Metodologi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Metodologi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank"

Transkripsi

1 ICRA Indnesia Rating Feature January 2011 Metdlgi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank Lembaga pembiayaan bukan bank (Lembaga Pembiayaan) memainkan peran yang penting dalam pasar keuangan di Indnesia. Dibandingkan dengan bank, lembaga pembiayaan memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam struktur pengendalian dan pengperasian, dan juga diberi kebebasan untuk memberikan pinjaman tanpa harus mempriritaskan sektr-sektr tertentu, ataupun harus mencadangkan dana wajib kepada bank sentral. Namun, terdapat aturan-aturan yang membatasi jasa-jasa apa saja yang dapat ditawarkan leh lembaga pembiayaan dan pilihan-pilihan pembiayaan yang dapat mereka perleh. Lembaga pembiayaan juga tidak diperblehkan menggalang dana langsung dari masyarakat. Pada umumnya, lembaga pembiayaan di Indnesia memberikan jenis-jenis kredit sebagai berikut: Pembiayaan Knsumen (Untuk pembelian kendaraan kmersial dan nn kmersial, barangbarang elektrnik, dan lain-lain) Sewa Guna Usaha Anjak piutang Usaha kartu kredit Perusahaan mdal ventura Pembiayaan infrastruktur Dalam melakukan pemeringkatan terhadap lembaga pembiayaan, ICRA Indnesia melakukan evaluasi atas resik bisnis dan resik keuangan dari perusahaan, dan menggunakan hasil evaluasi tersebut untuk mempryeksikan tingkat dan kestabilan dari kinerja keuangan perusahaan tersebut di masa depan berdasarkan berbagai macam kemungkinan skenari yang ada. Peringkat ditentukan berdasarkan azas ging cncern dan bukan hanya berdasarkan penilaian atas tingkat aset dan hutang perusahaan pada suatu tanggal tertentu saja. Parameter-parameter umum yang digunakan untuk menilai resik bisnis dan resik keuangan dari suatu lembaga pembiayaan ( seperti ditunjukkan leh daftar di bawah) dibahas secara mendalam pada dua bagian berikut ini. Metdlgi ini tidak bertujuan untuk membahas seluruh parameter pemeringkatan yang digunakan dalam pemeringkatan kredit dari lembaga pembiayaan, namun bertujuan menyampaikan secara umum kerangka kerja yang digunakan saat melakukan pemeringkatan. Resik Bisnis Kndisi lingkungan perasinal perusahaan Struktur Kepemilikan Franchise dan ukuran (size) perusahaan, psisi kmpetitif Manajemen, sistem dan strategi dari perusahaan, struktur tata kella Resik Keuangan Kualitas dari aset yang dimiliki perusahaan Likuiditas Prfitabilitas Kecukupan Mdal Walaupun terdapat beberapa parameter yang digunakan untuk menilai resik bisnis dan resik keuangan, seberapa penting suatu parameter dibandingkan dengan parameter yang lainnya dapat berbeda-beda untuk setiap perusahaan, tergantung ptensi dari parameter tersebut untuk merubah prfil resik secara keseluruhan dari perusahaan. Sebagai cnth, dalam lingkungan perasinal perusahaan yang sedang nrmal, suatu perusahaan pembiayaan knsumen yang relatif baru dapat menunjukkan prfitabilitas yang sangat baik, namun hal itu mungkin tidak dapat dipertahankan setelah melalui beberapa siklus usaha. Oleh karena itu, bbt yang lebih tinggi akan dikenakan pada prfil resik bisnis dibandingkan kinerja keuangan perusahaan tersebut. Suatu perusahaan yang memiliki prfil resik bisnis yang kuat dan kinerja keuangan yang stabil akan dianggap lebih baik dibandingkan perusahaan lain yang kinerja keuangannya sama atau bahkan lebih baik, tapi memiliki prfil resik bisnis yang lebih lemah. ICRA Indnesia

2 RESIKO BISNIS Penilaian yang dilakukan ICRA Indnesia atas resik bisnis dilakukan dengan analisis yang menyeluruh atas kndisi lingkungan perasinal perusahaan (perating envirnment), serta nilai franchise, kualitas aset, manajemen dan sistem yang dimiliki leh perusahaan tersebut. Karena sebagian besar dari parameter ini bersifat kualitatif, ICRA Indnesia berusaha menghilangkan terjadinya subyektivitas dengan cara mendapatkan dan menilai infrmasi berdasarkan sub parameter yang terdefinisikan, yang akan diperbandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain. Analisis yang dilakukan juga mempertimbangkan penilaian ICRA Indnesia akan kinerja dari berbagai sektr, prspek eknmi di masa yang akan datang, serta hal-hal yang berhubungan dengan kndisi lingkungan perasinal perusahaan. Lingkungan Operasinal Perusahaan Lingkungan perasinal perusahaan dapat amat mempengaruhi prspek pertumbuhan dan kualitas aset dari perusahaan pembiayaan dan leh karenanya memiliki peran penting dalam pemeringkatan. Dalam melakukan penilaian akan lingkungan perasinal perusahaan, ICRA Indnesia mempertimbangkan kndisi eknmi secara keseluruhan, prspek dari industri dimana kelmpk aset yang sedang diberikan pembiayaan berperasi serta kndisi peraturan yang ada. Cnth, untuk perusahaan pembiayaan knsumen untuk mbil kmersial, tingkat kegiatan eknmi dan biaya pengapalan/pengangkutan barang adalah sangat penting untuk diketahui, sementara untuk perusahaan pembiayaan perumahan, prspek industri real estate penting dicermati baik dari sisi peningkatan nilai aset maupun dari sisi kualitas aset. Perubahan-perubahan dalam peraturan dapat secara signifikan mempengaruhi (baik secara psitif maupun negatif) besarnya kerugian kredit (credit lsses) dari perusahaan pembiayaan. Sebagai cnth, Sistem Infrmasi Debitur (SID) yang dibuat Bank Indnesia bertujuan untuk membantu lembaga pembiayaan mendapatkan infrmasi yang akurat dan tepat waktu akan debitur mereka. Namun, kenyataan di lapangan, saat ini lembaga pembiayaan masih mengalami kendala teknis dalam memanfaatkan SID, dikarenakan belum adanya data kependudukan yang baku (masih terbuka kemungkinan untuk serang debitur memiliki lebih dari satu kartu identitas dengan alamat berbeda). Hal ini tentu saja berakibat pada lemahnya validitas infrmasi yang dihasilkan dari SID. Intensitas persaingan juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prfil kredit dari suatu lembaga pembiayaan, dikarenakan intensitas kmpetisi saat ini atau yang diantisipasi akan terjadi akan mempengaruhi prspek pertumbuhan, laba dan strategi manajemen perusahaan. Evaluasi dari ICRA Indnesia memfkuskan pada tingkat kmpetisi saat ini dan juga keatraktifan suatu segmen untuk mengundang kmpetisi baru dengan menilai beberapa faktr termasuk ptensi pertumbuhan, halangan untuk masuk (entry barriers) dan tingkat pengembalian setelah memperhitungkan resik. Struktur Kepemilikan Struktur kepemilikan dapat memainkan peran kunci dalam prfil kredit suatu perusahaan. Perusahaan induk (prmter) yang kuat dan sinergi yang strategis antara bisnis lembaga pembiayaan dan bisnis perusahaan induk dapat berdampak psitif bagi prfitabilitas, likuiditas dan permdalan dari lembaga pembiayaan tersebut yang pada akhirnya bermanfaat bagi prfil kreditnya. Dalam menilai struktur kepemilikan suatu lembaga pembiayaan, parameter-parameter yang menjadi bahan penilaian adalah : prfil kredit dari pemilik, struktur kepemilikan saham lembaga pembiayaan tersebut, sinergi perasinal antara lembaga pembiayaan dengan prmter, tingkat keterlibatan prmter dalam lembaga pembiayaan, tingkat kmitmen dan rekam jejak prmter dalam menyediakan dukungan dana. Struktur Tata Kella ICRA Indnesia mempercayai struktur tata kella perusahaan yang memadai adalah hal yang penting untuk memberikan keyakinan bahwa kewenangan yang diberikan kepada lini manajer dari suatu lembaga pembiayaan dilaksanakan sesuai dengan prsedur-prsedur yang sudah ditetapkan, dan prsedur-prsedur tersebut tidak bertentangan dengan acuan kebijakan dan tujuan-tujuan strategis secara luas dari lembaga pembiayaan tersebut. Evaluasi ICRA Indnesia terhadap struktur tata kella dari lembaga pembiayaan mencakup penilaian aspek-aspek struktural dari dewan kmisaris dan kmite setingkat dewan kmisaris dan penilaian akan berjalannya fungsi dari bermacam-macam kmite dewan kmisaris. ICRA Indnesia Page 2 f 6

3 Franchise dan ukuran perusahaan Bagi suatu lembaga pembiayaan, kekuatan franchise menentukan kapasitas dari perusahaan pembiayaan untuk tumbuh dan di saat yang sama mempertahankan tingkat pengembalian yang wajar yang telah mempertimbangkan faktr resik, juga untuk mempertahankan kehandalan pendapatan (resilience f incme) dan memfasilitasi prediktabilitas dari kinerja keuangannya di masa yang akan datang. Penting untuk diingat, suatu perusahaan pembiayaan dengan pangsa pasar yang signifikan (perusahaan yang besar karena psisinya dibandingkan pasar secara keseluruhan) maupun pemain segmentasi khusus (niche player- perusahaan yang lebih kecil karena target pasarnya yang unik atau karena hubungannya yang kuat dengan para pemain utama di target segment yang mereka tuju) dapat memiliki franchise yang kuat yang dapat bermanfaat bagi prfil kredit mereka. Sementara untuk ukuran perusahaan, biasanya penilaian dilakukan dengan memperhatikan bauran kredit dari lembaga pembiayaan dan hal ini memiliki pengaruh terhadap psisi kmpetitif, keberagaman, knsentrasi resik kredit, stabilitas pendapatan dan fleksibilitas keuangan dari perusahaan. Manajemen, sistem dan strategi Kualitas dari manajemen (terutama dewan direksi), kebijakan dan sistem, ekspektasi pemegang saham dan strategi yang diambil untuk mengella ekspektasi-ekspektasi tersebut serta kualitas akuntansi adalah batu fndasi yang digunakan sebagai bangunan prfil resik kredit dari suatu lembaga pembiayaan. Faktr-faktr ini akan semakin penting untuk lembaga pembiayaan yang baru dibentuk, dengan rekam jejak yang masih pendek, atau lembaga pembiayaan yang mengalami perubahan prfil bisnis. Dalam mengevaluasi manajemen, sistem dan strategi dari suatu lembaga pembiayaan, ICRA Indnesia melakukan penilaian atas psisi kmpetitif perusahaan (kemampuan untuk merubah nrma pinjaman dan/atau bunga pinjaman), ketergantungan pada jasa sub kntrak (utsurcing), kecepatan pertumbuhan, kecepatan tanggap terhadap perubahan-perubahan pasar, rekam jejak dan pengalaman dewan direksi (dalam hubungannya dengan rencana pertumbuhan dan siklus umur dari kredit yang diberikan). Selain itu juga seberapa terdiversifikasi prtfli kredit (pinjaman)-nya. Untuk rekam jejak, evaluasi dilakukan berdasarkan siklus bisnis yang telah dilewati. Perusahaan pembiayaan knsumen untuk mbil (dimana jangka waktu pinjaman biasanya 3-4 tahun) yang sdh berperasi 5-6 tahun dapat dianggap memiliki rekam jejak yang cukup baik. Namun, perusahaan pembiayaan perumahan berusia sama hanya akan dianggap memiliki rekam jejak berkualitas rata-rata karena jangka waktu pinjaman untuk KPR adalah antara tahun. Kemudian, bila perusahaan melakukan ekspansi ke prduk atau wilayah baru, rekam jejak maupun pengalaman manajemen mungkin tidak akan mencapai tingkat sejajar dengan perusahaan dengan pertumbuhan stabil yang tumbuh pada lkasi dan prduk yang sama. Seluruh pemeringkatan kredit, termasuk untuk sektr lembaga pembiayaan, melihat pentingnya mengikutsertakan penilaian akan kualitas dari manajemen perusahaan yang sedang diperingkat, dan juga kekuatan/kelemahan yang diakibatkan karena perusahaan tersebut berada dibawah suatu kelmpk perusahaan tertentu. Penilaian ini sebagian besar bersifat subyektif, walaupun rekam jejak dari manajemen bisa dijadikan faktr pendukung yang aktual. Biasanya, diskusi yang mendalam dilakukan dengan manajemen perusahaan lembaga pembiayaan yang diperingkat yang bertujuan untuk memahami tujuan-tujuan, rencana dan strategi bisnis dan pandangan manajemen mengenai kinerja di masa lalu dan prspek kinerja di masa depan. Beberapa faktr yang dinilai adalah: Pengalaman dari prmter/manajemen pada bidang usaha lembaga pembiayaan tersebut. Kmitmen dari prmter/manajemen terhadap bidang usaha lembaga pembiayaan tersebut. Sikap dari manajemen atas pengambilan dan pengendalian resik. Kebijakan pengellaan resik dari lembaga pembiayaan tersebut (resik kredit dan resik pasar) Kekuatan dari perusahaan lain dalam satu grup perusahaan yang sama dengan lembaga pembiayaan tersebut. Kemampuan dan kemauan dari grup untuk mendukung lembaga pembiayaan tersebut misalnya melalui penambahan mdal, bila diperlukan. ICRA Indnesia Page 3 f 6

4 Evaluasi yang cermat atas kebijakan pengellaan resik harus dilakukan karena hal itu memberikan panduan penting dalam mengevaluasi pengaruh dari kndisi krisis (stress events) atas likuiditas, prfitabilitas dan permdalan dari perusahaan. ICRA Indnesia membandingkan kebijakan-kebijakan underwriting yang dimiliki lembaga pembiayaan tersebut dengan kelaziman (best practices) di industri untuk melakukan penilaian terhadap prfil resik perusahaan tersebut. Penilaian prfil resik juga melibatkan evaluasi terhadap praktek-praktek pelaksanaan bisnis lembaga pembiayaan tersebut (dilakukan sendiri vs dilakukan pihak lain), disamping sistem penagihan dan pengawasan mereka. ICRA Indnesia juga mengevaluasi rencana-rencana bisnis dan strategi dari lembaga pembiayaan tersebut dan juga ekspektasi pemegang saham dari perusahaan. Walaupun pemeringkatan yang ditetapkan ICRA Indnesia ditujukan untuk pemegang surat hutang, memenuhi ekspektasi pemegang saham adalah penting karena, bila tidak, strategi perusahaan tersebut juga bisa mengalami perubahan (untuk memenuhi ekspektasi pemegang saham), yang pada akhirnya akan mempengaruhi prfil kreditnya. RESIKO KEUANGAN (FINANSIAL) Kualitas Aset Kualitas aset berperan penting dalam memprediksi kinerja finansial perusahaan pembiayaan di masa yang akan datang. Fkus dari evaluasi atas kualitas aset adalah pada pryeksi kerugian selama perusahaan berperasi (lifetime lsses), perubahan kerugian menurut beberapa skenari, pengaruh biaya-biaya yang timbul akibat pemberian kredit (credit csts) terhadap prfitabilitas dan penyangga (cushins) yang tersedia (dalam bentuk mdal atau penyisihan/prvisi) untuk melindungi pemegang surat hutang dari pemburukan kualitas aset yang tidak terduga. Dalam melakukan evaluasi atas kualitas aset dari lembaga pembiayaan, ICRA Indnesia menilai kualitas dari prses evaluasi kredit dan nrma pemberian kredit, tingkat resik dari prtfli kredit, ketertarikan terhadap resik (risk appetite), ketersediaan data untuk memfasilitasi keputusan kredit, dan rekam jejak dalam mengella prtfli pinjaman dalam beberapa siklus bisnis perusahaan. Penilaian juga dilakukan atas knsentrasi resik kredit, kecenderungan (trend) dalam kelayakan pelanggan, trend dalam kredit bermasalah (disesuaikan dengan umur dari kredit bermasalah tersebut), % aset bermasalah (nn-perfrming assets-npa) ktr, % NPA bersih dan NPA bersih dibandingkan dengan ttal mdal dan sebagainya. Disamping itu, seberapa terdiversifikasinya aset dari lembaga pembiayaan tersebut juga merupakan indikatr penting dari kualitas asetnya. Dalam melakukan penilaian atas diversifikasi, faktr-faktr yang pada umumnya diperhatikan mencakup bauran kredit, resik kredit, sebaran (granularity) dari prtfli, diversifikasi gegrafis, dan prfil peminjam. Tingkat diversifikasi yang tinggi dapat membentengi lembaga pembiayaan dari pengaruh pemburukan kndisi di satu segmen. Tapi, diversifikasi ke segmen-segmen yang lebih beresik belum tentu meningkatkan ketahanan dari perusahaan dan leh karenanya belum tentu akan memperbaiki peringkat. Kemampuan suatu lembaga pembiayaan untuk mengella diversifikasi, terutama dalam bisnis yang jumlahnya banyak dan/atau wilayah-wilayah baru adalah suatu hal penting, sepenting kedalaman manajemen dan kemampuan untuk mengadpsi keahlian dan tehnik-tehnik yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu bisnis. Indikatr-indikatr dari kualitas aset dapat berbeda tergantung dari kelmpk aset, prfil peminjam, nrma pencatatan/pengakuan NPA dan kebijakan akuntansi dalam mencatat hapus buku (write-ffs). Karena itu, membandingkan indikatr-indikatr ini antara perusahaan yang berkecimpung dalam kelmpk aset yang berbeda mungkin tidak memberikan hasil yang berarti. Untuk membuat perbandingan lebih berarti, ICRA Indnesia melakukan perbandingan atas kredit bermasalah pada tingkat 30hari+, 60 hari+, 90 hari+ untuk kelmpk aset dan prfil peminjam yang sama, disesuaikan dengan pengenaan hapus buku. Bila tersedia, analisis static pl dapat digunakan karena memberikan estimasi yang cukup berarti atas kerugian yang terjadi pada berbagai tahap yang terdapat dalam suatu siklus kredit dan juga pryeksi kerugian yang terjadi selama perusahaan berperasi. Analisis ini juga terbebas dari distrsi yang disebabkan leh tingkat pertumbuhan perusahaan yang tinggi. Likuiditas Penting bagi perusahaan pembiayaan untuk menjaga prfil likuiditas yang cukup untuk menjaga lancarnya aktivitas pendanaan mereka termasuk untuk meningkatkan nilai aset dan juga memenuhi kewajiban/kmitmen secara tepat waktu. Penting juga bagi perusahaan pembiayaan ICRA Indnesia Page 4 f 6

5 untuk mengella resik tingkat suku bunga karena hal itu dapat mempengaruhi prfitabilitas di masa depan. Penilaian ICRA Indnesia terhadap likuditas mencakup evaluasi atas kebijakan likuiditas perusahaan, prfil jatuh temp dari aset dan kewajiban yang dimilikinya dan kesenjangan yang terjadi serta cadangan (back-up) yang tersedia untuk mengisi kesenjangan tersebut. Evaluasi yang dilakukan ICRA Indnesia juga memfkuskan pada diversifikasi dari sumber-sumber pendanaan dan kualitas dari sumber-sumber pendanaan tersebut (sering kali diukur melalui ketersediaan sumber-sumber tersebut pada saat krisis). Prfitabilitas Kemampuan suatu lembaga pembiayaan untuk menghasilkan laba yang memadai adalah hal yang penting baik dilihat dari sisi pemegang saham maupun pemegang surat hutang. Fkus dari evaluasi yang dilakukan ICRA Indnesia adalah memprediksi tingkat dan kualitas dari pendapatan di masa yang akan datang dengan secara cermat mengamati elemen-elemen dasarnya selisih bunga pinjaman dan bunga simpanan (interest spreads), pendapatan nn bunga (fee based incme), biaya perasinal dan biaya-biaya yang terjadi akibat pemberian kredit (credit csts). Evaluasi atas prfitabilitas dimulai dengan interest spreads (imbal hasil kredit dikurangi biaya bunga atas sumber pendanaan (cst f funds)) dan trend-nya dengan adanya perubahan pada lingkungan perasinal perusahaan, psisi likuiditas dan strategi perusahaan. Penilaian juga dilakukan atas kemampuan perusahaan pembiayaan menghasilkan pendapatan nn bunga (pendapatan berbasiskan fee). Prsi yang lebih tinggi dari pendapatan berbasiskan fee menandakan adanya diversifikasi dan karenanya dapat meningkatkan kehandalan dari pendapatan dan leh karenanya psitif bagi prfil resik perusahaan. Setelah melakukan penilaian atas arus pendapatan, ICRA Indnesia mengevaluasi efisiensi kegiatan perasinal (biaya perasinal dibandingkan ttal aset, dan rasi biaya terhadap pendapatan) dan kemudian membandingkan kedua parameter ini dengan perusahaan lain di industri yang sama. Akhirnya, credit cst diestimasi berdasarkan prfil kualitas aset dari perusahaan tersebut. Prfitabilitas (laba setelah pajak sebagai % dari ttal aset dan laba setelah pajak sebagai % dari rata-rata mdal) kemudian dibandingkan dengan perusahaan lain di industri yang sama. Perlu dipahami bahwa imbal hasil ekuitas (ROE) yang tinggi belum tentu menghasilkan peringkat yang tinggi, karena prfitabilitas yang tinggi mungkin disertai resik melekat yang tinggi, yang mungkin memiliki vlatilitas yang lebih tinggi dan lebih sulit untuk diprediksi. Kualitas Akuntansi Kebijakan pelapran akuntansi yang knsisten dan wajar adalah pra-syarat untuk evaluasi keuangan dan perbandingan dengan perusahaan sejenis. ICRA Indnesia melakukan tinjauan atas kebijakan akuntansi, catatan atas lapran keuangan dan catatan auditr secara detil. Penyimpangan yang terjadi dari praktek akuntansi yang berlaku umum (GAAP) kemudian dicatat dan lapran keuangan dari emiten disesuaikan untuk merefleksikan akibat dari penyimpangan tersebut. Kecukupan Mdal Mdal suatu lembaga pembiayaan memberikan prteksi tingkat kedua bagi pemegang surat hutang (prteksi tingkat pertama adalah laba perusahaan) dan leh karena itu, kecukupan mdal (sehubungan dengan resik pasar, kredit dan perasinal yang melekat padanya) adalah hal penting yang harus diperhatikan saat melakukan pemeringkatan. Seberapa beresik prduk pinjaman tersebut dan seberapa terknsentrasinya prtfli pinjaman menentukan jumlah mdal yang dibutuhkan untuk memberikan tingkat perlindungan yang diinginkan leh pemegang surat hutang yang dikeluarkan suatu lembaga pembiayaan. Kebutuhan akan mdal berbasiskan resik bervariasi sesuai dengan knsentrasi dari dan tingkat resik dari bauran prduk (prduct mix) tersebut seperti yang diindikasikan pada gambar berikut. ICRA Indnesia Page 5 f 6

6 Bagan 1: Matriks kebutuhan mdal berbasiskan resik Kerugian kredit dan variabilitas yang diperkirakan Rendah Tinggi Knsentrasi Prtfli Tinggi Mderat Tinggi Rendah Rendah Cukup tinggi ICRA Indnesia memulainya dengan mdal yang disesuaikan (sebagaimana dijelaskan pada bagian kualitas akuntansi) dan mempertimbangkan kemampuan internal untuk menambah mdal dan kemungkinan adanya dukungan kuat dari perusahaan induk/perusahaan dalam satu grup, dan juga mengevaluasi kecukupan mdal berbasiskan resik dari lembaga pembiayaan tersebut untuk kategri pemeringkatan tertentu. ICRA Indnesia juga melakukan evaluasi atas kualitas dari mdal suatu lembaga pembiayaan, disamping tingkat permdalannya. Persentase yang lebih tinggi dari mdal Tier I dilihat sebagai hal yang lebih baik, karena sifatnya yang jauh lebih permanen. Disamping itu, kemampuan suatu lembaga pembiayaan untuk memenuhi peraturan kecukupan mdal (seperti rasi permdalan dengan ttal pinjaman) yang dipersyaratkan juga dievaluasi. Ringkasan Pemeringkatan kredit yang diberikan leh ICRA Indnesia adalah suatu representasi simblis dari pini ICRA Indnesia saat ini terhadap resik kredit relatif sehubungan dengan instrumen yang diperingkat. Opini tersebut dihasilkan setelah melalui evaluasi yang mendalam terhadap resik bisnis dan keuangan dari lembaga pembiayaan tersebut dan evaluasi tersebut dipergunakan untuk mempryeksikan tingkat dan stabilitas dari kinerja keuangan lembaga pembiayaan tersebut di masa depan dalam beberapa skenari yang mungkin terjadi. Walaupun beberapa parameter digunakan untuk menilai prfil resik dari suatu lembaga pembiayaan, seberapa penting suatu parameter dibandingkan parameter yang lainnya (kualitatif maupun kuantitatif) dapat berbeda-beda di tiap-tiap perusahaan, tergantung ptensi dari parameter-parameter tersebut untuk merubah prfil resik keseluruhan dari perusahaan tersebut. Cpyright, 2011, ICRA Indnesia. All Rights Reserved. Semua infrmasi yang tersedia merupakan infmasi yang diperleh leh ICRA Indnesia dari sumber-sumber yang dapat dipercaya keakuratan dan kebenarannya. Walaupun telah dilakukan pengecekan dengan memadai untuk memastikan kebenarannya, infrmasi yang ada disajikan 'sebagaimana adanya' tanpa jaminan dalam bentuk apapun, dan ICRA Indnesia khususnya, tidak melakukan representasi atau menjamin, menyatakan atau menyatakan secara tidak langsung, mengenai keakuratan, ketepatan waktu, atau kelengkapan dari infrmasi yang dimaksud. Semua infrmasi harus ditafsirkan sebagai pernyataan pendapat, dan ICRA Indnesia tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang dialami leh pengguna infrmasi dalam menggunakan publikasi ini atau isinya. *)Diadpsi, dimdifikasi dan diterjemahkan dari ICRA s Credit Rating Methdlgy fr Nn-Banking Finance Cmpanies ICRA Indnesia Page 6 f 6

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pembiayaan

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pembiayaan Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pembiayaan Perusahaan pembiayaan, atau dikenal sebagai perusahaan multifinance, memainkan peran yang penting dalam

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 *

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 * Fitur Pemeringkatan ICRA Indnesia Maret 2014 Metdlgi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 * Tinjauan sekilas Industri real estate memiliki tingkat vlatilitas dan siklus yang tinggi dan kinerjanya

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja ICRA Indnesia Rating Feature May 2013 ICRA Indnesia Metdlgi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja Industri baja memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan eknmi. Baja merupakan kmpnen umum pada beberapa

Lebih terperinci

PENDEKATAN UNTUK PEMERINGKATAN SURAT BERHARGA KOMERSIAL

PENDEKATAN UNTUK PEMERINGKATAN SURAT BERHARGA KOMERSIAL ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PENDEKATAN UNTUK PEMERINGKATAN SURAT BERHARGA KOMERSIAL Metodologi ICRA Indonesia untuk pemeringkatan surat berharga komersial (SBK) yang merupakan instrumen

Lebih terperinci

PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)*

PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* Tujuan dasar peringkat kredit perusahaan adalah memberikan pendapat tentang risiko kredit relatif yang terkait

Lebih terperinci

PERINGKAT PERUSAHAAN (Metodologi)*

PERINGKAT PERUSAHAAN (Metodologi)* ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PERINGKAT PERUSAHAAN (Metodologi)* PENDAHULUAN Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas kredit fundamental

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Kemampuan Membayar Klaim untuk Perusahaan Asuransi Umum*

Metodologi Pemeringkatan Kemampuan Membayar Klaim untuk Perusahaan Asuransi Umum* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan Kemampuan Membayar Klaim untuk Perusahaan Asuransi Umum* Pemeringkatan ICRA Indonesia untuk kemampuan membayar klaim (atau Claims

Lebih terperinci

PERINGKAT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)*

PERINGKAT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Oktober 2014 PERINGKAT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* PENDAHULUAN Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas kredit

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa* Pemeringkatan ICRA Indonesia untuk kemampuan membayar klaim (atau Claims Paying ability Ratings/CPR)

Lebih terperinci

PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*

PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* Tujuan dasar peringkat kredit perusahaan adalah memberikan pendapat tentang resiko kredit relatif yang terkait dengan instrumen

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK N. 2 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Lapran Arus Kas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) N. 2 tentang Lapran Arus Kas disetujui dalam Rapat Kmite Prinsip Akuntansi

Lebih terperinci

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN a. Penilaian Praktikum: 1. Penilaian praktikum terdiri dari 2 kelmpk nilai: tugas kelmpk dinilai leh pembimbing asistensi yang bersangkutan

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5626 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 348) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun CHAPTER V Harga menurut Philip Ktler (2001 : 439) ialah sebagai berikut, charged fr a prduct r service. Mre bradly, price is the sum f all the value that cnsumer exchange fr the benefits f having r using.

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perbankan

Metodologi Pemeringkatan untuk Perbankan Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perbankan Peringkat ICRA Indonesia menilai risiko kredit dari bank yang merupakan fungsi dari risiko bisnis dan risiko keuangan

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3 PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan dengan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IX PERENCANAAN, PENGELOLAAN, DAN EVALUASI USAHA JASA ALAT MESIN PERTANIAN Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA TAHUN 2015 LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA TAHUN 2015 Knglmerasi

Lebih terperinci

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement f Cash Flws Presented by: Dwi Martani LAPORAN ARUS KAS Infrmasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas dan

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Konstruksi*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Konstruksi* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Oktober 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Konstruksi* Sektor konstruksi di Indonesia memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional. Kontribusinya

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak daerah wisata dengan berbagai ragam jenis wisata. Dengan

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Semen*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Semen* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia April 2015 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Semen* Tinjauan sekilas Industri semen di Indonesia memiliki peran penting dalam perekonomian karena sangat mendukung

Lebih terperinci

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indnesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK N. 3 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Lapran Keuangan Interim Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) N.3 tentang Lapran Keuangan Interim disetujui dalam Rapat Kmite

Lebih terperinci

JUDUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. INDOMATRA BUSANA JAYA

JUDUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. INDOMATRA BUSANA JAYA JUDUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. INDOMATRA BUSANA JAYA NAMA : Nidya Indra R Dsen Pembimbing : Niayah Erwin SE,MM Latar Belakang Sebagaimana kita ketahui setiap

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN (BAB 1) ASTRIED P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN

ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN (BAB 1) ASTRIED P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN (BAB 1) ASTRIED P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN Analisis Penggunaan Rasi Keuangan (BAB 1) Astried P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN A. ANALISIS KEUANGAN (FINANCIAL

Lebih terperinci

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA Disampaikan leh Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Pada acara Indnesia Eximbank Investr Gathering 2017 Jakarta, 7 Februari 2017

Lebih terperinci

PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*

PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* PENDAHULUAN Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas kredit fundamental dari perusahaan

Lebih terperinci

No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal : Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Analisa-analisa yang penulis telah lakukan pada bab sebelumnya memiliki tujuan untuk dapat memberikan kesimpulan pada bab ini mengenai masalah-masalah yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER L1 LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri A. Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri 1. Pada lingkup industri

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 45 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan PT. Cahaya Ragam Sakti 3.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Cahaya Ragam Sakti PT. Cahaya Ragam Sakti pada awalnya merupakan perusahaan yang didasari leh ide

Lebih terperinci

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan Jenis Infrmasi yang Terbuka dan Dikecualikan Kelmpk Infrmasi Publik yang diatur dalam UU KIP mencakup Infrmasi Publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; Infrmasi Publik yang wajib diumumkan

Lebih terperinci

license dan franchise, perusahaan ini juga membuka gerai atau outlet Roti Mum. Hingga saat

license dan franchise, perusahaan ini juga membuka gerai atau outlet Roti Mum. Hingga saat BAB 1 PENDAHULUA N 1.1 Latar Belakang Pada masa dewasa ini, persaingan di dunia industri semakin ketat. Terlebih di dalam persaingan industri makanan. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya prdusen

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia April 2015 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit Pendahuluan Sektor perkebunan terutama kelapa sawit memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia karena

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. Nama : Syarif Saefullah NPM : 26210788 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Silvia Avira SE.,MM. bab1 Latar Belakang Banyak

Lebih terperinci

INSPEKTORAT. Laporan Keuangan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2013

INSPEKTORAT. Laporan Keuangan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2013 INSPEKTORAT Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Lapran Keuangan Untuk Peride Yang Berakhir 31 Desember 2013 Jalan Pramuka N. 33 Jakarta 13120 KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Industri Kimia

Metodologi Pemeringkatan Industri Kimia Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia September 2014 Metodologi Pemeringkatan Industri Kimia Pendahuluan Secara garis besar, produk kimia dapat dibedakan atas organik dan non-organik, dimana masingmasing

Lebih terperinci

Usaha bidang jasa, Perdagangan Eceran, Grosir.

Usaha bidang jasa, Perdagangan Eceran, Grosir. Perusahaan yang dikelola secara mandiri, dimiliki oleh perseorangan atau sekelompok kecil pemilik modal dengan ruang lingkup operasi terbatas.jumlah karyawan biasanya berkisar antara 10 hingga 50 orang.

Lebih terperinci

PT. KRESNA GRAHA SEKURINDO

PT. KRESNA GRAHA SEKURINDO PT. KRESNA GRAHA SEKURINDO Tbk Lapran Keuangan Untuk Tiga Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2009 (dengan angka perbandingan untuk tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2008) DAFTAR ISI Halaman - Neraca

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG Peraturan Nomor VIII.G.2 LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat CV. KARDUS COMMUNICATION Cirebn Semua bidang usaha membutuhkan sarana periklanan untuk mempublikasikan uasaha yang dijalankan sehingga para knsumen mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor perbankan masih menjadi sorotan dalam. perekonomian dalam menjalankan peranan penting guna menghimpun dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor perbankan masih menjadi sorotan dalam. perekonomian dalam menjalankan peranan penting guna menghimpun dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sektor perbankan masih menjadi sorotan dalam perekonomian sebuah negara. Sektor perbankan menjadi salah satu penopang perekonomian dalam menjalankan peranan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PT ANUGERAH PANGAN PRIMA LESTARI

BAB 3 GAMBARAN UMUM PT ANUGERAH PANGAN PRIMA LESTARI BAB 3 GAMBARAN UMUM PT ANUGERAH PANGAN PRIMA LESTARI 3.1. Prfil Perusahaan 3.1.1.Lg Perusahaan PT Anugerah Pangan Prima Lestari memiliki Lg : Burung & Gandum. Burung : Lebar dalam kegiatan perasinya dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk dapat mengembangkan bisnisnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari pihak eksternal maupun pihak internal

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pelayaran*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pelayaran* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Oktober 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pelayaran* Pendahuluan Perairan Indonesia termasuk salah satu yang tersibuk di dunia. Dengan lebih dari 17.000

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Jakarta,

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2)

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2) LAPORAN KEUANGAN (Materi 2) Laporan keuangan terdiri dari dua laporan utama dan beberapa laporan yang sifatnya sebagai pelengkap. Laporan utama tersebut adalah : 1. Laporan Perhitungan Rugi-Laba 2. Neraca

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metde Penilaian Investasi Metde Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan penambahan gudang pada PT. Prima Lintas Express dapat dikatakan layak

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO 1. Risiko Keuangan Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Kebijakan

Lebih terperinci

PENERAPAN PSAK 50, 55, DAN 60 ATAS CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI PIUTANG PADA PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk

PENERAPAN PSAK 50, 55, DAN 60 ATAS CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI PIUTANG PADA PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk PENERAPAN PSAK 50, 55, DAN 60 ATAS CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI PIUTANG PADA PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk Nama : Muhamad Deny Amsah NPM : 25213712 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. B.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa sektor bisnis di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa sektor bisnis di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa sektor bisnis di Indonesia mengalami kemunduran akibat terjadinya krisis global. Krisis yang terjadi bersumber dari

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat

II. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat II. LANDASAN TEORI 2.1 Pasar Mdal 2.1.1 Pengertian Pasar Mdal Pada dasarnya pasar mdal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Di pasar mdal, yang diperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Prfil Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Tiara Utffar Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang industri pertambangan mineral

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. suatu proses dalam memecahkan masalah agar suatu penelitian dapat tercapai. menggunakan beberapa rasio diantaranya:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. suatu proses dalam memecahkan masalah agar suatu penelitian dapat tercapai. menggunakan beberapa rasio diantaranya: 56 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Rasi Kas yang Diteliti : Dalam bab ini akan dibahas mengenai data yang diperleh dan penyajian hasil perhitungan sejumlah variabel dan kemudian dianalisis. Analisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT Dkumen ini mendefinisikan misi, tujuan, tata kella, dan prinsip-prinsip perasinal Pantau Gambut yang perlu disepakati bersama leh para rganisasi mitra.

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/7/PBI/2008 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/7/PBI/2008 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/7/PBI/2008 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pinjaman luar negeri merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan*

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Januari 2014 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan* Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terkuat dan kaya akan tujuan wisata di seluruh wilayah

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN Yth. 1. Direksi Bank; 2. Direksi Perusahaan Asuransi dan Reasuransi; 3. Direksi Perusahaan Efek; dan 4. Direksi Perusahaan Pembiayaan; di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2015

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.E.2 : TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA

PERATURAN NOMOR IX.E.2 : TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA PERATURAN NOMOR IX.E.2 : TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA 1. KETENTUAN UMUM a. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1) Perusahaan adalah Emiten yang telah melakukan Penawaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 1) Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

RENCANA KORPORASI PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / PERUSAHAAN REASURANSI / PERUSAHAAN ASURANSI JIWA 1 Tahun 2

RENCANA KORPORASI PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / PERUSAHAAN REASURANSI / PERUSAHAAN ASURANSI JIWA 1 Tahun 2 Lampiran 7 Surat Edaran OJK Nomor.. Tanggal RENCANA KORPORASI PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / PERUSAHAAN REASURANSI / PERUSAHAAN ASURANSI JIWA 1 Tahun 2 PT. XYZ (alamat perusahaan) ¹ Tulis salah satu sesuai

Lebih terperinci

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan No.130, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Rencana Jangka Panjang. Rencana Kerja. Anggaran. Persero. Penyusunan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PMK.06/2013

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) merupakan salah satu perusahaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) merupakan salah satu perusahaan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) merupakan salah satu perusahaan peternakan di Indnesia, dengan prduksi utamanya adalah ayam briler hidup yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja. BAB V RENCANA AKSI Bab V berisi tentang rencana aksi yang dilakukan untuk merealisasikan model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. Untuk mendukung realisasi rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sebagian besar pendapatan bank berasal dari pendapatan bunga yang berasal dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya pertumbuhan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-614/BL/2011 TENTANG TRANSAKSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Secara umum piutang merupakan hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MASALAH

BAB IV ANALISIS MASALAH BAB IV ANALISIS MASALAH 4.1 GAMBARAN UMUM PENELITIAN Metde penelitian meliputi kajian kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif dari penelitian berasal dari lapran keuangan publikasi bank peride

Lebih terperinci

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN TENTANG PENGELOLAAN, PENATAUSAHAAN, SERTA PENCATATAN ASET DAN KEWAJIBAN D

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN TENTANG PENGELOLAAN, PENATAUSAHAAN, SERTA PENCATATAN ASET DAN KEWAJIBAN D BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.579, 2017 LPS. Program Restrukturisasi Perbankan. Pengelolaan, Penatausahaan, serta Pencatatan Aset dan Kewajiban. (Penjelasan Dalam Tambahan Berita Negara Republik

Lebih terperinci

KONGLOMERASI TAHUN Page 1/16

KONGLOMERASI TAHUN Page 1/16 LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATAA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA TAHUN 2016 Knglmerasi

Lebih terperinci

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasar keuangan Indonesia. Memobilisasi dana masyarakat untuk investasi,

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasar keuangan Indonesia. Memobilisasi dana masyarakat untuk investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sektor yang memainkan peran dominan dalam pasar keuangan Indonesia. Memobilisasi dana masyarakat untuk investasi, selain melalui

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori tentang Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan tujuan (hasil akhir) dari suatu proses dan prosedur akuntansi, sebagai ringkasan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendanaan merupakan masalah yang sangat penting bagi suatu perusahaan, karena melibatkan banyak pihak, seperti pemegang saham, kreditur, serta pihak manajemen

Lebih terperinci

PT. Pan Pacific International Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per 30 Juni 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)

PT. Pan Pacific International Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per 30 Juni 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah) Neraca Knslidasi Per 30 Juni 2010 dan 2009 Aset Catatan (Tidak Diaudit) Kas dan setara kas 2d,3 32,420,564,750 20,687,838,910 Depsit pada lembaga kliring dan penjaminan 4 461,052,020 432,292,587 Piutang

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA

PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA Hal. 1 PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA I. UMUM 1. Laporan keuangan ini dibuat khusus untuk kepentingan pembinaan dan pengawasan usaha perasuransian. Untuk itu, bentuk, isi,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis laporan keuangan yang telah dilakukan penulis pada bab 4 dalam menilai kinerja keuangan pada PT Masterindo Logam Tehnik Jaya, maka pada bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Kinerja Perusahaan 2.1.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin

Lebih terperinci

AKURASI DAN MACAM ANGGARAN

AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Pertemuan 6 AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Halaman 1 dari Pertemuan 6 6.1 Ciri ciri dan Penyebab Perkiraan Biaya yang Kurang Akurat Anggaran pryek dihasilkan dari perkiraan biaya kmpnen-kmpnennya dengan memperhatikan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta Graha Sejahtera yang beralamat di Jalan Kendal No. 4 A-B, Menteng

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-521/BL/2010 TENTANG TRANSAKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan bisnis properti di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup pesat pada dekade terakhir ini. Banyak indikator yang dapat dilihat di dalam

Lebih terperinci

RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO

RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO Introduction Bank adalah sebuah institusi yang memiliki surat izin bank, menerima tabungan dan deposito, memberikan pinjaman, dan menerima serta

Lebih terperinci

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Untuk Periode yang Dimulai dari 18 Desember 2012 (Tanggal Pendirian) sampai dengan 31 Desember 2012 Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Laba

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Berdasarkan System Develpment Life Cycle (SDLC) metde waterfall yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penentuan harga jual, terdapat beberapa tahapan yang terdiri

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

Diskusi dan Analisis Manajemen

Diskusi dan Analisis Manajemen Diskusi dan Analisis Manajemen Data Keuangan Konsolidasi Hasil Usaha Pendapatan Bunga Bersih 4.603 5.645 7.136 26% Pendapatan Imbal Jasa 1.080 1.358 1.741 28% Pendapatan Operasional 5.683 7.003 8.877 27%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut dapat memberikan informasi tentang

Lebih terperinci

KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR

KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR LAMPIRAN II PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR Lampiran II Penetapan Kualitas Kredit PROSPEK

Lebih terperinci

Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/28/DPNP tanggal 31 Juli 2013 Perihal Penilaian Kualitas Aset Bank Umum PENETAPAN KUALITAS KREDIT

Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/28/DPNP tanggal 31 Juli 2013 Perihal Penilaian Kualitas Aset Bank Umum PENETAPAN KUALITAS KREDIT Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/28/DPNP tanggal 31 Juli 2013 Perihal Penilaian Kualitas Aset Bank Umum PENETAPAN KUALITAS KREDIT PROSPEK USAHA Potensi pertumbuhan usaha memiliki potensi pertumbuhan

Lebih terperinci