Beras Organik MARKET BRIEF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Beras Organik MARKET BRIEF"

Transkripsi

1 Beras Organik MARKET BRIEF ITPC Osaka, 2015

2 EXECUTIVE SUMMARY Beras organik merupakan beras yang tidak menggunakan bahan kimia yang menyebabkan terakumulasinya senyawa arsenik didalam beras. Tak hanya bahan kimia, pestisida pun tidak digunakan dalam beras organik. Pada ITPC market brief bulan januari menjelaskan tentang kebijakan impor Negara Jepang terhadap beberapa produk yang akan diterima Negara Jepang. Beberapa kebijakan menjelaskan tentang impor beras diantaranya meliputi pengujian beras organik dari beberapa bahan kimia, penyakit endemik dan sanitasi beras menjadi perhatian khusus Negara Jepang. Beberapa jalur untuk perdagangan beras organik di Jepang dijelaskan dalam market brief bulan Januari ini. Beberapa hambatan yang akan dihadapi para pengekspor dari Indonesia diantaranya adalah adanya minimum impor yang akan diterima oleh pemerintah Jepang dan pembayaran pajak yang cukup besar yang harus dibayarkan oleh pihak peng-ekspor dari Indonesia. Market brief ini juga menjelaskan tentang ketertarikan masyarakat Jepang mengenai beras Organik. Masyarakat Jepang berusia lanjut lebih menyukai produk yang berlabelkan organik meskipun dengan harga yang relatif mahal. Berdasarkan ketertarikan ini, beras organik produksi dalam negeri akan memiliki pasar tersendiri dalam penjualan di dalam Jepang. Market brief mengenai beras organik diharapkan menjadi materi yang informatif dan dapat digunakan oleh produsen dan pelaku usaha di Indonesia yang tertarik untuk mengekspor beras organik ke negeri sakura, Jepang. i

3 DAFTAR ISI EXECUTIVE SUMMARY... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iv BAB I... 1 POTENSI PASAR JEPANG Tren yang sedang berkembang Jenis beras di Jepang Ekspor-impor beras organik Jepang-Dunia Potensi pasar ekspor beras organik di Jepang... 6 BAB II... 9 KEBIJAKAN IMPOR DAN DISTRIBUSI Kebijakan impor beras organik di Jepang Saluran distribusi beras Hambatan lainnya Solusi BAB III PELUANG DAN STRATEGI Peluang Strategi BAB IV ii

4 INFORMASI PENTING TPO dan/atau Kedutaan Negara Jepang di Indonesia Kamar Dagang Jepang Asosisasi Terkait Beras Organik di Jepang Daftar pameran terkait Beras Organik di Jepang Perwakilan Indonesia di Jepang Daftar Importir Beras Organik di Jepang Referensi iii

5 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Penyajian Makanan Jepang pada umumnya... 1 Gambar 2. Jenis Beras yang ada di Jepang (white rice dan brown rice)... 2 Gambar 3. Penjualan beberapa jenis beras Jepang... 3 Gambar 4. Produksi beras jepang... 4 Gambar 5. Jumlah Ekspor-Impor komoditas beras... 4 Gambar 6. Negara eksportir beras ke Jepang... 5 Gambar 7. Daftar negara pengekspor beras ke Jepang... 5 Gambar 8. Beras merah... 7 Gambar 9. Statistik populasi masyarakat Jepang berdasarkan pembagian umur... 7 Gambar 10. Diagram alir proses impor di Jepang Gambar 11. Logo Japan Agriculture Standard dan Japan Agriculture Standard untuk produk organik Gambar 12. Saluran distribusi beras di Jepang Gambar 13. Long Grain Rice dan Short Grain Rice iv

6 BAB I POTENSI PASAR JEPANG 1.1.Tren yang sedang berkembang Beras merupakan salah satu produk pertanian yang paling penting dan sudah dibudidayakan ke seluruh Negara Jepang selama 2000 tahun. Beras juga merupakan salah satu kebutuhan primer dan salah satu bagian dalam kebudayaan mayarakat Jepang. Penggunaan beras pada beberapa makanan di Jepang diantaranya untuk pembuatan rice wine (nihonshu atau sake), tepung beras, sushi, donburi dan beberapa makanan Jepang lainnya. Seperti Indonesia, beras yang akan dikonsumi akan diolah menjadi nasi. Nasi merupakan makanan pokok masyarakat Jepang. Karena setiap makanan Jepang yang dihidangkan selalu disajikan bersama dengan nasi. Nasi merupakan komponen penting dan selalu ada di setiap makanan Jepang. Nasi Jepang merupakan salah satu spesies japonica yang terkenal lengket sehingga ketika dimasak, nasi Jepang memiliki rasa yang unik dengan sedikit rasa manis. Pada umumnya, makanan Jepang mempunyai empat komponen seperti nasi, sup miso, makanan utama dan acar (Gambar 1). Pola makan yang seperti ini merupakan ciri khas dari makanan Jepang yang selalu disajikan di rumah. Makanan Jepang lebih umum dikonsumsi dengan menggunakan sumpit dibandingkan dengan menggunakan sendok dan garpu. Makanan Jepang juga didesain untuk dimakan menggunakan sumpit oleh masyarakat Jepang dikarenakan sumpit. Sehingga dalam penyajiannya, masyarakat Jepang memotong makanan yang berukuran besar menjadi kecil sehingga mudah dikonsumsi dengan menggunakan sumpit. Gambar 1. Penyajian Makanan Jepang pada umumnya 1

7 1.2.Jenis beras di Jepang Beberapa jenis beras di Jepang yang dikonsumsi oleh masyarakat Jepang terbagi menjadi beras glutinous dan non-glutinous. Perbedaan tersebut berdasarkan tingkat kelengketan dari beras tersebut. Warga Indonesia biasa menyebut jenis beras glutionous dengan sebutan ketan. Beras jenis ini biasa digunakan untuk pembuatan mochi pada saat perayaan tahun baru di Jepang. Sedangkan beras non-glutinous adalah beras biasa yang akan dikonsumsi setiap hari oleh warga Jepang. Pembagian beras non-glutinous dan glutinous terbagi dua yaitu brown rice dan white rice. Pembagian tersebut berdasarkan proses yang dilakukan kepada beras yang akan dipasarkan. White rice merupakan beras yang sebelumnya melalui proses pengelupasan kulit ari sehingga ukuran beras jauh lebih kecil dan lebih bersih atau biasa dikenal dengan beras putih. Sebaliknya, brown rice tidak melalui proses pengelupasan kulit ari. Perbedaan beras putih dan brown rice terdeskripsi pada gambar 2 Gambar 2. Jenis Beras yang ada di Jepang (white rice dan brown rice) Hasil uji statistik yang dilakukan oleh Kementrian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang, menunjukan bahwa masing-masing jenis beras baik yang sudah dipoles dan tidak dipoles mempunyai pasar masing-masing di mata masyarakat Jepang (Gambar 3). 2

8 Harga Produsen (dalam yen) Gambar 3. Penjualan beberapa jenis beras Jepang (sumber : Japan Ministry of Agriculture, Forestry, and Fishery, 2015) Non-glutinous brown rice Glutinous brown rice Non-glutinous polished rice 60 kg 10 kg Glutinous polished rice Jumlah total penjualan beras Jepang berdasarkan jenisnya Gambar 3 menunjukan pasar untuk masing-masing beras yang ada di Jepang. Preferensi masyarakat Jepang terhadap konsumsi beras yang dikonsumsi setiap hari menunjukan adanya pasar baik untuk brown rice dan white rice. Beberapa orang lebih memilih mengkonsumsi beras brown rice dengan alasan beras ini lebih sehat, dan berguna untuk melakukan diet. Konsumen yang memilih beras white rice beralasan bahwa rasa dari beras ini lebih manis dan lebih enak jika dibandingkan dengan brown rice. Preferensi ini dibuktikan dengan penelitian ilmiah yang sudah dilakukan oleh peneliti-peneliti yang ada di dunia terhadap brown rice dan white rice. Brown rice memiliki mikronutrien yang lebih banyak jika dibandingkan dengan white rice. Lapisan terluar dari brown rice mengandung berbagai macam mikronutrien yang tidak ditemukan pada white rice. Produsen beras di Jepang tersebar dari Hokkaido sampai Kagoshima. Gambar 4 menunjukan adanya peningkatan produksi beras di Jepang dari tahun 2011 ke 2014 berdasarkan hasil statistik yang dilakukan oleh kementrian pertanian, kehutanan dan perikanan Jepang. 3

9 Nilai Ekspor-Impor (x yen) Indeks Produksi Beras Jepang Gambar 4. Produksi beras jepang (sumber : Japan Ministry of Agriculture, Forestry, and Fishery, 2015) Tahun Beras yang akan dipasarkan biasanya akan dijual di beberapa tempat seperti supermarket, groceries, atau pasar. Beras yang diperjualbelikan di pasar Jepang tak hanya beras yang sudah dibudidayakan di dalam Jepang, tetapi juga beras-beras impor seperti dari Pakistan, dan Thailand. Perbedaan kedua beras tersebut terlihat dari ukurannya. Perbedaan tersebut terlihat untuk beras pakistan, ukuran beras yang diperjualbelikan berukuran lebih panjang jika dibandingkan dengan beras-beras yang dijual pada umumnya. Sedangkan untuk beras Thailand berukuran relatif sama dengan ukuran beras-beras yang sudah dibudidayakan di Jepang. 1.3.Ekspor-impor beras organik Jepang-Dunia Jumlah ekspor dan impor komoditas beras Jepang semakin tahun semakin meningkat seperti yang digambarkan pada gambar 5. 1,000,000 Gambar 5. Jumlah Ekspor-Impor komoditas beras (sumber : Japan Ministry of Agriculture, Forestry, and Fishery, 2015) 800, , , , Tahun Value of exports Value of imports Kebijakan ekspor dan impor di Jepang dikelola oleh suatu badan perdagangan Jepang yang biasa disebut dengan JETRO (Japan External Trade Organization). Regulasi pun sudah ditetapkan oleh pemerintah Jepang mengenai bahan makanan pokok seperti 4

10 beras, dan gandum. Tak hanya dari sisi perdagangan, beberapa institusi yang peduli terhadap keselamatan konsumen dalam hal ini masyarakat Jepang menjadi salah satu penentu suatu produk dapat diterima untuk diperjualbelikan di dalam Jepang. Gambar 6. Negara eksportir beras ke Jepang (sumber : ITC) Negara eksportir yang sudah melakukan pemasaran produk beras di Jepang diantaranya China, Amerika, Australia, Myanmar, Thailand, Vietnam, dan Pakistan. Gambar 6 menjelaskan bahwa pengekspor beras terbesar ke Jepang adalah Amerika dan diikuti oleh Thailand. Data negara pengekspor beras yang sudah dilakukan oleh ITC terlihat adanya trend penurunan untuk negara-negara yang terhitung cukup terlibat dalam transaksi ekspor-impor beras bersama Jepang Gambar 7. Imported value negara pengekspor beras ke Jepang (Sumber : ITC (dalam US$ x 1000)) World United States of America Thailand Australia Myanmar Viet Nam 5

11 Jumlah beras yang diekspor oleh Amerika menuju Jepang mengalami penurunan seperti yang terlihat pada gambar 7 diatas. Beberapa artikel dapat ditemukan di beberapa media online yang menyatakan adanya kandungan arsenik pada beras yang dibudidayakan dan diimpor ke Jepang dari Amerika. Studi lanjutan mengenai informasi tersebut masih harus dilakukan untuk mengkonfirmasi kebenaran dari berita tersebut. Kementrian pertanian Jepang sudah menetapkan standar minimum jumlah kandungan arsenik pada produk pertanian yang akan diimpor oleh Jepang. 1.4.Potensi pasar ekspor beras organik di Jepang Potensi ekspor beras organik di Jepang lebih besar jika dibandingkan dengan produk beras yang dibudidayakan dengan metode biasa. Hal tersebut dikarenakan salah satu persyaratan seperti bebas penggunaan bahan-bahan organik yang ditetapkan oleh pemerintah Jepang perihal kebijakan impor untuk barang-barang pertanian seperti beras, gandum, dan sayur-sayuran lainnya sudah memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan. Salah satu jenis beras organik yang bisa dijual di pasar Jepang adalah beras merah. Beras merah yang merupakan produk unggulan Indonesia memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan beras yang biasanya dijual di pasar Jepang. Keunggulan tersebut adalah : a. Kaya akan serat b. Dapat mengontrol kadar gula darah c. Membuat lebih cepat kenyang d. Mengandung antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas e. Mengandung vitamin B6 (baik untuk menjaga keseimbangan pembentukan hormon serotonin, sel darah merah) f. Menurunkan kadar kolesterol jahat Pemasaran beras merah organik dapat dilakukan dengan menyertakan informasi mengenai keunggulan yang ada pada beras merah organik. Hal ini dipastikan akan mendapatkan tempat dihati masyarakat Jepang yang peduli akan kesehatannya. Hanya saja apabila ingin mengekspor beras merah organik ke pasar Jepang, perlu dipastikan bahwa produk beras merah organik bukan hasil dari GMO (Genetically modified organism). 6

12 Gambar 8. Beras merah Masyarakat Jepang yang peduli akan kesehatannya akan lebih mengapresiasi apabila terdapat sertifikat penggunaan bahan-bahan organik selama proses pembudidayaan beras organik yang akan dipasarkan. Hal tersebut terlihat dari pemberian label organik yang diberikan oleh JAS (Japan Agriculture Standard) yang merupakan bagian dari Kementrian Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Jepang. Masyarakat Jepang yang berusia lanjut lebih cenderung mengkonsumsi beras organik meskipun harga yang ditawarkan relatif mahal. Sementara untuk masyarakat Jepang kalangan muda tidak memperhatikan apakah produk yang mereka konsumsi berlabel organik atau tidak. Berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan sebelumnya, pemberian label organik yang sudah diberikan oleh JAS (Japan Agriculture Standard) organik terhadap produk beras yang akan diimpor akan membantu penjualan di Jepang. Gambar 9. Statistik populasi masyarakat Jepang berdasarkan pembagian umur Sumber : Japan Bureau Center 7

13 Umur 100 歳以上 90~94 80~84 70~74 60~64 50~54 40~44 30~34 20~24 10~14 0~ Jumlah Populasi (x1000) Female Male Pendapat mengenai banyaknya masyarakat Jepang yang berusia lanjut yang tertarik dengan produk yang berlabelkan organik, didukung oleh data statistik populasi masyarakat Jepang berdasarkan umur yang digambarkan pada gambar 8. Banyaknya masyarakat Jepang yang berusia lanjut (>40 tahun) membuat pasar beras merah organik lebih besar jika dibandingkan dengan beras yang biasa dipasarkan di dalam Jepang. Penjualan beras merah organik dengan kisaran harga JPY / 5 kg akan mempunyai daya tarik tersendiri dan mencakup dua kalangan diantaranya kalangan muda dan kalangan berusia lanjut. Kisaran harga beras yang biasa dijual dibeberapa supermarket di Jepang antara JPY/5 kg. 8

14 BAB II KEBIJAKAN IMPOR DAN DISTRIBUSI 2.1.Kebijakan impor beras organik di Jepang Beras yang akan diekspor ke Jepang harus melalui beberapa tahap (gambar 7). Tahap pertama yang dilakukan adalah persiapan dokumen mengenai beras yang akan diekspor. Dokumen-dokumen yang harus disiapkan harus mencantumkan jumlah beras yang akan diekspor dan sertifikat yang menjelaskan bahwa beras tersebut aman dari penyakit dan hama endemik. Sertifikat ini bisa dibuat oleh Kementrian Pertanian Pertanian Indonesia dan isinya menjelaskan bahwa beras yang akan dieskpor merupakan beras yang sudah terproteksi dan disahkan oleh Kementrian Pertanian Republik Indonesia Apabila eksportir beras organik baru pertama kali mengirimkan berasnya ke Jepang, ada dokumen yang menunjukan bahan-bahan yang digunakan selama proses kultivasi dan produksi beras yang akan diekspor. Keseluruhan dokumen tersebut harus dilampirkan dan dikirimkan ke Kementrian Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Jepang (MAFF, Japan). Dokumen yang dikirimkan ke MAFF kemudian melalui beberapa proses sehingga akhirnya beras yang diekspor ke Jepang tiba ke Jepang. Tak hanya dokumen yang harus dipenuhi oleh eksportir beras, biaya seperti beacukai dan pajak harus dibayarkan ke MAFF. Pada tahun 1995, terdapat kebijakan minimum impor yang ditetapkan oleh Pemerintah Jepang. Kebijakan tersebut menjelaskan beberapa negara selain Israel, Republik Korea, dan Filipin bebas mengekspor barang ke Jepang tanpa mengeluarkan biaya seperti pajak. Sedangkan untuk negara selain yang sudah disebutkan, terdapat pajak yang harus dibayarkan sebesar 341 yen per kilogram. Harga tersebut mencakup customs duty ( 49/kg (based on fiscal 2012)), consumption taxes, dan pajak ( 292/kg).. 9

15 Gambar 10. Diagram alir proses impor di Jepang Sumber : Japan Ministry of Health, Labour and welfare Setelah beras yang akan dipasarkan sampai ke Jepang, beberapa pengujian akan dilakukan oleh MAFF, diantaranya adalah plant protection act dan plant import inspection application. Kedua pengujian tersebut dilakukan oleh MAFF. Dokumen yang sudah diserahkan ke MAFF juga akan melalui serangkaian pengujian secara administratif. Apabila kedua pengujian tersebut dinyatakan lulus dan aman oleh MAFF, proses selanjutnya adalah eksportir akan diperbolehkan untuk memasarkan produknya di Jepang. Namun, apabila salah satu dari proses tersebut dinyatakan gagal, maka akan dilakukan karantina produk seperti fumigasi, destruction dan pengembalian kepada eksportir. Pada saat mengimpor beras ke Jepang, kandungan kadmium pada beras yang akan diimpor harus kurang dari 1 ppm. Apabila dalam pembudidayaan, penyimpanan dan 10

16 pengiriman beras menggunakan pestisida, ada standar residu yang harus dipenuhi dan dikonfirmasi oleh badan sanitasi makanan. Semua produk makanan harus diberi label JAS (Japan agriculture standard) (gambar 8) dimana untuk mendapatkan label tersebut, produk yang diimpor harus memenuhi standar JAS. Informasi mengenai standar yang ditetapkan oleh JAS Organik dijelaskan lebih lanjut pada ( Gambar 11. Logo Japan Agriculture Standard dan Japan Agriculture Standard untuk produk organik 2.2.Saluran distribusi beras Pada November 1995, hukum yang mengatur stabilitas permintaan, penyediaan dan harga bahan pokok menyatakan jumlah beras yang diatur oleh pemerintah Jepang. Hukum tersebut memudahkan kontrol produksi beras sehingga membuat distribusi beras secara lokal lebih mudah. Hukum tersebut tidak hanya menjelaskan berapa banyak produksi beras yang harus dihasilkan tetapi juga jumlah beras yang akan disimpan, didistribusikan dan dijual. Hal tersebut dikarenakan beras dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama. Distribusi beras di Jepang diatur dalam food control law dan semua produk beras yang akan masuk ke Jepang, harus melalui proses pendaftaran. Apabila seseorang ingin menjadi pemasok dari beras ada beberapa proses yang harus dilalui. Secara umum, saluran distribusi beras yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Jepang, dijelaskan pada skema di bawah ini. 11

17 Gambar 12. Saluran distribusi beras di Jepang Sumber : Fuji Keizai research data 2.3.Hambatan lainnya Beberapa tahun yang lalu, terdapat beberapa kebijakan impor beras di Jepang yang disebut dengan kebijakan akses minimum impor (minimum access import regime) yang mengijinkan beberapa barang untuk diimpor dalam jumlah tertentu ke Jepang. Kebijakan ini juga menjelaskan biaya pajak yang mendekati 0 (nol) atau gratis untuk beberapa negara seperti Israel, Republik Korea, dan Filipina. Akan tetapi, dengan akses yang minimum ini, impor beras ke Jepang tergolong masih murah dengan tarif yang diperbolehkan sekitar 341 yen per kilogram jika dibandingkan dengan impor produk ke beberapa negara lain. Kebijakan minimum inilah yang menyebabkan harga beras impor di Jepang lebih mahal jika dibandingkan dengan beras yang diproduksi di dalam negeri. Oleh karena itu, diperlukan beberapa solusi untuk masalah ini. Selain harga yang lebih mahal, proses karantina yang diperlukan apabila produk beras tersebut tidak memenuhi persyaratan yang diajukan pemerintah Jepang, beras yang akan masuk ke dalam Jepang akan lebih lama dan membuat proses pemasaran beras organik terhambat. 12

18 Selain itu, beberapa kebijakan untuk menyertakan proses produksi dan bahan-bahan yang dipakai selama proses produksi akan menjadi kendala sendiri untuk para eksportir beras organik ke Jepang. Hal tersebut dikarenakan kurangnya teknologi dan kesadaran para petani beras di Indonesia untuk mencatat zat kimia atau pupuk apa saja yang digunakan selama proses pembudidayaan beras organik di Indonesia. Hal ini yang menjadi kendala dikarenakan petani di Indonesia tidak terbiasa mencatat tentang penggunaan bahan-bahan baik organik maupun inorganik pada saat kultivasi beras yang akan di ekspor. 2.4.Solusi Solusi untuk mengatasi beberapa hambatan yang terlah disebutkan dalam bagian sebelumnya adalah sebagai berikut. Permasalahan seperti meningkatnya harga beras organik yang akan di ekspor ke Jepang akan menurunkan pasar pembelian beras Jepang diantara masyarakat Jepang. Hal tersebut bisa ditangani dengan meng-ekspor beberapa beras organik tetapi dibawah harga atau di bawah nominal jumlah overquota ekspor beras yang sudah ditetapkan oleh pemerintah Jepang. Sehingga para eksportir tidak perlu membayar tarif lebih untuk mengirim beras organiknya ke Jepang. Cara lain yang bisa dilakukan oleh eksportir beras organik adalah dengan menghubungi Ordinary Market Association. Perhimpunan ini akan memberikan memberikan rekomendasi importir beras kepada badan pemeriksa makanan di Jepang. Cara lain selain kedua cara yang sudah disebutkan tadi, bisa diselesaikan dengan metode simultaneously buy-sell systems (SBS). Cara ini lebih sulit jika dibandingkan dengan kedua cara sebelumnya. Hanya saja beberapa persyaratan apabila eksportir ingin menggunakan metode SBS, antara lain : a. Mempunyai rekam jejak setidaknya sebanyak ton beras yang diimpor dan diekspor selama 3 tahun terakhir b. Bisa bekerjasama dengan baik dengan Pemerintah Jepang c. Memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan oleh badan pemeriksa makanan Jepang. 13

19 Berdasarkan kriteria yang terakhir disebutkan untuk sistem SBS, maka hambatan yang disebutkan terakhir mengenai rekam jejak pembudidayaan beras di Indonesia harus tercatat dengan baik dan teranalisis dengan benar. Sehingga ketika pemerintah Jepang menanyakan persyaratan seperti proses pembudidayaan dan bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembudidayaan, eksprotir tidak perlu bersusah payah dan menunggu waktu yang cukup lama untuk memasuki pasar beras di Jepang. 14

20 BAB III PELUANG DAN STRATEGI 3.1.Peluang Regulasi yang sudah ditetapkan pemerintah Jepang terhadap kebijakan ekspor-impor beberapa produk seperti beras sebenarnya tidak begitu mempersulit proses eksporimpor. Selama memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan pemerintah setempat, peluang beras organik masuk ke pasar Jepang lebih besar jika dibandingkan dengan produk beras lainnya. Hal ini dikarenakan salah satu persyaratan yang ditetapkan pemerintah Jepang mengenai pelarangan penggunaan zat kimia pengendali hama (pestisida) dalam proses pembudidayaan beras organik. Selain itu, kerjasama perdagangan antara Indonesia dan Jepang sudah terjalin lama sehingga akan mempermudah proses pemasaran dan pemasokan beras organik yang akan diimpor ke Jepang. Tidak hanya kerjasama perdagangan Indonesia dan Jepang yang sudah berlangsung lama, preferensi masyarakat jepang lebih memilih beras yang berukuran pendek daripada beras dengan ukuran yang lebih panjang seperti pada beras-beras yang berasal dari Asia Barat (Pakistan, Arab, dll) (Gambar 10). Gambar 13. Long Grain Rice dan Short Grain Rice Preferensi tersebut memudahkan insersi beras organik asli Indonesia untuk masuk ke dalam pasar Jepang. Hal tersebut dikarenakan beras yang diproduksi di Indonesia merupakan beras yang berukuran pendek. 15

21 3.2.Strategi Strategi penjualan beras organik berdasarkan informasi yang sudah diberitahu sebelumnya bisa diawali dengan pencatatan dan pendaftaran beras organik yang akan dikirim ke badan otoritas terkait di Indonesia yang menyatakan beras organik tersebut aman dari bahan kimia dan penyakit endemik yang berbahaya. Setelah diberikan sertifikat dari badan otoritas terkait, pendaftaran dilanjutkan ke MAFF Jepang. Apabila akan dilakukan penjualan secara berkala, bisa dilakukan pendaftaran ke badan jual-beli seperti JFC Inc. ( Sehingga ketika pada transaksi ekspor-impor selanjutnya, tidak memerlukan prosedur seperti pada saat pertama kali karena sudah tercatat baik oleh badan jual-beli tersebut. Setelah dilakukan pendaftaran produk yang akan dipasarkan di Jepang, pemberian label organik diperlukan untuk menarik konsumen seperti masyarakat Jepang sehingga mereka tertarik untuk membeli beras yang berlabel organik. Strategi yang harus dilakukan tidak hanya dengan pemberian label organik kepada setiap produk beras yang akan dijual ke Jepang, tetapi juga proses ekspor-impor yang dilakukan melalui badan jual beli seperti JFC. Hal tersebut dikarenakan melalui badan jual beli tersebut, kita bisa melakukan proses SBS sehingga harga beras organik yang akan sampai dan diperjualbelikan di Jepang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan cara ekspor-impor cara konvensional. Metode yang direferensikan akan menurunkan harga beras organik Indonesia sehingga akan menarik pasar kalangan anak muda yang ada di Jepang. Beberapa tahapan penting yang harus dilakukan apabila ingin melakukan ekspor beras ke Jepang 1. Pastikan beras organik yang akan diekspor memiliki : a. Laporan penggunaan alat dan bahan selama proses pembudidayaan beras b. Sertifikat bebas penyakit endemik dan hama (dikeluarkan oleh Kementrian Pertanian RI) 2. Mengisi dokumen yang disediakan oleh kementrian pertanian Jepang (pastikan jumlah beras organik yang akan dikirim ke Jepang) 3. Siapkan biaya untuk beacukai dan pajak yang akan diminta pada saat proses pendaftaran beras organik yang akan diekspor ke Jepang 16

22 BAB IV INFORMASI PENTING 3.3.TPO dan/atau Kedutaan Negara Jepang di Indonesia Kedutaan Besar Jepang Jakarta Duta Besar: Yoshinori KATORI Jl. M.H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Telepon: (62-21) Fax: (62-21) Website: Konsulat Jenderal Jepang Jakarta Konsul Jenderal: Yoshihiro TAKESHITA Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Telepon: (62-21) Fax: (62-21) Konsulat Jenderal Jepang Surabaya Konsul Jenderal: Masaaki TAKANO Jl. Sumatera No. 93, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia Telepon: (62-31) Fax: (62-31) Konsulat Jenderal Jepang Medan Konsul Jenderal: Hiroshi HASHI Wisma BII, Lantai 5, Jl. Diponegoro No. 18, Medan, Sumatera Utara, Indonesia Telepon: (62-61) Fax: (62-61) Konsulat Jenderal Jepang Makassar Konsul Jenderal: Noboru NOMURA Jl. Jenderal Sudirman No. 31, Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia Telepon: (62-411) , Fax: (62-411) Konsulat Jenderal Jepang Denpasar Konsul Jenderal: Minoru SHIROTA Jl. Raya Puputan No. 170, Renon, Denpasar, Bali, Indonesia Telepon: (62-361) Fax: (62-361) Kamar Dagang Jepang Tokyo Chamber of Commerce & Industry (HQ) Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo , Japan Telepon: (813)

23 Fax: (813) Website: Fukuyama Chamber of Commerce & Industry Nishimachi, Fukuyama City, Hiroshima , Japan Telepon: (818) Fax: (818) Website: Hiroshima Chamber of Commerce & Industry 44 Matomachi-5-chome, Naka-ku, Hiroshima 730, Japan Telepon: (818) Fax: (818) Website: Kawasaki Chamber of Commerce & Industry 11-2 Ekimae Honcho, Kawasaki-ku, Kawasaki 210, Japan Telepon: (814) Fax: (814) Website: Kyoto Chamber of Commerce & Industry 240 Shoshoicho Ebisugawa-agaru Karasumadori, Nakakyo-ku 604, Japan Telepon: (817) Fax: (817) Website: Osaka Chamber of Commerce & Industry 2-8 Honmachi-bashi, Chuo-ku, Osaka , Japan Telepon: (816) Fax: (816) Website: Okinawa Chamber of Commerce & Industry Chuo-4-chome, Okinawa-shi 904, Japan 18

24 Telepon: (819) Fax: (819) Website: Nagahama Chamber of Commerce & Industry 10-1 Takada-cho, Nagahama, Shiga , Japan Telepon: (817) Fax: (817) Website: Asosisasi Terkait Beras Organik di Jepang Food Sanitation Law Office of Imported Food Safety, Inspection and Safety Division, Department of Food Safety, Pharmaceutical and Food Safety Bureau, Ministry of Health, Labor and Welfare Tel: FAX: (Direct) JAS (Japan Agricultural Standard) Law Labeling and Standards Division, Food Safety and Consumer Affairs Bureau, Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries Tel: FAX: (Direct) Food Industry Environment Policy Office, Food Industry Policy Division, General Food Policy Bureau, Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries Tel: FAX: (Direct) Plant Protection Act Plant Protection Division, Food Safety and Consumer Affairs Bureau, Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries Plant Protection Station Japan Plant Quarantine Association (Berbahasa Jepang) 19

25 Japan external Trade Organization (JETRO) Alamat: Summitmas 1, Lantai 6 Jl.Jend Sudirman Kav Jakarta Tel: (Hunting) Fax: jktjetro@jetro.go.jp Hari dan Jam Kerja: Senin - Jumat, 08:30-16:30 WIB Hari Libur: Sabtu, Minggu, hari besar, dan 29 Des. 3 Jan. tutup.* Website : (Berbahasa Inggris); (Berbahasa Indonesia) Customs Law / Customs Tariff Law / Temporary Tariff Measures Law Japan Customs Daftar pameran terkait Beras Organik di Jepang FOODEX TEL: IFIA JAPAN Annual International Food Ingredients & Additives Exhibition and Conference Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo Duta Besar : H.E Yusron Ihza Mahendra Atase Perdagangan : Julia Silalahi 2-9 Highashi Gotanda, 5-chome, Shinagawa-ku, Tokyo-to, , Japan Phone : (+81-3) Fax : (+81-3) info@indonesianembassy.jp Website : 20

26 KJRI Osaka Konsul Jenderal : Wisnu Edi Pratignyo Resona Semba Building 6th Floor, Minami Semba, Chuo-ku, Osaka ,Japan Phone : (81-6) Fax : (81-6) kjri-osaka@indonesia-osaka.org Website : ITPC Osaka Kepala : Hotmida Purba Wakil : Adhi K.Y. Halim ITM4 J-8 Asia and Pacific Trade Center Nanko Kita, Suminoe-ku, Osaka , Japan Tel : Fax : itpc.osaka@kemendag.go.id Website : Daftar Importir Beras Organik di Jepang JFC Japan Inc. President : Takashi Ozawa Nihonbashi SOYIC bldg.,3-11, Nihonbashi Koamicho Chuo-ku,Tokyo TEL FAX Website : 21

27 Referensi 1. Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries, 2. Japan Custom 3. JETRO, 4. Labelling 5. Statistics Bureau of Japan 6. Food Safety and inspection service, 22

Fish Fillet and Other Fish Meats (HS 0304)

Fish Fillet and Other Fish Meats (HS 0304) Fish Fillet and Other Fish Meats (HS 0304) Anjaritha EXECUTIVE SUMMARY Jepang merupakan salah satu negara di Dunia dengan konsumen ikan terbesar di Dunia. Gempa yang terjadi pada tahun 2011 memunculkan

Lebih terperinci

Gobou HS (Japanese Burdock Root)

Gobou HS (Japanese Burdock Root) Gobou HS 0706.90-010 (Japanese Burdock Root) 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 I. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 II. Potensi Pasar

Lebih terperinci

ITPC Osaka, 2014 WIG. HS Code : 6704

ITPC Osaka, 2014 WIG. HS Code : 6704 ITPC Osaka, 2014 WIG HS Code : 6704 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 I. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 II. Potensi Pasar Jepang...

Lebih terperinci

MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2015 ROTAN FURNITURE

MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2015 ROTAN FURNITURE MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2015 ROTAN FURNITURE DAFTAR ISI Executive Summary. 3 1. Potensi Pasar Jepang.. 4 1.1. Tren yang Sedang Berkembang.. 4 1.2. Rotan Furniture di Jepang 5 1.3. Ekspor-Impor Rotan Furniture

Lebih terperinci

ITPC Osaka, Bulu Babi (Uni) HS Code 03.08

ITPC Osaka, Bulu Babi (Uni) HS Code 03.08 ITPC Osaka, 2014 Bulu Babi (Uni) HS Code 03.08 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 I. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 II. Potensi

Lebih terperinci

MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2015 SEATS

MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2015 SEATS MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2015 SEATS DAFTAR ISI Executive Summary. 3 1. Potensi Pasar Jepang.. 4 1.1. Tentang Masyarakat Jepang dan Seats.4 1.2. Seats di Jepang. 4 1.3. Ekspor-Impor Seats Jepang-Dunia. 10

Lebih terperinci

ITPC Osaka, 2014 PALET HS

ITPC Osaka, 2014 PALET HS ITPC Osaka, 2014 PALET HS 4414.20 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 I. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 II. Potensi Pasar Jepang...

Lebih terperinci

Market Brief ITPC Osaka HS 3923 (Produk Plastik) HS 4819 (Produk Pembungkus Makanan) HS dan (Produk Kertas)

Market Brief ITPC Osaka HS 3923 (Produk Plastik) HS 4819 (Produk Pembungkus Makanan) HS dan (Produk Kertas) Market Brief ITPC Osaka 2014 HS 3923 (Produk Plastik) HS 4819 (Produk Pembungkus Makanan) HS 4820.20 dan 4820.10 (Produk Kertas) DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 1. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan

Lebih terperinci

MARKET BRIEF PERALATAN TELEPON, TELEPON DAN HP (HS 8517) DI PASAR JEPANG

MARKET BRIEF PERALATAN TELEPON, TELEPON DAN HP (HS 8517) DI PASAR JEPANG MARKET BRIEF PERALATAN TELEPON, TELEPON DAN HP (HS 8517) DI PASAR JEPANG ITPC Osaka 2015 1 Daftar Isi I. Executive Summary...3 II. Potensi Pasar Jepang 4 1. Tentang Masyarakat Jepang dan Peralatan Telepon,

Lebih terperinci

Electrical Machines and Apparatus HS 8543

Electrical Machines and Apparatus HS 8543 Electrical Machines and Apparatus HS 8543 ITPC Osaka 2015 DAFTAR ISI I. EXECUTIVE SUMMARY... 2 II. POTENSI PASAR JEPANG... 3 1. Jenis Electrical Machinery and Equipment and Parts 3 2. Ekspor dan Impor

Lebih terperinci

WOMEN S GIRLS SUITS MARKET BRIEF

WOMEN S GIRLS SUITS MARKET BRIEF WOMEN S GIRLS SUITS MARKET BRIEF ITPC, Osaka 2015 EXECUTIVE SUMMARY Jepang adalah salah satu wilayah di Asia yang memiliki kebudayaan yang unik. Tidak hanya terkenal sebagai negara maju dalam hal perekonomian

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR SUMPIT 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 4 Peta Jepang... 5 I. Pendahuluan... 6 1. Pemilihan Negara... 6 2. Pemilihan Produk... 6 3. Profil Jepang... 7 II. Potensi Pasar Jepang... 11 1. Ragam sumpit produksi

Lebih terperinci

MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2016 WOODEN FRAMES

MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2016 WOODEN FRAMES MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2016 WOODEN FRAMES DAFTAR ISI 1. Pendahuluan... 3 1.1. Alasan Pemilihan Produk... 3 1.2. Ekspor Produk Indonesia ke Dunia... 3 1.3. Ekspor Produk Jepang ke Dunia... 5 2. Potensi

Lebih terperinci

MARKET BRIEF SWEATER HS-6110

MARKET BRIEF SWEATER HS-6110 MARKET BRIEF SWEATER HS-6110 ITPC OSAKA 2015 EKSEKUTIF SUMMARY Hubungan bilateral antara Indonesia dan Jepang memberikan peluang bisnis bagi produsen pakaian di Indonesia untuk mengekspor produknya ke

Lebih terperinci

Bulu Mata Palsu HS code 6704

Bulu Mata Palsu HS code 6704 2014 Bulu Mata Palsu HS code 6704 ITPC Osaka DAFTAR ISI Kata Pengantar... 2 Peta Jepang... 3 I. Pendahuluan... 4 1. Pemilihan Negara... 4 2. Pemilihan Produk... 4 3. Profil Jepang... 4 II. Potensi Pasar

Lebih terperinci

Market Brief : HS Udang Olahan

Market Brief : HS Udang Olahan Februari 2012 Market Brief : HS 1605.20 Udang Olahan ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 7 II. Potensi Pasar

Lebih terperinci

MARKET BRIEF. HS 6402 Other Footwear with Outer Soles and Uppers of Rubber or Plastics

MARKET BRIEF. HS 6402 Other Footwear with Outer Soles and Uppers of Rubber or Plastics MARKET BRIEF HS 6402 Other Footwear with Outer Soles and Uppers of Rubber or Plastics ITPC, Osaka 2017 EXECUTIVE SUMMARY Jepang adalah salah satu wilayah di Asia yang memiliki kebudayaan yang unik. Tidak

Lebih terperinci

MARKET BRIEF ITPC OSAKA

MARKET BRIEF ITPC OSAKA MARKET BRIEF ITPC OSAKA WOOD CHARCOAL HS 4402 1 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN... 3 BAB 2 POTENSI PRODUK DI PASAR JEPANG... 9 Karakteristik Produk HS 4402 di Jepang... 9 Spesifikasi Produk HS 4402 di Jepang...

Lebih terperinci

KAUS KAKI. ITPC Osaka

KAUS KAKI. ITPC Osaka 2014 KAUS KAKI ITPC Osaka 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 I. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 II. Potensi Pasar Jepang... 12 1.

Lebih terperinci

Market Brief. Beras di Jerman

Market Brief. Beras di Jerman Market Brief Beras di Jerman ITPC Hamburg 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi Beras di Pasar Jerman... 2 2.1 Analisa

Lebih terperinci

Market Brief ITPC Osaka HS Code 6302

Market Brief ITPC Osaka HS Code 6302 Market Brief ITPC Osaka 2014 HS Code 6302 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 1. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 2. Potensi Pasar Jepang...

Lebih terperinci

J A G U N G. MarketBrief. ITPC Osaka

J A G U N G. MarketBrief. ITPC Osaka 2013 J A G U N G MarketBrief ITPC Osaka DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 6 II. Potensi Pasar Jepang 11 1. Ekspor Impor

Lebih terperinci

Market Brief : HS 8712 Sepeda. ITPC Osaka

Market Brief : HS 8712 Sepeda. ITPC Osaka 2011 Market Brief : HS 8712 Sepeda ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 7 II. Potensi Pasar Jepang 9 1. Ekspor

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: HS 2701 COAL Atase Perdagangan Tokyo

MARKET BRIEF: HS 2701 COAL Atase Perdagangan Tokyo 213 4 MARKET BRIEF: HS 271 COAL Atase Perdagangan Tokyo [HS 271 Coal; briquettes, ovoids and similar solid fuels manufactured from coal] [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] [Market

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR PAYUNG 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 4 Peta Jepang... 5 I. Pendahuluan... 6 1. Pemilihan Negara... 6 2. Pemilihan Produk... 6 3. Profil Jepang... 7 II. Potensi Pasar Jepang... 11 1. Budaya menggunakan

Lebih terperinci

LAPORAN MARKET BRIEF UDANG DAN KEPITING di KOREA SELATAN

LAPORAN MARKET BRIEF UDANG DAN KEPITING di KOREA SELATAN LAPORAN MARKET BRIEF UDANG DAN KEPITING di KOREA SELATAN ITPC BUSAN MARET 2014 Daftar Isi Hal 1. Pendahuluan...... 3 1.1 Gambaran Umum Sektor Perikanan Korea Selatan...... 3 1.2 Jumlah Konsumsi Seafood

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 4 Peta Jepang... 5 I. Pendahuluan... 6 1. Pemilihan Negara... 6 2. Pemilihan Produk... 6 3. Profil Jepang... 7 II. Potensi Pasar Jepang... 11 1. Persepsi Masyarakat Jepang

Lebih terperinci

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Market Brief Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1. Pemilihan Negara

BAB I. PENDAHULUAN. 1. Pemilihan Negara SAPUTANGAN 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 I. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 II. Potensi Pasar Jepang... 10 1. Ragam saputangan

Lebih terperinci

Maret Market Brief : HS Kitchen Wooden Furniture. ITPC Osaka

Maret Market Brief : HS Kitchen Wooden Furniture. ITPC Osaka Maret 2012 Market Brief : HS 9403.40 Kitchen Wooden Furniture ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 7 II. Potensi

Lebih terperinci

MARKET BRIEF ITPC OSAKA

MARKET BRIEF ITPC OSAKA MARKET BRIEF ITPC OSAKA IMITIATION JEWELLERY HS 7117 1 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN... 3 BAB 2 POTENSI PRODUK DI PASAR JEPANG... 9 Karakteristik Produk HS 7117 di Jepang... 9 Spesifikasi Produk HS 7117

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR ISI 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 I. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 II. Potensi Pasar Jepang... 10 1. Potensi Pasar

Lebih terperinci

T-Shirt (HS 6109) ITPC Osaka

T-Shirt (HS 6109) ITPC Osaka T-Shirt (HS 6109) ITPC Osaka 2015 1 Daftar Isi I. Executive Summary...3 II. Potensi Pasar Jepang 4 1. Tentang Masyarakat Jepang dan T-Shirt.....4 2. Jenis T-Shirt (HS 6109) di Jepang... 5 3. Ekspor dan

Lebih terperinci

MARKET BRIEF HS8504. Electric Transformers, Static. Converter, Inductors, and Other. Related Parts. International Promotion Centre (ITPC) Osaka

MARKET BRIEF HS8504. Electric Transformers, Static. Converter, Inductors, and Other. Related Parts. International Promotion Centre (ITPC) Osaka MARKET BRIEF HS8504 Electric Transformers, Static Converter, Inductors, and Other Related Parts International Promotion Centre (ITPC) Osaka DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 2 BAB II POTENSI PRODUK HS 8504

Lebih terperinci

Market Brief. ITPC Osaka

Market Brief. ITPC Osaka 2012 Market Brief ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 7 II. Potensi Pasar Jepang 10 1. Ekspor Impor Cocoa

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Daftar Isi 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 4 Peta Jepang... 5 I. Pendahuluan 1. Pemilihan Negara... 6 2. Pemilihan Produk... 6 3. Profil Jepang... 7 II. Potensi Pasar Jepang 1. Potensi Pasar Ekspor Produk

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian organik merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang mendapat perhatian besar masyarakat di negara maju maupun negara berkembang seiring dengan perubahan

Lebih terperinci

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg Market Brief Peluang Produk Sepeda di Jerman ITPC Hamburg 2015 I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... II I. PENDAHULUAN... 1 A. Pemilihan Produk... 1 B. Profil Geografi Jerman... 1 II. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN...

Lebih terperinci

MARKET BRIEF ITPC OSAKA WOOD SHEETS HS 4408

MARKET BRIEF ITPC OSAKA WOOD SHEETS HS 4408 MARKET BRIEF ITPC OSAKA WOOD SHEETS HS 4408 DAFTAR ISI... 1 1. PENDAHULUAN... 3 1.1 Data Ekspor Indonesia ke Jepang... 6 1.2 Data Ekspor Jepang... 7 2. POTENSI PRODUK DI PASAR JEPANG... 9 2.1 Karakteristik

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo

MARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo 2013 7 MARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I. Pendahuluan 4 1.1 Pemilihan Produk 4 1.2

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI No. 22/04/61/Th. XVIII, 1 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$34,77 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

Market Brief HS7501 Nickel. International Trade Promotion Centre (ITPC) Osaka

Market Brief HS7501 Nickel. International Trade Promotion Centre (ITPC) Osaka Market Brief 2017 HS7501 Nickel International Trade Promotion Centre (ITPC) Osaka DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 2 BAB II POTENSI PRODUK HS75 DI PASAR JEPANG 8 2.1 Karakteristik Produk HS 7501 di Pasar Jepang

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: Ubi Kayu, Ubi Jalar & Talas Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: Ubi Kayu, Ubi Jalar & Talas Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 213 2 MARKET BRIEF: Ubi Kayu, Ubi Jalar & Talas Atase Perdagangan Tokyo [HS 714 Manioc, arrowroot, salep, Jerusalem artichokes, sweet potatoes and similar roots and tubers with high starch or inulin content,

Lebih terperinci

Market Brief. ITPC Osaka

Market Brief. ITPC Osaka Market Brief 2012 ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 7 II. Potensi Pasar Jepang 10 1. Ekspor Impor Jahe Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan yang cukup penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Salah satu peranan sektor pertanian adalah sebagai penyedia pangan. Pangan

Lebih terperinci

MARKET BRIEF PRODUK WOODEN FRAME DI PASAR INGGRIS

MARKET BRIEF PRODUK WOODEN FRAME DI PASAR INGGRIS MARKET BRIEF PRODUK WOODEN FRAME DI PASAR INGGRIS Atase Perdagangan KBRI London, 2015 Market Brief Atase Perdagangan London 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

Lebih terperinci

Market Brief. Travel Goods. ITPC Osaka

Market Brief. Travel Goods. ITPC Osaka Market Brief Travel Goods ITPC Osaka 2015 1 DAFTAR ISI I. EXECUTIVE SUMMARY... 3 II. POTENSI PASAR JEPANG... 4 1. Tentang Masyarakat Jepang dan Travel Goods 4 2. Jenis Travel Goods...5 3. Ekspor dan Impor

Lebih terperinci

Market Brief. Cengkeh di Jerman

Market Brief. Cengkeh di Jerman Market Brief Cengkeh di Jerman ITPC Hamburg 2015 ITPC HAMBURG - CENGKEH DI JERMAN 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi

Lebih terperinci

Market Brief: HS 6912 Perkakas Keramik. ITPC Osaka

Market Brief: HS 6912 Perkakas Keramik. ITPC Osaka 2011 Market Brief: HS 6912 Perkakas Keramik ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 7 II. Potensi Pasar Jepang

Lebih terperinci

Market Brief. Peluang Pasar Produk ikan. dan Makanan Laut di Jerman

Market Brief. Peluang Pasar Produk ikan. dan Makanan Laut di Jerman Market Brief Peluang Pasar Produk ikan dan Makanan Laut di Jerman ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK IKAN DAN MAKANAN LAUT DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III I. Pendahuluan...

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Daftar Isi 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 4 Peta Jepang... 5 I. Pendahuluan 1. Pemilihan Negara... 6 2. Pemilihan Produk... 7 3. Profil Jepang... 7 II. Potensi Pasar Jepang 1. Potensi Pasar Ekspor Produk

Lebih terperinci

P r o d u k P e r i k a n a n

P r o d u k P e r i k a n a n 2013 P r o d u k P e r i k a n a n MarketBrief ITPC Osaka DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 6 II. Potensi Pasar Jepang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2013

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2013 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 35/07/61/Th. XVI, 1 Juli PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$105,49 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada

Lebih terperinci

Market Brief : HS 5705 Karpet

Market Brief : HS 5705 Karpet 2011 Market Brief : HS 5705 Karpet ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 7 II. Potensi Pasar Jepang 10 1. Ekspor

Lebih terperinci

CHINA DOUBLE. 1. Pas Foto berwarna terbaru ukuran 4x6 = 2 lembar, dengan latar belakang putih, dan. Persyaratan Dokumen :

CHINA DOUBLE. 1. Pas Foto berwarna terbaru ukuran 4x6 = 2 lembar, dengan latar belakang putih, dan. Persyaratan Dokumen : CHINA DOUBLE Paspor ASLI masa berlaku lebih dari 7 bulan. 1. Pas Foto berwarna terbaru ukuran 4x6 = 2 lembar, dengan latar belakang putih, dan hasil cetakan diatas kertas cetak foto, bermutu cetak baik

Lebih terperinci

Market Brief : HS Ikan Hias

Market Brief : HS Ikan Hias 2011 Market Brief : HS 0301.10 Ikan Hias ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 7 II. Potensi Pasar Jepang 10

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2016 6 MARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi membuat keterkaitan ekonomi nasional dengan perekonomian internasional menjadi makin erat. Dalam skala nasional, globalisasi berarti peluang pasar internasional

Lebih terperinci

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 2015 Copyright @2015 PT. INDO ANALISIS Hak Cipta dilindungi Undang-undang DAFTAR ISI I.

Lebih terperinci

TENTANG KETENTUAN IMPOR DAN EKSPOR BERAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

TENTANG KETENTUAN IMPOR DAN EKSPOR BERAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 12/M-DAG/PER/4/2008 TENTANG KETENTUAN IMPOR DAN EKSPOR BERAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2013

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2013 da BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 49/09/61/Th. XVI, 2 September PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI MENCAPAI US$140,76 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Daftar Gambar

Daftar Tabel. Daftar Gambar PAKAIAN DALAM 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 5 Peta Jepang... 6 I. Pendahuluan... 7 1. Pemilihan Negara... 7 2. Pemilihan Produk... 7 3. Profil Jepang... 8 II. Potensi Pasar Jepang... 12 1. Ragam pakaian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

MENGENAL PASAR JEPANG

MENGENAL PASAR JEPANG MENGENAL PASAR JEPANG KATA PENGANTAR Dalam upaya lebih meningkatkan ekspor non-migas Indonesia khususnya ke Jepang, Bidang Perindustrian dan Perdagangan KBRI Tokyo menerbitkan sebuah buku saku yang berjudul

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Uraian Jumlah penduduk (juta jiwa) Konsumsi beras (juta ton) (Sumber: BPS, 2012)

I. PENDAHULUAN. Uraian Jumlah penduduk (juta jiwa) Konsumsi beras (juta ton) (Sumber: BPS, 2012) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas beras memiliki peran penting dalam pembangunan pertanian dan menjadi makanan pokok oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan muncul akibat kerusakan lingkungan yang semakin parah akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan pengaruh kandungan

Lebih terperinci

RINGKASAN TATA CARA PENGAJUAN BANTUAN HIBAH UNTUK PROYEK GRASSROOTS DAN KEMANUSIAAN

RINGKASAN TATA CARA PENGAJUAN BANTUAN HIBAH UNTUK PROYEK GRASSROOTS DAN KEMANUSIAAN RINGKASAN TATA CARA PENGAJUAN BANTUAN HIBAH UNTUK PROYEK GRASSROOTS DAN KEMANUSIAAN 1. PENERIMA BANTUAN a) Lembaga nirlaba yang berbadan hukum dan bekerja di bidang pembangunan sosial masyarakat grassroots,

Lebih terperinci

Mengenal Sistem Pangan Organik Indonesia

Mengenal Sistem Pangan Organik Indonesia Mengenal Sistem Pangan Organik Indonesia Dede Sulaeman, ST, M.Si Mengenal Sistem Pangan Organik Indonesia April 2008 Penulis: Dede Sulaeman, ST, M.Si Subdit Pengelolaan Lingkungan, Dit. Pengolahan Hasil

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: GUM ROSIN Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: GUM ROSIN Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2016 5 MARKET BRIEF: GUM ROSIN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang 5

Lebih terperinci

G A R M E N T MARKET BRIEF ITPC OSAKA

G A R M E N T MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2013 G A R M E N T MARKET BRIEF ITPC OSAKA P a g e 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 5 3. Profil Jepang 6 II. Potensi Pasar Jepang 9

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.842, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Keamanan Pangan. Pengawasan Pemasukan. Pangan Segar. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok komoditas ekspor unggulan di Indonesia. Komoditas kopi berperan dalam meningkatkan devisa negara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.519, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTAN. Rekomendasi. Impor Beras.Ekspor PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51/Permentan/HK.310/4/2014 TENTANG REKOMENDASI EKSPOR DAN IMPOR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR DESEMBER 2015 08/02/51/Th. X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR DESEMBER A. EKSPOR Nilai ekspor barang asal Provinsi Bali yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan mencapai US$ 42.167.736.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah 17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ASEAN terbentuk pada tahun 1967 melalui Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri merangkap

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2014 111 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 59/11/61/Th. XVII, 3 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$56,42 JUTA Nilai ekspor

Lebih terperinci

MARKET BRIEF HEALTHCARE. Juni 2015

MARKET BRIEF HEALTHCARE. Juni 2015 MARKET BRIEF HEALTHCARE Juni 2015 Ringkasan Ekskutif Perekonomian Chile adalah salah satu yang terdepan diantara Negara Amerika Latin dengan konsistensi peningkatan GDP pertahunnya serta pendapatan perkapitanya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JANUARI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JANUARI 2016 16/03/51/Th. X, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JANUARI 2016 A. EKSPOR Nilai ekspor barang asal Provinsi Bali yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan 2016 mencapai US$

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas mengenai rencana pengembangan bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas mengenai rencana pengembangan bisnis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini membahas mengenai rencana pengembangan bisnis pertanian padi organik dengan mengidentifikasi lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Analisis lingkungan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam yang melimpah serta didukung dengan kondisi lingkungan, iklim, dan cuaca yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi lebih dari 95 persen penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi lebih dari 95 persen penduduk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Beras merupakan bahan pangan pokok bagi lebih dari 95 persen penduduk Indonesia. petani padi menyediakan lapangan pekerjaan dan sebagai sumber pendapatan bagi jutaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011 TENTANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN TERHADAP PEMASUKAN DAN PENGELUARAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2013

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2013 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 41/08/61/Th. XV, 1 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$107,70 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian dalam perekonomian. Selain itu sebagian besar penduduk Indonesia bekerja pada sektor

Lebih terperinci

MARKET INTELLIGENCE CUT FLOWER HS ITPC Osaka

MARKET INTELLIGENCE CUT FLOWER HS ITPC Osaka MARKET INTELLIGENCE CUT FLOWER HS 6030 2014 ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar Peta Jepang 5 I. Pendahuluan 6 1.Pemilihan Negara 6 2.Pemilihan Produk 6 3.Profil Jepang 8 II. Potensi Pasar Jepang 11 1.

Lebih terperinci

MARKET BRIEF Consumer Goods Non Food

MARKET BRIEF Consumer Goods Non Food MARKET BRIEF Consumer Goods Non Food Agustus 2015 Ringkasan Ekskutif Perekonomian Chile adalah salah satu yang terdepan diantara Negara Amerika Latin dengan konsistensi peningkatan GDP pertahunnya serta

Lebih terperinci

European Union. Potensi rotan ramah lingkungan

European Union. Potensi rotan ramah lingkungan European Union Potensi rotan ramah lingkungan Manfaat rotan ramah lingkungan Solo, (Provinsi Jawa Tengah) Surabaya (Provinsi Jawa Timur) SNV menyadari besarnya kebutuhan akan produk rotan Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia, dan menduduki urutan kedua setelah Brazil.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI No. 52/09/61/Th. XVIII, 1 September A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI MENCAPAI US$45,65 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula. V. EKONOMI GULA 5.1. Ekonomi Gula Dunia 5.1.1. Produksi dan Konsumsi Gula Dunia Peningkatan jumlah penduduk dunia berimplikasi pada peningkatan kebutuhan terhadap bahan pokok. Salah satunya kebutuhan pangan

Lebih terperinci

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 2015 Copyright @2015 PT. INDO ANALISIS Hak Cipta dilindungi Undang-undang DAFTAR ISI I.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2010

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2010 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET No. 20/05/61/Th. XIII, 3 Mei Ekspor Kalimantan Barat pada bulan et mengalami peningkatan sebesar 14,48 persen dibanding

Lebih terperinci

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN DAMPAKNYA

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN DAMPAKNYA PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN DAMPAKNYA PERDAGANGAN INTERNASIONAL Proses tukar menukar atau jual beli barang atau jasa antar satu negara dengan yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan bersama dengan tujuan

Lebih terperinci

Market Brief : HS 6111 Pakaian Bayi. ITPC Osaka

Market Brief : HS 6111 Pakaian Bayi. ITPC Osaka 2011 Market Brief : HS 6111 Pakaian Bayi ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 7 II. Potensi Pasar Jepang 10

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 14/03/31/Th. XV, 1 Maret 2013 EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor non migas melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 02/01/12/Th.XIX, 04 Januari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA 1. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR US$607,63 JUTA.

Lebih terperinci

Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung

Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung KEDUTAAN J EPANG Alamat No. Telp. No. Fax. Website : Jl. M.H. Thamrin No. 24, Jakarta 10350 : (62-21) 31924308 : (62-21) 315-7156 : http://www.id.emb-japan.go.jp Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Sambutan Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Ahmad Dimyati pada acara ulang tahun

I. PENDAHULUAN. 1 Sambutan Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Ahmad Dimyati pada acara ulang tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buah merupakan salah satu komoditas pangan penting yang perlu dikonsumsi manusia dalam rangka memenuhi pola makan yang seimbang. Keteraturan mengonsumsi buah dapat menjaga

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: SEKTOR JASA Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: SEKTOR JASA Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2014 12 MARKET BRIEF: SEKTOR JASA Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Sektor 3 1.2 Profil Jepang

Lebih terperinci