5. HASIL KAMPANYE. Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "5. HASIL KAMPANYE. Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu:"

Transkripsi

1 5. HASIL KAMPANYE Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu: Mengukur paparan terhadap kegiatan-kegiatan kampanye Pride di kalangan segmen khalayak sasaran utama kampanye, yaitu: Petani Perambah yang bertempat tinggal sekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan. Untuk mengukur tingkat capaian setiap sasaran SMART kami di setiap titik sepanjang Teori Perubahan Kampanye Pride. Untuk mengukur pencapaian tujuan membuat Petani Perambah menjadi sadar bahwa rusaknya kawasan hutan diakibatkan pembukaan untuk usaha kebun dapat mengakibatkan ancaman bagi lingkungan dan ekonomi keluarga Untuk menilai adopsi dan kepatuhan oleh petani yang telah mengambil langka-langkah untuk melestarikan hutan mereka dengan mengembangkan kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU). Mengukur kemajuan yang dilakukan dalam menyatakan bahwa kelompok usaha ekonomi akan memberikan manfaat dalam mengarahkan pengelolaan hutan dan lahan pertanian.

2 5.1. Metode Survei Pra dan Pasca Kampanye Yayasan Pekat melakukan dua survei kuantitatif di desa sekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan. Sebuah survei pra-kampanye dilakukan pada bulan Juni 2009 untuk menetapkan dasar bagi sasaran-sasaran SMART kampanye Pride yang terkait dengan komponen Pengetahuan-Sikap-Perilaku/Praktek = PSP (Knowledge-Attitude-Practice = KAP) Teori Perubahan Kampanye Pride. Yang kedua, survei pasca kampanye, dilakukan pada akhir masa satu tahun kegiatan-kegiatan kampanye yang dilaksanakan pada Juni 2010 untuk mengukur perubahan dalam variabel-variabel Pengetahuan-Sikap-Perilaku untuk menilai tingkat capaian sasaran-sasaran SMART. Kedua survei mengumpulkan data sosio-ekonomi dan demografi dasar (baseline) tentang responden (yang disebut variabel-variable independen) dan pertanyaan-pertanyaan survei yang mengukur Pengetahuan-Sikap-Perilaku yang disebut dengan variabel-variabel dependen. Survei prakampanye sebagai basis, juga memberikan informasi tentang sumber-sumber informasi lingkungan yang dipercaya oleh khalayak-khalayak sasaran, penggunaan media seperti radio dan surat kabar oleh mereka, program-program media pilihan mereka, dan halangan-halangan untuk perubahan perilaku; ini digunakan untuk mendesain kegiatan-kegiatan dan pesan-pesan kampanye Pride. Temuan-temuan ini dilaporkan dalam Rencana Proyek (Efrizal Adil, 2009). Survei pasca-kampanye juga termasuk pertanyaan-pertanyaan baru yang didesain untuk mengukur paparan kegiatan-kegiatan kampanye. Tiga segmen khalayak sasaran kampanye merupakan sub-sub kelompok untuk dianalisa dalam survey, meliputi: (1) Petani perambah yang membuka hutan untuk lahan usaha kebun di 4 desa target (Sugi Julu, Sugi Jae, Aek Nabara dan Janji Manaon) (2) masyarakat petani penduduk dewasa umum. Surveysample.com digunakan untuk memilih ukuran sampel untuk setiap sub kelompok berdasarkan pada: 1) ukuran populasi mereka, 2) tingkat batas dasar yang diharapkan untuk pertanyaan-pertanyaan utama dalam survei, 3) jumlah perubahan yang kami harapkan dicapai dalam variabel-variabel tersebut, dan 4) kami menggunakan tingkat interval kepercayaan yang secara luas diterima pada 0,05 dan tingkat kepercayaan pada 0,9554. Dengan menggunakan hasil suveysample.com, kami melakukan survey ini. Dan desa yang menjadi target survey adalah desa Aek Nabara, Janji Manaon, Pasar Marancar yang ketiganya berada di kawasan CA. Dolok Sibualbuali dan desa Sugi Jae, Sudi Tongah, Sugi Julu yang berada di

3 SA. Dolok Lubuk Raya. Ke 6 desa ini keseluruhanya berada dalam daerah administrasi Kecamatan Marancar, kabupaten Tapanuli Selatan di Sumatera Utara. Dari ke 6 desa tersebut diperoleh responden yang diwawancarai adalah 347orang. Sebagai desa pembanding adalah desa Batu Sail, Bulu Mario, Padang Sedempuan timur dan Padang Sidempuan Barat yang terletak di luar kawasan Dolok Lubuk Raya dan Dolok Sibualbuali. Jumlah total responden yang diwawancarai adalah 267 orang Kuesioner survei ini dirancang dan dianalisis menggunakan piranti lunak Apian s SurveyPro. Kuesionernya dikembangkan setelah khalayak sasaran diidentifikasi dan ancaman-ancaman penting yang ditangani oleh kampanye dan tujuan umum untuk kampanye sudah ditetapkan. Survei ini mengumpulkan informasi tentang tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap lingkungan CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan pada umumnya dan secara khusus ancaman-ancaman yang dihadapinya; tentang pilihan media, keinginan untuk mengubah perilaku, (manfaat dan hambatan) dan sumber-sumber informasi yang dipercaya. Kuesioner yang digunakan dalam survei pra dan pasca kampanye sama persis kecuali beberapa pertanyaan. Kuesioner ini meliputi pertanyaan-pertanyaan tertutup dan terbuka dan pertanyaan-pertanyaan langsung dan tidak langsung. Salinan lengkap kuesioner survei yang digunakan dalam survei pasca-kampanye dapat dilihat dalam Lampiran A. Pewawancara dilatih untuk mengelola kuesioner dalam sebuah lokakarya satu hari yang selenggarakan oleh saya sendiri (Efrizal Adil) dengan bantuan dari Kelompok UBSP di 4 desa target, Pelatihan Enumorator ini sama seperti halnya ketiga kami melakukan pelatihan di awal sebelum proyek kampanye bangga ini dijalankan. Pelatihan ini kami laksanakan di salah satu ruang kelas Sekolah Dasar di Poken Arba, materi pelatihan ini selain tata cara melakukan survey, juga kami memberikan tambahan tentang peran pewancara di masyarakat, dan setiap pewawancara melewati setidaknya satu tes pra wawancara di bawah bimbingan salah satu pengawas sebagai bagian pelatihan mereka. Para pewawancara memiliki latar belakang sebagai guru, dan mahasiswa semester akhir di pedesaan, dan petani. Hampir semua pewawancara, kecuali tiga orang, mengerjakan survei pra maupun pasca kampanye. Pertanyaan-pertanyaan dibacakan dengan jelas oleh pewawancara kepada responden, dalam bahasa daerah batak angkola, dan jawaban-jawaban yang diberikan direkam dan dicatat dalam lembar survei oleh pewawancara. Survei diperiksa dengan cermat sebelum mewawancarai orang berikutnya. Setiap pewawancara diawasi oleh staff lapangan Yayasan Pekat yang terlatih untuk memastikan bahwa metodologi / protokol survei-nya diikuti dan kuesioner-kuesionernya diisi dengan benar. Tabel 5.1.Daftar jumlah responden di setiap desa target pada survey pra dan paska

4 Desa Jumlah Penduduk Dewasa Ukuran Sample Pra Kampanye Jumlah Pewancara Pra Kampanye Ukuran Sample Pasca Kampanye Jumlah Pewancara Pasca Kampanye Aek Nabara Janji Manaon Pasar Marancar Sugi Jae Sugi Tongah Sugi Julu Bulu Mario Batu Sail Padang Sidempuan Timur Padang Sidempuan Barat Total Jumlah Sampel untuk desa target meliputi : Desa Aek Nabara, Janji Manaon, Sugi Jae dan Sugi Julu. Sedangkan untuk desa pembanding adalah : Pasar Marancar, Sugi Tongah, Bulu Mario, Batu Sail, Padang Sidempuan Timur dan Padang Sidempuan Barat Hasil Survei Pra dan Paska Kampanye Data dari kuesioner yang dikumpulkan selama survei paska kampanye yang dimasukkan ke dalam berkas data SurveiPro yang berisi data survei pra kampanye. Ringkasan hasil dari survei pra kampanye disajikan dalam Rencana Proyek. Hasil yang disajikan di sini hanyalah yang terkait dengan penjajakan pengaruh kampanye Pride. Karakteristik responden yang disurvei pada desa target pada survei pra dan paska kampanye dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut Tabel 5.2. Karakteristik Responden di Desa Target

5 Pra Kampanye Pasca Kampanye Variabel Pilihan Jawaban Petani (N=?) GA 6 (N=?) Total (N=?) Petani (N=?) GA (N=?) Total (N=?) Hasil X 2 Nama Desa Aek Nabara Janji Manaon Sugi Julu Sugi Jae Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Pekerjaan Pendidikan formal Petani Menggarap Lahan Sendiri Petani Menggarap Lahan Orang Lain Pengusaha Gula Aren Pengumpul Kayu Bakar Tidak Bekerja Pengusaha Pemilik Warung Kopi Ibu Rumah Tangga SD Tidak tamat SD GA: General Adult Respondent

6 SMP SMA Tidak sekolah Akademi/ Perguruan Tinggi Lain-lain

7 5.3. Analisa Menetapkan Dasar dan mengukur Tingkat Pengetahuan untuk Khalayak Primer Tabel 5.3 Capaian Sasaran SMART 1 Pengetahuan Sasaran SMART 1 Pada akhir Juni 2010, 35% Petani di 4 desa target sekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA. Dolok Lubuk Raya (Aek Nabara, Janji Manaon, Sugi Julu dan Sugi Jae) paham bahwa membuka hutan untuk lahan pertanian/perkebunan dapat mengakibatkan dampak berkurangnya kesuburan tanah (meningkat dari 19% pada urvey pra-proyek) Q.52. Menurut pengetahuan Bapak/Ibu/Saudara(i) apa saja dampak yang mungkin ditimbulkan jika hutan rusak? (boleh lebih dari 1 jawaban) Survei Pasca - Kawasan Survei Awal - Kawasan Air berkurang 98.0%; %; 139 Perubahan (pp) Persentase capaian sasaran SMART (%) Kesuburan tanah menurun 43.0%; %; Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat 36.2%; %; 13 Rugi dari segi pemanfaatan hasil hutan 21.5%; %; 10 Tidak tahu 0.7%; 1 0.7%; 1 banjir dan longsor 0.7%; 1 0.7%; 1 longsor 36.9%; %; 54 Totals *; * *; * Freq Error* 2.3% 1.4% ChiSq Significance Yes at 99.0%* Yes at 99.0%*

8 Responden di 4 desa target proyek menyatakan pada awal survei bahwa paham membuka hutan itu untuk lahan pertanian atau perkebunan dapat mengakibatkan dampak akan berkurangnya kesuburan tanah sebesar 19,3 % dan di pasca survei sebesar 43%, ternyata terjadi perubahan 24 pp atau pencapaian sasaran SMART sebesar 150% pada tahap perubahan pengetahuan ini. Hal ini juga dapat dilihat dari kenaikan jawaban responden seperti hilangnya sejumlah matapencaharian masyarakat, kemudian rugi dari segi pemanfaatan hasil hutan kedua jawababan ini naik diatas 20%. Diduga meningkatnya pengetahuan petani terhadap dampak membuka hutan terhadap menurunnya kesuburan tanah dipicu melalui diskusi kelompok menggunakan radio yang mengungkapkan pendapat ahli tentang bagaimana memperbaiki lahan kebun yang dimulai dengan menanam tanaman kacang sebagai pupuk hijau untuk mengembalikan kesuburan tanah. Selanjutnya, ahli yang mengajak petani untuk berpikir tentang keluarga mereka untuk bertahan hidup, mengingatkan pada mereka bahwa anak-anak mereka akan menggunakan hamparan tanah yang ada sekarang ini untuk menghidupi anak-anak mereka pada tahun-tahun mendatang.kemudian menyampaikan bahwa ancaman kekeringan bila tidak segera melakukan konservasi air. Sebenarnya persoalan ini telah diungkapan petani sebelum dipaparkan oleh ahli. Dan oleh staff lapangan dilakukan belajar lapangan bersama dengan melakukan belajar mengamati tanah secara langsung. Tabel 5.4 Capaian Sasaran SMART 2 Pengetahuan Sasaran SMART 2 Pada akhir Juni 2010, 40% petani di 4 desa target meningkat pengetahuanya tentang status kawasan Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya (meningkat dari 22% pada survey pra-proyek) Q. 49 Menurut pengetahuan Anda, apakah status hukum dari kawasan Dolok Sibual-buali? Survei Pasca - Kawasan Survei Awal - Kawasan Perubahan (pp) Persentase capaian sasaran SMART hutan negara 0.0%; 0 5.7%; 8 cagar alam 97.3%; %; hutan adat 0.0%; 0 2.9%; 4 hutan lindung 0.0%; %; 92 Hutan Konservasi 2.7%; 4 2.9%; 4 Totals 100.0%; %; 140 Freq Error* 2.6% 8.0% ChiSq Significance Yes at 99.0%* Yes at 99.0%*

9 Pada tahapan perubahan pengetahuan ini responden di 4 desa target menjawab pertanyaan tentang status hukum kawasan hutan Dolok Sibualbuali dan sementara dalam sasaran SMART ditargetkan terjadi peningkatan tentang pengetahuan terhadap status kawasan hutan. Pada saat survey awal diperoleh 22,1% pernyataan responden (N=?) bahwa status hutan adalah Cagar Alam, kemudian pada survey Pasca terjadi peningkaan menjadi 97,3% responden (N=?) yang menyatakan status hukum Dolok Sibualbuali adalah Cagar Alam. Tampak bahwa terjadi perubahan cukup tinggi sebesar 75 pp atau pencapaian sasaran SMART sebesar 416,7% pada tingkat perubahan pengetahuan masyarakat petani di 4 desa target. Pada periode Pride ini, tidak ada kelompok atau media lain yang mempromosikan pesan mengenai status kawasan konservasi Dolok Sibual-buali pada khalayak target yang sama, selain daripada yang dilakukan oleh kami dari Pekat. Oleh karena itu, sangat besar kemungkinannya bahwa peningkatan pengetahuan masyarakat petani tentang status kawasan ini terbantu dengan diproduksinya lembar fakta, poster, dan stiker yang didistribusi kepada kelompok UBSP dan masyarakat petani lainnya, serta lembar fakta yang ditempelkan di kedai kopi, papan pengumuman desa dan lainnya, juga percakapan ILM radio yang setiap sebelum diskusi kelompok diperdengarkan bersama dan diskusi kelompok yang menyertainya. Tabel 5.5 Capaian Sasaran SMART 3 Pengetahuan Sasaran SMART 3 Pada akhir Juni 2010, 30% Petani di 4 desa utama miningkat pengetahuannya tentang defenisi Credit union (meningkat dari dari 0% pada survei pra-proyek) Q 48. Menurut Anda, apakah pengertian "CREDIT UNION" (dengan singkat) (pertanyaan terbuka) Survei Pasca - Kawasan Survei Awal - Kawasan Perubahan (pp) Capaian sasaran SMART Bekerjasama untuk memperoleh kemakmuran dan lingkungan hutan 13.4%; %; 0 terpelihara Belum pernah buat pelatihan masalah Credit Union 0.0%; 0 0.0%; 0 Bisa mendapatkan modal dan belajar 15.4%; %; 0 Usaha Bersama dan menjaga kondisi hutan 16.1%; %; 0 Usaha Bersama Simpan Pinjam 41.6%; %; usaha simpan pinjam 7.4%; %; 2

10 usaha simpan pinjam kelompok masyarakat 1.3%; 2 0.0%; 0 Usaha simpan pinjam kelompok tani 4.7%; 7 0.0%; 0 Totals *; * *; * Freq Error* 8.10% 54.40% Berkaitan tentang pengetahuan masyarakat petani di 4 desa target terhadap defenisi Credit Union atau Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP) pada awal survey tidak ada responden yang bisa menjawab pertanyaan ini ( 0%,, N=?). Namun demikian, setelah 12 bulan proyek ini berjalan dan berinteraksi dengan masyarakat petani di desa maka pada survey pasca diperoleh data sebesar 41,6%, terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 41% atau 136,7% point dari survey awal. Selain itu, bisa dilihat pada tabel di atas beragam variasi jawaban yang menjelaskan pengertian dari credit union, yang tidak muncul pada survey pra pada tahun Mengingat, dalam 2 tahun terakhir, hanya Pekat yang mempromosikan mengenai hal ini, maka dapat diduga bahwa peningkatan pengetahuan ini terjadi karena adanya penyampaian pesan kampanye melalui. ILM di radio yang berjalan secara terus menerus, kemudian didukung dengan poster, Lembar Fakta, spanduk kedai, dan pertemuan kelompok yang dilakukan setiap bulannya. Tabel 5.6 Capaian Sasaran SMART 4 Pengetahuan Sasaran SMART 4 Pada akhir Juni 2010, 15% petani di 4 desa target dapat menyebutkan paling tidak 2 manfaat dari UBSP/CU (meningkat dari 0% pada survey pra-survey) Q.101 Sebutkan 2 manfaat dari adanya program kelompok usaha credit union terhadap hutan dan desa anda? Survei Pasca - Kawasan Survei Awal - Kawasan Kampanye(N=?) Perubahan (pp) Capaian sasasaran SMART Adanya pelatihan-pelatihan pertanian yang baru,menjadi sumber aspirasi bagi petani untuk menyampaikan pengolahan pertanian yang baru dan 4.2%; 5 0.0%; 0 benar. Hutan terjaga Ekonomi lumayan 8.5%; %; 0 memperoleh modal usaha dan bertambah 78.0%; %;

11 pengetahuan Mudah mendapatkan modal usaha dan bisa menabung 7.6%; 9 0.0%; 0 Pertanian dan diskusi kelompok sering dilaksanakan,(fgd),untuk peningkatan ekonomi 1.7%; 2 0.0%; 0 masyarakat. tidak tahu 0.0%; %; 3 Totals 100.0%; %; 3 Freq Error* 7.60% 0.00% ChiSq Significance Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Pengetahuan masyarakat petani 4 desa target di awal survey terhadap manfaat dari UBSP/CU berkisar 0% umumnya masyarakat petani di 4 desa target tidak memahami manfaat dari UBSP/CU, sehingga seluruh responden menjawab tidak tahu. Pada survey pasca diperoleh 78% responden masyarakat petani di 4 desa menyatakan manfaat dari UBSP/CU yaitu untuk memperoleh modal usaha dan bertambahnya pengetahuan, kemudian terbanyak kedua menjawab hutan terjaga ekonomi lumayan. Selain itu terlihat bahwa jumlah variasi jawaban dari kelompok responden ini juga lebih bervariasi. Dengan hanya kami yang bekerja di 4 desa ini dengan strategi penyingkiran halangan yang terkait usaha simpan pinjam, bisa diyakinkan bahwa perubahan pengetahuan ini disebabkan responden mendapatkan informasi yang disampaikan dalam bentuk ILM Radio, Poster, Diskusi Kelompok, Pertemuan, dan lembar fakta yang ditempelkan pada papan informasi desa. Dan tidak tertutup kemungkinan adanya informasi dari mulut ke mulut sesama anggota kelompok dan anggota masyarakat lainnya.

12 Tabel 5.7 Capaian Sasaran SMART 5 Pengetahuan Sasaran SMART 5 Pada Akhir Juni 2010, 35% Petani di 4 desa target tahu bahwa pengelolaan keuangan oleh kelompok usaha petani sudah berjalan dengan baik (meningkat dari sebelumnya 14%) Q Apakah kelompok usaha petani di desa mampu mengelola keuangan kelompok secara baik? Survei Pasca - Kawasan Kampanye (N=?) Survei Awal - Kawasan Perubahan (pp) Capaian sasaran SMART Tahu 14.8%; %; Tidak tahu 50.3%; %; 71 Tidak yakin 34.9%; %; 49 Totals 100.0%; %; 140 Freq Error* 8.20% 8.50% ChiSq Significance Under 50%* Under 50%* Responden dari 4 desa target di survey awal memberikan pendapat terhadap pengetahuan mereka terhadap kelompok usaha petani yang sudah berjalan dengan baik dan mampu mengelola keuangan adalah 14,3%, sedangkan pada survey pasca responden menjawab 14,8%, maka perubahan hanya terjadi 0,5 pp atau pencapaian sasaran SMART sebesar 2,4%. Hal ini disebabkan tingkat kepercayaan sesama anggota masih sangat kurang baik, dan tampaknya terdapat kekhawatiran terhadap penyelewengan fungsi dan jabatan masih sangat rawan diantara anggota. Namun begitu dari hasil survey terbanyak sebenarnya adalah jawaban tidak tahu dari responden, yang berarti tingkat keragu-raguan masih ada diantara pengurus dan anggota kelompok. Dalam rencana tindak lanjut, hal ini penting untuk menjadi perhatian dan perlu dirancang strategi pendekatan yang dapat meningkatkan kepercayaan antar sesama anggota kelompok mengenai pengelolaan keuangan. Jika tidak ditangani secara strategis, maka keberlanjutan usaha simpan pinjam akan sangat rentan untuk mengalami kemunduruan. Hal ini menjadi tantangan dan merupakan pekerjaan yang membutuhkan waktu lebih panjang untuk menumbuhkan saling mempercayakan sesama anggota kelompok.

13 Tabel 5.8 Capaian Sasaran SMART 6 Pengetahuan Sasaran SMART 6 Pada akhir Juni 2010, 25% petani di 4 desa target menyatakan bahwa kelompok usaha ekonomi akan memberikan manfaat dalam mengarahkan pengelolaan hutan dan lahan pertanian (meningkat dari 0% pada survey pra-proyek) Q.90. Dalam 1 bulan terakhir, kepada siapa Anda berbicara mengenai pembentukan kelompok usaha credit union sebagai cara pemanfaatan lahan/lokasi pertanian/perkebunan yang terbatas sehingga mampu memberikan Survei Pasca - Kawasan Kampanye (N=?) Survei Awal - Kawasan Perubahan (pp) Capaian sasaran SMART Berbicara dengan kepada desa % 0 0.0% Berbicara dengan aparat hukum/polisi 5 3.4% 0 0.0% Berbicara dengan hatobangun % 0 0.0% Berbicara dengan sesama anggota masyarakat % 0 0.0% Belum pernah berbicara dengan orang lain (lanjut ke No. 45) % % -67 Totals % % Freq Error* 8.20% 0.00% Responden petani di 4 desa target pada survey awal 0% (N=?) yang menyatakan pernah membicarakannya dengan sesama anggota tentang kelompok usaha ekonomi memberikan manfaat dalam mengarahkan pengelolaan hutan dan lahan pertanian. Survey awal memperlihatkan data bahwa 100% responden petani (N=?) di 4 desa target belum pernah berbicara dengan orang lain. Selanjutnya pada survey pasca diperoleh 45,6% responden yang mengatakan berbicara dengan sesama anggota masyarakat (perubahan 45 pp, capaian sasaran SMART 180%, N=?). Masih ada responden yang belum pernah berbicara dengan orang lain (32,9%, N=?) namun terjadi penurunan yang cukup besar dalam hal ini (turun 67 pp).

14 Menempatkan Responden pada Tahapan Perubahan Sikap dan Komunikasi Interpersonal Tabel 5.9 Capaian Sasaran SMART 1 Sikap Sasaran SMART 1 Pada akhir Juni 2010, 68% petani di 4 desa target menyatakan manfaat pengorganisasian modal ekonomi secara berkelompok adalah dapat meningkatkan perekonomian desa dan dimanfaatkan oleh warga lainnya (semula 53% yang tahu manfaatnya) Q.99. (50) Sebutkan dua (2) manfaat pengorganisasian modal ekonomi di tingkat masyarakat desa Periode Survey Survei Pasca - Kawasan Kampanye Survei Awal - Kawasan Kampanye Dapat dimanfaatkan warga desa 22.1%; %; 23 Dapat meningkatkan perekonomian desa dan dapat dimanfaatkan warga 48.1%; %; 50 Menambah income keluarga 7.7%; 8 7.4%; 7 modal desa dapat digunakan sesuai kebutuhan 10.6%; %; 9 masyarakat lebih terarah dalam pengelolaan lahan pertanian 1.0%; 1 0.0%; 0 Pembinaan,Pelatihan Ketrampilan, 2.9%; 3 0.0%; 0 Pembinaan,Pelatihan Ketrampilan,modal untuk berusaha. 2.9%; 3 0.0%; 0 terhindar dari rentenir 1.9%; 2 2.1%; 2 tidak tahu 2.9%; 3 3.2%; 3 Totals 100.0%; %; 94 Freq Error* 9.8% 10.3% ChiSq Significance Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Perubahan (pp) Capaian sasaran SMART

15 Pada periode survey, tepatnya survey awal diperoleh 53% pernyataan responden yang berpendapat pengorganisasian modal ekonomi secara berkelompok dapat meningkatkan perekonomian desa dan dapat dimanfaatkan oleh anggota masyarakat lainnya. Selanjutnya di periode survey pasca diperoleh pernyataan sebesar 48,1%, maka terjadi penurunan sebesar 5,1 pp atau penurunan 34,5%. Hal ini kemungkinan disebabkan pernyataan masyarakat petani di survey pasca terdistribusi lebih variatif seperti pernyataan dapat dimanfaatkan warga desa 22,1%, kemudian modal desa dapat digunakan sesuai kebutuhan 10,6%, dan hal menyatakan bahwa sebenarnya terjadi peningkatan sikap dan komunikasi interpersonal masyarakat petani di 4 desa target. Namun untuk tindak lanjut ke depan perlu dikembangkan pendekatan social marketing yang lebih strategis untuk mendemonstrasikan manfaat dari pengelolaan keuangan desa secara berkelompok, dengan memanfaatkan media yang teruji efektif (seperti program radio, ILM testimony, pertemuan tahunan yang menampilkan berbagai hasil karya kelompok (pameran), pemanfataan media poster dan papan informasi desa) untuk meningkatkan sikap dan komunikasi interpersonal masyarakat petani terhadap pernyataan mereka akan manfaat pengorganisasian modal ekonomi secara berkelompok. Tabel 5.10 Capaian Sasaran SMART 2 Sikap Sasaran SMART 2 Pada akhir Juni 2010, 80% petani di 4 desa target akan setuju bahwa pembukaan hutan untuk pertanian atau perladangan perlu dilarang dan dihentikan (semula 56,4% yang setuju menghentikan) Q (A) Kejadian membuka hutan untuk lahan pertanian perlu dilarang Survei Pasca - Kawasan Kampanye -- petani 4 desa Survei Awal - Kawasan Kampanye Perubahan (pp) capaian sasaran SMART Sangat setuju % % setuju % % Tidak setuju % % tidak yakin/tidak tahu % % Totals % % Freq Error* 8.00% 8.40%

16 Periode survey awal pernyataan responden 56,4% (N=?) menyatakan setuju bahwa pembukaan hutan untuk pertanian atau perkebunan perlu dilarang dan dihentikan. Kemudian pada survey pasca diperoleh 59,7% (N=?) maka terjadi peningkatan sebesar 3,3 pp atau capaian sasaran SMART sebesar 13,9%. Sesuai dengan target awal sasaran SMART maka kenaikan tidak seperti yang diharapkan. Hal ini dirasakan masih kurang pendekatan social marketing dan media kampanye yang efektif, disamping responden masih menggantungkan perekonomian mereka dari hutan, seperti pengambilan Air Nira, Rotan dan kayu bakar yang merupakan kebutuhan ekonomi dan kehidupan mereka sehari-hari. Selain itu, karena umur pembentukan CU yang kurang dari 1 tahun, belum dapat memperlihatkan dampak keikutsertaan CU terhadap ekonomi keluarga/desa diluar kegiatan pembukaan hutan utk pertanian/perkebunan. Pada tahap tindak lanjut, perlu ada pendekatan strategis yang dapat mendemonstrasikan manfaat ekonomi dan sosial UBSP lebih besar dari kegiatan membuka hutan, sehingga adopsi dapat meningkat dan bagi para adopter awal dapat memelihara perubahan perilakunya. Tabel 5.11 Capaian Sasaran SMART 3 Sikap Sasaran SMART 3 Pada akhir Juni 2010, 56% Petani di 4 desa target memiliki sikap bahwa menggalang gotong royong membangun sumberdaya ekonomi mudah dilakukan. (meningkat dari 41%). Q (F) Menggalang gotong royong sumber daya ekonomi untuk pembangunan desa sulit dilakukan Survei Pasca - Kawasan Survei Awal - Kawasan Perubahan (pp) Capaian sasaran SMART Sangat setuju 0.7%; 1 0.7%; 1 setuju 35.6%; %; 53 Tidak setuju 43.6%; %; Sangat tidak setuju 1.3%; 2 1.4%; 2 tidak yakin/tidak tahu 18.8%; %; 28 Totals 100.0%; %; 140 Freq Error* 8.10% 8.30% ChiSq Significance Under 50%* Under 50%*

17 Responden menjawab tidak setuju 40% (N=?) pada survey awal yang menyatakan bahwa menggalang gotong royong membangun sumberdaya ekonomi mudah dilakukan. Pada survey pasca jawaban yang sama dengan sebesar 43,6% (N=?), maka terjadi perubahan sebesar 3,6% pp atau capaian sasaran SMART 8,6%. Sesuai dengan target awal sasaran SMART kenaikan tidak seperti diharapkan. Hal ini menunjukan sikap bahwa menggalang gotong royong membangun sumberdaya ekonomi mudah dilakukan tidak maksimal disebabkan kurang pendekatan marketing social dan media kampanye yang dipergunakan, kemudia ketidak tercapainya target disebabkan pekerjaan untuk menumbuhkan sikap dan komunikasi interpersonal di kalangan masyarakat petani di 4 desa ini tidak bisa hanya dilakukan selam 12 bulan, tetapi membutuhkan waktu yang lebih lama dan dengan dukungan alat kampanye. Pada tahap tindak lanjut perlu dilakukan sebuah strategi yang dapat menggalang kegotongroyongan sumberdaya ekonomi untuk pembangunan desa lebih mudah dipahami dan dikerjakan bersama-sama. Tabel 5.12 Capaian Sasaran SMART 4 Sikap Sasaran SMART 4 Pada akhir Juni 2010, 47% Petani di 4 desa target tidak lagi menyatakan bahwa kondisi ekonomi merupakan kendala bagi penggaangan modal ekonomi masyarakat (semula 62% yang mengkhawatirkan) Q (G) Jika kehidupan ekonomi tercukupi, tidak akan ada pembukaan hutan untuk lahan kebun baru Survei Pasca - Kawasan Kampanye (N=?) Survei Awal - Kawasan Kampanye (N=?) Perubahan (pp) Capaian sasaran SMART Sangat setuju 60.4%; %; % setuju 37.6%; %; 49 tidak yakin/tidak tahu 2.0%; 3 2.1%; 3 Totals 100.0%; %; 140 Freq Error* 8.00% 8.20% ChiSq Significance Yes at 50.0%* Yes at 50.0%* Pada survey awal responden memberikan jawaban sangat setuju 62,9% (N=?) tidak lagi menyataka bahwa kondisi ekonomi merupakan kendala bagi pengembangan modal ekonomi masyarakat, dan pada survey pasca kampanye 60,4% (N=?). Terjadi perubahan 2,5% pp atau penurunan capaian sasaran SMART 15,7% point. Namun untuk jawaban terbesar kedua yaitu setuju 37,6% maka bila digabungkan dengan sangat setuju

18 terjadi penaikan 1% dari survey awal. Tetapi ini juga menunjukan bahwa masyarakat petani bersikap bahwa jika kehidupan ekonomi tercukupi, maka pembukan hutan untuk lahan kebun baru tidak ada lagi. Untuk hal ini masih dibutuhkan pekerja lebih spesifik, seperti mengembangkan usaha-usaha kelompok UBSP yang konservasi. Serta mengembangkan lebih banyak materi kampanye sebagai media informasi. Tabel Capaian Sasaran SMART 5 Komunikasi Interpersonal Sasaran SMART 5 Pada akhir Juni 2010, 26% Petani di 4 desa target akan berbicara tentang pengelolaan lahan pada luas lahan yang tetap tanpa membuka hutan (meningkat dari 11%) Q. 86. Dalam 1 bulan terakhir, kepada siapa anda berbicara mengenai peningkatan produktifitas hasil kebun/tani pada luas lahan yang tetap (anda boleh memilih lebih dari satu jawaban) Survei Pasca - Kawasan Kampanye (N=?) Survei Awal - Kawasan Kampanye (N=?) Perubahan (pp) Capaian sasaran SMART Berbicara dengan kepala desa 8.7%; %; 0 Berbicara dengan Hatobangon 1.3%; 2 0.0%; 0 Berbicara dengan sesama anggota masyarakat 67.1%; %; Belum pernah berbicara dengan orang lain (lanjut ke No. 41) 22.8%; %; 123 Totals 100.0%; %; 140 Freq Error* 7.70% 5.50% ChiSq Significance Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Responden pada survey awal menjawab berbicara dengan sesama anggota masyarakat 11,4% (N=?) mengenai pengelolaan lahan pada luas lahan yang tetap tanpa membuka hutan. Setelah kampanye berjalan 12 bulan, dilakukan kembali survey pasca maka diperoleh 67,1% (N=?), yang artinya terjadi perubahan 55,7% pp atau peningkatan capaian sasaran SMART 381,5%. Pencapaian yang melebihi target ini disebabkan social marketing dan materi kampanye yang sampaikan sangat tepat dan mampu merubah Sikap dan komunikasi interpersonal masyarakat petani berjalan. Materi kampanye yang dipergunakan adalah pertemuan mingguan dan diskusi radio yang memakai alat bantu penyiaran ulang hasil wawancara, pendapat ahli, lembar fakta, dan papan informasi desa sebagai bahan bacaan peserta diskusi. Tabel 5.14 Capaian Sasaran SMART 6 Komunikasi Interpersonal

19 Sasaran SMART 6 Pada akhir Juni 2010, 0% petani di 4 desa target akan berbicara mengenai pembentukkan kelompok usaha UBSP/CU yang berorientasi konservasi sebagai cara mengelola lahan pertanian atau perkebunan yang terbatas menjadi produktif. (meningkat dari 50%) Q.90. Dalam 1 bulan terakhir, kepada siapa Anda berbicara mengenai pembentukan kelompok usaha credit union sebagai cara pemanfaatan lahan/lokasi pertanian/perkebunan yang terbatas sehingga mampu memberikan baik Survei Pasca - Kawasan Survei Awal - Kawasan Perubahan (pp) Capaian sasaran SMART Berbicara dengan kepada desa 10.1%; %; 0 Berbicara dengan aparat hukum/polisi 3.4%; 5 0.0%; 0 Berbicara dengan hatobangun 8.1%; %; 0 Berbicara dengan sesama anggota masyarakat 45.6%; %; Belum pernah berbicara dengan orang lain (lanjut ke No. 45) 32.9%; %; 140 Totals 100.0%; %; 140 Freq Error* 8.20% 0.00% ChiSq Significance Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Responden di 4 desa target pada survey awal dalam 1 bulan terakhir berbicara dengan sesama anggota masyarakat menegnai pembentukkan kelompok UBSP/CU sebagai cara pemanfaatan lahan perkebunan yang terbatas, sehingga mampu memberikan keluaran yang terbaik, 0% (N=?), yang artinya responden tidak pernah sama sekali membicarakannya 100% (N=?). Setelah proyek kampanye berjalan selama 12 bulan, maka dilakukan survey pasca dan diperoleh hasil 45,6% (N=?), berarti terjadi perubahan 45,6% pp atau peningkatan capaian sasaran SMART 91,2%. Hal ini di dukung karena pendektan social marketing dan materi kampanye memakai medium ILM Radio, Spanduk Kedai, poster, Pertemuan, Khotbah Jumat, selebaran berjalan sepanjang bulan, dan menjadi pembicaraan di kedai kopi, warung dan rumah makan di 4 desa target, terlihat dari hasil survey pasca yang menunjukkan peningkatan hasil.

20 Menetapkan Dasar dan Mengukur Perubahan Perilaku Tabel 5.15 Capaian Sasaran SMART 1 Perubahan Perilaku Sasaran SMART 1 Pada Akhir Juni 2010, 50% Petani di 4 desa dapat melakukan sendiri maupun perkelompok cara mengelola keuangan yang baik, pelaporan, melalui mekanisme UBSP/CU. (meningkat dari 35%) Q (C) Apakah kelompok usaha petani di desa mampu mengelola keuangan kelompok secara baik? Survei Pasca - Kawasan Kampanye Survei Awal - Kawasan Kampanye Perubahan Persen (%) Poin Tahu 14.8%; %; 20 Tidak tahu 50.3%; %; 71 Tidak yakin 34.9%; %; Totals 100.0%; %; 140 Freq Error* 8.20% 8.50% ChiSq Significance Under 50%* Under 50%* Hasil dari responden di 4 desa target menghasilkan penurunan, di survey awal diperoleh 35% (N=?) dan pada survey pasca 34,9% (N=?) berarti terjadi perubahan menuru -0,1% pp atau penurunan Capaian Sasaran SMART 0,67%, pendapat tentang melakukan sendiri maupun perkelompok cara mengelola keuangan yang baik, pelaporan, melalui mekanisme UBSP/CU. Ada keraguan dan ketidak percayaan responden terhadap melakukan sendiri maupun perkelompok, hal ini disebabkan masih kurang intensitas pelatihan terhadap pengelolaan pelaporan, dan teknis manajemen UBSP/CU, disamping waktu yang singkat, dan materi yang masih sedikit. Perlu pendekatan social marketing dan materi kampanye yang lebih spesifikasi sehingga mampu membangkitkan kepercayaan diri anggota pengurus kelompok dan masyarakat petani lainnya. Namun demikian Telah berjalannya pembukuan UBSP/CU berupa simpan-pinjam. Kelompok yang terbentuk juga mampu melakukan diskusi sendiri dan mulai mampu menyelesaikan persoalan sendiri melalui mekanisme pertemuan mingguan mereka. Kelompok tersebut juga mampu mendirikan unit usaha dengan pembiayaan dari kelompok sendiri (Demoplot tanaman karet, dan lainnya), jumlah anggota kelompok UBSP di 4 desa target telah mencapai 137 orang, dan mampu mengumpul dana sebesar Rp. 95 juta rupiah. Tabel 5.16 Capaian Sasaran SMART 2 Perubahan Perilaku

21 Sasaran SMART 2 Pada akhir Juni 2010, anggota UBSP/CU 4 desa target disekitar CA.Dolok Sibualbuali (aek nabara dan janji manaon) dan SA Dolok Lubuk Raya (sugi julu dan sugi jae) di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat akan berjumlah 125 orang sebagai anggota UBSP/CU dan dapat merasakan manfaat dari UBSP/CU dalam hal mengakses modal dan menjalankan usaha-usaha produktif yang berkesinambungan. Q Sebutkan 2 manfaat dari adanya program kelompok usaha credit union terhadap hutan dan desa anda? Survei Pasca - Kawasan Kampanye Survei Awal - Kawasan Kampanye Perubahan Persen (%) Poin Hutan terjaga Ekonomi lumayan 8.5%; %; 0 Modal tersedia, pengetahuan bertambah 78.0%; %; Mudah mendapatkan modal usaha dan bisa menabung 7.6%; 9 0.0%; 0 Pertanian dan diskusi kelompok sering dilaksanakan,(fgd),untuk peningkatan ekonomi 5.1%; 6 0.0%; 0 masyarakat. tidak tahu 0.0%; %; 3 Adanya pelatihan-pelatihan pertanian yang baru,menjadi sumber aspirasi bagi petani untuk menyampaikan pengolahan pertanian yang baru 0.8%; 1 0.0%; 0 dan benar. Totals 100.0%; %; 3 Freq Error* 7.60% 0.00% ChiSq Significance Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Responden di 4 desa target menjawab manfaat dari adanya program kelompok UBSP/CU terhadap hutan dan desa mereka di survey awal 0% kebanyakan menjawab tidak tahu 100%. Dan pada survey pasca responden menjawab manfaat kelompok UBSP/CU adalah modal yang tersedia serta pengetahuan bertambah 78% (N=?), ini berarti terjadi perubahan 78% pp, atau peningkatan Capaian Sasaran SMART 78%. Hal ini sejalan

22 dengan meningkatnya jumlah keanggotaan sebanyak 137 orang di 4 desa target, mereka dengan sadar dan yakin masuk menjadi anggota kelompok UBSP/CU di masing-masing desa mereka. Dan responden mendapatkan informasi dari pertemuan, diskusi kelompok, selebaran, ILM Radio, Poster dan selebaran yang dibuat dalam 12 bulan kampanye bangga di 4 desa target. Pernyataan Lisan para pelaku pembuka hutan untuk usaha kebun atau pelaku illegal logging di desa Janji Manaon dan Sugi Jae menyatakan perang terhadap pelaku pembukaan hutan atau illegal logging, wawancara terekam dalam video wawancara. Serta pernyataan tertulis bersama anggota kelompok untuk melestarikan kawasan hutan sekitar desa mereka dan terekam dalam Peraturan Menjadi Anggota Kelompok UBSP/CU di 4 desa. Kemudian pernyataan lisan dari pimpinan pemerintah kecamatan dan dinas terkait terhadap kelompok yang mampu melakukan dialog dan diskusi dengan mereka tentang pembangunan desa.

2. MODEL KONSEP RINGKASAN KREATIF Ringkasan Kreatif : Petani Pesan Kampanye... 23

2. MODEL KONSEP RINGKASAN KREATIF Ringkasan Kreatif : Petani Pesan Kampanye... 23 Daftar Isi Daftar Isi... iii Daftar Tabel... v Daftar Gambar & Foto... vii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1 FORMULA TEORI PERUBAHAN... 2 1. LATAR BELAKANG KAWASAN... 5 1.1. FOKUS KEANEKARAGAMAN HAYATI KAWASAN

Lebih terperinci

BAB V E. HASIL KAMPANYE

BAB V E. HASIL KAMPANYE BAB V E. HASIL KAMPANYE Metode Survei Pra dan Pasca Sebuah survei pra-kampanye dilakukan pada bulan April 2009 lalu untuk menetapkan dasar bagi sasaran-sasaran SMART kampanye Pride yang terkait dengan

Lebih terperinci

6.1. Tinjauan Kritikal

6.1. Tinjauan Kritikal 6. ANALISA KRITIS Bab Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan dan di bagian mana perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

Nama lokasi penerapan BR (dari jumlah total target desa wilayah kerja) Nama Lembaga/Nama Manajer Kampanye: Nama Mitra Penyingkir Halangan

Nama lokasi penerapan BR (dari jumlah total target desa wilayah kerja) Nama Lembaga/Nama Manajer Kampanye: Nama Mitra Penyingkir Halangan Nama Lokasi Kampanye: Nama lokasi penerapan BR (dari jumlah total target desa wilayah kerja) Nama Lembaga/Nama Manajer Kampanye: Nama Mitra Penyingkir Halangan Tahapan BR yang terselesaikan (sesuai amendemen

Lebih terperinci

E. Hasil Kampanye. Strategi dalam mengukur capaian hasil Kampanye Pride, memiliki beberapa tujuan utama, yaitu :

E. Hasil Kampanye. Strategi dalam mengukur capaian hasil Kampanye Pride, memiliki beberapa tujuan utama, yaitu : E. Hasil Kampanye Hasil Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon diukur dengan berbagai metode, yaitu dengan melakukan survey kuantitatif pra dan paska Kampanye Pride melalui wawancara khalayak dengan

Lebih terperinci

V. Hasil Kampanye. Tabel 12. Jumlah Kepala Keluarga di Desa Target

V. Hasil Kampanye. Tabel 12. Jumlah Kepala Keluarga di Desa Target V. Hasil Kampanye Metode Survei Pra dan Paska Kampanye Yayasan Titian melakukan 2 (dua) kali survei kuantitatif menggunakan kuesioner di 5 desa (4 target dan 1 pembanding) di sekitar hutan rawa gambut

Lebih terperinci

4. KEGIATAN-KEGIATAN DAN MATERI KAMPANYE

4. KEGIATAN-KEGIATAN DAN MATERI KAMPANYE 4. KEGIATAN-KEGIATAN DAN MATERI KAMPANYE Pembuatan pesan kampanye tidak hanya terkait dengan Teori Perubahan, tapi juga berbagai sasaran SMART yang telah disetujui dalam rencana proyek awal, dan dalam

Lebih terperinci

7. TINDAK LANJUT: MEMBANGUN USAHA EKONOMI KONSERVASI DI KELOMPOK UBSP MELALUI RADIO DISKUSI KOMUNITAS

7. TINDAK LANJUT: MEMBANGUN USAHA EKONOMI KONSERVASI DI KELOMPOK UBSP MELALUI RADIO DISKUSI KOMUNITAS 7. TINDAK LANJUT: MEMBANGUN USAHA EKONOMI KONSERVASI DI KELOMPOK UBSP MELALUI RADIO DISKUSI KOMUNITAS Berdasarkan dari pertemuan parapihak I Model konseptual Cagar Alam Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk

Lebih terperinci

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan G. Tindak Lanjut Pendahuluan Program Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon telah menunjukkan hasil yang positif, dalam mencapai perubahan perilaku maupun dampak konservasi, sebagai contoh terdapat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: 1. Tahap Perencanaan, yang dilaksanakan pada bulan September 2006 Februari 2007, dilaksanakan di Aceh

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 31 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penentuan Lokasi Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling) difokuskan pada kawasan yang berada di hulu sungai dan

Lebih terperinci

E. Hasil Kampanye. Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 3 tujuan utama, yaitu:

E. Hasil Kampanye. Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 3 tujuan utama, yaitu: Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 3 tujuan utama, yaitu: E. Hasil Kampanye Mengukur paparan terhadap kegiatan-kegiatan kampanye Pride di kalangan dua segmen khalayak sasaran utama kampanye, yaitu:

Lebih terperinci

HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN

HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN KAJIAN PERAN FAKTOR DEMOGRAFI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA Kajian Peran Faktor Demografi dalam Hubungannya Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Data Balai Pemantapan Kawasan Hutan Jawa-Madura tahun 2004 menunjukkan bahwa kawasan hutan Jawa seluas 3.289.131 hektar, berada dalam kondisi rusak. Lahan kritis di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai desain media komunikasi untuk pendidikan konservasi berdasarkan preferensi masyarakat dan efeknya terhadap perubahan pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB VI F. ANALISA KRITIS

BAB VI F. ANALISA KRITIS BAB VI F. ANALISA KRITIS Bab Analisa Kritis ini akan mengulas hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan serta dibagian mana perbaikan-perbaikan dapat dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan konservasi merupakan suatu kawasan yang dikelola dan dilindungi dalam rangka pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan. Penetapan status sebuah kawasan menjadi

Lebih terperinci

E. HASIL KAMPANYE. Metode Survei Pra dan Pasca

E. HASIL KAMPANYE. Metode Survei Pra dan Pasca E. HASIL KAMPANYE Metode Survei Pra dan Pasca Manager kampanye bersama lembaga mitra (Yayasan Seka) melakukan dua survei kuantitatif di kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Sebuah survei pra-kampanye

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 35 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Tapanuli Selatan. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja, dengan pertimbangan bahwa Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Hutan lindung sesuai fungsinya ditujukan untuk perlindungan sistem

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Hutan lindung sesuai fungsinya ditujukan untuk perlindungan sistem BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Hutan lindung sesuai fungsinya ditujukan untuk perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi

Lebih terperinci

STRATEGI TINDAK LANJUT

STRATEGI TINDAK LANJUT VII. STRATEGI TINDAK LANJUT Pendahuluan Kampanye tahap pertama yang dilakukan di Kompleks hutan rawa gambut Sungai Putri baru saja berakhir Juli 2010 lalu. Beberapa capaian yang dicatat dari kampaye tersebut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu kawasan yang mempunyai berbagai macam jenis tumbuhan dan hewan yang saling berinteraksi di dalamnya. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian yang memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi Indonesia. Salah satu tujuan dari pembangunan

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN

BAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN BAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN 5.1 Aksesibilitas Masyarakat terhadap Hutan 5.1.1 Sebelum Penunjukan Areal Konservasi Keberadaan masyarakat Desa Cirompang dimulai dengan adanya pembukaan lahan pada

Lebih terperinci

ANALISIS SURVEI KUANTITATIF

ANALISIS SURVEI KUANTITATIF ANALISIS SURVEI KUANTITATIF Pengetahuan Sikap Perilaku Masyarakat Di Sekitar Kompleks Hutan Rawa Gambut Sungai Putri Disiapkan oleh: AdeYuliani Communication & Outreach Coordinator Yayasan Titian (adeyuliani@gmail.com/yayasan.titian@gmail.com)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009. 41 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Geografis dan Keadaan Wilayah Kelurahan Lenteng Agung merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Jagakarsa termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB 5. Hasil Kampanye

BAB 5. Hasil Kampanye BAB 5. Hasil Kampanye Seperti tercantum di dalam Rencana Proyek ini, strategi pemantauan perubahan perilaku Pride memiliki 5 tujuan utama, yaitu: 1. Mengukur paparan terhadap kegiatan-kegiatan Pride di

Lebih terperinci

KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Marthen A. Tumigolung 1, Cynthia E.V. Wuisang, ST, M.Urb.Mgt, Ph.D 2, & Amanda Sembel,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

G. RENCANA TINDAK LANJUT

G. RENCANA TINDAK LANJUT BAB VII G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk

Lebih terperinci

G. RENCANA TINDAK LANJUT

G. RENCANA TINDAK LANJUT G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk membangun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan sawah memiliki arti penting, yakni sebagai media aktivitas bercocok tanam guna menghasilkan bahan pangan pokok (khususnya padi) bagi kebutuhan umat manusia.

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN KELOMPOKTANI (Studi Kasus pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN KELOMPOKTANI (Studi Kasus pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar) PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN KELOMPOKTANI (Studi Kasus pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Oleh: Aip Rusdiana 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2 Persentase responden berdasarkan kelompok umur

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2 Persentase responden berdasarkan kelompok umur V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Masyarakat Desa Hutan Gambaran mengenai karakteristik masyarakat sekitar hutan di Desa Buniwangi dilakukan dengan metode wawancara terhadap responden. Jumlah responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis, dimana seluruh segi kehidupan bangsa dan negara di atur di dalamnya. Dalam pembukaan Undang Undang

Lebih terperinci

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH Bab 5 KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH 5.1 Hasil Kajian Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki wilayah

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI Istiyarto Ismu Manager Kampanye Bali Barat Pengantar Strategi penyingkir halangan yang diterapkan oleh Yayasan Seka dalam rangka penyelamatan habitat Jalak Bali (Leucopsar

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Dalam penelitian ini penentuan tempat penelitian secara purpose

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Dalam penelitian ini penentuan tempat penelitian secara purpose digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penentuan tempat penelitian secara purpose (sengaja) yaitu Kabupaten Ngawi, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

D. KEGIATAN-KEGIATAN KAMPANYE

D. KEGIATAN-KEGIATAN KAMPANYE D. KEGIATAN-KEGIATAN KAMPANYE Pembuatan pesan kampanye tidak hanya terkait dengan Teori Perubahan, tapi juga berbagai sasaran SMART yang telah ditetapkan dalam rencana proyek awal, dan dalam kerangka waktu

Lebih terperinci

UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYULUHAN KEHUTANAN

UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYULUHAN KEHUTANAN UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYULUHAN KEHUTANAN Oleh : Pudji Muljono Adanya Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan disambut gembira oleh

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk Indonesia yang tinggal di pedesaan, dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya sebagian besar bergantung pada sektor pertanian. Sektor pertanian yang

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) DAN KEGIATAN (OUTPUT) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) DAN KEGIATAN (OUTPUT) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1 2 3 5 6 8 9 21 URUSAN PILIHAN Lampiran Tabel 5.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN,, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF SATUAN KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LAMANDAU Tujuan Sasaran Indikator

Lebih terperinci

VII. PERSEPSI MASYARAKAT KASEPUHAN SINAR RESMI TERHADAP PERLUASAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS)

VII. PERSEPSI MASYARAKAT KASEPUHAN SINAR RESMI TERHADAP PERLUASAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS) VII. PERSEPSI MASYARAKAT KASEPUHAN SINAR RESMI TERHADAP PERLUASAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS) 7.1. Persepsi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi terhadap Keberadaan Hutan Penilaian

Lebih terperinci

BAB VI PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN TERHADAP PHBM

BAB VI PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN TERHADAP PHBM BAB VI PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN TERHADAP PHBM 6.1 Kelemahan Sumber Daya Manusia Dari hasil survei dapat digambarkan karakteristik responden sebagai berikut : anggota kelompok tani hutan (KTH)

Lebih terperinci

Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk

Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk RENCANA PEMANTAUAN Rencana Pemantauan yang baik akan membantu kita secara akurat dan tepercaya menilai dampak intervensi proyek kita untuk menentukan apakah proyek telah mencapai tujuan dan sasarannya,

Lebih terperinci

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan merokok ini sudah menjadi kegiatan umum dan meluas dikalangan masyarakat.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kompetensi petani tepi hutan dalam melestarikan hutan lindung perlu dikaji

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kompetensi petani tepi hutan dalam melestarikan hutan lindung perlu dikaji 17 PENDAHULUAN Latar Belakang Kompetensi petani tepi hutan dalam melestarikan hutan lindung perlu dikaji secara mendalam. Hal ini penting karena hutan akan lestari jika para petani yang tinggal di sekitar

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN PENELITIAN

BAB III LAPORAN PENELITIAN BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Gapoktan Kelompok Tani Bangkit Jaya adalah kelompok tani yang berada di Desa Subik Kecamatan Abung Tengah Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena merupakan tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia. Lebih dari setengah angkatan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Pak-pak, Toba, Mandailing dan Angkola. (Padang Bolak), dan Tapanuli Selatan (B. G Siregar, 1984).

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Pak-pak, Toba, Mandailing dan Angkola. (Padang Bolak), dan Tapanuli Selatan (B. G Siregar, 1984). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman budaya, suku, agama, dan ras. Salah satu provinsi yang ada di Indonesia adalah provinsi

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan secara konsepsional yuridis dirumuskan di dalam Pasal 1 Ayat (1)

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan secara konsepsional yuridis dirumuskan di dalam Pasal 1 Ayat (1) TINJAUAN PUSTAKA Definisi Hutan Hutan secara konsepsional yuridis dirumuskan di dalam Pasal 1 Ayat (1) Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Menurut Undangundang tersebut, hutan adalah suatu

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. penyebaran angket, wawancara, dan observasi. Peneyebaran angket yang penulis

BAB III PENYAJIAN DATA. penyebaran angket, wawancara, dan observasi. Peneyebaran angket yang penulis BAB III PENYAJIAN DATA Dalam bab ini disajikan data yang diperoleh dari lokasi penelitian melalui penyebaran angket, wawancara, dan observasi. Peneyebaran angket yang penulis lakukan dengan cara mengajukan

Lebih terperinci

WANDA KUSWANDA, S.HUT, MSC

WANDA KUSWANDA, S.HUT, MSC CURRICULUM VITAE WANDA KUSWANDA, S.HUT, MSC 1 Jabatan Peneliti Peneliti Madya 2 Kepakaran Konservasi Sumberdaya Hutan 3 E-mail wkuswan@yahoo.com 4 Riwayat Pendidikan S1 : Jurusan Konservasi Sumberdaya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Piyaman merupakan salah satu Desa dari total 14 Desa yang berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Desa Piyaman berjarak sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan arus informasi serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang sangat pesat saat ini, yang penuh dengan tantangan dan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan kemiskinan telah menjadi masalah yang sangat sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan kemiskinan telah menjadi masalah yang sangat sulit untuk BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Persoalan kemiskinan telah menjadi masalah yang sangat sulit untuk diatasi. Masalah kemiskinan sepertinya juga menjadi sesuatu yang telah mengakar dan menjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

EVALUASI 6 BULAN PEMERINTAHAN JOKOWI-JK: Ini PESAN dari Rakyat untuk JOKOWI - JK. Periode Survei: April /05/ METODOLOGI

EVALUASI 6 BULAN PEMERINTAHAN JOKOWI-JK: Ini PESAN dari Rakyat untuk JOKOWI - JK. Periode Survei: April /05/ METODOLOGI EVALUASI 6 BULAN PEMERINTAHAN JOKOWI-JK: Ini PESAN dari Rakyat untuk JOKOWI - JK Periode Survei: 24-30 April 2015 11/05/2015 1 METODOLOGI Jumlah Responden & Margin of Error : 450 responden dengan Margin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia dikaruniai kekayaan alam, bumi, air, udara serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia dikaruniai kekayaan alam, bumi, air, udara serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia dikaruniai kekayaan alam, bumi, air, udara serta ribuan pulau oleh Tuhan Yang Maha Esa, yang mana salah satunya adalah hutan. Hutan merupakan sesuatu

Lebih terperinci

SURVEI PROMOSI HARGA ROKOK DI 10 KOTA

SURVEI PROMOSI HARGA ROKOK DI 10 KOTA SURVEI PROMOSI HARGA ROKOK DI 10 KOTA PENDAHULUAN Prevalensi perokok anak di Indonesia menunjukan kecenderungan yang terus meningkat. 75,7% perokok mulai merokok sebelum usia 19 tahun, jumlahnya mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Pada tanggal 7 Mei 999 kawasan Cagar Alam Pancoran Mas Depok diubah fungsinya menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas Depok dan dikelola oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK

BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK 4.1 Lama Tinggal Pada umumnya, penduduk bertempat tinggal di suatu daerah mulai dari lahir sampai dewasa. Akan tetapi ada juga penduduk yang tinggal dari lahir sampai setelah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai upaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

Laki-laki, Perempuan, dan Kelompok Masyarakat Rentan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam

Laki-laki, Perempuan, dan Kelompok Masyarakat Rentan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam Laki-laki, Perempuan, dan Kelompok Masyarakat Rentan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam Apakah Gender itu? Pengertian awal: Pembedaan ketata-bahasaan (gramatical) penggolongan kata benda menjadi feminin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran-sasaran pembangunan yang dituju harus melibatkan dan pada

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran-sasaran pembangunan yang dituju harus melibatkan dan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional yang dinilai berhasil pada hakikatnya adalah yang dilakukan oleh dan untuk seluruh rakyat. Dengan demikian, dalam upaya mencapai sasaran-sasaran

Lebih terperinci

KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT

KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT Rachmat Hendayana Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Jl Tentara Pelajar, 10 Bogor ABSTRAK Makalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dikelilingi persawahan,dan dekat dengan jalan raya. Sekolah SMPN 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dikelilingi persawahan,dan dekat dengan jalan raya. Sekolah SMPN 2 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran umum lokasi penelitian Lokasi penelitian ini adalah SMPN 2 Sanden yang terletak di Desa Srigading, Sanden.Kabupaten Bantul Yogyakarta,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Hutan sebagai sumberdaya alam mempunyai manfaat yang penting bagi

PENDAHULUAN. Hutan sebagai sumberdaya alam mempunyai manfaat yang penting bagi PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan sebagai sumberdaya alam mempunyai manfaat yang penting bagi kehidupan manusia baik secara ekonomi, ekologi dan sosial. Dalam Undangundang Nomor 41 Tahun 1999 disebutkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang karyawan pada perusahaan Filter PT.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang karyawan pada perusahaan Filter PT. BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Kualitatif Analisis kualitatif dilakukan berdasarkan hasil jawaban responden kemudian ditabulasi dan dapat ditarik suatu kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye 17.0 PESAN KAMPANYE 17.1 Strategi pembuatan pesan Strategi pembuatan pesan bagi petani dan masyarakat akan membantu memandu semua pesan yang dirancang agar dapat mencapai sasaran kampanye kami. Strategi-strategi

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 68 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 6.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa hutan dan lahan merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

VALUASI EKOSISTEM DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA

VALUASI EKOSISTEM DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA VALUASI EKOSISTEM DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA 5/14/2012 Dewi Lestari, Chandra T Putra, Muhammad Fahrial, M Hijaz Jalil, Fikri C Permana, Medi Nopiana, Arif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrifsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Popayato Barat merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Kecamatan Popayato

Lebih terperinci

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA 4.1. Landasan Berfikir Pengembangan SRAP REDD+ Provinsi Papua Landasan berpikir untuk pengembangan Strategi dan Rencana Aksi (SRAP) REDD+ di Provinsi

Lebih terperinci

PENCETAKAN dan PENGGUNAAN POSTER DAN SPANDUK

PENCETAKAN dan PENGGUNAAN POSTER DAN SPANDUK PETUNJUK PENCETAKAN dan PENGGUNAAN POSTER DAN SPANDUK MEDIA SOSIALISASI PROGRAM PAMSIMAS TAHUN 2015 Petunjuk Pencetakan dan Penggunaan Poster dan Spanduk Media Sosialisasi PAMSIMAS II 1 DAFTAR ISI 1. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin tidak ada habisnya, mengenai masalah ini dapat dilihat dari pemberitaan media masa seperti

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI DAN HUTAN LINDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM

RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM 2016-2020 Tugas Pokok : Fungsi : Visi : Misi : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kean dan 1. Merumuskan kebijakan

Lebih terperinci

1II PROFIL RESPONDEN...

1II PROFIL RESPONDEN... Daftar Isi Daftar Isi... 2 Bagian 1 PENDAHULUAN... 3 Latar Belakang... 3 Tujuan Survei... 4 Lokasi Survei... 4 Bagian 1I MODEL SURVEY... 5 Sumber Data... 5 Sempel Responden... 5 Waktu Pengumpulan Data...

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesadaran masyarakat dalam membayar PBB di Desa Kadirejo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesadaran masyarakat dalam membayar PBB di Desa Kadirejo. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan mendeskripsikan tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini akan menjawab masalah penelitian pada Bab

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) 5.1 Karakteristik Karakteristik pendengar merupakan salah satu faktor yang diduga

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 32 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Sumedang Kabupaten Sumedang memiliki luas wilayah sebesar 155.871,98 ha yang terdiri dari 26 kecamatan dengan 272 desa dan 7 kelurahan.

Lebih terperinci

BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN

BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN A. RAGAM MATERI PENYULUHAN Materi penyuluhan kehutanan, pada hakekatnya merupakan segala pesan-pesan mengenai pengelolaan hutan yang ingin dikomunikasikan oleh seorang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Persepsi dan Loyalitas Nasabah Pelaku Agribisnis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Persepsi dan Loyalitas Nasabah Pelaku Agribisnis III. METODE PENELITIAN Penelitian tentang Persepsi dan Loyalitas Nasabah Pelaku Agribisnis Terhadap BMT Ngudi Makmur di Desa Karangsewu, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo ini menggunakan metode deskriptif.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya bagi kesejahteraan manusia. Keberadaan sumber daya alam dan manusia memiliki kaitan yang sangat

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH 67 BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH Bab ini akan membahas keefektifan Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan (Proksi Mantap) dalam mencapai sasaran-sasaran

Lebih terperinci

Pusat Penelitian Perubahan Iklim dan Kebijakan

Pusat Penelitian Perubahan Iklim dan Kebijakan ANALISIS SOSIAL BUDAYA REDD+ 2011 Penyusunan Kriteria Indikator Pemilihan Lokasi dan Strategi Keberhasilan Implementasi REDD dari Perspektif Struktur Sosial Budaya Tim Peneliti PUSPIJAK Pusat Penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dalam pembangunan dapat diartikan sebagai keikutsertaan masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dalam pembangunan dapat diartikan sebagai keikutsertaan masyarakat TINJAUAN PUSTAKA Partisipasi Masyarakat Partisipasi adalah turut berperan sertanya seseorang atau masyarakat mulai dari perencanaan sampai dengan laporan di dalam suatu kegiatan. Partisipasi masyarakat

Lebih terperinci