PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

Transkripsi

1 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA Pt Desy Lestari 1, I Kt Ardana 2, I Kt Adnyana Putra 3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia desy_putu_lestari@ymail.com 1, ketut_ardana55@yahoo.com 2 adnyana.putra54@gmail.com 3 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan melalui penerapan pendekatan saintifik berbantuan model pembelajaran sains teknologi masyarakat siswa kelas VA SD Negeri 2 Padangsambian. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA SD Negeri 2 Padangsambian Tahun ajaran 2015/2016, sebanyak 40 orang siswa yang terdiri dari 25 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode tes berbentuk objektif pilihan ganda biasa yang berjumlah 30 soal. Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil data penelitian pada siklus I menunjukkan perolehan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 47,5% memperoleh nilai antara 76-96,6 dengan predikat (B+ sampai A), mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 80% memperoleh nilai antara dengan predikat (B+ sampai A) dan terjadi peningkatan antara siklus I dengan siklus II sebesar 32,5%. Dengan demikian disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik berbantuan model dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas VA SD Negeri 2 Padangsambian Tahun Ajaran 2015/2016. Kata-kata kunci : saintifik, sains teknologi masyarakat, IPA Abstract This research was done purposely to raise the competency of SD Negeri 2 Padangsambian students Natural Sciences (IPA) knowledge by using Community Technology Sciences teaching model supported scientific approach. The research is a Classes Actions Research (PTK) done in two action cycles. The subjects are 40 class VA students of the aforementioned school consisted of 25 male and 15 female students, Class Year of 2015/2016. Data collected through the means of multiple choice test answering method consisted of 30 question. Furthermore, the data were analyzed using descriptive statistical analysis and quantitative,descriptive analysis method. The results of the research shows achievement in the first cycle of mastery learning knowledge learning competency and mastery in classical IPA 47,5% scored between 76 to 96,6 with predicate (B+ until A),increased in the second cycle bye 80% received grades between 76 to 100 with predicate (B+ until A) and an increase between the first cycle to the second cycle by 32,5%. Thus concluded thay the application of a scientific apporoach to science learning techonoly- aided model of society can improve the mastery the knowledge learning competency and mastery of the A class IPA 5 th graders of SD 2 Negeri Padangsambian. Keywords: scientific approach, community technology sciences, natural science. 1

2 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan aset yang paling berharga bagi bangsa. Itulah sebabnya proses pendidikan dapat berjalan secara optimal dan berkualiatas. Karena pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi masyarakat. Sesuai dengan Undang- undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Hasbullah, 2011:305). Di Indonesia, Kurikulum selalu mengalami penyempurnaan seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan pendidikan. Melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 2013 mengimplementasikan kurikulum baru sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya. Penyempurnaan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional untuk mewujudkan masyarakat yang mampu dan dapat bersaing di era globalisasi ini dengan menyesuaikan diri terhadap perubahan yang ada disekitarnya agar terbentuknya generasi yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif. Pada kurikulum 2013, dalam proses pembelajarannya menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapantahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Kurniasih, Imas dan Berlin, 2014:29). Pendekatan saintifik memiliki lima komponen yaitu, mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan informasi, menalar/asosiasi, dan mengkomunikasikan. Kelima komponen ini terdapat dalam suatu rencana pembelajaran tematik di SD pada kelas yang sudah menggunakan tematik integratif seperti kelas I, II, III, IV, V dan VI. Tematik integratif merupakan susunan beberapa mata pelajaran yang dikemas dalam satu pelajaran tematik. Menurut Endah, Loeloek dan Sofan Amri (2013: 79), struktur kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran yang dapat dikemas diantaranya Pendidikan agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), SBdP (Seni Budaya dan Keterampilan), muatan lokal dan pengembangan diri. Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara dengan guru wali kelas yaitu Setyawan dan siswa SD Negeri 2 Padangsambian yang telah dilakukan pada tanggal 26 November 2015 di SD Negeri 2 Padangsambian, khususnya dalam pelaksanaan muatan materi pembelajaran IPA di kelas VA diperoleh data untuk siswa dengan nilai akhir dari 40 siswa yaitu terdapat 5 siswa yang memperoleh nilai antara dengan predikat (A), 11 siswa memperoleh nilai antara dengan predikat (B+), 17 siswa memperoleh nilai antara dengan predikat (B), dan 7 siswa memperoleh nilai 70 dengan predikat (B-).Nilai tersebut berdasarkan nilai ulangan umum semester I. Dengan demikian dari permasalahan yang telah dipaparkan, siswa kelas VA SD Negeri 2 Padangsambian perlu ditingkatkan sehingga membantu siswa untuk mencapai penguasaan kompetensi yang optimal dan upaya yang dilakukan dalam proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik berbantuan model pembelajaran. Dari hasil data yang didapat, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan kompetensi 2

3 pengetahuan IPA melalui penerapan pendekatan saintifik berbantuan model siswa kelas VA SD Negeri 2 Padangsambian. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu model yang dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA pada siswa kelas VA. Menurut Putra (2013: ), Model adalah suatu strategi pembelajaran yang memadukan pemahaman dan pemanfaatan sains, teknologi dan masyarakat, dengan tujuan agar konsep sains dapat diaplikasikan melalui keterampilan yang bermanfaat bagi siswa dan masyarakat. Menurut Putra, (2013: ), ada beberapa kelebihan model pembelajaran sains teknologi masyarakat sebagai berikut. meningkatkan keterampilan inkuiri dan pemecahan masalah, selain keterampilan proses, menekankan cara belajar yaang baik, yang mencangkup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, menekannkan sains dalam keterpaduan antarbidang studi, menyadarkan guru bahwa kadang dirinya tidak selalu berfungsi sebagai sumber informasi, dan mempunyai pandangan yang luas mengenai sains, menekankan keberhasilan siswa, adanya hubungan antara tujuan, proses, dan hasil belajar. Dari keunggulan tersebut jika dipadukan maka pendekatan saintifik berbantuan model pembelajaran sains teknologi masyarakat merupakan suatu proses pembelajaran dengan memadukan model pembelajaran yang lebih menekankan kepada siswa melalui kreativitas dan temuan temuan siswa yang berawal dari isu isu sentral yang ada di sekitar siswa dan digali sendiri oleh siswa dengan menggunakan pemahaman dan pemanfaatan sains, teknologi dan masyarakat yang dilakukan secara ilmiah dapat bermanfaat bagi siswa dan masyarakat pada kehidupan sehari hari. Dengan menerapkan pendekatan saintifik berbantuan model pembelajaran sains teknologi masyarakat maka siswa tidak hanya belajar mengenai konsep - konsep saja tetapi lebih kepada dapat mengaplikasikan konsep konsep tersebut dalam kehidupan. Karena jika siswa memahami manfaat dari apa yang dipelajarinya, maka siswa akan lebih serius dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa dan proses pembelajaran di kelas dapat lebih optimal. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Armini (2013) yang menggunakan pengaruh model dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus III Kecamatan Kuta Selatan Badung. Hasil analisis data menunjukkan bahwa perubahan yang signifikan terhadap hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran sains teknologi berkategori positif. Penelitian lain juga dilakukan oleh Sudastri (2014) yang menggunakan pengaruh model sains teknologi masyarakat terhadap hasil belajar IPA ditinjau dari motivasi berprestasi siswa kelas V Gugus Yudistira sekecamatan Utara Negara. Hasil analisis data menunjukkan bahwa perubahan yang signifikan terhadap hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran sains teknologi berkategori positif dengan yang mengikuti pembelajaran konvensional. Berdasarkan hal tersebut, maka dengan melaksanakan model pembelajaran sains teknologi masyarakat memberikan pengaruh yang positif terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan siswa dalam melakukan penerapan pendekatan saintifik berbantuan model khususnya pada muatan materi pembelajaran IPA siswa kelas VA SD Negeri 2 Padangsambian. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Agung (2010:3), PTK (penelitian tindakan kelas) adalah suatu bentuk penelitian yang 3

4 bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktekpraktek pembelajaran di kelas secara lebih professional. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Siswa kelas VA SD Negeri 2 Padangsambian Tahun Ajaran 2015/2016, dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang, yang terdiri dari 25 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Siklus penelitian tindakan kelas ini menggunakan siklus dari Komaidi dan Wahyu (2011:56) yang dilaksanakan dalam dalam 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari Lima tahapan. Lima tahapan yang dilalui, yaitu penetapan masalah, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Desain penelitian ni dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1.Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Komaidi dan Wahyu, 2011:56) Pada penetapan fokus permasalahan yakni dengan melakukan observasi secara langsung ke SD Negeri 2 Padangsambian dengan melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru wali kelas serta mencari data tentang permasalahan yang terdapat di SD tersebut. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, bahwa dari hasil data nilai ulangan umum yang didapat menunjukkan penguasaan kompetensi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, bahwa dari hasil data nilai ulangan umum yang didapat menunjukkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas VA perlu ditingkatkan, maka dilakukan penelitian dengan memberikan tindakan agar siswa dapat meningkat. Pada tahap perencanaan ditentukan materi pembelajaran yang dikonsultasikan dengan guru wali kelas VA SD Negeri 2 Padangasambian. Dalam melakukan suatu rencana, persiapan yang dapat dilakukan yaitu, menganalisis kurikulum untuk menentukan KI, KD dan indikator dan materi yang akan digunakan dalam pembelajaran, menyusun kisi-kisi dan tes akhir siklus I dan siklus II penguasaan kompetensi pengetahuan IPA dengan menyesuaikan indikator kisi-kisi soal dengan muatan materi pelajaran IPA di pembelajaran 1, 2 dan 5 yang ada di subtema 1 dan subtema 2 pada tema Sejarah Peradaban Indonesia di kelas V, melakukan uji validitas soal dengan dosen IPA yang sekaligus pembimbing dan guru kelas VA SD Negeri 2 Padangsambian, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilengkapi dengan evaluasi berupa tes dan LKS, menyiapkan media konkret dan semi konkret untuk membantu pemahaman siswa dalam proses pembelajaran yang disesuaikan dengan buku guru dan buku siswa, buku penunjang lainnya seperti buku cakra disesuaikan dengan materi yang dijelaskan di setiap pembelajaran subtema 1 dan subtema 2, pada tema Sejarah Peradaban Indonesia, serta membuat jadwal rencana pelaksaan tindakan yang terdiri dari 3 kali pertemuan dan 1 kali evaluasi di akhir siklus. Pada tahap pelaksanaan tindakan di siklus I pelaksanaan proses pembelajaran disesuaikan dengan RPP yang telah dibuat menggunakan pendekatan saintifik. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran disesuaikan dengan pendekatan saintifik berbantuan model pembelajaran sains teknologi masyarakat. Pada tahapan pengamatan dilakukan yang dilakukan bersama guru wali kelas VA dengan mencatat masalah-masalah serta kemajuan belajar siswa selama proses pelaksanaan tindakan yang diberikan di kelas VA SD Negeri 2 Padangsambian. 4

5 Selanjutnya pada tahapan refleksi dilakukan untuk merenungkan dan mengkaji hasil tindakan pada siklus I mengenai penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa. Peneliti bersama guru kelas mengadakan diskusi untuk membahas hasil observasi dan evaluasi pembelajaran pada siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk melihat kelemahankelemahan dan keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai selama satu siklus tindakan serta menentukan langkahlangkah perbaikan untuk siklus berikutnya. Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I ditemukan beberapa permasalahan yang menyebabkan belum tercapainya indikator keberhasilan pada penelitian ini. Sehingga penelitian dilanjutkan dengan memberikan tindakan siklus II dan mencari cara agar permasalahan yang menjadi penyebab dapat terselesaikan serta mencapai indikator keberhasilan. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang penguasaaan kompetensi pengetahuan IPA. Data tentang penguasaaan kompetensi pengetahuan IPA dapat dikumpulkan dengan menggunakan instrumen pengumpulan data. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penguasaaan kompetensi pengetahuan IPA dengan menggunakan metode tes berbentuk objektif pilihan ganda biasa yang berjumlah 30 soal.selanjutnya data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif. Menurut (Agung, 2012:66), Metode tes dalam kaitannya dengan penelitian adalah cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas yang dilakukan dan dikerjakan oleh seorang atau sekelompok orang yang dites (testee), dan dari tes tersebut dapat menghasilkan suatu data berupa skor (data interval). Menurut Agung (2011:34) butir soal pilihan ganda merupakan suatu butir soal yang afektif jawabannya lebih dari dua. Soal tes berbentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.tes ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang yang diterapkan setiap akhir siklus. Sedangkan instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun fenomena sosial yang diamati (Sugiyono, 2014:148). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa butir-butir tes atau pertanyaan berbentuk tes objektif. Instrumen berupa butir-butir tes atau pertanyaan tes berbentuk objektif pilihan ganda biasa ini digunakan untuk mengukur yang diterapkan setiap akhir siklus. Tes objektif yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat tes yang baik yaitu memenuhi validitas isi (content validity). Menurut Sugiyono (2014:182), untuk instrumen yang berbentuk tes, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan. Uji validitas isi dilakukan dengan cara menyesuaikan butir tes dengan indikator, kompetensi dasar dan kompetensi inti. Uji validitas isi ini dilakukan dengan membuat blue print atau kisi-kisi. Pengujian validitas isi ini dapat dilakukan dengan mengkonsultasikan kepada guru kelas V di SD Negeri 2 Padangsambian atau mengkonsultasikan dengan dosen IPA di lingkungan kampus Undiksha. Metode analisis data digunakan setelah data penelitian terkumpul. Dalam penelitian ini, Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif (Agung, 2014:144). Metode analisis statistik deskriptif adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan cara menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi, grafik, angka rata-rata (Mean), median (Me), dan modus (Mo) untuk menggambarkan keadaan suatu objek tertentu sehingga diperoleh kesimpulan umum Agung (2014:110). Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data penguasaaan kompetensi pengetahuan IPA menggunakan metode analisis statitik deskriptif adalah sebagai berikut. Menentukan nilai masing-masing siswa, menyusun tabel distribusi frekuensi, 5

6 membuat tabel distribusi frekuensi, menghitung Rata-Rata (Mean), menghitung Median (Me) menghitung Modus(M), menghitung modus data yang telah disusun ke dalam tabel distribusi frekuensi tunggal dapat dihitung dengan cara menghitung secara satu per satu skor-skor yang ada kemudian menghitung skor tertinggi dari yang ada atau skor yang paling banyak frekuensinya (paling banyak muncul) sehingga skor yang paling banyak muncul merupakan modus (Agung, 2016:44). Selanjutnya hasil data penguasaan kompetensi pengetahuan IPA disajikan ke dalam Grafik Poligon dan Menentukan Letak Mean Median Modus Dalam Kurva. Dan menghitung ketuntasan belajar secara klasikal. Sedangkan metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau presentase, menganai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung, 2012:67). Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data penguasaaan kompetensi pengetahuan IPA menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif adalah sebagai berikut. Tabel 1. Konversi Skor Penguasaan Kompentensi Pengetahuan IPA Konversi Nilai Akhir Nilai 100 Skala 4 Predikat (Pengetahuan) ,85-4,00 A ,51 3,84 A ,18 3,50 B ,85 3,17 B ,51 2,84 B ,18 2,50 C ,85 2,17 C ,51 1,84 C ,18 1,50 D ,00 1,17 D- (Sumber: Dimodifikasi dari Lampiran Permendikbud 104 Tahun 2014) HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian iniyang menjadi subyek penelitian adalah Siswa kelas VA SD Negeri 2 Padangsambian Tahun Ajaran 2015/2016, dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang, yang terdiri dari 25 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Siklus penelitian tindakan kelas ini menggunakan siklus dari Komaidi dan Wahyu (2011:56) yang dilaksanakan dalam dalam 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa butir-butir tes atau pertanyaan berbentuk tes objektif.instrumen berupa butir-butir tes atau pertanyaan tes berbentuk objektif pilihan ganda biasa sebanyak 30 soal yang digunakan untuk mengukur penguasaan kompetensi pengetahuan IPA yang diterapkan setiap akhir siklus. Selanjutnya hasil data di disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, mean, median, modus dan grafik polygon serta menghitung ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Hasil data pada siklus I dapat dilihat pada gambar 2 grafik polygon yang dipaparkan sebagai berikut. 6

7 Gambar 2. Grafik polygon penguaaan kompetensi pengetahuan IPA siklus I Berdasarkan hasil data penelitian pada siklus mengenai penguasaan kompetensi pengetahuan IPA menunjukkan bahwa Mean sebesar 3,12, Median sebesar 3,06 dan Modus sebesar 2,80 pada siklus I, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data penguasaan kompetensi pengetahuan IPA pada siklus I merupakan kurva juling positif yang menunjukkan bahwa sebagian besar skor pada siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 75% dari 40 jumlah siswa minimal memperoleh nilai antara ke atas dengan predikat (B+ sampai A). Hal tersebut dapat dilihat hanya 19 dari 40 siswa yang memperoleh nilai tuntas yaitu 10 siswa memperoleh nilai antara dengan predikat (B+) dan 9 siswa memperoleh skor 88-96,6 dengan predikat(a- sampai A). Dari hasil data yang didapat pada siklus I hanya 19 siswa yang tuntas sesuai dengan indikator keberhasilan sedangkan 21 siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan maka perlu adanya perbaikan dengan mengadakan siklus II agar memperoleh hasil yang sesuai dengan indikator keberhasilan. Sedangkan hasil data pada siklus II dapat dilihat pada gambar 3 grafik polygon yang dipaparkan sebagai berikut. Gambar 3. Grafik polygon penguaaan kompetensi pengetahuan IPA siklus II Berdasarkan hasil data penelitian pada siklus II mengenai penguasaan kompetensi pengetahuan IPA menunjukkan bahwa Mean sebesar 3,23, Median sebesar 3,46 dan Modus sebesar 3,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data pada siklus II merupakan kurva juling negatif yang menunjukkan bahwa sebagian besar skor penguasaan kompetensi pengetahuan IPA pada siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 75% dari jumlah siswa (40) minimal memperoleh nilai antara dengan predikat (B+). Hal tersebut dapat dilihat dari 32 siswa sudah melebihi pencapaian indikator keberhasilan dari yang di targetkan sebelumnya. Hal ini dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 23 siswa memperoleh nilai antara dengan predikat (B+), 14 siswa memperoleh nilai antara dengan predikat (A), 4 siswa memperoleh nilai antara dengan predikat (A). Dari hasil data yang didapat pada siklus II hanya 8 siswa yang belum mencapai indikator keberhasilan. Dari hasil data yang diperoleh menunjukkan telah melebihi indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 75 % dari 40 siswa yaitu minimal 30 siswa memperoleh nilai antara dengan predikat (B+), sedangkan pada siklus II 32 siswa atau 80% siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan, maka penelitian ini dapat diakhiri. Secara umum kegiatan pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik berbantuan model pembelajaran sains

8 teknologi masyarakat sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari adanya peningkatan skor siswa secara keseluruhan dari penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa pada siklus I dan siklus II, sehingga penelitian ini cukup sampai di siklus II dan tidak dilanjutkan kembali ke siklus berikutnya karena telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Melalui upaya perbaikan yang telah dilakukan akhirnya dapat memperoleh hasil yang baik. Hasil belajar penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa mengalami peningkatan. Hasil rekapitulasi siswa kelas VA SD Negeri 2 padangsambian pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 2 yang dipaparkan sebagai berikut. Tabel 2. Tabel Rekapitulasi Hasil Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPA siswa kelas VA SD Negeri 2 Padangsambian Pada Siklus I dan Siklus II Objek Penelitian Siklus I Siklus II M Me Mo KB M Me Mo KB Penguasaan kompetensi pengetahuan IPA 3,12 3,06 2,80 47,5% 3,38 3,46 3,60 80% Berdasarkan tabel rekapitulasi hasil penguasaan kompetensi penguasaan IPA yang telah dipaparkan menunjukkan adanya peningkatan antara siklus I dengan Siklus II. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil siswa pada siklus I memperoleh mean sebesar 3,12, median sebesar 3,06, dan modus sebesar 2,80. Sedangkan pada siklus II hasil penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa pada siklus I memperoleh mean sebesar 3,23, median sebesar 3,46, dan modus sebesar 3,60. Sedangkan hasil data pada ketuntasan belajar secara klasikan pada penguasaan kompetensi pengetahuan IPA dapat dilihat pada gambar 4 yang dipaparkan sebagai berikut. Gambar 4. Grafik Histrogram ketuntasan Belajar secara klasikal Berdasarkan hasil analisis data yang didapat, hasil data menunjukkan ketuntasan belajar pada siklus I secara klasikal yaitu sebesar 47,5% siswa mencapai indikator keberhasilan dengan memperoleh nilai antara 76-96,6 dengan predikat (B+ sampai A). Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 32,5% dari siklus I dengan perolehan ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus II sebesar 80% siswa telah mencapai indikator keberhasilan dengan memperoleh nilai antara dengan predikat (B+ sampai A), maka penelitian ini dapat diakhiri. Oleh karena itu, penerapan pendekatan saintifik berbantuan model dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas VA SD Negeri 2 Padangsambian Tahun Ajaran 2015/2016. Meskipun terdapat delapan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai indikator keberhasilan maka kedelapan siswa yang belum tuntas direkomendasikan kepada guru kelas untuk melanjutkan melakukan pembinaan agar mencapai nilai minimal dengan predikat (B+). SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan

9 pendekatan saintifik berbantuan model dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa Kelas VA SD Negeri 2 Padangsambian Tahun Ajaran 2015/2016 dapat meningkat. Hasil data penelitian pada siklus I menunjukkan ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 47,5% dengan memperoleh nilai tuntas antara 76-96,6 dengan predikat (B+ sampai A). Sedangkan pada siklus II hasil data menunjukkanketuntasan belajar secara klasikal siswa telah melebihi indikator keberhasilan yaitu sebesar 80% dengan memperoleh nilai antara dengan predikat (B+ sampai A). Dari hasil data yang didapat pada siklus II hanya 8 siswa yang belum mencapai indikator keberhasilan.walaupun masih ada delapan siswa yang belum tuntas. Delapan siswa yang belum tuntas direkomendasikan kepada guru kelas untuk melanjutkan melakukan pembinaan agar mencapai nilai antara minimal dengan predikat (B+). Berdasarkan grafik histogram ketuntasan belajar klasikal siswa kelas VA SD Negeri 2 Padangsambian diperoleh data penelitian pada siklus I menunjukkan ketuntasan belajar penguasaan kompetensi pengetahuan IPA secara klasikal sebesar 47,5% mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 80% dan terjadi peningkatan antara siklus I dengan siklus II sebesar 32,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik berbantuan model pembelajaran sains teknologi masyarakatdapat meningkatkan siswa kelas VA SD Negeri 2 Padangsambian Tahun Ajaran 2015/2016. Berdasarkan simpulan yang didapat, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut. Disarankaan bagi siswa hendaknya dapat ikut berpartisipasi secara aktif dalam semua kegiatan yang berlangsung, rajin bertanya apabila menemukan kesulitan, aktif dan disiplin dalam kegiatan pembelajaran agar memperoleh pengalaman belajar yang lebih baik. Disarankan untuk guru dalam proses pembelajaran dapat menggunakan dan mengembangkan pendekatan saintifik berbantuan model pembelajaran sains teknologi masyarakat sebagai alternatif yang digunakan untuk meningkatkan pada siswa agar dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan bagi siswanya. Selain itu, saran kepada sekolah, agar mendukung hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh guru maupun peneliti lain dengan cara menerapkan hasil-hasil penelitian tersebut pada proses pembelajaran di sekolah. Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam melakukan penelitian yang sama di bidang pendidikan dan dapat dijadikan pedoman serta bahan dalam perancangan penelitian selanjutnya yang sejenis. Selain itu diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi kajian untuk meneliti permasalahan dalam lingkup yang sama atau yang lebih luas serta mencoba menerapkannya pada aspek yang lain. DAFTAR PUSTAKA Agung, A. A. Gede Statistika Dasar untuk Pendidikan.Yogyakarta: Deepublish. Agung, A. A. Gede Metodelogi Penelitian Pendidikan. Malang : Aditya Media Publishing Penelitian Tindakan Kelas. Singaraja: Unversitas Pendidikan Ganesha. Agung, A. A. Gede Metodelogi Penelitian Pendidikan. Malang : Aditya Media Publishing. Depdikbud Lampiran 1 Peraturan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Endah Poerwati, Loeloek dan Sofan Amri Panduan Memahami Kurikulum Jakarta: Perstasi Pustakaraya. Hasbullah Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rajawali Press.

10 Komaidi, Didik dan wahyu wijayanti.2011.panduan Lengkap PTK Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta :Sabda Media. Rizema Putra, Sitiatava Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis sains Jogjakarta : Diva Press.