OPTIMASI PORTOFOLIO POINT AND FIGURE MENGGUNAKAN MODEL HIDDEN MARKOV DAN APLIKASINYA PADA SAHAM BUMI RESOURCES Tbk KASTOLAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMASI PORTOFOLIO POINT AND FIGURE MENGGUNAKAN MODEL HIDDEN MARKOV DAN APLIKASINYA PADA SAHAM BUMI RESOURCES Tbk KASTOLAN"

Transkripsi

1 OPTIMASI PORTOFOLIO POINT AND FIGURE MENGGUNAKAN MODEL HIDDEN MARKOV DAN APLIKASINYA PADA SAHAM BUMI RESOURCES Tbk KASTOLAN ` SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Optimasi Portofolio Point and Figure Menggunakan Model Hidden Markov dan Aplikasinya pada Saham Bumi Resources Tbk adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Agustus 2011 Kastolan NRP G

3 ABSTRACT KASTOLAN. Point and Figure Portfolio Optimization Using Hidden Markov Models and its Application on the Stock of Bumi Resources Tbk. Under supervision of BERLIAN SETIAWATY and N.K. KUTHA ARDANA. The problem of portfolio optimization is to select a trading strategy which maximizes the expected terminal wealth. Since in a real-world market the stocks are traded at discrete random times, we are interested in a time sampling method. The time sampling process obtains sampling of stock price used in point and figure chart. Point and figure chart only displays up or down movements of unbalanced stock price. The basic idea is to describe essential movements of the unbalance stock price using a hidden Markov model. Parameters of this model are transition probability matrices. They are estimated using maximum likelihood method and expectation maximization algorithm. The estimation procedure involves change of measure. The estimation of parameters uses computer algebraic systems on the Mathematica 8.0. The model is then applied to the stock price of Bumi Resources Tbk from January 2 nd 2007 until January 31 st The estimated parameters are used to calculate the optimal portfolio using a recursive algorithm. The results of this study show that the discrete hidden Markov model can be applied to describe essential movements of the stock price. The best result gives 93.63% accuracy of the estimate of observation sequence with mean absolute percentage error (MAPE) 3.63% and 5 factors causing the event. The numerical calculation shows that the optimal logarithmic PF-portfolio increases the wealth. Keywords: point and figure portfolio, optimization portfolio, discrete hidden Markov model, expectation maximization algorithm.

4 RINGKASAN KASTOLAN. Optimasi Portofolio Point and Figure Menggunakan Model Hidden Markov dan Aplikasinya pada Saham Bumi Resources Tbk. Dibimbing oleh BERLIAN SETIAWATY dan N.K. KUTHA ARDANA. Keputusan investasi pada dasarnya menyangkut masalah pengalokasian aset pada periode tertentu, di mana investor berusaha memaksimumkan return (imbal hasil) dengan tingkat risiko tertentu yang dapat diterima. Kumpulan investasi yang dimiliki oleh perorangan atau institusi disebut portofolio. Portofolio tersebut terdiri dari aset bebas risiko dan aset berisiko (saham). Saham adalah surat berharga sebagai bukti kepemilikan individu atau institusi atas suatu perusahaan. Dalam pasar dunia, saham diperdagangkan dalam waktu kontinu tetapi dalam kenyataannya investor mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham berada dalam waktu diskret. Oleh karena itu perlu proses diskretisasi waktu, yaitu sampling waktu yang menghasilkan harga saham tidak seimbang (naik atau turun). Pada setiap sampel waktu berkorespondensi dengan sampel harga saham saat itu. Sampel harga saham tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram, yaitu point and figure chart (diagram PF). Portofolio yang hanya mendasarkan informasi yang termuat dalam diagram PF disebut portofolio PF. Pergerakan naik-turunnya harga saham merupakan masalah stokastik, yaitu masalah yang terkait dengan peluang suatu kejadian. Pergerakan harga saham diakibatkan oleh suatu penyebab yang dapat berupa faktor ekonomi, politik, keamanan, dan sebagainya. Jika penyebab kejadian tidak diamati secara langsung dan membentuk rantai Markov, maka pasangan kejadian dan penyebabnya dapat dimodelkan dengan model hidden Markov (HMM). Misalnya X = {X : k N} adalah rantai Markov yang didefinisikan pada ruang peluang (Ω, F, P) dengan state berhingga yang bersifat homogen dan diasumsikan tidak diamati secara langsung. Proses Y = {Y : k N} adalah proses observasi dan berada pada range data yang diskret. Pasangan proses stokastik {(X, Y )} disebut model hidden Markov diskret. Model hidden Markov diskret (Elliott et al. 1995) yang dibahas berbentuk: X = AX + V Y = CX + W, k N di mana: 1. {X : k N} merupakan rantai Markov homogen yang tidak diamati dengan ruang state S = {e, e,, e } di mana e merupakan vektor satuan di R ; 2. {Y : k N} adalah proses observasi pada range data yang diskret dengan ruang state S = {f, f,, f } di mana f merupakan vektor satuan di R ;

5 3. A = a adalah matriks peluang transisi dengan a = P(X = e X = e ) yang memenuhi a = 1 dan a 0; 4. C = c adalah matriks peluang transisi dengan c = P(Y = f X = e ) yang memenuhi c = 1 dan c 0. Parameter model hidden Markov diskret di atas adalah matriks peluang transisi A dan C serta nilai harapan dari proses pengamatan. Parameter tersebut diduga dengan menggunakan metode Maximum Likelihood dan algoritme Expectation Maximization (EM). Pendugaan parameter yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Pendugaan state, yaitu γ (X ) = q = c (Y ) q, e a, 2. Pendugaan banyaknya lompatan, yaitu γ, (J ) = c (Y ) γ, (J ), e a + c (Y ) q, e a e, 3. Pendugaan lamanya waktu kejadian, yaitu γ, (O ) = c (Y ) γ, (O ), e a + c (Y ) q, e a, 4. Pendugaan proses observasi, yaitu γ, (T ) = c (Y ) γ, (T ), e a + M q, e Y, f c a, di mana c = Ce = c, c,, c adalah kolom ke-j dari matriks C = c dan a = Ae = a, a,, a adalah kolom ke-j dari matriks A = a. Hasil pendugaan parameter model adalah ) ) a (k + 1) = γ (J γ (O ) dan c (k + 1) = γ (T γ (O ). Selanjutnya nilai harapan bersyarat Y jika diketahui Y adalah Y = E[Y Y ] = c q (e )f. Pendugaan parameter model tersebut berupa pendugaan rekursif. Sebelum melakukan pendugaan parameter model terlebih dahulu dilakukan perubahan ukuran peluang. Perubahan ukuran peluang dilakukan untuk memperkaya struktur matematik dan mempermudah perhitungan matematik. Perubahan ukuran peluang diperoleh dengan mengubah ukuran peluang menjadi peluang baru. Berdasarkan ukuran peluang baru akan diinterpretasikan kembali ke dalam peluang asal. Perubahan ukuran peluang ini dibatasi oleh turunan Radon-Nikodym. Selanjutnya dirancang suatu program komputasi untuk pendugaan parameter menggunakan software Mathematica 8.0, yaitu suatu program Komputasi Aljabar Matematika. Pada proses pendugaan parameter model ini, diambil banyaknya penyebab kejadian N = 2, 3, 4,, 10 dengan kriteria ketepatan dugaan barisan observasi yang maksimum. Model tersebut diaplikasikan pada harga saham Bumi Resources Tbk. Data input penelitian berupa harga saham harian (close-to-close) Bumi Resources Tbk periode 2 Januari 2007 s.d. 31 Januari Berdasarkan ide pokok diagram point and figure dilakukan diskretisasi (sampling) waktu perdagangan saham, yaitu

6 waktu-waktu yang menghasilkan harga saham naik (up) atau turun (down). Hasil proses sampling waktu tersebut menghasilkan barisan observasi {Y, Y,, Y } yang mengambil nilai {d, u} di mana d untuk harga saham turun dan u untuk harga saham naik. Hasil komputasi menunjukkan bahwa model hidden Markov yang paling baik menjelaskan perilaku urutan proses observasi terjadi pada banyaknya penyebab kejadian N = 5. Dari hasil komputasi untuk N = 5 diperoleh ketepatan dugaan barisan observasi sebesar 93.63% dan Mean Absolute Percentage Error (MAPE) sebesar 3.63%. Selanjutnya dilakukan proses optimasi portofolio point and figure. Dengan menggunakan fungsi utilitas logaritmik, diperoleh relasi rekursif untuk proses kekayaan X,, yaitu, X, = X + x γ (1)π S S, X S, = x di mana π = X, e, x adalah endowment awal, dan S adalah harga saham didiskon pada waktu acak τ. Hasil komputasi menunjukkan bahwa pendugaan parameter model hidden Markov yang dikombinasikan dengan metode martingale untuk portofolio point and figure logaritmik dapat mengoptimalkan kekayaan pada waktu acak (τ ) perdagangan saham. Kata kunci: portofolio point and figure, optimasi portofolio, model hidden Markov diskret, algoritme Expectation Maximization.

7 Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebut sumbernya a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

8 OPTIMASI PORTOFOLIO POINT AND FIGURE MENGGUNAKAN MODEL HIDDEN MARKOV DAN APLIKASINYA PADA SAHAM BUMI RESOURCES Tbk KASTOLAN Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Matematika Terapan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

9 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. I Gusti Putu Purnaba, DEA.

10 Judul Tesis : Optimasi Portofolio Point and Figure Menggunakan Model Hidden Markov dan Aplikasinya pada Saham Bumi Resources Tbk. Nama : Kastolan NRP : G Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Berlian Setiawaty, M.S. Ketua Ir. N.K. Kutha Ardana, M.Sc. Anggota Diketahui Ketua Program Studi Matematika Terapan Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, M.S. Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr. Tanggal Ujian : 4 Agustus 2011 Tanggal Lulus :

11 PRAKATA Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2010 terkait penerapan matematika pada masalah ekonomi dengan judul Optimasi Portofolio Point and Figure Menggunakan Model Hidden Markov dan Aplikasinya pada Saham Bumi Resources Tbk. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Berlian Setiawaty, M.S. dan Bapak Ir. N.K. Kutha Ardana, M.Sc. selaku pembimbing, serta Bapak Dr. Ir. I Gusti Putu Purnaba, DEA. selaku penguji yang telah memberikan saran dan kritiknya. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, atas beasiswa kepada penulis selama menempuh pendidikan program Magister Sains di Institut Pertanian Bogor. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua serta seluruh keluarga, atas segala dukungan dan doanya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Agustus 2011 Kastolan

12 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Lamongan pada tanggal 20 April 1970 dari pasangan Bapak Triman (alm.) dan Ibu Kastik. Penulis merupakan putra pertama dari tiga bersaudara. Selepas lulus SMA Negeri 2 Lamongan Jawa Timur pada tahun 1989, penulis melanjutkan pendidikan sarjana pada Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP Malang. Tahun 1990 dan 1991 penulis menjadi juara 1 Kontes Matematika antar Mahasiswa Pendidikan Matematika Nasional di IKIP Bandung. Tahun 1991 penulis menjadi juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Bidang Pendidikan dalam kegiatan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) di IKIP Semarang. Tahun 1992 penulis menjadi Mahasiswa Berprestasi Utama 1 IKIP Malang. Tahun 1993 penulis menjadi juara harapan 1 Lomba Karya Inovatif Produktif Bidang Pendidikan pada PIMNAS di ITB Bandung. Penulis juga menjabat ketua Senat Mahasiswa FPMIPA IKIP Malang periode Penulis menamatkan pendidikan sarjana tahun 1994 dan memperoleh penghargaan sebagai lulusan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi. Tahun 1996 penulis menjadi guru di SMA/MA Insan Cendekia Serpong melalui program STEP (Science and Technology Equity Program) yang diselenggarakan oleh BPPT. Sejak tahun 2005 sampai sekarang penulis aktif menulis buku matematika untuk SMA/MA yang diterbitkan oleh Yudhistira. Selama menjadi guru, penulis mendapatkan juara 1 Lomba Pembuatan Media Pembelajaran yang diselenggarakan Microsoft Indonesia tahun 2005 dan berhak mewakili Indoneisa dalam kegiatan Innovative Teachers Conference di Seoul. Penulis juga mendapat medali perak dalam lomba sejenis yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan Nasional tahun Tahun 2005 Penulis menjadi juara 1 Lomba Inovasi Pembelajaran Matematika yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan Nasional. Tahun 2006 penulis menjadi Kepala MAN Insan Cendekia Serpong dan tahun 2008 penulis menjabat Kepala Seksi Kurikulum dan Evaluasi Madrasah Aliyah pada Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama. Kesempatan untuk melanjutkan ke Program Magister pada Program Studi Matematika Terapan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor diperoleh pada tahun Beasiswa pendidikan Pascasarjana diperoleh dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.

13 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL.. xiii DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.. xiv xv I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian... 4 II TINJAUAN PUSTAKA Teori Peluang Rantai Markov Barisan Bilangan Real dan Kekontinuan Ruang Vektor dan Hasil Kali Dalam Perhitungan Galat.. 18 III PORTOFOLIO POINT AND FIGURE Diagram Point and Figure Portofolio Point and Figure.. 22 IV MODEL HIDDEN MARKOV State dan Proses Observasi Perubahan Ukuran Pendugaan Rekursif Pendugaan Parameter Algoritme Pendugaan Parameter V APLIKASI OPTIMASI PORTOFOLIO POINT AND FIGURE MENGGUNAKAN MODEL HIDDEN MARKOV PADA SAHAM BUMI RESOURCES Tbk Masalah Optimasi Portofolio Point and Figure Optimasi Portofolio Point and Figure Data Input Harga Saham Bumi Resources Tbk Aplikasi Optimasi Portofolio Point and Figure Menggunakan Model Hidden Markov pada Saham Bumi Resources Tbk VI SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran.. 61 DAFTAR PUSTAKA 63 LAMPIRAN... 65

14 DAFTAR TABEL 1 Sampel harga saham Bumi Resources Tbk periode 4 Januari 2010 s.d. 31 Maret Halaman 2 Hasil komputasi pendugaan barisan observasi 56 3 Jumlah ketepatan dugaan barisan observasi Proses kekayaan portofolio PF logaritmik saham Bumi Resources Tbk

15 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Grafik harga saham Bumi Resources Tbk periode 2 Januari 2007 s.d. 31 Januari Grafik harga saham Bumi Resources Tbk periode 4 Januari 2010 s.d. 31 Maret Diagram point and figure harga saham Bumi Resources Tbk periode 4 Januari 2010 s.d. 31 Maret Grafik harga saham Bumi Resources Tbk periode 2 Januari 2007 s.d. 31 Januari Grafik sampel harga saham Bumi Resources Tbk periode 2 Januari 2007 s.d. 31 Januari Grafik ketepatan dugaan barisan observasi Grafik Mean Absolute Percentage Error (MAPE) Grafik harga saham dan sampel harga saham Bumi Resources Tbk periode 2 Januari 2007 s.d. 31 Januari Grafik kekayaan portofolio PF logaritmik saham Bumi Resources Tbk periode 2 Januari 2007 s.d. 31 Januari

16 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Perhitungan dalam Masalah Pembuktian Proposisi Komputasi Optimasi Portofolio Point and Figure Menggunakan Model Hidden Markov.. 74

17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan investasi pada dasarnya menyangkut masalah pengalokasian aset pada periode tertentu dengan tujuan memaksimumkan return (imbal hasil) dengan tingkat risiko yang dapat diterima. Kumpulan investasi yang dimiliki oleh perorangan atau institusi disebut portofolio (Bodie et al. 2005). Dalam melakukan investasi, kekayaan dialokasikan dengan membentuk portofolio. Portofolio terdiri atas aset bebas risiko dan aset berisiko (saham). Masalah optimasi portofolio (tanpa konsumsi) adalah menentukan strategi perdagangan yang memaksimumkan return pada tingkat risiko yang dapat diterima. Saham adalah surat berharga sebagai bukti kepemilikan individu atau institusi atas suatu perusahaan (Salim 2003). Investor yang mengalokasikan asetnya dalam perdagangan saham harus mempertimbangkan tingkat return dan risiko ketika memilih saham. Tingkat return tersebut berupa dividen dan keuntungan jika harga jual sahamnya melebihi harga belinya. Sedangkan risiko investasi saham diakibatkan oleh fluktuasi naik-turunnya harga saham yang berakibat pada ketidakpastian tingkat return. Dalam pasar dunia, saham diperdagangkan dalam waktu kontinu tetapi dalam kenyataannya investor mengambil keputusan untuk menjual atau membeli suatu saham berada dalam waktu diskret. Oleh karena itu, perlu proses diskretisasi waktu, yaitu sampling waktu yang menghasilkan harga saham tidak seimbang (naik atau turun). Pada setiap sampel waktu berkorespondensi dengan sampel harga saham saat itu. Sampel harga saham tersebut dapat digambarkan dalam diagram yang disebut point and figure chart (diagram PF). Diagram PF hanya menampilkan simbol x untuk harga saham naik (up) dan simbol o untuk harga saham turun (down). Kriteria naik-turunnya harga saham bergantung pada suatu interval harga saham yang ditetapkan. Portofolio yang hanya mendasarkan informasi yang termuat dalam diagram PF disebut portofolio PF. Investor yang mengikuti portofolio PF akan memperjualbelikan

18 2 sahamnya pada sampel waktu dan keputusan investor hanya didasarkan pada sampel harga yang bersesuaian dengan sampel waktu tersebut. Permasalahan optimasi portofolio adalah salah satu contoh permasalahan proses stokastik, yaitu permasalahan yang terkait dengan peluang suatu kejadian, di mana kejadian pada waktu yang akan datang tidak dapat diprediksi dengan pasti. Setiap kejadian tentu ada penyebabnya dan terkadang penyebab kejadian tersebut tidak diamati secara langsung. Penyebab suatu kejadian dapat membentuk berbagai model matematika, salah satunya adalah model rantai Markov. Pasangan kejadian dan penyebab kejadian yang tidak diamati (hidden) dan membentuk rantai Markov disebut model hidden Markov. Pergerakan harga saham juga diakibatkan oleh suatu penyebab yang dapat berupa faktor ekonomi, politik, keamanan dan sebagainya. Misalnya, ketika pemerintah melakukan perubahan kebijakan ekonomi, maka pelaku pasar akan meninjau kembali strategi perdagangannya untuk mengambil keputusan menjual, membeli, atau mempertahankan saham yang dimilikinya. Kejadian tersebut dapat terjadi secara berulang tetapi tidak dapat dipastikan waktunya. Akibatnya, besar kemungkinan di waktu mendatang akan terjadi kejadian yang sama. Jadi, karena penyebab kejadian pergerakan harga saham tersebut membentuk rantai Markov yang homogen dan diasumsikan tidak diamati, maka masalah pergerakan harga saham dapat dimodelkan dengan model hidden Markov. Karakteristik model hidden Markov dicirikan oleh beberapa parameter, yaitu matriks peluang transisi dari penyebab kejadian serta beberapa parameter dari proses observasi. Parameter tersebut diduga dengan metode Maximum Likelihood dan algoritme Expectation Maximization (EM). Hasil pendugaan parameter berbentuk pendugaan rekursif. Parameter yang diperoleh kemudian dievaluasi kembali dengan menggunakan parameter atau dengan data baru. Model hidden Markov memiliki banyak struktur matematis dan dapat memodelkan dengan baik beberapa aplikasi penting. Aplikasi yang sudah dikaji antara lain masalah alokasi asset (Elliott &Vander Hoek 1997), penetapan harga bond (Landen 2000), penetapan harga opsi (Campbell 2002), portfolio optimization (Elliott & Hinz 2002), dan spech recognition (Rabiner 1989).

19 3 Pada penelitian ini, optimasi portofolio PF dengan menggunakan model hidden Markov diaplikasikan pada saham Bumi Resources Tbk. Data input penelitian berupa harga saham harian (close-to-close) Bumi Resources Tbk periode 2 Januari 2007 s.d. 31 Januari Sumber data dari dengan sebaran sebagai berikut Harga Saham (Rupiah) Waktu Pengamatan per Hari (2 Januari 2007 s.d. 31 Januari 2011) Gambar 1 Grafik harga saham Bumi Resources Tbk periode 2 Januari 2007 s.d. 31 Januari Dengan menggunakan data tersebut dapat diduga parameter modelnya. Sebelum melakukan pendugaan parameter, terlebih dahulu dilakukan perubahan ukuran peluang yang kemudian diinterpretasikan kembali dengan menggunakan peluang asal. Perubahan ukuran peluang ini dibatasi oleh turunan Radon- Nikodym. Pendugaan parameter tersebut berupa pendugaan rekursif di antaranya penduga untuk state, penduga untuk banyak loncatan, penduga lamanya rantai Markov berada pada suatu state tertentu, dan penduga untuk proses observasi. Selanjutnya dibuat suatu program Komputasi Aljabar Matematika untuk melakukan pendugaan parameter model hidden Markov tersebut. Software yang digunakan adalah Mathematica 8.0. Penyusunan program komputasi menggunakan buku panduan penggunaan Mathematica (Ardana 2004). Keuntungan menggunakan program tersebut adalah waktu kerja yang lebih efisien serta memudahkan analisis data yang cukup banyak.

20 4 1.2 Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini ada tiga tujuan yang akan dicapai, ketiganya adalah sebagai berikut. 1. Mengkaji optimasi portofolio point and figure menggunakan model hidden Markov. 2. Melakukan pendugaan parameter model hidden Markov. 3. Mengaplikasikan model hidden Markov untuk optimasi portofolio point and figure pada saham Bumi Resources Tbk.

21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan beberapa definisi dan teorema yang digunakan dalam pembahasan selanjutnya. 2.1 Teori Peluang Definisi (Percobaan Acak) (Ross 2000) Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama dan semua kemungkinan hasil yang muncul dapat diketahui, tetapi hasilnya tidak dapat ditentukan dengan tepat disebut percobaan acak. Definisi (Ruang Contoh dan Kejadian) (Ghahramani 2005) Himpunan semua kemungkinan hasil dari suatu percobaan acak disebut ruang contoh, dinotasikan dengan Ω. Suatu kejadian A adalah himpunan bagian dari Ω. Definisi (Medan-σ) (Ghahramani 2005) Medan-σ (σ-field) adalah suatu himpunan F yang anggotanya himpunan bagian dari Ω serta memenuhi syarat-syarat berikut. 1. F; 2. Jika A, A, F, maka A F; 3. Jika A F maka A F, dengan A menyatakan komplemen dari himpunan A. Definisi (Ukuran Peluang) (Ghahramani 2005) Suatu ukuran peluang P pada (Ω, F) adalah suatu fungsi P F [0,1] yang memenuhi syarat-syarat berikut. 1. P( ) = 0 dan P(Ω) = 1; 2. Jika A, A, F adalah himpunan-himpunan yang saling lepas, yaitu P A P A. i 1 i 1 A A =, untuk setiap i, j dengan i j, maka i i Pasangan (Ω, F, P) disebut ruang peluang (probability space).

22 6 Definisi (Kejadian Saling Bebas) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang dan A, B F. Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika P(A B) = P(A)P(B). Secara umum, misalnya I adalah himpunan indeks, himpunan kejadian {A : i I} disebut saling bebas jika P A P ( A ) untuk setiap himpunan bagian berhingga J dari I. i i ij ij Definisi (Peluang Bersyarat) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang dan A, B F. Jika P(B) > 0 maka peluang kejadian A dengan syarat diketahui kejadian B adalah PA B = P(A B). P(B) Teorema (Teorema Bayes) (Hogg & Craig 2005) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang dan C F, i = 1,2, k. Misalnya kejadian C terjadi hanya dengan salah satu kejadian C maka peluang bersyarat dari C setelah diketahui C adalah P C j C i 1 P C C i i P C C P C P C C k P C P C j j j. Definisi (Peubah Acak) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang. Peubah acak (random variable) X merupakan fungsi X Ω R di mana {ω Ω X(ω) x} F untuk setiap x R. Peubah acak dinotasikan dengan huruf besar, sedangkan nilai dari peubah acak tersebut dinotasikan dengan huruf kecil. Definisi (Peubah Acak Diskret) (Ghahramani 2005) Misalnya Ω adalah ruang contoh, F adalah medan-σ dari Ω dan S adalah himpunan berhingga. Suatu fungsi X Ω S disebut peubah acak diskret jika memenuhi sifat untuk setiap A S berlaku {ω Ω X(ω) A} F.

23 7 Definisi (Fungsi Kerapatan Peluang) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang. Fungsi kerapatan peluang (probability mass function) dari peubah acak diskret X adalah fungsi p R [0,1] yang didefinisikan oleh p (x) = P(X = x) untuk setiap x R. Definisi (Fungsi Kerapatan Peluang Bersama Dua Peubah Acak Diskret) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang. Fungsi kerapatan peluang bersama dari peubah acak diskret X dan Y adalah suatu fungsi p, : R [0,1] yang didefiniskan oleh p, (x, y) = P(X = x, Y = y) untuk setiap x, y R. Definisi (Fungsi Kerapatan Peluang Bersyarat) (Ross 2000) Jika X dan Y adalah peubah acak diskret, maka fungsi kerapatan peluang bersyarat dari X jika diberikan Y = y dengan P(Y = y) > 0 untuk setiap y adalah p (x y) = P(X = x, Y = y). P(Y = y) Definisi (Bebas Stokastik Identik) (Hogg & Craig 2005) Misalnya X, X,, X adalah barisan peubah acak yang memiliki fungsi kerapatan yang sama, yaitu f(x) sehingga f (x ) = f(x ) f (x ) = f(x ) f (x ) = f(x ) dan fungsi kerapatan bersamanya adalah f(x )f(x ) f(x ). Peubah acak X, X,, X disebut bebas stokastik identik. Definisi (Nilai Harapan Peubah Acak Diskret) (Ghahramani 2005) Misalnya X adalah peubah acak diskret dengan fungsi kerapatan peluang p (x) = P(X = x), maka nilai harapan dari peubah acak X adalah E[X] = xp (x).

24 8 Definisi (Fungsi Indikator) (Cassela & Berger 1990) Misalnya A adalah suatu kejadian pada ruang peluang (Ω, F, P). Fungsi indikator dari A adalah suatu fungsi I Ω {0,1} yang didefinisikan oleh I A 1, jika A ( ). 0, jika A Definisi (Kontinu Absolut) (Billingsley 1995) Jika P dan P adalah dua ukuran peluang pada (Ω, F). Ukuran peluang P dikatakan kontinu absolut ke ukuran peluang P jika untuk setiap A F, P(A) = 0 mengakibatkan P(A) = 0, dinotasikan P P. Jika P P dan P P maka kedua ukuran dikatakan ekivalen dan dinotasikan P P. Teorema (Radon-Nikodym) (Billingsley 1995) Jika P dan P adalah dua ukuran peluang pada (Ω, F) sedemikian sehingga P P, maka terdapat peubah acak tak negatif Λ sehingga P(A) = A F, dinotasikan dengan dp dp F = Λ. Λ dp untuk semua 2.2 Rantai Markov Definisi (Ruang State) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya S adalah himpunan nilai dari barisan peubah acak, maka S disebut ruang state. Definisi (Proses Stokastik) (Ross 2000) Proses stokastik {X : k N} yang terdefinisi pada ruang peluang (Ω, F, P) adalah suatu himpunan dari peubah acak yang memetakan ruang contoh Ω ke suatu ruang state S. Jadi, untuk setiap k N, X adalah peubah acak. Dalam hal ini, k N dianggap sebagai waktu dan nilai dari peubah acak X sebagai state (keadaan) dari proses pada waktu k.

25 9 Definisi (Rantai Markov dengan Waktu Diskret) (Ross 2000) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang dan S adalah ruang state. Proses stokastik {X : k N} dengan ruang state S, disebut rantai Markov dengan waktu diskret jika untuk setiap k {0, 1, 2, } berlaku PX = i X = i, X = i,, X = i = PX = i X = i untuk semua kemungkinan nilai dari i, i,, i, i S. Jadi pada rantai Markov, sebaran bersyarat dari sebarang state yang akan datang X bebas terhadap semua state yang lalu X, X,, X dan hanya bergantung pada state sekarang X. Definisi (Matriks Peluang Transisi) (Ross 2000) Misalnya {X : k N} adalah rantai Markov yang terdefinisi pada (Ω, F, P) a a a a dengan ruang state S berukuran N. Matriks A = a = a a a adalah matriks peluang transisi di mana a = P(X = j X = i) untuk semua i, j S. Nilai a menyatakan peluang bahwa jika proses tersebut berada pada state i maka berikutnya proses akan beralih ke state j. Karena nilai peluang adalah tak negatif dan karena proses harus mengalami transisi ke suatu state, maka berlaku: 1. a 0, untuk semua i, j S; a a 2. N a ji 1, untuk semua i S. j1 Definisi (Rantai Markov Homogen) (Ross 2000) Rantai Markov {X : k N} yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S dikatakan homogen jika P(X = j X = i) = P(X = j X = i) untuk semua i, j S. Pada rantai Markov homogen, nilai a tidak bergantung pada k N.

26 10 Definisi (Peluang Transisi n-step) (Ross 2000) Misalnya {X : k N} adalah rantai Markov yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S. Peluang transisi n-step a () adalah peluang suatu proses berpindah dari state i ke state j dengan n langkah yang didefinisikan sebagai a () = P(X = j X = i), n > 0, i, j S. Definisi (Terakses) (Ross 2000) Misalnya {X : k N} adalah rantai Markov yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S. Suatu state j disebut terakses (accessible) dari state i, dinotasikan i j, jika ada sebuah bilangan bulat k 0 sehingga a () > 0. Definisi (Berkomunikasi) (Ross 2000) Misalnya {X : k N} adalah rantai Markov yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S. Dua state i dan j disebut berkomunikasi (communicate), dinotasikan i j, jika state i dapat diakses dari state j dan state j dapat diakses dari state i. Definisi (Kelas State) (Ross 2000) Misalnya {X : k N} adalah rantai Markov yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S. Suatu kelas state adalah suatu himpunan tak kososng C S sehingga semua pasangan state anggota C berkomunikasi satu dengan yang lainnya, serta tidak ada anggota C yang berkomunikasi dengan suatu state yang bukan anggota C. Definisi (Rantai Markov Tak Tereduksi) (Ross 2000) Suatu rantai Markov disebut tak tereduksi (irreducible) jika hanya terdapat satu kelas state, yaitu jika semua state-nya berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Definisi (The First-Passage Time Probability) (Ross 2000) Misalnya {X : k N} adalah rantai Markov yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S. f () merupakan peluang bahwa mulai dari state i, proses

27 11 bertransisi untuk pertama kali ke state j terjadi pada waktu n. Peluang ini disebut the first-passage time probability. Jadi, untuk setiap n = 1, 2, 3, berlaku f () = P(X = j: X j untuk semua 1 k n 1 X = i), i, j S, dan f () = 0 untuk semua i, j S. Selanjutnya, untuk setiap i, j S didefinisikan f = f (). Jadi untuk setiap i, j S, f menyatakan peluang bahwa suatu proses yang dimulai dari state i akan pernah bertransisi ke state j. Khususnya, untuk setiap state i, f menyatakan peluang bahwa suatu proses yang dimulai dari state i akan pernah bertransisi kembali ke state i. Definisi (Recurrent dan Transient) (Ross 2000) Misalnya {X : k N} adalah rantai Markov yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S. State i disebut recurrent (berulang) jika f = 1 dan transient jika f < 1. Teorema (Recurrent dan Transient) (Ross 2000) Misalnya {X : k N} adalah rantai Markov yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S. State i disebut recurrent jika ( n) aii dan transient jika n0 n0 a ( n) ii. Definisi (Periode, Periodik, dan Aperiodik) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya {X : k N} adalah rantai Markov yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S. Suatu state i disebut memiliki periode d ditulis d(i) jika d adalah persekutuan terbesar (the greatest common divisor) bagi n sehingga a () > 0, dinotasikan d(i) = gcd {n a () > 0}. Suatu state i disebut periodik jika d(i) > 1 dan aperiodik jika d(i) = 1.

28 12 Definisi (Positive Recurrent dan Null Recurrent) (Ross 2000) Misalnya {X : k N} adalah rantai Markov yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S. Suatu state disebut berulang positif (positive recurrent) jika state tersebut adalah berulang (recurrent) serta berlaku jika proses dimulai dari state i maka nilai harapan dari waktu sampai proses tersebut kembali ke state i adalah bilangan terhingga (finite). State recurrent yang tidak positive recurrent disebut null recurrent. Definisi (Ergodic) (Ross 2000) Rantai Markov yang positive recurrent dan aperiodik disebut ergodic. Teorema (Nilai Harapan Rantai Markov Homogen) (Ross 2000) Misalnya X = {X : k N} adalah rantai Markov ergodic yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S berukuran N. Misalnya A = a merupakan matriks peluang transisi berukuran N N dengan a = P(X = j X = i). Nilai harapan dari X dinotasikan E[X] = π yang memenuhi Aπ = π dan π = 1, di mana π 0, j S. Definisi (Himpunan P-Null) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang. Himpunan P-Null didefinisikan sebagai N {N Ω N A, A F, P(A) = 0}. Definisi (Ruang Peluang Lengkap) (Grimmet & Stirzaker 2001) Sebuah ruang peluang (Ω, F, P) disebut lengkap, jika A B, B F, dan P(B) = 0 maka A F. Definisi (Filtrasi) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya F adalah medan-σ dan G = {G k N} adalah barisan submedan-σ dari F dan memenuhi G G untuk semua k N, maka G disebut filtrasi.

29 13 Definisi (Filtrasi Lengkap) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang lengkap dan {G k N} adalah sebuah filtrasi. Jika G memuat semua himpunan P-Null di F, maka G disebut filtrasi lengkap. Definisi (Terukur atau Measurable) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya X adalah peubah acak diskret yang terdefinisi pada ruang peluang (Ω, F, P) dan S adalah ruang state. Jika {ω Ω X(ω) A} F untuk setiap A S, maka X dikatakan terukur-f. Definisi (Adapted) (Grimmet & Stirzaker 2001) Barisan peubah acak {X k N} yang terdefinisi pada ruang peluang (Ω, F, P) dikatakan adapted terhadap filtrasi {G }, jika X terukur-g untuk setiap k N. Definisi (Predictable) (Grimmet & Stirzaker 2001) Barisan peubah acak {X : k N} yang terdefinisi pada ruang peluang (Ω, F, P) dikatakan predictable (terduga) terhadap filtrasi {F }, jika X terukur-f untuk setiap k N. Definisi (Nilai Harapan Bersyarat) (Shreve 2004) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang, G adalah submedan-σ dari F, dan X adalah peubah acak yang terintegralan pada (Ω, F, P), maka E[X G] disebut nilai harapan bersyarat dari X jika diketahui G, didefinisikan sebagai sebarang peubah acak Y yang memenuhi: 1. Y terukur- G; 2. YdP = XdP, A G; Persamaan EX GdP = XdP dapat ditulis E I EX G = E[I X]. Teorema (Nilai Harapan Bersyarat) (Billingsley 1995) Misalnya X terintegralkan, G dan G adalah dua medan-σ yang memenuhi G G, maka berlaku E[E[X G ] G ] = E[E[X G ] G ] = E[X G ].

30 14 Teorema (Sifat-Sifat Nilai Harapan Bersyarat) (Shreve 2004) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang, G adalah submedan-σ dari F, X, Y dan XY adalah peubah acak yang terintegralkan pada (Ω, F, P), a dan b adalah konstanta, maka berlaku: 1. E EX G = E[X]; 2. Jika X terukur- G, maka EX G = E[X]; 3. EaX + by G = aex G + bey G; 4. Jika X 0, maka EX G 0; 5. Jika Y terukur-g, maka EYX G = YEX G. Definisi (Martingale) (Williams 1991) Misalnya X = {X k N} adalah proses stokastik yang terdefinisi pada ruang peluang (Ω, F, P), dan {F n N} adalah filtasi dari F. Proses stokastik X disebut proses martingale jika berlaku: 1. X adalah adapted terhadap {F n N}; 2. E[ X ] <, k; 3. E[X F ] = X, a.s (n N). Teorema (Representasi Martingale) (Williams 1991) Jika {X k N} adalah proses martingale yang terdefinisi pada ruang peluang (Ω, F, P), dan {F : n N} adalah filtasi dari F, maka terdapat secara tunggal proses H = {H : t N} yang predictable dengan E[ H ] < dan proses martingale Z = {Z : t N} sehingga berlaku X = X + H (Z Z ). Definisi (Stopping Time) (Williams 1991) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang dengan {F : n N} adalah filtrasi dari F. Suatu fungsi T Ω N { } disebut stopping time dari proses stokastik {X k N} jika {T n} = {ω Ω T(ω) n} F, n.

31 15 Definisi (Gerak Brown) (Karatzas & Shreve 1987) Proses stokastik {X k N} yang adapted terhadap filtrasi {F n N} disebut gerak Brown berdimensi satu jika berlaku: 1. X = 0; 2. untuk 0 s < t, peubah acak X X adalah saling bebas; 3. untuk 0 s t, berlaku X X ~N(0, t s). 2.3 Barisan Bilangan Real, Kekontinuan, dan Fungsi Concave Definisi (Medan Borel) (Hogg & Craig 2005) Medan Borel adalah medan-σ terkecil yang mengandung semua selang berbentuk (, r] dengan r R, dinotasikan B(R). Definisi (Barisan) (Bartle 1976) Suatu barisan S = {s } dari bilangan real adalah suatu fungsi dari N (himpunan bilangan bulat positif) ke R (himpunan bilangan real). Definisi (Konvergen Hampir Pasti) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya X, X, adalah peubah acak dalam ruang peluang (Ω, F, P). Suatu barisan peubah acak X, X, dikatakan konvergen hampir pasti ke peubah acak X, dinotasikan X. X untuk n, jika ε > 0 berlaku P lim X X < ε = 1. Dengan kata lain, konvergen hampir pasti adalah konvergen dengan peluang sama dengan 1. Definisi (Batas Atas dan Batas Bawah) (Bartle 1976) Misalnya S R, u R disebut batas atas dari S jika s u, s S, dan w R disebut batas bawah dari S jika w s, s S. Himpunan S terbatas di atas jika memiliki batas atas, dan terbatas di bawah jika memiliki batas bawah. Jika himpunan S memiliki batas atas dan batas bawah, maka himpunan S disebut terbatas.

32 16 Definisi (Supremum dan Infimum) (Bartle 1976) 1. Suatu bilangan u R disebut supremum (batas atas terkecil) dari S R jika berlaku: a. s u, s S; b. jika s v, s S, maka u v. 2. Suatu bilangan w R disebut infimum (batas bawah terbesar) dari S R jika berlaku: a. w s, s S; b. jika v s, s S, maka v w. Definisi (Himpunan Konveks) (Royden 1988) Misalnya K R adalah himpunan vektor. K disebut himpunan konveks jika untuk semua x, y K maka λx + (1 λ)y K untuk 0 λ 1. Selanjutnya, {z z = λx + (1 λ)y} disebut segmen garis yang menghubungkan x dan y. K adalah himpunan konveks jika untuk setiap x, y di K, maka segmen garis yang menghubungkan x dan y juga terletak di K.. Definisi (Fungsi Concave) (Royden 1988) Misalnya f adalah fungsi yang terdefinisi pada himpunan konveks K. Fungsi f disebut fungsi concave jika untuk semua x, y K dan 0 < λ < 1 berlaku f(λx + (1 λ)y) λf(x) + (1 λ)f(y). Sedangkan jika untuk semua x, y K dengan x y dan 0 < λ < 1 berlaku f(λx + (1 λ)y) > λf(x) + (1 λ)f(y) maka f disebut strictly concave. Definisi (Kekontinuan) (Purcell & Varberg 1999) Suatu fungsi f disebut kontinu pada bilangan c jika berlaku lim f ( x) f ( c). Fungsi f disebut kontinu kanan pada bilangan c jika berlaku lim f ( x) f ( c), xc xc sedangkan fungsi f disebut kontinu kiri pada bilangan c jika berlaku lim f ( x) f ( c). Fungsi f disebut kontinu pada interval I jika f kontinu pada xc

33 17 bilangan c untuk semua c I. Himpunan fungsi-fungsi yang kontinu pada interval I dinotasikan sebagai C (I). Definisi (Fungsi Naik dan Fungsi Turun) (Purcell & Varberg 1999) Misalnya x, x R. 1. Fungsi f dikatakan fungsi naik, jika x < x maka f(x ) < f(x ). 2. Fungsi f dikatakan fungsi turun, jika x < x maka f(x ) > f(x ). 2.4 Ruang Vektor dan Hasil Kali Dalam Definisi (Ruang Vektor) (Anton 1997) V disebut ruang vektor, jika untuk setiap vektor u, v, w V dan sebarang skalar k dan l berlaku: 1. Jika u, v, V, maka u + v V; 2. u + v = v + u; 3. u + (v + w) = (u + v) + w; 4. Ada 0 V sehingga 0 + u = u + 0, u V; 5. u V, ada u V sehingga u + (-u) = (-u) + u = 0; 6. Jika k adalah sebarang skalar dan u V, maka ku V; 7. k (u + v) = k u + k v; 8. (k + l) u = k u + l u; 9. k (l u) = (k l) u; 10. 1u = u. Definisi (Perkalian Dalam) (Anton 1997) Jika u = (u, u,, u ) dan v = (v, v,, v) adalah sebarang vektor di R, maka hasil kali dalam (euclidean inner product) u, v didefinisikan dengan u, v = u v + u v + + u v. Definisi (Ruang Hasil Kali Dalam) (Anton 1997) Sebuah hasil kali dalam pada ruang vektor real V adalah fungsi yang mengasosiasikan bilangan real u, v dengan masing-masing pasangan vektor u

34 18 dan v pada V sedimikian sehingga aksioma-aksioma berikut dipenuhi untuk semua u, v, w V dan skalar k. 1. u, v = v, u ; 2. u + v, w = u, w + v, w ; 3. ku, v = k u, v ; 4. v, v 0 dan v, v = 0 jika dan hanya jika v = 0. Sebuah ruang vektor real dengan sebuah hasil kali dalam dinamakan ruang hasil kali dalam real. 2.5 Perhitungan Galat (Error) Definisi (Mean Absolute Percentage Error) (Wei 1994) Mean Absolute Percentage Error (MAPE) atau persentase rataan galat absolut didefinisikan sebagai MAPE = 1 N Y Y 100%. Semakin kecil nilai MAPE mendekati 0, maka semakin kecil pula kesalahan akibat penggunaan Y. Y

35 BAB III PORTOFOLIO POINT AND FIGURE 3.1 Diagram Point and Figure Dalam konteks Black-Scholes (Korn 1997), terdapat dua jenis aset dalam pasar modal, yaitu aset bebas risiko {S (t): t 0} dan aset berisiko (saham) {S (t): t 0}. Dalam melakukan investasi, aset dialokasikan dengan membentuk portofolio. Investor yang mengalokasikan asetnya dalam perdagangan saham harus mempertimbangkan tingkat return dan risiko ketika memilih saham. Untuk meningkatkan tingkat return dengan risiko yang dapat diterima, investor harus melakukan analisis terhadap harga sahamnya. Salah satu analisis terhadap harga saham adalah analisis teknikal. Analisis teknikal mendasarkan pada informasi yang termuat dalam diagram/grafik pergerakan harga saham. Metode ini dilakukan dengan cara membandingkan gerakan harga saham saat ini dengan gerakan harga saham di masa lalu untuk memprediksi harga saham di masa depan yang logis (Salim 2003). Salah satu diagram/grafik yang digunakan dalam analisis teknikal adalah diagram point and figure (diagram PF). Diagram PF hanya menampilkan perubahan harga saham yang signifikan. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa investor hanya memperjualbelikan sahamnya pada waktu harga saham mengalami perubahan (naik atau turun). Dorsey (2007) menyebutkan bahwa diagram PF menampilkan simbol x untuk harga saham naik (up) dan simbol o untuk harga saham turun (down). Dalam setiap kolom hanya berisi simbol x atau o. Perubahan simbol dalam kolom menandakan perubahan arah pergerakan harga saham. Konstruksi diagram PF dari pergerakan harga saham dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut (Elliott & Hinz 2002). 1. Menetapkan nilai > Memulai pengamatan pada waktu τ. 3. Menuliskan salah satu simbol x atau o pada waktu τ jika harga saham melewati interval [S (τ ), S (τ ) + ]. Jika harga saham naik sampai batas atas dari S (τ ) +, maka pada diagram dituliskan simbol x dan jika

36 20 harga saham turun sampai batas bawah dari S (τ ), maka dituliskan simbol o. 4. Mengulangi prosedur yang sama untuk interval berikutnya, yaitu interval [S (τ ), S (τ ) + ]. Proses tersebut dilakukan secara rekursif sehingga diperoleh sampel waktu {τ : k N} yang merupakan stopping time dari harga saham. Setiap sampel waktu τ berpadanan dengan harga saham S (τ ). Langkah-langkah konstruksi diagram PF tersebut diaplikasikan pada harga saham Bumi Resources Tbk periode tanggal 4 Januari s.d. 31 Maret Data pengamatan sebanyak 61 buah dengan nilai awal pengamatan S (τ ) = Sebaran data tersebut seperti pada Gambar 2 berikut ini. Harga Saham (Rupiah) Waktu Pengamatan per Hari (4 Januari 2010 s.d. 31 Maret 2010) Gambar 2 Grafik harga saham Bumi Resources Tbk periode 4 Januari 2010 s.d. 31 Maret Langkah-langkah konstruksi diagram PF pada data tersebut adalah sebagai berikut. 1. Tetapkan = Nilai S (τ ) adalah harga saham awal pengamatan, yaitu S (τ ) = Untuk interval [S (τ ), S (τ ) + ] = [2 325, 2 525] dan berdasarkan Gambar 2 harga saham bergerak naik dan melewati interval tersebut. Sehingga pada waktu τ harga saham berada pada level sehingga S (τ ) = dan pada kolom pertama diagram PF dituliskan sombol x.

37 21 4. Untuk interval berikutnya [S (τ ), S (τ ) + ] = [2 425, 2 625] dan berdasarkan Gambar 2 harga saham masih bergerak naik dan melewati interval tersebut. Sehingga S (τ ) = dan masih pada kolom pertama diagram PF dituliskan simbol x. Hal tersebut terjadi karena kenaikan harga saham ekivalen dengan tingginya simbol x pada kolom diagran PF demikiann halnya untuk penurunan harga. 5. Mengulangi proses tersebut untuk interval [S (τ ), S (τ ) + ] dengan k = 2, 3,,18. Akhirnya, diperoleh barisan waktu {τ : k = 1, 2,, 19} yang merupakan sampel waktu. Harga saham yang bersesuaian dengan sampel waktu tersebut ditunjukkan oleh Tabel 1. Tabel 1 Sampel harga saham Bumi Resource Tbk periode 4 Januari 2010 s.d. 31 Maret 2010 k S 1 (τ k )

38 22 Diagram point and figure dari harga saham tersebut ditunjukkan oleh Gambar 3 berikut Harga Saham (Rupiah) X X O X O X O O X O X O X X O O X O O Keterangan: X menyatakan harga saham naik dan O harga saham turun Gambar 3 Diagram point and figure harga saham Bumi Resources Tbk periode 4 Januari 2010 s.d. 31 Maret Berdasarkan prosedur konstruksi diagram PF tersebut, maka harga saham yang kecil dan tidak signifikan, yaitu yang berada dalam interval (S (τ ), S (τ ) + ) dapat dihilangkan dalam diagram PF. Analis teknikal menyebut diagram PF sebagai filter yang hanya menampilkan informasi terpenting dari harga saham. Hal tersebut sesuai dengan kenyataan, walaupun saham diperdagangkan dalam waktu kontinu tetapi investor hanya memperjualbelikannya pada waktu diskret, yaitu waktu ketika harga saham naik atau turun. Portofolio yang hanya berdasarkan informasi yang termuat dalam diagram PF disebut portofolio PF. Investor yang mengikuti portofolio PF akan memperjualbelikan saham hanya pada waktu {τ : k N}. Setiap waktu τ keputusan investor hanya berdasarkan pengamatan S (τ ), S (τ ),, S (τ ). Sehingga optimasi portofolio PF adalah masalah pemilihan portofolio diskret. 3.2 Portofolio Point and Figure Misalnya {S (t): t 0} adalah harga aset bebas risiko dan {S (t): t 0} adalah harga aset berisiko (saham) yang mempunyai dinamika (Korn 1997): ds (t) = S (t)r(t)dt, S (0) = 1, ds (t) = S (t)[b(t)dt + σ(t)dw(t)], S (0) (0, ).

39 23 di mana {r(t): t 0} adalah tingkat bunga aset bebas risiko, {b(t): t 0} rataan tingkat return, dan {σ(t): t 0} volatilitas. Ketiganya adalah proses stokastik yang terukur dan adapted dalam ruang peluang (Ω, F, P) dengan filtrasi lengkap {G : t 0} adalah kontinu kanan dan {G, W(t): t 0} adalah gerak Brown. Misalnya r(. ), b(. ), σ(. ), dan σ (. ) adalah terbatas, r(. ) adalah deterministik, dan σ(. ) > 0 hampir pasti t > 0. Misalnya F adalah filtrasi lengkap yang dihasilkan oleh {S (t): t 0}. F menunjukkan informasi dari pengamatan atas harga saham sampai waktu t. Asumsikan F adalah satu-satunya informasi yang tersedia untuk investor pada waktu t. Berikut ini adalah beberapa definisi terkait portoflio PF. Definisi (Portofolio) (Elliott & Hinz 2002) Suatu portofolio Θ(. ) adalah pasangan Θ (. ), Θ (. ) dari {F : t 0} yang prosesnya terukur dan adapted dengan Θ (s) ds < hampir pasti (i = 0, 1) t 0. Dalam hal ini, Θ (t) menunjukkan jumlah unit aset ke-i (i = 0,1) yang dimiliki pada waktu t. Definisi (Proses Kekayaan) (Korn 1997) Proses kekayaan investor yang bersesuaian dengan Θ(. ) pada waktu t adalah X (t) = Θ (t)s (t), t 0. Definisi (Portofolio Self-Financed) (Korn 1997) Portofolio Θ(. ) disebut self-financed pada waktu t, jika berlaku X (t) = X (0) + Θ (u)ds (u), t 0. Self-financed adalah strategi perdagangan ketika pembelian terhadap sejumlah aset hanya didanai dari hasil penjualan aset portofolio. Seorang investor dalam melakukan investasi akan memerhatikan tingkat kepuasan. Tingkat kepuasan tersebut tergantung dari tingkat return dan risiko yang ditimbulkan dari proses investasi tersebut. Dalam ilmu ekonomi, tingkat kepuasaan diukur dengan fungsi utilitas. Fungsi utilitas mengukur tingkat kekayaan investor di akhir periode perencanaan investasi.

40 24 Definisi (Fungsi Utilitas) (Korn 1997) Suatu fungsi U: (0, ) R dan U C (0, ) disebut fungsi utilitas jika fungsi tersebut merupakan strictly concave, fungsi naik, dan U merupakan fungsi turun dengan lim U (z) = + dan lim U (z) = 0. Selanjutnya definisikan U min(u, 0), yaitu U adalah bagian negatif dari U. Optimasi portofolio adalah menentukan strategi perdagangan yang memaksimumkan return pada tingkat risiko yang dapat diterima. Memaksimumkan return dapat dipandang sebagai memaksimumkan fungsi objektif dengan suatu kendala tertentu. Dalam penelitian ini, fungsi objektif investor berupa memaksimumkan nilai harapan utilitas dari kekayaan selama horison waktu T (periode perencanaan investasi). Fungsi objektif tersebut dapat dituliskan sebagai sup E U X (T) dengan kendala kekayaan yang dimiliki investor selama horison waktu adalah tak negatif. Periode perencanaan investasi tersebut berupa waktu T yang kontinu sehingga saham harus diperdagangkan secara kontinu. Hal ini tidak mungkin terjadi secara nyata dalam pasar dunia karena akan melibatkan biaya transaksi yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan sampling waktu yang menjadi ide pokok dalam diagram PF. Sebelum membahas sampling waktu, terlebih dahulu didefinisikan proses harga didiskon. Definisi (Proses Harga Didiskon) (Elliott & Hinz 2002) Proses harga didiskon S (t) didefinisikan sebagai di mana 1 S (t) adalah faktor diskon. S (t) = S (t) S (t), t 0 Misalnya 0 < d < 1 < u, definisikan secara rekursif barisan hampir pasti berhingga pada {F : t 0} yang merupakan stopping time {τ : k N} sebagai berikut.

41 25 τ =0, τ = inf t τ : S (t) [d. S (τ ), u. S (τ )]. (3.1) Definisikan proses waktu acak diskret oleh sampling S = S (τ ), S = S (τ ), S = S (τ ), k N. (3.2) Diketahui bahwa proses S k N memenuhi persamaan rekursif S = S. Y (3.3) di mana {Y : k 1} adalah proses stokastik yang mengambil nilai pada {d, u} dengan 0 < P(Y = d) < 1, k 1. Berdasarkan definisi proses sampling waktu tersebut, kenaikan atau penurunan sampel harga dalam diagram PF tidak konstan sebesar. Hal ini disebabkan perubahan selang kepercayaan dari [S (τ ), S (τ ) + ] menjadi [d. S (τ ), u. S (τ )]. Meskipun demikian, proses sampling waktu tersebut tetap memenuhi karakteristik diagram PF seperti yang diuraikan sebelumnya. Berdasarkan proses sampling waktu tersebut selanjutnya akan didefinisikan portofolio PF sebagai berikut. Definisi (Portoflio PF) (Elliott & Hinz 2002) Suatu portofolio self-financed Θ (. ) disebut portofolio PF jika t 0 berlaku Θ (t) = Θ I [, ](t) + Θ I (, ] (t), (i = 0, 1) (3.4) di mana {Θ k N} dan {Θ k N} adalah adapted-y dengan Y = σs τ : j k: k N = σy : j k: k N, I (t) adalah fungsi indikator pada himpunan A, dan σy, Y,, Y adalah medan-σ lengkap yang dibangkitkan oleh Y, Y,, Y. Selanjutnya, jika Θ (. ) adalah self-financed, maka kekayaan X (. ) memenuhi X (τ ) X (τ ) = Θ S (τ ) S (τ ), k N. (3.5)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan beberapa definisi dan teorema yang digunakan dalam pembahasan selanjutnya. 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 (Percobaan Acak) (Ross 2000) Suatu percobaan

Lebih terperinci

BAB III PORTOFOLIO POINT AND FIGURE

BAB III PORTOFOLIO POINT AND FIGURE BAB III PORTOFOLIO POINT AND FIGURE 3.1 Diagram Point and Figure Dalam konteks Black-Scholes (Korn 1997), terdapat dua jenis aset dalam pasar modal, yaitu aset bebas risiko {S (t): t 0} dan aset berisiko

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 Percobaan Acak (Ross 2000) Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama dan semua kemungkinan hasil yang muncul dapat diketahui tetapi

Lebih terperinci

BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV

BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV 4.1 State dan Proses Observasi Semua proses didefinisikan pada ruang peluang (Ω, F, P). Misalnya X = {X : k N} adalah rantai Markov dengan state berhingga yang bersifat homogen

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DAN APLIKASINYA PADA HARGA BERAS MUSAFA

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DAN APLIKASINYA PADA HARGA BERAS MUSAFA KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DAN APLIKASINYA PADA HARGA BERAS MUSAFA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY 3.1 State dan Proses Observasi Semua proses didefinisikan pada ruang peluang Ω,,. Misalkan ; adalah rantai Markov dengan state berhingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan seringkali dilakukan pengulangan yang biasanya dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Berikut ini adalah beberapa definisi dan teorema yang menjadi landasan dalam penentuan harga premi, fungsi permintaan, dan kesetimbangannya pada portfolio heterogen. 2.1 Percobaan

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE PERBANDINGANN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE DAN APLIKASINYA PADA DATAA KEMATIAN INDONESIA VANI RIALITA SUPONO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV DISKRET DAN APLIKASINYA PADA DNA N U R M A I L Y

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV DISKRET DAN APLIKASINYA PADA DNA N U R M A I L Y KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV DISKRET DAN APLIKASINYA PADA DNA N U R M A I L Y SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF

NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang II. LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan sering kali diperlukan pengulangan yang dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul akan

Lebih terperinci

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis LAMPIRAN 33 Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Definisi A.1 (Ruang contoh dan kejadian) Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama, yang hasilnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Pada bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori untuk menunjang penulisan skripsi ini. Uraian ini terdiri dari beberapa bagian yang akan dipaparkan secara terperinci

Lebih terperinci

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH PENENTUAN BESARNYA PREMI UNTUK SEBARAN RISIKO YANG BEREKOR GEMUK (FAT-TAILED RISK DISTRIBUTION) ADRINA LONY SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama, yang hasilnya tidak dapat diprediksi dengan tepat tetapi kita

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, banyak permasalahan yang dapat dimodelkan dengan proses stokastik. Proses stokastik dapat dibedakan menjadi dua yaitu proses stokastik dengan waktu

Lebih terperinci

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. real. T dinamakan himpunan indeks dari proses atau ruang parameter yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. real. T dinamakan himpunan indeks dari proses atau ruang parameter yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Stokastik Stokastik proses = { ( ), } adalah kumpulan dari variabel acak yang didefinisikan pada ruang peluang (Ω, ς, P) yang nilai-nilainya pada bilangan real. T dinamakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan beberapa definisi dan teorema yang digunakan dalam pembahasan berikutnya. 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 (Percobaan Acak) (Ross 2000) Suatu percobaan

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan.

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan. II. LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan. 2.1 Istilah Ekonomi dan Keuangan Definisi 1 (Investasi) Dalam keuangan,

Lebih terperinci

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan metode-metode yang akan digunakan pada bab selanjutnya. Metode-metode pada bab ini yaitu metode Value at Risk dengan pendekatan distribusi normal

Lebih terperinci

PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO

PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI ANALISIS REGRESI TERPOTONG DENGAN BEBERAPA NILAI AMATAN NOL NURHAFNI SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PEMODELAN KLAIM ASURANSI KERUGIAN MENGGUNAKAN POISSON HIDDEN MARKOV UNTUK DATA OVERDISPERSI HENDRA GUSTRA

PEMODELAN KLAIM ASURANSI KERUGIAN MENGGUNAKAN POISSON HIDDEN MARKOV UNTUK DATA OVERDISPERSI HENDRA GUSTRA PEMODELAN KLAIM ASURANSI KERUGIAN MENGGUNAKAN POISSON HIDDEN MARKOV UNTUK DATA OVERDISPERSI HENDRA GUSTRA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI ( ) =

II. LANDASAN TEORI ( ) = II. LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Definisi 2.1.1 Fungsi Bernilai Real Fungsi bernilai real adalah fungsi yang domain dan rangenya adalah himpunan bagian dari real. Definisi 2.1.2 Limit Fungsi Jika adalah suatu

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU

PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU v PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Matematika SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

DASAR-DASAR TEORI PELUANG

DASAR-DASAR TEORI PELUANG DASAR-DASAR TEORI PELUANG Herry P. Suryawan 1 Ruang Peluang Definisi 1.1 Diberikan himpunan tak kosong Ω. Aljabar-σ (σ-algebra pada Ω adalah koleksi subhimpunan A dari Ω dengan sifat (i, Ω A (ii jika A

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI Teori yang ditulis dalam bab ini merupakan beberapa landasan yang digunakan untuk menganalisis sebaran besarnya klaim yang berekor kurus (thin tailed) dan yang berekor gemuk (fat

Lebih terperinci

METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN

METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Perusahaan merupakan salah satu bagian penting dari sektor perekonomian suatu negara Apabila kondisi perekonomian suatu negara sedang membaik dan diikuti dengan perkembangan

Lebih terperinci

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA

BAB V IMPLEMENTASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA BAB V IMPLEMENTASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA 5.1 Harga Saham ( ( )) Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa opsi Amerika dapat dieksekusi kapan saja saat dimulainya kontrak

Lebih terperinci

METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN

METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Salah satu instrumen derivatif yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah opsi. Opsi adalah suatu kontrak antara dua pihak, salah satu pihak (sebagai pembeli) mempunyai hak

Lebih terperinci

PEMODELAN POISSON HIDDEN MARKOV PADA INFEKSI NOSOKOMIAL JUNIAWAN PRASETYO

PEMODELAN POISSON HIDDEN MARKOV PADA INFEKSI NOSOKOMIAL JUNIAWAN PRASETYO PEMODELAN POISSON HIDDEN MARKOV PADA INFEKSI NOSOKOMIAL JUNIAWAN PRASETYO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA SRI RAMADANIATY

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA SRI RAMADANIATY PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA SRI RAMADANIAY DEPAREMEN MAEMAIKA FAKULAS MAEMAIKA DAN ILMU PENGEAHUAN ALAM INSIU PERANIAN BOGOR BOGOR 05

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran II LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan sering kali diperlukan pengulangan yang dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul akan diketahui

Lebih terperinci

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. untuk setiap di dan untuk setiap, dengan. (Peressini et al. 1988)

III PEMBAHASAN. untuk setiap di dan untuk setiap, dengan. (Peressini et al. 1988) 4 untuk setiap di dan untuk setiap (Peressini et al 1988) Definisi 22 Teorema Deret Taylor Nilai hampiran f di x untuk fungsi di a (atau sekitar a atau berpusat di a) didefinisikan (Stewart 1999) 24 Kontrol

Lebih terperinci

Penelitian Operasional II Rantai Markov RANTAI MARKOV

Penelitian Operasional II Rantai Markov RANTAI MARKOV Penelitian Operasional II Rantai Markov 49 4. RANTAI MARKOV 4. PENDAHULUAN Dalam masalah pengambilan suatu keputusan, seringkali kita diperhadapkan dengan suatu ketidakpastian. Permasalahan ini dapat dimodelkan

Lebih terperinci

SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI

SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL Ro fah Nur Rachmawati Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Binus University Jl.

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

MODEL BLACK-SCHOLES HARGA OPSI BELI TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN

MODEL BLACK-SCHOLES HARGA OPSI BELI TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN MODEL BLACK-SCHOLES HARGA OPSI BELI TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN oleh RETNO TRI VULANDARI M0106062 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Efektivitas Efektivitas berasal dari kata efektif, yang merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu effective yang artinya berhasil. Menurut kamus ilmiah popular, efektivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas beberapa tinjauan mengenai teori yang diperlukan dalam pembahasan bab-bab selanjutnya antara lain tentang kontrak berjangka komoditas, model pergerakan

Lebih terperinci

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN EORI 2.. Dasar Dasar Peluang Program stokastik adalah salah satu cabang matematika yang berhubungan dengan keputusan optimal dalam keadaan tidak pasti yang dinyatakan dengan distribusi

Lebih terperinci

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR ANA MARNIDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS

KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL MARKOV WAKTU DISKRIT UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR PADA MODEL EPIDEMIK SIR. Oleh: RAFIQATUL HASANAH NRP.

KAJIAN MODEL MARKOV WAKTU DISKRIT UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR PADA MODEL EPIDEMIK SIR. Oleh: RAFIQATUL HASANAH NRP. TUGAS AKHIR KAJIAN MODEL MARKOV WAKTU DISKRIT UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR PADA MODEL EPIDEMIK SIR Oleh: RAFIQATUL HASANAH NRP. 1208 100 021 Dosen Pembimbing: Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si. Drs.

Lebih terperinci

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan

Lebih terperinci

RANTAI MARKOV ( MARKOV CHAIN )

RANTAI MARKOV ( MARKOV CHAIN ) RANTAI MARKOV ( MARKOV CHAIN ) 2.1 Tujuan Praktikum Rantai markov (Markov Chain ) merupakan salah satu materi yang akan dipelajari dalam praktikum stokastik. Berikut ini terdapat beberapa tujuan yang akan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik Catatan Kuliah MA5181 Proses Stokastik Precise. Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2016 1 Tentang MA5181 Proses Stokastik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Beberapa Pengertian Definisi 1 [Ruang Contoh] Ruang contoh adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan acak, dan dinotasikan dengan (Grimmet dan Stirzaker,1992)

Lebih terperinci

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE JUMADI

MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE JUMADI MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE JUMADI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA UNTUK PERUBAHAN SUHU DAN KONSENTRASI DOPANT PADA PEMBENTUKAN SERAT OPTIK MIFTAHUL JANNAH

MODEL MATEMATIKA UNTUK PERUBAHAN SUHU DAN KONSENTRASI DOPANT PADA PEMBENTUKAN SERAT OPTIK MIFTAHUL JANNAH MODEL MATEMATIKA UNTUK PERUBAHAN SUHU DAN KONSENTRASI DOPANT PADA PEMBENTUKAN SERAT OPTIK MIFTAHUL JANNAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan beberapa teori dasar yang digunakan untuk menetapkan harga premi pada polis partisipasi asuransi jiwa endowmen yang terdapat opsi surrender dalam kontraknya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Investasi Menurut Kamaruddin (2004), investasi adalah menempatkan dana atau uang dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana

Lebih terperinci

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Jika seseorang memiliki saham

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Jika seseorang memiliki saham BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Jika seseorang memiliki saham perusahaan maka dia memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KINERJA BLACK-LITTERMAN MENGGUNAKAN INFORMATION RATIO DENGAN BENCHMARK CAPITAL ASSETS PRICING MODEL TUGAS AKHIR SKRIPSI

ANALISIS PENILAIAN KINERJA BLACK-LITTERMAN MENGGUNAKAN INFORMATION RATIO DENGAN BENCHMARK CAPITAL ASSETS PRICING MODEL TUGAS AKHIR SKRIPSI ANALISIS PENILAIAN KINERJA BLACK-LITTERMAN MENGGUNAKAN INFORMATION RATIO DENGAN BENCHMARK CAPITAL ASSETS PRICING MODEL TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik Bab 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan penjelasan singkat mengenai pengantar proses stokastik dan rantai Markov, yang akan digunakan untuk analisis pada bab-bab selanjutnya. 2.1 Pengantar Proses

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL HIDDEN MARKOV DISKRET UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN KARTU KREDIT PUTRI UTARI

APLIKASI MODEL HIDDEN MARKOV DISKRET UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN KARTU KREDIT PUTRI UTARI APLIKASI MODEL HIDDEN MARKOV DISKRET UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN KARTU KREDIT PUTRI UTARI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

PREDIKSI PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT MENGGUNAKAN HIDDEN MARKOV MODEL (HMM)

PREDIKSI PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT MENGGUNAKAN HIDDEN MARKOV MODEL (HMM) Jurnal LOG!K@, Jilid 6, No 1, 2016, Hal 32-41 ISSN 1978 8568 PREDIKSI PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT MENGGUNAKAN HIDDEN MARKOV MODEL (HMM) Mahmudi dan Ardi Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN VALUE-AT-RISK UNTUK MENGUKUR RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO YUNDA FITARI

PENGGUNAAN VALUE-AT-RISK UNTUK MENGUKUR RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO YUNDA FITARI PENGGUNAAN VALUE-AT-RISK UNTUK MENGUKUR RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO YUNDA FITARI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

Prediksi Indeks Saham Syariah Indonesia Menggunakan Model Hidden Markov

Prediksi Indeks Saham Syariah Indonesia Menggunakan Model Hidden Markov A39 Prediksi Indeks Saham Syariah Indonesia Menggunakan Model Hidden Markov Risa Septi Pratiwi dan Daryono Budi Utomo Departemen Matematika, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA STRUKTUR UMUR INFEKSI VIRUS HIV DENGAN KOMBINASI TERAPI OBAT MUHAMMAD BUWING

MODEL MATEMATIKA STRUKTUR UMUR INFEKSI VIRUS HIV DENGAN KOMBINASI TERAPI OBAT MUHAMMAD BUWING MODEL MATEMATIKA STRUKTUR UMUR INFEKSI VIRUS HIV DENGAN KOMBINASI TERAPI OBAT MUHAMMAD BUWING SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peluang Peluang mempunyai banyak persamaan arti, seperti kemungkinan, kesempatan dan kecenderungan. Peluang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang bersifat acak.

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH PENUMPANG KERETA API DI SUMATERA MENGGUNAKAN FIRST-ORDER DAN HIGHER-ORDER MARKOV CHAIN RUDY HARIONO

PEMODELAN JUMLAH PENUMPANG KERETA API DI SUMATERA MENGGUNAKAN FIRST-ORDER DAN HIGHER-ORDER MARKOV CHAIN RUDY HARIONO PEMODELAN JUMLAH PENUMPANG KERETA API DI SUMATERA MENGGUNAKAN FIRST-ORDER DAN HIGHER-ORDER MARKOV CHAIN RUDY HARIONO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH i STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 iii PERNYATAAN

Lebih terperinci

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT Ro fah Nur Rachmawati Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus

Lebih terperinci