BAB II. LANDASAN TEORI dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS. determinan perilaku. Determinan perilaku adalah faktor-faktor yang membedakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II. LANDASAN TEORI dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS. determinan perilaku. Determinan perilaku adalah faktor-faktor yang membedakan"

Transkripsi

1 7 BAB II LANDASAN TEORI dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teri Teri Penetapan Tujuan (Gal Setting) Teri penetapan tujuan adalah prses kgnitif membangun tujuan dan merupakan determinan perilaku. Determinan perilaku adalah faktr-faktr yang membedakan respns terhadap stimulus yang berbeda. Determinan perilaku dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Determinan atau faktr internal, yakni karakteristik rang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emsinal, jenis kelamin, dan sebagainya. 2. Determinan atau faktr eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, ssial, budaya, eknmi, plitik, dan sebagainya. Faktr lingkungan ini merupakan faktr dminan yang mewarnai perilaku seserang. Menurut Lcke (1975), dalam Gibsn dkk (1985), seserang yang memahami tujuan yang dibuatnya dengan baik, akan menghasilkan tingkat prestasi yang lebih tinggi. Tujuan yang dibuat dengan jelas dan spesifik dengan mempertimbangkan tingkat kesukaran tujuan akan mendrng peningkatan prestasi. Tujuan yang spesifik akan membuahkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan tujuan yang kurang jelas, karena dengan tujuan yang spesifik setiap karyawan akan

2 8 mendapatkan kejelasan terhadaap apa yang harus ia lakukan. Keberhasilan yang diraih akan dapat menimbulkan perasaan berprestasi pada diri karyawan, pengakuan dan kmitmen, karena karyawan tersebut dapat membandingkan apa yang telah ia kerjakan pada masa lalu dengan hasil kerjanya saat ini, atau dalam hal-hal tertentu dapat membandingkan dengan karyawan lain (Gibsn dkk, 1985). Semakin sulit suatu tujuan yang tetapkan akan memtivasi untuk meningkatkan prestasi kerja, selama tujuan tersebut telah disepakati bersama (gal acceptance). Jika dikaitkan dengan isu insentif, akan mempengaruhi tujuan individu dalam pencapaiannya, sehingga insentif tersebut akan efektif mempengaruhi perilaku individu tersebut. Namun demikian, penetapan tujuan yang terlalu sulit sehingga tidak mungkin dicapai secara kgnitif akan menyebabkan frustasi bukan mtivasi (Zander & Newcmb, 1967 dalam Gibsn dkk, 1985). Menurut peneliti prgram kerja yang dituangkan dalam bentuk anggaran merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan. Penyusunan anggaran yang melibatkan banyak pihak yang terkait yang bekerja dalam tim yang efektif, akan semakin memberikan gambaran yang mendekati riil tentang apa yang sesungguhnya harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan Teri Kebijakan Publik Kebijakan publik (public plicy) adalah studi bagaimana mengindentifikasi, mengembangkan, dan menghasilkan slusi untuk memecahkan permasalahan di lingkungan ssial masyarakat. Pemerintah lebih berperan sebagai fasilitatr untuk

3 9 mendrng transfrmasi secara berkelanjutan, daripada sebagai pengntrl dan pengatur (Parsns, 2002). Kebijakan publik ini menggambarkan langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam mengatur urusan publik, misalnya dalam pengellaan keuangan daerah. Pada pemerintahan daerah, kebijakan yang berkaitan dengan pengellaan keuangan daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indnesia Nmr 58 Tahun Penetapan dan pelaksanaan kebijakan publik harus mengikuti alur dari prses pengambilan keputusan. Prses kebijakan publik ini merupakan kegiatan yang kmpleks, dan antar bagian saling terkait dan tergantung. Karena kebijakan publik ini melibatkan banyak pihak, maka perlu adanya sistem yang mengatur interaksi, kmunikasi lintas jaringan antar perumus kebijakan, pelaksana dan pihak-pihak lain yang terkait sehingga tercipta hubungan yang saling memenuhi antar pihak yang terkait Teri Organisasi Mdern Teri Organisasi adalah teri yang mempelajari kinerja dalam sebuah rganisasi, teri ini juga mempelajari bagaimana sebuah rganisasi mempengaruhi dan dipengaruhi leh rang didalamnya maupun lingkungan kerja rganisasi tersebut. Teri rganisasi mdern merupakan salah satu aliran dari teri rganisasi. Teri Mdern sering disebut dengan teri Analisa Sistem atau Teri Terbuka yang memadukan antara teri rganisasi klasik dan teri rganisasi neklasik.

4 10 Teri Organisasi Mdern melihat bahwa semua unsur rganisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi rganisasi merupakan sistem terbuka yang berkaitan dengan lingkungan dan apabila ingin survival atau dapat bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan. Semua unsur rganisasi sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa rganisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi rganisasi merupakan sistem terbuka Partisipasi Anggaran Hrngren (2000) dalam Munandar (2007), mendefinisikan anggaran sebagai ekspresi kuantitatif dari rencana tindakan yang diusulkan leh manajemen untuk jangka waktu masa depan, dan merupakan alat bantu untuk melakukan krdinasi dan implementasi dari suatu rencana. Alasan utama pembuatan anggaran dalam rganisasi adalah untuk mengukur rencana rganisasi dalam bentuk kuantitatif pada kurun waktu tertentu, selain itu anggaran berguna juga untuk mengntrl alur rganisasi sehingga tidak menyimpang dari rencana yang telah ditentukan. Prsedur ini memungkinkan rganisasi untuk meningkatkan krdinasi dengan rganisasi lain sepanjang masih dalam kurun waktu tersebut dan untuk mencapai tujuanyang sudah ditetapkan. Partisipasi anggaran didefinisikan sebagai prses kerjasama yang melibatkan karyawan yang terdiri dari dua kelmpk atau lebih yang berpengaruh pada

