PENYELESAIAN MASALAH DUAL UNTUK MENENTUKAN PREMI OPTIMUM PADA PORTOFOLIO HETEROGEN RISMAWATI SIDIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYELESAIAN MASALAH DUAL UNTUK MENENTUKAN PREMI OPTIMUM PADA PORTOFOLIO HETEROGEN RISMAWATI SIDIK"

Transkripsi

1 PENYELESAIAN MASALAH DUAL UNTUK MENENTUKAN PREMI OPTIMUM PADA PORTOFOLIO HETEROGEN RISMAWATI SIDIK DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 04

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penyelesaian Masalah Dual untuk Menentukan Premi Optimum pada Portofolio Heterogen adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 04 Rismawati Sidik NIM G

4 ABSTRAK RISMAWATI SIDIK. Penyelesaian Masalah Dual untuk Menentukan Premi Optimum pada Portofolio Heterogen. Dibimbing oleh I GUSTI PUTU PURNABA dan DONNY CITRA LESMANA. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, di mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian yang mungkin akan diderita tertanggung. Besarnya premi diatur dan disepakati oleh keduanya dalam sebuah polis asuransi. Masalah yang harus dihadapi oleh perusahaan asuransi adalah adanya kemungkinan dalam pengajuan klaim yang diajukan oleh pihak tertanggung melebihi besarnya premi yang mereka dapatkan dari pihak tertanggung. Jika total klaim melebihi besarnya premi maka perusahaan asuransi akan mengalami kebangkrutan. Dalam hal ini diperlukan sebuah formulasi yang dapat menentukan premi optimum dengan penyelesaian masalah dual dari masalah meminimumkan kuadrat selisih terboboti antara total premi dan total klaim. Solusi optimum yang didapatkan dari masalah dual merupakan formula yang dapat digunakan untuk menentukan premi optimum untuk setiap kelas pada portofolio heterogen. Dari formula tersebut, dapat ditentukan alokasi penentuan premi optimum, yaitu alokasi seragam, alokasi semi-seragam, prinsip nilai harapan, dan prinsip ragam. Kata kunci: alokasi premi, masalah dual, portofolio heterogen, premi optimum ABSTRACT RISMAWATI SIDIK. Solution of the Dual Problem to Determine Optimum Premium on Heterogeneous Portfolio. Supervised by I GUSTI PUTU PURNABA and DONNY CITRA LESMANA. Insurance is an agreement between two parties or more in which the insurer binds himself to the insured by receiving insurance premium to give back to the insured because of possible loss that may occur. The amount of premium is arranged and endorsed by two parties in an insurance policy. The problem that the insurance company has to be faced is the possibility that the claim submitted by the insured is bigger than the premium they got from the insured. If the total claim exceeds the total premium, the company will suffer bankruptcy. In this case it needs a proper formulation that can determine the optimum premium by solving the dual problems from the problems of minimizing a weighted squared difference of the total premium and total claim. The optimum solution that has been gotten from dual problem can be used to determine the optimum premium of the heterogenenous portfolio classification. From that formulation, allocation of optimum premium can be determined for each of uniform allocation, semiuniform, the expected value principle and the variance principle. Keywords: dual problem, heterogeneous portfolio, premium allocation, the optimum premium

5 PENYELESAIAN MASALAH DUAL UNTUK MENENTUKAN PREMI OPTIMUM PADA PORTOFOLIO HETEROGEN RISMAWATI SIDIK Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 04

6

7

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 04 ini ialah asuransi, dengan judul Penyelesaian Masalah Dual untuk Menentukan Premi Optimum pada Portofolio Heterogen. Terima kasih penulis ucapkan kepada:. Bapak Mahpud Sidik, ibu Cucu Riscani selaku orangtua yang sudah membesarkan, menyayangi, mendidik, dan selalu mendoakan penulis,. Adik Nabila Rismania Sidik, adik Anugrah Rismawan Sidik, adik Nadila Rismanti Sidik, dan seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya, 3. Bapak Dr Ir I Gusti Putu Purnaba, DEA selaku pembimbing I dan bapak Dr Donny Citra Lesmana, SSi, MFinMath selaku pembimbing II, ibu Ir Retno Budiarti, MS selaku penguji serta ibu Dra Farida Hanum, MSi selaku komisi pendidikan yang telah banyak memberi saran, 4. Seluruh dosen Departemen Matematika IPB yang telah banyak membagi ilmu dan pengalamannya, 5. Seluruh staf Departemen Matematika IPB yang telah memberikan semangat dan doanya, 6. Nurul, Ayub, dan Ika yang sudah menjadi teman satu bimbingan, 7. Seluruh sahabat di Manulife Financial, Kak Prama, Kak Maya, Kak Irwan dan Kak Nisa yang telah memberikan banyak ilmu, semangat, dan doanya, 8. Desty, Ale, Dea, Dince, Bundo, Kamil, Dadan, Dita, Chiki, Ayu, dan Lisa yang telah menjadi sahabat terbaik dan terima kasih atas kebersamaannya, 9. Abi, Kio, dan Lily yang telah meluangkan waktu untuk menjadi pembahas pada seminar karya ilmiah saya, 0. Teman-teman mahasiswa Matematika angkatan 47 yang telah banyak membantu dalam kegiatan belajar,. Seluruh teman angkatan 45, 46, 48 atas kerjasama dan bantuannya selama proses belajar serta dalam kegiatan organisasi,. Gumatika, UKM Karate IPB yang menunjukkan hal-hal baru, 3. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan khususnya bidang matematika dan menjadi inspirasi bagi penelitian selanjutnya. Bogor, Oktober 04 Rismawati Sidik

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian TINJAUAN PUSTAKA 3 Peluang 3 Pemrograman TakLinear 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Model untuk Peubah Acak Klaim Individu 5 Bentuk-bentuk Portofolio 7 Portofolio Homogen 7 Portofolio Heterogen 8 Premi Asuransi 0 Penentuan Premi Asuransi pada Portofolio Homogen 0 Penentuan Premi Asuransi pada Portofolio Heterogen Peluang Kebangkrutan pada Suatu Perusahaan Asuransi Pengoptimuman Masalah Dual Penentuan Formula A dari Nilai Premi Optimum untuk masalah dual dan masalah primal 5 Penerapan Formula Penentuan Premi Optimum 7 Contoh Kasus 9 SIMPULAN DAN SARAN 4 Simpulan 4 Saran 4 DAFTAR PUSTAKA 5 LAMPIRAN 6 RIWAYAT HIDUP 39 vi vi

10 DAFTAR TABEL Data portofolio 0 Premi optimum menggunakan Teorema 0 3 Besarnya A dari tiap alokasi 4 Premi optimum dari tiap alokasi DAFTAR LAMPIRAN Penentuan premi optimum dengan menggunakan Teorema 6 Penentuan besarnya A dari tiap alokasi 30 3 Penentuan premi optimum dari tiap alokasi 35

11 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Setiap orang pasti memiliki suatu perencanaan, salah satunya adalah perencanaan keuangan. Dalam perencanaan keuangan, asuransi bisa dijadikan pilihan yang tepat. Menurut Undang-Undang No. Tahun 99, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, di mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi memegang peranan yang sangat penting untuk mencapai tujuan keuangan. Asuransi juga dapat memberikan perlindungan dalam hal mengumpulkan kekayaan untuk mencapai keuangan secara bebas. Oleh karena itu, asuransi dalam perencanaan keuangan disebut sebagai pelindung kekayaan. Selain itu, asuransi memiliki fungsi utama yaitu sebagai sarana pengalihan kemungkinan risiko atau kerugian dari tertanggung kepada beberapa penanggung atas pembayaran premi. Premi adalah biaya yang dibayarkan oleh pihak tertanggung kepada penanggung untuk risiko yang akan ditanggung. Dengan proteksi asuransi, ketidakpastian yang berupa kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat suatu peristiwa tidak terduga dapat diatasi dengan kepastian akan ganti rugi atau santunan klaim. Klaim adalah biaya yang dibayarkan oleh pihak penanggung kepada tertanggung untuk permintaan atau tuntutan pembayaran manfaat atas risiko yang akan ditanggung. Besarnya premi yang dibayarkan oleh pihak tertanggung harus disesuaikan dengan risiko yang akan ditanggung. itu, perusahaan asuransi dapat membentuk portofolio. Portofolio adalah kumpulan asuransi yang terdiri atas kumpulan risiko dan premi. Portofolio dibagi menjadi beberapa kelas di mana tiap kelas saling berinteraksi dengan lainnya. Berdasarkan jenis risiko yang ditanggung, portofolio dibagi menjadi dua macam, yaitu portofolio homogen dan portofolio heterogen. Portofolio homogen adalah kumpulan asuransi yang memiliki risiko yang sama sehingga premi yang dibayarkan oleh pihak tertanggung sama. Sedangkan portofolio heterogen adalah kumpulan asuransi yang memiliki risiko yang berbeda sehingga premi yang dibayarkan oleh pihak tertanggung harus disesuaikan dengan risiko yang dimilikinya. Besarnya premi dan klaim dalam portofolio tersebut diatur dan disepakati oleh keduanya dalam sebuah polis asuransi. Polis asuransi adalah suatu kontrak yang berisi perjanjian yang sah antara penanggung dan tertanggung sehingga penanggung bersedia menanggung sejumlah kerugian yang timbul dimasa depan dengan sejumlah premi yang dibayarkan oleh tertanggung sesuai kesepakatan dari keduanya. Dalam polis asuransi, masalah yang harus dihadapi oleh perusahaan asuransi adalah adanya kemungkinan dalam pengajuan klaim yang diajukan oleh pihak tertanggung melebihi besarnya premi yang mereka dapatkan dari pihak tertanggung. Jika total klaim melebihi besarnya premi maka perusahaan asuransi

12 akan mengalami kebangkrutan. Dalam hal ini diperlukan sebuah formulasi yang dapat mengoptimumkan premi sehingga perusahaan asuransi tidak mengalami kebangkrutan dan para tertanggung pun tidak merasa terbebani dengan harga premi yang mereka bayarkan dalam polis tersebut. Premi optimum dapat ditentukan dengan meminimumkan masalah peluang kebangkrutan yang merupakan masalah dual dalam karya ilmiah ini. Masalah dual adalah sebuah masalah pemrograman yang diturunkan dari masalah primal. Masalah dual dan primal sangat berkaitan sehingga solusi optimum dari salah satu masalah akan secara otomatis menghasilkan solusi optimum bagi masalah lainnya. Meminimumkan masalah peluang kebangkrutan dapat diselesaikan dengan cara memaksimumkan besarnya klaim yang diajukan oleh peserta asuransi. Tujuannya adalah untuk melihat besarnya pengajuan klaim peserta asuransi sehingga premi optimum dan alokasi premi optimum tersebut dapat ditentukan dengan mengubah nilai bobot yang diberikan. Perumusan Masalah Salah satu hal penting bagi suatu perusahaan asuransi adalah penentuan nilai premi yang optimum. Dengan premi optimum ini, diharapkan perusahaan asuransi tidak mengalami kebangkrutan, namun tetap tidak memberatkan peserta asuransi dalam hal pembayaran premi dan tetap bisa kompetitif dengan perusahaan asuransi lainnya. Pada portofolio heterogen, terdapat lebih dari satu kelas yang dibagi berdasarkan tingkat risiko yang dimiliki tiap kelas asuransi. Besarnya premi pada tiap kelas pun berbeda-beda. Dalam tiap kelas tersebut, perlu ditentukan premi optimum yang sesuai dengan kelas risiko yang diberikan agar para peserta asuransi tetap tertarik untuk berasuransi di perusahaan asuransi tersebut. Dari beberapa uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:. Bagaimana menentukan premi optimum pada portofolio heterogen untuk masalah dual.. Bagaimana menentukan alokasi-alokasi premi optimum dengan mengubah nilai bobot yang diberikan. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan premi optimum pada portofolio heterogen untuk permasalahan dual dan menentukan alokasi-alokasi premi optimum dengan mengubah nilai bobot yang diberikan.

13 3 TINJAUAN PUSTAKA Agar lebih memperjelas uraian berikutnya, diberikan beberapa definisi berikut: Peluang Definisi (Percobaan Acak) Percobaan acak adalah percobaan yang dapat dilakukan berulang-ulang dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul dapat diketahui, tetapi hasil pada percobaan berikutnya tidak dapat ditebak dengan tepat (Hogg et al. 005). Definisi (Ruang Contoh dan Kejadian) Himpunan dari semua kemungkinan hasil dari suatu percobaan acak disebut ruang contoh, dinotasikan dengan. Suatu kejadian adalah himpunan bagian dari (Grimmet & Stirzaker 99). Definisi 3 (Medan-σ) Medan-σ adalah himpunan yang anggotanya adalah himpunan bagian dari ruang contoh, yang memenuhi kondisi berikut:.. Jika, maka 3. Jika maka dengan adalah himpunan komplemen dari A (Grimmet & Stirzaker 99). Definisi 4 (Ukuran Peluang) Misalkan adalah medan-σ dari ruang contoh. Ukuran peluang adalah suatu fungsi, - pada (, ) yang memenuhi:. ( ) ( ). Jika adalah himpunan yang saling lepas, yaitu untuk setiap pasangan, maka ( ) ( ) (Grimmet & Stirzaker 99). Definisi 5 (Peubah Acak) Misalkan adalah medan-σ dari ruang contoh. Suatu peubah acak X adalah suatu fungsi dengan sifat * ( ) + untuk setiap (Grimmet & Stirzaker 99). Definisi 6 (Peubah Acak Diskret) Peubah acak X dikatakan diskret jika nilainya hanya pada himpunan bagian yang terhitung dari (Grimmet & Stirzaker 99).

14 4 Definisi 7 (Fungsi Massa Peluang) Fungsi massa peluang dari peubah acak diskret X adalah fungsi [0,] yang diberikan oleh ( ) ( ) (Grimmet & Stirzaker 99). Definisi 8 (Peubah Acak Kontinu) Peubah acak X dikatakan kontinu jika ada fungsi ( ) sehingga fungsi sebarannya adalah ( ) ( ) dengan [0, ) adalah fungsi yang terintegralkan. Fungsi disebut fungsi kepekatan peluang dari X (Grimmet & Stirzaker 99). Definisi 9 (Persentil) Persentil adalah nilai-nilai yang membagi segugus pengamatan menjadi 00 bagian yang sama. Nilai-nilai itu dilambangkan dengan bersifat bahwa % dari seluruh data terletak di bawah % terletak di bawah dan 99% terletak di bawah (Walpole 990). Definisi 0 (Nilai Harapan). Jika X adalah peubah acak diskret dengan fungsi massa peluang ( ), maka nilai harapan dari, dinotasikan dengan, -, adalah, - ( ) asalkan jumlah di atas konvergen mutlak.. Jika X adalah peubah acak kontinu dengan fungsi kepekatan peluang ( ) maka nilai harapan dari X, juga dinotasikan dengan, -, adalah, - ( ) asalkan integral di atas konvergen mutlak (Hogg et al. 005). Definisi (Ragam) Ragam dari peubah acak X adalah nilai harapan dari kuadrat selisih antara X dan nilai harapannya. Secara matematis, dapat dituliskan sebagai (Hogg et al. 005)., - [, -], - [, -] Pemrograman TakLinear Pemrograman taklinear (nonlinear programming) adalah suatu proses formulasi masalah dan penentuan solusi dari suatu masalah optimisasi berkendala dengan bentuk umum: Minimumkanmaksimumkan ( ), terhadap dengan kendala ( ) ( ) dengan, - ( ) ( ) ( ) adalah fungsi dari. Komponen-komponen dari, - dinamakan variabel keputusan (desain), ( ) adalah fungsi obyektif, ( ) menyatakan fungsi-fungsi kendala

15 (constraint) pertaksamaan, ( ) adalah fungsi-fungsi kendala persamaan. Vektor optimum yang menjadi solusi dari masalah tersebut, dinyatakan dengan dan nilai optimumnya adalah ( ) (Hanum 0). Pengoptimuman Berkendala Persamaan Misalkan diberikan masalah berkendala persamaan berikut: Minimumkan ( ) terhadap ( ) dengan ( ). Di tahun 970 Lagrange mentransformasikan masalah ini menjadi masalah tak berkendala dengan menggunakan pengali Lagrange dalam formulasi fungsi Lagrange: ( ) ( ) ( ) ( ) ( ). Syarat perlu untuk penyelesaian di atas adalah untuk 5 (Hanum 0). untuk Teorema Titik Sadel Suatu titik ( ) dengan adalah titik sadel dari fungsi Lagrange masalah primal jika dan hanya jika kondisi-kondisi berikut dipenuhi:. meminimumkan ( ) untuk semua ;. ( ) ; 3. ( ) ; Jika titik ( ) dengan adalah titik sadel dari fungsi Lagrange yang berpadanan dengan masalah primal, maka adalah solusi dari masalah primal (Hanum 0). Teorema Dualitas Suatu titik ( ) dengan adalah titik sadel dari fungsi Lagrange masalah primal jika dan hanya jika kondisi-kondisi berikut dipenuhi:. solusi masalah primal,. solusi masalah dualnya, 3. ( ) ( ) (Hanum 0). HASIL DAN PEMBAHASAN Model untuk Peubah Acak Klaim Individu Misalkan suatu perusahaan asuransi mengeluarkan suatu aturan sebagai berikut. Jika pemegang asuransi tertimpa musibah (contohnya, meninggal dunia atau kecelakaan) pada kurun waktu satu tahun sehingga pemegang asuransi tersebut harus mengajukan klaim, perusahaan tersebut harus membayar sebesar b satuan. Namun, perusahaan asuransi tidak akan membayar jika tidak ada

16 6 pengajuan klaim pada kurun waktu tersebut. Misalkan peluang terjadinya suatu klaim pada kurun waktu satu tahun dinotasikan dengan q. Bila peubah acak X menyatakan besarnya klaim yang harus dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang asuransi, maka X memiliki fungsi massa peluang dan fungsi sebaran ( ) ( ) { ( ) ( ) { dari fungsi massa peluang dan fungsi sebaran tersebut, diperoleh, - dan, - ( ) Peubah acak X dapat ditulis dengan notasi sebagai berikut: () dengan b adalah besarnya nilai klaim yang harus dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang asuransi bila terjadi klaim dan I adalah peubah acak Bernoulli yang akan bernilai bila terjadi pengajuan klaim dan bernilai 0 bila tidak terjadi pengajuan klaim. Jadi, peluang terjadinya klaim adalah ( ), sedangkan peluang tidak terjadinya klaim adalah ( ). Dari persamaan (), dapat ditentukan model yang lebih umum, yaitu () dengan B adalah peubah acak dari besarnya klaim yang harus dibayarkan perusahaan asuransi bila terjadi pengajuan klaim untuk setiap tahun, X adalah peubah acak dari besarnya total klaim yang terjadi selama satu tahun, dan I adalah indikator bahwa klaim terjadi minimal sekali untuk satu kejadian. Peubah I bernilai (I = ) bila terjadi pengajuan klaim dan bernilai 0 (I = 0) bila tidak terjadi pengajuan klaim pada satu tahun tersebut. Jadi, I tidak menjelaskan mengenai banyaknya klaim pada tahun tersebut. Menurut Bowers et al. (997), ada beberapa persamaan yang berhubungan dengan momen peubah acak untuk suatu kondisi bersyarat. Bentuk umum dari persamaan nilai harapan dan ragam adalah, - [, -] (3) dan, - [, -] [, -] (4) Dengan menyubstitusi ke dalam, diperoleh:, - [, -] dan, - [, -] [, -] Bila diketahui, - dan, - terdapat dua kemungkinan yang akan terjadi, yaitu ketika pengajuan klaim terjadi (I = ), dan ketika pengajuan klaim tidak terjadi (I = 0). Saat terjadi klaim (I = ) maka X = B dan didapatkan bahwa, -, - (5) dan

17 , -, -. (6) Namun saat tidak terjadi klaim (I = 0) maka X = 0 dan didapatkan bahwa, - (7) dan, - (8) Persamaan (5) dan (7) mendefinisikan, -sebagai nilai harapan dari X dengan syarat I yang bisa ditulis menjadi, -. Persamaan (6) dan (8) mendefinisikan, - sebagai ragam dari X dengan syarat I. Kedua persamaan tersebut bisa dikombinasikan menjadi, - Berdasarkan persamaan (3), dengan perhitungan aljabar sederhana, dapat disimpulkan bahwa, - [, -], -, - (9) Di samping itu, berdasarkan persamaan (4), bila diketahui [, -], -, - ( ) dan [, -], -, - Dapat disimpulkan pula bahwa, - [, -] [, -] ( ) (0) 7 Bentuk-Bentuk Portofolio Portofolio asuransi yang akan digunakan terdiri atas sejumlah besar peserta asuransi dengan peubah acak besarnya klaim menyebar bebas dan identik (independent and identically distributed atau disingkat i.i.d.). Menurut Zaks et al. (006), ketika menentukan premi untuk asuransi dari risiko-risiko pada suatu portofolio, terdapat dua asumsi premi yang digunakan sebagai pertimbangan, yaitu:. Peluang risiko bahwa total klaim melebihi total premi yang dibayarkan dinyatakan dengan α, dengan 0 <α<,. Besarnya premi meningkat seiring dengan meningkatnya besaran klaim. Berikut ini adalah penjelasan mengenai dua bentuk portofolio asuransi, yaitu portofolio homogen dan portofolio heterogen. Portofolio Homogen Menurut Zaks et al. (006), portofolio homogen adalah kumpulan asuransi yang memiliki nilai risiko yang sama. Hal ini menyebabkan premi yang harus dibayarkan oleh nasabah pun sama karena disesuaikan dengan risiko yang sama antar nasabah. lebih memperjelas uraian selanjutnya, akan digunakan notasi-notasi berikut: = banyaknya peserta asuransi. = besarnya klaim yang diajukan oleh peserta asuransi i pada perusahaan asuransi dengan i =,,,n. = nilai harapan dari besarnya klaim individu.

18 8 = ragam dari besarnya klaim individu. = besarnya total klaim untuk semua peserta asuransi. = nilai harapan dari besarnya total klaim. = ragam dari besarnya total klaim. = besarnya premi yang dibayarkan setiap peserta asuransi kepada perusahaan asuransi. Karena besarnya total klaim untuk semua peserta asuransi i adalah maka nilai harapan dari besarnya total klaim adalah, -, -, - dan ragam besarnya total klaim adalah, -, -, - Portofolio Heterogen Menurut Zaks et al. (006), portofolio heterogen adalah portofolio asuransi yang terdiri atas sejumlah peserta asuransi yang dibagi menjadi beberapa kelas risiko. Setiap peserta asuransi memiliki risiko dan premi yang harus dibayar berdasarkan kelasnya masing-masing. Sebagai ilustrasi, misalkan pada sebuah asuransi kesehatan setiap peserta asuransi memiliki risiko yang berbeda-beda. Anggap ada tiga kelas risiko bagi semua peserta asuransi. Kelas risiko A bagi peserta asuransi yang memiliki risiko yang tinggi, kelas risiko B bagi peserta asuransi dengan risiko sedang, dan kelas risiko C bagi peserta asuransi dengan risiko rendah. Setiap kelas risiko memiliki besaran premi yang harus dibayar, yang besarnya bergantung pada kelas risiko yang bersangkutan. Kelas A memiliki besarnya premi paling tinggi dibandingkan dengan lainnya, karena kelas A memiliki risiko yang paling tinggi. Para peserta asuransi di kelas risiko B memiliki besarnya premi yang lebih tinggi dibandingkan dengan besarnya premi para peserta asuransi di kelas risiko C karena risiko di kelas B lebih tinggi dibandingkan dengan risiko di kelas C. lebih memperjelas uraian selanjutnya, akan digunakan notasi-notasi berikut: = banyaknya kelas risiko. = banyaknya peserta asuransi yang terdapat dalam kelas j dengan j =,,,k. = besarnya klaim yang diajukan oleh peserta asuransi i dalam kelas j pada perusahaan asuransi dengan i =,,,n j dan j =,,,k. = besarnya premi yang dibayarkan peserta asuransi pada kelas j kepada perusahaan asuransi dengan j =,,,k. = nilai harapan dari besarnya klaim individu untuk kelas j dengan j =,,,k. = ragam dari besarnya klaim individu untuk kelas j dengan j =,,,k. = total peserta asuransi dari semua kelas. = besarnya total klaim di kelas j dengan j=,,,k. [ ] = nilai harapan dari besarnya total klaim untuk kelas j dengan j =,,,k. [ ] = ragam dari besarnya total klaim untuk kelas j dengan j =,,,k. = besarnya total klaim dari semua kelas.

19 = besarnya nilai harapan dari besarnya total klaim untuk semua kelas. = besarnya ragam dari besarnya total klaim untuk semua kelas. Berikut ini terdapat beberapa asumsi yang dipenuhi oleh portofolio heterogen:. Peubah acak-peubah acak klaim yang terdapat pada portofolio saling bebas.. Setiap kelas j terdiri atas peserta asuransi sehingga didapatkan bahwa. Peubah acak klaim dari setiap kelas j adalah yang menyebar bebas dan identik (independent and identically distributed atau disingkat i.i.d.), dan menyebar sebagai. Peubah acak sendiri memiliki nilai harapan dan ragam, dengan j =,,,k. 3. Asumsikan bahwa dengan j =,,,k cukup besar untuk mengaplikasikan Teori Limit Pusat. Berikut adalah skema dari proses bercabang dari peubah acak klaim pada portofolio heterogen. 9 S S S S k X X X n X X X n X k X k X k nk Gambar Skema pembagian kelas pada portofolio heterogen Gambar menunjukkan skema yang terdapat pada portofolio heterogen. Terdapat k kelas yang terlihat di skema tersebut. Besarnya total klaim ditunjukkan oleh yang terjadi berturut-turut pada kelas,,,k. Pembagian kelas ini disesuaikan dengan tingkat risiko yang berada pada tiap kelas. Di setiap kelas, ada klaim individu yang dinotasikan sebagai Peubah acak bermakna klaim yang diajukan oleh individu i pada kelas j. Penjumlahan semua klaim di kelas j dinotasikan dengan dan besarnya total klaim dari semua nasabah secara keseluruhan dinotasikan dengan S. Karena adalah besarnya total klaim dari kelas j, maka untuk j =,,, k. Dari portofolio homogen, diketahui bahwa [ ] dan [ ] Di samping itu, karena nilai total klaim dari semua kelas j adalah S, dapat diperoleh Nilai harapan untuk total klaim semua kelas j adalah, - [ ] [ ]

20 0 dan ragamnya adalah, - [ ] [ ] Premi Asuransi Premi asuransi adalah biaya yang harus dibayarkan oleh peserta asuransi kepada perusahaan asuransi sebagai bentuk pengalihan risiko sesuai dengan polis asuransi yang telah disepakati (Bowers et al. 997). Perusahaan asuransi sebagai pihak penanggung membebankan premi sebesar untuk setiap risiko j, dengan j =,,,k. Premi total individu yang dibayarkan adalah sehingga. Berdasarkan hampiran Gauss, untuk mencegah kebangkrutan perusahaan asuransi dimana peluang kebangkrutan R didefinisikan dengan ( ). Total klaim dinotasikan dengan dan total premi dinotasikan dengan. Rentang peluang kebangkrutan. Perusahaan asuransi harus mengumpulkan premi sebesar, -, dengan adalah persentil dari sebaran normal baku. Penentuan Premi Asuransi pada Portofolio Homogen Diasumsikan bahwa perusahaan asuransi telah siap untuk menghadapi risiko, yaitu: ( ) Akan ditentukan besarnya premi dari portofolio homogen yang didekati dengan menggunakan Teori Limit Pusat pada tingkat risiko, yaitu: ( ) ( ) ( ), -, - (, -, - () Substitusikan, - dan, - berturut-turut dengan dan pada persamaan () sehingga., ( ). Berdasarkan Teori Limit Pusat, didapatkan bahwa ( ) sehingga,

21 dengan adalah persentil dari sebaran normal baku. Jadi, premi pada asuransi portofolio homogen adalah. () Pada portofolio homogen, semua peserta asuransi membayar premi dengan besaran yang sama, yaitu π. Penentuan Premi Asuransi pada Portofolio Heterogen Pada bagian ini akan ditentukan premi optimum secara umum pada sebuah portofolio heterogen dengan metode pengali Lagrange untuk penyelesaian masalah dual. Metode ini menunjukkan bahwa premi optimum didapatkan dari hasil peminimuman peluang kebangkrutan pada suatu perusahaan asuransi. Peluang Kebangkrutan pada Suatu Perusahaan Asuransi menentukan premi optimum pada suatu portofolio heterogen, perlu diperkenalkan peluang kebangkrutan pada suatu perusahaan asuransi terlebih dahulu. Misalkan model risiko individu ditulis sebagai berikut:, dengan k adalah banyaknya kelas risiko pada suatu portofolio, peubah acak menggambarkan kerugian yang terkait dengan risiko dengan selama periode tertentu, dan adalah jumlah kerugian untuk portofolio secara keseluruhan. Diasumsikan bahwa peubah acak dengan merupakan peubah acak yang saling bebas. Selain itu, diasumsikan pula bahwa untuk n yang cukup besar, total kerugian suatu portofolio dapat ditentukan dengan fungsi sebaran Normal, ( ), sehingga dapat ditulis:. ( ), dengan adalah besarnya total dari semua klaim, adalah besarnya nilai harapan dari besarnya total klaim untuk semua kelas, yaitu, dan adalah besarnya simpangan baku dari besarnya total klaim untuk semua kelas, yaitu Anggap perusahaan asuransi menuntut premi untuk risiko maka peluang kebangkrutan R yang diberikan adalah ( ), dengan adalah besarnya total premi yang terkumpul, yaitu Dengan menggunakan pendekatan sebaran Normal baku, didapatkan:... (3) Diasumsikan bahwa perusahaan asuransi siap untuk menerima sebuah risiko yang cukup kecil R (misalnya, R = %). Persamaan (3) memberikan formula untuk premi total yang dikumpulkan, yaitu:. (4) Namun, persamaan (4) tidak menjelaskan premi kelas dengan. menemukan premi individu, perlu digunakan prinsip lainnya.

22 Pengoptimuman Masalah Dual Teorema Misalkan dan adalah konstanta positif. Masalah minimisasi peluang kebangkrutan yaitu: Fungsi objektif ( ) dengan kendala [ ( ) ] (5), Solusi tunggal dari masalah tersebut adalah dengan dan, (6) (7) (8) Bukti: Dengan menggunakan teori limit pusat, diperoleh: ( ) ( ( (9). (0) ). () Meminimumkan bagian kiri pada persamaan () ekuivalen dengan memaksimumkan atau ekuivalen dengan memaksimumkan dengan dan konstan. Selain itu, jika diketahui bahwa untuk. ( ) ( ) sehingga ( ) ( ) ( ). ( ) ( ). ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ). () Kemudian dengan menyubstitusikan persamaan () ke persamaan (5) diperoleh: [ ( ) ] )

23 3 [ ( ) ] ( ). (3) Sehingga dapat dituliskan kembali masalah maksimisasi tersebut sebagai berikut: Fungsi objektif ( ) dengan kendala ( ), Kemudian dengan mensubstitusikan persamaan (3) ke persamaan (0) diperoleh: ( ) Misalkan, maka ( ).. Sehingga dapat dituliskan kembali masalah maksimisasi tersebut sebagai berikut: Fungsi objektif dengan kendala di mana dengan. menyelesaikan masalah tersebut menggunakan fungsi Lagrange yaitu: dengan syarat yang harus dipenuhi yaitu: ( ) Hasil turunan terhadap ( ) ( ) ( ) diperoleh:. (4) Begitu juga dari hasil turunan terhadap diperoleh:. (5) Dengan mensubstitusikan persamaan (4) ke persamaan (5), diperoleh:..

24 4 Jika, kemudian disubstisusikan ke persamaan (4) akibatnya (kontradiksi dengan ). Jika kemudian disubstisusikan ke persamaan (4) diperoleh:. ( ) Jadi, didapatkan sebuah solusi, yaitu.. (6) harus bernilai maksimum agar fungsi obyektif maksimum. Misalkan dengan adalah bilangan skalar. merupakan solusi dari permasalahan maksimisasi tersebut jika dan hanya jika. setiap ( ) dan sehingga, (7) dengan. Kemudian persamaan (6) disubstitusikan ke persamaan (7) sehingga diperoleh: ( ) ( ) ( ) ( )

25 5 ( ) di mana, maka. Karena maka. Misalkan maka ( ), sehingga terbukti bahwa. Karena maka, sehingga didapatkan: Jadi, solusi dari Teorema adalah:.. (8) Penentuan Formula A dari Nilai Premi Optimum untuk Masalah Dual dan Masalah Primal Dalam karya ilmiah ini juga dibahas tentang nilai premi optimum pada portofolio heterogen untuk masalah dual dan masalah primal. Sekilas tentang masalah primal dan masalah dual merupakan sepasang masalah pemrograman. Salah satu dari sepasang masalah pemrograman ini disebut masalah primal dan lainnya masalah dual. Masalah dual dan primal sangat berkaitan sehingga solusi optimum dari salah satu masalah akan secara otomatis menghasilkan solusi optimum bagi masalah lainnya. Mengenai penentuan premi optimum pada portofolio heterogen untuk masalah primal diselesaikan dengan cara meminimumkan jumlah nilai harapan

26 6 kuadrat selisih terboboti antara total premi dan total klaim dengan kendala total premi yang sudah ditentukan sebelumnya. Sehingga untuk masalah primal ini didapatkan suatu Teorema yang memformulasikan penentuan premi untuk kelas, yaitu:. Selain itu, untuk masalah dual didapatkan suatu Teorema yang memformulasikan premi untuk kelas, yaitu:, dengan merupakan nilai harapan dari klaim untuk kelas, jika merupakan nilai bobot untuk kelas, merupakan jumlah peserta untuk kelas, merupakan total ragam dari klaim untuk kelas, merupakan nilai harapan dari selisih klaim dan premi untuk kelas, dan merupakan total dari nilai bobot untuk kelas. Pada bagian ini akan ditentukan nilai berdasarkan formula penentuan premi yang telah didapatkan sebelumnya. Dimana formulasi premi optimum yang dihasilkan oleh kedua Teorema tersebut bernilai sama. Sehingga nilai dapat diformulasikan: Premi Optimum dari Teorema Masalah Primal = Premi Optimum dari Teorema Masalah Dual ( ) ( ) ( ) ( ) ( ). (9) Selain itu, nilai bisa diformulasikan untuk berbagai alokasi premi optimum, yaitu alokasi seragam, alokasi semi-seragam, prinsip nilai harapan, dan prinsip ragam.

27 7 Penerapan Formula Penentuan Premi Optimum Dari bagian sebelumnya, didapatkan bahwa formula penentuan premi untuk kelas, yaitu: dengan merupakan nilai harapan dari klaim di kelas, jika merupakan nilai bobot di kelas, merupakan nilai harapan dari selisih klaim dan premi di kelas, dan adalah total dari nilai bobot di kelas. Pada bagian ini akan ditentukan alokasi-alokasi penentuan premi berdasarkan formula penentuan premi yang telah didapatkan sebelumnya. Alokasi-alokasi ini ditentukan dengan menggunakan bobot-bobot yang berbeda.. Alokasi seragam Alokasi seragam menganggap bobot diperoleh dari banyaknya individu dari tiap kelas. Misalkan dengan. Dari informasi tersebut, diperoleh bahwa sehingga dengan (, (30) untuk. Dari rumus yang diperoleh, alokasi seragam dipengaruhi oleh banyaknya peserta asuransi di tiap kelas, dan banyaknya peserta asuransi seluruhnya.. Alokasi semi-seragam Alokasi semi-seragam menganggap setiap peserta asuransi memiliki bobot yang sama. Misalkan dengan, dapat disimpulkan bahwa sehingga ) dengan (, (3) )

28 8 untuk. Dari rumus yang diperoleh, alokasi semi-seragam dipengaruhi oleh banyaknya kelas. 3. Alokasi relatif Bobot pada alokasi relatif bergantung pada banyaknya peserta asuransi yang terdapat dalam kelas, ragam dari besarnya klaim individu untuk kelas, dan ragam dari besarnya total klaim untuk semua kelas dengan. Misalkan dengan. Karena diperoleh. Jumlah bobot yang dimiliki oleh semua peserta asuransi bernilai. Jadi, dengan ( ), (3) untuk. Dari rumus yang diperoleh, alokasi relatif dipengaruhi ragam dari besarnya klaim individu untuk kelas yang dibagi dengan ragam dari besarnya total klaim semua kelas. 4. Prinsip nilai harapan dan prinsip ragam Misalkan adalah fungsi dari semua peubah acak taknegatif pada sedemikian sehingga untuk peubah acak ( ) ( ) ( ) ( ) ( ). Kemudian misalkan pula ( ) ( ) dengan. Pada kasus ini, premi untuk kelas j adalah ( ) ( ). ( ) untuk. Dalam kasus ini, akan dipertimbangkan dua prinsip khusus dalam menentukan premi, yaitu:

29 9. Prinsip nilai harapan Misalkan, -, - maka ( ) ( ). ( ) ( ) ( ). ( ) dengan ( ), (33) untuk. Dari rumus yang diperoleh, prinsip nilai harapan dipengaruhi oleh nilai harapan dari besarnya klaim individu untuk kelas j yang dibagi dengan nilai harapan dari besarnya total klaim untuk semua kelas.. Prinsip ragam Misalkan, -, - maka dengan ( ) ( ). ( ) ( ) ( ). ( ) ( ), (34) untuk. Dari rumus yang diperoleh, prinsip ragam dipengaruhi oleh ragam dari besarnya klaim individu untuk kelas j yang dibagi dengan ragam dari besarnya total klaim untuk semua kelas. Contoh kasus: Berikut adalah contoh dari penerapan Teorema dalam menghitung premi optimum pada suatu portofolio heterogen dan alokasi-alokasi premi optimum tersebut. Misalkan premi digolongkan menjadi enam kelas risiko, di mana kelas j terdiri dari peserta asuransi sebanyak dengan, setiap kelas memiliki peluang untuk sebuah klaim yang dinotasikan sebagai dengan nilai harapan dan ragam dari besarnya klaim individu untuk kelas j berturut-turut adalah dan serta nilai harapan dan ragam dari total klaim untuk kelas j

30 0 berturut-turut adalah dan, dengan dan ( ). Bobot untuk kelas j dinotasikan dengan. Besarnya jumlah dari beda kuadrat terboboti yang diharapkan antara total klaim kelas ( ) dan total premi kelas ( ) dinotasikan. Diasumsikan pula bahwa tingkat risiko yang diberikan adalah 0,05 atau sebesar 5%. Berikut adalah Tabel yang menyajikan informasi dari setiap kelas. Tabel Data portofolio Penjelasan hasil pada tabel tersebut akan terlampir pada Lampiran. Tabel menunjukkan bahwa semakin tinggi risiko dari suatu kelas maka semakin tinggi peluang klaim individu yang terjadi, sehingga berakibat pula pada nilai harapan dan ragam dari besarnya klaim tersebut. Berikut adalah Tabel yang akan menyajikan informasi dari premi setiap kelas dengan menggunakan Teorema yang dihasilkan dari penyelesaian masalah dual. Tabel Premi optimum dengan menggunakan Teorema Besarnya Besarnya premi Penjelasan hasil pada tabel tersebut akan terlampir pada Lampiran. Tabel menunjukkan bahwa semakin tinggi risiko suatu kelas semakin tinggi pula tingkat premi yang harus dibayarkan. Premi yang diharapkan didasari oleh peluang kebangkrutan dan besarnya klaim yang diinginkan perusahaan asuransi. Premi optimum yang diinginkan perusahaan asuransi diperoleh dengan menyelesaikan masalah dual yaitu meminimumkan masalah peluang kebangkrutan. Meminimumkan masalah peluang kebangkrutan dapat diselesaikan dengan cara memaksimumkan besarnya klaim yang diajukan peserta asuransi. Meminimumkan peluang kebangkrutan merupakan upaya yang harus dilakukan untuk mencegah segala risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan asuransi. Sedangkan memaksimumkan besarnya klaim yang diajukan sama halnya dengan memaksimumkan banyaknya peserta asuransi.

31 Semakin banyak peserta asuransi semakin besar total premi yang terkumpul sehingga menguntungkan perusahaan asuransi tersebut. Berdasarkan Teorema, premi didapatkan dengan meminimumkan peluang kebangkrutan dengan kendala besarnya jumlah dari beda kuadrat terboboti yang diharapkan antara total klaim kelas ( ) dan total premi kelas ( ). Premi yang diperoleh dari penyelesaian masalah tersebut telah menggunakan asumsi bahwa selisih antara total klaim dengan total premi bernilai minimum sehingga klaim yang diajukan peserta asuransi mendekati premi yang dibayarkannya dan itu sangat menguntungkan peserta asuransi. Selanjutnya, akan ditentukan premi dari setiap kelas dengan menggunakan alokasi-alokasi penentuan premi yang telah dibahas sebelumnya, yaitu alokasi seragam, alokasi semi-seragam, prinsip nilai harapan, dan prinsip ragam. Setelah besarnya premi setiap alokasi diperoleh maka peserta asuransi dapat memilih alokasi yang sesuai. Tetapi sebelumnya harus menentukan besarnya terlebih dahulu dari setiap alokasi-alokasi tersebut. Karena nilai harapan dan ragam yang digunakan adalah nilai harapan dan ragam dari besarnya total klaim dari kelas j, yaitu dan. Penentuan besarnya setiap alokasi adalah sebagai berikut:. Alokasi seragam Berdasarkan persamaan (9) besarnya pada alokasi seragam menjadi ( ).. Alokasi semi-seragam Berdasarkan persamaan (9) besarnya 3. Prinsip nilai harapan Berdasarkan persamaan (9) besarnya 4. Prinsip ragam Berdasarkan persamaan (9) besarnya pada alokasi semi-seragam menjadi ( ). pada prinsip nilai harapan menjadi ( ). pada prinsip ragam menjadi ( ). Pada Tabel 3 akan ditunjukkan informasi dari besarnya berdasarkan alokasi-alokasi penentuan premi, yaitu alokasi seragam, alokasi semi-seragam, prinsip nilai harapan, dan prinsip ragam. Tabel 3 Besarnya dari tiap alokasi j Alokasi seragam Alokasi semiseragam Prinsip nilai harapan Prinsip ragam

32 Tabel 3 Besarnya dari tiap alokasi (lanjutan) j Alokasi seragam Alokasi semiseragam Prinsip nilai harapan Prinsip ragam Penjelasan hasil pada tabel tersebut akan terlampir pada Lampiran. Tabel 3 menunjukkan bahwa besarnya yang dimiliki per kelas berbedabeda. Tetapi besarnya cadangan tidak sesuai dengan tingkat risiko. Karena dapat dilihat dari setiap alokasi bahwa pada tingkat risiko tinggi namun besarnya bernilai rendah begitu juga sebaliknya. Namun dapat dilihat bahwa untuk kelas 3 dan kelas 5 memiliki besarnya sama di setiap alokasi. Hal ini dikarenakan jumlah peserta pada kelas 3 dan 5 berjumlah sama sehingga berpengaruh pada nilai bobot untuk kelas tersebut bernilai sama. Selain itu, untuk prinsip nilai harapan dan prinsip ragam memiliki nilai yang sama. Hal ini dikarenakan memiliki formula dari yang sama. Selanjutnya penentuan premi setiap alokasi adalah sebagai berikut:. Alokasi seragam Berdasarkan persamaan (30) bentuk alokasi seragam menjadi.. Alokasi semi-seragam Berdasarkan persamaan (3) bentuk alokasi semi-seragam menjadi. 3. Prinsip nilai harapan Berdasarkan persamaan (33) bentuk prinsip nilai harapan menjadi. 4. Prinsip ragam Berdasarkan persamaan (34) bentuk prinsip ragam menjadi. Pada Tabel 4 akan ditunjukkan informasi dari premi setiap kelas berdasarkan tipe alokasi premi, yaitu alokasi seragam, alokasi semi-seragam, prinsip nilai harapan, dan prinsip ragam. j Tabel 4 Premi optimum dari tiap alokasi Alokasi seragam Alokasi semiseragam Prinsip nilai harapan Prinsip ragam

33 3 j Tabel 4 Premi optimum dari tiap alokasi (lanjutan) Alokasi seragam Alokasi semiseragam Prinsip nilai harapan Prinsip ragam Penjelasan hasil pada tabel tersebut akan terlampir pada Lampiran 3. Tabel 4 menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat risiko, semakin tinggi tingkat premi yang harus dibayarkan. Akan tetapi pada alokasi semi-seragam, premi optimum untuk kelas 3 lebih besar dibandingkan dengan kelas 4. Hal ini disebabkan oleh banyaknya peserta asuransi pada kelas 3 lebih sedikit dibandingkan dengan kelas 4 sehingga nilai pembagi untuk kelas 3 lebih kecil dibandingkan dengan kelas 4. Dengan kata lain, alokasi semi-seragam bergantung pada jumlah peserta asuransi di setiap kelas dengan. Perusahaan asuransi dapat menggunakan berbagai alokasi sesuai dengan kemampuan perusahaan asuransi dalam mengelola risiko yang akan ditanggung dan berdasarkan pada peluang kebangkrutan yang diinginkan oleh perusahaan. Jika suatu perusahaan asuransi menggunakan alokasi seragam untuk pengalokasian premi optimum, peserta asuransi pada kelas 3, 4, 5, dan 6 akan lebih diuntungkan. Karena premi pada kelas tersebut lebih kecil dibandingkan alokasi premi yang lain. Namun, perusahaan tersebut berisiko untuk kehilangan para peserta asuransi pada kelas dan karena premi yang dihasilkan oleh alokasi seragam lebih besar dibandingkan dengan premi yang dihasilkan oleh alokasi yang lain. Jika perusahaan asuransi menggunakan prinsip ragam untuk penentuan alokasi premi, premi pada kelas dan lebih kecil dibandingkan alokasi premi yang lain. Hal ini mengakibatkan para peserta pada kelas dan akan tertarik untuk tetap berasuransi pada perusahaan tersebut. Namun, untuk kelas 4,5, dan 6, premi yang dihasilkan oleh prinsip ragam lebih besar dibandingkan dengan premi yang dihasilkan oleh alokasi yang lain. Premi yang dihasilkan dengan menggunakan alokasi semi-seragam dan prinsip nilai harapan relatif lebih merata untuk tiap kelasnya. Tidak ada kelas yang diberikan beban berlebihan dalam hal pembayaran premi. Premi yang dihasilkan oleh kedua alokasi ini tidak ada yang terlalu murah dan terlalu mahal dibandingkan alokasi premi yang lain. Namun untuk kelas 3, alokasi premi ini menghasilkan premi yang lebih tinggi dibandingkan dengan alokasi premi yang lain.

34 4 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Premi yang optimum dapat ditentukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah menyelesaikan masalah dual yaitu dengan meminimumkan masalah peluang kebangkrutan. Masalah dual adalah sebuah masalah pemograman yang diturunkan dari masalah primal. Masalah dual dan primal sangat berkaitan sehingga solusi optimum dari salah satu masalah akan secara otomatis menghasilkan solusi optimum bagi masalah lainnya. Masalah tersebut bisa diselesaikan dengan melakukan transformasi menjadi masalah yang baru yaitu memaksimumkan masalah besarnya klaim yang diajukan oleh peserta asuransi. Tujuannya adalah untuk mencegah segala risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan asuransi dan melihat banyaknya pengajuan klaim peserta asuransi sehingga premi optimum dapat ditentukan. Setelah mendapatkan masalah baru, akan ditemukan sebuah solusi optimum bagi masalah tersebut. Kemudian dapat ditentukan alokasi penentuan premi dengan mengubah nilai bobot yang diberikan, yaitu alokasi seragam, alokasi semi-seragam, prinsip nilai harapan, dan alokasi relatif atau prinsip ragam. Penentuan premi pada tiap alokasi memiliki karakteristik masing-masing. Besarnya premi pada alokasi seragam berbanding lurus dengan banyaknya peserta asuransi pada setiap kelas. Besarnya premi pada alokasi semiseragam berbanding terbalik dengan akar dari banyaknya kelas. Besarnya premi pada prinsip ragam berbanding terbalik dengan ragam total klaim untuk setiap kelas. Besarnya premi pada alokasi prinsip nilai harapan berbanding terbalik dengan jumlah nilai harapan total klaim untuk setiap kelas. Premi yang dihasilkan dengan alokasi seragam dan prinsip ragam menghasilkan premi yang tidak merata pada setiap kelas. Terdapat kelas yang terbebani berlebihan, namun ada juga yang sebaliknya. Sedangkan premi yang dihasilkan dengan alokasi semi-seragam dan prinsip nilai harapan menghasilkan premi yang relatif merata pada setiap kelas. Saran Penelitian ini menyelesaikan sebuah masalah dual yang solusi dari masalah tersebut merupakan premi optimum pada portofolio heterogen. Telah dibuktikan bahwa semakin tinggi tingkat risiko, semakin tinggi pula premi yang harus dibayarkan. Penelitian ini masih menggunakan data hipotetik. penelitian selanjutnya dapat menggunakan data primer perusahaan asuransi untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan kondisi perasuransian Indonesia. Sehingga dapat menjadi alat ukur dalam penentuan nilai premi yang dapat menguntungkan pihak perusahaan asuransi namun tidak memberatkan peserta asuransi dalam membayar premi. Selain itu, dalam hal penentuan nilai premi terlebih dahulu dianalisis komponen-komponen lain yang masuk dalam analisis perhitungan besarnya premi karena berpengaruh dalam penetapan nilai premi setiap kelas. Setiap kelas akan memiliki besarnya premi masing-masing yang harus dibayarkan oleh peserta asuransi.

35 5 DAFTAR PUSTAKA Bowers NL, Gerber HU, Hickman JC, Jones DA, Nosbitt CJ Actuarial Mathematics.Ed ke-. Schaumburg (GR): The Society of Actuaries. Grimmet GR, Stirzaker DR. 99. Probability and Random Processes.Ed ke-. New York (US): Claredon Press Oxford. Griva I, Nash SG, Sofer A Linear and Nonlinear Programming. Philadelphia (US): SIAM. Hanum F. 0. Pemrograman Taklinear dan Aplikasinya. Bogor (ID): Departemen Matematika FMIPA Institut Pertanian Bogor. Hogg RV, Craig AT, Mckean JW Introduction to Mathematical Statistics. Ed ke-6. New Jersey (US): Prentice Hall, Inc. Pemerintah Republik Indonesia. 99. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Tahun 99 tentang Usaha Perasuransian. Jakarta (ID): Sekretariat Negara. Walpole RE Pengantar Statistika. Ed ke-3. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama. Wijaya PA. 04. Penentuan premi optimal pada portofolio heterogen dengan argumen geometris sederhana [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Yulianasari. 0. Penentuan premi optimal pada portofolio heterogen dengan menggunakan pemrograman tak linear [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Zaks Y, Frostig E, Levikson B Optimal pricing for a given risk level.astin Bulletin 36():6-85.doi: 0.43AST

36 6 Lampiran Penentuan premi optimum dengan menggunakan Teorema Berikut adalah contoh dari penerapan Teorema dalam menghitung premi optimum pada suatu portofolio heterogen dan alokasi-alokasi premi optimum tersebut. Misalkan premi digolongkan menjadi enam kelas risiko, di mana kelas j terdiri dari peserta asuransi sebanyak dengan, setiap kelas memiliki peluang untuk sebuah klaim yang dinotasikan sebagai dengan nilai harapan dan ragam dari besarnya klaim individu untuk kelas j berturut-turut adalah dan serta nilai harapan dan ragam dari total klaim untuk kelas j berturut-turut adalah dan, dengan dan ( ). Bobot untuk kelas j dinotasikan dengan. Besarnya jumlah dari beda kuadrat terboboti yang diharapkan antara total klaim kelas ( ) dan total premi kelas ( ) dinotasikan. Diasumsikan pula bahwa tingkat risiko yang diberikan adalah 0,05 atau sebesar 5%. ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

37 7 ( ) ( ) ( ) Solusi dari Teorema adalah: dan, ( ) Besarnya untuk masing-masing kelas:. ( ).. ( ).. 3 ( ).. 4 ( ).. 5 ( ).. 3

38 8 ( ). Besarnya premi optimum untuk masing-masing kelas: ,77

39 , ,93

40 30 Lampiran Besarnya dari tiap alokasi. Alokasi seragam Teorema Masalah Primal = Teorema Masalah Dual ( ).. Alokasi semi-seragam Teorema Masalah Primal = Teorema Masalah Dual ( ). 3. Prinsip nilai harapan Teorema Masalah Primal = Teorema Masalah Dual ( ). 4. Prinsip ragam Teorema Masalah Primal = Teorema Masalah Dual. Alokasi seragam ( ).. ( ).. ( ).. 3 ( ).

41 3. 4 ( ).. 5 ( ).. 6 ( ).. Alokasi semi-seragam. ( ).. ( ).. 3 ( ).. 4

42 3 ( ).. 5 ( ).. 6 ( ). 3. Prinsip nilai harapan. ( ).. ( ).. 3 ( ).. 4 ( ).

43 33. 5 ( ).. 6 ( ). 4. Prinsip ragam. ( ).. ( ).. 3 ( ).. 4 ( ).. 5 ( ).

44 34. 6 ( ).

45 35 Lampiran 3 Penentuan premi optimum dari tiap alokasi. Alokasi seragam. Alokasi semi-seragam 3. Prinsip nilai harapan 4. Prinsip ragam. Alokasi seragam....

46 36. Alokasi semi-seragam

47 37 3. Prinsip nilai harapan

48 38 4. Prinsip ragam ( ) ( ) 3 3 ( ) 4 4 ( ) 5 5 ( ) 6 6 ( )

49 39 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 6 Maret 993. Penulis merupakan putri pertama dari empat bersaudara dari Bapak Mahpud Sidik, Ibu Cucu Riscani. Tahun 00, penulis lulus dari SMA Negeri 5 Depok dan diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). Penulis tercatat sebagai mahasiswa Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Semasa menjadi mahasiswa, penulis aktif di berbagai kegiatan organisasi dan kepanitian. Penulis tergabung sebagai Staf Kepengurusan Asrama TPB IPB pada tahun 00, Ketua divisi Inventarisasi dan Kewirausahaan UKM Karate IPB pada tahun 0, serta Staf Departemen Badan Pengawas GUMATIKA pada tahun 0. Penulis juga terlibat aktif dalam kepanitiaan seperti dalam kepanitiaan IPB Karate Cup se-jawa dan Bali pada tahun 0, Masa Perkenalan Departemen pada tahun 0 dan 03, Matematika Ria pada tahun 0 dan 03, dan IPB Mathematics Challenge pada tahun 0 dan 03. Penulis pernah mendapat Beasiswa Bidik Misi pada tahun

PENENTUAN PREMI OPTIMUM PADA PORTOFOLIO HETEROGEN DENGAN ARGUMEN GEOMETRIS SEDERHANA PRAMA ADISTYA WIJAYA

PENENTUAN PREMI OPTIMUM PADA PORTOFOLIO HETEROGEN DENGAN ARGUMEN GEOMETRIS SEDERHANA PRAMA ADISTYA WIJAYA PENENTUAN PREMI OPTIMUM PADA PORTOFOLIO HETEROGEN DENGAN ARGUMEN GEOMETRIS SEDERHANA PRAMA ADISTYA WIJAYA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN DAN TITIK KESETIMBANGANNYA DALAM PORTOFOLIO HETEROGEN

PENENTUAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN DAN TITIK KESETIMBANGANNYA DALAM PORTOFOLIO HETEROGEN PENENTUAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN DAN TITIK KESETIMBANGANNYA DALAM PORTOFOLIO HETEROGEN (PREMIUM PRICING BASED ON DEMAND FUNCTION AND EQUILIBRIUM POINT IN HETEROGENOUS PORTOFOLIO) Usep

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH PENENTUAN BESARNYA PREMI UNTUK SEBARAN RISIKO YANG BEREKOR GEMUK (FAT-TAILED RISK DISTRIBUTION) ADRINA LONY SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Berikut ini adalah beberapa definisi dan teorema yang menjadi landasan dalam penentuan harga premi, fungsi permintaan, dan kesetimbangannya pada portfolio heterogen. 2.1 Percobaan

Lebih terperinci

PENENTUAN PREMI DAN CADANGAN MANFAAT PADA BEBERAPA JENIS ASURANSI JIWA DENGAN MEMPERHITUNGKAN BIAYA SITI RAHMATUL THAIBAH

PENENTUAN PREMI DAN CADANGAN MANFAAT PADA BEBERAPA JENIS ASURANSI JIWA DENGAN MEMPERHITUNGKAN BIAYA SITI RAHMATUL THAIBAH PENENTUAN PREMI DAN CADANGAN MANFAAT PADA BEBERAPA JENIS ASURANSI JIWA DENGAN MEMPERHITUNGKAN BIAYA SITI RAHMATUL THAIBAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan beberapa definisi dan teorema yang digunakan dalam pembahasan berikutnya. 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 (Percobaan Acak) (Ross 2000) Suatu percobaan

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

SISTEM BONUS MALUS DENGAN FREKUENSI KLAIM BERDISTRIBUSI GEOMETRIK DAN UKURAN KLAIM BERDISTRIBUSI WEIBULL LILYANI SUSANTI

SISTEM BONUS MALUS DENGAN FREKUENSI KLAIM BERDISTRIBUSI GEOMETRIK DAN UKURAN KLAIM BERDISTRIBUSI WEIBULL LILYANI SUSANTI SISTEM BONUS MALUS DENGAN FREKUENSI KLAIM BERDISTRIBUSI GEOMETRIK DAN UKURAN KLAIM BERDISTRIBUSI WEIBULL LILYANI SUSANTI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI Teori yang ditulis dalam bab ini merupakan beberapa landasan yang digunakan untuk menganalisis sebaran besarnya klaim yang berekor kurus (thin tailed) dan yang berekor gemuk (fat

Lebih terperinci

PENENTUAN PREMI TAHUNAN KONSTAN DAN CADANGAN BENEFIT PADA ASURANSI JOINT LIFE BELLA YOSIA

PENENTUAN PREMI TAHUNAN KONSTAN DAN CADANGAN BENEFIT PADA ASURANSI JOINT LIFE BELLA YOSIA PENENTUAN PREMI TAHUNAN KONSTAN DAN CADANGAN BENEFIT PADA ASURANSI JOINT LIFE BELLA YOSIA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 206 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENGOPTIMUMAN MASALAH PENJADWALAN EMPAT HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS BERBASIS DUAL ARIYANTO PAMUNGKAS

PENGOPTIMUMAN MASALAH PENJADWALAN EMPAT HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS BERBASIS DUAL ARIYANTO PAMUNGKAS PENGOPTIMUMAN MASALAH PENJADWALAN EMPAT HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS BERBASIS DUAL ARIYANTO PAMUNGKAS DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENGGUNAAN VALUE-AT-RISK UNTUK MENGUKUR RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO YUNDA FITARI

PENGGUNAAN VALUE-AT-RISK UNTUK MENGUKUR RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO YUNDA FITARI PENGGUNAAN VALUE-AT-RISK UNTUK MENGUKUR RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO YUNDA FITARI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DALAM MODEL NONPARAMETRIK RONI WIJAYA

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DALAM MODEL NONPARAMETRIK RONI WIJAYA PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DALAM MODEL NONPARAMETRIK RONI WIJAYA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL MENGGUNAKAN PENDEKATAN DISTRIBUSI KERUGIAN DENGAN METODE AGREGAT YUSUFI ARBI

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL MENGGUNAKAN PENDEKATAN DISTRIBUSI KERUGIAN DENGAN METODE AGREGAT YUSUFI ARBI ANALISIS RISIKO OPERASIONAL MENGGUNAKAN PENDEKATAN DISTRIBUSI KERUGIAN DENGAN METODE AGREGAT YUSUFI ARBI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Perhitungan Cadangan Premi Asuransi Joint Life Dengan Menggunakan Metode Retrospektif Calculation of Premium Reserve Joint Life Insurance Using By Retrospective Method

Lebih terperinci

PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO

PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan, BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan, pemrograman linear, metode simpleks, teorema dualitas, pemrograman nonlinear, persyaratan karush kuhn

Lebih terperinci

METODE SEQUENTIAL QUADRATIC PROGRAMMING (SQP) UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN NONLINEAR BERKENDALA SKRIPSI YANI

METODE SEQUENTIAL QUADRATIC PROGRAMMING (SQP) UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN NONLINEAR BERKENDALA SKRIPSI YANI METODE SEQUENTIAL QUADRATIC PROGRAMMING (SQP) UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN NONLINEAR BERKENDALA SKRIPSI YANI 070803040 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL Ro fah Nur Rachmawati Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Binus University Jl.

Lebih terperinci

NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF

NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

SIMULASI TOTAL KERUGIAN ASURANSI MENGGUNAKAN DEDUCTIBLE DAN LIMITED COVERAGE SYAMSUL

SIMULASI TOTAL KERUGIAN ASURANSI MENGGUNAKAN DEDUCTIBLE DAN LIMITED COVERAGE SYAMSUL SIMULASI TOTAL KERUGIA ASURASI MEGGUAKA DEDUCTIBLE DA LIMITED COVERAGE SYAMSUL DEPARTEME MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DA ILMU PEGETAHUA ALAM ISTITUT PERTAIA BOGOR BOGOR 2016 PERYATAA MEGEAI SKRIPSI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN NILAI TEBUS DAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA KONTINU. Jl. Prof. Soedarto, S.H, Semarang, 50275

PERBANDINGAN NILAI TEBUS DAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA KONTINU. Jl. Prof. Soedarto, S.H, Semarang, 50275 PERBANDINGAN NILAI TEBUS DAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA KONTINU Asri Nurul Fajriani 1, Djuwandi 2, Yuciana Wilandari 3 1,2,3 Program Studi Matematika Jl. Prof. Soedarto, S.H, Semarang, 50275 ABSTRAK

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Lebih terperinci

PENGOPTIMUMAN BERBASIS DUAL MASALAH PENJADWALAN TIGA HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS NUR HADI

PENGOPTIMUMAN BERBASIS DUAL MASALAH PENJADWALAN TIGA HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS NUR HADI PENGOPTIMUMAN BERBASIS DUAL MASALAH PENJADWALAN TIGA HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS NUR HADI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Beberapa Pengertian Definisi 1 [Ruang Contoh] Ruang contoh adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan acak, dan dinotasikan dengan (Grimmet dan Stirzaker,1992)

Lebih terperinci

METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN

METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA

PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu observasi yang berguna dalam bidang komputasi di tahun 1970 adalah observasi terhadap permasalahan relaksasi Lagrange. Josep Louis Lagrange merupakan tokoh ahli

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK FUNGSI LAGRANGE DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN OPTIMASI BERKENDALA SKRIPSI THERESIA M. MANIK

ANALISIS KARAKTERISTIK FUNGSI LAGRANGE DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN OPTIMASI BERKENDALA SKRIPSI THERESIA M. MANIK ANALISIS KARAKTERISTIK FUNGSI LAGRANGE DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN OPTIMASI BERKENDALA SKRIPSI THERESIA M. MANIK 120803069 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSTITAS

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL OLEH DISTRIBUSI NORMAL SKRIPSI RIDWAN NASUTION

KAJIAN TENTANG PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL OLEH DISTRIBUSI NORMAL SKRIPSI RIDWAN NASUTION KAJIAN TENTANG PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL OLEH DISTRIBUSI NORMAL SKRIPSI RIDWAN NASUTION 060823034 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan beberapa teori dasar yang digunakan untuk menetapkan harga premi pada polis partisipasi asuransi jiwa endowmen yang terdapat opsi surrender dalam kontraknya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu badan usaha yang selalu menghadapi risiko akan berusaha menghindarkan diri atau memperkecil risiko dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang ditempuh badan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Perusahaan merupakan salah satu bagian penting dari sektor perekonomian suatu negara Apabila kondisi perekonomian suatu negara sedang membaik dan diikuti dengan perkembangan

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. dengan kendala. Solusi dari permasalahan di atas diberikan oleh Teorema 1 berikut. Teorema 1 R = R (X) didefinisikan oleh

III PEMBAHASAN. dengan kendala. Solusi dari permasalahan di atas diberikan oleh Teorema 1 berikut. Teorema 1 R = R (X) didefinisikan oleh 4 III PEMBAHASAN 3.1. Meminimumkan Peluang Keangkrutan (Ruin Proaility) Keijakan suatu perusahaan asuransi dalam memilih kontrak reasuransi sangatlah penting, salah satu pendekatan rasional untuk memilih

Lebih terperinci

III RELAKSASI LAGRANGE

III RELAKSASI LAGRANGE III RELAKSASI LAGRANGE Relaksasi Lagrange merupakan salah satu metode yang terus dikembangkan dalam aplikasi pemrograman matematik. Sebagian besar konsep teoretis dari banyak aplikasi menggunakan metode

Lebih terperinci

PENDUGAAN CADANGAN KLAIM ASURANSI DENGAN METODE PEMISAHAN ZAHRA ZAFFIRA SABILA RAHMAH

PENDUGAAN CADANGAN KLAIM ASURANSI DENGAN METODE PEMISAHAN ZAHRA ZAFFIRA SABILA RAHMAH PENDUGAAN CADANGAN KLAIM ASURANSI DENGAN METODE PEMISAHAN ZAHRA ZAFFIRA SABILA RAHMAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PREDIKSI CADANGAN KLAIM ASURANSI DENGAN METODE BORNHUETTER-FERGUSON M IQBAL HIBATULLAH

PREDIKSI CADANGAN KLAIM ASURANSI DENGAN METODE BORNHUETTER-FERGUSON M IQBAL HIBATULLAH PREDIKSI CADANGAN KLAIM ASURANSI DENGAN METODE BORNHUETTER-FERGUSON M IQBAL HIBATULLAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP MAKSIMUM PONTRYAGIN PADA SISTEM INVENTORI-PRODUKSI. Nurus Sa adah, Toni Bakhtiar, Farida Hanum

PENERAPAN PRINSIP MAKSIMUM PONTRYAGIN PADA SISTEM INVENTORI-PRODUKSI. Nurus Sa adah, Toni Bakhtiar, Farida Hanum PENERAPAN PRINSIP MAKSIMUM PONTRYAGIN PADA SISTEM INVENTORI-PRODUKSI Nurus Sa adah, Toni Bakhtiar, Farida Hanum Departemen Matematika FMIPA, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor

Lebih terperinci

PENDUGAAN NILAI ASET PENDANAAN PENSIUN DENGAN DUA JENIS PEMULUSAN: STUDI KASUS DATA MORTALITAS INDONESIA 2011 AYUB PRISNA WARDANA

PENDUGAAN NILAI ASET PENDANAAN PENSIUN DENGAN DUA JENIS PEMULUSAN: STUDI KASUS DATA MORTALITAS INDONESIA 2011 AYUB PRISNA WARDANA PENDUGAAN NILAI ASET PENDANAAN PENSIUN DENGAN DUA JENIS PEMULUSAN: STUDI KASUS DATA MORTALITAS INDONESIA 2011 AYUB PRISNA WARDANA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

ANUITAS LAST SURVIVOR

ANUITAS LAST SURVIVOR Jurnal MIPA 39 (1) (2016): 70-77 Jurnal MIPA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jm ANUITAS LAST SURVIVOR UNTUK KASUS TIGA ORANG TERTANGGUNG D P Sari, Jazwinarti Jurusan Matematika, Universitas Negeri

Lebih terperinci

PERENCANAAN PREMI OPTIMAL UNTUK PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN REINSTATEMENT INDAH ROSLIYANA G

PERENCANAAN PREMI OPTIMAL UNTUK PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN REINSTATEMENT INDAH ROSLIYANA G PERENCANAAN PREMI OPTIMAL UNTUK PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN REINSTATEMENT INDAH ROSLIYANA G54103035 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007

Lebih terperinci

CADANGAN PROSPEKTIF ASURANSI JIWA DWIGUNA DENGAN ASUMSI SERAGAM

CADANGAN PROSPEKTIF ASURANSI JIWA DWIGUNA DENGAN ASUMSI SERAGAM CADANGAN PROSPEKTIF ASURANSI JIWA DWIGUNA DENGAN ASUMSI SERAGAM Rosalina Margaretta 1*, Hasriati 2, Harison 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

RATA-RATA KREDIBILITAS SEBAGAI SOLUSI PASTI PADA KELUARGA SEBARAN EKSPONENSIAL MIKA NISHIHARA G

RATA-RATA KREDIBILITAS SEBAGAI SOLUSI PASTI PADA KELUARGA SEBARAN EKSPONENSIAL MIKA NISHIHARA G RATA-RATA KREDIBILITAS SEBAGAI SOLUSI PASTI PADA KELUARGA SEBARAN EKSPONENSIAL MIKA NISHIHARA G54103024 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka pada bab ini akan membahas tentang pengertian dan penjelasan yang berkaitan dengan fungsi, turunan parsial, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, fungsi konveks

Lebih terperinci

HUKUM ITERASI LOGARITMA. TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM.

HUKUM ITERASI LOGARITMA. TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM. HUKUM ITERASI LOGARITMA TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM. 00290 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB III PENETAPAN HARGA PREMI PADA KONTRAK PARTISIPASI ASURANSI JIWA ENDOWMEN DENGAN OPSI SURRENDER

BAB III PENETAPAN HARGA PREMI PADA KONTRAK PARTISIPASI ASURANSI JIWA ENDOWMEN DENGAN OPSI SURRENDER BAB III PENETAPAN HARGA PREMI PADA KONTRAK PARTISIPASI ASURANSI JIWA ENDOWMEN DENGAN OPSI SURRENDER Pada bab ini akan ditentukan harga premi pada polis partisipasi yang terdapat opsi surrender pada kontraknya.

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. untuk setiap di dan untuk setiap, dengan. (Peressini et al. 1988)

III PEMBAHASAN. untuk setiap di dan untuk setiap, dengan. (Peressini et al. 1988) 4 untuk setiap di dan untuk setiap (Peressini et al 1988) Definisi 22 Teorema Deret Taylor Nilai hampiran f di x untuk fungsi di a (atau sekitar a atau berpusat di a) didefinisikan (Stewart 1999) 24 Kontrol

Lebih terperinci

AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria

AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2015 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI RAGAM PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK FITRIANI IDA MAKHMUDAH

PENDUGAAN FUNGSI RAGAM PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK FITRIANI IDA MAKHMUDAH PENDUGAAN FUNGSI RAGAM PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK FITRIANI IDA MAKHMUDAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Joint life adalah suatu keadaan yang aturan hidup dan matinya merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Joint life adalah suatu keadaan yang aturan hidup dan matinya merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asuransi Joint Life Joint life adalah suatu keadaan yang aturan hidup dan matinya merupakan gabungan dari dua faktor atau lebih, misalnya suami-istri, orang tua-anak dan lain

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemrograman Non Linier Pemrograman Non linier merupakan pemrograman dengan fungsi tujuannya saja atau bersama dengan fungsi kendala berbentuk non linier yaitu pangkat dari variabelnya

Lebih terperinci

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

CADANGAN ASURANSI DWIGUNA LAST SURVIVOR DENGAN METODE PREMIUM SUFFICIENCY

CADANGAN ASURANSI DWIGUNA LAST SURVIVOR DENGAN METODE PREMIUM SUFFICIENCY CADANGAN ASURANSI DWIGUNA LAST SURVIVOR DENGAN METODE PREMIUM SUFFICIENCY Margaretta Tiolina Siregar 1 *, Hasriati 2, Aziskhan 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen JurusanMatematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PENGOPTIMUMAN PADA MASALAH PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN KOEFISIEN INTERVAL ANA FARIDA

PENGOPTIMUMAN PADA MASALAH PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN KOEFISIEN INTERVAL ANA FARIDA i PENGOPTIMUMAN PADA MASALAH PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN KOEFISIEN INTERVAL ANA FARIDA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 i ABSTRAK ANA

Lebih terperinci

EVALUASI DETERMINAN MATRIKS REKURSIF DENGAN FAKTORISASI LB RUDIANSYAH

EVALUASI DETERMINAN MATRIKS REKURSIF DENGAN FAKTORISASI LB RUDIANSYAH EVALUASI DETERMINAN MATRIKS REKURSIF DENGAN FAKTORISASI LB RUDIANSYAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK RUDIANSYAH. Evaluasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE ITERASI VARIASI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH OSILASI BERPASANGAN SANTI SUSILAWATI

PENGGUNAAN METODE ITERASI VARIASI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH OSILASI BERPASANGAN SANTI SUSILAWATI PENGGUNAAN METODE ITERASI VARIASI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH OSILASI BERPASANGAN SANTI SUSILAWATI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Lebih terperinci

METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN

METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI

REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Efektivitas Efektivitas berasal dari kata efektif, yang merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu effective yang artinya berhasil. Menurut kamus ilmiah popular, efektivitas

Lebih terperinci

PENENTUAN PERIODE OPTIMAL AMORTIZATION GAINS AND LOSSES DENGAN MEMINIMUMKAN RAGAM KONTRIBUSI JANGKA PANJANG FENNY SILVIASTUTI

PENENTUAN PERIODE OPTIMAL AMORTIZATION GAINS AND LOSSES DENGAN MEMINIMUMKAN RAGAM KONTRIBUSI JANGKA PANJANG FENNY SILVIASTUTI PENENTUAN PERIODE OPTIMAL AMORTIZATION GAINS AND LOSSES DENGAN MEMINIMUMKAN RAGAM KONTRIBUSI JANGKA PANJANG FENNY SILVIASTUTI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

PROGRAM FRAKSIONAL LINIER DENGAN KOEFISIEN INTERVAL. Annisa Ratna Sari 1, Sunarsih 2, Suryoto 3. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

PROGRAM FRAKSIONAL LINIER DENGAN KOEFISIEN INTERVAL. Annisa Ratna Sari 1, Sunarsih 2, Suryoto 3. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang PROGRAM FRAKSIONAL LINIER DENGAN KOEFISIEN INTERVAL Annisa Ratna Sari 1, Sunarsih 2, Suryoto 3 1,2,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang Abstract.

Lebih terperinci

Syarat Fritz John pada Masalah Optimasi Berkendala Ketaksamaan. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak

Syarat Fritz John pada Masalah Optimasi Berkendala Ketaksamaan. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak Syarat Fritz John pada Masalah Optimasi Berkendala Ketaksamaan Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2 1,2 Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 1 wcaturiyati@yahoo.com 2 himmawatipl@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL

AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL Oleh: Endang Nurjamil G05497044 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA

RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA oleh INTAN LISDIANA NUR PRATIWI NIM. M0110040 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. Tujuan

SILABUS MATA KULIAH. Tujuan SILABUS MATA KULIAH NAMA MATAKULIAH KODE MATAKULIAH KREDIT/SKS SEMESTER DESKRIPSI TUJUAN UMUM PERKULIAHAN Matematika Ekonomi EKO 500 3 (3-0) 1 Kuliah ini terdiri dari tiga bagian pokok, yakni aljabar matriks,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Fungsi Keberlangsungan Hidup (Survival Function) Misalkan adalah usia seseorang saat menutup polis asuransi, sehingga adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Fungsi Keberlangsungan Hidup (Survival Function) Misalkan adalah usia seseorang saat menutup polis asuransi, sehingga adalah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungsi Keberlangsungan Hidup (Survival Function) Misalkan adalah usia seseorang saat menutup polis asuransi, sehingga adalah peubah acak waktu meninggal. Fungsi distribusi dinyatakan

Lebih terperinci

PREMI ASURANSI JIWA GABUNGAN BERJANGKA DENGAN ASUMSI GOMPERTZ

PREMI ASURANSI JIWA GABUNGAN BERJANGKA DENGAN ASUMSI GOMPERTZ PREMI ASURANSI JIWA GABUNGAN BERJANGKA DENGAN ASUMSI GOMPERTZ Danu Aditya 1, Johannes Kho 2, T. P. Nababan 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL OLEH DISTRIBUSI NORMAL SKRIPSI MUSTAFA KEMAL RAMBE

KAJIAN TENTANG PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL OLEH DISTRIBUSI NORMAL SKRIPSI MUSTAFA KEMAL RAMBE KAJIAN TENTANG PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL OLEH DISTRIBUSI NORMAL SKRIPSI MUSTAFA KEMAL RAMBE 090823073 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

Analisis Instruksional (AI) dan Silabus. MAT100 Pengantar Matematika. Program Studi S-1 Matematika Departemen Matematika Institut Pertanian Bogor

Analisis Instruksional (AI) dan Silabus. MAT100 Pengantar Matematika. Program Studi S-1 Matematika Departemen Matematika Institut Pertanian Bogor Analisis Instruksional (AI) dan Silabus MAT100 Pengantar Matematika Program Studi S-1 Matematika Departemen Matematika Institut Pertanian Bogor ANALISIS INSTRUKSIONAL (AI) DAN SILABUS MATA KULIAH MAT100

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT PARTISIPASI PADA ASURANSI JIWA ENDOWMEN UNIT LINK DENGAN METODE POINT TO POINT

PENENTUAN TINGKAT PARTISIPASI PADA ASURANSI JIWA ENDOWMEN UNIT LINK DENGAN METODE POINT TO POINT Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 3 No 2 September 2015 1 PENENTUAN TINGKAT PARTISIPASI PADA ASURANSI JIWA ENDOWMEN UNIT LINK DENGAN METODE POINT TO POINT Erna Hayati *) *) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

SYARAT FRITZ JOHN PADA MASALAH OPTIMASI BERKENDALA KETAKSAMAAN. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak

SYARAT FRITZ JOHN PADA MASALAH OPTIMASI BERKENDALA KETAKSAMAAN. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak Syarat Fritz John... (Caturiyati) SYARAT FRITZ JOHN PADA MASALAH OPTIMASI BERKENDALA KETAKSAMAAN Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2 1,2 Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 1 wcaturiyati@yahoo.com

Lebih terperinci

: Premi Tunggal Bersih Asuransi Jiwa Seumur Hidup Unit Link. : 1. I Wayan Sumarjaya, S.Si, M.Stats. 2. Drs. I Nyoman Widana, M.

: Premi Tunggal Bersih Asuransi Jiwa Seumur Hidup Unit Link. : 1. I Wayan Sumarjaya, S.Si, M.Stats. 2. Drs. I Nyoman Widana, M. Judul : Premi Tunggal Bersih Asuransi Jiwa Seumur Hidup Unit Link dengan Garansi Minimum dan Nilai Cap Menggunakan Metode Point To Point Nama : Ni Luh Juliantari Pembimbing : 1. I Wayan Sumarjaya, S.Si,

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN LINEAR BONNO ANDRI WIBOWO

PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN LINEAR BONNO ANDRI WIBOWO PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN LINEAR BONNO ANDRI WIBOWO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI JOINT LIFE

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI JOINT LIFE E-Jurnal Matematika Vol. 5 (1), Januari 2016, pp. 32-37 ISSN: 2303-1751 PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI JOINT LIFE Ni Luh Putu Ratna Dewi 1, I Nyoman Widana 2, Desak Putu Eka Nilakusmawati 3 1

Lebih terperinci

CADANGAN ASURANSI PENDIDIKAN MENGGUNAKAN DISTRIBUSI PARETO DENGAN TINGKAT BUNGA VASICEK. Reinhard Sianipar 1, Hasriati 2 ABSTRACT

CADANGAN ASURANSI PENDIDIKAN MENGGUNAKAN DISTRIBUSI PARETO DENGAN TINGKAT BUNGA VASICEK. Reinhard Sianipar 1, Hasriati 2 ABSTRACT CADANGAN ASURANSI PENDIDIKAN MENGGUNAKAN DISTRIBUSI PARETO DENGAN TINGKAT BUNGA VASICEK Reinhard Sianipar, Hasriati 2 Mahasiswa Program Studi S Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Jurusan Matematika

Lebih terperinci

KOMBINASI PERSYARATAN KARUSH KUHN TUCKER DAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PEMROGRAMAN KUADRATIK KONVEKS BILANGAN BULAT MURNI

KOMBINASI PERSYARATAN KARUSH KUHN TUCKER DAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PEMROGRAMAN KUADRATIK KONVEKS BILANGAN BULAT MURNI Jurnal LOG!K@ Jilid 7 No 1 2017 Hal 52-60 ISSN 1978 8568 KOMBINASI PERSYARATAN KARUSH KUHN TUCKER DAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PEMROGRAMAN KUADRATIK KONVEKS BILANGAN BULAT MURNI Khoerunisa dan Muhaza

Lebih terperinci

PENENTUAN BESARNYA ANUITAS HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN NILAI ASUMSI PADA DISTRIBUSI SISA USIA

PENENTUAN BESARNYA ANUITAS HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN NILAI ASUMSI PADA DISTRIBUSI SISA USIA PENENTUAN BESARNYA ANUITAS HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN NILAI ASUMSI PADA DISTRIBUSI SISA USIA Farah Kristiani (farah@home.unpar.ac.id) Jurusan Matematika FTIS Universitas Katolik Parahyangan ABSTRACT There

Lebih terperinci

PENERAPAN HUKUM MORTALITA MAKEHAM DAN TINGKAT SUKU BUNGA STOKASTIK UNTUK PERHITUNGAN NILAI TUNAI MANFAAT

PENERAPAN HUKUM MORTALITA MAKEHAM DAN TINGKAT SUKU BUNGA STOKASTIK UNTUK PERHITUNGAN NILAI TUNAI MANFAAT PENERAPAN HUKUM MORTALITA MAKEHAM DAN TINGKAT SUKU BUNGA STOKASTIK UNTUK PERHITUNGAN NILAI TUNAI MANFAAT Valensia Huang; Farah Kristiani Jurusan Matematika, Fakultas Teknologi Informasi dan Sains, Universitas

Lebih terperinci

MODEL PEMILIHAN PORTOFOLIO MENCAKUP UNSUR KETIDAKPASTIAN

MODEL PEMILIHAN PORTOFOLIO MENCAKUP UNSUR KETIDAKPASTIAN MODEL PEMILIHAN PORTOFOLIO MENCAKUP UNSUR KETIDAKPASTIAN TESIS Oleh MUHAMMAD NUR 117021022/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 MODEL PEMILIHAN PORTOFOLIO

Lebih terperinci

PAID UP INSURANCE DAN EXTENDED INSURANCE PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA UNTUK STATUS HIDUP GABUNGAN

PAID UP INSURANCE DAN EXTENDED INSURANCE PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA UNTUK STATUS HIDUP GABUNGAN PAID UP INSURANCE DAN EXTENDED INSURANCE PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA UNTUK STATUS HIDUP GABUNGAN Risma Rio Pratiwi 1*, Rolan Pane 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika

Lebih terperinci

TEORI RESIKO ELEMENTER

TEORI RESIKO ELEMENTER TEORI RESIKO ELEMETER Ringkasan: Pada bagian ini, kita mengembangkan beberapa hubungan antara cadangan, premi, biaya keamanan dan tingkat retensi yang berguna untuk asuransi umum. Hubungan ini didasarkan

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id 0. Konsep Dasar Kematian merupakan kejadian random yang mengandung dampak finansial. Prinsip fundamental yang mendasari dapat diilustrasikan dengan contoh berikut. Misalkan seorang laki laki ingin mengambil

Lebih terperinci

PERHITUNGAN NILAI-NILAI AKTUARIA DENGAN ASUMSI TINGKAT SUKU BUNGA BERUBAH SECARA STOKASTIK

PERHITUNGAN NILAI-NILAI AKTUARIA DENGAN ASUMSI TINGKAT SUKU BUNGA BERUBAH SECARA STOKASTIK PERHITUNGAN NILAI-NILAI AKTUARIA DENGAN ASUMSI TINGKAT SUKU BUNGA BERUBAH SECARA STOKASTIK Kumala Dewi S.; Ferry Jaya Permana; Farah Kristiani Jurusan Matematika, Fakultas Teknologi dan Ilmu Sains, Universitas

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan.

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan. II. LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan. 2.1 Istilah Ekonomi dan Keuangan Definisi 1 (Investasi) Dalam keuangan,

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA PENENTUAN WAKTU PANEN OPTIMAL PADA POPULASI IKAN DENGAN UKURAN AWAL HOMOGEN DAN HETEROGEN M U S T O P A

MODEL MATEMATIKA PENENTUAN WAKTU PANEN OPTIMAL PADA POPULASI IKAN DENGAN UKURAN AWAL HOMOGEN DAN HETEROGEN M U S T O P A MODEL MATEMATIKA PENENTUAN WAKTU PANEN OPTIMAL PADA POPULASI IKAN DENGAN UKURAN AWAL HOMOGEN DAN HETEROGEN M U S T O P A SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis LAMPIRAN 33 Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Definisi A.1 (Ruang contoh dan kejadian) Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama, yang hasilnya

Lebih terperinci

MATRIKS PASCAL DAN SIFAT-SIFATNYA YOGIE BUDHI RANTUNG

MATRIKS PASCAL DAN SIFAT-SIFATNYA YOGIE BUDHI RANTUNG MATRIKS PASCAL DAN SIFAT-SIFATNYA YOGIE BUDHI RANTUNG DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci