BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)"

Transkripsi

1 23 BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusa Saisik (BPS) Masa Pemerinahan Hindia Belanda 1. Pada bulan Februari 1920 di kanor Saisik unuk perama kalinya didirikan oleh Direkur Peranian,Kerajinan dan Perdagangan dan berkedudukan di Bogor. Kanor ini diserahi ugas unuk mengolah dan mempublikasikan daa saisik. 2. Pada bulan Mare 1923 dibenuk suau komisi yang bernama Komisi unuk Saisik yang anggoanya merupakan wakil dari iap-iap deparemen. Komisi ersebu diberi ugas unuk merencanakan indakan-indakan yang mengarah sejauh mungkin unuk mencapai kesauan dalam kegiaan di bidang saisik di Indonesia. Selain dari iu, komisi ini mengurus eruama bagian saisik yang dimua di dalam Laporan Indonesia yang sebelumnya disebu Laporan Kolonial. 3. Pada bulan Sepember 1924 nama lembaga ersebu digani menjadi Kanor Pusa Saisik dan dipindahkan ke Jakara.Bersamaan dengan iu beralih pula pekerjaan mekanisme Saisik Perdagangan yang sekarang disebu Kanor Bea

2 24 Cukai. Kanor Pusa Saisik selain mencakup bidang adminisrasi mencakup juga bagian yang menangani Urusan Umum,Saisik Perdagangan,Saisik Peranian,Saisik Kerajinan, Saisik Konjungor, Saisik Sosial. Kegiaan saisik pada era ini diarahkan unuk mendukung kebijakan yang diempuh oleh Pemerinahan Kolonial Belanda. Komisi ini juga pernah melakukan sesuau kegiaan saisik yang bersifa monumenal yaiu Sensus Penduduk 1930, yang nerupakan sensus penduduk yang perama kali dilakukan di Indonesia Masa Pemerinahan Jepang Pada Juni 1942 Pemerinah Jepang baru mengakifkan kembali kegiaan saisic yang uamanya diarahkan unuk memenuhi kebuuhan perang/milier. Dan ugas sera fungsi kegiaan saisik pada saa iu lebih erkonsenrasi unuk keperluan milier Masa Pemerinahan RI Seelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia anggal 17 Agusus 1945 kegiaan saisik diangani oleh lembaga baru yaiu Kanor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik Indonesia (KAPPURI). Perkembangan berikunya KAPPURI dilebur menjadi Kanor Pusa Saisik (KPS) dan berada di bawah dan beranggung jawab kepada meneri Kemakmuran.

3 25 Dengan Kepuusan Presiden RI Nomor 172 Tahun 1957,erhiung mulai 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusa Saisik, dan urusan saisik yang semula menjadi anggung jawab dan wewenang Meneri Perekonomian dialihkan menjadi wewenang dan berada di bawah Perdana Meneri. Berdasarkan Keppres ini pula secara formal nama Biro Pusa Saisik dipergunakan Masa Orde Baru-Sekarang Seiring dengan perkembangan jaman, khususnya pada pemerinahan Orde Baru, unuk memenuhi kebuuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan,mulak dibuuhkan daa saisik. Unuk mendapakan daa secara epa dan akura, salah sau unsurnya adalah pembenahan organisasi BPS. Dalam masa Orde Baru ini, BPS elah mengalami empa kali perubahan sukur organisasi : 1. Perauran Pemerinah No.16 Tahun 1980 enang organisasi BPS 2. Perauran Pemerinah No.6 Tahun 1980 enang organisasi BPS 3. Perauran Pemerinah No.2 Tahun 1992 enang kedudukan, ugas, fungsi, susunan dan aa kerja BPS 4. Undang-undang No.16 ahun 1997 enang saisik 5. Kepuusan Presiden RI No.86 ahun 1998 enang BPS 6. Kepuusan kepala BPS No.100 ahun 1998 enang organisasi dan aa kerja BPS

4 26 7. PP 51 ahun 1998 enang penyelenggaraan saisik. Tahun 1968, dieapkan perauran pemerinah No.16 ahun 1968 yaiu yang mengaur organisasi dan aa kerja di pusa dan daerah. Tahun 1980, perauran pemerinah No. 6 Tahun 1980 enang organisasi sebagai penggani perauran pemerinah No.16 ahun Berdasarkan perauran pemerinah No.6 ahun 1980 di iap provinsi erdapa perwakilan BPS dengan nama kanor saisik provinsi dan di kabupaen aau koamadya erdapa cabang perwakilan BPS dengan nama kanor saisik kabupaen aau koamadya. Pada anggal 19 Mei 1997 meneapkan enang saisik sebagai penggani UU No.6 dan 7 enang sensus dan saisik. Pada anggal 17 Juli 1998 dengan kepuusan presiden RI No.89 ahun 1998, dieapkan BPS sekaligus mengaur aa kerja dan sukur organisasi BPS yang baru. 3.2 Visi dan Misi Adapun visi Badan Pusa Saisik adalah menjadi sumber informasi saisik sebagai ulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya manusia yang berkualias, ilmu pengeahuan dan eknologi informasi yang mukahir. Sedangkan misi Badan Pusa Saisik adalah unuk menjungjung pembangunan nasional BPS mengembangkan misi mengarahkan pembangunan saisik pada penyediaan daa saisik yang handal dan bermuu, efekif dan efisien,

5 27 peningkaan kesadaran masyaraka akan ari dan kegunaan saisik dan pengembangan ilmu saisik. 3.3 Kedudukan dan Fungsi Badan Pusa Saisik Badan Pusa Saisik sebagai lembaga pemerinah non deparemen yang berada di bawah dan beranggung jawab kepada presiden ( Keppres No.86 ahun 1998), dalam melaksanakan ugasnya berdasarkan beberapa keenuan perundangan : 1. UU No.16 enang Saisik 2. Kepuusan Presiden No.86 ahun 1998 enang BPS 3. Perauran pemerinah No.51 ahun 1999 enang penyelenggaraan saisik Berdasarkan kepuusan presiden No.86 ahun 1998 dalm menyelenggarakan saisik dasar melaksanakan koordinasi dan kerjasama sera mengembangkan dan membina saisik sesuai dengan perauran perundang-undangan yang berlaku. Fungsi yang diselenggarakan Badan Pusa Saisik adalah : 1. Perumusan kebijaksanaan perencanaan, pengumpulan, pengolahan, penyajian daa, dan analisis di bidang saisik produksi dan kependudukan sera bidang saisik disribusi dan neraca nasional. 2. Pembinaan dan pelaksanaan koordinasi kegiaan saisik dengan deparemen dan insansi lainnya dalam mengembangkan berbagai jenis saisik yang diperlukan, sera pelaksanaan kerjasama di bidang saisik dengan lembaga/organisasi lain baik di dalam maupun luar negeri.

6 28 3. Penyajian daa kepada pemerinah dan masyaraka dari hasil kegiaan saisik produksi dan kependudukan sera saisik disribusi dan neraca nasional secara berkala baik dari hasil peneliian sendiri maupun dari daa sekunder. 4. Penyebarluasan saisik melalui berbagai cara baik langsung maupun idak langsung. 5. Pengelolaan keuangan, kepegawaian dan organisasi, perlengkapan dan perbekalan sera memberikan pelayanan adminisrasi di lingkungan BPS. 3.4 Taa Kerja Badan Pusa Saisik Para depui wajib melaksanakan koordinasi dan kerja sama eknis saisik di dalam dan di luar negeri sesuai dengan bidang ugas masing-masing dan harus melaporkan kepada kepala BPS. Dalam melaksanakan ugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, inegrasi, sibronisasi dan sinlifiksi, baik dalam lingkungan masing-masing anara sauan uni organisasi di lingkungan BPS maupun dengan insansi lainnya di luar BPS sesuai bidang masing-masing. 3.5 Tugas BPS Menuru Kepuusan Presiden RI Nomor 6 Tahun 1992 ugas BPS adalah : 1. Melakukan kegiaan saisik yang diugaskan kepadanya oleh pemerinah, anara lain di bidang peranian, agraria, perambangan, perindusrian,

7 29 perhubungan, perdagangan, kependudukan, sosial, keenagakerjaan, keuangan, pendapaan nasional, pendidikan dan keagamaan. 2. Aas nama pemerinah melaksanakan koordinasi di lapangan kegiaan saisik dari segenap insansi pemerinah baik di pusa maupun di daerah dengan ujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua aau lebih insansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan definisi, klasifikasi, dan lain-lain. 3. Mengadakan segala daya agar masyaraka menyadari akan ujuan dan kegunaan saisik. Berdasarkan Keppres ini Kepala berada di bawah dan beranggungjawab langsung kepada Presiden sera mempunyai ugas : 1. Memimpin BPS sesuai dengan ugas dan fungsi BPS sera membina aparaur BPS agar berdaya guna dan berhasilguna. 2. Menenukan kebijakan eknis pelaksanaan di bidang saisik yang secara fungsional menjadi anggung jawabnya sesuai dengan perauran perundang-undangan yang berlaku sera kebijakan umum yang elah dieapkan oleh Pemerinah. 3. Membina dan melaksanakan koordinasi dengan deparemen dan insansi lainnya dalam mengembangkan berbagai jenis saisik yang diperlukan, sera melaksanakan kerjasama di bidang saisik dengan lembaga/organisasi lain baik di dalam maupun di luar negeri.

8 30 PWakil Kepala BPS berada di bawah dan beranggung jawab langsung kepada Kepala BPS sera mempunyai ugas : 1. Membanu Kepala BPS dalam membina dan mengembangkan adminisrasi BPS agar berdayaguna dan berhasil guna. 2. Membanu Kepala BPS dalam mengkoordinasikan ugas-ugas Depui, Pusa Pendidikan dan Pelaihan Saisik dan Perwakilan BPS di daerah. 3. Mewakili Kepala BPS dalam hal Kepala BPS berhalangan. Depui Adminisrasi mempunyai ugas menyelenggarakan pembinaan pengelolaan keuangan, kepegawaian dan organisasi, perlengkapan dan perbekalan, pengendalian, sera memberikan pelayanan adminisrasi di lingkungan BPS. Depui Perencanaan dan Analisis Saisik adalah unsur pelaksana sebagian ugas dan fungsi BPS yang mempunyai ugas menyelenggarakan pembinaan kegiaan perencanaan program dan meodologi saisik, sysem informasi saisik, pengolahan hasil sensus, survey dan daa sekunder sera analisis dan pengembangan saisik. Depui Saisik Produksi dan Kependudukan adalah unsur pelaksana sebagian ugas dan fungsi BPS yang mempunyai ugas menyelenggarakan pembinaan kegiaan saisik peranian,indusri,konsruksi,perambangan dan energi, kesejaheraan rakya, sera saisik demografi dan keenagakerjaan. Depui Saisik Produksi dan Neraca Nasional adalah unsur pelaksana sebagian ugas dan fungsi BPS yang mempunyai ugas menyelenggarakan pembinaan kegiaan saisik harga dan keuangan, perdagangan dan jasa, sera neraca nasional.

9 Srukur Organisasi Badan Pusa Saisik Srukur organisasi BPS dipimpin oleh seorang kepala dibanu oleh bagian aa usaha. Taa usaha erdiri dari : 1. Sub bagian urusan dalam 2. Sub bagian perlengkapan dan perbekalan 3. Sub bagian keuangan Uraian ugas bagian Taa Usaha : 1. Menyusun program kerja ahunan bagian 2. Mengaur dan melaksanakan perhimpunan dan penyusunan program kerja ahunan, baik ruin maupun proyek kanor BPS Provinsi dan menyimpannya ke BPS. 3. Mengaur dan melaksanakan urusan dalam yang melipui sura-menyura, pengadaan dan perceakan arsip, rumah angga, pemeliharaan gedung, keamanan dan keeriban lingkungan, sera perjalanan dinas dalam dan luar negeri. 4. Mengaur dan melaksanakan urusan perlengkapan dan perbekalan yang melipui penyusunan rencana kebuuhan,penyaluran dan pengemasan,penyimpanan pergudangan,invenaris,penghapusan,sera pemeliharaan peralaan dan perlengkapan. 5. Mengaur dan melaksanakan urusan keuangan yang melipui aa usaha keuangan, perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan.

10 32 Organisasi BPS berdasarkan Keppres RI Nomor 6 ahun 1992 erdiri aas : 1. Kepala 2. Wakil Kepala 3. Depui Adminisrasi 4. Depui Perencanaan dan Analisis Saisik 5. Depui Saisik Produksi dan Kependudukan 6. Depui Saisik Produksi dan Neraca Nasional 7. Pusa Pendidikan dan Pelaihan Saisik 8. Perwakilan BPS di Daerah 9. Uni Pelaksanaan Teknis Depui Perencanaan dan Analisis Saisik (PAS) mengkoordinasi 3 biro yakni : 1. Biro Perencanaan dan Pengendalian 2. Biro Pengolahan dan Penyajian 3. Biro Analisa dan Pengembangan Depui Pembinaan Saisik mengkoordinir 4 Biro, yakni : 1. Biro Saisik dan Indusri 2. Biro Saisik Disribusi 3. Biro Saisik Sosial dan Kependudukan 4. Biro Saisik Neraca Nasional

11 33 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BPS KEPALA Bagian Taa Usaha SubBag Bina Program SubBag Urusan Dalam SubBag Kepegawaian & Hukum SubBag Keuangan SubBag Kelengka pan Bidang Sa Sosial Bidang Sa Produksi Bidang Sa Disribusi Bidang Neraca Wilayah & Analisis Saisik Bidang Inegrasi Pengolahan & Diseminasi Saisik Seksi Saisika Kependudu kan Seksi Saisik Peranian Seksi Saisik Harga Konsumen & Perdag.Besar Seksi Neraca Produksi Seksi Inegrasi Pengolaha n Daa Seksi Saisik Kesejaher aan Rakya Seksi Saisik Indusri Seksi Saisik Keuangan & Harga Produsen Seksi Neraca Konsumsi Seksi Jaringan & Rujukan Saisik Seksi Saisik Keahanan Sosial Seksi Saisik Konsruksi,Per ambangan &Energi Seksi Saisik Niaga & Jasa Seksi Analisis Saisik Linas Sekor Seksi Diseminasi & Layanan Saisik Gambar 3.1 Bagan Srukur BPS

12 34 BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 4.1 Pengumpulan Daa Pengambilan daa dilakukan di Kanor Badan Pusa Saisik Sumaera Uara, daa yang diambil adalah daa jumlah wisaawan asing yang berkunjung ke Sumaera Uara yang melalui pinu masuk melalui Bandar udara Polonia Medan, pelabuhan lau Belawan, dan pelabuhan lau Tanjung Balai Asahan ahun 1994 sampai dengan ahun Tabel 4.1 Daa jumlah Wisaawan Asing yang Berkunjung ke Sumaera Uara Tahun 1994 Sampai dengan Tahun 2007 Pinu Masuk Wisaawan Tahun Bandara Polonia Pelabuhan Lau Pelabuhan Lau Jumlah Medan Belawan Tanjung Balai

13 35 Lanjuan abel 4.1 Pinu Masuk Wisaawan Tahun Bandara Polonia Pelabuhan Lau Pelabuhan Lau Jumlah Medan Belawan Tanjung Balai Sumber :Badan Pusa Saisik Sumaera Uara 4.2 Pengolahan Daa Unuk menganalisa daa diaas, penulis harus memperoleh nilai m periode kedepan sebagai perbandingannya erhadap daa ahun sebelumnya (daa masa lalu ). Dalam hal ini penulis menggunakan daa jumlah wisaawan asing yang diperoleh dari BPS Sumaera Uara. Adapun daa yang diambil adalah jumlah wisaawan asing yang masuk melalui pinu masuk Polonia Medan, pelabuhan lau Belawan, Pelabuhan lau Tanjung Balai Asahan.dari ahun 1994 sampai dengan ahun 2007 dengan M dan N adalah periode. Pengolahan ini berujuan unuk mendapakan nilai peramalan 3 periode kedepan dari periode erakhir daa yang diperoleh, sehingga daa ersebu dapa diabulasikan kembali ke dalam abel beriku.

14 Tabel 4.2 Ramalan Jumlah Wisaawan Asing yang Berkunjung ke Sumaera Uara Raa-raa Raa-raa Perbedaan Peramalan Tahun Periode Nilai Akual Bergerak Perama Bergerak Kedua Kesalahan Nilai a Nilai b (F)=a+b(m) X S' S" S'-S" (m=1) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,89 36

15 Grafik Peramalan Jumlah Wisaawan Asing Jumlah Periode Raa-raa Bergerak Tunggal S' Raa-raa Bergerak Ganda S" Peramalan (F)=a+b(m) (m=1) Nilai Akual X Gambar 3.1 Grafik Peramalan Jumlah Wisaawan Asing yang Berknjung ke Sumaera Uara 37

16 38 1) Kolom 4 merupakan raa-raa 3 ahun erakhir dari daa X, pada kolom 3, kemudian dimasukkan pada kolom 4 pada ahun erakhir, dihiung dengan menggunakan rumus. ' X + X 1 + X X n+ S = n 1 2) Kolom ke 5 adalah raa-raa 3 ahun erakhir dari kolom ke 4 ( S ' ), kemudian dimasukkan pada kolom ke 5 pada ahun erakhir, dihiung dengan menggunakan rumus. ' ' ' ' '' S + S 1 + S S n+ S = n 1 3) Kolom 6 adalah selisih raa-raa bergerak yaiu raa-raa bergerak perama dikurangi raa-raa bergerak kedua dihiung dengan rumus. S ' - S '' 4) Kolom ke 7 adalah a (konsana) unuk persamaan peramalan yang akan dibua. Dapa dihiung dengan rumus. a = S ' + S S S ' " ' ( ) = 2 S " Tiap perganian ahun forecas, nilai a selalu berubah. 5) Kolom 8 adalah b (slope) unuk persamaan peramalan. Dapa dihiung dengan rumus. b = ' 2( S S v 1 " ) v = jangka waku moving averages. 6) Kolom 9 adalah ramalan yang dihiung dengan rumus. F + m = a + b (m) m =jangka waku peramalan ke depan

17 Proses Peramalan a. Ramalan unuk periode Kolom 4 adalah raa-raa bergerak perama S S ' 13 ' 13 X 13 + X 12 + X 11 = = 3 = ,00 Kolom 5 raa-raa bergerak kedua S S '' 13 '' 13 S = = ' 13 + S ' ,67 = ,22 + S ' , ,00 3 Kolom 7 besar nilai a a a = 2S ' 13 S " 13 = ( ,00) ,22 = ,78 Kolom 8 besar komponen kecenderungan b b ' " 2( S 13 S 13 ) = 3 1 2( , ,22) = 2 = 5.138,78

18 40 Kolom 9 nilai ramalan F F = a 13 + b 13 (1) = , ,78 (1) = ,56 b. Ramalan unuk periode 15 Kolom 4 Raa-raa bergerak perama S S ' ' X + X 13 + X 12 = = 3 = ,33 Kolom 5 raa-raa bergerak kedua S S '' '' S = = ' + S ' ,00 = ,44 + S ' , ,33 3 Kolom 7 besar nilai a a a = 2S ' S " = ( ,33) ,44 = ,22

19 41 Kolom 8 besar komponen kecenderungan b b ' " 2( S S ) = 3 1 2( , ,44) = 2 = 7.458,89 Kolom 9 nilai ramalan F F = a + b (1) = , ,89 (1) = 0.593,11 Unuk mengeahui peramalan periode 15 sampai dengan periode 17 maka digunakan persamaan sebagai beriku : F + m = a + F F = a b (m) = 0.593,11 + b (1) = , ,89(1) Nilai a dan b didapa dari periode c. Ramalan unuk periode 15 F F = a + b (1) = , ,89(1) = , ,89 = 0.593,11

20 42 d. Ramalan unuk periode 16 F F = a + b (2) = , ,89(2) = , ,78 = 8.052,00 e. Ramalan unuk periode 17 F F = a + b (3) = , ,89(3) = , ,67 = ,89 Seelah angka-angka peramalan m periode kedepan diperoleh yaiu sebanyak 3 (iga) ahun kedepan, maka selanjunya nilai peramalan yang diperoleh ersebu akan diabulasikan dalam abel khusus yaiu : Tabel 4.3 Hasil Peramalan jumlah Wisaawan Asing yang Berkunjung ke Sumaera Uara No Tahun Nilai Peramalan , , ,89 Dari nilai-nilai peramalan pada abel diaas dapa simpulakan bahwa pada ahun 2008 sampai dengan ahun 2010 akan erjadi peningkaan jumlah wisaawan asing yang mengunjungi Sumaera Uara. Nilai peramalan ersebu dapa dikaakan meningka secara linier, disebabkan hasil peramalan ersebu erganung nilai a dan b erakhir.

21 Nilai Kesalahan dari Peramalan Unuk mengeahui nilai kesalahan dari peramalan diaas dapa diliha dalam able beriku: Tabel 4.4 Nilai Kesalahan Nilai Kesalahan Kesalahan Tahun Periode Observasi Ramalan Kesalahan Persenase Persenase absolu Xi Fi Xi-Fi PE APE , ,22-43,55 43, , ,56 81,64 81, , ,33 75,88 75, , ,33 13,10 13, , ,67-46,37 46, , ,56-1,05 1, , ,78 18,54 18, , ,78 12,47 12, , ,44 4,06 4,06 Keerangan dari abel diaas dapa dijelaskan sebagai beriku : Kolom 5 Nilai kesalahan e i = X i F i Kolom 6 Kesalahan yang dihiung secara persenase PE X F = X 100

22 44 Kolom 7 Nilai kesalahan pensenase absolu APE = X F X 100 abel diaas: Sebagai conoh perhiungan diambil dari periode yang elah dihiung pada 1) Kesalahan e e = X F = ,56 = 5.447,44 2) Kesalahan persenase X F PE = 100 X ,56 = PE = 4,06 3) Kesalahan persenase absolue APE = X F X ,56 = APE = 4,06

23 45 Berdasarkan hasil penjumlahan nilai PE (percenage error) dan APE (absolue percenage error) maka diperoleh nilai sebagai beriku : 1. Nilai engah kesalahan persenase (Mean Percenage Error) MPE = X F X n PE i= 6 MPE = 9 1,72 = 9 MPE = 12, Nilai engah kesalahan persenase absolu (Mean absolue Percenage Error) MAPE = MAPE = = MAPE = i= 6 X F X n APE 9 296, ,96 100

24 46 BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Pengerian Implemenasi Sisem Implemenasi sisem adalah langkah-langkah aau prosedur-prosedur yang dilakukan dalam menyelesaikan desain sisem yang elah diseujui, unuk menginsal, menguji dan memulai sisem baru aau sisem yang diperbaiki. 5.2 Tujuan Implemenasi Sisem Adapun ujuan dari implemenasi sisem ini adalah sebagai beriku: 1. Menyelesaikan desain sisem yang elah diseujui sebelumnya. 2. Memasikan bahwa pemakai (user) dapa mengoperasikan sisem baru 3. Menguji apakah sisem baru ersebu sesuai dengan pemakai. 4. Memasikan bahwa konversi ke sisem baru berjalan yaiu dengan membua rencana, mengonrol dan melakukan insalasi baru secara benar.

25 Pengerian Microsof Excel Microsof excel adalah gernerasi porpose elecronic spreadshee yang dapa digunakan unuk mengorganisir, menghiung, menyediakan maupun menganalisa daa sera mempresenasikan ke dalam grafik aau diagram. Microsof excel dapa membanu penyelesaian ugas- ugas mulai dari penyiapan invoice sederhana aau budge, pembuaan grafik 3-dimensi sampai me-manage buku besar akunansi unuk sebuah perusahaan ingka menengah. 5.4 Srukur Microsof Excel Tampilan mocrosof excel berupa benuk sandard dari menu bar, oolbars, formula bar, saus bardan sebuah buku kerja (workbook) baru. Workbook memua minimum (1) aau maksimum (225) workshee (keras kerja) jumlah workshee dalam keadaan defaul ada iga (3) dan workshee yang akif bernama shee 1 alama sel kiri aas dan alama sel kanan bawah. Sedangkan poiner adalah penunju,k sel yang akif. 5.5 Pengoperasian Microsof Excel Cara mengakifkan microsof excel sama dengan pengakifan program-program aplikasi lainnya yang ada dalam Microsof Office yaiu : 1. Klik ombol sar yang ada pada askbar 2. bawa poiner mouse ke program folder, kemudian 3. Klik ikon Microsof Office kemudian pilih Microsof Excel unuk memulai program.

26 48 Gambar 5.1 Tampilan saa membuka Excel pada windows Selanjunya excel akan menampilkan buku kerja (workbook) yang kosong Gambar 5.2 Tampilan buku kerja (workbook) yang kosong excel Seelah Microsof excel akif maka akan diampilkan lembar kerja baru yang ersusun aas sel-sel yang erbenuk dalam baris dan kolom. Sebuah

27 49 lembar kerja (workshee) dapa memua baris dan 256 kolom (kolom A-IV), sedangkan sau sel dapa memua karaker. Sel akif memiliki border gelap disekelilingnya dan alama sel akif diampilkanpada koak di aas epi kiri lembar kerja. Sewaku mengeik eks aau rumus, karaker akan erliha pada formula bar. Tanda + (plus) yang erliha pada lembar kerja menandakan keberadaan mouse. unuk mengeik rumus maka dimulai ddengan anda = (sama deuk menjumlahkanngan). misalnya, =sum(range) digunakan unuk menjumlahkan range erenu.nilai yang dihaslkan apabila rangkaian nilai dalam rumus erenu. 4. Kia dapa memasukkan daa ke lembar kerja dengan langkah sebagai beriku: a) empakan penunjuk sel pada sel empa yang diinginkan. b) keik daa yang akan dimasukkan. c) unuk mengahiri ekan ener aau anda panah pada keyboard, unuk berpindah sel yaiu dengan menggerakkan mouse ke sel yang diinginkan. 5. Menyimpan Daa Seelah lembar kerja diisi dalam Microsof Excel disimpan dengan nama file Peramalan Wisaawan. Adapun langkah-langkah dalam menyimpan lembar kerja adalah sebagai beriku : a) Keik File b) Save as daa c) Klik OK aau ener

28 50 Eksisensi penyimpanan daa akan ersimpan secara oomais sehingga nama file daa akan berambah menjadi Microsof Excel-peramalan Wisaawan. 6. Pemrosesan Daa Gambar 5.3 Tampilan saa Menyimpan File 5.6 Pemrosesan Daa Dengan Excel Prosedur Perhiungan Peramalan Raa-raa Bergerak ganda dengan periode 3 ahun dengan Sofware Excel

29 51 Gambar 5.4 Tampilan Pemrosesan Peramalan Daa pada Excel 1. Langkah perhiungan kolom D a) Klik sel Keiklah rumus =(C5+C6+C7)/3. b) Klik ener. c) Unuk mengeahui nilai sel berikunya (sel D8 s/d D18) arahkan poiner ke ujung bawah sel D7 hingga berubah menjadi lambang plus (+). Draglah mouse (ombol mouse sebelah kiri diekan dan diahan kemudian digeser) ke bawah sampai sel D18, kemudian lepaskan ombol mouse. 2. Langkah perhiungan kolom E 1) Klik sel E9. 2) Keiklah rumus =(D7+D8+D9)/3. 3) Klik ener. 4) Unuk mengeahui nilai sel berikunya (sel E10 s/d E18) arahkan poiner ke ujung bawah sel D7 hingga berubah menjadi lambang plus (+). Draglah mouse (ombol mouse sebelah kiri diekan dan diahan kemudian digeser) ke bawah sampai sel E18, kemudian lepaskan ombol mouse. 3. Langkah perhiungan kolom F 1) Klik sel F9 2) Keiklah rumus =D9-E9 3) Klik ener. 4) Unuk mengeahui nilai sel berikunya (sel F10 s/d F10) arahkan poiner ke ujung bawah sel F9 hingga berubah menjadi lambang plus (+). Draglah mouse (ombol mouse sebelah kiri diekan dan diahan

30 52 kemudian digeser) ke bawah sampai sel F10, kemudian lepaskan ombol mouse. 4. Langkah perhiungan kolom G 1) Klik sel G9. 2) Keiklah rumus =(2*D9)-E9. 3) Klik ener. 4) Unuk mengeahui nilai sel berikunya (sel G10s/d G18) arahkan poiner ke ujung bawah sel G9 hingga berubah menjadi lambang plus (+). Draglah mouse (ombol mouse sebelah kiri diekan dan diahan kemudian digeser) ke bawah sampai sel G18, kemudian lepaskan ombol mouse. 5. Langkah perhiungan kolom H 1) Klik sel H9. 2) Keiklah rumus =(2/(3-1))*(D9-E9). 3) Klik ener. 4) Unuk mengeahui nilai sel berikunya (sel H10 s/d H18) arahkan poiner ke ujung bawah sel H9 hingga berubah menjadi lambang plus (+). Draglah mouse (ombol mouse sebelah kiri diekan dan diahan kemudian digeser) ke bawah sampai sel H18, kemudian lepaskan ombol mouse. 6. Langkah perhiungan kolom I 1) Klik sel I10. 2) Keiklah rumus =G9+(H9*1).

31 53 3) Klik ener. 4) Unuk mengeahui nilai sel berikunya (sel I11 s/d I19) arahkan poiner ke ujung bawah sel I9 hingga berubah menjadi lambang plus (+). Draglah mouse (ombol mouse sebelah kiri diekan dan diahan kemudian digeser) ke bawah sampai sel I19, kemudian lepaskan ombol mouse. 5) unuk mengeahui nilai sel I20 adalah dengan cara : a) Klik sel I20. b) Keiklah rumus =G18+(H18*2) 6) unuk mengeahui nilai sel I21adalah dengan cara : a) Klik sel I21. b) Keiklah rumus =G18+(H18*3)

32 Prosedur Perhiungan PE dan MPE Raa-raa Bergerak ganda dengan periode 3 ahun dengan Sofware Excel. Gambar 5.5 Tampilan Perhiungan Nilai Kesalahan Peramalan 1. Langkah perhiungan kolom D elah dijelaskan pada Prosedur Perhiungan peramalan diaas 2. Langkah perhiungan kolom E a. Klik sel E11 b. Keiklah rumus =C11-D11. c. Klik ener. d. Unuk mengeahui nilai sel berikunya (sel E12 s/d E19) arahkan poiner ke ujung bawah sel E11 hingga berubah menjadi lambang plus (+). Draglah mouse (ombol mouse sebelah kiri diekan dan diahan

33 55 kemudian digeser) ke bawah sampai sel E19, kemudian lepaskan ombol mouse. 3. Langkah perhiungan kolom F a. Klik sel F11 b. Keiklah rumus =(E11/C11)*100. c. Klik ener. d. Unuk mengeahui nilai sel berikunya (sel F12 s/d F19) arahkan poiner ke ujung bawah sel F11 hingga berubah menjadi lambang plus (+). Draglah mouse (ombol mouse sebelah kiri diekan dan diahan kemudian digeser) ke bawah sampai sel F19, kemudian lepaskan ombol mouse. 4. Langkah perhiungan kolom G e. Klik sel G11 f. Keiklah rumus =IF(F11<=0;F11*(-1);F11*1). g. Klik ener. h. Unuk mengeahui nilai sel berikunya (sel G12 s/d G19) arahkan poiner ke ujung bawah sel G11 hingga berubah menjadi lambang plus (+). Draglah mouse (ombol mouse sebelah kiri diekan dan diahan kemudian digeser) ke bawah sampai sel G19, kemudian lepaskan ombol mouse. 5.7 Prosedur Pembuaan Grafik dengan Sofware Excel Langkah-langkah membua grafik : a. Bloklah daa abel (sel B2 s/d C61). Lihalah gambar di bawah ini.

34 56 Gambar 5.6 Tampilan saa Pemblokan Daa b. Klik icon Char Wizard pada oolbar sandar. Akan muncul ampilan seperi di bawah ini. Gambar 5.7 Tampilan Pembuaan Grafik dengan Excel

35 57 c. Klik Smooh Line pada lis box cosum ypes. Tampilan koak dialog Char Wizard berubah seperi beriku. Gambar 5.8 Tampilan Koak Dialog Char Wizard d. Klik ombol Nex. Akan muncul ampilan seperi di bawah ini. e. Klik Series, klik add Gambar 5.9 Tampilan Koak Dialog Char Source Daa

36 58 1) Name unuk memberi nama pada keerangan pada grafik dengan mengklik anda panah pada koak disebelah name kemudian blok nama 2) klik ener 3) Value dengan mengklik anda panah pada koak disebelah vale kemudian blok nilai sesuai dengan nama diaas 4) klik ener 5) unuk nama dan nilai selanjunya dilakukan hal yang sama seperri diaas 6) Pada caegory (x) axil label masukkan nilai periode. Maka ampilannya akan berubah menjadi seperi dibawah ini. Gambar 5.10 Tampilan Source Daa

37 59 f. Klik ombol Nex. Akan muncul ampilan seperi di bawah ini. Gambar 5.11 Tampilan Char Opion 1. Isikan pada koak edi Char ile unuk memberi judul pada grafik :Grafik Peramalan Wisaawan Asing 2. Isikan pada koak edi Caegory (X) axis unuk memberi keerangan pada sumbu X : Periode 3. Isikan pada koak edi Value (Y) axis unuk memberi keerangan pada sumbu Y : Jumlah g. Pada menu legend klik boom h. Klik ombol Nex. Akan muncul ampilan seperi di bawah ini. Gambar 5.12 Tampilan Char Locaion i. Klik ombol Finish.

38 60 BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan Dari hasil peneliian dan pembahasan di aas dapa diperoleh kesimpulan sebagai beriku : 1. Penggunaan meode raa-raa bergerak ganda (double moving average) unuk peramalan jumlah wisaawan dilakukan melalui analisis daa sebagai beriku : a) Menghiung nilai-nilai ramalan. b) Menghiung kesalahan peramalan. c) Membua grafik sebagai perbandingan anara nilai sebenarnya dengan nilai peramalan. 2. Dari analisis dapa hasil peramalan jumlah wisaawan asing unuk periode berikunya. No Tahun Hasil Peramalan Jumlah Wisaawan Asing orang orang orang Dari abel hasil peramalan diaas erliha bahwa erliha peningkaan jumlah wisaawan asing yang berkunjung ke Sumaera Uara hingga pada ahun 2010.

39 Saran Meliha poensi pariwisaa Sumaera Uara yang sanga besar dan jumlah wisaawan asing yang iap ahun semakin meningka, maka pemerinah Sumaera Uara hendaknya memberikan perhaian yang khusus pada muu pelayanan erhadap wisaawan asing dan pelesarian alam sebagai objek pariwisaa. Unuk iu pula diperlukan daa saisik yang lebih lengkap, akura dan lebih bermuu agar dapa mengikui dan mengeahui perkembangan jumlah wisaawan asing ersebu

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUAT TATITIK 3.. ejarah ingka BP (Badan Pusa aisik) A. Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 920, Kanor aisik perama kali didirikan oleh Direkur peranian, Kerajinan

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand Landbow Nijeverheiden

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand Landbow Nijeverheiden 17 BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 1920, Kanor Saisik perama kali didirikan oleh Direkur Peranian, Kerajinan dan Perdagangan (Direcure Vand Landbow

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 3 BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)

BAB 3 BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 20 BAB 3 BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) Seiring dengan adanya perkembangan jaman, khususnya pada pemerintahan Orde Baru, untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

PERAMALAN PENDAPATAN KECAMATAN BERASTAGI DARI SEKTOR PAJAK HOTEL UNTUK TAHUN 2009 TUGAS AKHIR RILPI BISMA GINTING SUKA

PERAMALAN PENDAPATAN KECAMATAN BERASTAGI DARI SEKTOR PAJAK HOTEL UNTUK TAHUN 2009 TUGAS AKHIR RILPI BISMA GINTING SUKA PERAMALAN PENDAPATAN KECAMATAN BERASTAGI DARI SEKTOR PAJAK HOTEL UNTUK TAHUN 2009 TUGAS AKHIR RILPI BISMA GINTING SUKA 062407095 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET Latar Belakang Terbentuknya Kabupaten Simalungun. dengan Bupati yang pertama yaitu Madja Purba.

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET Latar Belakang Terbentuknya Kabupaten Simalungun. dengan Bupati yang pertama yaitu Madja Purba. BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singka Kabupaen Simalungun 3.1.1 Laar Belakang Terbenuknya Kabupaen Simalungun Pada ahun 1999, Pemerinah Republik Indonesia meneapkan Undang-undang No.70

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ENDANG SUSANTI PURBA

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ENDANG SUSANTI PURBA PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Diajukan Unuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syara Mencapai Gelar Ahli Madya ENDANG SUSANTI PURBA 062407040 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort 3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3. Gambaran Umum Perusahaan 3.. Sejarah Perusahaan PT. Tri Dharma Wisesa merupakan perusahaan indusri yang didirikan pada anggal 3 Desember 98, yang berempa di Jalan

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR 052407082 PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA STRATEGIS RSUD dr.iskak TULUNGAGUNG

MATRIKS RENCANA STRATEGIS RSUD dr.iskak TULUNGAGUNG MATRIKS RENCANA STRATEGIS 2014-2018 RSUD dr.iskak TULUNGAGUNG VISI MISI 1 TUJUAN 1 : Terwujudnya Rumah Saki Rujukan Yang Handal Terjangkau Dalam Pelayanan : Meningkakan Muu Akses Pelayanan Kesehaan : Meningkakan

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 44 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sisem ang berjalan Analisis Sisem adalah penguraian dari suau sisem Informasi ke dalam bagian-bagian, komponen-komponen, dengan maksud unuk mendefenisikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

1. Pengertian Digital

1. Pengertian Digital Kegiaan elajar. Pengerian Digial Tujuan Khusus Pembelajaran Pesera harus dapa: Menyebukan definisi besaran analog Menyebukan definisi besaran digial Menggambarkan keadaan logika Menyebukan perbedaan nilai

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci