BAB V SIMPULAN Simpulan. Tujuan melaksanakan penelitian ini adalah memberikan bukti empiris bahwa

Transkripsi

1 BAB V SIMPULAN 5.1. Simpulan Tujuan melaksanakan penelitian ini adalah memberikan bukti empiris bahwa keanekaragaman demografi mempengaruhi berbagi pengetahuan terutama pada level tim/kelompok di UMKM Soloraya. Kontribusi yang terlihat adalah adanya evaluasi terkait perbedaan 3 (tiga) konstruk pengukuran keanekaragaman yaitu (pemisahan, varietas, dan kesenjangan) dari hasil penelitian Harrison dan Klein (2007). Selain itu, juga dilakukan pengujian adakah perbedaan pengaruh dari ketiga pengukuran keanekaragaman demografi dalam mempengaruhi berbagi pengetahuan dalam tim. Dari perspektif praktis, hubungan antara keanekaragaman demografi dan berbagi pengetahuan dapat memberikan petunjuk bagaimana atasan atau pihak terkait dalam menentukan anggota tim atau membentuk tim. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, peneliti menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data primer. Kuesioner yang berisi tentang pertanyaan data responden untuk variabel keanekaragaman demografi dan 7 item pertanyaan untuk variabel berbagi pengetahuan dalam tim yang diadopsi dari Faraj dan Sproull (2000) dan Durham (1997). Unit analisis dalam penelitian ini adalah tim (tim kerja). Tim kerja yang berasal dari UMKM di Soloraya dan yang dijadikan responden adalah usaha mikro. 65

2 66 Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa hal penting, di antaranya: 1. Keanekaragaman demografi umur (pemisahan) tidak signifikan berpengaruh pada berbagi pengetahuan dalam tim. Hal ini disebabkan karena perbedaan umur (pemisahan) antar karyawan di UMKM hanya akan berpengaruh pada diri individu karyawan saja, misalnya turn over dan ketidakhadiran seorang individu pada organisasi tersebut. 2. Berbagi pengetahuan dalam tim dipengaruhi secara positif oleh keanekaragaman demografi umur yang diukur dengan varietas. Karena umur dari seseorang merupakan cerminan pola perilaku seseorang tersebut dalam bekerja (orientasi kerja). 3. Berbagi pengetahuan dalam tim dipengaruhi secara positif oleh keanekaragaman demografi umur yang diukur dengan kesenjangan. Demografi umur yang diukur dengan kesenjangan akan melihat anggota tim itu senior atau junior yang terlihat sebagai status sosial di lingkungan kerja. 4. Keanekaragaman demografi masa jabatan (pemisahan) tidak berpengaruh pada berbagi pengetahuan dalam tim. Masa jabatan akan menumbuhkan sikap, keyakinan, dan nilai dalam bekerja. Semakin tinggi keanekaragamannya maka akan memberikan pengaruh yang tidak baik/negatif bagi kinerja organisasi. 5. Berbagi pengetahuan dalam tim positif dipengaruhi oleh keanekaragaman demografi masa jabatan untuk varietas. Jika usaha mikro memiliki karyawan dengan pengalaman, informasi, dan jaringan yang berbeda-beda, maka akan memberikan pengaruh yang bagus untuk kinerja organisasi.

3 67 6. Berbagi pengetahuan dalam tim positif dipengaruhi oleh keanekaragaman demografi masa jabatan diukur dengan kesenjangan. Seorang anggota tim yang lebih senior akan lebih mengenal pengetahuan sosial, nilai, dan perilaku dalam berperan di organisasinya. Dapat dikatakan sebuah organisasi dengan keanekaragaman yang tinggi akan lebih mudah beradaptasi terhadap lingkungan yang dinamis. 7. Ketiga pengukuran (konstruk) dari keanekaragaman yaitu pemisahan, varietas, dan kesenjangan akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda pada berbagi pengetahuan, karena masing-masing pengukuran memiliki pengertian yang berbeda juga yang berdasarkan teori yang mendasarinya Implikasi Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi yang bermanfaat untuk semua pihak, diantaranya : 1. Secara teoritis, penelitian ini mengkonfirmasi tentang perbedaan 3 (tiga) konstruk pengukuran keanekaragaman yaitu (pemisahan, varietas, dan kesenjangan) dari hasil penelitian Harrison dan Klein (2007) dan pengaruh keanekaragaman demografi terhadap berbagi pengetahuan dalam tim. Penelitian ini lebih difokuskan pada tiga pengukuran keanekaragaman yaitu pemisahan, varietas, dan kesenjangan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ketiga pengukuran keanekaragaman (demografi) tersebut memiliki pengaruh yang tidak sama, karena masing-masing pengukuran memiliki dasar teori yang berbeda. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan masukan dan berkontribusi untuk pengembangan literatur maupun penelitian yang

4 68 berkaitan dengan keanekaragaman (diversity), berbagi pengetahuan (knowledge sharing) dan untuk unit analisis tim. 2. Secara praktis, hubungan antara keanekaragaman demografi dan berbagi pengetahuan dapat memberikan petunjuk bagaimana atasan atau pihak terkait dalam menentukan anggota tim atau membentuk tim terutama mempertimbangkan umur dan masa jabatan individu. Dari umur seorang individu akan terlihat apa orientasi kerjanya dan sudah termasuk senior atau junior jika dibandingkan dengan rekan kerja yang lain. Dari masa jabatan akan terlihat kemampuan, pengalaman, pengetahuan (informasi), dan senioritas orang tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada UMKM khususnya di Soloraya dalam mencari karyawan baru yang nantinya akan bekerja sama dengan karyawan lainnya yang dapat bermanfaat bagi kesuksesan dan keberlangsungan UMKM Keterbatasan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang diharapkan dapat menjadi bahan dalam memberikan saran perbaikan untuk penelitian selanjutnya dengan topik yang relevan. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini hanya dilakukan di Soloraya, sehingga hasil penelitian tidak dapat digunakan untuk generalisasi. Pelaksanaan penelitian dalam cakupan wilayah yang relatif sempit memiliki kemungkinan variasi yang rendah. Tingkat variasi yang rendah potensial menimbulkan bias dalam analisis data. 2. Pengukuran variabel keanekaragaman sebagai variabel independen

5 69 menggunakan demografi saja. Secara konseptual, pengukuran keanekaragaman dapat diukur dengan faktor-faktor lain yang relevan. 3. Penelitian ini dilakukan dalam satu kurun waktu tertentu dalam jangka yang sangat pendek sehingga tidak dapat melihat perubahan fenomena berbagi pengetahuan di UMKM. 4. Berdasarkan tingkat kemampuan model yang relatif masih lemah dalam menjelaskan variabel dependen, keterbatasan dalam penelitian ini adalah masih terdapat faktor-faktor dan variabel lain yang dapat menjelaskan berbagi pengetahuan dalam tim dengan lebih baik namun belum masuk ke dalam model penelitian ini Saran Adanya keterbatasan yang telah diuraikan di atas dan adanya permasalahan selama pelaksanaan penelitian, maka peneliti memberikan saran bagi penelitian selanjutnya yaitu: 1. Untuk meminimalisasi bias akibat dari adanya variasi responden yang rendah dan agar hasil penelitian dapat digunakan untuk generalisasi, maka penelitian sebaiknya dilakukan dalam cakupan wilayah yang lebih luas, misalnya tingkat propinsi atau nasional. 2. Untuk mendapatkan pengukuran yang menyeluruh pada variabel keanekaragaman, maka perlu dilakukan pengukuran keanekaragaman berdasarkan budaya (culture diversity), struktural (structural diversity). 3. Sebaiknya penelitian dilakukan secara longitudinal agar diketahui

6 70 perkembangan berbagi pengetahuan di UMKM dengan melihat mortality rate dalam tim tersebut. 4. Perlu menambahkan faktor-faktor penjelas atau variabel lainnya untuk dapat menjelaskan berbagi pengetahuan dalam tim dari sudut pandang lain dengan lebih baik. Dengan bertambahnya faktor-faktor penjelas yang menjadi variabel independen diharapkan akan meningkatkan kemampuan model dalam menjelaskan berbagi pengetahuan dalam tim dengan meminimalkan faktor lain di luar model. Faktor-faktor yang dimaksud antara lain latar perbedaan latar belakang tugas/fungsi dalam tim dan tingkat pendidikan (Bantel dan Jackson, 1989 dalam Bell et al., 2011), latar belakang pendidikan (Harrison dan Klein, 2007), umur yang telah dimiliki oleh tim (Katz, 1982 dalam Bell et al., 2011). Selain itu, penelitian berikutnya dapat menggunakan variabel saling ketergantungan tugas/pekerjaan (task interdependence) sebagai pemediasi pengaruh keanekaragaman demografi pada berbagi pengetahuan (Williams dan O Reilly, 1998) atau konteks/bidang tim (Joshi dan Roh, 2009) dan masa (berlaku) tim (Argote dan McGrath, 1993 dalam Bell et al., 2011) sebagai pemoderasi.