PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS PENILAIAN PROYEK DAPAT MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN MATEMATIKA

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS PENILAIAN PROYEK DAPAT MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN MATEMATIKA Pande Nyoman Rudi Yuliana 1, Drs. I Wayan Wiarta, S.Pd, M.For 2, Drs. DB.Kt.Ngr.Semara Putra, S.Pd., M.For 3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,FIP 1,2,3 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia rudi.yuliana03@gmail.com, wayan.wiarta@yahoo.com, semaraputra@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatan motivasi belajar siswa melalui penerapan model Discovery Learning berbasis penilaian proyek. (2) meningkatan matematika melalui penerapan model Discovery Learning berbasis penilaian proyek. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IVA SDN 4 Ubung tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 45 orang, 20 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan. Data tentang penguasaan kompetensi pengetahuan matematika dikumpulkan dengan lembar observasi berupa rubrik penilaian, sedangkan data motivasi belajar dikumpulkan dengan kuesioner. Data dianalisis dengan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata matematika masih rendah 60.3 pada pra siklus yang tergolong kategori kurang baik, meningkat menjadi 74,8 pada siklus I yang tergolong kategori Sedang dan pada akhirnya dapat mencapai kriteria Tinggi menjadi 86,1 pada siklus II. Sementara rata-rata motivasi belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 76,4 pada siklus I yang tergolong kategori Sedang menjadi 84,5 pada siklus II dengan kategori Tinggi. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model Discovery Learning berbasis penilaian proyek dapat meningkatkan motivasi dan penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika kelas IVA SDN 4 Ubung tahun pelajaran 2015/2016. Kata Kunci: Discovery Learning, penilaian proyek, motivasi dan kompetensi pengetahuan matematika. ABSTRACT This study aims to (1) increase student motivation through the implementation of the model-based discovery learning project assessment. (2) increase competence mastery of mathematical knowledge through discovery-based learning model application project assessment. This research is a classroom action research conducted in two cycles. Subjects were students in grade IVA SDN 4 Ubung the school year 2015/2016 the number of students as many as 45 people, 20 male students and 25 female students. Data about the competence mastery of mathematical knowledge collected by the observation sheet in the form of an assessment rubric, while data collected by a questionnaire study motivation. Data was analyzed by quantitative descriptive analysis. The analysis showed that the average mastery of mathematical knowledge competence is still low 60.3 in pre-cycle are 1

2 classified as unfavorable category, rose to 74.8 in the first cycle are classified as category Medium and may eventually reach the criteria High became 86.1 in the second cycle. While the average student motivation also increased from 76.4 in the first cycle are classified as category Medium be 84.5 on the second cycle with the High category. From the results, it can be concluded that the application of the modelbased discovery learning project appraisal can increase motivation and mastery of knowledge Mathematical competence IVA grade SDN 4 Ubung the school year 2015/2016. Keywords: Discovery Learning, appraisal, motivation and competence of mathematical knowledge. PENDAHULUAN Di dalam sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan - perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan per-kembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan, sehingga di dalam pengajaran guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada. Pendidikan merupakan faktor penting dalam tatanan kehidupan suatu bangsa dan negara. Dengan sistem pendidikan yang baik akan dapat meningkatkan mutu pendidikan untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah dan lembagalembaga pendidikan. Usaha-usaha tersebut ditandai dengan adanya perubahan-perubahan kurikulum dan model-model pembelajaran yang dilakukan oleh para pengelola pendidikan maupun praktisi pendidikan. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional disusunlah suatu kurikulum, dalam perjalanannya kurikulum senantiasa mengalami pengembangan dan penyesuaian sesuai dengan kemajuan jaman (Sag ala, 2012: 230). Seperti kita ketahui bahwa pendidikan sebagai suatu sistem adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuannya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sekarang telah disempurnakan menjadi kurikulum 2013, penyempurnaan kurikulum tidak sekedar untuk memperbaiki kesalahan atau menyempurnakan kekurangan, tetapi juga mencoba hal-hal baru, yaitu hal-hal yang secara konseptual, prosedural, dan kualitatif berbeda dengan yang biasa digunakan. Inovasi tidak selalu berkenaan dengan sesuatu yang asing. Dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran dipayungi oleh sebuah tema yang mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga pemisahan antar mata pelajaran tidak terlalu jelas terlihat. Kurikulum 2013 pembelajaran dilaksanakan memalui Pendekatan Saintifik untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, 2

3 memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tigak tergantung pada informasi searah dari guru. Penerapan pendekatan Saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan seperti mengamati, menanya, menalar, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan atau mendemontrasikan.dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru sangat diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa. Oleh karena itu kondisi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Saintifik diharapkan dapat mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. (Daryanto, 2014:51) Berdasarkan uraian tersebut salah satu model atau metode pembelajaran yang sesuai dengan hal-hal di atas adalah model atau metode pembelajaran berbasis Proyek (project based learning). Menurut Jihad dan Haris (2013:109), Penilaian Proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian Proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas. Penilaian Proyek dapat digunakan untuk memahami pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan, dan kemampuan menginformasikan (berkomunikasi) peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas (Rahmawati dan Sunarti, 2014:42) Berdasarkan hasil obeservasi dan wawancara selama melaksanakan PPL- Real di SD N 4 Ubung ditemukan skor sikap (motivasi belajar) dari 45 siswa sebagai berikut: siswa yang mendapatkan nilai (Sangat Tingi) adalah 5 orang, nilai (Tinggi) adalah 12 orang, nilai (Sedang) adalah 8 orang dan nilai (Rendah) adalah 20 orang. Dan skor nilai penguasaan kompetensi pengetahuan matematika sebagai berikut: siswa yang mendapatkan nilai A (Sangat Tingi) adalah 2 orang, nilai (Tinggi) adalah 3 orang, nilai (Sedang) adalah 5 orang dan nilai (Rendah) adalah 34 orang. Dari skor nilai yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kurangnya minat siswa dalam mempelajari pelajaran Matematika. Banyaknya siswa beranggapan bahwa pelajaran matematika tersebut sangat susah dan banyak menghafal rumus-rumus dan menghitung bilangan diluar kemampuan siswa. Itu disebabkan rendahnya motivasi yang diberikan oleh guru. Dan matematika rata-rata siswa mendapatkan nilai minimal (Rendah). METODE Subjek dalam Penelitian Tindakan ini adalah siswa kelas IVA SD N 4 Ubung, Denpasar Utara tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 45 orang, terdiri dari 25 siswa perempuan dan 20 siswa laki-laki. Objek penelitian ini adalah sebagai berikut. Motivasi dan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Matematika siswa kelas IVA SD N 4 Ubung, Denpasar Utara melalui Penerapan Model Discopery Learning berbasis penilaian Proyek. Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas. Untuk penelitian ini dirancang dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan, pertemuan pertama 3

4 melaksanakan kegiatan pembelajaran dan pertemuan kedua yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran serta melakukan pengamilan data hasil motivasi belajar siswa melali angket motivasi danpengambilan data hasil belajar Maematika melalui rubrik penilaian. Siklus I akan dilaksanakan pada Sub tema 1 dan Siklus II akan silaksanakan pada sub tema 2. Model yang digunakan pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini yaitu model kurt Lewin. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan; (3) observasi dan (4) refleksi Sesuai dengan permasalahan yang muncul pada pra siklus, maka rencana yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah sebagai berikut. 1) Peneliti mensosialisasikan mengenai Model Discovery Learning dengan penilaian Proyek kepada guru kelas IVA SD N 4 Ubung. 2) Peneliti menganalisis kurikulum untuk menentukan kompetensi inti (KI), ko mpetensi dasar (KD), dan indikator yang harus dikuasai oleh siswa kelas IVA SD N 4 Ubung tahun Pelajaran 2015/ )Peneliti menyusun skenario pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 3)Menyiapkan media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi Matematika. Tahap kegiatan yang dilakukan yaitu melaksanakan skenario pendekatan saintifik yang telah direncanakan. Secara garis besarnya, tahapan pelaksanaan pendekatan saintifik dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:1)mengamati, 2)Menanya, 3)Menalar, 4)Mengasosiasikan, 5)Mengomunikasikan. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu: 1) metode kuisioner/angket dan 2) metode tes. Kedua metode tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mengenai Motivasi Belajar dan matematika. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan non tes. Metode kuesioner merupakan cara memperoleh atau mengumpulkan data dengan mengirimkan suatu daftar pertanyaan/ pernyataan pernyataan kepada responden atau subjek penelitian (Agung, 2011:64). Menurut Sukardi (2008:76) kuesioner sering disebut sebagai angket dimana dalam kuesioner terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi di lapangan. Maksud dari responden dalam penelitian ini adalah siswa. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kuesioner (angket) merupakan daftar pertanyaan tertulis mengenai masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden (siswa) untuk memperoleh informasi. Dalam penelitian ini, digunakan kuesioner (angket) dengan item tertutup. Artinya peneliti menyediakan beberapa alternatif jawaban pada kolom yang tersedia dan responden tinggal memilih dari jawaban yang ada yang paling mendekati pilihan responden. Tujuan penggunaan kuesioner dalam kegiatan pembelajaran menurut Sudjana (2013:72) adalah : 1) untuk memperoleh data mengenai latar belakang siswa sebagai bahan dalam menganalisis tingkah laku hasil dan proses belajarnya, 2) untuk memperoleh data mengenai hasil belajar yang dicapainya dan proses belajar yang ditempuhnya, 3) untuk memperoleh data sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan program belajar mengajar. Metode kuesioner ini 4

5 digunakan untuk mengumpulkan data tentang Motivasi belajar.metode tes dalam kaitannya dengan penelitia ialah cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas yang dilakukan atau dikerjakan oleh seorang atau sekelompok orang yang di tes, dan dari tes tersebut dapat menghasilkan suatu data berupa skor (data interval) (Agung, 2011:66). Menurut Arikunto (2013:67) menyatakan tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang telah ditentukan.tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk esai. Tes ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang penguasaan kompetensi pengetahuan matematika. Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini menggunakan instrumen. Instrumen penelitaian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamat (Sugiyono, 2014 : 148) Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang Motivasi Belajar dan matematika siswa kelas IVA SD N 4 Ubung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa butir butir tes berbentuk tes esai. Instrumen berupa kuesioner untuk Motivasi Belajar siswa dan tes esay ini digunakan untuk mengukur penguasaan kompetensi pengetahuan matematika.penilaian Motivasi Belajar menggunakan koesioner yang terdiri dari dua jenis pernyataan yaitu pernyataan negatif dan pernyataan positif. Skala sikap yang digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu yang hasilnya berupa kategori sikap mendukung atau menolak (Sudjana, 2013: 80). Setiap pernyataan terdapat empat pilihan jawaban, yaitu Sangan Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (ST), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Penguasaan kompetensi pengetahuan matematika siswa diukur dengan menggunakan metode tes. Bentuk tes yang digunakan adalah tes esai. Tes esai adalah suatu bentuk tes yang berupa uraian terdiri dari pertanyaan atau suruhan yang menghendaki jawaban yang berupa uraian yang relatif panjang. Uji validitas isi dilakukan dengan cara menyesuaikan komponen dalam kuesioner dengan indikator, kompetensi dasar, dan kompetensi inti, uji validitas isi ini dilakukan dengan membuat kisi kisi lembar kuesioner dan pengujian validitas isi ini dilakukan dengan mengkonsultasikan kepada guru kelas IVA di SD N 4 Ubung dan mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing. Uji validitas ini dilakukan dengan cara menyesuaikan butir tes dengan indikator, kompetensi dasar, dan kompetensi inti. Validitas isi ini dilakukan dengan cara membuat kisi-kisi soal dan uji validitas isi. Purwanto (2013 : 120) menyatakan bahwa, validitas isi adalah pengujian validitas yang dilakukan atas isinya untuk memastikan bahwa tes penguasaan kompetensi sesuai dengan suatu keadaan yang diukur yaitu penguasaan kompetensipengetahuan matematika. Pengujian validitas isi ini dilakukan dengan mengonsultasikan kepada guru kelas IVA di SD N 4 Ubung dan mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing sekaligus pengampu mata kuliah Matematika. Dalam penelitian ini menggunakan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Metode analisis deskriptif kuantitatif merupakan suatu cara pengolahan data yang digunakan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angkaangka dan atau persentase, mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung, 2011 : 67). Metode ini digunakan untuk menentukan tinggi rendahnya Motivasi Belajardan penguasan kompetensi pengetahuan matematika siswa yang 5

6 dikonversikan ke dalam penilaian sesuai dengan kurikulum Adapun langkah langkah yang dilakukan untuk menganalisis data Motivasi Belajar siswa, sebagai berikut. Mengumpulkan dan mengkaji data ketinggian belajar siswa yang dilaksanakan melalui kuesioner. Sebagai tolak ukur keberhasilan dalam penelitian ini, maka ditetapkan indikator keberhasilan sebagai berikut. 1)Penelitian ini dikatakan berhasil jika skor rata rata sikap (motivasi belajar) minimal berada pada predikat Sedang. Minimal 75%. 2) Penelitian ini dikatakan berhasil jika skor rata rata matematika siswa minimal berada pada predikat Sedang. Minimal 75%. Jika presentase rata-rata Motivasi siswa minimal 75%, berada pada kreteria Sedang serta persentase rata-rata Matematika minimal 75%, maka Penerapan Model Discovery Learning Berbasis Penilaian Proyek Untuk Meningkatkan Motivasi dan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Matematikan Siswa Kelas IVA SD N 4 Ubung Tahun Pelajaran 2015/2016 dianggap berhasil dan tindakan dikatakan cukup efektif untuk meningkatkan Motivasi dan Matematika. Dengan demikian penelitian dapat diakhiri. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, jika salah satu indikator keberhasilan belum tercapai, maka dilakukan perbaikan/penyempurnaan pada tahap (siklus) berikutnya. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari pada siswa kelas IVA SD N 4 Ubung, Denpasar Utara dengan jumlah siswa sebanyak 45 orang, yaitu siswa lakilaki berjumlah 20 orang dan siswa perempuan berjumlah 25 orang. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum dilaksanakan penelitian, terlebih dahulu dicatat keadaan kelas untuk dapat dilihat peningkatannya dengan keadaan setelah dilakukan penelitian. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa terdapat masalah mengenai motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika masih rendah. Adapun hasil belajar penguasaan komopetensi pengetahuan Matematika siswa yang tercatat yang dilaksanakan oleh guru kelas IVA sebelum penelitian atau pra siklus PTK didapat hasil sebagai berikut. Skor rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan matematika pra siklus 60.3%. Ketuntasan klasikal matematika pra siklus 65%. Data ini selanjutnya menjadi refleksi awal untuk memperbaiki proses pembelajaran melalui PTK secara bersiklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data Motivasi belajar siswa pada siklus I diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh peneliti pada setiap pembelajaran dan dianalisis nilai secara individu. Berdasarakan hasil data Motivasi secara individu pada Siklus I, selanjutnya dianalisis sebagai berikut. Data motivasi belajar selanjutnya dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif kuantitatif yaitu menghitung mean (M) serta menentukan ketuntasan klasikal dengan dikonfersikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) Skala 5. Berdasarakan hasil data Motivasi secara individu pada Siklus I, selanjutnya dianalisis sebagai berikut. Rata-rata motivasi pada siklus I sebesar 76,4, median = 75.2, modus 73.3 dan ketuntasan klasikal 86.6% 6

7 Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Matematika Motivasi siklus 1 titik tengah Axis Title ti Gambar 1. Gambar Grafik Poligon Motivasi Siklus 1 Berdasarakan hasil analisis persentase rata-rata Motivasi pada Siklus I diperoleh 76.4%, ketuntasan klasikal 86.6% dengan 37 siswa yang tuntas dari 45 siswa. Jika dikonversikan ke dalam tabel pedoman konversi PAP skala lima tentang Motivasi. maka persentase Motivasi siswa pada Siklus I berada pada dengan kriteria Sedang. Data mengenai penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika didapatkan melalui metode tes dalam bentuk esay, yang dilaksanakan pada akhir Siklus I. Tes penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun dengan jumlah soal sebanyak 5 butir.sebelum mengolah data secara klasikal, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis secara individu. Hasil data penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika secara individu pada siklus I. Data hasil belajar dari kemampuan kompetensi pengetahuan Matematika selanjutnya dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif kuantitatif yaitu menghitung mean (M) serta menentukan ketuntasan klasikal dengan dikonfersikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) Skala lima. Berdasarakan hasil data Motivasi secara individu pada Siklus I, selanjutnya dianalisis sebagai berikut. Rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan matematika pada siklus I adalah 74.8, median = 71.0, modus = 70.7 dan ketuntasan klasikal 46.6% Gambar 2. Gambar Grafik Poligon Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Matematika Siklus 1 Berdasarkan hasil analisis mengenai penguasaan kompetensi pengetahuan pada siklus I, diperoleh rata-rata Hasil Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Matematika dengan penilaian PAP skala lima adalah 74.8, ketuntasan klasikal diperoleh 46.6%, dengan 21 siswa yang tuntas dari 45 siswa. Karena hasil analisis data dari Siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, maka dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran discovery berbasis penilaian proyek pada Siklus I belum tuntas sehingga dilanjutkan pada Siklus II. Pelaksanaan pada siklus II didasarkan atas hasil refleksi pada siklus I, untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I. Peneliti bersama guru kelas IVA mendiskusikan perbaikan tindakan untuk selanjutnya diterapkan pada siklus II. Untuk siklus II tetap melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data Motivasi belajar siswa pada siklus II diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh peneliti pada setiap pembelajaran dan dianalisis nilai secara individu. Berdasarakan hasil data Motivasi secara individu pada Siklus II, selanjutnya dianalisis sebagai berikut. Data hasil belajar dari kemampuan kompetensi pengetahuan Matematika selanjutnya dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif kuantitatif yaitu menghitung mean (M) serta menentukan 7

8 ketuntasan klasikal dengan dikonfersikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) Skala 5. Berdasarakan hasil data Motivasi secara individu pada Siklus II. Data motivasi pada siklus II diperoleh sebagai berikut, mean = 84.5, median = 86.5, modus = 87.9 dan ketuntasan klasikal 95.5% Motivasi Siklus II titik tengah Gambar 3. Gambar Grafik Poligon Motivasi Siklus 2 Berdasarakan hasil analisis persentase rata-rata Motivasi pada Siklus II diperoleh 84.5, ketuntasan klasikal 95.5% dengan 42 siswa yang tuntas dari 45 siswa. Jika dikonversikan ke dalam tabel pedoman konversi PAP skala lima tentang Motivasi. maka persentase motivasi siswa pada Siklus II berada pada dengan kriteria Tinggi. Data mengenai penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika didapatkan melalui metode tes dalam bentuk esay, yang dilaksanakan pada akhir Siklus II. Tes penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun, dengan jumlah soal sebanyak 5 butir, Sebelum mengolah data penguasaan kompetensi pengetahuan secara klasikal, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis secara individu. Hasil data Matematika secara individu pada siklus II Data hasil belajar dari kemampuan kompetensi pengetahuan Matematika selanjutnya dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif kuantitatif yaitu menghitung mean (M) serta menentukan ketuntasan klasikal dengan dikonfersikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) Skala lima. Berdasarakan hasil data Penguasaan Kompetensi pengetahuan matematika secara individu pada Siklus II, Data yang diperoleh sebagai berikut, mean = median = 88.4, modus = 90.4 dan ketuntasan klasikal = 88.8% Penguasaan Kompetensi pengetahuan Matematika titik tengah Gambar 4. Gambar Grafik Poligon Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Matematika Siklus 2 Berdasarkan hasil analisis mengenai penguasaan kompetensi pengetahuan pada siklus II, diperoleh rata-rata Hasil Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Matematika dengan penilaian PAP skala lima adalah 86.1 berada pada skor (Tinggi), ketuntasan klasikal diperoleh 88.8%, dengan 40 siswa yang tuntas dari 45 siswa. Karena hasil analisis data dari Siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, maka dapat dikatakan bahwa penerapan model Discovery Learning berbasis penilaian proyek pada Siklus II Berhasil, maka penelitian ini sudah dapat dihentikan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan penerapan model discovery learning berbasis penilaian proyek menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada Motivasi dan Matematika tema cita - citaku siswa kela IVA SD N 4 Ubung. Secara umum penelitian yang dilakukan sudah 8

9 dikatakan berhasil karena sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I persentase rata-rata Motivasi siswa mencapai 76.4% yang berada pada kriteria Sedang dan menjadi 84.5% yang tergolong kriteria Tinggi pada siklus II, mengalami peningkatan sebesar 8.1%. Ketuntasan klasikal Motivasi siswa pada Siklus I sudah termasuk berhasil karena sudah mencapai ketuntasan klasikal minimal 75%. namun masih ada beberapa siswa yang belum tuntas. Data ketuntasan klasikal siklus I menunjukkan bahwa dari 45 siswa sudah 39 siswa yang tuntas yaitu mencapai 86.6% sedangkan pada siklus II menunjukkan peningkatan menjadi 95.5%, dimana 43 siswa sudah tuntas, mengalami peningkatan sebesar 8.9%. Penerapan model pembelajaran Discovery berbasis penilaian proyek mengarahkan siswa untuk Tinggi dan berinteraksi bersama kelompok melalui penemuan atau percobaan. Persentase rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika siswa mengalami peningkatan dari 74,8% menjadi 86.1% pada siklus II i peningkatannya sebesar 11.3%. Ketuntasan klasikal pada siklus I sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan yakni siswa memperoleh skor ketuntasan belajar 2,85. Data ketuntasan klasikal siklus I menunjukkan bahwa dari 45 siswa sudah 21 siswa yang tuntas mencapai 46.6% sedangkan pada siklus II menunjukkan peningkatan menjadi 88.8%,mengalami peningkatan sebesar 42.2% dan 40 siswa sudah tuntas memenuhi skor ketuntasan belajar. Karena sudah mencapai ketuntasan klasikal minimal 75%. Mencermati peningkatan yang terjadi baik ditinjau dari Motivasi dan penguasaan kompetensi pengetahuan dengan penerapan model discovery learning berbasi penilaian proyekmemberikan kemajuan yang positif untuk peningkatan keberhasilan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang baik. Model discovery learning berbasi penilaian proyek dapat meningkatkan Motivasi dan Matematika karena pembentukan kelompok secara heterogen memungkinkan siswa untuk bertukar ide maupun pendapat sehingga siswa yang lebih mampu dapat membantu siswa yang kurang dalam memahami suatu muatan materi. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pembahasan penelitian sebelumnya, maka dapat disimpulkan dari penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut.penerapan model discovery learning berbasis penilaian proyek pada muatan materi Matematika secara efektif dapat meningkatkan Motivasi belajar siswa pada tema cita-citaku siswa kelas IVA SD N 4 Ubung. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata Motivasi pada siklus I mencapai 76.4 berada pada kriteria Sedang dan ketuntasan klasikal 86.6% dan nilai rata-rata Motivasi pada siklus II mencapai 84.5 berada pada kriteria Tinggi dan ketuntasan klasikal 95.5%. penelitian ini dikatakan berhasil karena sudah mencapai ketuntasan klasikal minimal 75%. Hal ini berarti, bahwa model discovery learning berbasi penilaian proyek sangat baik diterapkan untuk meningkatkan Motivasi belajar siswa. Penerapan model discovery learning berbasi penilaian proyek pada muatan materi Matematika secara efektif dapat meningkatkan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Matematika pada tema cita-citaku siswa kelas IVA SD N 4 Ubung. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika mengalami peningkatan sebesar 8.1, terlihat pada siklus I mencapai 74.8, dari 45 siswa sudah 21 siswa memenuhi kriteria ketuntasan belajar, ketuntasan klasikalnya 46.6% dan nilai rata-rata 9

10 Matematika pada siklus II mencapai 88.8, dari 45 siswa sudah 40 siswa memenuhi kriteria ketuntasan belajar dan krtuntasan klasikalnya 88.8% mengalami peningktan sebesar 42%, penelitian ini dinyatakan berhasil karena sudah mencapai ketuntasan klasikal minimal 75%. Hal ini berarti, bahwa model discovery learning berbasi penilaian proyek sangat baik diterapkan untuk meningkatkan Matematika. Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat disampaikan, sebagai berikut. Bagi Guru. Disarankan kepada guru-guru dapat menerapkan model discovery learning berbasis penilaian proyek dalam muatan materi lainnya, karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan Motivasi dan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa. Bagi Sekolah. Diharapkan kepada Kepala Sekolah untuk selanjutnya lebih menambah variasi media pembelajaran, seperti memanfaatkan media lingkungan sekolah dalam proses pembelajaran agar lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menambah wawasan pengetahuan siswa dan memotivasi siswa lebih Aktif mengikuti proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Agung, A.A. Gede Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Undiksha Singaraja. Arikunto, Suharsimi Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Daryanto Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Yogyakarta: Gava Media Depdikbud Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan republic Indonesia Nomor 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.Tersedia pada akhmadsudrajat.files.wordpress.com (diakses pada tanggal 19 Desember 2015) Haris dan Jihad Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo Iskandar Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. GP Press Group Kosasih Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum Bandung: Yrama Widya Kunandar Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Raja Grafindo Persada Kurniasih, Imas dan Berlin Sani Sukses Mengimplementasikan Kurikulum Bandung: Bumi Aksara Purwanto Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudjana, Nana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta. Uno, Hamzah Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. 10