5 11 pembuatan keputusan di masa yang akan datang (French dkk 1960, dalam Ardiant, 2008). Berpartisipasi dalam pembuatan anggaran berarti mengkmunikasikan infrmasi pribadi tentang kndisi setempat kepada pemilik, dan lapran-lapran ini mempengaruhi rencana prduksi/ kegiatan rganisasi serta kmpensasi karyawan (Cvaleski dkk, 2007). Karyawan ataupun manajer yang berpartisipasi dalam pembuatan anggaran akan mendapat kesempatan untuk mempengaruhi anggaran sebelum selesai. Manajer pada umumnya harus berperan lebih aktif dalam menyiapkan anggaran partisipatif. Dengan demikian, manajer menjadi lebih terlibat dalam mempertimbangkan dan mengevaluasi alternatif tujuan anggaran, sehingga partisipasi dapat meningkatkan upaya manajer untuk merumuskan dan manajer dapat memfkuskan perhatian pada keputusan dan perilaku yang dibutuhkan di masa mendatang (Kren, 1992) Efektivitas Kerja tim Teri rganisasi merupakan teri yang mempelajari kinerja dalam sebuah rganisasi. Selain itu, teri rganisasi juga mempelajari bagaimana sebuah rganisasi mempengaruhi dan dipengaruhi leh rang didalamnya maupun lingkungan kerja rganisasi tersebut. Untuk memastikan tingkat kerjasama, pembagian infrmasi, dan pertukaran materi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dengan baik, maka kerja tim merupakan pendekatan yang terbaik. Jadi tim merupakan aspek inti dari kehidupan rganisasi, dan kemampuan untuk mengella tim adalah kmpnen penting dari kesuksesan pimpinan dan kesuksesan rganisasi.

6 12 Menurut Sctt dan Tiessen (1999), bahwa seserang yang mencurahkan waktunya untuk melakukan kegiatan yang melibatkan rang lain yang berasal dari departemen yang berbeda atau teman yang berasal dari departemen yang sama merupakan wujud keterlibatan dalam tim. Sctt & Tiessen (1999) mendefinisikan kerja tim sebagai harapan anggta tim dan rganisasi terhadap pencapaian keberhasilan atas kegiatan yang dijalankan bersama. Beaubien dan Baker (2006) definisi tim sebagai sekelmpk rang yang terdiri dari dua atau lebih individu yang melakukan beberapa tugas yang berhubungan dengan pekerjaan, satu sama lain berinteraksi secara dinamis, memiliki masa lalu bersama, memiliki masa depan bersama, dan saling berbagi. Anggta tim akan berkerjasama untuk menyelesaikan tugas, dan kerjasama ini akan terwujud dengan maksimal, jika ada kmunikasi yang baik dalam tim. Dengan demikian struktur kmunikasi dalam tim yang merupakan kmunikasi hrizntal akan mempengaruhi kinerja tim dan kepuasan karyawan. Kerja tim berbeda dengan kelmpk, Katzenbach dan Smith dalam Daft (2013) menyebutkan perbedaan antara kelmpk dengan tim pada tabel berikut : Tabel 1. Perbedaan antara Kelmpk dengan Tim Kelmpk Tim Memiliki rang yang ditugasi sebagai pemimpin Menempatkan tanggung jawab di tangan individu Memiliki tujuan yang serupa untuk kelmpk dan rganisasi Memiliki hasil kerja individu Menjalankan rapat yang efisien Mengukur keefektifan secara tidak langsung dengan hal-hal yang mempengaruhi bisnis (seperti kinerja keuangan) Mendiskusikan, memutuskan, dan Berbagi atau menggilirkan peran pemimpin Menetapkan tanggung jawab bersama pada tim Menentukan visi dan tujuan spesifik untuk tim Memiliki hasil kerja klektif Menjalankan rapat yang mendrng terciptanya diskusi terbuka dan penyelesaian masalah Mengukur keefektifan secara langsung dengan menilai kerja klektif Mendiskusikan, memutuskan, dan

7 13 mendelegasikan kerja pada individu membagi pekerjaan Sumber: Daft, Richard L. (2010). Era Baru Manajemen. Hal: 462 Sebuah tim dapat efektif dalam memberikan krdinasi dan pembagian infrmasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas mandiri, tetapi tim juga dapat menjadi dilema bagi sebagian individu, karena harus mengesampingkan kemandirian mereka, dan terkadang harus berkrban untuk kebaikan tim. Lebih lanjut Daft (2013), meyebutkan beberapa dilema yang mungkin timbul didalam tim adalah harus mengesampingkan kemandirian individu. Ketika seserang menjadi bagian sebuah tim, kesuksesannya tergantung pada kesuksesan tim. Anggta tim akan bergantung pada seberapa baik kinerja rang lain, tidak hanya bergantung pada inisiatif dan tindakannya sendiri. Kerja tim menuntut individu melalukan pengrbanan untuk kesuksesan kelmpk, setiap rang harus mendahulukan kepentingan tim bahkan jika dalam keadaan tertentu situasi ini menyakiti individu tersebut. Selain itu, Daft (2013) menyatakan tidak jarang anggta tim harus berhadapan dengan pembnceng (free rider). Free rider adalah rang yang mendapat keuntungan dalam tim tetapi tidak memberikan kntribusi yang sepadan dengan kerja keseluruhan tim. Free rider ini diuntungkan dari kerja keras tim lainnya. Free rider ini terkadang disebut scial lafing karena ada anggta yang tidak memberikan usaha yang setara. Selain itu, tim terkadang kehilangan fungsi, tim yang baik dapat menyalurkan banyak energi dan kreativitas dari karyawannya.

8 14 Tabel di bawah ini menjabarkan lima disfungsi yang biasa terjadi pada sebuah tim dan karakteristik yang bertentangan, tetapi bermanfaat untuk dikembangkan leh pemimpin tim yang baik. Tabel 2. Karakteristik Tim yang Mengalami Disfungsi dan Tim yang Baik DISFUNGSI KARAKTERISTIK TIM YANG BAIK 1. Kurangnya kepercayaan : Orang-rang tidak merasa aman untuk menunjukkan kesalahan, berbagi kekhawatiran atau menunjukkan ide. 2. Ketakutan akan knflik : Orang-rang setuju dengan rang lain hanya demi keharmnisan, tidak menunjukkan pini yang bertentangan. 3. Kurangnya kmitmen : Jika rangrang takut mengungkapkan pini mereka yang sebenarnya, akan sulit untuk mendapatkan kesungguhan kmitmen mereka pada keputusan bersama. 4. Penghindaran akuntabilitas : Orangrang tidak mau bertanggung jawab atas hasil, saling tunjuk menunjuk ketika ada hal yang tidak beres. 5. Kurangnya perhatian pada hasil : Para anggta lebih mendahulukan ambisi atau kebutuhan sendiri daripada hasil bersama. 1. Kepercayaan : Anggta-anggta saling mempercayai pada tingkat emsi yang dalam, merasa nyaman dengan menjadi rapuh bersama rang lain. 2. Knflik yang sehat : Anggta-anggta merasa nyaman dalam ketidaksepakatan dan nyaman dalam mendebat rang lain dengan tujuan untuk menentukan slusi terbaik. 3. Kmitmen : Krena semua ide diutarakan, semua rang dapat mencapai tujuan dan membuat keputusan. 4. Akuntabilitas : Anggta-anggta saling bertanggung jawab daripada mengandalkan manajer sebagai sumber akuntabilitas. 5. Orientasi pada hasil : Anggta-anggta mengesampingkan agenda pribadi, dan berfkus pada apa yang terbaik bagi tim. Hasil klektif menentukan kesuksesan Sumber: Daft, Richard L. (2010). Era Baru Manajemen. Hal: 463. Karateristik penting dari sebuah tim adalah jenis tim, struktur tim, dan kmpsisi tim. Karakteristik tim mempengaruhi prses yang ada dalam tim, yang pada akhirnya akan memengaruhi luaran, kepuasan, dan kntribusi tim pada adaptabilitas rganisasi Kinerja Manajerial

9 15 Byars (1984) dalam Mattla (2012), mendefinisikan kinerja sebagai hasil dari usaha seserang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Jauh sebelumnya, Mahney dkk (1965) dalam Hall (2008) mendefinisikan kinerja manajerial sebagai kecakapan manajer dalam melaksanakan kegiatan manajerial. Penelitian tentang kinerja dengan menggunakan gaya manajemen sektr swasta sudah banyak dilakukan sejak tahun 1970-an di sektr publik, misalnya pengukuran kinerja dengan menggunakan Balanced Screcard (BSC). Pengukuran kinerja dengan menggunakan BSC ini dimaksudkan untuk memberikan tekanan agar pemerintah meningkatkan kinerjanya (Hque dan Adams, 2011). Menurut Niven (2003) pada knteks sektr publik, sistem BSC menyediakan kerangka pengukuran kinerja untuk berpindah dari fase "memutuskan" ke fase "melakukan". Namun demikian lebih lanjut Hque dan Adams (2011) menyatakan beberapa studi telah meneliti praktik pengukuran kinerja pemerintah di Erpa, Amerika Serikat dan Selandia Baru, dan Australia sedikit berbeda yang kemungkinan dikarenakan adanya perbedaan lingkungan peraturan dan fremewrks kelembagaan. Kinerja atau perfmance, biasanya dijadikan tlk ukur dalam melaksanakan seluruh tugas yang ditargetkan kepada karyawan dan pimpinan, sehingga penilaian terhadap kinerja di suatu rganisasi merupakan hal penting. Kinerja suatu rganisasi dapat meningkat, apabila kinerja masing-masing individu yang ada dalam rganisasi tersebut baik. Hal ini senada dengan pendapat Ayu (2004),

10 16 yang mengemukakan bahwa kinerja rganisasi ditentukan leh kinerja manajer. Kinerja manajer akan memberikan kntribusi pada kinerja rganisasi, ini berarti bahwa perilaku anggta rganisasi baik secara individu maupun kelmpk akan memberikan kekuatan atas kinerja rganisasi. Selain itu ada juga individu tertentu yang dapat menjadi fasilitas ssial (scial facilitatin) yaitu kehadiran seserang yang kecendrungan dapat meningkatkan mtivasi dan kinerja rang lain. Dengan berada disekitar rang lain saja sudah dapat memberikan dampak yang menyebabkan rang lain menjadi lebih bersemangat (Zajnc, 1965; Erez dan Smech 1996; dalam Daft 2010). Scial facilitatin ini tidak dirasakan leh tim virtual atau tim glbal karena anggtanya bekerja jauh dari rekan-rekannya. 2.2 Pengembangan Hiptesis Mdel Penelitian: H1 Efektivitas Kerja Tim H2 Partisipasi Anggaran H3 Kinerja Manajerial Gambar 1. Mdel Penelitian Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Efektivitas Kerja tim Teri rganisasi mempelajari kerja sama pada antar individu, melihat bahwa semua unsur rganisasi sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan. Organisasi bukanlah suatu sistem tertutup dengan lingkungan yang stabil tetapi

11 17 merupakan sistem terbuka. Rberts (1991) dalam Frw (2005), menyarankan untuk melakukan pendekatan alternatif guna memahami bagaimana implementasi strategi melalui kerja tim, kerjasama, belajar dan berbagi pengetahuan. Keempat hal di atas dapat dikmbinasikan untuk mencapai tujuan bisnis yang telah ditentukan sebelumnya melalui target anggaran. Menurut Mardiasm (2009), penganggaran dalam rganisasi sektr publik merupakan tahapan yang cukup rumit dan mengandung nuansa plitik yang tinggi. Penganggaran pada sektr publik merupakan suatu prses plitik, serta merupakan instrumen akuntabilitas atas pengellaan dana publik dan pelaksanaan prgram-prgram yang dibiaya leh sektr publik. Prses pengganggaran dimulai ketika perumusan strategi dan perencanaan strategik telah selesai dilakukan. Tahap penganggaran menjadi penting, karena anggaran yang tidak efektif, dan tidak berrientasi pada kinerja akan dapat menggagalkan perencanaan yang sudah disusun. Anggaran merupakan managerial plan fr actin untuk memfasilitasi tercapainya tujuan rganisasi. Anggaran dapat disusun dan terlaksana dengan baik, apabila individu dan kelmpk yang terlibat di dalamnya dapat bekerja bersama dan mengkrdinasikan aktivitas mereka guna mewujudkan tujuan. Tugas-tugas yang dikerjakan dalam suatu rganisai biasanya saling tergantung satu sama lain (interdependent). Hal ini berarti bahwa individu dan departemen mengandalkan individu dan departemen lain untuk mendapatkan infrmasi dan sumber daya yang diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan mereka.

12 18 Oleh karena itu, kerja tim adalah suatu keharusan dalam mencapai tujuan rganisasi yang prgram kerjanya tertuang dalam anggaran. Dengan demikian semakin tinggi partisipasi dalam pembuatan anggaran sesuai dengan bidangnya masing-masing, akan dapat meningkatkan efektifitas kerja tim. H1: Partisipasi anggaran berpengaruh psitif terhadap peningkatan efektivitas kerja tim Pengaruh Efektivitas Kerja Tim Terhadap Kinerja Manajerial Beaubien, dan Baker (2006) mengatakan bahwa anggta tim harus berinteraksi antar satu sama lain agar dapat berhasil melakukan tugas tim. Semakin tinggi anggta rganisasi terlibat dalam tim, maka tindakan yang dilakukan bersifat multidimensinal sehingga meningkatkan kinerja secara kmprehensif. Studi yang dilakukan leh Randel & Jaussi (2003) meneliti dari sisi demgrafi, individu, dan latar belakang yang terkait dengan hubungan indentitas ssial yang dapat menambah wawasan terhadap kinerja manajer dalam tim lintas fungsinal, dengan mempertimbangkan indentitas individu dengan anggta tim yang minritas atau mayritas. Dalam menjelaskan hubungan antara identitas dan kinerja manajer sebagai anggta lintas fungsinal tim minritas / mayritas, secara signifikan berinteraksi dengan identitas. Beberapa tahun sebelumnya Assciates (1995) melaprkan bahwa sekitar 77% perusahaan menggunakan tim kerja. Anggta tim yang berpartisipasi aktif dapat mengurangi kejenuhan pada pekerjaan, meningkatkan harga diri individu, dan berkntribusi pada perkembangan keterampilan karena seluruh anggta terlibat aktif. Dengan demikian tim kerja yang efektif pada akhirnya akan meningkatkan kinerja manajerial.

13 19 Efektivitas kerja tim dicapai ketika karyawan secara efektif melakukan pertukaran infrmasi dan sumber daya secara aktif dengan berklabrasi, dan menanggapi kebutuhan dan permintaan anggta tim lain secara yang tepat. Perilaku kerja tim yang efektif ini pada akhirnya akan meningkatkan kinerja manajerial. Efektivitas kerja tim ini juga bisa generalisasi ke knteks berbasis nn-tim dimana individu harus bekerja interdependently/ saling tergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan (Welburne dkk dalam Farh dkk, 2012). Tim yang baik menuntut adanya kerjasama antar individu, saling menghargai, memperhatikan kebutuhan anggta yang lain, dan saling bertukar infrmasi. Hal di atas, sejalan dengan penelitian Mahama (2006) yang berindikasi pentingnya kerja tim untuk meningkatkan kinerja. Hal ini dikarenakan kerja tim terbentuk dari adanya kerjasama yang baik antar anggta tim. H2: Efektivitas kerja tim berpengaruh terhadap kinerja manajerial Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Perwati (2001), melakukan penelitian yang mengaitkan antara tingkat kesesuaian antara partisipasi anggaran dan buadaya rganisasi dengan kinerja manajerial. Hasil penelitiannya menyimpulkan ada pengaruh tidak langsung antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini didukung leh penelitian yang dilakukan leh Eker (2008) yang melakukan penelitian pada 500 perusahaan di Turki. Penelitian ini menyimpulkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh psitif terhadap kinerja manajer melalui kmitmen rganisasi. Pada setr publik Jermias dan Setiawan (2008) menyelidiki efek mderasi dari tingkatan dan sistem kntrl antara partisipasi anggaran dan kinerja pemerintahan di Indnesia. Menurut mereka dampak dari partisipasi anggaran terhadap kinerja

14 20 mungkin berbeda dengan perusahaan manufaktur yang sudah sering diteliti. Perbedaan tersebut disebabkan leh tiga alasan: pertama, sebagian besar anggaran di sektr publik dan / atau negara-negara berkembang yang disiapkan dalam menanggapi tekanan plitik ketimbang analisis yang cermat (Uddin & Hpper, 2001 dalam Jermias dan Setiawan 2008). Intervensi plitik dalam perekrutan staf, persiapan anggaran, dan pelaksanaan anggaran sangat umum di lingkungan ini (Hque & Hpper, 1994 dalam Jermias dan Setiawan 2008). Dengan demikian, manfaat dari partisipasi mungkin tidak sepenuhnya terwujud. Kedua, manajemen puncak sering memperlakukan karyawan tidak adil karena kurangnya pengakuan/ perlindungan hak asasi manusia dan tingkat pengangguran yang tinggi. Sebagai cnth, karyawan bisa dipecat tanpa hak untuk menantang keputusan tersebut dan untuk mendapatkan kmpensasi dengan benar. Akibatnya karyawan bisa berpartisipasi dalam prses penganggaran bukan karena mereka ingin membuat kntribusi yang berarti, tetapi hanya karena ketakutan mereka dihukum. Ketiga, manajemen puncak sering enggan untuk berbagi infrmasi dengan bawahan karena takut manipulasi dan salah tafsir infrmasi leh bawahan mereka. Banyak manajer senir adalah plitisi dan mereka ingin menjaga jarak kekuasaan dengan bawahan mereka (Alam 1997, dalam Jermias dan Setiawan 2008). Mereka sering takut bahwa partisipasi anggaran dapat menciptakan peluang bagi bawahan mereka untuk menantang keputusan mereka, dan pada gilirannya, dapat membahayakan reputasi mereka.

15 21 Penelitian yang dilakukan leh Jermias dan Setiawan (2008) ini menyimpulkan bahwa pada level manajemen yang tinggi, partisipasi anggaran memiliki hubungan psitif dengan kinerja dan hubungan ini lebih kuat untuk unit rganisasi yang menggunakan kntrl utput daripada yang menggunakan kntrl perilaku. Tetapi pada level yang rendah partisipasi anggaran memiliki hubungan negatif terhadap kinerja. H3: Partisipasi anggaran berpengaruh psitif terhadap kinerja manajerial

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT Dkumen ini mendefinisikan misi, tujuan, tata kella, dan prinsip-prinsip perasinal Pantau Gambut yang perlu disepakati bersama leh para rganisasi mitra.

Lebih terperinci

BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI

BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI 5.1 Kerangka Identitas MEDIOR 1. Dasar Pemikiran Kelmpk Media Olahraga (MEDIOR) merupakan anggta KKG (Kelmpk Kmpas Gramedia) yang bertujuan untuk ikut

Lebih terperinci

DEFINISI KOMUNIKASI UNSUR KOMUNIKASI. 1. Sumber/komunikator. 2. Isi pesan. 3. Media/saluran. 4. Penerima/komunikan ORGANISASI

DEFINISI KOMUNIKASI UNSUR KOMUNIKASI. 1. Sumber/komunikator. 2. Isi pesan. 3. Media/saluran. 4. Penerima/komunikan ORGANISASI DEFINISI KOMUNIKASI Sebuah prses penyampaian pikiran atau infrmasi dari seserang kepada rang lain melalui suatu cara tertentu sehingga rang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud leh penyampai

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Lebih terperinci

VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT

VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT 4.1. Visi dan Misi Visi adalah gambaran realistis masa depan yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu

Lebih terperinci

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan Jenis Infrmasi yang Terbuka dan Dikecualikan Kelmpk Infrmasi Publik yang diatur dalam UU KIP mencakup Infrmasi Publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; Infrmasi Publik yang wajib diumumkan

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP)

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP) PETUNJUK OPERASIONAL MONITORING & EVALUASI KEGIATAN PELATIHAN BDSP LEMBAGA/INDIVIDU Pelaksanaan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan

Lebih terperinci

Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : Terima kasih!

Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : Terima kasih! Ini adalah Cnth: Jika ada yang berminat dengan Frmat *.Dc Silahkan kntak: Telp/SMS : 085 255 989 455 email : sedarmn.s@gmail.cm Terima kasih! PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA STANDAR KOMPETENSI DAN

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3 PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan dengan

Lebih terperinci

Anggaran Berbasis Kinerja

Anggaran Berbasis Kinerja Anggaran Berbasis Kinerja Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metde penganggaran yang digunakan adalah metda tradisinal atau item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan

Lebih terperinci

Notulensi Rapat Kerja Pencanangan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemda Birawa Bidakara, 28 Mei 2013

Notulensi Rapat Kerja Pencanangan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemda Birawa Bidakara, 28 Mei 2013 Ntulensi Rapat Kerja Pencanangan Pelaksanaan Refrmasi Birkrasi Pemda Birawa Bidakara, 28 Mei 2013 Peserta : Kepala Daerah dan Ketua DPRD seluruh Indnesia Agenda : Pencanangan Pelaksanaan Refrmasi Birkrasi

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Layanan Purna Jual Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indnesia N. 634/MPP/Kep/9/2002 tentang ketentuan dan tata cara pengawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara agraris, Indnesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikella dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan istilah atau masalah baru. Manajemen berasal dari kata to manage

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan istilah atau masalah baru. Manajemen berasal dari kata to manage BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen dalam kehidupan masyarakat dewasa ini bukanlah merupakan istilah atau masalah baru. Manajemen berasal

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Psikologi Umum 2. Psikologi Sosial. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10

MODUL PERKULIAHAN. Psikologi Umum 2. Psikologi Sosial. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10 MODUL PERKULIAHAN Psiklgi Ssial Fakultas Prgram Studi Tatap Muka Kde MK Disusun Oleh Psiklgi Psiklgi 10 61017 Abstract Materi tentang sikap, prasangka, diskriminasi, agresi, atribusi, knfrmitas, skema,

Lebih terperinci

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Kompensasi

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Kompensasi Kmpensasi Definitin hmas H. Stne : Cmpensatin is any frm f payment t emplyees fr wrk they prvide t their emplyer Kmpensasi adalah segala bentuk pembayaran kepada karyawan karena pekerjaan yang dia telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan kompetitor. Terlebih lagi pada era global saat ini, persaingan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan kompetitor. Terlebih lagi pada era global saat ini, persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu organisasi dituntut untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, serta dapat mengaktualisasikan visi dan misinya agar dapat bertahan hidup dan mampu bersaing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta

BAB II KAJIAN TEORI. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta kemampuan kerja yang didasari leh pengetahuan, sikap, keterampilan dan mtivasi dalam menghasilkan

Lebih terperinci

- Perencanaan dan Penyusunan Program

- Perencanaan dan Penyusunan Program Manajemen Prgram Kegiatan manajemen pryek meliputi kegiatan untuk mendukung persiapan pelaksanaan pryek, penyediaan fasilitas dalam perasinal, krdinasi kegiatan pryek di pusat maupun daerah, dan pelaksanaan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2016 Pengadilan Tinggi Agama Grntal Jl. Tinalga N. 5 Kta Grntal Telp. 0435-831591 Fax. 0435-831625 E-mail: admin@pta-grntal.g.id KATA PENGANTAR Assalamualaikum

Lebih terperinci

Kebijakan tentang Benturan Kepentingan dan Benturan Komitmen

Kebijakan tentang Benturan Kepentingan dan Benturan Komitmen Kebijakan tentang Benturan Kepentingan dan Benturan Kmitmen Versi 29 Juni 2009 I. Pendahuluan Partisipasi aktif atau kegiatan staf akademik SBM dalam berbagai kegiatan yang berperan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

DANA BANTUAN LANGSUNG - DBL

DANA BANTUAN LANGSUNG - DBL DANA BANTUAN LANGSUNG - DBL Sebagai alternatif pengellaan subsidi bantuan untuk peningkatan mutu pendidikan Oleh : Danny Meirawan Bahan News Letter Kantr Dinas Pendidikan Jawa Barat A. LATAR BELAKANG Wajib

Lebih terperinci

Indonesia Bagaimana Pemohon Bisa Memanfaatkan Hak atas Informasi. Manual untuk Peserta

Indonesia Bagaimana Pemohon Bisa Memanfaatkan Hak atas Informasi. Manual untuk Peserta Indnesia Bagaimana Pemhn Bisa Memanfaatkan Hak atas Infrmasi Manual untuk Peserta June 2011 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...II MANUAL UNTUK PESERTA TRAINING BAGAIMANA PEMOHON BISA MEMANFAATKAN HAK ATAS INFORMASI

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER L1 LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri A. Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri 1. Pada lingkup industri

Lebih terperinci

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA Disampaikan leh Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Pada acara Indnesia Eximbank Investr Gathering 2017 Jakarta, 7 Februari 2017

Lebih terperinci

MODUL LIMA KOMUNIKASI DAN OPINI PUBLIK

MODUL LIMA KOMUNIKASI DAN OPINI PUBLIK MODUL LIMA KOMUNIKASI DAN OPINI PUBLIK Istilah pini publik sering diterjemahkan pini umum atau pini masyarakat. Hal ini kurang tepat, karena istilah masyarakats lebih mengarah kepada pengertian sciety.

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teri 4.1.1 Teri Desain Kmunikasi Visual Terapan teri Desain Kmunikasi Visual dalam hal kampanye ssial ini lebih berfkus pada navigasi yang lebih playful namun edukatif

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Manajemen

Manajemen Proyek. Manajemen Manajemen Pryek Manajemen Aktivitas yang meliputi perencanaan, pengrganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengellaan sumber daya yang dimiliki suatu rganisasi untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 5. Kesimpulan dan Saran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang rendah pada

BAB 5. Kesimpulan dan Saran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang rendah pada 47 BAB 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktr yang rendah pada kepuasan kerja dengan menggunakan teri dua faktr Herzberg, yaitu hygiene factr dan mtivatr

Lebih terperinci

Analisis Sensitivitas pada Pertumbuhan Penduduk Nanggroe Aceh Darussalam dengan Metode Life Table

Analisis Sensitivitas pada Pertumbuhan Penduduk Nanggroe Aceh Darussalam dengan Metode Life Table Vl. 6, N.1, 1-14, Juli 29 Analisis Sensitivitas pada Pertumbuhan Penduduk Nanggre Aceh Darussalam dengan Metde ife Table Miftahuddin Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

PANDUAN PERENCANAAN KOLABORATIF PSABM

PANDUAN PERENCANAAN KOLABORATIF PSABM PANDUAN PERENCANAAN KOLABORATIF PSABM Perencanaan secara klabratif Pengellaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat (PSABM) dilakukan untuk menyusun acuan dan prgram bersama di antara pemangku kepentingan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Dasar Pemikiran Bahwa sebagai salah satu upaya untuk memajukan kebudayaan daerah, Perpustakaan, Kearsipan, dan Dkumentasi merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Persaingan antar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi persaingan yang semakin ketat merupakan tantangan dan peluang baru bagi negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Persaingan antar negara

Lebih terperinci

[Summary] Struktur dan Proses Organisasi Chapter 2

[Summary] Struktur dan Proses Organisasi Chapter 2 [Summary] Struktur dan Prses Organisasi Chapter 2 Ch 2 Structural Design fr Organizatins Pada pkk bahasan ini bertujuan untuk menjelaskan knsep dasar dari struktur rganisasi dan memberikan penjelasan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berupaya untuk menunjukan keunggulankeunggulannya agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, dimana perusahaan dituntut

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI APA ITU PROYEK? ADALAH SUATU RANGKAIAN PEKERJAAN YANG DIADA-KAN DALAM SELANG WAKTU TERTENTU & MEMPUNYAI TUJUAN KHUSUS. YANG MEMBEDAKAN PROYEK DENGAN PEKERJAAN LAIN ADALAH

Lebih terperinci

STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM MOBIL SEHAT DALAM PENINGKATAN DERAJAD KESEHATAN MASYARAKAT

STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM MOBIL SEHAT DALAM PENINGKATAN DERAJAD KESEHATAN MASYARAKAT STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM MOBIL SEHAT DALAM PENINGKATAN DERAJAD KESEHATAN MASYARAKAT Dwi Endah Kurniasih Prgram Studi Kesehatan Masyarakat Universita Respati Ygyakarta d.endaah@yah.cm Abstrak Prgram Mbil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kredit pegawai adalah fasilitas pemberian kredit yang ditujukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kredit pegawai adalah fasilitas pemberian kredit yang ditujukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kredit Pegawai Kredit pegawai adalah fasilitas pemberian kredit yang ditujukan kepada PNS, POLRI, atau TNI. Dengan kebijaksanaan bank, pegawai swasta pada instansi tertentu

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Yang menjadi dasar evaluasi untuk menjadikan sistem ptimal di prduksi tekstil pada PT. ISTEM adalah dengan menggunakan metde DMAIC. Define

Lebih terperinci

Balanced Scorecard Sebagai Alternatif untuk Mengukur Kinerja

Balanced Scorecard Sebagai Alternatif untuk Mengukur Kinerja 1 P age I. PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis yang semakin kmpetitif menyebabkan perubahan besar luar biasa dalam persaingan, prduksi, pemasaran, pengellaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lazim disebut classroom action research. Menurut Wiriaatmadja (2006: 13)

BAB III METODE PENELITIAN. lazim disebut classroom action research. Menurut Wiriaatmadja (2006: 13) 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau lazim disebut classrm actin research. Menurut Wiriaatmadja (2006: 13) penelitian tindakan

Lebih terperinci

TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA

TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA Oleh : MOCH AFIF BAHTIYAR NIM : 04113029 PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 1. ALASAN PENDIRIAN USAHA Mendirikan usaha sendiri

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Psikologi, Retnaningsih, SPsi., MPsi.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Psikologi, Retnaningsih, SPsi., MPsi. KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Psiklgi Fakultas Psiklgi Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis agar Studi Psiklgi tetap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan Televisi Republik Indnesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran pertama di Indnesia. Berdiri pada tanggal 24 Agustus 1962,

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN LATAR BELAKANG LAPORAN AKHIR

BAB PENDAHULUAN LATAR BELAKANG LAPORAN AKHIR BAB 1 PENDAHULUAN Bab iniberisilatarbelakang, maksudtujuandansasaran, ruanglingkuppekerjaan, landasanhukum, pendekatan dan metdlgi sertasistematikapenulisanlapran Akhirkegiatan penyusunanpersiapanpeninjauankembali

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Emile Durkheim (dalam Salim, 2002:54-57) perubahan struktur masyarakat terbagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Emile Durkheim (dalam Salim, 2002:54-57) perubahan struktur masyarakat terbagi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perubahan Scial Budaya Menurut Emile Durkheim (dalam Salim, 2002:54-57) perubahan struktur masyarakat terbagi menjadi dua slidaritas, yaitu masyarakat dari berslidaritas mekanik

Lebih terperinci

Amnesti Pajak materi lengkap diperoleh dari pajak.go.id

Amnesti Pajak materi lengkap diperoleh dari pajak.go.id Amnesti Pajak materi lengkap diperleh dari pajak.g.id Jul 2016 - Frm: www.itkind.rg (free pdf - Manajemen Mdern dan Kesehatan Masyarakat) 1 Daftar Isi Ruang Lingkup (ringkas)... 3 Tarif... 4 Repatriasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah Propinsi Bali serta pembangunan nasional. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah Propinsi Bali serta pembangunan nasional. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan Kota Denpasar merupakan bagian integral dari pembangunan daerah Propinsi Bali serta pembangunan nasional. Pembangunan yang dilaksanakan selalu diupayakan

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Pendekatan-Pendekatan Dalam Keilmuan Komunikasi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

TEORI KOMUNIKASI. Pendekatan-Pendekatan Dalam Keilmuan Komunikasi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN TEORI KOMUNIKASI Pendekatan-Pendekatan Dalam Keilmuan Kmunikasi Fakultas Prgram Studi Tatap Muka Kde MK Disusun Oleh Ilmu Kmunikasi Ilmu Kmunikasi 1 85004 Abstract Ilmu Kmunikasi adalah

Lebih terperinci

MEMBANGUN E-GOVERNMENT

MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1 MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1. Pendahuluan Di era refrmasi ini, kebutuhan masyarakat akan transparansi pelayanan pemerintah sangatlah penting diperhatikan. Perkembangan teknlgi infrmasi menghasilkan titik

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

Islam dan Sekularisme. dan. Dualisme dalam Pendidikan. Sekular bermakna yang berkaitan dengan keduniaan dan tidak berkaitan dengan keagamaan.

Islam dan Sekularisme. dan. Dualisme dalam Pendidikan. Sekular bermakna yang berkaitan dengan keduniaan dan tidak berkaitan dengan keagamaan. Islam dan Sekularisme dan Dualisme dalam Pendidikan Sekularisme 1. Kamus Dewan:- Sekular bermakna yang berkaitan dengan keduniaan dan tidak berkaitan dengan keagamaan. Sekularisme bermakna faham, dktrin

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 Lampiran 1 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 PENDAHULUAN Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan dkumen pembangunan yang disusun untuk kurun waktu

Lebih terperinci

Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman;

Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman; 1. Pengertian Keuangan Negara Keuangan Negara Menurut UU RI Nmr 17 tahun 2003, keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA BERSAMA UNTUK KESEJAHTERAAN BURUH

PERJANJIAN KERJA BERSAMA UNTUK KESEJAHTERAAN BURUH PERJANJIAN KERJA BERSAMA UNTUK KESEJAHTERAAN BURUH Dipersiapkan leh Indah Budiarti Edisi Revisi, Februari 2012 Definisi negsiasi dan perjanjian kerja bersama Negsiasi dilakukan leh setiap rang, dan menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan. (source) kepada komunikan (receiver) melalui suatu media, yang kemudian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan. (source) kepada komunikan (receiver) melalui suatu media, yang kemudian 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Periklanan Sebagai Strategi Kmunikasi Periklanan umumnya mengandung nilai kmunikasi, karena periklanan adalah suatu kmunikasi massa dan harus dibayar untuk menarik kesadaran,

Lebih terperinci

Fakta yang terjadi: Di Aceh Di DIY: Hari 1- Hari 8 Hari 1: Sabtu 27 Mei 2006 Kekacauan, Telekmunikasi break dwn. Banyak isu. Kebetulan hari libur panj

Fakta yang terjadi: Di Aceh Di DIY: Hari 1- Hari 8 Hari 1: Sabtu 27 Mei 2006 Kekacauan, Telekmunikasi break dwn. Banyak isu. Kebetulan hari libur panj ASPEK GOVERNANCE DALAM BENCANA Pengalaman dari Gempa Bumi dan Tsunami di Aceh Pengalaman dari Gempa Bumi di Ygyakarta tahun 2006. Oleh: Laksn Trisnantr Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK-UGM Isi Pendahuluan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN Peluncuran Dkumen Kebijakan Respnsif Gender: Kertas Kebijakan: Pengarusutamaan Gender dalam Adaptasi Perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki potensi yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki potensi yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembang pesat dan semakin kuat nya persaingan bisnis di bidang tmtif saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki ptensi yang menjanjikan. Hal ini dapat

Lebih terperinci

MODUL MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

MODUL MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MODUL MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MATERI: STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MODUL 4 AKUNTANSI DOSEN: Dr. Arif Setyawan, SE, MSi, Ak PERKULIAHAN KELAS KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

Desain Proyek Efektif: Menggunakan Pengetahuan Pemecahan Masalah

Desain Proyek Efektif: Menggunakan Pengetahuan Pemecahan Masalah Desain Pryek Efektif: Menggunakan Pengetahuan Pemecahan Masalah Menciptakan Slusi Menyelesaikan masalah mengambil tempat di mana pun kita dihadapi leh halangan atau tantangan untuk mencapai sebuah cita-cita.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Direktrat Jenderal Bea dan Cukai 2.1.1 Sejarah Singkat Direktrat Jenderal Bea dan Cukai Bea dan Cukai merupakan institusi glbal yang hampir semua negara

Lebih terperinci

BAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI

BAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI BAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI 4.1 PRODI MATEMATIKA 4.1.1 Visi Prdi Matematika Menjadi pusat pengkajian dan pengembangan ilmu matematika terkemuka pada tahun 2025 yang mensinergikan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 A. VISI DAN MISI DAERAH V isi merupakan gambaran bersama mengenai masa depan, berupa kmitmen murni,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu terjadinya globalisasi. Globalisasi yang melanda hampir di seluruh dunia dan mengakibatkan persaingan di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negeri, dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. negeri, dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi. 2. Cholis Abrori

Komentar dan Rekomendasi. 2. Cholis Abrori Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : FK Universitas Sriwijaya : C : 1. Rachmad Sarw Bekti 2. Chlis Abrri 1. Kmentar Umum Prgram Hibah Kmpetensi Peningkatan Kualitas Pendidikan

Lebih terperinci

BUKU PEMBIMBINGAN AKADEMIK

BUKU PEMBIMBINGAN AKADEMIK BUKU PEMBIMBIGA AKADEMIK 0-0 ua Prgram Studi, Pembimbing Akademik, (Vita Cita Emia Tarigan,SH.,LLM) ( ) FAKULTAS HUKUM UIVERSITAS PEMBAGUA PACA BUDI MEDA PEMBIMBIGA AKADEMIK FAKULTAS HUKUM UIVERSITAS PEMBAGUA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Diploma Tiga Teknik Komputer, Muhammad Subali, ST, MT

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Diploma Tiga Teknik Komputer, Muhammad Subali, ST, MT KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Teknik Kmputer Prgram Diplma Tiga Teknlgi Infrmasi Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini yang ditandai dengan era globalisasi, menuntut perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia untuk dapat bersaing agar tetap

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kde dan nama mata kuliah Tpik Bahasan 1 1. Mahasiswa memahami silabus, kntrak kerja dan membuat kelmpk 2. Mahasiswa memahami manajemen SDM:perspektif masa lalu, sekarang, dan yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Sipil, Andi Tenrisukki Tenriajeng, ST, MT

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Sipil, Andi Tenrisukki Tenriajeng, ST, MT KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi

by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi Manajemen Risik K3 di Perusahaan Pertambangan Psted n 21 Januari 2011 by Aria Gusti by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi Pendahuluan Pertambangan memiliki peran

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Mesin, Dr. Syahbudin

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Mesin, Dr. Syahbudin KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Teknik Mesin Fakultas Teknlgi Industri Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis agar Studi

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Fakultas Kedkteran Universitas Brawijaya : A : 1. Siti Aminah TSE 2. Segiant Ali 1. Kmentar Umum Pelaksanaan PHK-PKPD leh Fakultas Kedkteran

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2006 Dekan Fakultas Sastra, Prof. Dr. Indiyah Imran. Renstra Fakultas Sastra Universitas Gunadarma

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2006 Dekan Fakultas Sastra, Prof. Dr. Indiyah Imran. Renstra Fakultas Sastra Universitas Gunadarma KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Fakultas Sastra Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis agar Fakultas Sastra tetap mampu memberikan sumbangan

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :

Lebih terperinci

Ringkasan untuk Pembuat Kebijakan

Ringkasan untuk Pembuat Kebijakan Ringkasan untuk Pembuat Kebijakan Lapran Kajian ke-5 Ar5 ( Assessment Reprt 5) IPCC Pkja Basis Ilmiah Salah satu kegiatan utama Intergvermental Panel n Climate Change (IPCC) adalah menyusun Lapran Kajian

Lebih terperinci

BAB II PETUGAS HUMAS DAN WARTAWAN DI KABUPATEN BREBES. Tanpa komunikasi, masyarakat akan mengalami ketertinggalan informasi,

BAB II PETUGAS HUMAS DAN WARTAWAN DI KABUPATEN BREBES. Tanpa komunikasi, masyarakat akan mengalami ketertinggalan informasi, 1 BAB II PETUGAS HUMAS DAN WARTAWAN DI KABUPATEN BREBES 2.1 Petugas Humas Kmunikasi dan infrmasi telah menjadi salah satu kebutuhan dasar mausia. Tanpa kmunikasi, masyarakat akan mengalami ketertinggalan

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT

RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT ' :: KEMENTERIAN SEKRETARIAT N EGARA REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KEMENTERIAN SEKRETARIAT N EGARA TAHUN 205-209 Jakart?, Desember 205 Rencana Strategis Tahun 20 5-20 9 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Elektro, Busono Soerowirdjo, Ph.D

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Elektro, Busono Soerowirdjo, Ph.D KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Teknik Elektr Fakultas Teknlgi Industri Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis agar Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut perusahaan untuk beroperasi seefisien dan seefektif mungkin. Untuk itu pihak manajemen harus mampu melaksanakan

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/219/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA Sunars Fakultas Eknmi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Indnesia just cnvalesce frm ecnmic crisis

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 15 Februari 2018 Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT,

KATA PENGANTAR. Jakarta, 15 Februari 2018 Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT, L a p r a n K i n e r j a T a h u n 2017 i KATA PENGANTAR Segala puji syukur atas segala rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT telah menyelesaikan

Lebih terperinci

SEKRETARIAT NASIONAL KETERBUKAAN PEMERINTAH (OPEN GOVERNMENT INDONESIA) & !

SEKRETARIAT NASIONAL KETERBUKAAN PEMERINTAH (OPEN GOVERNMENT INDONESIA) & ! ROAD MAP SEKRETARIAT NASIONAL KETERBUKAAN PEMERINTAH (OPEN GOVERNMENT INDONESIA) 2017-2019 & 2020-2024 Direktrat Aparatur Negara Kedeputian Plitik Hukum Pertahanan dan Keamanan Kementerian PPN/Bappenas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan di abad 21 ini semakin ketat seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan di abad 21 ini semakin ketat seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan di abad 21 ini semakin ketat seiring dengan diberlakukannya perdagangan bebas seperti AFTA (Asian Free Trade Area), APEC (The Asia Pacific Economic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat konsumen 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat konsumen dengan leluasa mendapatkan info yang terkini mengenai kondisi pasar, sekaligus membuat konsumen

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID

STANDART OPERASIONAL PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID STANDART OPERASIONAL PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID STANDART OPERASIONAL PELAYANAN PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2014 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Km Abstraks Dalam teri rekayasa perangkat lunak ada 2 jenis prduk perangkat lunak. Prduk generik, yaitu prduk yang dibuat dan ditentukan fungsinalitasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, banyak ditemukan permasalahan yang menyebabkan perusahaan. sebagai sumber dayanya, tujuan perusahaan akan sulit tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, banyak ditemukan permasalahan yang menyebabkan perusahaan. sebagai sumber dayanya, tujuan perusahaan akan sulit tercapai. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka menghadapi era globalisasi saat ini dengan kondisi masyarakat sekarang, banyak ditemukan permasalahan yang menyebabkan perusahaan mengalami kegagalan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gatot (1999), ekowisata mulai menjadi isu nasional di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gatot (1999), ekowisata mulai menjadi isu nasional di Indonesia 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekwisata 2.1.1 Perkembangan Ekwisata di Indnesia Menurut Gatt (1999), ekwisata mulai menjadi isu nasinal di Indnesia semenjak Seminar dan Lkakarya (Semilka) Nasinal yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN ORGANISASI. sejarah SKPPN III sesuai SK Menteri P dan K RI Nomor 0189/O/1979,sekolah

BAB III TINJAUAN ORGANISASI. sejarah SKPPN III sesuai SK Menteri P dan K RI Nomor 0189/O/1979,sekolah BAB III TINJAUAN ORGANISASI 3.1 Sejarah SMP N 24 Bandung Sejarah Seklah Menengah Pertama Negeri 24 Bandung tidak terlepas dari sejarah SKPPN III sesuai SK Menteri P dan K RI Nmr 0189/O/1979,seklah SMP

Lebih terperinci

DESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN

DESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pertemuan ke : 1 Alkasi waktu : 0,5 Jam Kmpetensi dasar : 1. Mahasiswa mampu memahami pentingnya mempelajari perancangan antarmuka pengguna. Indikatr : 1. Menuliskan dan menjelaskan knsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat CV. KARDUS COMMUNICATION Cirebn Semua bidang usaha membutuhkan sarana periklanan untuk mempublikasikan uasaha yang dijalankan sehingga para knsumen mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah ppulasi 8.389.443 jiwa serta kepadatan penduduk sebesar 12.682,1/ 2 km, diperkirakan akan terus bertambah. Pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten) PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG, BUDAYA ORGANISASI, DAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah

Lebih terperinci