DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR TABEL DAN GAMBAR"

Transkripsi

1 PAYUNG 1

2 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 4 Peta Jepang... 5 I. Pendahuluan Pemilihan Negara Pemilihan Produk Profil Jepang... 7 II. Potensi Pasar Jepang Budaya menggunakan payung di Jepang Tingkat penggunaan payung di Jepang Ragam payung dan bahan baku payung produksi Jepang Ekspor dan Impor Produk Payung di Dunia Ekspor dan Impor Produk Payung di Jepang Kebijakan Impor dan Labeling Produk Payung Di Jepang Kebijakan Tarif Impor Payung ke Jepang Saluran Distribusi Produk Payung di Jepang III. Peluang Dan Strategi IV. Informasi Penting TPO/Kedutaan Negara Jepang Di Indonesia Kamar Dagang Jepang Asosiasi Payung Di Jepang Daftar Pameran Terkait Perwakilan Indonesia Di Jepang Referensi

3 DAFTAR TABEL DAN GAMBAR Tabel 1. Populasi yang didasarkan pada usia dan jenis kelamin di Jepang th Tabel 2. Impor paying ke Jepang berdasarkan jenisnya. 20 Tabel 3. Nilai impor paying ke Jepang bulan Januari 2013 berdasarkan negara 21 Tabel 4. Impor paying pada bulan Januari 2013 dari berbagai negara.22 Tabel 5. Nilai dan kuantitas ekspor paying Jepang ke berbagai negara bulan Januari Tabel 6. Persyaratan pelabelan produk rumah tangga 25 Tabel 7. Tarif impor paying ke Jepang 27 Gambar 1. Piramida populasi penduduk Jepang berdasarkan umur dan jenis kelamin th Gambar 2. Penurunan populasi penduduk Jepang.9 Gambar 3. Budaya menggunakan payung di Jepang.11 Gambar 4. Budaya menggunakan payung di Jepang dimulai sejak dini.12 Gambar 5. Budaya menggunakan payung di Jepang bagi kaum pria..13 Gambar 6. Fasilitas yang memudahkan penggunaan payung di Jepang 14 Gambar 7. Variasi payung musim panas di Jepang 14 Gambar 8. Koleksi payung transparent vinyl di Jepang.15 Gambar 9. Koleksi payung lipat di Jepang 16 Gambar 10. Variasi aksesoris payung yang umum dijual di Jepang.17 Gambar 11. Variasi inovasi kreatif payung di Jepang..17 Gambar 12. Kreasi payung tradisional kreasi pengrajin Jepang..18 Gambar 13. Ekspor dunia dikuasai China.20 Gambar 14. Impor payung ke Jepang berdasarkan jenisnya 21 Gambar 15. Nilai ekspor payung dari Jepang ke berbagai negara pada bulan Januari Gambar 16. Contoh labeling payung.24 Gambar 17. Contoh persyaratan payung yang ditujukan untuk anak-anak berdasarkan SG Mark System..26 Gambar 18. Contoh tanda labeling dari JUPA.27 Gambar 19. Saluran distribusi payung di Jepang 28 3

4 KATA PENGANTAR ITPC Osaka mengucapkan puji syukur pada hadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah dapat menyelesaikan Market Brief: Payung untuk Edisi pada bulan Oktober 2013 ini. Market brief (MB) merupakan kajian singkat yang memberikan gambaran kondisi dan potensi pasar payung di Jepang. Adapun isi dari Market Brief ini dibuat berdasarkan acuan Outline Market Intelligence dan Market Brief yang disampaikan kepada seluruh Perwakilan Luar Negeri Kementerian Perdagangan tanggal 8 Maret 2011 di Hotel Borobudur, Jakarta. Selain merupakan bagian dari tugas dan fungsi perwakilan luar negeri, Market Brief disusun untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu komoditi, peraturan impor di negara akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi pasar dan informasi penting lainnya. Sehingga diharapkan secara tidak langsung Market Brief ini dapat menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan keunggulan komoditi Payung Indonesia yang bersaing di pasar Jepang. Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam MB ini dapat bermanfaat bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam menentukan strategi eskpor ke negara Jepang. Osaka, Oktober

5 PETA JEPANG Luas daratan Jepang km2, yaitu 1/25 dari luas Amerika Serikat (bandingkan dengan luas daratan Indonesia km2). Jepang berbatasan dengan Rusia di sebelah barat, Korea Utara dan Korea Selatan di bagian selatan dan China di bagian barat daya. Empat pulau utama adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu. 5

6 BAB I. PENDAHULUAN 1. Pemilihan Negara Jepang adalah negara mitra dagang yang strategis bagi Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, selama lima tahun terakhir, yaitu periode , perdagangan Indonesia-Jepang menunjukkan tren positif sebesar 11,3%. Pada periode ini Indonesia mengalami surplus perdagangan. Sementara di tahun 2012, total perdagangan Indonesia-Jepang mencapai USD 52,9 milliar, dengan nilai ekspor sebesar 22,8 miliar dan impor sebesar USD 30,1 milliar. Pada periode ini Indonesia mengalami defisit sebesar USD 7,4 miliar. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Jepang meliputi: coal; briquettes, ovoids (USD 3,6 miliar); natural rubber, balata (USD 1,3 miliar); nickel mattes, nickel oxide sinters (USD 0,9 miliar); copper ores and concebtrates (USD 0,9 miliar); plywood, veneered panels and similar laminated wood (USD 0,7miliar). Sementara dari Jepang, Indonesia mengimpor beberapa komoditas seperti incompletely knocked down motor vehicles (USD 1,9 miliar); parts of payung of the motor vehicles of headings (USD 1,2 miliar); self-propelled bulldozers, angledozers, graders, levellers (USD 0,8 miliar); motor cars & other motor vehicles principally designed for the transport of pers ons (0,8 miliar); parts, suitable for use solely (USD 0,8 miliar). 2. Pemilihan Produk Produk payung Jepang merupakan produk yang memiliki variasi yang sangat beragam dan berkualitas tinggi. Keragaman produk payung di Jepang diantaranya disebabkan pemakaian payung yang tidak hanya terbatas saat cuaca hujan, namun juga saat musim panas dan sebagai pelengkap fashion. Hal ini merupakan kesempatan besar bagi para pengrajin payung di Indonesia untuk mengembangkan payung dengan inovasi yang kreatif untuk dapat dipasarkan di Jepang. Pembahasan lebih lanjut mengenai pengunaan payung di Jepang akan dibahas selanjutnya pada bab II. Mengingat besarnya potensi pasar payung di Jepang menjadikan hal ini sebagai peluang potensial bagi Indonesia untuk mengembangkan ekspor produk payung ke Jepang. 6

7 3. Profil Jepang a. Geografi Berdasarkan kondisi geografis Jepang, Jepang terdiri dari 47 perfektur yang dikelompokkan menjadi 9 kawasan yaitu Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku,Shikoku, Kyushu dan Okinawa. Sedangkan kota utama Jepang yaitu Tokyo, Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo, Sendai, Nagoya, Hiroshima dan Fukuoka. b. Pemerintahan Jepang merupakan negara constitutional monarchy dimana kekuasaan Kaisar sangat terbatas. Disini Kaisar hanya sebagai simbol negara dan persatuan bagi rakyat Jepang. Kekuasaan tertinggi pemerintahan terletak pada Perdana Menteri. Sedangkan untuk badan legislatif di Jepang adalah adalah National Diet yang terdiri dari House of Representatives (480 kursi) dan House of Councillors (242 kursi). PM diangkat oleh Kaisar setelah mendapat persetujuan dari Diet. c. Demografi Populasi penduduk Jepang per Juli 2012 mencapai jiwa. Data ini menurun bila dibandingkan data per 1 Oktober 2012 yang jiwa. Berdasarkan kategori jenis kelamin, populasi penduduk pria berjumlah (48.6% dari total populasi) dan penduduk wanita berjumlah (51.4%). Tabel 1. Populasi yang didasarkan pada usia dan jenis kelamin di Jepang tahun 2012 Age (years) Number (%) Male Female ,5% ,8% ,5% ,4% ,9% Sumber: 7

8 Gambar 1. Piramida Populasi Penduduk Jepang berdasarkan umur dan jenis kelamin pada tahun 2012 Sumber: Populasi terbesar adalah sepanjang pesisir Pasifik di mana cuaca ringan dengan fasilitas transportasi dan industri yang sangat berkembang. Populasi Jepang berpusat di kota-kota besar, bahkan sekitar 70% dari penduduk tinggal di dataran pantai antara Tokyo dan bagian utara Kyushu. Hal ini mengakibatkan majunya industrialisasi disertai dengan pergeseran penduduk ke arah kota-kota besar dan ditandai penurunan populasi di daerah pertanian. Lebih dari 1/3 populasi Jepang berdomisili di Tokyo, dan lebih dari setengah populasi tinggal di dua kota besar Tokyo dan Osaka. Pada tahun 2012, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 83,91 tahun, dan merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Namun populasi Jepang semakin cepat menua dikarenakan dampak dari ledakan kelahiran pasca perang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran. 8

9 Gambar 2. Penurunan Populasi Penduduk Jepang Sumber: Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit populasi pekerja asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat orang Korea Zainichi, Cina Zainichi, orang Filipina, orang Brazil-Jepang, dan orang Peru-Jepang. Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial, terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki keluarga ketika dewasa. d. Infrastruktur Berdasarkan data tahun 2008, sebanyak 46,4 % energi di Jepang berasal dari minyak bumi, 21,4 % batu bara,16,7 % gas alam, 9,7 % tenaga nuklir,dan 2,9% tenaga air. Sebesar 25,1 % listrik Jepang dipasok oleh tenaga nuklir. Transportasi utama di Jepang adalah kereta yang sangat tepat waktu dan aman bagi konsumen. Jepang memiliki 173 bandara, untuk penerbangan domestik terbesar adalah Haneda airport, dan untuk penerbangan internasional adalah Narita International Airport, Kansai International Airport, dan Chubu Central International Airport dan untuk pelabuhan terbesarnya adalah Nagoya Airport. e. Ekonomi Jepang adalah salah satu dari tiga negara dunia dengan ekonomi terbesar serta termaju didunia. Berdasarkan survei banyak lembaga internasional, ekonomi Jepang adalah ekonomi terbesar kedua di Asia (di bawah China) dan ketiga di dunia (selain AS dan China). Jepang selama ini dikenal sebagai negara yang inovatif dan kreatif serta memiliki semangat berkarya yang tinggi sehingga 9

10 walaupun bangsa mereka bukan bangsa penemu mereka mampu menciptakan berbagai penemuan-penemuan terpenting dalam sejarah dunia. Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dan kemajuan Jepang ialah karena Jepang memiliki kultur dan watak penduduk yang mau bekerja keras, pantang menyerah, berjiwa wirausahawan sejati, berani dan sangat berdisiplin. Pada 2012, Jepang memiliki GDP perkapita $ dan berhasil menjadi Negara ketiga dengan nilai GDP terbesar didunia. Ekonomi Jepang adalah ekonomi no.3 yang tercepat sepanjang sejarah modern umat manusia selain ekonomi Korea Selatan dan RRC. Tonggak kebangkitan dan kemajuan ekonomi Jepang dimulai sesaat setelah Jepang dikalahkan Sekutu dalam perang Dunia ke-2. Saat kota-kota dan ekonomi yang pernah dibangun Jepang sebelum 1945 hancur, bangsa Jepang membangun negaranya hanya dengan modal dengkul ditambah semangat kerja, etos kerja dan kedisiplinan. Tak perlu waktu yang lama, mereka mampu membangun kembali ekonomi dan negerinya menjadi salah satu yang raksasa ekonomi global. Ekonomi Jepang yang bertumbuh dengan cepat, dalam sekejap telah mampu menembus pasar internasional sekaligus menumpas pameo lama produk Jepang enak dipandang, cepat dibuang. Sejak akhir tahun 1950-an produk-produk manufaktur Jepang telah menyaingi produk-produk manufaktur AS dan negara-negara Eropa sehingga dibeberapa negara terjadi anti-jepang dan pelarangan produk-produk Jepang. Meskipun begitu, Jepang tetap percaya diri dan membuktikan bahwa bangsa mereka adalah yang unggul. Walaupun Jepang negara maju, negara ini tidak melupakan bidang usaha lain seperti pertanian, perikanan dan peternakan. Pertanian di Jepang tergolong maju dan menerapkan intensifikasi pertanian, sehingga walaupun luas wilayah Jepang yang dijadikan lahan pertanian kurang dari 15 % Jepang dapat terswasembada memenuhi kebutuhan domestiknya. 10

11 BAB II. POTENSI PASAR JEPANG Industri payung di Jepang memiliki tingkat keragaman yang sangat variatif. Hal ini disebabkan masyarakat menggunakan payung sehari-hari tidak hanya sebagai alat untuk melindungi diri dari hujan dan terik matahari, namun juga masuk ke dalam kategori fashion Budaya menggunakan payung di Jepang Jepang sendiri merupakan negara dengan tingkat frekuensi musim hujan yang cukup tinggi, dimulai dari akhir musim semi pada akhir April, lalu mulai musim penghujan yang terkadang disertai petir pada bulan Mei, monsoons pada bulan Juni, dan musim typhoon pada bulan Juli hingga Oktober. Selain itu, saat musim dingin pada bulan November-Februari juga terkadang disertai hujan air atau salju. Banyaknya frekuensi musim penghujan di Jepang membuat warganya tidak suka dengan kondisi basah dan berusaha sebisa mungkin untuk tetap kering selama kondisi hujan. Selain dengan menggunakan payung, masyarakat juga umum menggunakan jas hujan, dan selalu mengelap badan menggunakan sapu tangan apabila terkena air bahkan kini selain sepatu tahan air juga dikembangkan baju jas formal yang tahan air untuk menjaga badan tetap kering. Jas tahan air di Jepang Masyarakat Jepang terbiasa untuk menggunakan payung saat bersepeda Gambar 3. Budaya menggunakan payung di Jepang Hampir semua orang di Jepang menggunakan payung saat hujan Kebiasaan masyarakat Jepang menggunakan payung saat hujan dapat dilihat di jalan-jalan raya pada saat hujan hampir semua orang menggunakan payung bahkan 11

12 orang-orang yang bersepeda pun tetap menggunakan payung saat mengayuh sepedanya. Hal ini juga didukung dengan memadainya sistem prakiraan cuaca di Jepang baik di saluran berita di televisi ataupun melalui internet dan handphone. Hal ini menjadikan masyarakat Jepang cenderung untuk mengecek prakiraan cuaca sebelum memutuskan untuk berpergian sehingga istilah sedia payung sebelum hujan sangat diterapkan di negara matahari terbit ini. Selain itu, budaya menggunakan payung juga sudah dikenalkan sejak dini pada anak-anak di Jepang, baik itu melalui sekolah maupun keluarga. Tidak heran banyak juga varian payung khusus anak-anak yang dijual di Jepang. Anak-anak usia SD di Jepang menggunakan payung menuju sekolah Contoh variasi payung untuk anak-anak di Jepang Contoh variasi inovasi payung untuk anak-anak di Jepang Gambar 4. Budaya menggunakan payung di Jepang dimulai sejak usia dini Salah satu alasan terkait mengapa masyarakat Jepang membiasakan diri untuk menggunakan payung tidak lain adalah kehati-hatian mereka untuk tidak terkena penyakit apabila kehujanan, selain itu juga terdapat masalah higienitas yang ditanamkan sejak dini. Selain itu masyarakat Jepang enggan untuk terlihat bisyo-bisyo becek/basah) dihadapan orang lain Tingkat penggunaan payung di Jepang Payung merupakan pakaian hujan (rain apparel) yang paling sering digunakan dibandingkan dengan jas hujan. Penggunaan payung di Jepang begitu tinggi sehingga pada musim penghujan sering terdengar istilah musim payung berbunga, karena dimana-mana kita bisa melihat payung bermekaran dijalan umum. Dalam satu tahun, masyarakat Jepang menggunakan sekitar 130 juta payung 1. Apabila kita perkirakan 1 Data dari Japan Umbrella Promotion Association 12

13 bahwa populasi di Jepang sekitar 127 juta (berdasarkan data Maret 2012, termasuk warga asing), itu berarti setiap orang membeli lebih dari satu payung per tahun. Masyarakat Jepang, tidak terkecuali pria dan wanita tidak segan untuk membawa payung saat diperkirakan hari akan hujan dan tidak ragu-ragu untuk menggunakannya saat hujan. Pada umumnya payung yang digunakan kaum pria di Jepang bermodel simple dan berwarna netral seperti hitam, meskipun juga banyak terdapat inovasi model yang kreatif seperti payung bernuansa pedang samurai atau senapan. Selain untuk musim hujan, kaum pria Jepang juga mulai menggunakan payung pada saat musim panas untuk melindungi diri dari sinar matahari. Salaryman di Jepang umum menggunakan payung Warna dan desain payung untuk pria Gambar 5. Budaya menggunakan payung di Jepang bagi kaum pria Payung samurai, variasi inovasi payung untuk pria di Jepang Budaya menggunakan payung di Jepang turut didukung dengan fasilitas umum terkait penggunaan payung. Seperti pada departement store dan food courts, umum dijumpai pada pintu masuknya, terdapat alat vinyl bag dispenser untuk membungkus payung yang hujan saat memasuki gedung. Selain itu pada beberapa tempat juga terdapat gantungan untuk meletakkan payung disertai kunci sehingga payung tidak mudah dicuri orang. Rental payung untuk para tamu hotel dan penginapan bergaya tradisional Jepang juga umum dijumpai. 13

14 Umbrella hanger dengan kunci Vinyl bag dispenser untuk membungkus payung Tanda peminjaman payung gratis Gambar 6. Fasilitas yang memudahkan penggunaan payung di Jepang 2.3. Ragam Payung dan Bahan Baku Payung Produksi Jepang Payung terkait kegunaannya sebagai pelindung dapat digunakan menjadi dua jenis, yaitu payung untuk musim hujan dan payung untuk musim panas. Payung untuk musim hujan pada umumnya terbuat dari bahan-bahan yang tahan air seperti plastik, sedangkan untuk musim panas bahan lebih bervariasi dari berbagai jenis kain, renda hingga bahan fleece. Khusus untuk payung musim panas, fungsi lebih ditujukan untuk fashion dan lebih banyak digunakan oleh kaum wanita. Payung jenis ini tidak hanya digunakan oleh kalangan anak muda saja namun juga kalangan orang tua di Jepang. Payung berbahan fleece Payung berbahan plastik Payung dengan renda Gambar 7. Variasi payung musim panas di Jepang 14

15 Selain itu juga terdapat payung murah yang berbahan vinyl yang lazim dijumpai di toko-toko 100 yen (Hyakuen shop) atau konbini (convenient store) di Jepang. Harganya yang murah dan tidak terlalu bervariasi dari yen menjadikan masyarakat Jepang bisa bergantung pada payung-payung murah ini pada saat mendesak. Payung jenis vinyl ini cukup populer di negara-negara lain sebagai payung asli Jepang. Payung ini muncul sejak tahun 1950 dengan desain transparan yang sederhana meskipun kini pada perkembangannya payung vinyl memiliki warna dan variasi gambar. Meskipun dari segi kualitas payung vinyl kalah bila dibandingkan dengan payung dengan harga yang lebih tinggi, payung ini mengandalkan potensi di harga yang murah dan mudah ditemui di toko-toko. Bahkan payung ini juga dikenal sebagai payung sekali pakai karena umum di Jepang untuk membuang payung jenis ini setelah pemakaian. Payung ini juga digemari karena kemungkinan untuk dicuri lebih kecil. Variasi payung vinyl di toko 100 yen Payung vinyl dengan desain unik Payung vinyl dengan desain gagang yang kreatif Gambar 8. Koleksi payung transparan vinyl di Jepang Selain variasi ini, payung lipat (collapsible umbrella) juga umum dijumpai di Jepang. Payung ini seiring perkembangan jaman memiliki desain yang semakin tipis, kecil dan ringan sehingga lebih compact dan portable (mudah dibawa kemana-mana). Pada umumnya payung lipat berukuran tinggi sekitar 28cm ketika dilipat dan sekitar 70cm ketika dibuka. Untuk beratnya cukup bervariasi, namun berkisar 312 gram dan tidak lebih dari 16cm ketika dibuka. Jump umbrella juga cukup dikenal di Jepang, yang menampilkan fiture tombol pada gagangnya sehingga pengguna cukup dengan menekan tombol untuk membuka payung. Harga bervariasi dari yen untuk payung lipat. 15

16 Payung lipat kini berdesain semakin tipis dan mungil Payung lipat desain kartun untuk anak-anak Payung lipat desain botol untuk pria dewasa Gambar 9. Koleksi payung lipat di Jepang Untuk masyarakat Jepang yang mengutamakan kualitas dan daya tahan barang hingga waktu yang panjang, terdapat juga payung berstandar Eropa dengan desain yang lebih besar dan bahan yang lebih kuat. Payung jenis ini pada umumnya digunakan pada saat formal seperti saat menghadiri pemakaman dan ditujukan untuk pengunaan jangka panjang. Untuk harga, mulai dari 1000 yen, bahkan terdapat pula yang berharga hingga yen di department store atau mall dan asli buatan Jepang (made in Japan). Untuk satu keluarga inti di Jepang, setidaknya mereka memiliki satu payung berkualitas bagus dirumahnya. Selain pilihan payung dengan desain dan warna yang beraneka ragam, Jepang juga memiliki koleksi aksesoris terkait payung yang cukup beragam pula, seperti gantungan payung yang bisa dibawa-bawa, sehingga pengguna payung tidak perlu repot-repot mencari tempat untuk meletakkan payungnya apabila berpergian, lalu juga ada pelapis gagang payung, sehingga pengguna bisa menggenggam payung dengan lebih nyaman, dan lain sebagainya. 16

17 Gantungan payung Pelapis gagang payung Pembungkus payung dari plastik yang bisa dilipat Gambar 10. Variasi aksesoris payung yang umum dijual di Jepang Masyarakat Jepang yang kreatif juga menghasilkan berbagai inovasi kreatif payung seperti payung yang khusus untuk binatang peliharaan sehingga pemilik binatang peliharaan bisa tetap mengajak binatang peliharaannya untuk jalan-jalan meskipun cuaca hujan, selain itu juga terdapat payung yang menutupi seluruh badan, dan payung yang khusus digunakan untuk pengendara sepeda, dan lain sebagainya. Desain dan gambar dari payung-payung di Jepang juga sangat kreatif dan menarik, sehingga tidak jarang masyarakat Jepang memiliki lebih dari satu payung per orang dalam satu rumah tangga, karena tidak hanya dari segi fungsi, namun payung juga digunakan dari segi fashion dan aktualisasi diri. Desain payung unik Payung khusus binatang peliharaan Payung untuk pengendara sepeda Gambar 11. Variasi inovasi kreatif payung di Jepang 17

18 Selain payung bermodel barat seperti telah dijelaskan sebelumnya, di Jepang juga terkenal dengan payung bermodel tradisional yang lebih dikenal dengan nama Wagasa. Payung jenis ini ditemukan di China yang pada awalnya berbahan sutra, dengan bentuk seperti kanopi. Dalam perkembangannya di Jepang payung berbahan kertas minyak yang tahan air, dan sangat populer setelah zaman Edo. Permintaan dan popularitas terhadap payung kertas ini mencapai puncaknya pada zaman Meiji dan Taisho, pada saat itu lebih dari 100 pabrik payung terdapat di prefektur Kanazawa. Namun setelah tahun 1950, mulai bermunculan payung dari negara barat yang jauh lebih murah sehingga permintaan terhadap wagasa menurun. Payung Jepang berbahan nylon Payung Jepang dengan desain Bali berbahan parasols Payung Jepang berbahan sutra Gambar 12. Kreasi payung tradisional kreasi pengrajin Jepang Payung Jepang berbahan kertas minyak Meskipun berasal dari negara China, negara Jepang mempelajari dan mengasah keahlian kerajinan membuat payung dengan sungguh-sungguh sehingga pembuatannya menjadi sempurna, sehingga pada zaman itu muncullah payung kertas khas Jepang yang indah dan terkenal hingga saat ini. Payung kertas Jepang juga dikenal dengan istilah washi dari kata wa yang berarti Jepang dan shi yang berarti kertas. Pada umumnya kertas berasal dari bagian dalam batang pohon. Pohon yang umum digunakan untuk membuat payung ini ada tiga jenis, yaitu: Kozo atau paper mulberry, Mitsumata dan Gampi (Penjelasan mengenai ketiga jenis pohon ini terdapat di Market Brief Kertas ). Serat pohon Kozo adalah yang paling sering digunakan dalam membuat payung Jepang karena kuat dan tahan lama. Pohon Mitsumata merupakan pohon asli Jepang, namun lebih mahal sehingga tidak banyak payung Jepang yang menggunakan bahan ini. Pohon Gampi merupakan bahan payung yang umum digunakan pada zaman dahulu. Serat Gampi dikenal selain karena berkualitas bagus dan tahan lama juga karena persepsi masyarakat Jepang terhadap pohon Gampi 18

19 adalah memiliki keagungan. Sehingga, serat Gampi merupakan materi yang paling ideal dalam membuat payung kertas Jepang, karena bahan tidak rusak ketika ditulisi atau diwarnai. Selain serat pohon untuk membuat kertas bahan payung, pembuatan payung tradisional Jepang juga menggunakan bahan alami yang lain seperti bambu dan batang pohon tapioka. Sudah merupakan persyaratan umum dalam pembuatan payung kertas Jepang untuk menggunakan bahan alami dan dibutuhkan waktu hingga berbulan-bulan dengan proses yang terpisah-pisah untuk penyelesaian, bahkan terdapat hingga 100 proses hingga selesai. Proses akhir dalam pembuatan payung kertas Jepang adalah melapisi pernis atau parasol untuk setiap payung dan mewarnai dan menggambar dengan desain yang menarik. Karena tingkat kesulitan pembuatan payung tradisional Jepang cukup tinggi, para pengrajin payung Jepang juga memiliki sistem perekrutan yang cukup detail meliputi proses ujian dan wawancara. Proses pelapisan adalah untuk menciptakan bahan tahan air dan juga untuk melindungi dari sinar matahari sehingga warna dan gambar tidak pudar. Bagi masyarakat Jepang kertas parasol memiliki status yang tinggi karena umum digunakan oleh Kaisar pada zaman-zaman dahulu. Kini kertas parasol merupakan bagian dari fashion dan digunakan dari segi kepraktisan. Pada umumnya desain dan gambar payung terinspirasi dari mitologi dan dekorasi China dengan tema burung, bunga, buah-buahan dan wanita Ekspor dan Impor Produk Payung di Dunia Berdasarkan data dari ITC Trade, China menguasai ekspor payung di dunia hampir mencapai 80% dari impor payung dunia berasal dari China. 19

20 Gambar 13. Ekspor dunia dikuasai China, data Ekspor dan Impor Produk Payung di Jepang Pada umumnya impor payung ke Jepang dikuasai oleh China hingga 99% dari total impor. Selain negara China, negara lain yang juga melakukan impor payung ke Jepang antara lain adalah Taiwan dan Korea Selatan. Tahun Jumlah Impor Payung Total Impor Payung Panjang Impor Payung Lipat Impor Payung lainnya Tabel 2. Impor Payung ke Jepang berdasarkan Jenisnya Data dari Ministry of Finance of Japan 20

21 Value (yen) Kuantitas Impor Payung ke Jepang Jumlah Impor Payung Total Impor Payung Panjang Impor Payung Lipat Impor Payung lainnya Gambar 14. Impor Payung ke Jepang berdasarkan Jenisnya Grafik diolah penulis. Data dari Ministry of Finance of Japan Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa impor payung panjang lebih besar daripada impor payung lipat. Data menunjukkan adanya kenaikan mulai tahun 2011 hingga tahun Nilai Impor Payung ke Jepang Bulan Januari 2013 Kore a Selat an Chin a Hong kong Vietn am Thail and Fran ce Tabel 3. Nilai Impor Payung ke Jepang Bulan Januari 2013 berdasarkan Negara Data. Ministry of Finane Japan Sedangkan untuk nilai impor payung ke Jepang pada bulan Januari 2013 dapat dilihat dikuasai oleh China, sedangkan negara lain yang juga turut melakukan impor payung ke Jepang seperti Korea Selatan, Vietnam dan Thailand memiliki nilai yang tidak signifikan bila dibandingkan dengan negara China. Neth erlan d Swit zerla nd Italia USA Aust ralia Value-Year E

22 Impor Payung Jepang Quantity1-Year Quantity2-Year Value-Year Korea Selatan China Hongkong Vietnam Thailand France Netherland Switzerland Italia USA Australia Total Impor Payung Panjang China Taiwan Vietnam Singapore Inggris Netherland France Italy Finland USA Total Impor Payung Lipat Tabel 4. Impor Payung pada Bulan Januari 2013 dari berbagai negara, Kuantitas dan Value. Untuk lebih jelasnya negara mana saja yang melakukan impor payung ke Jepang dapat dilihat pada Tabel diatas. Bisa dilihat bahwa China, Taiwan menguasai pasar impor payung Jepang. 22

23 Value (yen) Nilai Expor Payung dari Jepang ke Berbagai Negara Januari 2013 Gambar 15. Nilai Ekspor Payung dari Jepang ke Berbagai Negara pada bulan Januari Data. Ministry of Finance Ekspor Payung Jepang Quantity1-Year Quantity2-Year Value-Year Korea Selatan Taiwan Filipin Northern Mariana Island (US) China Taiwan Hongkong Thailand Singapore Malaysia Filipin Netherland US French West Indies Tabel 5. Nilai dan Kuantitas Expor Payung Jepang ke Berbagai Negara pada Bulan Januari 2013 Data. Ministry of Finance Jepang juga melakukan ekspor payung ke beberapa negara, diantaranya adalah ke China, Hongkong dan Northern Mariana Island, negara kepulauan dibawah pemerintahan Amerika Serikat. 23

24 2.6. Kebijakan Impor dan Labeling Produk Payung di Jepang Menurut informasi dari JETRO, berdasarkan klasifikasi HS, produk payung di Jepang adalah HS6601 dan tidak ada regulasi impor yang khusus. HS6601 termasuk didalamnya produk payung pantai dan payung taman, secara spesifik untuk payung pantai termasuk dalam HS , sedangkan untuk payung lipat masuk dalam HS Sedangkan untuk produk gagang payung, termasuk semua yang melekat pada payung masuk ke dalam HS Payung masuk ke dalam klasifikasi household goods dalam sub kategori miscellaneous manufactured goods, yang turut terkena pasal Household Goods Quality Labelling Act dan wajib untuk mentaati proses perlabelan yang berlaku di Jepang Hukum dan peraturan utama yang berkaitan dengan impor payung ke Jepang adalah sebagai berikut. 1. Household Goods Quality Labelling Act Untuk importir dengan kantor penjualan dan distributor di Jepang maka wajib menampilkan komposisi payung seperti kain yang digunakan, panjang rusuk luar, jenis payung misalnya apakah termasuk payung taman atau payung pantai, dan informasi terkait lainnya seperti alamat perusahaan atau nomor telepon yang bisa dihubungi dalam bahasa Jepang. Informasi ini wajib diletakkan di posisi yang mudah dibaca oleh konsumen dalam bahasa Jepang. Labelling dari negara asal pengimpor harus memenuhi standar relevan dari Fair Trade Commision Notice no 34, 1973 berdasarkan pasal Act againts Unjustifiable Premiums and Misleading Representations. Contoh labelling payung berdasarkan household goods quality labelling act yang mencantumkan bahan material yang digunakan, tinggi produk, alamat perusahaan dan nomor telepon perusahaan Gambar 16. Contoh labelling payung 24

25 2. Consumer Product Safety Act Merupakan tanda yang diberikan kepada produk yang telah lolos standar yang diakui pemerintah Jepang akan definisi produk yang aman. Selain itu juga produk harus lolos syarat tidak mengandung bahan produk yang berbahaya atau Act on Control of Household Product Containing Harmful Substances, terutama untuk bahan materi kain yang umum menggunakan produk kimia yang bisa berbahaya bagi kesehatan. Terdapat juga sertifikasi sukarela yaitu SG Mark yang menunjukkan bahwa produk telah memenuhi standar keamanan yang ditentukan oleh sistem SG Mark. Khusus untuk payung pantai harus memenuhi syarat keamanan oleh SG Mark System. Tabel 6. Persyaratan Pelabelan Produk Rumah Tangga (Household Goods Quality Labeling Act) 3. Persyaratan untuk payung khusus anak-anak Terdapat persyaratan khusus untuk impor payung anak-anak yang ditentukan oleh Product Safety Association di Jepang. Persyaratan meliputi ukuran dan bahan materi yang diperbolehkan untuk pembuatan payung anak-anak. 2 2 SG-mark.org 25

26 Ukuran payung untuk anak-anak Syarat jarak payung anak-anak dengan tanah apabila di tenteng Gambar 17. Contoh persyaratan payung yang ditujukan untuk anak-anak berdasarkan SG-Mark System 4. Selain persyaratan diatas, importir payung ke Jepang juga dihimbau untuk mencantumkan label yang ditetapkan oleh JUPA (Japan Umbrella Promotion Association). Kriteria ini muncul sejak tahun 1969 untuk mendorong terwujudnya keamanan dan peningkatan kualitas payung. Label kemanan dan kualitas yang diterbitkan oleh JUPA (Japan Umbrella Promotion Association) Kartu tampilan tanda kemananan JUPA yang menampilkan nomor JUPA, nomor yang bisa dihibungi untuk penanganan masalah keselamatan, dan nomor kontrol untuk masing-masing produsen. 26

27 Tanda keamanan dari JUPA yang diletakkan di gagang payung menandakan bahwa payung telah lolos sertifikasi keamanan yang menyatakan bahwa gagang payung tidak akan menyakiti ujung jari pada saat menutup dan membuka payung. Gambar 18. Contoh tanda labelling dari JUPA 2.7. Kebijakan Tarif Impor Payung ke Jepang Kebijakan tarif impor payung untuk negara Indonesia mengikuti tarif rate untuk EPA seperti dibawah ini. EPA rate Tabel 7. Tarif impor payung ke Jepang 2.8. Saluran Distribusi Produk Payung di Jepang Saluran distribusi payung di Jepang mengikuti aluran yang sama seperti consumer household lainnya, yang melibatkan pembelian antara produsen, importir, grosir dan pengecer. Pada akhirnya produk dijual melalui toko-toko retailer yang ada di Jepang, seperti departement store (Contohnya: Isetan, Takashimaya), pusat perbelanjaan (Contohnya: Lalaport dan Aeon Mall), Toko-toko retail di stasiun kereta api (Contoh : Lumine), toko diskon (Contoh : Donkihotei), dan toko-toko konbini (Contoh Lawson, Seven Eleven) juga pada toko-toko 100 yen (Contoh Daiso, Seria) 27

28 Gambar 19. Saluran Distribusi Produk Payung di Jepang 28

29 BAB III. PELUANG DAN STRATEGI 1. Peluang Konsumen Jepang membeli payung atas dasar fungsi dan fashion sehingga tidak jarang masyarakat Jepang memiliki payung lebih dari satu buah. Selain itu konsumen payung tidak terbatas wanita muda saja, melainkan juga anak-anak, pria dan orang tua. Musim di Jepang yang memiliki frekuensi hujan yang cukup sering dan panas yang sangat terik juga mendukung penjualan payung di Jepang. Konsumen Jepang tertarik dalam 3 (tiga) elemen pada setiap produk, yaitu: bahan baku produk, proses pembuatan produk, nilai identitas tradisional. Elemen ketiga adalah yang terpenting, karena menjadikan produk lebih khas dari produk lain. Khusus untuk produk payung, masyarakat Jepang tertarik pada desain dan warna yang beragam. Selain itu inovasi yang terbaru dan fungsional juga bisa menarik perhatian konsumen Jepang. Untuk payung tradisional Jepang, dikarenakan produksi washi sering tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga berharga mahal sehingga, ini bisa dijadikan peluang bagi Indonesia apabila bisa menciptakan alternative yang lebih murah untuk produk washi atau kertas Jepang yang dapat digunakan sebagai bahan baku payung kertas Jepang. 2. Hambatan Konsumen Jepang sangat memperhatikan mutu dan kualitas, sehingga untuk lolos persyaratan keamanan dan kenyamanan produk payung, perusahaan harus bisa memenuhi berbagai ukuran dan bahan yang telah ditentukan oleh pemerintah Kualitas payung yang sangat diperhatikan di Jepang juga membuat para pengrajin payung atau bisa disebut kasa master sering mengikuti seminar mengenai pembuatan payung yang baik dan benar berdasarkan standar yang ada. Keterangan mengenai seminar pembuatan payung di Jepang dapat dilihat di website JUPA. Hadirnya produk impor dari China dengan harga yang murah dan desain yang tidak kalah dari produk lokal Kreatifitas pengrajin payung lokal Jepang telah dapat menciptakan payung dengan berbagai desain, termasuk desain payung tradisional Indonesia. 3. Strategi Hal yang perlu diperhatikan untuk memasuki pasar Jepang adalah: 29

30 Siap melayani permintaan pelanggan dengan cepat Dapat memastikan waktu pengiriman Menjaga kualitas produk Memiliki layanan purna jual yang baik bagi pelanggan Dapat menjelaskan asal-usul produk dan persediaannya Tidak mempekerjakan pekerja anak Senantiasa secara kontinyu mempelajari iklim pasar, peraturan hukum, budaya, dan profil demografis Jepang untuk terus meningkatkan nilai produk, jaringan distribusi, dan harga pasar. Selain itu, dapat melakukan kerjasama antar lain : (1) Berhubungan dengan manufaktur Jepang Melakukan hubungan dengan manufaktur Jepang akan berarti menikmati jaringan distribusi dengan investasi yang minimal. Sejumlah aspek seperti cakupan distribusi calon mitra bisnis, kesesuaian harga jual, staf, kebijakan harga, pangsa pasar, dan keuntungan, harus menjadi bahan pertimbangan dalam memilih calon mitra-usaha di Jepang. (2) Penggunaan agen impor atau pedagang grosir Ini merupakan saluran distribusi alternatif bagi perusahaan yang ingin memiliki hubungan langsung dan mandiri dengan pasar setempat. Bagi pengusaha baru di bidang ini first entry into the market sebaiknya bekerjasama dengan perusahaan importir yang pengalaman menangani dalam kategori payung tersebut. Hal ini bertujuan agar lebih efektif dalam penanganan administrasi impor dan dalam menghubungi prospektif konsumen. (3) Aktif mengikuti pameran International untuk Payung, terutama yang ada di Jepang. (4) Aktif bergabung dalam asosiasi Payung di Jepang. (5) Proaktif dengan Perwakilan Dagang Luar Negeri. Para pengusaha juga diharapkan secara proaktif menghubungi dan mengikuti Perdagangan Luar Negeri Indonesia di Jepang, dalam hal ini melalui ITPC di Osaka ataupun Atase Perdagangan di KBRI Tokyo dan sejumlah organisasi nirlaba di Jepang yang dapat membantu melakukan riset awal serta pengumpulan data/informasi tentang kondisi pasar di Jepang. Seperti: JETRO (Japan External Trade Organization) Badan-badan Pemerintah (bidang ekonomi dan perdagangan) Asosiasi Kerjasama Internasional Asosiasi Perdagangan Luar Negeri Asosiasi Pameran Dagang Organisasi Promosi Dagang tingkat Daerah Kamar Dagang dan Industri Jepang (baik pusat maupun daerah) (6) Lakukan pemasaran Online. 30

31 BAB IV. INFORMASI PENTING 1. TPO/Kedutaan Negara Jepang di Indonesia Kedutaan Besar Jepang Jakarta Duta Besar : Yoshinori KATORI Jl.M. H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Phone : (62-21) Fax : (62-21) Website : Konsulat Jenderal Jepang - Jakarta Konsul Jenderal : Yoshihiro TAKESHITA Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Phone : (62-21) Fax : (62-21) Konsulat Jenderal Jepang - Surabaya Konsul Jenderal : Masaaki TAKANO Jl. Sumatera 93, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia Phone : (62-31) Fax : (62-31) Konsulat Jenderal Jepang - Medan Konsul Jenderal : Mr. Hiroshi HASHI Wisma BII, 5th Floor, Jl. Diponegoro No. 18, Medan, Sumatera Utara, Indonesia Phone : (62-61) Fax : (62-061) Konsulat Jenderal Jepang - Makasar Konsul Jenderal : Mr. Noboru NOMURA Address : Jl. Jenderal Sudirman No. 31, Makasar, Indonesia Phone : (62-411) , , Fax : (63-61) Konsulat Jenderal Jepang Cabang Denpasar Konsul : Mr. Minoru SHIROTA Address : Jl. Raya Puputan No. 170, Renon, Denpasar, Indonesia Phone : (62-361) Fax : (62-21) , Kamar Dagang Jepang Tokyo Chamber of Commerce & Industry (HQ) Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo Japan T : (813) F : (813) W : E: kokusai@tokyo-cci.or.jp Fukuyama Chamber of Commerce and Industry Nishi-machi Fukuyama-City Hiroshima- Prefecture Japan T : (818) F : (818) W : E: cci@fukuyama.or.jp Hiroshima Chamber of Commerce 44 Matomachi 5-chome, Naka-ku Hiroshima 730 Japan T : (818) F : (818) W : ww.hiroshimacci.or.jp/ Kawasaki Chamber of Commerce and Industry 11-2, Ekimae Honcho, Kawasaki-ku Kawasaki 210 Japan T : (814) F : (814) W : Kyoto Chamber of Commerce & Industry 240 Shoshoicho Ebisugawa- 31

32 agaru Karasumadori Nakakyo-ku 604, Japan T :(817) F : (817) W : E: shinkou@kyo.or.jp Osaka Chamber of Commerce & Industry 2-8 Hommachi-Bashi, Chuoku Osaka Japan T : (816) F : (816) W : Okinawa Chamber of Commerce and Industry Chuo 4-chome Okinawa-shi 904 Japan T : (819) F : (819) W : E: info@okinawacci.or.jp Nagahama Chamber of Commerce and Industry 10-1 Takada-cho Nagahama Shiga Japan T : (817) F : (817) W : E: cci@nagahama.or.jp 3. Asosiasi Payung di Jepang Japan Umbrella Promotion Association (JUPA) Japan Paper Exporters Importers Association Daftar Pameran Terkait Souvenir Show 2014 Spring. 16 Jan Jan 2014 Tokyo, Japan Local Specialty Products (inculding traditional Japanese umbrella) The 77 th Tokyo International Gift Show Spring 2014 Tokyo, Japan Fashion Items, Paper Goods, Collectives, Crafts, Accessories The 38 th Japan Hobby Show April April 2014 Tokyo, Japan Paper carft goods, wool, ribbon, beads, 2 nd Tokyo Fashion Wear Expo 20 Oct Oct 2014 Tokyo, Japan Belt, Hats, Caps, Tshirts, Gloves, Sunglasses, Handkerchiefs, Umbrellas, Rainboots, etc The 51 st Osaka International Gift Show Spring 2014 Osaka, Japan Personal gifts, Accessories, design goods 5 th Design Tokyo 9 July July 2014,Tokyo, Japan Interior (lights, furniture), Fashion (Bags, Shoes, umbrella), Textiles (Carpets, 32

33 miniature furniture, wood carvings, etc curtains), Gift (Household goods, etc) 5. Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo Duta Besar : Muhammad Lutfi Atase Perdagangan : Julia Silalahi 2-9 Highashi Gotanda, 5-chome, Shinagawa-ku, Tokyo-to, , Japan Phone : (+81-3) Fax : (+81-3) info@indonesianembassy.jp Website : KJRI Osaka Konsul Jenderal : Ibnu Hadi Resona Semba Building 6th Floor, , Minami Semba, Chuo-ku, Osaka , Japan Phone : (81-6) Fax : (81-6) kjri-osaka@indonesia-osaka.org Website : ITPC Osaka Kepala : Rosiana C. Frederick Wakil : Eko Priyantoro ITM4 J-8 Asia and Pacific Trade Center Nanko Kita, Suminoe-ku, Osaka , Japan Tel : Fax : itpc.osaka@kemendag.go.id Website : 33

34 REFERENSI 1. Japan Custom 2. JETRO, 3. Statistics Bureau of Japan 4. Ministry of Economy, Trade and Industry of Japan 5. Japan Umbrella Promotion Association 34

ITPC Osaka, 2014 WIG. HS Code : 6704

ITPC Osaka, 2014 WIG. HS Code : 6704 ITPC Osaka, 2014 WIG HS Code : 6704 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 I. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 II. Potensi Pasar Jepang...

Lebih terperinci

Market Brief ITPC Osaka HS 3923 (Produk Plastik) HS 4819 (Produk Pembungkus Makanan) HS dan (Produk Kertas)

Market Brief ITPC Osaka HS 3923 (Produk Plastik) HS 4819 (Produk Pembungkus Makanan) HS dan (Produk Kertas) Market Brief ITPC Osaka 2014 HS 3923 (Produk Plastik) HS 4819 (Produk Pembungkus Makanan) HS 4820.20 dan 4820.10 (Produk Kertas) DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 1. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan

Lebih terperinci

ITPC Osaka, Bulu Babi (Uni) HS Code 03.08

ITPC Osaka, Bulu Babi (Uni) HS Code 03.08 ITPC Osaka, 2014 Bulu Babi (Uni) HS Code 03.08 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 I. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 II. Potensi

Lebih terperinci

ITPC Osaka, 2014 PALET HS

ITPC Osaka, 2014 PALET HS ITPC Osaka, 2014 PALET HS 4414.20 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 I. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 II. Potensi Pasar Jepang...

Lebih terperinci

Bulu Mata Palsu HS code 6704

Bulu Mata Palsu HS code 6704 2014 Bulu Mata Palsu HS code 6704 ITPC Osaka DAFTAR ISI Kata Pengantar... 2 Peta Jepang... 3 I. Pendahuluan... 4 1. Pemilihan Negara... 4 2. Pemilihan Produk... 4 3. Profil Jepang... 4 II. Potensi Pasar

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR SUMPIT 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 4 Peta Jepang... 5 I. Pendahuluan... 6 1. Pemilihan Negara... 6 2. Pemilihan Produk... 6 3. Profil Jepang... 7 II. Potensi Pasar Jepang... 11 1. Ragam sumpit produksi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1. Pemilihan Negara

BAB I. PENDAHULUAN. 1. Pemilihan Negara SAPUTANGAN 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 I. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 II. Potensi Pasar Jepang... 10 1. Ragam saputangan

Lebih terperinci

Market Brief ITPC Osaka HS Code 6302

Market Brief ITPC Osaka HS Code 6302 Market Brief ITPC Osaka 2014 HS Code 6302 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 1. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 2. Potensi Pasar Jepang...

Lebih terperinci

KAUS KAKI. ITPC Osaka

KAUS KAKI. ITPC Osaka 2014 KAUS KAKI ITPC Osaka 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 I. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 II. Potensi Pasar Jepang... 12 1.

Lebih terperinci

Gobou HS (Japanese Burdock Root)

Gobou HS (Japanese Burdock Root) Gobou HS 0706.90-010 (Japanese Burdock Root) 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 I. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 II. Potensi Pasar

Lebih terperinci

MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2015 ROTAN FURNITURE

MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2015 ROTAN FURNITURE MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2015 ROTAN FURNITURE DAFTAR ISI Executive Summary. 3 1. Potensi Pasar Jepang.. 4 1.1. Tren yang Sedang Berkembang.. 4 1.2. Rotan Furniture di Jepang 5 1.3. Ekspor-Impor Rotan Furniture

Lebih terperinci

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg Market Brief Peluang Produk Sepeda di Jerman ITPC Hamburg 2015 I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... II I. PENDAHULUAN... 1 A. Pemilihan Produk... 1 B. Profil Geografi Jerman... 1 II. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN...

Lebih terperinci

Maret Market Brief : HS Kitchen Wooden Furniture. ITPC Osaka

Maret Market Brief : HS Kitchen Wooden Furniture. ITPC Osaka Maret 2012 Market Brief : HS 9403.40 Kitchen Wooden Furniture ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 7 II. Potensi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI APRIL 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI APRIL 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI APRIL 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-April 2015 tercatat

Lebih terperinci

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Market Brief Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-September 2014 tercatat

Lebih terperinci

Beras Organik MARKET BRIEF

Beras Organik MARKET BRIEF Beras Organik MARKET BRIEF ITPC Osaka, 2015 EXECUTIVE SUMMARY Beras organik merupakan beras yang tidak menggunakan bahan kimia yang menyebabkan terakumulasinya senyawa arsenik didalam beras. Tak hanya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Maret 2014 tercatat

Lebih terperinci

MARKET BRIEF SWEATER HS-6110

MARKET BRIEF SWEATER HS-6110 MARKET BRIEF SWEATER HS-6110 ITPC OSAKA 2015 EKSEKUTIF SUMMARY Hubungan bilateral antara Indonesia dan Jepang memberikan peluang bisnis bagi produsen pakaian di Indonesia untuk mengekspor produknya ke

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI PEBRUARI 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI PEBRUARI 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI PEBRUARI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Pebruari 2014 tercatat

Lebih terperinci

MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2016 WOODEN FRAMES

MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2016 WOODEN FRAMES MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2016 WOODEN FRAMES DAFTAR ISI 1. Pendahuluan... 3 1.1. Alasan Pemilihan Produk... 3 1.2. Ekspor Produk Indonesia ke Dunia... 3 1.3. Ekspor Produk Jepang ke Dunia... 5 2. Potensi

Lebih terperinci

Market Brief : HS 8712 Sepeda. ITPC Osaka

Market Brief : HS 8712 Sepeda. ITPC Osaka 2011 Market Brief : HS 8712 Sepeda ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 7 II. Potensi Pasar Jepang 9 1. Ekspor

Lebih terperinci

Fish Fillet and Other Fish Meats (HS 0304)

Fish Fillet and Other Fish Meats (HS 0304) Fish Fillet and Other Fish Meats (HS 0304) Anjaritha EXECUTIVE SUMMARY Jepang merupakan salah satu negara di Dunia dengan konsumen ikan terbesar di Dunia. Gempa yang terjadi pada tahun 2011 memunculkan

Lebih terperinci

Market Brief : HS 5705 Karpet

Market Brief : HS 5705 Karpet 2011 Market Brief : HS 5705 Karpet ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 7 II. Potensi Pasar Jepang 10 1. Ekspor

Lebih terperinci

Market Brief: HS 6912 Perkakas Keramik. ITPC Osaka

Market Brief: HS 6912 Perkakas Keramik. ITPC Osaka 2011 Market Brief: HS 6912 Perkakas Keramik ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 7 II. Potensi Pasar Jepang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - AUSTRALIA PERIODE : JANUARI - MARET 2013

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - AUSTRALIA PERIODE : JANUARI - MARET 2013 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - AUSTRALIA PERIODE : JANUARI - MARET 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Australia 1. Total perdagangan Australia periode Januari-Maret 2013 tercatat sebesar

Lebih terperinci

Market Brief. ITPC Osaka

Market Brief. ITPC Osaka 2012 Market Brief ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 7 II. Potensi Pasar Jepang 10 1. Ekspor Impor Cocoa

Lebih terperinci

G A R M E N T MARKET BRIEF ITPC OSAKA

G A R M E N T MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2013 G A R M E N T MARKET BRIEF ITPC OSAKA P a g e 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 5 3. Profil Jepang 6 II. Potensi Pasar Jepang 9

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: HS 2701 COAL Atase Perdagangan Tokyo

MARKET BRIEF: HS 2701 COAL Atase Perdagangan Tokyo 213 4 MARKET BRIEF: HS 271 COAL Atase Perdagangan Tokyo [HS 271 Coal; briquettes, ovoids and similar solid fuels manufactured from coal] [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] [Market

Lebih terperinci

MARKET BRIEF PRODUK WOODEN FRAME DI PASAR INGGRIS

MARKET BRIEF PRODUK WOODEN FRAME DI PASAR INGGRIS MARKET BRIEF PRODUK WOODEN FRAME DI PASAR INGGRIS Atase Perdagangan KBRI London, 2015 Market Brief Atase Perdagangan London 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

Lebih terperinci

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp www.indoanalisis.co.id Spesifikasi: Tipe Laporan : Laporan Industri Terbit : Juli 2013 Halaman : 174 Format : Hardcopy (Book Full Colour) Softcopy (Data Grafik Excel) Harga : Rp 6.750.000 Cara Pemesanan:

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Agustus 2015 tercatat

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR ISI 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 I. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 II. Potensi Pasar Jepang... 10 1. Potensi Pasar

Lebih terperinci

Market Brief. Cengkeh di Jerman

Market Brief. Cengkeh di Jerman Market Brief Cengkeh di Jerman ITPC Hamburg 2015 ITPC HAMBURG - CENGKEH DI JERMAN 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi

Lebih terperinci

Market Intelligence. Produk Pertanian ITPC Osaka

Market Intelligence. Produk Pertanian ITPC Osaka Market Intelligence Produk Pertanian 2014 ITPC Osaka Daftar Isi Daftar Tabel, Gambar dan Bagan 2 Kata Pengantar 4 Peta Jepang 5 I. Pendahuluan 6 1. Pemilihan Negara 6 2. Latar Belakang Pemilihan Produk

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: PRODUK ROTAN Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: PRODUK ROTAN Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2016 3 MARKET BRIEF: PRODUK ROTAN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang

Lebih terperinci

Market Brief. Beras di Jerman

Market Brief. Beras di Jerman Market Brief Beras di Jerman ITPC Hamburg 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi Beras di Pasar Jerman... 2 2.1 Analisa

Lebih terperinci

Market Brief : HS Ikan Hias

Market Brief : HS Ikan Hias 2011 Market Brief : HS 0301.10 Ikan Hias ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 7 II. Potensi Pasar Jepang 10

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI JUNI 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI JUNI 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI JUNI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Juni 2014 tercatat defisit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

MARKET BRIEF. HS 6402 Other Footwear with Outer Soles and Uppers of Rubber or Plastics

MARKET BRIEF. HS 6402 Other Footwear with Outer Soles and Uppers of Rubber or Plastics MARKET BRIEF HS 6402 Other Footwear with Outer Soles and Uppers of Rubber or Plastics ITPC, Osaka 2017 EXECUTIVE SUMMARY Jepang adalah salah satu wilayah di Asia yang memiliki kebudayaan yang unik. Tidak

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Daftar Isi 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 4 Peta Jepang... 5 I. Pendahuluan 1. Pemilihan Negara... 6 2. Pemilihan Produk... 7 3. Profil Jepang... 7 II. Potensi Pasar Jepang 1. Potensi Pasar Ekspor Produk

Lebih terperinci

MARKET BRIEF ITPC OSAKA

MARKET BRIEF ITPC OSAKA MARKET BRIEF ITPC OSAKA WOOD CHARCOAL HS 4402 1 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN... 3 BAB 2 POTENSI PRODUK DI PASAR JEPANG... 9 Karakteristik Produk HS 4402 di Jepang... 9 Spesifikasi Produk HS 4402 di Jepang...

Lebih terperinci

MARKET BRIEF ITPC OSAKA

MARKET BRIEF ITPC OSAKA MARKET BRIEF ITPC OSAKA IMITIATION JEWELLERY HS 7117 1 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN... 3 BAB 2 POTENSI PRODUK DI PASAR JEPANG... 9 Karakteristik Produk HS 7117 di Jepang... 9 Spesifikasi Produk HS 7117

Lebih terperinci

J A G U N G. MarketBrief. ITPC Osaka

J A G U N G. MarketBrief. ITPC Osaka 2013 J A G U N G MarketBrief ITPC Osaka DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 6 II. Potensi Pasar Jepang 11 1. Ekspor Impor

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2016 6 MARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

MARKET BRIEF ITPC OSAKA WOOD SHEETS HS 4408

MARKET BRIEF ITPC OSAKA WOOD SHEETS HS 4408 MARKET BRIEF ITPC OSAKA WOOD SHEETS HS 4408 DAFTAR ISI... 1 1. PENDAHULUAN... 3 1.1 Data Ekspor Indonesia ke Jepang... 6 1.2 Data Ekspor Jepang... 7 2. POTENSI PRODUK DI PASAR JEPANG... 9 2.1 Karakteristik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI DESEMBER 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI DESEMBER 2015 A. Perkembangan Perekonomian dan Perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Desember 2015 tercatat

Lebih terperinci

T-Shirt (HS 6109) ITPC Osaka

T-Shirt (HS 6109) ITPC Osaka T-Shirt (HS 6109) ITPC Osaka 2015 1 Daftar Isi I. Executive Summary...3 II. Potensi Pasar Jepang 4 1. Tentang Masyarakat Jepang dan T-Shirt.....4 2. Jenis T-Shirt (HS 6109) di Jepang... 5 3. Ekspor dan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat No. 56/10/32/Th. XIX, 2 Oktober 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat Agustus 2017 Ekspor Agustus 2017

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 1 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Ekspor Bulan Februari 2012 Naik 8,5% Jakarta, 2 April 2012

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Maret 2015 tercatat

Lebih terperinci

STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi

STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi LAPORAN INDUSTRI Juli 2013 STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.... 1.1 Kata Pengantar. 1 2 IV. PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI NOVEMBER A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI NOVEMBER A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI NOVEMBER 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-November 2013 tercatat

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia. BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR Negara tujuan ekspor yang dibahas dalam bab ini hanya dibatasi pada 10 negara dengan tingkat konsumsi karet alam terbesar di dunia. Negara-negara tersebut

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI - FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI - FEBRUARI 2016 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI - FEBRUARI 2016 A. Perkembangan Perekonomian dan Perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Februari 2016 tercatat

Lebih terperinci

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA JURNAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN ISSN : 2337-9572 MARKET INTELLIGENCE KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN RI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring waktu berlalu, kondisi dunia bisnis yang kian kompetitif membuat banyak perusahaan harus mengatasi beratnya kondisi tersebut dengan membuat strategi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI APRIL 2013

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI APRIL 2013 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI APRIL 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-April 2013 tercatat

Lebih terperinci

Market Brief. Peluang Pasar Produk ikan. dan Makanan Laut di Jerman

Market Brief. Peluang Pasar Produk ikan. dan Makanan Laut di Jerman Market Brief Peluang Pasar Produk ikan dan Makanan Laut di Jerman ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK IKAN DAN MAKANAN LAUT DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III I. Pendahuluan...

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Daftar Isi 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 4 Peta Jepang... 5 I. Pendahuluan 1. Pemilihan Negara... 6 2. Pemilihan Produk... 6 3. Profil Jepang... 7 II. Potensi Pasar Jepang 1. Potensi Pasar Ekspor Produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya gaya hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya gaya hidup manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat membawa beberapa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya gaya hidup manusia yang menjadi serba praktis.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower. Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower. Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri besar maupun kecil. Pemasaran bertujuan untuk mempromosikan

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo

MARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo 2013 7 MARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I. Pendahuluan 4 1.1 Pemilihan Produk 4 1.2

Lebih terperinci

Frozen Vegetables. Market Brief. ITPC Osaka

Frozen Vegetables. Market Brief. ITPC Osaka Frozen Vegetables 2013 Market Brief ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 5 3. Profil Jepang 6 II. Potensi Pasar Jepang 10 1. Ekspor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjual dan pembeli harus saling bertemu atau bertatap muka pada suatu tempat

BAB I PENDAHULUAN. penjual dan pembeli harus saling bertemu atau bertatap muka pada suatu tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi menyebabkan perubahan sistem perdagangan, baik secara tradisional maupun modern. Sistem perdagangan tradisional yakni transaksi antara penjual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang adalah negara kepulauan yang terdiri dari 3000 pulau bahkan lebih. Tetapi hanya ada empat pulau besar yang merupakan pulau utama di negara Jepang,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri sepatu di era globalisasi seperti sekarang ini berada dalam persaingan yang semakin ketat. Terlebih lagi sejak tahun 2010 implementasi zona perdagangan

Lebih terperinci

MARKET BRIEF 2017 HS Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) OSAKA

MARKET BRIEF 2017 HS Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) OSAKA MARKET BRIEF 2017 HS 6304 Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) OSAKA DAFTAR ISI BAB I..... 4 PENDAHULAN 4 1.1. Data Ekspor Produk HS 6304 Jepang.......4 1.2. Data Volume Impor Tekstil dan Produk Tekstil

Lebih terperinci

Pasar Minyak Atsiri di Konfederasi Swiss

Pasar Minyak Atsiri di Konfederasi Swiss Pasar Minyak Atsiri di Konfederasi Swiss Pictures were taken from various sources, available at google.com Market Brief ATASE PERDAGANGAN JENEWA TAHUN ANGGARAN 2014 Pasar Minyak Atsiri di Konfederasi Swiss

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia,

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG 2.1. Letak Geografis Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, membentang seperti busur yang ramping sepanjang 3.800 KM. Luas totalnya adalah 377.815

Lebih terperinci

Market Brief : HS 6111 Pakaian Bayi. ITPC Osaka

Market Brief : HS 6111 Pakaian Bayi. ITPC Osaka 2011 Market Brief : HS 6111 Pakaian Bayi ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 7 II. Potensi Pasar Jepang 10

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota badan serta penutup untuk tangan, kaki, dan kepala. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. anggota badan serta penutup untuk tangan, kaki, dan kepala. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Umat manusia universal memakai pakaian pada tubuh untuk melindunginya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Maret 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - SINGAPURA PERIODE : JANUARI SEPTEMBER A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Singapura

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - SINGAPURA PERIODE : JANUARI SEPTEMBER A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Singapura PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - SINGAPURA PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Singapura 1. Total perdagangan Singapura dengan Dunia bulan September 2015 sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH MARET 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH MARET 2017 No.25/04/33/Th.XI, 17 April PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JAWA TENGAH MARET MENCAPAI US$ 523,71 JUTA Nilai ekspor Jawa Tengah bulan Maret mencapai US$ 523,71

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fashion bukan hanya tentang pakaian namun mencakup peran dan makna pakaian

BAB I PENDAHULUAN. Fashion bukan hanya tentang pakaian namun mencakup peran dan makna pakaian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion telah membawa pengaruh besar terhadap globalisasi dan gaya hidup. Fashion bukan hanya tentang pakaian namun mencakup peran dan makna pakaian dalam

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2013

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2013 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-September 2013, neraca perdagangan Thailand

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Daftar Gambar

Daftar Tabel. Daftar Gambar PAKAIAN DALAM 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 5 Peta Jepang... 6 I. Pendahuluan... 7 1. Pemilihan Negara... 7 2. Pemilihan Produk... 7 3. Profil Jepang... 8 II. Potensi Pasar Jepang... 12 1. Ragam pakaian

Lebih terperinci

Market Brief HS7501 Nickel. International Trade Promotion Centre (ITPC) Osaka

Market Brief HS7501 Nickel. International Trade Promotion Centre (ITPC) Osaka Market Brief 2017 HS7501 Nickel International Trade Promotion Centre (ITPC) Osaka DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 2 BAB II POTENSI PRODUK HS75 DI PASAR JEPANG 8 2.1 Karakteristik Produk HS 7501 di Pasar Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Salah satu bisnis yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juli 2014, neraca perdagangan Thailand dengan Dunia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH APRIL 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH APRIL 2017 No.36/05/33/Th.XI, 15 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH APRIL A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JAWA TENGAH APRIL MENCAPAI US$ 452,93 JUTA Nilai ekspor Jawa Tengah bulan April mencapai US$ 452,93 juta

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jerman 1. Neraca perdagangan Jerman pada periode Januari-Juli 2013 tercatat surplus

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: GUM ROSIN Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: GUM ROSIN Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2016 5 MARKET BRIEF: GUM ROSIN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang 5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi merupakan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH AGUSTUS 2016 No64/09/33/ThX, 15 September PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH AGUSTUS A PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JAWA TENGAH AGUSTUS MENCAPAI US$ 449,18 JUTA Nilai ekspor Jawa Tengah pada bulan Agustus sebesar

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama beberapa dekade terakhir, pariwisata telah mengalami perkembangan dan perubahan yang membuat pariwisata menjadi salah satu industri tercepat dan terbesar

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER 2016 MENCAPAI USD 2,29 MILYAR No. 08/02/32/Th.XIX, 01

Lebih terperinci

Market Brief. ITPC Osaka

Market Brief. ITPC Osaka Market Brief 2012 ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 7 II. Potensi Pasar Jepang 10 1. Ekspor Impor Jahe Jepang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-September 2015 tercatat

Lebih terperinci

Uraian Diskusi Keadilan Ekonomi IGJ Edisi April/I/2018

Uraian Diskusi Keadilan Ekonomi IGJ Edisi April/I/2018 Uraian Diskusi Keadilan Ekonomi IGJ Edisi April/I/2018 Genderang perang dagang yang ditabuh oleh Amerika Serikat (AS) meresahkan banyak pihak. Hal ini akibat kebijakan Presiden AS, Donald Trump, yang membatasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Desember 2014, neraca perdagangan Thailand

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 21/06/31/Th. XI, 01 Juni EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN MARET SEBESAR 696,56 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH OKTOBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH OKTOBER 2016 No.80/11/33/Th.X, 15 November PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH OKTOBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JAWA TENGAH OKTOBER MENCAPAI US$ 418,94 JUTA Nilai ekspor Jawa Tengah pada bulan Oktober sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pertahanan Amerika pada tahun 1960 yaitu ARPANET. (Advanced Research Project Agency Network) yang ditujukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pertahanan Amerika pada tahun 1960 yaitu ARPANET. (Advanced Research Project Agency Network) yang ditujukan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Dengan adanya kebutuhan tersebut, manusia dituntut agar dapat memenuhinya. Salah satu cara dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci