ANALISIS RISIKO OPERASIONAL MENGGUNAKAN PENDEKATAN DISTRIBUSI KERUGIAN DENGAN METODE AGREGAT YUSUFI ARBI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS RISIKO OPERASIONAL MENGGUNAKAN PENDEKATAN DISTRIBUSI KERUGIAN DENGAN METODE AGREGAT YUSUFI ARBI"

Transkripsi

1 ANALISIS RISIKO OPERASIONAL MENGGUNAKAN PENDEKATAN DISTRIBUSI KERUGIAN DENGAN METODE AGREGAT YUSUFI ARBI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

2 ABSTRAK YUSUFI ARBI. Analisis Risiko Operasional Menggunakan Pendekatan Distribusi Kerugian dengan Metode Agregat. Dibimbing oleh RETNO BUDIARTI dan I GUSTI PUTU PURNABA. Risiko operasional didefinisikan sebagai risiko kerugian yang disebabkan oleh kesalahan proses internal atau eksternal. Asuransi sebagai institusi keuangan juga dihadapkan pada risiko ini. Pencatatan kerugian operasional di perusahaan asuransi, masih belum terlaksana dengan baik sehingga berdampak pada terbatasnya data kerugian operasional. Pada karya ilmiah ini data kerugian operasional yang diamati diperoleh dari pembayaran klaim. Secara umum, banyaknya klaim asuransi dapat dimodelkan dengan menggunakan sebaran Poisson, dengan nilai harapan dari klaim sama dengan ragamnya dan sebaran binomial negatif, dengan nilai harapan lebih kecil dari ragamnya. Alat analisis yang digunakan dalam pengukuran potensi kerugian adalah pendekatan distribusi kerugian dengan metode agregat di mana data kerugian dikelompokkan dalam distribusi frekuensi dan severitas. Dengan melakukan simulasi sebanyak kali dihasilkan nilai total klaim yang merupakan jumlah dari potensi kerugian klaim individu dari setiap simulasi yang dilakukan. Kemudian, dari hasil tersebut ditetapkan nilai potensi kerugian OpVar) pada tingkat kepercayaan tertentu. Kata kunci: risiko operasional, OpVaR, metode agregat

3 ABSTRACT YUSUFI ARBI. Operational Risk Analysis Using Loss Distribution Approach with Aggregate Method. Supervised by RETNO BUDIARTI and I GUSTI PUTU PURNABA. Operational risk is defined as the risk of loss resulting from inadequate or failed internal processes or external problems. Insurance companies as financial institution that also faced at risk. Recording of operating losses in insurance companies, were not properly conducted so that the impact on the limited data for operational losses. In this work, the data of operational loss observed from the payment of the claim. In general, the number of insurance claims can be modelled using the Poisson distribution, where the expected value of the claims is similar with variance, while the negative binomial distribution, the expected value was bound to be less than the variance. Analysis tools are used in the measurement of the potential loss is the loss distribution approach with the aggregate method. In the aggregate method, loss data grouped in a frequency distribution and severity distribution. After doing times simulation are resulted total loss of claim value, which is total from individual claim every simulation. Then from the result was set the value of potential loss OpVar) at a certain level confidence. Keywords: operasional risk, OpVaR, aggregate method

4 ANALISIS RISIKO OPERASIONAL MENGGUNAKAN PENDEKATAN DISTRIBUSI KERUGIAN DENGAN METODE AGREGAT YUSUFI ARBI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

5 Judul Skripsi : Analisis Risiko Operasional Menggunakan Pendekatan Distribusi Kerugian dengan Metode Agregat. Nama : Yusufi Arbi NIM : G Menyetujui Pembimbing I, Pembimbing II, Ir. Retno Budiarti, MS. NIP: Dr. Ir. I Gusti Putu Purnaba, DEA. NIP: Mengetahui: Ketua Departemen, Dr. Berlian Setiawaty, MS. NIP: Tanggal Lulus:

6 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt atas berkat, rahmat dan kasih sayang-nya sehingga penulis mampu menyelesaikan karya ilmiah ini. Berbagai kendala dialami oleh penulis sehingga banyak sekali orang yang membantu dan berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. keluarga tercinta: Apa dan Ama. Ama sebagai pemberi motivasi dan Apa sebagai sumber inspirasi, adikku Novetra Subuhadi dan Islamia Fuada terima kasih atas doa, dukungan, kesabaran dan kasih sayangnya), Alm. Atuak Amat yang pasti selalu mendoakanku, Enek Ina, Enek Marlianis, Pak Odang Aznil, Pak Odang Meh, Pak Ongah, Ante Wati, Ante Ina, Ibu Yeni, Ni Pipi, Ciat dan Ira terima kasih atas doa, semangat, motivasi dan dukungannya), Sepupuku Tesi, Titik, Pian, Icha, dhani dan Andien Terimakasih atas doa dan keceriannya), Rahmadini Suryani terima kasih atas kasih sayang, dan doanya), 2. Ir. Retno Budiarti, MS. selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam membimbing, memberi motivasi, semangat dan doa, 3. Dr. Ir. I Gusti Putu Purnaba, DEA. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan ilmu, kritik dan saran, motivasi serta doanya, 4. Dr. Ir. I Wayan Mangku, M.Sc. selaku dosen penguji yang telah memberikan ilmu, saran dan doanya, 5. semua dosen Departemen Matematika, terima kasih atas semua ilmu yang telah diberikan, 6. staf Departemen Matematika: Bapak Yono, Ibu Susi, Ibu Ade, Alm. Bapak Bono, Bapak Deni, Mas Hery, Ibu Yanti atas semangat dan doanya, 7. Bari, Fachri dan Hendra yang telah meluangkan waktu untuk menjadi pembahas pada seminar karya ilmiah saya, 8. teman-teman satu bimbingan: Khafidz, Yunda, Fitriah dan Edi, 9. sahabatku Hardono, Dahen, Herlan, Irwan, Ridwan, Haryanto, Ari, Izzudin, Beni, Fuka, Khafidz, Nova, Fenny, Achi, Gita, Rischa, Mega terimakasih atas kebersamaannya), 10. teman-teman mahasiswa Matematika angkatan 45 terimakasih atas doa, dukungan semangatnya serta kebersamaannya selama 3 tahun), 11. kakak-kakak Matematika angkatan 43, dan 44 yang menjadi cermin untuk menjadi pribadi yang lebih baik, 12. adik-adik Matematika angkatan 46 dan 47 yang terus mendukung agar berkembang, 13. Gumatika Ceria, Gumakusi dan IKMP yang menunjukkan sebuah hal yang baru, 14. semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan khususnya bidang matematika dan menjadi inspirasi bagi penelitian selanjutnya. Bogor, Januari 2013 Yusufi Arbi

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tiakar Sumatera Barat, pada tanggal 30 Desember 1989 dari Bapak H. Aldiwarman dan Ibu Nirmeli. Penulis merupakan putra Sulung dari tiga bersaudara. Pada tahun 1996 penulis lulus dari TK Aisyiah Anding, tahun 2002 penulis lulus dari SD Negeri 43 Tiakar, tahun 2005 penulis lulus dari SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak, tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Kecamatan Guguak. Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB USMI), Tingkat Persiapan Bersama. Pada tahun 2009, penulis memilih mayor Matematika pada Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten mata kuliah Metode Statistika dan Pemograman Linear S1) pada tahun akademik Tahun penulis mendapatkan beasiswa POM Persatuan Orng tua Mahasiswa) dari Institut Pertanian Bogor dan Beasiswa Bank Indonesia pada tahun Penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan di kampus, seperti organisasi himpunan profesi Departemen Matematika yang dikenal dengan GUMATIKA Gugus Mahasiswa Matematika) sebagai Staf Divisi Sosial Komunikasi tahun dan sebagai Ketua organisasi mahasiswa daerah Payakumbuh yang dikenal dengan IKMP Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa Payakumbuh). Penulis juga aktif dalam organisasi komunitas GEN BI Generasi Baru Indonesia) yang dibentuk oleh Bank Indonesia pada tahun Penulis pernah mendapatkan penghargaan yaitu juara favorit lomba perkusi SPIRIT 2011, juara 1 bulutangkis G-5 League tahun 2010, 2011 dan 2012, juara 1 bulutangkis Olimpiade Mahasiswa Minang tahun 2012, juara 1 bulutangkis Olimpiade IKMP dan juara 2 bulutangkis KEJURDA UNPAD.

8 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... ix I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan... 1 II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Risiko Operasional Percobaan Acak, Ruang Contoh, Kejadian, dan Peluang Peubah Acak dan Fungsi Sebaran Nilai Harapan, Ragam dan Momen Proses Stokastik Metode Konvolusi... 5 III PEMBAHASAN 3.1 Distribusi Total Kerugian Proses Compound Poisson Sifat Sebaran Compound Poisson Pendekatan Distribusi Total Klaim Pengukuran Risiko Operasional Klaim IV SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

9 DAFTAR TABEL Halaman 1 Nilai OpVaR pada tingkat kepercayaan 99% dan 95% hasil dalam sepuluh ribuan) Statistik simulasi dengan 100 kali ulangan Simulasi ulangan ke DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Nilai OpVaR pada tingkat kepercayaan 99% dan 95% Grafik simulasi total kerugian pada ulangan pertama dengan n = hasil dalam sepuluh ribuan) DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Sifat-sifat fungsi pembangkit momen Hasil simulasi dengan MATLAB Grafik simulasi total kerugian pada ulangan pertama dengan n = hasil dalam sepuluh ribuan) ix

10 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sektor jasa keuangan merupakan salah satu sektor industri yang sering menghadapi hambatan strategis. Industri keuangan menghadapi perubahan peraturan seiring dengan perkembangan teknologi. Asuransi sebagai institusi keuangan yang sedang berkembang saat ini dalam menjalankan aktivitasnya juga dihadapkan pada risiko, karena pada dasarnya risiko selalu melekat pada seluruh aktivitas perusahaan. Besarnya risiko dalam suatu perusahaan pada hakikatnya menunjukkan besarnya potensi masalah oleh perusahaan tersebut. Salah satu risiko yang belum banyak diketahui karakteristiknya dibandingkan beberapa risiko lainnya adalah risiko operasional. Risiko operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya ketidakcukupan atau tidak berfungsi proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya masalah eksternal yang mempengaruhi operasional perusahaan. Meskipun terlihat sederhana, jika tidak dikelola dengan baik risiko ini akan menimbulkan dampak yang besar. Menurut BASEL II peraturan perbankan internasional) ukuran besarnya risiko operasional Operational Value at Risk) disingkat dengan OpVaR. BASEL II memberikan beberapa metode pengukuran risiko operasional, di antaranya Basic Indicator Approach pendekatan indikator dasar), Standardized Approach pendekatan standar) dan Advance Measurement Approach pendekatan pengukuran lanjutan). Pada dua metode pertama mensyaratkan sebaran normal, padahal dalam kenyataannya kerugian seringkali menyebar tidak normal Situngkir dan Surya 2006). Oleh karena itu, dalam peraturan BASEL II ini diperbolehkan menggunakan metode alternatif pendekatan pengukuran lanjutan). Salah satu teknik yang digunakan yaitu Loss Distribution Approach pendekatan distribusi kerugian) yang dipercaya sangat relevan dalam pengukuran risiko operasional pada perusahaan asuransi. Pencatatan kerugian operasional khususnya di perusahaan asuransi, masih belum terlaksana dengan baik sehingga berdampak pada terbatasnya data untuk kerugian dalam risiko operasional. Pada karya ilmiah ini data kerugian operasional yang diamati diperoleh dari pembayaran klaim. Secara umum, klaim asuransi dapat dimodelkan dengan menggunakan sebaran yang memiliki sifat yang sama seperti sebaran Poisson, di mana nilai harapan dari klaim sama dengan ragamnya dan sebaran binomial negatif, di mana nilai harapan lebih kecil dari ragamnya. 1.2 Tujuan Tujuan dari karya ilmiah ini yaitu: 1. Mempelajari karakteristik statistik risiko operasional OpVaR) pada perusahaan asuransi. 2. Menentukan nilai risiko operasional dengan metode agregat.

11 2 II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Risiko Operasional Terdapat beberapa pendekatan untuk mengukur risiko operasional sebagaimana yang disarankan oleh lembaga keuangan internasional Bank for International Settlement, BIS) yaitu: a. Pendekatan indikator dasar. b. Pendekatan standar. c. Pendekatan pengukuran lanjutan. Pada dua pendekatan pertama, lembaga keuangan internasional BIS) telah menentukan standar baku perhitungan risiko operasionalnya, sementara untuk pendekatan pengukuran lanjutan, lembaga keuangan internasional BIS) menyerahkan pada internal bank atau perusahaan untuk perhitungannya, dengan syarat metode ini memenuhi kriteria kelayakan perhitungan. Salah satu teknik dari pendekatan pengukuran lanjutan adalah pendekatan distribusi kerugian. Pendekatan distribusi kerugian didasarkan pada data kerugian operasional internal. Data kerugian operasional dikelompokkan dalam distribusi frekuensi kejadian atau events dan distribusi severitas besarnya kerugian operasional). Distribusi data frekuensi kejadian operasional merupakan distribusi yang bersifat diskret dan proses stokastik data umumnya mengikuti distribusi Poisson. Sedangkan distribusi data severitas kerugian operasional merupakan distribusi yang bersifat kontinu. Distribusi severitas kerugian operasional umumnya mengikuti karakteristik distribusi eksponensial Muslich 2007). Alat analisis yang digunakan dalam pengukuran potensi kerugian adalah pendekatan distribusi kerugian dengan metode agregat. Dalam metode agregat, data kerugian operasional didistribusikan dalam distribusi frekuensi dan severitas. Dengan dua jenis distribusi frekuensi dan severitas tersebut, distribusi total kerugian operasional tinggal menggabungkannya menjadi satu distribusi total kerugian. Distribusi total kerugian ini yang kemudian digunakan untuk memproyeksikan potensi kerugian risiko operasional. 2.2 Percobaan Acak, Ruang Contoh, Kejadian, dan Peluang Definisi 1 Percobaan Acak) Percobaan acak adalah percobaan yang dapat dilakukan berulang-ulang dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul dapat diketahui, tetapi hasil pada percobaan berikutnya tidak dapat ditebak dengan tepat. Hogg et al. 2005) Definisi 2 Ruang Contoh) Ruang contoh adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan acak, dan dinotasikan dengan Ω. Grimmet dan Stirzaker 1992) Definisi 3 Kejadian) Kejadian adalah suatu himpunan bagian dari ruang contoh Ω. Grimmet dan Stirzaker 1992) Definisi 4 Kejadian Saling Lepas) Kejadian A dan B disebut saling lepas jika irisan dari keduanya adalah himpunan kosong. Grimmet dan Stirzaker 1992) Definisi 5 Medan- ) Medan- adalah suatu himpunan yang anggotanya terdiri atas himpunan bagian ruang contoh, yang memenuhi syarat berikut: Jika, maka 3. Jika, maka Grimmet dan Stirzaker 1992) Definisi 6 Ukuran Peluang) Ukuran peluang P pada merupakan fungsi yang memenuhi: bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan maka Pasangan disebut ruang peluang. Grimmet dan Stirzaker 1992) 2.3 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran Definisi 7 Peubah Acak) Misalkan Ω adalah ruang contoh dari suatu percobaan acak. Fungsi terdefinisi pada yang memetakan setiap unsur ke satu dan hanya satu bilangan real disebut peubah acak. Ruang dari adalah himpunan bagian bilangan real. Hogg et al. 2005)

12 3 Catatan : Peubah acak dinotasikan dengan huruf kapital, misalnya sedangkan nilai peubah acak dinotasikan dengan huruf kecil seperti Definisi 8 Fungsi Sebaran) Misalkan adalah peubah acak dengan ruang. Misalkan kejadian, maka peluang dari kejadian adalah Fungsi disebut fungsi sebaran dari peubah acak Hogg et al. 2005) Definisi 9 Peubah Acak Diskret) Peubah acak dikatakan diskret jika nilainya hanya berada pada himpunan bagian yang terhitung dari. Grimmet dan Stirzaker 1992) Catatan : Suatu himpunan bilangan disebut terhitung jika terdiri atas terhingga bilangan atau dapat dikorespondensikan 1-1 dengan bilangan bulat positif. Definisi 10 Peubah Acak Kontinu) Peubah acak dikatakan kontinu jika fungsi sebarannya dapat diekspresikan sebagai, untuk suatu fungsi yang dapat diintegralkan. Selanjutnya fungsi disebut fungsi kepekatan peluang probability density function) bagi Hogg et al. 2005) Definisi 11 Fungsi Massa Peluang) Fungsi massa peluang dari peubah acak diskret adalah fungsi yang diberikan oleh : Hogg et al. 2005) Definisi 12 Fungsi Kepekatan Peluang Bersyarat) Misalkan dan adalah peubah acak kontinu, yang menyebar bersama dengan fungsi kepekatan peluang bersama dan fungsi kepekatan peluang marginal dari adalah Fungsi kepekatan peluang bersyarat dari dengan syarat adalah. Grimmet dan Stirzaker 1992) sedemikian sehingga peluang bersyarat jika diketahui adalah maka kejadian dan dikatakan saling bebas. Kemudian dapat diperoleh peluang bersamanya dan untuk peluang bersyarat jika diketahui adalah Grimmet dan Stirzaker 1992) Definisi 14 Peubah Acak Binomial Negatif) Peubah acak dikatakan menyebar binomial negatif dengan parameter dan jika memiliki fungsi massa peluang { ) Grimmet dan Stirzaker 1992) Definisi 15 Peubah Acak Poisson) Peubah acak dikatakan menyebar Poisson dengan parameter, jika memiliki fungsi massa peluang dengan. Hogg et al. 2005) Definisi 16 Sebaran Multinomial) Peubah acak diskret disebut menyebar multinomial dengan parameter dan adalah bilangan bulat positif, untuk semua dan jika fungsi massa peluangnya =, Hogg et al. 2005) Definisi 17 Peubah Acak Eksponensial) Suatu peubah acak disebut peubah acak eksponensial dengan parameter jika nilainya terletak pada dan memiliki fungsi kepekatan peluang Grimmet dan Stirzaker 1992) Definisi 13 Kejadian Saling Bebas) Misalkan kejadian tidak memengaruhi kejadian dengan peluang

