Penelitian Operasional II Rantai Markov RANTAI MARKOV

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penelitian Operasional II Rantai Markov RANTAI MARKOV"

Transkripsi

1 Penelitian Operasional II Rantai Markov RANTAI MARKOV 4. PENDAHULUAN Dalam masalah pengambilan suatu keputusan, seringkali kita diperhadapkan dengan suatu ketidakpastian. Permasalahan ini dapat dimodelkan secara matematis asalkan ketikdakpastian tersebut memiliki pola yang teratur sehingga dapat dinyatakan sebagai sebuah model probabilistik. 4.2 PROSES STOKASTIK Suatu proses stokastik dapat didefinisikan sebagai kumpulan peubah acak berindex {X t }, dimana index t bergerak sepanjang himpunan T yanag diberikan. Seringkali T merupakan himpunan bilangan bulat tak negatif dan X t mewakili suatu karakteristik yang terukur pada waktu t. Contoh 4.: X t : Dapat menyatakan tingkat inventori dalam tiap minggu (atau bulan) dari suatu produk, atau dapat pula menyatakan jumlah permintaan dari produk tersebut tiap minggu (atau bulan). Jika T adalah himpunan yang dapat dihitung (countable set) maka proses stokastik tersebut dikatakan sebagai Proses stokastik dengan waktu diskrit, misalnya {X t, t=,, }. Jika T adalah suatu interval pada garis real, maka proses stokastik tersebut dikatakan sebagai proses stokastik dengan waktu kontinu, misalnya {X t, t }. Index T seringkali menyatakan waktu, karena itu X t disebut sebagai keadaan (state) dari proses pada saat t. Secara ringkas proses stokastitik dapat didefinisikan sebagai berikut : Definisi 4.2: Proses Stokastik merupakan serangkaian random variabel yang berubah terhadap waktu pengamatan. { X(t), t T} dimana : X(t) = state (keadaan) yang acak t = waktu (saat pengamatan) Contoh 4.3: Sebuah toko kamera memiliki stok dari suatu model kamera tertentu yang dapat dipesan mingguan. Misalkan: D, D 2, mewakili permintaan kamera tersebut selama minggu ke-, ke-2, dan asumsikan bahwa D i independen dan probabilitas distribusinya diketahui, misalnya X adalah jumlah kamera yang ada

2 Rantai Markov 5 Penelitian Operasional II pada keadaan awal (merupakan maksimum level inventori), X adalah jumlah kamera pada akhir minggu I, X 2 adalah jumlah kamera pada akhir minggu II, dst. Asumsikan X = 3. Minggu malam toko tersebut melakukan pemesanan kamera dan akan dikirimkan pada hari Senin. Toko ini menggunakan kebakan (s,s * ) yaitu jika jumlah kamera yang ada pada akhir minggu kurang dari s= (tidak ada stok kamera) maka toko akan memesan S=3. Pada kondisi lain toko tidak melakukan pemesanan (jika stok kamera ada, toko tidak memesan). Diasumsikan bahwa penjualan akan rugi jika permintaan melebihi persediaan yang ada. Kasus ini merupakan proses stokastik {X t } dengan t =,, state yang ada pada kasus ini adalah,,2,3 yang mewakili jumlah kamera yang mungkin ada pada akhir minggu. Peubah acak X t bukan merupakan peubah bebas dan dapat dinyatakan secara iteratif sebagai berikut : X t+ = max{(3 Dt + ),} max{(xt Dt+ ),} Xt < X t 4.3 RANTAI MARKOV Suatu proses stokastik {X t } dikatakan memiliki sifat markov jika : P{X t+ = j X = k, X = k, X t- = k t-, X t = I} = P{X t+ = j X t = i} Untuk t =,, dan untuk tiap i, j, k, k,., k t-. Sifat markov ini dikatakan sebagai berikut : Bahwa probabilitas bersyarat dari kejadian di masa mendatang, jika diketahui kejadian dimasa lalu dan kondisi saat ini X t = i, adalah tidak tergantung pada masa lalu dan hanya tergantung pada kondisi dari proses saat ini Probabilitas bersyarat P{X t+ = j X t = i} dikatakan sebagai probabilitas transisi. Jika untuk setiap i dan j : P{X t+ = j X t = i} = P{X = j X = i}, untuk semua t =,,.. maka probabilitas transisi ( langkah) dikatakan stasioner, (probabilitas transisi tidak berubah terhadap waktu) dinotasikan dengan p. Jika untuk setian i dan j : P{X t+ = j X t = i} = P{X n = j X = i}, untuk semua t =,,.. Probabilitas bersyarat ini dinotasikan dengan p dan disebut sebagai probabilitas transisi n-langkah. p : probabilitas bersyarat dimana peubah acak X, dimulai dari state i, akan berapa pada state j setelah tepat n langkah (unit waktu). karena p adalah probabilitas bersyarat maka harus memenuhi sifat-sifat : p i dan j, n =,,2, (sifat ketidaknegatifan)

3 Penelitian Operasional II Rantai Markov 5 m j= p = i dan j n =,,2, (jumlahan dari probabilitas = ) Matriks transisi n langkah : state M p p P = p p M p m p m p m p m p mm Definisi 4.4 : Rantai Markov Suatu proses stokastik {X t, t =,,..} dikatakan merupakan suatu rantai markov dengan state terbatas (finite state markov chain) jika memiliki sifat-sifat sebagai berikut : () Memiliki jumlah state yang terbatas (2) Memiliki sifat markov (3) Probabilitas transisinya stasioner (4) Memiliki himpunan probabilitas awal P{X = i} i Contoh 4.5: Dari contoh 4.3, {X t } merupakan proses stokastik dengan X t : Jumlah kamera yang mungkin ada pada akhir minggu ke-t (sebelum pesanan diterima) Tentukan probabilitas trasnsisi langkahnya! p p p2 p3 = p p p2 p3 P p 2 p2 p22 p23 p3 p3 p32 p33 Asumsikan D t memiliki distribusi Poisson dengan parameter λ =. Penyelesaian : X t+ = max{(3 Dt + ),} max{(xt Dt+ ),} Xt < X t max{(3 D t ),} Xt X t = max{(xt D t ),} Xt <

4 Rantai Markov 52 Penelitian Operasional II.8 Di dapat P = Contoh 4.6: Model dari kondisi suatu stok barang tertentu. Pada akhir suatu hari tertentu kondisi sutau stok dicatat. Jika stok meningkat hari ini maka probabilitas bahwa stok esok hari meningkat adalah.7. Jika stok hari ini menurun maka probabilitas bahwa stok esok hari meningkat adalah.5 Model ini merupakan rantai markov dimana : State = stok meningkat dan State = stok menurun Maka matriks transisinya adalah :.7.3 P =.5.5 Jika model ini dikembangkan menjadi : bahwa kondisi stok esok berubah atau tidak tergantung pada hari ini dan kemarin maka kemungkinan-kemungkinan yang ada adalah sebagai berikut : - Jika dalam 2 hari terakhir stok meningkat, besok akan meningkat dengan probabilitas.9 - Jika hari ini meningkat, kemarin menurun, besok akan meningkat dengan probabilitas.6 - Jika hari ini menurun, kemarin meningkat, besok akan meningkat dengan probabilitas.5 - Jika dalam 2 hari terakhir stok menurun, besok akan meningkat dengan probabilitas.3 Model ini juga merupakan rantai markov dengan : State : stok hari ini meningkat kemarin meningkat State : stok hari ini meningkat kemarin menurun State 2 : stok hari ini menurun kemarin meningkat State 3 : stok hari ini menurun kemarin menurun Matriks transisi : P = P(X t = j X t- = i) P =

5 Penelitian Operasional II Rantai Markov 53 Contoh 4.7: Kasus Perjudian Seorang pemain memiliki uang $, dalam tiap permainan peluang untuk menang sebesar $ adalah p dan peluang untuk kalah sebesar $ adalah -p. Permainan ini berakhir bila pemain dapat mengumpulkan $3 atau bangkrut. Kasus ini merupakan rantai markov dengan {X t } mewakili keberuntungan dari pemain, yaitu:, $,2$,3$. Matriks probabilitas transisinya adalah : P = p p p p 4.4 PERSAMAAN CHAPMAN-KOLMOGOROV Persamaan Chapman-Kolmogorov memberikan cara untuk menghitung peluang perpindahan (Probabilitas transisi) n-langkah yaitu : M (v) (n v) P = p p i, j,n dan u m n ik kj k = o Persamaan ini menunjukkan bahwa dari state i ke state j dalam n langkah, proses (v) (n-v) akan berada pada state k setelah tepat v ( < n) langkah. Jadi p ik p kj merupakan probabilitas bersyarat, mulai dari state i, lalu ke state k setelah v langkah dan kemudikan ke state j dalan n-v langkah, maka : P M (v) (n v) = p p ik kj k = o k Jika v = maka : P Jika v = n - M (n ) = p p ik kj k = o i, j,n = M (n -) P p p i, j,n ik kj k = o Ini merupakan probabilitas transisi langkah rekursif.

6 Rantai Markov 54 Penelitian Operasional II Untuk n = 2 maka (2) P = M p p ik kj k = o i, j,n Karena p (2) adalah elemen dari matriks P (2) maka dengan mengalikan matriks probabilitas transisi langkah dengan dirinya sendiri di dapat : P (2) = P. P = P 2 Secara umum : P = P. P P = P n = P. P n- = P n- P Contoh 4.8 Dari matriks transisi pada contoh 4.5 didapat : P (2) = P 2 = = Arti : p (2) : Stok kamera pada akhir minggu adalah, probabilitas bahwa 2 minggu kemudian tidak ada stok kamera adalah.283 p (2) 23 : Stok kamera pada akhir minggu adalah 2, probabilitas bahwa 2 minggu kemudian stok kamera menjadi 3 adalah.97 P (4) = P 4 = P (2) P (2) = =

7 Penelitian Operasional II Rantai Markov 55 Arti : p (4) : Stok kamera pada akhir minggu adalah, probabilitas bahwa 4 minggu kemudian tidak ada stok kamera adalah.282 p 23 (4) : Stok kamera pada akhir minggu adalah 2, probabilitas bahwa 4 minggu kemudian stok kamera menjadi 3 adalah.7 Probabilitas transisi n langkah p = P{X n = j X = i} merupakan probabilitas bersyarat. Jika dicari probabilitas tak bersyarat P(X n = j), maka harus diketahui distribusi probabilitas dari state awal, misalnya Q x (i), dimana : Q x (i) = P (X = i) I =,,2,,M Maka P(X n = j) = Q x () p oj + Q x () p j + + Q x (M) p Mj Contoh 4.9 Dari contoh 4.5 asumsikan bahwa stok awal =3 kamera, jadi : Q x () = Q x () = Q x (2) = ; Q x (3) = Diketahui bahwa probabilitas bersyarat bahwa terdapat 3 kamera setelah 2 minggu dari awal inventori adalah.65, maka probabilitas tak bersyaratnya adalah : P(X 2 = 3) = Q x (3). P 33 (2) = x.65 =.65 Misal diberikan bahwa Q x (i) =.25 I =,,2,3 maka P(X 2 = 3) = Q x () p 3 (2) + Q x () p 3 (2) + Q x (2) p 23 (2) + Q x (3) p 33 (2) =.25 (.65) +.25 (.233) +.25(.97) +.25(.65) =.65 Catatan 4. Kedua nilai tersebut di atas sama, ini hanya kebetulan saja. 4.5 KLASIFIKASI STATE DALAM RANTAI MARKOV Berikut ini merupakan beberapa difinisi yang berkaitan dengan state-state dari Rantai Markov.. Dapat dicapai (Accessible) State j dikatakan dapat dicapai (accessible) dari state i jika p > untuk beberapa n >. State j dapat dicapai (accessible) dari state i berarti bahwa sistem bisa mencapai state j jika berangkat dari state i. 2. Berkomunikasi (Communicate) jika state j dapat dicapai dari state i, dan state i dapat dicapai dari state j, maka state i dan j dikatakan berkomuniasi (communicate). Secara umum : a. setiap state berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Karena : p ii () = P{X = i X = i} = ).

8 Rantai Markov 56 Penelitian Operasional II b. Jika state i berkomunikasi dengan state j, maka state j berkomunikasi dengan state i. c. Jika state i berkomunikasi dengan state j dan state j berkomunikasi dengan state k, maka state i berkomunikasi dengan state k. Dari ketiga sifat ini, maka suatu state mungkin dipartisi menjadi kelas-kelas yang saling asing (disjoint classes) dengan states yang saling berkomunikasi dikatakan berada dalam satu kelas. 3. Tak dapat direduksi (Irreducible) Rantai markov dikatakan irreducible jika hanya mempunyai satu kelas saja, jadi semua keadaan saling berkomunikasi. 4. Absorbing Suatau state i dikatakan sebagai state yang absorbing jika probabilitas transisi satu langkah p ii =. Jadi sekali sistem memasuki state i maka sistem akan tetap selamanya berada di state i tersebut. 5. Recurrent dan Transient State i dikatakan recurrent jika dan hanya jika : n = p ii = mulai dari state i, setelah keluar dari state i sistem pasti akan dapat kembali lagi ke state i (karena pasti maka nilai peluangnya adalah sehingga p ii = ) n = State i dikatakan transient jika dan hanya jika : n = p ii < Relevansi : Jika state i recurrent, maka di mulai dari state i, sistem akan kembali lagi dan kembali lagi ke state i berulang-ulang sampai tak berhingga kali. Sebaliknya jika state i transient, sekali saja sistem memasuki state i maka terdapat suatu peluang positif yang akan membawa sistem ini untuk tidak pernah lagi memasuki state i. Jika state i recurrent dan state i berkomunikasi dengan state j, maka state j juga bersifat recurrent. Semua state dalam suatu rantai markov dengan state yang bersifat irreducible terbatas adalah recurrent berarti juga seluruh state dalam proses berkomunikasi.

