STANDARDISASI KONSULTAN PERPUSTAKAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STANDARDISASI KONSULTAN PERPUSTAKAAN"

Transkripsi

1 STANDARDISASI KONSULTAN PERPUSTAKAAN Blasius Sudarsu Pustakawan Madya PDII-LIPI LA TAR BELAKANG Di Indnesia prgram pembangunan perpustakaan pasca kemerdekaan dimulai sejak awal 1950-an. Penggunaan knsultan asing menjadi semacam "keharusan" apalagi dengan prgram yang berasal dari lembaga internasinal seperti Unesc, UNDP, Bank Dunia, Bank Pengembangan Asia, ataupun bantuan bilateral lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pada waktu itu tenaga nasinal di bidang perpustakaan masih sangat terbatas. Dapat dikatakan bahwa perpustakaan juga masih merupakan kelangkaan. Pemakaian knsultan asing tentu juga mengandung resik bahwa prgram pembangunan perpustakaan waktu itu akan sangat dipengaruhi pla pemikiran knsultan asing yang mungkin saja tidak sepenuhnya memahami kultur dasar bangsa Indnesia serta situasi dan kndisi yang ada. Rasa rendah diri terhadap rang asing dapat dipastikan menyuburkan pla pikir asing tersebut berkembang bebas. Sebagai ilustrasi, pada waktu itu diperkirakan 90% masyarakat kita masih buta huruf. Layak dipertanyakan apakah pengembangan perpustakaan waktu itu mempertimbangkan jugajumlah yang buta huruf, ataukah perpustakaan dibangun hanya untuk yang I 0% saja? Setelah melewati kurun waktu 50 tahun masih kita rasakan bahwa perpustakaan belum menjadi bagian hidup Bangsa Indnesia. Minat baca sering juga masih dikatakan rendah. Harga buku yang relatif belum terjangkau serta berbagai alasan lain dipakai untuk menerangkan lambatnya pertumbuhan perpustakaan kita. Memang harus diakui bahwa knsep pengembangan perpustakaan kita memang knsep asing yang diimpr melalui tenaga knsultan asing. Apakah knsep itu memang cck dengan bangsa kita? Apakah metde pengenalan yang dibawa para knsultan asing yang tidak sesuai dengan kemampuan serap yang kita miliki? Apakah memang kita saja yang kurang sungguh-sungguh menangani pengembangan perpustakaan? Fenmena apa lagi yang tercennin dari munculnya perpustakaan kmunitas yang sekarang banyak dikembangkan leh pihak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)? Begitu banyak masalah perpustakaan yang kita hadapi. Disampaikan pada Musyawarah Daerah lkatan Pustskawan Indnesia Daerah Khusus lbukta Jakarta. Jakarta 27 Februari standardisasi Knsultan Perpustakaan {Blasius SUdarsn} 45

2 Permasalahan juga bertambah dengan perkembangan teknlgi infrmasi (TI) yang sangat cepat yang menjadi pemicu kemajuan perpustakaan di negaranegara maju. Perpustakaan kita masih sangat terbatas dalam hal tenaga TI dan dana. Kndisi ini tentu akan membuat semakin tertinggalnya perkembangan perpustakaan kita dengan perpustakaan di negara-negara maju. Dapat diduga apabila ada prgram pengembangan perpustakaan dengan dana asing yang memerlukan knsultan, tentu ada persyaratan dari pihak dnr untuk menggunakan tenaga knsultan asing. Kisah lama dapat saja terulang kembali apabila kita tidak mau mencermati pengalaman masa lalu. Persalan tenaga asing memang tidak hanya dihadapi leh perpustakaan. Dengan diberlakukannya Asean Free Trade Area (AFTA) persaingan antara tenaga asing dan tenaga nasinal akan semakin tajam. Arus masuk tenaga asing terlatih dan terdidik menjadi hal kritis bagi pasar tenaga kerja nasinal (ANANTA, 1998). Dalam hal ini termasuk tenaga knsultan perpustakaan. Di bidang perpustakaan tenaga knsultan asing sudah lebih dari setengah abad malang melintang di Indnesia. Kalaupun ada tenaga knsultan nasinal, jumlahnya masih dapat dihitung dengan jari tangan. Ditambah dengan kegandrungan pemerintah kepada tenaga asing dan kepentingan pribadi yang kadang tidak "cerdas" membuat dminasi knsultan asing masih kuat di bidang perpustakaan. Sebagai ilustrasi, pada tahun 1990 penulis pernah diminta mengajukan prpsal untuk pekerjaan knsultasi prgram perpustakaan dengan dana dari bank dunia. Ternyata prpsal itu gaga! karena kalah bersaing dalam mengembalikan uang kntrak. Tim kerja penulis hanya bersedia mengembalikan 30% dana kntrak sedang knsultan pesaing sanggup mengembalikan 50%. Di lain pihak harus disadari bahwa kemampuan knsultan nasinal sendiri sering juga tidak memenuhi syarat. Apalagi di Indnesia knsultan perpustakaan belum ada aturannya. Ikatan Pustakawan Indnesia (!PI) rasanya masih berkutat dengan bentuk rganisasi yang sampai sekarang juga belum menjadi rganisasi prfesinal. Akhir-akhir ini juga banyak prgram dan pryek pembangunan perpustakaan muncul di berbagai lembaga dan rganisasi baik pemerintah maupun swasta. Disayangkan bahwa prsi pekerjaan itu ternyata tidak dilakukan atau diserahkan kepada pustakawan. Ada pekerjaan mendkumentasikan prses refrmasi yang ternyata dikerjakan leh kelmpk peneliti menggunakan dana asing. Ada unit kerja departemen yang mempunyai dana untuk pengembangan perpustakaan tetapi pelaksanaannya dilakukan sendiri leh tenaga administrasi tanpa melibatkan pustakawan. Kalau perkembangan perpustakaan diharapkan lebih mengarah dan cepat tentunya kita para pustakawan tidak bleh diam saja atas kejadian tersebut. Kita sebenarnya cukup memiliki pribadi-pribadi yang berpengalaman dalam mengella pcrpustakaan dan pernah juga mendampingi knsultan asing. Kita juga punya cukup banyak pustakawan muda yang perlu 46 BA<A Vl. 27, N.2, Agustus 2003: 45-54

3 diberi kesempatan menjadi pembaharu dalam dunia perpustakaan Indnesia. Bagaimana kita krdinasikan kekuatan tersebut untuk kepentingan kita bersama? Dalam persaingan yang semakin terbuka itu, kiranya standar kualitas knsultan perlu segera dilaksanakan. Hanya knsultan perpustakaan yang memenuhi standar minimal yang sepantasnya diijinkan berpraktek di Indnesia. Tidak jarang knsultan asing mendapatkan perlakuan istimewa mengalahkan knsultan nasinal. Dengan pemberlakuan standar ini lgikanya tidak ada lagi perbedaan hak dan kewajiban antara knsultan nasinal dan knsultan asing selama mereka sama-sama memenuhi standar yang ditentukan. Standar ini perlu dikembangkan bersama leh para caln knsultan perpustakaan Indnesia. Oleh karena itu diharapkan segera bergabung pribadi-pribadi yang merasa terpanggil dalam melaksanakan knsultasi perpustakaan. Himpunan knsultan perpustakaan dapat saja menjadi bagian dari!pl. Himpunan ini bertugas antara lain untuk menyepakati standar kualitas knsultan perpustakaan Indnesia. Berikut beberapa pkk penting upaya untuk mengembangkan standardisasi dan sertifikasi tenaga knsultan perpustakaan. STANDARDISASI DAN SERTIFIKASI Untuk menjaga mutu prduksi biasanya diterapkan standar atau spesifikasi. Prduk yang telah memenuhi standar kemudian diberi sertifikat. Prses mendapatkan sertifikat inilah yang lalu dikenal dengan sertifikasi. Standar dan sertifikasi tidak hanya terbatas pada barang prduksi, namun juga mulai dikenakan pada tenaga kerja termasuk knsultan. Kita pernah mendengar bahwa pada pryek gas natuna untuk tukang las saja diperlukan tenaga dengan sertifikat internasinal. Di Indnesia tukang las sangat banyak, namun mungkin sangat sedikit yang memiliki sertifikat internasinal. Dapat diduga kemungkinan tenaga kerja Indnesia yang dapat bekerja pada pryek tersebut akan terbatas. Beberapa negara telah mengembangkan dan mempr111sikan sistem standardisasi dan sertifikasi yang khas bagi negara masing-masing. Standar dan sertifikasi ini antara lain juga dipakai untuk melindungi kepentingan nasinal mereka masing-masing. Occupatinal standards adalah standar di bidang ketenagake1jaan yang mengatur kriteria dan kualitas tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Walaupun sifat dasar standar adalah sukarela, namun sekali standar itu dikenakan maka akan menjadi kewajiban untuk dipenuhi. Standar ini membantu perusahaan dan individu dalam merencanakan pengembangan dan menjaga kemampuan mereka. Penerapan standar ini diyakini akan menguntungkan kedua belah pihak baik untuk individu pekerja maupun bagi pemberi kerja (perusahaan). Bagi perusahaan akan terbantu dalam menentukan dan mencapai tujaun berikut: Standardisasi Knsultan Perpustal<aan (Blasius SUdarsn) 47

4 mengadakan, mengembangkan dan memelihara tenaga kerja yang terampil menjamin agar ada kesamaan perlakuan dalam prses penerimaan karyawan meningkatkan kmpetisi dan prduktivitas memfasilitasi mbilitas tenaga kerja. mengindentifikasi dan mengkmunikasikan kebutuhan pelatihan menciptakan prgram pelatihan meningkatkan kemampuan tenaga ketja merancangan pedman untuk pengkajian dan evaluasi mengembangkan prses akreditasi dan sertifikasi meningkatkan citra perusahaan Selain itu beberapa keuntungan tambahan seperti meningkatkan mutu layanan dan prduksi, mengurangi biaya dalam penerimaan dan memberikan fasilitas dalam seleksi karyawan bant, menjadi alat dalam perencanaan tenaga kerja yang lebih baik, serta membantu dalam meningkatkan kemampuan tenaga kerja secara efektif. Bagi individu pekerja sendiri, standar ini akan dapat mengindentiifikasi kemampuan dan pengetahuan pribadi, memberikan referensi bagi kajian kemampuan dan kebutuhan pelatihan, mendukung dalam meniti jenjang karir, memberikan peluang untuk berpindah dari satu tugas ke tugas lain, memberikan pedman bagi akreditasi dan sertifikasi, menjadi referensi dalam memberikan penghargaan atas pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan individu. Prses sertifikasi biasanya dilakukan leh rganisasi prfesi bagi masingmasing bidang pekerjaan. Ikatan Ahli Gelgi Indnesia (lag!) cnthnya, menyebut tujuan sertifikasi adalah (JKATAN, 2003): Meningkatkan Pasaran Kerja bagi tenaga ahli Indnesia. Membekali tenaga ahli Indnesia untuk "G Internatinal". Bencmarking tenaga ahli Indnesia dengan standar Internasinal. Terciptanya kesetaraan jenjang prfesi secara nasinal dan internasinal Uenjang karier, standar imbalan dlsb.) Database SDM Ahli Kebumian di Indnesia. Seperti telah disebut sebelumnya prses sertifikasi didahului dengan prses penyusunan standar dan spesifikasi. Prses penyusunan standar ini termasuk dalam pengertian standardisasi. Secara ringkas prses penyusunan standar dapat digambarkan sebagai berikut: Fase pertama: Perancangan prses penyusunan Merencanakan pengembangan standar Menyeleksi penganalisis ketenagakerjaan 48 BACA Vl. 27. N.2, Agustus 2003: I

5 Menyeleksi peserta dalam lkakarya untuk tujuan analisis ketenagaketjaan Fase kedua: Penyusunan standar Menyiapkan lkakarya analisis ketenagakerjaan Melaksanakan lkakarya anal isis ketenagakerjaan Merangkum basil lkakarya dan menyusun draft standar Melakukan validasi hasillkakarya Menyepakati rancangan standar dalam pertemuan knsensus Menerbitkan dan menyebarluaskan standar Fase ketiga: Menyusun prgram pelatihan Menyusun kurikulum dan prgram pelatihan Melaksanakan prgram pelatihan Fase keempat: Sertifikasi dan akreditasi Penguj ian dan sertifikasi perrangan Akreditasi penyelenggara prgram pelatihan Fase kelima: Peningkatan berkelanjutan Pemantauan dan pengukuran efektivitas standar Prses penyempurnaan. Kelima fase di atas merupakan rangkaian yang pelaksanaannya kadang memerlukan penyesuaian dengan kndisi setempat. Pusat kegiatan tentunya ada fase kedua yaitu dalam menyusun standar kualitas tenaga kerja. Dalam hal ini peran assiasi prfesi memang penting sekali karena sebenarnya tanggung jawab dalam menjaga kualitas prfesinal ada padanya. Sayang banyak terjadi bahwa assiasi prfesinal masih tidak lebih dari perkumpulan kekeluargaan saja. Namun mengingat "ancaman" AFTA bagi lingkup Asean, atau APEC dalam lingkup Asia Pasifik standar kualitas prfesinal memang harus ada dan dikella leh assiasi prfesi. Pertimbangan dalam menyusun standar nasinal tentunya sangat dipengaruhi leh tuntutan kebutuhan nasinal. Apabila standar dibuat sedemikian rendah persyaratannya, tentu bisa tidak melindungi kepentingan nasinal. Namun apabila dibuat terlalu tinggi muncul juga pertanyaan apakah persyaratan itu dapat dipenuhi leh tenaga ketja nasinal. Yang mungkin dapat dipertimbangkan dalam menyusun standar nasinal tenaga kerja, adalah dengan dimasukkannya parameter standardisasi Knsu/tan Perpustakaan (Blasius SUdarsn) 49

6 lkal yang mudah dipenuhi leh tenaga lkal namun cukup sukar untuk dipenuhi leh tenaga asing. Yang perlu juga ditekankan dalam bahasan ini adalah fase keempat yaitu tentang sertifikasi dan akreditasi. Dalam fase ini harus ditentukan siapa yang akan melakukan penilaian untuk sertifikasi individu. Persyaratan khusus harus disusun agar dapat memperleh asesr yang benar dan berkualitas. Di Indnesia prses penentuan asesr ini diatur leh Kmisi Akreditasi Nasinal (KAN). Metde untuk melakukan asesemen harus dirancang sedemikian agar ada jaminan mutu ( quality assurance). Prgram sertifikasi perlu disebarluaskan hingga masyarakat benarbenar mengetahui keberadaannya. Hendaknya juga dibuat daftar pribadi yang sudah lulus dan mendapatkan sertifikasi sehingga masyarakat luas mengetahuinya. Perlu diingat pencarian peluang agar prses ini dapat berjalan secara mandiri khususnya dalam pendanaan. Biasanya setiap ujian sertifikasi dilakukan dengan biaya tertentu, sehingga dapat menutup keperluan dana perasinal prses sertifikasi. Sebelum seserang melakukan uj ian untuk mendapatkan sertifikat prfesinal, biasanya melalui pelatihan atau pendidikan. Tidak kalah pentingnya bahwa penyelenggara pendidikan dan pelatihan ini telah mendapatkan akreditasi. Untuk itu perlu ditentukan pihak mana yang akan melakukan prses akreditasi ini. Biasanya adalah rganisasi prfesi untuk masing-masing bidang keahlian. Kriteria untuk mengases penyelanggara pendidikan dan pelatihan perlu dirinci secara jelas agar akreditasi dapat diprses dengan kriteria tersebut. Seperti halnya prses sertifikasi untuk individu, prses kegiatan dan hasil akreditasi ini hendaknya juga diketahui leh masyarakat luas. Pemantauan dan evaluasi selaluharus dikerjakan untuk selalu menjaga dan meningkatkan mutu prgram akreditasi maupun sertifikasi. KONSUL TAN PERPUSTAKAAN Dari berbagai rganisasi prfesi perpustakaan, penulis baru memperleh ketentuan etika knsultan pada rganisasi pustakawan di Selandia Ban1. Berikut adalah kriteria etika knsultan menurut rganisasi tersebut (LIANZA 2003): Tanggung jawab utama knsultan perpustakaan adalah kepada klien. Sehubungan dengan kntrak kerja knsultan beke1ja demi kepentingn klien sepanjang tidak bertentangan sengan kepentingan masyarakat umum. I. Knsultan harus menyediakan jasanya kepada klien hanya dalam kapasitas, kemampuan, pengalaman dan nama yang dimiliki. 50 BA<A Vl. 27, N. 2, Agustus 2003: 45-54

7 2. Knsultan harus tidak menerima tugas apabila tidak mampu dalam arti keahlian dan pengetahuan untuk mencapai maksud dan tujuan seperti terse but dalam penugasan. 3. Setiap hubungan atau kepentingan bisnis, atau agama dan mral, ataupun segala sesuatu yang sekiranya dapat mempengaruhi kemampuan ksnsultan dalammelaksanakan tugasnya harus diberitahukan kepada pihak klien. 4. Sebelum melaksanakan tugasnya knsultan harus yakin bahwa semua hal yang akan dilakukan harus sudah dibicarakan dengan klien dan harus tertulis dalam kntrak. 5. Knsultan hanya dapat mengntrakkan sebagian tugasnya kepada pihak lain dengan sepengetahuan dan disetujui leh pihak klien. Semua ikatan kntrak sejenis harus dilakukan juga dengan pihak ketiga tersebut. 6. Knsultan harus tidak mengungkap atau menggunakan infrmasi dan data yang bersifat rahasia yang diperlehnya karena pelaksanaan tugas ini kepada pihak lain, kecuali demi hukum. Kewajiban ini berlangsung terus walaupun kntrak dengan klien sudah berakhir. 7. Knsultan tidak bleh memakai kesempatan untuk menawarkan jasa atau pengadaan barang kepada pihak klien. 8. Knsultan tidak bleh memberikan sesuatu yang terkait dengan tugasnya kepada pihak ketiga guna menyelamatkan bisnisnya. 9. Knsultan tidak bleh menerima penugasan apabila masih ada knsultan lain sedang melaksanakan tugas dengan pihak klien, kecuali dengan persetujuan dan adajaminan tidak ada kntlik. 10. Knsultan tidak bleh menerima penugasan lain apabila diduga akan ada kntlik antara tugas-tugas tersebut. 11. Knsultan tidak bleh mempekerjakan karyawan pihak klien tanpa sepengetahuan dan persetujuan klien. 12. Knsultan tidak bleh merugikan reputasi pustakawan lain. 13. Pustakawan yang juga menge1jakan pekerjaan knsultasi di luar tugas pertama harus mendapat ij in dari pemberi kerja pertama. 14. Knsultan tidak bertanggung jawab atas hasil kerja karena ketidak lengkapan infrmasi yang sengaja disembunyikan leh klien. Tingkat kemampuan knsultan perpustakaan diatur leh pihak yang melaksanakan prgram sertifikasi. Di Amerika Serikat tingkat pendidikan frmal knsultan minimal adalah S2. Secara umum tingkat kemampuan dibedakan alas tingkat awal, menengah, dan lanjut. Setiap knsultan perpustakaan harus memenuhi persyaratan dasar sebagai berikut: 1. Berpengetahuan dalam administrasi, rganisasi dan penyelenggaraan perpustakaan 2. Berpengetahuan dalam knsep dan teknik perencanaan Standardisasi Knsultan Perpustakaan (Blasius SUdarsn] 51

8 3. Berpengetahuan dalam sumber pendanaan perpustakaan 4. Berpengetahuan dalam bidang bahan pustaka, metde dan pengrgan isasiannya 5. Berpengetahuan dalam metda penglahan bah an pustaka 6. Berpengetahuan dalam sistem klasifikasi 7. Berpengetahuan dalam bibligrafi, indeks, pedman, ensiklpedi, serta literatur referensi yang biasa digunakan dalam perpustakaan 8. Berpengetahuan dalam teknlgi infrmasi dan penerapannya di perpustakaan. 9. Berkemampuan untuk melakukan perencanaan, penilaian, dan pengajuan prpsal pendanaan 10. Berkemampuan memberikan knsultasi prfesinal yang berhubungan dengan pelaksanaan prgram, jasa prfesinal, dan pengembangan tenaga kerja perustakaan II. Berkemampuan mengkrdinasikan kegiatan prgram pengembangan perpustakaan termasuk pemanfaatan bersama sumberdaya dan dalam pendidikan berkelanjutan 12. Berkemampuan dalam mengkrdinasikan dan menganalisis data statistik yang dikumpulkan leh perpustakaan 13. Berkemampuan dalam memahami literatur yang rum it 14. Berkemampuan dalam mengadaptasi dan mengkrdinasikan infrmasi untuk memenuhi kebutuhan khusus dam penyelesaian permasalahan dan mengantisipasi perubahan 15. Berkemampuan mengella recrd< dan menyiapkan lapran dan krespndensi terkait dengan tugasnya 16. Berkemampuan dalam berkmunikasi secara efektif dengan pihak lain 17. Berkemampuan dalam melaksanakan fungsi hubungan masyarakat RANGKUMAN DAN USULAN Dalam perjalanan perkembangan perpustakaan di Indnesia tidak dapat diabaikan pengaruh peran knsultan asing. Selalu ada segi psitif dan negatif alas peran tersebut. Namun yang tepenting pustakawan Indnesia harus cerdas dalam mengidentifikasi segi psitif dan negatif serta menentukan kebijakan lanjutan yang harus menguntungkan. Kmpetisi akan selalu menjadi semakin terbuka dan berat dengan mulai diterapkannya AFTA maupun APEC. Walaupun dapat dikatakan sudah agak terlambat kiranya perlu segera dikrdinasikan kekuatan knsultan nasinal untuk mengangkat beban nasinal kita sendiri. Langkah awal yang perlu diambil adalah pertemuan para caln knsultan untuk menyepakati perlu tidaknya mendirikan assiasi knsultan perpustakaan. Ikatan Pustakawan Indnesia (!PI) 52 BA<A Vl. 27, N.2, Agustus 2003: 45-54

9 tentu dapat memfasilitasi bagi pertemuan awal ini. Sangat diharapkan agar semua pemikiran dapat muncul dari bawah. Kesepakatan memang perlu dicapai. Dengan berhimpunnya para knsultan perpustakaan diharapkan akan memberi basil yang lebih psitif bagi perkembangan kehidupan perpustakaan. Pengembangan standar knsultan perpustakaan nantinya juga menjadi sasaran pertama dari himpunan tadi. Selanjutnya dengan standar nasinal knsultan perpustakaan dapat dilakukan prses sertifikasi bagi tenaga knsultan perpustakaan. Sertifikasi merupakan sasaran kedua. Pada situasi sekarang ini, peluang untuk membuktikan bahwa knsultan nasinal dapat menjadi pemegang peran utama dalam prgram pengembangan perpustakaan sangat terbuka Iebar. Pertanyaannya adalah apakah mereka mau dan mampu berbuat Jebih? Pendekatan dari bawah ini merupakan pilihan pertama menuju standardisasi dan sertifikasi knsultan nasinal perpustakaan. Alternatif kedua adalah dengan pendekatan "kmand". Dalam hal ini Jembaga yang memiliki mandat sebagai Jembaga pembina perpustakaan hendaknya mengambil inisiatif. Hanya yang perlu diingat bahwa inisiatif ini juga lebih merupakan penyelenggaraan fasilitasi agar terkumpul cajn knsultan yang berminat menyusun standar kualitas tenaga knsultan perpustakaan. Merekalah yang seharusnya berbicara dan berdiskusi serta menyepakati. Kalaupun ini sukar terjadi tritas pembina perpustakaan dapat saja membentuk panitia persiapan. Kelemahan yang sering muncul adalah pemilihan anggta panitia yang memang benar-benar mau, mampu dan tidak terpengaruh serta memiliki kadar idealisme yang kuat..iangan sampai panitia yang dibentuk hanya terdiri seaclanya saja, apalagi ada mtif pemerataan di lingkungan lembaga pemegang tritas. pembinaan perpustakaan. Yang tidak bleh dilupakan juga adalah partisipasi aktif Jembaga pendidik cajn pustakawan. Dan akhirnya :"Kapan lagi kalan tidak kita mulai dari sekarang?" DAFT AR PUST AKA ANANTA, Aris (1998) Ecnmic integratin and free labur area : an Indnesian perspective. Makalah disampaikan dalam Sympsium n vercming bttlenecks :free and mre pen labur markets in Asia-Pacific regin. Bali:.January I 8, IKATAN Ahli Gelgi Indnesia (2003) Kmisi sertifikasi. (Situs JAG! terakhir dimutakhirkan pada Januari 2003) Tersedia di internet pada Standardisasi Knsu/tan Perpustakaan (Blasius SUdarsn) 53

10 LIANZA (2003) Principles applying t cnsultant librarians. Tersedia di Internet pada NATIONAL ccupatinal standards : radmaps fr the skills f tday and tmrrw (2003). Last update: Tersedia di Internet pada rhc. gc.ca/hri b/hrp-prh/cn g I ish/ns/ ccstcl e. sht ml 54 BACA Vl. 27, N.2, Agustus 2003: 45-54

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBIMBINGAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ONLINE (KTI ONLINE) TAHUN 2010 BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEMBIMBINGAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ONLINE (KTI ONLINE) TAHUN 2010 BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PEMBIMBINGAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ONLINE (KTI ONLINE) TAHUN 2010 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara antara lain melalui

Lebih terperinci

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan Jenis Infrmasi yang Terbuka dan Dikecualikan Kelmpk Infrmasi Publik yang diatur dalam UU KIP mencakup Infrmasi Publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; Infrmasi Publik yang wajib diumumkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan teknlgi infrmasi khususnya jaringan internet sudah banyak dikenal leh masyarakat secara luas. Penggunaan internet dari tahun ke tahun meningkat di seluruh

Lebih terperinci

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT Dkumen ini mendefinisikan misi, tujuan, tata kella, dan prinsip-prinsip perasinal Pantau Gambut yang perlu disepakati bersama leh para rganisasi mitra.

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/219/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

KOMPETENSI PUSTAKAWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA YANG DIPERSYARATKAN MAMPU BERSAING DALAM MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)

KOMPETENSI PUSTAKAWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA YANG DIPERSYARATKAN MAMPU BERSAING DALAM MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN) KOMPETENSI PUSTAKAWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA YANG DIPERSYARATKAN MAMPU BERSAING DALAM MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN) Oleh: Kurniasih Yuni Pratiwi* Pratiwikurnia399@gmail.cm Pustakawan Pertama

Lebih terperinci

Kebijakan tentang Benturan Kepentingan dan Benturan Komitmen

Kebijakan tentang Benturan Kepentingan dan Benturan Komitmen Kebijakan tentang Benturan Kepentingan dan Benturan Kmitmen Versi 29 Juni 2009 I. Pendahuluan Partisipasi aktif atau kegiatan staf akademik SBM dalam berbagai kegiatan yang berperan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

1. Mampu melakukan tugas per tugas (task skills). Contoh : Mampu melakukan pengambilan sampel dan memindahkan biakan secara aseptik.

1. Mampu melakukan tugas per tugas (task skills). Contoh : Mampu melakukan pengambilan sampel dan memindahkan biakan secara aseptik. Standar Kmpetensi Analis Kesehatan Psted by Riswant n Friday, February 5, 2010 Labels: Prfesi dan Kmpetensi Sudah sering kita mendengar istilah "kmpeten" dan "kmpetensi". Lalu apa maksud dari kedua kata

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3 PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan dengan

Lebih terperinci

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 A. VISI DAN MISI DAERAH V isi merupakan gambaran bersama mengenai masa depan, berupa kmitmen murni,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2006 Dekan Fakultas Sastra, Prof. Dr. Indiyah Imran. Renstra Fakultas Sastra Universitas Gunadarma

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2006 Dekan Fakultas Sastra, Prof. Dr. Indiyah Imran. Renstra Fakultas Sastra Universitas Gunadarma KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Fakultas Sastra Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis agar Fakultas Sastra tetap mampu memberikan sumbangan

Lebih terperinci

Standards for a better innovation and competitiveness..

Standards for a better innovation and competitiveness.. dalam UU Nmr 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian Jakarta, 13 Nvember 2014 leh: Drs. Suprapt, M.Sc Deputi Penerapan Standar dan Akreditasi, BSN Standards fr a better innvatin and

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP)

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP) PETUNJUK OPERASIONAL MONITORING & EVALUASI KEGIATAN PELATIHAN BDSP LEMBAGA/INDIVIDU Pelaksanaan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan

Lebih terperinci

- Perencanaan dan Penyusunan Program

- Perencanaan dan Penyusunan Program Manajemen Prgram Kegiatan manajemen pryek meliputi kegiatan untuk mendukung persiapan pelaksanaan pryek, penyediaan fasilitas dalam perasinal, krdinasi kegiatan pryek di pusat maupun daerah, dan pelaksanaan

Lebih terperinci

Taman edukasi profesi dan Rekreasi anak medan

Taman edukasi profesi dan Rekreasi anak medan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sewaktu kita anak-anak, kita memiliki cita-cita yang kita impikan. Kita sering membayangkan bagaimana kalau ketika sudah dewasa nanti kita akan bekerja ataupun menekunin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah ppulasi 8.389.443 jiwa serta kepadatan penduduk sebesar 12.682,1/ 2 km, diperkirakan akan terus bertambah. Pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER L1 LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri A. Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri 1. Pada lingkup industri

Lebih terperinci

Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman;

Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman; 1. Pengertian Keuangan Negara Keuangan Negara Menurut UU RI Nmr 17 tahun 2003, keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang

Lebih terperinci

BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI

BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI 5.1 Kerangka Identitas MEDIOR 1. Dasar Pemikiran Kelmpk Media Olahraga (MEDIOR) merupakan anggta KKG (Kelmpk Kmpas Gramedia) yang bertujuan untuk ikut

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Apa yang seharusnya dilaporkan dengan menggunakan prosedur Angkat Bicara! ini?

Apa yang seharusnya dilaporkan dengan menggunakan prosedur Angkat Bicara! ini? Tanya jawab tentang pelapran Mengapa AkzNbel mengntrak EthicsPint? Apa peran EthicsPint? Apa yang seharusnya dilaprkan dengan menggunakan prsedur Angkat Bicara! ini? Bagaimana jika hal ini merupakan kndisi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN Peluncuran Dkumen Kebijakan Respnsif Gender: Kertas Kebijakan: Pengarusutamaan Gender dalam Adaptasi Perubahan

Lebih terperinci

BAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI

BAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI BAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI 4.1 PRODI MATEMATIKA 4.1.1 Visi Prdi Matematika Menjadi pusat pengkajian dan pengembangan ilmu matematika terkemuka pada tahun 2025 yang mensinergikan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan istilah atau masalah baru. Manajemen berasal dari kata to manage

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan istilah atau masalah baru. Manajemen berasal dari kata to manage BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen dalam kehidupan masyarakat dewasa ini bukanlah merupakan istilah atau masalah baru. Manajemen berasal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN. dampak bermunculannya banyak developer game di negara-negara tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN. dampak bermunculannya banyak developer game di negara-negara tersebut. BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini industri game telah menjadi salah satu sumber pemasukan terbesar bagi negara-negara maju di luar sana, yang dimana sebagian besar didminasi leh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Elektro, Busono Soerowirdjo, Ph.D

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Elektro, Busono Soerowirdjo, Ph.D KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Teknik Elektr Fakultas Teknlgi Industri Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis agar Studi

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Fakultas Kedkteran Universitas Brawijaya : A : 1. Siti Aminah TSE 2. Segiant Ali 1. Kmentar Umum Pelaksanaan PHK-PKPD leh Fakultas Kedkteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian yang sangat penting dalam knteks keberlanjutan suatu bangsa. Anak merupakan penentu kualitas sumber daya manusia serta kemajuan di masa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Mesin, Dr. Syahbudin

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Mesin, Dr. Syahbudin KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Teknik Mesin Fakultas Teknlgi Industri Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis agar Studi

Lebih terperinci

MEMBANGUN E-GOVERNMENT

MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1 MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1. Pendahuluan Di era refrmasi ini, kebutuhan masyarakat akan transparansi pelayanan pemerintah sangatlah penting diperhatikan. Perkembangan teknlgi infrmasi menghasilkan titik

Lebih terperinci

DANA BANTUAN LANGSUNG - DBL

DANA BANTUAN LANGSUNG - DBL DANA BANTUAN LANGSUNG - DBL Sebagai alternatif pengellaan subsidi bantuan untuk peningkatan mutu pendidikan Oleh : Danny Meirawan Bahan News Letter Kantr Dinas Pendidikan Jawa Barat A. LATAR BELAKANG Wajib

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta

BAB II KAJIAN TEORI. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta kemampuan kerja yang didasari leh pengetahuan, sikap, keterampilan dan mtivasi dalam menghasilkan

Lebih terperinci

PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BAGI KELOMPOK TANI WANITA PANEN RAYA DI KANAGARIAN PADANG TAROK KEC. BASO KAB.

PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BAGI KELOMPOK TANI WANITA PANEN RAYA DI KANAGARIAN PADANG TAROK KEC. BASO KAB. Prgram PPM PROGRAM STUDI Sumber Dana DIPA Universitas Andalas Besar Anggaran Rp 4.000.000,- Tim Pelaksana Riza Reni Yenti, Raudhatul Hidayah dan Wiladatika Fakultas Eknmi Lkasi Kab. 50 Kta, Sumatera Barat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Diploma Tiga Teknik Komputer, Muhammad Subali, ST, MT

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Diploma Tiga Teknik Komputer, Muhammad Subali, ST, MT KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Teknik Kmputer Prgram Diplma Tiga Teknlgi Infrmasi Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Berdasarkan System Develpment Life Cycle (SDLC) metde waterfall yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penentuan harga jual, terdapat beberapa tahapan yang terdiri

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Layanan Purna Jual Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indnesia N. 634/MPP/Kep/9/2002 tentang ketentuan dan tata cara pengawasan

Lebih terperinci

AKURASI DAN MACAM ANGGARAN

AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Pertemuan 6 AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Halaman 1 dari Pertemuan 6 6.1 Ciri ciri dan Penyebab Perkiraan Biaya yang Kurang Akurat Anggaran pryek dihasilkan dari perkiraan biaya kmpnen-kmpnennya dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLN, di ganti menjadi kwh meter digital yang dapat memberikan nilai lebih

BAB I PENDAHULUAN. PLN, di ganti menjadi kwh meter digital yang dapat memberikan nilai lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknlgi selalu berkembang setiap saat, ada saja yang dilakukan manusia untuk memberikan kemudahan pada kehidupan sehari-hari. Salah satu cnth kemudahan

Lebih terperinci

1.2 Kelompok Usaha adalah berarti setiap perusahaan dimana Perusahaan menjadi pemegang saham utamanya.

1.2 Kelompok Usaha adalah berarti setiap perusahaan dimana Perusahaan menjadi pemegang saham utamanya. 1. Definisi Dalam perjanjian ini, kecuali knteksnya secara tegas menyatakan atau mensyaratkan lain, maka kata-kata sebagaimana dimaksud di bawah ini memiliki arti sebagai berikut : 1.1 Infrmasi Rahasia

Lebih terperinci

Keselamatan kerja dan Kesehatan lingkungan 1

Keselamatan kerja dan Kesehatan lingkungan 1 MENGASOSIASI : Prinsip K-3 & Penerapan di Bengkel Kerja Anda diharuskan juga untuk mengassiasi atau menerjemahkan kedalam pikiran anda sendiri dan selanjutnya diwujudkan dalam bentuk tulisan atau gambaran

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Sipil, Andi Tenrisukki Tenriajeng, ST, MT

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Sipil, Andi Tenrisukki Tenriajeng, ST, MT KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri jasa konstruksi memiliki arti penting dan strategis dalam pembangunan nasional mengingat industri jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan

Lebih terperinci

Wonosobo, Juli 2014 Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonosobo. M. ZUHRI, S.Sos., M.Si

Wonosobo, Juli 2014 Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonosobo. M. ZUHRI, S.Sos., M.Si KATA PENGANTAR Undang-Undang Nmr 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 68 (ayat) 1 dan 2 menyatakan PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu pada Instansi Pemerintah. (2) Pengangkatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gatot (1999), ekowisata mulai menjadi isu nasional di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gatot (1999), ekowisata mulai menjadi isu nasional di Indonesia 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekwisata 2.1.1 Perkembangan Ekwisata di Indnesia Menurut Gatt (1999), ekwisata mulai menjadi isu nasinal di Indnesia semenjak Seminar dan Lkakarya (Semilka) Nasinal yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I STANDARA OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

BAB I STANDARA OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG BAB I STANDARA OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG A. Tujuan Standar Operasinal Prsedur (SOP) Pengabdian Masyarakat ini dimaksudkan untuk : 1. Transparansi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat CV. KARDUS COMMUNICATION Cirebn Semua bidang usaha membutuhkan sarana periklanan untuk mempublikasikan uasaha yang dijalankan sehingga para knsumen mengetahui

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IX PERENCANAAN, PENGELOLAAN, DAN EVALUASI USAHA JASA ALAT MESIN PERTANIAN Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA 2007 2011 DIREKTORAT DIPLOMA TIGA TEKNOLOGI INFORMASI PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA 2007 Rencana Strategis Prgram Studi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Sistem Komputer, Dr.-Ing. Farid Thalib

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Sistem Komputer, Dr.-Ing. Farid Thalib KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Sistem Kmputer Fakultas Ilmu Kmputer dan Teknlgi Infrmasi Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Psikologi, Retnaningsih, SPsi., MPsi.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Psikologi, Retnaningsih, SPsi., MPsi. KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Psiklgi Fakultas Psiklgi Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis agar Studi Psiklgi tetap

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas, daya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas, daya guna produksi,

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG 8 BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Bimbingan dan Penyuluhan Prayitn dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah prses pemberian bantuan yang dilakukan leh rang yang ahli kepada serang atau

Lebih terperinci

Uji Coba Teknologi Pertanian Novelgro pada Tanaman Padi

Uji Coba Teknologi Pertanian Novelgro pada Tanaman Padi Lapran Uji Cba Teknlgi Nvelgr pada Padi Uji Cba Teknlgi Pertanian Nvelgr pada Tanaman Padi ABSTRAK Percbaan ini dirancang untuk memberikan gambaran manfaat penerapan teknlgi pertanian Nvelgr pada tanaman

Lebih terperinci

SOHO. Design competition. SOHO Design Competition. TERMS OF REFFRENCE (KERANGKA ACUAN KERJA) untuk Peserta A. LATAR BELAKANG

SOHO. Design competition. SOHO Design Competition. TERMS OF REFFRENCE (KERANGKA ACUAN KERJA) untuk Peserta A. LATAR BELAKANG TERMS OF REFFRENCE (KERANGKA ACUAN KERJA) untuk Peserta SOHO Design cmpetitin A. LATAR BELAKANG SOHO adalah sebuah hunian (Apartemen ataupun Rumah), yang didalamnya dilengkapi berbagai macam fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara agraris, Indnesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikella dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan

Lebih terperinci

BAB 3. TINJAUAN PROFESI DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

BAB 3. TINJAUAN PROFESI DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI ETIKA PROFESI : Etika dan Prfesinalisme Pekerja di Bidang Teknlgi Infrmasi BAB 3. TINJAUAN PROFESI DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI K utipan di samping adalah jawaban familiar yang diberikan Sebuah leh I

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metde Penilaian Investasi Metde Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan penambahan gudang pada PT. Prima Lintas Express dapat dikatakan layak

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi : FK Universitas Sultan Agung (UNISSULA) Skema Reviewer :.Nn Grantee : 1. Dewi Masyithah 2. I Wayan Sumardika 1. Kmentar Umum Selama dua hari pada tanggal 13-14

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. BPOM. Uji Klinik. Persetujuan. Penvabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. BPOM. Uji Klinik. Persetujuan. Penvabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA N.1987, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Uji Klinik. Persetujuan. Penvabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERSETUJUAN

Lebih terperinci

Hingga Juli 2012, telah digunakan anggaran insentif PKPP sebagai berikut: : Rp (74 % dari 250 juta

Hingga Juli 2012, telah digunakan anggaran insentif PKPP sebagai berikut: : Rp (74 % dari 250 juta FORM B.3 (Perkembangan Bulan 5-6) Judul: Pengembangan Prttip klaster peragaan hands-n interaktif bidang Antariksa untuk Science Center Pntianak,Kalimantan Barat Kde: SIDa.H.7 K/L: LEMBAGA PENERBANGAN DAN

Lebih terperinci

Pedoman Perlidungan Kawasan Ekosistem Esensial

Pedoman Perlidungan Kawasan Ekosistem Esensial Rancangan Peraturan Menteri LHK tentang Pedman Perlidungan Kawasan Eksistem Esensial Bgr 7 Mei 2018 Direktrat Jenderal Knservasi Sumber Daya Alam dan Eksistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Manajemen

Manajemen Proyek. Manajemen Manajemen Pryek Manajemen Aktivitas yang meliputi perencanaan, pengrganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengellaan sumber daya yang dimiliki suatu rganisasi untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Emile Durkheim (dalam Salim, 2002:54-57) perubahan struktur masyarakat terbagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Emile Durkheim (dalam Salim, 2002:54-57) perubahan struktur masyarakat terbagi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perubahan Scial Budaya Menurut Emile Durkheim (dalam Salim, 2002:54-57) perubahan struktur masyarakat terbagi menjadi dua slidaritas, yaitu masyarakat dari berslidaritas mekanik

Lebih terperinci

TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA

TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA Oleh : MOCH AFIF BAHTIYAR NIM : 04113029 PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 1. ALASAN PENDIRIAN USAHA Mendirikan usaha sendiri

Lebih terperinci

Pemahaman Etika Secara Umum

Pemahaman Etika Secara Umum Pemahaman Etika Secara Umum By : Aini Zahra 08650027 Fathan Trikurniawan 08650033 Ummi Athiyah 09650039 Pengertian Etika Etika/etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti nilai-nilai, kaidah-kaidah

Lebih terperinci

Ialah cara pemeriksaan yg dilakukan dengan wawancara baik langsung pada pasien atau pada orang tua atau sumber lain.

Ialah cara pemeriksaan yg dilakukan dengan wawancara baik langsung pada pasien atau pada orang tua atau sumber lain. 1.1.Anamnesis Ialah cara pemeriksaan yg dilakukan dengan wawancara baik langsung pada pasien atau pada rang tua atau sumber lain. Tujuan Mendapat keterangan sebanyak-banyaknya mengenai penyakit pasien

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA JURUSAN JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PROGRAM KERJA JURUSAN JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM KERJA JURUSAN JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN 2011 2012 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012 ii Prgram Kerja Jurusan Teknlgi Industri Pertanian Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

Amnesti Pajak materi lengkap diperoleh dari pajak.go.id

Amnesti Pajak materi lengkap diperoleh dari pajak.go.id Amnesti Pajak materi lengkap diperleh dari pajak.g.id Jul 2016 - Frm: www.itkind.rg (free pdf - Manajemen Mdern dan Kesehatan Masyarakat) 1 Daftar Isi Ruang Lingkup (ringkas)... 3 Tarif... 4 Repatriasi

Lebih terperinci

Peran Auditing Akuntan Publik. Bidang Bisnis:

Peran Auditing Akuntan Publik. Bidang Bisnis: Materi Perkuliahan 1. Auditing dan Prfesi Akuntan Pubiik 2. Audit Lapran Keuangan dan Tanggung jawab Audit 3. Etika Prfesi dan Kewajiban Hukum Auditr 4. Tinjauan Atas Prses Audit 5. Sasaran Audit, Bukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat membutuhkan alat pengukur kemiringan kendaraan terhadap media yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat membutuhkan alat pengukur kemiringan kendaraan terhadap media yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kendaraan bermtr ataupun tak bermtr, khususnya kendaraan rda dua sangat membutuhkan alat pengukur kemiringan kendaraan terhadap media yang dilaluinya. Karena

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Direktrat Jenderal Bea dan Cukai 2.1.1 Sejarah Singkat Direktrat Jenderal Bea dan Cukai Bea dan Cukai merupakan institusi glbal yang hampir semua negara

Lebih terperinci

Indonesia Bagaimana Pemohon Bisa Memanfaatkan Hak atas Informasi. Manual untuk Peserta

Indonesia Bagaimana Pemohon Bisa Memanfaatkan Hak atas Informasi. Manual untuk Peserta Indnesia Bagaimana Pemhn Bisa Memanfaatkan Hak atas Infrmasi Manual untuk Peserta June 2011 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...II MANUAL UNTUK PESERTA TRAINING BAGAIMANA PEMOHON BISA MEMANFAATKAN HAK ATAS INFORMASI

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 199, 2000 BADAN STANDARISASI. Standarisasi Nasional. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2006 Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Bambang Wahyudi, SKom., MMSI

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2006 Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Bambang Wahyudi, SKom., MMSI KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Fakultas Ilmu Kmputer dan Teknlgi Infrmasi Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis agar Fakultas Ilmu Kmputer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknlgi yang semakin maju dan semakin pesat membuat perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfmansinya agar dapat unggul dalam persaingan sekarang

Lebih terperinci

Peningkatan Kompetensi & Profesionalisme Tenaga Perpustakaan

Peningkatan Kompetensi & Profesionalisme Tenaga Perpustakaan Peningkatan Kompetensi & Profesionalisme Tenaga Perpustakaan Blasius Sudarsono Pemerhati Kepustakawanan Kappa Sigma Kappa INDONESIA Bogor, 25 November 2013 PENDAHULUAN TIGA PERTANYAAN MENDASAR 1) APA,

Lebih terperinci

ANALISA REWORK PADA KEGIATAN KONSTRUKSI PROYEK LOW RISE BUILDING DI PAKUWON CITY, SURABAYA TIMUR

ANALISA REWORK PADA KEGIATAN KONSTRUKSI PROYEK LOW RISE BUILDING DI PAKUWON CITY, SURABAYA TIMUR ANALISA REWORK PADA KEGIATAN KONSTRUKSI PROYEK LOW RISE BUILDING DI PAKUWON CITY, SURABAYA TIMUR Handaru Witjaksana dan Tri Jk Wahyu Adi Prgram Studi Magister Manajemen Teknlgi Bidang Keahlian Manajemen

Lebih terperinci

DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS KONSULTAN MANAJEMEN PROYEK DI LINGKUNGAN BPJN XI

DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS KONSULTAN MANAJEMEN PROYEK DI LINGKUNGAN BPJN XI URAIIAN PENDEKATAN,,METODOLOGII DAN PROGRAM KERJA E.1. Pla Pikir Pendekatan Pla pikir pendekatan merupakan salah satu upaya untuk menentukan metdlgi yang tepat bagi pelaksanaan pekerjaan. Dengan mengacu

Lebih terperinci

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Km Abstraks Dalam teri rekayasa perangkat lunak ada 2 jenis prduk perangkat lunak. Prduk generik, yaitu prduk yang dibuat dan ditentukan fungsinalitasnya

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Lampiran 3. Frmat lapran evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Universitas Jember : B : 1. Susanti Ratunanda 2. R.Varidiant Yud 1. Kmentar Umum

Lebih terperinci

Teknik Audit Internal dalam Akreditasi PUSKESMAS (#14)

Teknik Audit Internal dalam Akreditasi PUSKESMAS (#14) Teknik Audit Internal dalam Akreditasi PUSKESMAS (#14) Audit internal merupakan salah satu prgram mutu manajerial. Standar akreditasi Bab 3, kriteria 3.1.4. EP2, 3, dam 4 mensyarakatkan dilakukan audit

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Dasar Pemikiran Bahwa sebagai salah satu upaya untuk memajukan kebudayaan daerah, Perpustakaan, Kearsipan, dan Dkumentasi merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya, serta

Lebih terperinci

Perbedaan referensi risiko dan lingkup kontrol

Perbedaan referensi risiko dan lingkup kontrol PANDUAN UMUM Keijakan umum audit TI Perbedaan rientasi atas pelaksanaan aktifitas satu audit TI dengan yang lainnya Tidak terintegrasinya seluruh aktifitas audit TI dalam rangkaian manajemen risik bisnis

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaranserta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran Prgram

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Universitas Andalas : Skema A : 1. Fika Ekayanti 2. Minarma Siagian 1. Kmentar Umum Dalam rangka mengevaluasi prgram

Lebih terperinci

DEFINISI KOMUNIKASI UNSUR KOMUNIKASI. 1. Sumber/komunikator. 2. Isi pesan. 3. Media/saluran. 4. Penerima/komunikan ORGANISASI

DEFINISI KOMUNIKASI UNSUR KOMUNIKASI. 1. Sumber/komunikator. 2. Isi pesan. 3. Media/saluran. 4. Penerima/komunikan ORGANISASI DEFINISI KOMUNIKASI Sebuah prses penyampaian pikiran atau infrmasi dari seserang kepada rang lain melalui suatu cara tertentu sehingga rang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud leh penyampai

Lebih terperinci

KODE ETIK KONTEN MULTIMEDIA INDONESIA

KODE ETIK KONTEN MULTIMEDIA INDONESIA Kde Etik Knten Multimedia Indnesia Departemen Kmunikasi dan Infrmatika, RI KODE ETIK KONTEN MULTIMEDIA INDONESIA (Dikeluarkan melalui Peraturan Menteri Kmunikasi dan Infrmatika, Republika Indnesia - Draft

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN ORGANISASI. sejarah SKPPN III sesuai SK Menteri P dan K RI Nomor 0189/O/1979,sekolah

BAB III TINJAUAN ORGANISASI. sejarah SKPPN III sesuai SK Menteri P dan K RI Nomor 0189/O/1979,sekolah BAB III TINJAUAN ORGANISASI 3.1 Sejarah SMP N 24 Bandung Sejarah Seklah Menengah Pertama Negeri 24 Bandung tidak terlepas dari sejarah SKPPN III sesuai SK Menteri P dan K RI Nmr 0189/O/1979,seklah SMP

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 Lampiran 1 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 PENDAHULUAN Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan dkumen pembangunan yang disusun untuk kurun waktu

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI APA ITU PROYEK? ADALAH SUATU RANGKAIAN PEKERJAAN YANG DIADA-KAN DALAM SELANG WAKTU TERTENTU & MEMPUNYAI TUJUAN KHUSUS. YANG MEMBEDAKAN PROYEK DENGAN PEKERJAAN LAIN ADALAH

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi. 2. Cholis Abrori

Komentar dan Rekomendasi. 2. Cholis Abrori Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : FK Universitas Sriwijaya : C : 1. Rachmad Sarw Bekti 2. Chlis Abrri 1. Kmentar Umum Prgram Hibah Kmpetensi Peningkatan Kualitas Pendidikan

Lebih terperinci

Penerimaan Peserta Didik Baru

Penerimaan Peserta Didik Baru Penerimaan Peserta Didik Baru 2017 2018 SMKN 1 Dlanggu adalah Seklah Menengah Kejuruan Negeri yang berbasis Teknlgi dan Pariwisata untuk mencetak lulusan yang siap menjadi prfessinal muda di bidang teknlgi

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja ICRA Indnesia Rating Feature May 2013 ICRA Indnesia Metdlgi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja Industri baja memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan eknmi. Baja merupakan kmpnen umum pada beberapa

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID

STANDART OPERASIONAL PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID STANDART OPERASIONAL PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID STANDART OPERASIONAL PELAYANAN PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2014 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

IKATAN ARSITEK INDONESIA PEDOMAN HUBUNGAN KERJA ANTARA ARSITEK DENGAN PENGGUNA JASA

IKATAN ARSITEK INDONESIA PEDOMAN HUBUNGAN KERJA ANTARA ARSITEK DENGAN PENGGUNA JASA PEDOMAN HUBUNGAN KERJA Edisi 2007, cetakan pertama 2007 Ind n esian Institut e f Arc hitects... Member Institute f ARCASIA (Architects Reginal Cuncil Asia) Natinal Sectin f UIA (Unin Internatinale des

Lebih terperinci

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Kompensasi

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Kompensasi Kmpensasi Definitin hmas H. Stne : Cmpensatin is any frm f payment t emplyees fr wrk they prvide t their emplyer Kmpensasi adalah segala bentuk pembayaran kepada karyawan karena pekerjaan yang dia telah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2016 N.28/05/63/Tahun XX/4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2016 Jumlah angkatan kerja mencapai 2,05 juta jiwa, berkurang sebanyak 16,2 ribu jiwa dibandingkan 2015. Jumlah pekerja

Lebih terperinci