysis. Hoop ofiguratio gives a irease i stregth (M ), urvature dutility (µ ϕ ) ad displaemet dutility (µ ) o average about 1.2%, 2.3% ad 1.83% if they are aalyzed without osiderig ofiemet effets. However, the irease i those parameters is about 1.2%, 12%, 9.4% for stregth (M ), urvature dutility (µ ϕ ) ad displaemet dutility (µ ) if osiderig the effets of ofiemet. I geeral, the effet of hoop ofiemet o olum setio a irease i olum stregth ad dutility o average of.25%, 158% ad 98% respetively for stregth, urvature ad displaemet dutilities. PENDAHULUAN Latar Belakag Struktur pada daerah dega tigkat resiko gempa tiggi harus megikuti kosep desai struktur taha gempa. Meurut SNI , struktur taha gempa tidak roboh pada saat terjadiya gempa kuat da haya megalami kerusaka keil pada saat terjadiya gempa sedag. Perilaku ii dapat terapai bila kompoekompoe struktur memiliki kemampua utuk meyerap da memaarka eergy gempa melalui mekaisme terbetukya sedi plastis. Oleh karea itu, kompoekompoe struktur harus memiliki daktilitas utuk mampu mempertahaka kapasitasya/kekuataya setelah megalami deformasi ielastik yag ukup besar sebelum megalami kerutuha. Daktilitas ii erat hubugaya dega sifat daktail dari material struktur yag diperguaka. Beto bertulag merupaka komposit atara beto dega baja tulaga dimaa beto sediri memiliki sifat yag getas. Utuk medapatka material beto bertulag yag ukup daktail, salah satu ara dega memberika pegekaga pada beto (ofiemet). Beberapa peelitia telah meujuka bahwa pegekaga dapat meigkatka daktilitas beto bertulag. Stadar-stadar yag diperguaka dalam medesai struktur beto bertulag tidak megikutka seara eksplisit efek pegekaga kedalam persamaa yag diperguaka, amu seara eksplisit diberika pada pasal-pasal detailig tulaga. Pegaruh pegekaga ii sagat jelas terlihat pada kompoe struktur pemikul gaya aksial yag ukup besar i.e kolom. Pegatura tulaga logitudial da trasversal dalam pedetaila tulaga kolom dapat mempegaruhi kekuata da daktilitas kolom tersebut. Megigat peraa kolom sagat besar dalam meegah kerutuha total struktur, maka peelitia terhadap kekuata da daktilitas perlu dilakuka. Mafaat Peelitia Dalam kosep desai kapasitas, terjadiya sedi palstis pada ujug-ujug kolom tidak diijika sebelum seluruh u- jug-ujug balok megalami sedi plastis. Hal ii utuk meghidari terjadiya kerutuha total struktur akibat soft story ollapse. Memahami kodisi ii, maka daktilitas da kekuata mejadi sagat petig utuk diteliti dalam kaitaya de- 58
3 Aalisis Pegaruh Kofigurasi Tulaga Terhadap Kekuata da.... Sudarsaa ga pedetaila tulaga kolom sehigga atiya hasil peelitia ii dapat memberika gambara kepada pereaa struktur dalam pemiliha da pegatura jumlah tulaga. TEORI DAN PEMBAHASAN Model Tegaga-Regaga (σ ε σ ε) Beto Tak Terkekag Diagram tegaga-regaga (σ ε) beto biasaya diperoleh dari uji teka uiaksial silider beto. Namu utuk tujua aalisis, perlu suatu model matematis yag dapat meggambarka hubuga atara tegaga (σ) da regaga (ε) beto tersebut. Bayak model tegaga-regaga beto tapa pegekaga yag diusulka dalam literatur, diataraya Model Hogestaad (1951), Model Todesii et.al. (1964), Model Popovi (1973) da Model Torefeldt et. al. (1987). Dalam tulisa ii, diagram σ ε utuk beto ormal megikuti Model Hogestaad (1951) karea model ii sudah dikeal dega baik da meujukka prediksi tegaga-regaga beto ormal yag ukup akurat (Park & Pauly, 1975). Diagram tegaga-regaga beto ormal meurut Hogestaad seperti pada Gambar 1. Model Hogestaad ii terdiri atas dua bagia kurva yaitu asedig brah (AB) da desedig brah (BC) dega persamaa tersediri. f' f.85f' A Bagia AB: ' 2 ε f = f ε o Bagia BC: B ε o =.2.38 (a) f ε ε o C 2 ' f = { 1 1( ε ε )} Gambar 1. Kurva tegaga-regaga beto meurut Hogestaad (1951) o ε Model Tegaga-Regaga (σ ε σ ε) Beto Terkekag Beto terkekag memiliki karakteristik diagram tegaga-regaga yag berbeda dega beto tak terkekag. Beberapa peelitia telah dilakuka utuk memperoleh suatu model matematis yag meggambarka hubuga atara tegaga dega regaga beto terkekag, diataraya diusulka oleh Ket ad Park (1982), Sott et. al. (1982), Sheikh ad Uzumeri (1982), Mader et al. (1988), Saatioglu ad Razvi (1992) utuk beto ormal; Marique et al. (1979), Shah et al. (1983) utuk beto riga; da Yug et al. (1988), Martiez et al. (1984), Big et al (1991), Razvi ad Saatioglu (1999) utuk beto mutu tiggi. Semua model matematis yag diusulka ii memiliki kelebiha da kekuraga megigat model-model tersebut merupaka pedekata empiris berdasarka data eksperime. Pada tulisa ii, model pegekaga meurut Razvi da Saatioglu (1999) seperti yag terlihat pada Gambar 2 yag dipakai karea model ii mempuyai beberapa kelebiha, diataraya dapat diguaka utuk megaalisa beto terkekag dega berbagai betuk da ukura, berlaku utuk semua mutu beto baik beto ormal maupu beto mutu tiggi, memperhitugka berbagai variasi ilai tegaga leleh baja serta distribusi tulaga logitudial, memiliki karakteristik kurva yag meyerupai Hogestaad Model (1951) utuk beto ormal. Disampig itu, perbadiga atara Model Razvi da Saatioglu (1999), Model Sheikh et al. (1982) da Model Ket da Park (1982) meujuka bahwa model Razvi da Saatioglu (1999) meghasilka prediksi kuat teka maksimum da perilaku kerutuha setelah terapaiya kuat teka maksimum dari beto terkekag yag palig baik (Sudarsaa, 21b). Model tegaga regaga dari Razvi da Saatioglu (1999) ii dibagi mejadi tiga segme yaitu : 1). Segme O-A adalah kurva parabola dega persamaa matematika : f ' ( ε / ε1) r f = (1) r 1+ ε / ε ( ) r 1 59
