BAB I PENDAHULUAN. internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Bab pertama pada tesis ini menjelaskan topik penelitian yaitu konsep internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar belakang penelitian yang didasarkan pada studi literatur dan penelitian sebelumnya mengenai teori, faktor-faktor pendorong dan tahapan dalam proses internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian kedua menguraikan rumusan masalah penelitian. Bagian ketiga menyajikan pertanyaan penelitian. Bagian keempat berisi tentang tujuan penelitian. Bagian kelima memaparkan kontribusi penelitian baik teoritis dan manajerial. Bagian keenam mengulas sistematika penulisan setiap bab dalam tesis ini. 1.1 Latar Belakang Dalam 20 tahun terakhir, perusahaan telah mengubah orientasi mereka yang bermula lokal menuju pasar internasional (Malhotra et al., 2003). Peningkatan level internasionalisasi industri berdampak pada berkembangnya ketertarikan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memperoleh keunggulan bersaing di kondisi tersebut (Casillas et al., 2009). Bahkan perusahaan kecil saat ini harus berkompetisi untuk melakukan internasionalisasi perusahaan sehingga dapat mempertemukan posisi lokal dan global secara efektif (McNamara, 2006). Saat ini, banyak penelitian internasionalisasi yang berfokus pada pengembangan dan keberhasilan melakukan operasi bisnis internasional 1

2 perusahaan (Benito dan Welch, 1997). Berbagai definisi, model dan teori telah digunakan untuk menjelaskan internasionalisasi perusahaan, namun masih kurang penelitian yang menekankan perusahaan di negara-negara berkembang (Malhotra et al., 2003). Bell et al. (2004) menambahkan, dalam satu dekade terakhir arah penelitian internasionalisasi banyak yang meneliti perusahaan terlahir global (born global). Melanjutkan paragraf sebelumnya, dasar pasar internasional saat ini mengalami perubahan dengan adanya globalisasi yang memungkinkan perusahaan mudah untuk memasuki pasar baru (Fillis, 2001). Terdapat fenomena perusahaan terlahir global dalam proses internasionalisasi (Brennan dan Garvey, 2009; Fillis, 2001). Brennan dan Garvey (2009) menyatakan bahwa fenomena munculnya perusahaan terlahir global merupakan isu yang relatif baru. Pada paradigma tradisional, perusahaan akan memulai pasarnya dari dalam negeri dan mulai membuka pasar luar negeri berdasarkan jarak negara terdekat. Di lain sisi, perusahaan terlahir global telah memiliki orientasi memasuki pasar internasional meskipun belum memiliki pasar lokal baik ke negara terdekat atau jauh secara jarak fisik dan budaya dari negara asalnya. Lebih lanjut proses terlahir global dapat didasari oleh tingkat akumulasi pengetahuan internasionalisasi yang dimiliki suatu perusahaan (Chetty dan Hunt, 2004). Coviello dan McAuley (1999) dalam reviu penelitiannya menyatakan masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai pengetahuan apa saja yang terdapat pada proses internasionalisasi perusahaan. Reviu penelitian mengenai internasionalisasi yang dilakukan oleh Fillis (2001) memperlihatkan bahwa penelitian kualitatif yang telah dilakukan belum banyak yang mengkaji secara 2

3 langsung pengetahuan pada internasionalisasi di perusahaan kecil dan menengah. Dari aspek lain, reviu yang dilakukan oleh Werner (2002) terhadap 20 jurnal top manajemen, menunjukkan bahwa penelitian mengenai internasionalisasi banyak yang mengaitkan dengan kinerja perusahaan dan memberikan saran penelitian mendatang untuk meneliti topik yang lain seperti transfer pengetahuan atau pengaruh tim manajemen yang berasal dari luar negeri. Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Brennan dan Garvey (2009) menjelaskan dalam arahan penelitian selanjutnya untuk mengkaji lebih dalam konsep pengetahuan dalam proses internasionalisasi. Berdasarkan reviu dan arahan penelitian sebelumnya (Coviello dan McAuley, 1999; Fillis, 2001; Werner, 2002; Brennan dan Garvey, 2009) penelitian mengenai peran pengetahuan pada proses internasionalisasi perusahaan relevan untuk dilakukan. Menurut literatur (Coviello dan McAuley, 1999), terdapat empat pandangan mengenai internasionalisasi. Pandangan pertama menyatakan bahwa internasionalisasi merupakan pola investasi di dalam pasar internasional yang dijelaskan dengan analisis rasional ekonomi pada internalisasi, kepemilikan dan lokasi. Pandangan kedua berpendapat bahwa internasionalisasi merupakan proses evolusi perusahaan (Melin, 1992 dalam Coviello dan McAuley, 1999) dalam meningkatkan keterlibatannya pada komitmen dan pengetahuan di pasar internasional (Johanson dan Vahlne, 1977). Pandangan ketiga menjelaskan bahwa internasionalisasi tidak memiliki jalur tahapan yang tetap, namun terdapat koneksi inward dan outward secara bersamaan dalam pola ekspansi internasional perusahaan (Welch dan Luostarinen, 1993). Pandangan keempat, internasionalisasi 3

4 diasumsikan memiliki komponen perilaku dan biaya dalam prosesnya (Beamish, 1990 dalam Coviello dan McAuley, 1999). Pendapat lain dikemukakan oleh Hodgkinson (2000) yang memaparkan penelitian internasionalisasi secara garis besar dapat dibedakan melalui tiga pendekatan. Pertama, pendekatan ekonomi seperti teori biaya transaksi ekonomi (Williamson, 1975) dan Paradigma Pemilihan (the electic paradigm) (Dunning, 1988). Kedua, pendekatan keperilakuan yang mengembangkan rantai atau tahapan internasionalisasi seperti model Uppsala (Johanson dan Vahlne, 1977; 2009). Ketiga, pendekatan Jejaring (network) yang dapat dilakukan melalui ekspansi, kolaborasi dan integrasi internasional (Johanson dan Mattsson, 1988). Dalam perkembangan penelitian internasionalisasi, Hodgkinson (2000) menjelaskan bahwa belum banyak terdapat literatur konseptual mengenai proses internasionalisasi perusahaan di negara-negara Asia dan dibutuhkan eksplorasi lebih pada tahapan internasionalisasi. Sim dan Pandian (2003) menyatakan masih sedikit penelitian empiris mengenai proses internasionalisasi pada perusahaan multinasional Asia. Sementara itu, penelitian mengenai internasionalisasi masih berfokus pada perusahaan besar dan masih sedikit penelitian yang dilakukan pada perusahaan kecil dan menengah di negara-negara berkembang (Sari et al., 2008). Topik penelitian terdahulu dan sedang berkembang hingga saat ini dalam internasionalisasi perusahaan di Asia adalah strategi bisnis perusahaan (Sim dan Pandian, 2003; Child dan Rodrigues, 2005; Kaufmann dan Jentzsch, 2006; Azmeh dan Nadvi, 2014). Sim dan Pandian (2003) dalam penelitiannya menganalisis dan membandingkan karakteristik internasionalisasi dan strategi internasional antara perusahaan Singapura dan Taiwan. Penelitian lain yang dilakukan Child dan 4

5 Rodriguez (2005) mengkaji internasionalisasi perusahaan Tiongkok. Kaufmann dan Jentzsch (2006) meneliti perusahaan multinasional di Tiongkok mengenai pemilihan strategi internasionalisasi yaitu ekspor, transfer bisnis, integrasi global, lisensi, franchise dan subkontrak asing. Dari aspek lain, Azmeh dan Nadvi (2014) menguji pengaruh perusahaan garmen multinasional pada rantai nilai global di Yordania. Penelitian ini fokus mengeksplorasi proses internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Berdasarkan kajian literatur, penelitian internasionalisasi perusahaan kecil, menengah dan besar di Asia didominasi pada sektor manufaktur seperti elektronik (Hodgkinson, 2000; Sim dan Pandian, 2003; Child dan Rodrigues, 2005, McNamara, 2006), tekstil (Sim dan Pandian, 2003), otomotif (Kaufmann dan Jentzsch, 2006), garmen (Azmeh dan Nadvi, 2014). Hutchinson et al. (2007) menyatakan masih dibutuhkan penelitian mengenai internasionalisasi perusahaan pada sektor lain. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan pada industri obat dan makanan, sektor yang belum banyak digunakan dalam penelitian mengenai internasionalisasi perusahaan. Industri obat dan makanan, umumnya dikaji peneliti di bidang pertanian, farmasi atau kesehatan. Berbagai mode masuk dapat dipilih perusahaan dalam proses internasionalisasi seperti ekspor, joint venture, foreign direct investment (FDI) dan integrasi internasional (Andersen, 1997). Lecraw (1993) menjelaskan pemilihan mode masuk oleh perusahaan dipengaruhi oleh tingkat komitmen sumberdaya, komitmen pasar dan kontrol perusahaan di suatu negara. Komitmen sumberdaya tidak hanya berupa modal tetapi juga sumberdaya teknologi dan manajemen (Moghaddam, 2014). Semakin besar komitmen sumberdaya yang dimiliki 5

6 perusahaan, semakin tinggi pula tingkat kontrol perusahaan. Namun, perusahaan akan mengurangi tingkat komitmen sumberdaya mereka jika menghadapi resiko. Resiko tinggi dipersepsikan perusahaan ketika memasuki pasar baru karena kurangnya pengetahuan pasar dan operasi internasional yang dimiliki (Welch dan Luostarinen, 1993). Penelitian terdahulu memperlihatkan bahwa perusahaan akan memilih memasuki pasar dengan tingkat komitmen sumberdaya yang rendah, kemudian meningkat skalanya melalui ekspor langsung, joint venture minoritas, joint venture mayoritas dan kepemilikan perusahaan sepenuhnya (wholly owned subsidiary) (Lecraw, 1993). Hal berbeda dikemukakan oleh Welch dan Luostarinen (1993) bahwa keterlibatan perusahaan dalam operasi internasional dapat diperoleh melalui hubungan aktivitas masuk (inward) seperti impor dan keluar (outward) contohnya ekspor. Aktivitas impor dapat mengarahkan perusahaan untuk melakukan ekspor. Ekspor dianggap secara tradisional sebagai langkah pertama memasuki pasar internasional serta merupakan dasar untuk ekspansi internasional di masa datang (Kogut dan Chang, 1996 dalam Lu dan Beamish, 2001). Perusahaan kecil dan menengah cenderung memasuki pasar luar negeri sebagai eksportir atau investor asing (Reynolds, 1997 dalam Lu dan Beamish, 2001). Adapun perusahaan besar atau multinasional memiliki strategi aktivitas internasional berupa ekspor dan FDI (Lu dan Beamish, 2001). Dalam penelitian ini, fokus mode masuk internasionalisasi perusahaan adalah ekspor. Aktivitas ekspor pada perusahaan kecil, menengah dan besar memainkan peranan yang penting dalam perekonomian negara maju dan berkembang (Sari et al., 2008) serta berdampak signifikan pada perekonomian negara-negara Asia (e.g. Indonesia) (Hodgkinson, 2000). 6

7 Dalam melakukan internasionalisasi, ada berbagai faktor pendorong yang dapat mempengaruhi keputusan perusahaan melakukan proses tersebut. Hutchinson et al. (2007) menyatakan dalam temuan penelitiannya, terdapat beberapa faktor pendorong perusahaan untuk melakukan proses internasionalisasi. Adapun faktorfaktor tersebut adalah identitas merek perusahaan, karakteristik pengambil keputusan, inisiatif perusahaan induk dan jejaring yang dimiliki. Lebih lanjut Casillas et al. (2009) menegaskan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku internasionalisasi perusahaan. Dengan kata lain, pengetahuan memegang peranan dalam proses internasionalisasi suatu perusahaan. Pengetahuan merupakan salah satu variabel penting yang dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan proses internasionalisasi (Johanson dan Vahlne, 2009). Arus informasi yang diperoleh dari pengetahuan tacit dan eksplisit mempengaruhi rantai nilai global perusahaan (McNamara, 2006). Athanassiou dan Nigh (2000) menjelaskan bahwa pengetahuan (baru) dapat menjadikan perusahaan memiliki proses internasionalisasi yang idiosyncratic dengan karakteristik sumberdaya yang langka, sulit diganti dan diimitasi untuk memperoleh keunggulan kompetitif perusahaan. Mengaitkan dengan paragraf sebelumnya, selain ekspor, internasionalisasi dapat dilakukan melalui FDI. McNamara (2006) dalam penelitiannya telah meneliti peran pengetahuan pada internasionalisasi perusahaan kecil dan menengah di Asia, namun mode masuk yang ditekankan adalah FDI. FDI merupakan bentuk internasionalisasi pada tahap lanjut (Hodgkinson, 2000). Perusahaan besar di Indonesia menjadikan ekspor sebagai salah satu strategi internasional sebelum mencapai tahap FDI (Sari et al., 2008). Hal tersebut tidak lepas dari perbedaan 7

8 karakteristik antara perusahaan kecil dan menengah di negara berkembang (e.g. Indonesia) dan di negara maju (e.g. Jepang dan Inggris) (Bell et al., 2004) serta di Tiongkok (Child dan Rodriguez, 2005). Beberapa karakteristik perusahaan kecil dan menengah di negara maju antara lain jumlah kepemilikan modal sekitar $ ,00; jumlah pekerja yang mencapai 300 orang (McNamara); dan penerapan penggunaan teknologi informasi di perusahaan (Bell et al., 2004). Karakteristik tersebut pada akhirnya mendorong aktivitas internasionalisasi yang lebih terintegrasi, terkontrol dan beresiko dari ekspor yaitu FDI (Bell et al., 2004). Peran pengetahuan dalam proses internasionalisasi telah diteliti pada penelitian sebelumnya (Athanassiou dan Nigh, 2000; McNamara, 2006, Brennan dan Garvey, 2009). Terdapat beberapa istilah pengetahuan yang digunakan dalam proses internasionalisasi perusahaan pada penelitian terdahulu seperti pengetahuan eksperensial yang diperoleh dari pengalaman (Johanson dan Vahlne, 1977; 2009), pengetahuan pasar dan operasi internasional (Autio et al., 2000) dan pengetahuan internasional (Brennan dan Garvey, 2009). Pengetahuan dalam proses internasionalisasi dapat berupa tacit seperti pengambilan keputusan oleh manajemen puncak (Athanassiou dan Nigh, 2000) dan eksplisit seperti transfer teknologi (McNamara, 2006). Menurut Clercq et al. (2012), secara garis besar terdapat dua konsep penciptaan pengetahuan yang digunakan pada penelitian yang terkait dengan internasionalisasi, yaitu Huber (1991) dan Nonaka dan Takeuchi (1995). Huber (1991) mengemukakan empat konsep proses penciptaan pengetahuan yang berkontribusi pada teori organisasi pembelajar, diawali oleh proses akuisisi pengetahuan, distribusi pengetahuan, interpretasi pengetahuan dan memori 8

9 organisasi. Akuisisi pengetahuan dilakukan perusahaan ketika mencari dan memperoleh pengetahuan mengenai negara tujuan tertentu yang dapat mempengaruhi pemilihan awal mode masuk internasionalisasi. Proses distribusi pengetahuan dimulai saat pengetahuan yang diperoleh dari berbagai sumber dibagikan di dalam perusahaan dan kemudian menjadi pemahaman baru mengenai pasar baru di negara tertentu. Interpretasi pengetahuan merupakan proses pengetahuan yang dibagi sebelumnya (mengenai pasar baru di negara tertentu) dapat dipahami secara umum. Memori organisasi adalah proses penyimpanan pengetahuan untuk dapat digunakan di masa mendatang ketika perusahaan memutuskan melakukan internasionalisasi. Nonaka dan Takeuchi (1995) berpendapat konsep penciptaan pengetahuan dalam berbagai proses di perusahaan (e.g. proses internasionalisasi) dilakukan melalui proses konversi pengetahuan tacit dan eksplisit. Organisasi tidak dapat menciptakan pengetahuan tanpa individu dan setidaknya terdapat saling berbagi pengetahuan dengan individu lain dan kelompoknya, sehingga pengetahuan dapat berguna bagi organisasi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa proses penciptaan pengetahuan terjadi karena adanya interaksi antar-individu di dalam organisasi. Berdasarkan model penciptaan pengetahuan Nonaka dan Takeuchi (1995:62-70), terdapat empat model konversi pengetahuan tacit dan eksplisit yaitu sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi. Sosialisasi merupakan proses konversi pengetahuan tacit menjadi pengetahuan tacit yang baru. Dalam proses internasionalisasi, sosialisasi terjadi saat perusahaan memilih pasar baru di negara tertentu dipengaruhi oleh pengetahuan yang melekat pada pemilik atau pimpinan berdasarkan pengalaman yang dimiliki. Eksternalisasi merupakan proses 9

10 konversi pengetahuan tacit menjadi pengetahuan eksplisit. Proses ekternalisasi terlihat dalam dialog antar-anggota manajemen puncak dalam membahas peluang memasuki pasar baru. Kombinasi merupakan proses konversi pengetahuan eksplisit menjadi pengetahuan eksplisit yang baru. Limpahan teknologi yang berasal dari perusahaan induk atau rekan bisnis merupakan salah satu proses kombinasi pengetahuan yang dapat mempermudah proses internasionalisasi perusahaan. Internalisasi merupakan proses konversi pengetahuan eksplisit menjadi pengetahuan tacit. Proses internalisasi dapat terjadi saat pemilik atau pimpinan perusahaan membaca dan mengkaji peraturan regulasi ekspor di suatu negara yang kemudian mempermudah perusahaan melakukan internasionalisasi melalui ekspor. Beberapa pendapat menyatakan bahwa pengetahuan berada pada level individu (Polanyi, 1962; Grant, 1996; Alavi dan Leidner, 2001). Pengetahuan pada level individu dalam konteks perusahaan kecil dan menengah juga merepresentasikan pengetahuan pada level organisasi (Indarti, 2010). Pada perusahaan kecil, peran individu sebagai pemilik cukup dominan sebagai pengambil keputusan sehingga dapat mempengaruhi perilaku internasional (ekspor) (Reid, 1981) dan memiliki jiwa wirausaha di dalam perusahaan (Bracker et al., 1988 dalam Bell et al., 2004). Faktor individu berperan pada penentuan waktu dan fase proses internasionalisasi yang dipengaruhi oleh pengetahuan mereka mengenai kondisi pasar luar negeri (Oviatt dan McDougall, 1994). Pengetahuan dapat diciptakan melalui proses interaksi antar-individu di dalam perusahaan (Nonaka dan Takeuchi, 1995). Pada perusahaan besar, pengetahuan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan internasionalisasi melalui tim manajemen puncak (Athanassiou dan Nigh, 2000). Oleh karena itu, 10

11 model penciptaan pengetahuan yang digunakan pada penelitian ini adalah Nonaka dan Takeuchi (1995). Model Nonaka dan Takeuchi (1995) dapat menjelaskan penciptaan pengetahuan melalui interaksi pengetahuan tacit dan eksplisit. Pelatihan ekspor yang diadakan pemerintah (pengetahuan eksplisit) dapat menjadi sumber pengetahuan baru (e.g. pasar tujuan ekspor) bagi pemilik atau pimpinan perusahaan. Pengetahuan tersebut kemudian melekat pada pemilik atau pimpinan perusahaan (pengetahuan tacit) dan menjadi salah satu dasar pertimbangan perusahaan melakukan proses internasionalisasi. Dalam konteks penelitian ini, internasionalisasi didefinisikan sebagai proses pembelajaran dan akumulasi pengetahuan (Eriksson et al., 2000) untuk meningkatkan keterlibatan perusahaan dalam pasar internasional (Welch dan Luostarinen, 1988). Pendekatan yang digunakan adalah perspektif Uppsala dan Jejaring. Perspektif Uppsala secara umum mendukung pendekatan bertahap (incremental) dalam proses internasionalisasi perusahaan di negara-negara Asia (Hodgkinson, 2000). Perspektif Jejaring digunakan untuk menjelaskan fenomena perusahaan terlahir global dalam proses internasionalisasi (Coviello dan McAuley, 1999; Fillis, 2001, Brennan dan Garvey, 2009). Perspektif Paradigma Pemilihan (Dunning, 1988) menjadi dasar untuk mengeksplorasi lebih lanjut mengenai faktorfaktor pendorong dalam proses internasionalisasi perusahaan. Secara garis besar, penelitian ini berupaya untuk mengidentifikasikan faktor-faktor pendorong dan peran pengetahuan pada internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Selain itu, lebih spesifik penelitian ini memiliki tujuan untuk mengeksplorasi proses internasionalisasi perusahaan dalam industri obat dan makanan di Indonesia. Partisipan penelitian mewakili perusahaan kecil, menengah 11

12 dan besar. Perusahaan yang menjadi partisipan berasal dari sektor industri obat dan makanan yang melakukan aktivitas ekspor. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan pada latar belakang, dapat disimpulkan bahwa belum banyak terdapat literatur konseptual dan penelitian empiris mengenai proses internasionalisasi perusahaan di negara-negara Asia (Hodgkinson, 2000; Sim dan Pandian, 2003) khususnya Indonesia. Penelitian terdahulu mengenai proses internasionalisasi masih berfokus pada perusahaan besar, khususnya perusahaan multinasional dan masih sedikit penelitian yang dilakukan pada perusahaan kecil dan menengah di negara-negara berkembang (e.g. Indonesia) (Sim dan Pandian, 2003; Sari et al., 2008). Penelitian yang mendalam dengan topik internasionalisasi di Indonesia khususnya dengan metode studi kasus masih dibutuhkan untuk dapat memberikan hasil yang lebih bernilai (Sari et al., 2008) dan berperan dalam perkembangan regenerasi teori (Fillis, 2001). Fenomena munculnya perusahaan terlahir global pada proses internasionalisasi juga merupakan topik penelitian baru yang belum banyak diteliti (Bell et al., 2004). Reviu terhadap penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa masih sedikit yang membahas peran pengetahuan pada proses internasionalisasi (Coviello dan McAuley, 1999; Fillis, 2001; Werner, 2002) khususnya dengan klasifikasi tacit dan eksplisit ataupun interaksi keduanya (Nonaka dan Takeuchi, 1995). Karenanya, penelitian mendalam mengenai konsep pengetahuan dalam proses internasionalisasi pada level perusahaan menjadi relevan untuk dilakukan 12

13 (Brennan dan Garvey, 2009). Penelitian mengenai peran pengetahuan pada proses internasionalisasi ini ditujukan untuk mengisi gap tersebut. Secara lebih spesifik, penelitian ini berupaya mengisi gap pada penelitian Hodgkinson (2000) dan Sari et al. (2008) dengan mengeksplorasi proses internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Penelitian ini juga bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor pendorong proses internasionalisasi (Hutchinson et al., 2007) dan peran pengetahuan pada proses internasionalisasi (Brennan dan Garvey, 2009) perusahaan di Indonesia (Sari et al., 2008). Penelitian ini fokus pada aktivitas ekspor untuk mengidentifikasi tahapan internasionalisasi. Ekspor sesuai dengan karakteristik mode masuk dan strategi internasional perusahaan di Indonesia (Sari et al., 2008). Selain itu, ekspor memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Ekspor berfungsi mendatangkan devisa dan semakin tinggi ekspor semakin tinggi pula pendapatan nasional. Besar kecilnya ekspor tergantung pada permintaan negara di dunia baik bilateral maupun multilateral. Nilai ekspor Indonesia secara kumulatif pada bulan Januari-April 2014 mencapai US$58,59 miliar (BPS.go.id, 2014). Konteks perusahaan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk pada industri obat dan makanan. Industri obat dan makanan termasuk ke dalam 10 kategori produk potensial ekspor (non-migas) dan merupakan 25 kelompok hasil industri dengan nilai ekspor terbesar (BPS.go.id, 2011; Kemendag.go.id, ). Terdapat kesamaan perusahaan yang termasuk ke dalam industri obat dan makanan untuk melakukan ekspor. Setiap perusahaan baik kecil, menengah dan besar harus memiliki ijin melalui badan yang sama untuk dapat melakukan ekspor yaitu di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 13

14 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka terdapat tiga pertanyaan penelitian yang diajukan, yaitu: 1. Faktor-faktor apa saja yang mendorong proses internasionalisasi perusahaan di Indonesia? 2. Bagaimana peran faktor pengetahuan pada proses internasionalisasi perusahaan di Indonesia? 3. Bagaimana proses internasionalisasi perusahaan di Indonesia? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tiga tujuan, yaitu: 1. Mengeksplorasi faktor-faktor yang mendorong proses internasionalisasi perusahaan di Indonesia. 2. Memahami peran faktor pengetahuan pada proses internasionalisasi perusahaan di Indonesia. 3. Memahami proses internasionalisasi perusahaan di Indonesia. 1.5 Kontribusi Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat dua kontribusi yaitu dari sisi teori dan manajerial Kontribusi Teoritis Penelitian ini memberikan kontribusi teoritis pada perkembangan teori internasionalisasi dan penciptaan pengetahuan. Kontribusi tersebut untuk melengkapi gap penelitian terdahulu untuk mengidentifikasi faktor-faktor 14

15 pendorong dan memahami peran faktor pengetahuan pada proses internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan perspektif Uppsala dapat menjelaskan proses internasionalisasi bertahap pada perusahaan, sedangkan proses internasionalisasi tidak bertahap dijelaskan oleh perspektif Jejaring. Pespektif Paradigma Pemilihan dapat digunakan untuk mengeksplorasi faktorfaktor pendorong internasionalisasi perusahaan terutama pada perusahaan yang memutuskan melakukan produksi di luar negeri. Kontribusi teoritis lain pada teori penciptaan pengetahuan, model konversi pengetahuan Nonaka dan Takeuchi (1995) dapat digunakan untuk memberikan pemahaman lebih pada proses internasionalisasi perusahaan. Penciptaan pengetahuan terjadi melalui interaksi sosial antar-individu dan organisasi. Pengetahuan yang dimiliki oleh pemilik atau pimpinan di perusahaan kecil dan menengah dapat merepresentasikan pengetahuan perusahaan. Dalam penelitian ini, dapat diidentifikasikan bahwa pengetahuan merupakan faktor pendorong pada level individu dan organisasi yang dapat menentukan proses internasionalisasi perusahaan Kontribusi Manajerial Penelitian ini bertujuan memberikan kontribusi manajerial pada organisasi di bidang manajemen pengetahuan dan internasionalisasi perusahaan. Kontribusi manajerial dengan mengidentifikasikan berbagai faktor pendorong secara umum dan khususnya terdapat peran faktor pengetahuan yang dapat menentukan proses internasionalisasi perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan mengenai pentingnya mengelola pengetahuan di perusahaan khususnya pada proses internasionalisasi. Di samping itu, dapat 15

16 memberikan gambaran bagi pemerintah sebagai pembuat kebijakan (e.g. bea eskpor) dan regulasi (e.g. perijinan produk dan eskpor) yang dapat berperan untuk membantu perusahaan dalam melakukan proses internasionalisasi. 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan tesis ini terdiri dari lima bab. Bab pertama menyajikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, kontribusi dan konteks penelitian. Bab dua menjelaskan tentang teori yang menjadi dasar penelitian, definisi dan tahapan internasionalisasi serta penciptaan pengetahuan. Bab tiga memaparkan desain penelitian, metode pengambilan sampel dan analisis data yang digunakan pada penelitian. Bab empat membahas hasil, analisis data serta diskusi temuan penelitian. Bab lima memberikan simpulan, keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya. 16

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. bagian. Bagian pertama memaparkan simpulan berdasarkan hasil penelitian.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. bagian. Bagian pertama memaparkan simpulan berdasarkan hasil penelitian. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab kelima merupakan bab penutup dalam tesis ini. Bab ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama memaparkan simpulan berdasarkan hasil penelitian. Bagian kedua berisi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan yang vital dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara. Kontribusi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. konsep pemasaran (Kohli & Jaworski, 1990). Orientasi pasar adalah budaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. konsep pemasaran (Kohli & Jaworski, 1990). Orientasi pasar adalah budaya BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Orientasi Pasar Orientasi pasar merupakan salah satu konsep utama dalam literatur pemasaran karena mengacu pada sejauh mana perusahaan mengimplementasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini telah diakui sebagai salah satu sumberdaya yang penting bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez et al.,

Lebih terperinci

BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN

BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN Disepakatinya suatu kesepakatan liberalisasi perdagangan, sesungguhnya bukan hanya bertujuan untuk mempermudah kegiatan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspor. Ekspor merupakan barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. ekspor. Ekspor merupakan barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi ekonomi dan perdagangan internasional merupakan dua arus yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. Globalisasi ekonomi dapat membuka kegiatan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena adanya upaya untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dari

BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena adanya upaya untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang cukup besar untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar tersebut terjadi

Lebih terperinci

MASALAH INTERNASIONAL DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

MASALAH INTERNASIONAL DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 MASALAH INTERNASIONAL DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Dunia bisnis menginginkan adanya kemampuan bisnis dan keuangan dalam diri para akuntan manajemen. Pekerjaan

Lebih terperinci

C. Peran Negara dalam Pemaksimalan Competitive Advantages

C. Peran Negara dalam Pemaksimalan Competitive Advantages B. Rumusan Masalah Bagaimana peran pemerintah India dalam mendorong peningkatan daya saing global industri otomotif domestik? C. Peran Negara dalam Pemaksimalan Competitive Advantages Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

PEMASARAN INTERNASIONAL MINGGU KE ENAM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

PEMASARAN INTERNASIONAL MINGGU KE ENAM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM STRATEGI MEMASUKI PASAR GLOBAL PEMASARAN INTERNASIONAL MINGGU KE ENAM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM POKOK BAHASAN FAKTOR PERTIMBANGAN UTAMA MODE OF ENTRY EXIT STRATEGY LATIHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi sebuah negara, keberhasilan pembangunan ekonominya dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2007) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap negara membutuhkan modal untuk membiayai proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap negara membutuhkan modal untuk membiayai proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara membutuhkan modal untuk membiayai proyek pembangunannya. Tentunya ketersediaan modal sangat dipengaruhi oleh laju pertumbuhan ekonomi. Bagi sebuah negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA RINGKASAN EKSEKUTIF SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 4 INVESTASI UNI EROPA PENDORONG PERDAGANGAN INDONESIA

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PERESMIAN PERLUASAN PABRIK PT. BAYER INDONESIA CIMANGGIS, DEPOK, JAWA BARAT RABU, 27 MEI 2015

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PERESMIAN PERLUASAN PABRIK PT. BAYER INDONESIA CIMANGGIS, DEPOK, JAWA BARAT RABU, 27 MEI 2015 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PERESMIAN PERLUASAN PABRIK PT. BAYER INDONESIA CIMANGGIS, DEPOK, JAWA BARAT RABU, 27 MEI 2015 Yang terhormat: Walikota Depok; Kepala Badan Koordinasi Penanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat perusahaan merasa tidak aman bahkan di wilayah negaranya

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat perusahaan merasa tidak aman bahkan di wilayah negaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar ekonomi dunia yang semakin terbuka di era globalisasi sekarang ini menuntut para pelaku usaha untuk lebih kreatif dan inovatif dalam rangka memenangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan

BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan BAB V KESIMPULAN Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan intensitas diplomasi dan perdagangan jasa pendidikan tinggi di kawasan Asia Tenggara, yang kemudian ditengarai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis secara domestik maupun global menjadi semakin maju dan pesat sehingga membuat transaksi perdagangan antar berbagai negara menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan keluarga ialah salah satu dari kekuatan kewirausahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan keluarga ialah salah satu dari kekuatan kewirausahaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan keluarga ialah salah satu dari kekuatan kewirausahaan yang mendominasi ekonomi global sekarang ini (Higginson, 2010). Perusahaan keluarga merupakan bentuk

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN. dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil

BAB V SIMPULAN. dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil BAB V SIMPULAN Bab ini berisi tentang simpulan hasil analisis yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil pengujian diperoleh dari partisipan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perjalanan menuju negara maju, Indonesia memerlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui apakah suatu negera tersebut memiliki perekonomian yang baik (perekonomiannya meningkat)

Lebih terperinci

SIARAN PERS. Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia

SIARAN PERS. Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia SIARAN PERS Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia Pada Dialog Bisnis Uni Eropa - Indonesia (EIBD) keempat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Hakikat pembangunan adalah adanya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan jumlah produksi perekonomian yang ditandai dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi suatu negara ke dalam kawasan integrasi ekonomi telah menarik perhatian banyak negara, terutama setelah Perang Dunia II dan menjadi semakin penting sejak tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro ekonomi jangka panjang disetiap periode. Dalam setiap periode upaya untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur. Industri manufaktur dipandang sebagai pendorong atau penggerak perekonomian daerah. Seperti umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Sistem Produksi adalah suatu gabungan dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Sistem Produksi adalah suatu gabungan dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Belakangan ini terlihat suatu kecenderungan yang semakin kuat dan sedang terjadi di dalam perekonomian dunia, yaitu adanya globalisasi pasar dan produksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok kepentingan yang berupaya mendapatkan keuntungan ekonomi yang sebesarbesarnya dengan upaya yang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA TAHUN 1997.I IV

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA TAHUN 1997.I IV ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA TAHUN 1997.I -2007.IV SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara sedang berkembang di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara sedang berkembang di kawasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara sedang berkembang di kawasan Asia Tenggara. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, ingin mencoba untuk dapat membangun

Lebih terperinci

dan kelembagaan yang kegiatannya saling terkait dan saling mendukung dalam peningkatan efisiensi, sehingga terwujudnya daya saing yang kuat.

dan kelembagaan yang kegiatannya saling terkait dan saling mendukung dalam peningkatan efisiensi, sehingga terwujudnya daya saing yang kuat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaruan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di dunia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan yang tertuang di dalam Bab I sampai dengan Bab IV tesis ini, maka sebagai penegasan jawaban atas permasalahan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen adalah bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan, dan faktor-faktor apa

BAB I PENDAHULUAN. manajemen adalah bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan, dan faktor-faktor apa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya tingkat turbulensi di hampir setiap industri ditandai oleh banyaknya perusahaan baru yang bermunculan dan bahkan menggeser perusahaan lama (Caves, 1998; Li

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi bukanlah suatu fenomena yang terjadi begitu saja, namun merupakan suatu proses yang panjang. Ekonomi dunia berkembang mulai dari ekonomi subsistem di mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Pajak Badan lainnya (Sarwedi, 2012). Dengan melihat realita ini maka pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Pajak Badan lainnya (Sarwedi, 2012). Dengan melihat realita ini maka pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak adalah salah satu penerimaan negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional di Indonesia. Apabila jumlah pajak yang diterima

Lebih terperinci

Pertemuan 14 STRATEGI PEMASARAN INTERNASIONAL

Pertemuan 14 STRATEGI PEMASARAN INTERNASIONAL Pertemuan 14 STRATEGI PEMASARAN INTERNASIONAL I. PENGERTIAN PEMASARAN INTERNASIONAL Pemasaran internasional (international marketing) adalah penerapan konsep, prinsip, aktivitas, dan proses manajemen pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, pasar dan teknologi baik secara geografi maupun batas-batas budaya,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, pasar dan teknologi baik secara geografi maupun batas-batas budaya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Internasionalisasi merupakan dampak atas terjadinya globalisasi. Globalisasi merupakan proses perluasan yang menghubungkan individu, organisasi, pasar dan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang menggunakan pengetahuan mereka sebagai aset untuk meraih keunggulan bersaing (competitive advantage).

Lebih terperinci

FOREIGN DIRECT DIRECT INVESTMENT

FOREIGN DIRECT DIRECT INVESTMENT FOREIGN DIRECT INVESTMENT Arus pemberian pinjaman kepada (pembelian kepemilikan perusahaan) Luar Negeri yang sebagian besar modalnya Dimiliki oleh penduduk dari negara yang melakukan investasi i (Investing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol.7, No.1, (Juli 2013), 2. (Bogor, Ghalia Indonesia, 2005), 1.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol.7, No.1, (Juli 2013), 2. (Bogor, Ghalia Indonesia, 2005), 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian terbuka dalam arus perdagangan internasional adalah suatu fakta yang tidak mungkin dihindari. Perdagangan internasional sangat diperlukan oleh sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makin popular untuk banyak perusahaan (Lodorfos dan Boateng 2006 dalam

BAB I PENDAHULUAN. makin popular untuk banyak perusahaan (Lodorfos dan Boateng 2006 dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merger dan Akuisisi lintas batas telah menjadi pilihan strategi yang makin popular untuk banyak perusahaan (Lodorfos dan Boateng 2006 dalam Budhwar et al, 2009:89),

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI AGUSTUS A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR Tiongkok / RR China

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI AGUSTUS A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR Tiongkok / RR China PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR Tiongkok / RR China 1. Total nilai perdagangan RR Tiongkok / RR China dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Pendahuluan Pada mulanya, istilah internasionalisasi hanya dipakai untuk hal yang berkaitan dengan politik, seperti halnya dengan istilah nasionalisasi. Perlahan, istilah tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tipe kepemilikan berkaitan dengan tipe konflik keagenan yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. Tipe kepemilikan berkaitan dengan tipe konflik keagenan yang dialami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tipe kepemilikan berkaitan dengan tipe konflik keagenan yang dialami perusahaan. Perusahaan keluarga memiliki karakteristik kepemilikan yang berbeda dengan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang besar. Biaya biaya tersebut dapat diperoleh melalui pembiayaan dalam negeri maupun pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini semakin tinggi, dimana persaingan antara perusahaan besar dan tidak terkecuali bagi usaha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu tujuan pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara menandakan berhasilnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interest dan pendapatan non bunga atau fee based income. Pendapatan bunga diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. interest dan pendapatan non bunga atau fee based income. Pendapatan bunga diperoleh dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin terbukanya ekonomi regional dan global yang ditandai dengan semakin tingginya tingkat persaingan di seluruh sektor bidang usaha, baik dalam maupun luar negeri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara di dunia ini melakukan perdagangan antar bangsa atau yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan baik barang maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

Menanggapi Akibat Globalisasi terhadap Kinerja Tenaga Kerja: Pengalaman dari Sektor Tekstil dan Garmen Indonesia

Menanggapi Akibat Globalisasi terhadap Kinerja Tenaga Kerja: Pengalaman dari Sektor Tekstil dan Garmen Indonesia Policy Brief Menanggapi Akibat Globalisasi terhadap Kinerja Tenaga Kerja: Pengalaman dari Sektor Tekstil dan Garmen Indonesia Oleh: Dionisius Narjoko Perekonomian Indonesia semakin terintegrasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi, perekonomian dunia memberikan peluang yang besar bagi berbagai negara untuk saling melakukan hubunga antarnegara, salah satunya dibidang ekomomi.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TREN GLOBAL DALAM FDI MENGAPA PERUSAHAAN BERINVESTASI DI LUAR NEGERI? MERGER DAN AKUISISI LINTAS BATAS RISIKO POLITIK DAN FDI

PENDAHULUAN TREN GLOBAL DALAM FDI MENGAPA PERUSAHAAN BERINVESTASI DI LUAR NEGERI? MERGER DAN AKUISISI LINTAS BATAS RISIKO POLITIK DAN FDI PENDAHULUAN TREN GLOBAL DALAM FDI MENGAPA PERUSAHAAN BERINVESTASI DI LUAR NEGERI? MERGER DAN AKUISISI LINTAS BATAS RISIKO POLITIK DAN FDI Beberapa faktor kunci yang memotivasi perusahaan Honda berinvestasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan organisasi yang memiliki budaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan organisasi yang memiliki budaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan organisasi yang memiliki budaya kerja yang berbeda dengan bisnis lainnya. Hal ini dikarenakan dalam bisnisnya, KAP menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari akademisi (Welch & Luostarinen, 1988). Dari beberapa penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari akademisi (Welch & Luostarinen, 1988). Dari beberapa penelitian, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internasionalisasi bisnis merupakan topik yang mendapatkan banyak perhatian dari akademisi (Welch & Luostarinen, 1988). Dari beberapa penelitian, internasionalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan merek tertentu di pasar negara lain. Strategi ini dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan merek tertentu di pasar negara lain. Strategi ini dikenal dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu efek dari pasar terbuka adalah masuknya merek-merek asing ke Indonesia. Ada beberapa strategi yang biasa digunakan oleh produsen asing untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Foreign Direct Investment (FDI) sebagai komponen yang meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Foreign Direct Investment (FDI) sebagai komponen yang meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Foreign Direct Investment (FDI) sebagai komponen yang meningkatkan pertumbuhan, mendapat perhatian besar dari negara-negara maju pada umumnya dan negara-negara berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan proses terjadinya kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan kekuatan ekonomi potensial yang diarahkan menjadi

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian 1 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, perekonomian internasional merupakan salah satu pilar utama dalam proses pembangunan dunia yang lebih maju. Organisasi-organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia merupakan salah satu aspek pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena merupakan bukti komitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini hampir seluruh negara di dunia terlibat dalam kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini hampir seluruh negara di dunia terlibat dalam kegiatan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini hampir seluruh negara di dunia terlibat dalam kegiatan ekonomi perdagangan bebas. Nilai tukar mata uang mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Negara-negara di seluruh dunia saat ini menyadari bahwa integrasi ekonomi memiliki peran penting dalam perdagangan. Integrasi dilakukan oleh setiap negara

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN KEBIJAKAN. 7.1 Kesimpulan. PMA diyakini memiliki manfaat bagi industri domestik karena, spillovers

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN KEBIJAKAN. 7.1 Kesimpulan. PMA diyakini memiliki manfaat bagi industri domestik karena, spillovers 151 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN KEBIJAKAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Pengaruh Spillovers Teknologi PMA terhadap TFP Industri Manufaktur PMA diyakini memiliki manfaat bagi industri domestik karena, spillovers

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju pertumbuhannya merupakan yang tercepat di dunia sejak tahun 1990. Energy Information Administration (EIA)

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI Globalisasi Ekonomi Adalah suatu kehidupan ekonomi secara global dan terbuka, tanpa mengenal batasan teritorial atau kewilayahan antara negara satu dengan yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010. 100 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Rusia adalah salah satu negara produksi energi paling utama di dunia, dan negara paling penting bagi tujuan-tujuan pengamanan suplai energi Eropa. Eropa juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (subsidiary) dari PT. Pertamina (Persero). Ada dua sektor yang menjadi target

BAB I PENDAHULUAN. (subsidiary) dari PT. Pertamina (Persero). Ada dua sektor yang menjadi target BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelumas Pertamina adalah produk pelumas yang diproduksi oleh perusahaan Indonesia yaitu PT. Pertamina Lubricants yang merupakan anak perusahaan (subsidiary)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja ekonomi Indonesia yang mengesankan dalam 30 tahun terakhir sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan dan kerentanan

Lebih terperinci

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang semakin maju ini ada banyak isu-isu yang berkembang. Bukan hanya isu mengenai hard power yang menjadi perhatian dunia, tetapi isu soft

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki setiap negara dan keterbukaan untuk melakukan hubungan internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional perusahaan serta memakmurkan para pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional perusahaan serta memakmurkan para pemegang saham. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan memiliki berbagai macam tujuan dalam menjalankan usahanya. Tujuan tersebut diantaranya untuk menghasilkan keuntungan dari kegiatan operasional perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dimana terletak di garis katulistiwa ujung dari Sumatera hingga Papua. Salah satu keunikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung atau Foreign Direct Investment-FDI. Investasi yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. langsung atau Foreign Direct Investment-FDI. Investasi yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dalam dunia industri memacu perkembangan yang pesat pada bisnis internasional. Salah satunya ditandai dengan maraknya investasi asing langsung atau Foreign

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengangguran dan kemiskinan masih merupakan masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia sekarang ini dan beberapa tahun kedepan. Tingginya angka pengangguran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia diestimasikan akan mengalami tantangan baru di masa yang akan datang. Di tengah liberalisasi ekonomi seperti sekarang suatu negara akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan pengetahuan (knowledge creation) memiliki arti yang penting dan strategis bagi suatu organisasi (Soo et al. 2002a). Penciptaan pengetahuan merupakan proses

Lebih terperinci

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA By: DR SUTRISNO IWANTONO Board Member of Indonesian Hotel and Restaurant Association Dialogue

Lebih terperinci

penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan yang kemudian menimbulkan masalah yang harus dihadapi pemerintah yaitu permasalahan gizi. Permasalahan

penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan yang kemudian menimbulkan masalah yang harus dihadapi pemerintah yaitu permasalahan gizi. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era global saat ini, sistem internasional telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Era globalisasi yang muncul bukan hanya memudarkan batas-batas negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara untuk memenuhi semua kebutuhan yang ada dalam suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara untuk memenuhi semua kebutuhan yang ada dalam suatu negara, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan adalah salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh suatu negara untuk memenuhi semua kebutuhan yang ada dalam suatu negara, dengan cara menjual

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. India juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Sehingga India mengalami. peningkatan perekonomian dasa warsa terakhir ini.

BAB I. Pendahuluan. India juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Sehingga India mengalami. peningkatan perekonomian dasa warsa terakhir ini. BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Pada abad ke-21 ini India telah mengubah citra negaranya menjadi negara industri baru. India mulai bergerak menuju negara industri baru yang sangat menjanjikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Festival film merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap karya film.

BAB I PENDAHULUAN. Festival film merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap karya film. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Festival film merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap karya film. Apresiasi tersebut sebagai wujud penghargaan kerja keras untuk seluruh awak pembuat film dan

Lebih terperinci

International Marketing. Philip R. Cateora, Mary C. Gilly, and John L. Graham

International Marketing. Philip R. Cateora, Mary C. Gilly, and John L. Graham International Marketing Philip R. Cateora, Mary C. Gilly, and John L. Graham Manajemen Pemasaran Global Trend kembali ke lokal disebabkan oleh efisiensi baru dari kustomisasi Dimungkinkan oleh adanya internet

Lebih terperinci

Globalisasi secara tidak langsung membuat batas-batas antar negara menjadi semakin memudar. Dengan semakin maraknya perdagangan internasional dan peny

Globalisasi secara tidak langsung membuat batas-batas antar negara menjadi semakin memudar. Dengan semakin maraknya perdagangan internasional dan peny BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini fenomena globalisasi sudah menyebar dan menjadi suatu bahasan yang menarik bagi setiap orang. Fenomena globalisasi membuat dunia menjadi suatu tempat

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEKSTIL INDONESIA TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEKSTIL INDONESIA TAHUN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEKSTIL INDONESIA TAHUN 1985-2005 SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S-1 pada Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Kegiatan perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatnya hubungan perdagangan antar negara. Proses globalisasi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatnya hubungan perdagangan antar negara. Proses globalisasi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional berkembang semakin pesat, hal ini berdampak pada meningkatnya hubungan perdagangan antar negara. Proses globalisasi perekonomian ini mendorong

Lebih terperinci

Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1

Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1 Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1 Pengertian Globalisasi Globalisasi: Perekonomian dunia yang menjadi sistem tunggal yang saling bergantung satu dengan yang lainnya Beberapa kekuatan yang digabungkan menyulut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian suatu negara di berbagai belahan dunia, termasuk negara

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian suatu negara di berbagai belahan dunia, termasuk negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan pesat merupakan tujuan utama dari kegiatan perekonomian suatu negara di berbagai belahan dunia, termasuk negara yang sedang berkembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan

Lebih terperinci

1 Christopher A. Barlett dan Sumantra Ghosal (Brakman, et al., 2006, p. 345)mencoba untuk megklasifikasikan

1 Christopher A. Barlett dan Sumantra Ghosal (Brakman, et al., 2006, p. 345)mencoba untuk megklasifikasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembahasan mengenai keberhasilan Korea Selatan (selanjutnya Korea) dalam membangun perekonomiannya merupakan sebuah hal yang selalu menarik dalam studi ekonomi internasional.

Lebih terperinci