PERHITUNGAN DAYA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN YAMAHA LS 100 CC. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERHITUNGAN DAYA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN YAMAHA LS 100 CC. Abstrak"

Transkripsi

1 PERHITUNGAN DAYA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN YAMAHA LS 100 CC Teo Wiatno 1, Samsudi Rahadjo 2 dan Joko Suwinyo 3 Abstak Pada masa sekaan ini manusia membutuhkan saana tanspotasi dalam bebaai bidan. Saana tanspotasi itu diunakan untuk mempelanca seala kebutuhan manusia sepeti menanta baan, untuk bepeian ke suatu tempat dan lain sebaainya. Salah satu alat tanspotasi yan diunakan adalah kendaaan bemoto. Kendaaan bemoto yan sekaan ini banyak dipakai adalah kendaaan yan menunakan mesin pembakaan dalam (intenal combustion enine). Moto pembakaan dalam yan dipakai pada kendaan bemoto mempunyai volume silinde dan jumlah silinde yan bebeda-beda sesuai denan keunaan kendaaan itu. Untuk dapat menoptimalkan penunaan mesin maka dipelukan suatu pemeiksaan. Pemeiksaan meliputi : baian baian mesin secaa menyeluuh tentan kondisi, funsi dan kualitas dai baian baian tesebut. Dai pemeiksaan baian baian mesin tesebut dapat diketahui apakah kondisi, funsi dan kualitas mesin tesebut masih elevan atau tidak denan pekembanan teknoloi otomotif saat ini. Kata Kunci: Otomotif, Intenal Combustion Enine, Mesin Bensin PENDAHULUAN Selaas denan bekembannya ilmu penetahuan dan teknoloi, dan seiin denan pekembanan dan kemajuan dibidan industi teutama dalam bidan pemesinan, umumnya upaya penataan sistem tanspotasi yan diteapkan lebih banyak betujuan memecahkan masalah yan timbul sekaan dan bejanka pendek, tanpa inteasi yan sesuai denan peencanaan kotanya. Padahal tanpa pebaikan mendasa pada aspek peencanaan sistem tanspotasi secaa menyeluuh, masalah-masalah yan timbul beseta implikasi dampaknya tak akan dapat tepecahkan denan tuntas. Akibatnya bisa menimbulkan bebaai pemasalahan, diantaanya kemacetan dan tininya kada polusi udaa akibat bebaai pencemaan dai asap kendaaan bemoto. Masalah yan tejadi tidak hanya masalah polusi udaa saja tetapi jua banyak sekali masalah kecelakaan seta kemacetan yan tejadi di Indonesia. Banyak sekali kecelakaan 1 S1 Teknik Mesin UNIMUS 2 S1 Teknik Mesin UNIMUS 3 S1 Teknik Mesin UNIMUS 58

2 yan tejadi di Indonesia, hal ini disebabkan kaena kelalaian paa kendaaan bemoto seta kondisi jalan yan usak. Selain itu, masyaakat jua haus ikut bepatisipasi dalam menatasi masalah tesebut. Bebaai alat diciptakan untuk mempemudah dan menambah kenyamanan manusia dalam mencukupi kebutuhannya. Salah satunya adalah dibidan otomotif kendaaan inan spektum sepeda moto, dimana dalam penunaannya dipelukan penetahuan tentan mesin tesebut sehina dapat bejalan seefektif dan seefisien munkin. Pada masa sekaan ini manusia membutuhkan saana tanspotasi dalam bebaai bidan. Saana tanspotasi itu diunakan untuk mempelanca seala kebutuhan manusia sepeti menanta baan, untuk bepeian ke suatu tempat dan lain sebaainya. Salah satu alat tanspotasi yan diunakan adalah kendaaan bemoto. Kendaaan bemoto yan sekaan ini banyak dipakai adalah kendaaan yan menunakan mesin pembakaan dalam (intenal combustion enine). Moto pembakaan dalam yan dipakai pada kendaan bemoto mempunyai volume silinde dan jumlah silinde yan bebedabeda sesuai denan keunaan kendaaan itu. Untuk dapat menoptimalkan penunaan mesin maka dipelukan suatu pemeiksaan. Pemeiksaan meliputi : baian baian mesin secaa menyeluuh tentan kondisi, funsi dan kualitas dai baian baian tesebut. Dai pemeiksaan baian baian mesin tesebut dapat diketahui apakah kondisi, funsi dan kualitas mesin tesebut masih elevan atau tidak denan pekembanan teknoloi otomotif saat ini. LANDASAN TEORI Moto adalah abunan dai alat-alat yan beeak (dinamis) yan bila bekeja dapat menimbulkan tenaa/enei. Sedankan penetian moto baka adalah moto yan sumbe tenaanya dipeoleh dai hasil pembakaan as didalam uan baka. Moto bensin sendii mempunyai penetian moto dimana as pembakanya beasal dai hasil campuan antaa bensin denan udaa dalam suatu pebandinan tetentu, sehina as tesebut tebaka denan mudah sekali didalam uan baka, apabila timbul loncatan buna api listik teanan tini pada elektoda busi. Dan alat yan mencampu bensin dan udaa supaya menjadi as pada moto bensin ini adalah kabuato. 59

3 Tenaa yan dihasilkan oleh moto adalah beasal dai adanya pembakaan as didalam uan baka, oleh kaena adanya pembakaan as tesebut, maka timbullah panas. Dan panas ini menakibatkan as yan telah tebaka menemban/ekspansi. Pembakaan dan penembanan as ini tejadi di dalam uan baka yan sempit dan tetutup/tidak boco dimana baian atas dan sampin kii kanan dai uan baka adalah statis/tidak bisa beeak, sedankan yan dinamis/bisa beeak hanyalah baian bawah, yakni piston sehina denan sendiinya piston akan tedoon ke bawah denan kuatnya oleh as yan tebaka dan menemban tadi. Pada saat piston tedoon ke bawah ini, membawa tenaa yan sanat dahsyat, dan tenaa inilah yan dimaksud denan tenaa moto. Pinsip Keja Moto Bensin Moto bensin sebaai salah satu jenis moto pembakaan dalam banyak diunakan untuk meneakkan atau sebaai sumbe tenaa dai suatu kendaaan. Pada pembahasan ini, moto bensin sebaai sumbe tenaa menuut pinsip kejanya dibedakan menjadi 2 yaitu moto bensin 4 tak dan moto bensin 2 tak. Moto Bensin 4 Tak Moto bensin 4 tak adalah moto yan setiap satu kali pembakaan bahan bakanya memelukan 4 lankah piston atau dua kali putaan poos enkol. Secaa kasa atau ais besanya, caa keja moto bensin 4 tak adalah petama-tama as yan meupakan campuan bahan baka denan udaa yan dihasilkan dai kabuato dihisap masuk ke dalam silinde kemudian dimampatkan dan dibaka. Kaena panas, as tesebut menemban dan kaena uan tebatas maka tekanan didalam silinde atau uan baka naik dan tekanan ini mendoon piston diteuskan ke poos enkol akan beputa. Secaa tepeinci dibawah ini diuaikan masin-masin lankah atau poses sebaai beikut : 1) Lankah hisap Pada lankah ini piston beeak dai TMA ke TMB seta enkol beputa ½ putaan (180 o ). Dan pada lankah ini klep/katup masuk membuka pintu saluan masuk yan behubunan denan kabuato, sedankan katup buan menutup pintu saluan 60

4 pembuanan. Oleh kaena beeaknya piston dai TMA ke TMB ini mempunyai daya hisap yan sanat kuat, sehina denan sendiinya as bau yan beada dalam kabuato tehisap masuk ke dalam silinde dan uan baka. 2) Lankah kompesi Pada lankah ini piston beeak dai TMB ke TMA, enkol beputa (360 o atau 1 putaan). Dan pada lankah ini katup masuk dan katub buan menutup pintu saluannya masin-masin. Beeaknya piston ini makin naik makin membuat uanan diatas piston semakin sempit sehina daya kompesi didalam uanan yan sempit ini menjadi tini. Dan oleh kaena disekelilin uanan ini tetutup apat, maka as bau yan telah dihisap masuk menjadi temampat oleh piston. 3) Lankah usaha Bebeapa saat sebelum piston mencapai TMA, enkol beputa mencapai (360 o ) pada akhi lankah kompesi, busi meloncatkan buna api listik teanan tini didalam uan baka tepat saat enkol beputa 360 o atau toak tepat mencapai TMA sehina as bau yan telah temampat didalam uan baka menjadi tebaka. Pembakaan ini belansun sampai piston mencapai TMA, setelah itu hasil pembakaan as tesebut dapat menimbulkan panas yan menyebabkan penembanan as didalam uan baka. Penembanan as ini menimbulkan tekanan/tenaa yan dahsyat sekali ke seala aah, yakni baian atas bawah dan sampin kii kanan didalam uan baka adalah statis, sedankan yan dinamis didalam uan baka hanyalah baian bawah, yaitu piston maka denan sendiinya piston tedoon denan kuatnya dai TMA ke TMB. Meluncunya piston dai TMA ke TMB ini sudah tentu menimbulkan tenaa yan sanat besa pula. 4) Lankah buan Piston beeak dai TMB ke TMA, enkol beputa 270 o, maka pada lankah ini katub buan tebuka dan as hasil sisa pembakaan didalam uan tedoon kelua oleh piston melalui saluan buan. 61

5 Gamba 3. Poses keja moto bensin 4 lankah Moto Bensin 2 Tak Moto bensin 2 tak adalah moto yan setiap kali pembakaannya membutuhkan hanya 2 kali lankah toak atau satu kali putaan enkol, denan kata lain moto bensin 2 tak tak bebeda jauh denan moto 4 tak, yaitu pada moto bensin 2 tak tidak bekeja denan poos yan tunal pada masin-masin lankahnya melainkan antaa poses dan kompesi tejadi dalam satu lankah toak. Sedankan poses atau caa keja moto 2 tak sebaai beikut: 1) Lankah hisap dan kompesi Pada lankah ini piston dai TMA ke TMB sehina saluan masuk tebuka oleh piston, eed valve, otay valve, atau cank shaft valvenya. Pada saat piston semakin beeak keatas, maka akan menakibatkan uan baian bawah piston yakni uan cate menjadi semakin luas, dan beeaknya piston ke aah TMA ini baian bawah piston menhisap as bau dai kabuato ke dalam uan cate dan melalui saluan bilas manuju ke uan baka. Poses meupakan lankah isap. Selanjutnya piston teus beeak menuju TMA sampai saluan buan dan saluan bilas tetutup oleh piston baian atas sehina tejadilah pemampatan as yan masuk kedalam uan baka dan silinde sebelumnya, maka tejadilah kompesi dan kejadian ini yan disebut lankah kompesi. 62

6 2) Lankah usaha dan buan Bebeapa saat sebelum menakhii lankah kompesi (pada akhi lankah 1), busi meloncatkan buna api listik teanan tini didalam uan baka sehina as bau dikompesikan menjadi tebaka. Pembakaan ini tejadi belansun teus meneus sampai piston mencapai TMA. Oleh kaena pembakaan tesebut, maka timbullah panas yan menyebabkan as menemban. Gas ini tejadi pada saat setelah piston beada di TMA, kaena hanya piston yan dinamis (bias beeak) maka piston tedoon ke aah TMB denan kuatnya oleh ledakan as dan tenaa tadi diteuskan ke poos enkol. Peistiwa ini meupakan lankah usaha/keja pada moto bensin 2 tak. Selanjutnya eakan piston ke aah TMB ini membuat saluan buan dan saluan bilas menjadi tebuka sehina as bekas kelua melalui saluan buan tadi. Oleh kaena adanya bantuan desakan dai as bau yan mulai masuk lai ke dalam uan baka dan silinde melalui saluan bilas. Poses ini disebut lankah buan. Masuknya as bau dai uan cate ke dalam uan baka dan silinde kaena as bau yan beada didalam uan ke atas mendapat tekanan dai piston, sewaktu piston beeak ke bawah dan poses ini disebut kompesi cate. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN Pehitunan ulan untuk menetahui kineja dai suatu mesin, apakah kemampuan keja dai mesin tesebut masih sesuai denan kelayakan pemakaian atau pelu diadakan pebaikan seta penatian komponen komponen mesin aa dapat diopeasikan maksimal. Pehitunan ulan dai moto bensin Yamaha LS ini meliputi : Pehitunan Daya Pehitunan Pemakaian Bahan Baka Data Spesifikasi mesin: Diamete silinde (D) 43,5 mm 4,35 cm Panjan lankah (L) 65,4 mm 6,54 cm Putaan mesin (n) 2500 pm Kapasitas silinde 97,146 63

7 Data Teoitis: Tempeatu udaa lua [T O ] Denan mempehitunkan tempeatu udaa sekita, diambil : T O 30 o 303 o K (Semaan) Tekanan udaa lua [P O ] Tekanan udaa lua adalah : P O 1atm 1,033 k/cm 2 Tekanan as pada pemulaan kompesi [P a ] Haa P a (tekanan udaa diakhi lankah isap untuk moto 2 lankah bekisa antaa (0,85 0,92) x P O atm). Untuk pehitunan ini diambil P a 0,90 atm. Kenaikan haa tempeatu udaa didalam silinde akibat suhu dindin silinde ( t w ) Haa ( t w ) bekisa antaa 10 o 20 o K. Untuk pehitunan diambil : t w 20 o K untuk Tes o K. Tekanan dai as bekas (y ) Koefisien as bekas untuk mesin 2 lankah : 0,03-0,04. Untuk pehitunan diambil : y 0,04 Tekanan as pada akhi pembuanan (P ) Mesin kabuato, P 1,03 1,08 atm Diambil : P 1,08 atm Tempeatu as buan (T ) Mesin kabuato, T o K diambil : T 800 o K 527 o K Koefisien kelebihan udaa (α) Mesin kabuato, α 1,1-1,3. diambil : A 1,1 Fakto koeksi dai : Mesin 2 lankah, φ 0,95-0,97. diambil : Φ 0,95. Efisiensi mekanis (η m ) Mesin kabuato 2 lankah η m 0,8-0,85. diambil : η m 0,8. Koefisien penunaan panas hasil pembakaan (ξ z ) Moto bensin, ξ z 0,85-0,95. diambil : ξ z 0,85. Eksponen politopis ekspansi (n 2 ) Nilai n 2 bekisa antaa 1,15-1,3. untuk pehitunan diambil : n 2 1,15-1,3 Masa jenis bensin 0,73 /cm 3 0,73 k/lt 64

8 PERHITUNGAN 1. Volume lankah Adalah besanya uan baka yan ditempuh oleh piston selama melakukan lankah keja. VL. D 2. L Dimana : D Diamete silinde (cm) L Panjan Lankah piston (cm) VL 0,785. 4, ,54 97,146 cc 2. Volume uan baka (V c ) Volume uan baka adalah volume uan baka dai silinde head dan volume dai asket. V c V csh + V c V c adalah volume yan disebabkan ketebalan asket denan tebal. V c 1 2 π.d c. L V c π.(43).0, 1 4 V c 1,451 cc V csh adalah volume uan baka dai silinde head VL V csh , 97,146 V csh + 1, V csh 15,329 cc V c 1, ,329 16,78 cc 3. Pebandinan Kompesi Adalah pebandinan antaa volume total silinde denan volume sisa. V L +V V C C 65

9 Dimana : V L : Volume Lankah (cm 3 ) V C : Volume uan baka (cm 3 ) 97, ,78 6,8 7 16,78 4. Tempeatu awal kompesi (T a ) Adalah tempeatu campuan udaa bahan baka yan beada dalam saat piston mulai melakukan lankah kompesi. T a T o Dimana : + tw + 1+ y ( T. y ) ( Ibid hal 52) T o Tempeatu udaa lua t w Kenaikan tempeatue dalam silinde akibat suhu dindin silinde T a T a y Koefisien as bekas T Tempeatu as buan T o + tw + 1+ y ( T. y ) (800.0,04) 1+ 0,04 T a 345 1,04 341,346 0 K (Standaisasi dai T a bekisa o K) (Kovack hal 29) 5. Tekanan akhi kompesi (P c ) Tekanan akhi kompesi adalah tekanan campuan udaa-bahan baka pada akhi lankah kompesi. P c P a.ε n 1 ( Ibid hal 32 ) P 1.V 1 n1 P 2 n1 P2 n1 V 1 P1 V2 66

10 Dimana n1 adalah eksponen polytopik yaitu eksponen yan menunnjukkan sifat dan bentuk dai poses adiabatic. Eksponen ini menjunnjukkan peubahan tekanan dan volume yan tejadi pada saat bahan baka dikompesikan. Denan menunakan poses tial dan eo, dipeoleh haa n1 1,34 1,39, maka diambil n1 1,35. P c P a.ε n 1 0,85.(7) 1,35 9,5 atam. (Kovack hal 33) 6. Tempeatu kompesi (T c ) Adalah tempeatu campuan bahan baka sebelum pembakaan (pada akhi lankah kompesi). T c T a.ε n 1-1 (Kovack hal 34) 341, , o K (Standaisasi T c untuk moto bensin bekisa antaa o K) 7. Pebandinan tekanan dalam silinde selama pembakaan (λ) Adalah asio yan menunjukkan pebandinan tekanan maksimum pada pembakaan campuan bahan baka denan tekanan pada awal pembakaan. λ Pz P c Dimana untuk tekanan akhi pembakaan (Pz), moto bensin 2 lankah denan kabulato bekisa antaa atm (N. Petovsky). Dalam pehitunan ini hina Pz diambil 40 atm. λ 40 9,5 λ 4,2 8. Nilai kalo pembakaan bahan baka (Q b ) Adalah jumlah panas yan mampu dihasilkan dalam pembakaan 1k bahan baka. Pada mesin bensin diunakan bensin (C 8 H 18 ) sebaai bahan baka bensin memiliki komposisi sebaai beikut : C 18% H 18% O 2% Menuut pesamaan dulo denan komposisi demikian bensin tesebut mempunyai nilai pembakaan (Q b ) sebesa : 67

11 Q b 8. C ( H O / 18 ) ( 18 O / 18 ) 9.766,4 Kkal/K Bensin mempunyai nilai pembakaan Kkal/k. (Jadi kompesi tesebut dapat dipakai). 9. Kebutuhan udaa teoitis (Ĺ O ) Adalah kebutuhan udaa yan dipelukan membaka bahan baka sesuai pehitunan. Ĺ O Ĺ O O 2 (Petovsky hal 32) 0,21 1 c h o + + 0, Ĺ O 1 0,87 0,11 0,02 0, , ,21 0,473mole 10. Koefisien kimia dai peubahan molekul setelah pembakaan (µ o ) Adalah peubahan volume as dalam silinde selama pembakaan (pebandinan dai jumlah mol dai pemasukan sea sebelum pembakaan). µ o µ o M M M e α. L dimana : a o Koevisien kelebihan udaa, untuk moto bensin haa koevisien kelebihan udua bekisa 0,85 1,05. M Jumlah mol dai as setelah pembakaan (kualitas total dai pembakaan as basah dalam mol pe 1 k bahan baka) M MCO 2 + MH 2 O + MN 2 (Petovsky hal 39) (i) MCO 2 C/2 0,87/2 0,435 (ii) MH 2 O H/2 0,11/2 0,055 (iii) MO 2 0,21. ( a -1 ) 0,21. ( ) 0,011 (iv) MN 2 0,79. (a 1 ) 0,79. ( 1,05 1 ) 0,0392 Sehina : 68

12 M 0, ,05 + 0, ,0392 Jadi : 0,54 mol 0.54 µ 1,05.0,473 1, Koefisien dai peubahan molekul setelah poses pembakaan (µ o ) Adalah peubahan jumlah sebenanya dai mol as setelah pembakaan (µ o ) µ + γ (kovack hal 22) γ µ 1,087+ 0, ,04 1, 127 1, 04 1, Tempeatu as pada akhi pembakaan (T 2 ) Adalah tempeatu as hasil pembakaan campuan udaa-bahan baka untuk moto bensin yan memiliki status volume tetap T 2 dapat dicai denan umus : ξzo α. L0.(1 Dimana ; mc Tc 1 + ( p) mix µ ( + γ) (M c p ) kapasitas as buan (M cp ) as + 1,985 (M c p ) as A as + B as. T c mc (M c p )CO 2 7,82 + ( ). T 2 p ). T VCO2.(M c p ) CO 2 +VH 2 O+(M c p )H 2 O+VO 2.(M c p )O 2 +VN 2.(M c p )N 2 (M c p ) CO 2 7,82+( ). T 2 (Petovsky hal 48) Isi volumetic elative dai unsu pokok dalam hasil pembakaan. v CO2 v V co 2 c 12M z 69

13 0,087 v CO2 0, x0,54847 v h2o vh2 o h (Petovsky hal 39) V 2m 0,11 v h2o 0, x0,54847 v N2 v 0,79. α. L0 V M 0,79x1,1x 0,473 v N2 0, ,54847 v O2 vo2,21( α 1). L0 V 0 M 0,21(1,1 1)0,473 v O2 0, ,5484 (i) menuut N.M Glaolev : (mc p ) 7, x10-5 T z Kcal/mol pe o C (mc p )H 2 O 5, x10-5 T z Kcal/mol pe o C (mc p )N 2 4, x10-5 T z Kcal/mol pe o C (mc p )O 2 4, x10-5 T z Kcal/mol pe o C (ii)volume alatif as hasil pembakaan MCO2 0,435 VCO 2 0, 805 0,54 M as MHO2 0,055 WH 2 O 0, 102 0,54 M as MO2 0,011 VO 2 0, 02 0,54 M as MN2 0,0392 VN 2 0, 73 0,54 M as 70