4 Jural Ilmiah Tekik Sipil Vol. 14, No. 1, Jauari 21 2). Segme A-B merupaka garis mirig yag dibatasi dega regaga bersesuaia dega tegaga sebesar 85% tegaga puakya ( ε 85 ). ε = ε 1+ k 3 k (2) ( ) 3ρ ε1[ 1+,5k 2 ( 4 )] = k k 1 ε 26 + ε...(3) 3). Segme B-C merupaka daerah dega tegaga kosta. f =,2 (4) f'.85 f' f' o.85f' o O f f le b,y A ε 1 ε 85 ε 1 ε 85 A s f y B uofied orete (Hogestaad) b,x f l A s f y Cofied orete C s h.2f' Gambar 2. Model tegaga regaga utuk beto terkekag oleh Razvi da Saatioglu (1999) Model Tegaga-Regaga (σ ε σ ε) Baja Tulaga Baja tulaga berfugsi utuk memikul tegaga tarik yag terjadi pada struktur beto bertulag. Ada dua jeis baja tulaga yag umum dipakai dalam kostruksi beto bertulag yaitu baja polos (plai bars) da baja ulir (deformed bars). Diagram tegaga da regaga baja tulaga biasaya didapat dari hasil pegujia tarik baja seperti terlihat pada Gambar 4a. Karakteristik yag palig petig dari baja tulaga meliputi modulus elastisitas (youg s modulus), E s, Kuat leleh baja, f y, Kuat batas baja, f su, dimesi atau diameter dari baja tulaga. ε T e g a g a T e g a g a f su f y O f y O A B C ε y ε sh ε su (a) A B ε y ε sh ε su (b) C D Regaga Regaga Gambar 3. Diagram tegaga-regaga baja tulaga Dalam pereaaa da aalisis kompoe struktur beto bertulag, hampir semua peratura megidealisasika hubuga atara tegaga da regaga baja tulaga sebagai hubuga biliear, dega modulus elastisitas (E s ) sebesar 2 GPa, seperti terlihat pada Gambar 3b. Pada tulisa ii idealisasi tersebut diperguaka dalam aalisis kekuata da daktilitas kolom. Aalisis Kekuata, Daktilitas Kurvatur da Perpidaha Kolom Aalisis peampag bergua utuk megetahui kapasitas da daktilitas kurvatur peampag kolom. Seara umum aalisa peampag kolom dega memperhitugka pegaruh pegekaga dapat digambarka seperti Gambar 5. Berdasarka kesetimbaga statis gaya-gaya dalam, maka kapasitas kolom (P da M ) dihitug sebagai berikut: P = C 1 C2 + C3 + Psi (5) i= 1 6
5 Aalisis Pegaruh Kofigurasi Tulaga Terhadap Kekuata da.... Sudarsaa M d' h = C 1 d + C2 ( d γ 2( d') ) + C3( d γ 3) + Asi fsi( d di ) + P d' (6) 2 i= 1 2 γ 2 (-d') 5 mm d' ε s3 ε αf' C 1 ε s1 T s1 C γ 3 2 P C 3 u ε s2 T s2 d- T s3 5 mm Peampag Balok Diagram regaga Diagram tegaga Gambar 4. Aalisa peampag kolom dega pegekaga Dimaa C 1, C 2 da C 3 berturut-turut adalah gaya teka beto pada daerah dekig, iti yag tidak terkekag da iti beto terkekag. Nilai faktor α da γ utuk ilai ε tertetu dari kurva tegaga-regaga beto baik yag terkekag maupu tidak terkekag didapat berdasarka persamaa berikut : ε f dε o α = (7) f '. ε ε ε. f ε ε. f d ε γ = 1 (8) d ε Kemudia, kurvatur peampag pada kodisi regaga beto tertetu (ε χ ) dihitug setelah kesetimbaga pada Pers. 5 dipeuhi da diyataka sebagai berikut: ε ε s ϕ = atau (9) d Sesuai dega defiisi daktilitas kurvatur peampag yaitu perbadiga atara kurvatur ultimate dega kurvatur leleh, maka didapat dari: ϕ u µ ϕ = (1) ϕ y Dimaa: ϕ υ = kurvatur pada kodisi batas (ε χµ = ε χυ =.3 beto tak terkekag; ε χυ =.7 utuk beto terkekag) ϕ ψ = kurvatur pada kodisi leleh pertama baja tulaga tarik (ε σ3 = f y /E s ) Daktilitas perpidaha dapat dihitug berdasarka ilai kurvatur yag telah dihitug sebelumya. Hubuga atara daktilitas kurvatur dega daktilitas perpidaha didapat berdasarka perilaku kolom katilever dega pembebaa horizotal pada ujugya seperti pada Gambar 5. Perpidaha lateral pada ujug katilever dihitug berdasarka mome dari diagram kurvatur sepajag kolom terhadap titik yag ditijau (ujug kolom). Perpidaha lateral ujug kolom pada mome ultimit adalah : ϕ yl 2l u = + ( u y ) lp ( l,5l p ) 2 3 ϕ ϕ (11) Sedagka perpidaha lateral ujug kolom pada saat tulaga megalami leleh pertama adalah : ϕ y 2l l y =. (12) 2 3 dimaa : l = pajag kolom l p = pajag ekuivale dari sedi plastis P l δ lp M =P.L K olom ϕ y ϕ u Katilever M -Diagram ϕ -Diagram Gambar 5. Kolom katilever dega pembebaa lateral pada mome ultimit 61
6 Jural Ilmiah Tekik Sipil Vol. 14, No. 1, Jauari 21 Daktilitas perpidaha kompoe struktur (kolom) kemudia dapat diyataka sebagai: ϕ u ϕ y l p ( l,5l p ) u µ = = 1+ (13) 2 y ϕ y l 3 Dalam Park da Paulay (1975), Mattok megusulka pajag sedi plastis ( l p ) dari perletaka dapat dihitug berdasarka: l p =,5d +, 5z (14) Dimaa : z = jarak dari beba sampai poit of otraflexure d = tiggi efektif dari serat terluar daerah teka peampag melitag beto Pada umumya perilaku kolom pada struktur gedug dapat digambarka seperti pada Gambar 6, dimaa kolom pada ujug-ujugya terjepit dega megijika perpidaha horisotal pada salah satu ujugya. P y u Mu ϕy ϕu Lp 1/2 L L=3,5m Dy y' y' Du u' u' 1/2 L Mu ϕu ϕy Gambar 6. Kolom terjepit dega pembebaa lateral pada mome ultimit Lp Metode Aalisis Peampag kolom dega distribusi tulaga logitudial da trasversal yag diatur sedemikia rupa sehigga luas total tulaga adalah sama utuk semua peampag dapat dilihat pada Tabel 1 da 2. Dimesi peampag adalah 5 x 5 mm. Utuk megetahui efek pegatura tulaga logitudial pada kolom, maka ditijau peampag ρ λ =1.63%, dega pegatura 4, 8, 12 da 16 buah tulaga, sedagka utuk megetahui efek pegatura tulaga trasversal pada kolom, ditijau peampag kolom dega ρ λ = 1.63% da ρ σ =.35% dega pegatura 2, 3, 4 da 5 kaki tulaga trasversal pada setiap arah peampag. Tabel 1. Variasi Pegatura lokasi tulaga logitudial pada peampag kolom 62
7 Aalisis Pegaruh Kofigurasi Tulaga Terhadap Kekuata da.... Sudarsaa Tabel 2. Variasi Pegatura kofigurasi segkag pada peampag kolom Karakteristik material yag diperguaka dalam aalisis ii megikuti ketetua yag berlaku utuk struktur taha gempa yaitu tulaga logitudial megguaka baja ulir dega kuat leleh f yl = 4 MPa da tulaga trasversal megguaka baja polos dega f yv = 24 MPa. Beto memiliki kuat teka karakteristik (f ) sebesar 3 MPa. Gaya aksial terfaktor yag bekerja pada semua peampag kolom diaggap sama sebesar Pu = 2%Po, dimaa P o =,85f (A g -A s ) + A s.f y. atau P u sebesar 158kN. Dalam aalisis daktilitas perpidaha, pajag kolom diaggap 3.5 meter da berperilaku seperti kolom portal dega deformasi kelegkuga gada seperti terlihat pada Gambar 6. Titik belok kelegkuga deformasi kolom diambil pada jarak ½ tiggi kolom. HASIL DAN PEMBAHASAN Aalisis Tapa Memperhitugka Pegaruh Pegekaga Pegatura Tulaga Logitudial Aalisis peampag tapa memperhitugka pegekaga meggaggap bahwa keseluruha peampag baik daerah iti beto maupu peutup beto memiliki kuat teka yag sama. Hasil aalisis utuk peampag dega pegatura jumlah tulaga logitudial ditampilka pada Tabel 3 dega perbadiga kurva M-φ peampag dapat dilihat pada Gambar 7. Tabel 3. Hasil aalisa peampag kolom dega pegatura tulaga logitudial tapa memperhitugka pegaruh pegekaga Diameter Tulaga Jarak segkag Kurvatur Kekuata Daktilitas Peampag kolom D l Ds s h s l φ y φ u M µ φ µ mm mm mm mm rad/mm rad/mm knm rad/mm rad/mm K 11 4D ,71E-6 2,5E-5 998,625 2,354 1,643 K 12 8D25, ,53E-6 1,81E-5 988,952 2,122 1,537 K 13 12D2, ,46E-6 1,81E-5 988,492 2,139 1,548 K 14 16D ,42E-6 1,81E-5 99,297 2,15 1,552 Dari Tabel 3, terlihat bahwa peampag K 11 (dega 4 tulaga logitudial berdiameter 36 mm) meghasilka momet (M ) yag palig besar yaitu 998,63 knm, sedagka utuk peampag K 12, K 13 da K 14 adalah masig-masig sebesar 988,95 knm, 988,49 knm da 99,3 knm. Peigkata ilai M pada peampag K 11 disebabka terkosetrasiya luas tulaga di daerah serat tarik terluar sehigga meghasilka jarak (lega mome) terhadap titik momeya mejadi palig jauh. Hal ii juga terlihat dari perbadiga kurva M-φ pada Gambar 7a, dimaa terlihat bahwa peampag K 11 63
8 Jural Ilmiah Tekik Sipil Vol. 14, No. 1, Jauari 21 mempuyai puak kurva yag palig tiggi. Daktilitas ( µ ) ,6 2,4 2,2 1,8 1,6 1,4 1, P eampag K11 P eampag K12 P eampag K13 P eampag K Ku rvatu r.1-6 (rad/m m ) (a) Dakt ilitas Kurvat ur Dakt ilitas P erpidah a J u m l a h Tu l a g a Lo g i tu di a l (b) Gambar 7. Pegaruh pegatura tulaga logitudial terhadap (a) Mome- Kurvatur peampag kolom; (b) Daktilitas kolom Utuk tigkat daktilitas, semua peampag meujukka keedruga yag sama dega keedruga pada kekuata peampag seperti terlihat pada Gambar 7.b. Peigkata daktilitas pada peampag K 11 baik daktilitas kurvatur maupu daktilitas perpidaha disebabka oleh luas tulaga yag besar terletak pada daerah serat tarik terluar sehigga letak garis etral () aka semaki medekati serat teka terluar yag berarti diperluka regaga pada tulaga tarik yag lebih besar utuk meapai regaga beto haur (ε χυ ). Dega ilai (garis etral) yag keil, peampag aka memiliki ilai kurvatur ultimit (φ u ) yag besar. Begitu juga halya dega kurvatur pada kodisi leleh. Perbadiga kurvatur ultimit yag besar dega kurvatur leleh aka meghasilka tigkat daktilitas yag besar pula. Kodisi ii aka meghasilka ragam kerutuha mejadi lebih daktail. Keedruga meigkatya kembali daktilitas kurvatur da perpidaha dari K 12, 13 da K 14 yag megalami peurua dari peampag K 11, diakibatka oleh meuruya kurvatur leleh peampag tersebut seperti ditujukka pada Tabel 3. Pegatura Tulaga Trasversal Pada aalisa ii, kotribusi dari kofigurasi segkag tidak diperhitugka seperti halya pada aalisa peampag kolom biasa. Hasil aalisis terhadap peampag kolom tapa memperhitugka pegaruh pegekaga seperti diberika pada Tabel 4, sedagka perbadiga kurva M-φ ya dapat dilihat pada Gambar 8. Tabel 4. Hasil aalisa peampag kolom dega pegatura segkag tapa memperhitugka efek pegekaga Diameter Tulaga Kurvatur Kekuata Daktilitas D l Ds φ y φ u M µ φ µ mm Mm rad/mm rad/mm knm rad/mm rad/mm K 21 8D25,5 1 8,53E-6 1,81E-5 988,952 2,12 1,536 K 22 8D25,5 8,165 8,47E-6 1,82E-5 996,88 2,14 1,548 K 23 12D2,8 7,71 8,37E-6 1,82E-5 1,236 2,18 1,569 K 24 16D18 6,325 8,3E-6 1,82E-5 15,29 2,19 1,577 Dari Tabel 4, terlihat bahwa kekuata da daktilitas kolom semaki meigkat dega megeilya diameter segkag (jumlah kaki-kaki segkag semaki bayak) yag diperguaka pada peampag kolom. Hal ii disebabka oleh tiggi efektif (d) peampag meigkat sehigga kapasitas peampag kolom juga meigkat seperti ditujuka oleh Peampag K 24 (dega 16 tulaga logitudial 64
9 Aalisis Pegaruh Kofigurasi Tulaga Terhadap Kekuata da.... Sudarsaa berdiameter 18 mm). Peigkata kekuata peampag kolom adalah rata-rata sebesar,8 %, 1,13 % da 1,6 % berturutturut utuk peampag K 22, K 23 da peampag K 44 terhadap kekuata Peampag K 21. Peigkata ilai M tersebut tidak terlalu sigifiat karea haya kotribusi dari kosetrasi luas tulaga di daerah teka da peigkata tiggi efektif peampag. Hal ii juga lebih jelas terlihat pada perbadiga kurva M-φ pada Gambar 8a, dimaa terlihat bahwa peampag K 24 mempuyai puak kurva yag palig tiggi Daktilitas (µ ) ,4 2,2 2 1,8 1,6 1,4 1,2 Kurvatur.1-6 (rad/mm) (a) Peampag K21 Peampag K22 Peampag K23 Peampag K24 D a k t ilit as K urv a t ur D a k t ilit as P e rp i dah a P e a m pa g k o l o m (b) Gambar 8. Pegaruh kofigurasi segkag tapa memperhitugka efek pegekaga terhadap (a) Mome-Kurvatur peampag kolom ; (b) Daktilitas kolom Utuk tigkat daktilitas, seperti yag terlihat pada Gambar 8.b, daktilitas juga semaki meigkat baik daktilitas kurvatur maupu daktilitas perpidaha pada peampag kolom yag mempuyai kofigurasi kaki segkag yag lebih bayak. Bila dibadigka dega hasil aalisa K 21, daktilitas kurvatur da perpidaha berturut-turut meigkat sebesar 1 % da,8 % utuk K 22 ; sebesar 2,8 % da 2,1 % utuk peampag K 23, serta sebesar 3,2 % da 2,6 % utuk peampag K 24. Meigkatya ilai daktilitas ii disebabka karea meurutya ilai kurvatur leleh peampag dega meigkatya jumlah kaki segkag yag diperguaka atau megeilya diameter segkag yag diperguaka. Aalisis Dega Memperhitugka Pegaruh Pegekaga Pegatura Tulaga Logitudial Pegekaga beto diberika oleh segkag tertutup (hoops). Hasil aalisa meujuka keedruga yag sama dega hasil yag didapat bila pegekaga tidak diperhitugka seperti terlihat pada Tabel 5 da Gambar 9 dimaa kolom K 11 masih memberika hasil yag palig besar baik kapasitas mome da daktilitasya. Hal ii meujuka pegatura tulaga logitudial tidak dapat meigkatka pegekaga pada kolom. Hasil ii kosiste dega teori pegekaga meurut Sheikh da Uzumeri (1971) dimaa deformasi lateral hoops hampir sama dega keempat peampag yag ditijau. Tabel 5. Hasil aalisa peampag kolom dega pegatura tulaga logitudial dega memperhitugka pegaruh pegekaga Diameter Tulaga Jarak segkag Kurvatur Kekuata Daktilitas Peampag kolom D l Ds s h s l φ y φ u M µ φ µ mm Mm mm mm rad/mm rad/mm knm rad/mm rad/mm K 11 4D ,68E-6 5,1E-5 936,591 5,772 3,131 K 12 8D25, ,51E-6 4,4E-5 899,376 4,747 2,688 K 13 12D2, ,43E-6 4,35E-5 899,386 5,16 2,881 K 14 16D ,39E-6 4,34E-5 98,717 5,173 2,891 65
10 Jural Ilmiah Tekik Sipil Vol. 14, No. 1, Jauari 21 Tabel 6. Hasil aalisa peampag kolom dega pegatura tulaga trasversal dega memperhitugka pegaruh pegekaga Diameter Tulaga Kurvatur Kekuata Daktilitas Peampag kolom D l Ds φ y φ u M µ φ µ mm mm rad/mm rad/mm knm rad/mm rad/mm K 21 8D25,5 1 8,51E-6 4,4E-5 991,375 4,747 2,688 K 22 8D25,5 8,165 8,42E-6 4,12E-5 999,385 4,893 2,759 K 23 12D2,8 7,71 8,35E-6 4,56E-5 12,144 5,461 3,26 K 24 16D18 6,325 8,29E-6 4,71E-5 17,92 5,682 3,135 Tabel 7. Perbadiga hasil aalisa peampag kolom tapa da dega memperhitugka pegekaga pada peampag dega pegatura jumlah tulaga logitudial K11-Tapa Pegekaga K11-Dega Pegekaga Kurvatur.1-6 (rad/mm) Kurvatur.1-6 (rad/mm) K12-Tapa Pegekaga K12-Dega Pegekaga K13-Tapa Pegekaga K13-Dega Pegekaga Kurvatur.1-6 (rad/mm) Peampag K 11 Peampag K 11 (Tapa pegekaga) (Dega Pegekaga) 4 D 36 (A st = 48 mm 2 ) 4 D 36 (A st = 48 mm 2 ) Ø s = 1 mm (A st = 157 mm 2 ) Ø s = 1 mm (A st = 157 mm 2 ) ρ = 1,63 % ρ = 1,63 % P = 2 % P u = N P = 2 % P u = N M = 998,625 KN.m M1 = 999,329 KN.m M2 = 936,591 KN.m µ φ = 2,354 µ φ = 5,772 µ = 1,643 µ = 3,131 Peampag K 12 Peampag K 12 (Tapa pegekaga) (Dega Pegekaga) 8 D 25,478 (A st = 48 mm 2 ) 8 D 25,478 (A st = 48 mm 2 ) Ø s = 1 mm (A st = 157 mm 2 ) Ø s = 1 mm (A st = 157 mm 2 ) ρ = 1,63 % ρ = 1,63 % P = 2 % P u = N P = 2 % P u = N M = 988,952 KN.m M1 = 991,375 KN.m M2 = 899,376 KN.m µ φ = 2,122 µ φ = 4,747 µ = 1,537 µ =2,688 Peampag K 13 Peampag K 13 (Tapa pegekaga) (Dega Pegekaga) 12 D 2,83 (A st = 48 mm 2 ) 12 D 2,83 (A st = 48 mm 2 ) Ø s = 1 mm (A st = 157 mm 2 ) Ø s = 1 mm (A st = 157 mm 2 ) ρ = 1,63 % ρ = 1,63 % P = 2 % P u = N P = 2 % P u = N M = 988,492 KN.m M1 = KN.m M2 = 899,386 KN.m µ φ = 2,139 µ φ = 5,16 µ = 1,548 µ = 2, K14-Tapa Pegekaga K14-Dega Pegekaga Kurvatur.1-6 (rad/mm) Peampag K 14 (Tapa pegekaga) Peampag K 14 (Dega Pegekaga) 16 D 18,16 (A st = 48 mm 2 ) 16 D 18,16 (A st = 48 mm 2 ) Ø s = 1 mm (A st = 157 mm 2 ) Ø s = 1 mm (A st = 157 mm 2 ) ρ = 1,63 % ρ = 1,63 % P = 2 % P u = N P = 2 % P u = N M = 99,297 KN.m M1 = 992,418 KN.m M2 = 98,718 KN.m µ φ = 2,15 µ φ = 5,173 µ = 1,564 µ = 2,891 66
11 Aalisis Pegaruh Kofigurasi Tulaga Terhadap Kekuata da.... Sudarsaa Tabel 8. Perbadiga hasil aalisa peampag kolom tapa da dega memperhitugka pegekaga pada peampag dega pegatura jumlah tulaga trasversal K21-Tapa pegekaga K21- dega pegekaga Kurvatur.1-6 (rad/mm) Peampag K 21 Peampag K 21 (tapa pegekaga) (dega pegekaga) 8D25,5 (A st = 48 mm 2 ) 8D25,5 (A st = 48 mm 2 ) Øs = 1 mm Øs = 1 mm P = 2 % P u = N P = 2 % P u = N M = 988,952 kn.m M 1 = 991,375 kn.m M 2 = 899,376 knm µ φ = 2,12 µ φ = 4,747 µ = 1,536 µ = 2, K22-tapa pegekaga K22-dega pegekaga Kurvatur.1-6 (rad/mm) Peampag K 22 Peampag K 22 (tapa pegekaga) (dega pegekaga) 8D25,5 (A st = 48 mm 2 ) 8D25,5 (A st = 48 mm 2 ) Øs = 8,165 mm Øs = 8,165 mm P = 2 % P u = N P = 2 % P u = N M = 996,88 kn.m M 1 = 999,385 kn.m M 2 = 915,215 kn.m µ φ = 2,14 µ φ = 4,893 µ = 1,548 µ = 2, K23-tapa pegekaga 2 K23-Dega pegekaga Kurvatur.1-6 (rad/mm) 12 1 Peampag K 23 Peampag K 23 (tapa pegekaga) (dega pegekaga) 12D2,8 (A st = 48 mm 2 ) 12D2,8 (A st = 48 mm 2 ) Øs = 7,71 mm Øs = 7,71 mm P = 2 % P u = N P = 2 % P u = N M = 1,236 kn.m M 1 = 12,144 kn.m M 2 = 92,618 kn.m µ φ = 2,18 µ φ = 5,461 µ = 1,569 µ = 3,26 Peampag K 24 Peampag K 24 (tapa pegekaga) (dega pegekaga) K24-tapa pegekaga K24-dega pegekaga Kurvatur.1-6 (rad/mm) 16D18 (A st = 48 mm 2 ) 16D18 (A st = 48 mm 2 ) Øs = 6,325 mm Øs = 6,325 mm P = 2 % P u = N P = 2 % P u = N M = 15,29 kn.m M 1 = 17,92 kn.m M 2 = 938,181 kn.m µ φ = 2,19 µ φ = 5,682 µ = 1,577 µ = 3,135 SIMPULAN DAN SARAN Simpula Hasil aalisis da perbadiga kekuata da daktilitas dari masigmasig peampag kolom beto bertulag seperti telah diuraika di atas, dapat diambil kesimpula sebagai berikut: 1. Utuk ρ l (rasio tulaga logitudial) tetap, peyebara tulaga logitudial merata pada peampag kolom tidak memberika pegaruh yag sigifiat terhadap kekuata (M ) da daktilitas (µ φ, µ ) peampag baik diaalisa dega kodisi 67
12 Jural Ilmiah Tekik Sipil Vol. 14, No. 1, Jauari 21 peampag tapa maupu dega memperhitugka pegaruh pegekaga. 2. Kofigurasi segkag memberika tambaha kekuata da daktilitas peampag rata-rata sebesar 1,2 %, 2,3 % da 1,83 % berturut-turut utuk kekuata (M ), daktilitas kurvatur (µ φ ) da daktilitas perpidaha (µ ) jika diaalisa tidak memperhitugka efek pegekaga. Namu, jika diaalisa dega memperhitugka efek pegekaga terjadi peigkata rata-rata sebesar 1,2 %, 12 % da 9,4 % berturut-turut utuk kekuata (M ), daktilitas kurvatur (µ φ ) da daktilitas perpidaha (µ ). 3. Pegaruh pegekaga segkag pada peampag kolom dapat meigkatka kekuata da daktilitas kolom rata-rata sebesar,25 %, 158 % da 98 % berturut-turut utuk kekuata, daktilitas kurvatur da daktilitas perpidaha. Sara Aalisis yag telah dilakuka dalam tulisa ii terbatas utuk megetahui satu parameter yag mempegaruhi kekuata da daktilitas kolom. Aalisis dapat dilajutka dega melihat pegaruh dari parameter laiya seperti kuat teka beto, kuat leleh baja tulaga, rasio M/P dega model hubuga tegagaregaga beto laiya. UCAPAN TERIMA KASIH Peulis meguapka terima kasih kepada saudara Ade Sawira yag melaksaaka perhituga da mejadika topik ii sebagai Tugas Akhir da semua pihak yag telah membatu sehigga tulisa ii dapat terwujud da diterbitka pada jural ii. DAFTAR PUSTAKA Departeme Pekerjaa Umum, 1991, Tata Cara Perhituga Struktur Beto Utuk Bagua Gedug (SKSNI T ), Cetaka Pertama, Yayasa LPMB, Badug. Wahyudi, L. da Rahim, S.A., 1999, Struktur Beto Bertulag Stadar Baru SNI T , Cetaka kedua, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Park, R. da Pauly, T., 1975, Reifored Corete Strutures, Joh Wiley da Sos, New York. Saatioglu, M. da Razvi, S.R., 1992, Stregth ad Dutility of Cofied Corete, ASCE joural of Strutural Egieerig, Vol. 118, No. 6, Jue, pp Razvi, S. R. da Saatioglu, M., 1999, Aalysis ad Desig of Corete Colums for Cofiemet, ASCE Joural of Strutural Egieerig, Vol. 125, No. 3, Marh, pp Sawira, A., 23, Aalisa Pegaruh Pegatura Tulaga Logitudial da Pegekaga Segkag Terhadap Kekuata da Daktilitas Kolom Beto Bertulag (Aalisa Teoritis), Tugas Akhir Program S1, Jurusa Tekik Sipil, FT, Uiversitas Udayaa, 122 pp. Sudarsaa, I K., 21, Aalisa Daktilitas Kurvatur Peampag Kolom Tapa Pegaruh Pegekaga, Jural Ilmiah Tekik Sipil, Vol. 5, No. 8, P.S. Tekik Sipil, Uiversitas Udayaa, Jauari, Hal Sudarsaa, I K., 21, A Comparative Study O Stress-Strai Cofied Corete Models (Literature review ad Aalytis), Jural Ilmiah Tekik Sipil, Vol. 5, No. 9, P.S. Tekik Sipil, Uiversitas Udayaa, Juli, Hal
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
96 BAB I KESIPUAN AN SARAN I1 Kesimpula Berdasarka hasil pegujia, aalisis, da studi kasus utuk megetahui kekuata da desai pelat komposit beto-dek metal diperoleh kesimpula sebagai berikut: 1 Jika meurut
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN PELAT LANTAI
GROUP BAB V PRNCANAAN PLAT LANTA 5. Perecaaa Pelat Latai Perecaaa pelat latai seluruhya megguaka beto bertulag dega mutu beto f c = 0 MPa da baja utuk tulaga megguaka mutu baja fy = 40 MPa. Asumsi perhituga
Lebih terperinciBab III Metoda Taguchi
Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pedahulua Pilar Jembata Pilar jembata merupaka struktur ag memberika dukuga vertikal utuk retag di atara dua poi.pilar jembata memiliki dua fugsi utama aitu; metrasfer beba
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. = Luas tulangan tarik non pratekan. As' Ast. be = Lebar efektif balok pada penampang T dan L. b = Lebar efektifjoin balok kolom, mm.
DAFT AR NOT ASI vii DAFTAR NOTASI a Ac Ag As As' Ast Av b = Tiggi blok persegi tegaga beto ekivale. = Luas peampag beto. = Luas bruto peampag. = Luas tulaga tarik o prateka. = Luas tulaga teka. = Luas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tinjauan Desain Struktur Gempa. kerak bumi. Kejutan tersebut akan menjalar dalam bentuk gelombang yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pegertia da Tijaua Desai Struktur Gempa Gempa bumi adalah feomea getara yag dikaitka dega kejuta pada kerak bumi. Kejuta tersebut aka mejalar dalam betuk gelombag yag meyebabka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II Ladasa eori BAB II IJAUA PUSAKA 2.1 Metode Desai Kapasitas Dalam perecaaa bagua taha gempa, salah satu metode desai yag biasa dipakai adalah Desai Kapasitas yag memakai SI 03-1726-2002 sebagai acua.
Lebih terperinciHubungan Antara Panjang Antrian Kendaraan dengan Aktifitas Samping Jalan
Hubuga Atara Pajag Atria Kedaraa dega Aktifitas Sampig Jala Frasiscus Mitar Ferry Sihotag Jurusa Tekik Sipil Fakultas Desai da Tekik Perecaaa Uiversitas Pelita Harapa. fmitarfs@yahoo.com, fmitarfs@uph.edu
Lebih terperinci= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik
Aalisis Sektor Kuci Dimaa : KLBj aij = Keterkaita lagsug ke belakag sektor j = Usur matriks koefisie tekik (b). Keterkaita Ke Depa (Forward Ligkage) Forward ligkage meujukka peraa suatu sektor tertetu
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA BANGUNAN DENGAN KETIDAKBERATURAN SUDUT DALAM YANG DIRENCANAKAN SECARA DIRECT DISPLACEMENT BASED DESIGN
EVALUASI KINERJA BANGUNAN DENGAN KETIDAKBERATURAN SUDUT DALAM YANG DIRENCANAKAN SECARA DIRECT DISPLACEMENT BASED DESIGN Michael, Ady,Ima Muljati da Bejami Lumatara ABSTRAK : Sesuai dega SNI 7-, Force Based
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Metode peelitia merupaka suatu cara tertetu yag diguaka utuk meeliti suatu permasalaha sehigga medapatka hasil atau tujua yag diigika. Meurut Arikuto (99 :
Lebih terperinciPerbandingan Power of Test dari Uji Normalitas Metode Bayesian, Uji Shapiro-Wilk, Uji Cramer-von Mises, dan Uji Anderson-Darling
Jural Gradie Vol No Juli 5 : -5 Perbadiga Power of Test dari Uji Normalitas Metode Bayesia, Uji Shapiro-Wilk, Uji Cramer-vo Mises, da Uji Aderso-Darlig Dyah Setyo Rii, Fachri Faisal Jurusa Matematika,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur
0 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.
BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Perumusa - Sasara - Tujua Pegidetifikasia da orietasi - Masalah Studi Pustaka Racaga samplig Pegumpula Data Data Primer Data Sekuder
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai dega Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam
Lebih terperinciPENGARUH KETIDAKBERATURAN MASSA VERTIKAL PADA BANGUNAN YANG DIRENCANAKAN SECARA DIRECT DISPLACEMENT BASED DESIGN
PENGARUH KETIDAKBERATURAN MASSA VERTIKAL PADA BANGUNAN YANG DIRENCANAKAN SECARA DIRECT DISPLACEMENT BASED DESIGN Yoseph Iva Hartoo, Misael Algape, Ima Muljati, Bejami Lumatara ABSTRAK : Direct Displacemet
Lebih terperinciPENDUGA RASIO UNTUK RATA-RATA POPULASI MENGGUNAKAN KUARTIL VARIABEL BANTU PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA DAN PENGATURAN PERINGKAT MEDIAN
PEDUGA RASIO UTUK RATA-RATA POPULASI MEGGUAKA KUARTIL VARIABEL BATU PADA PEGAMBILA SAMPEL ACAK SEDERHAA DA PEGATURA PERIGKAT MEDIA ur Khasaah, Etik Zukhroah, da Dewi Reto Sari S. Prodi Matematika Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Didalam melakuka kegiata suatu alat atau mesi yag bekerja, kita megeal adaya waktu hidup atau life time. Waktu hidup adalah lamaya waktu hidup suatu kompoe atau uit pada
Lebih terperinciPENGARUH JENIS TUMPUAN TERHADAP FREKUENSI PRIBADI PADA GETARAN BALOK LENTUR
PENGARUH JENIS TUMPUAN TERHADAP FREKUENSI PRIBADI PADA GETARAN BALOK LENTUR Naharuddi 1 1 Staf Pegajar Jurusa Tekik Mesi, Utad Abstrak. Tujua peelitia ii adalah utuk meetuka ilai frekuesi pribadi getara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu da Tempat Peelitia Peelitia dilaksaaka dari bula Agustus-September 03.Peelitia ii dilakuka di kelas X SMA Muhammadiyah Pekabaru semester gajil tahu ajara 03/04. B. Subjek
Lebih terperinciPertemuan Ke-11. Teknik Analisis Komparasi (t-test)_m. Jainuri, M.Pd
Pertemua Ke- Komparasi berasal dari kata compariso (Eg) yag mempuyai arti perbadiga atau pembadiga. Tekik aalisis komparasi yaitu salah satu tekik aalisis kuatitatif yag diguaka utuk meguji hipotesis tetag
Lebih terperinciMATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL
MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ASUMSI-ASUMSI DASAR ANALISIS TEKNIKAL KEUNTUNGAN DAN KRITIK TERHADAP ANALISIS TEKNIKAL TEKNIK-TEKNIK DALAM ANALISIS TEKNIKAL - The Dow Theory - Chart Pola Pergeraka Harga Saham
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II 2.1 Kosep Perecaaa Struktur Baja Taha Gempa Perecaaa struktur adalah kombiasi sei da ilmu pegetahua yag meggabugka ituisi para ahli struktur megeai perilaku struktur dega pegetahua prisip-prisip
Lebih terperinciKata kunci: Critical speed, whirling, rotasi, poros.
Proceedig Semiar Nasioal Tahua Tekik Mesi XIV (SNTTM XIV) Bajarmasi, 7-8 Oktober 015 Aalisa Efek Whirlig pada Poros karea Pegaruh Letak Beba da Massa terhadap Putara Kritis Moch. Solichi 1,a *, Harus Laksaa
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasa Atropometri merupaka salah satu metode yag dapat diguaka utuk meetuka ukura dimesi tubuh pada setiap mausia. Data atropometri yag didapat aka diguaka utuk
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka di Kota Bogor Pemiliha lokasi peelitia berdasarka tujua peelitia (purposive) dega pertimbaga bahwa Kota Bogor memiliki jumlah peduduk yag
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN GELOMBANG DENGAN METODE D ALEMBERT
Buleti Ilmiah Math. Stat. da Terapaya (Bimaster) Volume 02, No. 1(2013), hal 1-6. PENYELESAIAN PERSAMAAN GELOMBANG DENGAN METODE D ALEMBERT Demag, Helmi, Evi Noviai INTISARI Permasalaha di bidag tekik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh
BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat da Waktu Peelitia Pegambila data peelitia dilakuka di areal revegetasi laha pasca tambag Blok Q 3 East elevasi 60 Site Lati PT Berau Coal Kalimata Timur. Kegiata ii dilakuka
Lebih terperinciIII PEMBAHASAN. λ = 0. Ly = 0, maka solusi umum dari persamaan diferensial (3.3) adalah
III PEMBAHASAN Pada bagia ii aka diformulasika masalah yag aka dibahas. Solusi masalah aka diselesaika dega Metode Dekomposisi Adomia. Selajutya metode ii aka diguaka utuk meyelesaika model yag diyataka
Lebih terperinciPENGGUNAAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK UNTUK PREDIKSI TEGANGAN PADA BALOK KASTELA HEKSAGONAL BENTANG 1 METER (001S)
PENGGUNAAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK UNTUK PREDIKSI TEGANGAN PADA BALOK KASTELA HEKSAGONAL BENTANG METER (00S) Ahmad Muhtarom Jurusa Tekik Sipil, Uiversitas Sriwijaya, Jl. Raya Palembag-Prabumulih KM.3
Lebih terperinciPengendalian Proses Menggunakan Diagram Kendali Median Absolute Deviation (MAD)
Prosidig Statistika ISSN: 2460-6456 Pegedalia Proses Megguaka Diagram Kedali Media Absolute Deviatio () 1 Haida Lestari, 2 Suliadi, 3 Lisur Wachidah 1,2,3 Prodi Statistika, Fakultas Matematika da Ilmu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
31 Flowchart Metodologi Peelitia BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 31 Flowchart Metodologi Peelitia 18 311 Tahap Idetifikasi da Peelitia Awal Tahap ii merupaka tahap awal utuk melakuka peelitia yag
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Statistika iferesi merupaka salah satu cabag statistika yag bergua utuk meaksir parameter. Peaksira dapat diartika sebagai dugaa atau perkiraa atas sesuatu yag aka terjadi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pengertian
TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok
Lebih terperinciTINJAUAN ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN PADA KONDISI ELASTO PLASTIS SAMBUNGAN BALOK-KOLOM DENGAN PEMODELAN SUATU STRUKTUR
Tegaga Elasto Plastis Balok-Kolom Sudirma Idra TINJAUAN ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN PADA KONDISI ELASTO PLASTIS SAMBUNGAN BALOK-KOLOM DENGAN PEMODELAN SUATU STRUKTUR Sudirma Idra Dose Tekik Sipil FTSP
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Analitik Shell
Bab II Dasar Teori Aalitik Shell II. Kosep Dasar II.. Persamaa Differesial Shell Perbedaa yag utama atara struktur cagkag (shell) da struktur pelat adalah pada kelegkugaya. Dega adaya kelegkuga awal mempegaruhi
Lebih terperinciBAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan
BAB III METODE PENELITAN. Tempat Da Waktu Peelitia Peelitia dilakuka di SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo dega subject Peelitia adalah siswa kelas VIII. Pemiliha SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo. Adapu
Lebih terperinciPOSITRON, Vol. II, No. 2 (2012), Hal. 1-5 ISSN : Penentuan Energi Osilator Kuantum Anharmonik Menggunakan Teori Gangguan
POSITRON, Vol. II, No. (0), Hal. -5 ISSN : 30-4970 Peetua Eergi Osilator Kuatum Aharmoik Megguaka Teori Gaggua Iklas Saubary ), Yudha Arma ), Azrul Azwar ) )Program Studi Fisika Fakultas Matematika da
Lebih terperinciREGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan
REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I
7 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kotaagug Tahu Ajara 0-03 yag berjumlah 98 siswa yag tersebar dalam 3
Lebih terperinciPETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO
PETA KONSEP RETURN da RISIKO PORTOFOLIO RETURN PORTOFOLIO RISIKO PORTOFOLIO RISIKO TOTAL DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO DENGAN DUA AKTIVA PORTOFOLIO DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jeis da Sumber Data Data yag diguaka pada peelitia ii merupaka data sekuder yag diperoleh dari Bada Pusat Statistik (BPS) Provisi NTB, Bada Perecaaa Pembagua Daerah (BAPPEDA)
Lebih terperinciSidang Tugas Akhir Teknik Manufaktur
Sidag Tugas Akhir Tekik Maufaktur Aplikasi pegguaa Metode Butterorth Lopass Filter dega Edge Detectio Ca-Roberts utuk megetahui Karakteristik stress-strai Material berbasis Image Processig Oleh : HANIF
Lebih terperinciBAB 3 ENTROPI DARI BEBERAPA DISTRIBUSI
BAB 3 ENTROPI DARI BEBERAPA DISTRIBUSI Utuk lebih memahami megeai etropi, pada bab ii aka diberika perhituga etropi utuk beberapa distribusi diskrit da kotiu. 3. Distribusi Diskrit Pada sub bab ii dibahas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis peelitia Peelitia ii merupaka jeis peelitia eksperime. Karea adaya pemberia perlakua pada sampel (siswa yag memiliki self efficacy redah da sagat redah) yaitu berupa layaa
Lebih terperinciANALISIS REGRESI DAN KORELASI SEDERHANA
LATAR BELAKANG DAN KORELASI SEDERHANA Aalisis regresi da korelasi megkaji da megukur keterkaita seara statistik atara dua atau lebih variabel. Keterkaita atara dua variabel regresi da korelasi sederhaa.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jeis da Sumber Data Jeis peelitia yag aka diguaka oleh peeliti adalah jeis peelitia Deskriptif. Dimaa jeis peelitia deskriptif adalah metode yag diguaka utuk memperoleh
Lebih terperinciREGRESI DAN KORELASI SEDERHANA
REGRESI DAN KORELASI SEDERHANA Apa yag disebut Regresi? Korelasi? Aalisa regresi da korelasi sederhaa membahas tetag keterkaita atara sebuah variabel (variabel terikat/depede) dega (sebuah) variabel lai
Lebih terperinciAPLIKASI KONSEP BERBASIS PERPINDAHAN PADA PERENCANAAN PILAR BETON BERTULANG UNTUK STRUKTUR JEMBATAN
Dimesi Tekik Sipil, Vol. 4, No., 51-59, September ISSN 141-95 APLIKASI KONSEP BERBASIS PERPINDAHAN PADA PERENCANAAN PILAR BETON BERTULANG UNTUK STRUKTUR JEMBATAN Takim Adrioo, Wog Foek Tjog Dose Fakultas
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan
BAB LANDASAN TEORI. Pegertia Regresi Statistika merupaka salah satu cabag peegtahua yag palig bayak medapatka perhatia da dipelajari oleh ilmua dari hamper semua bidag ilmu peegtahua, terutama para peeliti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Baha Baja Utuk Kostruksi Pegguaa baja sebagai baha struktur utama dimulai pada akhir abad kesembila belas ketika metoda pegolaha baja ag murah dikembagka dega skala ag luas.
Lebih terperinciPROSIDING ISBN:
S-6 Perlukah Cross Validatio dilakuka? Perbadiga atara Mea Square Predictio Error da Mea Square Error sebagai Peaksir Harapa Kuadrat Kekelirua Model Yusep Suparma (yusep.suparma@ upad.ac.id) Uiversitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011
III. METODE PENELITIAN A. Latar Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia yag megguaka total sampel yaitu seluruh siswa kelas VIII semester gajil SMP Sejahtera I Badar Lampug tahu pelajara 2010/2011 dega
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
89 BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Dalam upaya mearik kesimpula da megambil keputusa, diperluka asumsi-asumsi da perkiraa-perkiraa. Secara umum hipotesis statistik merupaka peryataa megeai distribusi probabilitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di tiga kator PT Djarum, yaitu di Kator HQ (Head Quarter) PT Djarum yag bertempat di Jala KS Tubu 2C/57 Jakarta Barat,
Lebih terperincisimulasi selama 4,5 jam. Selama simulasi dijalankan, animasi akan muncul pada dijalankan, ProModel akan menyajikan hasil laporan statistik mengenai
37 Gambar 4-3. Layout Model Awal Sistem Pelayaa Kedai Jamoer F. Aalisis Model Awal Model awal yag telah disusu kemudia disimulasika dega waktu simulasi selama 4,5 jam. Selama simulasi dijalaka, aimasi
Lebih terperinciPENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI
Halama Tulisa Jural (Judul da Abstraksi) Jural Paradigma Ekoomika Vol.1, No.5 April 2012 PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Oleh : Imelia.,SE.MSi Dose Jurusa Ilmu Ekoomi da Studi Pembagua,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas I MIA SMA Negeri 5 Badar Lampug Tahu Pelajara 04-05 yag berjumlah 48 siswa. Siswa tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Itegral adalah salah satu kosep petig dalam Matematika yag dikemukaka pertama kali oleh Isac Newto da Gottfried Wilhelm Leibiz pada akhir abad ke-17. Selajutya
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN
III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Metode peelitia merupaka suatu cara tertetu yag diguaka utuk meeliti suatu permasalaha sehigga medapatka hasil atau tujua yag diigika, meurut Arikuto (998:73)
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Daerah peelitia adalah Kota Bogor yag terletak di Provisi Jawa Barat. Pemiliha lokasi ii berdasarka pertimbaga atara lai: (1) tersediaya Tabel Iput-Output
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Meurut Kucoro (003:3): Peelitia ilmiah merupaka usaha utuk megugkapka feomea alami fisik secara sistematik, empirik da rasioal. Sistematik artiya proses yag
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peelitia Peelitia dilakuka di bagia spiig khususya bagia widig Pabrik Cambrics Primissima (disigkat PT.Primissima) di Jala Raya Magelag Km.15 Slema, Yogyakarta. Peelitia
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan.
9 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi Da Sampel Peelitia ii dilaksaaka di MTs Muhammadiyah Natar Lampug Selata. Populasiya adalah seluruh siswa kelas VIII semester geap MTs Muhammadiyah Natar Tahu Pelajara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28
5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Peelitia da Waktu Peelitia Sehubuga dega peelitia ii, lokasi yag dijadika tempat peelitia yaitu PT. Siar Gorotalo Berlia Motor, Jl. H. B Yassi o 8 Kota Gorotalo.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa
19 III. METODE PENELITIAN A. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia ii adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Badar Lampug tahu pelajara 2009/2010 sebayak 279 orag yag terdistribusi dalam tujuh
Lebih terperinciMata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4
Program Studi : Tekik Iformatika Miggu ke : 4 INDUKSI MATEMATIKA Hampir semua rumus da hukum yag berlaku tidak tercipta dega begitu saja sehigga diraguka kebearaya. Biasaya, rumus-rumus dapat dibuktika
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi da Waktu Pegambila Data Pegambila data poho Pius (Pius merkusii) dilakuka di Huta Pedidika Guug Walat, Kabupate Sukabumi, Jawa Barat pada bula September 2011.
Lebih terperinciPedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai
PENGUJIAN HIPOTESIS Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai ilai-ilai parameter populasi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga Peelitia 1. Pedekata Peelitia Peelitia ii megguaka pedekata kuatitatif karea data yag diguaka dalam peelitia ii berupa data agka sebagai alat meetuka suatu keteraga.
Lebih terperinciJENIS PENDUGAAN STATISTIK
ENDUGAAN STATISTIK ENDAHULUAN Kosep pedugaa statistik diperluka utuk membuat dugaa dari gambara populasi. ada pedugaa statistik dibutuhka pegambila sampel utuk diaalisis (statistik sampel) yag ati diguaka
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA 4.1 Meetuka udara masuk (efisiesi volumetrik) da efisiesi pegirima pada hasil uji 4.1.1 Rumus udara masuk (efisiesi volumetrik) da efisiesi pegirima Jumlah volume
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Peelitia Pada bab ii aka dijelaska megeai sub bab dari metodologi peelitia yag aka diguaka, data yag diperluka, metode pegumpula data, alat da aalisis data, keragka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa
Lebih terperinci2.2. KONSEP PEMILIHAN SISTEM STRUKTUR
II- 1 BAB II DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM Pada tahap perecaaa struktur gedug ii, perlu dilaksaaka studi literatur utuk megetahui hubuga atara susua fugsioal gedug dega sistem struktural yag aka diguaka,
Lebih terperinci3 PERANCANGAN PELAT LENTUR Pelat letur merupaka salah satu eleme petig dari struktur bagua gedug. Pada umumya bagua gedug tersusu dari pelat latai, balok aak, balok iduk, kolom,da podasi. Idealisasi pelat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar
III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Subyek dalam peelitia ii adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Badar Lampug, semester gajil Tahu Pelajara 2009-2010, yag berjumlah 19 orag terdiri dari 10 siswa
Lebih terperinciLIMIT. = δ. A R, jika dan hanya jika ada barisan. , sedemikian hingga Lim( a n
LIMIT 4.. FUNGSI LIMIT Defiisi 4.. A R Titik c R adalah titik limit dari A, jika utuk setiap δ > 0 ada palig sedikit satu titik di A, c sedemikia sehigga c < δ. Defiisi diatas dapat disimpulka dega cara
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan
47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodelogi Peelitia Keberhasila dalam suatu peelitia sagat ditetuka oleh ketepata pegguaa metode peelitia. Oleh karea itu, metode yag aka diguaka haruslah sesuai dega data
Lebih terperinci6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi
6. Pecacaha Lajut Relasi Rekuresi Relasi rekuresi utuk dereta {a } adalah persamaa yag meyataka a kedalam satu atau lebih suku sebelumya, yaitu a 0, a,, a -, utuk seluruh bilaga bulat, dega 0, dimaa 0
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pre test post test with control group. Penelitian ini berupaya untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Desai Peelitia Peelitia ii megguaka desai Eksperimet dega pedekata pre test post test with cotrol group. Peelitia ii berupaya utuk megugkapka hubuga sebab-akibat dega cara
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH DASAR DASAR DISTRIBUSI TEGANGAN DALAM TANAH
MEKANIKA TANAH DASAR DASAR DISTRIBUSI TEGANGAN DALAM TANAH UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bitaro Sektor 7, Bitaro Jaa Tagerag Selata 154 PENDAHULUAN Megapa mempelajari kekuata taah? Keamaa
Lebih terperinciDefinisi Integral Tentu
Defiisi Itegral Tetu Bila kita megedarai kedaraa bermotor (sepeda motor atau mobil) selama 4 jam dega kecepata 50 km / jam, berapa jarak yag ditempuh? Tetu saja jawabya sagat mudah yaitu 50 x 4 = 200 km.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pegumpula Data Dalam melakuka sebuah peelitia dibutuhka data yag diguaka sebagai acua da sumber peelitia. Disii peulis megguaka metode yag diguaka utuk melakuka pegumpula
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Aalisis Regresi Istilah regresi pertama kali diperkealka oleh seorag ahli yag berama Facis Galto pada tahu 1886. Meurut Galto, aalisis regresi berkeaa dega studi ketergatuga dari suatu
Lebih terperinciBAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON
BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARA DAN FAKTOR DIKON 3.1 Ecoomic Order Quatity Ecoomic Order Quatity (EOQ) merupaka suatu metode yag diguaka utuk megedalika
Lebih terperinciPEMAANFAATAN LIMBAH ABU TERBANG PLTU ASAM ASAM SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN UNTUK PEMBUATAN BETON STRUKTUR DITINJAU DARI EFESIENSI BIAYA
Pemafaata Limbah Abu Terbag PLTU Asam-asam PEMAANFAATAN LIMBAH ABU TERBANG PLTU ASAM ASAM SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN UNTUK PEMBUATAN BETON STRUKTUR DITINJAU DARI EFESIENSI BIAYA Khairil Yauar (1)
Lebih terperinciMetode Bootstrap Persentil Pada Sensor Tipe II Berdistribusi Eksponensial
Statistika, Vol. 7 No. 1, 1 6 Mei 007 Metode Bootstrap Persetil Pada Sesor Tipe II Berdistribusi Ekspoesial Jurusa Statistika FMIPA Uiversitas Islam Idoesia Yogyakarta Abstrak Metode bootstrap adalah suatu
Lebih terperinciStudi Plasma Immersion Ion Implantation (PIII) dengan menggunakan Target Tak Planar
JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 6, NOMOR JUNI,1 Studi Plasma Immersio Io Implatatio PIII dega megguaka Target Tak Plaar Yoyok Cahyoo Jurusa Fisika, FMIPA-Istitut Tekologi Sepuluh Nopember ITS Kampus
Lebih terperinciBAB VIII MASALAH ESTIMASI SATU DAN DUA SAMPEL
BAB VIII MASAAH ESTIMASI SAT DAN DA SAMPE 8.1 Statistik iferesial Statistik iferesial suatu metode megambil kesimpula dari suatu populasi. Ada dua pedekata yag diguaka dalam statistik iferesial. Pertama,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Jeis peelitia ii adalah peelitia pegembaga (research ad developmet), yaitu suatu proses peelitia utuk megembagka suatu produk. Produk yag dikembagka dalam peelitia
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da waktu Peelitia ii dilakuka di PD Pacet Segar milik Alm Bapak H. Mastur Fuad yag beralamat di Jala Raya Ciherag o 48 Kecamata Cipaas, Kabupate Ciajur, Propisi Jawa Barat.
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SILOAM HOSPITALS MEDAN
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 4, Tahu 014, Halama 1015 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 4, Tahu 014, Halama 1015 1030 Olie di: http://ejoural-s1.udip.ac.id/idex.php/jkts PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapat perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran TSTS (Two Stay
A III METODOLOGI PENELITIAN Peelitia ii adalah peelitia eksperime yag dilakuka terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperime da kotrol. Dimaa kelas eksperime aka medapat perlakua dega megguaka model pembelajara
Lebih terperinciPENDUGAAN PARAMETER DARI DISTRIBUSI POISSON DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAXIMUM LIKEHOOD ESTIMATION (MLE) DAN METODE BAYES
Jural Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 52 59 ISSN : 233 29 c Jurusa Matematika FMIPA UNAND PENDUGAAN PARAMETER DARI DISTRIBUSI POISSON DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAXIMUM LIKEHOOD ESTIMATION (MLE) DAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peelitia Peelitia ii megguaka metode peelitia Korelasioal. Peelitia korelasioaal yaitu suatu metode yag meggambarka secara sistematis da obyektif tetag hubuga atara
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN. Data yang digunakan untuk mengevaluasi Gardu Induk Bandar Sribhawono
38 BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN.1 Data Peelitia Data yag diguaka utuk megevaluasi Gardu Iduk Badar Sribhawoo 8 tahu medatag adalah data pemakaia eergi listrik tahu 2013 sampai 2016 pada trasformator
Lebih terperinciBAB III KAPASITAS DUKUNG
BAB III KAASITAS DUKUNG KELOMOK TIANG ANALISIS KELOMOK TIANG Kelompok tiag merupaka kumpula dari beberapa tiag yag bekerja sebagai satu kesatua, diguaka apabila beba yag diterima fodasi sagat besar. Secara
Lebih terperinci