BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada berbagi pengetahuan yang terjadi antar anggota di dalamnya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada berbagi pengetahuan yang terjadi antar anggota di dalamnya"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tim merupakan unit dasar pelaksanaan suatu pekerjaan pada tingkat organisasi (Gerard, 1995). Untuk itu, tim menjadi wadah utama yang memfasilitasi mengalirnya pengetahuan baik antar tim maupun di dalam tim itu sendiri (Brass, 1984). Keluasan pengetahuan pada level tim dan organisasi tergantung pada berbagi pengetahuan yang terjadi antar anggota di dalamnya (Cabrera dan Cabrera, 2005; Davenport dan Prusak, 1998; Nonaka, 1994). Berbagi pengetahuan dibutuhkan oleh individu sebagai anggota tim agar memiliki kinerja lebih baik dan efektif (Balkundi dan Harrison, 2006; Cohen dan Levinthal, 1990). Hal itu akan efektif terutama bila didukung oleh adanya ikatan dan kepaduan/kekompakan di antara anggota tim (Brass, 1984; Woerkom dan Sanders, 2010). Disamping itu, berbagi pengetahuan juga merupakan hal penting dan menantang untuk meningkatkan pemanfaatan pengetahuan antar anggota tim (Cabrera dan Cabrera, 2002). Berbagi pengetahuan di dalam tim terjadi dalam konteks tidak hanya karyawan di lingkungan organisasi tetapi juga mahasiswa dalam konteks belajar-mengajar. Mahasiwa yang terlibat dalam tim akan lebih efektif dalam menyelesaikan tugas karena mereka akan menemukan pengalaman dan pengetahuan baru (Hamlyn-Harris et al., 2006). Kerja tim dibentuk untuk membantu mahasiswa mengembangkan kreativitas, pengetahuan, kompetensi, 1

2 dan pembelajaran hidup jangka panjang (Southern Cross University, 2013). Kerja tim juga memiliki peran penting bagi dunia pendidikan terutama mahasiswa sebagai persiapan kesuksesan mereka (Hughes dan Jones, 2011). Lebih lanjut, terdapat beberapa keuntungan kerja tim bagi mahasiswa antara lain dapat meningkatkan kemampuan pengelolaan proyek, manajemen waktu, menyelesaikan masalah, komunikasi, pengambilan keputusan, dan negosiasi (Crebert et al., 2011). Selama satu dekade terakhir, mahasiswa yang siap kerja dan mampu kerja tim telah banyak dibutuhkan perusahaan (Dunne dan Rawlins, 2000). Hal ini karena memperpendek masa belajar dan mempersiapkan masa depan mahasiswa menjadi anggota tim yang efektif ketika menjadi karyawan (Kunkel dan Shafer, 1997; Ulloa dan Adams, 2004). Salah satu cara meningkatkan keefektifan kerja tim adalah adanya kemauan mahasiswa untuk berbagi pengetahuan. Dengan berbagi pengetahuan yang dimiliki akan meningkatkan pemanfaatan pengetahuan di dalam tim. Berbagi pengetahuan merupakan proses berbagi informasi, ide, saran, keahlian, pemahaman, dan penyerapan pengetahuan yang relevan diantara anggota tim (Bartol dan Srivastava, 2002; Ipe, 2003; Liebowitz, 2001). Berbagi pengetahuan juga merupakan kekuatan untuk mendorong pertukaran dan penciptaan pengetahuan, sehingga dapat meningkatkan kapasitas intelekual anggota tim (Liebowitz, 2001). Berbagi pengetahuan yang efisien dapat dicirikan dari adanya penggabungan individu dari sub unit organisasi yang berbeda ke dalam sebuah tim (Hansen, 1999; Szulanski, 1996). 2

3 Dalam tim, setiap anggota dapat belajar tidak hanya dari pengalaman sendiri tetapi juga pengalaman anggota lain di dalam tim. Anggota tim dapat saling berinteraksi, berbagi pengetahuan, memberikan tanggapan, penjelasan, maupun nasehat (Ellis et al., 2003). Berbagi pengetahuan antar anggota tim memberikan sumber pengetahuan baru dan aliran pengetahuan yang rutin (Clark et al., 2002). Adanya berbagi pengetahuan juga akan mendorong anggota tim untuk berpikir bersama dalam menyelesaikan tugas dan mengambil keputusan. Pengetahuan yang dibagi dalam tim dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit (Nonaka dan Takeuchi, 1995). Pengetahuan tacit adalah pengetahuan yang bersifat pribadi dan dalam konteks-spesifik (Nonaka dan Takeuchi, 1995). Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang ditularkan secara formal dengan bahasa yang sistematis dan lebih mudah untuk diakses (Nonaka dan Konno, 1998; Nonaka dan Takeuchi, 1995). Pengetahuan tacit lebih sulit untuk diubah menjadi bentuk eksplisit (Berman et al., 2002). Untuk itu, berbagi pengetahuan tacit antar individu dengan latar belakang, perspektif, dan motivasi yang berbeda merupakan tahap penting bagi penciptaan pengetahuan (Nonaka dan Takeuchi, 1995). Lebih lanjut, proses ini dapat terjadi melalui komunikasi dan merupakan proses simultan dari hal atau situasi yang kompleks. Situasi yang kompleks mengenai pengetahuan ternyata belum dapat diatasi dengan adanya teknologi informasi (Yang dan Farn, 2009). Hal ini disebabkan karena individu masih mengandalkan rekan kerja agar dapat 3

4 menangani pekerjaan mereka melalui berbagi pengetahuan (Lin, 2007). Untuk mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, biasanya individu akan mengandalkan jejaring sosial yang dimilikinya (Granovetter, 1973). Hal ini karena berbagi pengetahuan melekat pada jejaring tim yang luas (Wang dan Noe, 2010). Selain itu, dalam jejaring sosial terdapat ikatan antar individu yang memfasilitasi berbagi pengetahuan dan meningkatkan kualitas pengetahuan yang diterima (Cross dan Cummings, 2004; Hansen, 1999; Reagans dan McEvily, 2003). Menurut literatur yang membahas tentang jejaring sosial, terdapat tiga teori paling terkemuka dan banyak digunakan untuk menjelaskan tentang jejaring sosial. Tiga teori tersebut antara lain struktur jejaring, kekuatan ikatan (strength ties), dan konten ikatan (tie content) (Zhou et al., 2010). Pertama, teori struktur jejaring lebih dikenal dengan jejaring lintas lubang struktural (structural holes) yang dikemukakan oleh Burt (1992). Teori ini mengemukakan bahwa struktur jejaring yang efisien ditandai dari perkenalan yang tidak berlebihan dan dapat dihubungkan oleh siapapun (Burt, 1992). Lebih lanjut, jejaring ini digunakan untuk memperoleh informasi baru dari jejaring yang belum terhubung sebelumnya dan bersifat terbuka. Struktur jejaring yang terbuka akan memberikan manfaat optimal dalam memperoleh informasi dan pembelajaran (Burt, 1992). Lebih lanjut, untuk menghubungkan jejaring yang sebelumnya tidak berhubungan dapat diisi dengan adanya modal sosial. Modal sosial adalah kemampuan individu untuk berasosiasi dengan individu lain, sehingga terjalin 4

5 kerja sama diantara mereka (Burt, 1992). Dalam modal sosial dapat diperoleh manfaat yang oleh Putnam (2000) dalam Norris (2002) disebut dengan ikatan bridging (bridging ties) dan ikatan bonding (bonding ties). Ikatan bridging diartikan sebagai menghubungkan ikatan lemah (Granovetter, 1983). Ikatan bridging menghubungkan hubungan yang longgar, seperti saling memberikan informasi atau saling menawarkan perspektif baru, tetapi tidak memberikan dukungan emosional secara khusus. Sedangkan ikatan bonding, menggambarkan ikatan kuat dengan keluarga atau teman dekat. Ikatan bonding disertai dengan adanya dukungan emosi atau akses kepada sumber daya (pengetahuan) yang langka (Stone, 2003). Kedua, teori kekuatan ikatan dikemukakan oleh Granovetter (1973) yang fokus pada membangun sumber pengetahuan melalui pembentukan jejaring dengan adanya ikatan dan hubungan timbal balik. Kekuatan ikatan dilihat berdasarkan kuat-lemahnya ikatan yang menunjukkan kedekatan dan frekuensi interaksi antara dua pihak (Granovetter, 1973; Hansen, 1999). Dalam konteks ini, dapat berupa interaksi antara pencari pengetahuan dan sumber pengetahuan. Pencari pengetahuan adalah individu atau dalam konteks penelitian ini adalah mahasiswa yang membutuhkan suatu pengetahuan tertentu untuk menyelesaikan pekerjaannya. Disisi lain, sumber pengetahuan adalah individu yang memiliki pemahaman atas pengetahuan yang dibutuhkan oleh individu lain/rekan kerja. Ketiga, teori konten ikatan yang dibedakan menjadi dua yaitu ikatan instrumental (instrumenal ties) dan ikatan ekspresif (expressive ties) (Lincoln 5

6 dan Miller, 1979). Ikatan instrumental adalah ikatan yang timbul sebagai proses penyelesaian tugas secara formal, contohnya adalah ikatan antara atasan dan bawahan (Manev dan Stevenson, 2001; Zhou et al., 2010). Ikatan instrumental menghubungkan individu yang memiliki kesamaan misi, sifat, nilai, dan persepsi (Lin, 2007; Marsden, 1988). Disisi lain, ikatan ekspresif adalah ikatan informal yang melibatkan masalah emosi, pertemanan, dan dukungan sosial (Ibarra, 1993). Ikatan ekspresif cenderung menghubungkan individu yang memiliki kesamaan jenis kelamin, budaya, dan ras (Ibarra, 1992; Zhou et al. 2010). Penelitian ini fokus pada kekuatan ikatan dalam jejaring sosial untuk menjelaskan berbagi pengetahuan. Hal ini karena kekuatan ikatan dapat menjelaskan hubungan timbal balik antara pencari pengetahuan dan sumber pengetahuan (Granovetter, 1973; Hansen, 1999). Selain itu, kekuatan ikatan merupakan saluran penting untuk mendorong berbagi pengetahuan (Hansen, 1999; Szulanski, 1996), namun masih sedikit yang melakukan penelitian mengenai konsep ini (Levin dan Cross, 2004; Lin, 2007). Dalam teori kekuatan ikatan yang menjelaskan tentang pembangunan jejaring, ikatan dibedakan menjadi dua yaitu ikatan kuat dan ikatan lemah (Granovetter, 1973; Granovetter, 1983). Ikatan lemah ditandai oleh adanya jarak dan interaksi yang sedikit. Ikatan lemah dikatakan efisien untuk berbagi pengetahuan ketika menyediakan akses pada informasi baru (Hansen, 1999). Selain itu, ikatan lemah juga menghubungkan tim maupun individu yang 6

7 tidak memiliki ikatan (Hansen, 1999) dan penyebaran pengetahuan (Granovetter, 1982; Rogers, 1995). Di sisi lain, ikatan kuat mengarah pada berbagi pengetahuan yang lebih dalam (Hansen, 1999), mudah diakses, dan adanya kesediaan untuk membantu (Krackhardt, 1992). Hal ini terjadi pada tim kecil dimana setiap individu mengetahui apa yang diketahui individu lain. Contoh tim dalam konteks mahasiswa yaitu, ketika mahasiswa berdiskusi mengerjakan tugas membentuk tim kecil yang terdiri dari beberapa individu. Adanya diskusi yang terjadi antar mahasiswa menandakan adanya interaksi satu sama lain untuk berbagi pengetahuan. Frekuensi interaksi tersebut menunjukkan adanya peningkatan ikatan antar mahasiswa karena mereka semakin saling mengenal dan percaya (Hansen, 1999). Berdasarkan beberapa literatur yang melakukan penelitian (e.g Hansen, 1999; Levin dan Cross, 2004; Zhou et.al., 2010) tentang pengaruh kekuatan ikatan pada berbagi pengetahuan, masih terdapat hasil yang berbeda-beda. Penelitian Hansen (1999) menunjukkan bahwa ikatan lemah membantu berbagi pengetahuan yang sifatnya tidak kompleks di seluruh tim dalam waktu singkat, namun akan menghambat bila pengetahuan itu kompleks. Tim yang memiliki ikatan lemah kurang bersedia berbagi pengetahuan secara kompleks karena enggan untuk berbagi (Lin, 2007). Selain itu, ikatan lemah juga memfasilitasi berbagi pengetahuan yang bersifat eksplisit, sedangkan ikatan kuat lebih memudahkan berbagi pengetahuan tacit karena adanya kepercayaan (Hansen, 1999; Lin, 2007). 7

8 Penemuan Hansen (1999) tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian Levin dan Cross (2004). Hasil penelitian Levin dan Cross (2004) menunjukkan bahwa ikatan kuat mempengaruhi berbagi pengetahuan melalui mediasi berupa kepercayaan. Lebih lanjut, ikatan lemah memberikan akses pada berbagi pengetahuan yang sifatnya tidak kompleks. Namun antara kekuatan ikatan dan pengetahuan tacit tidak ada efek interaksi (Levin dan Cross, 2004). Pendek kata, masih terdapat ketidakkonsistenan penemuan terkait dengan pengaruh ikatan pada keefektifan berbagi pengetahuan. Karenanya, penelitian ini ditujukan untuk memberikan kontribusi dalam mengatasi perbedaan penemuan tersebut. Kekuatan ikatan sebagai refleksi dari interaksi jejaring sosial dapat membantu terciptanya kepercayaan (Tsai dan Ghosal, 1998). Kepercayaan tersebut diharapkan akan meningkatkan berbagi pengetahuan dan penyediaan pengetahuan yang efektif (Levin dan Cross 2004; Tsai dan Ghosal 1998). Individu yang memiliki ikatan kuat akan mendapatkan dukungan sosial dan kepercayaan dari individu lain (Krackhardt, 1992). Hal ini akan mempengaruhi individu untuk berbagi pengetahuan. Kepercayaan adalah sesuatu yang berkembang dari waktu ke waktu ketika individu saling mengenal (Sondergaard et al., 2007). Sumber pengetahuan yang handal dan memiliki kredibilitas akan dipercaya oleh penerima pengetahuan (Riege, 2005; Szulanski et al., 2004). Penelitian tentang peran kepercayaan sebagai pemediasi antara kekuatan ikatan dan berbagi pengetahuan masih dibutuhkan (Wang dan Noe, 2010). Hal ini karena 8

9 masih sedikit yang meneliti peran kepercayaan sebagai pemediasi, padahal unsur utama penghubung kekuatan ikatan dan berbagi pengetahuan adalah kepercayaan (Castelfranchi, 1998). Dalam jejaring sosial dan berbagi pengetahuan, kepercayaan terhadap rekan kerja dipercaya dapat memediasi antara jejaring dan berbagi pengetahuan (Zhou et al., 2010). Studi mengenai kekuatan ikatan pada jejaring sosial telah dilakukan Levin dan Cross (2004) pada tiga divisi, masing-masing satu divisi dari perusahaan farmasi Amerika, bank Inggris, dan perusahaan minyak dan gas di Kanada. Studi tersebut menguji dan menemukan bahwa kepercayaan secara penuh memediasi antara kekuatan ikatan dan berbagi pengetahuan. Kepercayaan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu kepercayaan berdasarkan afektif dan kognitif (McAllister, 1995). Dalam bahasa berbeda, Mayer et al. (1995) mengartikan kepercayaan berdasarkan afektif sebagai kepercayaan berdasarkan perbuatan baik (benevolence), sedangkan kepercayaa berdasarkan kognitif diartikan sebagai kepercayaan berdasarkan kompetensi. Penelitian ini menggunakan konsep kepercayaan berdasarkan afektif dan kognitif dari McAllister (1995) sebagai pemediasi kekuatan ikatan dan berbagi pengetahuan. Hal ini karena kepercayaan berdasarkan afektif dan kognitif dapat menjembatani adanya kekuatan ikatan dan ikatan emosi yang lebih besar untuk mendorong individu bersedia membagi pengetahuannya (Rulke dan Rau, 2000; Levin et al., 2002). Selain itu, kepercayaan dapat meminimalkan ketakutan individu untuk berbagi pengetahuan/membantu 9

10 rekan kerja ketika bekerja sama dalam sebuah jejaring sosial yang memiliki ikatan kuat (Castelfranchi, 1998). Levin dan Cross (2004) melakuan studi pada tim penelitian dan pengembangan, menemukan bahwa kepercayaan berdasarkan kognitif memediasi pengaruh kekuatan ikatan tim pada berbagi pengetahuan dengan melihat kompetensi yang dimiliki sumber pengetahuan. Lebih lanjut, pencari pengetahuan akan menjalin ikatan kuat dan percaya dengan melihat kompetensi, keterampilan, dan keahlian yang dimiliki sumber pengetahuan (Rulke dan Rau, 2000). Di sisi lain, kepercayaan berdasarkan afektif menentukan luasnya berbagi pengetahuan dengan melihat adanya kepedulian, perhatian, dan melihat sifat dasar individu (McAllister, 1995; Mayer et al., 1995). Individu bersedia membagi pengetahuannya karena terdapat kekuatan ikatan dan kepercayaan dari adanya perhatian dan kepedulian yang diberikan oleh individu lain. Sebagian besar penelitian tentang pengaruh kekuatan ikatan terhadap berbagi pengetahuan hanya fokus membahas peran dan penggunaan mediasi (e.g Levin dan Cross, 2004; Lin, 2007; Zhou et al., 2010). Penelitian yang memasukkan konsekuensi kekuatan ikatan, kepercayaan, dan berbagi pengetahuan terhadap kinerja tim masih minim dilakukan (Cross dan Cummings, 2004, Levin dan Cross, 2004). Untuk itu, penelitian ini ditujukan untuk mengisi gap penelitian sebelumnya dengan meneliti pengaruh kekuatan ikatan terhadap berbagi pengetahuan dan kinerja tim yang dimediasi oleh kepercayaan. 10

11 Kinerja menjadi hal yang sangat penting bagi tim karena menunjukkan adanya integrasi anggota di dalamnya (Balkundi dan Harrison, 2006). Kemampuan menyelesaikan tugas tim adalah hasil kerja sama yang baik diantara anggota tim. Salah satu faktor penting penentu kinerja tim adalah adanya berbagi pengetahuan (Argote, 1999). Meningkatnya berbagi pengetahuan di dalam tim akan mendorong penggunaan pengetahuan menjadi lebih baik, terutama untuk memperbaiki pengambilan keputusan (Stasser dan Titus, 1985 dalam Srivastava et al., 2006). Menurut Kilduff dan Tsai (2003), kekuatan ikatan dapat mempengaruhi kinerja tim, namun hal ini disesuaikan dengan pengetahuan yang ada dalam jejaring sosial. Tanpa adanya ikatan, tim akan sulit mendapatkan pengetahuan itu dari mana dan dari siapa, terutama pengetahuan tacit (Rulke dan Galaskiewicz, 2000). Pengetahuan tacit ini sangat berpengaruh pada kinerja dan penyelesaian tugas individu dengan baik. Karenanya, semakin kuat ikatan antar individu di dalam tim semakin meningkatkan interaksi berbagi pengetahuan, yang pada akhirnya semakin meningkatkan kinerja tim itu sendiri. Penelitian ini dilakukan dalam konteks tim mahasiswa di Indonesia karena kerja tim juga terjadi dalam proses belajar-mengajar. Dalam proses tersebut, mahasiswa menyelesaikan tugas kuliah baik kuliah klasikal, praktikal maupun outdoor yang banyak diterapkan oleh universitas di Indonesia. Untuk menyelesaikan tugas, mahasiswa sering dibentuk dalam sebuah tim yang dapat berbentuk tim tugas di kelas/diskusi, tugas rumah, 11

12 magang, maupun Kuliah Kerja Nyata (KKN). KKN menjadi fokus penelitian ini karena KKN memungkinkan menjadi media terjadinya interaksi yang intens antar mahasiswa dari berbagai latar belakang program studi, seperti program studi eksak dan non eksak. Lebih lanjut, pada konteks natural antar individu di dalam tim akan memiliki keeratan ikatan apabila mereka tinggal bersama (Balkundi dan Harrison, 2006). Dalam tim KKN UGM, mahasiswa tinggal bersama selama dua bulan, mengerjakan satu aktivitas dalam durasi tertentu, dibebani tugas untuk setting the goal, berinteraksi 24 jam sehingga aspek emosional dan kepercayaan (afektif dan kognitif) dapat dilihat. Interaksi dalam tim KKN melibatkan adanya ikatan sehingga dapat saling mengetahui karakter, sifat dari masingmasing anggota tim, dan itu tidak terlihat pada proses belajar-mengajar secara klasikal. Dalam proses belajar-mengajar secara klasikal biasanya dosen mendesain kelas, anggotanya berbeda-beda sehingga sulit untuk diukur kinerjanya, sedangkan dalam konteks KKN kinerjanya lebih mudah diukur (Muis, 2011). Hal ini karena anggota tim KKN jelas, memiliki anggota yang sama, berasal dari poin of zero until something, dan ikatan akan terbentuk bila ada hubungan jangka panjang. Untuk memudahkan pengamatan, data penelitian tidak diambil dari KKN semua universitas, tetapi menggunakan KKN dari universitas yang secara historis adalah universitas tertua di Indonesia yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM). KKN UGM ini dipilih karena di UGM terdapat dinamika kultur, heterogenitasnya tinggi baik heterogen dari latar belakang ilmu 12

13 (multidisiplin) maupun geografi. Selain faktor tersebut, komposisi mahasiswa di UGM juga datang dari beragam karakteristik, disamping karena memiliki kemudahan akses. Berdasarkan diskusi pada latar belakang, secara singkat terdapat beberapa gap penelitian sebelumnya yang diisi oleh penelitian ini, yaitu: penelitian tentang pengaruh kekuatan ikatan tim terhadap berbagi pengetahuan dan kinerja tim masih sedikit (Cross dan Cummings, 2004; Levin dan Cross, 2004; dan Lin, 2007). Disisi lain, adanya kekuatan ikatan antar individu dalam jejaring sosial dapat memfasilitasi berbagi pengetahuan dan meningkatkan kualitas informasi yang diterima (Cross dan Cummings, 2004; Hansen, 1999). Berbagi pengetahuan juga merupakan faktor paling penting untuk meningkatkan kinerja individu yang dapat meningkatkan kinerja tim itu sendiri (Balkundi dan Harrison, 2006). Penelitian-penelitian terdahulu tentang topik ini menunjukkan adanya kebutuhan untuk menganalisis lebih lanjut pengaruh kekuatan ikatan pada berbagi pengetahuan dan kinerja, terutama yang dimediasi oleh kepercayaan pada konteks tim mahasiswa (Cross dan Cummings, 2004; Levin dan Cross, 2004; Zhou et al., 2010). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah menguji pengaruh kekuatan ikatan pada berbagi 13

14 pengetahuan dan kinerja tim yang dimediasi oleh kepercayaan. Secara rinci, gap penelitian yang akan diisi penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis, berdasarkan reviu mengenai kekuatan ikatan dan berbagi pengetahuan yang dilakukan penelitian sebelumnya (e.g. Cross dan Cummings, 2004; Levin dan Cross, 2004; Zhou et al., 2010) menunjukkan masih ada kebutuhan untuk dilakukan pengujian pengaruh kekuatan ikatan pada berbagi pengetahuan dan kinerja. 2. Secara metodologikal, berdasarkan penelitian sebelumnya (e.g. Castelfranchi, 1998; Levin dan Cross, 2004) diperlukan adanya variabel pemediasi, oleh karena itu penelitian ini memperlakukan variabel kepercayaan berdasarkan afektif dan kognitif sebagai variabel pemediasi yang merupakan penghubung antara kekuatan ikatan dan berbagi pengetahuan. Selain itu, Levin dan Cross (2004) menyarankan untuk memasukkan variabel kinerja tim sebagai konsekuensi dari berbagi pengetahuan, serta masih ada ketidakkonsistenan hasil penelitian sebelumnya (e.g. Levin dan Cross, 2004; Hansen, 1999) sehingga penelitian ini masih relevan untuk dilakukan. 3. Secara empiris, penelitian sebelumnya tentang pengaruh kekuatan ikatan pada berbagi pengetahuan banyak dilakukan dalam konteks perusahaan dan masih sedikit yang mengambil konteks tertentu seperti pada konteks dinamika mahasiswa (Zhou et al., 2010). Untuk itu, penelitian ini menggunakan konteks tim pada mahasiswa untuk menguji pengaruh kekuatan ikatan pada berbagi pengetahuan. 14

15 C. Pertanyaan Penelitian Isu riset ini dapat dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian berikut: 1. Apakah kekuatan ikatan berpengaruh pada berbagi pengetahuan? 2. Apakah kekuatan ikatan berpengaruh pada berbagi pengetahuan yang dimediasi oleh kepercayaan berdasarkan afektif? 3. Apakah kekuatan ikatan berpengaruh pada berbagi pengetahuan yang dimediasi oleh kepercayaan berdasarkan kognitif? 4. Apakah berbagi pengetahuan berpengaruh pada kinerja tim? D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menguji pengaruh kekuatan ikatan pada berbagi pengetahuan. 2. Menguji pengaruh kekuatan ikatan pada berbagi pengetahuan yang dimediasi oleh kepercayaan berdasarkan afektif. 3. Menguji pengaruh kekuatan ikatan pada berbagi pengetahuan yang dimediasi oleh kepercayaan berdasarkan kognitif. 4. Menguji pengaruh berbagi pengetahuan pada kinerja tim. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis, metodologis, dan empiris mengenai pengaruh kekuatan ikatan terhadap 15

16 berbagi pengetahuan dan kinerja tim yang dimediasi oleh kepercayaan pada konteks kerja tim mahasiswa. 2. Hasil penelitian ini secara praktikal dapat menjadi masukan bagi perumusan kebijakan dalam hal mendorong individu (mahasiswa) agar bersedia berbagi pengetahuan sehingga dapat meningkatkan kinerja. F. Struktur Penulisan Struktur penulisan tesis ini terdiri dari 5 (lima) bab. Bab I mendiskusikan latar belakang yang mendasari pentingnya dilakukan penelitian ini, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur penelitian. Bab II menjelaskan teori yang melandasi penelitian, definisi variabel penelitian, dan pengembangan hipotesis penelitian. Bab III berisi tentang desain penelitian, sampel, uji instrumen, prosedur pengolahan data level tim dan analisi data. Bab IV mendiskusikan hasil penyebaran kuesioner, deskripsi responden, hasil pengujian instrumen, hasil pengujian hipotesis penelitian, dan pembahasan. Terakhir, Bab V membahas uraian tentang simpulan hasil penelitian, keterbatasan dan saran penelitian mendatang, serta implikasi teori dan manajerial. 16

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan mempunyai peranan penting dalam kemajuan suatu organisasi, khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak organisasi semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini telah diakui sebagai salah satu sumberdaya yang penting bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez et al.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dirasakan baik oleh perusahaan maupun karyawan (Giannikis dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dirasakan baik oleh perusahaan maupun karyawan (Giannikis dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama satu dekade terakhir, pembahasan mengenai pengaturan kerja fleksibel telah mengalami peningkatan (Kattenbach, 2010; Origo dan Pagani, 2008; Sanchez

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II.

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II. BAB III ANALISIS Sesuai dengan permasalahan yang diangkat pada Tugas Akhir ini, maka dilakukan analisis pada beberapa hal sebagai berikut: 1. Analisis komunitas belajar. 2. Analisis penerapan prinsip psikologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan ulasan mengenai latar belakang yang mendasari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan ulasan mengenai latar belakang yang mendasari pentingnya BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan ulasan mengenai latar belakang yang mendasari pentingnya melakukan penelitian ini, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang dihadapi oleh seorang pemimpin (Emmons, 2013). Kesuksesan tidak hanya berbicara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi akan mendapatkan bekal berupa teori yang telah diterima selama perkuliahan, yang nantinya setelah lulus dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan kerangka komprehensif bagi eksekutif untuk digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan kerangka komprehensif bagi eksekutif untuk digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balanced scorecard (BSC) merupakan sebuah alat manajemen yang menyediakan kerangka komprehensif bagi eksekutif untuk digunakan dalam menerjemahkan visi dan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fenomena menarik dalam perkembangan teknologi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fenomena menarik dalam perkembangan teknologi adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fenomena menarik dalam perkembangan teknologi adalah adanya internet yang dapat memberi kemudahan baik setiap individu untuk berhubungan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. yang telah dilakukan pada bab sebelumnya adalah: mempengaruhi individu untuk melakukan internalisasi nilai-nilai organisasi

BAB V PENUTUP. yang telah dilakukan pada bab sebelumnya adalah: mempengaruhi individu untuk melakukan internalisasi nilai-nilai organisasi BAB V PENUTUP A. Simpulan Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik atas hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya adalah: 1. Identifikasi organisasional berpengaruh positif dan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN Simpulan. Tujuan melaksanakan penelitian ini adalah memberikan bukti empiris bahwa

BAB V SIMPULAN Simpulan. Tujuan melaksanakan penelitian ini adalah memberikan bukti empiris bahwa BAB V SIMPULAN 5.1. Simpulan Tujuan melaksanakan penelitian ini adalah memberikan bukti empiris bahwa keanekaragaman demografi mempengaruhi berbagi pengetahuan terutama pada level tim/kelompok di UMKM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sosial masyarakat. Begitu juga bagi kalangan civitas

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sosial masyarakat. Begitu juga bagi kalangan civitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, organisasi merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial masyarakat. Begitu juga bagi kalangan civitas akademika yang juga tak bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbasis pengetahuan di mana pengetahuan menjadi sumber daya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berbasis pengetahuan di mana pengetahuan menjadi sumber daya yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia telah beralih dari perekonomian industrial ke perekonomian berbasis pengetahuan di mana pengetahuan menjadi sumber daya yang sangat penting dan strategis bagi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan, keterbatasan, saran, serta implikasi sebagai bagian akhir dari penelitian. Kesimpulan didasarkan pada hasil análisis data yang telah dilakukan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu dituntut memiliki kreativitas yang tinggi karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu dituntut memiliki kreativitas yang tinggi karena dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan selalu dituntut memiliki kreativitas yang tinggi karena dapat membantu perusahaan memperoleh keuntungan dan bahkan bisa mendapatkan keunggulan kompetitif.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, KONTRIBUSI, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Simpulan. Pokok masalah yang hendak dipecahkan dalam studi ini adalah

BAB V SIMPULAN, KONTRIBUSI, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Simpulan. Pokok masalah yang hendak dipecahkan dalam studi ini adalah BAB V SIMPULAN, KONTRIBUSI, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN 5.1. Simpulan Pokok masalah yang hendak dipecahkan dalam studi ini adalah mengonfirmasi elaboration likelihood model for workplace aggression

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Hasil penelitian menjelaskan tentang pengaruh fungsi pementoran pada intensi keluar dengan dukungan organisasional persepsian sebagai pemediasi. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi BAB I PENDAHULUAN Bab pertama menguraikan latar belakang, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Simpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah: perhatian pada pengikut (House, 1996). Visi, hope/faith, dan altruistic love

BAB V PENUTUP. Simpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah: perhatian pada pengikut (House, 1996). Visi, hope/faith, dan altruistic love BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Simpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah: a. Kepemimpinan spiritual berpengaruh positif signifikan pada harga diri karyawan. Path-goal leadership theory membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh perubahan lingkungan yang drastis dan cepat. Kualitas sumber daya manusia menjadi penentu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. bagian. Bagian pertama memaparkan simpulan berdasarkan hasil penelitian.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. bagian. Bagian pertama memaparkan simpulan berdasarkan hasil penelitian. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab kelima merupakan bab penutup dalam tesis ini. Bab ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama memaparkan simpulan berdasarkan hasil penelitian. Bagian kedua berisi tentang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh pengaturan kerja

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh pengaturan kerja BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh pengaturan kerja fleksibel terhadap konflik kerja-ke-keluarga dan intensi keluar. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. topik yang penting di bidang akuntansi manajemen. SPM merupakan proses

BAB 1 PENDAHULUAN. topik yang penting di bidang akuntansi manajemen. SPM merupakan proses BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini sistem pengendalian manajemen (SPM) merupakan salah satu topik yang penting di bidang akuntansi manajemen. SPM merupakan proses dengan mana menajer mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran industri dan perubahan perilaku karyawan. Sumber daya manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran industri dan perubahan perilaku karyawan. Sumber daya manusia (SDM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perasaingan dalam dunia bisnis merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh organisasi. Organisasi dituntut untuk mampu menghadapi perubahan paradigma, pergeseran

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN. dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil

BAB V SIMPULAN. dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil BAB V SIMPULAN Bab ini berisi tentang simpulan hasil analisis yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil pengujian diperoleh dari partisipan dengan

Lebih terperinci

PENGARUH INSTRUMENTAL DAN EXPRESSIVE NETWORK DENSITY TERHADAP KINERJA TIM: PEMEDIASI KEMAMPUAN INTEGRASI PENGETAHUAN TIM

PENGARUH INSTRUMENTAL DAN EXPRESSIVE NETWORK DENSITY TERHADAP KINERJA TIM: PEMEDIASI KEMAMPUAN INTEGRASI PENGETAHUAN TIM Vol 18 No 2, Julii 2014 Hal: 152-168 PENGARUH INSTRUMENTAL DAN EXPRESSIVE NETWORK DENSITY TERHADAP KINERJA TIM: PEMEDIASI KEMAMPUAN INTEGRASI PENGETAHUAN TIM Candra Vionela Merdiana Universitas Ahmad Dahlan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan organisasi yang memiliki budaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan organisasi yang memiliki budaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan organisasi yang memiliki budaya kerja yang berbeda dengan bisnis lainnya. Hal ini dikarenakan dalam bisnisnya, KAP menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem evaluasi kinerja masih menjadi topik yang mendominasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sistem evaluasi kinerja masih menjadi topik yang mendominasi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem evaluasi kinerja masih menjadi topik yang mendominasi dalam penelitian akuntansi manajemen (Harris dan Durden, 2012). Lebih lanjut Harris dan Durden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). Dalam suatu organisasi terdapat tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang beragam dari individu yang berada dalam organisasi akan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang beragam dari individu yang berada dalam organisasi akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan sangat penting bagi organisasi karena kepemilikan pengetahuan yang beragam dari individu yang berada dalam organisasi akan menjadi keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daripada apakah mereka tinggal (Allen dan Meyer, 1990). Maksudnya

BAB I PENDAHULUAN. daripada apakah mereka tinggal (Allen dan Meyer, 1990). Maksudnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu perusahaan, karyawan menjadi hal yang sangat penting. Perusahaan tidak akan bisa sukses tanpa ada campur tangan usaha karyawannya. Perusahaan akan tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Karir di masa sekarang jauh berbeda dengan karir di masa lalu.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Karir di masa sekarang jauh berbeda dengan karir di masa lalu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karir menjadi salah satu penghubung utama bagi individu dengan organisasi. Karir di masa sekarang jauh berbeda dengan karir di masa lalu. Di masa lalu tidak terpikirkan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran

BAB V. Kesimpulan dan Saran BAB V Kesimpulan dan Saran Dalam bab ini peneliti akan mengemukakan kesimpulan dan saran berdasarkan temuan hasil penelitian dari uraian bab sebelumnya mengenai masalah yang diteliti yaitu: Penyelenggaraan

Lebih terperinci

1. Kualitas Informasi berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan

1. Kualitas Informasi berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan 55 BABV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Simpulan Umum Dari hasil temuan dan pembahasan secara umum dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang telah disusun dan dapat dibuktikan benaradalah: 1. Kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan status Universitas Gadjah Mada (UGM) dari universitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan status Universitas Gadjah Mada (UGM) dari universitas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan status Universitas Gadjah Mada (UGM) dari universitas yang berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN) berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 153 Tahun 2000 menjadi

Lebih terperinci

Berdasarkan pengamatan langsung, mahasiswa yang sedang mengikuti studio tersebut belum memiliki gambaran yang jelas mengenai proses analisis dan

Berdasarkan pengamatan langsung, mahasiswa yang sedang mengikuti studio tersebut belum memiliki gambaran yang jelas mengenai proses analisis dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perencanaan wilayah dan kota merupakan bidang pendidikan yang tergolong dalam multidisiplin ilmu. Bidang tersebut menggunakan beragam tinjauan ilmu yang meliputi ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan keluarga ialah salah satu dari kekuatan kewirausahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan keluarga ialah salah satu dari kekuatan kewirausahaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan keluarga ialah salah satu dari kekuatan kewirausahaan yang mendominasi ekonomi global sekarang ini (Higginson, 2010). Perusahaan keluarga merupakan bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Emosi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-hari setiap individu,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Emosi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-hari setiap individu, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emosi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-hari setiap individu, terutama dalam interaksi sosial. Dalam organisasi, peran dan konsekuensi emosi serta afektif

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini peneliti menguraikan ulasan mengenai simpulan penelitian, implikasi penelitian yang terdiri dari implikasi teoritis dan praktis serta keterbatasan dan saran penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1. Alasan Pemilihan Masalah Perubahan lingkungan bisnis telah menantang perusahaan-perusahaan untuk dapat bersaing dengan ketat. Perusahaan yang dapat menerapkan strategi bisnisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar

BAB I PENDAHULUAN. internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar BAB I PENDAHULUAN Bab pertama pada tesis ini menjelaskan topik penelitian yaitu konsep internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar belakang penelitian yang didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Dari hasil uji hipotesis dan analisa pada Bab IV dari penelitian ini, peneliti

BAB 5 PENUTUP. Dari hasil uji hipotesis dan analisa pada Bab IV dari penelitian ini, peneliti BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian Dari hasil uji hipotesis dan analisa pada Bab IV dari penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif secara signifikan terhadap

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepemimpinan transformasional organisasi pada kinerja organisasi dan menguji

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepemimpinan transformasional organisasi pada kinerja organisasi dan menguji 97 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. SIMPULAN Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji pengaruh positif gaya kepemimpinan transformasional organisasi pada kinerja organisasi dan menguji peran pemediasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama

BAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama BAB V PENUTUP Semua analisa dan pembahasan didasarkan pada dokumen dan data yang diperoleh dari penggalian informasi dari staf tersebut mendukung hubungan antara penerapan model penilaian kinerja staf

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. widya husada. Penelitian ini dilakaukan diakper widya husada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. widya husada. Penelitian ini dilakaukan diakper widya husada BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Bab ini membahas hasil penelitian tentang hubungan mutu pembelajaran skills lab dengan hasil belajar mahasiswa diakper widya husada.

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI BAB 5 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Pada bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini, saran bagi perusahaan, keterbatasan penelitian dan saran bagi penelitian selanjutnya. 5.1 Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah hal yang menjadi topik penting dalam setiap penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah hal yang menjadi topik penting dalam setiap penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan adalah hal yang menjadi topik penting dalam setiap penelitian yang diarahkan untuk mengkaji sebuah organisasi. Di dalam sebuah organisasi bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring berjalannya waktu perekonomian di dunia semakin berkembang. Globalisasi membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Karena itu, organisasi dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Tim Kerja Tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Bab ini bertujuan untuk menjelaskan simpulan, implikasi hasil penelitian

BAB V PENUTUP. Bab ini bertujuan untuk menjelaskan simpulan, implikasi hasil penelitian BAB V PENUTUP Bab ini bertujuan untuk menjelaskan simpulan, implikasi hasil penelitian guna memberikan pemahaman mengenai hasil analisis data yang telah dilakukan dan referensi untuk penelitian selanjutnya,

Lebih terperinci

Sebuah Studi Empirik. Efek dari Visibilitas Pembagian Pengetahuan pada Hubungan Berdasarkan Insentif dalam Sistem Manajemen Pengetahuan Elektronik :

Sebuah Studi Empirik. Efek dari Visibilitas Pembagian Pengetahuan pada Hubungan Berdasarkan Insentif dalam Sistem Manajemen Pengetahuan Elektronik : Efek dari Visibilitas Pembagian Pengetahuan pada Hubungan Berdasarkan Insentif dalam Sistem Manajemen Pengetahuan Elektronik : Sebuah Studi Empirik Xi Zhang Patricia Ordonez de Pablo-Zhongyun Zhou Gaby

Lebih terperinci

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY (Sumber : Hilmi Aulawi, Rajesri Govindaraju, Kadarsah Suryadi, Iman Sudirman) Fakultas Teknologi Industri, Program

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. pengelolaan yang baik pula organisasi akan mendapatkan karyawan-karyawan

Bab I. Pendahuluan. pengelolaan yang baik pula organisasi akan mendapatkan karyawan-karyawan Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Dalam melakukan kegiatan bisnis, karyawan merupakan suatu aset yang penting bagi organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan berujung pada keberhasilan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN A. Simpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Kepuasan komunikasi organisasional memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap kepuasan kerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang bernama Gallup pada tahun 1990-an. Menurut survei Global,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang bernama Gallup pada tahun 1990-an. Menurut survei Global, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asal-usul kemunculan employee engagement dalam dunia bisnis tidak sepenuhnya jelas. Pertama kali yang menggunakan ide tersebut adalah sebuah organisasi yang bernama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset berharga dalam setiap organisasi. Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu prioritas dalam manajemen

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepercayaan guru pada pimpinan. 4. Kepercayaan guru pada pimpinan memediasi sebagian (partial

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepercayaan guru pada pimpinan. 4. Kepercayaan guru pada pimpinan memediasi sebagian (partial BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kepercayaan guru pada pimpinan. 2. Kepercayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia perbankan dan dunia usaha sekarang ini timbul lembaga keuangan seperti lembaga pembiayaan. Lembaga pembiayaan tersebut berbentuk perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika perubahan dan ketidakpastian. Untuk dapat bertahan hidup, bersaing, dan berhasil suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam satu dekade terakhir, penggunaan internet di dalam kelas sebagai bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah satunya disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menarik para wisatawan agar mau berkunjung. Hal ini penting dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menarik para wisatawan agar mau berkunjung. Hal ini penting dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan didirikannya museum Bank Indonesia sebagai salah satu objek wisata dan edukasi, maka Bank Indonesia dihadapkan pada tantangan bagaimana untuk menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia adalah salah satu aset usaha berharga dan merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual (Darmawan, 2013).

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 197 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil-hasil penelitian, temuan-temuan dan pembahasan maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan secara umum dan kesimpulan yang mengacu pada pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang tertuang dalam perencanaan strategi suatu organisasi. Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang tertuang dalam perencanaan strategi suatu organisasi. Kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja merupakan suatu komponen yang penting untuk mengukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Mahsun (2006) mendefenisikan kinerja sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metode atau pendekatan ( Felisia, 2011). Ukuran yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. metode atau pendekatan ( Felisia, 2011). Ukuran yang digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja perusahaan merupakan salah satu indikator yang penting, tidak saja bagi perusahaan, tapi juga bagi investor. Penilaian kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian dimana di dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti dalam memilih penelitian ini yang dikemas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, DISKUSI, KETERBATASAN DAN SARAN. adalah membuktikan secara empiris pengaruh kualitas pelayanan,

BAB V SIMPULAN, DISKUSI, KETERBATASAN DAN SARAN. adalah membuktikan secara empiris pengaruh kualitas pelayanan, BAB V SIMPULAN, DISKUSI, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini merupakan penelitian terkait variabel kepercayaan persepsian, risiko persepsian, kepuasan pengguna, kualitas pelayanan dan intensitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penguasaan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa yang akan datang. IPA berkaitan dengan cara

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis 1 (H 1 ) tidak didukung. mempengaruhi secara signifikan pada kinerja guru.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis 1 (H 1 ) tidak didukung. mempengaruhi secara signifikan pada kinerja guru. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil uji hipotesis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Kepemimpinan transaksional berpengaruh positif namun

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang

Bab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang yaitu era pertanian, era industri dan era informasi. Dalam era pertanian, faktor yang menonjol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan salah satu konstruk yang mendapatkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan salah satu konstruk yang mendapatkan banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kreativitas merupakan salah satu konstruk yang mendapatkan banyak perhatian di bidang ilmu perilaku organisasional. Pada tataran praktis, kreativitas dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi yang terbesar di dunia serta perusahaan Amerika terbesar dalam bidang perusahaan energi. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lainnya. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lainnya. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berkomunikasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial, tentu membutuhkan interaksi dengan manusia lainnya. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berkomunikasi dan berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PEGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi yang sukses adalah organisasi yang paling efisien menanggapi

BAB I PEGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi yang sukses adalah organisasi yang paling efisien menanggapi BAB I PEGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi yang sukses adalah organisasi yang paling efisien menanggapi lingkungannya. Lingkungan menghubungkan domain dari pemasaran dan pengembangan strategi

Lebih terperinci

MEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015

MEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015 MEMIMPIN TIM Nama Kelompok Nuriza Bania 041013081 Bagas Koro Samudra 041013121 Pratidina Eka Putri 041013142 Ivana Cristine Tarigan 041013151 Ranni Hayunda 041013283 Elvanisha 041113050 Okky Dwi Setiawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah aset organisasi yang paling berharga (Shah, 2012), karena tanpa sumber daya manusia yang berkualitas maka organisasi tidak akan bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya adalah cabang Solo Raya dan Madiun Raya. Pada bulan April 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya adalah cabang Solo Raya dan Madiun Raya. Pada bulan April 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergantian manajer wilayah yang terjadi pada BUMN adalah suatu hal yang biasa terjadi, salah satunya pada PT. Kimia Farma, Tbk. Pergantian manajer wilayah tersebut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua dengan pembelajaran berbasis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kebangkitan gerakan perempuan yang mewujud dalam bentuk jaringan. Meski

BAB V PENUTUP. kebangkitan gerakan perempuan yang mewujud dalam bentuk jaringan. Meski BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kehadiran gerakan perempuan yang ada di Yogyakarta telah dimulai sejak rejim orde baru berkuasa. Dalam tesis ini didapatkan temuan bahwa perjalanan gerakan perempuan bukanlah

Lebih terperinci

Pengertian dan Urgensi Perencanaan Tujuan dan Rencana Menetapkan Tujuan dan Mengembangkan Rencana Masalah Kontemporer dalam Perencanaan

Pengertian dan Urgensi Perencanaan Tujuan dan Rencana Menetapkan Tujuan dan Mengembangkan Rencana Masalah Kontemporer dalam Perencanaan Pengertian dan Urgensi Perencanaan Tujuan dan Rencana Menetapkan Tujuan dan Mengembangkan Rencana Masalah Kontemporer dalam Perencanaan MANAGEMENT, Eleventh Edition by Stephen P. Robbins & Mary Coulter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan perubahan yang terjadi kian cepat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum pendidikan harus disusun dengan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1) Penelitian ini menguji dan menganalisa pengaruh positif. kepemimpinan transformasional pada perilaku kewargaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1) Penelitian ini menguji dan menganalisa pengaruh positif. kepemimpinan transformasional pada perilaku kewargaan BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1) Penelitian ini menguji dan menganalisa pengaruh positif kepemimpinan transformasional pada perilaku kewargaan organisasional, serta peran pemediasian komitmen afektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi. BAB I 1.1 Pengantar PENDAHULUAN Tuntutan mengenai pengelolaan suatu organisasi berdasarkan sistem tata kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi organisasi di sektor pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi organisasi menghadapi berbagai tantangan yang makin kompleks dalam mencapai tujuannya. Tantangan tersebut di antaranya dapat berupa ketersediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 KESIMPULAN Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang menjadi objek dalam penelitian ini merupakan organisasi universitas yang memiliki sembilan nilai dasar atau core values

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diberikan beberapa kesimpulan, sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diberikan beberapa kesimpulan, sebagai berikut. 161 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil pelaksanaan dan analisis statistik penelitian yang dilakukan, maka dapat diberikan beberapa kesimpulan, sebagai berikut. 1. Ada perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahkamah Agung (MA) saat ini tengah menghadapi suatu perubahan lingkungan seperti yang tersurat dalam Cetak Biru Pembaharuan Peradilan tahun 2010-2035. MA sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan kompetensi antar individu menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan kompetensi antar individu menyebabkan banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan kompetensi antar individu menyebabkan banyak karyawan di masa kini berpindah-pindah tempat kerja. Alasan-alasan karyawan berpindah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi memiliki peranan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi memiliki peranan penting terhadap kelangsungan hidup perekonomian dan masyarakat secara luas. Meskipun mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fisika merupakan salah satu bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Fisika berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga fisika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan sumber daya paling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan sumber daya paling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) merupakan sumber daya paling penting bagi organisasi baik pemerintah maupun swasta, sehingga tanpa manusia, suatu organisasi tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Era globalisasi ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Era globalisasi ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dan globalisasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari di dalam dunia bisnis dan industri. Ulrich (1997) mengatakan bahwa konsep globalisasi bukanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belakangan ini lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan kemajuan teknologi informasi menciptakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Model dan Pemodelan

BAB II DASAR TEORI. II.1 Model dan Pemodelan BAB II DASAR TEORI Pada bagian ini akan dijelaskan seluruh dasar teori yang berkaitan dengan kegiatan tugas akhir. Seluruh dasar teori yang dijelaskan akan digunakan sebagai landasan pelaksanaan tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Pembelajaran berbasis

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Pembelajaran berbasis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan Kurikulum 2013 dirancang ke dalam pembelajaran berbasis teks, dalam pembelajaran tersebut siswa diharapkan mampu memproduksi dan menggunakan teks sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci