BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
|
|
- Iwan Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA 4.1 Proses Press Proses Press adalah proses pencetakan lempengan baja dengan memanfaatkan gaya tekan untuk merubah lempengan tersebut menjadi bentukan yang diinginkan berdasarkan cetakan (dies). Dibawah ini merupakan gambar dari produk jadi proses press. Gambar 4.1 Press Part (Engine Hood) Kumpulan beberapa part di kombinasikan menjadi satu kesatuan bentuk baik berupa kendaraan maupun produk lain. Dibawah ini merupakan contoh dari kumpulan press part yang dikombinasikan menjadi sebuah kendaraan. 43
2 44 Gambar 4.2 Body Sub Assy (Press Part Join by Weld) Komponen utama proses press terdiri dari 3 bagian besar komponen. Komponen pertama adalah material, merupakan lempengan baja dengan ketebalan dan spesifikasi serta komposisi yang telah sesuai dengan standard. Berikut ini merupakan gambar dari material yang digunakan untuk proses press. Gambar 4.3 Material Press Komponen yang kedua adalah Mesin, Mesin untuk proses press memanfaatkan sistem hydrolic dan adapula dengan menggunakan motor servo sebagai penggerak. Untuk membentuk part membutuhkan gaya tekan yang
3 45 sesuai agar lempengan baja tersebut bisa dibentuk dengan sempurna. Sehingga Mesin pun memiliki dasar kemampuan gaya tekan (Tonase) maksimal biasanya sebagai dasar penentuan part yang bisa di proses atau tidak. Berikut contoh dari mesin press dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 4.4 Mesin Press 700 Ton (C Class) Komponen selanjutnya adalah Cetakan part (Dies), Secara harfiahnya Dies disebut juga dengan nama cetakan press, dimana dies merupakan salah satu komponen yang penting untuk menghasilkan produk press part yang baik. Dies didesain khusus sebagai cetakan yang sesuai dengan bentukan part yang
4 46 diinginkan, komponen dari dies terdiri dari 3 komponen utama : Model (Punch), Upper dies, Pad/ Blank Holder. Berikut ini tergambar bentuk dari dies : Dies UPPER material PAD MODEL Gambar 4.5 Dies (Cetakan Press Part)
5 Pengenalan defect Press Jenis jenis defect / Problem yang dikenal di dalam proses Press adalah sebagai berikut : Gambar 4.6 Jenis Jenis Defect press 1. Accuracy : adalah problem part yang terkait dengan dimensi produk, toleransi ukuran produk. Problem ini dibagi menjadi 2 besar yaitu Minor (yaitu problem akurasi yang tidak mempengaruhi join fitting dengan kesatuan part lain), Mayor (yaitu problem akurasi yang mempengaruhi join fitting dengan part lain). 2. Visual Atau disebut surface : adalah problem yang nampak langsung ditangkap oleh mata / visual. Problem ini dibagi menjadi 2 besar yaitu menken Part (adalah kualitas surface part outer press part) dan Inner part (adalah kualitas surface part inner press part yang menjadi part outer press part pada kondisi tertentu). 3. Formability : adalah problem yang timbul karena proses pembentukan part. Dibagi menjadi 2 besar yaitu Pecah (Ware) yaitu problem part robek atau
6 48 pecah dikarenakan inflow material yang tertahan sehingga tidak mengalir sempurna, kemudian selanjutnya adalah Melipat (Shiwa) yaitu problem part menjadi melipat dikarenakan inflow material yang tidak tertahan sama sekali sehingga material terlalu banyak mengalir. Berikut ini detail nama nama defect yang ada di press shop : Tabel 4.1 Nama nama defect press
7 Tabel 4.1 Lanjutan Nama nama defect press 49
8 50 Tabel 4.1 Lanjutan Nama nama defect press Berdasarkan nama nama problem diatas, dirangkum berdasarkan kategori defectnya menjadi tabel dibawah ini : Tabel 4.2 Kategori defect press
9 Proses Produksi Press Shop Proses Press merupakan proses awal dari perakitan kendaraan, secara umum Press shop melakukan proses pencetakan body kendaraan dengan memanfaatkan proses tempa lempengan baja menjadi bagian dari body kendaraan. Press Shop memiliki 3 unit line yaitu line 2A (2400 Ton), C (700 Ton), dan 5A (1600 Ton). Ketiga line tersebut merupakan proses hulu sebelum di kirim ke proses selanjutnya baik plant 1 (IMV Model) maupun plant 2 (EFC Model). Hal ini dapat dilihat di gambar 4.1 Flow Proses Manufacturing Kendaraan berikut : PRESS SHOP PLANT IMV MODEL 1 3LINE Innova W T A Fortuner EFC MODEL 2A Line C Line ETIOS PLANT 2 VIOS W T A YARIS 5A Line (New Development Line) Gambar 4.7 Flow Proses Manufacturing Kendaraan Toyota
10 52 Secara umum flow proses yang berada di press shop dapat dilihat pada gambar 4.8 dibawah ini : Flow Process Press Shop Welding Plant2 Welding Plant1 Packing Gambar 4.8 Flow Proses Press Shop Dari gambar diatas, dilihat bahwa proses di mulai dari Steel material berupa coil yang berasal dari beberapa supplier baik yang ada di domestik maupun import, setelah itu proses berikutnya adalah proses pemotongan material sesuai dengan dimensi ukuran masing masing part (cutting centre supplier). Setelah dipotong menjadi sheet yang sesuai dengan ukuran masing masing target part kemudian dikirimkan ke Press Shop. Proses selanjutnya lembaran sheet material yang sudah ada di area material store Press Shop kemudian dikirimkan ke line masing masing untuk dilakukan proses stamping. Setelah produk jadi kemudian produk tersebut dikirimkan ke area store part sebelum dikirimkan ke next proses (Welding Plant 1, Welding Plant 2, Packing).
11 Proses Penjaminan Kualitas Press Shop Proses Penjaminan Kualitas yang ada di Press Shop, menganut sistem build in quality (BIQ). Artinya masing masing lini bertanggung jawab terhadap produk yang di buatnya, selain itu menganut filosofi sistem 3M (Tidak Menerima cacat, Tidak Membuat cacat, dan Tidak Meneruskan cacat). Berikut adalah Area penjaminan Kualitas Press shop, dapat dilihat pada gambar 4.9 dibawah ini. Press Quality Mapping Area BIQ Cutting centre Material Output Conveyor Machine STORE PART DM = Dies Maintenance QC = Quality Control MM = machine Maintenance Gambar 4.9 Area penjaminan Kualitas Press shop Dari gambar diatas dapat dilihat untuk penjaminan kualitas dimulai dari hulu, yaitu dimulai dari material. Proses penjaminan kualitas material dilakukan oleh pihak Cutting centre, kemudian untuk produk hasil proses press semua di cek diatas konveyor output produk oleh pihak produksi untuk automatic line (2A dan 5A), sedangkan untuk manual line (C) hanya dilakukan FML check oleh pihak Quality. Apabila ditemukan defect maka produk part tidak langsung dikirim ke store part, namun harus dilakukan proses repair terlebih dahulu di area repair. Hasil repair
12 54 kemudian di lakukan pengecekan kembali untuk memastikan part yang akan dikirimkan tidak terdapat defect lagi. Secara garis besar proses pengecekan part output line dibagi menjadi 2 besar : 1. FML (First, Middle, Last) Yaitu proses pengecekan part berdasarkan urutan Part Pertama, Tengah, dan Akhir dari jumlah Lotnya, misalnya jumlah lot 400 pcs maka pengecekan dilakukan di stroke ke-1, part stroke ke-200, dan part stroke ke-400. Proses pengecekan ini dilakukan oleh pihak quality. Dimana point check yang dilakukan adalah : Pengecekan Surface part, Data Nobi / Ware, Dimensi part, Spesifikasi Part vs standard 2. Pengecekan All Piece Yaitu pengecekan keseluruhan total part yang diproduksi yang dilakukan langsung oleh member produksi, sebagai jaminan bahwa part yang di proses sudah terjamin kualitasnya. Pengecekan ini dilakukan pada saat produk keluar dari mesin, dilakukan pengecekan di atas konveyor mesin. Pengecekan berfokus pada surface defect saja.
13 Mengendalikan Kualitas Press shop dengan Metoda DMAIC DEFINE Permasalahan Kualitas yang ada di Press Shop terbagi menjadi 2. Pertama adalah Defect Occurence (di In Process), dan Defect Outflow (di Next Process) Defect Outflow Defect outflow adalah produk yang cacat atau mengalami defect yang tidak berhasil di tangkap atau di cegah di in proses sehingga mengalir ke tangan konsumen selanjutnya, dalam hal ini next process press adalah welding. Business case : ULTIMATE GOAL: Zero defect outflow di semua shop IDEAL SITUATION : Press Defect Outflow Target = 60 Ppm GAP : Press Defect Outflow = 387 Ppm CURRENT SITUATION : Press Defect Outflow = 447 Ppm Mar'13~ Apr 14 Gambar 4.10 Situasi Business case permasalahan Tujuan utama (Ultimate Goal) adalah untuk mencapai Zero Defect Outflow dari semua shop yang ada di proses manufacturing.
14 56 Problem Statement : Dari data tahunan didapatkan bahwa angka defect outflow Press shop mencapai angka 447 Ppm (Maret 2013 Februari 2014). Dibanding dengan target Defect Outflow Tahunan yaitu 60 Ppm, Sehingga terdapat GAP mencapai 387 Ppm. Project Scope SIPOC Diagram POTENTIAL PROBLEM Supplier Input Process Outputs Customer 1. Coil Centre * JFE * NSC * POSCO Coil * SUMITOMO 2. Cutting 1. Material 2. Dies Data 3. Machine data 4. Prod. Dandori (Persiapan) Proses Press Quality Check PRESS PART 1. WELDING 2. PAINTING (Toso) 3. ASSEMBLY Centre * TTMI * SSK data Keep On Store 4. PACKING Gambar 4.11 SIPOC diagram Press shop Pada penelitian ini di tujukan khusus pada area Proses press shop dimana kejadian defect outflow potensial terdapat pada proses Pengecekan Kualitas Part (Point Of Occurrence POC ). Goal Statement : Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk menurunkan angka defect outflow yang terjadi ke next proses. Dimana sesuai dengan target outflow dari Departement Press shop yaitu 60 Ppm.
15 57 Milestone Schedule Perbaikan Proses Penjaminan Kualitas Press shop Tabel 4.3 Jadwal Perbaikan Proses Penjaminan Kualitas No Activity PIC (Person In charge) Schedule Mar'14 Apr'14 May'14 Jun'14 Jul'14 Remark 1 Study & Data Analysis Press Engineer 2 Perbaikan Press Engineer 3 Evaluasi Hasil Team 4 Standarisasi Press Engineer & Prod. 5 Tindak Lanjut Team Kesimpulan dari Define step : Problem yang terjadi adalah problem outflow defect yang melebihi dari target sehingga harus dilakukan aktifitas untuk Mengurangi Defect Press Part Outflow ke Next Proses MEASURE Breakdown Data Ppm (Part Permillion) Data Defect Press Outflow ke Next Process : Tabel 4.4 Data Defect Outflow Press shop Bulan Mar 13 Apr 13 May 13 Jun 13 Jul 13 Aug 13 Sept 13 Oct 13 Nov 13 Dec 13 Jan 14 Feb 14 Outflow (Pcs) Total Press Outflow Defect = Pcs - Total Produksi Stroke (Mar 13 Feb 14) - PPM (Part Per Million) * Six Sigma Concept = 3,4 DPMO/Ppm
16 58 Penjabaran detail : CURRENT CONDITION Press Defect Outflow = 447 Ppm Actual Defect Outflow Vs Target PPM Outflow Where? by : Line Defect Actual Target GAP 387 BREAKDOWN THE PROBLEM LINE 2A Defect Outflow = 426 Ppm LINE 5A Defect Outflow = 18 Ppm LINE C Defect Outflow = 3 Ppm What? by : Process DIRECT SUPPLY Defect Outflow = 402 Ppm EX REPAIR Defect Outflow = 11 Ppm What? by : Output OUTER PART Defect Outflow = 364 Ppm INNER PART Defect Outflow = 38 Ppm PPM Defect Outflow by Line % 99% 100% 98% Defect Outflow by Process % 100% 96% % 94% N = % N = % 0 2A 5A C Direct Supply Ex Repair Line Process POINT OF OCCURENCE (Process) Next Process (Welding) Store Part Press Part OK PPM Inspection Check At Conveyor Machine Press Process Sheet cleaner& Centering 95% 90% Material Supply PPM Defect Outflow by Output % 100% % % 38 90% 0 85% Outer Part Inner Part Process What? by : Group Part SHELL BODY GROUP & ROOF Defect Outflow = 287 Ppm PROBLEM YANG HARUS DI TANGGULANGI : Real problem DEFECT TIDAK TERTANGKAP PADA PROSES PENGECEKAN KUALITAS DI \ ATAS KONVEYOR OUTPUT MESIN PPM Defect Outflow by Group 400 Part 100% 79% Shell Body Side member Group Part 100% 50% 0% SIDE MEMBER GROUP Defect Outflow = 77 Ppm Gambar 4.12 Breakdown data permasalahan Outflow Press shop
17 Proses Pengecekan di atas konveyor Output Mesin Proses penjaminan kualitas secara langsung dilakukan setelah produk selesai di proses (finish good). Pengecekan outer press part langsung dilakukan di atas konveyor output mesin. Dimana dilakukan pengecekan 100% oleh operator produksi. Dibawah ini merupakan ilustrasi gambaran pekerjaan pengecekan kualitas yang dilakukan di line 2A. (b) (a) Gambar 4.13 (a) Area Konveyor Output Mesin (b) Proses pengecekan diatas konveyor Proses pengecekan kualitas dilakukan tiap part, kemudian dari gambar 4.5 (b) dapat dilihat untuk melakukan proses pengecekan 1 part membutuhkan 3MP. Potensi kesalahan dapat terjadi karena bisa terjadi interference job diantara satu sama lainnya
18 60 sehingga konsentrasi masing masing pekerja menjadi tidak fokus.dari data pareto outflow adalah output part Outer part shell body group Outer Press Part Outer press part merupakan part bagian dari eksterior mobil, dimana problem terjadi pada shell body group yang merupakan part part dengan garansi surface kualitas yang baik. Sehingga sangat penting sekali kualitas dari surface atau permukaan part tersebut karena hal yang pertama dapat dilihat langsung oleh customer. Proses pengecekan outer shell body group (Front Door Outer, Rear door Outer, Engine Hood, Backdoor, Fender dan Roof), dilakukan 100% pengecekan kualitas artinya setiap output part yang keluar dari konveyor mesin di cek satu persatu oleh operator proses produksi. Namun kenyataanya kondisi outflow defect ke next proses masih tetap terjadi dan tinggi. Gambar dibawah ini merupakan outer part shell body group : Gambar 4.14 Outer part Shell body Group
19 61 Dari data OK ratio (gambar 4.15) produk masing masing part memang masih belum stabil, secara data In process kondisi perbaikan dengan cara meningkatkan NDC dari berbagai aspek mulai dari material, dies, mesin, serta proses. Untuk pembahasan di dalam penelitian ini tidak menjelaskan detail mengenai perbaikan yang dilakukan di In process, tetapi lebih fokus kepada permasalahan outflow defect yang terjadi ke next proses. Gambar 4.15 Trend Pencapaian OK ratio Sheel body group part Data yang terdapat pada gambar 4.15 merupakan hasil evaluasi bulanan dari masing masing part output 2A (outer part shell body group). Dari gambar diatas menunjukan bahwa kondisi
20 62 kualitas masing masing part bervariasi performancenya. Data OK ratio didapatkan dari perbandingan jumlah Part OK dibanding dengan jumlah part produksi keseluruhan part tersebut. (OK Ratio = OK Part Pcs : Total Part Pcs x 100%) Voice of Customer Dari beberapa data yang ada terkait kualitas, ternyata terdapat pula informasi yang didapatkan dari VOC (Voice of Customer) dalam hal ini adalah operator maupun pimpinan kerja yang bekerja Area Line 2A. Dimana permasalahan yang timbul lebih kearah safety, ergonomi dan cost proses pengecekan kualitas part diatas konveyor. Adapun permasalahannya : 1. Gambar 4.16 di samping menunjukan jumlah MP yang banyak di satu area yang sempit. Secara safety tidak baik karena dapat menimbulkan interference job antar MP. Gambar 4.16 Jumlah MP yang melakukan Pengecekan kualitas (VOC Bp. Budi Santoso LH 2A) 2. Gambar 4.17 di samping menunjukan pada saat proses pengecekan part yang memiliki profil khusus seperti side member, badan operator harus membungkuk. Operator proses terkadang suka mengeluhkan kondisi pinggangya menjadi sakit setelah terlalu lama membungkuk Gambar 4.17 Ergonomi kerja kurang baik (badan terlalu membungkuk)
21 63 3. Gambar 4.18 di samping menunjukan bahwa proses pengecekan part membuat badan operator harus masuk ke area kerja konveyor yang bergerak, hal ini sangat berbahaya sekali apabila lengah dapat tergores part yang bergerak. (VOC Syarifudin Safety Officer 2A) Gambar 4.18 Safety Issue, beberapa bagian badan masuk ke area kerja konveyor 4. Gambar 4.19 di samping menunjukan penggunaan alat pengecekan Konyaku yang boros (High Cost), dimana setiap bulan cost yang harus di keluarkan cukup tinggi 1 bulan = 2 Pcs = Rp Cost = Rp.1.300/unit mobil (VOC Mugiono Section Head 2A) Gambar 4.19 Cost Issue, Penggunaan Konyaku yang terlalu boros (High Cost)
BAB V ANALISA HASIL. Mengapa Defect tidak tertangkap pada proses pengecekan kualitas di atas
BAB V ANALISA HASIL 5.1 ANALYZE 5.1.1 Clarify Problem Mengapa Defect tidak tertangkap pada proses pengecekan kualitas di atas konveyor output mesin? Gambar proses pengecekan kualitas surface part dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi umum yang buruk dan tidak memadai membuat masyarakat Indonesia enggan untuk memanfaatkannya. Dengan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHAHULUAN I.1
BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Menentukan Tema PT. Akebono Brake Astra Indonesia (PT. AAIJ) adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri otomotif, produk yang diproduksi disini adalah brake
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini terpusat di departemen produksi 2 tempat berlangsungnya proses polishing. Dalam departemen produksi 2 terdapat empat line yaitu
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Flow Process PT. ADM divisi Stamping Plant Start Press Line IRM 2A Line Single Part 3B Line Logistik PPC 4A Line Press Inspection Door Assy Inspection Dies Maintenance
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Produk Cacat Part PH 031 Tahun mayor dan minor penyebab terjadinya produk cacat untuk part PH 031 pada tahun
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Produk Cacat Part PH 031 Tahun 2015 Berdasarkan data produk cacat tahun 2015 yang tersaji pada bab sebelumnya, maka dibuat analisa data untuk lanjutan untuk mengetahui faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis Pengendalian..., Dina, Fakultas Teknik 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan industri saat ini semakin kompetitif setelah dibukanya pasar bebas, untuk memenangkan kompetisi dengan industri sejenis perusahaan harus memberikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Define Identifikasi masalah pada Bakmi GM, yakni adanya ketidakstabilan perfect order untuk delivery service pada enam bulan terakhir, yang bervariasi antara 54% sampai
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang sangat berperan dalam memberikan input yang signifikan terhadap perusahaan adalah bagian produksi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era yang perkembanganya sangat cepat ini dimana semua dituntut untuk menciptakan suatu proses kerja yang efektif dan effisien dengan tidak mengurangi standard kualitas
Lebih terperinciANALISA KETIDAKSTABILAN DIMENSI BRACKET IMV
ANALISA KETIDAKSTABILAN DIMENSI BRACKET IMV PADA REAR AXLE HOUSING ASSY MACHINING LINE C DENGAN METODOLOGI PENDEKATAN SIX SIGMA di PT. INTI GANDA PERDANA TUGAS AKHIR Oleh : Edward Enrico Munthe 1100000361
Lebih terperinciBAB 4 Analisis Data. Grafik 4-1 : Jumlah produksi selama periode Januari~Desember 2006.
BAB 4 Analisis Data 4.1. Pengumpulan data 4.1.1. Data produksi bulanan Adapun jumlah produksi selama periode tahun 2006 adalah sebagai berikut : 5000000 4500000 4000000 3500000 3000000 2500000 2000000
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan
Lebih terperinciBAB 1 LANDASAN TEORI
5 BAB 1 LANDASAN TEORI 1.1 Produktivitas Menurut Sinungan (2003, P.12), secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang
Lebih terperinciUNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ANALISIS DISTRIBUSI MASTIC SEALER PADA SHELL BODY SUB ASSY LINE DI PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA Nama : Puji Selamet Iswanto NPM : 25411599
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Tahap analisis pemecahan masalah merupakan tahap untuk menemukan root cause, memberikan ide dan melakukan perbaikan terhadap cacat yang terjadi dengan adanya perubahan
Lebih terperinciPROSES WELDING SHOP PADA PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA KARAWANG PLANT
PROSES WELDING SHOP PADA PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA KARAWANG PLANT Nama : Oti Lupiyani NPM : 55212611 Dosen Pembimbing : Dr. Sri Nawangsari, SE, MM. PENDAHULUAN Latar Belakang Welding Shop
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.
BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Diagram Proses Pembuatan Frame Body Comp Marking Front Frame Rear Frame General Assy Stay Body Cover Permanent 1 Permanent 2 Permanent 3 Permanent
Lebih terperinciBAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR
BAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR 2.1 Profil Perusahaan 2.2 Sejarah Singkat PT. Astra Daihatsu Motor PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) mengawali sejarahnya pada tahun 1973. Pada tahun 1973, Astra mendapatkan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pengamatan dan penelitian yang di lakukan di Pilot Line di Plant 2, menunjukkan data sebagaimana terlampir di bawah ini. Data tahun 2014 belum
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah yang digunakan untuk penelitian penurunan hasil Fabric Width Utilization adalah dengan menggunakan metode Penyelesaian Masalah Six Sigma,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Penelitian dan perancangan project manpower profile yang dilakukan di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Khususnya bagi pihak user yaitu Human Resource
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini sangat mempengaruhi. berkembangnya dunia perindustrian di berbagai bidang terutama industri
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkembangan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berkembangnya dunia perindustrian di berbagai bidang terutama industri manufaktur. Hal ini berpengaruh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram alir 37 3.2 Langkah Langkah Penelitian Dalam metode penelitian ini merupakan tahapan tahapan yang dibuat untuk memudahkan dan mengarahkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian Bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah sistematis yang berperan penting sebagai pedoman dalam menyelesaikan dan memberikan solusi dari masalah yang timbul dalam penyusunan
Lebih terperinciDisusun Oleh : Taruna Jaya JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2013
Analisis Sistem Material Requirement Planning Pada Proses Perakitan Front Door RH Kijang Innova Di PT. TOYOTA Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant Disusun Oleh : Taruna Jaya 3040818 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu
48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Hasil Data Defect Fusstrebe Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis defect yang terjadi
Lebih terperinciPROFIL PERUSAHAAN KEGIATAN CIRCLE CIRCLE DIBENTUK PERIODE JUMLAH THEMA UMUR RATA-RATA JUMLAH PERTEMUAN JAM PERTEMUAN KEHADIRAN RATA-RATA
/2 PROFIL PERUSAHAAN KEGIATAN CIRCLE PERUSAHAAN DEPARTEMEN SEKSI FASILITATOR KETUA CIRCLE SEKRETARIS JUMLAH ANGGOTA : PT. Takagi Sari Multi Utama : Quality Control : Quality Control : Iwan Muhdi : Sokhib
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan
Lebih terperinciLAPORAN PRODUKSI BULAN JANUARI - APRIL 2008
LAPORAN PRODUKSI BULAN JANUARI - APRIL 2008 PROSES No JENIS DEFECT JAN FEB MAR APR 1 Tidak Sempurna 5,614 5,582 5,839 6,397 2 Coating NG 1,903 2,141 1,943 2,538 3 Pinhole 892 901 289 3,548 4 Misrun (Bolong)
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 1.1 Tahap Analyze 1.1.1 Diagram Pareto Pada tahapan Analyse diagram pareto berguna untuk membantu mengurutkan prioritas penyelesaian masalah yang harus dilakukan. Yaitu melakukan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Metode ini digunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar
Lebih terperinci3.1 Persiapan Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN MEMBER REAR FLOOR MENGGUNAKAN MESIN STAMPING DI PT. MANDIRI PRATAMA INTILOGAM
PROSES PEMBUATAN MEMBER REAR FLOOR MENGGUNAKAN MESIN STAMPING DI PT. MANDIRI PRATAMA INTILOGAM Nama : Khairul Insani Montazery NPM : 23411954 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Irwansyah, ST., MT. Latar
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Dalam pelaksanaan penelitian, serta untuk mempermudah menyelesaikan. yang diperlukan dalam suatu penelitian.
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Definisi Dalam pelaksanaan penelitian, serta untuk mempermudah menyelesaikan persoalan yang dihadapi, maka perlu diuraikan terlebih dahulu langkah-langkah yang diperlukan
Lebih terperinciSigma Quality level, pareto diagram, fish bone diagram, 5 why analysis FMEA, Critical Quality Level
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISA PENYEBAB BOCOR PADA SHOCK ABSORBER MODEL D38A DI PT.KAYABA INDONESIA Dian kumawa 0800786861
Lebih terperinciSKRIPSI USULAN PERBAIKAN DEFECT SPATER PADA PROSES WELDING MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA. (Studi kasus: PT. Kramayudha Ratu Motor)
SKRIPSI USULAN PERBAIKAN DEFECT SPATER PADA PROSES WELDING MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA (Studi kasus: PT. Kramayudha Ratu Motor) Disusun oleh FIQI AFRIZAL 2012.10.215.232 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciPendahuluan. I.1 Latar belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap yaitu,
Lebih terperinciBAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu :
BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP 3.1. SISTEM MANUFAKTUR 3.1.1. JENIS SISTEM MANUFAKTUR Proses manufaktur merupakan suatu proses perubahan bentuk dari bahan baku atau bahan setengah jadi
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Evaluasi Kinerja Setelah seluruh data yang diperlukan terkumpul, data tersebut akan diolah melalui 5 fase dalam Six Sigma yang disebut Six Sigma Improvement Framework atau
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Identifikasi Masalah Studi Pustaka Menentukan Tujuan 8 Langkah dan 7 Tools 1. Menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lean dan Six sigma merupakan dua metodologi perbaikan yang berbeda satu sama lain dalam hal target, fokus maupun metode yang digunakan. Dalam perkembangan dunia bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN unit. Pertumbuhan penjualan produsen-produsen mobil utama di. dengan pangsa pasar sebesar 11.3%.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Indonesia semakin hari semakin meningkat, terutama di segmen kendaraan ringan roda empat atau mobil. Pertumbuhan tersebut akan didukung
Lebih terperinciAnalisa Kegagalan Pada Proses. dan
Analisa Kegagalan Pada Proses dan Sistem Kontrol Metode Pencegahan Defect 1 Produksi Zero Defect? Mungkinkah Produksi Zero Defect? Jika tidak mungkin Mungkinkah Customer complain Zero Defect? 2 99.99%
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan data 4.1.1 Produk Gutter Complete R/L Perusahaan PT. Inti Pantja Press Industri dipercayakan untuk memproduksi sebagian produk kendaraan
Lebih terperinciMENURUNKAN KLAIM MIS-DELIVERY PADA DELIVERY FINISH GOODS YAMAHA EKSPOR AKBT DI PT. AKEBONO BRAKE ASTRA INDONESIA
MENURUNKAN KLAIM MIS-DELIVERY PADA DELIVERY FINISH GOODS YAMAHA EKSPOR AKBT DI PT. AKEBONO BRAKE ASTRA INDONESIA Anas Rachman Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstract Pada tahun 2010
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin
PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI Nama : Haga Ardila NPM : 23410094 Jurusan : Teknik mesin LATAR BELAKANG Perkembangan teknologinya dilakukan dengan cara melakukan
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
64 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang telah dilakukan kemudian diolah menjadi informasi untuk mengetahui berapa besar jumlah produksi dan jumlah cacat. Ada berbagai
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis /Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Jaya Pandu Nusantara yang berdiri sejak 20 Oktober 1994 dengan luas area 2.040 m 2 yang sampai dengan saat ini dipimpin oleh Bapak Alex Santoso merupakan perusahaan
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data di dalam tulisan ini yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan di pengolahan dan analisis data terdiri dari : 1. Data Total
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang
Lebih terperinciPROSES WELDING FRONT CHASSIS NISSAN X-TRAIL DI PT. NISSAN MOTOR INDONESIA. Nama : Bernie Fauzan Mochamad Npm : Kelas : 4 IC 04
PROSES WELDING FRONT CHASSIS NISSAN X-TRAIL DI PT. NISSAN MOTOR INDONESIA Nama : Bernie Fauzan Mochamad Npm : 21410394 Kelas : 4 IC 04 ABSTRAKSI Front chassis merupakan salah satu komponen utama pada sebuah
Lebih terperinciVII. PEMBAHASAN. A. Aspek Umum (Membuat Usulan Perbaikan pada Sistem On The Job Development pada Pelatihan GL s Role)
VII. PEMBAHASAN A. Aspek Umum (Membuat Usulan Perbaikan pada Sistem On The Job Development pada Pelatihan GL s Role) Visi PT. TMMIN adalah untuk mencapai Jiritsuka 2012, yaitu kemandirian dalam produksinya
Lebih terperinciKelemahan Sistem Sampling
Kelemahan Sistem Sampling Sampling tanpa melalui proses evaluasi variasi berpotensi mengakibatkan produk defect terkirim ke Customer. Produk reject yang terkirim berasal dari produk antar inspection 8.00
Lebih terperinciANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009
ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan
Lebih terperinciABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.
ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin signifikan, membuat banyak bermunculan industri-industri baru yang sejenis dengan industri yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap,
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Untuk mempermudah identifikasi masalah, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dan digunakan sebagai latar
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).
Lebih terperinciMEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA LINE PRIMER TOP COAT PT TOYOTA MOTOR MANUFACTURE INDONESIA PLANT 2 KARAWANG
MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA LINE PRIMER TOP COAT PT TOYOTA MOTOR MANUFACTURE INDONESIA PLANT 2 KARAWANG Nama : Feldy Dwi Anugrah NPM : 33413393 Jurusan Pembimbing : Teknik Industri : Nanih Suhartini,
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Gambar 3.1 : Diagram Alir Metodologi Penelitian 25 3.1 Observasi Lapangan dan Indentifikasi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Indonesia semakin hari semakin meningkat, terutama di segmen kendaraan ringan roda empat atau mobil. Pertumbuhan tersebut akan didukung
Lebih terperinciPENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc
PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc Perusahaan Kualitas Six Sigma Mengurangi Resiko Produk Gagal DMAIC Berdasarkan latar belakang
Lebih terperinciJumlah Perusahaan Subsektor Komputer, Barang Elektronik dan Optik (Dalam Unit)
BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Kehidupan sehari-hari masyarakat saat ini tidak dapat terlepas dari pemakaian alat-alat elektronik di sekitarnya. Alat-alat elektronik ini digunakan untuk mempermudah
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN
Lebih terperinciMINIMASI WASTE DEFECT DI PT EKSONINDO MULTI PRODUCT INDUSTRY DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA
MINIMASI WASTE DEFECT DI PT EKSONINDO MULTI PRODUCT INDUSTRY DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA 1 Benny Yanuarsih, 2 Sri Widaningrum, 3 Muhammad Iqbal 123 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa
Lebih terperinciV. PENERAPAN SISTEM ERGONOMI DALAM PROSES PRODUKSI
V. PENERAPAN SISTEM ERGONOMI DALAM PROSES PRODUKSI A. General Induksi General Induksi merupakan suatu kegiatan pengenalan prinsip-prinsip yang dianut oleh toyota kepada karyawan baru, agar karyawan baru
Lebih terperinciAnalisis Pengendalian Kualitas Produksi Tepung Terigu dengan Pendekatan Six Sigma dan Cost of Poor Quality
Petunjuk Sitasi: Mudiastuti, R. D., & Hermawan, A. (2017). Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Tepung Terigu dengan Pendekatan Six Sigma dan Cost of Poor Quality. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.
Lebih terperinciBAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%
BAB V ANALISA 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping (CVSM) Value stream mapping merupakan sebuah tools untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang didalamnya termasuk material dan informasi
Lebih terperinciMEMPELAJARI PENERAPAN SISTEM KANBAN PART REINFORCEMENT SUB ASSY RR BUMPER PADA PT. METINDO ERASAKTI
Nama : Ridwanullah NPM : 36411161 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Dian Kemala Putri, MT MEMPELAJARI PENERAPAN SISTEM KANBAN PART REINFORCEMENT SUB ASSY RR BUMPER PADA PT. METINDO ERASAKTI
Lebih terperinciDiajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)
USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA AKI MOTOR HONDA VARIO TECHNO PART STAY D ECCU MENGGUNAKAN METODE DMAIC PADA PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Muhammad Robiesa Npm : 30409301 Jurusan : Teknik Industri
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Ganjil Tahun 2007/2008
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Ganjil Tahun 2007/2008 ANALISA SIX SIGMA UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS FRONT SPRING ASSY DALAM MENGATASI MASALAH NOISE PADA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk yang tepat, berkualitas tinggi dengan harga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan industri otomotif didunia khususnya di Indonesia, menyebabkan para pelaku industri melakukan inovasi baru untuk menghasilkan produk-produk
Lebih terperinciMetode Training ISO/TS Sentral Sistem TAPI MENJELASKAN
Metode Training ISO/TS 16949 Sentral Sistem TIDAK SEKEDAR MENJELASKAN APA ISI PERSYARATAN ISO/TS 16949 TAPI MENJELASKAN KONSEP/MAKSUD DARI TIAP PERSYARATAN ISO/TS 16949, HUBUNGAN ANTARA PERSYARATAN DENGAN
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS UNTUK MENGURANGI NO GOOD IN PROCESS CORE ASSY 2WV DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA (Studi Kasus di PT.
ANALISIS KUALITAS UNTUK MENGURANGI NO GOOD IN PROCESS CORE ASSY 2WV DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA (Studi Kasus di PT. Denso Indonesia) Sambas Sundana 1*, Bakharudin Yusuf 2 1 JurusanTeknik Industri,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dituntut untuk mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan agar dapat tumbuh dan berkembang. Bahkan perusahaan diharapkan dapat memproduksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semua perusahaan yang berkeinginan untuk mempertahankan bisnisnya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Asal Masalah Semua perusahaan yang berkeinginan untuk mempertahankan bisnisnya di tengah persaingan, globalisasi dan pasar bebas dewasa ini tidak bisa hanya berdiam diri dan mengandalkan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENERAPAN METODE LEAN SIGMA UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA QUALITY, COST DAN DELIVERY PRODUK SUNVISOR ASSY DI PT. APM ARMADA AUTOPARTS
TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE LEAN SIGMA UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA QUALITY, COST DAN DELIVERY PRODUK SUNVISOR ASSY DI PT. APM ARMADA AUTOPARTS Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar
Lebih terperinciMEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN PART FRONT FORK 45P DI PT. KAYABA INDONESIA FRANSISKUS XAVERIUS FREDDY TEKNIK INDUSTRI
MEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN PART FRONT FORK 45P DI PT. KAYABA INDONESIA FRANSISKUS XAVERIUS FREDDY 36409166 TEKNIK INDUSTRI PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Bagaimanakah perencanaan kebutuhan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pendekatan Six Sigma yang digunakan dalam peningkatan produktivitas terdiri dari 5 (lima) fase yang disebut DMAIC (Define, Measure, Analize, Improve
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
37 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Sejarah Perusahaan IGP Group dimulai dengan berdirinya PT.GKD pada tahun 1980 dengan Frame Chassis dan Press Part sebagai bisnis utamanya. Menjawab
Lebih terperinciMEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PENGEPAKAN PRODUK EKSPOR KOMPONEN MOBIL DI COMPONENT EXPORT VANNING DIVISION
MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PENGEPAKAN PRODUK EKSPOR KOMPONEN MOBIL DI COMPONENT EXPORT VANNING DIVISION, SUNTER I, PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA Disusun oleh: Fathimah Baya Nabilah 32411726
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang Perusahaan Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia (Pro Tec) merupakan perusahaan perakit komponen-komponen untuk perusahaan
Lebih terperinci