BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez
|
|
- Adi Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini telah diakui sebagai salah satu sumberdaya yang penting bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez et al., 2012). Hal ini tidak terlepas dari sifat pengetahuan sebagai sumberdaya yang bernilai, langka, tidak bisa diimitasi dan tidak bisa disubstitusi (Barney, 1991; Nonaka et al., 1995). Untuk itu, organisasi selalu berupaya menciptakan dan melakukan pencarian akan pengetahuan melalui berbagai sumber termasuk dari luar organisasi. Salah satu sumber tersebut adalah universitas sebagai institusi riset. Hasilhasil penelitian berupa pengetahuan ilmiah yang dihasilkan oleh institusi riset kemudian menjadi kontributor penting dalam produksi pengetahuan bagi inovasi dan pertumbuhan ekonomi (Carayol dan Matt, 2006). Meskipun telah diakui sebagai kontributor, namun proses produksi pengetahuan dalam institusi riset masih belum mendapat perhatian yang cukup dalam literatur ilmiah yang ada, baik dalam bentuk teori maupun kontribusi empiris (Carayol dan Matt, 2006). Topik-topik yang lebih mendapat perhatian umumnya adalah bagaimana perusahaan menggunakan pengetahuan yang dihasilkan dari penelitian ilmiah (Cohen et al., 2002), jenis perusahaan apa yang menunjukkan kecenderungan yang lebih tinggi untuk memanfaatkan hasil penelitian ilmiah (Mohnen dan Hoareau, 2002), serta saluran apa yang digunakan oleh universitas dan perusahaan untuk berinteraksi (Carayol dan Matt, 2006). Dengan demikian, masih 1
2 ada ruang untuk penelitian yang bertujuan untuk melihat proses produksi atau penciptaan pengetahuan dalam institusi riset. Pengetahuan itu sendiri dibedakan menjadi dua yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit (Nonaka et al., 1995; Polanyi, 1966). Pengetahuan tacit adalah pengetahuan yang bersifat personal, spesifik dan sulit dikomunikasikan. Pengetahuan tacit ini melekat pada pikiran individu, terkait erat dengan kemampuan kognitif, perilaku dan persepsi yang dimiliki oleh seorang individu. Sedangkan pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang sudah terkodifikasi ke dalam bentuk material sehingga dapat dengan mudah diproses, dialihkan, ditransfer dan disimpan ke dalam bentuk database (Nonaka et al., 1995; Siadat et al., 2012). Dalam proses penciptaan pengetahuan ada interaksi dan proses konversi dari kedua jenis pengetahuan ini (Nonaka et al., 1995). Nonaka dan Takeuchi (1995) mengemukakan sebuah proses penciptaan pengetahuan yang dikenal dengan nama SECI model. SECI merupakan singkatan dari empat proses konversi yaitu Socialization (sosialisasi) yaitu konversi pengetahuan tacit ke pengetahuan tacit, Externalization (eksternalisasi) yaitu konversi pengetahuan tacit ke pengetahuan eksplisit, Combination (kombinasi) yaitu konversi pengetahuan eksplisit ke pengetahuan eksplisit dan Internalization (internalisasi) yaitu konversi pengetahuan eksplisit menjadi pengetahuan tacit kembali. Keempat proses konversi ini pada dasarnya juga merupakan eksplorasi dan eksploitasi dari pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Penelitian dari Popadiuk dan Choo (2006) menyebutkan bahwa pengetahuan tacit berkaitan erat dengan eksplorasi pengetahuan sedangkan pengetahuan eksplisit lebih terkait dengan 2
3 eksploitasi pengetahuan. Popadiuk dan Choo (2006) merujuk pada definisi eksplorasi dan eksploitasi yang dikemukakan oleh Levinthal dan March (1993), dimana aktivitas eksplorasi merupakan pencarian hal-hal yang baru dan melibatkan proses penemuan dan eksperimen, menyerap atau menciptakan konsep atau teknologi baru, dan mengembangkan kemampuan baru yang mungkin diluar bidang keahlian saat ini. Sementara aktivitas eksploitasi merupakan tindakan menggunakan dan mengembangkan hal-hal yang telah diketahui yang dicapai melalui pengumpulan pengalaman dari sejumlah keahlian dan meningkatkan kemampuan tersebut melalui latihan berulang-ulang dan formalisasi pengetahuan (Levinthal dan March, 1993). Melalui pemahaman ini dan merujuk pada SECI model dari Nonaka dan Takeuchi (1995), Popadiuk dan Choo (2006) menyatakan bahwa penciptaan dalam proses eksplorasi utamanya melibatkan penggunaan pengetahuan tacit melalui proses sosialisasi dan eksternalisasi, sedangkan proses eksploitasi adalah penerapan pengetahuan eksplisit yang telah dikodifikasi dan diformalkan dalam praktek melalui proses kombinasi dan internalisasi. Eksplorasi dan eksploitasi pengetahuan sendiri diketahui memberi banyak manfaat bagi kelangsungan organisasi. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kemampuan pembelajaran organisasi, termasuk eksplorasi dan eksploitasi pengetahuan adalah sumber utama bagi keunggulan kompetitif organisasi (Kogut dan Zander, 1992; Prahalad dan Hamel, 1990; Liu, 2006). Penelitian yang ada juga menyebutkan bahwa mengelola keseimbangan secara tepat antara eksplorasi dan eksploitasi menjadi faktor utama yang dapat menunjang kelangsungan dan 3
4 kesejahteraan organisasi (March, 1991; Cohen dan Levinthal, 1990; Levinthal dan March, 1993). Kesadaran dan kebutuhan akan pentingnya melakukan eksplorasi dan eksploitasi serta menjaga keseimbangan diantara keduanya menjadi dasar bagi terbentuknya strategi ambidexterity, yang diajukan sebagai solusi untuk mencapai keseimbangan tersebut (Benner dan Tushman, 2003). Strategi ambidexterity mengacu pada sinkronisasi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi melalui penggabungan atau pemisahan sub unit atau individu, yang masing-masing mengkhususkan diri baik dalam ekplorasi atau eksploitasi dan melakukan keduanya secara simultan (Gupta et al., 2006). Organisasi ambidextrous istilah bagi organisasi yang memiliki kemampuan ambidexterity dapat unggul karena mereka mampu mengenali kesempatan, keterkaitan dan sinergi antara aktivitas eksplorasi dan eksploitasi (Smith dan Tushman, 2005). Proses melakukan aktivitas eksplorasi dan eksploitasi pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam konteks universitas sebagai institusi riset, penelitian sebelumnya menyebutkan faktor eksternal seperti jaringan sosial (McFadyen dan Cannella, 2004; Rotolo dan Petruzzelli, 2012) dan pendanaan (Connolly, 1997; Hottenrott dan Thorwarth, 2010; Hottenrott dan Lawson, 2012) menjadi faktor yang mempengaruhi penciptaan pengetahuan baru melalui produktivitas penelitian. Kelekatan organisasi dalam jaringan hubungan dengan organisasi lain diketahui memiliki implikasi signifikan bagi performa organisasi (Gulati et al., 2000; Zaheer dan Bell, 2005). Organisasi yang memiliki jaringan 4
5 eksternal superior akan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengekploitasi kemampuan internalnya serta memiliki akses yang luas terhadap pengetahuan baru untuk kepentingan eksplorasinya (Zaheer dan Bell, 2005). Faktor pendanaan menjadi faktor yang tidak kalah penting bagi proses eksplorasi dan eksploitasi pengetahuan. Faktor ini terbukti mempengaruhi perilaku dari institusi riset, apakah menghasilkan pengetahuan murni sebagai hasil dari eksplorasi atau pengetahuan terapan sebagai hasil dari eksploitasi (Hottenrott dan Thorwarth, 2010). Pendanaan yang berasal dari internal institusi umumnya lebih banyak menghasilkan penelitian murni karena dana ini memang dialokasikan untuk menunjang kegiatan dasar penelitian (Siadat et al., 2012). Sedangkan pendanaan eksternal lebih cenderung menghasilkan pengetahuan terapan karena menyesuaikan dengan kebutuhan pihak yang mendanai (Hottenrott dan Lawson, 2012). Selain itu, faktor internal organisasi seperti perilaku kolektif individu juga perlu diakomodasi untuk melihat pengaruhnya terhadap aktivitas eksplorasi dan eksploitasi. Perilaku keseharian individu tampaknya berakar dari kepribadian individu (Hofmann dan Jones, 2005). Schudy (2010) menduga bahwa kepribadian individu atau karyawan akan membentuk perilaku ambidextrous. Penelitian sebelumnya telah menganalisa ide dari perilaku keseharian ini sebagai salah satu anteseden dari ambidexterity, misalnya Adler et al. (1999) yang mengatakan bahwa meta-rutinitas bentuk kolektif dari perilaku keseharian berkontribusi pada kemampuan untuk menyeimbangkan eksplorasi dan eksploitasi. 5
6 Güttel dan Konlechner (2009) menyebutkan norma spesifik dan pola perilaku kolektif tertentu mendukung terbentuknya ambidexterity. Rutinitas dan norma tersebut timbul dari perilaku keseharian individu, disebut sebagai kepribadian, yang termanifestasi ke dalam level kolektif, disebut sebagai kepribadian kolektif (Hofmann dan Jones, 2005). Perilaku kolektif yang dimaksud terwakili oleh konstruk energi organisasi produktif yang mencakup tiga dimensi yaitu dimensi afektif, kognitif dan perilaku (Cole et al., 2012). Dimensi afektif menggambarkan emosi positif kolektif, antusiasme dan inspirasi pada tugas pekerjaan dan tujuan organisasi. Dimensi kognitif mengacu pada kemampuan kolektif untuk berpikir dan bertindak secara produktif dan proaktif terkait tugas pekerjaan. Dimensi energi keperilakuan merefleksikan perilaku agentic kolektif yaitu perilaku untuk memanfaatkan peluang, mengambil resiko dan ketekunan dalam mengejar tujuan serta kesediaan untuk berubah demi menyesuaikan diri terhadap situasi yang lebih sesuai dengan minat, aspirasi dan harapan (Cole et al., 2012; Schudy, 2010). Dengan mengacu pada keterkaitan ketiga faktor yaitu jaringan, pendanaan dan energi organisasi produktif pada aktivitas eksplorasi dan eksploitasi, maka penelitian ini bermaksud menguji hubungan langsung ketiga faktor tersebut pada eksplorasi dan eksploitasi pengetahuan dalam kaitannya dengan penciptaan pengetahuan di institusi riset. Penelitian ini juga mencoba memberikan bukti empiris pengaruh ketiga faktor tersebut pada eksploitasi dan eksplorasi pengetahuan serta implikasinya terhadap pembentukan kemampuan ambidexterity dalam organisasi khususnya institusi riset. Penelitian ini juga menggabungkan teori dari beberapa domain teori yang berbeda. 6
7 Teori penciptaan pengetahuan (Nonaka dan Takeuchi, 1995) berperan sebagai pijakan awal dan dasar pemikiran, kemudian berlanjut pada teori pembelajaran organisasi (antara lain March, 1991) sebagai dasar memahami eksplorasi dan eksploitasi pengetahuan. Perspektif teori lain yang juga ada dalam penelitian ini adalah teori modal sosial (antara lain Nahapiet dan Ghoshal, 1998) sebagai dasar untuk melihat struktur jaringan sosial serta teori organizational ambidexterity (Benner dan Tushman, 2003; Gibson dan Birkinshaw, 2004) untuk melihat manfaat dari dilakukannya aktivitas eksplorasi dan eksploitasi dalam organisasi. Hal lain yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaan data primer sebagai data yang diolah. Sebagian besar penelitian terdahulu yang menganalisis mengenai jaringan dan pendanaan, umumnya menggunakan data sekunder. Keterbatasan database yang ada di wilayah Indonesia, khususnya Yogyakarta dan di unit-unit yang menjadi sampel penelitian menjadi faktor mengapa penelitian ini tidak menggunakan data sekunder. Agar tujuan pengujian tercapai, penelitian ini dilakukan pada institusi-institusi riset berupa laboratorium, pusat studi dan pusat pelatihan yang dimiliki oleh universitas di wilayah Yogyakarta. Institusi riset merupakan latar tempat yang tepat untuk mempelajari mengenai penciptaan pengetahuan karena fungsi utama dari institusi riset adalah memproduksi pengetahuan melalui penelitian dan memiliki output yang kongkrit seperti database, metode, paten, buku dan publikasi (McFadyen dan Cannella, 2004; Ynalvez dan Shrum, 2011). 7
8 1.2 Perumusan Masalah Penelitian ini diarahkan untuk meneliti pengaruh faktor-faktor pendorong eksploitasi dan eksplorasi pengetahuan dalam proses penciptaan pengetahuan, serta melihat pengaruh tersebut dalam pembentukan kemampuan organizational ambidexterity. Penelitian terdahulu mengenai penciptaan pengetahuan umumnya hanya meneliti dari sudut pandang proses penciptaan pengetahuan yang dikemukakan oleh Nonaka dan Takeuchi (1995), belum cukup banyak yang menghubungkannya dengan aktivitas eksplorasi dan eksploitasi dan perannya dalam pembentukan kemampuan organizational ambidexterity terutama di konteks institusi riset. Selain itu, belum ditemukan penelitian yang meneliti faktor jaringan sosial, pendanaan dan energi organisasi produktif sebagai konstruk independen secara bersama-sama. Penelitian sebelumnya umumnya meneliti ketiga faktor tersebut secara terpisah. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka dapat disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah jaringan sosial yang dimiliki oleh institusi riset berpengaruh pada aktivitas eksplorasi dan eksploitasi pengetahuan? 2. Apakah pendanaan yang didapatkan oleh institusi riset berpengaruh pada aktivitas eksplorasi dan eksploitasi pengetahuan? 3. Apakah energi organisasi produktif berpengaruh pada aktivitas eksplorasi dan eksploitasi pengetahuan didalam institusi riset? 8
9 4. Apakah eksplorasi dan eksploitasi pengetahuan berpengaruh pada penciptaan kemampuan organizational ambidexterity didalam institusi riset? 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, dapat diidentifikasi tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Menganalisis pengaruh jaringan sosial yang dimiliki oleh institusi riset pada aktivitas eksplorasi dan eksploitasi pengetahuan. 2. Menganalisis pengaruh pendanaan yang didapatkan oleh institusi riset pada aktivitas eksplorasi dan eksploitasi pengetahuan. 3. Menganalisis pengaruh energi organisasi produktif pada aktivitas eksplorasi dan eksploitasi pengetahuan didalam institusi riset. 4. Menganalisis pengaruh eksplorasi dan eksploitasi pengetahuan pada kemampuan organizational ambidexterity didalam institusi riset Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada dua hal yaitu kontribusi praktikal dan teoritikal : 1. Secara praktikal, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada institusi riset untuk meningkatkan penciptaan pengetahuan melalui aktivitas eksplorasi dan eksploitasi pengetahuan serta mengembangkan kemampuan organizational ambidexterity. 9
10 2. Secara teoritikal, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan di bidang penciptaan pengetahuan serta bermanfaat bagi pengembangan literatur khususnya mengenai teori organizational ambidexterity dan teori penciptaan pengetahuan. Secara khusus penelitian ini diharapkan dapat melengkapi perkembangan teori penciptaan pengetahuan, jaringan sosial, pendanaan, energi organisasi produktif dan organizational ambidexterity yang selama ini masih kurang diteliti oleh peneliti-peneliti sebelumnya Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun dengan urutan sebagai berikut: Bab I Menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian kontribusi penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II Berisi tinjauan teori dan pengembangan hipotesis. Bab ini menguraikan hasil-hasil penelitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian ini serta model penelitian Bab III Menjelaskan mengenai metoda penelitian, terdiri atas: pemilihan sampel, pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukuran variabel, teknik analisis serta model pengujian hipotesis. Bab IV Menguraikan deskripsi data, pengujian hipotesis dan analisis data serta pembahasan hipotesis 10
11 Bab V Merupakan bagian terakhir yang berisi kesimpulan, keterbatasan, dan implikasi serta saran pada peneliti yang ingin melanjutkan penelitian dalam bidang sama. 11
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh jaringan sosial,
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh jaringan sosial, pendanaan dan energi organisasi produktif terhadap eksplorasi dan eksploitasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang akan datang (Posner, 2015; Hannan dan Freeman, 1984). Hal ini membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika lingkungan eksternal membuat setiap perusahaan berpotensi terperangkap pada paradoks kesuksesan, karena mereka terpaku pada kesuksesan sebelumnya yang tidak
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. dinamisme pasar terhadap penerapan ambidexterity kontekstual. Selain itu,
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji peran budaya organisasi dan dinamisme pasar terhadap penerapan ambidexterity kontekstual. Selain itu, peneliti juga menguji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber daya organisasi menurut Wernerfelt (1984) berfokus pada aset
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya organisasi menurut Wernerfelt (1984) berfokus pada aset yang dimiliki oleh organisasi. Aset yang dimaksud adalah aset berwujud dan aset tidak berwujud.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. terhadap transfer of tacit knowledge dalam pembentukan non-financial business
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap transfer of tacit knowledge dalam pembentukan non-financial business performance (NFPI) pada UKM
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini peneliti menguraikan ulasan mengenai simpulan penelitian, implikasi penelitian yang terdiri dari implikasi teoritis dan praktis serta keterbatasan dan saran penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar
BAB I PENDAHULUAN Bab pertama pada tesis ini menjelaskan topik penelitian yaitu konsep internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar belakang penelitian yang didasarkan pada
Lebih terperinciEKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas
Lebih terperinciBAB 4 PENGEMBANGAN MODEL
71 BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL 4.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan pertimbangan konsep-konsep yang telah dibahas pada Bab 2, teori yang dikemukakan Nonaka dan Takeuchi (1995) mengenai penciptaan pengetahuan
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3
KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang menggunakan pengetahuan mereka sebagai aset untuk meraih keunggulan bersaing (competitive advantage).
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Penelitian deskriptif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring berjalannya waktu perekonomian di dunia semakin berkembang. Globalisasi membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Karena itu, organisasi dituntut untuk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Bergeron dalam Sangkala (2007) data adalah bilangan, terkait dengan angka-angka atau atribut-atribut yang bersifat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN. dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil
BAB V SIMPULAN Bab ini berisi tentang simpulan hasil analisis yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil pengujian diperoleh dari partisipan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan mempunyai peranan penting dalam kemajuan suatu organisasi, khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak organisasi semakin
Lebih terperinciTaryana Suryana. M.Kom
Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainable competitive advantage) agar dapat berkompetisi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dituntut untuk mengembangkan keunggulan kompetitif berkelanjutan (sustainable competitive advantage) agar dapat berkompetisi dalam kondisi persaingan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Kesimpulan dari penelitian mengenai analisis pengaruh Organizational
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian mengenai analisis pengaruh Organizational Knowledge dalam pembentukan Knowledge Management System pada UKM sektor sandang di Kota Bukittinggi yang
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge merupakan campuran dari pengalaman, nilai, serta pandangan pakar yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi, menyatukan pengalaman baru dan informasi. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang baik (Bastian, 2001).Tingkatan kinerja organisasi dapat dilihat dari sejauh mana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja organisasi merupakan sebuah alat ukur untuk menilai dan mengevaluasi berhasil atau tidak tujuan organisasi. Kinerja didefinisikan sebagai suatu gambaran
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:
KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu penelitian yang bersifat ilmiah, pengertian dan penalaran konsep diperlukan untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam menafsirkan makna konsep yang dipakai sehubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli barang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli barang untuk dijual kembali dengan mengharapkan laba sebagai sumber pendapatan perusahaan (Weygandt
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini akan membahas tentang teori yang menjadi landasan penelitian, penelitian-penelitian terdahulu yang diacu, kerangka pemikiran, dan hipotesis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen adalah bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan, dan faktor-faktor apa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya tingkat turbulensi di hampir setiap industri ditandai oleh banyaknya perusahaan baru yang bermunculan dan bahkan menggeser perusahaan lama (Caves, 1998; Li
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, KONTRIBUSI, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Simpulan. Pokok masalah yang hendak dipecahkan dalam studi ini adalah
BAB V SIMPULAN, KONTRIBUSI, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN 5.1. Simpulan Pokok masalah yang hendak dipecahkan dalam studi ini adalah mengonfirmasi elaboration likelihood model for workplace aggression
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang yaitu era pertanian, era industri dan era informasi. Dalam era pertanian, faktor yang menonjol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian,
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, lingkup penelitian dan manfaat penelitian. Selanjutnya, sistematika penulisan akan ditampilkan
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :
KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya menginginkan untuk memiliki keunggulan-keunggulan kompetitif dengan memaksimalkan semua modal yang dimiliki, seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Telkom (disingkat Tel-U) merupakan penggabungan dari empat institusi yang berada di bawah badan penyelenggara Telkom Foundation (TF), yaitu Telkom Engineering
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi akan mendapatkan bekal berupa teori yang telah diterima selama perkuliahan, yang nantinya setelah lulus dari
Lebih terperinciTujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon
Model Manajemen Pengetahuan Pertemuan 3 Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Dengan adanya sektor UKM, pengangguran akibat angkatan kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan status Universitas Gadjah Mada (UGM) dari universitas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan status Universitas Gadjah Mada (UGM) dari universitas yang berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN) berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 153 Tahun 2000 menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, organisasi biasanya berusaha meningkatkan produktifitas, kemampuan berinovasi, dan kemampuan
Lebih terperinciBab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya
Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Mahwish Waheed, dkk dari International Islamic University Pakistan tahun 2011. Dalam tulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menarik para wisatawan agar mau berkunjung. Hal ini penting dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan didirikannya museum Bank Indonesia sebagai salah satu objek wisata dan edukasi, maka Bank Indonesia dihadapkan pada tantangan bagaimana untuk menarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan keluarga ialah salah satu dari kekuatan kewirausahaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan keluarga ialah salah satu dari kekuatan kewirausahaan yang mendominasi ekonomi global sekarang ini (Higginson, 2010). Perusahaan keluarga merupakan bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam satu dekade terakhir, penggunaan internet di dalam kelas sebagai bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah satunya disebabkan
Lebih terperinciMANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI
Media Informatika Vol.16 No.2 (2017) MANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI Muksin Wijaya Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. Juanda 96 Bandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi yang efektif semakin menyadari bahwa faktor yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang. Organisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Organisasi yang efektif semakin menyadari bahwa faktor yang sangat berkontribusi terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset berharga dalam setiap organisasi. Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu prioritas dalam manajemen
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Organisasi Pembelajar Organisasi pembelajar atau biasa disebut learning organization, istilah ini sebagian dari gerakan In Search of Exellence dan selanjutnya digunakan oleh Garrat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh orang yaitu karyawan dalam organisasi dapat memberikan sesuatu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, aspek manusia dalam organisasi menjadi salah satu aset yang sangat berpengaruh dan berdampak bagi keberhasilan suatu organisasi. Tidak dapat dipungkiri
Lebih terperinciMakhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi
OPEN RESOURCE Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh LISENSI DOKUMEN Copyleft: Digital Journal Al-Manar. Lisensi Publik. Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan maupun penyebarluasan artikel ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasil pengujian penelitian, dan sistematika penulisan.
1 BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam sebuah laporan ilmiah merupakan pengantar bagi pembaca untuk mengetahui apa yang diteliti. Bab ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan mengapa penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). Dalam suatu organisasi terdapat tugas-tugas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menerangkan langkah-langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari proses pengumpulan data hingga tahap presentasi Tugas Akhir. Berikut adalah alur
Lebih terperinciPenutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi
Bab Tujuh Penutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi Bab ini menyajikan kesimpulan dan saran dari hasil-hasil temuan teoritis dan empiris serta implikasi teoritis dan manajerial,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dari pembahasan komitmen organisasional dan work engagement terhadap job
9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan tentang teori-teori yang digunakan untuk mendukung dan menjelaskan variabel dalam penelitian. Pembahasan dalam bab ini dimulai dari pembahasan komitmen organisasional
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir.
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. 2.1 Knowledge Knowledge adalah informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan ulasan mengenai latar belakang yang mendasari pentingnya
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan ulasan mengenai latar belakang yang mendasari pentingnya melakukan penelitian ini, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Pengetahuan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Pengetahuan Manajemen Pengetahuan merupakan sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap pengetahuan, pengalaman, dan kreativitas para stafnya untuk perbaikan kinerja
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Selanjutnya keterbatasan dan saran penelitian dijelaskan untuk perbaikan
BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan simpulan hasil penelitian dan beberapa implikasi manajerial bagi para pembuat dan pengambil kebijakan untuk meningkatkan performa melalui peningkatan profitabilitas perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada awalnya perusahaan ini bergerak dalam bidang perdagangan dan industri. Seiring dengan berjalannya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. membentuk sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas. Menurut
I. PENDAHULUAN 1.I. Latar Belakang Salah satu output yang diharapkan dalam pembangunan nasional adalah membentuk sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas. Menurut Menteri Kesehatan (2000), SDM
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN LITERATUR
6 BAB 2 TINJAUAN LITERATUR Bab ini berisi pemaparan konsep-konsep yang dianggap peneliti memiliki keterkaitan dengan penelitian. Konsep di sini digunakan untuk membangun kerangka berpikir sekaligus pijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inovasi (Zander dan Kogut, 1995; Elche-Hotelano, 2011). Kemampuan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetisi di dalam industri mendorong perusahaan harus mampu melakukan inovasi (Zander dan Kogut, 1995; Elche-Hotelano, 2011). Kemampuan perusahaan melakukan inovasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Persoalan identitas, baik itu yang bersifat kolektif atau personal, telah menjadi isu penting dalam perdebatan yang dimunculkan oleh teori posmodern. Ideologi-ideologi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Arti penting manajemen pengetahuan telah disadari oleh organisasi sebagai sumber daya utama dalam bersaing. Bukti-bukti menunjukkan bahwa pergeseran orientasi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. bagian. Bagian pertama memaparkan simpulan berdasarkan hasil penelitian.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab kelima merupakan bab penutup dalam tesis ini. Bab ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama memaparkan simpulan berdasarkan hasil penelitian. Bagian kedua berisi tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu fenomena menarik dalam perkembangan teknologi adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fenomena menarik dalam perkembangan teknologi adalah adanya internet yang dapat memberi kemudahan baik setiap individu untuk berhubungan dalam jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan-perusahaan di dunia untuk selalu berkembang dan melahirkan inovasiinovasi baru demi
Lebih terperinciPROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG
PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG Saat ini kita hidup di jaman inovasi (Janszen,2000) dimana inovasi ini muncul karena situasi bisnis saat ini dipengaruhi oleh
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan Deskripsi Penelitian
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh modal sosial, orientasi kewirausahaan dan kinerja bisnis terhadap kesuksesan wirausaha. Penelitian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN REFERENSI
BAB 2 TINJAUAN REFERENSI 2.1 Keterikatan Kerja 2.1.1 Keterikatan Kerja Pada dasarnya keterikatan kerja merupakan beberapa istilah dari job engagement, dan employee engagement. Menurut Schaufeli et al.
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi,
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dalam industri yang berbasis teknologi, inovasi sangat diperlukan untuk meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi, pengelolaan
Lebih terperinciSTANDAR PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN PENELITIAN
STANDAR PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN PENELITIAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 STANDAR MUTU PENELITIAN Penelitian yang merupakan dharma kedua dari Tri Dharma Perguruan Tinggi memegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, menyebabkan peningkatan konsumsi jumlah energi yang. cukup besar pula. Salah satunya yaitu konsumsi energi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi di seluruh dunia yang sangat pesat, menyebabkan peningkatan konsumsi jumlah energi yang cukup besar pula. Salah satunya yaitu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan perusahaan. Kinerja dalam suatu periode
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Simpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah: perhatian pada pengikut (House, 1996). Visi, hope/faith, dan altruistic love
BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Simpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah: a. Kepemimpinan spiritual berpengaruh positif signifikan pada harga diri karyawan. Path-goal leadership theory membantu
Lebih terperinciIda Yustina, Prof. Dr.
Ida Yustina, Prof. Dr. Aspek teoritis yang mendasari penelitian Lebih dari 50% kegiatan dalam proses penelitian adalah membaca, oleh karenanya sumber bacaan merupakan bagian penunjang penelitian yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung pada berbagi pengetahuan yang terjadi antar anggota di dalamnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tim merupakan unit dasar pelaksanaan suatu pekerjaan pada tingkat organisasi (Gerard, 1995). Untuk itu, tim menjadi wadah utama yang memfasilitasi mengalirnya pengetahuan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan membahas mengenai organizational learning. 2.1 Organizational Learning 2.1.1 Definisi Organizational Learning Organizational Learning adalah organisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan organisasi yang memiliki budaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan organisasi yang memiliki budaya kerja yang berbeda dengan bisnis lainnya. Hal ini dikarenakan dalam bisnisnya, KAP menyediakan
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. pengelolaan yang baik pula organisasi akan mendapatkan karyawan-karyawan
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Dalam melakukan kegiatan bisnis, karyawan merupakan suatu aset yang penting bagi organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan berujung pada keberhasilan
Lebih terperinciBab IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Proses Bisnis Pelatihan Proses pemanggilan peserta untuk mengikuti pelatihan dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 4.1 Proses Bisnis Pelatihan 36 37 Gambar proses bisnis
Lebih terperinciORGANIZATIONAL AMBIDEXTERITY: KETANGGUHAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK KEBERLANGSUNGAN KINERJA ORGANISASI MASA DEPAN
Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT Vol.2, No.3, Oktober 2017: 433-438 P-ISSN : 2527 7502 E-ISSN: 2581-2165 ORGANIZATIONAL AMBIDEXTERITY: KETANGGUHAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK KEBERLANGSUNGAN
Lebih terperinci2004. h. 194. 2 Robert B Denhardt, Theories of Public Organization (fifth edition), Belmont:,Thomson Wadworth, 2008, h. 190.
1 ORGANISASI BERKINERJA TINGGI Pendahuluan Keberadaan dan kelangsungan hidup suatu organisasi ditentukan oleh konteksnya. Jika suatu organisasi tidak berhasil memenuhi kebutuhan konteksnya maka organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Harga transfer (transfer pricing) merupakan harga produk atau jasa yang ditransfer secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Harga transfer (transfer pricing) merupakan harga produk atau jasa yang ditransfer secara internal oleh pusat-pusat pertanggungjawaban (divisi) dalam sebuah perusahaan
Lebih terperinciDalam psikologi pendidikan, konsep minat diniterpretasikan sebagai variabel motivasi konten spesifik yang dapat diselidiki dan secara teori dapat dire
Konseptualisasi Minat Psikologi Pendidikan Andreas Krapp Oleh: Dra. Hj. Ehan M.Pd. Dalam psikologi pendidikan, konsep minat diniterpretasikan sebagai variabel motivasi konten spesifik yang dapat diselidiki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan atau knowledge merupakan sumber inovasi yang dibutuhkan oleh organisasi maupun perusahaan untuk bertahan dan berkembang [1], [2]. Supaya efektif dalam
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini menyajikan uraian lebih lanjut terkait hasil penelitian yang terdiri dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,
Lebih terperinciKnowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci
Knowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci Fachmi Fachrudin 1) Amelia Kurniawati ST., MT. 2) Murahartawaty
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagian input, proses, output. Tanpa ketiga itu sistem informasi tidak dapat berjalan. nantinya akan kita sajikan bagi masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi adalah kumpulan informasi di dalam sebuah basis data menggunakan model dan media teknologi informasi digunakan di dalam pengambilan keputusan bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Drucker (1997), pengetahuan penting untuk meningkatkan produktivitas serta harus diperhatikan dan di kelola. Sejalan dengan hal tersebut maka Brown dan Duguid
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan. beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak
PENDAHULUAN Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak dilakukan di bidang human resource development (HRD) (Chalofsky
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Indonesia
10 2. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini mengulas tentang pelbagai teori dan literatur yang dipergunakan dalam penelitian ini. Adapun teori-teori tersebut adalah tentang perubahan organisasi (organizational change)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh perubahan lingkungan yang drastis dan cepat. Kualitas sumber daya manusia menjadi penentu
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN A. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara empiris mengenai pengaruh positif pendapatan asli daerah, dana alokasi umum,
Lebih terperinciMODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)
MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menghadapi persaingan bisnis yang semakin kompleks dan laju perkembangan teknologi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Menghadapi persaingan bisnis yang semakin kompleks dan laju perkembangan teknologi yang begitu pesat, organisasi dituntut untuk tanggap terhadap perubahan-perubahan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan pengetahuan (knowledge creation) memiliki arti yang penting dan strategis bagi suatu organisasi (Soo et al. 2002a). Penciptaan pengetahuan merupakan proses
Lebih terperinci