PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN PKn DAN MOTIVASI BELAJAR

Transkripsi

1 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN PKn DAN MOTIVASI BELAJAR I Gusti Ayu Agung Indah Utari 1, I G. A. Agung Sri Asri 2, I Wayan Sujana 3 1,2,3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia gexindahutari@yahoo.com 1, xgungsrix@gmail.com 2, sujanawyn59@gmail.com 3, ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan PKn melalui penerapan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping dan (2) untuk meningkatkan motivasi belajar melalui penerapan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IVB SD Negeri 4 Ubung yang berjumlah 42 orang tahun pelajaran 2015/2016. Data dikumpulkan menggunakan tes dan motivasi belajar dikumpulkan dengan menggunakan angket. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada pra siklus diperolah persentase rata-rata sebesar 62,00% dikategorikan rendah dengan ketuntasan klasikal mencapai 57,14%. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I, persentase rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan menjadi 72.52% dikategorikan sedang dengan ketuntasan klasikal mencapai 57,14%. Pada siklus II meningkat menjadi 82,16% dikategorikan tinggi dengan ketuntasan klasikal mencapai 88,09%. Persentase rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 68,79% dengan kategori sedang dan pada siklus II meningkat menjadi 88,31% dengan kategori tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan santifik berbantuan mind mapping dapat meningkatkan dan motivasi belajar siswa kelas IVB SD Negeri 4 Ubung tahun pelajaran 2015/2016. Kata Kunci : saintifik, mind mapping, pengetahuan PKn, motivasi. ABSTRACS The purpose of this study are (1) to improve the mastery of civics knowledge competencies through the application of a scientific approach aided by mind mapping and (2) to increase the learning motivation through the application of a scientific approach aided by mind mapping. This research is a classroom action research which was conducted in two cycles. Subjects were the IVB grade students of SD Negeri 4 Ubung in the academic year 2015/2016 which consisted of 42 students. The mastery of civic knowledge competencies data were collected by using the test and the data of learning motivation were collected by using a questionnaire. The collected data were analyzed by using descriptive statistical analysis and quantitative descriptive analysis 1

2 method. The results showed that the average percentage of the mastery of civil knowledge competencies data in pre-cycle was 62.00% categorized as low which reached 57.14% classical completeness. After the improvement of learning method in the first cycle, the average percentage of the mastery of civic knowledge competencies data becomes 72.52% and categorized as medium which reached 57.14% of classical completeness. In the second cycle, the percentage increased to 82.16% categorized as high which reached 88.09% of classical completeness. The average percentage of student s motivation in the first cycle was 68.79% categorized as medium and the second cycle increased to 88.31% categorized as high. Based on these results, it can be conclude that the scientific approach aided mind mapping can improve the mastery of civics knowledge competencies and learning motivation of IVB grade students of SD Negeri 4 Ubung in academic year 2015/2016. Keywords: scientific, mind mapping, knowledge civic education, motivation. PENDAHULUAN Pendidikan nasional berakar pada budaya bangsa, dimana proses pendidikan adalah suatu proses pengembangan potensi siswa sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan budaya dimasa lampau diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana siswa tersebut hidup dan mengembangkan diri. Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang budaya tersebut akan dimiliki siswa apabila pengetahuan, kemampuan, intelektual, sikap dan kebiasaan, keterampilan sosial memberikan dasar untuk secara aktif mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional maka disusun suatu kurikulum yang mengacu pada budaya bangsa. Terdapat tiga pandangan tentang kurikulum, yaitu secara konseptual, pedagogis, dan yuridis. Secara konseptual kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya. Secara pedagogis kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk siswa mengembangkan potensi dirinya dalam suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsa. Sedangkan secara yuridis kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan (Daryanto, 2014:1) Kurikulum dalam hal ini sebagai pengatur pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Dalam pelaksanaanya sangat diperlukan pendekatan untuk meningkatkan perkembangan karakteristik dari siswa. Sebagai langkah untuk dapat memberikan pendekatan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, maka digunakan pendekatan saintifik. Menurut Daryanto(2014:51) pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkontruksi konsep prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati. Pendapat serupa dikemukakan oleh Abidin (2014:124) Pembelajaran proses saintifik dapat dikatakan sebagai proses pembelajaran yang memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis data yang teliti untuk menghasilkan sebuah simpulan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi-materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahasa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru, dalam hal ini siswa diharapkan mampu untuk belajar aktif sendiri. Selain itu menurut Jayanti 2

3 (2013:2) pembelajaran suatu peristiwa yang sengaja direncanakan agar dapat memudahkan individu dalam menempuh suatu proses pembelajaran. Dengan kata lain pembelajaran merupakan sebuah proses yang memiliki tujuan yang memfasilitasi individu agar memiliki kompetensi spesifik berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Menurut Buzan (2009:1) Mind Mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Sama seperti peta jalan, mind mapping akan memberikan pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas, memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada, mengumpulkan sejumlah besar data disuatu tempat, mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru, menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat. Sedangkan menurut Said (2015:172) Mind Mapping suatu metode untuk memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kanan dan otak kiri secara simultan. Prinsip dasar mind mapping seperti pola pemikiran pada otak manusia, dengan memiliki banyak bahkan sampai jutaan sel-sel cabang akar pengetahuan. Prinsip perkembangan cabang strategi mind mapping sesungguhnya tanpa batasan cabangcabang, semakin banyak cabang-cabang yang ditampilkan semakin menguatkan informasi pengetahuan yang dipelajari siswa. Adapun beberapa elemen-elemen penting pada peta pikiran yang harus dipahami dalam menerapkannya diantaranya pusat peta pikiran, cabang utama, cabang, kata, gambar, dan warna. Mind mapping adalah sebuah pembelajaran dimana siswa yang aktif saja yang akan terlihat lebih mencolok sedangkan siswa yang tidak aktif akan tidak telihat dalam proses belajar mengajar. Selain itu, pembelajaran mind mapping merupakan sebuah pembelajaran yang cepat dimengerti oleh siswa dimana proses pembuatannya menggunakan gambaran yang memunculkan ide-ide yang dapat menjadi panduan dalam siswa belajar. Pada jenjang sekolah dasar, siswa banyak diberikan mata pelajaran salah satunya adalah PKn. Pendidikan Kewarganegaraan adalah pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan pendidikan kewarganegaraan ini diharapkan mampu membina dan mengembangkan anak didik menjadi warga Negara yang baik ( good citizen). Menurut Susanto (2013:226) warga Negara yang baik adalah warga Negara yang tahu, mau dan mampu berbuat baik. Pembelajaran PKn di sekolah dasar dimaksudkan sebagai suatu proses belajar mengajar dalam rangka membentuk siswa agar dapat belajar dengan baik dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam pembentukan karakter bangsa yang diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandasan pada Pancasila, UUD, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat yang diselenggarakan. Pembelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan pada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pada tingkat sekolah dasar pendidikan PKn memberikan pelajaran pada siswa untuk memahami dan membiasakan dirinya dalam kehidupan di sekolah atau di luar sekolah, karena materi pendidikan PKn menekankan pada pengalaman dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjang oleh pengetahuan dan pengertian sederhana sebagai bekal untuk mengikuti pendidikan berikutnya. Permasalahan yang terjadi pada saat mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam pembelajaran masih jauh dari 3

4 apa yang diharapkan dimana siswa belum mampu mengikuti pembelajaran kurikulum 2013 secara maksimal, hal itu dikarenakan kurikulum 2013 yang masih baru diterapkan yang membuat siswa kurang memahami arti sebenarnya dari pembelajaran tersebut yang banyak menuntut siswa untuk aktif sendiri didalam kelas, akan tetapi kenyataannya malah sebaliknya dimana siswa yang diberikan kesempatan aktif malah dipergunakan untuk bermain dan bercanda. Sementara itu, rendahnya yang di alami siswa sangat memprihatinkan, hal itu disebabkan oleh pembelajaran yang bermuatan materi PKn yang dilakukan guru kepada siswa hanya menuntut hasil akhirnya saja tetapi tidak memperhitungkan bagaimana proses dalam pembelajarannya. Padahal pada pembelajaran PKn perlu adanya perkembangan pola pikir yang dialami siswa dari proses yang dilakukan agar pembelajaran tersebut lebih efektif diberikan, bukan hanya sekedar memberikan penilaian secara tertulis saja. Dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa menyebabkan motivasi belajar dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran PKn yang diperoleh siswa masih kurang dari apa yang kita harapkan, dikarenakan siswa tidak memiliki semangat dalam mengikuti pelajaran yang hanya menilai hasil akhir dalam pembelajarannya. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah motivasi. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena dorongan intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita, sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas berlajar yang lebih giat dan semangat. Teknik-teknik dalam motivasi belajar ini dapat dilakukan dengan cara memberikan pernyataan secara verbal yang dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran, serta mempunyai prinsip yaitu dapat membantu atau mendorong pribadi siswa atau rekannya agar termotivasi belajar atau melaksanakan tugas-tugas nantinya. Penguasaan kompetensi pengetahuan dan motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn memang harus dikembangkan, hal itu dikarenakan guru mampu mengembangkan proses pembelajarannya di dalam kelas, maka siswa akan timbul rasa percaya diri. Sehingga siswa percaya diri dalam mengikuti pembelajaran yang bermuatan materi PKn, dan siswa akan mampu merubah motivasi belajarnya. Hal tersebut membuat siswa akan lebih aktif, lebih interaktif, dan tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran. Dari observasi awal yang dilakukan di SD Negeri 4 Ubung, diperoleh informasi dari guru mata pelajaran PKn bahwa selama ini dalam kegiatan pembelajaran yang bermuatan materi PKn di SD Negeri 4 Ubung khususnya pada kelas IVB menggunakan kurikulum 2013 akan tetapi pada prosesnya mengikuti pembelajaran siswa motivasi dan penguasaan kompetensi pengetahuan PKn cenderung rendah. Dari berbagai permasalahan dan realita belajar sebagaimana diuraikan tersebut, dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas guru memerlukan suatu solusi yang mampu mengaplikasikan kurikulum 2013 ke dalam proses pembelajaran yang disusun secara sistematis dan tidak monoton sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Salah satu pembelajaran yang dapat mengembangkan motivasi belajar siswa adalah dengan menggunakan penerapan pembelajaran mind mapping dalam pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang 4

5 sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau merumuskan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Sedangkan mind mapping adalah cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak, dengan kata lain mind mapping adalah peta pikiran yang digunakan untuk mencatat materi pelajaran yang dapat memudahkan siswa belajar. Penerapan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping lebih menekankan kepada proses pembelajaran dengan membuat catatan yang menarik dan efektif sehingga siswa mudah untuk memahaminya. Selain itu, Purnamaningsih (2014) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa penerapan mind mapping dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada anak kelompok B3 di PAUD Sarin Rare Mas Ubud. Selanjutnya Wati (2014) dalam penelitiannya mendukung bahwa penerapan mind mapping dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP N 7 Singaraja. Berdasarkan uraian di atas, sangat menarik dilakukan kajian melalui penelitian agar dan motivasi belajar siswa meningkat. Berdasarkan hasil tersebut ingin dicobakan untuk menerapkan mind mapping dalam pendekatan saintifik. Dengan menerapkan mind mapping dalam pendekatan saintifik diharapkan mampu mempermudah pengaplikasian kurikulum 2013 ke dalam kelas agar guru tidak bergantung kepada metode konvensional. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang berjudul Penerapan Pendekatan Saintifik Berbantuan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan PKn dan Motivasi Belajar Tema Cita-Cita Siswa Kelas IVB SD Negeri 4 Ubung Tahun Pelajaran 2015/2016. METODE Penelitian Tindakan Kelas (selanjutnya disebut PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research (CAR). Istilah penelitian tindakan berasal dari kata action research dalam bahasa Inggris. PTK meliputi tiga kata yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Dalam penelitian ini menggunakan PTK Pola Kolaboratif, pola ini diperlukan suatu kerja sama dengan pihak lain yaitu guru, dikarenakan guru adalah sumber data dari penulis. Bentuk kerja sama atau kolaboratif antara guru dan penulis di dalam situasi dan kondisi itulah yang dapat menyebabkan suatu proses dapat berlangsung. Namun demikian penulis tetap sebagai figur yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk menentukan apakah sudut pandang boleh dipergunakan atau tidak, dan guru disini hanya membantu jalannya pelaksanaan PTK, bukan sebagai penentu terhadap pelaksanaan PTK (Ekawarna, 2013:11). Rancangan penelitian ini menggunakan model PTK dari Suharsimi (2011:16), penelitian ini direncanakan dalam II siklus dengan mempertimbangkan cakupan materi yang akan dibelajarkan, waktu yang tersedia, serta kemampuan penelitian sendiri. Jika hasil diperoleh pada siklus I kurang memuaskan maka diharapkan dilanjutkan ke siklus II. Tiap siklus terdiri empat tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Jika sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditentukan, maka siklus akan diakhiri dan tidak lagi dilanjutkan. Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes untuk penguasaan kompetensi pengetahuan PKn dan metode 5

6 angket/kuesioner untuk motivasi belajar siswa. Menurut (Agung, 2010:59) metode tes dalam kaitannya dengan penelitian ini ialah cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas yang dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang atau sekelompok orang yang dites, dan dari tes tersebut dapat menghasilkan suatu data berupa skor. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif berupa pilihan ganda biasa dengan 4 option. Tes objektif yaitu salah satu bentuk tes objektif yang terdiri atas pernyataan/pertanyaan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu (atau lebih) dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang bersangkutan (Sudijono, 2011:118). Menurut (Agung, 2010:9) kuesioner/angket merupakan cara memperoleh atau mengumpulkan data dengan mengirimkan pernyataan kepada responden atau subjek penelitian. Pada kusioner/angket jenis ini, peneliti telah memberikan beberapa alternative jawaban pada kolom yang disediakan, sementara itu responden tinggal memilih jawaban yang ada. Penilaian motivasi belajar menggunakan suatu daftar pertanyaan. Pernyataan- skala likert dengan bentuk pernyataan yang bersifat positif dan bersifat negatif. Setiap pernyataan terdapat lima pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skala yang diberikan untuk setiap penyataan positif adalah 5 untuk jawaban Sangat Setuju, 4 untuk jawaban Setuju, 3 untuk jawaban Kurang Setuju, 2 untuk jawaban Tidak Setuju, dan 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju. Sedangkan skala yang diberikan untuk setiap penyataan negatif adalah 1 untuk jawaban Sangat Setuju, 2 untuk jawaban Setuju, 3 untuk jawaban Kurang Setuju, 4 untuk jawaban Tidak Setuju, dan 5 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (Widoyoko, 2014:152). Setelah data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terkumpul, maka dilakukan analisis data. Dalam menganalisis data digunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Menurut (Agung, 2014:142) metode analisis deskriptif ialah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumusrumus statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi, grafik, angka rata-rata (Mean), median (Me), modus (Mo) untuk menggambarkan keadaan obyek/variable sehingga diperoleh kesimpulan umum. Sedangkaan metode analisis desktriptif kuantitatif yaitu suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angkaangka dan atau persentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dan disajikan dalam metode analasis deskriptif yaitu tabel distribusi frekuensi, menghitung modus, median, mean, dan menyajikan data kedalam grafik polygon. Metode analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan penguasaan kemampuan pengetahuan PKn berbantuan mind mapping yang dikonversikan ke dalam penilaian acuan patokan (PAP) skala lima. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis pada siklus I, M= 72,52; Me= 71,00; dan Mo= 67,31 sehingga Mo < Me < M yaitu 67,31 < 71,00 < 72,52 yang menunjukan kurva juling positif berarti sebagian besar skor pada siklus I cenderung rendah. Persentase nilai rata-rata pada siklus I yaitu 72,52% yang dikonversikan pada tabel kriteria persentase berada pada interval dengan kriteria sedang. Ketuntasan klasikal pada siklus I diperoleh 57,14% dimana 24 siswa yang tuntas dari jumlah siswa yaitu 42 siswa. Karena hasil analisis data siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu 80%, siswa berada pada kriteria tinggi maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus II. 6

7 Berdasarkan hasil analisis motivasi belajar pada siklus I, M= 68,79; Me= 68,07; dan Mo= 67,22 sehingga Mo < Me < M yaitu 67,22 < 68,07 < 68,79 yang menunjukan kurva juling positif berarti sebagian besar skor pada siklus I cenderung rendah. Persentase nilai rata-rata pada siklus I yaitu 68,79% yang dikonversikan pada tabel kriteria persentase berada pada interval dengan kriteria sedang. Karena hasil analisis data siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan 80% siswa berada pada kriteria tinggi, maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus II. Adapun hasil analisis penguasaan kompetensi pengetahuan PKn pada siklus II, M= 82,16; Me= 84,90; dan Mo= 87,50 sehingga M < Me < Mo yaitu 82,16 < 84,90 < 87,50 yang menunjukan kurva juling negatif berarti sebagian besar skor pada siklus II cenderung tinggi. Persentase nilai rata-rata pada siklus II yaitu 82,16% yang dikonversikan pada tabel kriteria persentase berada pada interval dengan kriteria tinggi. Ketuntasan klasikal pada siklus II diperoleh 88,09% dimana 37 siswa yang tuntas dari jumlah siswa yaitu 42 siswa. Karena hasil analisis data siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, maka penelitian ini dapat dihentikan. Berdasarkan hasil analisis motivasi belajar pada siklus II, M= 88,31; Me= 90,21; dan Mo= 92,23 sehingga M < Me < Mo yaitu 88,31 < 90,21 < 92,23 yang menunjukan kurva juling negatif berarti sebagian besar skor pada siklus II cenderung rendah. Persentase nilai rata-rata pada siklus II yaitu 88,31% yang dikonversikan pada tabel kriteria persentase berada pada interval dengan kriteria tinggi. Karena hasil analisis data siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, maka penelitian ini dihentikan.. Berdasarkan nilai rata-rata hasil analisis data penelitian tindakan kelas pada siklus I dan II, maka dapat dihitung peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan PKn dan motivasi belajar siswa kelas IVB SD Negeri 4 Ubung sebagai berikut. Tabel 2 Tabel Data Peningkatan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan PKn dari Siklus I dan Siklus II Variabel Siklus I Keterangan Siklus II Keterangan Peningkatan Mean Penguasaan Kompetensi Pengetahuan PKn Median Penguasaan Kompetensi Pengetahuan PKn Modus Penguasaan Kompetensi Pengetahuan PKn Persentase Penguasaan Kompetensi Pengetahuan PKn 72,52 Sedang 82,00 Tinggi 71,00 Sedang 81,26 Tinggi 67,31 Sedang 80,42 Tinggi 72,52% Sedang 82,00% Tinggi 9,48 10,26 13,11 9,48% 7

8 Variabel Siklus I Keterangan Siklus II Keterangan Peningkatan Ketuntasan Klasikal 57,14% Rendah 88,09% Tinggi 30,95% Tabel 3 Tabel Data Peningkatan Motivasi Belajar dari Siklus I dan Siklus II Variabel Siklus I Keterangan Siklus II Keterangan Peningkatan Mean Motivasi Belajar 68,79 Sedang 85,45 Tinggi 16,66 Median Motivasi Belajar 68,07 Sedang 84,88 Tinggi 16,81 Modus Motivasi Belajar 67,22 Sedang 83,13 Tinggi 15,91 Persentase Motivasi Belajar 68,79% Sedang 85,45% Tinggi 16,66 Dari peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan PKn dan motivasi belajar siswa dari pelaksanaan siklus I dan Siklus I Siklus II siklus II dapat dilihat juga dalam bentuk grafik seperti di bawah ini. Persentase rata-rata kompetensi pengetahuan PKn Ketuntasan klasikal Persentase rata-rata motivasi belajar Gambar 5. Grafik Histogram Penguasaan Kompetensi Pengetahuan PKn dan Motivasi Belajar pada Siklus I, dan SIklus II 8

