MODEL TEKNOLOGI PADA SISTEM KEMITRAAN AGROINDUSTRI AYAM BROILER. Sulistyo Sidik Purnomo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL TEKNOLOGI PADA SISTEM KEMITRAAN AGROINDUSTRI AYAM BROILER. Sulistyo Sidik Purnomo"

Transkripsi

1 MODEL TEKNOLOGI PADA SISTEM KEMITRAAN AGROINDUSTRI AYAM BROILER Sulisty Sidik Purnm SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 MODEL TEKNOLOGI PADA SISTEM KEMITRAAN AGROINDUSTRI AYAM BROILER Sulisty Sidik Purnm Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperleh gelar Dktr pada Prgram Studi Teknlgi Industri Pertanian SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

3 MODEL TEKNOLOGI PADA SISTEM KEMITRAAN AGROINDUSTRI AYAM BROILER Oleh : Sulisty Sidik Purnm Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperleh gelar Dktr pada Prgram Studi Teknlgi Industri Pertanian SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

4 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Mdel Teknlgi pada Sistem Kemitraan Agrindustri Ayam Briler adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan sebelumnya dalam bentuk apapun leh siapapun kepada perguruan tinggi manapun. Kutipan dari semua sumber data dan infrmasi yang berasal dari rang lain yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya. Bgr, Oktber 2011 Sulisty Sidik Purnm NRP: F

5 ABSTRAK SULISTYO SIDIK PURNOMO. Mdel Teknlgi pada Sistem Kemitraan Agrindustri Ayam Briler. Dibimbing leh E. GUMBIRA SA ID, MACHFUD, dan ASNATH M. FUAH. Manajemen teknlgi yang telah muncul sebagai isu penting dalam pengellaan perusahaan, terdiri dari empat kmpnen teknlgi, yaitu perangkat teknlgi (technware), perangkat manusia (humanware), perangkat infrmasi (infrware), dan perangkat rganisasi (rgaware), disingkat THIO. Berbagai faktr kunci tertentu terkandung dalam setiap kmpnen teknlgi yang berpengaruh kepada pencapaian keberhasilan usaha, khususnya usaha ternak plasma pada kemitraan pla Perusahaan Inti- Rakyat (PIR) ayam briler. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktr-faktr kunci setiap kmpnen terhadap tingkat keberhasilan usaha plasma dalam kemitraan ayam ras pedaging (briler) pla PIR. Metde survai lapangan digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan alat bantu kuesiner dan data sekunder dari perusahaan inti. Analisis data menggunakan metde Structural Equatin Mdelling (SEM). Dalam penelitian dikaji data yang dikumpulkan dari dua puluh tujuh peternak plasma dengan kinerja baik di wilayah kabupaten-kabupaten Karawang, Subang, dan Indramayu pada sistem kemitraan pla Perusahaan Inti-Rakyat (PIR) yang dibina leh PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) yang merupakan perusahaan intinya. Hasil analisis terhadap teknlgi yang diterapkan STA bernilai baik, sehingga layak untuk menykng keberhasilan kemitraan usaha yang dijalankannya. Beberapa faktr kunci yang berpengaruh kuat terhadap keberhasilan kemitraan adalah keuntungan bersih, jangka waktu penerimaan, dan pertumbuhan prduktivitas. Pada kmpnen Technware terdapat tiga peubah laten yaitu kandang, pemeliharaan ayam, dan pengendalian hama serta penyakit, masing-masing dipengaruhi leh tinggi kandang (180 m), dan dinding kandang 200 m); tingkat kematian (mrtalitas) ayam, dan feed cnvertin rati (FCR) yang tidak melebihi standar dari perusahaan inti; dan sistem pemeliharaan kandang. Kmpnen Humanware dipengaruhi leh kemampuan teknis, mtivasi, suka tantangan, rasa bertanggung-jawab, penetapan tujuan prestasi, kesediaan menerima perubahan, dan kedisiplinan bekerja. Kmpnen Infrware dipengaruhi leh jenis sumber infrmasi, infrmasi internal, infrmasi eksternal, validitas infrmasi dan data, kemudahan mendapatkan infrmasi, biaya untuk memperleh infrmasi, saluran kmunikasi, kepercayaan terhadap sumber infrmasi, nilai infrmasi, dan umpan balik. Kmpnen Orgaware dipengaruhi leh gaya kepemimpinan, mtivasi diri, drngan untuk berprestasi, kedewasaan, pendelegasian tugas dan tanggung jawab, kemandirian bekerja, perencanaan, pemikiran strategis, kebanggaan dalam kemitraan, peluang pengembangan, kepekaan terhadap perubahan lingkungan bisnis, rientasi teknlgi, keinginan bermitra dan keseimbangan insentif dan resik. Dari segi finansial, pla usaha kemitraan dalam budidaya ayam briler lebih menguntungkan dari pada pla mandiri. Pla usaha kemitraan lebih terjamin keberlangsungan, dan keberkelanjutannya. Laba rata-rata per tahun, resik kerugian, batas bawah keuntungan, NPV, dan masa pengembalian mdal investasi dari pemeliharaan ekr ayam per siklus prduksi pada pla usaha kemitraan adalah Rp ,60; 0,000058; Rp ,20; Rp ,574,00, dan empat tahun. Di lain pihak, pada pla usaha mandiri adalah Rp ,00; 0, ; Rp ,00; Rp ,00; dan enam tahun.

6 ABSTRACT SULISTYO SIDIK PURNOMO. Technlgy Mdel in Briler Agrindustry Partnership System. Supervised by E. GUMBIRA SA ID, MACHFUD, and ASNATH M. FUAH. Technlgy management has in the last few years emerged as an imprtant issue in cmpanies. This kind f management encmpasses fur technlgical cmpnents, namely technware, humanware, infrware and rgaware which are simply abbreviated as THIO. Each technlgical cmpnent cntains varius specified key factrs which allegedly influence the attainment f a business success, particularly in a plasma briler pultry breeder managed under the supervisin as well as management f what s-called Perusahaan Inti Rakyat (PIR) r a cre cmpany. This study was aimed at unveiling the influence f the key factrs belnging t each technlgical cmpnent tward the attainment f the business success in a plasma briler supervised by the cre cmpany n the PIR. Field survey methd by means f questinnaires were used t cllect primary and secndary data f the cre cmpany whilst Structural Equatin Mdelling (SEM) methd was used t analyze the data. During perid, field study was cnducted t cllect data frm 27 wellmanaged plasma briler in West Java s regencies f Karawang, Subang and Indramayu under the supervisin f PT Sahabat Ternak Abadi (STA) as a main cmpany. Data analysis revealed that the technlgies applied by STA were abslutely gd and imprtant t supprt the success f partnership being accmplished. Sme f the key factrs having significant influences n the partnership being accmplished were apparently the net prfit, payback perid and prductivity grwth. The Technware cmpnent cmprises three latent variables, i.e., the cage, the chicken treatment, and pest as well as disease cntrl. Each latent variable was influenced by cage size included height (180 cm) and wall (200 cm), chicken s mrtality rate, feed cnversin rati (FCR) which in live with standard applied by main cmpany, and cage management. The humanware cmpnent was determined by human technical ability, mtivatin, curisity, sense f respnsibility, gal-setting, readiness fr changes, and wrk discipline. Meanwhile the infrware cmpnent was dictated by the type f infrmatin surces, internal infrmatin, external infrmatin, validity f the infrmatin and data, access t as well as ease f acquiring the infrmatin, infrmatin cst, cmmunicatin channel, trust tward the infrmatin surce, infrmatin value, and feed-back. Factrs influencing the rgaware cmpnent is leadership style, self-mtivatin, drive fr achievement, maturity, tasks assignment, respnsibility, independence in wrk, planning ability, strategic thinking, pride in partnership, develpment pprtunity, sensitivity t changes in business, technlgy rientatin, willingness t be in a partnership with and balance in incentives and risks. Based n financial analyses, partnership enterprises is mre beneficial than a selfmanaged briler enterprises in the case f lngevity and cntinuity. A farmer with 5,000 brilers per prductin cycle which were managed under the partnership pattern resulted in an annual average prfit, lsses, lwer limit f prfit, NPV and payback perid f Rp33,991,776.30, , Rp 33,987,866.20, Rp211,239, and fur (4) years, respectively, whilst the self-managed pattern f the same prductin cycle prduce in Rp29,577,620.00, 0, , Rp29,571,840.00, Rp151,459, and six (6) years, respectively.

7 Judul Disertasi : Mdel Teknlgi Pada Sistem Kemitraan Agrindustri Ayam Briler Nama : Sulisty Sidik Purnm NRP : F Prgram Studi : Teknlgi Industri Pertanian Disetujui Kmisi Pembimbing Prf. Dr. Ir. Endang Gumbira Sa id, M.A.Dev. Ketua Dr. Ir. Machfud, M.S Anggta Dr. Ir. Asnath Maria Fuah, M.S. Anggta Diketahui Ketua Prgram Studi Teknlgi Industri Pertanian Dekan Seklah Pasca Sarjana Dr. Ir. Machfud, M.S. Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Agr.Sc. Tanggal Lulus :

8 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Blra pada tanggal 3 Maret 1963 sebagai anak sulung dari tujuh bersaudara dari ayah Radi yang selama bekerja mengabdikan diri sebagai guru seklah dasar dan ibu Sulasi. Tahun 1981 penulis menempuh kuliah pada Fakultas Peternakan prgram S 1 UGM, dan lulus pada tahun 1985, dengan judul Skripsi : Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Reprduksi Kelinci Albin Lkal. Pada tahun 1999, penulis melanjutkan kuliah di Seklah Pasca Sarjana (S 2 ) Prgram Studi Teknlgi Industri Pertanian IPB dengan beasiswa BPPS Dikti (tahun 2000), dan menamatkannya pada tahun 2003, dengan tesis berjudul : Optimasi Frmulasi Ransum Ayam Briler Starter. Pada tahun yang sama setelah lulus S 2 (2003), penulis berkesempatan untuk melanjutkan ke prgram dktr pada prgram studi dan perguruan tinggi yang sama. Beasiswa diperleh dari BPPS Dikti (tahun 2004). Penulis pernah mendapat kesempatan untuk mengikuti Kursus Caln Dsen Kewiraan (SUSCADOSWIR) Angkatan XXXVII LEMHANNAS, pada tahun Pengalaman dalam pengabdian kepada masyarakat, penulis pernah menjadi Pengurus (Ketua) Kperasi Unit Desa (KUD) di Karawang pada tahun Penulis bekerja sebagai dsen Kpertis Wilayah IV Jawa Barat dan Banten dan dipekerjakan di Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) sejak tahun 1988 dengan pangkat dan jabatan terakhir Pembina Tk.1/IVb, Lektr Kepala. Dua artikel berjudul Analisis Elemen-elemen Orgaware Pada Sistem Kemitraan Agrindustri Ayam Briler dan Ptensi Kemitraan dalam Budidaya Ternak Ayam Briler pada PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) telah diterbitkan pada Majalah Ilmiah SOLUSI, serta dua judul artikel lainnya akan segera terbit pada jurnal lainnya. Sebuah artikel lain dengan judul The Feasibility f Self-Supprted and Partnership Enterprise in Briler Industries telah disajikan dan dimuat dalam prceeding dari Knferensi Internasinal ke-3 Keberlanjutan dan Kesinambungan Hewan Ternak untuk Negaranegara Berkembang di Thailand. Karya-karya ilmiah tersebut merupakan bagian dari prgram S 3 penulis.

9 PRAKATA Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian dengan tema Manajemen Teknlgi dipilih dan dilaksanakan sejak bulan Mei 2007 yang berjudul Mdel Teknlgi Pada Sistem Kemitraan Agrindustri Ayam Briler. Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan terutama kepada kmisi pembimbing Bapak Prf. Dr. Ir. Endang Gumbira Sa id, sebagai ketua, Dr. Ir. Machfud,M.S, dan Dr. Ir. Asnath M. Fuah, M.S sebagai anggta, sekaligus sebagai dsen penguji dalam ujian lisan prakualifikasi kandidat dktr yang telah banyak meluangkan waktu dan tidak kenal lelah dalam memberi saran dan bimbingan, serta kepada Bapak Prf. Dr. Ir. Irawadi Jamaran selaku dsen penguji dalam ujian lisan prakualifikasi kandidat dktr sekaligus sebagai ketua Prgram Studi dan Ibu Prf.Dr.Ir. Ani Suryani,DEA, yang pernah menjabat sebagai sekretaris Prgram Studi Teknlgi Industri Pertanian Pasca Sarjana IPB. Penulis sampaikan terima kasih yang tulus kepada Ibu Prf. Dr. Erika Lacni, Dr. Ir. Sukardi, Dr. Ir. Taufiq, sebagai dsen penguji pada ujian Tertutup, juga kepada Bapak Prf. Dr. Ir. Bambang Haryant, M.S., dan Prf. Dr. Ir. Bunasr Sanim, M.S., sebagai penguji luar pembimbing pada ujian terbuka. Penetapan kelulusan dari beliau-beliaulah sehingga penulis mendapat kesempatan untuk menyelesaikan studi prgram Dktr (S 3 ) ini, sejak dinyatakan lulus dalam ujian prelim sebelumnya. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Jemmi Wijaya dan Bapak Ir. Filhasny Yunus dari PT. Charen Pkphand, Ltd., Bapak Drh.Darmansyah, Bapak Ir. Parlindungan, Bapak Ir. Suyatn, beserta seluruh staf PT. Sahabat Ternak Abadi (STA), dan kepada dua puluh tujuh peternak plasma sebagai respnden yang telah memberi dukungan, kesempatan penelitian, kerjasama yang baik dalam membantu pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada istri tercinta Dra. Atiek Nugrhwati, ananda Yanis Rahmasari Putri dan Tanty Rahmawan, atas kesetiaan dan dukungannya selama ini, serta kepada ayahanda Radi, ibunda Sulasi, ayahanda mertua Slamet Measir dan ibunda mertua Sesparti, serta seluruh keluarga, atas segala da dan kasih sayangnya. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak diperlukan untuk kesempurnaan karya ilmiah ini. Penulis berharap semga karya ilmiah ini menjadi sebuah karya yang berharga dan bermanfaat. Bgr, Oktber 2011 Sulisty Sidik Purnm

10 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... iii iv 1 PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Permasalahan... 7 Tujuan Penelitian... 9 Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Teknlgi... Pla Kemitraan dan Manajemen Rantai Paskan... Kmpnen-kmpnen Teknlgi (Technware, Humanware, Infrware, Orgaware) Strategi Bisnis Pendekatan Sistem Mdel Mdel Persamaan Struktural (SEM) Penelitian Terdahulu yang Relevan METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Knseptual Tahapan Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sistem Kemitraan Pla Perusahaan Inti-Rakyat (PIR) Ayam Briler. 117 Audit Teknlgi Perusahaan Inti (STA) dan Perusahaan Penykng (CPIN) Ptensi Kemitraan Analisis Kmpnen Teknlgi (Technware, Humanware, 145 Infrware, Orgaware)... Analisis Kmpnen Teknlgi Usaha Plasma dalam Satu Kesatuan... Kelayakan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging.. Sintesis Mdel Teknlgi pada Sistem Kemitraan Pla PIR Ayam Briler KESIMPULAN dan SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN ii 226

11 DAFTAR TABEL Daftar Pemeriksaan dalam Mdel Audit Teknlgi/TAM (Khalil 2000). Faktr-faktr kunci keberhasilan kemitraan Industri Alat Transprtasi (Wmack et al. 1990)... Halaman Prgram Penambahan Lama Penyinaran Ruangan Kandang Briler Bbt Panen Satu sampai dengan Dua kg Prgram Penambahan Lama Penyinaran Ruangan Kandang Briler Bbt Panen Rata-rata di Atas Dua kg Prgram Pencahayaan Kandang Intermitten (terang-gelap) sampai dengan Umur Ayam 42 hari Suhu dan Kelembaban Ruangan Kandang yang Sesuai bagi Briler Kepadatan Ayam Berdasarkan Bbt Hidup Saat Panen Knsumsi Air Minum untuk Seribu Ekr Ayam (pada suhu 21 0 C) Mutu Air Minum yang dapat Ditlerir bagi Budidaya Briler Perkembangan Ppulasi Ayam Briler Nasinal Tahun Ppulasi Ayam Briler Nasinal Pada Setiap Prpinsi Tujuan, Aktivitas, dan Keluaran Penelitian Indikatr penerapan teknlgi pada usaha ternak ayam briler melalui pla kemitraan Peubah Laten, Indikatr, Lambang dan Nama Peubah Teknlgi Usaha Ternak Ayam Briler pada Prgram LISREL dengan skala pengukurannya... Hasil Audit Teknlgi Untuk Lingkungan Teknlgi PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) dan PT.Charen Pkphand Indnesia (CPIN) Iii

12 Halaman Hasil Audit Teknlgi Untuk Kategrisasi Teknlgi PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) dan PT.Charen Pkphand Indnesia (CPIN). Hasil Audit Teknlgi Untuk Pasar dan pesaing PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) dan PT.Charen Pkphand Indnesia (CPIN). Hasil Audit Teknlgi Untuk Invasi Prses PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) dan PT.Charen Pkphand Indnesia (CPIN) 19. Hasil Audit Teknlgi Untuk Fungsi Nilai Tambah PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) dan PT.Charen Pkphand Indnesia (CPIN) Hasil Audit Teknlgi Untuk Akuisisi dan Eksplitasi Teknlgi PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) dan PT.Charen Pkphand Indnesia (CPIN). Faktr-faktr kunci keberhasilan kemitraan Usaha Ayam Briler Kntribusi Pengaruh Faktr-faktr Kunci Technware dalam Pla Usaha Kemitraan Hubungan Struktural Antara Peubah Endgen dan Kmpnen Technware Kebutuhan Tempat Pakan dan Tempat Minum untuk Pemeliharaan Ayam sebanyak ekr Kntribusi Pengaruh Faktr-faktr Kunci Humanware dalam Pla Usaha Kemitraan Hubungan Struktural Antara Peubah Endgen dan Kmpnen Humanware Kntribusi Pengaruh Faktr-faktr Kunci Infrware dalam Pla Usaha Kemitraan Hubungan Struktural Antara Peubah Endgen dan Kmpnen Infrware Kntribusi Pengaruh Faktr-faktr Kunci Orgaware dalam Pla Usaha Kemitraan. 174 iv

13 Halaman Hubungan Struktural Antara Peubah Endgen dan Kmpnen Orgaware.. Kntribusi Pengaruh Faktr-faktr Kunci Peubah Endgen dalam Pla Usaha Kemitraan Ayam Briler. Kntribusi Pengaruh Faktr-faktr Kunci Technware Usaha Plasma dalam Pla Kemitraan Ayam Briler. Kebutuhan Tempat Pakan dan Tempat Minum untuk Pemeliharaan Ayam sebanyak ekr Kntribusi Pengaruh Faktr-faktr Kunci Humanware Usaha Plasma dalam Pla Kemitraan Ayam Briler. Kntribusi Pengaruh Faktr-faktr Kunci Infrware Usaha Plasma dalam Pla Kemitraan Ayam Briler. Kntribusi Pengaruh Faktr-faktr Kunci Orgaware Usaha Plasma dalam Pla Kemitraan Ayam Briler. Kebutuhan Mdal Investasi Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging (5.000 ekr per siklus prduksi)... Kebutuhan Mdal Kerja Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging (5.000 ekr per siklus prduksi) (2008) Perhitungan Laba/Rugi Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging (5.000 ekr per siklus prduksi) (2008)... Nilai Keuntungan Rata-rata Usaha Ternak Ayam Briler Pla Mandiri dan Kemitraan Tahun Kelayakan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging dari Aspek Finansial.. Uraian Mdel Teknlgi dari Setiap Kmpnen pada Sistem Kemitraan Pla PIR Ayam Briler v

14 DAFTAR GAMBAR Ruang Lingkup Penelitian. Struktur Mdel Audit Teknlgi/TAM (Khalil 2000)... Knsep Sistem Agribisnis Ayam Ras... Penyebaran Anak Ayam Akibat Suhu Indukan.. Input-utput Simulasi Mdel... Karangka Pemikiran Diskriptif Mdel Teknlgi Usaha Ternak Ayam Briler dalam Kemitraan... Halaman Prsedur Penelitian Mdel Teknlgi pada Sistem Kemitraan Agrindustri Ayam Briler Diagram alir analisis mdel teknlgi usaha ternak ayam briler melalui kemitraan pla PIR Indikatr kriteria kinerja usaha dalam kemitraan Kemitraan Pla Perusahaan Inti-Rakyat (PIR) Agrindustri Ayam Briler Pemetaan Teknlgi Usaha Plasma dalam Sistem Kemitraan Ayam Ras Pedaging (briler) Struktur Organisasi PT.Sahabat Ternak Abadi (STA). Struktur Organisasi PT. Charen Pkphand Indnesia (CPIN) Kesenjangan Nilai Penaksiran Rata-rata Terhadap Nilai Harapan dari Ke-enam Kategri Teknlgi pada STA dan CPIN (2009) Peta Teknlgi Usaha Inti dalam Sistem Kemitraan Ayam Ras Pedaging (briler). Diagram Lintas Hubungan Struktural Faktr-faktr Kunci Technware dan Kntribusi Pengaruhnya terhadap Pla Usaha Kemitraan Ayam Briler vi

15 Halaman 17. Diagram Lintas Hubungan Struktural Faktr-faktr Kunci Humanware dan Kntribusi Pengaruhnya terhadap Pla Usaha Kemitraan Ayam Briler Diagram Lintas Hubungan Struktural Faktr-faktr Kunci Infrware dan Kntribusi Pengaruhnya terhadap Pla Usaha Kemitraan Ayam Briler Diagram Lintas Hubungan Struktural Faktr-faktr Kunci Orgaware dan Kntribusi Pengaruhnya terhadap Pla Usaha Kemitraan Ayam Briler.. Diagram Lintas Hubungan Struktural Faktr-faktr Kunci Technware, Humanware, Infrware,Orgaware dan Estimasi Pengaruhnya pada Usaha Plasma dalam Pla Kemitraan Ayam Briler.. Struktur Mdel Teknlgi Kemitraan/MTK Pla PIR Ayam Briler vii

16 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Frmulir Perjanjian Kerjasama Kemitraan PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) Perhitungan Laba/Rugi Usaha Ternak Briler Pla Mandiri dan Kemitraan Tahun Daftar Nama Peternak Plasma Terpilih (Respnden) Hasil Analisis Lisrel 8.3 Terhadap Faktr-faktr Kunci Keberhasilan Kemitraan Usaha Ternak Ayam Briler viii

17 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknlgi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Menurut Xiayan dan Junwen (2007), serta Smith (2010), teknlgi terkait erat dengan pembangunan glbal, yang memiliki manfaat dan risik yang cukup kmpleks. Teknlgi mempunyai kekuatan besar dan berfungsi sebagai penggerak (driver) majunya pembangunan eknmi glbal. Pada peride pengembangan eknmi yang pesat saat ini, teknlgi telah menjadi aset penting dalam suatu rganisasi, terutama di perusahaan, sehingga manajemen teknlgi muncul sebagai isu penting dalam pengellaan perusahaan. Menurut Gumbira-Sa id et al. (2001) dan Sharif (2006), manajemen teknlgi terkait dengan pengellaan dalam empat kmpnen teknlgi yaitu perangkat keras (technware), perangkat manusia (humanware), perangkat infrmasi (infrware), dan perangkat rganisasi (rgaware), disingkat THIO. Kmpnen technware adalah kmpnen teknlgi atau fasilitas fisik yang memberdayakan fisik manusia dan mengntrl kegiatan perasinal transfrmasi dalam prses input menjadi prduk baru atau byek. Kmpnen humanware adalah kmpnen teknlgi yang memberikan ide pemanfaatan sumber daya alam dan teknlgi untuk keperluan prduksi. Kmpnen infrware adalah kmpnen teknlgi, berwujud dkumen ilmu pengetahuan atau fakta yang mempercepat prses pembelajaran, mempersingkat waktu perasinal, dan penghematan sumber daya. Kmpnen rgaware adalah kmpnen teknlgi 1

18 (berwujud kerangka kerja rganisasi) yang mengkrdinasikan semua aktifitas prduksi dan prsedur di suatu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penerapan teknlgi yang tepat diperlukan untuk membantu meningkatkan keberhasilan usaha. Ke-empat kmpnen teknlgi (THIO) saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Kecanggihan technware perusahaan dapat terwujud jika didukung tingkat kemampuan humanware yang tinggi, sedangkan kecanggihan rgaware dapat terwujud jika didukung tingkat kemampuan humanware dan infrware yang tinggi. Dengan demikian kmbinasi yang tepat dari keempat kmpnen teknlgi tersebut diperlukan dalam penerapannya. Bidang peternakan, khususnya unggas, mempunyai peluang yang besar untuk dikembangkan. Salah satu kmditas yang dihasilkan usaha perunggasan adalah daging, yang merupakan sumber prtein hewani utama, disamping susu dan telur. Sumber prtein hewani berhubungan dengan kecerdasan, memelihara stamina tubuh, mempercepat regenerasi sel, dan menjaga sel darah merah tidak mudah pecah (Daryant 2009). Tingkat knsumsi sumber prtein hewani leh masyarakat merupakan salah satu faktr penentu mutu pangannya. Terdapat hubungan yang erat antara knsumsi prtein hewani dan mutu sumber daya manusia. Mutu sumberdaya manusia yang dicirikan leh tingkat harapan hidupnya, ditentukan leh mutu pangan yang diknsumsinya. Mutu pangan yang diknsumsi leh sebagian besar masyarakat Indnesia masih rendah. Hal ini menyebabkan Indnesia berada di psisi 111 dari 181 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan indeks 0,734. Jika 2

19 dibandingkan dengan indeks tahun 2006, mengalami kenaikan adalah 0,005, tetapi masih lebih rendah dari Filipina di psisi ke-106 dengan indeks 0,751 (UNDP 2009). Untuk meningkatkan mutu pangan yang diknsumsi masyarakat Indnesia, peningkatan knsumsi prtein melalui knsumsi daging leh masyarakat merupakan hal penting dalam rangka peningkatan mutu sumberdaya manusia (Daryant 2009). Tingkat knsumsi daging leh masyarakat umumnya berkrelasi psitif terhadap Grss Dmestic Prduct (GDP) per kapita. Semakin tinggi GDP per kapita, tingkat knsumsi daging leh masyarakat yang bersangkutan semakin tinggi. Menurut data Fd Agriculture Organizatin/FAO (2006), rata-rata knsumsi daging penduduk Indnesia adalah 4,5 kg/kapita/tahun, Malaysia (38,5), Thailand (14), Filipina (8,5), dan Singapura (28) (Daryant 2009). Menurut UNCTAD (2008), GDP per kapita di Asia (termasuk Indnesia) mengalami pertumbuhan rata-rata 6,2 persen per tahun sejak tahun 2003 sampai dengan tahun Bila diasumsikan bahwa peningkatan GDP akan meningkatkan daya beli dan knsumsi daging, maka pertumbuhan GDP akan meningkatkan knsumsi daging penduduk Indnesia. Berdasarkan lapran BPS (2009) dan Daryant (2009), pada tahun 2007, sub sektr peternakan memberikan kntribusi cukup nyata, yakni 4,51% dari sumbangan sektr pertanian sebesar 4,3% terhadap pertumbuhan eknmi nasinal. Dengan demikian, sektr peternakan menjadi salah satu sektr yang perlu ditingkatkan peranannya dalam pereknmian nasinal, melalui pengembangan industri peternakan, khususnya budidaya ayam briler. 3

20 Namun, kebutuhan daging unggas dengan mutu tinggi belum dapat dipenuhi, disebabkan beberapa kendala yang dialami leh peternak, antara lain : 1) Skala usaha umumnya kecil dengan kapasitas pemeliharaan rata-rata ekr per siklus prduksi per peternak; 2) Skala usaha kecil (termasuk di dalamnya peternakan rakyat) umumnya didukung sumberdaya manusia dengan keterampilan rendah; 3) Keterbatasan dalam permdalan, penguasaan teknlgi, manajemen, pemasaran hasil, dan akses terhadap pelayanan pendukung (Hafsah 2000; Sumardj et al. 2004). Dampak dari kendala yang dihadapi adalah munculnya ancaman-ancaman berupa penyakit, fluktuasi harga prduk, fluktuasi harga sarana prduksi, ketidak pastian pasar, keuntungan yang belum ptimal, dan hal-hal lain yang kurang menguntungkan bagi usaha. Kndisi tersebut mengakibatkan mutu dan kuantitas paskan ayam briler berfluktuatif, serta kntinuitas paskan tidak dapat dijamin. Bahkan, ekspr daging ayam dalam bentuk segar beku leh Indnesia ke negara lain seperti Jepang sempat terhenti pada tahun 2004 karena adanya wabah Avian Influenza (AI), dan baru dapat dibuka kembali setelah beberapa persyaratan dan prsedur tertentu dipenuhi (Deptan 2006). Berdasarkan kenyataan tersebut maka penanganan secara seksama dan terus menerus perlu dilakukan terhadap ancaman wabah AI dan penyakit lainnya melalui penerapan sistem bisekuriti yang ketat mulai dari pembibitan, penetasan, kandang, pabrik pakan dan tempat pemtngan ayam. Disamping hal tersebut, upaya-upaya pengembangan agrindustri ayam ras pedaging perlu diarahkan untuk meningkatkan prduktivitas, efisiensi dan keberlanjutan usaha (Hasyim et al. 2005). 4

21 Tantangan pengembangan agrindustri ayam briler semakin besar pada era glbalisasi saat ini yang meliputi : 1) prduksi yang kmpetitif, 2) glbalisasi nilai ssial dan humanisasi pasar, dan 3) perubahan fundamental preferensi knsumen (Saragih 1998; Sumardj et al. 2004). Menurut UNCTAD (1997), untuk mencapai keberhasilan dalam pemasaran prduk-prduk yang dihasilkan leh usaha-usaha ekspr daging unggas di negara-negara berkembang diperlukan sistem yang cck, yaitu integrasi vertikal yang diartikan sebagai suatu usaha pla kemitraan antara usaha hulu sampai hilir. Melalui sistem tersebut diharapkan dapat menghasilkan prduk berupa daging yang bermutu baik secara knsisten karena dalam sistem tersebut terdapat prses alih teknlgi dari perusahaan mitra kepada peternak plasma. Keberhasilan tersebut juga ditentukan leh kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang melimpah dan hasilhasil pertaniannya untuk diprses menjadi prduk knsumsi yang beragam dan dapat memenuhi selera knsumen. Hal tersebut hampir selalu melibatkan para agrtechnpreneur dalam pemanfaatan kemampuan dan kapasitas teknlgi di bidang agribisnis dan agrindustri (Gumbira-Sa id 2009). Usaha yang menerapkan pla kemitraan secara efektif akan berhasil apabila kemitraan tersebut didasarkan pada prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Hak dan kewajiban para pihak yang bermitra harus dilaksanakan secara knsisten (Gumbira-Sa id 2001). Sistem kemitraan ayam briler pla PIR, melibatkan para pihak. Pihak yang terlibat langsung yakni perusahaan inti sebagai penanggung-jawab utama, dan peternak plasma sebagai anggtanya. Untuk mengetahui tingkat kemampuan 5

22 yang dimiliki dan psisi teknlgi yang diterapkan leh perusahaan inti dan perusahaan penykng perlu dilakukan audit teknlgi terhadap perusahaanperusahaan tersebut. Dengan demikian, infrmasi yang diperleh dapat memperkuat asumsi bahwa perusahaan-perusahaan tersebut berkemampuan tinggi untuk melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya sebagai perusahaan inti dan perusahaan penykng. Salah satu perusahaan di Indnesia yang telah berhasil mengembangkan peternakan ayam pedaging terpadu adalah Charen Pkphand Indnesia (CPIN) yang berdiri tahun Sejak tahun 1997, CPIN mengembangkan usahanya pada sektr penglahan daging unggas. Berdasarkan Lapran Tahunan CPIN (2009), prduksi pakan dan day ld chick (DOC) merupakan prduk utama CPIN disamping ayam lahan. Penguasaan pasar dalam negeri adalah 39% untuk pakan dan 37% untuk DOC, menjadikan CPIN sebagai pemimpin pasar sejak tahun 1990-an di Indnesia. Kedua prduk tersebut merupakan sarana prduksi utama dalam usaha ternak ayam briler. Keberhasilan usaha CPIN dalam prduksi pakan ternak dan DOC tersebut, didukung adanya sistem kemitraan khususnya ayam briler pla PIR. CPIN bermitra usaha dengan STA (PT. Sahabat Ternak Abadi), yaitu salah satu perusahaan perunggasan di Indnesia yang menjalankan bisnisnya melalui sistem kemitraan pla PIR. Dalam sistem kemitraan tersebut, STA bertindak sebagai perusahaan inti dan CPIN sebagai perusahaan penykng sarana prduksi ternaknya (saprnak/pakan dan DOC). Untuk mendapatkan infrmasi tingkat teknlgi usaha yang tepat untuk dapat digunakan sebagai acuan dalam bermitra, maka perlu dilakukan kajian 6

23 yang mendalam tentang beberapa kmpnen teknlgi yang terdiri dari kmpnen technware, humanware, infrware, dan rgaware/ THIO pada peternak plasma. Jika mdel teknlgi tersebut dapat diwujudkan, maka dapat membantu perusahaan mitra dalam membina peternak plasmanya untuk lebih berhasil. B. Permasalahan Kinerja sektr pertanian pada tahun 2007 meningkat cukup tajam sebesar 4,3% terhadap pertumbuhan eknmi nasinal dibandingkan dua tahun sebelumnya yang hanya 0,12% dan 0,56% (Daryant 2009). Kndisi tersebut menunjukkan bahwa sektr pertanian merupakan sektr penting dalam pembangunan eknmi nasinal. Melalui prgram-prgram yang difkuskan pada pemenuhan knsumsi daging leh masyarakat. Tantangan yang dihadapi adalah masih rendahnya knsumsi daging penduduk Indnesia yaitu 4,5 kg/kap/tahun, lebih rendah jika dibandingkan Negara-negara Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura. Tingkat knsumsi daging yang rendah tersebut berkaitan erat dengan tingkat PDB yang relatif masih rendah (FAO 2006, diacu dalam Daryant 2009). Seiring dengan pertumbuhan PDB sebesar 6,5% pada tahun 2008 dan pentingnya kntribusi sektr pertanian terhadap PDB, terdapat peluang besar untuk membangun agrindustri yang lebih berhasil. Berdasarkan pertimbangan bahwa ptensi agrindustri khususnya yang berbasis ternak ayam briler cukup besar dalam pereknmian nasinal, pengembangan bisnis dengan sistem yang 7

24 tepat perlu dilakukan. Menurut UNCTAD (1997) dan Semardj et al. (2004), sistem agribisnis yang cck adalah integrasi vertikal atau krdinasi vertikal. Krdinasi vertikal pada usaha ternak briler melibatkan beberapa lembaga yang berkaitan secara vertikal dan memberikan sumbangan dalam prses prduksi, yakni perusahaan pembibitan dan penetasan, pabrik pakan ternak, perusahaan bat hewan, peternak, perusahaan pemtngan ayam (Rumah Ptng Ayam disingkat RPA), perusahaan penglahan dan pemasarannya (USDA 2003; Sumardj et al. 2004). Lembaga-lembaga tersebut mempunyai tingkat risik kegagalan yang berbeda, dan risik kegagalan yang paling tinggi dialami leh peternak. Sebagai penghasil ayam pedaging hidup, beberapa kendala ataupun kelemahan yang dialami terdiri dari kasus penyakit, lemahnya permdalan dan rendahnya keterampilan peternak termasuk teknlgi sebagaimana yang dilaprkan leh Santsa (2009). Pada usaha ayam briler sistem kemitraan dengan pla PIR, diharapkan terjadi transfer teknlgi, aliran mdal kerja, dan transfer keterampilan manajemen dari perusahaan ke peternakan rakyat, sehingga usaha lebih berhasil. Menurut Hafsah (2000), ptensi keberhasilan dalam kemitraan cukup menjanjikan dengan syarat pengusaha kecil yang bermitra dengan pengusaha besar mampu untuk saling mengisi dan berkmitmen, sehingga terjalin kemitraan yang berkelanjutan. Pla kemitraan jangka pendek memerlukan strategi agar dapat diarahkan mencapai pla kemitraan jangka panjang sehingga dapat member keuntungan pada pihak yang bermitra terutama dalam hal peningkatan prduktivitas dan efisiensi usaha. Kinerja kemitraan dapat dicapai dengan 8

25 menggunakan suatu metde yang dirancang dan disepakati leh pihak yang bermitra. Dalam usaha peternakan, banyak faktr yang perlu dipertimbangkan dalam mencapai keberhasilan termasuk variabel-variabel penentu yang saling terkait satu sama lain. Oleh karena itu pada tahap perencanaan usaha pla kemitraan dengan sasaran keberhasilan jangka pendek maupun jangka panjang dibutuhkan infrmasi tentang variabel-variabel kunci penentu keberhasilan. Sampai saat ini infrmasi tentang variabel-variabel kunci bagi perusahaan mitra dan peternak belum tersedia, termasuk kriteria-kriteria kinerja kemitraan usaha secara keseluruhan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi variabel-variabel kunci dari teknlgi yang terdiri dari empat kmpnen THIO pada usaha ternak ayam briler plasma. Hasil yang diperleh merupakan infrmasi yang berguna untuk perancangan mdel teknlgi pada usaha ternak plasma dalam sistem kemitraan. C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk merumuskan suatu mdel teknlgi yang melibatkan faktr-faktr penentu dalam usaha pla kemitraan ayam ras pedaging sehingga dapat memberikan slusi ptimal dalam implementasi kemitraan agrindustri ayam ras pedaging (briler). Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Melakukan audit teknlgi untuk mendapatkan infrmasi psisi teknlgi yang dimiliki suatu Perusahaan-Inti dalam sistem kemitraan ayam briler pla Perusahaan-Inti Rakyat (PIR). 9

26 2. Menemukan variabel-variabel kunci keberhasilan usaha plasma dalam sistem kemitraan ayam briler pla Perusahaan-Inti Rakyat (PIR) pada masingmasing kmpnen teknlgi, meliputi : technware, humanware, infrware, dan rgaware. 3. Mengetahui tingkat kelayakan usaha dari segi finansial pada peternak plasma dalam sistem kemitraan ayam briler pla Perusahaan-Inti Rakyat (PIR). 4. Melakukan sintesis mdel teknlgi pada sistem kemitraan pla PIR ayam briler. D. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan rujukan ilmiah dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknlgi, khususnya dalam usaha budidaya ayam ras pedaging melalui pla kemitraan. 2. Memberikan infrmasi dan sumbangan pemikiran tentang usaha pengembangan kemitraan agrindustri berbasis ternak ayam ras pedaging (briler). 3. Manajemen teknlgi yang dikembangkan diharapkan dapat membantu dalam penyusunan rencana kemitraan leh perusahaan inti agrindustri berbasis ternak ayam ras pedaging (briler). E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan infrmasi secara menyeluruh, serta terpadu tentang faktrfaktr penentu keberhasilan usaha ternak plasma dalam kemitraan industri ternak ayam ras pedaging (briler) yang berkategri berhasil. 10

27 2. Audit teknlgi terhadap perusahaan inti dan perusahaan penykngnya yang dilakukan untuk memastikan bahwa perusahaan tersebut berkemampuan tinggi dalam perannya sebagai perusahaan inti pada kemitraan pla Perusahaan Inti-Rakyat (PIR). 3. Analisa dibatasi pada pengembangan industri peternakan berbasis ayam ras pedaging (briler) yang terkait dengan peternakan rakyat melalui kemitraan inti-plasma. Ruang lingkup penelitian di atas diilustrasikan dalam bagan alur berdasarkan kmpnen masukan, prses, sasaran, dan keluaran (Gambar 1). Daftar pertanyaan dibuat terdiri dari tiga bagian sesuai dengan peruntukannya yaitu : 1) Audit teknlgi, 2) Ptensi kemitraan, dan 3) Variabel-variabel kunci. Daftar pertanyaan untuk audit teknlgi didasarkan pada wilayah penaksiran sesuai Technlgy Audit Mdel/TAM (Khalil 2000) terhadap teknlgi yang dimiliki perusahaan inti, meliputi technware, humanware, infrware, dan rgaware (THIO). Daftar pertanyaan untuk mengukur ptensi kemitraan didasarkan pada metde Wmack et al. (1990), dan daftar pertanyaan terhadap peternak plasma didasarkan dari faktrfaktr penentu keberhasilan usaha terhadap peternak plasma dalam kemitraan industri ternak ayam ras pedaging (briler) yang berkategri berhasil dan dianalisis dengan metde Structural Equatin Mdelling (SEM). Data hasil survei lapangan tersebut dikelmpkkan sebagai masukan. Prses penglahan data mencakup audit teknlgi perusahaan inti, analisis ptensi kemitraan, analisis pengaruh faktr-faktr penentu keberhasilan kemitraan, dan analisis finansial usaha plasma (Gambar 1). Keluaran dari prses tersebut adalah 11

28 infrmasi psisi teknlgi perusahaan inti dengan kemampuan yang handal untuk melaksanakan kewajibannya sebagai perusahaan inti, kemitraan dengan kategri baik, mdel teknlgi usaha plasma dengan kandungan variabel-variabel kunci yang berpengaruh kuat terhadap keberhasilan, dan usaha plasma ternak briler yang layak secara finansial seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1. Masukan Prses Keluaran - Faktrfaktr kunci keberhasilan usaha plasma ternak briler pla PIR Metde -Audit teknlgi perusahaan inti -Analisis ptensi kemitraan -Analisis pengaruh faktr penentu keberhasilan dan struktural variabel laten -Analisis Finansial -Survei lapangan terhadap usaha plasma ayam briler yang berhasil pada pla PIR -Metde Structural Equatin Mdelling (SEM) Sasaran -Psisi teknlgi di perusahaan inti -Penerapan manajemen teknlgi meliputi technware, humanware, infrware, dan rgaware (THIO) -Administrasi keuangan usaha ternak plasma ayam briler yang berhasil pada pla PIR -Kemampuan yang handal perusahaan inti -Kemitraan dengan kategri baik -Mdel teknlgi usaha plasma dengan kandungan faktr-faktr kunci berpengaruh kuat -Usaha plasma ternak briler yang layak secara finansial Gambar 1. Ruang Lingkup Penelitian Mdel Teknlgi Pada Sistem Kemitraan Agrindustri Ayam Briler 12

29 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Teknlgi Definisi umum teknlgi adalah segala daya dan upaya yang dapat dilaksanakan leh manusia berdasarkan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan manusia melalui rancang bangun suatu prduk dan prses yang baru, atau pencarian ilmu yang baru, sehingga tercapai taraf hidup yang lebih baik. Kemajuan teknlgi mempunyai pengaruh besar terhadap manajemen perasi, dan penerapannya memerlukan pengetahuan tentang manajemen teknlgi (Handk 2000; Gumbira-Sa id et al. 2001). Terdapat dua kategri umum mengenai teknlgi, yaitu 1) teknlgi keras, meliputi ilmu pengetahuan alam, rekayasa teknik, dan matematika; 2) teknlgi lunak, meliputi ilmu dan prses bisnis yang mengarah kepada prduk-prduk yang layak jual. Pengembangan teknlgi dalam bidang agribisnis harus dilaksanakan selaras antara empat kmpnen teknlgi (THIO) dan kndisi budaya masyarakat Indnesia (Gumbira-Sa id 2001). Menurut Gaynr (1991), manajemen teknlgi merupakan keterkaitan antara perekayasaan, ilmu pengetahuan, dan manajemen perencanaan, pengembangan, dan penerapan teknlgi yang handal untuk membentuk dan menyempurnakan strategi dan tujuan perasi rganisasi. THIO berinteraksi secara dinamis dan simultan dalam rangka keberhasilan kinerja perusahaan. Mengabaikan salah satu kmpnen akan 13

30 melemahkan kemampuan perusahaan dalam persaingan bisnis. Kmbinasi kmpnen teknlgi yang digunakan leh masing-masing perusahaan berbeda tergantung jenis prduksi dan jasanya. Oleh karena itu diperlukan pengellaan teknlgi (THIO) yang tepat (Gumbira-Sa id et al. 2001). Menurut Khalil (2000), analisis kekuatan dan kelemahan suatu teknlgi yang dimiliki leh sebuah rganisasi atau pemeriksaan teknlgi perlu dilakukan untuk membantu mengetahui psisi teknlgi perusahaan dalam persaingannya. Analisis tersebut meliputi teknlgi prduk, teknlgi prduksi, teknlgi jasa, dan teknlgi pemasaran. Selain itu, secara umum tujuan pelaksanaan audit teknlgi adalah untuk memanfaatkan secara maksimal penggunaan teknlgi serta mengurangi dampak negatifnya (Djajadiningrat et al. 2007). Garcia-Arrela (1996), diacu dalam Khalil (2000), mengembangkan mdel audit teknlgi (TAM) yang mencakup wilayah penting yang harus dipertimbangkan dalam audit teknlgi. Tujuan TAM adalah : 1) untuk menetapkan status teknlgi, 2) untuk mengptimalkan peluang yang dimiliki, dan 3) untuk memperleh kapabilitas perusahaan yang lebih kuat. TAM terdiri dari tiga tingkat mdel, dengan masing-masing tingkat berisi fungsi yang lebih khusus. Tingkat pertama terdiri dari enam kategri. Pada tingkat kedua terdapat dua puluh wilayah penilaian, sedangkan pada tingkat ketiga (terakhir) terdapat empat puluh tiga elemen penilaian. Mdel TAM (Garcia-Arrela 1996, diacu dalam Khalil 2000), berbasis pada enam kategri seperti diuraikan di bawah ini : 1. Lingkungan teknlgi. Strategi yang berhasil biasanya diterapkan dalam lingkungan yang memelihara kelmpk kerja, kreativitas, dan fleksibilitas. 14

31 Faktr-faktr lingkungan bisnis yang diuji termasuk kepemimpinan, adpsi strategi, struktur rganisasi, budaya teknlgi, dan manajemen sumber daya manusia. 2. Kategrisasi teknlgi. Hal yang penting untuk dievaluasi adalah tingkat pengetahuan perusahaan dan apresiasi teknlginya, yaitu teknlgi canggih, dan teknlgi yang invatif (baru). 3. Pasar dan pesaing. Hubungan antara pemask, saluran distribusi, pelanggan, dan pesaing dapat berubah dengan kreasi dan adpsi teknlgi baru. Keputusan bisnis mencakup harga, seleksi saluran distribusi, kedudukan prduk, dan lain-lain. 4. Prses invasi. Invasi yang terjadi memberikan kndisi yang lebih layak bagi perusahaan. Keputusan bisnis dalam area ini adalah alkasi sumber daya, sistem penggajian, waktu pelepasan prduk, dan lain-lain. 5. Fungsi nilai tambah. Teknlgi yang dibawa ke pasar melalui aktivitas rantai nilai tambah yang menambah nilai prduk akhir, seperti penelitian dan pengembangan, pabrik, penjualan, dan distribusi. Mutu dan fleksibilitas diperlukan untuk memenuhi permintaan pasar. Evaluasi keputusan bisnis dalam area ini termasuk tinjauan investasi mdal, mekanisme pembuatan kebijaksanaan, struktur rganisasi, pembiayaan, metdlgis, dan lain-lain. 6. Akuisisi dan eksplitasi teknlgi. Keefektifan teknlgi tergantung pada keberhasilan dalam penerapannya. Keputusan bisnis untuk akuisisi dan eksplitasi teknlgi berpatkan pada keberhasilan rganisasi, yang mencakup mdal investasi, seleksi pasangan aliansi, dan sebagainya. 15

32 Pada Gambar 2 diperlihatkan struktur TAM yang berisi kategri, wilayah penilaian, dan elemen-elemen penilaian. Audit teknlgi berdasarkan keenam kategri yang terindikasi tersebut di atas akan sangat kmpleks prsesnya. Daftar pemeriksaan pada Tabel 1 dapat membantu auditr melalui prses TAM. Pada setiap elemen dibuat pertanyaan dengan penilaian secara kuantitatif berskala lima, dari sangat baik sampai dengan rendah. Skala 5 adalah sangat baik, 4 baik, 3 rata-rata, 2 di bawah rata-rata, 1 rendah. Nilai secara keseluruhan dihitung dengan menjumlahkan seluruh nilai dari masing-masing elemen. Audit teknlgi diulang secara peridik, minimal sekali dalam setahun tergantung pada perencanaannya. Jika hasil audit tidak memuaskan, maka perusahaan yang diaudit tersebut disarankan untuk mengubah strategi kegiatannya. B. Pla Kemitraan dan Manajemen Rantai Paskan Strategi bisnis yang dilakukan leh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan membesarkan dinamakan kemitraan (Hafsah 2000). Menurut David (2002), kemitraan atau knsrsium sementara terbentuk dari adanya usaha patungan (jint venture) dua perusahaan atau lebih dengan tujuan kapitalisasi atau pemanfaatan beberapa peluang. Kemitraan terdiri dari rganisasi yang terpisah dengan penguasaan mdal dalam bentuk yang baru. 16

33 1.0 Lingkungan Teknlgi 2.0 Kategrisasi Teknlgi 3.0 Pesaing dan Pasar 4.0 Prses Invasi 5.0 VAF S 6.0 TAEP 1.1 Pimpinan Ekskutif 2.1 Teknlgi Prduk 3.1 Kebutuhan Pasar 4.1 Gerakan Ide 5.1 R dan D 6.1 Akuisisi - teknlgi sebagai priritas - keterlibatan manajer - Teknlgi Internal - Teknlgi Eksternal - Teknlgi Dasar - KecenderunganTeknlgi - Penaksiran Pasar - Teknlgi Pemasaran - Intrapreneurship - Entrepreneurship - Tim - Prtfli Jastifikasi - Analisis Berhasil/ Bangkrut - Metde akuisisi - Mdal Investasi 1.2 Strategi Teknlgi 2.2 Teknlgi Prses 3.2 Kesiapan Pesaing 4.2 Penggerak Teknlgi 5.2 Operasinal Teknlgi 6.2 Transfer Teknlgi - Strategi Crprate - Tujuan - Deplyment - Tekmlgi Internal - Teknlgi Eksternal - Teknlgi Dasar - KecenderunganTeknlgi - Penaksiran Pesaing - Benchmarking - Ilmu Pendrng - Pasar Penarik - Kemajuan Prses - Prsedur Transfer - Transfer Tenaga Kerja 1.3 Struktur Organisasi 2.3 Teknlgi Pemasaran 4.3 Knsep Pasar 5.3 Teknlgi Peduli Lingkungan 6.3 Eksplitasi untuk Laba - Bagan Organisasi - Kelmpk kerja 1.4 Budaya Teknlgi - Invasi Pemasaran - Knsep Prduk- J - Waktu Impas dan biaya impas - Prduk hijau - Analisis penjualan Prduk 6.4 Prteksi Teknlgi - Pembelajaran Organisasi - Kmunikasi - Perubahan manajemen 1.5 Tenaga Kerja Keterangan : VAFs : Value Added Functins TAEP : Technlgy Acquisitin and Explitatin R & D : Research and Develpment - Perekrutan - Pelatihan - Pemberian wewenang - Sistem penggajian Gambar 2. Struktur Mdel Audit Teknlgi/ TAM (Garcia-Arrela 1996, diacu dalam Khalil 2000) 17

34 Tabel 1. Daftar Pemeriksaan dalam Mdel Audit Teknlgi/TAM (Khalil 2000) Wilayah Penaksiran Elemen Peringkatan 1. Lingkungan Teknlgi 1.1 Orientasi dan -Teknlgi merupakan priritas utama dalam Rendah Baik Sekali Kepemimpinan strategi bisnis puncak -Keterlibatan manajer dalam budaya teknlgi perusahaan. 1.2 Strategi - Strategi perusahaan dalam pencapaian visi teknlgi perusahaan. -Tujuan dengan kemantapan standar teknlgi Deplyment : kmunikasi dalam rganisasi Struktur - kejelasan bagan rganisasi Organisasi 1.4 Kemajuan budaya teknlgi 1.5 Manusia (tenaga kerja) - kemandirian kelmpk kerja Budaya sebagai faktr strategis Pembelajaran rganisasi Kebebasan kmunikasi dalam rganisasi Keefektifan perubahan manajemen Perekrutan tenaga kerja baru Pelatihan tenaga kerja Empwerment : keterlibatan tenaga kerja Sistem penggajian Teknlgi jasa/prduk 2.2 Teknlgi prses 2.3 Teknlgi dalam pemasaran 2. Kategrisasi Teknlgi - Teknlgi internal kekuatan/ keberaniannya Teknlgi eksternal strategis Teknlgi dasar dalam psisi persaingan Trends teknlgi kmpetensi utama Teknlgi internal untuk prses Teknlgi eksternal untuk prses Penaksiran teknlgi dasar Trends teknlgi prses kunci prduk utama Invasi pemasaran yang agresif Knsep prduk-jasa kepuasan pelanggan Pasar dan pesaing 3.1 Keperluan - Sistem penaksiran pasar pasar -Teknlgi pemasaran Status pesaing - Penaksiran pesaing secara peridik Benchmarking prses-prses internal Invasi prses 4.1 Generasi ide - Intrapreneurship seluruh tingkat rganisasi Enterpreneurship knsisten dengan strategi Penggerak - Ilmu pengetahuan pendrng teknlgi - Pasar penarik dari kesenjangan dan peluang Knsep untuk pasar pasar - Waktu impas dan biaya impas sesuai pasar Fungsi nilai tambah 5.1 R dan D -Fungsi silang kelmpk Prtfli penelitian dan pemgembangan Analisis keberhasilan/ kebangkrutan

35 Tabel 1. Daftar Pemeriksaan dalam Audit TAM (Khalil 2000) (lanjutan) Wilayah Penaksiran Elemen Peringkatan 5.2 Operasi - Perbaikan variabel penting dari prses Teknlgi - Prses dan prduk hijau peduli - Analisis siklus hidup prduk lingkungan 6. Akuisisi dan eksplitasi teknlgi 6.1 Akuisisi - Metde akuisisi Teknlgi - Ketepatan mdal investasi Transfer - Prsedur transfer teknlgi 6.3 Eksplitasi untuk keuntungan - Transfer tenaga kerja Eksplitasi untuk keuntungan sesuai strategi teknlgi dan klasifikasi teknlgi Prteksi -Prteksi invasi prses Menurut Hunger dan Wheelen (2001), usaha patungan dari dua atau lebih rganisasi secara terpisah adalah untuk tujuan-tujuan strategis berikut: 1) menciptakan kesatuan bisnis yang independen dan mengalkasi kepemilikan; 2) tanggungjawab perasinal; 3) tanggungjawab atas risik yang timbul; dan 4) imbalan finansial bagi tiap-tiap anggta, disertai perlindungan tnminya. Usaha patungan memberikan cara sementara untuk menggabungkan kekuatan-kekuatan mitra kerja sehingga dapat dicapai hasil bernilai lebih tinggi bagi kedua belah pihak. Perencanaan pengembangan agrindustri berbasis ayam briler yang berdaya saing di pasar glbal memerlukan krdinasi vertikal antar setiap tingkatan usaha di sepanjang rantai agrindustri ayam briler. Melalui krdinasi vertikal setiap tantangan yang mungkin timbul, antara lain sebagai akibat dari fluktuasi harga bahan baku dan harga daging ayam di pasaran, maka keberlanjutan paskan, jumlah paskan, mutu prduk, dan keterbatasan permdalan, dapat diatasi dengan baik. Selain itu, biaya transaksi dapat 19

36 dikurangi, dan biaya prduksi ternak, serta harga prduk lahan lebih rendah (USDA 2003). Krdinasi vertikal tersebut akan membentuk manajemen rantai paskan (supply chain management atau SCM) ayam briler, didefinisikan sebagai knsepsi manajemen yang secara terus-menerus mencari sumber-sumber fungsi bisnis yang memiliki kmpetensi baik dari dalam maupun luar perusahaan untuk digabungkan menjadi satu rantai paskan. Tujuannya adalah untuk memasuki sistem paskan yang berdaya saing tinggi dan memperhatikan kebutuhan pelanggan, yang berfkus pada pengembangan slusi invatif dan sinkrnisasi aliran prduk, jasa dan infrmasi. Dengan demikian tercipta sumber nilai pelanggan yang bersifat spesifik (Miranda & Widjaja-Tunggal 2003). Jaringan manajemen rantai paskan melibatkan banyak perusahaan yang bersifat independen, namun sepakat untuk bekerja sama jangka panjang tanpa harus bersaing secara tidak sehat, sebagai dasar pengembangan keunggulan kmpetitif kelmpk. Pendekatannya ditekankan pada pengembangan kepercayaan, infrmasi dan minat bersama antar anggta kelmpk (Gattrna & Walters 1996, diacu dalam Herman 2002). Perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam SCM diharapkan dapat memperleh manfaat nilai tambah secara adil sebagai akibat kegiatan bisnis melalui kemitraan tersebut. Definisi nilai tambah prduk menurut Gumbira-Sa id dan Intan (2000), adalah nilai yang tercipta dari kegiatan mengubah input pertanian menjadi prduk pertanian, atau yang tercipta dari kegiatan menglah hasil pertanian menjadi prduk akhir. Dalam pendekatan SCM dapat diidentifikasi pekerjaan kunci 20

I. PENDAHULUAN. Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Menurut Xiaoyan dan Junwen (2007), serta Smith (2010), teknologi terkait erat dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk

III. METODE PENELITIAN. dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk III. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Knseptual Identifikasi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap keuntungan dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk dipahami

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) merupakan salah satu perusahaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) merupakan salah satu perusahaan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) merupakan salah satu perusahaan peternakan di Indnesia, dengan prduksi utamanya adalah ayam briler hidup yang dilaksanakan

Lebih terperinci

RESPON PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING TERHADAP KONDISI KRISIS EKONOMI

RESPON PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING TERHADAP KONDISI KRISIS EKONOMI Seminar Nasinal Peternakan clan Vetermer 1000 RESPON PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING TERHADAP KONDISI KRISIS EKONOMI Kats kunch Respn, ayam ras pedaging, pendapatan ELAN MAssutAN', A. PRIYANTO, dan U. KusNAD12

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER L1 LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri A. Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri 1. Pada lingkup industri

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS dan PEMBAHASAN 4.1 Prfil Perusahaan PT. Megah Lestar Packind adalah perusahaan yang bergerak di bidang Percetakan kardus yang mulai berdiri sejak 9 Maret 1988 dengan lkasi yang bertempat

Lebih terperinci

BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI

BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI 5.1 Kerangka Identitas MEDIOR 1. Dasar Pemikiran Kelmpk Media Olahraga (MEDIOR) merupakan anggta KKG (Kelmpk Kmpas Gramedia) yang bertujuan untuk ikut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki potensi yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki potensi yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembang pesat dan semakin kuat nya persaingan bisnis di bidang tmtif saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki ptensi yang menjanjikan. Hal ini dapat

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metde Penilaian Investasi Metde Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan penambahan gudang pada PT. Prima Lintas Express dapat dikatakan layak

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI Bab II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Energi Energi yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan, tetapi dapat dirasakan adanya. Energi atau yang sering disebut tenaga, adalah suatu pengertian yang sering

Lebih terperinci

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 A. VISI DAN MISI DAERAH V isi merupakan gambaran bersama mengenai masa depan, berupa kmitmen murni,

Lebih terperinci

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun CHAPTER V Harga menurut Philip Ktler (2001 : 439) ialah sebagai berikut, charged fr a prduct r service. Mre bradly, price is the sum f all the value that cnsumer exchange fr the benefits f having r using.

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja ICRA Indnesia Rating Feature May 2013 ICRA Indnesia Metdlgi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja Industri baja memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan eknmi. Baja merupakan kmpnen umum pada beberapa

Lebih terperinci

PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH. Oleh : Riesky Febrian NIM : Kelas : S1.SI.2A

PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH. Oleh : Riesky Febrian NIM : Kelas : S1.SI.2A PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH Oleh : Riesky Febrian NIM : 10.12.4366 Kelas : S1.SI.2A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 1. Pendahuluan Ikan gurami merupakan ikan asli perairan Indnesia yang sudah menyebar

Lebih terperinci

VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT

VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT 4.1. Visi dan Misi Visi adalah gambaran realistis masa depan yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN STRATEGI BISNIS. Referensi pemikiran Drucker dan implementasinya. kemampuan melihat peluang lainnya

DAFTAR ISI PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN STRATEGI BISNIS. Referensi pemikiran Drucker dan implementasinya. kemampuan melihat peluang lainnya DAFTAR ISI PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN STRATEGI BISNIS P E N D A H U L U A N B A B I APA PENDEKATAN ANDA? Pendekatan inside-ut ataukah utside-in. Referensi pemikiran Drucker dan implementasinya. Satu tujuan

Lebih terperinci

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA Disampaikan leh Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Pada acara Indnesia Eximbank Investr Gathering 2017 Jakarta, 7 Februari 2017

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Lebih terperinci

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN a. Penilaian Praktikum: 1. Penilaian praktikum terdiri dari 2 kelmpk nilai: tugas kelmpk dinilai leh pembimbing asistensi yang bersangkutan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IX PERENCANAAN, PENGELOLAAN, DAN EVALUASI USAHA JASA ALAT MESIN PERTANIAN Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3 PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan dengan

Lebih terperinci

Pertanian Bogor Jln. Agatis, Kampus IPB Darmaga, Bogor Bogor Kampus IPB Darmaga, Bogor ABSTRAK

Pertanian Bogor Jln. Agatis, Kampus IPB Darmaga, Bogor Bogor Kampus IPB Darmaga, Bogor ABSTRAK Potensi Kemitraan dalam Budidaya Ternak Ayam Broiler pada PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) Potential Partnership in Livestock Raising Broiler Chickens at Sahabat Ternak Abadi. Ltd (STA) Oleh : Purnomo SS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara agraris, Indnesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikella dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah ppulasi 8.389.443 jiwa serta kepadatan penduduk sebesar 12.682,1/ 2 km, diperkirakan akan terus bertambah. Pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA Sunars Fakultas Eknmi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Indnesia just cnvalesce frm ecnmic crisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berupaya untuk menunjukan keunggulankeunggulannya agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, dimana perusahaan dituntut

Lebih terperinci

Konsep Sistem Informasi Manajemen

Konsep Sistem Informasi Manajemen Knsep Sistem Infrmasi Manajemen Sistem Infrmasi Sistem Infrmasi telah menjadi pndasi bagi mdel dan prses bisnis Sistem Infrmasi memungkinkan distribusi pengetahuan: suatu sistem kmunikasi antara manusia

Lebih terperinci

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT Dkumen ini mendefinisikan misi, tujuan, tata kella, dan prinsip-prinsip perasinal Pantau Gambut yang perlu disepakati bersama leh para rganisasi mitra.

Lebih terperinci

PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BAGI KELOMPOK TANI WANITA PANEN RAYA DI KANAGARIAN PADANG TAROK KEC. BASO KAB.

PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BAGI KELOMPOK TANI WANITA PANEN RAYA DI KANAGARIAN PADANG TAROK KEC. BASO KAB. Prgram PPM PROGRAM STUDI Sumber Dana DIPA Universitas Andalas Besar Anggaran Rp 4.000.000,- Tim Pelaksana Riza Reni Yenti, Raudhatul Hidayah dan Wiladatika Fakultas Eknmi Lkasi Kab. 50 Kta, Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroindustri adalah usaha untuk mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen (Austin 1981). Bidang agroindustri pertanian dalam

Lebih terperinci

BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Prfil Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Tiara Utffar Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang industri pertambangan mineral

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS

STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS 2012 STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS Seri Analisis Pryek 5/24/2012 1. Pengertian Studi Kelayakan Sebelum menyusun Prpsal usaha pada uumnya dilakukan studi kelayakan usaha terlebih dahulu. Studi kelayakan usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknlgi yang semakin maju dan semakin pesat membuat perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfmansinya agar dapat unggul dalam persaingan sekarang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Berdasarkan System Develpment Life Cycle (SDLC) metde waterfall yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penentuan harga jual, terdapat beberapa tahapan yang terdiri

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAJEMENT ( SCM )

SUPPLY CHAIN MANAJEMENT ( SCM ) SUPPLY CHAIN MANAJEMENT ( SCM ) (TUGAS UJIAN TENGAH SEMETER) Disusun leh : Abdillah A.G 08.11.1935 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Elektro, Busono Soerowirdjo, Ph.D

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Elektro, Busono Soerowirdjo, Ph.D KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Teknik Elektr Fakultas Teknlgi Industri Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis agar Studi

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Manajemen

Manajemen Proyek. Manajemen Manajemen Pryek Manajemen Aktivitas yang meliputi perencanaan, pengrganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengellaan sumber daya yang dimiliki suatu rganisasi untuk mencapai

Lebih terperinci

Menggunakan P-Chart dan Diagram Ishikawa pada PT. Ungaran Multi. Engineering, Ungaran". Penelitian tersebut dilakukan di PT.

Menggunakan P-Chart dan Diagram Ishikawa pada PT. Ungaran Multi. Engineering, Ungaran. Penelitian tersebut dilakukan di PT. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian Almunir Yudha Putra Raharja, mahasiswa Universitas Islam Indnesia pada tahun 2004 dengan judul "Evaluasi Pengendalian Kualitas Prduk Menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG INDEPT, Vl, N., Oktber 0 ISSN 087-90 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG Erlian Supriyant.,ST Dsen Tetap Teknik Industri Universitas Nurtani Bandung

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN PENDEKATAN TOTAL FAKTOR PRODUCTIVITY 1) Oleh: Syahrituah Siregar, SE, MA 2)

STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN PENDEKATAN TOTAL FAKTOR PRODUCTIVITY 1) Oleh: Syahrituah Siregar, SE, MA 2) STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN PENDEKATAN TOTAL FAKTOR PRODUCTIVITY 1) Oleh: Syahrituah Siregar, SE, MA 2) Pendahuluan Secara umum aktivitas pembangunan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Yang menjadi dasar evaluasi untuk menjadikan sistem ptimal di prduksi tekstil pada PT. ISTEM adalah dengan menggunakan metde DMAIC. Define

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemitraan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 940/Kpts/OT.210/10/97 tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan usaha pertanian adalah

Lebih terperinci

Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : Terima kasih!

Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : Terima kasih! Ini adalah Cnth: Jika ada yang berminat dengan Frmat *.Dc Silahkan kntak: Telp/SMS : 085 255 989 455 email : sedarmn.s@gmail.cm Terima kasih! PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA STANDAR KOMPETENSI DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Agribisnis peternakan memberikan banyak kontribusi bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaaan dan berperan dalam pembangunan. Berdasarkan data statistik

Lebih terperinci

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan Jenis Infrmasi yang Terbuka dan Dikecualikan Kelmpk Infrmasi Publik yang diatur dalam UU KIP mencakup Infrmasi Publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; Infrmasi Publik yang wajib diumumkan

Lebih terperinci

Oleh : Yuli Nurmayanti 1, Dini Rochdiani 2, Cecep Pardani 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Oleh : Yuli Nurmayanti 1, Dini Rochdiani 2, Cecep Pardani 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran RESPO PETAI TERHADAP PEERAPA USAHATAI JAGUG HIBRIDA (Zea Mays spp.) POLA TUMPAGSARI (Studi Kasus di Desa Sagalaherang Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis) Oleh : Yuli urmayanti, Dini Rchdiani, Cecep

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Analisa-analisa yang penulis telah lakukan pada bab sebelumnya memiliki tujuan untuk dapat memberikan kesimpulan pada bab ini mengenai masalah-masalah yang

Lebih terperinci

MEMBANGUN E-GOVERNMENT

MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1 MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1. Pendahuluan Di era refrmasi ini, kebutuhan masyarakat akan transparansi pelayanan pemerintah sangatlah penting diperhatikan. Perkembangan teknlgi infrmasi menghasilkan titik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Diploma Tiga Teknik Komputer, Muhammad Subali, ST, MT

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Diploma Tiga Teknik Komputer, Muhammad Subali, ST, MT KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Teknik Kmputer Prgram Diplma Tiga Teknlgi Infrmasi Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS) PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

PENGEMBANGAN MODEL QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS) PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH PENGEMBANGAN MODEL QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS) PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH Tit Mau Pelu Benjamin*, Yudha Prasetyawan, Ahmad Rusdiansyah Prgram Pasca Sarjana, Bidang Keahlian Manajemen Kualitas

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 64 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria ptimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah dengan studi kelayakan bisnis yang berdasarkan beberapa aspek,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2006 Dekan Fakultas Sastra, Prof. Dr. Indiyah Imran. Renstra Fakultas Sastra Universitas Gunadarma

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2006 Dekan Fakultas Sastra, Prof. Dr. Indiyah Imran. Renstra Fakultas Sastra Universitas Gunadarma KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Fakultas Sastra Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis agar Fakultas Sastra tetap mampu memberikan sumbangan

Lebih terperinci

Anggaran Berbasis Kinerja

Anggaran Berbasis Kinerja Anggaran Berbasis Kinerja Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metde penganggaran yang digunakan adalah metda tradisinal atau item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan

Lebih terperinci

by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi

by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi Manajemen Risik K3 di Perusahaan Pertambangan Psted n 21 Januari 2011 by Aria Gusti by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi Pendahuluan Pertambangan memiliki peran

Lebih terperinci

Sandi Mustika Dwiyandinda. Fakultas Teknologi Informatika, Universitas Dianuswantoro Semarang.

Sandi Mustika Dwiyandinda. Fakultas Teknologi Informatika, Universitas Dianuswantoro Semarang. SISTEM PEDUKUG KEPUTUSA KEAIKA PAGKAT PADA KEPOLISIA RESOR REMBAG DEGA MEGGUAKA METODE PROFILE MATCHIG DECISIO SUPPORT SYSTEM RAK ICREASE BASED O POLICE RESORT REMBAG WITH USIG MATCHIG PROFILE Sandi Mustika

Lebih terperinci

KESINAMBUNGAN USAHA BISNIS KEMITRAAN AYAM RAS PEDAGING (Kasus di Tunas Mekar Farm Bogor) SKRIPSI Intani Dewi

KESINAMBUNGAN USAHA BISNIS KEMITRAAN AYAM RAS PEDAGING (Kasus di Tunas Mekar Farm Bogor) SKRIPSI Intani Dewi KESINAMBUNGAN USAHA BISNIS KEMITRAAN AYAM RAS PEDAGING (Kasus di Tunas Mekar Farm Bogor) SKRIPSI Intani Dewi PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN. Proposal penelitian merupakan perumusan pernyataan dari calon peneliti mengenai

PROPOSAL PENELITIAN. Proposal penelitian merupakan perumusan pernyataan dari calon peneliti mengenai PROPOSAL PENELITIAN Prpsal penelitian merupakan perumusan pernyataan dari caln peneliti mengenai apa yang ingin diketahui serta apa yang akan dikerjakannya terkait dengan apa yang ingin diketahui tersebut.

Lebih terperinci

Pengertian Gaji dan Upah Definisi Menurut Para Ahli Unsur serta Sistem Pengawasan Intern

Pengertian Gaji dan Upah Definisi Menurut Para Ahli Unsur serta Sistem Pengawasan Intern Pengertian Gaji dan Upah Definisi Menurut Para Ahli Unsur serta Sistem Pengawasan Intern Pengertian Gaji dan Upah adalahapapun akan dilakukan leh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Layanan Purna Jual Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indnesia N. 634/MPP/Kep/9/2002 tentang ketentuan dan tata cara pengawasan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN Peluncuran Dkumen Kebijakan Respnsif Gender: Kertas Kebijakan: Pengarusutamaan Gender dalam Adaptasi Perubahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Mesin, Dr. Syahbudin

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Mesin, Dr. Syahbudin KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Teknik Mesin Fakultas Teknlgi Industri Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis agar Studi

Lebih terperinci

TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA

TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA Oleh : MOCH AFIF BAHTIYAR NIM : 04113029 PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 1. ALASAN PENDIRIAN USAHA Mendirikan usaha sendiri

Lebih terperinci

A. IDENTITAS B. DESKRIPSI MATAKULIAH C. TUJUAN MATAKULIAH

A. IDENTITAS B. DESKRIPSI MATAKULIAH C. TUJUAN MATAKULIAH A. IDENTITAS Nama Mata Kuliah : Sistem Infrmasi Akuntansi Kde Mata Kuliah : AKT 207 Tipe : Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) Bbt SKS : 3 SKS / 3 JP Prasyarat : Aplikasi Kmputer Pengantar B. DESKRIPSI

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 KOMPUTERISASI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 KOMPUTERISASI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 KOMPUTERISASI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER DIREVISI P = 1 Analisis dan Perancangan Sistem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian dari pertumbuhan industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan yang

Lebih terperinci

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003 BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai eknmi, eklgi dan ssial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu: Audit Subject, Audit Objective, Preaudit Planning, Audit Procedure &

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu: Audit Subject, Audit Objective, Preaudit Planning, Audit Procedure & BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini akan dibahas prsedur audit. Ada tujuh prsedur audit, yaitu: Audit Subject, Audit Objective, Preaudit Planning, Audit Prcedure & Steps fr Data Gathering, Prsedur

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang PENDAHULUAN Latar Belakang Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang sering diterapkan di pedesaan terutama di daerah yang memiliki potensi memelihara ayam broiler. Pola kemitraan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Sipil, Andi Tenrisukki Tenriajeng, ST, MT

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Sipil, Andi Tenrisukki Tenriajeng, ST, MT KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini terlebih dahulu akan dibahas tentang identifikasi permasalahan, analisis permasalahan, slusi permasalahan dan perancangan sistem dalam rancang bangun

Lebih terperinci

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indnesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS. determinan perilaku. Determinan perilaku adalah faktor-faktor yang membedakan

BAB II. LANDASAN TEORI dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS. determinan perilaku. Determinan perilaku adalah faktor-faktor yang membedakan 7 BAB II LANDASAN TEORI dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teri 2.1.1 Teri Penetapan Tujuan (Gal Setting) Teri penetapan tujuan adalah prses kgnitif membangun tujuan dan merupakan determinan perilaku.

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR Abel Gandhy 1 dan Dicky Sutanto 2 Surya University Tangerang Email: abel.gandhy@surya.ac.id ABSTRACT The

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi. 2. Cholis Abrori

Komentar dan Rekomendasi. 2. Cholis Abrori Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : FK Universitas Sriwijaya : C : 1. Rachmad Sarw Bekti 2. Chlis Abrri 1. Kmentar Umum Prgram Hibah Kmpetensi Peningkatan Kualitas Pendidikan

Lebih terperinci

Teknik Audit Internal dalam Akreditasi PUSKESMAS (#14)

Teknik Audit Internal dalam Akreditasi PUSKESMAS (#14) Teknik Audit Internal dalam Akreditasi PUSKESMAS (#14) Audit internal merupakan salah satu prgram mutu manajerial. Standar akreditasi Bab 3, kriteria 3.1.4. EP2, 3, dam 4 mensyarakatkan dilakukan audit

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Lampiran 3. Frmat lapran evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi : FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN Skema Reviewer : B : 1. Sri Asriyani 2. Hemma Yulfi

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 Lampiran 1 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 PENDAHULUAN Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan dkumen pembangunan yang disusun untuk kurun waktu

Lebih terperinci

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Km Abstraks Dalam teri rekayasa perangkat lunak ada 2 jenis prduk perangkat lunak. Prduk generik, yaitu prduk yang dibuat dan ditentukan fungsinalitasnya

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank

Metodologi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank ICRA Indnesia Rating Feature January 2011 Metdlgi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank Lembaga pembiayaan bukan bank (Lembaga Pembiayaan) memainkan peran yang penting dalam pasar keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara

Lebih terperinci

Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI Halaman 1 dari Pertemuan 1 1.1 Pengertian Manajemen Pengertian Manajemen menurut Kntz, H. adalah: prses merencanakan, mengrganisir, memimpin dan mengendalikan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA 2007 2011 DIREKTORAT DIPLOMA TIGA TEKNOLOGI INFORMASI PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA 2007 Rencana Strategis Prgram Studi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan usaha ternak ayam di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1970 an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat, yang kemudian mendorong

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. berlanjut hingga saat ini. Dunia perunggasan semakin popular di kalangan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. berlanjut hingga saat ini. Dunia perunggasan semakin popular di kalangan PENDAHULUAN Latar Belakang Peternakan ayam pedaging di Indonesia dimulai sejak tahun 1960, berlanjut hingga saat ini. Dunia perunggasan semakin popular di kalangan masyarakat, mulai dari usaha skala rumah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat CV. KARDUS COMMUNICATION Cirebn Semua bidang usaha membutuhkan sarana periklanan untuk mempublikasikan uasaha yang dijalankan sehingga para knsumen mengetahui

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE)

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE) PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE) Sutrisn Badri, Rmadhn Prgram Studi Manajemen Fakultas Eknmi-Universitas

Lebih terperinci

MODUL MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

MODUL MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MODUL MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MATERI: STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MODUL 4 AKUNTANSI DOSEN: Dr. Arif Setyawan, SE, MSi, Ak PERKULIAHAN KELAS KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Psikologi, Retnaningsih, SPsi., MPsi.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Psikologi, Retnaningsih, SPsi., MPsi. KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Psiklgi Fakultas Psiklgi Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis agar Studi Psiklgi tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha peternakan unggas di Sumatera Barat saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha peternakan unggas di Sumatera Barat saat ini semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha peternakan unggas di Sumatera Barat saat ini semakin pesat dan memberikan kontribusi besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Unggas khususnya

Lebih terperinci

- Perencanaan dan Penyusunan Program

- Perencanaan dan Penyusunan Program Manajemen Prgram Kegiatan manajemen pryek meliputi kegiatan untuk mendukung persiapan pelaksanaan pryek, penyediaan fasilitas dalam perasinal, krdinasi kegiatan pryek di pusat maupun daerah, dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan istilah atau masalah baru. Manajemen berasal dari kata to manage

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan istilah atau masalah baru. Manajemen berasal dari kata to manage BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen dalam kehidupan masyarakat dewasa ini bukanlah merupakan istilah atau masalah baru. Manajemen berasal

Lebih terperinci

BAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI

BAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI BAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI 4.1 PRODI MATEMATIKA 4.1.1 Visi Prdi Matematika Menjadi pusat pengkajian dan pengembangan ilmu matematika terkemuka pada tahun 2025 yang mensinergikan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menggunakan model waterfall. Pada model waterfall terdapat tahapan analisis

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menggunakan model waterfall. Pada model waterfall terdapat tahapan analisis BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Pada tahapan ini dilakukan beberapa prses yang berhubungan dengan tahapan awal metde penelitian. Pada metde penelitian yang diambil menggunakan

Lebih terperinci

1. Bimbingan dan Konseling 2. Administrasi Pendidikan, dengan orientasi : Manajemen Sekolah Manajemen Pendidikan Tinggi 3.

1. Bimbingan dan Konseling 2. Administrasi Pendidikan, dengan orientasi : Manajemen Sekolah Manajemen Pendidikan Tinggi 3. Jl. Prf. Dr. Hamka Air Tawar Padang 25131 Telp.(0751)7051260, Fax.(0751)7055628 e-mail: inf@unp.ac.id. Hmepage: http://www.unp.ac.id/ PENGUMUMAN Nmr: 718/UN35/AK/2015 Tentang Penerimaan Caln Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Kasus Kemitraan Peternak Plasma Rudi Jaya PS Sawangan, Depok) Oleh : MAROJIE FIRWIYANTO A 14105683 PROGRAM

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler di Indonesia

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler di Indonesia II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler di Indonesia Perkembangan ayam broiler di Indonesia dimulai pada pertengahan dasawarsa 1970-an dan mulai terkenal pada awal tahun 1980-an. Laju perkembangan

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Fakultas Kedkteran Universitas Brawijaya : A : 1. Siti Aminah TSE 2. Segiant Ali 1. Kmentar Umum Pelaksanaan PHK-PKPD leh Fakultas Kedkteran

Lebih terperinci

PANDUAN PERENCANAAN KOLABORATIF PSABM

PANDUAN PERENCANAAN KOLABORATIF PSABM PANDUAN PERENCANAAN KOLABORATIF PSABM Perencanaan secara klabratif Pengellaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat (PSABM) dilakukan untuk menyusun acuan dan prgram bersama di antara pemangku kepentingan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma dari Tunas Mekar Farm di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI MUHAMAD LUCKY MAULANA

Lebih terperinci