DESKIPSI PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MTS NEGERI GORONTALO. Irma Amir, Maryam Rahim, Meiske Puluhulawa ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESKIPSI PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MTS NEGERI GORONTALO. Irma Amir, Maryam Rahim, Meiske Puluhulawa ABSTRAK"

Transkripsi

1

2 DESKIPSI PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MTS NEGERI GORONTALO Irma Amir, Maryam Rahim, Meiske Puluhulawa ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di MTs Negeri Gorontalo. Permasalahan yang dikaji adalah: Bagaimana pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling di MTs Negeri Gorontalo. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui pelaksanaan layanan Bimbingan dan konseling di MTs Negeri Goorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan guru Bimbingan dan Konseling. Observasi dan dokumentasi sebagai pendukung untuk melengkapi data yang ada dilapangan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling di MTs belum optimal karena kurangnya guru Bimbingan dan Konseling, kurangnya fasilitas pelaksanaan layann, kurangnya kerjasama dengan pihak sekolah, program Bimbingan dan Konseling belum terlaksana dengan baik. Kata kunci: Pelaksanaan bimbingan dan konseling. Irma Amir, sebagai peneliti pada Sekolah MTs Negeri Gorontalo. 1 Dra. Hj. Maryam Rahim, M.Pd, 2 Meiske Puluhulawa, S.Pd, M.Pd. selaku dosen tetap pada Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Gorontalo 1

3 Sistem pendidikan yang bermutu adalah yang mengintegrasikan tiga bidang utamanya secara sinergi, yaitu bidang administrasi dan kepemimpinan, bidang instruksional dan kurikuler, dan bidang pembinaan siswa (bimbingan dan konseling) Yusuf (2009:4). Menurut Yusuf (2009:38), Bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan konselor kepada individu (konseli) secara berkesinambungan agar mampu memahami potensi diri dan lingkungannya, menerima diri, dan mengembangkan dirinya secara optimal, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan sehingga mencapai kehidupan yang bermakna baik secara personal maupun sosial. Bimbingan dan konseling memang merupakan faktor penting dalam pendidikan, tetapi masih ada beberapa hal yang membuat pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling ini tidak dapat terlaksana dengan baik sebagaiman fakta yang penulis temui pada saat observasi awal di MTs Negeri Gorontalo bahwa bimbingan dan konseling tidak dapat diterapkan fungsinya secara total dan kurang dimanfaatkan oleh siswa, hal ini karena belum adanya dukungan penuh dari pimpinan, belum adanya kerjasama yang baik sesama guru, belum adanya anggaran dan lokasi waktu khusus untuk penyelenggaraan layanan, tidak tersedianya fasilitas yang memadai serta belum adanya sistem manajemen yang baik untuk pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Dengan membandingkan konsep pendidikan yang bermutu dan tujuan bimbingan dan konseling, dengan fakta yang penulis temui dilapangan yakni bimbingan dan konseling belum bisa dimanfaatkan dengan baik oleh siswa, maka akan terlihat perbedaan antara kondisi yang diharapkan dengan kenyataan yang ditemui, hal inilah yang menimbulkan ketertarikan bagi penulis untuk melakukan penelitian dengan judul Deskripsi Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling di MTS Negeri Gorontalo. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konseling di MTs Negeri Gorontalo?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di MTs Negeri Gorontalo. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis dan praktis. Adapun manfaat secara teoritis yakni: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi para pembaca 2

4 dan khususnya bagi peneliti sendiri dalam upaya menambah pengetahuan khususnya dalam melihat bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. Sedangkan manfaat praktis yakni: (a) Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan pedoman pelaksanaan. (b)penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kerjasama setiap personil sekolah demi keberhasilan peserta didik. (c) Penelitia n ini diharapkan dapat membantu siswa untuk mendapatkan pelayanan bimbingan dan konseling secara maksimal. KAJIAN TEORETIS Pengertian Bimbingan dan Konseling Menurut Natawidjaja (dalam Winkel dan Sri Hastuti 2007:29) mengartikan bahwa Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti. Menurut Kartadinata (dalam Yusuf dan Nurihsan 2010:6) mengartikan bimbingan adalah proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal. Menurut Surya, dkk. (dalam Yusuf dan Nurihsan 2010:7) mengartikan konseling adalah semua bentuk hubungan dua orang, dimana seseorang yaitu konseli dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya. Sedangkan menurut Hikmawati, (2011:2) bahwa konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu orang lain agar mampu tumbuh kearah yang dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya. Menurut Kartadinata (2011:25) bimbingan dan konseling adalah upaya normatif yang bersandar dan terarah kepada pengembangan manusia sesuai dengan hakikat eksistensinya. 3

5 Jadi dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan kepada pihak yang membutuhkan (konseli) baik perorangan (individu) maupun perkelompok agar mampu memahami diri sendiri dan mengaktualisasikan kemampuan yang dimiliki akan terarah, serta bertanggung jawab sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang ada disekitar konseli agar konseli dapat menentukan masa depannya. Dan proses bantuan tersebut dilaksanakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling. Fungsi, Prinsip dan Tujuan Bimbingan dan Konseling Menurut Hikmawati, (2011:16-17) bahwa fungsi dari bimbingan dan konseling yaitu; (a) pemahaman, (b) preventif, (c) pengembangan, (d) perbaikan (penyembuhan), (e) penyaluran, (f) adaptasi, (g) penyesuaian. Menurut Yusuf dan Nurihsan, (2012:17-18) prinsip-prinsip bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut: (1) bimbingan dan konseling diperuntukkan kepada semua individu (guidance is for all aindividuall), (2) bimbingan dan konseling bersifat individualisasi, (3) bimbingan dan konseling menekankan hal yang positif, (4) bimbingan dan konseling merupakan usaha bersama, (5) pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan konseling, (6) bimbingan dan konseling berlangsung pada berbagai seti ng (adegan) kehidupan. Menurut Hikmawati, (2011:18) bahwa tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling agar individu dapat: (a) merencanakan kegiatan kehidupannya dimasa akan datang, (b) m engembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin, (c) m enyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya, (d) m engatasi masalah hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Menurut Nurihsan, (2005:39) aspek -aspek manajemen atau pengelolaan layanan bimbingan dan konseling yakni: (1)perencanaan program dan pengaturan 4

6 waktu pelaksanaan bimbingan dan konseling yang meliputi: analisis kebutuhan dan permasalahan siswa, penentuan tujuan program layanan bimbingan dan konseling yang hendak dicapai, analisis situasi dan kondisi di sekolah, penentuan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan, penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan, penetapan personel-personel yang akan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan, persiapan fasilitas, biaya pelaksanaan kegiatan-kegiatan bimbingan yang direncanakan, perkiraan hambatan-hambatan yang akan ditemui dan usaha-usaha apa yang akan dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan. (2) implementasi Tugas Guru Pembimbing (Konselor),dalam SK Menpan No 84/1993 ditegaskan bahwa tugas pokok guru pembimbing adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi program bimbingan, analisis hasil pelaksanaan program bimbingan dan menindaklanjuti program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggungjawabnya. (3) pengorganisasian Bimbingan dan Konseling, yakni mencakup berbagai hal yang terkait dengan tugas personil sekolah dalam kegiatan bimbingan dan konseling. (4) pemanfaatan fasilitas pendukung kegiatan Bimbingan dan Konseling (5), penyelenggaraan layanan Bimbingan dan konseling (6) pengarahan, supervisi, dan penialaian kegiatan bimbingan dan konseling. Metode Penelitian Pelelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Kehadiran peneliti dalam lokasi penelitian sebagai instrumen kunci, dimana seorang peneliti berperan dalam pengumpulan data, sehingganya, secara langsung peneliti di tuntut untuk harus berada dilokasi.pelelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014 sampai bulan April Tempat penelitian yakni di MTs Negeri Gorontalo yang terletak di jalan Poigar, Kota Gorontalo. Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi seluruh karakter yang berkaitan dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di MTs Negeri Gorontalo, yang menyangkut: (a) ketersediaan guru pembimbing, (b) ketersediaan fasilitas, (c) kerjasama/dukungan dari personil sekolah lainnya, (d) ketersediaan program, (e) penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling, (f) p elaksanaan evaluasi. 5

7 Sumber data dalam penelitian ini adalah guru bimbingan konseling sebagai sumber utama. Teknik-teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data yang diperlukan adalah: (a) observasi, (b) studi dokumen, (c) wawancara. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Mashury, (2009:21)yakni: (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi, yang terdiri dari: a) triangulasi sumber data, dan b) triangulasi metode. Hal ini sesuai dengan pendapat Mashury (2009:21). Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada saat melakukan penelitian yakni: (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap pengolahan data, (4) tahap penyusunan laporan hasil penelitian. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Ketersediaan Guru Pembimbing Berdasarkan hasil wawancara tentang indikator ketersediaan guru bimbingan dan konseling dapat disimpulkan bahwa di MTs Negeri Gorontalo terdapat dua orang guru bimbingan dan konseling yang terdiri dari seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan seorang tenaga honorer. Kedua guru bimbingan dan konseling tersebut benar-benar memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan BK atau sarjana BK di Universitas Negeri Gorontalo. Guru bimbingan dan konseling yang telah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki tanggung jawab menangani siswa sebanyak 552 orang, sedangkan guru bimbingan dan konseling yang masih merupakan tenaga honorer bertanggung jawab terhadap 321 orang siswa. Ketersediaan Fasilitas Berdasarkan hasil wawancara tentang indikator ketersediaan fasilitas dapat disimpulkan bahwa di MTs Negeri Gorontalo bimbingan dan konseling memiliki ruangan tersendiri, tetapi ruangan tersebut hanya tempat duduk khusus untuk guru bimbingan dan konseling dan ruangan untuk konseling individual, sehingga kegiatan konseling individual bisa dilaksanakan di dalam ruangan bimbingan dan konseling, tetapi untuk pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling lainnya seperti layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok atau 6

8 layanan bimbingan dan konseling lainnya masih menggunakan tempat lain misalnya ruang kelas ataupun aula terbuka. Di dalam ruangan bimbingan dan konseling juga tersedia lemari yang digunakan untuk menyimpan data siswa yang membutuhkan bantuan bimbingan dan konseling. Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa ruangan bimbingan dan konseling yang ada di MTs Negeri Gorontalo tersebut memang belum memadai, misalnya meja dan kursi hanya terdiri dari buah sehingga jika ada tamu yang mengunjungi ruangan bimbingan dan konseling, maka guru bimbingan dan konseling harus berdiri, begitupun dengan ruangan konseling individual terlalu kecil. Kerjasama/dukungan dari Personil Sekolah Secara keseluruhan dari indikator kerjasama/dukungan dari personil sekolah dapat disimpulkan bahwa di MTs Negeri Gorontalo pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling mendapatkan dukungan dari personil sekolah, tapi dukungan tersebutbelum maksimal. Hal ini juga sesuai dengan hasil observasi yang peneliti lakukan, dimana peneliti melihat terdapat kelas yang siswanya tidak belajar dan akan diisi oleh guru bimbingan dan konseling, tiba-tiba guru mata pelajaran yang lain masuk dan memberikan pelajaran meskipun waktu tersebut bukan jam mata pelajaran guru yang bersangkutan, sehingga pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling tidak bisa dilanjutkan.adapun bentuk dukungan dari kepala sekolah yakni berupa penyediaan sarana dan prasarana.dukungan dari wali kelas diantaranya membantu guru pembimbing melihat siswa yang membutuhkan bantuan dari guru pembimbing. Dukungan dari guru bidang studi diantaranya menyuruh siswa untuk mengikuti layanan bimbingan dan konseling jika dibutuhkan. Namun sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa dukungan itu masih belum maksimal, selama siswa dan guru tidak memiliki kesibukan dalam hal proses belajar mengajar. Adapun penyebab personil sekolah tidak mendukung pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah personil sekolah lebih mengutamakan pembelajaran dibandingkan dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, hal ini terlihat dari adanya guru mata pelajaran pada 7

9 jam berikutnya mengisi jam kosong atau menggantikan guru mata pelajaran yang saat itu tidak hadir ataupun tidak masuk kedalam kelas. Ketersediaan Program Berdasarkan hasil wawancara tentang indikator ketersediaan program dapat disimpulkan bahwa guru bimbingan dan konseling yang ada di MTs Negeri Gorontalo memiliki program tahunan, program semesteran, dan program mingguan. Program itu dibuat berdasarkan need assessment (identifikasi kebutuhan). Penyelenggaraan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan hasil wawancara tentang indikator penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling dapat disimpulkan bahwa program yang telah direncanakan kadang-kadang dapat terlaksana. Program yang sering terlaksana hanyalah konseling individual, adapun bimbingan kelompok, konseling kelompok ataupun layanan bimbingan dan konseling lainnya jarang terlaksana. Untuk melaksanakan program yang sesuai dengan apa yang telah direncanakan jarang terjadi, karena biasanya pelaksanaan program layanan sering di sesuaikan dengan kebutuhan siswa saat itu juga. Hambatan yang sering ditemui guru bimbingan dan konseling didalam menjalankan program adalah program harus disesuaikan dengan waktu siswa, karena bimbingan dan konseling tidak memiliki jadwal khusus. Pelaksanaan Evaluasi Berdasarkan hasil wawancara tentang indikator pelaksanaan evaluasi dapat disimpulkan bahwasaat melaksanakan program guru pembimbing melaksanaknan evaluasi. Hal-hal yang dievaluasi yakni keterlaksanaan program, hambatanhambatan yang dijumpai, dukungan dari kepala sekolah, wali kelas dan guru bidang studi. Guru bimbingan dan konseling mengevaluasi program yang telah direncanakan dengan cara menyusun instrument pengumpul data yang diperlukan misalnya dengan menggunakan angket, yang di sebarkan kepada siswa dan guru, ataupun pedoman wawancara serta dokumentasi. Instrumen ini di gunakan sebagai alat untuk melihat tingkat keberhasilan suatu program. Data yang 8

10 diperoleh kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui program apa yang belum terlaksana atau tujuan yang belum tercapai. Hasil evaluasi yang menunjukkan tingkat keberhasilan yang rendah akan di perbaiki, misalnya dengan mengembangkan program atau merubah program. Pembahasan Layanan Bimbingan dan Konseling akan mencapai hasil yang optimal jika dikelola dengan baik. Hal tersebut menunjukkan perlu adanya kegiatan pengelolaan Bimbingan dan Konseling sehingga memberi sumbangan bagi pelaksanaan kegiatan bimbingan yang ideal. Dalam SK Menpan No 84/1993 ditegaskan bahwa tugas pokok guru pembimbing adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi program bimbingan, analisis hasil pelaksanaan program bimbingan dan menindaklanjuti program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggungjawabnya. Perencanaan bimbingan dan konseling sangat penting untuk dilakukan agar kegiatan bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan optimal. Dalam hubungan dengan perencanaan bimbingan dan konseling di sekolah terdapat beberapa aspek yang penting untuk dilakukan sebagai berikut: a) analisis kebutuhan dan permasalahan siswa, b) penentuan tujuan program layanan bimbingan dan konseling yang hendak dicapai, c) analisis situasi dan kondisi di sekolah, d) penentuan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan, e) penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan, f) penetapan personelpersonel yang akan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan, g) persiapan fasilitas, biaya pelaksanaan kegiatan-kegiatan bimbingan yang direncanakan, h) perkiraan hambatan-hambatan yang akan ditemui dan usahausaha apa yang akan dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang tidak memperhatikan dan menerapkan aspek-aspek tersebut menjadikan layanan bimbingan dan konseling yang tidak terlaksana dengan optimal, demikian pula sebaliknyajika aspek-aspek dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling ini diterapkan maka layanan bimbingan dan konseling dapat terlaksana dengan maksimal. 9

11 Simpulan Berdasarkan dari hasil penelitian mengenai pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling menunjukkan bahwa layanan bimbingan dan konseling belum maksimal yang ditandai dengan: (a) ratio guru bimbingan dan konseling dengan siswa adalah 1:552 dan 1:321. (b) fasilitas yang digunakan belum cukup memadai terutama ruangan untuk pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, misalnya ruangan untuk pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, konseling kelompok. Sehingga pelaksanaan layanan tersebut masih menggunakan ruang kelas. (c) dukungan dari personil sekolah pun masih bersifat kadang-kadang atau jarang terjadi karena pihak sekolah lebih mementingkan pelaksanaan belajar mengajar. Misalnya para guru mata pelajaran pada jam berikut akan mengisi kelas yang gurunya tidak hadir saat itu.(d) program bimbingan dan konseling dibuat berdasarkan need assessment akan tetapi program yang sering terlaksana hanyalah konseling individual, hal ini dikarenakan tidak adanya waktu khusus untuk pelaksanaan bimbingan dan konseling. (e) program yang telah direncanakan kadang-kadang dapat terlaksana. Program yang sering terlaksana hanyalah konseling individual, adapun bimbingan kelompok, konseling kelompok ataupun layanan bimbingan dan konseling lainnya jarang terlaksana. (f) evaluasi sering dilaksanakan untuk melihat tingkat keberhasilan program yang telah dilaksanakan. Hal-hal yang dievaluasi yakni keterlaksanaan program, hambatan-hambatan yang dijumpai, dukungan dari kepala sekolah, wali kelas dan guru bidang studi. Saran Berdasarkan simpulan tersebut maka sebagai saran yaitu: (a) guru bimbingan dan konseling perlu mengupayakan agar pelaksanaan program bimbingan dan konseling dapat berjalan sesuai dengan aturan bimbingan dan konseling. (b) p ihak-pihak yang terkait pun disarankan agar bisa bekerja sama dengan guru bimbingan dan konseling. DAFTAR PUSTAKA Hikmawati, Fenti Bimbingan Konseling Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 10

12 Kadir, Nikma Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMPN 1 Kec.Anggrek Kab.Gorontalo Utara:Gorontalo:S-1 BK. Kartadinata, Sunaryo. 2011, Menguak Tabir Bimbingan dan Konseling sebagai Upaya Pedagogis.Bandung : Upi Press. Maleong, J Lexy Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : P.T Remaja Rosdakarya. Mashury Metodologi Penelitian. Bandung : P.T Rafika Aditama Nurihsan Juntika Ahmad Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT.Rafika Aditama. Prayitno Dasar Teori dan Praksis. Jakarta: Gramedia. Prayitno Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Depdiknas. Sukardi, Ketut dan Nila Kusmawati Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Winkel W.S dan Sri Hastuti Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. Jogjakarta: Media Abadi Yusuf, Gunawan Pengantar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Prenhallindo. Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurihsan Landasan Bimbingan dan Konselin.Bandung: PT. Remaja Posdakarya. Yusuf, Syamsu Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizki Press. 11

ANALISIS PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH : MUHAMMAD GUFRAN LAHIYA

ANALISIS PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH : MUHAMMAD GUFRAN LAHIYA ANALISIS PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH : MUHAMMAD GUFRAN LAHIYA Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo Program

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENANGANAN MASALAH SISWA (STUDI DI MTS MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN BANJARMASIN) Husnul Madihah*

MANAJEMEN PENANGANAN MASALAH SISWA (STUDI DI MTS MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN BANJARMASIN) Husnul Madihah* Al Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman 8-13 8 MANAJEMEN PENANGANAN MASALAH SISWA (STUDI DI MTS MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN BANJARMASIN) Husnul Madihah* ABSTRAK Pokok persoalan dalam penelitian adalah 1) Apa

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 2 KOTA GORONTALO ABSTRAK

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 2 KOTA GORONTALO ABSTRAK 1 ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 2 KOTA GORONTALO Hamja Abdullah 1), Maryam Rahim 2), Mardia Bin Smith 3) ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah bahwa optimalnya

Lebih terperinci

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA DI SUSUN OLEH : SURANTO HARIYO H RIAN DWI S YUNITA SETIA U YUYUN DESMITA S FITRA VIDIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang instruksional dan kurikuler, dan bidang pembinaan siswa (bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang instruksional dan kurikuler, dan bidang pembinaan siswa (bimbingan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan yang bermutu adalah yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN.

PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN. PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Zulbaida * Fitria Kasih ** Ahmad Zaini ** * Mahasiswa program studi BK STKIP

Lebih terperinci

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k FOKUS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Suherman, M.Pd. Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat. Pendidikan tidak pernah dapat dideskripsikan secara gamblang hanya dengan mencatat

Lebih terperinci

DESKRIPSI KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA KECAMATAN KWANDANG DAN KECAMATAN ANGGREK KABUPATEN GORONTALO UTARA

DESKRIPSI KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA KECAMATAN KWANDANG DAN KECAMATAN ANGGREK KABUPATEN GORONTALO UTARA DESKRIPSI KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA KECAMATAN KWANDANG DAN KECAMATAN ANGGREK KABUPATEN GORONTALO UTARA Oleh : Suprandi Yusuf Jurusan Bimbingan dan Konseling Gorontalo Universitas Negeri,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22 BAB IV ANALISIS A. Optimalisasi manajemen layanan bimbingan dan konseling di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Pendidikan merupakan aset yang tidak akan ternilai bagi individu dan masyarakat, pendidikan

Lebih terperinci

FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 Hak cipta Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018 FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Catharina

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Sesuai dengan hakikat pekerjaan bimbingan dan konseling yang berbeda dari pekerjaan pengajaran, maka sasaran pelayanan bimbingan

Lebih terperinci

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KEBERADAAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL CICI FITRIA NPM: 10060152 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PELAKSANAAN APLIKASI INSTRUMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP DAN SMA NEGERI KOTA SUMENEP

STUDI TENTANG PELAKSANAAN APLIKASI INSTRUMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP DAN SMA NEGERI KOTA SUMENEP STUDI TENTANG PELAKSANAAN APLIKASI INSTRUMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP DAN SMA NEGERI KOTA SUMENEP Juftiar Mahendra Zainur Putera Dr. Tamsil Muis Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: adanya permasalahan berupa kurangnya komitmen untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: adanya permasalahan berupa kurangnya komitmen untuk BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Permasalahan dalam pelaksanaan layanan bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang di dalamnya BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Upaya adalah usaha, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar. 1 Yang dimaksud upaya di sini adalah upaya yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN 79 EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN Oleh: Ivani Mirasari 1 Dra. Gantina Komalasari, M.Psi. 2 Dra. Retty Filiani 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan menilai keberadaan

Lebih terperinci

HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL

HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL Oleh: SUSI SUSANTI NPM: 12060191 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI DAN SMP SWASTA SE-KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK. Nungky Dwi Noviyanti Dr.

PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI DAN SMP SWASTA SE-KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK. Nungky Dwi Noviyanti Dr. Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri Dan SMP Swasta Se-Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI DAN SMP SWASTA SE-KECAMATAN PACE KABUPATEN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWAKELAS XI SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWAKELAS XI SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWAKELAS XI SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI SKRIPSI

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI SKRIPSI PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa kelas IX di SMP N 6 Yogyakarta. Dari hasil analisis menunjukkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa kelas IX di SMP N 6 Yogyakarta. Dari hasil analisis menunjukkan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa papan bimbingan dapat mempengaruhi pemahaman materi bimbingan belajar pada siswa kelas IX di SMP N 6 Yogyakarta.

Lebih terperinci

HAMBATAN PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK OLEH GURU BK DI SMA NEGERI KOTA PADANG. Oleh: Nurlela* Azrul Said** Rahma Wira Nita**

HAMBATAN PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK OLEH GURU BK DI SMA NEGERI KOTA PADANG. Oleh: Nurlela* Azrul Said** Rahma Wira Nita** HAMBATAN PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK OLEH GURU BK DI SMA NEGERI KOTA PADANG Oleh: Nurlela* Azrul Said** Rahma Wira Nita** *) Mahasiswa program studi BK STKIP PGRI Sumatera Barat **) Dosen

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 7 BANJARMASIN

PEMANFAATAN BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 7 BANJARMASIN PEMANFAATAN BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 7 BANJARMASIN Oleh: Sri Mujinah Abstrak Pemanfaatan bimbingan dan konseling oleh siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah. dengan peserta didik yang diasuhnya.

BAB V ANALISIS DATA. a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah. dengan peserta didik yang diasuhnya. BAB V ANALISIS DATA 1. SMPN 1 Sumberrejo a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah Bagi konselor, jam pelajaran bagi bimbingan dan konseling mempunyai makna yang sangat penting,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dilaksanakan dari, untuk, dan oleh manusia, berisi hal-hal yang menyangkut perkembangan dan kehidupan manusia serta diselenggarakan dalam hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam 15 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam membentuk pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pengembangan

Lebih terperinci

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens BIMBINGAN DAN KONSELING SEBAGAI LAYANAN PENGEMBANGAN PRIBADI MAHASISWA Dr. Suherman, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral dari pelayanan pendidikan dan pengajaran di sekolah agar setiap peserta didik dapat berkembang

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD MUHAMMADIYAH SE SURABAYA

PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD MUHAMMADIYAH SE SURABAYA PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD MUHAMMADIYAH SE SURABAYA Yeni Ari Puspitaningsih 1 dan Mochamad Nursalim 2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arif Hadipranata, 2000, Peran psikologi di Indonesia,Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM,, hlm 75. 2

BAB I PENDAHULUAN. Arif Hadipranata, 2000, Peran psikologi di Indonesia,Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM,, hlm 75. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang penting bagi setiap individu.tanpa adanya kepercayaan diri maka banyak menimbulkan masalah pada diri individu.dalam

Lebih terperinci

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK 1 HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS XI-MIA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Titis Fitri Putri Astuti (11500048) Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan adalah layanan konseling individual. Hal ini berbeda jauh saat pelaksanaannya. Terkadang, pada saat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan adalah layanan konseling individual. Hal ini berbeda jauh saat pelaksanaannya. Terkadang, pada saat A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Guru Bimbingan dan Konseling (BK) atau Konselor adalah salah satu pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran penting dalam proses pendidikan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Ada hubungan negatif antara bimbingan sosial dengan tingkat kenakalan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Ada hubungan negatif antara bimbingan sosial dengan tingkat kenakalan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari analisis data dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada hubungan negatif antara bimbingan sosial dengan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI GORONTALO. Maspa Mardjun, Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI GORONTALO. Maspa Mardjun, Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa 1 2 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS VIII B DI MTS. AL-KHAIRAAT KOTA GORONTALO Maspa Mardjun, Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri baik, dan juga sebaliknya, kurang baik. sebagai individu yang sedang berkembang mencapai taraf perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri baik, dan juga sebaliknya, kurang baik. sebagai individu yang sedang berkembang mencapai taraf perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Usia remaja merupakan saat pengenalan/ pertemuan identitas diri dan pengembangan diri. Pandangan tentang diri sendiri yang sudah berkembang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. masalah pada siswa dengan pemilihan materi yang berkaitan dengan masalah

BAB V PENUTUP. masalah pada siswa dengan pemilihan materi yang berkaitan dengan masalah BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Upaya guru Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan kemampuan penyesuaian

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI Pelaksanaan Layanan Bimbingan (Deddy Setyo Nugroho) 3.005 PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI TUTORING SERVICES IN THE FOURTH GRADE SDN 1 SUKORINI Oleh: Deddy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun suatu bangsa, pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia

Lebih terperinci

PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM OLEH GURU BK DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN KURANJI PADANG. Oleh: Gustia Manasari * Fitria Kasih ** Nofrita **

PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM OLEH GURU BK DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN KURANJI PADANG. Oleh: Gustia Manasari * Fitria Kasih ** Nofrita ** PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM OLEH GURU DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN KURANJI PADANG Oleh: Gustia Manasari * Fitria Kasih ** Nofrita ** *Mahasiswabimbingandankonseling STKIP PGRI Sumatera Barat **Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hana Nailul Muna, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hana Nailul Muna, 2016 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peserta didik di SMA memasuki masa late adolescence yang berada pada rentang usia 15-18 tahun. Santrock (2007) menjelaskan, remaja mengalami berbagai perubahan

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH. No Bab / Halaman Terjemah

DAFTAR TERJEMAH. No Bab / Halaman Terjemah DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi dan Ahmadi Rohani HM, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 1991 Abu Ahmadi dan Widodo Suproyono,Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2001 Daryanto,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. hasil penyajian data yang sudah penulis paparkan. a. memberikan motivasi. yang bersangkutan. e. Mengetahui hasil.

BAB V PENUTUP. hasil penyajian data yang sudah penulis paparkan. a. memberikan motivasi. yang bersangkutan. e. Mengetahui hasil. BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian bahwa upaya guru Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan potensi belajar siswa di MAN 2 Model Banjarmasin belum terlaksana dengan sepenuhnya, hal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Sebagaimana yang tertera dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi awal pelaksanaan layanan bimbingan konseling di MTs NU Nurul Huda Semarang, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal

Lebih terperinci

Efektifitas Layanan Orientasi Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi

Efektifitas Layanan Orientasi Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Efektifitas Layanan Orientasi Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Kartika Dewi (09220672) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Dengan berdasarkan latar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII B

BAB V PENUTUP. hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII B BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan masalah penelitian serta pembahasan dan interpretasi data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII B pada SMP Swasta Diakui Adhyaksa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konseling (BK) di sekolah. Menurut Prayitno dan Amti (2004), bahwa

I. PENDAHULUAN. Konseling (BK) di sekolah. Menurut Prayitno dan Amti (2004), bahwa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. Arah pembentukan lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan terencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Loflan (dalam Maleong, 2001:112) berpendapat bahwa sumber

Lebih terperinci

PELAKSANAAN BIMBINGAN PRIBADI DI MAN 3 MULAWARMAN BANJARMASIN

PELAKSANAAN BIMBINGAN PRIBADI DI MAN 3 MULAWARMAN BANJARMASIN PELAKSANAAN BIMBINGAN PRIBADI DI MAN 3 MULAWARMAN BANJARMASIN Oleh: Ridhatul Hafidzah Abstrak Pelaksanaan bimbingan pribadi di MAN 3 Banjarmasin meliputi beberapa tahapantahapan, yaitu: Perencanaan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bimbingan dan konseling di sekolah baik terhadap warga sekolah, orang tua. siswa, komite sekolah serta masyarakat.

BAB II KAJIAN TEORI. bimbingan dan konseling di sekolah baik terhadap warga sekolah, orang tua. siswa, komite sekolah serta masyarakat. BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Pengertian Koordinator BK Koordinatorguru pembimbingadalah sebagai pelaksana utama yang mengkoordinir seluruh kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Percaya akan diri sendiri dalam melakukan sesuatu. Percaya diri wajib dimiliki oleh siswa agar mudah bergaul dengan teman-teman sebayanya, karena dengan rasa percaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gysbers & Henderson (2006) menjelaskan program Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah sebagai program BK komprehensif. Terdapat empat komponen dalam program BK Komprehensif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu. Secara filosofis dan historis pendidikan menggambarkan suatu proses yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Tugas

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

Lebih terperinci

SURVEI PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA JALAN JAWA SURABAYA

SURVEI PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA JALAN JAWA SURABAYA Helper, Vol 34 No 2 (2017) - 53 SURVEI PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA JALAN JAWA SURABAYA Maghfirotul Lathifah Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas

Lebih terperinci

KESIAPAN MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SEKOLAH

KESIAPAN MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SEKOLAH KESIAPAN MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SEKOLAH (Studi pada Mahasiswa yang Telah Melaksanakan PPLBK Kependidikan dan PPLBK Sekolah Angkatan 2011 STKIP PGRI Sumatera Barat)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu (Nurihsan, 2005). Pendidikan yang bermutu menurut penulis adalah

Lebih terperinci

SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46)

SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46) SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46) http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/suluh PEMILIHAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PEMILIHAN JURUSAN PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri I Kwandang yang guru BK- nya berjumlah 3 orang dan SMA Negeri II

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri I Kwandang yang guru BK- nya berjumlah 3 orang dan SMA Negeri II BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil penelitian Kegiatan wawancara di lakukan pada Guru BK di SMA di Kecamatan Kecamatan Kwandang Dan Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara.

Lebih terperinci

RIWAYAT HIDUP PENULIS

RIWAYAT HIDUP PENULIS RIWAYAT HIDUP PENULIS 1. Nama Lengkap : Noor Jannah 2. Tempat / Tgl. Lahir : Tumbang Lahung, 19 Oktober 1993 3. Agama : Islam 4. Kebangsaan : Indonesia 5. Status Perkawinan : Belum Kawin 6. Alamat : Jl.

Lebih terperinci

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Dosen pengampu : Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd. Disusun oleh: Chintya Nur Fadilah 1608151 PGSD

Lebih terperinci

BIMBI B N I GA G N K ONSE S LI L N I G DI SD ( S 1 - PGSD ) APR P I R LI L A T INA L

BIMBI B N I GA G N K ONSE S LI L N I G DI SD ( S 1 - PGSD ) APR P I R LI L A T INA L BIMBINGAN KONSELING DI SD ( S1 - PGSD ) APRILIA TINA L HAKEKAT BK (SD) LATAR BELAKANG Mengembangkan manusia Indonesia sesuai dg hakikat kemanusiaannya (individualitas, sosial, moralitas, dan keberagamaan)

Lebih terperinci

A. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

A. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Bimbingan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun suatu bangsa, pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu. Pendidikan

Lebih terperinci

SILABUS. A.3. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan

SILABUS. A.3. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN SILABUS A. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini membahas tentang posisi dan urgensi bimbingan dan konseling

Lebih terperinci

Al Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman

Al Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman Al Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman 35-39 35 UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DI DALAM KELAS MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BERUNTUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menuntut suatu bangsa mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, jika

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menuntut suatu bangsa mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, jika BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Dimasa globalisasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi sangat cepat. Hal ini menuntut suatu bangsa mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ahli (expert judgment), inventori dinyatakan layak digunakan dan dapat diuji

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ahli (expert judgment), inventori dinyatakan layak digunakan dan dapat diuji BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pengembangan inventori kesiapan kerja siswa SMK jurusan animasi dapat ditarik kesimpulan yaitu menghasilkan instrumen dalam bentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Pendidikan adalah suatu proses sadar tujuan, artinya bahwa kegiatan

Lebih terperinci

RIWAYAT HIDUP PENULIS. 1. Nama Lengkap : Asih Nor Zahidah. 2. Tempat/Tanggal Lahir : Banjarmasin, 22 September 1993

RIWAYAT HIDUP PENULIS. 1. Nama Lengkap : Asih Nor Zahidah. 2. Tempat/Tanggal Lahir : Banjarmasin, 22 September 1993 RIWAYAT HIDUP PENULIS 1. Nama Lengkap : Asih Nor Zahidah 2. Tempat/Tanggal Lahir : Banjarmasin, 22 September 1993 3. Jenis Kelamin : Perempuan 4. Agama : Islam 5. Kewarganegaraan : Indonesia 6. Status

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Taufik Yusuf * dan M.

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Taufik Yusuf * dan M. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA Oleh : Taufik Yusuf * dan M. Fatchurahman ** Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi

Lebih terperinci

BIMBINGAN KELOMPOK DAN PENILAIANNYA Oleh: Indiati Dosen FKIP Univ. Muhammadiyah Magelang. Abstraction

BIMBINGAN KELOMPOK DAN PENILAIANNYA Oleh: Indiati Dosen FKIP Univ. Muhammadiyah Magelang. Abstraction BIMBINGAN KELOMPOK DAN PENILAIANNYA Oleh: Indiati Dosen FKIP Univ. Muhammadiyah Magelang Abstraction Group counseling services are services that provide assistance to students through the group to obtain

Lebih terperinci

BIMBINGAN SOSIAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERINTERAKSI DENGAN TEMAN SEBAYA

BIMBINGAN SOSIAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERINTERAKSI DENGAN TEMAN SEBAYA BIMBINGAN SOSIAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERINTERAKSI DENGAN TEMAN SEBAYA Oleh: Nofi Nur Yuhenita Universitas Muhammadiyah Magelang e-mail: noery.ita@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka mengubah dirinya sendiri (QS. Ar Ra du/13: 11).

BAB I PENDAHULUAN. mereka mengubah dirinya sendiri (QS. Ar Ra du/13: 11). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Atas didasarkan bukanlah semata terletak ada atau tidaknya landasan hukum (perundang-undangan).

Lebih terperinci

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD Nama : Deawishal Wardjonyputri NIM : 1600201 Kelas : 2A-PGSD Dosen Pengampu : Arie Rakhmat Riyadi M.Pd. KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD Moh surya (1988:12) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses

Lebih terperinci

/*f Meiske Puluhulawa M.Pd

/*f Meiske Puluhulawa M.Pd LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL PENGARTJI{ BTMBINGAI\I KELOMPOK TEKMK SOSIODRAMA TERIIADAP KENAKALAII REMAJA PADA SISWA KE,LAS XI SMA PR,ASETYA KOTA GORONTALO OLEH M. RAIS TA}IE,R NIM. 111 410 031 Telah diseminarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini yang diproritaskan adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini yang diproritaskan adalah pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah menggalangkan berbagai usaha membangun manusia Indonesia seutuhnya dan hal ini ditempuh dengan secara bertahap dengan berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswa Sekolah Menengah Pertama merupakan tahap anak berada pada masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswa Sekolah Menengah Pertama merupakan tahap anak berada pada masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa Sekolah Menengah Pertama merupakan tahap anak berada pada masa remaja. Pada masa ini berkembang suatu gejala yang cukup menghawatir kan bagi para pendidik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pendukung utama bagi tercapainya negara yang berkualias adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pendukung utama bagi tercapainya negara yang berkualias adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan merupakan komponen utama dalam membangun suatu negara yang berkualitas. Pendukung utama bagi tercapainya negara yang berkualias adalah pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman belajar dan merupakan tujuan pertumbuhan. Dengan demikian, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman belajar dan merupakan tujuan pertumbuhan. Dengan demikian, tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan bolos dilakukan karena kejenuhan dalam mengikuti mata pelajaran atau

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan bolos dilakukan karena kejenuhan dalam mengikuti mata pelajaran atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku bolos bukan merupakan perilaku yang baru lagi bagi para pelajar. Sejak dulu hingga sekarang perilaku bolos masih saja ada di setiap sekolah. Tindakan bolos

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA

PERMASALAHAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA Permasalahan Pelaksanaan Layanan ( Ratna Utami Singgih) 358 PERMASALAHAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA IMPLEMENTATION PROBLEMS ON CAREER GUIDANCE

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 3 KANDANGAN

PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 3 KANDANGAN PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 3 KANDANGAN Rismawati. Program Studi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary Banjarmasin Email

Lebih terperinci

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, PT.Renaja Rosdakarya, Bandung, 2012, hlm 94

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, PT.Renaja Rosdakarya, Bandung, 2012, hlm 94 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan bimbingan adalah hal yang universal, tidak terbatas pada masa kanak-kanak dan remaja. Bimbingan sangat diperlukan dalam mengadakan pilihan-pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan unsur dan berbagai bidang dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan unsur dan berbagai bidang dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan unsur dan berbagai bidang dalam kegiatan pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan formal.pada umumnya ada tiga ruang

Lebih terperinci

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME JURNAL KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME ( STUDI KASUS SISWA KELAS VII DI UPTD SMP NEGERI 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ) THE CONCEPT OF SELF STUDENTS WHO COME FROM A BROKEN

Lebih terperinci

DUKUNGAN SISTEM PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KECAMATAN SEKAMPUNG

DUKUNGAN SISTEM PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KECAMATAN SEKAMPUNG 0 DUKUNGAN SISTEM PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KECAMATAN SEKAMPUNG By Wita Febritus (wita_febritus@yahoo.com) 1 Syarifuddin Dahlan. 2 Muswardi Rosra. 3 ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar menjadi pribadi yang bermutu. Sekolah. keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar menjadi pribadi yang bermutu. Sekolah. keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat mengembangkan potensi-potensinya

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN. Abstrak

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN. Abstrak PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN Azhar, Enny Fitriani 1) dan Zakiah Hasibuan 2) 1) Dosen FKIP UMN Alwashliyah dan

Lebih terperinci

KASIA IYAI NIM LEMBAR PENGESAHAN

KASIA IYAI NIM LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL Studi Komparasi Kerja Sam Guru Bidang Studi Dengan Guru Bimbingan Koseling Dalam Pelayanan Bimbingan Di SMP Negeri Kota Gorontalo Dan SMP Negeri 6 Kota Gorontalo. Oleh KASIA IYAI NIM. 111 408 05

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH : EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDU MELALUI TEKNIK OPERANT CONDITIONING TERHADAP PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS XI APK DI SMKN 2 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015-2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

KOMPETENSI KONSELOR DALAM MEMBERIKAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR KEPADA PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KOMPETENSI KONSELOR DALAM MEMBERIKAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR KEPADA PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOMPETENSI KONSELOR DALAM MEMBERIKAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR KEPADA PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Andika Ari Saputra 1), Agus Saputra 2), Indah Permatasari 3) Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING Aan Purwanto (purwanto.aan29@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Yusmansyah 3 ABSTRACT The purpose of this study is to describe

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Adz Dzaki Hamdani Bahran, Psikoterapi Dan Konseling Islam, Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru, 2001

DAFTAR PUSTAKA. Adz Dzaki Hamdani Bahran, Psikoterapi Dan Konseling Islam, Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru, 2001 DAFTAR PUSTAKA Adz Dzaki Hamdani Bahran, Psikoterapi Dan Konseling Islam, Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru, 2001 Afianti tina, peningkatan kepercayaan diri melalui kelompok,jurnal psikologi no 6, 1998 Arifin.

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal Yang Berjudul FAKTORFAKTOR PENGHAMBAT KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONEBOLANGO

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan Konseling.

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan Konseling. EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORAL (BEHAVIORAL THERAPY) TEKNIK PENGUATAN POSITIF (POSITIVE REINFORCEMENT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK KELAS X-

Lebih terperinci

ARTIKEL PENERAPAN LAYANAN KONSELING INDIVIDU DENGAN MODEL BEHAVIORAL DALAM MENGURANGI MEMBOLOS SEKOLAH PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 7 KEDIRI

ARTIKEL PENERAPAN LAYANAN KONSELING INDIVIDU DENGAN MODEL BEHAVIORAL DALAM MENGURANGI MEMBOLOS SEKOLAH PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 7 KEDIRI ARTIKEL PENERAPAN LAYANAN KONSELING INDIVIDU DENGAN MODEL BEHAVIORAL DALAM MENGURANGI MEMBOLOS SEKOLAH PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 7 KEDIRI TAHUN AJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi

Lebih terperinci