BAB I PENDAHULUAN. berbasis pengetahuan di mana pengetahuan menjadi sumber daya yang sangat

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia telah beralih dari perekonomian industrial ke perekonomian berbasis pengetahuan di mana pengetahuan menjadi sumber daya yang sangat penting dan strategis bagi organisasi. Dalam era berbasis pengetahuan, pengetahuan adalah aset yang sangat berharga dan menjadi keunggulan kompetitif suatu organisasi (Kim dan Lee, 2005). Mengelola sumber daya pengetahuan adalah salah satu kunci dalam organisasi modern. Pengelolaan pengetahuan dalam organisasi menekankan pada berbagi pengetahuan karena merupakan dasar dari manajemen pengetahuan. Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Grant (1996) yang menyatakan bahwa berbagi pengetahuan adalah salah satu elemen yang diperlukan dalam manajemen pengetahuan karena dapat menghasilkan ide-ide baru dan mengembangkan peluang-peluang bisnis baru. Berbagi pengetahuan menurut Bartol dan Srivastava (2002) didefinisikan sebagai pertukaran informasi, ide, dukungan dan keahlian antara individu satu dengan individu yang lain dalam suatu organisasi. Kwakye dan Nor (2011) menyatakan bahwa dalam proses berbagi pengetahuan, individu dapat berperan sebagai penghasil pengetahuan dengan meningkatkan pengalaman dan ide melalui sosialisasi. Berbagi pengetahuan tidak hanya dapat dilakukan melalui pertemuan antara individu yang satu dengan yang lain secara langsung, akan tetapi dapat dilakukan melalui komunikasi virtual dengan menggunakan teknologi internet. 1

2 Ardichivili et al., (2003) menyatakan bahwa komunikasi secara virtual melalui media online dapat memudahkan anggota organisasi saling berbagi pengetahuan. Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan oleh Li (2010) memberikan hasil bahwa berbagi pengetahuan dalam komunitas virtual dapat meningkatkan perilaku berbagi pengetahuan secara virtual dan memberikan manfaat bagi keberlangsungan komunitas tersebut. Penelitian tentang manajemen pengetahuan telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya, akan tetapi penelitian yang mengarah pada berbagi pengetahuan di level individu masih sedikit (e.g. Aharony, 2011; Kang et al., 2008). Hal ini dikarenakan banyak penelitian sebelumnya yang ingin menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi berbagi pengetahuan di organisasi dimana banyak individu dalam organisasi tersebut yang tidak ingin berbagi pengetahuannya karena khawatir ide mereka diambil oleh orang lain (Kang et al., 2008). Selain itu, penelitian mengenai bisnis dalam perspektif Islam masih sedikit, padahal ini dibutuhkan sebagai implementasi manajerial bisnis di negara yang mayoritas muslim (Rice, 1999; Dewi dan Dhewanto,2012). Pengetahuan diciptakan melalui interaksi individu di berbagai level dalam organisasi. Oleh karena itu organisasi tidak dapat menciptakan pengetahuan tanpa peran individu (Hilmi dan Arisudana, 2009). Lebih lanjut Riege (2005) dan Lin (2007) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam berbagi pengetahuan yaitu faktor individu dan faktor teknologi informasi. Kualitas pengetahuan perlu juga diperhatian dalam berbagi pengetahuan. Hal ini dikarenakan pengetahuan yang berlebihan dan tidak bermanfaat bagi 2

3 penerima pengetahuan karena dapat menyebabkan mereka menarik diri dari media sosial tersebut (Cheng dan Vassileva, 2006; Wiertz dan Ruyter, 2007). Keyakinan diri terhadap kemampuan individu dalam suatu bidang (self efficacy) merupakan salah satu faktor individual yang mempengaruhi kemajuan untuk melakukan berbagi pengetahuan. Self-efficacy berhubungan dengan persepsi individu tentang apa yang bisa mereka lakukan dengan pengetahuan yang mereka miliki (Kankanhalli et al., 2005). Lebih lanjut, Endres et al., (2007) melakukan review literatur dan mengajukan proposisi hubungan positif antara self-efficacy dengan berbagi pengetahuan. Dalam berbagi pengetahuan melalui komunitas virtual sangat diharapkan adanya hubungan timbal balik, yang dapat dilakukan dengan memberi pendapat atau berkomentar mengenai tulisan yang menarik dari individu lain dengan tujuan untuk berbagi pengetahuan. Penelitian yang dilakukan oleh Kankanhalli et al., (2005) dan Lin (2007) memberikan hasil bahwa orang-orang yang berbagi pengetahuan dalam komunitas virtual percaya akan hubungan timbal balik atau adanya pembalasan dari orang lain dapat meningkatkan berbagi pengetahuan. Penelitian ini menggunakan social capital theory (SCT), social cognitive theory, dan model kesuksesan informasi Delone dan Mclean. Bourdieu (1986) mendefinisikan SCT sebagai sumber daya aktual dan potensial yang dimiliki oleh seseorang yang berasal dari jaringan sosial yang terlembagakan serta berlangsung terus menerus dalam bentuk pengakuan dan perkenalan timbal balik. SCT juga mengasumsikan bahwa serangkaian sumber daya sosial yang tertanam dalam hubungan antar individu akan meningkatkan tindakan timbal balik kepada individu lainnya (Coleman, 1988). 3

4 Social cognitive theory dikembangkan oleh Bandura (1977; 1978; 1982; 1986). Social cognitive theory berbasis pada premis bahwa pengaruh-pengaruh lingkungan semacam tekanan-tekanan sosial atau karakteristik situasional unik, kognitif dan faktor-faktor personal lainnya termasuk personaliti dan juga karakteristik-karakteristik demografik, dan perilaku saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. (Jogiyanto, 2007). DeLone dan McLean (1992) melakukan studi terhadap literatur mengenai kesuksesan sistem informasi. Mereka menemukan bahwa kesuksesan sebuah sistem informasi dapat direpresentasikan oleh karakteristik kualitatif dari sistem itu sendiri, kualitas dari informasi, penggunaan (use) informasi, respon pengguna terhadap sistem informasi, pengaruh sistem informasi terhadap kebiasaan pengguna informasi, dan pengaruhnya terhadap kinerja organisasi. Komunitas virtual dalam penelitian ini adalah media sosial dalam komunitas Facebook. Hal ini dikarenakan Facebook menjadi situs media sosial terbesar yang digunakan oleh para penggunanya (Alexa.com, 2014), selain itu Facebook juga menjadi media sosial yang terkemuka dan potensial sebagai media untuk memberi pengajaran dan belajar (Wang, et al., 2012). Melalui media sosial, pengguna internet dengan ketertarikan dan kegemaran yang sama dapat melakukan diskusi tentang topik yang mereka sukai, saling berbagi ide dan kemampuan masing-masing, dan berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah (Pi et al., 2013). Berbagai komunitas membentuk grup di Facebook sebagai salah satu sarana mereka melakukan berbagi pengetahuan secara virtual. Pada penelitian ini pembahasan tentang bisnis atau berwirausaha menjadi fokus penelitian. Hal ini 4

5 menjadi menarik dikarenakan untuk menjadikan makmur sebuah negara, minimal negara tersebut harus memiliki wirausaha 2% dari total populasi (Mcclelland dalam Ciputra et al., 2011). Oleh karena itu, salah satu cara pengentasan masalah ekonomi Indonesia adalah dengan meningkatkan minat wirausaha. Schumpeter (1961) menegaskan wirausaha sebagai kendaraan utama untuk menggerakkan perekonomian agar dapat melaju dari keseimbangan statis melalui berbagai inovasi dan mengarahkan proses kreativitas yang bersifat distruktif, menguji struktur yang ada dan mengubah keseimbangan ekonomi. Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk mayoritas Muslim, di mana Islam merupakan sumber nilai dan etika dalam segala aspek kehidupan manusia secara menyeluruh, termasuk wacana bisnis. Selain itu, ajaran Islam dikenal dengan adanya anjuran bersedekah untuk melatih umat muslim berbagi dengan sesama manusia. Meningkatkan minat wirausaha dikalangan muslim di Indonesia diperlukan karena konsep sedekah yang mereka pahami tidak hanya yang bersifat fisik (kebendaan) tetapi juga yang non fisik seperti pengetahuan. Berbagi pengetahuan merupakan hal yang diperlukan dalam kehidupan manusia, baik secara individual maupun dalam posisi sebagai makhluk sosial, seperti firman Allah SWT dalam Al-Qur an surat An-Nahl: 125 yang terjemahannya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. An-Nahl : 125). Peranan ilmu pengetahuan dalam kehidupan seseorang sangat besar. Dengan ilmu pengetahuan, derajat manusia akan berbeda antara yang satu dengan 5

6 yang lainnya. Seperti firman Allah dalam QS. Al-Mujaadilah ayat : 11 yang terjemahannya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Mujaadilah: 11) Salah satu grup diskusi di Facebook adalah RCC (Riba Crisis Center), bahan diskusi pada grup ini adalah tentang bagaimana agar dalam melakukan aktivitas bisnis yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. RCC saat ini tidak hanya sebagai sarana komunikasi bahasan bisnis Islam secara virtual, tetapi mereka juga memberikan alternatif kelembagaan yang bisa menjawab kebutuhan umat terhadap permodalan dan investasi yang sesuai dengan syariat Islam Perumusan Masalah Melalui media sosial, pengguna internet dengan ketertarikan dan kegemaran yang sama dapat melakukan diskusi tentang topik yang mereka sukai, saling berbagi ide dan kemampuan masing-masing, dan berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah (Pi et al., 2013). Penelitian tentang manajemen pengetahuan telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya, akan tetapi penelitian yang mengarah pada berbagi pengetahuan di level individu masih sedikit (e.g. Aharony, 2011; Kang et al., 2008). Selain itu, penelitian mengenai bisnis dalam perspektif Islam masih sedikit, padahal ini dibutuhkan sebagai implementasi manajerial bisnis di negara yang mayoritas muslim (Rice, 1999; Dewi dan Dhewanto,2012). Chai (2009) mengatakan kualitas pengetahuan mempengaruhi kontribusi atau keaktifan anggota pada forum diskusi di media sosial. Selain itu, pada 6

7 penelitian sebelumnya mengatakan bahwa self-efficacy dapat memotivasi individu untuk berbagi pengetahuan dengan rekan-rekannya (Cabrera et al., 2006; Kankanhalli et al., 2005; Hsu et al., 2007). Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan oleh Kankanhalli et al. (2005) dan Lin (2007) memberikan hasil bahwa orangorang yang berbagi pengetahuan dalam komunitas virtual percaya akan hubungan timbal balik atau adanya pembalasan dari orang lain dapat meningkatkan berbagi pengetahuan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini berupaya untuk menjawab pertanyaan berikut: 1. Apakah faktor kualitas pengetahuan mempengaruhi aktivitas berbagi pengetahuan pengusaha muslim melalui Facebook? 2. Apakah faktor self-efficacy mempengaruhi aktivitas berbagi pengetahuan pengusaha muslim melalui Facebook? 3. Apakah faktor hubungan timbal balik (reciprocal) mempengaruhi aktivitas berbagi pengetahuan pengusaha muslim melalui Facebook? 1.4. Tujuan Penelitian Menjadi sebuah tantangan sekaligus juga harapan bagi peneliti dalam melakukan penelitian ini untuk kemajuan penelitian di Indonesia, khususnya tentang aktivitas berbagi pengetahuan pengusaha muslim di jejaring sosial Facebook. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 7

8 1. Menguji faktor kualitas pengetahuan yang mempengaruhi aktivitas berbagi pengetahuan pengusaha muslim melalui Facebook. 2. Menguji faktor self efficacy yang mempengaruhi aktivitas berbagi pengetahuan pengusaha muslim melalui Facebook. 3. Menguji faktor hubungan timbal balik (reciprocal) yang mempengaruhi aktivitas berbagi pengetahuan pengusaha muslim melalui Facebook Manfaat Penelitian 1. Manfaat Ilmu Pengetahuan/ Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam mempertimbangkan Facebook sebagai sumber media informasi dan dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya tentang berbagi pengetahuan yang menggunakan faktor kualitas pengetahuan, self efficacy, dan hubungan timbal balik (reciprocal). 2. Manfaat Praktisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan referensi masyarakat untuk meningkatkan minat berwirausaha dan melakukan berbagi pengetahuan mengenai bisnis melalui media sosial khususnya Facebook Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini terbagi dalam lima bagian. Bagian pertama terdiri dari pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan 8

9 penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bagian kedua pada penelitian ini membahas mengenai landasan teori, hubungan antar variabel dan pengembangan hipotesis, dan dilanjutkan dengan menampilkan model peneliian. Bagian ketiga membahas metode penelitian yang terdiri dari pengumpulan data, sampel data, operasional variabel dan pengukuran, dan pengujian hipotesis. Selanjutnya adalah bagian keempat. Pada bagian ini dijelaskan secara rinci mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Adapun hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini didalamnya berisi mengenai proses pengumpulan data, analisis deskriptif, uji asumsi klasik, dan hasil pengujian hipotesis. Setelah membahas bagian keempat, selanjutnya pada bagian kelima dijelaskan mengenai simpulan, implikasi penelitian, dan keterbatasan serta saran penelitian. 9