BAB V PENUTUP. Bab ini bertujuan untuk menjelaskan simpulan, implikasi hasil penelitian

Transkripsi

1 BAB V PENUTUP Bab ini bertujuan untuk menjelaskan simpulan, implikasi hasil penelitian guna memberikan pemahaman mengenai hasil analisis data yang telah dilakukan dan referensi untuk penelitian selanjutnya, keterbatasan penelitian untuk menjelaskan tingkat generalisasi temuan dari studi ini, dan juga saran untuk penelitian selanjutnya maupun untuk perusahan secara keseluruhan. Pembahasan dalam bab ini diharapkan dapat memberi pemahaman mengenai daya terap model yang memerlukan kecermatan jika diaplikasikan pada setting penelitian yang berbeda. 5.1 Kesimpulan Kesimpulan penelitian dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman mengenai hasil peelitian ini. Dalam sub bab ini akan dipaparkan mengenaik hasil penelitian secara singkat. Kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini sebanyak 200 kuesioner dan keseluruhan jumlah kuesioner tersebut kembali. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan melalui pembuktian hipotesis dengan menggunakan SEM mengenai peran mediasi disengagement dalam hubungan antara kelelahan emosional, komitmen afektif dan intensi keluar (studi pada Rumah Sakit PKU Muha mmadiyah Surakarta) terdapat beberapa kesimpulan, diantaranya adalah 1. Gambaran tentang karakteristik responden diperoleh dari data usia, jenis kelamin dan lama bekerja. Mayoritas karyawan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta berjenis kelamin peremouan dengan rentang

2 usia 21 sampai dengan 30 tahun dan memiliki rentang masa kerja 1 sampai dengan 7 tahun. 2. Berdasarkan hasil analisis data dari struktural equation modeling (SEM) dalam penelitian, maka diperoleh hasil sebagai berikut : a. Kelelahan emosional secara signifikan berpengaruh positif pada disengagement. Dengan tingkat signifikansi berada dibawah 5%, sehingga kelelahan emosional berpengaruh pada disengagement. b. Kelelahan emosional secara signifikan berpengaruh negatif pada komitmen afektif. Dengan tingkat signifikansi berada dibawah 5%, sehingga kelelahan emosional berpengaruh pada komitmen afektif c. Kelelahan emosional secara signifikan berpengaruh positif pada intensi keluar. Dengan tingkat signifikansi berada dibawah 5%, sehingga kelelahan emosional berpengaruh pada intensi keluar. d. Pengaruh kelelahan emosional pada komitmen afektif di mediasi disengagement terbukti signifikan dengan tingkat signifikansi dibawah 5%. Sehingga disengagement dapat memediasi pengaruh kelelahan emosional pada komitmen afektif. e. Pengaruh kelelahan emosional pada intensi keluar di mediasi disengagement terbukti signifikan dengan tingkat signifikansi dibawah 5%. Sehingga disengagement dapat memediasi pengaruh kelelahan emosional pada intensi keluar.

3 5.2 Implikasi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi teoritis untuk penelitian selanjutnya dan implikasi praktis bagi perusahaan Implikasi Teoritis Penelitian ini menghubungkan variabel kelelahan emosional, disengagement, komitmen afektif, dan intensi keluar. Hasil peneitian ini menunjukan bahwa disengagement memediasi pengaruh kelelahan emosional pada komitmen afektif dan intensi keluar secara parsial. Penelitian ini membuktikan bahwa kelelahan emosional dan disengegament mampu meningkatkan komitmen afektif dan menurunkan tingkat intensi keluar, semakin rendah kelalahan emosional dan disengegament akan meningkatkan komitmen afektif dan menurunkan tingkat intensi keluar Implikasi Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta terkait dengan kelelahan emosional, disengagement, komitmen afektif, dan intensi keluar. Dari hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat diketahui bahwa disengagment memediasi kelelahan emosional terhadap komitmen afektif dan intensi keluar. Hal ini dapat dijelaskan bahwa untuk meningkatkan komitmen afektif dan mengurangi intensi keluar maka perusahaan harus berusaha mengurangi kelelahan emsoional yang dialami karyawan. Begitu pula pada kasus disengagement, jika ingin

4 menigkatkan dan komitmen afketif dan menutunkan intensi keluar karyawan maka pihak rumah sakit harus dapat mengurangi perilaku disengagement karyawan. Hal ini dapat diartikan jika Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta ingin mengurangi tingkat kelelahan emosional pada karyawan maka pihaknya harus mepertimbangkan untuk merancang program-progam pelatihan untuk mengurangi kelelahan emosional pada topik-topik seperti manajemen stres, manajemen kemarahan, program berpikir positif, serta penjelasan tenatng tujuan dan peran tim. Programprogram tersebut salah satunya seperti melakukan pelatihan dengan Rumah sakit lain, seperti yang baru saja dilakukan yaitu dengan Rumah Sakit Pelni Surabaya serta mengikuti program konseling dengan psikolog yang telah disedikan pihak rumah sakit. Program-program tersebut dapat mencegah karyawan dari penderitaan situasi negatif ini dengan mengalihkan fokus mereka untuk aspek positif dari pekerjaan mereka. RS PKU Muhammadiyah dalam mengurangi perilaku disengagement karyawan yang berkaitan dengan pekerjaanya maka pihak Rumah Sakit perlu mendesain ulang struktur kerja dalam upaya untuk memberikan kesempatan yang lebih besar untuk meningkatkan dukungan rekan kerja dan lebih sering melakukan diskusi atau membuat forum untuk komunikasi antar manajer dan karyawan. Pihak manajer dapat mengembangkan hubungan kualitas tinggi dengan karyawan melalui pengembangan pendampingan praktek

5 sebagai bentuk dukungan yang tersedia untuk karyawan dari pihak rumahsakit. Begitu juga untuk meningkatkan komitmen afektif karayawan, pihak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta dapat menciptakan strategi yang mendukung dengan menggunakan praktek-prektek sumber daya manusia seperti pengembangan ketrampilan dengan menawarkan program pelatihan dan mendorong karyawan berpatisipasi untuk meningkatkan ketrampilan inidividu dalam melaksanakan pekerjaan mereka seperti contohnya mengikuti pelatihan edukator bagi perawat yang disediakan pihak rumahsakit. Pihak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta juga harus memberikan perhatian yang lebih besar untuk mendukung karyawan dalam mengurangi keinginan untuk meninggalkan organisasi yaitu pihaknya harus mempertimbangkan untuk mengembangkan berbagai praktek-praktek ramah keluarga yang akan mendukung karyawan dalam menyeimbangkan pekerjaan mereka dan tuntutan keluarga. Manfaat tersebut dapat mencakup penyediaan pengenalan pengarturan kerja yang fleksibel, keanggotaan layanan kesehatan, outbound atau rekreasi bersama keluarga karyawan. Fasilitas seperti manfaat tersebut akan menarik dan mempertahankan karyawan kepada organisasi. 5.3 Keterbatasan Setiap penelitian pasti memiliki keterbatasan yang menyebabkan kurang optimalnya hasil penelitian. Keterbatasan dari penelitian ini yaitu :

6 Peneliti tidak menyebarkan kuesioner secara langsung kepada para karyawan melainkan melalui kepala bagian yang berada pada masing masing bagian pada rumah sakit dan tidak dapat menerima hasil kuesioner secara langsung melainkan harus ditingal terlebih dahulu dan baru bisa diambil beberapa hari kemudian. Hal ini menyebabkan peneliti tidak dapat mengetahui apakah kuesioner tersebut diisi dengan jujur dan sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya. 5.3 Saran Saran dalam penelitian ini adalah 1. Penelitian selanjutnya dapat menambah sampel dari keseluruhan bagian pada rumah sakit sehingga lebih menggabarkan keadaan secara keseluruhan. 2. Penelitian selanjutnya dapat melakukan pengambilan data dengan mngadopsi desai penelitian longitudinal sehingga lebih dapat mendapatkan hasil yang baik. 3. Penelitian selanjutnya dapat mendapat sampel dari beberapa rumah sakit sehingga dapat menggambarkan keadaan keseluruhan dan juga dapat membuat perbandingan antar rumah sakit. 4. Penelitian selanjutnya dapat menggunkan wawancara agar data yang didapat lebih akurat dan mendalam dari responden, sehingga mengurangi ketidakpahaman responden karena peneliti bisa memberikan penjelasan secara langsung.