13 4 Definisi 18 Peubah Acak Gamma) Suatu peubah acak kontinu dikatakan menyebar Gamma, jika fungsi kepekatan peluangnya diberikan oleh dengan dan, di mana Hogg et al. 2005) 2.4 Nilai Harapan, Ragam dan Momen Definisi 19 Nilai Harapan) i. Jika adalah peubah acak diskret dengan fungsi massa peluang maka nilai harapan, dinotasikan dengan adalah asalkan jumlah di atas konvergen mutlak. ii. Jika adalah peubah acak kontinu dengan fungsi kepekatan peluang maka nilai harapan dari, dinotasikan dengan adalah asalkan integral di atas konvergen. Jika integral di atas divergen, maka nilai harapan dari tidak ada. Hogg et al. 2005) Definisi 20 Ragam) Ragam dari peubah acak adalah nilai harapan kuadrat selisih antara dengan nilai harapannya. Secara matematis dapat dituliskan sebagai jika nilai harapannya ada. Jika nilai harapannya tidak ada, maka ragam dari peubah acak tidak ada. Hogg et al. 2005) Definisi 21 Momen) a) Jika adalah peubah acak diskret dengan fungsi massa peluang maka momen ke- atau dari, didefinisikan sebagai jika jumlah di atas konvergen. Jika jumlah di atas divergen, momen ke- dari peubah acak tidak ada. b) Jika adalah peubah acak kontinu dengan fungsi kepekatan peluang maka momen ke- dari sebagai didefinisikan jika integral di atas konvergen. Jika integral di atas divergen, maka momen ke- dari peubah acak tidak ada. Grimmet dan Stirzaker 1992) Definisi 22 Fungsi Pembangkit Momen) Fungsi pembangkit momen dari suatu peubah acak didefinisikan sebagai untuk sehingga nilai harapan di atas ada. Fungsi pembangkit momen mempunyai sifatsifat sebagai berikut: Jika mempunyai fungsi pembangkit momen dan maka mempunyai fungsi pembangkit momen 3. Jika dan peubah acak yang saling bebas dengan fungsi pembangkit momen dan maka mempunyai fungsi pembangkit momen Bukti sifat 1, 2 dan 3 di lampiran 1. Grimmet dan Stirzaker 1992) 2.5 Proses Stokastik Definisi 23 Proses Stokastik) Proses stokastik stochastic process) adalah koleksi dari peubah acak. Untuk setiap dalam indeks, merupakan peubah acak. Jika menyatakan waktu, maka menyatakan kondisi proses saat. Jika T merupakan himpunan indeks terhitung maka, disebut proses stokastik waktu diskret dan jika T kontinu, maka disebut proses stokastik waktu kontinu. Ross 1996) Definisi 24 Proses Pencacahan) Suatu proses stokastik disebut sebagai proses pencacahan counting process) jika menyatakan banyaknya kejadian yang terjadi dalam selang waktu [0,t] dan harus memenuhi: i. ii. bernilai bulat. iii. Jika maka

14 5 iv. Untuk menyatakan banyaknya kejadian yang terjadi dalam selang waktu. Ross 1996) Definisi 25 Proses Poisson) Suatu proses pencacahan disebut proses Poisson Poisson process) dengan laju, jika: i) ii) Proses memiliki kenaikan bebas. iii) Banyaknya kejadian yang terjadi dalam setiap selang waktu sepanjang menyebar Poisson dengan nilai harapan. Sehingga untuk semua berlaku untuk Ross 1996) Definisi 26 Proses Poisson Majemuk) Suatu proses stokastik disebut sebagai proses Poisson majemuk compound Poisson process), jika dapat dinyatakan sebagai dengan adalah proses Poisson dengan laju, dan adalah suatu barisan peubah acak independent and identically distribution i.i.d) dengan suau fungsi sebaran, yang juga bebas terhadap Ross 1996) 2.6 Metode Konvolusi Metode Konvolusi Untuk Dua Peubah Acak Misalkan dan adalah dua peubah acak yang saling bebas. Jumlah keduanya didefinisikan sebagai : Untuk mencari fungsi distribusi dari, yaitu, adalah sebagai berikut : Garis dan daerah di bawah garis itu merupakan daerah. Untuk dan yang diskret dan non negatif maka menurut hukum peluang total : Karena dan saling bebas maka sehingga fungsi peluang yang berkaitan dengan fungsi distribusi ini adalah : = Pernyataan 2.6.1) tersebut merupakan konvolusi dari dua peubah acak diskret. Untuk dan peubah acak kontinu dan non negatif maka fungsi distribusi dari analog dengan peubah acak diskret, tetapi tanda diganti dengan tanda, sehingga didapat : Pernyataan di atas merupakan konvolusi dua peubah kontinu. Notasi konvolusi untuk dua peubah acak adalah : Metode Konvolusi Secara Umum Dalam menentukan distribusi jumlah dari peubah acak dapat digunakan proses konvolusi secara rekursif atau berulang-ulang. Misalkan peubah-peubah acak yang saling bebas dan non negatif yang menyatakan uang klaim dalam suatu polis asuransi. Jumlah uang klaim dari polis tersebut dilambangkan dengan : Ambil X dan S X X X merupakan peubah acak yang saling bebas merupakan fungsi peluang dari merupakan fungsi distribusi dari. Untuk model ini berlaku :

15 6 1. Dalam hal tepat dua peubah acak klaim, jika salah satu uang klaim dinotasikan dengan, maka kemungkinan bahwa uang klaim bernilai adalah dengan demikian 2. Jika salah satu uang klaim mempunyai nilai, maka kemungkinan total uang dua klaim yang kurang dari atau sama dengan adalah sama dengan kemungkinan uang klaim lain yang kurang dari atau sama dengan atau dengan kata lain Notasinya adalah 3. Dengan demikian kemungkinan untuk dua uang klaim adalah 4. Untuk suatu nilai tertentu, bernilai antara 0 dan maka 5. Untuk tepat tiga peubah acak klaim, di mana salah satu uang bernilai dan besar untuk dua klaim yang lain bernilai maka 6. Untuk tepat empat peubah acak klaim jika mempunyai distribusi yang sama, misal maka distribusi jumlahnya dilambangkan. Apabila diasumsikan bahwa banyaknya peubah acak misalnya dan saling bebas terhadap atau terhadap, dalam hal seperti ini dapat dicari fungsi distribusi dari Karena dan saling bebas maka menjadi : Untuk yang berdistribusi sama maka: dengan Ester 1998) 2.7 Value at Risk VaR) Value at risk adalah pengukuran suatu risiko yang dilakukan secara kuantitatif dengan memperkirakan potensi maksimum kerugian yang mungkin terjadi dengan suatu tingkat keyakinan tertentu. Jorion 2001) Sehingga untuk peubah acak klaim Untuk memudahkan, maka konvolusi peubah acak dinotasikan sebagai berikut:

16 7 III PEMBAHASAN Pada hakikatnya, risiko dalam sektor keuangan dibagi menjadi tiga bagian yaitu risiko pasar, risiko kredit dan risiko operasional. Risiko operasional, tidak sebagaimana dengan risiko pasar dan risiko kredit, terjadi pada setiap orang yang ada dalam perusahaan karena orang merupakan salah satu sumber dari risiko operasional. Risiko operasional mempunyai dimensi yang luas dan kompleks dengan sumber risiko yang merupakan gabungan dari berbagai sumber yang ada dalam organisasi, proses dan kebijakan, sistem dan teknologi, orang dan faktor lainnya Muslich 2007). Pencatatan kerugian operasional, khususnya di perusahaan asuransi masih belum terlaksana dengan baik sehingga berdampak pada terbatasnya data untuk kerugian dalam risiko operasional. Oleh karena itu pada karya ilmiah ini data kerugian operasional yang diamati diperoleh dari pembayaran klaim. Metode pengukuran risiko operasional yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah metode alternatif pendekatan pengukuran lanjutan). Salah satu teknik yang digunakan yaitu pendekatan distribusi kerugian dengan metode agregat yang dipercaya sangat relevan dalam pengukuran risiko operasional pada perusahaan asuransi McNeil et al. 2005). Berikut ini adalah bentuk dari model risiko pada pendekatan distribusi kerugian: Misalkan : banyaknya klaim yang dihasilkan dari portofolio polis pada waktu tertentu. = besarnya klaim ke- Sehingga model dari total kerugian risiko operasional dapat dituliskan sebagai berikut. 1) Model ini sering disebut juga model risiko kolektif Secara umum model 1) merepresentasikan klaim secara keseluruhan dari portofolio pada waktu tertentu. Peubah acak menyatakan banyaknya klaim dan erat kaitan dengan frekuensi klaim. Peubah acak menyatakan besarnya klaim ke-. Agar model lebih mudah diselesaikan maka diperlukan asumsi berikut i) Peubah acak dan ) saling bebas. ii) Peubah acak saling bebas. iii) Peubah acak memiliki sebaran yang sama. Bowers et al. 1997) 3.1 Distribusi Total Kerugian Distribusi total klaim dalam periode waktu tertentu dapat diperoleh dari distribusi banyaknya klaim dan distribusi besar klaim individu. Misalkan merupakan peubah acak yang menyatakan besarnya klaim. Diketahui fungsi distribusi adalah. Bila terjadi klaim sebanyak maka besarnya total klaim adalah dan distribusi dinyatakan dengan. Momen ke-k =. Fungsi pembangkit momen dari Fungsi pembangkit momen dari Fungsi pembangkit momen dari Untuk menentukan nilai harapan dan ragam dari maka diperlukan dua teorema berikut Teorema 1 Misalkan adalah peubah acak dua dimensi maka nilai harapan dari dapat ditentukan lewat nilai harapan dengan syarat sebagai berikut :. Bukti Teorema 1) Jika dan adalah peubah acak diskret, maka [ ] Jika dan adalah peubah acak kontinu, maka

17 8 Jadi, terbukti. Teorema 2 Misalkan dimensi maka: adalah peubah acak dua [ ] Bukti Teorema 2) [ ] ] { [ ] } [ ] Jadi terbukti [ ] [ ] Atas dasar Teorema 1 dan Teorema 2 dan dalam kaitannya dengan ketiga asumsi yang digunakan, maka diperoleh nilai harapan dari : 2) Bukti 2) [ ] [ ] karena saling bebas, maka [ ] dan berdistribusi identik, diperoleh: Selanjutnya untuk menentukan fungsi distribusi dari dapat dilihat sebagai berikut: Menurut operasi konvolusi untuk risiko kolektif dan sesuai dengan asumsi berdistribusi sama, Jika distribusi besarnya klaim individu adalah diskret dengan fungsi probabilitas maka distribusi dari total klaim juga diskret, sehingga fungsi probabilitas dari dapat diperoleh sebagai berikut : dan ragam : 3) 3.2 Proses Compound Poisson Bukti 3) di mana [ ] [ ] [ ] Selanjutnya akan diperlihatkan rumus fungsi pembangkit momen dari. 4) Bukti 4) Pada umumnya, sebaran dari peubah acak banyaknya klaim) adalah sebaran Poisson dengan fungsi massa peluang dengan Nilai harapan dan ragam dari sebaran Poisson berturut-turut adalah Misalkan dan merupakan nilai harapan dan momen ke-2 dari, dapat dinyatakan dan Jika peubah acak banyaknya klaim) memiliki sebaran Poisson, maka peubah acak pada persamaan 1) memiliki sebaran

18 9 compound Poisson. Sehingga, nilai harapan dan ragam dari sebaran compound Poisson adalah 8) dan 9) Bukti 8) Diketahui S= + + +, dengan,, menyebar i.i.d dan menyebar Poisson. Akan dibuktikan. [ ] [ ] [ ] Bukti 9) Diketahui S= + + +, dengan,, menyebar i.i.d dan menyebar Poisson. Akan dibuktikan :. * ) + ) ) Fungsi pembangkit momen untuk sebaran Poisson yaitu: Dengan mensubstitusikan fungsi pembangkit momen Poisson diperoleh persamaan berikut 10) Sehingga, fungsi pembangkit momen untuk sebaran compound Poisson dapat dituliskan sebagai berikut: 11) Sebaran Poisson hanya dapat dipakai jika nilai ragamnya sama dengan nilai harapannya. Namun jika nilai ragam dari banyaknya kerugian lebih besar dari nilai harapannya maka sebaran yang digunakan untuk peubah acak N banyaknya klaim) adalah sebaran binomial negatif dengan fungsi massa peluang ) 12) dengan. Nilai harapan dan ragam dari sebaran binomial negatif berturut-turut sebagai berikut

19 10 Misalkan dan berturut-turut merupakan nilai harapan dan momen ke-2 dari, dapat dinyatakan Jika peubah acak banyaknya klaim) memiliki sebaran binomial negatif maka peubah acak S pada persamaan 1) memiliki sebaran compound binomial negatif. Sehingga, diperoleh nilai harapan dan ragam dari sebaran compound binomial negatif sebagai berikut dan Bukti 13) Diketahui: menyebar i.i.d dan binomial negatif. Akan dibuktikan :. [ ] [ ] [ ] 13) 14) dengan menyebar ) ) * ) + ) ) [ ] [ ) ] { } { } { } { } Bukti 14) Diketahui: menyebar i.i.d dan binomial negatif Akan dibuktikan: dengan menyebar Fungsi pembangkit momen untuk sebaran binomial negatif adalah :

20 11 ) Dengan mensubstitusikan fungsi pembangkit momen binomial negatif pada persamaan 4) maka diperoleh fungsi pembangkit momen untuk sebaran compound binomial negatif adalah sebagai berikut: ) 3.3 Sifat Sebaran Compound Poisson 15) Sebaran compound Poisson memiliki dua sifat, yaitu: 1. Jika setiap peubah acak menyebar compound Poisson, maka jumlah dari peubah acak tersebut juga menyebar compound Poisson. 2. Jika peubah acak S dinyatakan S= N 1 + N maka peubah acak S memiliki sebaran compound Poisson Berikut akan dijelaskan lebih lanjut sifatsifat dari sebaran compound Poisson. 1. Jika setiap peubah acak menyebar compound Poisson, maka jumlah dari peubah acak tersebut juga menyebar compound Poisson ) untuk lebih jelasnya maka sifat 1 dirangkum dalam Teorema 3 berikut : Teorema 3 Jika peubah acak saling bebas, dan menyebar compound Poisson dengan parameter dan fungsi kepekatan peluang dari kerugian, maka, menyebar compound Poisson dengan Bukti Teorema 3) Diketahui : Berdasarkan persamaan 10), maka Akan dibuktikan maka [ ]) Persamaan di atas merepresentasikan dua peranan penting dalam memodelkan klaim. Pertama, jika portofolio menyebar compound Poisson dan saling bebas, maka klaim majemuk dari portofolio yang dikombinasikan juga menyebar compound Poisson. Kedua, misal sebuah portofolio tunggal dengan jangka waktu tahun. Diasumsikan klaim agregat tahunan untuk jangka waktu tahun dan klaim majemuk tiap tahun saling bebas dan menyebar compound Poisson. Sebaran tahunan untuk klaim majemuk tidak harus selalu sama. Menurut Teorema 3, total klaim untuk jangka waktu tahun menyebar compound Poisson. 2. Jika peubah acak S dinyatakan maka peubah acak S memiliki sebaran compound Poisson. Misalkan merupakan peubah acak diskret dari sejumlah kerugian klaim)., merupakan peluang untuk setiap. 20)

21 12 peubah acak yang menyatakan banyaknya klaim. Peubah acak dinyatakan sebagai 21) Menurut Teorema 4 berikut, peubah acak S menyebar compound Poisson. Namun, untuk dapat menggunakan Teorema 4 diperlukan pemahaman dasar mengenai sebaran multinomial. Teorema 4 Jika peubah acak S seperti pada persamaan 21) menyebar compound Poisson dengan parameter dan fungsi peluang kerugian klaim) diskret seperti pada persamaan 20) maka saling bebas. menyebar Poisson dengan parameter Bukti Teorema 4) Diketahui : Fungsi peluang dan pembangkit momen untuk sebaran multinomial adalah [ )] Akan dibuktikan. [ )] ) 22) Fungsi pembangkit momen seperti persamaaan 22) menunjukkan adanya kebebasan untuk setiap Sehingga jika dimisalkan maka fungsi pembangkit momen pada persamaan 22) akan menjadi 3.4 Pendekatan Distribusi Total Klaim Terdapat dua pendekatan yang digunakan untuk distribusi total klaim, yaitu pendekatan normal dan pendekatan translasi Gamma. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut kedua pendekatan tersebut. Pendekatan Normal Berdasarkan teorema limit pusat perhatikan 2 hal berikut : 1. Jika memiliki distribusi Poisson majemuk dengan parameter dan fungsi distribusi yaitu maka peubah acak, akan berdistribusi normal baku bila. Dua parameter untuk pendekatan normal ini adalah dan 2. Jika mimiliki distribusi binomial negatif mejemuk dengan parameter dan fungsi distribusi yaitu maka peubah acak ) berdistribusi normal baku bila. Dua parameter untuk pendekatan normal ini adalah dan [ ) ] ) [ )] Pendekatan normal ini akan lebih baik digunakan jika ekspektasi banyaknya klaim yang terjadi besar atau dengan kata lain jika besar untuk distribusi Poisson majemuk atau jika besar untuk distribusi binomial majemuk. Karena distribusi normal adalah simetris maka sebagai akibatnya sentral momen ketiganya sama dengan nol atau dapat dituliskan sebagai berikut. Bagaimanapun distribusi dari total klaim seringkali tidak simetris atau miring, yang berarti bahwa sentral momen ketiganya tidak nol. Oleh karena itu diperlukan sebuah pendekatan yang lebih umum untuk distribusi total klaim tersebut. Untuk jenis pendekatan

22 13 yang kedua ini dilakukan pendekatan translasi distribusi Gamma. Pendekatan Translasi Gamma Bila dinotasikan sebagai fungsi distribusi Gamma dengan parameter dan, maka Kemudian untuk suatu definisikan fungsi distribusi baru dengan notasi yang merupakan translasi distribusi Gamma terhadap. Gambar di bawah menggambarkan tentang dengan dan dengan dan di mana dan berturutturut menyatakan fungsi kepekatan peluang dari dan Pada pendekatan translasi Gamma, parameter dipilih dengan menyamakan sentral momen pertama, sentral momen kedua dan sentral momen ketiga dari dengan sentral momen-sentral momen yang berkaitan untuk translasi distribusi Gamma. Oleh karena itu sentral momen dari translasi distribusi Gamma standar maka : Sehingga diperoleh : Untuk distribusi Poisson majemuk, prosedur di atas dengan, dan akan menghasilkan parameter sebagai berikut : ) ) ) 3.5 Pengukuran Risiko Operasional Klaim Pada dasarnya asuransi selalu berkaitan dengan risiko. Klaim dari peserta asuransi merupakan salah satu risiko yang harus dikelola dengan baik. Agar perusahaan dapat mengelola klaim dengan baik, diperlukan cara untuk mengukur cadangan klaim tersebut. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur cadangan klaim asuransi adalah dengan menggunakan pendekatan pengukuran lanjutan. Salah satu teknik yang digunakan dalam pendekatan pengukuran lanjutan adalah pendekatan distribusi kerugian dengan metode agregat. Pada awalnya pendekatan distribusi kerugian merupakan bagian metodologi pengukuran risiko operasional yang dianjurkan pada industri keuangan. Pada perkembangan selanjutnya, pendekatan distribusi kerugian juga bisa diterapkan pada industri asuransi. Dalam metode agregat, data klaim asuransi dibentuk dalam distribusi frekuensi banyaknya klaim) yang dapat memiliki karakteristik distribusi Poisson, binomial, binomial negatif atau geometrik; dan distribusi severitas yang memiliki karakteristik distribusi eksponensial, normal, Pareto, Weibul dan beta. Total klaim dari metode agregat ini adalah pengabungan antara distribusi frekuensi dan severitas. Distribusi total klaim ini kemudian digunakan untuk memproyeksikan potensi kerugian risiko). Kombinasi antara distribusi frekuensi klaim dengan distribusi severitas besarnya klaim) dapat dihasilkan dengan menggunakan simulasi. Secara teoritis ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menghitung cadangan klaim dengan pendekatan distribusi kerugian dengan metode agregat. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut 1. Pengumpulan data klaim asuransi. 2. Pengelompokan data klaim asuransi berdasarkan distribusi dan severitas. 3. Menentukan jenis distribusi frekuensi dan distribusi severitas. 4. Menentukan parameter dari distribusi frekuensi dan distribusi severitas. 5. Simulasikan parameter frekuensi dan parameter severitas dengan. 6. Hitung total kerugian dari pembayaran klaim untuk setiap. 7. Mengurutkan severitas dari yang terbesar sampai terkecil.

23 14 8. Menghitung unexpected loss OpVaR klaim asuransi). 9. Lakukan langkah 5, 6, 7 dan 8 sebanyak 100 kali untuk mendapatkan rata-rata dari unexpected loss potensi kerugian dari klaim asuransi). Tahap akhir adalah menghitung nilai unexpected loss, dengan cara memilih tingkat kepercayaan yang dikehendaki, misalnya 95% atau 99%. Untuk 95% maka nilai unexpected loss adalah 5%x banyaknya simulasi) =500, artinya data ke-500 adalah nilai unexpected loss dengan tingkat kepercayaan 95%. Sedangkan tingkat kepercayaan 99% dapat dilakukan hal yang sama yaitu data ke- 100 adalah nilai unexpected loss dengan tingkat kepercayaan 99% atau dapat juga dilakukan secara langsung dengan melihat pada kolom aggregate quartile yang telah diurutkan dari yang terbesar 99.99%) sampai yang terkecil 0%). Pada karya ilmiah ini data yang diperoleh merupakan data hipotetik dari asuransi kendaraan bermotor frekuensi dan besarnya klaim perhari). Oleh karena itu, langkah 1-4 pada perhitungan cadangan klaim tidak dilakukan. Langkah berikutnya, membangkitkan data dengan distribusi frekuensi menyebar Poisson dengan parameter 3,7 sebanyak n = dan membangkitkan data dengan distribusi severitas menyebar eksponensial dengan parameter 100,1 sebanyak data frekuensi yang telah diperoleh untuk setiap n, di mana. Perhitungan langkah 5-8 ada di Lampiran 2), Grafik simulasi total kerugian ada di lampiran 3). Setelah langkah 5-8 dilakukan ulangan sebanyak 100 kali, maka nilai OpVar potensi kerugian dari klaim asuransi) pada tingkat kepercayaan 99% dan tingkat kepercayaan 95% dapat dirangkum dalam Tabel 1 sebagaimana berikut Tabel 1 Nilai OpVaR pada tingkat kepercayaan 99% dan 95% hasil dalam sepuluh ribuan) OpVaR OpVaR OpVaR OpVaR OpVaR OpVaR No No No 1% 5% 1% 5% 1% 5%

24 15 No OpVaR 1% OpVaR 5% No OpVaR 1% OpVaR 5% No OpVaR 1% OpVaR 5% Tabel 2 Statistik simulasi dengan 100 kali ulangan OpVaR OpVaR Nilai Statistik 1% 5% Mean St dev Max Min Gambar 1 Grafik Nilai OpVaR pada tingkat kepercayaan 99% dan 95%. Dari Gambar 1 dan Tabel 2 dapat diperoleh informasi berikut Nilai unexpected loss klaim asuransi kendaraan bermotor pada satu hari ke depan dengan menggunakan pendekatan distribusi kerugian dengan metode agregat pada atau tingkat kepercayaan 99% sebesar Rp ,00. Artinya potensi klaim asuransi kendaraan bermotor maksimum dapat ditoleransi dengan tingkat kepercayaan 99% pada satu hari mendatang adalah sebesar Rp ,00. Dengan kata lain, besarnya cadangan klaim yang harus disediakan perusahaan asuransi untuk menutup klaim asuransi kendaraan bermotor maksimal untuk 1 hari mendatang sebesar Rp ,00. Unexpected loss klaim asuransi kendaraan bermotor dengan atau tingkat kepercayaan 95% pada satu hari kedepan sebesar Rp ,00. Artinya potensi klaim asuransi kendaraan bermotor yang dapat ditolerir pada tingkat kepercayaan 95% pada satu hari ke depan adalah sebesar Rp ,00 sehingga perusahaan asuransi harus menyediakan cadangan klaim asuransi kendaraan bermotor pada satu hari ke depan sebesar Rp ,00.

25 16 KESIMPULAN 1. Karakteristik statistik risiko operasional pada perusahaan asuransi didasarkan pada pemahaman tentang konsep risiko kolektif sebagaimana berikut : Distribusi total klaim dari sebuah polis yang merupakan kejadian acak dapat dicari dengan Teori Risiko dengan terlebih dahulu menentukan bentuk distribusi frekuensi banyaknya klaim) dan distribusi severitas besarnya klaim). Distribusi total klaim dapat dihitung dengan metode konvolusi, pendekatan normal dan pendekatan translasi Gamma. Secara umum, banyaknya klaim asuransi dapat dimodelkan dengan menggunakan sebaran yang memiliki sifat yang sama seperti sebaran Poisson, di mana nilai harapan dari klaim sama dengan ragamnya dan sebaran binomial negatif, di mana nilai harapan lebih kecil dari ragamnya. 2. Berdasarkan asumsi bahwa data distribusi frekuensi banyaknya klaim) dan distribusi severitas besarnya klaim) yang dibangkitkan secara berturut-turut menyebar Poisson dengan parameter 3.7 dan eksponensial dengan parameter 100.1, maka diperoleh hasil perhitungan, besarnya cadangan klaim OpVaR) yang harus disiapkan pada tingkat kepercayaan 99% dan 95% berturut-turut adalah Rp ,00 dan Rp ,00.

26 17 DAFTAR PUSTAKA Bowers NL, Gerber HU, Hickman JC, Jones DA, Nesbitt CJ Actuarial Mathematics. 2 nd Ed. The Society of Actuaries. Schaumburg. Ester D Penentuan Distribusi Total Klaim Dengan Menggunakan Teori Resiko Kolektif [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana Institut Pertanian Bogor. Grimmett GR, Stirzaker DR Probability and Random Processes. 2 nd Ed. Clarendon Press. Oxford. Hogg RV, Craig AT, McKean JW Introduction to Mathematical Statistics. 6 th Ed. Prentice Hall, Englewood Clifft. New Jersey. Jorion P Value at Risk: The New Benchmark for Managing Financial Risk. 2 nd Ed. McGraw-Hill. California. McNeil AJ, Frey R, Embrechts P Quantitative Risk Management. Princeton University Press. New Jersey. Muslich M Manajemen Risiko Operasional. Bumi Aksara. Jakarta. Ross SM Stochastic Processes. 2 nd Ed. John Wiley & Sons. New York. Situngkir H, Surya Y Value at Risk yang Memperhatikan Sifat Statistika Distribusi Return. Working Paper WPD2006 Bandung Fe Institute.

27 LAMPIRAN 18

28 19 Lampiran 1 Sifat-sifat fungsi pembangkit momen 1. Bukti : * +.. Jadi, sifat 1 terbukti 2. Jika mempunyai fungsi pembangkit momen dan maka mempunyai fungsi pembangkit momen Bukti: Jadi, sifat 2 terbukti 3. Jika dan peubah acak yang saling bebas dengan fungsi pembangkit momen dan maka mempunyai fungsi pembangkit momen Bukti : Jadi, sifat 3 terbukti

29 20 Lampiran 2 Hasil simulasi dengan MATLAB A=poissrnd3.7,10000,1) for i=1:10000 t=exprnd100.1,1,ai,1)); end Tabel 3 Simulasi Ulangan ke-1 No Frekuensi Kerugian 1 Kerugian 2 Kerugian 3 Kerugian 4 Kerugian 5 Kerugian 6 Kerugian 7 Kerugian 8 Kerugian 9 Kerugian 10 Kerugian 11 Kerugian 12 Kerugian 13 Kerugian Total Ordered Persen VaR % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % %

30 Lampiran Kerugian Total Gambar 2 Grafik simulasi total kerugian pada ulangan pertama dengan n = hasil dalam sepuluh ribuan).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI Teori yang ditulis dalam bab ini merupakan beberapa landasan yang digunakan untuk menganalisis sebaran besarnya klaim yang berekor kurus (thin tailed) dan yang berekor gemuk (fat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN VALUE-AT-RISK UNTUK MENGUKUR RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO YUNDA FITARI

PENGGUNAAN VALUE-AT-RISK UNTUK MENGUKUR RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO YUNDA FITARI PENGGUNAAN VALUE-AT-RISK UNTUK MENGUKUR RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO YUNDA FITARI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN DAN TITIK KESETIMBANGANNYA DALAM PORTOFOLIO HETEROGEN

PENENTUAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN DAN TITIK KESETIMBANGANNYA DALAM PORTOFOLIO HETEROGEN PENENTUAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN DAN TITIK KESETIMBANGANNYA DALAM PORTOFOLIO HETEROGEN (PREMIUM PRICING BASED ON DEMAND FUNCTION AND EQUILIBRIUM POINT IN HETEROGENOUS PORTOFOLIO) Usep

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang II. LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan sering kali diperlukan pengulangan yang dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul akan

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran II LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan sering kali diperlukan pengulangan yang dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul akan diketahui

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko Forecast, assess, and control your risk. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko Forecast, assess, and control your risk. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4183 Model Risiko Forecast, assess, and control your risk Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2016 1 Tentang MA4183

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL Ro fah Nur Rachmawati Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Binus University Jl.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, banyak permasalahan yang dapat dimodelkan dengan proses stokastik. Proses stokastik dapat dibedakan menjadi dua yaitu proses stokastik dengan waktu

Lebih terperinci

SIMULASI TOTAL KERUGIAN ASURANSI MENGGUNAKAN DEDUCTIBLE DAN LIMITED COVERAGE SYAMSUL

SIMULASI TOTAL KERUGIAN ASURANSI MENGGUNAKAN DEDUCTIBLE DAN LIMITED COVERAGE SYAMSUL SIMULASI TOTAL KERUGIA ASURASI MEGGUAKA DEDUCTIBLE DA LIMITED COVERAGE SYAMSUL DEPARTEME MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DA ILMU PEGETAHUA ALAM ISTITUT PERTAIA BOGOR BOGOR 2016 PERYATAA MEGEAI SKRIPSI

Lebih terperinci

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR. Oleh: LIA NURLIANA

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR. Oleh: LIA NURLIANA KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR Oleh: LIA NURLIANA PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

SISTEM BONUS MALUS DENGAN FREKUENSI KLAIM BERDISTRIBUSI GEOMETRIK DAN UKURAN KLAIM BERDISTRIBUSI WEIBULL LILYANI SUSANTI

SISTEM BONUS MALUS DENGAN FREKUENSI KLAIM BERDISTRIBUSI GEOMETRIK DAN UKURAN KLAIM BERDISTRIBUSI WEIBULL LILYANI SUSANTI SISTEM BONUS MALUS DENGAN FREKUENSI KLAIM BERDISTRIBUSI GEOMETRIK DAN UKURAN KLAIM BERDISTRIBUSI WEIBULL LILYANI SUSANTI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH PENENTUAN BESARNYA PREMI UNTUK SEBARAN RISIKO YANG BEREKOR GEMUK (FAT-TAILED RISK DISTRIBUTION) ADRINA LONY SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR TITA ROBIAH AL ADAWIYAH

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR TITA ROBIAH AL ADAWIYAH KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR TITA ROBIAH AL ADAWIYAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA

PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis LAMPIRAN 33 Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Definisi A.1 (Ruang contoh dan kejadian) Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama, yang hasilnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan beberapa teori dasar yang digunakan untuk menetapkan harga premi pada polis partisipasi asuransi jiwa endowmen yang terdapat opsi surrender dalam kontraknya,

Lebih terperinci

MA4181 MODEL RISIKO Risk is managed, not avoided

MA4181 MODEL RISIKO Risk is managed, not avoided Catatan Kuliah MA4181 MODEL RISIKO Risk is managed, not avoided disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2013 Tentang MA4181 Model Risiko

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DALAM MODEL NONPARAMETRIK RONI WIJAYA

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DALAM MODEL NONPARAMETRIK RONI WIJAYA PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DALAM MODEL NONPARAMETRIK RONI WIJAYA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

MA4181 MODEL RISIKO Risk is managed, not avoided

MA4181 MODEL RISIKO Risk is managed, not avoided Catatan Kuliah MA4181 MODEL RISIKO Risk is managed, not avoided disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2013 Tentang MA4181 Model Risiko

Lebih terperinci

MA4183 MODEL RISIKO Control your Risk!

MA4183 MODEL RISIKO Control your Risk! Catatan Kuliah MA4183 MODEL RISIKO Control your Risk! disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014 Tentang MA4183 Model Risiko A. Jadwal

Lebih terperinci

MA4183 MODEL RISIKO Control your Risk!

MA4183 MODEL RISIKO Control your Risk! Catatan Kuliah MA4183 MODEL RISIKO Control your Risk! disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014 Tentang MA4183 Model Risiko A. Jadwal

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko Risk: Quantify and Control. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko Risk: Quantify and Control. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4183 Model Risiko Risk: Quantify and Control Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2017 1 Tentang MA4183 Model Risiko

Lebih terperinci

MA4181 MODEL RISIKO Risk is managed, not avoided

MA4181 MODEL RISIKO Risk is managed, not avoided Catatan Kuliah MA4181 MODEL RISIKO Risk is managed, not avoided disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2013 Tentang MA4181 Model Risiko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan beberapa definisi dan teorema yang digunakan dalam pembahasan berikutnya. 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 (Percobaan Acak) (Ross 2000) Suatu percobaan

Lebih terperinci

PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO

PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN

Lebih terperinci

Pemodelan Data Curah Hujan Menggunakan Proses Shot Noise Modeling Rainfall Data Using a Shot Noise Process

Pemodelan Data Curah Hujan Menggunakan Proses Shot Noise Modeling Rainfall Data Using a Shot Noise Process Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Pemodelan Data Menggunakan Proses Shot Noise Modeling Rainfall Data Using a Shot Noise Process 1 Novi Tri Wahyuni, 2 Sutawatir Darwis, 3 Teti Sofia Yanti 1,2,3 Prodi

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko Catatan Kuliah MA4183 Model Risiko Forecast and control your risk Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2015 1 Tentang MA4183 Model Risiko

Lebih terperinci

Prosiding Statistika ISSN:

Prosiding Statistika ISSN: Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Distribusi Binomial Negatif-Lindley pada Data Frekuensi Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor di Indonesia Binomial Negative-Lindley Distribution in the Frequency Data

Lebih terperinci

REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI

REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK

Lebih terperinci

PENENTUAN PREMI OPTIMUM PADA PORTOFOLIO HETEROGEN DENGAN ARGUMEN GEOMETRIS SEDERHANA PRAMA ADISTYA WIJAYA

PENENTUAN PREMI OPTIMUM PADA PORTOFOLIO HETEROGEN DENGAN ARGUMEN GEOMETRIS SEDERHANA PRAMA ADISTYA WIJAYA PENENTUAN PREMI OPTIMUM PADA PORTOFOLIO HETEROGEN DENGAN ARGUMEN GEOMETRIS SEDERHANA PRAMA ADISTYA WIJAYA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH DUAL UNTUK MENENTUKAN PREMI OPTIMUM PADA PORTOFOLIO HETEROGEN RISMAWATI SIDIK

PENYELESAIAN MASALAH DUAL UNTUK MENENTUKAN PREMI OPTIMUM PADA PORTOFOLIO HETEROGEN RISMAWATI SIDIK PENYELESAIAN MASALAH DUAL UNTUK MENENTUKAN PREMI OPTIMUM PADA PORTOFOLIO HETEROGEN RISMAWATI SIDIK DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 04

Lebih terperinci

STATISTIKA UNIPA SURABAYA

STATISTIKA UNIPA SURABAYA MATEMATIKA STATISTIKA (MATHEMATICAL STATISTICS) GANGGA ANURAGA Materi : Distribusi variabel random Teori Himpunan Fungsi Himpunan Fungsi Himpunan Peluang Variabel Random Fungsi Kepadatan Peluang Fungsi

Lebih terperinci

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik Catatan Kuliah MA5181 Proses Stokastik Precise. Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2016 1 Tentang MA5181 Proses Stokastik

Lebih terperinci

RATA-RATA KREDIBILITAS SEBAGAI SOLUSI PASTI PADA KELUARGA SEBARAN EKSPONENSIAL MIKA NISHIHARA G

RATA-RATA KREDIBILITAS SEBAGAI SOLUSI PASTI PADA KELUARGA SEBARAN EKSPONENSIAL MIKA NISHIHARA G RATA-RATA KREDIBILITAS SEBAGAI SOLUSI PASTI PADA KELUARGA SEBARAN EKSPONENSIAL MIKA NISHIHARA G54103024 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI RAGAM PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK FITRIANI IDA MAKHMUDAH

PENDUGAAN FUNGSI RAGAM PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK FITRIANI IDA MAKHMUDAH PENDUGAAN FUNGSI RAGAM PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK FITRIANI IDA MAKHMUDAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN

Lebih terperinci

Estimasi Hazard Rate Temporal Point Process

Estimasi Hazard Rate Temporal Point Process Vol. 9, No.1, 33-38, Juli 2012 Estimasi Hazard Rate Temporal Point Process Nurtiti Sunusi 1 Abstrak Point process adalah suatu model stokastik yang dapat menerangkan fenomena alam yang sifatnya acak baik

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko Catatan Kuliah MA4183 Model Risiko Forecast and control your risk Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2015 1 Tentang MA4183 Model Risiko

Lebih terperinci

KAJIAN BANDWIDTH OPTIMAL PADA PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK SURASNO

KAJIAN BANDWIDTH OPTIMAL PADA PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK SURASNO KAJIAN BANDWIDTH OPTIMAL PADA PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK SURASNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko Catatan Kuliah MA4183 Model Risiko Forecast and control your risk Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2015 1 Tentang MA4183 Model Risiko

Lebih terperinci

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT Ro fah Nur Rachmawati Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko Forecast, assess, and control your risk. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko Forecast, assess, and control your risk. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4183 Model Risiko Forecast, assess, and control your risk Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2016 1 Tentang MA4183

Lebih terperinci

PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA

PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENENTUAN BESARNYA ANUITAS HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN NILAI ASUMSI PADA DISTRIBUSI SISA USIA

PENENTUAN BESARNYA ANUITAS HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN NILAI ASUMSI PADA DISTRIBUSI SISA USIA PENENTUAN BESARNYA ANUITAS HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN NILAI ASUMSI PADA DISTRIBUSI SISA USIA Farah Kristiani (farah@home.unpar.ac.id) Jurusan Matematika FTIS Universitas Katolik Parahyangan ABSTRACT There

Lebih terperinci

MA4183 MODEL RISIKO Control your Risk!

MA4183 MODEL RISIKO Control your Risk! Catatan Kuliah MA4183 MODEL RISIKO Control your Risk! disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014 Tentang MA4183 Model Risiko A. Jadwal

Lebih terperinci

UJI KECOCOKAN DATA DALAM PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL SKRIPSI NONI SULANI ALFRINA LUBIS

UJI KECOCOKAN DATA DALAM PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL SKRIPSI NONI SULANI ALFRINA LUBIS UJI KECOCOKAN DATA DALAM PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL SKRIPSI NONI SULANI ALFRINA LUBIS 090823010 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Berikut ini adalah beberapa definisi dan teorema yang menjadi landasan dalam penentuan harga premi, fungsi permintaan, dan kesetimbangannya pada portfolio heterogen. 2.1 Percobaan

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN LINEAR BONNO ANDRI WIBOWO

PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN LINEAR BONNO ANDRI WIBOWO PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN LINEAR BONNO ANDRI WIBOWO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

Lebih terperinci

ABSTRACT JOKO DWI SURAWU. Keywords:

ABSTRACT JOKO DWI SURAWU. Keywords: ABSTRACT JOKO DWI SURAWU. Asymptotic Distribution of an Estimator for Periodic Component of Intensity Function of a Periodic Poisson Process in the Presence of Linear Trend. Supervised by I WAYAN MANGKU

Lebih terperinci

PENERAPAN PROSES POISSON NON-HOMOGEN UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI PROBABILITAS KEDATANGAN NASABAH DI BNI BANJARBARU

PENERAPAN PROSES POISSON NON-HOMOGEN UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI PROBABILITAS KEDATANGAN NASABAH DI BNI BANJARBARU tnp PENERAPAN PROSES POISSON NON-HOMOGEN UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI PROBABILITAS KEDATANGAN NASABAH DI BNI BANJARBARU Mida Yanti 1 Nur Salam 1 Dewi Anggraini 1 Abstract: Poisson process is a special event

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan.

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan. II. LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan. 2.1 Istilah Ekonomi dan Keuangan Definisi 1 (Investasi) Dalam keuangan,

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik Catatan Kuliah MA5181 Proses Stokastik Precise. Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2016 1 Tentang MA5181 Proses Stokastik

Lebih terperinci

MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM

MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK RIDWAN IDHAM. Model

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM Oleh: WULAN ANGGRAENI G54101038 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN. Sudarno Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstrak

DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN. Sudarno Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstrak DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN Sudarno Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Dalam proses stokhastik yang mana kejadian dapat muncul kembali membentuk proses pembahauruan. Proses pembaharuan

Lebih terperinci

PROSES POISSON MAJEMUK. 1. Pendahuluan

PROSES POISSON MAJEMUK. 1. Pendahuluan PROSES POISSON MAJEMUK Chris Risen, Respatiwulan, Pangadi Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak. Proses Poisson merupakan proses menghitung {; t 0} yang digunakan untuk menentukan jumlah kejadian

Lebih terperinci

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ilmiah. Pencacahan atau pengukuran karakteristik suatu objek kajian yang

BAB II LANDASAN TEORI. ilmiah. Pencacahan atau pengukuran karakteristik suatu objek kajian yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Peluang Pada dasarnya statistika berkaitan dengan penyajian dan penafsiran hasil yang berkemungkinan (hasil yang belum dapat ditentukan sebelumnya) yang muncul dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Perusahaan merupakan salah satu bagian penting dari sektor perekonomian suatu negara Apabila kondisi perekonomian suatu negara sedang membaik dan diikuti dengan perkembangan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. karakteristik dari generalized Weibull distribution dibutuhkan beberapa fungsi

II. LANDASAN TEORI. karakteristik dari generalized Weibull distribution dibutuhkan beberapa fungsi II. LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi dan teorema yang berkaitan dengan penelitian penulis. Dalam menyelesaikan momen, kumulan dan fungsi karakteristik dari generalized Weibull

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE ITERASI VARIASI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH OSILASI BERPASANGAN SANTI SUSILAWATI

PENGGUNAAN METODE ITERASI VARIASI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH OSILASI BERPASANGAN SANTI SUSILAWATI PENGGUNAAN METODE ITERASI VARIASI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH OSILASI BERPASANGAN SANTI SUSILAWATI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Lebih terperinci

RELIABILITAS ORDINAL PADA METODE TEST-RETEST

RELIABILITAS ORDINAL PADA METODE TEST-RETEST RELIABILITAS ORDINAL PADA METODE TEST-RETEST Yaqozho Tunnisa 1, Rianti Setiadi 2 Departemen Matematika, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424 tunnisa.yaqozho@gmail.com 1, ririnie@yahoo.com.sg 2 Abstrak Dalam

Lebih terperinci

HUKUM ITERASI LOGARITMA. TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM.

HUKUM ITERASI LOGARITMA. TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM. HUKUM ITERASI LOGARITMA TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM. 00290 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Beberapa Pengertian Definisi 1 [Ruang Contoh] Ruang contoh adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan acak, dan dinotasikan dengan (Grimmet dan Stirzaker,1992)

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL RISIKO KOLEKTIF PADA ASURANSI JIWA KREDIT MENGGUNAKAN MODEL KLAIM AGREGASI

ANALISIS MODEL RISIKO KOLEKTIF PADA ASURANSI JIWA KREDIT MENGGUNAKAN MODEL KLAIM AGREGASI ANALISIS MODEL RISIKO KOLEKTIF PADA ASURANSI JIWA KREDIT MENGGUNAKAN MODEL KLAIM AGREGASI Riaman, Yusup Supena, Eman Lesmana, F. Sukono, Ridhan Firdaus Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

PERENCANAAN PREMI OPTIMAL UNTUK PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN REINSTATEMENT INDAH ROSLIYANA G

PERENCANAAN PREMI OPTIMAL UNTUK PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN REINSTATEMENT INDAH ROSLIYANA G PERENCANAAN PREMI OPTIMAL UNTUK PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN REINSTATEMENT INDAH ROSLIYANA G54103035 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung dalam 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung dalam menentukan momen, kumulan, dan fungsi karakteristik dari distribusi log-logistik (α,β). 2.1 Distribusi Log-Logistik

Lebih terperinci

AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria

AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2015 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah sebuah lembaga yang diberikan izin oleh otoritas perbankan untuk menerima simpanan, memberikan kredit, dan menerima serta menerbitkan cek. Bank perlu di

Lebih terperinci

MA6281 Analisis Data dengan Copula Bab 1: Fungsi distribus. Bab 2: Data dan volatilitas Bab 3: Konsep Copula

MA6281 Analisis Data dengan Copula Bab 1: Fungsi distribus. Bab 2: Data dan volatilitas Bab 3: Konsep Copula MA6281 Analisis Data dengan Copula Bab 1: Fungsi distribusi bivariat Bab 2: Data dan volatilitas Bab 3: Konsep Copula Dependency is not necessarily bad Data risiko operasional Ilustrasi Data risiko operasional

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Distribusi Gamma adalah salah satu keluarga distribusi probabilitas kontinu.

LANDASAN TEORI. Distribusi Gamma adalah salah satu keluarga distribusi probabilitas kontinu. II. LANDASAN TEORI Distribusi Gamma adalah salah satu keluarga distribusi probabilitas kontinu. Distribusi ini merupakan distribusi fungsi padat yang terkenal luas dalam bidang matematika. Distribusi gamma

Lebih terperinci

PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL DENGAN PENDEKATAN BAYESIAN BOOTSTRAPPING OLEH JULFIANI

PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL DENGAN PENDEKATAN BAYESIAN BOOTSTRAPPING OLEH JULFIANI PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL DENGAN PENDEKATAN BAYESIAN BOOTSTRAPPING OLEH JULFIANI 090823051 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DISKRIT KHUSUS

DISTRIBUSI DISKRIT KHUSUS DISTRIBUSI DISKRIT KHUSUS UNIFORM (SERAGAM) BERNOULLI BINOMIAL POISSON MULTINOMIAL HIPERGEOMETRIK GEOMETRIK BINOMIAL NEGATIF MA3181 Teori Peluang 27 Oktober 2014 Utriweni Mukhaiyar DISTRIBUSI UNIFORM (SERAGAM)

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL BANK ABC DENGAN METODE LOSS DISTRIBUTION APPROACH KARYA AKHIR

ANALISIS PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL BANK ABC DENGAN METODE LOSS DISTRIBUTION APPROACH KARYA AKHIR ANALISIS PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL BANK ABC DENGAN METODE LOSS DISTRIBUTION APPROACH KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S2 Nama : Gerardus Alrianto NPM : 0706169940

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Manajemen Risiko Operasional.1.1 Definisi Manajemen risiko operasional merupakan serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. penafsiran semua data yang berkaitan dengan apa yang menjadi obyek di dalam

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. penafsiran semua data yang berkaitan dengan apa yang menjadi obyek di dalam BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah proses yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran semua data yang berkaitan dengan apa yang menjadi obyek di dalam

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT INTAN FITRIA SARI

PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT INTAN FITRIA SARI PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT INTAN FITRIA SARI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT STATISTIKA TIKA ORDE-2 FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR DAN MODIFIKASINYA NENENG MILA MARLIANA

SIFAT-SIFAT STATISTIKA TIKA ORDE-2 FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR DAN MODIFIKASINYA NENENG MILA MARLIANA SIFAT-SIFAT STATISTIKA TIKA ORDE-2 PENDUGA TIPE KERNEL L BAGI K KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR DAN MODIFIKASINYA NENENG MILA MARLIANA SEKOLAH PASCASARJANASARJANA

Lebih terperinci

Grosen A, Jorgensen. P.L Fair valuation of life insurance liabilities: the infact of interest rate guarantees, surrender option and bonus

Grosen A, Jorgensen. P.L Fair valuation of life insurance liabilities: the infact of interest rate guarantees, surrender option and bonus 59 DAFTAR PUSTAKA Abink M, Saker M. 2002. Getting to grif with fair value. The Staple Inn Actuarial Society. Bacinello AR. 200. Fair pricing of Life Insurance participating policies with a minimum interest

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK PERKALIAN FUNGSI PERIODIK DENGAN TREN LINEAR DARI SUATU PROSES POISSON NON-HOMOGEN LIA YULIAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mengestimasi parameter regresi. Distribusi generalized. digunakan dalam bidang ekonomi dan keuangan.

TINJAUAN PUSTAKA. mengestimasi parameter regresi. Distribusi generalized. digunakan dalam bidang ekonomi dan keuangan. II. TINJAUAN PUSTAKA Distribusi generalized,,, adalah salah satu distribusi probabilitas kontinu. Distribusi ini pertama kali diperkenalkan McDonald dan Newey 988 untuk mengestimasi parameter regresi.

Lebih terperinci

RESIKO OPERASIONAL DALAM BIDANG ASURANSI

RESIKO OPERASIONAL DALAM BIDANG ASURANSI RESIKO OPERASIONAL DALAM BIDANG ASURANSI TESIS Oleh AMSAL LOVIANSI 127021032/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 RESIKO OPERASIONAL DALAM BIDANG ASURANSI

Lebih terperinci

SILABUS. 5. Evaluasi a. Kehadiran = 10% b. Tugas = 20% c. UTS = 30% d. UAS = 40%

SILABUS. 5. Evaluasi a. Kehadiran = 10% b. Tugas = 20% c. UTS = 30% d. UAS = 40% 0 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Statistika Matematik 1 Kode Mata Kuliah : MT 404 Jumlah SKS : 3 Semester : 6 Kelompok Mata Kuliah : Mata Kuliah Keahlian (MKK) Program Studi Jurusan/Program

Lebih terperinci

Sampling dengan Simulasi Komputer

Sampling dengan Simulasi Komputer Modul Sampling dengan Simulasi Komputer PENDAHULUAN Sutawanir Darwis M etode statistika merupakan alat untuk menyelesaikan masalah apabila solusi analitik tidak mungkin diperoleh. Dengan metode statistika

Lebih terperinci

BAB III PROSES POISSON MAJEMUK

BAB III PROSES POISSON MAJEMUK BAB III PROSES POISSON MAJEMUK Pada bab ini membahas tentang proses stokastik, proses Poisson dan proses Poisson majemuk yang akan diaplikasikan pada bab selanjutnya. 3.1 Proses Stokastik Koleksi atau

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N DENGAN RETENSI PELANGGAN YANG MEMBATALKAN ANTRIAN

ANALISA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N DENGAN RETENSI PELANGGAN YANG MEMBATALKAN ANTRIAN Analisa Sistem Antrian (Ayi Umar Nawawi) 11 ANALISA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N DENGAN RETENSI PELANGGAN YANG MEMBATALKAN ANTRIAN ANALYSIS OF M/M/1/N QUEUEUING SYSTEM WITH RETENTION OF RENEGED CUSTOMERS Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asuransi merupakan suatu kegiatan pemindahan atau pengalihan risiko untuk mencegah terjadinya kerugian besar yang disebabkan oleh risiko-risiko tertentu. Risiko-risiko

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 Percobaan Acak (Ross 2000) Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama dan semua kemungkinan hasil yang muncul dapat diketahui tetapi

Lebih terperinci

MA5181 PROSES STOKASTIK

MA5181 PROSES STOKASTIK Catatan Kuliah MA5181 PROSES STOKASTIK disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2013 Tentang MA5181 Proses Stokastik A. Jadwal kuliah:

Lebih terperinci

PREDIKSI CADANGAN KLAIM ASURANSI DENGAN METODE BORNHUETTER-FERGUSON M IQBAL HIBATULLAH

PREDIKSI CADANGAN KLAIM ASURANSI DENGAN METODE BORNHUETTER-FERGUSON M IQBAL HIBATULLAH PREDIKSI CADANGAN KLAIM ASURANSI DENGAN METODE BORNHUETTER-FERGUSON M IQBAL HIBATULLAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN

Lebih terperinci

Penggunaan Statistik Tataan untuk Menentukan Median Contoh Acak dari Distribusi Eksponensial

Penggunaan Statistik Tataan untuk Menentukan Median Contoh Acak dari Distribusi Eksponensial Jurnal Penelitian Sains Volume 3 Nomer A) 3 Penggunaan Statistik Tataan untuk Menentukan Median Contoh Acak dari Distribusi Eksponensial Herlina Hanum Yuli Andriani dan Retno Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

Penggabungan dan Pemecahan. Proses Poisson Independen

Penggabungan dan Pemecahan. Proses Poisson Independen Penggabungan dan Pemecahan Proses Poisson Independen Hanna Cahyaningtyas 1, Respatiwulan 2, Pangadi 3 1 Mahasiswa Program Studi Matematika/FMIPA, Universitas Sebelas Maret 2 Dosen Program Studi Statistika/FMIPA,

Lebih terperinci

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis DAFTAR PUSTAKA Browder, A. 1996. Mathematical Analysis : An Introduction. Springer. New York. Dudley, R.M. 1989. Real Analysis and Probability. Wadsworth & Brooks. California. Durret, R. 1996. Probability

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi lingkungan internal dan eksternal perbankan mengalami perkembangan pesat yang diikuti dengan semakin kompleksnya risiko kegiatan usaha perbankan sehingga

Lebih terperinci