BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan ulasan mengenai latar belakang yang mendasari pentingnya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan ulasan mengenai latar belakang yang mendasari pentingnya"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan ulasan mengenai latar belakang yang mendasari pentingnya melakukan penelitian ini, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Masalah Pengetahuan merupakan sumber daya utama bagi organisasi dan individual untuk menciptakan keunggulan bersaing (Mathew, 2010). Sejalan dengan Nonaka (2007) yang menyatakan bahwa di dalam perekonomian sesuatu yang pasti adalah ketidakpastian dan sumber daya yang akan terus bertahan untuk mencapai keunggulan bersaing hanyalah pengetahuan. Hal ini disebabkan karena pengetahuan memiliki kriteria yang bernilai, jarang, susah untuk ditiru dan tidak bisa digantikan (Barney, 1991). Menggunakan teori berbasis pengetahuan (knowledge based view theory) oleh Grant (1996) yang menyatakan bahwa pengetahuan dan kemampuan organisasi untuk menciptakan serta menggunakan pengetahuan tersebut merupakan sumber daya yang paling penting bagi organisasi untuk mendapatkan keunggulan bersaing. Alasan pengetahuan dapat memberikan keunggulan bagi organisasi adalah dengan pengetahuan organisasi dapat berinovasi dalam menciptakan dan meningkatkan produk, pelayanan dan proses yang lebih baru dan efektif (Nonaka et al., 2000). De long dan Fahey (2000) membagi pengetahuan menjadi tiga tingkat yaitu individual, kelompok dan organisasi. Penelitian ini berfokus pada pengetahuan pada tingkat individual. Hal ini dikarenakan, pengetahuan pada 1

2 dasarnya melekat pada pikiran individu (Nonaka et al., 2000) dan berhubungan dengan pengalaman dan interpretasi oleh individu (Davenport dan Prusak, 1998). Lebih diperjelas oleh Indarti (2010) bahwa pengetahuan adalah interpretasi informasi oleh pengguna informasi dengan menggunakan sejarah, pengalaman dan pola interpretasi individu itu sendiri. Oleh karena itu, interpretasi pada informasi yang sama dengan individu yang berbeda akan menghasilkan konteks pengetahuan yang berbeda pula (Jorna, 2006 dalam Indarti, 2010). Tobias (2000) juga menyatakan bahwa dua aset yang paling berharga yang dimiliki oleh organisasi adalah individu yang bekerja di organisasi tersebut dan pengetahuan yang ada dipikiran individu itu sendiri. Semua alasan pemilihan pengetahuan pada tingkat individual juga mengindikasikan bahwa penelitian tentang pengetahuan pada tingkat individual masih penting untuk dilakukan. Pengetahuan harus dapat diakses dan digunakan oleh banyak individu agar fungsi pengetahuan tersebut lebih efektif sehingga dibutuhkan adanya berbagi pengetahuan (Smith, 2001). Berbagi pengetahuan antar individu adalah proses memindahkan pengetahuan yang dimiliki oleh satu individu kepada individu lain sehingga pengetahuan tersebut dapat dimengerti dan digunakan oleh banyak individu (Ipe, 2003). Ditambahkan oleh Yang (2007) yang menyatakan bahwa nilai dari pengetahuan akan semakin meningkat jika pengetahuan tersebut dibagi karena dengan berbagi pengetahuan akan memberikan manfaat yang lebih banyak bagi individu. Selain itu, berbagi pengetahuan juga akan menciptakan pengetahuan baru (Bartol dan Srivastava, 2002). Semakin individu membagi pengetahuannya 2

3 maka semakin tercipta pengetahuan baru yang berguna untuk peningkatan kinerja individual tersebut dan juga menciptakan karakteristik organisasi yang lebih unik dibandingkan dengan organisasi pesaingnya (Feng et al., 2004; Kwok dan Gao, 2006). Menurut teori berbasis pengetahuan, berbagi pengetahuan yang merupakan proses dalam manajemen pengetahuan akan memberikan hasil berupa kinerja individual (Yusof et al., 2012). Pernyataan tersebut didukung oleh Dokhtesmati dan Bousari (2013) yang menyatakan bahwa dengan berbagi pengetahuan akan memberikan kesempatan bagi individu untuk saling bertukar ide, informasi, pengetahuan serta ikut aktif dalam kegiatan yang membutuhkan kerja sama sehingga kinerja individual dan kesuksesan organisasi akan semakin maksimal. Oleh karena itulah, fokus pada penelitian ini adalah kinerja individual. Kinerja individual adalah konstruk multi dimensi yang menggambarkan tentang seberapa baik individu menyelesaikan tugasnya, cara individu memanfaatkan sumber daya yang dia miliki serta langkah inisiatif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya (Rothman dan Coetzer, 2003). Motowidlo dan Van Scotter (1994) membagi kinerja individual menjadi dua dimensi yaitu kinerja tugas (task) dan kinerja kontekstual (contextual). Lebih jelasnya, kinerja tugas adalah keahlian individu untuk bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya sedangkan kinerja kontekstual adalah perilaku individu yang sesuai dengan pencapaian tujuan organisasi seperti saling membantu, bekerja sama antar individu serta 3

4 memberikan saran untuk keberhasilan organisasi (Motowidlo dan Van Scotter, 1994). Dari kedua dimensi kinerja individual tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja tidak hanya terfokus pada hasil namun lebih kepada proses dan perilaku individu dalam mencapai tujuan organisasi. Kesimpulan tersebut didukung dengan pernyataan dari Koopmans et al. (2011) yang menyatakan bahwa terdapat tiga pemikiran yang mendasari konsep kinerja individual yaitu pertama kinerja individual sebaiknya difokuskan pada perilaku individu dibandingkan pada hasil, kedua perilaku yang sesuai untuk mengukur kinerja individual adalah perilaku yang relevan dengan tujuan organisasi, dan yang ketiga adalah kinerja individual merupakan konstruk multi dimensi. Oleh karena itu, pada penelitian ini juga akan fokus pada perilaku individu dalam organisasi untuk mengukur kinerja individual. Beberapa literatur yang melakukan penelitian (e.g. Sewkarran, 2008; Tseng dan Huang, 2011; Van Woerkom dan Sanders, 2010; Aslam et al., 2013) tentang pengaruh berbagi pengetahuan terhadap kinerja individual, masih terdapat hasil yang berbeda. Sewkarran (2008) meneliti tentang manajemen pengetahuan di organisasi pendidikan tepatnya di Universitas Capella, Florida. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya berbagi pengetahuan maka kinerja dari para pegawai administrasi, pegawai fakultas dan pegawai pengajar menjadi semakin meningkat. Penelitian ini membuktikan bahwa berbagi pengetahuan berpengaruh positif terhadap kinerja individual 4

5 Hasil yang sama dikemukakan oleh Tseng dan Huang (2011) yang juga meneliti tentang berbagi pengetahuan melalui situs Wikipedia dan pengaruhnya pada kinerja individual. Penelitian ini dilakukan di beberapa perusahaan besar di Taiwan yang terdiri dari perusahaan manufaktur maupun non manufaktur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa individu menggunakan situs Wikipedia untuk berbagi pengetahuan agar mendapatkan pengetahuan yang baru yang akan berguna untuk peningkatan kinerja individual itu sendiri. Penelitian ini juga membuktikan bahwa berbagi pengetahuan berpengaruh positif terhadap kinerja individual. Van Woerkom dan Sanders (2010) meneliti tentang berbagi pengetahuan, kinerja individual, ketidaksetujuan (dissagrement) dan kepaduan (cohesiveness) yang berada di dalam sebuah tim. Organisasi yang dijadikan sampel pada penelitian ini terdiri dari organisasi pendidikan, manufaktur serta pemerintahan. Lebih lanjut, Van Woekom dan Sanders (2010) menggunakan dua konsep level analisis yaitu level pertama adalah level individual untuk menguji pengaruh berbagi pengetahuan terhadap kinerja individual serta level tim untuk menguji ketidaksetujuan dan kepaduan didalam tim. Pada penelitian ini, peneliti hanya mengutip pada level individual. Berbagi pengetahuan oleh Van Woerkom dan Sanders (2010) dibagi menjadi dua dimensi yaitu bertanya dan memberikan saran serta keterbukaan untuk saling berbagi ide baru. Penelitian ini menghasilkan dua temuan yang berbeda, pertama bertanya dan memberikan saran berpengaruh positif pada kinerja individual, kedua keterbukaan untuk saling berbagi ide baru berpengaruh negatif pada kinerja individual. Hasil yang 5

6 negatif juga ditunjukan pada penelitian oleh Aslam et al. (2013) yang meneliti tentang manajemen pengetahuan pada sektor pendidikan di beberapa universitas di Pakistan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa berbagi pengetahuan tidak dapat meningkatkan kinerja individual. Penelitian ini juga membuktikan bahwa berbagi pengetahuan berpengaruh negatif terhadap kinerja individual. Ketidakkonsistenan hasil sejumlah penelitian tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah karena adanya perbedaan pendekatan teori yang digunakan, metode pengukuran, setting atau konteks penelitian dan lain sebagainya. Selain itu, ketidakkonsistenan juga dapat terjadi karena diduga adanya faktor situasional yang mempengaruhi kuat lemahnya pengaruh positif berbagi pengetahuan terhadap kinerja individual. Adanya ketidakkonsistenan dan juga keterbatasan penelitian tentang berbagi pengetahuan dan kinerja individual menyebabkan masih dibutuhkannya penelitian lebih lanjut tentang kedua variabel ini (Lim et al., 2013). Dalam upaya mengatasi kesenjangan penelitian yang ditimbulkan oleh ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu dan untuk melihat kembali kuatnya pengaruh positif berbagi pengetahuan terhadap kinerja individual, maka dalam penelitian ini peneliti memerlukan variabel pemoderasi yang berupa faktor situasional ke dalam penelitian yang akan dilakukan, seperti yang telah disarankan oleh beberapa peneliti sebelumnya (e.g. House et al., 1996; Akram dan Bokhari, 2011). Kinerja individual dapat dipengaruhi oleh faktor situasional yaitu karakteristik kepribadian individual, kebutuhan, sikap dan motivasi (House 6

7 et al., 1996). Penelitian ini berfokus pada kepribadian individu. Hal ini dikarenakan berdasarkan Bass (1962) dalam Thoresen et al. (2004) yang meneliti tentang kinerja individual dan kepribadian individu telah membuktikan bahwa konsep kinerja individual adalah dinamis yang artinya hasil dari kinerja tersebut akan berbeda-beda pada setiap individu tergantung kepada kepribadian masing-masing individual itu sendiri. Perbedaan tersebut membuat penelitian tentang pengaruh kepribadian terhadap kinerja individual masih diperlukan (Steele et al., 2000). Selain itu, Akram dan Bokhari (2011) juga menyarankan untuk menambahkan variabel kepribadian individu dalam meneliti pengaruh berbagi pengetahuan terhadap kinerja individual. Saran tersebut didukung dengan pernyataan Barrick et al. (2001) yang menyatakan bahwa kepribadian individu merupakan salah satu prediktor yang dapat mempengaruhi kinerja individual dalam pekerjaan. Lebih lanjut, Manaf (2012) menjelaskan bahwa kepribadian individu dapat berperan sebagai variabel moderasi dalam pengaruh berbagi pengetahuan terhadap kinerja individual. Semakin tinggi kepribadian individu maka pengaruh berbagi pengetahuan terhadap kinerja individual juga akan semakin meningkat. Menggunakan pendekatan teori analisis sosial (socioanalytic theory) oleh Hogan dan Shelton (1998) yang menyatakan bahwa setiap individu mempunyai perbedaan dalam pencapaian kinerjanya. Berdasarkan teori analisis sosial, ada dua motivasi yang mendasari perbedaan dari setiap individu yaitu motivasi untuk saling berhubungan (get along) dan motivasi untuk terus berkembang (get ahead) (Hogan dan Shelton, 1998). Individu 7

8 harus bisa bekerja sama dan saling mengerti satu sama lain agar dapat saling berhubungan serta juga harus bertanggung jawab dan mempunyai jiwa kompetisi yang tinggi agar dapat terus berkembang (Hogan dan Holland, 2003). Lebih lanjut, motivasi individu untuk saling berhubungan dengan individu lain berkaitan dengan kinerja kontekstual sedangkan motivasi individu untuk dapat terus berkembang berkaitan dengan kinerja tugas. Namun setiap individu mempunyai perbedaan dalam memotivasi dirinya sendiri. Perbedaan individu yang paling berpengaruh adalah kepribadian individu itu sendiri (Oh dan Berry, 2009; Blickle et al., 2010). Oleh karena itu perbedaan kepribadian yang dimiliki individu akan mempengaruhi kinerja individual khususnya kinerja tugas dan kinerja kontekstual (Guillen dan Saris, 2013). Penelitian ini menggunakan lima dimensi kepribadian (big five personality) yang dikembangkan oleh Goldberg (1990). Alasan menggunakan lima dimensi kepribadian karena lima dimensi kepribadian merupakan teori kepribadian yang paling dapat memberikan gambaran tentang sifat kepribadian individu secara umum (Goldberg, 1990; John dan Srivastava, 1999). Pendapat lain menguatkan bahwa lima dimensi kepribadian merupakan kepribadian yang mempunyai karakteristik yang paling berperan penting dalam kinerja individual (Bhatti et al., 2013). Lima dimensi kepribadian tersebut adalah keterandalan (conscientiouness), keterbukaan terhadap pengalaman (openness to experience), kesetujuan (agreeableness), keterbukaan diri (extraversion), dan kestabilan emosional (emotional stability). 8

9 Barrick dan Mount (1991) menjelaskan beberapa sifat dari lima dimensi kepribadian ini. Sifat dari kepribadian keterandalan adalah mandiri, bertanggung jawab, dan teliti. Sifat dari kepribadian keterbukaan terhadap pengalaman adalah selalu ingin tahu, dan berimajinasi tinggi. Sifat dari kepribadian kesetujuan adalah bersikap sopan, mudah beradaptasi, bisa bekerja sama, toleransi dan baik. Kepribadian keterbukaan diri mempunyai sifat suka bergaul, suka mempunyai banyak teman, banyak berbicara dan aktif. Sifat dari kepribadian kestabilan emosional adalah tenang, tidak mudah marah, dapat mengendalikan emosi dan percaya diri. Tett et al. (1991) menyatakan bahwa kepribadian yang paling mempengaruhi kinerja individual adalah kepribadian kesetujuan. Individu yang mempunyai kepribadian yang sopan, dapat bekerja sama, lebih mudah beradaptasi dan bertoleransi tinggi atau dalam istilah lain adalah berkepribadian kesetujuan yang tinggi akan mempunyai kinerja yang lebih tinggi juga (Tett et al., 1991). Ditambahkan oleh Mount dan Barrick (1998) yang meneliti tentang pengaruh lima dimensi kepribadian terhadap kinerja individual pada berbagai macam jenis jabatan seperti profesional, polisi, manajer, sales, menyatakan bahwa kepribadian keterandalan adalah kepribadian yang paling berpengaruh pada kinerja individual. Individu yang mempunyai sifat mandiri, pantang menyerah dan tanggung jawab yang tinggi atau dalam istilah lain adalah berkepribadian keterandalan yang tinggi akan mempunyai kinerja yang lebih tinggi juga (Mount dan Barrick, 1998). Dari hasil penelitian oleh Tett et al. (1991) dan Mount dan Barrick (1998) terdapat perbedaan pada kepribadian yang paling dapat 9

10 mempengaruhi kinerja individual. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan kedua dimensi kepribadian tersebut. Hal tersebut dikarenakan, walaupun terdapat perbedaan tetapi menurut Hurtz dan Donovan (2000) dan Rothman dan Coetzer (2003) yang menyatakan bahwa dari kelima dimensi kepribadian tersebut, kepribadian kesetujuan dan kepribadian keterandalan merupakan dua kepribadian yang paling dapat mempengaruhi kinerja individual. Dikaitkan dengan teori analisis sosial, kepribadian kesetujuan dan kepribadian keterandalan adalah dua kepribadian dari lima dimensi kepribadian yang terkait dengan motivasi individu untuk saling berhubungan dengan individu lain dan motivasi untuk terus berkembang (Oh dan Berry, 2009). Kepribadian kesetujuan dan kepribadian keterandalan juga merupakan kepribadian yang sesuai dengan konsep berbagi pengetahuan yang membutuhkan individu yang mudah bersosialisasi dan bekerjasama dengan rekan kerja (Stupak dan Stupak, 2006). Namun sebaliknya, individu yang mempunyai kepribadian yang tidak fleksibel, selalu beragumentasi, tidak bisa bekerjasama atau dalam istilah lain adalah berkepribadian kesetujuan yang rendah dan malas, tidak bisa bertanggung jawab, tidak peduli kepada sesama atau dalam istilah lain adalah kepribadian keterandalan yang rendah tidak akan sesuai dengan konsep berbagi pengetahuan (Gupta,2008). Penelitian ini dilakukan pada konteks organisasi pendidikan khususnya universitas. Universitas adalah organisasi pendidikan yang sangat lekat dengan pengetahuan (Fullwood et al., 2013). Universitas memiliki dua macam pengetahuan yaitu tacit dan eksplisit (Iqbal et al., 2011). 10

11 Pengetahuan tacit di universitas terdapat pada proses mengajar, pengalaman serta kemampuan para tenaga kerja universitas dalam melakukan penelitian dan menyelesaikan masalah sedangkan pengetahuan eksplisit dapat berupa laporan peneltian, buku teori, buku panduan untuk mengajar, dan hasil publikasi (Iqbal et al., 2011). Adanya beberapa macam pengetahuan yang terdapat pada universitas, menjadikan universitas sebagai organisasi di bidang pendidikan yang mempunyai aktivitas berbagi pengetahuan yang paling maksimal (Mathew, 2010). Universitas akan menggunakan banyak aktivitas berbagi pengetahuan untuk membantu mengembangkan, memproduksi ulang dan memperbaiki sumber daya pengetahuan (Mathew, 2010). Oleh karena itu penelitian tentang berbagi pengetahuan di universitas sangatlah penting karena akan membantu memperbaiki proses pengajaran, pembelajaran dan memberikan dasar pengetahuan yang kuat untuk keperluan penelitian lainnya (Ramachandran et al., 2009). Alasan lain mengapa berbagi pengetahuan di universitas itu penting karena semua pegawai yang ada di universitas sangat lekat akan hal tentang pengetahuan dan membutuhkan aktivitas berbagi pengetahuan untuk mendukung tugasnya masing-masing (Fullwood et al., 2013). Tenaga kerja yang ada di universitas terbagi atas tenaga kerja akademik yaitu para dosen dan tenaga kerja non akademik yaitu pegawai administrasi dan teknisi (Abdullah et al., 2000). Semua tenaga kerja yang bekerja di universitas disebut dengan pekerja pengetahuan (knowledge worker) karena mayoritas 11

12 tenaga kerja di universitas akan selalu berhubungan dengan pengetahuan (Trehan dan Kushwaha, 2012). Fokus pada penelitian ini adalah dosen. Pada umumnya tugas dosen adalah mengajar, meneliti, membimbing dan mempublikasikan hasil penelitian (Jolaee et al., 2013). Selain tugas umum tersebut, ada tiga tugas utama (tridharma) yang harus dijalankan oleh universitas, yaitu kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pelayanan pada masyarakat. Ketiga tugas ini dibebankan pada setiap dosen. Sesuai dengan Undang- Undang nomor 12 tahun 2012 pasal 1 tentang Pendidikan Tinggi yang isinya menyatakan bahwa dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Berbagi pengetahuan antar dosen maupun rekan kerja lain akan membantu dosen dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut (Jolaee et al., 2013). Dosen yang dapat bekerja sama dan berkolaborasi dengan dosen maupun rekan kerja lain akan dapat meningkatkan kualitas dari penelitian yang dilakukan serta memberikan kontribusi pada perkembangan pengetahuan (Kidwell et al., 2000). Selain itu, dosen yang saling berbagi pengetahuan dapat mengembangkan potensi yang ada di dalam diri dosen tersebut menjadi lebih bermanfaat, meningkatkan kinerja dan produktifitasnya (Saad dan Haron, 2013). Untuk memudahkan penelitian, data penelitian tidak diambil dari universitas di seluruh Indonesia tetapi hanya beberapa universitas yang ada 12

13 di Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta yang terkenal sebagai kota pelajar. Banyaknya universitas dengan kualitas yang baik menjadikan kota Yogyakarta sebagai kota tujuan untuk melanjutkan pendidikan. Berdasarkan data dari situs sampai tahun 2014 Provinsi DI Yogyakarta mempunyai 21 universitas yang terdiri dari universitas negeri maupun swasta dengan total jumlah dosen sebanyak orang. Banyaknya jumlah dosen tersebut mengindikasikan terdapat berbagai macam latar belakang, karakteristik dan juga kepribadian dosen yang berbeda-beda yang dapat memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Selain faktor tersebut, faktor kemudahan akses juga menjadi alasan peneliti memilih Provinsi DI Yogyakarta sebagai tempat penelitian. 1.2 Perumusan Masalah Adanya kesenjangan penelitian yang disebabkan oleh ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu, menyebabkan peneliti tertarik untuk menganalisis kembali pengaruh berbagi pengetahuan terhadap kinerja individual dengan menambahkan kepribadian sebagai variabel pemoderasi. Kepribadian yang dipilih oleh peneliti adalah kepribadian kesetujuan dan kepribadian keterandalan. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dalam konteks organisasi pendidikan khususnya universitas di Provinsi DI Yogyakarta. Adapun kesenjangan penelitian yang akan diisi oleh peneliti pada penelitian ini untuk mengatasi ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu, secara terperinci adalah sebagai berikut: 13

14 1. Secara teoritis, berdasarkan ulasan mengenai berbagi pengetahuan dan kinerja individual yang dilakukan penelitian sebelumnya (e.g. Sewkarran, 2008; Tseng dan Huang, 2011; Van Woerkom dan Sanders, 2010; Aslam et al., 2013; Lim et al., 2013) menunjukkan masih ada kebutuhan untuk dilakukan pengujian pengaruh berbagi pengetahuan dan kinerja individual. Selain itu penggunaan pendekatan teori berdasarkan pengetahuan oleh Grant (1996) untuk menganalisis pengaruh berbagi pengetahuan terhadap kinerja individual masih terbatas (Yusof et al., 2012). Selain teori berdasarkan pengetahuan, penggunaan pendekatan teori analisis sosial oleh Hogan dan Shelton (1998) untuk meneliti tentang pengaruh perbedaan kepribadian individu pada kinerja individual juga masih terbatas (Blickle et al., 2011). 2. Secara metodologikal, berdasarkan penelitian sebelumnya (e.g. House et al., 1996; Steele et al., 2000; Akram dan Bokhari, 2011; Manaf, 2012) masih diperlukan adanya variabel moderasi, yaitu kepribadian. Menurut Tett et al., (1991), Mount dan Barrick (1998), Hurtz dan Donovan (2000), Rothman dan Coetzer (2003) dan Gupta (2008) kepribadian yang sesuai untuk menguji pengaruh berbagi pengetahuan terhadap kinerja individual adalah kepribadian kesetujuan dan kepribadian keterandalan. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan variabel moderasi kepribadian kesetujuan dan kepribadian keterandalan. 3. Secara empiris, penelitian sebelumnya tentang berbagi pengetahuan banyak dilakukan pada konteks perusahaan dan masih sedikit yang meneliti pada konteks universitas (Sohail dan Daud, 2009) khususnya 14

15 pada dosen (Jolaee et al., 2013). Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan konteks organisasi pendidikan khususnya adalah universitas di provinsi DI Yogyakarta. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya oleh peneliti, maka pertanyaan penelitian yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah berbagi pengetahuan berpengaruh positif terhadap kinerja individual? 2. Apakah kepribadian kesetujuan memoderasi pengaruh positif berbagi pengetahuan terhadap kinerja individual? 3. Apakah kepribadian keterandalan memoderasi pengaruh positif berbagi pengetahuan terhadap kinerja individual? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menguji pengaruh positif berbagi pengetahuan terhadap kinerja individual. 2. Menguji peran pemoderasian kepribadian kesetujuan pada pengaruh positif berbagi pengetahuan terhadap kinerja individual. 3. Menguji peran pemoderasian kepribadian keterandalan pada pengaruh positif berbagi pengetahuan terhadap kinerja individual. 15

16 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa diberikan dari penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis, metodologis, dan empiris mengenai pengaruh berbagi pengetahuan pada kinerja individual dengan kepribadian kesetujuan dan kepribadian keterandalan sebagai variabel moderasi pada konteks universitas di Indonesia khususnya di Provinsi DI Yogyakarta. 2. Hasil penelitian ini secara praktikal dapat memberikan gambaran untuk pembuat peraturan dan administrasi di universitas untuk bisa merencanakan dan mengimplementasikan berbagi pengetahuan yang efektif diantara para dosen. 1.6 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan tesis ini terdiri dari lima bab, yaitu sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini peneliti menguraikan ulasan mengenai latar belakang yang mendasari pentingnya dilakukan penelitian ini, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan tesis sebagai bentuk laporan dari penelitian ini. 2. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pada bagian ini peneliti menguraikan ulasan mengenai landasan teori yang mencakup pembahasan mengenai teori berbasis pengetahuan, berbagi pengetahuan, kinerja individual, teori analisis sosial dan kepribadian. Selanjutnya, pada bagian ini peneliti juga menguraikan 16

17 ulasan mengenai pengembangan hipotesis dari masing-masing hipotesis yang diajukan oleh peneliti, dan menyajikan gambar yang merupakan model penelitian yang digunakan pada penelitian ini. 3. BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini peneliti menguraikan ulasan mengenai desain penelitian, populasi dan sampel, data penelitian yang terdiri dari sumber data dan metode pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, uji instrumen yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas, serta teknik analisis data yaitu uji hipotesis dengan menggunakan model regresi pemoderasian melalui moderated regression analysis (MRA). 4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini peneliti menguraikan ulasan mengenai hasil pengumpulan data, karakteristik responden, hasil uji instrumen penelitian yang terdiri dari hasil uji validitas, hasil uji reliabilitas, statistik deskriptif, hasil uji hipotesis serta pembahasan hasil penelitian. 5. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini peneliti menguraikan ulasan mengenai simpulan penelitian, keterbatasan penelitian dan saran penelitian mendatang, serta implikasi penelitian yang terdiri dari implikasi teori dan implikasi manajerial. 17

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan mempunyai peranan penting dalam kemajuan suatu organisasi, khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak organisasi semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat membuat pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. adanya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat membuat pekerjaan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kehidupan sosial saat ini dapat memudahkan penggunanya dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan serta dapat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini peneliti menguraikan ulasan mengenai simpulan penelitian, implikasi penelitian yang terdiri dari implikasi teoritis dan praktis serta keterbatasan dan saran penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil pekerjaan yang telah mereka lakukan dan penentu attitude atas suatu perilaku

BAB I PENDAHULUAN. hasil pekerjaan yang telah mereka lakukan dan penentu attitude atas suatu perilaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu perusahaan, kepuasan kerja dibutuhkan oleh para karyawan sebagai hasil pekerjaan yang telah mereka lakukan dan penentu attitude atas suatu perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana individu memperoleh ilmu mengenai kepemimpinan yang di

BAB I PENDAHULUAN. dimana individu memperoleh ilmu mengenai kepemimpinan yang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu universitas swasta di Indonesia yang berfokus pada kajian disiplin ilmu manajemen, Universitas Widyatama merupakan tempat dimana individu memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting untuk menghasilkan tenaga ahli yang tangguh dan kreatif dalam menghadapi tantangan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku extra role merupakan perilaku individu dalam bekerja yang tidak terdapat dalam deskripsi kerja formal karyawan tetapi sangat dihargai jika ditampilkan karyawan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepribadian terhadap OCB dan pengaruh komitmen afektif terhadap OCB, serta pengaruh

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Seluruh faktor faktor kepribadian berpengaruh signifikan terhadap stres

BAB V PENUTUP. 1. Seluruh faktor faktor kepribadian berpengaruh signifikan terhadap stres BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan dan Implikasi Manajerial Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Seluruh faktor faktor

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini peneliti akan memaparkan kesimpulan dan saran dari hasil diskusi yang telah dilakukan. 5.1 Kesimpulan Berikut adalah kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tes psikologi adalah suatu pengukuran yang objektif dan terstandar terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk mengukur perbedaan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir dan Konseptual Penelitian.

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir dan Konseptual Penelitian. 25 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir dan Konseptual Penelitian. Di dalam menentukan arah dan tujuan kehidupan, manusia kerapkali harus menjalani sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan efektivitas kinerja organisasi. Kepemimpinan seorang

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan efektivitas kinerja organisasi. Kepemimpinan seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kepemimpinan memiliki arti peran yang sangat strategis untuk mendorong dan meningkatkan efektivitas kinerja organisasi. Kepemimpinan seorang pemimpin dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah klasik yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Tingginya angka pengangguran merupakan fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi merupakan istilah yang umum digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi merupakan istilah yang umum digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Teknologi informasi merupakan istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan mengenai berbagai macam teknologi yang dapat membantu manusia dalam membuat, menyusun,

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PARTISIPASI PEMAKAI TERHADAP KEPUASAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN LIMA VARIABEL MODERATING

SKRIPSI PENGARUH PARTISIPASI PEMAKAI TERHADAP KEPUASAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN LIMA VARIABEL MODERATING SKRIPSI PENGARUH PARTISIPASI PEMAKAI TERHADAP KEPUASAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN LIMA VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Kabupaten Demak) Diajukan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berubah atau mati!, adalah kalimat yang diserukan oleh para manajer di seluruh dunia untuk menggambarkan keharusan setiap organisasi atau perusahaan untuk terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Internet telah mengubah bisnis organisasi dengan cepat, dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Internet telah mengubah bisnis organisasi dengan cepat, dengan memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet telah mengubah bisnis organisasi dengan cepat, dengan memberikan komunikasi dan akses informasi dan distribusi. Lebih lanjut internet digunakan organisasi

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Indonesia

2. TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Indonesia 10 2. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini mengulas tentang pelbagai teori dan literatur yang dipergunakan dalam penelitian ini. Adapun teori-teori tersebut adalah tentang perubahan organisasi (organizational change)

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran data normal atau tidak. Alat yang digunakan adalah One Sample Kolmogorov- Smirnov

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah sebuah disiplin ilmu yang berkaitan dengan pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir (Jaussi & Dionne, 2003; Joo, McLean, & Yang, 2013). Fokus

BAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir (Jaussi & Dionne, 2003; Joo, McLean, & Yang, 2013). Fokus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi Kreativitas menjadi topik yang hangat dan agenda penting dalam dua dekade terakhir (Jaussi & Dionne, 2003; Joo, McLean, & Yang, 2013). Fokus terhadap kreativitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control dapat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Locus of Control 2.1.1 Definisi Locus of Control Konsep tentang locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter pada tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (human resource) guna menjalankan fungsinya dengan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (human resource) guna menjalankan fungsinya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Organisasi yang baik, tumbuh dan berkembang akan menitikberatkan pada sumber daya manusia (human resource) guna menjalankan fungsinya dengan optimal, khususnya menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada berbagi pengetahuan yang terjadi antar anggota di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada berbagi pengetahuan yang terjadi antar anggota di dalamnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tim merupakan unit dasar pelaksanaan suatu pekerjaan pada tingkat organisasi (Gerard, 1995). Untuk itu, tim menjadi wadah utama yang memfasilitasi mengalirnya pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inovasi (Zander dan Kogut, 1995; Elche-Hotelano, 2011). Kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. inovasi (Zander dan Kogut, 1995; Elche-Hotelano, 2011). Kemampuan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetisi di dalam industri mendorong perusahaan harus mampu melakukan inovasi (Zander dan Kogut, 1995; Elche-Hotelano, 2011). Kemampuan perusahaan melakukan inovasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring berjalannya waktu perekonomian di dunia semakin berkembang. Globalisasi membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Karena itu, organisasi dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang dihadapi oleh seorang pemimpin (Emmons, 2013). Kesuksesan tidak hanya berbicara

Lebih terperinci

5. BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. proses pengolahan data, analisis hasil uji statistik penelitian dan penguraian

5. BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. proses pengolahan data, analisis hasil uji statistik penelitian dan penguraian 5. BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI 5.1 Simpulan Sebagaimana latar belakang yang membawa isu dan motivasi penelitian, proses pengolahan data, analisis hasil uji statistik penelitian dan penguraian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Emosi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-hari setiap individu,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Emosi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-hari setiap individu, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emosi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-hari setiap individu, terutama dalam interaksi sosial. Dalam organisasi, peran dan konsekuensi emosi serta afektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber daya organisasi menurut Wernerfelt (1984) berfokus pada aset

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber daya organisasi menurut Wernerfelt (1984) berfokus pada aset BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya organisasi menurut Wernerfelt (1984) berfokus pada aset yang dimiliki oleh organisasi. Aset yang dimaksud adalah aset berwujud dan aset tidak berwujud.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony

BAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi lingkungan yang cepat berubah, suatu perusahaan dituntut untuk meningkatkan efektifitas sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainable competitive advantage) agar dapat berkompetisi dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainable competitive advantage) agar dapat berkompetisi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dituntut untuk mengembangkan keunggulan kompetitif berkelanjutan (sustainable competitive advantage) agar dapat berkompetisi dalam kondisi persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan terus-menerus mendorong manusia

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan terus-menerus mendorong manusia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia sebagai Homo economicus, tidak akan pernah lepas dari pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan terus-menerus mendorong manusia untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab 5 membahas kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran bagi penelitian selanjutnya. 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul dari perubahan konteks sosio-ekonomi, politik dan budaya. Konteks ini

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul dari perubahan konteks sosio-ekonomi, politik dan budaya. Konteks ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor LSM di Indonesia kini tengah menghadapi berbagai tantangan yang muncul dari perubahan konteks sosio-ekonomi, politik dan budaya. Konteks ini termasuk perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi akan mendapatkan bekal berupa teori yang telah diterima selama perkuliahan, yang nantinya setelah lulus dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbasis pengetahuan di mana pengetahuan menjadi sumber daya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berbasis pengetahuan di mana pengetahuan menjadi sumber daya yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia telah beralih dari perekonomian industrial ke perekonomian berbasis pengetahuan di mana pengetahuan menjadi sumber daya yang sangat penting dan strategis bagi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Anggaran, Budgetary Goal Characteristics, Self-Efficacy, Kinerja Manajerial. iii

ABSTRAK. Kata kunci: Anggaran, Budgetary Goal Characteristics, Self-Efficacy, Kinerja Manajerial. iii Judul : Pengaruh Budgetary Goal Characteristics pada Kinerja Manajerial dengan Self-Efficacy sebagai Variabel Moderasi (Studi empiris pada pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng) Nama : Kadek Dias Prayoga

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Konstruk penelitian ini adalah termasuk penelitian eksplanatoris, yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. Konstruk penelitian ini adalah termasuk penelitian eksplanatoris, yaitu 31 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Konstruk penelitian ini adalah termasuk penelitian eksplanatoris, yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud memberikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik harus bersikap independen terhadap berbagai kepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. publik harus bersikap independen terhadap berbagai kepentingan. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pemimpin menjadi penentu keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya. Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai suatu organisasi di bidang jasa keuangan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen adalah bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan, dan faktor-faktor apa

BAB I PENDAHULUAN. manajemen adalah bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan, dan faktor-faktor apa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya tingkat turbulensi di hampir setiap industri ditandai oleh banyaknya perusahaan baru yang bermunculan dan bahkan menggeser perusahaan lama (Caves, 1998; Li

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, organisasi biasanya berusaha meningkatkan produktifitas, kemampuan berinovasi, dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuhan bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong perusahaan menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk senantiasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rapuh saat sumber daya yang dimilikinya tidak memiiki visi yang sama dalam

BAB I PENDAHULUAN. rapuh saat sumber daya yang dimilikinya tidak memiiki visi yang sama dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia menjadi hal yang sangat penting bagi suatu organisasi karena merupakan tiang pondasi dari organisasi tersebut. Organisasi akan menjadi rapuh saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit lepas dari belenggu anarkisme, kekerasan, dan perilaku-perilaku yang dapat mengancam ketenangan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini telah diakui sebagai salah satu sumberdaya yang penting bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez et al.,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis A. Teori Lima Besar (Big Five Model) 1. Sejarah Big Five Model Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali dilakukan oleh Allport dan

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating

Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Bank Perkreditan Rakyat Kota Denpasar) Nama

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Bab 6 ini akan membahas mengenai simpulan, keterbatasan, implikasi dan saran pada

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Bab 6 ini akan membahas mengenai simpulan, keterbatasan, implikasi dan saran pada BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN Setelah proses pengumpulan dan pengolahan data serta analisis, maka di dalam Bab 6 ini akan membahas mengenai simpulan, keterbatasan, implikasi dan saran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi ganda. Penelitian korelasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi ganda. Penelitian korelasi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi ganda. Penelitian korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Penelitian ini pada dasarnya adalah membuktikan secara empiris hasil

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Penelitian ini pada dasarnya adalah membuktikan secara empiris hasil BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 5.1. Kesimpulan Penelitian ini pada dasarnya adalah membuktikan secara empiris hasil penelitian Remus Ilies, et al (2009), yang menyatakan bahwa kepuasan kerja dapat memediasi

Lebih terperinci

Gambaran Kepribadian Dosen-Tetap pada Universitas Swasta Terbaik di Indonesia

Gambaran Kepribadian Dosen-Tetap pada Universitas Swasta Terbaik di Indonesia Gambaran Kepribadian Dosen-Tetap pada Universitas Swasta Terbaik di Indonesia Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara Email:zamralita@fpsi.untar.ac.id ABSTRAK Dosen adalah salah satu komponen utama

Lebih terperinci

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten) PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG, BUDAYA ORGANISASI, DAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). Dalam suatu organisasi terdapat tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siap terhadap perubahan tersebut. Globalisasi ditandai dengan adanya keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. siap terhadap perubahan tersebut. Globalisasi ditandai dengan adanya keterbukaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini dunia dalam fase globalisasi yang berkembang sangat cepat dengan berbagai perubahan-perubahannya, sehingga organisasi diharuskan untuk selalu siap terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Wade dan Tavris (2007: 194) menyebutkan bahwa kepribadian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Wade dan Tavris (2007: 194) menyebutkan bahwa kepribadian BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Wade dan Tavris (2007: 194) menyebutkan bahwa kepribadian (personality) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya menginginkan untuk memiliki keunggulan-keunggulan kompetitif dengan memaksimalkan semua modal yang dimiliki, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian (Mardiasmo, 2009). Sebagai alat perencanaan manajemen, anggaran

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian (Mardiasmo, 2009). Sebagai alat perencanaan manajemen, anggaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Anggaran merupakan salah satu alat pengendalian organisasi dan merupakan aspek penting dalam perspektif akuntansi manajemen (Hansen dan Mowen, 2000). Anggaran disusun

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN KETIDAKPASTIAN STRATEJIK DAN REVISI ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Sikap 1. Pengertian Sikap Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel komitmen, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel komitmen, dan BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Difinisi Operasional 1. Identivikasi Variabel. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel komitmen, dan variabel big five personality. Dimana

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN. dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil

BAB V SIMPULAN. dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil BAB V SIMPULAN Bab ini berisi tentang simpulan hasil analisis yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil pengujian diperoleh dari partisipan dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vii viii

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN PENDELEGASIAAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN PENDELEGASIAAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN PENDELEGASIAAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar

BAB I PENDAHULUAN. internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar BAB I PENDAHULUAN Bab pertama pada tesis ini menjelaskan topik penelitian yaitu konsep internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar belakang penelitian yang didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang menggunakan pengetahuan mereka sebagai aset untuk meraih keunggulan bersaing (competitive advantage).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. moral dan sebaliknya mengarah kepada nilai-nilai modernitas yang sarat dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. moral dan sebaliknya mengarah kepada nilai-nilai modernitas yang sarat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pada era modern saat ini, orang sudah mulai terlena dengan nilai-nilai moral dan sebaliknya mengarah kepada nilai-nilai modernitas yang sarat dengan permissiveness

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Sesuai dengan tujuan dan permasalahan yang ada serta sesuai dengan hasil

BAB V PENUTUP. Sesuai dengan tujuan dan permasalahan yang ada serta sesuai dengan hasil BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Sesuai dengan tujuan dan permasalahan yang ada serta sesuai dengan hasil analisis, maka hasil penelitian ini disimpulkan sebagai berikut: a. P-O fit pegawai di BPK RI ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan teknis keuangan daerah mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan teknis keuangan daerah mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagai dasar pengelolaan teknis keuangan daerah mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2007. Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Perawat bagian rawat inap Rumah Sakit X menunjukkan derajat OCB

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Perawat bagian rawat inap Rumah Sakit X menunjukkan derajat OCB BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai OCB terhadap perawat bagian rawat inap Rumah Sakit X di Bandung, maka didapatkan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi baik itu swasta maupun pemerintah akan berupaya dan berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang diindikasikan dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh pengaturan kerja

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh pengaturan kerja BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh pengaturan kerja fleksibel terhadap konflik kerja-ke-keluarga dan intensi keluar. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan salah satu konstruk yang mendapatkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan salah satu konstruk yang mendapatkan banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kreativitas merupakan salah satu konstruk yang mendapatkan banyak perhatian di bidang ilmu perilaku organisasional. Pada tataran praktis, kreativitas dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fenomena menarik dalam perkembangan teknologi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fenomena menarik dalam perkembangan teknologi adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fenomena menarik dalam perkembangan teknologi adalah adanya internet yang dapat memberi kemudahan baik setiap individu untuk berhubungan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang (Posner, 2015; Hannan dan Freeman, 1984). Hal ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang (Posner, 2015; Hannan dan Freeman, 1984). Hal ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika lingkungan eksternal membuat setiap perusahaan berpotensi terperangkap pada paradoks kesuksesan, karena mereka terpaku pada kesuksesan sebelumnya yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain dilakukan tes psikologi. Salah satu pengukuran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain dilakukan tes psikologi. Salah satu pengukuran yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Psikologi merupakan salah satu cabang ilmu yang berperan untuk mempelajari proses mental dan perilaku manusia. Untuk mempelajari perilaku manusia, para

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendifinisikan berbagai kriteria serta mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan jumlah total cara-cara di mana seorang individu beraksi atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan jumlah total cara-cara di mana seorang individu beraksi atas BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Kepribadian Menurut Robbins dan Judge (2015) kepribadian (personality) merupakan jumlah total cara-cara di mana seorang individu beraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari: 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi. Regresi berguna untuk mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kontrak atau dokumen untuk komitmen dan kesepakatan yang telah dibuat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kontrak atau dokumen untuk komitmen dan kesepakatan yang telah dibuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan hal yang mendasar bagi suatu organisasi/instansi untuk dapat menjalankan kegiatan operasional organisasi/instansi tersebut. Anggaran adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Panjang (RPJP) Pemerintah Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Panjang (RPJP) Pemerintah Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pola pikir masyarakat akan pentingnya kesehatan pada era moderenisasi merupakan landasan terpenting dalam perumusan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya merupakan suatu indikasi bahwa terdapat faktor lain di dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya merupakan suatu indikasi bahwa terdapat faktor lain di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterbatasan kemampuan laporan keuangan dalam menjelaskan nilai perusahaan yang sebenarnya merupakan suatu indikasi bahwa terdapat faktor lain di dalam perusahaan yang

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang

Bab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang yaitu era pertanian, era industri dan era informasi. Dalam era pertanian, faktor yang menonjol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Keberadaan kecerdasan emosional merupakan suatu kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Keberadaan kecerdasan emosional merupakan suatu kondisi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan kecerdasan emosional merupakan suatu kondisi yang sangat penting dan menentukan keberhasilan seseorang siswa dalam proses komunikasi dan interaksi. Kecerdasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kegiatan belajar-mengajar berlangsung suatu proses pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang berkualitas diharapkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pengetahuan merupakan aset utama yang dimiliki organisasi dan melekat pada setiap individunya. Pengetahuan adalah sumber yang sangat bernilai bagi organisasi karena

Lebih terperinci

Menurut buku Panduan PLP UPI (2009 : 3), tujuan PLP adalah sebagai

Menurut buku Panduan PLP UPI (2009 : 3), tujuan PLP adalah sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan bersosialisasi merupakan salah satu aspek pengembangan diri yang penting. Sebagai mahluk sosial, manusia dituntut untuk mampu bekerjasama dengan orang lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prestridge (2012) menyatakan bahwa dengan pengembangan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Prestridge (2012) menyatakan bahwa dengan pengembangan Teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prestridge (2012) menyatakan bahwa dengan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pendidikan, merupakan suatu bentuk kepercayaan guru tentang

Lebih terperinci

EMOTIONAL INTELLIGENCE MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN Hogan Assessment Systems Inc.

EMOTIONAL INTELLIGENCE MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN Hogan Assessment Systems Inc. EQ KEMAMPUAN EMOTIONAL INTELLIGENCE UNTUK MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN. Laporan untuk John Doe ID UH555438 Tanggal Oktober 20, 2014 2013 Hogan Assessment Systems Inc. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi. BAB I 1.1 Pengantar PENDAHULUAN Tuntutan mengenai pengelolaan suatu organisasi berdasarkan sistem tata kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi organisasi di sektor pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi global ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi global ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekonomi global ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang berbasis pengetahuan dan perkembangan yang paling signifikan terjadi pada sektor bisnis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini sangat pesat sehingga pendidikan juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika perubahan dan ketidakpastian. Untuk dapat bertahan hidup, bersaing, dan berhasil suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu dituntut memiliki kreativitas yang tinggi karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu dituntut memiliki kreativitas yang tinggi karena dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan selalu dituntut memiliki kreativitas yang tinggi karena dapat membantu perusahaan memperoleh keuntungan dan bahkan bisa mendapatkan keunggulan kompetitif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyajian laporan keuangan suatu perusahaan. Jasa audit akuntan. publik dibutuhkan oleh pihak perusahaan untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. penyajian laporan keuangan suatu perusahaan. Jasa audit akuntan. publik dibutuhkan oleh pihak perusahaan untuk menentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Akuntan publik merupakan profesi akuntansi yang menyediakan jasa audit independen yang penting bagi eksistensi penyajian laporan keuangan suatu perusahaan.

Lebih terperinci