PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY DAPAT MENINGKATKAN SIKAP SOSIAL DAN KOMPETENSI PENGETAHUAN PKn

Transkripsi

1 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY DAPAT MENINGKATKAN SIKAP SOSIAL DAN KOMPETENSI PENGETAHUAN PKn Ni Luh Gede Dian Citra Agustini 1, I G A. Agung Sri Asri 2, I Wayan Darsana 3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia {diancitraagustini@gmail.com 1, xgungasrix@gmail.com 2, w_darsana@ymail.com 3 }@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan sikap sosial dan kompetensi pengetahuan PKn siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran discovery pada siswa kelas VA SD Negeri 5 Peguyangan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA yang berjumlah 34 siswa. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan check list yang disertai dengan rubrik dan tes pilihan ganda biasa serta data dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif serta statistik deskriptif. Terjadi peningkatan sikap sosial siswa pada siklus II. Dimana diperoleh ketercapaian sebesar 0% pada siklus I serta nilai yang sering muncul atau modus yaitu C (Cukup) dan untuk siklus II diperoleh ketercapaian sebesar 88,23% serta nilai yang sering muncul atau modus yaitu SB (Sangat Baik). Serta terjadi peningkatan pada kompetensi pengetahuan PKn di siklus II. Dimana diperoleh ketercapaian pada siklus I sebesar 47,05% dan untuk siklus II diperoleh ketercapaian sebesar 79,41%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran discovery dapat meningkatkan sikap sosial dan kompetensi pengetahuan PKn siswa kelas VA SD Negeri 5 Peguyangan. Kata Kunci: discovery, saintifik, sikap sosial, PKn Abstract This study aims to improve social attitudes and PKn knowledge competence of students that learned through scientific approach with discovery learning model of the VA grade students of SD negeri 5 Peguyangan. This research is a class act that is performed in 2 cycles. The subjects were students of VA class, totaling 34 students. The data collection in this study using a check list, along with rubrics and the usual multiple-choice test and the data were analyzed using descriptive analysis of qualitative and quantitative also descriptive statistics. An increase in social attitudes of students in the second cycle. Which earned the achievement of 0% in the first cycle and the value of recurring or mode is C (Enough) and for the second cycle of achievement gained by 88,23% and the value of recurring or mode is SB (Very Good). And an increase in the competence of PKn civics knowledge in the second cycle. Which gained achievement in the first cycle of 47,05% and for the second cycle of achievement gained by 79,41%. Thus, it can be concluded that the application of the 1

2 scientific approach to discovery learning model can improve social attitudes and competencies of PKn civics knowledge in the VA grade students of SD Negeri 5 Peguyangan. Keywords: civics (PKn), discovery, scientific, social attitudes PENDAHULUAN Kurikulum 2013 ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan agar nantinya bisa menciptakan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui dimensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam pembelajaran kurikulum 2013 semua jenis mata pelajaran diintegrasikan ke dalam tema. Di dalam tema yang diintegrasikan terdapat PKn atau Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu muatan materi yang tercantum dan harus dipelajari oleh siswa. Pada pembelajarannya, PKn diartikan sebagai suatu proses belajar mengajar dalam rangka membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam pembentukan karakter bangsa yang diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pada Pancasila, UUD, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat yang diselenggarakan selama enam tahun (Susanto,2014:227). Dengan demikian, muatan materi PKn dapat membantu peserta didik dalam membentuk karakter berkehidupan bangsa dan bernegara serta dapat membentuk sikap pada diri peserta didik. Dalam kurikulum 2013 menggunakan dan menerapkan pendekatan saintifik yang menuntut siswa aktif dalam proses pembelajaran. Pendekatan saintifik menekankan pada lima hal yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar atau mengasosiasikan dan mengkomunikasikan. Pada pembelajaran PKn di sekolah dasar, siswa jarang berperan aktif dan kurangnya menunjukkan sikap dalam pembelajaran dikarenakan kurang menariknya pembelajaran, kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan serta kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran Pkn. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SD Negeri 5 Peguyangan serta PPL-Real yang dilaksanakan di sekolah tersebut, guru masih belum bisa mengembangkan pembelajaran dan berkreativitas dalam pembelajaran secara optimal. Adapun hasil dari kompetensi pengetahuan pada muatan materi PKn siswa di kelas VA yang diperoleh dari nilai rekap rapot semester I dimana dari seluruh siswa yang berjumlah 34 siswa, sebanyak 23 siswa mendapatkan nilai B, 8 siswa mendapatkan nilai B+, dan 3 siswa mendapatkan nilai A-. Dan sikap sosial siswa dalam pembelajaran sering kali tidak fokus dan kurangnya memperhatikan guru dalam pembelajaran menjadikan pencapaian kompetensi PKn belum optimal. Dilihat dari rekap nilai rapot semester I, dari seluruh siswa yang berjumlah 34 siswa, sebanyak 7 siswa mendapatkan nilai C (Cukup), sebanyak 20 siswa mendapatkan nilai B (Baik) dan sebanyak 7 siswa mendapatkan nilai SB (Sangat Baik). Hal ini dimungkinkan karena kurang menariknya proses pembelajaran dan kurangnya pemahaman siswa dengan materi pembelajaran. Oleh karena itu, kompetensi pada muatan materi PKn khususnya pengetahuan dan sikap sosial kelas VA SD Negeri 5 Peguyangan perlu ditingkatkan lagi. Dengan demikian dari permasalahan yang telah dipaparkan, kompetensi pada muatan materi PKn siswa SD Negeri 5 Peguyangan kelas VA perlu ditingkatkan khususnya pada pengetahuan dan sikap sosial siswa, sehingga membantu siswa untuk mencapai kompetensi yang optimal dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran discovery. 2

3 Selain menggunakan pendekatan saintifik, untuk meningkatkan sikap dan kompetensi pengetahuan PKn, perlu adanya pengintegrasian antara pendekatan saintifik dengan model pembelajaran. Model pembelajaran yang diintegrasikan dengan pendekatan saintifik adalah model pembelajaran discovery. Dimana model pembelajaran ini menekankan pada kondisi belajar yang aktif dan kreatif serta siswa dapat menemukan informasi atau membangun pengetahuannya sendiri dan tentunya akan menumbuhkan sikap dalam diri siswa tersebut. Dengan diintegrasikannya model pembelajaran discovery ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pada muatan materi PKn khususnya pada sikap dan pengetahuan siswa. Dengan demikian diharapkan akan tercipta pembelajaran yang mendorong siswa dalam mencari pengetahuannya sendiri melalui berbagai sumber dan bukan hanya sekedar diberitahu saja oleh guru serta dapat menumbuhkan rasa bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan. Dan didukung pula dengan penelitian Putrayasa (2014) yang menyatakan bahwa model pembelajaran discovery learning dan minat belajar berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa serta didukung pula oleh penelitian Wiweka (2014) yang menyatakan pembelajaran teknik klarifikasi nilai (TKN) melalui bermain peran berpengaruh terhadap sikap sosial dan hasil belajar PKn. Upaya untuk meningkatkan kompetensi pada muatan materi PKn khususnya sikap sosial dan pengetahuan, secara teoritis dapat dilaksanakan melalui pembelajaran discovery dan tentunya dalam pembelajarannya, PKn diintegrasikan dengan muatan materi lainnya serta dituangkan ke dalam tema. Tema yang akan digunakan dalam pembelajaran adalah tema Sejarah Peradaban Indonesia. Dan dengan demikian dilaksanakan penelitian dengan judul Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Discovery dapat Meningkatkan Sikap dan Kompetensi Pengetahuan PKn siswa Kelas V SD Negeri 5 Peguyangan Tahun Ajaran 2015/2016. Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang membelajarkan siswa secara aktif dan terdapat langkah-langkah di dalam pembelajarannya yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan. Dan model pembelajaran discovery merupakan model pembelajaran penemuan dimana siswa dituntut belajar secara aktif dan kreatif serta siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri dan dari pembelajaran yang aktif dan kreatif dapat membentuk sikap pada diri siswa tersebut. Maka, pembelajaran discovery adalah pembelajaran yang aktif dan kreatif serta berpusat pada siswa dan siswa dapat menemukan atau membangun pengetahuannya sendiri serta di dalam proses pembelajaran dapat membentuk sikap dalam diri siswa. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan sikap sosial siswa kelas VA SD Negeri 5 Peguyangan tahun ajaran 2015/2016 dan untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan PKn siswa kelas VA SD Negeri 5 Peguyangan tahun ajaran 2015/2016. Manfaat penelitian ini terdapat 2 manfaat yaitu manfaat teoretis dan praktis. Dimana manfaat teoretis penelitian ini adalah hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, khususnya dalam pencapaian sikap dan kompetensi pengetahuan PKn melalui pembelajaran discovery. Dan manfaat praktis penelitian ini yaitu bagi sekolah dimana hasil penelitian ini dapat membantu sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada siswa sehingga diharapkan memunculkan mutu sekolah yang lebih baik serta dapat digunakan sebagai model pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran. Bagi guru dimana hasil penelitian ini dapat 3

4 meningkatkan wawasan dan pengetahuan guru tentang pendekatan saintifik dengan model pembelajaran discovery, serta meningkatkan keterampilan guru dalam merancang pembelajaran dan menerapkan pembelajaran discovery. Dan bagi siswa, hasil penelitian ini dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan pada proses pembelajaran serta pencapaian kompetensi khususnya sikap sosial dan kompetensi pengetahuan PKn. Serta bagi penelitian lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi bagi para peneliti bidang pendidikan sebagai bahan untuk mendalami objek penelitian sejenis. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 5 Peguyangan. Lokasi SD Negeri 5 Peguyangan ini berada di Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar dan dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VA SD Negeri 5 Peguyangan yang berjumlah 34 orang siswa yang terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan. Dan objek penelitian ini adalah sikap dan kompetensi pengetahuan PKn siswa kelas VA SD Negeri 5 Peguyangan melalui pembelajaran discovery. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dimana penelitian tindakan kelas ini menggunakan siklus. Penelitian ini dirancang untuk meningkatkan sikap sosial dan kompetensi pengetahuan PKn siswa. Siklus penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Arikunto dan dilaksanakan dalam siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini tidak terlepas dari peran serta guru mitra terutama guru kelas VA dan kepala sekolah yang secara umum untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran di kelas tempat berlangsungnya penelitian. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran discovery. Penelitian ini menggunakan rancangan siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari tahap tindakan dan tahap evaluasi kompetensi pengetahuan PKn. Adapun alur penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan yaitu dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai sikap dan kompetensi pengetahuan PKn siswa. Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan observasi. Metode tes dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas yang dilakukan dan dikerjakan oleh seorang atau sekelompok orang yang dites (testee), dan dari tes tersebut dapat menghasilkan suatu data berupa skor atau data interval (Agung, 2012:66). Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik (Arifin, 2013:118). Dan metode observasi dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah cara memperoleh data yang berbentuk pengamatan yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indra, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman atau lembar observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku atau aspek yang diamati (Kunandar, 2013:117). Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat observasi (Sanjaya, 2013:270). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa check list atau daftar 4

5 cek dan butir-butir tes berbentuk tes pilihan ganda biasa. Instrumen berupa check list digunakan untuk mengetahui dan mengukur sikap siswa dalam pembelajaran dan butirbutir tes yang berbentuk tes pilihan ganda biasa digunakan untuk mengukur kompetensi pengetahuan PKn. Check list atau daftar cek ini sebagai pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang akan diamati. Check list atau daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspekaspek yang akan diamati (Arifin, 2013:164). Check list tersebut biasanya diberikan tanda cek atau centang ( ) untuk menentukan ada tidaknya sesuatu berdasarkan hasil pengamatan oleh observer. Sebelum instrumen ini digunakan, terlebih dahulu dibuatkan aspek-aspek yang akan diamati serta indikator pencapaiannya, dibuat dengan menggunakan rubrik. Ada dua bentuk check list yaitu bentuk individual dan bentuk kelompok. Check list individual digunakan untuk mencatat ada atau tidaknya aspek yang diamati pada seseorang dalam satu kegiatan; sedangkan check list kelompok digunakan untuk mencatat kegiatan individu dalam kelompok sesuai dengan aspek yang diamati (Sanjaya, 2013: ). Dan dalam penelitian ini check list yang digunakan adalah check list kelompok. Dan untuk butir-butir tes yang berbentuk pilihan ganda biasa digunakan untuk mengukur kompetensi pengetahuan yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Soal bentuk pilihan ganda biasa terdiri dari atas pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban. Pembawa pokok persoalan dapat dikemukakan dalam bentuk pertanyaan dan dapat pula dalam bentuk pernyataan (statement) yang belum sempurna yang sering disebut stem, sedangkan pilihan jawaban itu mungkin berbentuk perkataan, bilangan, atau kalimat dan sering disebut option. Pilihan jawaban terdiri atas jawaban yang benar atau yang paling benar, selanjutnya disebut kunci jawaban dan kemungkinan jawaban salah yang dinamakan pengecoh (distractor atau decoy atau fails), tetapi memungkinkan seseorang memilihnya apabila tidak menguasai materi yang ditanyakan dalam soal (Arifin, 2013:138). Tes pilihan ganda biasa yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat tes yang baik yaitu menyusun kisi-kisi dan memenuhi validitas isi ( content validity) sesuai dengan standar isi yang bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana suatu tes mampu mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur. Pengujian validitas isi yang dilakukan dengan menelaah butir dilakukan dengan mencermati kesesuaian isi butir yang ditulis dengan perencanaan yang dituangkan dalam kisi-kisi. Pengujian validitas isi dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli (expert judgement). Terkait dengan hal itu, untuk kisi-kisi soal yang digunakan pada penelitian ini disusun serta dikonsultasikan dengan guru kelas V SD Negeri 5 Peguyangan dan dosen PKn di lingkungan UNDIKSHA. Dalam menganalisis data ini digunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif serta statistik deskriptif. Dalam buku metodologi penelitian pendidikan, teknik analisis deskriptif kuantitatif yaitu suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angkaangka dan atau presentase, mengenai objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan secara umum (Agung, 2012: 67). Dan statistik deskriptif adalah berfungsi untuk membuat data bermakna, yang dapat disajikan dengan berbagai bentuk: (a) tabel/daftar, gambar, diagram/grafik; (b) ukuran tendensi sentral(mean atau rerata, median atau nilai tengah, dan modus), (c) ukuran variabilitas (dispersi/penyebaran) rentangan, simpangan (deviasi), simpangan baku, dan varians (Agung, 2016:2). HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus yang dilaksanakan dari tanggal 1 Maret 2016 sampai dengan 5

6 17 Maret Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan yaitu 2 kali proses pembelajaran dan 1 kali tes akhir siklus. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data sikap sosial dan kompetensi pengetahuan PKn siswa melalui penerapan pembelajaran discovery. Selanjutnya datadata yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun hasil penelitian setiap siklus mengenai sikap sosial dan kompetensi pengetahuan PKn siswa dipaparkan sebagai berikut. Pada siklus I sikap sosial siswa belum mencapai indikator keberhasilan, dimana pada siklus I sikap sosial siswa memperoleh ketercapaian sebesar 0%, dengan nilai yang sering muncul atau modus yaitu C (Cukup) dan belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%. Dan untuk kompetensi pengetahuan PKn, pada siklus I sama dengan sikap sosial belum mencapai indikator keberhasilan. Ketercapaian yang diperoleh pada siklus I yaitu sebesar 47,05% dan belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%. Serta kompetensi pengetahuan PKn memperoleh mean (M) yaitu 2,96, median (Me) yaitu 3,085 dan modus (Mo) yaitu 3,142. Hal ini menandakan prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri 5 Peguyangan cenderung tinggi dan jika dituangkan dalam grafik polygon tergolong pada grafik juling negatif, hal ini terlihat dari M<Me<Mo dimana mean lebih kecil dari median dan median lebih kecil dari modus. Persebaran data pada siklus I dapat dilihat pada gambar berikut ,9 2,2 2,5 2,8 3,1 3,4 3,7 Gambar 1. Grafik Polygon Prestasi Kompetensi Pengetahuan PKn siklus I Pada siklus II sikap sosial siswa sudah mencapai indikator keberhasilan, dimana pada siklus II ketercapaian yang diperoleh yaitu sebesar 88,23%, dengan nilai yang sering muncul atau modus yaitu SB (Sangat Baik). Dan untuk kompetens i pengetahuan PKn, pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan dimana ketercapaian yang diperoleh yaitu sebesar 79,41%. Serta pada sikus II kompetensi pengetahuan PKn memperoleh mean (M) yaitu 3,32, median (Me) yaitu 3,431 dan modus (Mo) yaitu 3,485. Hal ini menandakan prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri 5 Peguyangan cenderung tinggi dan jika dituangkan dalam grafik polygon tergolong pada grafik juling negatif, hal ini terlihat dari M<Me<Mo dimana mean lebih kecil dari median dan median lebih kecil dari modus. Persebaran data pada siklus II dapat dilihat pada gambar berikut ,3 2,6 2,9 3,2 3,5 3,8 4,1 M = 3,32 Me = 3,431 Mo = 3,485 Gambar 2. Grafik Polygon Prestasi Kompetensi Pengetahuan PKn siklus II Secara ringkas, rekapitulasi data sikap sosial dan kompetensi pengetahuan PKn siswa pada siklus I dan siklus II disajikan pada tabel 1 berikut. M = 2,96 Me = 3,058 Mo = 3,142 6

7 Tabel 1. Rekapitulasi Data Sikap Sosial dan Kompetensi Pengetahuan PKn Siswa Kelas VA SD Negeri 5 Peguyangan No Kriteria Hasil Siklus I Hasil Siklus II 1 Sikap Sosial Nilai yang sering muncul atau modus adalah C, dengan ketercapaian 0%. 2 Kompetensi pengetahuan Ketercapaian yang diperoleh sebesar 47,05% PKn Sikap sosial dam kompetensi pengetahuan PKn siswa yang telah mencapai indikator keberhasilan diperoleh dengan adanya perbaikan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan setelah dievaluasi dan direfleksi pada masingmasing siklus. Ketercapaian ini tidak terlepas dari penerapan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran discovery yang dilaksanakan secara optimal. Dalam pendekatan saintifik terdapat lima pengalaman belajar atau lima langkah pembelajaran serta dipadukan dengan model pembelajaran discovery. Lima pengalaman belajar atau lima langkah pembelajaran pada pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan dipadukan dengan 6 langkah model pembelajaran discovery yaitu pemberian rangsangan, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian dan menarik kesimpulan. Pendekatan saintifik dengan model pembelajaran discovery adalah pembelajaran yang aktif dan kreatif serta berpusat pada siswa dan siswa dapat menemukan atau membangun pengetahuannya sendiri serta di dalam proses pembelajaran dapat membentuk sikap dalam diri siswa. Hal tersebut diperkuat dengan teori menurut Daryanto (2014:51) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkontruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapantahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan 7 Nilai yang sering muncul atau modus adalah SB, dengan ketercapaian sebesar 88, 23% Ketercapaian yang diperoleh sebesar 79,41% hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Serta menurut Kemendikbud (2015:37-38) yang menyatakan bahwa penggunaan discovery learning merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Mengubah modus ekspository peserta didik hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus discovery peserta didik menemukan informasi sendiri.pemberian reinforcement atau penguatan dan menciptakan suasana kelas yang kondusif juga dilakukan untuk mengoptimalkan penerapan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran discovery. Dengan upaya tersebut, rasa ingin tahu dan percaya diri siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri dapat meningkat sehingga berdampak positif terhadap sikap sosial dan kompetensi pengetahuan PKn siswa. Sikap sosial dan kompetensi pengetahuan PKn siswa yang telah mencapai indikator keberhasilan diperoleh dengan adanya perbaikan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan setelah dievaluasi dan direfleksi pada masingmasing siklus. Setiap kendala yang ditemukan dicarikan solusi agar pelaksanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya dapat lebih baik. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa sikap sosial memperoleh ketercapaian sebesar 0% dengan nilai yang sering muncul atau modus yaitu C (cukup) dan kompetensi pengetahuan PKn memperoleh

8 ketercapaian sebesar 47,05%. Hal ini menandakan indikator keberhasilan belum tercapai, sehingga dilanjutkan ke siklus II. Belum tercapainya indikator keberhasilan tersebut disebabkan oleh beberapa kendala yang terjadi selama pelaksanaan siklus I diantaranya sikap sosial beberapa orang siswa masih kurang, ini terlihat saat salah satu siswa mengungkapkan pendapatnya sedangkan siswa yang lain ikut berbicara, siswa masih malu mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelompok maupun mengkomunikasikan hasil diskusi dan pada saat diskusi, terdapat sedikit kesulitan dalam membimbing kelompok secara bersamaan sehingga kelompok yang bertanya belakangan harus menunggu giliran untuk dibimbing. Untuk menindaklanjuti permasalahan yang muncul pada siklus I, dilakukan diskusi dengan guru mitra untuk mencari solusi perbaikan pelaksanaan tindakan yang dapat diterapkan pada siklus selanjutnya. Dari hasil diskusi, didapatkan beberapa solusi perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II, diantaranya dengan melakukan tindakan perbaikan seperti memberikan teguran kepada siswa yang tidak menghargai temannya saat berbicara, teguran dapat berupa teguran lisan maupun pengurangan nilai sikap, mendorong atau memancing siswa dalam bertanya untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan memberikan penghargaan berupa tambahan nilai, sehingga siswa termotivasi untuk bertanya dengan percaya diri, serta dengan meminta bantuan guru mitra atau guru kelas selain sebagai pengamat atau observer juga turut membantu dalam proses bimbingan, siswa dapat lebih cepat mendapatkan konfirmasi untuk pertanyaan yang diajukan. Adanya perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, menjadikan sikap sosial siswa dan kompetensi pengetahuan PKn siswa mengalami peningkatan, dimana sikap sosial siswa memperoleh ketercapaian sebesar 88,23% dengan nilai yang sering muncul atau modus yaitu SB (sangat baik) serta kompetensi pengetahuan PKn memperoleh ketercapaian sebesar 79,41%. Hal ini menandakan indikator keberhasilan sudah tercapai. Pada siklus II ini, secara umum tidak ada lagi kendala-kendala yang ditemui seperti pada pelaksanaan siklus I. Peningkatan yang dicapai pada siklus II ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Hal ini disebabkan karena siswa sudah terlatih dan terbiasa melaksanakan proses pembelajaran yang aktif dan kreatif serta membangun pengetahuannya sendiri. Dalam kegiatan diskusi siswa mampu bekerja sama dalam kelompoknya dan aktif bertanya maupun menyampaikan pendapat berdasarkan pertanyaan yang diajukan oleh guru maupun temannya. Siswa juga lebih cepat mencapai konfirmasi jawaban berdasarkan pertanyaan yang diajukan mengenai hal-hal yang kurang dipahaminya melalui bimbingan. Dalam proses pembelajaran, kemampuan siswa terus dikembangkan melalui penerapan saintifik dengan model pembelajaran discovery secara optimal. Hal ini juga dirangsang dengan pemberian penghargaan atau penguatan berupa poin atau nilai tambahan pada sikap sosial siswa. Berbagai upaya yang dilakukan dalam penerapan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran discovery dalam meningkatkan sikap sosial dan kompetensi pengetahuan PKn. Dan didukung dengan penelitian Dewi (2012) yang menyatakan bahwa dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA dengan model pembelajaran discovery pada siswa kelas VA SD No.2 Dalung Badung. Motivasi mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 80,11% tergolong pada kategori tinggi dan hasil belajar IPA terjadi peningkatan pada siklus II sebesar 81,38% berada pada kriteria tinggi. Serta didukung pula dengan penelitian Koriagung (2015) yang menyatakan mind mapping dalam pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar PKn dan pengetahuan faktual pada siswa kelas IV b SD Negeri 5 Tonja tahun ajaran 2014/2015. Hasil belajar PKn 8

9 mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 78,09% dikategorikan sedang dan pengetahuan faktual terjadi peningkatan pada siklus I sebesar 75,24% dengan kategori sedang. Serta Putrayasa (2014) menyatakan bahwa model pembelajaran discovery learning dan minat belajar berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa dimana terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model discovery learning dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran konvensional. Dan Wiweka (2014) menyatakan pembelajaran teknik klarifikasi nilai (TKN) melalui bermain peran berpengaruh terhadap sikap sosial dan hasil belajar PKn serta secara signifikan lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran discovery dapat meningkatan sikap sosial siswa kelas VA SD Negeri 5 Peguyangan. Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II, dimana peningkatan terjadi pada siklus II dengan ketercapaian sebesar 88,23% serta nilai yang sering muncul atau modus yaitu SB (sangat baik). Hal ini terlihat pada siklus I, dimana sikap sosial siswa memperoleh ketercapaian sebesar 0% serta nilai sering muncul atau modus yaitu C (cukup). Dan pada siklus II, sikap sosial siswa memperoleh ketercapaian sebesar 88,23% serta nilai yang sering muncul atau modus yaitu SB (sangat baik). Dengan demikian terjadi peningkatan sikap sosial siswa dari siklus I ke siklus II. Dan Penerapan pembelajaran discovery dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan PKn siswa kelas VA SD Negeri 5 Peguyangan. Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II, hal ini terlihat dari ketercapaian kompetensi pengetahuan PKn siswa pada siklus I mencapai 47,05%. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II ketercapaian kompetensi pengetahuan PKn siswa mencapai 79,41%. Dengan demikian kompetensi pengetahuan PKn siswa pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut yaitu untuk sekolah, pembelajaran discovery dapat dijadikan salah satu alternatif modifikasi pembelajaran dalam muatan materi PKn di sekolah dasar sebagai upaya meningkatkan sikap sosial dan kompetensi pengetahuan siswa. Untuk guru umumnya agar selalu mencari inovasi baru dalam pelaksanaan pembelajaran sebagai pembaharuan guna mencapai kualitas pembelajaran yang lebih optimal. Dan untuk peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian mengenai pembelajaran discovery pada muatan materi PKn maupun muatan materi lainnya, agar memperhatikan hambatan-hambatan yang dialami pada penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Agung, A.A. Gede Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Statistika Dasar untuk Pendidikan. Yogyakarta: CV Budi Utama. Arifin, Zainal Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Daryanto Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum Yogyakarta: Gava Media. Dewi, Ni Putu Eka Kesuma Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA dengan Model Pembelajaran Discovery Pada Siswa Kelas VA SD No. 2 Dalung Badung. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan 9

10 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha. Kemendikbud Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Jakarta: Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Koriagung, Putu Cahyani Penerapan Mind Mapping dalam Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn dan Pengetahuan Faktual Tema Cita- Citaku Pada Siswa Kelas IV b SD Negeri 5 Tonja. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha. Kunandar Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh. Jakarta: Rajawali Pers. Putrayasa, I Made Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha. Sanjaya, Wina Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Susanto, Ahmad Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group. Wiweka, I Wayan Eka Pengaruh Pembelajaran Teknik Klarifikasi Nilai (TKN) Melalui Bermain Peran Terhadap Sikap Sosial dan Hasil Belajar PKn. Tesis (tidak diterbitkan). Program Pasca Sarjana Undiksha, Universitas Pendidikan Ganesha. 10