9 Hasil observasi menunjukan bahwa Persentase rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan PKn siklus I adalah 72,52%. Jika angka persentase rata-rata tersebut dikonversian dengan PAP penguasaan kompetensi pengetahuan, maka penguasaan kompetensi pengetahuan PKn berada pada kategori sedang. Ini berarti sudah terjadi peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan PKn dari sebelum penelitian yang hanya 62,00% atau berada pada kategori rendah. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 57,14%. Ini berarti dari 42 siswa hanya 24 orang siswa yang tuntas dan 18 siswa belum tuntas atau belum mencapai nilai sesuai dengan KKM. Dikarenakan peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan PKn siswa dan ketuntasan klasikal yang terjadi pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam penelitian ini maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus II. Setelah diadakan perbaikan dari siklus I, pada siklus II diperoleh persentase rata-rata siklus II adalah 82,16%. Jika angka persentase rata-rata tersebut dikonversikan dengan PAP penguasaan kompetensi pengetahuan PKn, maka angka rata-rata tersebut berada pada kategori tinggi. Ini berarti sudah terjadi peningkatan dari pelaksanaan pembelajaran siklus I yang hanya 72,52% atau berada pada kategori sedang. Sementara itu, ketuntasan klasikal sudah mencapai 88,09%. Meskipun telah terjadi peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan PKn siswa pada siklus II, namun masih ada beberapa siswa yang memiliki penguasaan kompetensi pengetahuan PKn kurang dari KKM yaitu 5 siswa. Secara umum, pelaksanaan melalui penerapan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping sudah berjalan dengan baik sehingga terjadi peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan PKn dan ketuntasan klasikal dari pelaksanaan siklus I. Peningkatan tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini, dengan penguasaan kompetensi pengetahuan PKn berada pada kategori sangat tinggi dengan ketuntasan klasikal sudah mencapai 88,09% dari keseluruhan siswa pada akhir siklus II. Sedangkan persentase rata-rata motivasi belajar yaitu 68,79%. Jika angka rata-rata tersebut dikonversikan dengan PAP motivasi belajar, maka angka persentase rata-rata motivasi belajar siklus I berada pada kategori sedang. Dikarenakan peningkatan motivasi belajar siswa yang terjadi pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus II. Setelah diadakan perbaikan siklus I, pada siklus II diperoleh persentase rata-rata motivasi belajar yaitu 85,45%. Jika angka persentase rata-rata tersebut dikonversikan dengan PAP motivasi belajar, maka angka rata-rata tersebut dengan kategori tinggi. Ini berarti sudah terjadi peningkatan motivasi belajar siswa dari pelaksanaan pembelajaran siklus I yang hanya 68,79% atau berada pada kategori sedang. Penerapan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping merupakan salah satu pendekatan pembelajaran siswa diberikan pemahaman dalam mengenal dan memahami berbagai materi dengan cara mencari informasi dari mana saja, kapan saja, dan tidak bergantung kepada informasi yang diberikan oleh guru. Proses pembelajaran ini juga mampu membangkitkan kreatifitas dan keterampilan yang seluas-luasnya karena siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan pikiran, sikap, parasaan, dan pengalamannya dalam memahami, mengidintifikasi, memecahkan masalah, serta mengaplikasikan materi-materi. Dengan demikian, pendekatan saintifik berbantuan mind mapping mengakibatkan siswa mampu membuat gagasan-gagasan, ide-ide pokok atau buah pikiran dari informasi yang didapat kemudian dibuat peta konsep. Dengan pembelajaran seperti ini maka akan membuat dampak positif bagi siswa. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping dapat meningkatkan 9

10 dan motivasi belajar tema cita-cita kelas IVB SD Negeri 4 Ubung tahun pelajaran 2015/2016. Pada pra siklus persentase rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan PKn yaitu 62,00% dikategorikan rendah dengan ketuntasan klasikal mencapai 57,41%. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I, presentase penguasaan kompetensi pengetahuan PKn menjadi 72,52% dikategorikan sedang dengan ketuntasan klasikal mencapai 57,14%. Pada siklus II meningkat menjadi 82,00% dikategorikan tinggi dengan ketuntasan klasikal mencapai 95,23%. Sedangkan pada siklus I persentase rata-rata motivasi belajar siswa adalah 68,79% dengan kategori sedang dan siklus II meningkat menjadi 85,45% dengan kategori tinggi. Jadi dapat disimpulkan penerapan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping dapat meningkatkan penguasaan kompetensi penguasaan PKn dan motivasi belajar tema cita-citaku siswa kelas IVB SD Negeri 4 Ubung tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan tersebut, dapat dikemukakan saran sebagai berikut. Bagi guru diharapkan dapat menggunakan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping sebagai salah satu pembelajaran di dalam kelas agar proses pembelajaran menjadi lebih menarik terutama dalam meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan PKn dan motivasi belajar siswa. Kepada sekolah hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas. Dan Bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian mengenai dan motivasi belajar, pendekatan saintifik berbantuan mind mapping dapat dijadikan acuan atau pertimbangan. Teknologi Pendidikan FIP Undiksha. Arikunto, Suharsimi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Buzan, Tony Buku Pintar Mind Mapping. Jakarta: PT Gramedia Daryanto Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum Yogyakarta: Penerbit Gaya Media Ekawarna Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Referensi (GP Press Group) Jayanti, I.G.A Made Armita Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Assure Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV Semester 2 SD Di Gugus IV Kediri, Tabanan Tahun Ajaran 2012/2013. Singaraja: UNDIKSHA Said, Alamsyah, Strategi Mengajar Multiple Intelligences: Mengajar Sesuai Kerja Otak dan Gaya Belajar Siswa. Jakarta: Pranada Media Susanto, Ahmad Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Prenada Media Group. Widoyoko, Eko Putro Penelitian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar DAFTAR PUSTAKA Agung, AA Gede Penelitian Tindakan Kelas. Singaraja: Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Undiksha Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Jurusan 10