MARKET BRIEF 2017 HS Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) OSAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MARKET BRIEF 2017 HS Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) OSAKA"

Transkripsi

1 MARKET BRIEF 2017 HS 6304 Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) OSAKA

2 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULAN Data Ekspor Produk HS 6304 Jepang Data Volume Impor Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia Data Impor Tekstil dan Produk Tekstil Berdasarkan Negara Tujuan....7 BAB II Karakteristik motif tekstil di Jepang Spesifikasi Motif Tekstil Jepang BAB III INFORMASI PASAR Trend/Style Produk Batik di Jepang Prospek Produk Batik di Jepang Segmentasi Pasar dan Profil Pengguna...14 BAB IV INFORMASI PERDAGANGAN Impor Produk HS 6304 di Jepang Negara Pemasok Analisa Pesaing Peran Indonesia dalam memasok produk Batik di Jepang... 17

3 BAB V STRATEGI BAB VI INFORMASI PENTING TPO dan/atau Kedutaan Jepang di Indonesia Chamber of Commerce di Jepang Chamber of Commerce Jepang di Indonesia Asosiasi Produk HS 6304 di Jepang Daftar Pameran Produk HS 6304 di Jepang Perwakilan Indonesia di Jepang

4 BAB I PENDAHULUAN Jepang merupakan negara yang menduduki peringkat ke-7 sebagai negara dengan fashion terbaik berdasarkan survei yang dilakukan kepada kurang lebih orang didunia yang terbagi dari 4 (empat) wilayah pada tahun 2016 lalu. Sementara peringkat pertama masih diduduki oleh negara Italia. Masyarakat Jepang merupakan masyarakat modern yang masih mencintai dan mengaggumi nilai-nilai tradisional dan budaya. Bagi masyarakat Jepang, fashion dan teknologi merupakan kedua hal yang sangat penting yang menjadi perhatian khusus mereka. Market brief kali ini akan membahas mengenai produk dengan kode HS 6304 yang dalam nomenklatur perdagangan internasional termasuk ke dalam kategori "Other furnishing articles, excluding those of heading 9404" Data Ekspor Produk HS 6304 Jepang

5 Data diatas menunjukan jumlah ekspor Jepang terhadap produk dengan kode HS 6304 adalah US $ 245,78 Juta selama tahun 2016, menurut database COMTRADE Persatuan Perdagangan Internasional. Negara tujuan utama ekspor Jepang untuk produk tersebut adalah negara Malaysia dengan jumlah 19%, Cina sebesar 16% dan Hongkong 9.0%. Sementara Indonesia, menerima ekspor sebanyak 2.2% untuk produk tersebut. Dari grafik impor dan ekspor Jepang untuk kode HS 6304 diatas menjelaskan bahwa impor Jepang lebih banyak daripada ekspor terhadap produk tersebut. Hal itu dikarenakan, Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki nilai tinggi terhadap produksi suatu produk, sehingga cukup sulit bagi negara lainnya untuk menjadikan negara Jepang sebagai importir utama terutama dalam produk clothing. Pada Market brief kali ini, Batik tekstil Indonesia akan menjadi bahasan utama yang diharapkan dapat menjadi pusat perhatian Jepang terhadap pangsa pasarnya dan menjadi produk bernilai tinggi yang dapat meningkatkan kembali komoditas ekspor tekstil Indonesia yang memiliki penurunan sangat signifikan hingga tahun 2016 lalu. Hingga saat ini, produk batik belum memiliki kode HS tersendiri dalam perdagangan internasional. Namun, data dari menyebutkan bahwa hingga tahun 2015 batik tekstil merupakan produk impor yang berada dibawah kode HS 6304 berdasarkan IT TPT (Tekstil dan Produk Tekstil) Batik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata "Batik" adalah batik/ba tik/ n kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu. Walaupun kata Batik itu merupakan kata dasar yang digunakan untuk pakaian warisan Indonesia, namun secara umum arti Batik juga bisa disebut sebagai kain bermotif yang dibuat secara khusus. Di Jepang sendiri Batik atau kain bergambar yang pembuatannya memiliki cara khusus sudah sangat umum diproduksi terutama untuk traditional fashion yang bersejarah dan bernilai sangat tinggi, sebagai contoh kain yang digunakan untuk pembuatan Kimono (pakaian tradisional Jepang). Negara Indonesia berpotensi besar untuk mengambil persentase besar dalam ekspor Batik ke negara Jepang karena, Batik Indonesia merupakan Batik yang telah dikukuhkan

6 sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 lalu, berpeluang besar untuk menjadi sasaran produsen busana di Jepang yang selalu mengutamakan nilai dan kualitas yang tinggi. Menurut data yang dihimpun oleh World Intergrated Trade Solution (WTS) pada tahun 2015, Indonesia menduduki peringkat ke-4 (empat) sebagai negara yang menjadi impotir untuk produk tekstil dan clothing dengan total $ ,95. Peringkat pertama hingga ketiga diduduki oleh negara Cina dengan total $ ,10, Vietnam $ ,11 serta Eropa & Timur Tengah sebesar $ ,66. Namun demikian, data yang diolah dari Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa kinerja ekspor yang pada 2011 mencapai US$13,17 miliar terus merosot hingga hanya US$12,33 miliar pada Hal ini berbanding terbalik dengan kinerja impor yang naik dari US$6,52 miliar pada 2011 menjadi US$6,95 miliar pada Dengan demikian praktis membuat surplus perdagangan TPT terus turun. Sementara itu, Vitnam memiliki kenaikan yang signifikan terhadap ekspor produk tekstil terutama ke negara Eropa dikarenakan Vietnam merupakan negara yang berada dalam Free Trade Agreement (FTA) Data Volume Impor Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia Sementara penurunan ekspor produk tekstil berbanding terbalik dengan meningkatnya ekspor Batik Indonesia. Kementerian Perindustrian mencatat nilai ekspor batik Indonesia

7 mencapai 3,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 41 triliun sepanjang 2015 lalu. Jumlah tersebut naik 6,3 persen dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, produk Batik yang memiliki nilai tinggi dapat menjadi acuan baru ekspor tekstil Indonesia, terutama ekspor ke Negara Jepang Data Impor Tekstil dan Produk Tekstil Berdasarkan Negara Tujuan Jepang merupakan negara ke-2 (dua) yang menjadi target ekspor Indonesia untuk tekstil dan produk tekstil. Jepang menjadi pasar ekspor tekstil yang menggiurkan setelah berlaku kerjasama perdagangan Indonesia - Jepang atau Indonesia Jepang Economic Partnership (IJEPA). Dan merupakan negara ke empat yang menjadi tujuan utama ekspor batik Indonesia pada tahun 2015 setelah Amerika, Jerman dan Korea.

8 BAB II POTENSI PRODUK MOTIF TEKSTIL DI JEPANG Dalam bab ini akan dibahas mengenai karakteristik dan spesifikasi produk Tekstil Motif di Jepang berdasarkan nilai kegunaan dan seni yang bernilai tinggi. 2.1 Karakteristik motif tekstil di Jepang Tekstil merupakan salah satu yang telah lama memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Jepang. Penenun dan pengrajin di Jepang menggunakan serat sutra, rami, katun dan serat lainnya, dan berbagai tenunan dan perawatan dekoratif, untuk menghasilkan tekstil dengan desain khas dan memiliki keistimewaan estetika yang luar biasa. Kain katun Jepang merupakan kain yang memiliki karakteristik halus, ringan dan menyerap keringat karena, 100% terbuat dari bahan organik yang tidak memiliki campuran bahan sintetis lainnya. Kain katun Jepang dibuat oleh pabrik dari negara lain yang berlisensi dan telah dipatenkan oleh Jepang. Sekilas kain katun Jepang tidak berbeda dengan kain tekstil lainnya. Namun jika disimak lebih detail, ada beberapa ciri, diantaranya; 1. Memiliki permukaan yang halus

9 2. Menyerap keringat Jepang memiliki Nano Technology Facric dan Sweat-Blocking Technology dalam memproduksi kain tekstilnya. Sehingga, membuat pemakainya merasa nyaman karena keringat yang dikeluarkan akan segera diserap dan tidak timbul dipermukaan pakaian Memiliki Watermark Inilah salah satu yang membuat produk Jepang unggul di pasar dunia. Kualitas yang baik dan tentunya label yang menyatakan bahwa produk tersebut berlisensi dan memiliki hak paten, hingga saat ini menjadi produk yang sangat bernilai tinggi.

10 4. Harga yang dipasarkan relatif mahal dibanding kain tekstil motif lainnya 2.2. Spesifikasi motif tekstil Jepang Sub bab ini akan menjelaskan 2 (dua) spesifikasi produk tekstil motif dan katun berdasarkan 6 (enam) digit turunan dari kode HS 6304 yang mana kode tersebut merupakan kode HS untuk produk Batik Indonesia yang di impor Jepang. a. HS (Knitted or Crocheted) Tenun Jenis tenun adalah kain yang paling banyak ditemui di Jepang, terlepas dari serat yang digunakan, adalah tenunan tenun Tenun weaving, damask dan anyaman bermotif lainnya, dan brokat. Kain sutra dimaksudkan untuk digunakan dalam Kimono dimana elemen dekoratif utama diikat dengan benang atau diikat dengan dahan daripada tenunan atau bordir biasanya dibuat dengan tenunan polos atau tenunan damask. Pakaian dati tekstil motif ini masih sangat sering dijumpai di Jepang baik itu digunakan untuk upacra pernikahan, minum teh, cultural event atau saat kelulusan para mahasiswa di Jepang. Pakaian motif tekstil jenis tenun ini terbilang paling mahal dikarenakan setiap detail

11 pembuatan menggunakan teknologi tinggi dan bahannya pun merupakan bahan organik tanpa campuran. b. HS (Not Knitted or Crocheted, of Other Textile Material): -Dyeing Textile (Tekstil Motif Celup) Sebagian besar keindahan khas tekstil Jepang bergantung pada penggunaan teknik pencelupan, resistif, shaped-resist, dan ikat, serta teknik komposit yang menggunakan dua atau lebih metode. Metode paste-resist meliputi pewarnaan stensil dan pewarnaan bebas. Kain ini biasanya digunakan sebagai fashion masa kini pemuda/i Jepang bahkan seluruh mancanegara terutama orang-orang yang mencintai dunia seni dan juga sebagai hiasan dinding yang unik dan bernuansa Jepang.

12 c (HS Codes of Other) - Motif Sulaman Sulaman Sashiko adalah bentuk jahit tangan yang sangat tua dengan menggunakan jahitan sederhana. Kata Jepang Sashiko berarti "tusukan kecil". Saat ini, teknik jahitan ini sering digunakan untuk tujuan dekoratif murni dalam quilting dan bordir Gambar contoh Sulaman Sashiko Sulaman Jepang (nihon shishu in Japanese) adalah teknik bordir yang terjadi lebih dari seribu tahun. Menggunakan pola yang rumit, benang sutra dan emas, dan motif simbolis tradisional bekerja pada kain sutera halus. Pada tahap awal, bordir Jepang hanya digunakan untuk menghias barang yang digunakan selama upacara keagamaan Contoh Gambar Sulaman Jepang (nihon shishu in Japanese)

13 BAB III INFORMASI PASAR Bab ini memiliki 4 (empat) sub-bab yang masing-masing akan menjelaskan berkenaan dengan potensi pasar untuk produk batik tekstil yang termasuk ke dalam HS 6304 Other furnishing articles, excluding those of heading 9404 dan termasuk ke dalam produk kreatif yang diperkirakan akan menembus pasar Jepang lebih baik setiap tahunnya Trend/Style Produk Batik di Jepang Belakangan ini salah satu brand ternama asal Jepang yang juga menjadi salah satu brand favorite di Indonesia, baru saja merilis produk baru yang hanya disebar di 5 (lima) cabang di Jepang. Dengan demikian, keindahan Batik menjadi salah satu objek bagi beberapa negara di dunia yang menjadi penggemarnya. Nilai ekonomi Batik juga tinggi terlihat dari ekspor Batik pada tahun 2015 yang mencapai USD 3,1 miliar atau mencapai hampir Rp 41 triliun. Angka itu tumbuh 6,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pasar ekspor utama Batik adalah Jepang, Amerika Serikat, Eropa dan terus meluas.

14 3.2. Prospek Produk Batik di Jepang Bagi sebagian masyarakat Jepang, keindahan dan seni merupakan unsur utama dalam penampilan. Tidak terkecuali dalam melestarikan sebuah budaya tradisional. Masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang hingga saat ini masih menerapkan adat istiadat baik dalam berpakaian pada hari atau upacara tertentu, maupun dalam tata krama. Batik Indonesi merupakan sebuah warisan Bangsa yang hingga saat ini masih banyak digemari banyak khalayak dalam maupun luar negeri. Kombinasi Batik yang tidak hanya dapat dipakai pada acara tertentu saja, tetapi juga sebagai fashion terkini. Akhir-akhir ini, masyarakat Jepang terutama pemerhati fashion dan seni semakin penasaran dengan Batik Indonesia, sehingga banyak dari mereka yang memperdalam pengetahuan tentang Batik. Beberapa dari mereka merasa bahwa sejarah Batik merupakan cerita yang dapat menjadikan Batik sebuah "harta" Negara Indonesia. Selain itu, trend Batik juga tidak hanya tertuju pada sebuah tradisi saja, melaikan bisa dipakai sebagai pakaian casual. Beberapa dari designer Jepang, kerap membeli kain Batik Indonesia dengan jumlah yang cukup banyak untuk dibuat kreasi yang dipadu padankan dengan kain tradisional Jepang. Melihat respon yang sangat baik dari masyarakat Jepang, Indonesia bisa optimis menjadikan Batik sebagai clothing yang mendunia. Semakin banyak orang tahu mengenai sejarah dan cara pembuatannya, maka akan semakin banyak orang yang tertarik terhadap Batik Segmentasi Pasar dan Profil Pengguna Tidak jauh beda dengan pakaian tradisi Jepang yaitu Kimono, Batik merupakan kain bermotif yang dapat dipakai dalam suasana apapun. Berbeda halnya dengan Kimono yang hanya digunakan pada acara-acara tertentu dan memiliki cara unik yang tidak setiap orang dapat memakainya sendiri. Masyarakat Jepang umumnya menjadikan Batik sebagai oleh-oleh berkunjung ke Indonesia dan memakainya pada saat musim panas karena kebanyakan bahan kain Batik merupakan kain yang sangat nyaman dipakai saat musim panas.

15 Adapun tren fashion Harajuku yang lahir tepat di pusat kota Tokyo di daerah yang bernama Harajuku atau Harajuku Street. Tren ini memang sangat dikenal diseluruh penjuru dunia. Anak-anak remaja yang berkumpul dengan berpakain sedikit tidak biasa karena mencampurkan segala warna dan model fashion, menjadikan Harajuku sebagai gaya berbusana yang unik. Batik juga menjadi salah satu yang sering menjadi campuran dari berbusana ala Harajuku.

16 BAB IV INFORMASI PERDAGANGAN Bab ini membahas informasi tentang kegiatan dan kebijakan perdagangan produk Batik tekstil di Jepang Impor Produk HS 6304 di Jepang Produk dengan kode HS 6304 mencapai US $ 3,42 Miliar pada tahun 2016, menurut database COMTRADE Persatuan Perdagangan Internasional. Pencapaian tersebut merupakan penurunan jumlah impor produk HS 6304 dari tahun-tahun sebelumnya. Penurunan jumlah impor Jepang ini salah satunya disebabkan oleh penurunan ekonomi global yang diperkirakan akan terus memburuk hingga 2018 mendatang. Menurut data yang di himpun menyatakan bahwa hingga tahun 2016 lalu, Cina menjadi eksportir terbesar pertama sebanyak 77%, disusul oleh Vietnam 10% dan Indonesia berada diperingkat ketiga dengan persentase 2.1% untuk produk dengan kode HS Dengan demikian, potensi Indonesia untuk menjadi importir pertama produk tekstil masih sangat jauh bersaing dengan kedua negara tersebut terutama Cina Negara Pemasok 4.2. Data Impor HS 6304 Berdasarkan Negara

17 Cina dan Vietnam memegang peran besar dalam ekspor tekstil ke Negara Jepang selain harganya yang lebih murah, ketiga negara ini masing-masing memiliki Trade Agreement yang mana akan saling menguntungkan untuk keduanya dari beberapa sektor perdagangan Analisa Pesaing Negara Cina dan Vietnam yang menduduki posisi pertama dan kedua sebagai produk dengan kode HS 6304 lebih mendominasi pada produk tekstil biasa yang tidak memiliki ciri khas unik ataupun warisan negaranya. Akan tetapi, untuk produk tekstil jenis Batik, Indonesia tetap menjadi urutan pertama sebagai eksportir Batik ke Jepang. Hal utama yang menjadikan kedua negara tersebut sebagai eksportir utama karena, harga yang ditawarkan jauh lebih murah daripada Indonesia. Ini berlaku bagi semua sektor, kedua negara tersebut memiliki upah minimum yang cukup rendah dibanding Indonesia, dengan demikian, harga yang ditawarkan kepada negara lain cukup lebih rendah. Perkembangan ekspor Batik ini diharapkan dapat menjadi penopang ekspor tekstil yang selama ini mengalami penurunan besar disetiap tahunnya Peran Indonesia dalam memasok produk Batik di Jepang Kekuatan dan Kelemahan Indonesia Indonesia memiliki produk tekstil motif atau Batik yang sudah mendapatkan penghargaan dari UNESCO sebagai warisan budaya. Ini dapat menjadi nilai tambah bagi Indonesia untuk melebarkan Industri Batik. Hingga saat ini, Negara tujuan dengan nilai ekspor batik terbesar adalah Amerika Serikat, dengan nilai mencapai 81,38 juta dollar AS atau porsi ekspor mencapai 43,35 persen. Amerika memilih Batik Indonesia karena, memiliki banyak motif dan jenis yang berbeda. Juga karena, melihat pembuatan Batik yang sangat unik dan menarik. Kemampuan Indonesia untuk dapat meningkatkan daya beli Batik terhadap Jepang juga bukan tidak mungkin.

18 Kenaikan daya ekspor yang terus menerus naik, ketertarikan para designer Jepang untuk mengkolaborasikan Batik dengan kain Jepang lainnya Regulasi Impor a. Kebijakan impor produk HS 6304 di Jepang Penjualan produk dan bahan pakaian di Jepang dibawahi oleh Undang-undang the Act Against Unjustifiable Premiums and Misleading Representations, Act on Conservation of Endangered Species of Wild Fauna and Flora (Species Conservation Act), Household Goods Quality Labeling Act, Act for the Control of Household Products Containing Harmful Substances, and the Act on Specified Commercial Transactions. -The Act Against Unjustifiable Premiums and Misleading Representations Undang-undang tersebut melarang adanya pemalsuan label dan kualitas produk. Importir atau pengecer diminta untuk mengajukan alasan yang masuk akal untuk membuktikan bahwa pelabelan tersebut tidak "improper" Jika mereka tidak dapat melakukannya, klaim tersebut dianggap sebagai bentuk pelabelan yang tidak benar. Pelabelan yang tidak jelas atau membingungkan yang membuat sulit untuk membedakan negara asal sebenarnya juga dilarang sebagai bentuk pelabelan yang tidak benar. Negara asal didefinisikan sebagai "negara di mana perlakuan atau proses mempengaruhi perubahan substansial terhadap substansi barang yang dibuat." Negara asal mengacu pada negara dimana tenun dilakukan dalam kasus apparels. Hal yang paling penting adalah agar pelabelan mudah dipahami oleh konsumen, jadi jika proses pembuatannya mencakup banyak negara, maka labelnya harus menyatakannya. -Act on Conservation of Endangered Species of Wild Fauna and Flora (Species Conservation Act) Undang-undang tersebut menetapkan kerangka hukum untuk melindungi spesies yang dianggap dalam bahaya kepunahan. Organ tubuh seperti kulit binatang dan barang jadi hewan mereka mungkin tidak dijual atau dipindahkan ke Jepang jika hewan tersebut ditunjuk sebagai spesies yang diidentifikasi secara khusus untuk perlindungan. Namun, spesies yang dibesarkan

19 untuk tujuan komersial dapat didistribusikan di Jepang, dengan syarat prosedur pendaftaran yang benar dengan Menteri Lingkungan Hidup. Prosedur pendaftaran berlangsung dengan Japan Wildlife Research Center, sebuah organisasi pendaftaran yang secara resmi ditunjuk oleh Kementerian Lingkungan Hidup. -Household Goods Quality Labeling Act Undang-undang tersebut menetapkan format dan isi label kualitas untuk produk yang dirancang untuk penggunaan rumah tangga sehari-hari. Itu tujuannya adalah untuk melindungi keuntungan konsumen dengan memberikan informasi yang membantu mereka memilih produk dan menginformasikannya tentang cara menggunakan produk dengan benar. Sebagian besar produk dari kategori ini seperti barang dari pakaian jadi, tas, dan alas kaki harus ditampilkan dalam label informasi spesifik item yang ditetapkan oleh Undang-Undang. Ini tidak selalu berlaku untuk semua produk pakaian jadi. Importir atau reseller harus memastikan apakah barang yang akan diimpor masuk dalam daftar komoditas yang diatur. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Divisi Keamanan Produk, Biro Kebijakan Perdagangan dan Informasi, Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri. -Act for the Control of Household Products Containing Harmful Substances Undang-undang melarang kandungan zat berbahaya (mis., Formalin, dieldrin) agar tidak terdeteksi lebih tinggi dari padabatas atas dalam produk rumah tangga seperti barang dari pakaian jadi dan tas. Produk tekstil yang ditunjuk dengan kandungan formaldehida 75 ppm atau lebih besar mungkin tidak dijual di Jepang. Selanjutnya, formaldehid tidak boleh terdeteksi dalam konsentrasi terukur bila digunakan dalam pakaian untuk bayi berusia dua tahun atau kurang. Persyaratan ini juga berlaku untuk produk impor. -Act on Specified Commercial Transactions Menjual "produk, hak, atau layanan tertentu" kepada konsumen umum melalui "transaksi komersial tertentu"seperti penjualan surat pesanan atau penjualan dari pintu ke pintu tunduk pada ketentuan Undang-Undang tentang Transaksi Komersial Tertentu. Transaksi komersial

20 tertentu yang berlaku meliputi 1) penjualan door-to-door; 2) penjualan mail order; 3) penjualan telemarketing, 4) transaksi pemasaran multilevel [pemasaran jaringan dari mulut ke mulut / rujukan]; 5) penawaran layanan kontinyu; Dan 6) peluang bisnis terkait transaksi penjualan. Penjualan surat pesanan meliputi penjualan internet dan iklan melalui . Untuk memberikan informasi yang akurat kepada konsumen, dalam penjualan surat pesanan, operator diminta untuk mencantumkan informasi berikut dalam iklan mereka: (1) harga jual, (2) jangka waktu dan metode pembayaran, (3) tanggal pengiriman, (4) klausul terkait dengan sistem pengembalian (5) nama, (6) alamat dan nomor telepon operator. Undang-undang tersebut juga melarang iklan yang berisi pernyataan palsu atau berlebihan.

21

22 BAB V STRATEGI Indonesia meripakan Neraga yang dikaruniai banyak kekayaan alam dan warisan kebudayaan, berpotensi tinggi untuk menjadi salah satu importir utama negara Jepang terutama dalam kategori produk kreatif. Namun demikian, ekspor produk Indonesia memiliki banyak sekali hambatan terutama dalam kestabilan sistem produksi. Berikut adalah beberapa hambatan dan strategi yang bisa menunjang perbaikan ekspor ke negara Jepang. 1. Komitmen terhadap konsumen Jepang merupakan negara yang sangat prosedural dalam kegiatan impor barang. Tidak jarang banyak sekali barang impor yang dihancurkan setibanya di customs Jepang. Hal tersebut dikarenakan pelanggaran komitmen antara kedua belah pihak negara. Negara Jepang merupakan salah satu Negara maju dengan nilai impor dunia mencapai rata-rata US$ 331, juta/tahun. Untuk memasuki pasar Jepang tidak semudah jika dibandingkan ekspor ke nagara maju atau negara berkembang lainnya. Jepang dengan karakteristik pasarnya yang khas, sering dirasakan sebagai hambatan bagi pengusaha eksportir Indonesia dalam memasuki pasar Jepang. Untuk itu, perlu diperhatikan dan dilakukan penanganan khusus bagi siapa saja eksportir dari Indonesia yang telah dipercaya Jepang untuk mengirim produknya. 2. Perumusan Strategi Ekspor Sebelum melakukan ekspor ke negara Jepang, tentunya strategi untuk memasuki pasar harus sangat diperhatikan mulai dari harga pesaing, kualitas barang setiap negara pesaing, output yang dapat diterima Jepang, pangsa pasar dan tujuan utama pemasaran produk (wilayah, usia dan harga yang sesuai dengan kualitas produk).

23 Hingga tahun 2016, Jepang mengalami penurunan demografi pada usia produktif. Hal itu bisa menjadi acuan utama penyebaran produk Indonesia. Menurut perkiraan 2014, 33,0% populasi Jepang di atas usia 60, 25,9% berusia 65 atau lebih, 12,5% berusia 75 atau lebih. Orangorang berusia 65 dan lebih tua di Jepang memberi kontribusi seperlima dari total populasi, diperkirakan mencapai sepertiga pada tahun Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa total populasi Jepang yang mendominasi yaitu usia diatas 60 tahun. Bisa kita ketahui bagaimana masyarakat Jepang terutama yang berusia sekitar 60 s/d 70 tahun sangat mencintai produk seni tradisional dan bernilai tinggi. Ini bisa menjadi tujuan utama pemasaran produk batik Indonesia. 3. Metode Pemasaran Setelah kita menentukan tujuan utama pemasaran produk seperti pada poin nomor 2 (dua), metode pemasaran produk sudah dapat ditentukan. Jika target ekspor adalah masyarakat Jepang yang berusia produktif 15 s/d 64 tahun, maka ada 2 (dua) metode yang dapat dilakukan yaitu; 1) Generasi Milenial yang lahir dalam rentan waktu 1980 hingga awal 2000 merupakan generasi yang sangat umum untuk menggunakan media sosial. Untuk itu, electronic marketing bisa menjadi cara yang paling tepat untuk memasarkan produk. Selain itu bisa juga dengan cara pengenalan produk disetiap institusi pendidikan dengan mengusung tema "Indonesia Cultural Event". 2) Mengikuti pameran kebudayaan serta melibatkan beberapa designer kenamaan Jepang untuk turut mengapresiasi karya Indonesia. 4. Sosialisasi kepada Produsen Produk Indonesia masih menjadi produk yang cukup sulit masuk ke pasaran Jepang, dikarenakan teknologi pembuatan produk masih manual, sehingga kesamaan produk dan tekstur pembuatan kerap kali berbeda. Ini salah satu hal utama yang membuat pengusaha Jepang megurungkan niatnya untuk membawa produk Indonesia ke Jepang.

24 Dengan demikian, pemerintah Indonesia dapat membantu para pelaku UKM untuk lebih bisa mewujudkan dan menciptakan produk berdasarkan permintaan konsumen dalam hal ini yang merupakan Jepang. 5. Perbaikan Transportasi Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki peran penting dalam menopang ekonomi negara. Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2014 mencatat populasi UKM sebanyak 42,5 juta usaha atau 99,9 persen dari keseluruhan pelaku bisnis di Tanah Air. Kontribusinya juga signifikan dalam menyerap tenaga kerja, yaitu 99,6 persen. Sedangkan kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 56,7 persen. Akan tetapi, hambatan yang dimiliki pelaku UKM terutama masalah transportasi menjadi hal yang cukup besar. Jarak yang merka tempuh untuk memasarkan suatu produk hingga bisa sampai di tangan pengusaha luar negeri itu cukup berat sehingga tidak jarang dari mereka mengurungkan niat untuk bisa go high dengan potensi besar yang mereka miliki. Untuk itu, diharapkan pemerintah bisa memberi perhatian khusus terhada hal tersebut dan lebi mensubsidi para produsen. 6. Tenaga Potensial Sebagian produsen Indonesia terutama para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) lebih banyak mengandalkan pengetahuan mereka mengenai pembuatan suatu produk berdasarkan pada "warisan" yang mereka dapat. Jarang diantara mereka mmenganalisis keadaan pasar yang tidak jarang dibutuhkan dalam meningkatkan kestabilan daya jual. Produsen yang berpotensi tinggi akan menghasilkan produk dengan kualitas baik. Untuk itu, perlu diadakannya sosialisasi rutin guna meningkatkan pengetahuan dan kecakapan produsen dalam membuat suatu produk. Sosialisasi ini bisa dilakukan oleh para peneliti pasar Jepang yang sahat paham dengan keadaan serta pangsa pasar negara Jepang ataupun dengan para ahli yang bergerak khusus dibidang kain, tekstil dan teknologi.

25 BAB VI INFORMASI PENTING 6.1. TPO dan/atau Kedutaan Jepang di Indonesia -Kedutaan Besar Jepang Jakarta Duta Besar: ISHII Masafumi Jl. M.H. Thamrin 24 Jakarta Pusat (10350), INDONESIA Telephone: (hunting system) FAX: (Bagian Konsulat) -Bagian Konsuler Kedutaan Besar Jepang di Jakarta Jl. M.H. Thamrin No. 24, Jakarta 10350, INDONESIA Telephone: (021) FAX : (021) Wilayah Yurisdiksi (wilayah kerja) : Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung

26 -Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya Jl. Sumatera No. 93, Surabaya, INDONESIA Telephone: (031) FAX: (031) , (Visa) Wilayah Yurisdiksi (wilayah kerja) : Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan -Konsulat Jenderal Jepang di Denpasar Jl. Raya Puputan No.170, Renon, Denpasar, Bali, INDONESIA Telephone: (0361) FAX: (0361) Wilayah Yurisdiksi (wilayah kerja) : Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur -Konsulat Jenderal Jepang di Medan Sinar Mas Land Plaza (Wisma BII), 5th floor Jl. Pangeran Diponegoro No. 18, Medan, Sumatera Utara, INDONESIA Telephone : (061) FAX : (061) Wilayah Yurisdiksi (wilayah kerja) :

27 Aceh Nangroe Darusalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Kepulauan Riau -Kantor Konsuler Jepang di Makassar Gedung Wisma Kalla Lantai 7 Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 8-10, Makassar, INDONESIA Telephone: (0411) FAX: (0411) Wilayah Yurisdiksi (wilayah kerja) : Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku, Papua (Irian Jaya), Papua Barat 6.2. Chamber of Commerce di Jepang Japanese National Committee of the Int'l Chamber of Commerce Room 311, Tosho Bldg 2-2 Marunouchi 3-chome Chiyoda-ku, Tokyo 100 Japan T: (813) F: (813) Japan Chamber of Commerce and Industry Marunouchi, Chiyoda-ku Tokyo 100 Japan T: (813) F: (813)

28 Tokyo Chamber of Commerce & Industry (HQ) Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo Japan T: (813) F: (813) Fukuyama Chamber of Commerce and Industry Nishi-machi Fukuyama-City Hiroshima-Prefecture Japan T: (818) F: (818) Hiroshima Chamber of Commerce 44 Matomachi 5-chome, Naka-ku Hiroshima 730 Japan T: (818) F: (818) Kawasaki Chamber of Commerce and Industry 11-2, Ekimae Honcho, Kawasaki-ku Kawasaki 210 Japan T: (814) F: (814) Kyoto Chamber of Commerce & Industry 240 Shoshoicho Ebisugawa- agaru Karasumadori Nakakyo-ku 604, Japan T: (817) F: (817)

29 Okinawa Chamber of Commerce and Industry Chuo 4-chome Okinawa-shi 904 Japan T: (819) F: (819) Nagahama Chamber of Commerce and Industry 10-1 Takada-cho Nagahama Shiga Japan T: (817) F: (817) Sakaki Chamber of Commerce and Industry Oaza Sakaki 10051, Sakaki-machi, Hanishina-gun Japan T: (812) F: (812) Sapporo Chamber of Commerce & Industry Nishi 2-chome, Kita 1-jo Chuo-ku Sapporo Hokkaido T: (811) F: (811) Toyama Chamber of Commerce and Industry 1-3 Sogawa 2 Chome, Toyama city, Toyama Japan T: (817) F: (817) toyama.or.jp/toyama 6.3. Chamber of Commerce Jepang di Indonesia

30 INDONESIA JETRO JAKARTA Summitmas I, 6th Floor, JI. Jend. Sudirman Kav , Jakarta 12190, INDONESIA Tel: Fax: Asosiasi Produk HS 6304 di Jepang -Japan Textile Federation Nihonbashi-honcho, Chuo-ku, Tokyo TEL FAX Japan Chemical Fibers Association (JCFA) Offices : TOKYO 7th Fl.,Sen-i Kaikan, ,Nihombashi-Honcho,Chuo-ku,Tokyo Tel: Fax: OSAKA 6th Fl., Mengyou Kaikan, 2-5-8, bingo-machi, Chuo-ku, Osaka Tel: / Fax: Japan Textile Finishers' Association

31 TOKYO Senshoku Kaikan 4-4 Chiyoda-ku Tokyo Director: Mr.T.Yoshida Tel: Fax: OSAKA THE TEXTILE EXPORTERS HOUSE 7F Bingomachi Chuo-ku Osaka Director: Mr.H.Araki Tel: Fax: The Japan Textiles Importers Association TOKYO ,Nihonbashi Honcho, Chuo-ku Tokyo, Japan, Tel: Fax: Transportation: 7-minute walk from A1 or A4 exit of Mitsukoshimae Sta. Subway Ginza Line or Hanzomon Line

32 OSAKA 6th Floor, Yushutu Sen-i Kaikan, 3-4-9, Bingomachi, Chuo-ku, Osaka City, Japan, Tel: Fax: Transportation: 3-minute walk from No.1exit of Honmachi Sta. Subway Midosuji Line -Japan Textile Evaluation Technology Council HEAD OFFICE Shiga Building 12-9, Nihombashi Kodemmacho, Chuo-ku, Tokyo, Japan OSAKA BRANCH 1-6-6, Higashi-temma, Kita-ku, Osaka, Japan Pameran Produk Batik/Tekstil di Jepang -3rd Textile Tokyo TEL: FAX:

33 18F Shinjuku-Nomura Bldg., Nishishinjuku, Shinjuku-ku, Tokyo , Japan -The Japan Imported Textiles Agency Council (JITAC) OFFICE Address , Awajimachi, Chuo-ku, OSAKA, JAPAN TEL FAX Perwakilan Indonesia di Jepang KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA (KBRI) Higashigotanda, Shinagawa-Ku, Tokyo , Japan. TEL: (03) FAX: Hotline (Emergency Only) KONSULAT JENDRAL REPUBLIK INDONESIA (KJRI) OSAKA Nakanoshima Intes Building 22F Nakanoshima, Kita-ku Osaka TEL: ( SENTRAL ) FAX: ( SENTRAL, PASPOR/VISA, ADMINISTRASI ) FAX: ( SEKRETARIAT ) kjri-osaka@indonesia-osaka.org

34 INDONESIAN TRADE PROMOTION CENTER (ITPC) OSAKA Osaka-shi Chuo-ku Castle District Matsushita IMP Building 2F Nagahori Tsurumi Greenland Line, Osaka Business Park Station Exit 4 TEL: FAX:

MARKET BRIEF SWEATER HS-6110

MARKET BRIEF SWEATER HS-6110 MARKET BRIEF SWEATER HS-6110 ITPC OSAKA 2015 EKSEKUTIF SUMMARY Hubungan bilateral antara Indonesia dan Jepang memberikan peluang bisnis bagi produsen pakaian di Indonesia untuk mengekspor produknya ke

Lebih terperinci

Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung

Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung KEDUTAAN J EPANG Alamat No. Telp. No. Fax. Website : Jl. M.H. Thamrin No. 24, Jakarta 10350 : (62-21) 31924308 : (62-21) 315-7156 : http://www.id.emb-japan.go.jp Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,

Lebih terperinci

MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2015 ROTAN FURNITURE

MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2015 ROTAN FURNITURE MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2015 ROTAN FURNITURE DAFTAR ISI Executive Summary. 3 1. Potensi Pasar Jepang.. 4 1.1. Tren yang Sedang Berkembang.. 4 1.2. Rotan Furniture di Jepang 5 1.3. Ekspor-Impor Rotan Furniture

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

MARKET BRIEF ITPC OSAKA

MARKET BRIEF ITPC OSAKA MARKET BRIEF ITPC OSAKA WOOD CHARCOAL HS 4402 1 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN... 3 BAB 2 POTENSI PRODUK DI PASAR JEPANG... 9 Karakteristik Produk HS 4402 di Jepang... 9 Spesifikasi Produk HS 4402 di Jepang...

Lebih terperinci

MARKET BRIEF ITPC OSAKA

MARKET BRIEF ITPC OSAKA MARKET BRIEF ITPC OSAKA IMITIATION JEWELLERY HS 7117 1 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN... 3 BAB 2 POTENSI PRODUK DI PASAR JEPANG... 9 Karakteristik Produk HS 7117 di Jepang... 9 Spesifikasi Produk HS 7117

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011 BADAN PUSAT STATISTIK No.21/04/Th.XIV, 1 April PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$14,40 MILIAR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$14,40

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 48/05/Th. XVIII, 15 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL MENCAPAI US$13,08 MILIAR Nilai ekspor Indonesia April mencapai US$13,08

Lebih terperinci

Fish Fillet and Other Fish Meats (HS 0304)

Fish Fillet and Other Fish Meats (HS 0304) Fish Fillet and Other Fish Meats (HS 0304) Anjaritha EXECUTIVE SUMMARY Jepang merupakan salah satu negara di Dunia dengan konsumen ikan terbesar di Dunia. Gempa yang terjadi pada tahun 2011 memunculkan

Lebih terperinci

Market Brief. Cengkeh di Jerman

Market Brief. Cengkeh di Jerman Market Brief Cengkeh di Jerman ITPC Hamburg 2015 ITPC HAMBURG - CENGKEH DI JERMAN 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

ITPC Osaka, 2014 WIG. HS Code : 6704

ITPC Osaka, 2014 WIG. HS Code : 6704 ITPC Osaka, 2014 WIG HS Code : 6704 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 I. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 II. Potensi Pasar Jepang...

Lebih terperinci

MARKET BRIEF. HS 6402 Other Footwear with Outer Soles and Uppers of Rubber or Plastics

MARKET BRIEF. HS 6402 Other Footwear with Outer Soles and Uppers of Rubber or Plastics MARKET BRIEF HS 6402 Other Footwear with Outer Soles and Uppers of Rubber or Plastics ITPC, Osaka 2017 EXECUTIVE SUMMARY Jepang adalah salah satu wilayah di Asia yang memiliki kebudayaan yang unik. Tidak

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Indeks Tendensi Konsumen III-2017 Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 10/11/53/Th. XX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Indeks Tendensi Konsumen III-2017 Secara umum kondisi ekonomi dan tingkat optimisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang memiliki keanekaragaman dan warisan budaya yang bernilai tinggi yang mencerminkan budaya bangsa. Salah satu warisan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MEI 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MEI 2011 BADAN PUSAT STATISTIK No.40/07/Th.XIV, 1 Juli PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MEI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$18,33 MILIAR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$18,33 miliar atau

Lebih terperinci

T-Shirt (HS 6109) ITPC Osaka

T-Shirt (HS 6109) ITPC Osaka T-Shirt (HS 6109) ITPC Osaka 2015 1 Daftar Isi I. Executive Summary...3 II. Potensi Pasar Jepang 4 1. Tentang Masyarakat Jepang dan T-Shirt.....4 2. Jenis T-Shirt (HS 6109) di Jepang... 5 3. Ekspor dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Penjelasan Judul Perancangan Promo Eksplorasi Dan Aplikasi Ragam Hias Ulos Batak merupakan kegiatan rancangan kerja yang berlandaskan pada teknik eksplorasi dan aplikasi kain tenun

Lebih terperinci

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg Market Brief Peluang Produk Sepeda di Jerman ITPC Hamburg 2015 I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... II I. PENDAHULUAN... 1 A. Pemilihan Produk... 1 B. Profil Geografi Jerman... 1 II. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN...

Lebih terperinci

Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya

Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya kerajinan batik,batik merupakan warisan budaya indonesia. kerajinan pahat, kerajinan yang membutuhkan ketekunan. kerajinan ukir, adalah

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 No. 103/11/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 A. KEADAAN KETENAGAKERJAAN Agustus 2017: Tingkat

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KAIN ENDEK BALI SEBAGAI INDUSTRI PARIWISATA KREATIF (STUDI KASUS DENPASAR)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KAIN ENDEK BALI SEBAGAI INDUSTRI PARIWISATA KREATIF (STUDI KASUS DENPASAR) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KAIN ENDEK BALI SEBAGAI INDUSTRI PARIWISATA KREATIF (STUDI KASUS DENPASAR) Deannisa Hakika Putri I Wayan Suardana I GPB Sasrawan Mananda Email : deannisa@gmail.com PS. S1 Industri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini sektor Usaha kecil menengah semakin menggeliat sebagai penopang ekonomi nasional. Hal tersebut terlihat dari pengalaman yang mampu melewati masa krisis yang

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 No. 11/02/82/Th. XVI, 1 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 GINI RATIO DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,309 Pada September 2016, tingkat ketimpangan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1. Pemilihan Negara

BAB I. PENDAHULUAN. 1. Pemilihan Negara SAPUTANGAN 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 I. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 II. Potensi Pasar Jepang... 10 1. Ragam saputangan

Lebih terperinci

Memperkuat Ekspor Pakaian Jadi Indonesia melalui Pelatihan (bagi) UKM tentang Cara Sukses Mengekspor ke Kanada

Memperkuat Ekspor Pakaian Jadi Indonesia melalui Pelatihan (bagi) UKM tentang Cara Sukses Mengekspor ke Kanada RI N G K ASA N KEG IATA N TRANS LUXURY HOTEL, BANDUNG, 2 3 MEI 2017 ALILA HOTEL, SOLO, 8 9 MEI, 2017 TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Memperkuat Ekspor Pakaian Jadi Indonesia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pada tahap pembelian, konsumen seringkali menggunakan persepsi, afektif (perasaan), serta preferensinya untuk memutuskan pembelian suatu produk. Besarnya pengaruh persepsi, afektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Total Penjualan di Negara Tujuan Ekspor Batik (Liputan 6.com, 2013) Negara

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Total Penjualan di Negara Tujuan Ekspor Batik (Liputan 6.com, 2013) Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan salah satu budaya Indonesia dengan nilai seni tinggi berbentuk tekstil yang telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Sejak dikukuhkan sebagai Budaya

Lebih terperinci

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Market Brief Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH APRIL 2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 50/05/Th. XVIII, 15 Mei 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH APRIL 2015 APRIL 2015 RUPIAH TERAPRESIASI 0,23 PERSEN TERHADAP DOLAR AMERIKA Rupiah mencatat apresiasi 0,23

Lebih terperinci

MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2016 WOODEN FRAMES

MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2016 WOODEN FRAMES MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2016 WOODEN FRAMES DAFTAR ISI 1. Pendahuluan... 3 1.1. Alasan Pemilihan Produk... 3 1.2. Ekspor Produk Indonesia ke Dunia... 3 1.3. Ekspor Produk Jepang ke Dunia... 5 2. Potensi

Lebih terperinci

Market Brief. Beras di Jerman

Market Brief. Beras di Jerman Market Brief Beras di Jerman ITPC Hamburg 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi Beras di Pasar Jerman... 2 2.1 Analisa

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Triwulan III-2017 Provinsi Nusa Tenggara Barat No. 73/11/52/Th.VIII, 6 Nopember 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN III-2017

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Inflai BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 53/08/52/Th VIII, 7 Agustus INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN II- Indeks Tendensi Konsumen (ITK) merupakan indeks komposit persepsi

Lebih terperinci

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor), Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang menakutkan bagi perekonomian Indonesia. Krisis pada saat itu telah mengganggu seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik (nasional) maupun dimasa internasional, dimana untuk memenangkan persaingan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat

Lebih terperinci

European Union. Potensi rotan ramah lingkungan

European Union. Potensi rotan ramah lingkungan European Union Potensi rotan ramah lingkungan Manfaat rotan ramah lingkungan Solo, (Provinsi Jawa Tengah) Surabaya (Provinsi Jawa Timur) SNV menyadari besarnya kebutuhan akan produk rotan Indonesia yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2015 No. 10/02/14/Th. XVII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN EKONOMI RIAU TAHUN TUMBUH 0,22 PERSEN MELAMBAT SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Riau tahun yang diukur berdasarkan Produk Domestik

Lebih terperinci

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT No. 42 / IX / 14 Agustus 2006 PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2005 Dari hasil Susenas 2005, sebanyak 7,7 juta dari 58,8 juta rumahtangga

Lebih terperinci

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

Pelatihan Cara Mengekspor Kopi ke Kanada

Pelatihan Cara Mengekspor Kopi ke Kanada RI N G K ASA N KEG IATA N MAKASSAR, 14 15 MARET 2017 TAKENGON, 21 22 MARET 2017 TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Pelatihan Cara Mengekspor Kopi ke Kanada Sebagai bagian

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun 1 1 PENDAHULUAN Daya saing merupakan suatu hal yang mutlak dimiliki dalam persaingan pasar bebas. Perkembangan daya saing nasional di tingkat internasional juga tidak terlepas dari perkembangan daya saing

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT. Produksi Rumput Laut Dunia

V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT. Produksi Rumput Laut Dunia 41 V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT 5.1. Perkembangan Produksi dan Ekspor Rumput Laut Dunia 5.1.1. Produksi Rumput Laut Dunia Indonesia dengan potensi rumput laut yang sangat besar berpeluang menjadi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara. Terdapat banyak daerah-daerah tujuan di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara. Terdapat banyak daerah-daerah tujuan di Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pariwisata sudah tentu menjadi salah satu industri yang menyumbangkan devisa yang cukup besar kepada negara. Begitu pun di Indonesia, pariwisata menjadi

Lebih terperinci

V. TINJAUAN UMUM RUMPUT LAUT DI INDONESIA

V. TINJAUAN UMUM RUMPUT LAUT DI INDONESIA 59 V. TINJAUAN UMUM RUMPUT LAUT DI INDONESIA 5.1. Perkembangan Rumput Laut Dunia Rumput laut merupakan salah satu komoditas budidaya laut yang dapat diandalkan, mudah dibudidayakan dan mempunyai prospek

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK No. 58/11/Th. XI, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Provinsi Papua Barat Triwulan III 2017 ITK Papua Barat Triwulan III 2017

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG KOMPONEN DALAM PENGHITUNGAN HARGA ECERAN TERTINGGI BUKU TEKS PELAJARAN MILIK KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 12/02/52/Th.X, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT PADA TRIWULAN IV 2015 TUMBUH 11,98 PERSEN Sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring waktu berlalu, kondisi dunia bisnis yang kian kompetitif membuat banyak perusahaan harus mengatasi beratnya kondisi tersebut dengan membuat strategi

Lebih terperinci

Market Brief ITPC Osaka HS 3923 (Produk Plastik) HS 4819 (Produk Pembungkus Makanan) HS dan (Produk Kertas)

Market Brief ITPC Osaka HS 3923 (Produk Plastik) HS 4819 (Produk Pembungkus Makanan) HS dan (Produk Kertas) Market Brief ITPC Osaka 2014 HS 3923 (Produk Plastik) HS 4819 (Produk Pembungkus Makanan) HS 4820.20 dan 4820.10 (Produk Kertas) DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 1. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa Indonesia. Pada kurun tahun 1993-2006, industri TPT menyumbangkan 19.59 persen dari perolehan devisa

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA PEMBUKAAN INDO LEATHER AND FOOTWEAR 2015 (ILF 2015) JAKARTA, 7 MEI 2015

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA PEMBUKAAN INDO LEATHER AND FOOTWEAR 2015 (ILF 2015) JAKARTA, 7 MEI 2015 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA PEMBUKAAN INDO LEATHER AND FOOTWEAR 2015 (ILF 2015) JAKARTA, 7 MEI 2015 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua Yth. Sdr. Menteri Perdagangan Yth.

Lebih terperinci

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 125 Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari sejarah teknik tenun ikat pada saat mulai dikenal masyarakat Nusantara. Selain itu, akan

Lebih terperinci

Market Brief HS7501 Nickel. International Trade Promotion Centre (ITPC) Osaka

Market Brief HS7501 Nickel. International Trade Promotion Centre (ITPC) Osaka Market Brief 2017 HS7501 Nickel International Trade Promotion Centre (ITPC) Osaka DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 2 BAB II POTENSI PRODUK HS75 DI PASAR JEPANG 8 2.1 Karakteristik Produk HS 7501 di Pasar Jepang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA BAB I PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena berkah kekayaan alam yang berlimpah, terutama di bidang sumber

Lebih terperinci

MARKET BRIEF ITPC OSAKA WOOD SHEETS HS 4408

MARKET BRIEF ITPC OSAKA WOOD SHEETS HS 4408 MARKET BRIEF ITPC OSAKA WOOD SHEETS HS 4408 DAFTAR ISI... 1 1. PENDAHULUAN... 3 1.1 Data Ekspor Indonesia ke Jepang... 6 1.2 Data Ekspor Jepang... 7 2. POTENSI PRODUK DI PASAR JEPANG... 9 2.1 Karakteristik

Lebih terperinci

RILIS HASIL AWAL PSPK2011

RILIS HASIL AWAL PSPK2011 RILIS HASIL AWAL PSPK2011 Kementerian Pertanian Badan Pusat Statistik Berdasarkan hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia mulai 1-30

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jerman 1. Neraca perdagangan Jerman pada periode Januari-Juli 2013 tercatat surplus

Lebih terperinci

Market Brief ITPC Osaka HS Code 6302

Market Brief ITPC Osaka HS Code 6302 Market Brief ITPC Osaka 2014 HS Code 6302 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 1. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 2. Potensi Pasar Jepang...

Lebih terperinci

TEXTILENews. Turki Akan Segera Menerapkan Bea Masuk Safeguard Sementara. Tahun II Nomor 10 Minggu ke-5 Maret 2011

TEXTILENews. Turki Akan Segera Menerapkan Bea Masuk Safeguard Sementara. Tahun II Nomor 10 Minggu ke-5 Maret 2011 TEXTILENews Tahun II Nomor 10 Minggu ke-5 Maret 2011 Turki Akan Segera Menerapkan Bea Masuk Safeguard Sementara Pemerintah Turki akan segera menerapkan Bea Masuk Safeguard Sementara (Provisonal Safeguard

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan

Lebih terperinci

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik Karya Ilmiah Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik Disusun sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis Oleh SUTONO NIM : 10.12.4644 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No.53/09/16 Th. XVIII, 01 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA SELATAN MARET 2016 GINI RATIO SUMSEL PADA MARET 2016 SEBESAR

Lebih terperinci

Bulu Mata Palsu HS code 6704

Bulu Mata Palsu HS code 6704 2014 Bulu Mata Palsu HS code 6704 ITPC Osaka DAFTAR ISI Kata Pengantar... 2 Peta Jepang... 3 I. Pendahuluan... 4 1. Pemilihan Negara... 4 2. Pemilihan Produk... 4 3. Profil Jepang... 4 II. Potensi Pasar

Lebih terperinci

Market Brief. Travel Goods. ITPC Osaka

Market Brief. Travel Goods. ITPC Osaka Market Brief Travel Goods ITPC Osaka 2015 1 DAFTAR ISI I. EXECUTIVE SUMMARY... 3 II. POTENSI PASAR JEPANG... 4 1. Tentang Masyarakat Jepang dan Travel Goods 4 2. Jenis Travel Goods...5 3. Ekspor dan Impor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sektor ini memiliki share sebesar 14,9 % pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat Indonesia yang tinggal di Kepulauan Nusantara dengan bangga dalam hal keanekaragaman kebudayaan.

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal

Lebih terperinci

Peluang Bisnis Batik

Peluang Bisnis Batik KARYA ILMIAH Peluang Bisnis Batik Oleh M.Firdaus Pradana NIM : 11.12.5658 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer STMIK AMIKOM Yogyakarta 2012 Daftar Isi Cover Daftar Isi... i Kata Pengantar...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Produk tekstil pada umumnya ditujukan untuk mendukung industri mode. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Produk tekstil pada umumnya ditujukan untuk mendukung industri mode. Artinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pasar bebas tekstil dan produk tekstil (TPT) telah dimulai seiring dihapuskannya aturan kuota tekstil. Hal ini menuntut industri TPT untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau Badan Usaha disemua sektor ekonomi (Tambunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing merupakan salah satu kriteria yang menentukan keberhasilan suatu negara di dalam perdagangan internasional. Dalam era perdagangan bebas saat ini, daya

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Setiap manusia dalam aktifitas sehari-hari pasti membutuhkan alat tulis. Manusia

BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Setiap manusia dalam aktifitas sehari-hari pasti membutuhkan alat tulis. Manusia 1 BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Usaha Setiap manusia dalam aktifitas sehari-hari pasti membutuhkan alat tulis. Manusia membutuhkan alat tulis dengan tujuan membuat atau melakukan

Lebih terperinci

Sistem konektivitas pelabuhan perikanan untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan ikan

Sistem konektivitas pelabuhan perikanan untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan ikan Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Sistem konektivitas pelabuhan perikanan untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan ikan Iin Solihin 1, Sugeng Hari Wisudo 1, Joko Susanto 2 1 Departemen

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2016 TRIWULAN II-2016 ITK SEBESAR 104,65 No. 06/08/Th. VI, 5 Agustus 2016 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini

Lebih terperinci

Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar

Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data Kementerian Perindustrian Indonesia (Bukhari, 2011), kontribusi industri terhadap PDB Indonesia tahun 2000-2010, sektor tekstil, barang kulit dan alas

Lebih terperinci

Market Brief Essential Oil Di Jerman. ITPC Hamburg 2016

Market Brief Essential Oil Di Jerman. ITPC Hamburg 2016 Market Brief Essential Oil Di Jerman ITPC Hamburg 2016 I Daftar Isi Kata Pengantar... III 1. Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.1.1 Minyak Esensial untuk Perasa Makanan dan Minuman... 1 1.1.2

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 29/05/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi

Lebih terperinci

CHINA DOUBLE. 1. Pas Foto berwarna terbaru ukuran 4x6 = 2 lembar, dengan latar belakang putih, dan. Persyaratan Dokumen :

CHINA DOUBLE. 1. Pas Foto berwarna terbaru ukuran 4x6 = 2 lembar, dengan latar belakang putih, dan. Persyaratan Dokumen : CHINA DOUBLE Paspor ASLI masa berlaku lebih dari 7 bulan. 1. Pas Foto berwarna terbaru ukuran 4x6 = 2 lembar, dengan latar belakang putih, dan hasil cetakan diatas kertas cetak foto, bermutu cetak baik

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Pertumbuhan Ekonomi DIY Triwulan III-2017 No. 63/11/Th.XIX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pertumbuhan Ekonomi DIY Triwulan III-2017 EKONOMI DIY TRIWULAN III-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan dengan mengurangi atau menghapuskan hambatan perdagangan secara diskriminatif bagi negara-negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hak kekayaan intelektual merupakan suatu hak milik hasil pemikiran yang bersifat

I. PENDAHULUAN. Hak kekayaan intelektual merupakan suatu hak milik hasil pemikiran yang bersifat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak kekayaan intelektual merupakan suatu hak milik hasil pemikiran yang bersifat tetap dan eksklusif serta melekat pada pemiliknya. Hak kekayaan intelektual timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal sesuai potensinya menjadi sangat penting.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017 2 BPS PROVINSI DI YOGYAKARTA No 46/08/34/ThXIX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II 2017 TUMBUH 5,17 PERSEN LEBIH LAMBAT

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PERESMIAN ACARA PESONA BATIK PESISIR UTARA JAWA BARAT. Di Hotel Sari Pan Pasific. Tanggal, 19 Mei 2016.

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PERESMIAN ACARA PESONA BATIK PESISIR UTARA JAWA BARAT. Di Hotel Sari Pan Pasific. Tanggal, 19 Mei 2016. SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PERESMIAN ACARA PESONA BATIK PESISIR UTARA JAWA BARAT Di Hotel Sari Pan Pasific. Tanggal, 19 Mei 2016. Yth. Pimpinan dan Pengurus Yayasan Batik Indonesia; Yth. Pimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk di dapatkan terutama di kota - kota besar di Indonesia. Oleh sebab itu gaya

BAB I PENDAHULUAN. untuk di dapatkan terutama di kota - kota besar di Indonesia. Oleh sebab itu gaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini dimana perkembangan teknologi yang semakin canggih dan didukungnya infrastruktur yang memadai, koneksi internet bukanlah hal yang sulit untuk di dapatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Data Produksi Kopi di Indonesia PERTUMBUHAN (%) *) Aceh 50,171 47,739 52,281 54,313 54,

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Data Produksi Kopi di Indonesia PERTUMBUHAN (%) *) Aceh 50,171 47,739 52,281 54,313 54, I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tanaman kopi memiliki peranan penting bagi bangsa Indonesia, umumnya masyarakat Indonesia mengkonsumsi kopi sebagai minuman yang berkhasiat bagi tubuh ataupun sebagai bahan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Cina yang merupakan salah satu dengan penduduk terbanyak di dunia memiliki berbagai seni budaya maupun mitos yang masih sangat kental. Acara-acara besar yang

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2016 6 MARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat kapas yang berasal dari tanaman kapas (Gossypium hirsutum L.) merupakan salah satu bahan baku penting untuk mendukung perkembangan industri Tekstil dan Produk Tekstil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mengandalkan sektor migas dan non migas sebagai penghasil devisa. Salah satu sektor non migas yang mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari aktivitas perdagangan international yaitu ekspor dan impor. Di Indonesia sendiri saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor utama di negara ini. Sektor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor utama di negara ini. Sektor tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan salah satu sektor utama di negara ini. Sektor tersebut memiliki peranan yang cukup penting bila dihubungkan dengan masalah penyerapan

Lebih terperinci