BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang beragam dari individu yang berada dalam organisasi akan
|
|
- Susanto Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan sangat penting bagi organisasi karena kepemilikan pengetahuan yang beragam dari individu yang berada dalam organisasi akan menjadi keunggulan kompetitif bagi organisasi. Semakin maju pengetahuan yang dimiliki organisasi maka akan semakin tinggi daya saing organisasi (Devenport & Prusak, 1998). Memelihara, menemukan dan menerapkan pengetahuan sangat penting dalam manajemen pengetahuan organisasi (Alavi & Leidner, 2001). Nonaka & Takeuchi (1995) menyebutkan bahwa manajemen pengetahuan merupakan usaha untuk mendapatkan, menciptakan, menggunakan, mendokumentasikan dan mengkodekan pengetahuan yang dimiliki oleh tiap individu. Lebih lanjut, agar dapat diakses oleh individu lainnya guna meningkatkan daya saing organisasi. Nonaka & Takeuchi (1995) membedakan pengetahuan menjadi dua yaitu pengetahuan implisit (tacit) dan pengetahuan eksplisit (explicit). Lebih lanjut, pengetahuan implisit bersifat pribadi, konteks-spesifik, dan karena itu sulit dirumuskan dan dikomunikasikan. Pengetahuan implisit berakar dalam tindakan, pengalaman, keterlibatan pemikiran, dan dalam konteks tertentu (Alavi & Leidner, 2001). Dari perspektif organisasi, Nonaka (1994) menjelaskan pengetahuan implisit sebagai pengetahuan yang lengket. Dan sulit untuk digambarkan, dijelaskan, atau ditransfer (Brown & Duguid, 1998). Oleh karena itu, sulit untuk diubah menjadi bentuk eksplisit agar dapat 1
2 dengan mudah ditransfer dan dibagi (Berman et al., 2002). Sedangkan, pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang lebih mudah dibagikan secara formal dengan bahasa yang sistematis. Meskipun, berbagi pengetahuan sangat penting bagi organisasi namun masalah mendasar dari berbagi pengetahuan terletak pada kenyataan bahwa berbagi pengetahuan bukanlah satu hal yang dapat berjalan otomatis. Hal ini karena berbagi pengetahuan dalam organisasi merupakan masalah yang kompleks dan rumit. Oleh karena itu, dalam manajemen pengetahuan berbagi pengetahuan merupakan hal yang paling sulit (Ruggles, 1998). Pengetahuan itu berada pada benak individu (Nonaka & Konno, 1998) dimana pengetahuan tersebut diterapkan individu dalam tugas, dan perilaku karyawan dalam berbagi pengetahuan. Gibbert & Krause (2002) dalam Bock et al. (2005) mengatakan bahwa berbagi pengetahuan berhubungan dengan kesediaan individu untuk membagi pengetahuan yang diciptakan atau didapatkannya kepada individu lain. Oleh karena itu, meski telah dikodifikasikan sebagai objek, pengetahuan tidak bisa terungkap selama pemiliknya tidak bersedia untuk mengungkapkan dan membaginya. Dalam aktivitas berbagi pengetahuan banyak orang yang akan memiliki pengetahuan yang sama, dan sebagai akibatnya pengetahuan itu dianggap menjadi kurang bernilai. Banyak individu yang tidak bersedia untuk berbagi pengetahuan yang dimilikinya kepada individu lainnya (Devenport, 1997). Perilaku berbagi pengetahuan individu dituntun oleh karakteristik pribadi dan lingkungan sekitar mereka (Hakami et al., 2014). Organisasi selalu 2
3 dihadapkan pada tantangan bagaimana agar individu mau berbagi pengetahuan di dalam dan di luar organisasi. Hal itu karena, dalam praktek berbagi pengetahuan tidak dapat dipaksakan melainkan hanya dapat didorong dan difasilitasi. Proses berbagi pengetahuan diartikan sebagai proses pertukaran pengetahuan antara dua pihak atau lebih secara resiprokal (Willem & Scarbrough, 2002). Lebih lanjut, proses ini guna merekonstruksi suatu pengetahuan menjadi lebih bermanfaat, masuk akal, serta dapat diaplikasikan dalam konteks tertentu. Keberhasilan individu dalam melakukan berbagi pengetahuan dapat dilihat dari kemudahan individu dalam mengkomunikasikan pengetahuan tersebut. Taylor (2007) dalam Panahi et al. (2013) menjelaskan bahwa memfasilitasi berbagi pengetahuan implisit antar individu merupakan hal yang penting dan menarik. Seperti berbagi pengalaman, keterampilan, dan mempertahankan pengetahuan yang ada dalam organisasi. Berbagi pengetahuan dipandang sebagai salah satu proses penting dalam manajemen pengetahuan. Karena, aktivitas berbagi pengetahuan merupakan aspek kunci keberhasilan pelaksanaan manajemen pengetahuan dalam organisasi (Bechina & Bommen, 2006; Pillania, 2006). Teknologi informasi seperti penggunaan media sosial dapat membantu organisasi untuk mengelola sumber daya pengetahuan, khususnya untuk memfasilitasi berbagi pengetahuan antar individu. Informasi yang terdapat dalam media sosial pun sangat beragam, sehingga informasi yang masuk ke dalam pikiran tiap individu yang berinteraksi di dalam media sosial pun 3
4 menjadi sangat beragam. Proses pertukaran dan berbagi informasi tersebut dapat terjadi melalui komunikasi daring (online) yang terjalin antar individu baik di dalam maupun di luar organisasi. Kolaborasi pengetahuan daring terjadi ketika internet atau intranet digunakan sebagai media untuk pertukaran pengetahuan (Hakami et al., 2014). Berbagi pengetahuan mengacu pada tugas untuk membantu individu lain dengan informasi dan pengetahuan, dan untuk berkolabolasi dengan individu lain dalam memecahkan suatu masalah, mengembangkan ide-ide baru, dan pelaksanaan proses (Cummings, 2004). Media sosial dapat dilihat sebagai suatu cyber ba, karena dapat mendukung aktivitas manajemen pengetahuan pada waktu tertentu dan dalam ruang bersama dengan memungkinkan dan memfasilitasi interaksi dan kolaborasi individu. Nonaka & Konno (1998) memperkenalkan cyber ba, yaitu tempat interaksi di dunia maya bukan ruang nyata dan waktu. Konsep ba menitikberatkan pada tipe interaksi individu atau kolektif dan media melalui tatap muka atau virtual pada proses penciptaan pengetahuan. Terdapat empat konsep ba yaitu originating, dialoguing, exercising dan systemising. Pada konsep tersebut, interaksi daring merupakan bagian interaksi individu atau kolektif melalui media virtual yang membutuhkan aplikasi teknologi (Nonaka et al., 2000). Panahi et al. (2013) menyatakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi telah dianggap sebagai media yang dapat memfasilitasi berbagi pengetahuan implisit antar individu. Namun, masih banyak terdapat kontroversi yang menyatakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi 4
5 masih belum mampu untuk memfasilitasi berbagi pengetahuan implisit. Hal ini dikarenakan, teknologi informasi dan komunikasi telah mengabaikan salah satu komponen utama dari manajemen pengetahuan yaitu individu (Husman & Wulf (2005); Marwick, 2001). Bukowitz & Williams (1999) dalam Eid & Al-Jabri (2016) mendefinisikan berbagi pengetahuan sebagai suatu kegiatan di mana pengetahuan (seperti informasi, keterampilan, atau keahlian) dipertukarkan antara orang-orang, teman-teman, keluarga, masyarakat, atau organisasi. Menurut Chui et al. (2012); Kane et al. (2009); Treem & Leonardy (2013); dalam Wagner et al. (2014) menyebutkan bahwa dalam media internet, yaitu teknologi interaktif telah banyak dikembangkan dan digunakan oleh organisasi. Teknologi interaktif tersebut dikenal sebagai media sosial. Media sosial telah menjadi sangat populer dan tidak lagi menjadi fenomena yang dapat diabaikan. Penggunaan beberapa alat-alat media sosial oleh individu, seperti facebook, blog dan youtube, telah melanda dunia akhir-akhir ini. Media sosial telah menjadi hal umum, dan telah mengubah hubungan pribadi individu, individu dapat berkontribusi dalam sejumlah isu dan menghasilkan kemungkinan baru dan tantangan untuk berkolaborasi (Gaal et al., 2015). Jumlah pengguna (user) media sosial, dan interaksi diantara mereka sangat besar. Parameswaran & Whinston (2007) menyebutkan bahwa media sosial telah memberikan banyak peluang kepada individu untuk berinteraksi antar individu melalui alat-alat komunikasi yang baru. 5
6 Banyak penelitian telah membuktikan bahwa konsep komunitas terkait erat dan dipengaruhi oleh perkembangan media sosial. Kaplan & Haenlein (2010); dan Kietzmann et al. (2011) menyebutkan bahwa kebutuhan yang penting bagi individu dalam berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain dalam konsep komunitas telah dipenuhi oleh fasilitas alat media sosial. Media sosial memiliki pengaruh yang kuat pada pengembangan komunikasi dan bersosialisasi (Roblek et al., 2013). Karena penggunaan media sosial memiliki implikasi terhadap cara individu berinteraksi baik secara pribadi maupun di dalam organisasi. Alat-alat yang ada dalam media sosial menawarkan peluang hubungan yang lebih kaya dari pada hubungan dalam bentuk awal komunitas daring (Scheepers et al., 2014). Hal tersebut disebabkan oleh, keuntungan utama yang dimiliki oleh alat-alat media sosial adalah kemampuan untuk berinteraksi dengan individu lain dan saling berbagi informasi (Scheepers et al., 2014; Kaplan & Haenlein, 2010). Alat-alat media sosial seperti situs jejaring sosial (SNS) mengenalkan interaksi dan memungkinkan individu/pengguna untuk mengkomunikasikan informasi dan pengalaman pribadi (Eid & Al-Jabri, 2016). Hal tersebut memungkinkan pengguna untuk membuat profil mereka terhubung, berinteraksi, dan berkolaborasi dengan orang lain (Boyd & Ellison, 2008). Berdasarkan penelitian teoritis oleh Majchrzak et al. (2013) dalam Eid & Al-Jabri (2016) mendefinisikan mengobrol dan diskusi secara daring sebagai kegiatan, di mana ide-ide, konsep, masalah tugas, praktek dan lainnya. Di unggah, dipikirkan dan 6
7 didiskusikan antara sekelompok individu/pengguna dengan menggunakan satu atau lebih situs jejaring sosial (SNS). Hubungan sosial merupakan hal yang mendorong individu untuk menggunakan media sosial (Scheepers et al., 2014). Karena melalui media sosial pengguna dapat menciptakan hubungan baru melalui jaringan yang luas (Kietzmann et al., 2011). Pengguna media sosial memiliki keinginan untuk mengembangkan dan cenderung untuk mempertahankan hubungan sosial yang merupakan penentu utama dari perilaku berbagi pengetahuan daring (Ma & Yuen, 2011). Perkembangan terbaru dari media sosial membawa peluang baru tidak hanya untuk bersosialisasi dan pemasaran, tetapi juga untuk berbagi pengetahuan dan pembelajaran. Faraj et al. (2011) dalam Wagner et al. (2014) menyebutkan bahwa teknologi media sosial dan potensi yang lain (affordance) yang dimilikinya, dapat digunakan untuk memfasilitasi manajemen pengetahuan secara umum. Teknologi informasi dapat membantu organisasi untuk mengelola sumber daya pengetahuan, yaitu melalui media sosial, teknologi informasi yang lebih interaktif, misalnya wikis, blogs, microblogging, social networking, dan social tagging (Wagner et al., 2014). Wikipedia merupakan salah satu alat media sosial yang biasa digunakan sebagai media untuk berbagi informasi dan pengetahuan. Wikipedia merupakan sebuah ensiklopedia multibahasa yang dapat disunting, disalin, dan disebarkan secara bebas (sumber wikipedia). Mayfield (2008) dalam Zheng et al. (2010) menyebutkan bahwa ada enam kategori alat-alat media sosial yang populer, 7
8 antara lain: 1) Jejaring sosial (e.g., MySpace, Facebook, Bebo); 2) Blog; 3) Wiki; 4) Podcasts; 5) Forums; dan 6) Content communities (e.g., Flickr, del.icio.us, Youtube)). Hsu & Lin (2008) menyebutkan bahwa faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku berbagi pengetahuan individu (i.e., expected reciprocity benefit, kepercayaan, dan hubungan yang diharapkan) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap pengguna untuk berpartisipasi dalam sebuah blog. Blog adalah singkatan dari web log yang merupakan bentuk aplikasi web yang berbentuk tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web (sumber wikipedia). Media sosial seperti jejaring sosial, blogs, wikis dan podcast telah muncul sebagai media daring yang inovatif yang dapat mempengaruhi perilaku berbagi pengetahuan individu (Hakami et al., 2014; Panahi et al., 2015). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan aktivitas berbagi pengetahuan di media sosial (Hakami et al., 2014). Faktor-faktor tersebut dibagi dalam tiga kategori, yaitu: faktor pribadi individu, faktor lingkungan organisasi, dan faktor teknologi. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa faktor individu yang memiliki potensi yang paling mampu berpengaruh terhadap perilaku berbagi pengetahuan di media sosial yaitu, pada hubungan yang diharapkan (outcome expectation) dan kepercayaan (trust). Scheepers et al. (2014) dalam penelitiannya telah mengidentifikasi empat perilaku pengguna media sosial (i.e., perilaku mencari informasi; 8
9 perilaku hedonisme; mempertahankan ikatan yang kuat; dan memperluas ikatan yang lemah) yang digunakan oleh individu dalam melakukan interaksi di media sosial. Lebih lanjut, pengguna media sosial cenderung untuk memperluas kegiatan mencari informasi mereka ke dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas. Hal ini didukung oleh Panahi et al. (2015) yang menyebutkan bahwa alat-alat media sosial seperti blog, micro-blog, wiki dan situs jejaring sosial lainnya telah mengubah perilaku mencari informasi individu. Ma & Chan (2014) menunjukkan bahwa online attachment motivation (POAM); perceived online relationship commitment (PORC) memiliki hubungan langsung dan tidak langsung terhadap perilaku berbagi pengetahuan daring. Lebih lanjut, Ma & Chan (2014) menambahkan altruism pengguna media sosial sebagai faktor yang mempengaruhi secara langsung perilaku berbagi pengetahuan daring. Namun, penelitian tersebut memiliki bias karena pada penggunaan sampel penelitian hanya pada mahasiswa baru yang sebagian besar hanya menggunakan satu alat media sosial yaitu jejaring sosial khususnya facebook. Untuk itu, Ma & Chan (2014) mengharapkan untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan mempertimbangkan jumlah jenis-jenis alat media sosial. Oleh karena itu, sampel penelitian ini tidak hanya sebatas pada pengguna jejaring sosial khususnya facebook. Media sosial dapat membuat pengetahuan bersama lebih kaya dan lebih berlimpah, yang selanjutnya bisa mempengaruhi kegiatan berbagi pengetahuan individu (Kwahk & Park, 2016). Menurut Ma & Chan (2014) 9
10 masih banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku berbagi pengetahuan di media sosial. Karena itu masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perilaku pengguna di media sosial. Serta faktor yang dapat mempengaruhi perilaku berbagi pengetahuan di media sosial. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian literatur konseptual yang dilakukan oleh Hakami et al. (2014) menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas berbagi pengetahuan di media sosial. Faktor-faktor tersebut dibagi dalam tiga kategori, yaitu: faktor pribadi individu, faktor lingkungan organisasi, dan faktor teknologi. Faktor-faktor tersebutlah yang dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan aktivitas berbagi pengetahuan di media sosial. Menurut Hakami et al. (2014) dari ketiga kategori tersebut, kategori faktor pribadi individual yang memiliki potensi yang mampu berpengaruh terhadap perilaku berbagi pengetahuan di media sosial. Hakami et al. (2014) menyarankan untuk melakukan pembuktian lebih lanjut secara empiris terhadap temuan literatur konseptual tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan 3 (tiga) dari beberapa faktor pribadi individu (Hakami et al., 2014) yang memiliki potensi yang paling mampu berpengaruh terhadap perilaku berbagi pengetahuan di media sosial (i.e., senang membantu, norma timbal balik, dan reputasi). Pi et al. (2013) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan pengguna Facebook Groups untuk berbagi pengetahuan. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa 10
11 reputasi secara signifikan mempengaruhi sikap berbagi pengetahuan anggota Facebook Groups, dan rasa harga diri akan langsung maupun tidak langsung di mediasi oleh norma subjektif mempengaruhi berbagi pengetahuan. Lebih lanjut, bahwa pada 3 (tiga) variabel ini telah banyak diteliti secara empiris serta memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku berbagi pengetahuan (Hakami et al., 2014). Namun, masih belum terdapat penelitian secara empiris yang dilakukan untuk melihat pengaruh dari faktor-faktor tersebut khususnya terhadap perilaku berbagi pengetahuan di media sosial. Berdasarkan hasil penelitian Hsu & Lin (2008) bahwa faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku berbagi pengetahuan individu (i.e., manfaat timbal balik yang diharapkan, kepercayaan, dan hubungan yang diharapkan) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap sikap pengguna untuk berpartisipasi dalam sebuah blog. Mayfield (2008) dalam Zheng et al. (2010) menyebutkan bahwa ada enam kategori media sosial yang populer (i.e., jejaring sosial (e.g., MySpace, Facebook, Bebo), blog, wiki, podcasts, forums, dan komunitas konten (e.g., Flickr, del.icio.us, Youtube ect.)). Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini menggunakan kepercayaan dan hubungan yang diharapkan sebagai faktor-faktor individual yang mempengaruhi perilaku berbagi pengetahuan (Hsu & Lin, 2008) sebagai variabel lain yang mempengaruhi aktivitas berbagi pengetahuan di media sosial (Hakami et al., 2014). Majchrzak et al. (2013) menyebutkan bahwa kegiatan percakapan dan berdiskusi daring, dimana ide-ide, konsep, masalah tugas yang dibagi secara 11
12 daring, direnungkan dan didiskusikan secara kelompok atau individu dengan menggunakan satu atau lebih situs jejaring sosial (SNS). Alat media sosial seperti situs jejaring sosial (SNS) mengenalkan interaksi dan memungkinkan individu/pengguna untuk mengkomunikasikan informasi dan pengalaman pribadi (Eid & Al-Jabri, 2016). Hal tersebut memungkinkan pengguna untuk membuat profil mereka terhubung, berinteraksi, dan berkolaborasi dengan orang lain (Boyd & Ellison, 2008). Lebih lanjut, bahwa percakapan dan diskusi yang bermanfaat, sebagai salah satu konsep dalam situs jejaring sosial (SNS) yang digunakan mahasiswa dalam berkomunikasi, pertanyaan dan jawaban, membahas tugas, atau membahas masalah yang berkaitan dengan program studi mereka. Safko & Brake (2009) dalam Hakami et al. (2014) mendefinisikan media sosial sebagai kegiatan, praktek, dan perilaku di kalangan komunitas orang-orang yang berkumpul secara darling untuk berbagi informasi, pengetahuan dan opini menggunakan media percakapan. Bowley (2009) dalam Hakami et al. (2014) mendefinisikan media sosial sebagai aplikasi kolaboratif daring dan teknologi yang memungkinkan dan mendorong partisipasi, percakapan, keterbukaan, penciptaan dan sosialisasi antara komunitas pengguna. Lebih lanjut, khususnya pengguna yang menghasilkan konten. Dan pengguna media sosial dimungkinkan dengan mudah terhubung dan mengumpulkan orang-orang secara bersama-sama melalui sebuah konten (Kwahk & Park, 2016). 12
13 Lingkungan media sosial menawarkan fitur unik, termasuk keterbukaan, komunikasi dua arah, dan umpan balik yang terbuka (Kwahk & Park, 2016). Karakteristik ini memungkinkan sejumlah besar pengguna secara bebas dan mudah berbagi pikiran, pendapat, pengalaman, perspektif, informasi, dan pengetahuan melalui media sosial (Kaplan & Haenlein, 2010). Dengan bantuan teknologi web, media sosial dapat dikombinasikan dengan berbagai media alat seperti video, audio, dan foto, serta berbagai alat komunikasi, seperti aplikasi chatting, audio atau program konfrensi video, atau sistem umpan balik. Melalui media sosial, individu dapat dengan mudah berbagi tidak hanya pengetahuan eksplisit mereka melalui komunikasi tertulis, tetapi juga pengetahuan implisit mereka. Yang mungkin sulit untuk diekspresikan dalam bentuk tertulis. Media sosial dapat membuat pengetahuan bersama lebih kaya dan lebih berlimpah, yang selanjutnya bisa mempengaruhi kegiatan berbagi pengetahuan (Kwahk & Park, 2016). Orang-orang yang aktif menggunakan media sosial mendapatkan pengetahuan dan informasi yang dapat mereka gunakan untuk menyelesaikan masalah yang mungkin mereka hadapi dengan rekan kerja atau dengan orang lainnya (Kwahk & Park, 2016). Istilah media sosial mengacu pada aplikasi berbasis internet yang digunakan oleh orang-orang untuk berbagi pendapat mereka, pikiran, pengalaman, dan perspektif (Kaplan & Haenlein, 2010). Lebih lanjut, Lerman (2007) dalam (Kwahk & Park, 2016) bukan hanya mencari dan pasif mengkonsumsi informasi, pengguna media sosial 13
14 menunjukkan kecenderungan untuk membuat informasi secara kooperatif, dan untuk mengevaluasi dan berbagi informasi. Hakami et al. (2014) menyebutkan mayoritas penelitian sebelumnya menyoroti berbagai faktor yang mempengaruhi kesediaan individu untuk berbagi pengetahuan seperti resiko, manfaat, sistem insentif, motivasi ekstrinsik dan intrinsik, iklim organisasi serta management championship. Dan studi-studi sebelumnya tentang perilaku berbagi pengetahuan sebagian besar dilakukan dalam konteks organisasi (Mustafa & Ibrahim, 2016) dan dalam konteks hubungan dengan konsumen. Penelitian yang sangat terbatas tentang pengaruh berbagi file di media sosial khususnya berbagi pengetahuan dalam konteks pendidikan tinggi (Eid & Al-Jabri, 2016). Berdasarkan uraian rumusan masalah, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji secara empiris faktor-faktor individual pengguna media sosial (user) yang mempengaruhi perilaku berbagi pengetahuan di media sosial. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka pertanyaanpertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kepercayaan berpengaruh positif terhadap perilaku berbagi pengetahuan di media sosial? 2. Apakah reputasi berpengaruh positif terhadap perilaku berbagi pengetahuan di media sosial? 14
15 3. Apakah senang membantu berpengaruh positif terhadap perilaku berbagi pengetahuan di media sosial? 4. Apakah norma timbal balik berpengaruh positif terhadap perilaku berbagi pengetahuan di media sosial? 5. Apakah hubungan yang diharapkan berpengaruh positif terhadap perilaku berbagi pengetahuan di media sosial? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menguji pengaruh kepercayaan terhadap perilaku berbagi pengetahuan di media sosial. 2. Menguji pengaruh reputasi terhadap perilaku berbagi pengetahuan di media sosial. 3. Menguji pengaruh senang membantu terhadap perilaku berbagi pengetahuan di media sosial. 4. Menguji pengaruh norma timbal balik terhadap perilaku berbagi pengetahuan di media sosial. 5. Menguji pengaruh hubungan yang diharapkan terhadap perilaku berbagi pengetahuan di media sosial. 15
16 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis, metodelogi, dan empiris mengenai pengaruh faktor-faktor individual dan perilaku individu di media sosial terhadap perilaku berbagi pengetahuan daring khususnya di media sosial. Serta dapat menjadi sumber referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti topik yang berkaitan dengan penelitian ini. Secara praktikal penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan bahan pertimbangan bagi praktisi dalam mendorong individu agar bersedia berbagi pengetahuan daring di media sosial. 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan tesis ini terdiri dari lima bab. Bab pertama menyajikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan. Bab dua menjelaskan teori yang menjadi dasar penelitian. Bab tiga memaparkan desain penelitian, metode pengambilan sampel dan analisis data yang digunakan pada penelitian. Bab empat membahas hasil analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. Bab lima memberikan simpulan, keterbatasan penelitian dan saran penelitian selanjutnya. 16
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fenomena menarik dalam perkembangan teknologi adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fenomena menarik dalam perkembangan teknologi adalah adanya internet yang dapat memberi kemudahan baik setiap individu untuk berhubungan dalam jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan bisnis dewasa ini membuat persaingan bisnis menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan bisnis dewasa ini membuat persaingan bisnis menjadi semakin ketat. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh kemajuan dan perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media sosial saat ini telah menjadi trend dalam komunikasi pemasaran. Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan organisasi yang memiliki budaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan organisasi yang memiliki budaya kerja yang berbeda dengan bisnis lainnya. Hal ini dikarenakan dalam bisnisnya, KAP menyediakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bauran Pemasaran Tradisional Bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang diperlukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar
Lebih terperinciMenurut Chris Brogan (2010:11) dalam bukunya yang berjudul Social Media 101
Pengertian Social Media Menurut Chris Brogan (2010:11) dalam bukunya yang berjudul Social Media 101 Tactic and Tips to Develop Your Business Online mendefinisikan Social media sebagai berikut: Social media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar untuk berkomunikasi dan terhubung dengan manusia lain. Manusia cenderung berkumpul dengan
Lebih terperinciMENGAPA MEDIA SOSIAL. Selamat Datang di Era Generasi Y
MENGAPA MEDIA SOSIAL Selamat Datang di Era Generasi Y 1 Media Sosial di Indonesia 2 Dokter, Pasien, dan Media sosial Sisi positif Sisi Negatif 3 MENGENAL MEDIA SOSIAL Masihkah Anda ingat dengan perangko,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Bidang teknologi informasi saat ini telah berkembang secara massal dan cepat. Teknologi tersebut telah berhasil mengubah bentuk masyarakat manusia, dari masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Wahyuningtyas 2013). Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal. penting untuk bertahan hidup dan kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti memiliki kebutuhan. Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan
Lebih terperinci- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG
- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang dihadapi oleh seorang pemimpin (Emmons, 2013). Kesuksesan tidak hanya berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi terutama dengan adanya teknologi internet. Internet saat ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan telekomunikasi dan informatika (IT) yang semakin pesat pada era digital seperti sekarang ini membuat jarak tidak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi
Lebih terperinciProses Bisnis dan Informasi. Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)
Proses Bisnis dan Informasi Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) 1 Topik bahasan 1. Sistem kolaborasi 2. Teknologi dan perangkat Web 2.0 untuk kolaborasi 3. Tantangan Business 2.0 4. Teknologi Web 3.0
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen penting bagi kehidupan masyarakat modern terutama fungsinya dalam bersosialisasi dan berinteraksi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Kebutuhan dan selera pasar terus berkembang seiring waktu dan perkembangan jaman. Hal inilah yang mendasari perusahaan untuk bersaing dengan melakukan inovasi untuk pengembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media Sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini sudah menjadi bagian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini sudah menjadi bagian yang tidak terlepaskan dalam proses pendidikan. Keterbatasan ruang dan waktu tidak menjadi halangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. materialistis yang tercipta dalam dunia maya. berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi telah mengubah dunia menjadi sebuah desa global (global village) yang mampu diakses oleh setiap individu yang ada disetiap belahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Perspektif Sosiologis Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang sesuatu hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan
Lebih terperincinegeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbasis pengetahuan di mana pengetahuan menjadi sumber daya yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia telah beralih dari perekonomian industrial ke perekonomian berbasis pengetahuan di mana pengetahuan menjadi sumber daya yang sangat penting dan strategis bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, internet menjadi salah satu inovasi teknologi komunikasi yang banyak digunakan. Kehadiran internet tidak hanya menjadi sekadar media komunikasi, tetapi juga
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN. IV.2 Perancangan Model Komunitas Belajar Learner-Centered
BAB IV PERANCANGAN Pada bab ini dilakukan perancangan model komunitas belajar dengan prinsip psikologis learner-centered sesuai dengan analisis yang telah dilakukan sebelumnya, berikut penjelasannya. IV.1
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh blended learning berbasis edmodo terhadap hasil belajar
101 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh blended learning berbasis edmodo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al-
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman dan teknologi yang semakin cepat telah mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al- Kasasbeh, 2011).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keputusan Pembelian 2.1.1 Pengerian Keputusan Pembelian Konsumen Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) mendefinisikan keputusan adalah sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mobile Phones, lebih dari 50 juta Pages dan 10 juta Applications di Facebook. Terdapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terdapat 1.06 milyar pengguna aktif, 680 juta pengguna yang mengakses melalui Mobile Phones, lebih dari 50 juta Pages dan 10 juta Applications di Facebook.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan Internet memengaruhi cara orang-orang menghabiskan waktu luang. Internet merupakan salah satu cara mudah, relatif murah
Lebih terperinciPENINGKATAN JANGKAUAN PEMASARAN MELALUI MEDIA SOSIAL DAN WEB: SUATU PENGANTAR. Oleh: Amanita Novi Yushita, M.Si
PENINGKATAN JANGKAUAN PEMASARAN MELALUI MEDIA SOSIAL DAN WEB: SUATU PENGANTAR Oleh: Amanita Novi Yushita, M.Si amanitanovi@uny.ac.id *Makalah ini disampaikan pada Program Pengabdian pada Masyarakat Pelatihan
Lebih terperinciMEDIA PLANNING & MEDIA BUYING
Modul ke: 13Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, MEDIA PLANNING & MEDIA BUYING Social Media Advertising S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING Media Interaktif Basis dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menawarkan produk atau jasa yang perusahaan miliki dengan tujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Promosi merupakan sebuah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa yang perusahaan miliki dengan tujuan untuk menarik calon konsumen membeli
Lebih terperinciTINGKAT PENERIMAAN MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN. Abstrak
TINGKAT PENERIMAAN MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Almed Hamzah Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Internet merupakan suatu hal yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat modern, termasuk masyarakat Indonesia. Tentu masyarakat masih mengingat bahwa pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya telah mengubah cara pelanggan untuk membeli produk atau jasa. Pelanggan mulai
Lebih terperinciPembuatan Konten Manajemen Video untuk mendukung Komunitas IbuKreatif di Facebook
Pembuatan Konten Manajemen Video untuk mendukung Komunitas IbuKreatif di Facebook Siti Rochimah 1, Abdul Munif 2, Diniar Nabilah Ghassani 3 1,2,3 Jurusan Teknik Informatika FTIF Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belakangan ini fenomena digital mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kemudahan dalam penggunaannya menjadi kelebihan digital dibandingkan pendahulunya yaitu analog.
Lebih terperincixii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah Pembelajaran Terpusat pada Siswa atau Student-Centered Learning (SCL) atau yang sering juga dikenal dengan Learner-Centered Teaching adalah suatu paradigma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan mempunyai peranan penting dalam kemajuan suatu organisasi, khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak organisasi semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jejaring sosial, seperti facebook, twitter maupun instagram (data Puskakom UI).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai angka 88,1 juta dan 87% diantaranya menggunakan internet dengan alasan utama untuk mengakses jejaring
Lebih terperinciBAB II OBJEK PENELITIAN. gambaran singkat Group SMA Stella Duce 2 Yogyakarta di Facebook dan gambaran
BAB II OBJEK PENELITIAN A. GAMBARAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK Pada bab ini berisikan tentang sejarah singkat situs jejaring sosial Facebook, gambaran singkat Group SMA Stella Duce 2 Yogyakarta di Facebook
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Sosial Modal sosial merupakan salah satu konsep baru yang digunakan untuk mengukur kualitas hubungan dalam komunitas, organisasi, dan masyarakat. Modal sosial atau Social
Lebih terperinci1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mencapai hasil kerja yang baik dalam sebuah kelompok kerja, tentu dibutuhkan komunikasi yang baik pula diantara anggotanya. Komunikasi berkaitan erat dengan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil uji hipotesa didapatkan adanya hubungan antara
BAB V SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil uji hipotesa didapatkan adanya hubungan antara perilaku prososial di situs jejaring sosial dengan perilaku prososial di dunia nyata,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PENELITIAN
BAB 2 TINJAUAN PENELITIAN 2.1. Ego Development Definisi identitas menurut Erikson (dalam Subrahmanyam & Smahel, 2011) adalah perasaan subjektif terhadap diri sendiri yang konsisten dan berkembang dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung pada berbagi pengetahuan yang terjadi antar anggota di dalamnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tim merupakan unit dasar pelaksanaan suatu pekerjaan pada tingkat organisasi (Gerard, 1995). Untuk itu, tim menjadi wadah utama yang memfasilitasi mengalirnya pengetahuan
Lebih terperinciU N I V E R S I T A S G U N A D A R M A
U N I V E R S I T A S G U N A D A R M A FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI SOFTSKILL STRATEGI PEMASARAN TOKO ONLINE RAKOENSHOP MELALUI KEKUATAN SOSIAL MEDIA Nama : Wanda Ariyatna Yanuar Npm : 557412654 Kelas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Broadband di Forum Kaskus.co.id mengenai social media serta pengaruhnya
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada anggota komunitas Mobile Broadband di Forum Kaskus.co.id mengenai social media serta pengaruhnya terhadap tahapan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang menggunakan pengetahuan mereka sebagai aset untuk meraih keunggulan bersaing (competitive advantage).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada buku paket sering menjadi acuan utama pengajaran guru, sebagian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian guru di Indonesia masih cenderung menggunakan cara konvesional dalam melaksanakan pembelajaran di kelas (Sagara:164). Pembelajaran dilakukan dalam
Lebih terperinciKEGIATAN BELAJAR 2 PERAN TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21
KEGIATAN BELAJAR 2 PERAN TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21 Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Capaian Pembelajaran : Dapat memanfaatkan teknologi media pembelajaran abad 21. dalam Pokok Pokok
Lebih terperinci[INTERAKSI MANUSIA KOMPUTER] DWI PRASETYO 4-1. Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana
2015 DWI PRASETYO [INTERAKSI MANUSIA KOMPUTER] Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana 4-1 MODUL-4 [4] DESAIN UNTUK KOLABORASI DAN KOMUNIKASI Pelajari baik-baik modul ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketika akan memutuskan untuk memiliki suatu produk. Keputusan itu akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi seorang konsumen niat beli terhadap suatu produk muncul dari sebuah keinginan yang disebabkan oleh dampak dari suatu proses pengamatan dan pembelajaran, apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan internet sangat mempengaruhi kehidupan sosial serta cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, teknologi sangat erat kaitannya dengan internet. Perkembangan internet sangat mempengaruhi kehidupan sosial serta cara berkomunikasi seseorang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Virtual Communities atau komunitas maya adalah komunitas-komunitas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Virtual Communities atau komunitas maya adalah komunitas-komunitas yang lebih banyak muncul di dunia komunikasi elektronik dari pada dunia nyata. Salah satu bentuknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. media. Situs jaringan sosial adalah forum online di mana pengguna dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengguna internet telah berkembang di seluruh bagian dunia terutama di indonesia. Situs jaringan sosial juga bertumbuh dengan bermacam jenis sosial media.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Drucker (1997), pengetahuan penting untuk meningkatkan produktivitas serta harus diperhatikan dan di kelola. Sejalan dengan hal tersebut maka Brown dan Duguid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional dan muatan lokal. Dan dibuatlah Suplemen Kurikulum berbagai macam sumber ilmu, tidak hanya dari guru kelas saja.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak tahun 1990-an hingga kini, kurikulum pendidikan menengah di Indonesia sudah berganti beberapa kali. Mulai dari Kurikulum 1994 yang menuai banyak kritik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini telah diakui sebagai salah satu sumberdaya yang penting bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez et al.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Situasi pertumbuhan industri tercermin dari pasar otomotif yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari tahun ke tahun. Situasi pertumbuhan industri tercermin dari pasar otomotif yang terjadi sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat. berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang berkembang, internet merupakan salah satu
Lebih terperinciChapter 12. Ocvita Ardhiani Komunikasi Multimedia
Chapter 12 Ocvita Ardhiani Komunikasi Multimedia Pengertian Media Sosial Medsos bisa dikatakan sebagai sebuah media online, di mana para penggunanya (user) melalui aplikasi berbasis internet dapat berbagi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era informasi saat ini, informasi menjadi sangat berharga dan menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi saat ini, informasi menjadi sangat berharga dan menjadi titik tolak perkembangan dan kemajuan suatu masyarakat. Teknologi informasi menawarkan peluang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi berdampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi berdampak langsung bagi seluruh masyarakat. Tidak hanya bagi status ekonomi kelas atas, namun ekonomi
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN. menjadi pakaian yang menunjukan status sosial dari seseorang.
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Industri fesyen merupakan salah satu industri yang terus berkembang dari tahun ke tahun. Kebutuhan dasar manusia akan pakaian merupakan alasan utama mengapa industri
Lebih terperinciKnowledge Management Tools
Knowledge Management Tools Ada beberapa faktor yang dapat memotivasi sebuah organisasi untuk membentuk manajemen formal dan pengetahuan sistematis, termasuk keinginan atau kebutuhan untuk : i. mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan teknologi informasi (IT) telah berkembang dengan pesat, dengan banyak membawa perubahan-perubahan besar yang berpengaruh pada dunia bisnis.
Lebih terperinci1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah
1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam e-learning terutama yang berbasis web, terdapat dua konsep belajar yang berbeda, yaitu Virtual Learning Environment (VLE) dan Personal Learning Environment
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berkembang sangat pesat. Ilmu pengetahuan dan teknologi pada dasarnya tercipta karena pemikiran manusia
Lebih terperinciII. KELAS MAYA. A. Tujuan Pembelajaran. B. Uraian Materi
II. KELAS MAYA Deskripsi Pembelajaran dengan memanfaatkan kelas maya (cyber class) merupakan sebuah upaya untuk mendorong pembelajaran yang dilaksanakan kapan saja dan di mana saja. Pembelajaran dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini, perkembangan jaman yang semakin maju membawa kita untuk masuk ke dalam kehidupan yang tak lepas dari teknologi. Keberadaan teknologi yang semakin
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...
9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i LEMBAR PERSETUJUAN. ii PERNYATAAN ORISINALITAS. iii LEMBAR PENGESAHAN. iv KATA PENGANTAR. v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH vii ABSTRAK viii ABSTRACT.. ix DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut dengan perilaku konsumen. keras seseorang mempunyai kemauan untuk mencoba. Apabila seseorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar yang semakin intensif tingkat persaingannya disertai dengan adanya tuntutan konsumen yang semakin tinggi dan ingin diperlakukan secara khusus, maka dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi mempermudah masyarakat untuk mengakses internet
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi mempermudah masyarakat untuk mengakses internet kapanpun dan dimanapun. Apalagi, teknologi yang ada pada telepon daring (smartphone) memungkinkan
Lebih terperinciBAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Media Sosial 2.1.1 Definisi Walaski (2013) menjelaskan media sosial sebagai sarana bagi pengguna untuk berkoneksi dengan orang lain secara virtual. Di dalam media sosial, penggunanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, segala kebutuhan yang diperlukan dapat dipenuhi dengan cara praktis dan tidak menyulitkan. Terlebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan diciptakannya internet protokol wide
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan diciptakannya internet protokol wide world web (WWW)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dunia bisnis, industri,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi serta perilaku konsumen memanfaatkan media online di Indonesia semakin lama semakin meningkat setiap harinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak dapat terbendung lagi. Perkembangan tersebut diiringi juga dengan perkembangan media internet yang biasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internet sampai pada bulan Juni 2016 melebihi 3,68 miliar. Meskipun penetrasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Internet World Statst (2016), jumlah orang yang menggunakan internet sampai pada bulan Juni 2016 melebihi 3,68 miliar. Meskipun penetrasi melambat dari pengguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai kalangan masyarakat. Karena fungsional dan sangat penting, internet saat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan internet saat ini semakin pesat dan menarik pengguna dari berbagai kalangan masyarakat. Karena fungsional dan sangat penting, internet saat ini
Lebih terperinciBAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management
BAB III ANALISIS Pada bab ini dipaparkan analisis yang dilakukan terhadap pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai proses KM. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan pemahaman bahwa KM didasari oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Setidaknya kondisi ini bisa dilihat dari konvergensi media yang tidak
1 BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi pada dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media. Tidak hanya itu, teknologi juga memungkinkan industri media untuk
Lebih terperinciTaryana Suryana. M.Kom
Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam komunikasi, hubungan antara bahasa dan masyarakat tidak dapat dipisahkan karena bahasa merupakan wahana bagi masyarakat untuk berinteraksi satu sama lain. Fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Co-branding, disebut merek kemitraan, adalah ketika dua perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Co-branding, disebut merek kemitraan, adalah ketika dua perusahaan membentuk aliansi untuk bekerja sama, menciptakan sinergi pemasaran. Seperti dijelaskan dalam Co-Branding:
Lebih terperinciLAMPIRAN. LAMPIRAN 1 : KUISIONER Pra-Analisis Bee-Friend. I. DATA PRIBADI 1. Berapa umur Anda sekarang? tahun
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : KUISIONER Pra-Analisis Bee-Friend I. DATA PRIBADI 1. Berapa umur Anda sekarang? tahun 2. Jenis kelamin Anda? Laki-Laki Perempuan 3. Apakah Profesi Anda sekarang? Dosen Mahasiswa Karyawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengguna Internet di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penggunaan internet di masa kini, menempatkan internet sebagai salah satu teknologi yang tidak asing lagi digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pengguna
Lebih terperinciFACEBOOK APPS "IBUKREATIF" SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN JARAK JAUH UNTUK IBU RUMAH TANGGA
FACEBOOK APPS "IBUKREATIF" SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN JARAK JAUH UNTUK IBU RUMAH TANGGA Abdul Munif 1, Vico Ade Candra, Siti Rochimah 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar
BAB I PENDAHULUAN Bab pertama pada tesis ini menjelaskan topik penelitian yaitu konsep internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar belakang penelitian yang didasarkan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Internet atau interconnection networking telah membentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan arus globalisasi perkembangan informasi dan telekomunikasi di dunia semakin canggih. Salah satu contoh produk teknologi tersebut adalah internet.
Lebih terperinciTUGAS TIK MEDIA SOSIAL LEARNING. Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teknologi Informatika dan Komunnikasi
MEDIA SOSIAL LEARNING Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teknologi Informatika dan Komunnikasi http://ebudsantoso.mhs.narotama.ac.id/2015/12/10/msl-pdf/ Oleh: Eko Budi Santoso
Lebih terperinci01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology
Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian mengenai strategi penggunaan media sosial Instagram Humblezing dalam
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang telah disajikan hasil penyajian data dan analisis data pada bab sebelumnya. Maka kesimpulan
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA SOSIAL BAGI PESERTA DIDIK KELAS X DI SMAN 4 PALANGKA RAYA. Oleh : Drs.M.Fatchurahman, M.Pd, M.Psi* dan Dean Barizka, S.
PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL BAGI PESERTA DIDIK KELAS X DI SMAN 4 PALANGKA RAYA Oleh : Drs.M.Fatchurahman, M.Pd, M.Psi* dan Dean Barizka, S.Pd** ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan data dari tahun 2008, mengenai. pengguna 16 juta orang menjadi lebih dari 1,4 milliar.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet saat ini tak dapat dipisahkan dalam kehidupan, hal ini ditunjukkan dengan data dari www.newmedia.web.id tahun 2008, mengenai peningkatan pengguna internet
Lebih terperinci21/09/2011. Pertemuan 1
Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL SKRIPSI
0 HUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas Psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Interaksi yang terjadi selama proses belajar dipengaruhi oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Proses
Lebih terperinci