9 Penelitian Operasional II Rantai Markov Periode Periode dari state i didefinisikan sebagai bilangan bulat t (t > ) sedemikian hingga p ii = untuk seluruh n yang bukan kelipatan t (t, 2t, 3t, ) dan t adalah bilangan bulat terbesar dengan sifat ini Contoh 4. Pada contoh 4.7, misalkan p = ½ P = / 2 / 2 / 2 / 2 P 2 = / 2 / 4 / 4 / 4 / 4 / 2 P 3 = * * * P 4 = * * * * * * * * * Terlihat bahwa p = p 22 = untuk seluruh n, pada saat n =,3,5, berarti periode t (bukan n) adalah 2. Artinya : proses tersebut dapat masuk ke state hanya pada saat 2,4, 7. Aperiodik Jika terdapat 2 bilangan berurutan, s dan (s+) sedemikian hingga proses dapat berada pada state i pada saat s dan (s+), state i dikatakan memiliki periode dan disebut sebagai aperiodik state. 8. Positif Recurrent Jika state i recurrent, maka state i dikatakan positif recurrent Jika dimulai dari state i, waktu harapan sampai proses kembali lagi ke state i adalah terbatas. 9. Null Recurrent Jika state i recurrent tetapi tidak positif recurrent maka state i adalah Null Recurrent.. Ergodic Jika suatu state bersifat positif recurrent dan aperiodik maka state tersebut disebut ergodic. 4.9 WAKTU LINTASAN PERTAMA (FIRST PASSAGE TIME) Waktu yang dibutuhkan oleh suatu proses untuk menuju state j dari state i untuk pertama kali disebut sebagai waktu lintasan pertama (first passage time, fpt). Jika j=, waktu lintasan pertama ini merupakan jumlah transisi hingga proses kembali ke state mula-mula yaitu i. Dalam hal ini waktu lintasan pertama disebut sebagai waktu recurrence untuk state i.

10 Rantai Markov 58 Penelitian Operasional II Contoh 4.2 Dari contoh 4.5 (level inventori). Diketahui X = 3 (inventori awal). Andaikan : X = 2, X 2 =, X 3 =, X 4 = 3 dan X 5 =. Dalam hal ini FPT dari state 3 ke state adalah 2 minggu, FPT dari state 3 ke state adalah 3 minggu dan waktu recurrent adalah 4 minggu. Secara umum first passage time merupakan perubah acak dan memiliki distribusi probabilitas yang bersesuaian dengan mereka. Distribusi probabilitas ini tergantung pada peluang transisi dari proses. Misalkan : F : merupakan probabilitas bahwa first passage time dari state i ke state j sama dengan n. Dapat ditunjukkan bahwa probabilitas ini memenuhi hubungan rekursif sebagai berikut : f n (k) (n k) = p f.p jj k= Jadi probabilitas dari suatu first passage time dari state i ke state j dalam langkah n dapat dihitung secara rekursif dari probabilitas transisi satu langkah. Contoh 4.3: Dari contoh 4.5 : () f 3 =.8 (2) f 3 = (.8) (.8) =.243 untuk i dan j yang tetap, f merupakan bilangan nonnegatif sedemikian hingga : n= ( n ) f sayangnya, jumlahan ini sangatlah mungkin kurang dari, yang berarti bahwa suatu proses yang diawali dari state i tidak pernah mencapai state j. Jika jumlahan =, f (untuk n =, 2, ) dapat dianggap sebagai distribusi probabilitas untuk peubah acak, FPT. Menghitung, f untuk seluruh n mungkin sulit, relatif lebih sederhana untuk menghitung FPT harapan dari state i ke state j. Diberikan nilai harapan µ yang didefinisiakan sebagai berikut : ( n ) jika f < n= µ = ( n ) ( n ) = n f jika f n= n=

11 Penelitian Operasional II Rantai Markov 59 Bila ( n ) f = maka µ memenuhi persamaan berikut secara unik. n= µ = + p ik µ kj k j jika i = j, µ ii disebut recurrent time harapan. Contoh 4.4: Dari contoh 4.5. Persamaan di atas dapat digunakan untuk menghitung waktu harapan hingga kamera habis. Asumsikan proses dimulai dengan persediaan kamera = 3 lintasan waktu pertama harapan, µ 3 dapat dicapai karena seluruh state recurrent, maka : µ 3 = + p 3 µ + p 32 µ 2 + p 33 µ 3 µ 2 = + p 2 µ + p 22 µ 2 + p 23 µ 3 µ = + p µ + p 2 µ 2 + p 3 µ 3 atau µ 3 = +.84 µ µ µ 3 µ 2 = µ µ 2 µ = µ Di dapat : µ =,58 minggu µ 2 = 2,5 minggu µ 3 = 3,5 minggu Waktu yang dibutuhkan agar kamera kehabisan stok adalah 3,5 minggu. 4.5 RANTAI MARKOV DALAM JANGKA PANJANG (Long Run Properties of Markov Chain) 4.5. Probabilitas pada keadaan stabil (steady state probabilities) Untuk rantai markov yang irreducible ergodic dapat ditunjukkan bahwa : ( n ) lim p ada dan independen terhadap i. n Selanjutnya lim n p ( n ) = π j dimana π j secara unik memenuhi persamaan-persamaan steady state berikut : π j > M π j = π p i untuk j =,,2,, M M j= i= π j =

12 Rantai Markov 6 Penelitian Operasional II π j disebut sebagai probabilitas pada keadaan stabil dari rantai markov dan memiliki hubungan resiprokal terhadap waktu recurrent harapan. π j = untuk j =,,, M µ jj! Steady state probability artinya adalah : bahwa probabilitas bahwa untuk mendapatkan proses dalam suatu state tertentu, katakan j, setelah sejumlah besar transisi cenderung menuju nilai π j. Independen dari distribusi probabilitas awal yang telah didefinisikan terhadap states tersebut.! π j dapat juga diinterpretasikan sebagai probabilitas stasioner. Contoh 4.5 Dari contoh 4.5 π = π p + π p +π 2 p 2 +π 3 p 3 π = π p + π p +π 2 p 2 +π 3 p 3 π 2 = π p 2 + π p 2 +π 2 p 22 +π 3 p 32 π 3 = π p 3 + π p 3 +π 2 p 23 +π 3 p 33 = π + π + π 2 + π 3 substitutikan nilai p ke dalam persamaan di atas, didapat : π = (.8) π + (.632) π + (.264) π 2 + (.8) π 3 π = (.84)π + (.368) π + (.368) π 2 + (.84) π 3 π 2 = (.368)π + (.368) π 2 + (.368) π 3 π 3 = (.368)π + (.368) π 3 = π + π + π 2 + π 3 di dapat : π =.285 π =.285 π 2 =.264 π 3 =.66 µ = / π = 3.5 minggu µ = / π = 3.5 minggu µ 22 = / π 2 = 3.79 minggu µ 33 = / π 3 = 6.2 minggu Catatan 4.6 Pada steady state probabilitas berlaku :! Jika i dan j merupakan states yang recurrent dengan kelas-kelas yang berbeda maka : p = untuk setiap n! Jika j merupakan state yang transient maka p = Berarti bahwa probabilitas untuk mendapatkan suatu proses dalam suatu state yang transient setelah sejumlah besar transisi cenderung menuju ke nol Biaya rata-rata harapan/unit waktu Untuk suatu rantai markov yang irreducible dengan recurent state positif, suatu rantai dengan state terbatas, berlaku :

13 Penelitian Operasional II Rantai Markov 6 N ( k ) lim p = π j n n N k = dimana π j memenuhi persamaan-persamaan stedy state. Andaikan bahwa suatu biaya (atau fungsi penalti lainnya) C(X t ) terjadi ketika proses berada di state X t pada saat t, untuk t =,,2, Catatan 4.7 C(X t ) adalah peubah acak dengan nilai C(), C(),, C(N) dan fungsi C(X t ) independen terhadap t.

Stochastic process. Stochastic process. Stochastic process. Stochastic process 08/05/2015 STOCHASTIC PROCESS OPERATIONAL RESEARCH II

Stochastic process. Stochastic process. Stochastic process. Stochastic process 08/05/2015 STOCHASTIC PROCESS OPERATIONAL RESEARCH II OPERATIONAL RESEARCH II Agustina Eunike, ST., MT., MBA. Industrial Engineering University of Brawijaya STOCHASTIC PROCESS Sample space (ruang sample): all possible outcome Random variable: Fungsi nilai

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. Contoh 1:

BAB 3 PEMBAHASAN. Contoh 1: BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pengolahan Data Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, rantai markov atau proses markov akan digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh dalam penelitian ini. Contoh kasus yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Pada bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori untuk menunjang penulisan skripsi ini. Uraian ini terdiri dari beberapa bagian yang akan dipaparkan secara terperinci

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan metode-metode yang akan digunakan pada bab selanjutnya. Metode-metode pada bab ini yaitu metode Value at Risk dengan pendekatan distribusi normal

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 3: Rantai Markov Diskrit Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Rantai Markov Rantai Markov Rantai Markov Misalkan sebuah proses stokastik {X t } dengan t = 0, 1, 2,....

Lebih terperinci

BAB 1. Rantai Markov 1.1 ILUSTRASI

BAB 1. Rantai Markov 1.1 ILUSTRASI BAB 1 Rantai Markov 1.1 ILUSTRASI (Ilustrasi 1) Akhir-akhir ini, hujan dan panas (baca: tidak hujan) datang silih berganti tanpa bisa diduga. Kalau hari ini hujan, besok mungkin hujan mungkin juga panas.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. real. T dinamakan himpunan indeks dari proses atau ruang parameter yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. real. T dinamakan himpunan indeks dari proses atau ruang parameter yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Stokastik Stokastik proses = { ( ), } adalah kumpulan dari variabel acak yang didefinisikan pada ruang peluang (Ω, ς, P) yang nilai-nilainya pada bilangan real. T dinamakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan beberapa definisi dan teorema yang digunakan dalam pembahasan selanjutnya. 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 (Percobaan Acak) (Ross 2000) Suatu percobaan

Lebih terperinci

Silabus. Proses Stokastik (MMM 5403) Proses Stokastik. Contoh

Silabus. Proses Stokastik (MMM 5403) Proses Stokastik. Contoh Silabus Proses Stokastik (MMM 5403) Status: Wajib Minat Statistika Rantai Markov, klasifikasi rantai Markov. Limit rantai Markov dan aplikasinya. Rantai Markov kontinu, contoh-contoh klasik. Proses renewal,

Lebih terperinci

RANTAI MARKOV ( MARKOV CHAIN )

RANTAI MARKOV ( MARKOV CHAIN ) RANTAI MARKOV ( MARKOV CHAIN ) 2.1 Tujuan Praktikum Rantai markov (Markov Chain ) merupakan salah satu materi yang akan dipelajari dalam praktikum stokastik. Berikut ini terdapat beberapa tujuan yang akan

Lebih terperinci

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari.

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari. 6.. Proses Kelahiran Murni Dalam bab ini, akan dibahas beberapa contoh penting dari waktu kontinu, state diskrit, proses Markov. Khususnya, dengan kumpulan dari variabel acak {;0 } di mana nilai yang mungkin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Pemeliharaan Untuk menjamin kontinuitas kegiatan operasional suatu sistem, keandalan setiap komponen peralatan sangat dijaga agar peralatan tersebut tidak mengalami kegagalan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik Bab 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan penjelasan singkat mengenai pengantar proses stokastik dan rantai Markov, yang akan digunakan untuk analisis pada bab-bab selanjutnya. 2.1 Pengantar Proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 Percobaan Acak (Ross 2000) Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama dan semua kemungkinan hasil yang muncul dapat diketahui tetapi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peluang Peluang mempunyai banyak persamaan arti, seperti kemungkinan, kesempatan dan kecenderungan. Peluang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang bersifat acak.

Lebih terperinci

6.6 Rantai Markov Kontinu pada State Berhingga

6.6 Rantai Markov Kontinu pada State Berhingga 6.6 Rantai Markov Kontinu pada State Berhingga Markov chain kontinu 0 adalah proses markov pada state 0, 1, 2,.... Diasumsikan bahwa probabilitas transisi adalah stasioner, pada persamaan, (6.53) Pada

Lebih terperinci

BAB III. Hidden Markov Models (HMM) Namun pada beberapa situasi tertentu yang ditemukan di kehidupan nyata,

BAB III. Hidden Markov Models (HMM) Namun pada beberapa situasi tertentu yang ditemukan di kehidupan nyata, BAB III Hidden Markov Models (HMM) 3.1 Pendahuluan Rantai Markov mempunyai state yang dapat diobservasi secara langsung. Namun pada beberapa situasi tertentu yang ditemukan di kehidupan nyata, beberapa

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 6: Rantai Markov Waktu Kontinu Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 2015 Pendahuluan Rantai Markov Waktu Kontinu Pendahuluan Pada bab ini, kita akan belajar mengenai

Lebih terperinci

BAB 1. Rantai Markov 1.1 ILUSTRASI

BAB 1. Rantai Markov 1.1 ILUSTRASI BAB 1 Rantai Markov 1.1 ILUSTRASI (Ilustrasi 1) Akhir-akhir ini, hujan dan panas (baca: tidak hujan) datang silih berganti tanpa bisa diduga. Kalau hari ini hujan, besok mungkin hujan mungkin juga panas.

Lebih terperinci

Klasifikasi Keadaan dalam Rantai Markov Menggunakan Algoritma Graf Classification of States of Markov Chains Using Graph Algorithms

Klasifikasi Keadaan dalam Rantai Markov Menggunakan Algoritma Graf Classification of States of Markov Chains Using Graph Algorithms Prosiding Statistika ISSN: 460-6456 Klasifikasi Keadaan dalam Rantai Markov Menggunakan Algoritma Graf Classification of States of Markov Chains Using Graph Algorithms 1 Yussy Anistia Nurislamiyati, Suwanda,

Lebih terperinci

PENENTUAN KLASIFIKASI STATE PADA RANTAI MARKOV DENGAN MENGGUNAKAN NILAI EIGEN DARI MATRIKS PELUANG TRANSISI

PENENTUAN KLASIFIKASI STATE PADA RANTAI MARKOV DENGAN MENGGUNAKAN NILAI EIGEN DARI MATRIKS PELUANG TRANSISI PENENTUAN KLASIFIKASI STATE PADA RANTAI MARKOV DENGAN MENGGUNAKAN NILAI EIGEN DARI MATRIKS PELUANG TRANSISI Yohanes A.R. Langi 1) 1) Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas beberapa tinjauan mengenai teori yang diperlukan dalam pembahasan bab-bab selanjutnya antara lain tentang kontrak berjangka komoditas, model pergerakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan seringkali dilakukan pengulangan yang biasanya dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul

Lebih terperinci

BAB III PROSES POISSON MAJEMUK

BAB III PROSES POISSON MAJEMUK BAB III PROSES POISSON MAJEMUK Pada bab ini membahas tentang proses stokastik, proses Poisson dan proses Poisson majemuk yang akan diaplikasikan pada bab selanjutnya. 3.1 Proses Stokastik Koleksi atau

Lebih terperinci

Reliabilitas Suatu Mesin Menggunakan Rantai Markov (Studi Kasus: Mesin Proofer Di Pabrik Roti Super Jam Banten)

Reliabilitas Suatu Mesin Menggunakan Rantai Markov (Studi Kasus: Mesin Proofer Di Pabrik Roti Super Jam Banten) Jurnal Matematika Integratif ISSN 42-684 Volume 3 No, April 27, pp 4-47 Reliabilitas Suatu Mesin Menggunakan Rantai Markov (Studi Kasus: Mesin Proofer Di Pabrik Roti Super Jam Banten) Mega Novia Andriani,

Lebih terperinci

PENENTUAN PROBABILITAS ABSORPSI DAN EKSPEKTASI DURASI PADA MASALAH KEBANGKRUTAN PENJUDI

PENENTUAN PROBABILITAS ABSORPSI DAN EKSPEKTASI DURASI PADA MASALAH KEBANGKRUTAN PENJUDI PENENTUAN PROBABILITAS ABSORPSI DAN EKSPEKTASI DURASI PADA MASALAH KEBANGKRUTAN PENJUDI Aditya Candra Laksmana, Respatiwulan, dan Ririn Setiyowati Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB 1. Rantai Markov 1.1 ILUSTRASI

BAB 1. Rantai Markov 1.1 ILUSTRASI BAB 1 Rantai Markov 1.1 ILUSTRASI (Ilustrasi 1) Akhir-akhir ini, hujan dan panas (baca: tidak hujan) datang silih berganti tanpa bisa diduga. Kalau hari ini hujan, besok mungkin hujan mungkin juga panas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Stokastik Menurut Gross (2008), proses stokastik adalah himpunan variabel acak Semua kemungkinan nilai yang dapat terjadi pada variabel acak X(t) disebut ruang keadaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Model Markov Dalam teori probabilitas, model Markov adalah model stokastik yang digunakan untuk memodelkan sistem yang berubah-ubah secara random di mana diasumsikan bahwa kondisi

Lebih terperinci

BAB III HIDDEN MARKOV MODELS. Rantai Markov bermanfaat untuk menghitung probabilitas urutan keadaan

BAB III HIDDEN MARKOV MODELS. Rantai Markov bermanfaat untuk menghitung probabilitas urutan keadaan BAB III HIDDEN MARKOV MODELS Rantai Markov bermanfaat untuk menghitung probabilitas urutan keadaan yang dapat diamati. Tetapi terkadang ada urutan dari suatu keadaan yang ingin diketahui tetapi tidak dapat

Lebih terperinci

MA4081 PENGANTAR PROSES STOKASTIK

MA4081 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Catatan Kuliah MA4081 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Orang Pintar Belajar Stokastik disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2012 Tentang

Lebih terperinci

BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV

BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV 4.1 State dan Proses Observasi Semua proses didefinisikan pada ruang peluang (Ω, F, P). Misalnya X = {X : k N} adalah rantai Markov dengan state berhingga yang bersifat homogen

Lebih terperinci

CATATAN KULIAH PENGANTAR PROSES STOKASTIK

CATATAN KULIAH PENGANTAR PROSES STOKASTIK CATATAN KULIAH PENGANTAR PROSES STOKASTIK Oleh Atina Ahdika, S.Si, M.Si PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2016 Daftar Isi Daftar Isi iv

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. Pengertian Pemeliharaan Menurut Agus Ahyari (99) pemeliharaan merupakan suatu kegiatan mutlak yang diperlukan dalam perusahaan yang saling berkaitan dengan proses produksi, sehingga

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA4181 Pengantar Proses Stokastik Stochastics: Precise and Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. MA4181 Pengantar Proses Stokastik Stochastics: Precise and Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Stochastics: Precise and Prospective Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2017 1 Tentang

Lebih terperinci

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY 3.1 State dan Proses Observasi Semua proses didefinisikan pada ruang peluang Ω,,. Misalkan ; adalah rantai Markov dengan state berhingga

Lebih terperinci

Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chain

Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chain SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chain Dennis Frisca Ayudya, Dewi Retno Sari Saputro Program Studi Matematika Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

Penentuan Probabilitas Absorpsi dan Ekspektasi Durasi pada Masalah Kebangkrutan Penjudi

Penentuan Probabilitas Absorpsi dan Ekspektasi Durasi pada Masalah Kebangkrutan Penjudi Penentuan Probabilitas Absorpsi dan Ekspektasi Durasi pada Masalah Kebangkrutan Penjudi Aditya Candra Laksmana 1*, Respatiwulan 2, dan Ririn Setiyowati 3 1, 3 Program Studi Matematika Fakultas MIPA, Universitas

Lebih terperinci

SIMULASI PADA MASALAH KEBANGKRUTAN PENJUDI

SIMULASI PADA MASALAH KEBANGKRUTAN PENJUDI SIMULASI PADA MASALAH KEBANGKRUTAN PENJUDI Dwi Ardian Syah, Respatiwulan, dan Vika Yugi Kurniawan Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret ABSTRAK.

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 1: Dasar-Dasar Probabilitas Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Peluang Percobaan adalah kegiatan yang menghasilkan keluaran/hasil yang mungkin secara acak. Contoh: pelemparan sebuah dadu.

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI STATISTIKA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI STATISTIKA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI STATISTIKA A. MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Proses Stokastik Kode/sks : MAS 4113 /3 Semester : III Status (Wajib/Pilihan) : Pilihan (P) Prasyarat : MAS

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Teori Inventori Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 1: Dasar-Dasar Probabilitas Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Ruang Sampel dan Kejadian Ruang Sampel dan Kejadian Ruang Sampel dan Kejadian Percobaan adalah kegiatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, banyak permasalahan yang dapat dimodelkan dengan proses stokastik. Proses stokastik dapat dibedakan menjadi dua yaitu proses stokastik dengan waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Poisson Periodik Definisi 2.1 (Proses stokastik) Proses stokastik X = {X(t), t T} adalah suatu himpunan dari peubah acak yang memetakan suatu ruang contoh ke suatu

Lebih terperinci

Arisma Yuni Hardiningsih. Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si. Jurusan Matematika. Surabaya

Arisma Yuni Hardiningsih. Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si. Jurusan Matematika. Surabaya ANALISIS KESTABILAN DAN MEAN DISTRIBUSI MODEL EPIDEMIK SIR PADA WAKTU DISKRIT Arisma Yuni Hardiningsih 1206 100 050 Dosen Pembimbing : Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si Jurusan Matematika Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III DARI MODEL ANTRIAN M/M/1 DENGAN POLA KEDATANGAN BERKELOMPOK KONSTAN. 3.1 Model Antrian M/M/1 Dengan Pola Kedatangan Berkelompok Acak

BAB III DARI MODEL ANTRIAN M/M/1 DENGAN POLA KEDATANGAN BERKELOMPOK KONSTAN. 3.1 Model Antrian M/M/1 Dengan Pola Kedatangan Berkelompok Acak BAB III PERUMUSAN PROBABILITAS DAN EKSPEKTASI DARI MODEL ANTRIAN M/M/1 DENGAN POLA KEDATANGAN BERKELOMPOK KONSTAN 3.1 Model Antrian M/M/1 Dengan Pola Kedatangan Berkelompok Acak Model antrian ini para

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Antrian adalah kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan loket untuk mendapatakan tiket kereta api, menunggu pengisian bahan bakar,

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 1: Dasar-Dasar Probabilitas Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 2015 Percobaan adalah kegiatan yang menghasilkan keluaran/hasil yang mungkin secara acak. Contoh: pelemparan sebuah dadu. Ruang

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Antrian Satu Server Dengan Vacation Queueing Model Pada Pola Kedatangan Berkelompok

Pemodelan Sistem Antrian Satu Server Dengan Vacation Queueing Model Pada Pola Kedatangan Berkelompok SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Pemodelan Sistem Antrian Satu Server Dengan Vacation Queueing Model Pada Pola Kedatangan Berkelompok Sucia Mentari, Retno Subekti, Nikenasih

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA4181 Pengantar Proses Stokastik Stochastics: Precise and Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. MA4181 Pengantar Proses Stokastik Stochastics: Precise and Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Stochastics: Precise and Prospective Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2017 1 Tentang

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Smart and Stochastic. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Smart and Stochastic. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Smart and Stochastic disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014 Tentang MA4181 (Pengantar)

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PROBABILITAS TOTAL WAKTU BEKERJA SUATU SISTEM

DISTRIBUSI PROBABILITAS TOTAL WAKTU BEKERJA SUATU SISTEM DISTRIBUSI PROBABILITAS TOTAL WAKTU BEKERJA SUATU SISTEM Taryo, Suyono, Dian Handayani JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2 Agustus 27 Abstraksi

Lebih terperinci

DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK Dalam hal ini akan dibahas macam-macam peubah acak, distribusi peluang, fungsi densitas, dan fungsi distribusi. Pada pembahasan selanjutnya, fungsi peluang untuk peubah acak

Lebih terperinci

PROSES KEPUTUSAN MARKOVIAN TEKNIK RISET OPERASI

PROSES KEPUTUSAN MARKOVIAN TEKNIK RISET OPERASI PROSES KEPUTUSAN MARKOVIAN TEKNIK RISET OPERASI Contoh TIA 310 3 Contoh TIA 310 4 TIA 310 5 TIA 310 6 TIA 310 7 TIA 310 8 Cara Perhitungan 0.2 x 7 + 0.5 x 6 + 0.3 x 3 = 5.3 0 x 0 + 0.5 x 5 + 0.5 x 1 =

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL MARKOV WAKTU DISKRIT UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR PADA MODEL EPIDEMIK SIR. Oleh: RAFIQATUL HASANAH NRP.

KAJIAN MODEL MARKOV WAKTU DISKRIT UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR PADA MODEL EPIDEMIK SIR. Oleh: RAFIQATUL HASANAH NRP. TUGAS AKHIR KAJIAN MODEL MARKOV WAKTU DISKRIT UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR PADA MODEL EPIDEMIK SIR Oleh: RAFIQATUL HASANAH NRP. 1208 100 021 Dosen Pembimbing: Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si. Drs.

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2015 Tentang MA4181 (Pengantar)

Lebih terperinci

BAB III METODE PROBABILISTIK P

BAB III METODE PROBABILISTIK P BAB III METODE PROBABILISTIK P A. Metode Probabilistik P Metode probabilistik P adalah suatu sistem pengendalian persediaan yang jarak waktu antar pemesanan adalah tetap, namun jumlah pesanan berubah-ubah.

Lebih terperinci

6.3 PROSES KELAHIRAN DAN KEMATIAN

6.3 PROSES KELAHIRAN DAN KEMATIAN 6.3 PROSES KELAHIRAN DAN KEMATIAN Penjelasan dari proses-proses kelahiran murni dan kematian murni telah diskusikan pada bagian 6.1 dan 6.2 bahwa X(t) memungkinkan untuk naik ataupun turun. Jadi, apabila

Lebih terperinci

Pertemuan 5 ANALISIS RANTAI MARKOV

Pertemuan 5 ANALISIS RANTAI MARKOV Pertemuan 5 ANALISIS RANTAI MARKOV Objektif: 1. Mahasiswa dapat merumuskan masalah dalam analisis rantai markov 2. Mahasiswa dapat mencari penyelesaian masalah dalam prorses perhitungan probabilitas dengan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PROBABILITAS DAN DISTRIBUSI PROBABILITAS LELY RIAWATI, ST, MT.

KONSEP DASAR PROBABILITAS DAN DISTRIBUSI PROBABILITAS LELY RIAWATI, ST, MT. KONSEP DASAR PROBABILITAS DAN DISTRIBUSI PROBABILITAS LELY RIAWATI, ST, MT. EKSPERIMEN suatu percobaan yang dapat diulang-ulang dengan kondisi yang sama CONTOH : Eksperimen : melempar dadu 1 kali Hasilnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari 3 bagian. Pada bagian pertama diberikan tinjauan pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya. Pada bagian kedua diberikan teori penunjang untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

MA2082 BIOSTATISTIKA Bab 3 Peubah Acak dan Distribusi

MA2082 BIOSTATISTIKA Bab 3 Peubah Acak dan Distribusi MA2082 BIOSTATISTIKA Bab 3 Peubah Acak dan Distribusi Orang Biologi Tidak Anti Statistika Silabus Silabus dan Tujuan Konsep peubah acak, fungsi peluang (probability density function), fungsi distribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Poisson Periodik Definisi 2.1 (Proses stokastik) Proses stokastik X = {X(t), t T } adalah suatu himpunan dari peubah acak yang memetakan suatu ruang contoh Ω ke suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Distribusi Eksponensial Distribusi eksponensial adalah distribusi yang paling penting dan paling sederhana kegagalan mesin penghitung otomatis dan kegagalan komponen

Lebih terperinci

MINGGU KE-8 HARGA HARAPAN DAN BEBERAPA KETAKSAMAAN DALA

MINGGU KE-8 HARGA HARAPAN DAN BEBERAPA KETAKSAMAAN DALA MINGGU KE-8 HARGA HARAPAN DAN BEBERAPA KETAKSAMAAN DALAM STATISTIKA HARGA HARAPAN Definisi Misalkan X variabel random. Bila X variabel random kontinu dengan f.k.p. f (x) dan maka harga harapan X adalah

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2015 Tentang MA4181 (Pengantar)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ilmiah. Pencacahan atau pengukuran karakteristik suatu objek kajian yang

BAB II LANDASAN TEORI. ilmiah. Pencacahan atau pengukuran karakteristik suatu objek kajian yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Peluang Pada dasarnya statistika berkaitan dengan penyajian dan penafsiran hasil yang berkemungkinan (hasil yang belum dapat ditentukan sebelumnya) yang muncul dalam

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 1: Dasar-Dasar Probabilitas Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Peluang Percobaan adalah kegiatan yang menghasilkan keluaran/hasil yang mungkin secara acak. Contoh: pelemparan sebuah dadu.

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran II LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan sering kali diperlukan pengulangan yang dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul akan diketahui

Lebih terperinci

Volume 2 No 1 Desember 216 ISSN:288-3943 ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU YANG OPTIMAL MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV DI PT. PDM INDONESIA Muslena Layla Program Studi Komputerisasi Akuntansi Politeknik Trijaya

Lebih terperinci

MINGGU KE-6 VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA

MINGGU KE-6 VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA MINGGU KE-6 VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA VARIABEL RANDOM Misalkan (Ω, A, P) ruang probabilitas dan R = {x < x < } dan B : Borel field pada R. Andaikan X : Ω R dan untuk setiap A R, kita definisikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang statistika berhubungan dengan cara atau metode pengumpulan data, pengolahan, penyajian, dan analisisnya serta pengambilan kesimpulan berdasarkan data dan analisis

Lebih terperinci

MA4081 PENGANTAR PROSES STOKASTIK

MA4081 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Catatan Kuliah MA4081 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Orang Pintar Belajar Stokastik disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2012 Tentang

Lebih terperinci

ANALISIS ESTIMASI PERUBAHAN MINAT MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERHADAP TUJUH OPERATOR GSM

ANALISIS ESTIMASI PERUBAHAN MINAT MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERHADAP TUJUH OPERATOR GSM Saintia Matematika Vol., No. 2 (2), pp. 9 9. ANALISIS ESTIMASI PERUBAHAN MINAT MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERHADAP TUJUH OPERATOR GSM Hasoloan M Nababan, Open Darnius Sembiring, Ujian Sinulingga

Lebih terperinci

ANALISIS MARKOV Proses Markov Matriks kemungkinan perpindahan keadaan / transisi

ANALISIS MARKOV Proses Markov Matriks kemungkinan perpindahan keadaan / transisi ANALISIS MARKOV Analisis Markov adalah suatu teknik matematik untuk peramalan perubahan pada variabelvariabel tertentu berdasarkan pengetahuan dari perubahan sebelumnya Pada analisis ini terlihat suatu

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik Catatan Kuliah MA5181 Proses Stokastik Precise. Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2016 1 Tentang MA5181 Proses Stokastik

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA4181 Pengantar Proses Stokastik Stochastics: Precise and Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. MA4181 Pengantar Proses Stokastik Stochastics: Precise and Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Stochastics: Precise and Prospective Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2017 1 Tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, sering dijumpai peristiwa-peristiwa yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, sering dijumpai peristiwa-peristiwa yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, sering dijumpai peristiwa-peristiwa yang terjadi secara beruntun dan dengan kemungkinan yang berbeda-beda. Sebagai contoh sekarang

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Smart and Stochastic. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Smart and Stochastic. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Smart and Stochastic disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014 Tentang MA4181 (Pengantar)

Lebih terperinci

PROSES KEPUTUSAN MARKOV DENGAN METODE THE POLICY IMPROVEMENT ALGORITHM. (Skripsi) Oleh Nafisatutaliah

PROSES KEPUTUSAN MARKOV DENGAN METODE THE POLICY IMPROVEMENT ALGORITHM. (Skripsi) Oleh Nafisatutaliah PROSES KEPUTUSAN MARKOV DENGAN METODE THE POLICY IMPROVEMENT ALGORITHM Skripsi) Oleh Nafisatutaliah JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang II. LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan sering kali diperlukan pengulangan yang dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul akan

Lebih terperinci

PEMODELAN KELAHIRAN MURNI DAN KEMATIAN MURNI DENGAN DUA JENIS KELAMIN DENGAN PROSES STOKASTIK

PEMODELAN KELAHIRAN MURNI DAN KEMATIAN MURNI DENGAN DUA JENIS KELAMIN DENGAN PROSES STOKASTIK Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 72 79 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN KELAHIRAN MURNI DAN KEMATIAN MURNI DENGAN DUA JENIS KELAMIN DENGAN PROSES STOKASTIK FEBI OKTORA

Lebih terperinci

Prediksi Indeks Saham Syariah Indonesia Menggunakan Model Hidden Markov

Prediksi Indeks Saham Syariah Indonesia Menggunakan Model Hidden Markov A39 Prediksi Indeks Saham Syariah Indonesia Menggunakan Model Hidden Markov Risa Septi Pratiwi dan Daryono Budi Utomo Departemen Matematika, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Rantai Markov Diskrit (Discrete Markov Chain)

Rantai Markov Diskrit (Discrete Markov Chain) #10 Rantai Markov Diskrit (Discrete Markov Chain) 10.1. Pendahuluan Berbagai teknik analitis untuk mengevaluasi reliability dari suatu sistem telah diuraikan pada bab terdahulu. Teknik analitis ini mengasumsikan

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematik(a)

Pengantar Statistika Matematik(a) Catatan Kuliah Pengantar Statistika Matematik(a) Statistika Lebih Dari Sekadar Matematika disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang penting untuk dikendalikan. Baik persediaan barang di toko untuk dijual maupun persediaan bahan baku untuk proses produksi.

Lebih terperinci

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT. Kuliah 2 Sinyal Acak

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT. Kuliah 2 Sinyal Acak TK 403 SISTM PNGOLAHAN ISYARAT Kuliah Sinyal Acak Indah Susilawati, S.T., M.ng. Program Studi Teknik lektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta 009 KULIAH SISTM PNGOLAHAN

Lebih terperinci

Karakteristik Limit dari Proses Kelahiran dan Kematian

Karakteristik Limit dari Proses Kelahiran dan Kematian Karakteristik Limit dari Proses Kelahiran dan Kematian Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Proses Stokastik Disusun oleh : Saidun Nariswari Setya Dewi Lisa Apriana Marvina Puspito Nita Eka

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik Catatan Kuliah MA5181 Proses Stokastik Precise. Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2016 1 Tentang MA5181 Proses Stokastik

Lebih terperinci

BI5106 ANALISIS BIOSTATISTIK Bab 3 Peubah Acak dan Dist

BI5106 ANALISIS BIOSTATISTIK Bab 3 Peubah Acak dan Dist BI5106 ANALISIS BIOSTATISTIK Bab 3 Peubah Acak dan Distribusi Orang Biologi Tidak Anti Statistika Silabus Silabus dan Tujuan Konsep peubah acak, fungsi peluang (probability density function), fungsi distribusi

Lebih terperinci

STATISTIKA EKONOMI I Chapter 4 Distribusi Probabilitas Normal dan Binomial Chapter 5 Teori Sampling

STATISTIKA EKONOMI I Chapter 4 Distribusi Probabilitas Normal dan Binomial Chapter 5 Teori Sampling STATISTIKA EKONOMI I Chapter 4 Distribusi Probabilitas Normal dan Binomial Chapter 5 Teori Sampling Rengganis Banitya Rachmat rengganis.rachmat@gmail.com 4. Distribusi Probabilitas Normal dan Binomial

Lebih terperinci

MODEL STOKASTIK.

MODEL STOKASTIK. 11 12. MODEL STOKASTIK alsen.medikano@gmail.com 1 PENDAHULUAN Model Stokastik adalah model matematika dimana gejala-gejala dapat diukur dengan derajat kepastian yang tidak stabil. Pada Model Stokastik

Lebih terperinci

Distribusi Peluang Kontinu. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Distribusi Peluang Kontinu. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Distribusi Peluang Kontinu Bahan Kuliah II9 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB 1 Fungsi Padat Peluang Untuk peubah acak kontinu, fungsi peluangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Regresi Regresi adalah suatu studi statistik untuk menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk persamaan. Salah satu variabel merupakan variabel

Lebih terperinci

Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=x) disebut distribusi probabilitas X

Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=x) disebut distribusi probabilitas X Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=) disebut distribusi probabilitas X (distribusi X) Diskrit Seragam Binomial Hipergeometrik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Persediaan Merujuk pada penjelasan Herjanto (1999), persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan

Lebih terperinci

PROSES MARKOV KONTINYU (CONTINOUS MARKOV PROCESSES)

PROSES MARKOV KONTINYU (CONTINOUS MARKOV PROCESSES) #11 PROSES MARKOV KONTINYU (CONTINOUS MARKOV PROCESSES) 11.1. Pendahuluan Masalah keandalan yang berhubungan dengan sistem secara normal adalah space memiliki sifat diskrit yaitu sistem tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB III MODEL ANTRIAN MULTISERVER DENGAN VACATION

BAB III MODEL ANTRIAN MULTISERVER DENGAN VACATION BAB III MODEL ANTRIAN MULTISERVER DENGAN VACATION Dalam sebuah sistem antrian akan terdapat individu yang datang untuk mendapatkan pelayanan yang disebut dengan customer, juga individu yang akan memberikan

Lebih terperinci

dengan probabilitas laju kelahiran dengan probabilitas laju kematian

dengan probabilitas laju kelahiran dengan probabilitas laju kematian 6.5 Proses Kelahiran(kemunculan) dan Kematian(kehilangan) dengan State Absorpsi Proses kelahiran dan kematian dimana 0 (kondisi awal laju kelahiran sama dengan nol, atau dapat dikatakan bahwa tidak ada

Lebih terperinci