14 Dai pesamaan diatas dipeoleh : A as VCO 2.ACO 2 +VH 2 O.AH 2 O+VO 2.AO 2 +VN 2.AN 2 0,805. 7,82 + 0,102. 5,79 + 0,02. 4,62 + 0,073. 4,62 7,309 A as VCO 2.BCO 2 +VH 2 O.BH 2 O+VO 2.BO 2 +VN 2.BN 2 0, , , , ,10-5 Tz 116, Tz (M cp ) as 7, , Tz Sehina : 7, , Tz 9, , Tz (Mcp)max kapasitas panas udaa akhi lankah kompesi 4, Tc 4,62 + ( ,49 4,977 Dai sini dapat dipeoleh : 1,127. (7, , Tz). Tc P. Q al.. 1 b + o cpas c ( 1. λ ) ( M.1,985). T 0, ,4 + (4,977+ 1,985) 674, 49 1,05.0,473.(1+ 0,04) 16088, , ,57 8,07. Tz + 73, Tz 73, Tz 2 + 8,07. Tz 22751,57 0 Tz Tz B± ( B 2 4AC) 2a 8,07± [(8,07) (0, ) ,57) 2.0, ] 8,07± [(65, ,79) Tz 0, ,5 ] 71

15 Tz 8,07± 11,48 0, Tz 3, ,01 0 K (Standa K Kovack hal 47) 0, Pebandinan ekspansi (ρ) Rasio yan menunjukkan peubahan yan tejadi as hasil pembakaan campuan udaa bahan baka pada awal lankah kompesi. Pebandinan ekspansi pendahuluan dapat dicai denan umus : µ T ρ. λ T z c 1, ,01 ρ 4,2.674, ,14 ρ 0, ,85 (Kovack hal 46) 14. Pebandinan ekspansi selanjutnya (δ) Adalah pebandinan atio yan menunjukkan peubahan pada as hasil pembakaan selama lankah ekspansi : δ ρ ε (Kovack hal 46) 7 δ 7, 87 0, Tekanan as pada akhi ekspansi (P b ) Pz untuk motot 2 lankah bekisa antaa diambil Pz 40 P b P z n 2 δ 40 P b 1, 35 7,87 P b 40 2, 46 (Kovack Hal 46) 16,20 72

16 16. Tekanan indikato ata ata teoitis (P it ) P it Pc λ. ρ 1 λ ( ρ 1) Σ 1 n 1 δ n n.1 Σ n1 1 P it 11,76 4,2.0,89 1 4,2(0,89 1) ,35 1 7, ,35 1, , P it 1,96 [-0, ,69. (0,51) 2,857. (0,49)] 7,05 K/cm 2 (Kovack hal 56) 17. Tekanan indikato ata ata (P i ) Adalah besanya tekanan ata ata yan dihasilkan pembakaan bahan campuan baka. P i Q. Pit Dimana : Q Fakto koeksi bekisa antaa 0,80 0,90 (N. Petovsky) Dalam pehitunan diambil 0,90 P i 0,9. 7,05 k/cm 2 6,34 k/cm Efisiensi Penisian (η ch ) Adalah asio yan menunjukkan kemampuan silinde dalam menhisap campuan bahan baka. η ch Dimana : η ch Σ. PT a o ( Σ 1). P.( T + tw+γt. o o P a : Tekanan campuan bahan baka dalam silinde pada akhi lankah hisap antaa 0,85 0,92 atm diambil 0,85 Po : Tekanan udaa lua : Pebandinan kompesi 7.0, (7 1).1.( ,04) , ,42 73

17 19. Pemakaian bahan baka Indokato (F 1 ) Adalah jumlah bahan baka yan dipelukanuntuk menhasilkan tekanan indikato. F 1 F 1 318,4. ηch. Po P1α. Lo. To 318,4.1,42.1 6,34.1,05.0, ,1 954,07 0,473 k/hp.jam 20. Pemakaian bahan baka (Fe) Adalah jumlah konsumsi bahan baka yan dibutuhkan untuk menhasilkan keja efektif. F F e h Ni F e 1,57 3,323 0,473 lite/hp.jam 21. Pemakaian Bahan Baka Spesifik (F) F F1 η m 0,473 0,85 0,556 k/hp.jam 22. Tekanan efektif (Pe) Adalah besa ata-ata tekanan efektif yan bekeja pada pemukaan piston Pe P 1.η m 6,34. 0,85 5,39 k/cm Daya efektif (N e ) N e η N m Jika η m 0,85 i 74

18 Maka N e η m xn 1 N e 0,85 x 3,323 N e 2,82 HP 24. Daya Indikato N i Pi. VL. n. z ,34.0, ,5.2, ,323HP 25. Jumlah bahan baka yan dibutuhkan Fh Fi. Ni 0,473. 3,323 1,57 lite / jam KESIMPULAN Pehitunan ulan menambil obyek moto baka bensin 2 tak 1 silinde 100 cc ada bebeapa hal yan sanat pentin diantaanya adalah pehitunan bahan baka yan diunakan. Dai hasil pehitunan didapatkan daya efektif sebesa 3,40 Hp. Sedankan dalam penopeasiannya dipelukan 1,89 lite / jam yan ekonomis. DAFTAR PUSTAKA Ais Munanda, Wianto, Peneak mula moto baka toak. Institut Technoloi Bandun. Koach, Moto Whicle Enine. Mi Pubishe : Moscow. Petovsky, N Maine Intenal Combustion Enine, Mi Publise : Moscow. R.S. Khumi : J.K. Gupta, 1980, Machine Desin, Euasin Publishin House; New Delhi. V.L Malev, Intenal Combustion Enine. Mc Gaw Hill Book Company : Sinapoe. Fundamentals, Intenal Combustion Enines, Paul W. Gill, James H. Smith, JR. 75

BAB III PERHITUNGAN KINERJA MOTOR BENSIN 2 TAK 1 SILINDER YAMAHA LS 100 CC

BAB III PERHITUNGAN KINERJA MOTOR BENSIN 2 TAK 1 SILINDER YAMAHA LS 100 CC BAB III PERHITUNGAN KINERJA MOTOR BENSIN 2 TAK 1 SILINDER YAMAHA LS 100 CC 3.1 PENGERTIAN Pehitunan ulan untuk menetahui kineja dai suatu mesin, apakah kemampuan keja dai mesin tesebut masih sesuai denan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Pengertian Perencanaan dan perhitungan diperlukan untuk mengetahui kinerja dari suatu mesin (Toyota Corolla 3K). apakah kemapuan kerja dari mesin tersebut masih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Pengertian Umum Motor Bensin Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak (dinamis) yang bila bekerja dapat menimbulkan tenaga / energi. Sedangkan pengertian motor bakar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Motor Bakar Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang banyak dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan energi panas untuk

Lebih terperinci

ANALISA DAYA DAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR MOBIL TOYOTA COROLA 1300 CC. Abstrak

ANALISA DAYA DAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR MOBIL TOYOTA COROLA 1300 CC. Abstrak ANALISA DAYA DAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR MOBIL TOYOTA COROLA 1300 CC Bekti Aji Pungkas 1, Samsudi Raharjo dan Joko Suwignyo 3 Abstrak Mobil Toyota Corolla 1300 CC merupakan salah satu kendaraan yang tetap

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN 3.1. Perhitungan Dalam perhitungan perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan mesin, meliputi : a. Perhitungan efisiensi bahan bakar b. Perhitungan sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Motor Bensin Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak (dinamis) yang bila bekerja dapat menimbulkan tenaga/energi. Sedangkan pengertian motor bakar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON 4.1 Analisa Peningkatan Performa Dalam perhitungan perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kamampuan mesin, yang meliputi

Lebih terperinci

HUKUM GRAVITASI NEWTON

HUKUM GRAVITASI NEWTON HUKU GVITSI NEWTON. Pesamaan Hukum Gavitasi Umum Newton Pehatikan kejadian beikut :. Kelapa yan sudah tua bisa jatuh ke tanah tanpa dipetik.. Penejun payun akan jatuh ke bawah setelah meloncat dai pesawat..

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK GOVERNOR JENIS PROELL DAN HARTNELL HASIL DESAIN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MODUL PRAKTIKUM FENOMENA

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK GOVERNOR JENIS PROELL DAN HARTNELL HASIL DESAIN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MODUL PRAKTIKUM FENOMENA Posidin Temu Ilmiah Nasional Dosen Teknik 007 FT-UNTAR ISBN : 978-979-9973--6 STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK GOVERNOR JENIS PROELL DAN HARTNELL HASIL DESAIN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MODUL PRAKTIKUM FENOMENA

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGITIGA TRIPLE BAND ( 2,3 GHz, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz )

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGITIGA TRIPLE BAND ( 2,3 GHz, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz ) STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGITIGA TRIPLE BAND (,3 GHz, 3,3 GHz DAN 5, GHz ) Ibahim Sinaa, Ali Hanafiah Rambe Depatemen Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Sumatea Utaa Jl. Almamate,

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN Disusun Oleh : IWAN APRIYAN SYAM SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUSA PUTRA KATA PENGANTAR Puji syuku kami panjatkan kehadiat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan ahmat dan kaunia-nya,sehingga

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poos Lengan Ayun Dai gamba 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Mateial yang digunakan : S-45 C - Panjang poos : 0,5 m - Diamete poos

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DAN FUNGSI TRIGONOMETRI

PERBANDINGAN DAN FUNGSI TRIGONOMETRI PERBANDINGAN DAN FUNGSI TRIGONOMETRI E Gaik Funsi Tionometi Untuk memahami unsi tionometi secaa umum, telebih dahulu kita akan membahas aik unsi tionometi dasa, aitu aik unsi = sin, = cos dan = tan Gaik

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

Variasi Kuat Medan Gravitasi

Variasi Kuat Medan Gravitasi Vaiasi Kuat edan avitasi By Anawa Kuat medan avitasi bumi sanat dipenaui ole bebeapa al, antaa lain:. KETINIAN Vaiasi kuat medan avitasi akibat penau ketinian maksudnya, bawa besanya aya yan dialami ole

Lebih terperinci

Rancang Bangun Mesin Pemeras Kelapa Tua sebagai Bahan Baku VCO Skala Rumah Tangga

Rancang Bangun Mesin Pemeras Kelapa Tua sebagai Bahan Baku VCO Skala Rumah Tangga Rancang Bangun Mesin Pemeas Kelapa Tua sebagai Bahan Baku VCO Skala Rumah Tangga SEPTIAN ENGGAR PRATAMA PUTRA DAN ADI SUCIPTO Pogam Studi D III Juusan Mesin Poduksi Disnaketansduk Fakultas Teknologi Industi

Lebih terperinci

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r 4. USH 4.1 System yang beada dalam keadaan setimbang akan tetap mempetahanan keadan itu. Untuk mengubah keadaan seimbang ini dipelukan pengauh-pengauh dai lua; sistem haus beinteaksi dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI. K e l a s A. HUKUM GRAVITASI NEWTON

FIsika KTSP & K-13 HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI. K e l a s A. HUKUM GRAVITASI NEWTON KSP & K- FIsika K e l a s XI HUKUM NEWON ENANG GAVIASI ujuan Pembelajaan Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan mampu: menjelaskan hukum avitasi Newton; memahami konsep aya avitasi dan medan avitasi;

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

PENGARUH KETEBALAN GASKET BLOK SILINDER TERHADAP PERFORMANCE MESIN SUZUKI GP 100. Abstrak

PENGARUH KETEBALAN GASKET BLOK SILINDER TERHADAP PERFORMANCE MESIN SUZUKI GP 100. Abstrak PENGARUH KETEBALAN GASKET BLOK SILINDER TERHADAP PERFORMANCE MESIN SUZUKI GP 100 Subkhan 1, Samsudi Raharjo 2, Joko Suwiknyo 3 Abstrak Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin penggerak yang banyak

Lebih terperinci

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola Bab Sumbe: www.contain.ca Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Sekolah Dasa, kamu telah mengenal bangun-bangun uang sepeti tabung, keucut, dan bola. Bangun-bangun uang tesebut akan kamu pelajai kembali pada bab

Lebih terperinci

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam. LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi

Lebih terperinci

PENGARUH PENEMPELAN KARBON PADA DUDUKAN KATUP TERHADAP DAYA MOTOR

PENGARUH PENEMPELAN KARBON PADA DUDUKAN KATUP TERHADAP DAYA MOTOR LAPORAN PENELITIAN MANDIRI PENGARUH PENEMPELAN KARBON PADA DUDUKAN KATUP TERHADAP DAYA MOTOR OLEH : Arthur Y Leiwakabessy, ST., MT. NIDN. 0011017904 UNIVERSITAS PATTIMURA JULI 2014 1 2 RINGKASAN Motor

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Kendaraan merupakan salah satu produk yang sangat di butuhkan semua masyarakat, baik sebagai alat transpotrasi maupun sebagai alat olah raga balap seperti yang di rencanakan ini.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda F 1 F Mata Pelajaan : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Pogam : IPA Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda 1. Posisi skala utama dan skala nonius sebuah jangka soong ditunjukkan sepeti pada gamba beikut

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum BAB II DASAR TEORI.1. Pengetian Umum Gokat meupakan salah satu poduk yang saat dengan teknologi dan pekembangan. Ditinjau dai segi komponen, Gokat mempunyai beagam komponen didalamnya, namun secaa gais

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Haga Tahanan Jenis Teoi yang mendasai metode tahanan jenis atau metode geolistik adalah hukum Ohm [7] yang mempunyai pesamaan : V I = (2.) R Dengan V menyatakan tegangan (volt),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

Analisis Performansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Water Heater

Analisis Performansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Water Heater Junal Ilmia Teknik Mesin Vol. 4 No.. Apil 00 (57-6) Analisis Pefomansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Wate Heate I Gusti Agung Pamaakayuda a), Ida Bagus Adinugaa b) Henda Wijaksana b),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

Gambar 5. Siklus Stirling. Sekarang kita lihat empat tingkat siklus Stirling. Misalkan silinder mesin berisi

Gambar 5. Siklus Stirling. Sekarang kita lihat empat tingkat siklus Stirling. Misalkan silinder mesin berisi Siklus Stiling Silus ini ditemukan oleh Stiling, dimana tedii dai dua oses isotemal dan dua oses olume konstan Dua oses teakhi tejadi dengan bantuan sebuah egeneato untuk membuat siklus ini eesibel Diagam

Lebih terperinci

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan Kata Kunci Geak melingka GM (Geak Melingka eatuan) GM (Geak Melingka eubah eatuan) Hubungan oda-oda Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajai geak luus. Di bab ini, kita akan mempelajai geak dengan lintasan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelaai aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom dan fisika molekul yang mencakup: Fisika atom dan Fisika Molekul. Oleh kaena itu, sebelum mempelaai modul ini

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan dan kemajuan dibidang industri terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan dan kemajuan dibidang industri terutama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selaras dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dan seiring dengan perkembangan dan kemajuan dibidang industri terutama dalam bidang permesinan, umumnya

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada

Lebih terperinci

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu. Medan Listik Pev. Medan : Besaan yang tedefinisi di dalam uang dan waktu, dengan sifat-sifat tetentu. Medan ada macam : Medan skala Cnthnya : - tempeatu dai sebuah waktu - apat massa Medan vekt Cnthnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Moto Induksi [1] Moto induksi meupakan moto listik aus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan, Penamaannya beasal dai kenyataan bahwa moto ini bekeja bedasakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

Fathoni Azis, I Nengah Sumerti, Ngadirin

Fathoni Azis, I Nengah Sumerti, Ngadirin Junal Teknik Elekto Vol. No.2 79 NLISIS KEUGIN DY PD SLUN TNSMISI EHV (EXT HIGH VOLTGE) DI PT. PLN PESEO PENYLUN DN PUST PENGTUN BEBN JW BLI EGIONL JW TENGH DN DIY UNIT PELYNN TNSMISI UNGN Fathoni zis,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2 LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis

Lebih terperinci

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga ab 7 Sumbe: www.homepages.tesco Gais Singgung Lingkaan Lingkaan mungkin meupakan salah satu bentuk bangun data yang paling tekenal. Konsep lingkaan yang meliputi unsu-unsu lingkaan, luas lingkaan, dan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

Ujian Akhir Semester Genap TA 2011/2012 FMIPA UGM

Ujian Akhir Semester Genap TA 2011/2012 FMIPA UGM Ujian Akhi eeste Genap TA / FMIPA UGM Mata Kuliah : Mekanika (MFF ) K : sks Hai/tanal Ujian : enin, Apil uan : U. Waktu Ujian : 7. 9. (esi ) Untuk: Fisika - A ifat Ujian : Buku Teuka Dosen Penapu : D.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PONDASI MESIN. Perencanaan pondasi mesin yang baik memerlukan data-data penunjang yang

BAB IV ANALISA PONDASI MESIN. Perencanaan pondasi mesin yang baik memerlukan data-data penunjang yang BAB IV ANALISA PONDASI MESIN 4.1 Data Peencanaan Peencanaan pondasi mesin yang baik memelukan data-data penunjang yang digunakan untuk mengetahui sifat-sifat pembebanan pada pondasi mesin. Datadata penunjang

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi.

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi. . TEOR DSR 3.. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan beda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

IV. STABILITAS LERENG. I. Umum Lereng alam Bukit Galian Basement Lereng buatan Timbunan tanggul jalan bendung. Dorong membuat tanah longsor

IV. STABILITAS LERENG. I. Umum Lereng alam Bukit Galian Basement Lereng buatan Timbunan tanggul jalan bendung. Dorong membuat tanah longsor IV. STABILITAS LERENG I. Umum Leeng alam Bukit Galian Basement Leeng buatan Timbunan tanggul jalan bendung Gaya-gaya d o o n g Doong membuat tanah longso Lawan kuat gese tanah - Beat sendii tanah (γ b,

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Miko 5 Gelombang Miko 6 Gelombang lektomagnetik Gelombang elektomagnetik (em) tedii dai gelombang medan listik dan medan magnit ang menjala besama dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaa.

Lebih terperinci

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS Bahan ja Fisika eoi Kinetik Gas Iqo uian, S.Si,.Pd EORI KIEIK GS Pendahuluan Gas eupakan zat dengan sifat sifatnya yang khas diana olekul atau patikelnya begeak bebas. Banyak gajala ala yang bekaitan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK. * MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bensin Motor bensin adalah suatu motor yang mengunakan bahan bakar bensin. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas yang kemudian

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis 13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio

Lebih terperinci

BAB 7 Difraksi dan Hamburan

BAB 7 Difraksi dan Hamburan BAB 7 Difaksi dan Hambuan Bedasakan bab sebelumnya yang menjelaskan tentang sebuah gelombang yang datang di pantulkan oleh suatu bidang pembatas meupakan gelombang data dan tidak behingga. Jika sebuah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

Jadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan

Jadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: 1. Sebuah pesawat denan massa M terban pada ketinian tertentu denan laju v. Kerapatan udara di ketinian itu adalah ρ. Diketahui bahwa aya ankat udara pada pesawat

Lebih terperinci

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1 Pekuliahan Fisika Dasa II FI-331 Oleh Endi Suhendi 1 Menu hai ini (1 minggu): Muatan Listik Gaya Listik Medan Listik Dipol Distibusi Muatan Kontinu Oleh Endi Suhendi Muatan Listik Dua jenis muatan listik:

Lebih terperinci

BAB 13 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS

BAB 13 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS 397 BAB 3 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS Penahkah anda melihat peti? atau penahkah anda tekejut kaena sengatan pada tangan anda ketika tangan menyentuh laya TV atau monito kompute? Peti meupakan peistiwa alam

Lebih terperinci

Bab III Rancangan Penelitian

Bab III Rancangan Penelitian Bab III Rancanan Peneliian III. Rencana Pelaksanaan Peneliian Komponen uama penyusun as poduse adalah,,, 4,, N, dan penoo, yan melipui komponen oanik a dan anoanik S, l, N 3, loam alkali. Kebeadaan penoo,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bensin Motor bensin adalah suatu motor yang mengunakan bahan bakar bensin. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas yang kemudian

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK Contoh. Soal pemahaman konsep Anda mungkin mempehatikan bahwa pemukaan vetikal laya televisi anda sangat bedebu? Pengumpulan debu pada pemukaan vetikal televisi mungkin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Madasah Hifzhil Yayasan Islamic Cente Medan yang teletak di Jl. Pancing Quan Medan. Secaa geogafis dapat dikatakan

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK MATA KULIAH KOD MK Dosen : FISIKA DASAR II : L-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke- CAKUPAN MATRI 1. MDAN LISTRIK. INTNSITAS/ KUAT MDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK SUMBR-SUMBR: 1. Fedeick

Lebih terperinci

The Production Process and Cost (I)

The Production Process and Cost (I) The Poduction Pocess and Cost (I) Yang dimaksud dengan Input (Kobanan) misalnya Mesin sebagai Kapital (Capital) dan Tenaga Keja sebagai Labou (L), sedangkan Q = Tingkat Output (Poduksi) yang dihasilkan

Lebih terperinci

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika PENGUKURAN Disampaikan pada Diklat Instuktu/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Da. Pujiati,M. Ed. Widyaiswaa PPPG Matematika Yogyakata =================================================================

Lebih terperinci

VDC Variabel. P in I = 12 R AC

VDC Variabel. P in I = 12 R AC SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN. 4.1 Siklus Gabungan (dual combustion Cycle) Pada Turbocharger ini memakai siklus gabungan yang disebut juga

BAB IV PERHITUNGAN. 4.1 Siklus Gabungan (dual combustion Cycle) Pada Turbocharger ini memakai siklus gabungan yang disebut juga BAB IV PERHITUNGAN 4.1 Siklus Gabungan (dual combustion Cycle) Pada Turbocharger ini memakai siklus gabungan yang disebut juga Dual Combustion Cycle, karena siklus ini lebih mendekati siklus yang sebenarnya

Lebih terperinci

Jenuh AC dan Putus AC

Jenuh AC dan Putus AC Penguat Daya Gais beban D dan A dai Penguat Emite Sekutu Kaena kapasito dianggap hubung-singkat untuk sinyal A maka tahanan beban yang dilihat oleh tansisto adalah : = R // R L Oleh kaena itu gais beban

Lebih terperinci

SolusiPersamaanNirlanjar

SolusiPersamaanNirlanjar SolusiPesamaanNilanja (Bagian2) Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Infomatika I Oleh; Rinaldi Muni(IF-STEI ITB) Rinaldi Muni - Topik Khusus Infomatika I 1 MetodeSecant Posedu lelaan metode Newton-Raphson

Lebih terperinci

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci