PENGARUH INCOME SMOOTHING TERHADAP KEINFORMATIFAN LABA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH INCOME SMOOTHING TERHADAP KEINFORMATIFAN LABA"

Transkripsi

1 PENGARUH INCOME SMOOTHING TERHADAP KEINFORMATIFAN LABA TESIS Unuk Memenuhi Sebagian Persyaraan Mencapai Deraja Magiser Program Sudi Magiser Akunansi Mina Uama: Akunansi Keuangan Diajukan Oleh: Sri Wahyu Agusiningsih NIM: S PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 i

2 Tesis Dengan Judul: PENGARUH INCOME SMOOTHING TERHADAP KEINFORMATIFAN LABA Disusun Oleh: Sri Wahyu Agusiningsih NIM: S Telah Diseujui Pembimbing Pada Tanggal Juni 2009 Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Bambang Suopo, M.Com., Ak Doddy Seiawan, S.E., M.Si., IMRI, Ak NIP NIP Mengeahui: Keua Program Sudi Magiser Akunansi Doddy Seiawan, S.E., M.Si., IMRI, Ak NIP ii

3 PENGARUH INCOME SMOOTHING TERHADAP KEINFORMATIFAN LABA Disusun Oleh : Sri Wahyu Agusiningsih NIM : S Telah diseujui Penguji Pada anggal, Keua Tim Penguji : Dr. Rahmawai, M.Si., Ak Sekrearis : Prof. Dr. Bambang Suopo, M.Com, Ak..... Anggoa : Doddy Seiawan, S.E.,M.Si.,IMRI, Ak... Mengeahui : Direkur PPs UNS Keua Program Sudi Magiser Akunansi Prof. Drs. Surano, M.Sc., Ph.D. Doddy Seiawan, S.E., M.Si., IMRI., Ak. NIP NIP iii

4 PERNYATAAN Nama : Sri Wahyu Agusiningsih NIM : S Program Sudi : Magiser Akunansi Konsenrasi : Akunansi Keuangan Menyaakan dengan sesungguhnya bahwa esis berjudul Pengaruh Income Smoohing erhadap Keinformaifan Laba adalah beul-beul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam esis ini diberi anda ciasi dan diunjukkan dalam dafar pusaka. Apabila di kemudian hari erbuki pernyaaan saya ini idak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabuan esis dan gelar yang saya peroleh aas esis ersebu. Surakara, Mei 2009 Yang menyaakan, Sri Wahyu Agusiningsih iv

5 Persembahan Karya sederhana ini penulis persembahkan erunuk : v ALLAH SWT unuk semua berkah dan kemudahan yang elah dilimpahkan v Kedua Orang ua, Suamiku, Anakku dan Keluarga besarku v Pihak-pihak yang elah memberikan banuan dalam perjalananku menempuh dan menyelesaikan sudi ini. KATA PENGANTAR v

6 Assalamu alaikum Wr.Wb. Alhamdulillahirobbil alamin, Segala puji dan rasa syukur yang idak erhingga kepada Allah SWT, karena aas limpahan rahma dan hidayah-nya, sehingga akhirnya penulis dapa menyelesaikan esis yang berjudul PENGARUH INCOME SMOOTHING TERHADAP KEINFORMATIFAN LABA ini dengan baik. Tesis ini ersusun sebagai salah sau syara unuk Mencapai Deraja Magiser Program Sudi Magiser Akunansi pada Fakulas Ekonomi Universias Sebelas Mare Surakara. Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini idak lepas dari banuan berbagai pihak, baik berupa moral maupun maerial, secara langsung maupun idak langsung. Oleh karena iu dengan segala kerendahan hai penulis menyampaikan ungkapan erima kasih yang ulus kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Bambang Suopo, M.Com, Ak selaku Dekan Fakulas Ekonomi UNS sekaligus sebagai Pembimbing I yang elah memberikan ijin peneliian dan pemberian ilmunya baik akademis maupun non akademis. 2. Bapak Doddy Seiawan, S.E., M.Si., IMRI, Ak selaku Keua Program Magiser Akunansi Fakulas Ekonomi UNS sekaligus Pembimbing II yang elah memberikan ijin peneliian dan pemberian ilmunya baik akademis maupun non akademis. 3. Dr. Rahmawai, M.Si.,Ak., selaku Keua Tim Penguji esis yang elah memberikan arahan dan masukan kepada penulis. vi

7 4. Bapak dan Ibu saf pengajar Fakulas Ekonomi UNS, erima kasih aas segala bimbingan selama penulis menempuh sudi. 5. Kedua Orang Tua ku, aas segala perhaian, doa dan kasih sayang yang iada pernah puus, Semoga Allah SWT senaniasa mencurahkan rahma dan hidayah-nya kepada kalian, sera memberikan ampunan-nya di akhira kelak. 6. Suami dan anak ku, aas segala pengorbanan, perhaian, doa dan kasih sayang yang iada pernah puus, Semoga Allah SWT senaniasa mencurahkan rahma dan hidayah-nya kepada keluarga kecil kia, sera memberikan ampunan-nya di akhira kelak 7. Kepada semua pihak yang belum erulis yang elah membanu penulis selama masa kuliah dan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan esis ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya penulis mengharapkan saran dan kriik demi perbaikan ke depan. Semoga esis ini dapa memberikan manfaa kepada penulis khususnya dan umumnya kepada kia sekalian. Akhirnya kepada semua pihak yang sudah membanu penulis selama menjalani masa perkuliahan maupun selama penyusunan esis ini semoga mendapakan balasan dari Allah SWT. Amiin. Wassalamu alaikum Wr.Wb. Surakara, Juni 2009 Penulis vii

8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIATISME... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR LAMPIRAN... HALAMAN ABSTRAKSI... i ii iii iv v vi viii xii xiii xiv xv xvi BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang... B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Peneliian... D. Manfaa Peneliian... E. Sisemaika Penulisan viii

9 BAB II REVIU LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Reviu Lieraur Income smoohing Keinformaifan laba Reviu aas Fuure Earning Response Coefficien (FERC) Hubungan FERC dengan keinformaifan laba Hubungan income smoohing dengan keinformaifan laba... B. Reviu Peneliian Terdahulu dan Pengembangan Hipoesis... C. Kerangka Pikir Peneliian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Peneliian... B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... C. Daa dan Sumber Daa... D. Meode Analisis Daa Pengukuran income smoohing Pengukuran keinformaifan laba... a. Pengujian pendukung (suplemenary models) Earning persisence model Benchmark CKSS model... b. Pengujian uama (primary model)... c. Pengujian lanjuan (decompoiion model) Analisis regresi berganda ix

10 a. Pengujian normalias daa... b. Pengujian asumsi klasik Uji mulikolinearias Uji heerokedasisias Uji auokorelasi Pengujian hipoesis... a. Koefisien deerminasi (R 2 )... b. Uji signifikan simulan (Uji saisik F)... c. Uji signifikan parameer individual (Uji saisik ) BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daa Pengumpulan daa dan penenuan sampel Deskripsi saisik... B. Hasil Analisis Daa Pengujian normalias daa Pengujian asumsi klasik... a. Uji mulikolinearias... b. Uji heerokedasisias... c. Uji auokorelasi... C. Pengujian Hipoesis Model pendukung... a. Earnings persisence model x

11 b. Benchmark CKSS model Model uama Model lanjuan... D. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Simpulan... B. Keerbaasan... C. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Sampel Peneliian... Deskripsi Saisik Variabel Income Smoohing... Deskripsi Saisik Variabel Uama... Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov... Hasil Uji Mulikolinearias... Hasil Uji Glejser... Hasil Uji Auokorelasi... Hasil Pengujian Earning Persisance Model.. Hasil Pengujian Benchmark CKSS. Hasil Pengujian Uama Hasil Pengujian Decomposiion Earning Model xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Income Smoohing... Hubungan FERC dengan Keinformaifan Laba... Kerangka Pikir Peneliian... Halaman xiii

14 DAFTAR DIAGRAM Halaman Diagram 1. Uji Heerokedasisias xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Daa Perusahaan... Deskripif Saisik Pengujian Uama... Uji Auokorelasi dan Mulikolinearias... Uji Heeroskedasisias... Uji Normalias Daa... Pengujian Pendukung-Earning Persisence Model... Pengujian Pendukung-Bechmark CKSS Model... Pengujian Uama... Pengujian Lanjuan-Decompoiion Model xv

16 ABSTRACT THE EFFECT OF INCOME SMOOTHING ON THE EARNINGS INFORMATIVENESS SRI WAHYU AGUSTININGSIH S The objecive of his research is o obain empirical evidence relaed o he effec of income smoohing on he earnings informaiveness of manufacuring firms lised in Indonesia Sock Exchange (IDX) during period. Earnings informaiveness is measured using fuure earnings response coefficien (FERC) measuring he effec of curren sock reurn on he fuure earning. Populaion used in his research was all manufacuring firms lised in IDX during periods. Sample was seleced using purposive sampling by which i was obained 65 firms. The research used muliple regressions as analysis ool wih he aid of compuer sofware for saisic SPSS version Resul of he research shows ha daa were disribued normally for all variables. In he classic assumpion es, here is no auocorrelaion, muli colineariy and heeroskedasiciy endency. Using muliple regressions model, wo furher supplemen ess were done, main and advance es. Supplemen es using earning persisence model shows ha income smoohing may srenghen he persisence of earnings of a firm and in benchmark CKSS model i shows ha he informaion on he fuure earning may be described in he curren sock reurn. Resul of main es income smoohing ineracion in benchmark CKSS model shows ha income smoohing may lower informaivenes level of firm earnings. This resul is suppored by advance es using decomposiion model. From he resul of sudy i is concluded ha income smoohing significanly affecs earnings informaiveness. I is also suggesed ha fuure research on his opic prolong research period, enlarge research sample and differ sample ino cerain indusry caegory so ha i is found more in-dep and furher resuls. Keywords: income smoohing, earnings informaiveness, fuure earning response coefficien (FERC), earnings persisence model, benchmark CKSS model, decomposiion model. xvi

17 BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia mempunyai peranan yang pening dalam perekonomian, yaiu sebagai peranara anara pihak yang surplus dana (invesor) dan pihak yang memerlukan dana, sehingga akan saling melengkapi. Pasar modal diharapkan dalam kondisi yang efisien, yaiu suau kondisi yang memungkinkan informasi dapa diperoleh secara sama oleh iap invesor, sehingga diharapkan akan ercipa kondisi yang saling mengunungkan anara kedua belah pihak. Benuk peranggungjawaban pihak inernal perusahaan kepada pihak eksernal perusahaan adalah laporan keuangan, yang dapa digunakan sebagai pendukung dalam pengambilan kepuusan. Laba merupakan salah sau informasi yang erkandung di dalam laporan keuangan yang sanga pening bagi pihak inernal maupun eksernal. Informasi laba perusahaan dapa digunakan oleh pemakai laporan keuangan unuk menilai kinerja, memprediksi laba masa depan dan mengesimasi risiko invesasi aau kredi (Kirschenheier dan Melumad 2002). Begiu peningnya informasi laba, maka kualias laba dari suau perusahaan seharusnya menjadi pusa perhaian invesor dan krediur. Suopo (2007) menyaakan kualias laba melipui persisensi, predikabilias dan variabilias. Laba yang berkualias adalah laba yang persisen, yaiu laba yang xvii

18 berkelanjuan, lebih bersifa permanen dan idak ransiori. Semenara dalam kaiannya dengan predikabilias, laba yang berkualias adalah laba yang mempunyai kemampuan inggi dalam memprediksi laba. Berdasarkan variabilias, laba yang berkualias adalah laba yang mempunyai variabilias relaif rendah aau laba yang smooh. Selanjunya juga dikemukakan bahwa kualias laba bermanfaa unuk pengambilan kepuusan ekonomi, bisnis, aau invesasi. Menginga begiu peningnya kualias laba ersebu maka para invesor dan krediur seharusnya idak hanya meliha laporan keuangan perusahaan dengan berfokus pada laba perusahaan saja, anpa memperhaikan prosedur yang digunakan unuk menghasilkan informasi mengenai laba ersebu. Kondisi yang demikian ini menyebabkan para manajer perusahaan melakukan indakanindakan yang membua laporan keuangan menjadi baik, dengan ujuan menjaga kelangsungan hidup perusahaan, agar berjalan secara sabil yang berujuan menarik perhaian para invesor unuk berinvesasi. Generally acceped accouning principle (GAAP) aau Prinsip Akunansi yang Berlaku Umum (PABU) juga memberikan keleluasaaan bagi manajer unuk memilih meode akunansi yang akan digunakan dalam menyusun laporan keuangan (Veronica dan Bachiar 2003). Tindakan memodifikasi laporan keuangan ini disebu dengan earnings managemen. Teknik earnings managemen menuru Seiawai dan Na im (2000) dapa dilakukan dengan iga cara beriku ini. 1. Memanfaakan peluang unuk membua esimasi akunansi. xviii

19 Cara manajemen mempengaruhi laba melalui judgmen (perkiraan) erhadap esimasi akunansi anara lain esimasi ingka piuang ak eragih, esimasi kurun waku depresiasi akiva eap aau amorisasi akiva ak berwujud, esimasi biaya garansi, dan lain-lain. 2. Mengubah meode akunansi. Perubahan meode akunansi yang digunakan unuk mencaa suau ransaksi, sebagai conohnya anara lain, merubah meode depresiasi akiva eap, dari meode depresiasi angka ahun ke meode depresiasi garis lurus. Terkai dengan prinsip konsisensi, perubahan meode akunansi ini dapa dilakukan namun harus diungkapkan dalam caaan aas laporan keuangan. 3. Menggeser periode biaya aau pendapaan. Penggesaran periode biaya aau pendapaan, berkaian dengan rekayasa periode biaya aau pendapaan, sebagai conohnya anara lain, mempercepa/menunda pengeluaran unuk peneliian dan pengembangan sampai pada periode akunansi berikunya, mempercepa/menunda pengeluaran promosi sampai periode berikunya, mempercepa/menunda pengiriman produk ke pelanggan, mengaur saa penjualan akiva eap yang sudah ak dipakai. Assih dan Gudono (2000) menyebukan bahwa perhaian invesor seringkali hanya erpusa pada informasi laba yang diberikan oleh perusahaan bukan pada prosedur yang digunakan perusahaan unuk menghasilkan informasi laba ersebu, sehingga hal ini memberikan kesempaan bagi manajer unuk xix

20 melakukan indakan earnings managemen, salah saunya dengan cara income smoohing. Tindakan ini dilakukan oleh manajer dengan ujuan unuk mencipakan laba yang sabil, sehingga dapa mempengaruhi invesor erhadap penilaian kinerja perusahaan. Jika penilaian erhadap perusahaan baik, maka diharapkan harga saham dan reurn saham mengalami kenaikan. Pasar memiliki kecenderungan unuk bereaksi erhadap segala informasi yang berhubungan dengan perusahaan karena hal ersebu akan mempengaruhi nilai invesasi para invesor pada suau perusahaan. Pada dasarnya, indakan income smoohing diharapkan dapa memberikan pengaruh yang mengunungkan bagi nilai saham dan penilaian erhadap kinerja manajemen. Assih dan Gudono (2000), menguji reaksi pasar aas informasi laba memberikan buki empiris bahwa erdapa perbedaan reaksi pasar aas perusahaan yang melakukan income smoohing dengan yang idak melakukan. Reaksi pasar ersebu diunjukkan dengan kenaikan/penurunan erhadap harga saham. Perusahaan dengan ingka laba yang sabil mempunyai kecenderungan unuk mempunyai harga saham yang meningka dan sebaliknya, perusahaan dengan ingka laba yang idak sabil mempunyai kecenderungan unuk mengalami penurunan harga saham perusahaan. Dalam peneliian ini dikemukakan bahwa laba yang dilaporkan oleh perusahaan merupakan sinyal erhadap laba di masa yang akan daang (fuure earnings), sehingga dapa memprediksi laba perusahaan unuk masa yang akan daang. Tindakan income smoohing merupakan suau signaling echnique yang dimaksudkan unuk menyediakan sinyal yang dapa memprediksi laba masa yang akan daang secara lebih akura, sehingga indakan xx

21 income smoohing akan memberikan pengaruh yang mengunungkan bagi nilai saham perusahaan. Semenara Subeki (2005) memperoleh buki yang berbeda bahwa idak ada perbedaan dalam reaksi pasar erhadap perusahaan yang melakukan income smoohing dan yang idak melakukan income smoohing. Hal ini dapa disebabkan oleh perbedaan pengambilan periode peneliian, dimana Assih dan Gudono (2000) menggunakan periode , sebelum Indonesia mengalami krisis, semenara Subeki (2005) menggunakan periode , saa Indonesia mengalami dampak krisis. Perbedaan periode sebelum dan sesudah krisis ini sanga mungkin mempengaruhi hasil peneliian ersebu, karena pada periode ersebu reaksi pasar mungkin sanga erpengaruh dengan kondisi perekonomian saa iu. Peneliian lainnya mengenai reaksi pasar erhadap indakan income smoohing, dilakukan oleh Biner dan Dollan (1996) dengan menggunakan ala ukur Tobin s q. raio unuk mengukur reaksi pasar. Hasil peneliian menunjukkan bahwa pasar saham mengabaikan arificial smoohing dan real smoohing, namun sasaran umumnya lebih erhadap arge peraaan ersebu, yaiu ne income. Berbeda dengan peneliian Biner dan Dollan (1996) ersebu, Michelson e al. (1999) menyaakan perusahaan yang melakukan indakan income smoohing mempunyai raa-raa reurn yang lebih rendah dari perusahaan yang idak melakukan income smoohing, dan mempunyai bea lebih rendah dan nilai pasar akiva yang lebih inggi. Hal ini sesuai dengan hasil peneliian Samlawi (2000) yang menunjukkan bahwa reurn perusahaan yang melakukan indakan income xxi

22 smoohing lebih kecil daripada perusahaan idak melakukan indakan income smoohing. Peneliian selanjunya yang dilakukan oleh Khafid (2004) menyaakan jika reaksi pasar yang diukur dengan cumulaive abnormal reurn (CAR) menunjukkan reaksi aas diumumkannya laba pada periode pengamaan saa dilakukan pengumuman sampai dengan enam hari seelah pengumuman laba, disamping iu peneliian juga menunjukkan adanya perbedaan reaksi anara kelompok perusahaan yang melakukan indakan income smoohing dengan perusahaan idak melakukan indakan income smoohing. Income smoohing yang merupakan bagian dari earnings managemen, seringkali menimbulkan persepsi yang kurang baik dari publik. Tindakan ini banyak mengundang konroversi, di sau sisi earnings managemen merupakan indakan yang idak menyalahi perauran yang ada dan berlaku umum, seperi yang dikemukakan oleh Poll (2004 dalam Juniari dan Carolina 2005), bahwa he pracice of earnings managemen is faciliaed in he flexibiliy of GAAP as well as he many possible inerpreaions of some of he principles pu forward in GAAP. Semenara pada sisi lainnya, Solowy dan Breon (2000) mengemukakan bahwa earnings managemen merupakan suau benuk pemanipulasian akunansi. Hal ini juga dikemukakan oleh Wild e al. (2001 dalam dalam Juniari dan Carolina 2005) yang mengemukakan bahwa indakan earnings managemen merupakan inervensi yang dilakukan oleh manajemen dalam proses menenukan laba, yang biasanya berujuan unuk kepeningan para manajer sendiri. Menginga bahwa informasi yang berguna adalah relevan dan reliable, maka dengan adanya prakek earnings managemen, reliabilias akan ereduksi. xxii

23 Hal ini disebabkan karena dalam earnings managemen erdapa pembiasan pengukuran laba (dinaikkan aau diurunkan) aau melaporkan laba yang idak menggambarkan suau kondisi yang sebenarnya seperi yang dilaporkan. Tindakan earnings managemen erjadi karena adanya kesempaan yang dibaasi sandar akunansi, sehingga indakan ersebu bukanlah pelanggaran yang menuju ke arah pemanipulasian namun idak eruup kemungkinan bahwa indakan ini dilakukan unuk pemanipulasian. Berkaian dengan sisi informasi dari indakan income smoohing, Zarowin (2002) mengasosiasikan indakan income smoohing dengan harga saham suau perusahaan. Keinformaifan harga saham didefinisikan sebagai sejumlah informasi mengenai fuure earnings dan cash flow yang direfleksikan dalam curren period sock reurns. Hal ini diukur dengan menggunakan FERC melalui sebuah regresi dari curren sock reurn erhadap curren earnings dan fuure earnings. Hasil dari peneliian ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan ingka income smoohing yang lebih inggi mempunyai nilai lebih erhadap keinformaifan harga sahamnya, yang mengimplikasikan bahwa manajer menggunakan income smoohing unuk menungkapkan informasi mengenai fuure profiabiliy perusahaannya. Sejalan dengan peneliian ini maka peneliian selanjunya yang dilakukan Tucker dan Zarowin (2006) menunjukkan bahwa indakan income smoohing jusru bisa menjadi sisi informaif erhadap fuure earnings. Reaksi pasar saa ini dapa digunakan unuk memprediksi fuure earnings. xxiii

24 Paparan di aas menjadi moivasi dalam peneliian ini, penulis ingin menguji apakah income smoohing yang merupakan indakan yang masih menimbulkan pro dan konra ersebu dapa menjadi sisi informaif bagi para invesor. Peneliian ini berujuan unuk memperoleh buki empiris bahwa income smoohing dapa menjadi sisi informaif dari suau perusahaan. Tindakan income smoohing yang dilakukan oleh suau perusahaan akan menjadikan harga saham perusahaan menjadi lebih informaif dalam menggambarkan laba perusahaan di masa depan. FERC akan digunakan sebagai variabel pengukuran keinformaifan laba, sehingga diperoleh ekspekasi fuure earnings dari curren sock price. Peneliian ini berfokus pada pengukuran curren sock price dengan fuure earnings. Tucker dan Zarowin (2006) mengemukakan bahwa harga saham berhubungan posiif dengan berambahnya pengakuan discreionary accrual. Semenara iu, menuru Hun e al. (2000) income smoohing memperkua hubungan anara harga dan laba, peneliian ini berfokus pada hubungan anara harga dan informasi akunansi pada periode waku yang sama. Berbeda dengan peneliian Hun e al. (2000), peneliian yang dilakukan Tucker dan Zarowin (2006) berfokus pada hubungan anara curren sock price dan fuure earnings informaiveness, yang menghasilkan buki empiris bahwa perusahaan yang lebih banyak melakukan income smoohing maka laba di masa depan ercermin dari harga sahamnya saa ini daripada perusahaan yang lebih sediki melakukan income smoohing. Peneliian ini akan menguji apakah income smoohing akan menjadi sisi informaif aau jusru membua informasi yang disajikan menjadi bias. Hal ini xxiv

25 sanga berguna karena akan relevan digunakan dalam pengambilan kepuusan para calon invesor jika proyeksi ersebu dapa menunjukkan ingka akurasinya. Apabila peramalan laba ersebu akura, maka income smoohing mampu memprediksikan fuure earnings dan diharapkan dapa meningkakan nilai perusahaan. Peneliian ini merupakan replikasi dari peneliian yang dilakukan Tucker dan Zarowin (2006) dengan beberapa perbedaan seperi beriku ini. 1. Lokasi objek peneliian. Tucker dan Zarowin (2006) melakukan peneliian di perusahaan go public di Amerika semenara iu peneliian ini dilakukan di perusahaan manufakur yang go public di BEI dengan alasan hasil reviu yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa peneliian erkai income smoohing dan FERC yang dilakukan di Indonesia masih erbaas. 2. Periode peneliian. Tucker dan Zarowin (2006) menggunakan periode peneliian anara ahun 1998 sampai dengan ahun 2000, dengan pendeeksian yang dimulai 4 (empa) ahun sebelumnya, semenara iu peneliian ini menggunakan periode peneliian 2005 sampai 2007, dengan pendeeksian 4 (empa) ahun sebelumnya. Penulis memilih periode peneliian ersebu karena kondisi perekonomian pada periode peneliian ersebu relaif kondusif dan sabil, hal ini dapa diliha dari kurs rupiah erhadap US dollar yang cukup sabil, berkisar anara Rp.9.555,00 sampai Rp ,00 ( Kondisi xxv

26 ini juga mempengaruhi ingka suku bunga Bank Indonesia yang menjadi relaif sabil, sehingga dari kondisi yang demikian diharapkan dapa diperoleh daa sampel yang represenaif. 3. Sampel peneliian. Tucker dan Zarowin (2006) menggunakan sampel peneliian seluruh perusahaan diluar perusahaan jasa keuangan yang diambil dari daa Compusa 2004, semenara iu peneliian ini menggunakan sampel peneliian perusahaan manufakur yang erdafar di Bursa Efek Indonesia. Penulis memilih sampel perusahaan manufakur karena perusahaan manufakur merupakan indusri erbesar yang erdafar di Bursa Efek Indonesia. Alasan lainnya adalah unuk menghindari efek indusri karena masing-masing indusri memiliki karakerisik yang berbeda-beda. B. Rumusan Masalah Tanggapan erhadap dilakukannya indakan income smoohing masih erpecah, di sau sisi indakan ini dianggap merupakan indakan menyimpang dalam aspek manajerial dan dilakukan unuk ujuan pemenuhan kepeningan mereka sendiri, semenara di sisi yang lain menganggap bahwa indakan ini merupakan salah sau pilihan dari manajemen yang idak melanggar sandar akunansi. Peneliian Zarowin (2002) yang menelii mengenai income smoohing yang diasosiasikan dengan keinformaifan harga saham, memperoleh buki empiris bahwa perusahaan dengan ingka income smoohing yang lebih inggi xxvi

27 mempunyai nilai lebih erhadap keinformaifan harga sahamnya, hal ini mengimplikasikan bahwa manajer menggunakan income smoohing unuk mengungkapkan informasi mengenai fuure profiabiliy perusahaannya. Peneliian selanjunya yang dilakukan Tucker dan Zarowin (2006) juga memperoleh buki empiris bahwa income smoohing dapa menjadi sisi informaif dari suau perusahaan yang mana perusahaan yang lebih banyak melakukan income smoohing, maka fuure earnings dari perusahaan ersebu ercermin dari curren sock price. Dalam peneliian ini, pengukuran erhadap keinformaifan laba pada perusahaan-perusahaan yang melakukan indakan income smoohing, dilakukan dengan menggunakan Fuure Earnings Respons Coefficien (FERC), sehingga dari curren sock price ini akan diperoleh ekspekasi fuure earnings. Menyadari hal ini, maka sanga dimungkinkan bahwa manajemen perusahaan melakukan income smoohing unuk menarik mina invesor sehingga harga saham yang diawarkan memenuhi harapan perusahaan. Berdasarkan aas uraian ersebu di aas, maka permasalahan dalam peneliian ini adalah Apakah erdapa pengaruh income smoohing erhadap keinformaifan laba pada perusahaan manufakur yang erdafar di Bursa Efek Indonesia?. C. Tujuan Peneliian xxvii

28 Peneliian ini dilakukan dengan ujuan unuk memperoleh buki empiris pengaruh income smoohing erhadap keinformaifan laba pada perusahaan manufakur yang lising di BEI dalam kurun waku ahun D. Manfaa Peneliian Peneliian ini diharapkan dapa memperoleh buki empiris sehingga dapa memberikan manfaa bagi pihak-pihak seperi beriku ini. 1. Bagi invesor/ calon invesor. Menyediakan buki empiris erkai informasi income smoohing dan keinformaifan laba. Hal ini dapa diliha dari posisi curren sock price yang digunakan unuk memprediksi fuure earnings, sehingga dapa digunakan sebagai dasar pengambilan kepuusan dalam menanamkan modalnya pada perusahaan go public. 2. Bagi emien. Menyediakan buki empiris erkai informasi income smoohing dan keinformaifan laba sehingga dapa digunakan sebagai bahan perimbangan dalam pengambilan kepuusan, sehingga perusahaan akan mampu memperahankan invesasi para invesor unuk menjaga kelangsungan hidup perusahaannya. 3. Bagi BAPEPAM. xxviii

29 Hasil peneliian ini diharapkan memberikan masukan kepada pasar modal Indonesia, dalam hal ini BAPEPAM selaku pengelola pasar modal Indonesia, sehingga diharapkan dapa meningkakan perannya dalam melakukan pengawasan pada pasar modal. E. Sisemaika Penulisan Peneliian ini diulis dan dipaparkan dengan sisemaika penulisan sebagai beriku ini. BAB II : REVIU LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai injauan pusaka yang memberi penjelasan mengenai income smoohing, keinformaifan laba, reviu aas fuure earnings respose coefficien (FERC), hubungan FERC dengan keinformaifan laba, hubungan income smoohing dengan keinformaifan laba dan reviu peneliian erdahulu yang mendukung peneliian, dilanjukan kerangka pemikiran dan hipoesis peneliian. BAB III: METODA PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan ruang lingkup peneliian, populasi dan pemilihan sampel, pengumpulan daa dan pengukuran variabel, dan prosedur analisis yang erdiri aas analisis muliple regression. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN xxix

30 Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisis daa peneliian, pengujian hipoesis, dan inerpreasi daa. BAB V : PENUTUP Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan hasil peneliian, keerbaasan peneliian, dan saran bagi peneliian selanjunya. BAB II REVIU LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Reviu Lieraur 1. Income smoohing Income smoohing erkai era dengan konsep manajemen laba (earnings managemen). Penjelasan konsep earnings managemen, dengan pendekaan eori keagenan (agency heory), menyaakan bahwa prakik earnings managemen ini dipengaruhi oleh konflik kepeningan anara manajemen (agen) dan pemilik/invesor (principal) yang imbul keika semua pihak berusaha unuk mencapai aau memperahankan ingka kemakmuran yang dikehendakinya. Sco (2008) menyaakan bahwa perusahaan mempunyai banyak konrak, anara lain konrak kerja anara perusahaan dengan para manajernya dan konrak pinjaman anara perusahaan dengan krediurnya. Konrak kerja yang dimaksud dalam penulisan penulisan ini adalah konrak kerja anara invesor dan manajer perusahaan. xxx

31 Teori keagenan (agency heory) ini mengindikasikan adanya asimeri informasi yang erjadi keika manajer (agen) lebih mengeahui informasi inernal dan prospek perusahaan di masa yang akan daang dibandingkan invesor (principal). Informasi yang lebih banyak dimiliki oleh manajer dapa memicu unuk melakukan indakan-indakan sesuai dengan keinginan dan kepeningan unuk memaksimumkan ingka kemakmurannya, sedangkan bagi invesor, akan suli unuk mengonrol secara efekif indakan yang dilakukan oleh manajemen, karena hanya memiliki sediki informasi yang ada. Kondisi inilah yang menyebabkan adanya kebijakan-kebijakan erenu yang dilakukan oleh manajemen perusahaan anpa sepengeahuan pihak invesor. Kebijakan-kebijakan yang dimaksudkan adalah indakan-indakan yang berupa earnings managemen, yang salah sau polanya adalah berupa income smoohing. Alasan indakan income smoohing, menuru Hepworh (1953 dalam Subeki 2005) adalah sebagai beriku ini. 1. Mengurangi laba dan menaikkan biaya pada periode berjalan sehingga dapa mengurangi huang pajak. 2. Tindakan ini dapa meningkakan kepercayaan invesor, karena mendukung kesabilan laba dan kebijakan dividen sesuai keinginan. 3. Dapa memperera hubungan anara manajer dan karyawan, karena informasi laba yang meningka secara ajam akan memberi kemungkinan perminaan kenaikan gaji, sehingga indakan ini dapa menghindari perminaan kenaikan gaji oleh karyawan. xxxi

32 4. Tindakan ini mempunyai dampak psikologis pada perekonomian, dimana kemajuan dan kemunduran dapa dibandingkan dan gelombang opimisme dan pesimisme dapa diekan. Berkaian dengan ujuan dari indakan ersebu maka income smoohing biasanya dilakukan para manajer dengan ujuan unuk mengurangi flukuasi laba perusahaan. Hepworh (1953 dalam Tucker dan Zarowin 2006) memperoleh buki empiris bahwa para invesor dan krediur dari suau perusahaan akan merasa lebih percaya pada manajemen korporasi yang dapa melaporkan laba yang sabil, sehingga merupakan suau hal yang logis dan rasional bagi para manajer unuk mencoba meraakan laba dengan menggunakan peralaan akunansi. Hal yang sama juga dikemukakan Beidleman (1973 dalam Tucker dan Zarowin 2006), bahwa income smoohing merupakan usaha manajemen suau perusahaan unuk menurunkan berbagai variasi yang idak normal dalam labanya sampai sejauh mana diijinkan oleh prinsip akunansi dan manajemen. Mendukung pernyaaan di aas, Koch (1981) mendefinisikan bahwa income smoohing merupakan cara yang digunakan oleh manajemen unuk mengurangi flukuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan arge yang diinginkan baik secara arificial (arificial smoohing), maupun secara riil (real smoohing). Tindakan ini elah dianggap indakan umum yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Hal ini juga didukung Siegel dan Shim (1999) yang mengemukakan bahwa income smoohing merupakan suau benuk earnings managemen yang memperlihakan suau penampilan yang diinginkan manajemen, selain iu dalam peneliian mereka juga dikemukakan bahwa indakan xxxii

33 income smoohing idak mengandalkan pada pemalsuan aau penyimpangan, eapi lebih kepada peluang yang erdapa dalam Prinsip Akunansi Bererima Umum, ujuannya adalah unuk menekan ingka flukuasi laba seiap ahunnya dengan jalan mengalihkan income dari ahun yang baik ke ahun yang buruk. Alberch dan Richardson (1990) menyaakan bahwa erdapa iga pendekaan dalam sudi yang berkaian dengan income smoohing, yaiu sebagai beriku ini. a. Pendekaan klasik yang melibakan pengamaan aas hubungan anara pemilihan variabel income smoohing dan pengaruhnya pada laba yang dilaporkan. b. Pendekaan variabilias laba yang membedakan perilaku income smoohing buaan dan sesungguhnya. Jadi dalam pendekaan ini yang diperhaikan adalah variabilias dari obyek income smoohing. c. Pendekaan dual economy yang membagi sisem bisnis menjadi dua yaiu core dan peripheral. Berkaian dengan jenis income smoohing, menuru Eckel (1981) erdapa dua jenis income smoohing yaiu naurally smooh dan inenionally smooh. Aliran income smoohing yang alami (naurally income smoohing) secara sederhana mempunyai implikasi bahwa sifa proses perolehan laba iu sendiri yang menghasilkan suau aliran penghasilan aau laba yang raa. Berbeda dengan income smoohing secara alami, income smoohing yang disengaja (inenionally income smoohing) mengandung inervensi manajemen, dalam benuk ini erdapa 2 (dua) jenis indakan income smoohing, sebagai beriku ini. xxxiii

34 1. Arificial smoohing yaiu indakan income smoohing yang erjadi apabila manajemen mengaur saa pencaaan akunansi unuk menghasilkan aliran laba yang raa. 2. Real smoohing, yaiu indakan income smoohing yang erjadi apabila manajemen mengambil indakan unuk menggunakan ransaksi aau kejadian ekonomis dalam perusahaan sehingga menghasilkan aliran laba yang meraa. Gambar 1 Income Smoohing Smooh Income Sream Inenionaly Being Smoohing by Managemen Naurally Smoohing Arificial Smoohing Real Smoohing Sumber : Eckel (1981) Apabila indakan ini dikaikan dengan dampak erhadap harga saham maka indakan income smoohing dianggap uru andil di dalam memfasiliasi kenaikan harga saham (Ronen dan Sadan 1981 dalam Gran e al. 2008). Selain iu indakan income smoohing juga dilakukan unuk menghindari risiko, seperi yang dikemukakan oleh Fudenberg dan Tirole (1995) yang berpendapa mengenai xxxiv

35 indakan income smoohing yang mengasumsikan bahwa invesor adalah orang yang menolak risiko. Hal ini dapa diarikan bahwa laba perusahaan yang idak normal aau idak sabil memungkinkan invesor menganggap invesasinya akan memiliki risiko, sehingga akan mempengaruhi kepuusan invesor dalam mengambil kepuusan. Peneliian mengenai income smoohing pada umumnya menggunakan pengukuran berbasis akrual (accruals based measure) dalam mendeeksi ada idaknya indakan income smoohing ersebu. Salah sau kelebihan dari pendekaan akrual adalah pendekaan ersebu berpoensi unuk dapa mengungkap cara-cara unuk menurunkan aau menaikkan keunungan. Transaksi akrual adalah ransaksi yang idak mempengaruhi aliran kas masuk dan aliran kas keluar, seperi beriku ini. 1. Transaksi non discreionary Yaiu ransaksi yang dicaa dengan menggunakan meode erenu, aau manajemen diharapkan konsisen dalam menggunakan meode ersebu. Misalnya: meode depresiasi dan meode pencaaan persediaan. 2. Transaksi discreionary Yaiu ransaksi yang memungkinkan manajer unuk menenukan jumlah aau nilai ransaksi ersebu secara fleksibel. Misalnya: penenuan cadangan kerugian piuang, menggeser pendapaan masa depan ke pendapaan sekarang. Secara garis besar Healy (1985 dalam Gumani 2000) menyaakan bahwa menggunakan ransaksi discreionary accruals memungkinkan manajemen dapa me-manajemen laba. xxxv

36 2. Keinformaifan laba Teori sinyal (signaling heory) mengemukakan enang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen unuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapa berupa promosi aau informasi lain yang menyaakan bahwa perusahaan ersebu lebih baik daripada perusahaan lain. Hal ini berkaian dengan asimeri informasi yang erjadi karena pihak inernal memiliki lebih banyak informasi mengenai prospek masa depan suau perusahaan apabila dibandingkan dengan informasi yang diperoleh pihak eksernal. Kurangnya informasi ersebu menyebabkan invesor melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah unuk saham perusahaan. Permasalahan ini dapa diaasi dengan mengurangi asimeri informasi ersebu melalui pemberian sinyal pada pihak luar, oleh karena iu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada invesor. Sinyal yang diberikan dapa dilakukan melalui pengungkapan informasi akunansi seperi laporan keuangan. Wolk e al. (2000) mengemukakan bahwa sinyal-sinyal yang dapa diberikan oleh perusahaan salah saunya berupa xxxvi

37 informasi keuangan yang dapa dipercaya yang dapa mengurangi keidakpasian mengenai prospek perusahaan di masa yang akan daang. Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi invesor dan krediur unuk membua kepuusan invesasi, kredi dan kepuusan sejenis. Laba merupakan bagian dari laporan keuangan sehingga laba seharusnya juga berguna unuk kepuusan kredi. Laba dapa digunakan unuk menilai prospek perusahaan misalnya unuk (a) mengevaluasi performance manajemen, (b) memperkirakan earnings power, (c) memprediksikan laba yang akan daang aau (d) menilai risiko invesasi aau pinjaman pada perusahaan (SFAC No.1). Informasi mengenai perusahaan dapa diperoleh dari operasi suau perusahaan yang berjalan secara erus menerus sehingga memungkinkan perusahaan memiliki pengeahuan erenu mengenai fuure earnings pada saa perusahaan mengeahui curren sock price, sehingga dari kemampuan prediksi ini akan mempengaruhi reaksi pasar. Kemampuan prediksi erhadap fuure earnings ini diukur dari curren sock price, sehingga harga saham dapa merupakan sinyal erhadap fuure earnings. Hal demikianlah yang dengan disebu keinformaifan laba, yaiu perubahan dalam curren sock price menangkap perubahan harapan invesor erhadap fuure earnings. Tingka keinformaifan dalam peneliian ini dapa dapa diliha dari ingka signifikansi pengujian. Hasil pengujian dalam peneliian ini diharapkan akan dapa menunjukkan bahwa semakin inggi ingka income smoohing maka kinerja saham akan semakin naik aau sebaliknya semakin inggi ingka income xxxvii

38 smoohing maka kinerja saham akan semakin menurun. Tingka keinformaifan ini diukur dengan Fuure Earnings Response Coefficien (FERC) 3. Reviu aas Fuure Earnings Response Coefficien (FERC) Laba diyakini sebagai informasi uama yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan (Lev 1989). Peranyaan seberapa jauh kegunaan laba bagi para pengguna laporan keuangan menjadi hal yang pening baik bagi para penelii, prakisi, dan juga oorias pembua kebijakan. Banyak model equiy valuaion yang hanya menggunakan expeced earnings sebagai variabel eksplanaori (Lev 1989). Namun demikian, earnings iu sendiri memiliki keerbaasan yang mungkin dipengaruhi oleh asumsi perhiungan dan juga kemungkinan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, sehingga dibuuhkan informasi lain selain laba unuk memprediksi reurn saham perusahaan. Perubahan harga saham akiba perubahan laba seharusnya dipengaruhi juga oleh informasi yang dimiliki oleh invesor. Pengungkapan laporan keuangan mencerminkan proksi informasi publik yang dimiliki invesor, selain informasi lainnya. Beberapa penelii kemudian menggabungkan peneliian enang keinformaifan laba dengan Earnings Response Coefficien (ERC), yang merupakan benuk pengukuran kandungan informasi dalam laba. xxxviii

39 Pengerian Koefisien Respon Laba (Earnings Response Coefficien) menuru Cho dan Jung (1991) adalah efek seiap dolar unexpeced earnings erhadap reurn saham, dan biasanya diukur dengan slope koefisien dalam regresi abnormal reurns saham dan unexpeced earnings. Cho dan Jung (1991) mengklasifikasi pendekaan eoriis ERC menjadi dua kelompok yang erdiri dari beriku ini. 1. Model penilaian yang didasarkan pada informasi ekonomi (informaion economics based valuaion model) seperi dikembangkan oleh Holhausen dan Verrechia (1988 dalam Cho dan Jung 1991) dan Lev (1989) yang menunjukkan bahwa kekuaan respon invesor erhadap sinyal informasi laba (ERC) merupakan fungsi dari keidakpasian di masa mendaang. Semakin rendah kualias laba, semakin kecil ERC. 2. Model penilaian yang didasarkan pada ime series laba (ime series based valuaion model) seperi dikembangkan oleh Beaver e al. (1980). Berkaian dengan pengukuran keinformaifan laba dengan menggunakan ERC ini, Palupi (2006) mengemukakan bahwa erdapa fakor-fakor yang menjelaskan hubungan anara reurn saham dengan laba, adalah sebagai beriku ini. 1. PERSISTENSI LABA AKUNTANSI. Persisensi laba akunansi adalah revisi dalam laba akunansi yang diharapkan di masa depan (expeced fuure earnings) yang diimplikasi oleh laba akunansi ahun berjalan (curren earnings) (Pennman 2001). xxxix

40 Besarnya revisi ini menunjukkan ingka persisensi laba. Semakin persisen laba akunansi, semakin kua hubungan laba akunansi dengan abnormal reurn (semakin besar koefisien respon laba). 2. PREDIKTABILITAS LABA AKUNTANSI. Predikabilias laba akunansi merupakan kemampuan laba akunansi di masa lalu unuk memprediksi laba akunansi di masa yang akan daang, dan diunjukkan dalam variansi goncangan laba akunansi (variance of earnings shocks) dalam laba akunansi runun waku (Lipe 1990). Peningkaan kemampuan prediksi laba akunansi menyebabkan informasi laba akunansi berjalan menjadi lebih bermanfaa dalam memprediksi laba akunansi di masa mendaang sehingga invesor menggunakan informasi laba sekarang dalam pengambilan kepuusan invesasinya dan lebih sensiif erhadap informasi laba. Koefisien respon laba akunansi akan meningka, jika laba akunansi di masa lalu mempunyai kemampuan unuk memprediksi laba akunansi di masa depan. 3. KESEMPATAN BERTUMBUH (GROWTH OPPORTUNITIES). Penilaian pasar erhadap kemungkinan berumbuh suau perusahaan nampak dari harga saham yang erbenuk sebagai suau nilai ekspekasi erhadap manfaa masa depan yang akan diperolehnya. Pemegang saham akan memberi respon yang lebih besar kepada perusahaan dengan kemungkinan berumbuh yang inggi. Hal ini erjadi karena perusahaan yang mempunyai kemungkinan berumbuh yang inggi akan memberikan manfaa yang inggi di masa depan bagi invesor. xl

41 4. UKURAN PERUSAHAAN. Collins dan Kohari (1989) menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel ambahan dalam regresinya, mendapakan buki bahwa ukuran perusahaan idak memberikan ambahan kekuaan penjelas aas perbedaan koefisien respon laba. Semenara Shevlin dan Shores (1990 dalam Cho dan Jung 1991) memberikan penjelasan bahwa kemungkinan hal ini erjadi karena ukuran perusahaan memproksikan beberapa aspek sekaligus dalam hubungan laba dan reurn. 5. RISIKO KEGAGALAN PERUSAHAAN (DEFAULT RISK). Invesor sebagai pemilik perusahaan akan bereaksi aas seiap informasi yang dierimanya yang berkaian dengan perusahaan. Neralias invesor erhadap risiko adalah asumsi yang beralasan saa kemungkinan pay off yang dierima kecil, namun pada banyak kasus penghindaran risiko merupakan asumsi yang lebih realisis. Konsep penghindaran risiko (risk aversion) adalah pening bagi akunan karena ini berari invesor membuuhkan informasi yang berkaian dengan risiko sebagaimana expeced reurn (Sco 2008). Perusahaan dengan risiko inggi sekalipun bisa menjanjikan reurn yang inggi namun di sisi lain ingka keidakpasiannya juga inggi. Hal ini menyebabkan invesor akan berhaihai dalam mengambil kepuusan sehubungan dengan perusahaan dengan risiko inggi. Sikap hai-hai dapa menyebabkan invesor akan lebih lamba bahkan idak sama sekali bereaksi aas informasi laba perusahaan. xli

42 Akibanya besaran hubungan laba dan reurn saham perusahaan juga dipengaruhi oleh ingka risiko yang dimiliki oleh perusahaan. 6. Risiko Sisemaik Perusahaan. Invesor akan mengurangi ingka risiko yang dierimanya dengan memperimbangkan risiko spesifik suau perusahaan dalam kepuusan invesasinya. Sensiivias invesor erhadap informasi mengenai perusahaan berisiko kecil akan lebih besar karena perusahaan dengan risiko lebih kecil lebih dipercaya. Penggunaan ERC dalam peneliian mengenai keinformaifan laba dinilai berdasarkan kemampuan curren earnings dalam memprediksi fuure earnings dan hubungan anara reurn dan curren earnings. Pengaruh dari siklus bisnis operasi yang erus menerus ini, membua suau perusahaan mengeahui bahwa keika perusahaan merealisasi labanya di ahun berjalan, perusahaan harus mempunyai pengeahuan erenu mengenai fuure earnings. Perkembangan peneliian mengenai informasi yang ercermin dalam perubahan harga saham, yang dikumpulkan dengan informasi sumber lain aas sinyal publik, sehingga perubahan dalam curren reurn menangkap perubahan ekpekasi invesor aas fuure earnings. Kekuaan hubungan ini selanjunya akan diukur dengan Fuure Earnings Response Coefficien (FERC) (Tucker dan Zarowin 2006). CKSS (Collins Kohari Shanken Sloan), sebuah pendekaan baru yang dikembangkan oleh Collin e al. (1994), mengemukakan bahwa kurangnya keepaan waku merupakan implikasi erhadap variabel fuure earnings yang xlii

43 dihilangkan dari hubungan price-earnings. Dalam peneliian ini, dengan mengasumsikan efisiensi informasi harga saham, pendekaan CKSS menguji banyaknya informasi mengenai fuure earnings ercermin dalam perubahan curren earnings. Pendekaan ini digunakan unuk mengesimasi hubungan langsung anara fuure earnings dan curren earnings sera pas earnings dengan dua alasan. Perama, walaupun laba yang direalisasi seringkali digunakan unuk memprediksi secara langsung fuure earnings, namun informasi laba juga dapa secara idak langsung digunakan invesor dalam memprediksi laba keika invesor mengkombinasikannya dengan informasi dari sumber yang lain, dengan menggunakan harga saham, yang menggabungkan semua informasi yang ersedia di publik, pendekaan CKSS memperimbangkan peran langsung maupun idak langsung dari laba yang direalisasi. Kedua, perubahan dalam fuure earnings yang diharapkan dapa erganung dari kejadian yang idak mempunyai pengaruh pada curren earnings. Informasi seperi iu idak akan diangkap oleh curren earnings, eapi akan diampung dalam curren sock price. Fuure Earnings Response Coefficien (FERC) diperoleh dengan cara meregresikan reurn saham saa ini dengan fuure earnings seelah dilakukan konrol erhadap curren earnings dan pas earnings, dan juga fuure earnings. FERC merupakan sebuah model yang dikembangkan oleh Eredge (2005) dalam menguji pengaruh keikuseraan analis aau kepemilikan oleh insiusi pada keinformaifan harga saham aas fuure earnings, khususnya pada pelaporan segmen semenara oleh Tucker dan Zarowin (2006) digunakan unuk menguji income smoohing (Choi dan Jung 2007). xliii

44 Peneliian ini menggunakan proksi FERC sebagai ukuran keinformaifan laba. Penggunaan proksi FERC ersebu didasarkan pada alasan bahwa FERC mempunyai kemampuan unuk dapa merefleksikan persisensi dan predikabilias laba yang lebih baik dibanding dengan proksi keinformaifan laba yang lain, seperi ERC. Dengan demikian, diharapkan harga saham saa ini (curren sock price) mampu unuk merefleksikan dan memprediksi laba masa depan (fuure earnings). 4. Hubungan FERC dengan keinformaifan laba Keinformaifan laba akan diukur dengan dengan Fuure Earnings Respons Coefficien (FERC) (Tucker dan Zarowin, 2006). Hubungan anara Fuure Earnings Respons Coefficien (FERC) dan keinformaifan laba ini akan digambarkan sebagai beriku ini. Gambar 2 Hubungan FERC dengan Keinformaifan Laba xliv

45 Perusahaan manufakur Laba masa lalu (pas earnings) Laba saa ini (curren earnings) Laba masa depan yang dianisipasi (fuure earnings) Perusahaan melaporkan laba saa ini sehingga laba menjadi raa erus-menerus fuure earning yang dikeahui pada proses pelaporan laba saa ini Informasi ersebu kemudian digabungkan dengan harga saham dan informasi lain Perubahan harga saham Hubungan ini diukur dengan FERC Sumber : Tucker dan Zarowin (2001) 5. Hubungan income smoohing dengan keinformaifan laba Income smoohing yang merupakan bagian dari earnings managemen, seringkali menimbulkan persepsi yang kurang baik dari publik, walaupun demikian peneliian Zarowin (2002) menemukan buki empiris bahwa perusahaan dengan income smoohing yang lebih besar mempunyai koefisien yang lebih inggi pada ingka laba dan cash flow, kondisi ini mengimplikasikan bahwa smoohing diasosiasikan pada keinformaifan harga saham. Peneliian ersebu kemudian diperkua oleh Tucker dan Zarowin (2006) yang mengemukakan bahwa xlv

46 perusahaan yang lebih banyak melakukan income smoohing maka fuure earnings ercermin dari curren sock price daripada perusahaan yang sediki melakukan income smoohing. Income smoohing akan mampu meningkakan keinformaifan laba apabila manajer mengkomunikasikan penilaiannya erhadap laba di masa yang akan daang, eapi di lain pihak hal ini juga dapa menimbulkan bias apabila manajer dengan sengaja mengubah angka-angka laba. B. Reviu Peneliian Terdahulu dan Pengembangan Hipoesis Tujuan uama dari pelaporan laba adalah unuk memberikan informasi yang berguna bagi pihak inernal maupun eksernal perusahaan. Laporan ahunan adalah salah sau media yang digunakan oleh perusahaan unuk berkomunikasi langsung dengan para invesor. Pengungkapan informasi dalam laporan ahunan yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan dapa mengurangi asimeri informasi dan juga mengurangi agency problems (Healy 2001). Seperi elah dikemukakan di aas bahwa dalam kaiannya dengan kualias laba yang diinformasikan, maka Penman (2001) mengemukakan bahwa kualias laba merupakan pusa perhaian bagi para invesor sera pihak-pihak erkai lainnya. Laba yang berkualias adalah laba yang dapa mencerminkan kelanjuan laba di masa yang akan daang, yang dienukan oleh komponen akrual dan arus kasnya. Nasser dan Herlina (2003) menyaakan bahwa informasi laba pada umumnya merupakan perhaian uama dalam menaksir kinerja aau xlvi

47 peranggungjawaban manajemen selain iu informasi laba juga membanu pihak manajemen perusahaan aau pihak lain dalam menaksir earnings power. Rochayani dan Seiawan (2004) yang menelii mengenai pengaruh informasi akunansi erhadap abnormal reurn dan keepaan ramalan laba, menemukan buki empiris bahwa informasi prospecus seperi inerval waku peramalan laba, repuasi audior dan penjamin emisi, ingka leverage, proporsi saham yang diahan pemegang saham lama, dan jenis indusri secara serenak berpengaruh erhadap keepaan ramalan laba dalam prospecus IPO. Menginga beapa peningnya informasi laba bagi para invesor, maka hal ini mendorong manajemen unuk mengelola laba dengan indakan income smoohing. Gordon (1964) mengemukakan bahwa manajemen melakukan indakan income smoohing karena kepercayaan para invesor erhadap penanaman invesasinya akan naik seiring sabilias laba suau perusahaan. Hal ini juga diperkua dalam peneliian yang dilakukan oleh Ashari e al. (1994) yang mengemukakan bahwa laba operasi perusahaan merupakan sasaran umum yang digunakan unuk melakukan prakik income smoohing, sera indakan ini cenderung dilakukan oleh perusahaan yang profiabiliasnya rendah dan perusahaan dalam indusri yang lebih berisiko. Peneliian-peneliian mengenai adanya hubungan indakan income smoohing dengan harga saham elah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam sera penggunaan komponen pengukuran yang juga berbeda-beda. Peneliian di Indonesia mengenai indakan income smoohing dalam hubungannya dengan nilai perusahaan yang akan berpengaruh erhadap harga saham, seperi xlvii

48 juga elah disebukan di aas, anara lain dilakukan oleh Ilmainir (1993) yang menemukan buki empiris bahwa indakan income smoohing dilakukan karena adanya dorongan erhadap kenaikan nilai perusahaan, perbedaan laba akual dengan laba normal, dan pengaruh perubahan kebijakan akunansi erhadap laba. Assih dan Gudono (2000) dan Khafid (2004), menyaakan bahwa erdapa perdaan reaksi pasar anara perusahaan yang melakukan income smoohing dengan yang idak melakukan, dan peneliian ini idak konsisen yang dilakukan Subeki (2005). Semenara iu Syafri (2004) menyaakan bahwa income smoohing merupakan upaya manajemen unuk mensabilkan laba, seperi yang disebukan dalam eori Efficiency Marke Hypohesis dimana informasi dapa mempengaruhi pasar modal. Salah sau informasi yang disampaikan perusahaan kepada invesor dianaranya adalah laporan keuangan, sehingga hal ini mendorong manajemen melakukan hal-hal yang mengubah laporan laba rugi unuk kepeningan pribadi, seperi memperahankan jabaan. Peneliian-peneliian yang dilakukan lainnya mengenai income smoohing yang berkaian dengan reaksi pasar, anara lain dilakukan oleh Ronen dan Sadan (1981 dalam Gran e al. 2008) yang mengemukakan bahwa indakan income smoohing dilakukan unuk memfasiliasi kenaikan harga saham perusahaan, semenara iu Michelson e al. (1999) mengemukakan bahwa perusahaan yang meraakan laba memiliki raa-raa reurn ahunan yang lebih rendah dibandingkan dengan yang idak melakukan peraaan laba. Selain iu, peneliian ini juga menunjukkan bahwa perusahaan yang meraakan laba memiliki bea yang lebih xlviii

49 rendah dan nilai pasar ekuias yang lebih inggi dibandingkan dengan yang idak meraakan laba. Peneliian mengenai income smoohing dalam kaiannya dengan keinformaifan laba, dilakukan oleh Wang dan William (1994) yang menjelaskan erdapanya perenangan mengenai meningkanya nilai informasi yang disebabkan prakik income smoohing. Hasil sudi ini mengindikasikan bahwa besaran income smoohing akan mempengaruhi pasar dan juga bagi perusahaan sera peraaan yang dilakukan secara berseri dirasa sebagai hal yang cukup beresiko. Peneliian yang dilakukan Subramanyam (1996) menunjukkan bahwa discreionary accruals direspon oleh pasar saham. Selain iu peneliian ini dapa membukikan bahwa erdapa penilaian manipulasi laba secara oporunisik pada pasar yang idak efisien. Peneliian ini menyaakan bahwa indakan income smoohing dapa memperbaiki persisensi dan predikabilias laba, sera memberikan informasi mengenai nilai profiabilias perusahaan. Hun e al. (2000) yang menguji hubungan anara earnings volailiy, earnings managemen dan equiy value, mengindikasikan bahwa ingka laba yang lebih diraakan diasosiasikan dengan nilai pasar saham yang lebih inggi. Peneliian ini konsisen dengan peneliian Subramanyam (1996), dengan menggunakan design berbeda yang mendukung sinyal informasi erhadap manajemen discreionary accruals. Secara umum peneliian ini menunjukkan bahwa discreionary smoohing meningkakan keinformaifan, jika dikorelasikan dengan harga pada periode yang sama. xlix

50 Berbeda dengan kedua peneliian sebelumnya, yang dilakukan Subramanyam (1996) dan Hun e al. (2000), maka peneliian dengan fokus hubungan curren periode sock reurn dengan fuure informaion, dilakukan oleh Zarowin (2002) yang mengemukakan bahwa perusahaan dengan ingka income smoohing yang lebih inggi akan mempunyai koefisien yang lebih inggi juga pada laba dan cash flow. Hal ini mengindikasikan bahwa ingka smoohing diasosiasikan lebih unuk informasi harga saham. Peneliian ersebu kemudian diperkua lagi oleh Tucker dan Zarowin (2006), yang memberikan buki bahwa perusahaan yang lebih banyak melakukan income smoohing maka fuure earnings ercermin dari curren sock reurn daripada perusahaan yang sediki melakukan income smoohing, sehingga harga saham mengandung informasi yang lebih mengenai fuure earnings keika suau perusahaan melakukan income smoohing. Peneliian yang dilakukan Tucker dan Zarowin (2006) ini berfokus pada hubungan anara reurn dan sisi informasi akunansi di masa depan, yang menghasilkan bahwa perusahaan yang lebih banyak melakukan income smoohing maka laba di masa depan ercermin dari harga saham saa ini daripada perusahaan yang sediki melakukan income smoohing. Informasi yang berkaian dengan segala hal yang dapa memprediksi masa mendaang dari suau perusahaan, akan relevan digunakan dalam pengambilan kepuusan bagi para invesor, jika proyeksi ersebu dapa menunjukkan ingka keepaannya. Dengan ingka keepaan peramalan laba ersebu, maka hal iu dapa menimbulkan sisi informaif laba suau perusahaan. Aas dasar buki-buki l

51 empiris ersebu di aas, maka hipoesis yang diajukan dalam peneliian ini dapa dinyaakan seperi beriku ini. H 1 : erdapa pengaruh income smoohing erhadap keinformaifan laba C. Kerangka Pikir Peneliian Peneliian ini akan menguji pada hubungan income smoohing dengan keinformaifan laba pada perusahaan manufakur yang lising di Bursa Efek Indonesia, dengan pendeeksian income smoohing kemudian dilakukan pengujian erhadap keinformaifan laba. Kerangka pikir dalam peneliian ini dapa diunjukkan sebagai beriku ini. Gambar 3 Kerangka Pikir Peneliian li

52 Income Smoohing ( periode -4 ) Pelaporan Laba Perusahaan yang erindikasi melakukan indakan income smoohing (periode ) Proyeksi Laba (periode +2) Harga saham (periode ) BAB III METODA PENELITIAN lii

53 A. Desain Peneliian Peneliian ini merupakan peneliian yang menggunakan daa sekunder. Peneliian ini merupakan pengujian hipoesis (hypohesis esing) yang menguji hipoesis yang elah dirumuskan di awal. Peneliian ini merupakan peneliian poled yang merupakan gabungan dari imes series dan cross secion. Time series merupakan peneliian yang menggunakan sau dimensi waku peneliian, semenara cross secion adalah peneliian yang menggunakan beberapa objek peneliian. B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh laporan keuangan perusahaan manufakur yang erdafar di Bursa Efek Indonesia selama kurun waku , yang dipublikasikan melalui websie Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada peneliian ini menggunakan purposive sampling, yaiu pengambilan sampel dengan menggunakan krieria-krieria yang dienukan berdasarkan kebijakan dari penelii. Peneliian ini menggunakan krieria pengambilan sampel seperi beriku ini. 1. Laporan keuangan perusahaan manufakur yang erdafar di Bursa Efek Indonesia yang dierbikan pada ahun dan dipublikasikan liii

54 dalam websie 2. Laporan keuangan perusahaan manufakur yang mencanumkan seluruh daa dan informasi yang dibuuhkan dalam pengukuran variabel dan analisis daa unuk pengujian hipoesis dalam peneliian. 3. Laporan keuangan perusahaan manufakur yang erindikasi menggunakan income smoohing, dalam kurun waku pengamaan C. Daa dan Sumber Daa Peneliian ini menggunakan daa sekunder (secondary daa), yaiu eknik pengumpulan daa yang dapa digunakan adalah eknik pengumpulan daa dari basis daa (Harono 2004). Daa sekunder ersebu erdiri dari laporan keuangan perusahaan manufakur yang erdafar di Bursa Efek Indonesia ahun yang elah diaudi dan dipublikasikan. Daa yang dibuuhkan dikumpulkan dengan menggunakan meode dokumenasi melalui websie resmi dari Badan Pelaksana Dan Pengawasan Pasar Modal Dan Bursa Efek Indonesia yaiu dan media lain yang menyediakan daa erkai dan dibuuhkan dalam peneliian ini. D. Meode Analisis Daa liv

55 1. Pengukuran income smoohing Seperi peneliian yang dilakukan Tucker dan Zarowin (2006) maka unuk mengesimasi discreionary accruals, digunakan versi cross-secional dari Jones, yang elah dimodifikasi Kohari (2005). ROA diambahkan sebagai variabel konrol karena pada peneliian sebelumnya diemukan kelemahan. Toal akrual dapa dihiung dengan rumus sebagai beriku ini. Accruals = a ) - + bdsales ( 1/ ToalA 1 + cppe + droa + e (1) Dengan menggunakan koefisien regresi di aas, nilai non discreionary accruals (NDA) dan discreionary accruals(dap) dihiung sebagai beriku ini. Accruals = DAP + NDA ( a ( 1/ ToalA 1 + bdsales + cppe + droa) NDA Accruals = ) - + DAP = Accruals - NDA Keerangan. Accruals DAP NDA A ΔSales = oal akrual = discreionary accruals = non discreionary accruals = asses = perubahan penjualan PPE (propery, plan, equipmen) = oal akiva eap koor ROA (reurn on asses) yang diambahkan sebagai variabel konrol. lv

56 Dari regresi ersebu diperoleh angka discreionary accruals (DAP), kemudian dihiung pre-discreionary income (PDI) yang diperoleh dari ne income dikurangi dicreionary accruals (PDI=NI-DAP). Income smoohing merupakan korelasi dari perubahan discreionary accruals dengan perubahan prediscreionary income, Corr (ΔDAP,ΔPDI). 2. Pengukuran keinformaifan laba Pengujian erhadap keinformaifan laba ini, perama dilakukan dengan menggunakan radiional earnings persisence model kemudian dilakukan pengujian dengan menggunakan benchmark CKSS model. Berdasarkan kedua pengujian ini, maka dengan menggunakan kerangka benchmark CKSS model diambahkan dengan memasukkan ineraksi income smoohing maka diperoleh model pengujian uama (primary model) dalam peneliian ini. a. Pengujian pendukung (suplemenary models) 1. Earnings persisence model Dalam model ini, apabila income smoohing dianggap dapa memperbaiki sisi informasi laba, maka hal ini harus dikuakan melalui hubungan anara fuure earnings dan curren earnings. Unuk menunjukkan hal ersebu, penulis mengesimasikan hubungan anara fuure earnings dan curren earnings dalam regresi beriku ini. lvi

57 EPS 2 = a0 + a1eps + a2is + a3is * EPS + e (2) EPS merupakan EPS unuk ahun fiskal dan EPS 2 merupakan jumlah dari EPS dalam ahun fiskal +1 sampai dengan +2, keduanya idak dikosongkan. Hal yang diperhaikan adalah koefisien pada IS *EPS, yang seharusnya posiif apabila income smoohing menguakan hubungan anara curren earnings dan fuure earnings. 2. Benchmark CKSS model Kerangka model CKSS yang elah dikemukakan oleh Collin e al. (1994), hubungan anara reurn dan earnings dapa digambarkan sebagai beriku ini. R 2 = 0 + b1ux + g kde ( X + k k= 1 a å ) + e Harapan laba para invesor idak dapa diobservasi, maka dari iu implemenasinya diperlukan penggunaan proxy. CKSS menggunakan laporan laba unuk ahun -1 sebagai proxy unuk komponen ekspekasi dari UX, unuk ΔE (X r+k ), CKSS menggunakan realized earnings unuk ahun +k sebagai proxy unuk ekspekasi yang dibenuk pada akhir ahun, dan menggunakan pas earnings (laba yang elah lalu) unuk membenuk sebuah ekspekasi pada awal ahun. Unuk mengurangi kesalahan ukuran dalam penggunaan realized earnings (ahun +k) unuk expeced earnings (ekspekasi dibenuk pada akhir ahun ), CKSS menggunakan fuure lvii

58 reurn. Logikanya adalah jika realized earnings lebih inggi (lebih rendah) daripada ekspekasi, harga saham seharusnya meningka (urun) sesuai dengan ahun +1 ke +k. Korelasi posiif ini menyebabkan sebuah muaan negaif pada fuure reurn variable dalam regresi. CKSS menggunakan perubahan earnings sebagai variabel independen, dengan asumsi bahwa annual earnings mengikui random walk. Lundholm dan Myers (2002) menggunakan ingka pas, curren dan fuure earnings unuk menyediakan benuk yang lebih general dari suau model earnings expecaions. Unuk meningkakan kekuaan pengujian, maka dikombinasikan dua fuure years earnings ke dalam variable X 2 dan dua fuure years reurns dalam R 2. Sebagai hasilnya kia implemenasikan pendekaan CKSS dengan regresi seperi beriku ini. R = b0 + b1 X -1 + b2 X + b3 X 2 + b4r 2 + e (3) Dalam model regresi ersebu, X -1 dan X adalah earnings per share (EPS) unuk Tahun -1 dan, secara beruru-uru, dan X 2 adalah jumlah dari EPS unuk Tahun +1 ke +2, dibagi dengan harga saham pada awal Tahun. R 2 adalah kumpulan reurn saham dalam Tahun +1 ke +2 yang digabungkan secara ahunan. Koefisien pada laba yang elah lalu (b 1 ) diprediksikan negaif, ERC (b 2 ) diprediksikan menjadi posiif, FERC (b 3 ) diprediksikan menjadi posiif dan koefisien pada fuure reurn (b 4 ) diprediksikan negaif. lviii

59 b. Pengujian uama (primary model) Primary model merupakan pengujian uama dalam peneliian ini, hal ini unuk menjawab peranyaan dalam peneliian ini, maka dari iu penulis memperluas regresi di bawah ini dengan menambahkan ukuran income smoohing dan ineraksinya dengan variabel independen. Regresi di bawah ini merupakan model empiris uama dalam peneliian, yaiu seperi beriku ini. R = b 0 + b1 X -1 + b2 X + b3 X 2 + b4r 2 + b5 IS + b6 IS * X -1 + b IS * X 7 + b IS * X b IS * R 9 2 +e (4) Jika dominasi pengaruh erhadap income smoohing adalah unuk menyampaikan informasi mengenai fuure earnings, maka koefisien pada IS *X 2 seharusnya posiif. Jika pengaruh manipulasi income smoohing mendominasi, maka laba menjadi kurang informaif dan dengan demikian koefisien yang diekspekasikan menjadi negaif. c. Pengujian lanjuan (decomposiion earnings model) Dalam pengujian ini model yang digunakan diperluas unuk menguji income smoohing memberi informasi lebih mengenai fuure cash flow yang digabungkan dengan curren sock price. Dalam pengujian ini komposisi laba dibagi ke dalam cash flow (CFO) dan accruals (ACC). Kunci erpeningnya adalah ineraksi anara income smoohing dan fuure cash flow (IS *CFO 2 ), lix

60 jika income smoohing memperkua keinformaifan laba maka koefisien b 11, seharusnya posiif, namun jika income smoohing merusak informasi ersebu maka b 11 negaif. R = b + b CFO 0 b R b IS * ACC b CFO+ b CFO b ACC + b IS + b IS * CFO + b IS * CFO+ b IS * CFO + (5) b IS * ACC + b IS * ACC + b IS * R +e b ACC + b ACC Analisis regresi berganda Pengujian dilakukan dengan regresi berganda, syara unuk bisa menggunakan persamaan regresi ini erlebih dahulu dilakukan beberapa pengujian erkai dengan daa yang dapa diuraikan seperi beriku ini. a. Pengujian normalias daa Menuru Ghozali (2007) uji normalias daa dilakukan dengan ujuan unuk mengeahui apakah sampel yang diambil elah memenuhi krieria sebaran aau disribusi normal. Salah sau cara agar daa dapa berdisribusi normal adalah dengan menggunakan lewa pengamaan nilai residual. Cara lain dengan meliha disribusi dan variabel-variabel yang akan dielii. Walaupun normalias suau variabel idak selalu diperlukan dalam analisis akan eapi hasil uji saisik akan lebih baik jika semua variabel berdisribusi normal. Unuk mendeeksi normalias daa dapa juga menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Dengan uji ini dapa dikeahui apakah disribusi nilai- lx

61 nilai sampel yang eramai erdisribusi normal. Krieria pengujian dengan dua arah (wo-ailed es) yaiu dengan membandingkan probabilias dengan ingka signifikansi 0,05 jika p > 0,05 maka daa erdisribusi normal. b. Pengujian asumsi klasik Unuk menguji kesalahan model regresi yang digunakan dalam peneliian, maka harus dilakukan pengujian asumsi klasik pada mulikolinearias, auokorelasi, heeroskedasisias. 1. Uji mulikolinierias Uji mulikolinierias berujuan unuk menguji apakah dalam model regresi diemukan adanya korelasi anar variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini idak orogonal. Variabel orogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi anar sesama variabel independen yang lainnya sama dengan nol. Uji mulikolinierias dilakukan dengan meliha olerance value dan valueinflaing facor (VIF). Nilai yang umum dipakai adalah olerance value 0,10 dan VIF lebih kecil dari Uji heeroskedasisias Uji heeroskedasisias berujuan unuk menguji apakah dalam model regresi erjadi keidaksamaan variance dari sau pengamaan ke pengamaan yang lain. Unuk mendeeksi ada idaknya heeroskedasisias, dalam peneliian ini menggunakan Uji Glejser. Apabila nilai signifikansi > lxi

62 0,05 maka erjadi homoskedasisias dan ini yang seharusnya erjadi, namun jika sebaliknya nilai signifikansi < 0,05 maka erdapa heeroskedasias. 3. Uji auokorelasi Auokorelasi muncul karena observasi yang beruruan sepanjang waku berkaian sau sama lain. Masalah ini imbul karena residual idak bebas dari sau observasi ke observasi lainnya. Salah sau cara unuk mendeeksi ada idaknya auokorelasi adalah dengan uji Durbin-Wason (DW-Tes). Apabila erjadi gejala auokorelasi pada model regresi, maka salah sau cara unuk mendeeksi ada idaknya auokorelasi adalah dengan Run Tes. Menuru Ghozali (2007) Run Tes sebagai bagian dari saisik nonparamerik dapa pula digunakan unuk menguji apakah anar residual erdapa korelasi yang inggi. Jika anar residual idak erdapa hubungan korelasi maka dikaakan bahwa residual adalah acak aau random. Run Tes digunakan unuk meliha apakah daa residual erjadi secara random aau idak (sisemais). 4. Pengujian hipoesis Pengujian hipoesis dilakukan unuk mengeahui pengaruh variabel independen erhadap variabel dependen dengan ingka signifikansi yang masih bisa dioleransi dieapkan 0,001 (α=1%), 0,05 (α = 5%) aau 0,10 (α = 10%). lxii

63 a. Koefisien deerminasi (R 2 ) Koefisien deerminasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapa menjelaskan variabel dependennya. Nilai koefisien deerminasi (R 2 ) diliha pada hasil pengujian regresi berganda unuk variabel independen dan variabel dependen dengan banuan program SPSS versi Kelemahan mendasar penggunaan koefisien deerminasi adalah bias erhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Seiap ambahan sau variabel independen, maka R 2 pasi meningka idak peduli apakah variabel ersebu berpengaruh signifikan erhadap variabel dependen. Sehingga dalam peneliian ini digunakan nilai adjused R 2 unuk menilai model regresi, karena nilai adjused R 2 dapa naik aau urun apabila sau variabel independen diambahkan ke dalam model. b. Uji signifikansi simulan (Uji Saisik F) Uji saisik F digunakan unuk menunjukkan bahwa semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama erhadap variabel dependen. Uji saisik F dalam peneliian ini menggunakan ingka signifikansi 5%. c. Uji signifikan parameer individual (Uji Saisik ) Uji saisik merupakan pengujian masing-masing variabel independen yang dilakukan unuk meliha apakah masing-masing variabel independen lxiii

64 berpengaruh secara signifikan erhadap variabel dependen. Uji saisik dalam peneliian ini menggunakan ingka signifikansi 1%, 5% dan 10%. 1. Jika p > α, maka H 0 dierima, variabel bebas secara individu idak berpengaruh erhadap variabel erika. 2. Jika p < α, maka H 0 diolak, variabel bebas secara individu berpengaruh erhadap variabel erika. lxiv

65 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daa 1. Pengumpulan daa dan penenuan sampel Tujuan peneliian ini unuk memperoleh buki empiris pengaruh income smoohing erhadap keinformaifan laba pada perusahaan-perusahaan manufakur yang erdafar di Bursa Efek Indonesia. Dalam peneliian ini periode pengamaan yang digunakan yaiu mulai ahun 2000 sampai dengan Periode pengamaan dibagi menjadi 2 (dua) yaiu, periode yang merupakan periode pengamaan unuk pendeeksian income smoohing dan periode yang merupakan periode pengukuran ingka keinformaifan laba. Populasi yang dielii dalam peneliian ini adalah seluruh perusahaan manufakur selama ujuh periode waku, yaiu ahun yang erdafar di BEI sera menerbikan laporan keuangan secara lengkap dan dipublikasikan di Kemudian, aas populasi ersebu diambil sampel peneliian berdasarkan krieria pengambilan sampel yang elah dipaparkan pada bab sebelumnya. Adapun hasil pengambilan sampel dalam peneliian ini dapa disajikan pada abel di bawah ini. lxv

66 Tabel 1 Sampel Peneliian Keerangan 1 Emien kelompok indusri manufakur di Bursa Efek Indonesia yang ercaa dari ahun 2000 sampai dengan Perusahaan yang idak secara erus menerus menerbikan laporan keuangan selama periode Perusahaan yang idak erindikasi melakukan income smoohing Jumlah 125 (43) (17) Toal sampel 65 Sumber: Berdasarkan krieria yang dieapkan diperoleh 82 sampel perusahaan yang menerbikan laporan keuangan secara lengkap selama periode peneliian. Sampel sebanyak 82 ersebu kemudian diuji dengan meode Modified Jones yang dikembangkan oleh Kohari e al. (2005) unuk mengeahui indikasi indakan income smoohing yang dilakukan perusahaan. Melalui pengujian observasi selama ahun dan -4, maka hasil dari pengujian ersebu diperoleh daa bahwa sebanyak 65 perusahaan yang erindikasi melakukan indakan income smoohing. Kemudian dari 65 perusahaan ini digunakan sebagai sampel unuk pengujian uama dalam peneliian ini (liha lampiran 1). 2. Deskripsi saisik Deskripsi saisik semua variabel yang digunakan dalam model disajikan dalam abel beriku ini. lxvi

67 a. Deskripsi saisik variabel income smoohing Tabel 2 Deskripsi Saisik Variabel Income Smoohing PPE ROA ΔSales Accrual (dalam juaan) Variabel Minimum Maksimum Mean Sandar Deviasi 7.775,68-144% , , ,00 468% , , ,14 5% , , ,02 28% , ,35 Keerangan PPE ROA ΔSales Accrual = propery, plan and equipmen merupakan nilai akiva eap sebelum dikurangi depresiasi pada akhir ahun = reurn on asse merupakan rasio dari ne income dengan oal asses = The change in sales Merupakan perubahan penjualan dari ahun -1 ke = Merupakan nilai oal akrual, yang diperoleh dari ne income dikurangi dengan aliran kas operasional. Sumber: Hasil pengolahan daa.perusahaan manufakur Pada Tabel 2 di aas, dikeahui bahwa dari 82 sampel peneliian, nilai raa-raa akiva eap sebelum dikurangi depresiasi (PPE) adalah sebesar ,00 dengan nilai erkecil (minimum) sebesar ,00 dan nilai erbesar (maksimum) sebesar ,00. Nilai raa-raa reurn on asse (ROA) adalah sebesar 0,05 dengan nilai erbesar sebesar 468% dan nilai erkecil -144%. Kemudian nilai raa-raa perubahan penjualan (ΔSales) adalah sebesar ,00 dan nilai erkecil sebesar ,00 dan nilai lxvii

68 erbesar sebesar ,00. Nilai raa-raa oal akrual (accrual) sebesar ,00 dan nilai erkecil sebesar ,00 dan nilai erbesar sebesar ,00. b. Deskripsi saisik variabel uama Tabel 3 Deskripsi Saisik Variabel Uama Variabel Minimum Maksimum Mean Sandar Deviasi R -0,630 1,060-0,109 0,393 X -1 X X +2 R 2-2,500-1,152-0,930-0,740 0,637 0,520 4,400 9,466-0,050 0,019 0,249 0,951 0,460 0,244 0,599 1,516 IS -0,999-0,051-0,782 0,244 R = Reurn saham periode ahun X -1 = Laba per saham (EPS) ahun -1 dibagi harga saham awal ahun X = Laba per saham (EPS) ahun dibagi harga saham awal ahun X +2 = Laba per saham (EPS) ahun +1 dan +2 dibagi harga saham awal ahun R 2 = Jumlah reurn saham periode ahun +1 dan reurn saham periode ahun +2 IS = Tingka income smoohing, yang merupakan korelasi anara discreionary accrual dan prediscreionary accruals Sumber: Hasil pengolahan daa perusahaan manufakur Pada Tabel 3 di aas, dari 65 sampel peneliian, dikeahui nilai raaraa reurn ahun (R ) sebesar -0,109 dengan nilai minimum sebesar -0,630 lxviii

69 dan nilai maksimum sebesar 1,060. Selanjunya, nilai raa-raa X -1 adalah sebesar -0,050 dengan nilai minimum sebesar -2,500 dan nilai maksimum sebesar 0,637. Nilai raa-raa X sebesar 0,019 dengan nilai minimum sebesar -1,152 dan nilai maksimum sebesar 0,520. Nilai X 2 raa-raa sebesar 0,249 dengan nilai minimum sebesar -0,933 dan nilai maksimum sebesar 4,400. Nilai raa-raa reurn ahun +1 dan +2 (R 2 ) sebesar 0,951 dengan nilai minimum sebesar -0,739 dan nilai maksimum sebesar 9,466. Nilai raa-raa IS sebesar -0,782 dengan nilai minimum sebesar -0,999 dan nilai maksimum sebesar -0,051. B. Hasil Analisis Daa Model yang digunakan dalam peneliian ini adalah regresi linier berganda. Agar hasil regresi sahih, maka harus erpenuhi uji normalias dan uji asumsi klasik erhadap variabel-variabel yang digunakan dalam pengujian model uama, yaiu auokorelasi, mulikolinearias dan heeroskedasisias. 1. Pengujian normalias daa Hasil analisis erhadap asumsi normalias dengan Kolmogorov-Smirnov erhadap hasil residual dari persamaan regresi, menunjukkan bahwa nilai probabilias sebesar 0,834. Hal ini menunjukkan bahwa nilai 0,834 > 0,05, berari dapa disimpulkan bahwa daa berdisribusi normal. lxix

70 Tabel 4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Unsandarized Residual N Kolmogorov-Smirnov Asymp.Sig. (2-ailed) 65 0,622 0,834 Sumber: Hasil pengiolahan daa perusahaan manufakur Pengujian asumsi klasik Unuk menguji kesalahan model regresi yang digunakan dalam peneliian, maka harus dilakukan pengujian asumsi klasik pada mulikolinearias, auokorelasi, heeroskedasisias. a. Uji mulikolinearias Mulikolinearias erindikasi apabila erdapa hubungan linier di anara variabel independen yang digunakan dalam model. Hasil oupu SPSS menunjukkan bahwa ingka korelasi anar variabel independen secara keseluruhan paling inggi adalah 0,677 aau 67,7%, hal ini berari masih di bawah 0,950 (95%), maka dapa dikaakan idak erjadi mulikolinearias. Selain iu model lain yang dapa digunakan dalam menguji adanya mulikolinearias adalah dengan meliha nilai olerance value aau Variable Inflaion Facor (VIF). Hasil analisis oupu SPSS menunjukkan bahwa nilai VIF variabel independen di bawah nilai 10 lxx

71 dan olerance value di aas 0,10. Hasil ersebu menunjukkan bahwa idak erjadi mulikolinearias dalam model regresi sehingga model ersebu reliable sebagai dasar analisis. Hasil yang diperoleh dapa diliha pada abel beriku ini. X -1 X X 2 R 2 IS Tabel 5 Hasil Uji Mulikolinearias Variabel Tolerance VIF 0,443 2,259 0,446 2,243 0,829 1,206 0,890 1,124 0,964 1,037 X -1 X X 2 R 2 IS = = = = = Laba per saham (EPS) periode ahun -1 dibagi harga saham perusahaan awal ahun Laba per saham (EPS) periode ahun dibagi harga saham perusahaan awal ahun Laba per saham (EPS) periode ahun +1 dan +2 dibagi harga saham perusahaan awal ahun Jumlah reurn perusahaan pada periode +1 dan +2 Tingka income smoohing, yang merupakan korelasi anara discreionary accrual dan pre-discreionary accruals Sumber: Hasil pengiolahan daa perusahaan manufakur b. Uji heeroskedasisias Heeroskedasisias berujuan menguji apakah dalam model regresi erjadi keidaksamaan variance dari residual sau pengamaan ke pengamaan yang lain eap, maka disebu homokedasisias dan jika berbeda disebu heeroskedasisias. Model regresi yang baik adalah homokedasisias aau idak erjadi heeroskedasisias. Unuk menguji ada idaknya lxxi

72 heeroskedasisias dalam peneliian ini menggunakan uji glejser, dengan meregres nilai absolu residual erhadap variable independen. Hasil ampilan dalam oupu SPSS menunjukkan bahwa idak ada sau variabel independen yang signifikan secara saisik mempengaruhi variabel dependen nilai absolu residual (AbsRes1). Hal ini erliha dari probabilias signifikansinya di aas 5%. Tabel 6 Hasil Uji Glejser Variabel Koefisien Signifikansi X -1 X X 2 R 2 IS Variabel dependen : AbsRes1 0,007 0,095-0,004-0,010 0,017 0,927 0,519 0,922 0,550 0,865 Sumber: Hasil pengiolahan daa perusahaan manufakur Selain iu pendeeksian heerosdekasisias juga dapa diliha dari pola diagram pencar, scaerplo. Melalui grafik scaerplo erliha bahwa iikiik menyebar secara acak baik di aas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapa disimpulkan bahwa idak erjadi heerokedasisias pada model regresi, sehingga hasilnya signifikan dengan pengujian heeroskedasisias dengan uji glejser. Hasil peneliian heeroskedasisias lxxii

73 dengan menggunakan diagram pencar ersebu dapa diliha pada diagram di bawah ini. Diagram 1 Uji Heeroskedasisias c. Uji Auokorelasi Unuk mendeeksi adanya auokorelasi, dapa diliha dari nilai Durbin Wason (DW). Dengan nilai DW sebesar 2,118, berari angka ersebu berada dianara du < d < 4-du, yaiu 1,767 2,136 (4-1,767) aau 1,767 2,136 2,233, maka hal ini erleak pada daerah bebas auokorelasi. lxxiii

74 Tabel 7 Hasil Uji Auokorelasi Model DW dl du Keerangan Regresi Model 2,136 1,438 1,767 Daerah bebas auokorelasi Sumber: hasil pengolahan daa perusahaan manufakur Berdasarkan uji asumsi klasik (normalias, auokorelasi, mulikorelasi, heeroskedasisias) diperoleh bahwa dalam model yang digunakan sudah idak erjadi penyimpangan asumsi klasik, arinya model regresi pada peneliian dapa digunakan sebagai dasar analisis. C. Pengujian Hipoesis 1. Pengujian pendukung Pengujian hipoesis dalam peneliian ini menggunakan 2 (dua) model pendukung, yaiu dengan menggunakan Earnings Persisence Model dan Benchmark CKKS Model. Model ini digunakan unuk mendukung pengujian pada model uama dalam peneliian ini. a. Earnings-Persisence Model Dalam model ini dilakukan pengujian erhadap income smoohing, yaiu bahwa income smoohing memperbaiki sisi informasi laba, hal ini harus dikuakan dengan hubungan anara laba masa depan dan laba saa ini. Hasil lxxiv

75 pengujian daa peneliian dengan Earnings Persisene Model dapa di dijelaskan dengan abel beriku ini. Variabel Konsana EPS IS IS *EPS F hiung F probabilias R 2 Adj.R 2 EPS EPS 2 IS Tabel 8 Hasil Pengujian Earnings Persisence Model = = = Koefisien Regresi 131,278 0,000 0, ,360 2,946 66,111 1,337 hiung 0,749 4,279 0,184 1,807 Signifikansi 0,457 0,000 * 0,855 0,076 *** 0,859 laba per saham pada ahun ke jumlah laba per saham ahun +1 sampai ahun +2 korelasi anara ahun (curen year) dan 4 ahun sebelumnya dalam perubahan DAP dengan perubahan PDI. Variabel dependen: EPS 2 Sumber: Hasil pengiolahan daa perusahaan manufakur * = signifikan pada level 0,01 ** = signifikan pada level 0,05 ***= signifikan pada level 0,10 Aas hasil pengujian daa dengan menggunakan Earnings-Persisence Model di aas, maka dapa disusun model regresi seperi beriku ini. EPS 2 = (217,360) + (2,946) EPS + (66,111) IS + (1,337) IS * EPS + e Hasil perhiungan unuk koefisien deerminasi, nilai R 2 dengan banuan program SPSS 16.00, diperoleh angka Adjused R 2 sebesar 0,859, hal lxxv

76 ini berari 85,9% variasi EPS 2 yang dapa dijelaskan oleh variasi variabel independen EPS, IS dan variabel modera (IS *EPS ), semenara sisanya sebesar (100%-85,9% = 14,1%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi ini. Uji Anova aau F es dalam model regresi menghasilkan nilai F hiung sebesar 131,278 dengan ingka signifikansi 0,000. Tingka probabilias signifikan yang jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi ersebu dapa digunakan unuk memprediksi EPS 2 aau dapa dikaakan bahwa EPS, IS dan variabel modera (IS *EPS ) secara bersama-sama berpengaruh erhadap EPS 2. Keiga variabel independen yang dimasukkan dalam regresi, variabel EPS dan IS berpengaruh erhadap EPS 2.Variabel EPS mempunyai nilai koefisien parameer 2,946 dengan signifikansi 0,000 dan hasil ini signifikan pada ingka keyakinan 1% dan variabel modera (IS *EPS ) mempunyai nilai koefisien parameer 1,337 dengan nilai probabilias 0,076 yang signifikan pada level keyakinan 10%. Variabel IS mempunyai nilai hiung sebesar 0,184 dan nilai probabilias sebesar 0,855 yang idak signifikan pada level sigifikansi baik 1%, 5% maupun 10%. Koefisien pada IS *EPS, seharusnya posiif apabila income smoohing menguakan hubungan anara curren earnings dan fuure earnings. Sesuai dengan yang diprediksikan, koefisien aas ineraksi anara IS dan EPS posiif. Hal ini mengindikasikan bahwa bahwa income smoohing menguakan persisensi laba. lxxvi

77 b. Benchmark CKSS Model Model regresi ini digunakan unuk memperkua pengujian model pengujian uama dalam peneliian. Model regresi ini menggunakan kerangka Benchmark CKSS Model ini yang mengkombinasikan anara fuure earnings dan variabel X +k dan fuure reurns dalam R +k. Hal ersebu kemudian diimplemenasikan dalam pendekaan Benchmark CKSS Model dengan hasil regresi dapa dipaparkan dalam abel seperi beriku ini. Konsana X -1 X X 2 R 2 F hiung F probabilias R 2 Variabel Tabel 9 Hasil Pengujian Benchmark CKSS Koefisien Regresi 4,567 0,003 0,233 0,098-0,365 0,178 0,253-0,077 hiung 1,773-2,545 0,654 3,105-2,487 Signifikansi 0,081 *** 0,014 ** 0,516 0,003 * 0,016 ** Adj.R 2 0,182 X -1 = Laba per saham (EPS) periode ahun -1 dibagi harga saham perusahaan awal ahun X = Laba per saham (EPS) periode ahun dibagi harga saham perusahaan awal ahun X 2 = Laba per saham (EPS) periode ahun +1 dan +2 dibagi harga saham perusahaan awal ahun R 2 = Jumlah reurn perusahaan pada periode +1 dan +2 Variabel dependen: R Sumber: Hasil pengolahan daa perusahaan manufakur * = signifikan pada level 0,01 ** = signifikan pada level 0,05 ***= signifikan pada level 0,10 lxxvii

78 Aas hasil pengujian dengan menggunakan Benchmark CKSS Model di aas, maka model regresi kedua dalam peneliian ini dapa diformulasikan seperi beriku ini. R = ( 0,098) + (-0,365) X -1 + (0,178) X + (0,253) X 2 + (-0,077) R 2 + e Hasil perhiungan unuk nilai R 2 dengan banuan program SPSS 16.00, diperoleh angka Adjused R 2 sebesar 0,182, hal ini berari 18,2% variasi R yang dapa dijelaskan oleh variasi variabel independen X -1, X, X 2 dan R, sedangkan sisanya (100%-18,2% = 81,8%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. Uji Anova aau F es menghasilkan niai F hiung sebesar 4,567 dengan ingka profiabilias sebesar 0,003. Tingka probabilias ini lebih kecil dari ingka signifikansi peneliian sebesar 0,05, arinya erdapa pengaruh variabel X -1, X, X 2 dan R 2 erhadap R. Hasil pengujian model regresi di aas juga menunjukkan bahwa keempa variabel independen yang dimasukkan dalam regresi, yaiu variabel R berpengaruh secara signifikan erhadap X -1, X 2 dan R 2. Variabel X -1 mempunyai koefisien parameer -0,365 dengan nilai probabilias 0,14, nilai probabilias ini lebih kecil dari ingka keyakinan yang digunakan dalam peneliian ini, sehingga dapa dinyaakan bahwa variabel X -1 berpengaruh erhadap R. Nilai probabilias ini lebih kecil dari ingka keyakinan yang digunakan dalam peneliian ini, sehingga dapa dinyaakan bahwa variabel X 2 berpengaruh erhadap R. Variabel X 2 mempunyai lxxviii

79 koefisien parameer 0,253 dengan nilai probabilias sebesar 0,003. Nilai probabilias ini lebih kecil dari ingka keyakinan yang digunakan dalam peneliian ini, sehingga dapa dinyaakan bahwa variabel X 2 berpengaruh erhadap R. Semenara iu, variabel R 2 mempunyai nilai koefisien -0,077 dengan nilai probabilias sebesar 0,016 sehingga dapa dinyaakan bahwa variabel R 2 berpengaruh erhadap R. Unuk variabel X, hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa variabel di aas mempunyai nilai probabilias yang lebih besar dari ingka keyakinan dalam peneliian. Nilai probabilias variabel ersebu adalah sebesar 0,516, sehingga dapa dinyaakan bahwa variabel X idak berpengaruh pada R. Variabel X yang merupakan komponen ERC menunjukkan bahwa curren sock reurn idak berpengaruh erhadap ERC. Semenara variabel X 2 yang merupakan FERC yang signifikan posiif mengindikasikan bahwa informasi mengenai fuure earnings elah diampung dalam curren reurn sock, hal ini menunjukkan bahwa curren sock reurn meningkaan FERC. Koefisien pas earnings dan fuure reurn keduanya negaif, seperi yang diprediksikan. 2. Pengujian Uama Pengujian pada model uama, menambahkan ukuran income smoohing dan ineraksinya dengan variabel independen. Pendekaan meode CKSS yang lxxix

80 digunakan dalam pengujian ini diperoleh hasil seperi yang dapa dipaparkan dalam abel beriku ini. Tabel 10 Hasil Pengujian Uama Variabel Koefisien Regresi hiung Signifikansi Konsana -0,016-0,083 0,934 X -1-0,650-1,200 0,235 X 1,852 1,811 0,076 *** X 2-1,455-2,105 0,040 ** R 2 0,235 1,140 0,259 IS -0,117-0,492 0,625 IS *X -1-0,775-0,996 0,323 IS *X 2,612 1,906 0,062 *** IS *X 2-2,297-2,489 0,016 ** IS *R 2 0,405 1,563 0,124 F hiung 3,210 F probabilias 0,003 R 2 0,344 Adjused R 2 0,237 X -1 X X 2 R 2 IS = = = = = Laba per saham (EPS) periode ahun -1 dibagi harga saham perusahaan awal ahun Laba per saham (EPS) periode ahun dibagi harga saham perusahaan awal ahun Laba per saham (EPS) periode ahun +1 dan +2 dibagi harga saham perusahaan awal ahun Jumlah reurn perusahaan pada periode +1 dan +2 korelasi anara ahun (curen year) dan 4 ahun sebelumnya dalam perubahan DAP dengan perubahan PDI. Variabel dependen: R Sumber: Hasil pengolahan daa.perusahaan manufakur * = signifikan pada level 0,01 ** = signifikan pada level 0,05 ***= signifikan pada level 0,10 lxxx

81 Aas dasar hasil pengujian dengan model regresi yang menjadi model pengujian uama dalam peneliian ini, maka dapa disusun model regresi seperi beriku ini. R (-0,016) + (-0,650) X -1 + (1,852) X + (-1,455) X = (-0,117) IS + (-0,775) IS * X + (2,612) IS * X (0,405) IS * R 2 +e (0,235) R 2 + (-2,297) IS + * X 2 + Analisis daa dengan menggunakan model regresi berganda di aas menghasilkan nilai R 2 sebesar 0,344 selain iu, diperoleh pula angka Adjused R 2 sebesar 0,237. Hasil ini mengindikasikan bahwa 23,7% variasi R dapa dijelaskan oleh variasi variabel independen X -1, X, X 2, R 2, IS dan variabel 4 (empa) variabel modera, sedangkan sisanya (100%-23,7% = 76,3%) dijelaskan oleh variabilias variabel lain yang idak dimasukkan dalam model regresi berganda ini. Uji Anova aau F es menghasilkan nilai F hiung sebesar 3,210 dengan ingka probabilias Tingka probabilias yang diperoleh ini lebih kecil dari ingka keyakinan yang dieapkan dalam peneliian yaiu 0,05. Hasil mengindikasikan bahwa erdapa pengaruh yang variabel X -1, X, X 2, R, IS dan 4 (empa) variabel moderaing erhadap R. Hasil pengujian dengan menggunakan model regresi uama dalam peneliian ini menunjukkan bahwa erdapa 4 (empa) variabel yang berpengaruh erhadap R.. Variabel X mempunyai nilai koefisien parameer 1,852 dengan nilai probabilias sebesar 0,076 dan nilai koefisien regresi unuk variabel X 2 adalah sebesar -1,455 dengan nilai probabilias sebesar 0,040. Variabel IS *X lxxxi

82 mempunyai nilai koefisien parameer 2,612 dengan nilai probabilias sebesar 0,062. Variabel IS *X 2 mempunyai nilai koefisien parameer -2,297 dengan nilai probabilias sebesar 0,016 dan nilai koefisien regresi unuk variabel IS *R 2 adalah sebesar 0,488 dengan nilai probabilias sebesar 0,073. Hasil ini mengindikasikan bahwa variabel X, X 2, IS *X dan IS *X 2 mempengaruhi variabel R. Kesimpulan ini didasarkan pada nilai probabilias unuk keempa variabel ersebu lebih kecil dari ingka keyakinan dalam peneliian ini, yaiu 1%, 5% dan 10%. Semenara iu, unuk variabel X -1, R 2, IS dan 2 (dua) variabel modera, hasil pengujiannya menunjukkan bahwa nilai probabilias unuk variabel ersebu di aas ingka keyakinan peneliian baik 5% maupun10%. Nilai probabilias unuk variabel X -1 sebesar 0,235, R 2 sebesar 0,259, IS sebesar 0,625 dan 2 (dua) variabel modera IS *X -1 sebesar 0,323 sera IS *R sebesar 0,124. Seelah penulis memasukkan variabel income smoohing, hubungan anara IS *X 2 negaif, hal ini mengindikasikan bahwa income smoohing idak meningkakan informasi mengenai fuure earnings. Buki yang ada idak mendukung pandangan bahwa income smoohing meningkakan keinformaifan laba, aau dapa dikaakan bahwa income smoohing idak meningkakan FERC, namun income smoohing ini dapa meningkakan ERC, hal ini dibukikan dengan koefisien yang posiif dan signifikan aas IS * X (b7 = 2,612, dengan ingka probabilias 0,062), hal ini konsisen dengan Hun e al. (2000) dan juga Tucker dan Zarowin (2006). lxxxii

83 3. Pengujian Lanjuan Dalam pengujian ini model yang digunakan diperluas unuk menguji income smoohing memberi informasi lebih mengenai fuure cash flow yang digabungkan dengan curren sock price. Dalam pengujian ini komposisi laba dibagi ke dalam cash flow operaion (CFO) dan accruals (ACC). Hasil regresi di bawah ini merupakan model empiris uama dalam peneliian ini, adalah sebagai beriku ini. Tabel 11 Hasil Pengujian Decomposiion Earnings Model Variabel Koefisien Regresi hiung Signifikansi Konsana -0,209-1,014 0,316 CFO -1 CFO CFO 2 ACC -1 ACC ACC 2 R 2 IS IS *CFO -1 IS *CFO IS *CFO 2 IS *ACC -1 IS *ACC IS *ACC 2 IS *R 2-1,517 3,505-0,827-1,970 2,353-0,720-0,020-0,351-1,785 4,423-1,443-1,946 2,642-1,357 0,072-1,348 1,713-1,912-1,922 1,360-1,535-0,107-1,340-1,339 1,854-2,618-1,566 1,348-2,335 0,311 0,184 0,093 *** 0,062 *** 0,060 *** 0,180 0,131 0,916 0,186 0,187 0,070 *** 0,012 ** 0,124 0,184 0,024 ** 0,757 lxxxiii

84 Tabel 11 lanjuan F hiung F probabilias R 2 Adj.R 2 CFO -1 CFO CFO 2 ACC -1 ACC CFO -1 CFO CFO 2 ACC -1 ACC ACC 2 R 2 IS = = = = = = = = = = = = = 2,528 0,007 0,436 0,264 Aliran kas operasional pada ahun -1 dibagi dengan nilai pasar awal ahun. Aliran kas operasional pada ahun dibagi dengan nilai pasar awal ahun. Jumlah aliran kas operasional pada ahun +1 dan +2 dibagi dengan nilai pasar awal ahun. nilai oal akrual pada ahun -1, yang diperoleh dari ne income dikurangi dengan aliran kas operasional, dibagi dengan nilai pasar awal ahun nilai oal akrual pada ahun, yang diperoleh dari ne income dikurangi dengan aliran kas operasional, dibagi dengan nilai pasar awal ahun Aliran kas operasional pada ahun -1 dibagi dengan nilai pasar awal ahun. Aliran kas operasional pada ahun dibagi dengan nilai pasar awal ahun. Jumlah aliran kas operasional pada ahun +1 dan +2 dibagi dengan nilai pasar awal ahun. nilai oal akrual pada ahun -1, yang diperoleh dari ne income dikurangi dengan aliran kas operasional, dibagi dengan nilai pasar awal ahun nilai oal akrual pada ahun, yang diperoleh dari ne income dikurangi dengan aliran kas operasional, dibagi dengan nilai pasar awal ahun. jumlah nilai oal akrual pada ahun +1 dan +2, yang diperoleh dari ne income dikurangi dengan aliran kas operasional, dibagi dengan nilai pasar awal ahun Jumlah reurn saham periode ahun +1 dan reurn saham periode ahun +2 Tingka income smoohing, yang merupakan korelasi anara discreionary accrual dan pre-discreionary accruals Variabel dependen: R Sumber: Hasil pengiolahan daa perusahaan manufakur * = signifikan pada level 0,01 ** = signifikan pada level 0,05 ***= signifikan pada level 0,10 lxxxiv

85 Aas hasil pengujian dengan model regresi dekomposisi ersebu di aas, maka model regresi dalam peneliian ini dapa di formulakan seperi beriku ini. R = (-0,209) + (-1,517) CFO (-1,357) IS * ACC 2-1 (2,353) ACC + (-0,720) ACC 2 + (-0,20) R (4,423) IS * CFO+ (-1,443) IS * CFO + (3,505) CFO+ (-0,827) CFO (0,072) IS * R +e (-1,946) IS * ACC + (-1,970) ACC (-0,351) IS + (-1,785) IS * CFO (2,642) IS * ACC + Hasil analisis dengan menggunakan model regresi dalam penelian menunjukkan bahwa nilai R 2 sebesar 0,436 dan Adjused R 2 sebesar 0,264, hal ini berari 26,40% variasi R yang dapa dijelaskan oleh variasi variabel independen CFO -1, CFO, CFO 2, ACC -1, ACC, ACC 2, R 2, IS dan 7 (ujuh) variabel modera, semenara variabilias sisanya sebesar (100%-26,40%= 76,7%) dijelaskan oleh variabel lain yang idak digunakan aau dimasukkan dalam model peneliian. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa nilai Anova aau F es dalam model regresi menunjukkan bahwa niai F hiung sebesar 2,528 dengan ingka probabilias sebesar 0,007. Hasil ini mengindikasikan bahwa ingka probabilias dalam pengujian mempunyai nilai yang lebih kecil nilai signifikansi penliian yaiu 0,050. Hasil pengujian ini dapa diarikan bahwa erdapa pengaruh variabel CFO -1, CFO, CFO 2, ACC -1, ACC, ACC 2, R 2, IS dan 7 (ujuh) variabel modera erhadap R. Hasil analisis dengan model regresi menunjukkan pula bahwa dari 6 (enam) variabel independen, CFO, CFO 2, ACC -1, dan 3 (iga) variabel modera yang digunakan dalam model regresi dalam penliian ini mempunyai nilai lxxxv

86 probabilias yang lebih kecil dari ingka signifikansi peneliian dalam peneliian baik 5% maupun 10%. Nilai probabilias unuk variabel CFO sebesar 0,093, CFO 2 sebesar 0,062, ACC -1 sebesar 0,060, dan 3 (iga) variabel modera, yaiu : IS *CFO sebesar 0,070, IS *CFO 2 sebesar 0,012, dan IS *ACC 2 sebesar 0,024. Hasil analisis nilai probabilias yang lebih kecil dari ingka signifikasi peneliian1%, 5% dan 10% ini mengindikasikan bahwa variabel independen ersebu berpengaruh erhadap variabel dependen, R. Koefisien IS * CFO 2 negaif dan signifikan, menunjukkan bahwa harga saham perusahaan yang melakukan income smoohing idak menampung informasi yang lebih banyak mengenai fuure CFO. Semenara koefisien IS *ACC 2 juga negaif dan signifikan, yang menunjukkan bahwa harga saham juga idak menangkap lebih banyak informasi mengenai fuure accruals keika perusahaan melaporkan laba yang lebih smooh. Hasil pengujian ini konsisen dengan hasil pengujian uama D. Pembahasan Peneliian ini menggunakan 3 (iga) model regresi sebagaimana dilakukan oleh Tucker dan Zarowin (2006). Model regresi yang dimaksud erdiri dari earnings persisence model, benchmark CKSS model dan model pada pengujian uama, primarry model. Tujuan digunakannya 3 (iga) model regresi ersebu adalah unuk memperkua hubungan anara pas earnings, curren earnings dan fuure earnings dengan income smoohing sera keinformaifan laba. Pada model lxxxvi

87 regresi perama, yang menguji hubungan anara curren earnings dengan fuure earnings, diperoleh hasil bahwa koefisien pada ineraksi anara IS dan EPS (IS *EPS ) adalah signifikan posiif (a 3 = 1,337, dengan nilai probabilias sebesar 0,076). Hasil analisis ini mengindikasikan bahwa erdapa pengaruh income smoohing erhadap fuure reurn pada ingka probabilias 10%. Hasil ini konsisen dengan hasil peneliian yang dilakukan oleh Tucker dan Zarowin (2006) yang menyaakan bahwa income smoohing memperkua earnings persisence, yaiu menguakan hubungan anara curren earnings dan fuure earnings. Unuk pengujian dengan menggunakan regresi kedua, yaiu benchmark CKSS model yang berujuan unuk melakukan pengujian secara empiris erkai pengaruh curren sock reurn dengan fuure earnings. Hasil pengujian dengan regresi ini menunjukkan bahwa bahwa koefisien pada X yang merupakan ERC menunjukkan bahwa curren sock reurn idak berpengaruh erhadap curren earnings, hal ini diunjukkan dengan koefisien sebesar 0,178 dan nilai probabilias 0,516. Semenara berbeda dengan hal ersebu, hasil pengujian erhadap variabel X 2 yang merupakan FERC adalah signifikan posiif dengan koefisien 0,253, dan nilai probabilias sebesar 0,003, sedangkan koefisien pada R 2 yang merupakan fuure reurn adalah signifikan negaif, dengan koefisien -0,077, dan nilai probabilias sebesar 0,016, ingka probabilias ini lebih kecil dari ingka signifikansi peneliian sebesar 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa curren sock reurn berpengaruh erhadap fuure earnings pada perusahaan manufakur yang erdafar di Bursa Efek Indonesia, sehingga dapa dinyaakan bahwa curren sock reurn menggambarkan fuure earnings suau perusahaan. Hasil peneliian ini lxxxvii

88 konsisen dengan peneliian yang dilakukan oleh Tucker dan Zarowin (2006). Selain iu hasil peneliian ini juga konsisen dengan peneliian Lundholm dan Myers (2002), yang menggunakan pas, curren dan fuure earnings unuk pengujian erhadap earnings expecaions model aas daa 3 fuure years earnings dan 3 fuure years reurn. Model regresi yang keiga dalam peneliian ini adalah model regresi uama dalam peneliian yang menguji FERC dengan kerangka benchmark CKSS model dan memasukkan variabel income smoohing sera ineraksi dianara variabelvariabel independennya. Hasil analisis dengan model regresi ini menunjukkan bahwa koefisien unuk variabel ineraksi anara income smoohing dengan curren earnings (IS *X ) adalah posiif sebesar 2,612 dengan nilai probabilias 0,062, hal ini mengindikasikan bahwa ineraksi kedua variabel ersebu dapa meningkakan ERC. Hasil ini konsisen dengan Hun e al. (2000) dan juga Tucker dan Zarowin (2006). Berbeda dengan hasil ineraksi anara income smoohing dengan fuure earnings (IS *X 2 ) yang signifikan negaif, dengan koefisien sebesar -2,297 dan nilai probabilias 0,016. Hasil analisis ini mengindikasikan ineraksi kedua variabel ersebu idak meningkakan FERC. Ineraksi kedua variabel ersebu berpengaruh erhadap keinformaifan pas earnings dan curren earnings erhadap fuure earnings hanya saja anda koefisien variabel idak konsisen dengan Tucker dan Zarowin (2006). Tanda koefisien negaif ersebu mengindikasikan bahwa indakan income smoohing menurunkan ingka keinformaifan laba suau perusahaan. Hasil peneliian ini konsisen dengan hasil penelian yang diperoleh Chan e al. (2006) dan Marquard dan Weidman (2004). Kedua peneliian ersebu lxxxviii

89 menyaakan bahwa peningkaan laba perusahaan yg diserai dengan akrual yang inggi mengindikasikan laba berkualias rendah dan berhubungan dengan reurn rendah di masa yang akan daang. Selain melakukan pengujian dengan 3 (iga) model regresi ersebu diaas, peneliian ini melakukan pengujian lanjuan dengan menggunakan decomposiion earnigs model. Model regresi dalam pengujian ini memasukkan variabel fuure casf flow dan fuure accrual dengan ujuan unuk memperoleh hasil yang lebih kua di dalam penggambaran keinformaifan laba. Hasil pengujian dengan model regresi ini menunjukkan bahwa pengujian kedua variabel ambahan dengan ineraksi income smoohing ersebu idak meningkakan keinformaifan laba, dibukikan dengan koefisien negaif dan signifikan erhadap variabel fuure cash flow (IS *CFO 2 ), dengan koefisien -1,443 dan ingka probabilias sebesar 0,012 dan variabel fuure accrual (IS *ACC 2 ), dengan koefisien -1,357 dan ingka probabilias sebesar 0,024. Kedua nilai probabilias ersebu lebih kecil dari ingka signifukansi peneliian 5%. Hasil ini mengindikasikan bahwa curren sock reurn perusahaan idak menampung fuure cash flow dan fuure accrual. Hal ini konsisen dengan pengujian uama dalam peneliian ini Hasil peneliian ini idak konsisen dengan hasil yang diperoleh Tucker dan Zarowin (2006).. lxxxix

90 BAB V PENUTUP A. Simpulan Analisis daa yang elah dilakukan dan dipaparkan pada bab sebelumnya menghasilkan buki empiris berkai pengaruh income smoohing erhadap keinformaifan laba perusahaan manufakur erdafar di Bursa Efek Indonesia ahun Hasil analisis ersebu mendasari penulis dalam pengambilan simpulan peneliian. Perama, income smoohing yang dilakukan perusahaan manufakur erdafar di Bursa Efek Indonesia berpengaruh erhadap earnings perisisence. Hasil ini mengindikasikan bahwa income smoohing mampu meningkakan hubungan curren earnings dengan fuure earnings. Hasil ini konsisen dengan hasil peneliian acuan yang dilakukan oleh Tucker dan Zarowin (2006) Kedua, dalam pengujian dengan bechmark CKSS model menghasilkan buki bahwa reurn saham perusahaan manufakur saa ini mampu menggambarkan ingka fuure earnings (2 ahun). Hasil ini mengindikasikan bahwa harga saham saa ini menggambarkan fuure earnings suau perusahaan manufakur. Hasil ini konsisen dengan hasil peneliian acuan yang dilakukan oleh Tucker dan Zarowin (2006) Keiga, dalam pengujian uama dengan penambahan ineraksi income smoohing, menghasilkan buki bahwa income smoohing berpengaruh negaif xc

91 erhadap fuure earnings, indakan income smoohing yang dilakukan suau perusahaan menyebabkan menurunnya ingka keinformaifan laba. Hasil ini idak konsisen dengan hasil peneliian acuan yang dilakukan oleh Tucker dan Zarowin (2006) Keempa, hasil peneliian lanjuan dengan decompoiion model membukikan bahwa variabel fuure cash flow dan fuure accruals idak juga meningkakan keinformaifan fuure earnings, sehingga perusahaan yang melaporkan laba relaif sabil idak berpengaruh erhadap keinformaifan laba yang inggi dibanding dengan laba yang dilaporkan idak sabil. Melalui pengujian-pengujian ersebu maka penulis mengambil kesimpulan bahwa income smoohing yang dilakukan suau perusahaan menyebabkan menurunnya ingka keinformaifan laba. Hal ini mengindikasikan bahwa curren sock reurn idak menampung informasi mengenai fuure earnings aau informasi ersebu menjadi bias keika suau perusahaan melakukan indakan income smoohing. Hasil ini menunjukkan bahwa income smoohing idak aau kurang sesuai dengan ujuan kebermanfaaan informasi laba dalam pengambilan kepuusan oleh pemakai laporan keuangan. B. Keerbaasan Peneliian ini mempunyai keerbaasan, baik dalam pengambilan sampel maupun dalam pengukuran variabel yang memungkinkan dapa berpengaruh xci

92 erhadap hasil peneliian. Beberapa keerbaasan dalam peneliian ini anara lain sebagai beriku ini. 1. Peneliian ini menggunakan sampel relaif sediki apabila dibandingkan dengan peneliian sebelumnya sehingga memungkinkan dapa mempengaruhi hasil uji saisik di dalam analisis daa peneliian, sehingga beberapa hasil peneliian idak konsisen dengan peneliian acuan. 2. Peneliian ini hanya menggunakan periode fuure selama 2 ahun, yang berbeda dengan periode fuure yang digunakan dalam peneliian acuan, yaiu 3 ahun. Penggunaan fuure ini disebabkan karena keerbaasan waku peneliian, enaga dan biaya peneliian. C. Implikasi Simpulan dan keerbaasan peneliian ersebu di aas, mendasari pengajuan saran peneliian yang dapa dinyaakan seperi beriku ini. 1. Bagi invesor, hasil peneliian mengindikasikan bahwa income smoohing berpengaruh erhadap keinformaifan fuure earnings, sehingga invesor dapa menggunakan income smoohing sebagai salah sau cara unuk mengambil kepuusan invesasi dalam saham perusahaan dengan berpedoman bahwa semakin inggi income smoohing maka semakin rendah kualias informasi labanya. Saran ini diajukan agar invesor dapa meminimalisai risiko kerugian aas invesasi yg dilakukan. xcii

93 2. Bagi emien, harus memperimbangkan inggi rendahnya ingka akrual (income smoohing) agar keinformaifan fuure earnings idak berkurang aau menurun sehingga informasi erkai laba perusahaan dapa diangkap oleh invesor secara semesinya. D. Saran-saran Bagi peneliian berikunya, dapa melakukan peneliian lanjuan erkai pengaruh income smoohing erhadap keinformaifan laba dengan melakukan halhal seperi beriku ini. 1. Menambah jumlah sampel dan populasi peneliian dengan memasukkan sekor indusri lain sehingga dapa diperbandingkan hasil peneliian di anara jenis indusri yang berbeda, misalnya, indusri perbankan, jasa ransporasi dan indusri-indusri lain. 2. Menambah periode fuure agar diperoleh hasil erkai keinformaifan fuure earnings yang lebih baik. 3. Menambah variabel dalam pengujian ineraksi aas variabel independen seperi firm size, book o marke raio, dan firm profi (loss), agar dapa diperoleh hasil keinformaifan fuure earnings yang lebih baik. xciii

94 DAFTAR PUSTAKA Ahmad-Zaluki,Nurwai; Campbell, Kevin, dan Goodacre, Alan, Earnings Managemen in IPOs : Deerminan and Pos-IPO performance. Available, hp:// Alberch, W.D dan Richarson (1990). Income Smoohing by Economy Secor. Journal of Bussiness Finance and Accouning. 17 (5) : Ashari, N., Koh, H.C., Tan, S.L. dan Wang. W.H Facor Affecing Income Smoohing Among Lised Companies in Singapore. Accouning Business Research. 24 (96) : Assih, Priha dan M. Gudono Hubungan Tindakan Peraaan Laba Dengan Reaksi Pasar Aas Pengumuman Informasi Laba Perusahaan Yang Terdafar Di Bursa Efek Jakara. Jurnal Rise Akunansi Indonesia 3 (1) : Beaver W., Lamber R. and D. Morse The Informaion Conen of Securiy Prices. Journal of Accouning and Economics. 2 : Beza, Berhanu dan Naim, Ainun The Informaion Conen of Annual Earnings Announcemens a Trading Volume Approach. Jurnal Rise Akunansi Indonesia. 1 (2) : Beidleman, C.R Income Smoohing: The Role of Managemen. The Accouning Review 48 (4): Biner, Larry N. dan Dollan, Rober C Assessing he Relaionship Beween Income Smoohing and he Value of he Firm. QJBE Winer. 35 (1) : Chan, K., L.K.C. Chan, N. Jegadeesh dan J. Lakonishok Earnings Qualiy and Accrual Misspricing. Journal of Business.79 (3) : Choi, Bubay dan Jung, Kooyul Analis Following, Insiuional Invesors and Pricing of Fuure Earnings. Available, hp:// xciv

95 Cho, Jang Youn dan Jung, Kooyul Earnings Response Coefficien: A Synhesis of Theory and Empirical Evidence. Journal of Accouning Lieraure. Vol. 10 : Collins, D.W., S.P. Kohari, Shanken, J dan Sloan, R Lack of Timeliness and Noise as Explanaions for he Low Conemporaneus Reurn-Earning Associaion. Journal of Accouning and Economics.18 : Collins, Daniel W. dan S.P. Kohari An Analysis of Inemporal and Crosssecional Deerminans of Earnings Response Coefficien. Journal of Accouning and Economics.11: Dey, Aiyesha Income Smoohing and Sophisicaed Invesor Preferences. Available, hp:// Eckel, N. (1981). The Income Smoohing Hypohesis Revisied. Abacus. 17 (1): FASB. (1999). FASB Original Pronouncemen 1999/2000 Ediion. Vol II. Norwalk: John Wiley & Sons, Inc Fudenberg, D, dan J. Tirole A Theory of Income Smoohing and Dividend Smoohing Based on Incumbency Rens, Journal of Poliical Economy. 103 (1): Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Mulivariae Dengan Program SPSS. Badan Penerbi Universias Diponegoro. Semarang. Gran, Julia; Markarian, Garen; Parbonei, Anonio CEO Risk-Relaed Incenives and Income Smoohing. Available, hp:// Gumani, Taang Ari, Earnings Managemen dalam Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakara. Jurnal Rise Akunansi Indonesia 4 (2) : xcv

96 Gujarai Basic Economerics.3 rd ed. Mc-GrawHill. New York. Harono Saisik unuk Peneliian. Pusaka Pelajar. Yogyakara. Herve Solowy dan Gaean Breon A Framework for The Classificaion of Accoun Manipulaions. Available, hp:// Healy, Paul M. dan Krishna G Palepu Informaion Asymmeri, Corporae Disclosure and he Capial Marke : a Review of Empirical Disclosure Lieraure. Journal of Accouning and Economics. 31: Hun, Aliser ; Moyer, Susan E; Shevlin, Terry. Earnings Volailiy, Earnings Managemen, and Equiy Value. Available, hp:// Ilmainir, (1993), Peraaan Laba dan Fakpr-Fakor Pendorongnya Pada Perusahaan Publik di Indonesia, Tesis, Pascasarjana Universias Gadjah Mada, Yogyakara. Jainingrum Analisa Fakor-Fakor yang Berpengaruh Terhadap Peraaan Penghasilan Bersih/ Laba pada Perusahaan yang Terdafar di BEJ. Jurnal Bisnis dan Akunansi. 2 (2): Juniari dan Corolina Analisa Fakor-Fakor yang Berpengaruh erhadap Peraaan Laba (Income Smoohing) pada Perusahaan-Perusahaan Go Public. Jurnal Akunansi dan Keuangan. 7 (2): Khafid, Muhammad Perbandingan Earning Response Anara Perusahaan Income Smoohers dan Non Income Smoohers pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Manajemen. 13 (1) : Kirschenheier, M., and N. Melumad Can Big Bah and Earnings Smoohing Co-exis as Equilibrium Financial Reporing Sraegies?. Journal of Accouning Research 40 (3): Koch, Bruce S, 1981, Income Smoohing : An Experimen, The Accouning Review.56 (3): xcvi

97 Kohari, S. P., A. Leone, and C. Wasley Performance Mached Discreionary Accruals. Journal of Accouning and Economics. 39 (1): Lev, Baruch. 1989, On he Usefulness of Earnings and Earnings Research: Lessons and Direcions from Two Decades of Empirical Research, Journal of Accouning Research. 27 : Lipe, Rober The Informaion Conained in he Componens of Earnings. Journal of Accouning Research. 24: Lundholm, R. dan R, Myers Bringing he Fuure Forward : The Effec of Disclosure on he Reurns-Earnings Relaion. Journal of Accouning Research 40 (3) : Marquar, C.A., dan C.I.Weidman The Effec of Earnings Managemen on The Value Relevance of Accouning Informaion. Journal of Business Fiance & Accouning 31 (3) : Michelson, Suar E; Wagner, James Jordan; Woon, Chales W Income Smoohing and Risk-Adjused Performance.Available, hp:// Mursalim Income Smoohing Dan Moivasi Invesor : Sudi Empiris Pada Invesor Di BEJ. Makalah dalam Simposium Nasional Akunansi VIII Solo Sepember. Nasser, E.M. dan Herlina Pengaruh Size, Profiabilias dan Leverage erhadap Peraaan Laba pada Perusahaan Go Public. Jurnal Ekonomi. 7 (3): Palupi, Margarea Jai Analisis facor-fakor yang Mempengaruhi Koefisien Response Laba : Buki Empiris pada Bursa Efek Jakara. Jurnal Ekubank. 3: xcvii

98 Payama dan Seiawan, Doddy Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi erhadap Jinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Rise Akunansi Indonesia. 7 (3) : Penman, Sephen.H Financial Saemen Analysis and Securiy Valuaion. Mc-Graw Hill. Rochayani, Wai, dan Seiawan, Doddy Pengaruh Informasi Prospekus IPO erhadap Abnormal Reurn dan Keepaan Ramalan Laba. Jurnal Ekonomi Perusahaan 11 (2) : Samlawi, Ahmad Analisis Perilaku Peraaan Laba Didasarkan pada KinerjaPerusahaan di Pasar. Makalah yang disampaikan dalam Simposium Nasional Akunansi III. Depok. 5 Sepember. Sari, Rana Chandra dan Zuhrohun Keinformaifan Laba di Pasar Obligasi dan Saham : Uji Liquidaion Opion Hypohesis. Makalah yang disampaikan dalam Simposium Nasional Akunansi IX, Padang Agusus. Sco, William R Financial Accouning Theory. USA : Prenice-Hall. Sekaran, Uma Research Mehods for Business. New York: John Wiley & Sons, inc. Seiawai, Lilis dan Ainun Na im. Manajemen Laba Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. 15 (4): Siegel, J.G and Shim, J.K., 1999, Kamus Isilah Akunansi (erjemahan), Ceakan ke 3, PT. Elex Media Kompuindo, Jakara. Solowy,H dan G. Brenon A Framework for The Clasificaion of Accoun Manipulaions. Available, hp:// Subeki, Imam Asosiasi Anara Prakek Peraaan Laba dan Reaksi Pasar Modal di Indonesia. Makalah dalam Simposium Nasional Akunansi VIII Solo Sepember. xcviii

99 Subramanyam, K.R The Pricing of Discreionary Accruals. Journal of Accouning and Economics 22 : Suopo, B Manajemen Laba dan Manfaa Kualias Laba dalam Kepuusan Invesasi. Pidao yang disampaikan dalam Pengukuhan Guru Besar Bidang Akunansi pada Fakulas Ekonomi Universias Sebelas Mare. Surakara. Suwio, Edy, dan Heraway, Arleen Analisis Pengaruh Karakerisik Perusahaan Terhadap Tindakan Peraaan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Yang Terdafar di Bursa Efek Jakara. Makalah yang disampaikan dalam Simposium Nasional Akunansi VIII Solo Sepember Syafri, Sofyan Analisis Kriis Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakara. Trueman, B., and S. Timan An Explanaion for Accouning Income Smoohing. Journal of Accouning Research.26: Tucker, Jennifer W., dan Zarowin, Paul A Does Income Smoohing Improve Earning Informaiveness?. The Accouning Review 81 (1) : Veronica, S. dan Bachiar, Y Hubungan Manajemen Laba dengan Tingka Pengungkapan Laporan Keuangan, Simposium Nasional Akunansi VI. Surabaya Okober. Wan-Hussin, Wan Nordin, dan Ripain, Noraizan IPO Profi Guaranees and Income Smoohing. Available, hp:// Wang, Z dan T.H. William Accouning Income Smoohing and Sockholder Wealh. Journal of Applied Bussiness Research: Was, R. L. dan Zimmerman, J. L Posiive Accouning Theory, New York: Pracice Hall. xcix

100 Widiasuy, Erna Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Reurn Saham. Thesis S2 Akunansi, UGM. Wolk, Hari I., Michel G. Tearney, dam James, L. Dodd Accouning Theory : A Concepual and Iniuional Approach. Souh-Wesern College Publishing. Zarowin, Paul Does Income Smoohing Make Sock Prices More Informaive?. Available, hp:// Zhou, Jian, dan Elder, Randal Audi Firm Size, Indusry Specializaion and Earning Managemen by Iniial Public Offering Firms. Available, hp:// c

101 LAMPIRAN 1 R 1 MODERN PHOTO FILM COMPANY Tbk (Modern Inernaional) TUNAS RIDEAN Tbk INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DELTA DJAKARTA Tbk JEMBO CABLE COMPANY Tbk TIRA AUSTENITE Tbk TEMBAGA MULIA SEMANAN Tbk UNITED TRACTORS Tbk GUDANG GARAM Tbk LAUTAN LUAS Tbk SIANTAR TOP Tbk MULTI BINTANG INDONESIA Tbk BAT INDONESIA Tbk SCHERING PLOUGH INDONESIA Tbk GOODYEAR INDONESIA Tbk LION METAL WORKS Tbk MULTIPOLAR CORPORATION Tbk DYNAPLAST Tbk MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk INDOSPRING Tbk SEPATU BATA Tbk LION MESH PRIMA Tbk KALBE FARMA Tbk PRIMA ALLOY STEEL Tbk BRANTA MULIA (IndoKordsa) DAVOMAS ABADI Tbk MANDOM INDONESIA Tbk FAST FOOD INDONESIA Tbk AQUA GOLDEN MISSISIPPI Tbk SUPARMA Tbk ASIAPLAST INDUSTRIES Tbk NIPRESS Tbk 0.08 ci

102 lanjuan LAMPIRAN 1 R 33 BUDI ACID JAYA Tbk 34 SELAMAT SEMPURNA Tbk H M SAMPOERNA Tbk UNILEVER INDONESIA Tbk FAJAR SURYA WISESA Tbk MUSTIKA RATU Tbk 39 CAHAYA KALBAR Tbk PERDANA BANGUN PUSAKA Tbk ASTRA GRAPHIA Tbk ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY Tbk KEDAWUNG SETIA INDUSTRIAL Tbk MERCK INDONESIA Tbk KEDAUNG INDAH CANTIK Tbk APAC CITRA CENTERTEX Tbk HANSON INDUSTRY UTAMA Tbk INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRY Tbk ERATEX DJAJA LIMITED Tbk TEXMACO JAYA Tbk METRODATA ELECTRONICS Tbk TRIAS SENTOSA Tbk 53 INDOMOBIL SUKSES INTERNATIONAL Tbk SUPREME CABLE MANUFACTURING CORPORATION (SUCACO) Tbk PANASIA FILAMENT INTI Tbk INTRACO PENTA Tbk KARWELL INDONESIA Tbk BERLINA CO LTD Tbk EVER SHINE TEXTILE INDUSTRY Tbk MAYORA INDAH Tbk 61 ASTRA OTOPARTS Tbk RODA VIVATEX Tbk SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY CORPORATION (SMART) Tbk ARGO PANTES Tbk 65 POLYCHEM INDONESIA Tbk cii

103 lanjuanlampiran 1 R 66 SUMI INDO KABEL Tbk SEKAR LAUT Tbk ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY Tbk PELANGI INDAH CANINDO Tbk VOKSEL ELECTRIC Tbk PANASIA INDOSYNTEC Tbk LANGGENG MAKMUR PLASTIK INDUSTRY Tbk DARYA-VARIA LABORATORIA Tbk SEMEN HOLCIM/cibinong Tbk ASTRA INTERNATIONAL Tbk GAJAH TUNGGAL Tbk POLYSINDO EKA PERKASA Tbk GT KABEL INDONESIA Tbk (KMI Wire and Cable) ADES ALFINDO PUTRASETIA Tbk RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk SIERAD PRODUCE Tbk PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk ciii

104 civ

105 cv

106 cvi

107 cvii

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I. PENDAHULUAN. Laar Belakang Menuru Sharpe e al (993), invesasi adalah mengorbankan ase yang dimiliki sekarang guna mendapakan ase pada masa mendaang yang enu saja dengan jumlah yang lebih besar. Invesasi

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)) Model Dinamis: Auoregressive Dan Disribusi Lag (Sudi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB)) Dynamic Model : Auoregressive and Disribuion Lag (Case Sudy: Effecs

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA?

MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA? MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA? Dwi Ramono Universias Diponegoro Absrac This sudy examines wheher managemen of public companies in Indonesia engage

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci