PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI UNIT PELAKSANA TEKNIS REHABILITASI SOSIAL ANAK NAKAL DAN KORBAN NAPZA SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI UNIT PELAKSANA TEKNIS REHABILITASI SOSIAL ANAK NAKAL DAN KORBAN NAPZA SURABAYA"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI UNIT PELAKSANA TEKNIS REHABILITASI SOSIAL ANAK NAKAL DAN KORBAN NAPZA SURABAYA GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAM IMPLEMENTATION IN TECHNICAL IMPLEMENTING UNIT OF NAUGHTY CHILD AND VICTIMS DRUG SOCIAL REHABILITATION, SURABAYA Sholeh Ishari Bimbing Konseling, Fakultas Ilmu Pendidik, Universitas Negeri Surabaya Isharisholeh@yahoo.com Elisabeth Christia, S.Pd., M.Pd. Bimbing Konseling, Fakultas Ilmu Pendidik, Universitas Negeri Surabaya prodi_bk_unesa@yahoo.com Prof. Dr. H. Muhari Bimbing Konseling, Fakultas Ilmu Pendidik, Universitas Negeri Surabaya prodi_bk_unesa@yahoo.com Dra. Titin Indah Pratiwi, M.Pd. Bimbing Konseling, Fakultas Ilmu Pendidik, Universitas Negeri Surabaya prodi_bk_unesa@yahoo.com ABSTRAK Kenakal remaja setiap tahun meningkat. Jumlah Anak Nakal penyalahguna narkoba di Jawa Timur tercatat org, pada tahun 2008 segk pada tahun 2009 meningkat menjadi org. Untuk mengatasi hal tersebut Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur menyediak lay pendidik non formal, salah satu instsi yg mengi adalah Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza, Surabaya. Di unit ini selain pendidik pelatih ada juga konseling. Tuju dari peneliti ini adalah untuk mengetahui gambar pelaksa konseling di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza, Surabaya. Jenis peneliti yg di gunak adalah deskriptif kualitatif. Peneliti adalah intrumen utama dalam peneliti ini segk metode pengumpul data yaitu pedom wawcara, pedom observasi dokumentasi. Subyek dalam peneliti ini terdiri dari inform utama inform pendukung. Inform utama adalah kepala Unit Pelaksa Teknis pekerja sosial selaku pelaksa supervisi, segk inform pendukung adalah tiga siswa yg ada di masing-masing unit tersebut selaku penerima. Adapun teknik yg digunak untuk mengalisis data yaitu mengikuti konsep yg diberik oleh Miles d Huberm yg terdiri dari reduksi data, penyaji data, penarik kesimpul verifikasi. Segk teknik keabsah data menggunak trigulasi, baik trigulasi teknik pengumpul data maupun subyek peneliti. Hasil peneliti ini di harapk dapat memberik gambar mengenai bagaima pelaksa konseling di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza Surabaya sehingga dapat menjadik referensi bagi pembaca untuk mengembgk konseling itu sendiri. Kesimpul dari peneliti ini adalah pelaksa konseling di unit lebih pragmatis fleksibel, kurikulum sudah di k oleh Dinas sosial, dalam pelaksaya sudah pengikuti ketentu yg ada yaitu dimulai dari perenca, pelaksa, evaluasi tindak ljut. Kata kunci: Program konseling, Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal korb Napza. 315

2 Jurnal BK UNESA. Volume 03 Nomer 01 Tahun ABSTRACT Juvenile delinquency increases every year. A number of naughty child d drug abuse in East Java listed d people in 2008 d in 2009 increased to d people. To overcome it, social department of East Java set aside non formal education service. One of the institutes hdling it is technical implementing unit of naughty child d drug victims social rehabilitation Surabaya. In this unit, in spite of education d training, there also guice d counseling. Purpose of this study is to know description of guice d counseling implementation in technical implementing unit of naughty child d drug victim social rehabilitation, Surabaya. Type of study is qualitative descriptive. Researcher is the main instrument in this study, d data collection method is using interview, observation d documentation. The subjects in this research consisted of main informts d supporting informt. Main informt is the head of the Technical Unit d the social workers as supervise d executor, on the other hd, the supporting informt is the three student in the each unit as the receiver. Data collection technique used by researcher is the concept of Miles d Huberm that consists of data reduction, data presentation, drawing conclusions d verification. Technique of data validity uses trigulation, either data collection technique trigulation d research subjects. The results of this study is expected to give description about how to implementation of guice d counseling at the Technical implementing Unit of naughty child d drug victims, Surabaya so it c be a reference for reader to develop a guice d counseling. The conclusion of this research is the implementation of the guice d counseling in this unit more pragmatic d flexible, curriculum has been med by social departement, d the implementation already existing starting from plning, implementation, evaluation d follow-up. Keywords: Guice d counseling, the Technical implementing Unit of naughty child d drug victim Social Rehabilitation. 316

3 Pendahulu Pendidik merupak usaha yg sengaja dilakuk agar peserta didik dapat mengembgk kepribadi kemampu yg dimilikinya sehingga menjadi musia yg bermoral, bermartabat serta dapat menjadi musia yg dewasa. Pendidik dapat diperoleh di dalam keluarga, sekolah di masyarakat. Pendidik di sekolah merupak pendidik formal yg memiliki per penting dalam mencerdask siswa juga mempersiapk siswa agar menjadi ggota masyarakat yg berguna bertggung jawab. Segk pendidik di luar sekolah merupak pendidik non formal yg mempunyai per sama deng pendidik di institusi formal. Fungsi tuju dari pendidik nasional adalah untuk mengembgk semua kemampu potensi peserta didik agar dapat mencapai tuju pendidik yg optimal. Hal ini sesuai deng UU Sisdiknas RI Nomor 20 Tahun 2003 yaitu pada Bab II Pasal 3 yg berbunyi: Pendidik Nasional berfungsi mengembgk kemampu membentuk watak serta peradab bgsa yg bermfaat dalam rgka mencerdask kehidup bgsa. Bertuju untuk berkembgnya potensi peserta didik agar menjadi musia yg berim bertakwa kepada Tuh Yg Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mdiri, menjadi warga Negara yg demokratis serta bertggung jawab. (Depdiknas, 2003: 8). Dalam prosesnya, pendidik tidak hya melaksak pengajar melaink juga membimbing peserta didik agar dapat mengembgk kepribadi kemampu yg dimilikinya secara terarah. Oleh karena itu di institusi pendidik perlu aya konseling untuk membtu tercapainya tuju fungsi pendidik nasional. Bimbing (dalam Sukardi Nilakusmawati, 2008:2) merupak suatu proses pemberi btu yg diberik kepada seseorg atau sekelompok org secara terus-menerus sistematis oleh pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yg mdiri. Segk konseling (dalam Prayitno & Amti 2004:93) adalah proses pemberi btu yg dilakuk melalui wawcara konseling oleh seorg ahli (disebut konselor) kepada individu yg seg mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yg bermuara pada teratasinya masalah yg dihadapi oleh konseli. Dari pengerti tersebut konseling masih merupak proses pendidik. Bimbing konseling disebut-sebut sebagai bagi integral dalam institusi pendidik baik pendidik formal, informal maupun non formal. Hal ini dikarenak konseling merupak proses btu yg diberik oleh pembimbing kepada yg dibimbing (peserta didik) agar mereka dapat berkembg secara optimal, deng salah satu indikatornya adalah mampu memahami diri, mengarahk diri, mengaktualisasik diri, serta dapat berkembg sesuai tahap perkembgnya masing-masing. Tuju konseling di satu pendidik tidak terlepas dari tuju pendidik nasional karena konseling merupak bagi yg menyatu dari sistem pendidik. Ini berarti sistem pendidik konseling harus berjal kolaboratif untuk mencapai tuju pendidik nasional. Hal tersebut diperluk karena byaknya permasalah yg dihadapi oleh peserta didik ketika melampaui masa perkembg, mulai dari masalah belajar, masalah pribadi, masalah sosial, masalah karir, masalah keluarga masalah keagama. Semua permasalah tersebut tentu memerluk btu maupun konseling dari pendidik/pembimbing. Disamping tuju umum diatas, konseling juga mempunyai fungsi-fungsi tertentu, salah satu fungsi dari konseling adalah sebagai pencegah perbaik tingkah laku peserta didik. Di satu pendidik non formal seperti Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal korb Napza di Surabaya merupak sara untuk melakuk tindak-tindak preventif kuratif sebagaima fungsi konseling, di Unit ini terdapat byak kegiat terkait konseling yg diberik oleh Dinas Sosial kepada ak nakal korb Napza dari berbagai daerah. Fakta di lapg berdasark data dari bagi penyusun ktor Dinas Sosial provinsi Jawa Timur, jumlah ak nakal di Jawa Timur tahun 2008 berjumlah ak korb Napza ak, segk di tahun 2009 meningkat menjadi ak korb Napza mencapai ak. Anak nakal korb Napza di unit ini berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur seperti Lumajg, Bojonegoro, Surabaya, Lamong, Blitar, Tub, Probolinggo, Malg, Kediri Jember. Di unit ini sekarg, jumlah yg di tgi ada 30 ak nakal 45 ak korb Napza, menurut penyusun ktor Dinas Sosial provinsi Jawa Timur di prediksik jumlah ini ak meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu, Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal korb Napza membuat kegiat salah satunya yaitu konseling terhadap ak ak tersebut. Anak Nakal menurut Dinas sosial Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal merupak ak yg berperilaku menyimpg dari norma-norma masyarakat, merugik/membahayak kesehat/keselamat dirinya, mengaggu ketentram ketertib masyarakat serta kehidup keluarga masyarakat, namun masih di bawah kategori yg dapat dituntut hukum segk korb Napza adalah ak yg memiliki kecdu terhadap narkotika, psikotropika bah aditif berat. Anak nakal korb Napza di unit ini kondisinya sgat memprihatink, mereka yg 317

4 Jurnal BK UNESA. Volume 03 Nomer 01 Tahun masuk di unit ini adalah ak yg kurg mempunyai perhati dari org tua, ada juga ak yg sengaja di kirim oleh org tuya karena tidak bisa mengatasi perilaku mereka namun ada juga ak yg direkomendasik dari pemerintah desa untuk di kirim ke unit ini. Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal korb Napza di Surabaya merupak satu pendidik yg sifatnya non formal. Di UPT tersebut, ak ak lebih ditekk ketrampil lifeskill daripada teori, Keterampil tersebut adalah latih otomotif latih mengelas baja/besi. Disamping itu Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal korb Napza di Surabaya bertuju membimbing ak didik agar dapat pulih secara psikologis sosial sehingga mereka dapat hidup secara wajar di masyarakat serta menjadi sumber daya yg berguna, mempunyai produktifitas berakhlak mulia deng di berik secara berkala yg sifatnya preventif, kuratif rehabilitative yg intinya adalah mengoptimalk perkembg mereka agar berperilaku sesuai norma masyarakat. Untuk mencapai tuju tersebut Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal korb Napza Surabaya mempunyai secara individu klasikal seperti pribadi, kelompok, kewirausaha, pelatih/keterampil dll. Bimbing konseling yg berada di sekolah formal tentu berbeda deng konseling di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal korb Napza. apabila di sekolah formal konseling mempunyai yg terstruktur seperti enam big yg meliputi pribadi, sosial, belajar, karir, agama berkeluarga serta memiliki sembil lay enam kegiat pendukung namun di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal korb Napza big yg menjadi fokus adalah fisik, mental spiritual psikologis, keterampil kerja, semgat kerja, rehabilitasi sosial, meskipun berbeda sebenarnya tidak mengurgi fungsi konseling itu sendiri. Artinya secara implisit big tersebut ada dalam struktur konseling di sekolah formal walaupun tidak keseluruh. Hal ini terjadi karena tingkat kebutuh sasar berbeda deng peserta didik yg ada di sekolah formal, namun secara praktis tuju dari konseling itu sendiri sama tara di institusi pendidik formal maupun di institusi non formal. Dari pola pelaksayapun berbeda apabila di sekolah formal konseling dilaksak secara klasikal secara individual segk di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal korb Napza Surabaya lebih intens pengnya, disamping ada kelas khusus konseling secara individu ak juga di bekali keterampil berwirausaha seperti otomotif, teknik elektro mengelas. Berdasark fenomena tersebut, maka peneliti melakuk peneliti tentg bagaima pelaksa konseling di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal korb Napza Surabaya untuk memberik gambar tentg konseling di Unit tersebut. Dari latar belakg di atas, maka yg menjadi fokus permasalah secara umum adalah bagaima pelaksa konseling di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal korb Napza Surabaya. Seljutnya dari fokus tersebut dapat dijabark menjadi beberapa pertya yg menjadi rumus masalah, tara lain: 1. Program konseling apa yg diberik kepada ak Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza, Surabaya? 2. Bagaima penyusun konseling di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza, Surabaya? 3. Siapa saja personil yg terlibat dalam pelaksa konseling di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza, Surabaya? 4. Bagaima evaluasi konseling yg dilaksak di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza, Surabaya? 5. Apa saja hambat yg dialami selama pelaksa Bimbing Konseling di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza, Surabaya? 6. Bagaima cara mengatasi hambat tersebut? Adapun tuju yg ingin dicapai dari peneliti ini adalah: 1. Mendeskripsik pelaksa konseling di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza, Surabaya. 2. Mendeskripsik penyusun konseling di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza, Surabaya. 3. Mengetahui siapa saja personil yg terlibat dalam pelaksa konseling di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza, Surabaya. 4. Mendeskripsik evaluasi pelaksa konseling di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza, Surabaya. 5. Mengetahui hambat apa saja yg dialami selama pelaksa konseling di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza, Surabaya. 318

5 Pelaksa Program Bimbing Konseling Di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza Surabaya 6. Mengetahui bagaima cara mengatasi hambat tersebut Program Bimbing Konseling Pengerti Menurut Winkel (2004) pengerti konseling adalah suatu rgkai kegiat yg terenca terorgisasi terkoordinasi selama periode waktu tertentu. Dari pengerti maupun konseling di atas dapat dikatak bahwa konseling adalah suatu rcg kegiat pelay btu pada peserta didik atau siswa di sekolah oleh guru pembimbing, tenaga ahli atau konselor secara terenca, terorgisir terkoordinasi yg dilaksak pada periode tertentu, teratur berkesinambung. Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal D Korb Napza Pengerti Unit Pelaksa Teknis Nama Unit Pelaksa Teknis merupak salah satu wadah pendidik di bawah naung Dinas Sosial, Pada awal berdirinya bernama Wisma Teratai namun pada akhirnya di ubah menjadi Unit Pelaksa Teknis rehabilitasi sosial. Rehabilitasi Sosial Rehabilitasi sosial adalah sergkai kegiat profesional yg bertuju memecahk masalah, menumbuhk, memulihk meningkatk kondisi fisik, mental sosial agar dapat menjalk fungsi sosialnya.(dinsos Rehsos Anak Nakal Korb Napza) Anak Anak Nakal Anak menurut Ung Ung No.23 Tahun 2002 berbunyi Seseorg yg belum berusia 18(delap belas) tahun, termasuk ak yg masih dalam kdung. Dari pasal tersebut, mengdung penafsir bahwa ak adalah individu yg belum berusia 18 (delap belas) tahun termasuk ak yg masih di dalam kdung. Segk Anak nakal adalah ak yg berperilaku menyimpg dari norma-norma masyarakat, merugik atau membahayak kesehat keselamat dirinya, mengggu ketentram ketertib masyarakat, namun masih di bawah kategori yg dapat dituntut hukum. Kriteria ak nakal menurut Unit Pelaksa Teknis Anak nakal meliputi: a) Anak yg berkelahi b) Anak yg membolos sekolah c) Anak yg mencuri d) Anak yg melaw org tua e) Anak yg suka mengggu lingkung f) Anak yg suka mengompas g) Anak yg berjudi h) Anak yg minum miras i) Anak ak jal Korb Napza Adalah ak yg secara fisik mental kecdu narkotika, psikotropika bah aditif berat.(dinsos Rehsos Korb Napza) Metode Peneliti Berdasark dari permasalah yg muncul di fokus peneliti tuju peneliti maka pendekat peneliti yg dipg tepat adalah peneliti kualitatif yg bersifat deskriptif. Peneliti kualitatif menurut Kirk Miller (Moleong, 2010:4) adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahu sosial yg secara fundamental bergtung dari pengamat pada musia baik dalam kawasnya maupun dalam peristilahnya. Metode peneliti kualitatif adalah metode peneliti yg digunak untuk meneliti pada kondisi obyek yg alamiah, (sebagai lawnya adalah eksperimen) dima peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpul data dilakuk secara trigulasi (gabung), alisis data bersifat induktif, hasil peneliti kualitatif lebih menekk makna dari pada generalisasi. Sugiyono (2010:1) Beberapa alas pengguna pendekat kualitatif dalam peneliti ini adalah: ditentuknya batas studi deng mengacu pada fokus peneliti. Mengutamak peneliti sebagai instrumen utama. D menggunak beberapa subyek yg berbeda. Segk peneliti deskriptif adalah peneliti yg berusaha menggambark suatu gejala, peristiwa, kejadi yg terjadi pada saat sekarg. Deng kata lain, peneliti deskriptif mengambil masalah atau memusatk perhati pada masalah-masalah aktual sebagaima aya pada saat peneliti dilaksak. Fathoni (2006) menjelask peneliti deskriptif yaitu suatu peneliti yg bermaksud mengadak pemeriksa pengukur-pengukur terhadap gejala tertentu. Hasil Peneliti Pembahas UNIT PELAKSANA TEKNIS REHABILITASI SOSIAL ANAK NAKAL DAN KORBAN NAPZA, SURABAYA Ldas hukum 1) Ung ung no. 3 tahun 1997 tentg pengadil ak 2) Peratur daerah provinsi Jawa Timur no. 12 tahun 2000 JO no. 14 tahun 2002 tentg Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur 3) Keputus menteri sosial Republik Indonesia no. 50 / huk/2004 tentg stdarisasi pti sosial 4) Peratur daerah provinsi Jawa Timur no. 11 tahun 2005 tggal 6 desember 2005 tentg pelay publik di provinsi Jawa Timur 319

6 Jurnal BK UNESA. Volume 03 Nomer 01 Tahun ) Peratur pemerintah no. 41 tahun 2007, yg salah satunya menggabungk 2 pti ( PRSMP adika PRSPP teratai) menjadi UPT rehabilitasi sosial ANKN 6) Ung ung no. 23 tahun 2002 tentg perlindung ak Sejarah Berdirinya Unit Pelaksa Teknis Anak Nakal D Korb Napza Nama UPT Rehsos ANKN merupak gabung dua UPT Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, yaitu UPT yg mengi korb NAPZA (PRSPP Teratai Surabaya, Jl. Balongsari Dalam nomor 1) UPT yg mengi ak nakal (PRSMP Adika Surabaya, Jl. Dukuh Kupg Timur XII A/1). Pada awal berdirinya bernama Wisma Teratai, yg merupak satu-satunya UPT Departemen Sosial yg merehabilitasi pecdu NAPZA di Jawa Timur. Sejal deng berubahnya kebijak, termasuk bergulirnya semgat desentralisasi, pengelola administratif ada di bawah Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur. Nama fungsi UPT ini telah beberapa kali mengalami perubah, dari mulai Wisma Teratai, PRKN (Pti Rehabiitasi Korb Narkoba) Teratai, PRSKN (Pti Rehabilitasi Sosial Korb NAPZA) Teratai, PRSPP (Pti Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra) Teratai, sampai pada pada akhirnya UPT Rehsos ANKN. Unit ini tidak hya mengi rehabilitasi pecdu NAPZA namun juga menggabungk pelay rehabilitasi terhadap ak nakal deng lokasi yg terpisah. Berkait deng metode rehabilitasi yg diterapk, juga mengalami pergeser sesuai deng fungsi. Dari mulai rehabilitasi klasik, seperti pecdu dimdik pendekat klasikal guru murid, metode reguler yg mulai memakai metode ilmiah, sampai gabung tara metode reguler therapeutic community bagi yg masih ketergtung NAPZA. Pada awal berdirinya tahun 1979, Wisma Teratai belum memiliki cabg. Namun deng semakin kompleksnya permasalah, utamya masalah kenakal ak beserta keluarga masyarakat sekitarnya yg sgat memerluk perhati, maka pada tggal 12 Juli tahun 1987 melakuk pengembg ke Jal Dukuh Kupg Timur XII A/1 Surabaya, deng nama Pti Rehabilitasi Marsudi Putra Adika( PSMP), kemudi berubah menjadi Pti Rehabilitasi Sosial Marsudi Putra Adika (PRSMP), sehingga terjadi pemisahk eks klien narkoba deng klien ak nakal. Sampai akhirnya berdasark amat PP 41 tahun 2007 UPT Rehsos ANKN merupak Unit Pelaksa Teknis Dinsos Propinsi Jatim yg melaksak tugas di big Pelay Rehabilitasi, Btu Bimbing, Pengembg Resosialisasi juga Pembina Ljut bagi ak nakal korb NAPZA. Visi Misi Visi Terwujudnya peningkat kualitas ak nakal yg sehat, normative produktif melalui pengembg potensi sumber daya ak. Misi 1) Memberik pelay rehabilitasi sosial bagi ak nakal/remaja bermasalah sesuai deng norma yg berlaku di masyarakat 2) Mengembalik rasa percaya diri harga diri ak agar dapat melaksak fungsi sosialnya secara wajar di masyarakat 3) Mengembgk potensi sumber daya musia kea rah yg produktif mdiri Tuju 1) Untuk dapat memulihk kondisi psikologis sosial serta fungsi sosial ak sehingga mereka dapat hidup, tumbuh berkembg secara wajar di masyarakat serta menjadi sumber daya yg berguna, produktif berahlak mulia. 2) Menghilgk stigma negative di masyarakat terhadap ak yg menghambat tumbuh kembg mereka dalam berpartisipasi dalam kehidup bermasyarakat. 3) Memberik, kuratif rehabilitative dalam bentuk fisik, mental sosial pelatih keterampil Kapasitas UPT Kapasitas UPT sebyak 80 siswa, terbagi 2 gkat atau 2 semester Output indikator 1) Anak memiliki kemampu emosional, intelektual, sosial ekonomi 2) Indikator a. Anak berperilaku normatif b. Anak mampu berintegrasi deng masyarakat c. Mampu menumbuh kembgk kemampu berwirausaha d. Anak mampu hidup mdiri Program kegiat pelay 1) Tahap pendekat awal, meliputi : a. Sosialisasi b. Identifikasi c. Seleksi calon siswa /klien d. Motivasi 2) Tahap penerima a. Registrasi b. Pengungkap masalah c. Penempat pada d. Pengasrama 3) Assesmen terhadap bakat/minat potensi ( melalui tes IQ wawcara individu ) 4) Bimbing pelay sosial a. Bimbing fisik/kesehat b. Bimbing mental psikologikal c. Bimbing sosial d. Bimbing pelatih keterampil a) Service sepeda motor b) Lassery c) Elektronika e. Bimbing kewirausaha f. Bimbing individual 320

7 Pelaksa Program Bimbing Konseling Di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza Surabaya a) Konseling individu b) Terapi sosial g. Bimbing kelompok a) Morning meeting b) Konseling kelompok c) Dinamika kelompok h. Penyiap lingkung a) Penyiap lingkung keluarga b) Penyiap dunia usaha c) PBK 5) Tahap resosialisasi a. Kesiap keluarga masyarakat b. Praktek belajar kerja c. Monitoring praktek belajar kerja d. Penyalur btu stimul 6) Tahap pembina ljut 7) Terminasi Hasil pembahas Dari hasil peneliti diketahui bahwa di Unit pelaksa teknis rehabilitasi sosial Anak Nakal korb napza Surabaya melakuk perenca disetiap awal semester. Dalam penyusun, setiap awal semester pekerja sosial di btu deng guru bina damping melakuk wawcara tes secara tulis untuk mengetahui kebutuh siswa. Isi yg dipakai ditahun 2012/2013 masih tetap sama deng tahun 2011/2012, namun peksos menambahk atau memperbaiki sesuai deng apa yg di butuhk diingink siswa. konseling yg digunak di Unit pelaksa teknis rehabilitasi sosial Anak Nakal Surabaya berbeda deng yg ada di sekolah, biasya disekolah kita kenal deng model pola 17+ yg terdiri dari enam big yg diselenggarak dalam sembil lay. Namun di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza lebih fleksibel, berikut ini adalah lay yg ada di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal korb Napza Surabaya. Inti big, konseling rehabilitasi 1. Big fisik/kesehat 2. Big mental 3. Big sosial, 4. Big keterampil Bimbing tersebut merupak materi utama yg di terapk Unit ini. Empat big tersebut masih di jabark lagi seperti konseling individu, kelompok, penyiap lingkung lain lain. Materi yg ada di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza pada dasarnya sama. Hya saja di UPT Rehabilitasi Sosial Korb Napza ada therapiutic community ini saja yg menjadi tambah perlaku. Pelaksna di sa sgat fleksible, namun peksos sebagai pemateri mempunyai beb tggung jawab yg hampir sama deng guru di sekolah formal mereka juga pempersisapk bul, semester tahun. Model perenca konseling sama deng di pendidik formal yaitu melalui need assessment untuk mengetahui kebutuh siswa kemudi dijadik yg ak diberik kepada siswa melalui lay kegiat pelaksaya dilakuk oleh masing-masing pekerja sosial. Dari segi magement, UPT Rehsos Anak nakal Korb Napza ini menyatu. Namun mempunyai tempat yg berbeda. UPT Rehsos Anak Nakal terletak di Dukuh Kupg segk UPT Rehsos Korb Napza terletak di balong sari dalam. Personil pelay kegiat terdiri dari staff rehabilitasi, pekerja sosial pembimbing, mereka mempunyai per berbeda-beda, terkag pihak UPT juga mendatgk tenaga ahli luar untuk membimbing seperti psikiater ahli otomotif. Hambat yg dialami selama pelaksa konseling untuk dua UPT ini berbeda. Pada intinya tiga aspek yg menjadi hambat yaitu ( m, materiil da money ). Di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Surabaya hambat yg dialami oleh pekerja sosial adalah dalam pengadministrasi, fasilitas, alat media. Peksos juga sudah berusaha untuk mengatasi hambat tersebut, namun semua terbentur deng a. Segk di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Korb Napza Surabaya. Peralat yg minim, infrastruktur yg kurg tenaga pengajar yg kurg. Hampir sama deng yg ada di UPT Rehsos Anak Nakal. Semua ini karena hya ada satu sumber ggar yaitu dari APBD. Inilah yg mengakibatk pelay kurg maksimal. Pembahas Berdasark hasil dari observasi wawcara seperti diuraik pada bagi hasil peneliti, proses pelaksa konseling sudah berjal deng baik, hal ini dapat dilihat dari keterlaksaya aspek aspek big, magement fasilitas. Big tersebut mulai dari big fisik, big mental, sosial keterampil. Keterlaksa aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut : a. Big fisik Tererlaksa big fisik cukup baik. Anak di Unit ini di bekali bagaima mensublimasi hal hal negative yg menjadi masalahnya seperti : berolah raga, baris berbaris untuk melatih kedisiplin, gizi dll. Bimbing ini tidak hya praktek mereka juga di bekali pengetahu tentg bagaima menjaga kondisi fisik yg optimal. b. Big mental Untuk big mental, konsentrasi utama adalah rehabilitasi ak eks kecdu narkoba pembina tingkah laku. Secara umum sudah terlaksa baik termasuk proses therapeutic community 321

8 Jurnal BK UNESA. Volume 03 Nomer 01 Tahun mental juga dilakuk deng cara-cara konvensional klasik, seperti klien pecdu dimdik, diberik wawas sebaya yg sudah sembuh dari kecdu motivasi kesembuh. c. Big sosial Big sosial secara implisit menyatu deng keterampil. Setelah ak diberik bekal keterampil selama 6 bul. Seljutnya ak diterjunk ke masyarakat untuk magg sekaligus bersosialisasi. Anak diberik waktu magg selama 2 sampai 3 bul. Cara-cara seperti ini menjadik Anak Nakal Korb Napza nti secara alami tidak ak termarjinalk lagi. d. Big keterampil Bimbing keterampil juga sudah terlaksa deng baik. Anak di unit ini dibekali keterampil lassery, otomotif, elektronika. Anak di klasifikasik sesuai deng bakat minat serta hasil tes pada awal mereka masuk. Proses pemberi pelatih keterampil secara intens berlgsung selama 3 bul. Setelah medapatk keterampil yg cukup, Anak Nakal Korb Napza di maggk ke showroom otomotif tertentu yg sudah menjadi mitra kerja UPT. Magement Magement dalam hal ini termasuk beberapa aspek dalam peng Anak Nakal Korb Napza, ditarya orgisasi, pembagi tugas, pelaksa tugas, peng Anak Nakal Korb Napza ggar. a. Orgisasi Secara umum, orgisasi yg ada di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza sudah ada struktur yg jelas. Disini kepala UPT merupak ketua dari pelaksa sekaligus sebagai komdo. Segk pekerja sosial staff rehabilitasi adalah sebagai pelaksa. Koordinasi dilakuk tara peksos staf rehabilitasi segk komdo deng kepala UPT b. Pembagi tugas Pembagi tugas dalam hal ini mencakup pelay terhadap Anak Nakal Korb Napza. Tugas yg ada setiap harinya telah terjadwal(lihat lampir). Secara umum tugas di lakuk oleh semua pegawai yg ada di UPT namun secara khusus tugas untuk memberik pelatih dilakuk oleh Pekerja sosial staf rehabilitasi. Segk kepala UPT berper sebagai supervise pengawas c. Pelaksa tugas Pelaksa Kegiat di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza sudah ada kurikulum dari Dinas Sosial provinsi Jawa Timur. Namun untuk tertentu ada penambah sesuai hasi need assesment( tes IQ, wawcara, bakat ). Secara umum pelaksa sudah terlaksa secara baik sesuai jadwal yg telah dibuat UPT. d. Peng Anak Nakal Korb Napza Setelah masuk UPT peng terhadap Anak Nakal Korb Napza cukup intens. Sebelum mereka di klasifikasik diadak sergkai tes mulai tes fisik, IQ, penggali bakat. Setelah peng ini ak di kategorik untuk masuk ke asrama A, B, C sesuai hasil tes yg telah dilakuk. Dalam hal proses setiap ak mempunyai peng sendiri- sendiri, ini didasark pada tingkat kenakal kecdu akak tersebut. e. Anggar Anggar yg di pakai dalam semua kegiat di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza Surabaya diperoleh dari ggar daerah Jawa Timur yg disalurk oleh Dinas Sosial provinsi Jawa Timur Fasilitas a. Fasilitas fisik Fasilitas yg ada di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza Surabaya secara umum adalah 3 rug asrama deng kapasitas 40 ak, rug mak, mushola, rug keterampil otomotif, lassery elektonika, lapg upacara, gedung pertemu, WC, rug staff pelay, rehabilitsi pekerja sosial, rug TC, Rug konseling individu. Untuk fasilitas teknisi adalah peralat otomotif, peralat lassery peralat otomotif. b. Fasilitas teknis Untuk fasilitas teknis kag kurg memadai, suasa belajar yg tidak kondusif karena rug praktek rug belajar kelas berada dalam satu lokal. Selain itu media pembelajar kurg untuk pelaksak secara maksimal. Pembelajar secara teknis lebih byak ceramah, namun untuk keterampil cukup walaupun pihak UPT menggap kurg maksimal. Dari pembahas di atas untuk memperjelas pelaksa konseling di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza Surabaya dapt dilihat pada tabel kesimpul di bawah ini. Tabel pembahas pelaksa konseling di UPT Rehsos ANKN No Indikator UPT Anak Nakal Korb Napza 1 Kegiat pelay Big lay Empat big lay ( fisik, mental, sosial keterampil ) Kegiat Tidak ada kegiat pendukung pendukung Jenis lay Kuratif rehabilitative termasuk di dalam nya mencakup lay orientasi, informasi, pembelajar, penyalur,konseling individu 322

9 Pelaksa Program Bimbing Konseling Di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza Surabaya 2 Magement Orgisasi Pembagi tugas Pelaksa tugas Penga n Anak Nakal Korb Napza Da 3 Fasilitas Fisik Teknis konseling kelompok ) Sudah ada pembagi tugas dari kepala UPT sebagai supervise peksos sebagai pelaksa Pembagi tugas meliputi pelay terpadu (lay informasi, keterampil, rehabilitasi, kedisplin dll) yg di lakuk oleh pekerja sosial staf rehabilitasi. Kesemunya mengacu pada jadwal yg telah dibuat Dilakuk oleh pekerja sosial, staff administrasi kepala UPT Peng ak sgat intens di mulai dari klasifikasi ak sesuai kategori pelay secara individu. Dari APBD Terdapat 3 rug asrama deng kapasitas 40 ak, rug mak, mushola, rug keterampil otomotif, lassery elektonika, lapg upacara, gedung pertemu, WC, rug staff pelay, rehabilitsi pekerja sosial, rug TC, Rug konseling individu. Untuk fasilitas teknisi adalah peralat otomotif, peralat lassery peralat otomotif. Namun apabila di kelas kurg ada media. Tabel Kesimpul pelaksa konseling di UPT Rehsos ANKN No Indikator Kepala UPT 1. Deskripsi k pelaksa konseling di Unit Pelaksa Teknis Rehabilita si Sosial Pelaksa na bimbing konselin g lebih praktis pragmat is secara umum di bagi Peksos Pelaksa konseling telah sesuai deng jadwal yg telah ada, Siswa Yg saya peroleh di UPT ini adalah keteramp il berotomo tif, mengelas elektonik Anak Nakal Korb Napza, Surabaya. 2 Deskripsi k penyusuna n konseling di Unit Pelaksa Teknis Rehabilita si Sosial Anak Nakal Korb Napza, Surabaya. 3. Siapa saja personil yg terlibat dalam pelaksa konseling. 4. Deskripsi tentg evaluasi pelaksa menjdi 4 bimbing yaitu fisik, mental sosial keteram pil Penyusu n sudah ada kurikulu m dari Dinas sosial provinsi Jawa Timur namun di UPT tetap dilaks ak need assessm ent yg meliputi tes fisik, IQ, penggal i bakat. Semua pegawai di lingkup UPT menjadi pelaku namun sebagai pengu ng jawap sepenuh nya adalah Pekerja sosial. Evaluas i ini lakuk baik di yg laksaka n adalah fisik, mental, sosial keterampil Penyusun menurut dari Dinas Sosial yg diberik tambah tes IQ, tes wawcar a, tes pengali bakat. Setelah didapatka n hasil tes peksos menyusun sesuai hasil tes tersebut. Pekerja sosial, staff pelay kepala UPT. Namun mitra luar juga ada yaitu psikolog, psikiater, tenaga ahli otomotif elektronik a. Evaluasi di lakuk bersama deng lapor tahun. a. Untuk lay lainnya tidak begitu mengeta hui - Pekerja sosial, staf rehabilita si staf pelaya n - 323

10 Jurnal BK UNESA. Volume 03 Nomer 01 Tahun konseling. 5. Hambat apa saja yg dialami selama pelaksa konseling. 6. Cara mengatasi hambat. hari, minggu, bul, semeste r tahun. Ini untuk menind ak ljuti yg kurg tepat sasar evaluasi yg dilakuk adalah proses hasil. Kurg nya dukung dari semua belah pihak meliputi pekerja sosial, sara ggara n Deng malaku k supervis i audit terhada p pelaksa na secara berkala Laporam meliputi proses terlaksa nya hasil serta tindak ljut. Hambat umumnya meliputi personil yg kurg, sara ggar. Meminta kepada kepala UPT agar di tambahka n personil, sara ggar. Sebagai alterative biasya Kurg nyam ketika mendapa tk pengajar karena kag terggg u suara diesel, motor dll, kurg nayam tempat tidur karena mjadi satu deng rug mak - pengaju k tambaha n sara ggara n ke Dinas terkait ada donatur. Dari kedua institusi yg dijadik subjek peneliti dapat diambil kesimpul bahwa setiap institusi pendidik pada dasarnya mempunyai pembina, pendidik. Yg perlu menjadi garis bawah adalah pelaks prorgam berbeda karena setiap institusi pendidik mempunyai karakteristik peserta didik yg berbeda. Begitupun yg terjadi di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza Surabaya. Daftar Pustaka Amin Silalahi, Gabriel. (2003). Metodologi Peneliti Studi Kasus. Sidoarjo: Citramedia. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Peneliti Suatu Pendekat Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Fathoni, Abdurrahmat. (2006). Metodologi peneliti & teknik penyusun skripsi. Jakarta: Rineka Cipta. Hariastuti, Retno Tri. (2008). Dasar-Dasar Bimbing Konseling. Surabaya: Unesa University Press. Hikmawati, Fenti. (2010). Bimbing Konseling. Jakarta: Rajawali Press. Kartadinata, Sunaryo. (2008). Alur Pikir Pendidik Profesional Konselor Lay Bimbing Konseling Dalam Jalur Pendidik Formal. Makalah disajik pada Seminar Nasional oleh jurus PPB FIP Unesa. Surabaya. Kartono, kartini. (1986). Patologi Sosial 2 (Kenakal Remaja). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Peneliti Kualitatif (edisi revisi). Bdung: PT. Remaja Rosdakarya. Prayitno Amti, Em. (2004). Dasar-dasar Bimbing Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ridw. (2004). Peng Efektif Bimbing Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 324

11 Pelaksa Program Bimbing Konseling Di Unit Pelaksa Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Korb Napza Surabaya Sugiyono. (2010). Memahami Peneliti Kualitatif. Bdung: CV Alfabeta. Sukardi, Dewa Ketut. (2008). Pengtar Pelaksa Program Bimbing Konseling di Sekolah (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sukardi, Dewa Ketut Nilakusmawati, Desak P.E. (2008). Proses Bimbing Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Tim Penyusun Pedom Skripsi. (2006). Pdu Penulis Penilai Skripsi Universitas Negeri Surabaya. Surabaya: Unesa University Press. Winkel, W.S M.M Sri Hastuti. (2006). Bimbing Konseling di Institusi Pendidik. Yogyakarta: Media Abadi. 325

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATED PADA PERKULIAHAN PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DI FKIP UM METRO

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATED PADA PERKULIAHAN PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DI FKIP UM METRO IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATED PADA PERKULIAHAN PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DI FKIP UM METRO Bobi Hidayat & Kuswono Staf Pengajar Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak: Peneliti ini merupak peneliti

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MEMBUAT ANYAMAN KERTAS PADA SISWA KELAS VII DENGAN METODE DEMONSTRASI DI SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MEMBUAT ANYAMAN KERTAS PADA SISWA KELAS VII DENGAN METODE DEMONSTRASI DI SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MEMBUAT ANYAMAN KERTAS PADA SISWA KELAS VII DENGAN METODE DEMONSTRASI DI SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Bungar Situmorg Surel : bungarsitumorg05@gmail.com ABSTRAK Peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada Bab III dalam Perencanaan Incident Management akan membahas

BAB III METODE PENELITIAN. Pada Bab III dalam Perencanaan Incident Management akan membahas BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab III dalam Perenca Incident Magement ak membahas semua aktivitas yg dilakuk dari awal kegiat sampai akhir. Gambar 3.1 merupak alur dari sergkai tahap metodologi peneliti.

Lebih terperinci

ANALISA DAN DESAIN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN (STUDI KASUS : DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NTT DI KUPANG)

ANALISA DAN DESAIN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN (STUDI KASUS : DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NTT DI KUPANG) ANALISA DAN DESAIN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN (STUDI KASUS : DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NTT DI KUPANG) Gloria Ch Mulgga, Rully Soelaim Program Studi Magister Majemen Teknologi

Lebih terperinci

Bimafika, 2015, 7,

Bimafika, 2015, 7, Bimafika, 2015, 7, 816-820 PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA KONSEP MINYAK BUMI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LSQ (LEARNING START WITH A QUESTION) PADA SISWA KELAS X NEGERI 3 AMAHAI KABUPATEN MALUKU

Lebih terperinci

KAJIAN TEORI DAN METODE

KAJIAN TEORI DAN METODE PERBANDINGAN KEGIATAN UKS DENGAN USAHA KESEHATAN DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT BINA MANDIRI CIPAGERAN KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN KELURAHAN CIPAGERAN KOTA CIMAHI

Lebih terperinci

Pendahuluan A. Latar Belakang B. Tujuan C. Dasar Hukum

Pendahuluan A. Latar Belakang B. Tujuan C. Dasar Hukum I Pendahulu A Latar Belakg Penyelenggara d pengelola pendidik di sekolah pada dasarnya meliputi kegiat: perenca, pelaksa, d pengawas Kegiat-kegiat tersebut saling berkait d merupak fungsi pokok dari kegiat

Lebih terperinci

GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAM MODEL AT JUNIOR HIGH SCHOOL INCLUSIVE EDUCATION PROVIDERS

GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAM MODEL AT JUNIOR HIGH SCHOOL INCLUSIVE EDUCATION PROVIDERS GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAM MODEL AT JUNIOR HIGH SCHOOL INCLUSIVE EDUCATION PROVIDERS Cempaka Septyana Dewanty BK, FIP, UNESA dan lovely_reta_02@yahoo.com Drs. Eko Darminto, M. Si Staff pengajar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. situs tersebut juga bisa berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Kota

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. situs tersebut juga bisa berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Kota BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakg Masalah Situs-situs sejarah merupak aset bagi masyarakat yg ada di sekitar situs tersebut. situs tersebut juga bisa berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Kota Surabaya

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pendampingan, Perangkat Pembelajaran, Student Center Learning

Kata Kunci: Pendampingan, Perangkat Pembelajaran, Student Center Learning PENGUATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS STUDENT CENTER LEARNING (SCL) di SDN PATEMON IX SURABAYA Endg Suprapti 1), Sujinah 2), Wiwi Wikta 3), Suher 4) Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliti Peneliti ini menggunak peneliti tindak deskriptif kualitatif. Jenis peneliti yg digunak untuk meremediasi kesalah siswa tentg materi persama d pertidaksama linear

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH PERAWATAN PSIKO NEURO GERIATRI PURI SARAS SEMARANG)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH PERAWATAN PSIKO NEURO GERIATRI PURI SARAS SEMARANG) RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS BERBASIS WEB RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH PERAWATAN PSIKO NEURO GERIATRI PURI SARAS SEMARANG) Julia Widya S.K.

Lebih terperinci

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Fauzil Husnah Mahasiswa Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS LECTORA INSPIRE PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI UNTUK SMK NEGERI 5 SURABAYA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS LECTORA INSPIRE PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI UNTUK SMK NEGERI 5 SURABAYA Pengembg Media Pembelajar Berbasis Lectora PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS LECTORA INSPIRE PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI UNTUK SMK NEGERI 5 SURABAYA As Rachmawati

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Bimbing d Konseling di Sekolah a. Pengerti Bimbing d Konseling Bimbing d konseling, apabila dikonversik kedalam bahasa Inggris, memiliki dua kdung kata yg sarat ak makna, yaitu

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: PATRA YANIS

JURNAL. Oleh: PATRA YANIS PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU, KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK CERSA PASAMAN JURNAL Oleh: PATRA YANIS 11090036

Lebih terperinci

Kualitas Pelayanan Uji Kelayakan Kendaraan Penumpang di Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kabupaten Jember

Kualitas Pelayanan Uji Kelayakan Kendaraan Penumpang di Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kabupaten Jember Kualitas Pelay Uji Kelayak Kendara Penumpg di Unit Pelaksa Teknis Penguji 1 Rizqi Tri Utami, Drs. Agus Suharsono, M.Si, Selfi Budi H., S.Sos, M.Si Jurus Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial d Ilmu Politik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliti Jenis peneliti ini adalah peneliti deskriptif pendekat kualitatif untuk menghasilk gambar jelas d terperinci mengenai kemampu berpikir tingkat tinggi siswa dibedak

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS PENGARUH METODE BERCERITA MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP KEMAMPUAN PERBENDAHARAAN KATA SISWA TUNARUNGU KELAS IV SDLB NEGERI TOMPOKERSAN LUMAJANG Diajuk kepada Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Program Studi : Pendidik Jasmi Kesehat d Rekreasi Nama Mata Kuliah : Pembina Ekstrakurikuler

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PERBAIKAN MUTU DAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2015

KERANGKA ACUAN PERBAIKAN MUTU DAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2015 KERANGKA ACUAN PERBAIKAN MUTU DAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2015 I. Pendahulu Dalam mencapai derajat kesehat yg optimal dibidg kesehat pada saat ini diupayak melalui perbaik mutu pelay di fasilitas Puskesmas

Lebih terperinci

Perancangan Aplikasi E-Learning Pada SMA Nurul Iman Palembang

Perancangan Aplikasi E-Learning Pada SMA Nurul Iman Palembang Percg Aplikasi E-Learning Pada SMA Nurul Im Palembg Alhaze Perda (hazekuu@gmail.com) M. Haviz Irfi ( h_irfi@yahoo.com ) Jurus Sistem Informasi Kekhusus Komputerisasi Akuntsi STMIK MDP PALEMBANG Abstrak

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA STRATEGI POLTEKKES KEMENKES KUPANG TAHUN

MATRIKS RENCANA STRATEGI POLTEKKES KEMENKES KUPANG TAHUN MATRIKS RENCANA STRATEGI POLTEKKES KEMENKES KUPANG TAHUN 2014 2018 VISI : MENJADI INSTITUSI KESEHATAN YANG MENGHASILKAN LULUSAN YANG UNGGUL, MANDIRI, BERKARAKTER, BERSTANDAR NASIONAL DAN BERWAWASAN GLOBAL

Lebih terperinci

Nomor SOP /2010. Tanggal 19 Desember Tanggal Revisi 17 Mei Tanggal Efektif 1 Juni Disahkan oleh. Nama SOP

Nomor SOP /2010. Tanggal 19 Desember Tanggal Revisi 17 Mei Tanggal Efektif 1 Juni Disahkan oleh. Nama SOP KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PROVINSI Jal Lgko Nomor 57 Mataram Nomor SOP 11.2.01/2010 Tggal 19 Desember 2008 Pembuat Tggal Revisi 17 Mei 2010 Tggal Efektif 1 Juni 2010 Disahk oleh Pemenuh Kebutuh Permak

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PENGGALANGAN KOMITMEN PUSKESMAS COKONDANG TAHUN 2017

KERANGKA ACUAN PENGGALANGAN KOMITMEN PUSKESMAS COKONDANG TAHUN 2017 KERANGKA ACUAN PENGGALANGAN KOMITMEN PUSKESMAS COKONDANG TAHUN 2017 A. Pendahulu Dalam era globalisasi ttg terbesar bagi suatu lembaga baik pemerintah maupun swasta adalah kemampu untuk menjamin kepuas

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PELAKSANAAN APLIKASI INSTRUMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP DAN SMA NEGERI KOTA SUMENEP

STUDI TENTANG PELAKSANAAN APLIKASI INSTRUMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP DAN SMA NEGERI KOTA SUMENEP STUDI TENTANG PELAKSANAAN APLIKASI INSTRUMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP DAN SMA NEGERI KOTA SUMENEP Juftiar Mahendra Zainur Putera Dr. Tamsil Muis Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PELAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SMA DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2012/2013

PELAKSANAAN PELAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SMA DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2012/2013 PELAKSANAAN PELAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SMA DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2012/2013 IMPLEMENTATION OF BASIC GUIDANCE AND COUNSELING SERVICES IN SENIOR HIGH SCHOOL AT METRO CITY ACADEMIC YEAR

Lebih terperinci

Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Penjualan Spare Part Menggunakan Metodologi Berorientasi Objek Pada CV.

Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Penjualan Spare Part Menggunakan Metodologi Berorientasi Objek Pada CV. Analisis D Percg Sistem Informasi Majemen Penjual Spare Part Menggunak Metodologi Berorientasi Objek Pada CV. Putra Gemilg Fendi (fenspin17@gmail.com), Maryto (maryto.tm@gmail.com) Suwirno Mawl, S.Kom.,

Lebih terperinci

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT No. Urut: 36, 2014 G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL PEGAWAI NEGERI SIPIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOLOK Menimbg

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dari kehidupan manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri, karena tanpa pendidikan manusia

Lebih terperinci

Deni Candra Irawan et al., Efektivitas Program Keaksaraan Fungsional Bagi Masyarakat Miskin

Deni Candra Irawan et al., Efektivitas Program Keaksaraan Fungsional Bagi Masyarakat Miskin 1 EFEKTIVITAS PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN SUKOWONO KABUPATEN JEMBER (THE EFFECTIVENESS OF THE PROGRAM OF FUNCIONAL SCRIPT FOR THE POORSOCIETY IN SUKOWONO DISTRICT

Lebih terperinci

SURVEY PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA JALAN JAWA SURABAYA

SURVEY PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA JALAN JAWA SURABAYA SURVEY PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA JALAN JAWA SURABAYA Aniek Wirastania Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BERDASARKAN MEDIA VISUAL SISWA KELAS VII SMP

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BERDASARKAN MEDIA VISUAL SISWA KELAS VII SMP KEMAMPUAN MENULIS PUISI BERDASARKAN MEDIA VISUAL SISWA KELAS VII SMP Vincencia Dwi Indra Astuti Iqbal Hilal Ni Nyom Wetty S. Fakultas Keguru d Ilmu Pendidik e-mail:vinsadwi@gmail.com Abstract The aim of

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DOKUMEN PERSURATAN PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMSEL

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DOKUMEN PERSURATAN PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMSEL SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DOKUMEN PERSURATAN PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMSEL Zulprisyah (zulprisyah04@yahoo.com) Dafid (dafid@stmik-mdp.net) Jurus Sistem Informasi STMIK GI MDP Abstrak :

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE PADA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE PADA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE PADA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Oleh : Ela Susilawati, Elly Sukmasa, Nedin Badruzzam Program Studi

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 03, September 2016, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 03, September 2016, ISSN: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA HUBUNGAN RODA-RODA PADA MATERI GERAK MELINGKAR BERATURAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA DI SMAN 1 SIDOARJO Mochamad Dedik Setiaw, Prabowo Jurus Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 VISI DAN MISI RPJMD SUMATERA BARAT Visi jgka menengah daerah Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut : Terwujudnya Masyarakat Sumatera

Lebih terperinci

Zulfikar., Design Pengembangan Balanced Scorecard Di RSU Kaliwates PT. Rolas Nusantara Medika Jember,...

Zulfikar., Design Pengembangan Balanced Scorecard Di RSU Kaliwates PT. Rolas Nusantara Medika Jember,... Zulfikar., Design Pengembg Balced Scorecard Di RSU Kaliwates PT. Rolas Nustara Medika Jember,... 1 DESIGN PENGEMBANGAN BALANCED SCORECARD DI RSU KALIWATES PT. ROLAS NUSANTARA MEDIKA JEMBER (DESIGN DEVELOPMENT

Lebih terperinci

PETA KEBUTUHAN IPTEK INDUSTRI KERAJINAN LOGAM DI KABUPATEN BULELENG

PETA KEBUTUHAN IPTEK INDUSTRI KERAJINAN LOGAM DI KABUPATEN BULELENG PETA KEBUTUHAN INDUSTRI KERAJINAN LOGAM DI KABUPATEN BULELENG I Way Karyasa 1, I Gede Rasben Dtes 2 1 Fakultas Matematika Ilmu Pengetahu Alam 2 Fakultas Teknik Kejuru Universitas Pendidik Gesha Jal Udaya

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

RENCANA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN RENCANA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN PACITAN TAHUN 215 PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL Jl. Veter No : 15 Telp. (357) 885272 P A C I T A N

Lebih terperinci

OLEH : KOMARIYAH NPM Dibimbing oleh: 1. Drs. Bambang Soenarko, M.Pd 2. Drs. Yatmin, M.Pd

OLEH : KOMARIYAH NPM Dibimbing oleh: 1. Drs. Bambang Soenarko, M.Pd 2. Drs. Yatmin, M.Pd Artikel Skripsi JURNAL PENGARUH MODEL DIRECTIVE LEARNING DIDUKUNG MEDIA REALIA TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN SIFAT - SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V SDN CAMPUREJO 2 KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROSES BELAJAR MENGAJAR MELALUI SIMULASI DAN MODUL AJAR INTERAKTIF DALAM CD ROM PADA MATA KULIAH ASPEK HUKUM PEMBANGUNAN

PENGEMBANGAN PROSES BELAJAR MENGAJAR MELALUI SIMULASI DAN MODUL AJAR INTERAKTIF DALAM CD ROM PADA MATA KULIAH ASPEK HUKUM PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PROSES BELAJAR MENGAJAR MELALUI SIMULASI DAN MODUL AJAR INTERAKTIF DALAM CD ROM PADA MATA KULIAH ASPEK HUKUM PEMBANGUNAN M. Agung Wibowo *) Abstract Learning Process Needs Improvement On The

Lebih terperinci

JURNAL PSIKIATRI INDONESIA

JURNAL PSIKIATRI INDONESIA JURNAL PSIKIATRI INDONESIA Vol. No.1 Tahun 016 Hubung Komunikasi Terapeutik Deng Kecemas Keluarga Pasien Di Rug Flamboy RSUD Jombg M.Mahmudi 1, Monika Sawitri Prihatini, Rifa i 3 1,,3 STIKes Pemkab Jombg

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KINERJA PUSKESMAS

KERANGKA ACUAN KINERJA PUSKESMAS KERANGKA ACUAN KINERJA PUSKESMAS A. Pendahulu Dalam mencapai derajat kesehat yg optimal dibidg kesehat pada saat ini diupayak melalui perbaik mutu pelay di fasilitas Puskesmas merupak fasilitas kesehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arif Hadipranata, 2000, Peran psikologi di Indonesia,Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM,, hlm 75. 2

BAB I PENDAHULUAN. Arif Hadipranata, 2000, Peran psikologi di Indonesia,Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM,, hlm 75. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang penting bagi setiap individu.tanpa adanya kepercayaan diri maka banyak menimbulkan masalah pada diri individu.dalam

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN BERBASIS WEB DI KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN BERBASIS WEB DI KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN BERBASIS WEB DI KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG 1 Charel Samuel Matulessy, S.T., M.Kom., Pigi Tridisyah 1 Program Studi Teknik Informatika POLITEKNIK & STMIK LPKIA Program

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA INSTANSI VISI MISI : RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG : MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT : 1. Mewujudk kualitas pelay paripurna yg prima deng mengutamak keselamat pasien d berfokus

Lebih terperinci

STUDY PENANGANAN GURU BK TERHADAP PERILAKU MEMBOLOS SISWA DI SMP KECAMATAN WIYUNG DI KOTA SURABAYA

STUDY PENANGANAN GURU BK TERHADAP PERILAKU MEMBOLOS SISWA DI SMP KECAMATAN WIYUNG DI KOTA SURABAYA STUDY PENANGANAN GURU BK TERHADAP PERILAKU MEMBOLOS SISWA STUDY TREATMENT COUNSELOR TO THE BEHAVIOR OF TRUANT STUDENTS Fianti Fitriani Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurnal Pengembg Teknologi Informasi d Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm. 3192-3199 http://j-ptiik.ub.ac.id Analisis D Desain Proses Bisnis Peng Perkara Hukum Menggunak Konsep

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TEMANGGUNG SELAKU PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TEMANGGUNG SELAKU PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jal Suwdi Suwardi No. 17 Kode Pos No. 56218 Telp. (0293) 491329 Fax (0293) 491329 e-mail dishubkominfo@temggungkab.go.id websitehttp//www.dishubkominfo.temggungkab.go.id

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 4 (4) (2015) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk STUDI KASUS PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING Aan Purwanto (purwanto.aan29@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Yusmansyah 3 ABSTRACT The purpose of this study is to describe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk pendidikan ikan Indonesia di masa. yang sebagian besar dipengaruhi oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk pendidikan ikan Indonesia di masa. yang sebagian besar dipengaruhi oleh adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakg Anis Baswed menyebutk ebut bahwa pendidik ik di Indonesia saat at ini i sedg dalam kondisi gawat darurat, mengacu kepada hasil survey PISA yg menempatk mpat Indonesia

Lebih terperinci

ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN LANJUT (TIF35/TIF35P)

ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN LANJUT (TIF35/TIF35P) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Visi Terwujud Program Studi Teknik Informatika bertaraf nasional d internasional pada tahun 2020. Misi () Melaksak Tridarma perguru tinggi secara

Lebih terperinci

PROGRAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS X

PROGRAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS X PROGRAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN I. Pendahulu PUSKESMAS X Dalam memberik kepada masyarakat, seluruh unit yg ada d seluruh karyaw berkomitmen untuk memberik yg bermutu d peduli terhadap

Lebih terperinci

SURVEI PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA JALAN JAWA SURABAYA

SURVEI PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA JALAN JAWA SURABAYA Helper, Vol 34 No 2 (2017) - 53 SURVEI PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA JALAN JAWA SURABAYA Maghfirotul Lathifah Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN PENGAWASAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA DENPASAR TAHUN Disusun oleh : HENDRA, M.Pd. NIP

PROGRAM TAHUNAN PENGAWASAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA DENPASAR TAHUN Disusun oleh : HENDRA, M.Pd. NIP PROGRAM TAHUNAN PENGAWASAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA DENPASAR TAHUN 2016-2017 Disusun oleh : HENDRA, M.Pd. NIP. 196310151987031012 DINAS PENDIDIKAN KOTA DENPASAR 2016 LEMBAR PENGESAHAN \ PROGRAM TAHUNAN

Lebih terperinci

ISBN: SNIPTEK 2014 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN KARYAWAN BERBASIS WEB

ISBN: SNIPTEK 2014 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN KARYAWAN BERBASIS WEB RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN KARYAWAN BERBASIS WEB Aay Suryi STMIK Nusa Mdiri (Margasatwa), Jakarta Selat aaysuryi@gmail.com Abdussomad STMIK Nusa Mdiri (Margasatwa), Jakarta Selat shomadresas@gmail.com

Lebih terperinci

HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL

HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL Oleh: SUSI SUSANTI NPM: 12060191 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Pembangunan Perumahan Pada PT. Tunas Visi Pratama

Sistem Informasi Manajemen Pembangunan Perumahan Pada PT. Tunas Visi Pratama Sistem Informasi Majemen Pembgun Perumah Pada PT. Tunas Visi Pratama M. Azief Fachreza (aziefreza@yahoo.co.id) Kirta Maha Bretta (kirta.mb@yahoo.com) Wiwatining, Ir, M.T.I (wi@mdp.ac.id) Jurus Sistem Informasi

Lebih terperinci

RESPON MASYARAKAT TERHADAP RISIKO BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI DI DESA TEGALMULYO KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI

RESPON MASYARAKAT TERHADAP RISIKO BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI DI DESA TEGALMULYO KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI RESPON MASYARAKAT TERHADAP RISIKO BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI DI DESA TEGALMULYO KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI Guna Mencapai Derajat Sarja S-1 Pendidik Geografi DisusunOleh:

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakg DUKUNGAN PASANGAN DENGAN NIAT YANG MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL DENGAN LAKI-LAKI (LSL) UNTUK MELAKUKAN VCT DI KABUPATEN MADIUN Heni Eka Puji Lestari, SST (Prodi D3 Kebid) Stikes

Lebih terperinci

DESKIPSI PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MTS NEGERI GORONTALO. Irma Amir, Maryam Rahim, Meiske Puluhulawa ABSTRAK

DESKIPSI PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MTS NEGERI GORONTALO. Irma Amir, Maryam Rahim, Meiske Puluhulawa ABSTRAK DESKIPSI PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MTS NEGERI GORONTALO Irma Amir, Maryam Rahim, Meiske Puluhulawa ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan layanan bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan di lahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan di lahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya pemerintah dalam rangka menunjang lajunya pembangunan nasional adalah dengan meningkatkan sumber daya manusia melalui jalur pendidikan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam hidupnya didunia ini. Pendidikan sangat berperan dalam upaya menjamin kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Volume I No.01, Februari 2016 ISSN :

Volume I No.01, Februari 2016 ISSN : ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN LOKASI TERHADAP TINGKAT PENJUALAN USAHA JASA MIKRO DI KABUPATEN LAMONGAN *( Ali fathoni Prodi Majemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamong Jl. Veter

Lebih terperinci

Ringkasan Dari Kebijakan-Kebijakan Yang Mengatur Tentang Pengelolaan DAS

Ringkasan Dari Kebijakan-Kebijakan Yang Mengatur Tentang Pengelolaan DAS Ringkas Dari Kebijak-Kebijak Yg Mengatur Tentg Pengelola DAS No Kebijak 01 UU No 7 2007 sumber daya air 02 UU No 11 1974 pengair Secara berkeljut Secara optimal Secara terpadu Secara adil Secara menyeluruh

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI QUANTUM WRITING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN STRATEGI QUANTUM WRITING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR Penerap Strategi Qutum Writing PENERAPAN STRATEGI QUANTUM WRITING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR Antonius Alam Wicaksono PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (toniuseducator@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 77 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Metodologi penelitian adalah proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan ungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka diperlukan guru yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dilaksanakan dari, untuk, dan oleh manusia, berisi hal-hal yang menyangkut perkembangan dan kehidupan manusia serta diselenggarakan dalam hubungan

Lebih terperinci

BASISDATA TERDISTRIBUSI (TIF45/TIF45P)

BASISDATA TERDISTRIBUSI (TIF45/TIF45P) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Visi Terwujudnya Program Studi Teknik Informatika bertaraf nasional d internasional pada tahun 2020. Misi () Melaksak Tridarma perguru tinggi secara

Lebih terperinci

-1- PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 42/Menhut-II/ 2011 TENTANG

-1- PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 42/Menhut-II/ 2011 TENTANG -1- PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 42/Menhut-II/ 2011 TENTANG STANDAR KOMPETENSI BIDANG TEKNIS KEHUTANAN PADA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DAN KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG ABSTRACT

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG ABSTRACT 0 PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG Yunesya Vidara 1, Fitria Kasih 2, Mori Dianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BAHASA INGGRIS DAN ARAB UNTUK SISWA SMP PLUS AL-AMANAH

MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BAHASA INGGRIS DAN ARAB UNTUK SISWA SMP PLUS AL-AMANAH MEDIA PEMBELAJARA ITERAKTIF BAHASA IGGRIS DA ARAB UTUK SISWA SMP PLUS AL-AMAAH Cecep Ruddi Kusnadi Setiaw, S.T., izar Balfas, Amd., MOS.,2 Program Studi Teknik Informatika, STMIK LPKIA 3 Jln. Soekarno

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Terima Kasih. Medan, Desember BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MEDAN Kepala,

KATA PENGANTAR. Terima Kasih. Medan, Desember BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MEDAN Kepala, KATA PENGANTAR Puji syukur kita ucapk kehadirat Allah SWT, Tuh Yg Maha Esa, dima melalui bimbingnya, Tim penyusun dapat merampungk perumus Renca Strategik (Renstra) Bad Perenca Pembgun Daerah (Bappeda)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar untuk pengembangan kepribadian yang berlangsung seumur hidup baik di sekolah maupun madrasah. Pendidikan juga bermakna

Lebih terperinci

Judul BAB I PENDAHULUAN

Judul BAB I PENDAHULUAN 1 Nama Judul : Ita Wulan Septina : Hubungan antara kepribadian dan lingkungan pergaulan dengan prestasi belajar siswa kelas II program Keahlian Pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2006/2007

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsikan tentang manajemen pengembangan program kecakapan hidup bagi siswa di MAN Kendal yang meliputi perencanaan pengembangan,

Lebih terperinci

KENDALA GURU BK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG

KENDALA GURU BK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG KENDALA GURU BK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG Oleh: Zulni Yelfita Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Background of this research

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN ACADEMIC SKILL TERHADAP PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI KEGIATAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VII D SMP NASIONAL MAKASSAR

UPAYA MENINGKATKAN ACADEMIC SKILL TERHADAP PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI KEGIATAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VII D SMP NASIONAL MAKASSAR JPF Volume I Nomor ISSN: 202899 89 UPAYA MENINGKATKAN ACADEMIC SKILL TERHADAP PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI KEGIATAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VII D SMP NASIONAL MAKASSAR Afrillawati Ismi ) Muhammad Arsyad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan diperlukan. Sebab keberadaan layanan konseling merupakan bagian integral dalam Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimilikinya, SDM mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan bangsa

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI Pelaksanaan Layanan Bimbingan (Deddy Setyo Nugroho) 3.005 PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI TUTORING SERVICES IN THE FOURTH GRADE SDN 1 SUKORINI Oleh: Deddy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab satu memaparkan latar belakang masalah pembahasan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Bab satu memaparkan latar belakang masalah pembahasan masalah, BAB I PENDAHULUAN Bab satu memaparkan latar belakang masalah pembahasan masalah, identifikasi masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, metode penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai. keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai. keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk BAB I PENDAHULUAN A...Latar Belakang Masalah Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk mencapai manusia Indonesia

Lebih terperinci

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi PENGEMBANGAN PERMAINAN GOMOKU SEBAGAI PERMAINAN EDUKATIF UNTUK SUMBER BELAJAR PADA MATERI DUNIA TUMBUHAN Yustika Aulia Rahma Program studi S1 Pendidik Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR PKn MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGTALUN 2 KECAMATAN TANON KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Naskah Publikasi Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang berilmu. Hal ini dapat diartikan bahwa selama kita hidup ilmu itu harus dicari, ilmu tidak datang

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Hubungan Pelanggan Pada PD. Mebel Marthi Palembang

Sistem Informasi Manajemen Hubungan Pelanggan Pada PD. Mebel Marthi Palembang Sistem Informasi Majemen Hubung Pelgg Pada PD. Mebel Marthi Palembg Hariysyah (tiharahari@gmail.com), Dafid, S.Si, M.T.I (Dafid@stmik-mdp.net) Jurus Sistem Informasi STMIK GI MDP PALEMBANG Abstrak: Tuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Lebih terperinci

PROGRAM KELAUTAN CI INDONESIA PENGEMBANGAN KAPASITAS PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN (KKP)

PROGRAM KELAUTAN CI INDONESIA PENGEMBANGAN KAPASITAS PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN (KKP) PROGRAM KELAUTAN CI INDONESIA PENGEMBANGAN KAPASITAS PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN (KKP) I. PROJECT DESCRIPTION 1. Judul Kegiat : Pengembg Kapasitas Pengelola Kawas Konservasi Perair (KKP) 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

Komplek joglo Baru Blok E 16 RT 007/006, Lemabayan, Jakarta

Komplek joglo Baru Blok E 16 RT 007/006, Lemabayan, Jakarta PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR KECAMATAN KEBON JERUK, JAKARTA BARAT Sus Novita Rotua Situmorg, Haryadi Sarjono 2,2

Lebih terperinci

PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA ACEH

PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA ACEH Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Volume 1 Nomor 2 Tahun 2016 Hal 8 13 Periode Wisuda November 2016 PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif (field research). Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang berlandaskan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu prosedur penelitian yang

Lebih terperinci

Oleh: Eldawati. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK

Oleh: Eldawati. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK 1 Kendala yang Dialami oleh Guru Bimbingan dan Konseling dalam Menyalurkan Bakat Peserta Didik melalui Layanan Penempatan dan Penyaluran di SMP Negeri 2 Bayang Oleh: Eldawati Mahasiswa Bimbingan dan Konseling,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. teknik validasi hasil penelitian, dan instrumen penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. teknik validasi hasil penelitian, dan instrumen penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab III ini, akan dibahas subbab-subbab sebagai berikut: jenis dan pendekatan penelitian, tempat dan waktu penelitian, prosedur penelitian, subjek penelitian, instrumen

Lebih terperinci