G. RENCANA TINDAK LANJUT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "G. RENCANA TINDAK LANJUT"

Transkripsi

1 G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk membangun, dan / atau mempertahankan momentum tahap awal kampanye. Strategi ini mesti mencakup ringkasan sumber-sumber daya manusia dan keuangan yang diperlukan; pemantauan yang akan dilakukan, dan mitra-mitra yang diperlukan untuk mencapai sukses. Kontennya akan tergantung pada tema kampanye. Beberapa contoh sebagaimana ditunjukkan di bawah ini, ditetapkan di sepanjang kontinum. Pendahuluan Tahap pertama kampanye Kepemimpinan Pride Rare dalam rangka penyelamatan habitat Jalak Bali di Taman Nasional Bali Barat mengalami keberhasilan di beberapa hal. Namun harus jujur diakui bahwa masih terdapat beberapa capaian yang tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada rencana proyek. Pada tiap tahapan dalam teori perubahan yang telah dicapai selama ini adalah sebagai berikut: 1. Pengetahuan a. Pengetahuan tentang akibat pengambilan kayu bakar terhadap fungsi Taman Nasional Bali Barat (TNBB), b. Pengetahuan tentang batas-batas kawasan TNBB yang benar, c. Pengetahuan tentang kebun energi dan menyadari potensi kebun energi. Ketiga pengetahuan petani dan pencari kayu bakar tersebut meningkat selama dilakukannya kampanye. Namun demikian peningkatan pengetahuan tersebut lebih rendah dari yang diharapkan. 2. Sikap dan Komunikasi Interpersonal a. Sikap menyetujui bahwa mengambil kayu bakar terus menerus di hutan TNBB akan mengakibatkan kerusakan hutan, b. Sikap mendukung untuk mulai memikirkan alternatif sumber kayu bakar, c. Komunikasi Interpersonal membicarakan dengan keluarga tentang fungsi TNBB. Ketiga sikap dan komunikasi interpersonal tersebut meningkat selama dilakukannya kampanye. Namun demikian peningkatan yang melampaui target hanya terjadi pada sikap mendukung untuk mulai memikirkan alternatif sumber kayu bakar, yaitu sebesar 23% dengan capaian sasaran SMART sebesar 115%. 3. Strategi Penyingkiran Halangan untuk merubah perilaku dalam rangka pengurangan ancaman terhadap habitat Jalak Bali 116

2 Hasil dari Penyingkiran Halangan berupa pembuatan 20 demplot kebun energi di 2 desa sasaran utama yaitu Sumberklampok dan Melaya merupakan langkah awal yang sangat menentukan terhadap pengurangan ancaman dan target keanekaragaman hayati. Setidaknya 10 hektar lahan telah ditanami tanaman penghasil kayu bakar, disamping tanaman pakan ternak dan pertanian. Pemanfaatan kebun yang diterlantarkan setidaknya merubah pola kebiasaan petani dan pencari kayu bakar yang semula tidak pernah menengok kebun, kini setiap hari menyisihkan waktu 1 2 jam untuk melihat dan merawat kebun energi. Pada akhir program, Juli 2010 telah dibuat 57 demplot kebun energi di 3 desa dengan luas total 30 hektar, yaitu Sumberklampok, Melaya dan Sumberkima. Jumlah ini melebihi dari yang ditargetkan di awal, yaitu 20 demplot di 2 desa dengan luas total 10 hektar. Keberhasilan ini merupakan awal yang baik untuk lebih mengembangkan demplot kebun energi sebagai sumber kayu bakar masyarakat. 4. Target Konservasi Terdapat 47 orang petani dan pencari kayu bakar yang telah mengambil kayu bakar dari kebun energi dan sudah tidak masuk ke hutan lagi. Hal ini diketahui dari proses monitoring terhadap target konservasi yang dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2010 di Desa Sumberkima. Dari informasi yang diungkapkan oleh peserta FGD menyatakan bahwa sebanyak 40 petani dan pencari kayu bakar telah memanfaatkan kebun energi sebagai sumber kayu bakar dan tidak lagi mencari kayu bakar di hutan TNBB (20 orang dari Desa Sumberklampok dan 20 orang dari Desa Sumberkima). Khusus di Desa Sumberkima, beralihnya lokasi pengambilan kayu bakar selain karena kebun energi telah menghasilkan kayu bakar, sebagian dari mereka mulai menggunakan sumber energi pengganti kayu bakar, yaitu biogas. Biogas ini telah mulai diujicobakan pada bulan Juni 2010 hingga sekarang telah digunakan oleh 30 KK anggota kelompok tani. (a) (b) Foto 15 (a) tungku kayu bakar, (b) kompor biogas Dari hasil wawancara dengan pihak Balai Taman Nasional Bali Barat tentang data pengambilan kayu bakar oleh masyarakat sekitar kawasan TNBB, tidak didapatkan informasi yang pasti karena selama ini TNBB belum memiliki data yang akurat terkait dengan kerusakan habitat akibat pengambilan kayu bakar. Dari pernyataan lisan Kepala Seksi Konservasi II Wilayah Buleleng, Joko Waluyo, S.Hut pengambilan kayu bakar dalam setahun terakhir mengalami penurunan. Namun beliau tidak bisa memperkirakan secara pasti berapa besar penurunan yang terjadi, karena selama ini TNBB tidak pernah melakukan penelitian spesifik kayu bakar. Dari hasil yang telah dicapai selama pelaksanaan kampanye masih menyisakan pekerjaan rumah yang cukup berat di semua tahapan perubahan perilaku, baik yang melampaui target maupun yang tidak mencapai target. Merubah perilaku dari kebiasaan yang telah berjalan cukup lama, 117

3 turun temurun membutuhkan pemantauan yang terus menerus. Apabila pemantauan yang intensif dan terstruktur tidak dilakukan, maka dikhawatirkan adopsi perilaku baru tidak akan mampu bertahan lama. Strategi tindak lanjut diperlukan untuk memastikan apa yang telah berhasil dicapai selama program dilaksanakan minimal dipertahankan dan kemudian dikembangkan dengan cakupan wilayah yang lebih luas lagi. Sedangkan capaian yang belum memenuhi target, dikaji ulang dan direvisi kembali untuk menghasilkan tindakan yang lebih baik dari sisi strategi, metode dan capaian dalam mengukur keberhasilan. Penggunaan Teori Perubahan tetap menjadi acuan utama dalam rencana tindak lanjut yang akan dilakukan ke depan. Hal ini dikarenakan masih banyak capaian pada tahapan yang ada di Teori Perubahan belum mampu dicapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Teori Perubahan - Tahap lanjutan K + A + IC BR BC TR CR Petani dan pencari kayu bakar menyadari akibat pengambilan kayu bakar untuk hutan TNBB dan menyadari potensi kebun untuk dikelola sebagai sumber kayu bakar dan pertanian Petani dan pencari kayu bakar setuju untuk menghentikan pengambilan kayu bakar di hutan TNBB dan mengajak tetangga untuk bersama-sama menanami pohon untuk kayu bakar Petani dan pencari kayu bakar mulai mendiskusikan dengan keluarga, tetangga dan kelompok tentang pemanfaatan kebun yang terlantar sebagai alternatif lokasi sumber kayu bakar Pembuatan kebun energi yang mengintegrasikan tanaman kayu bakar, pakan ternak dan pertanian Petani dan pencari kayu bakar mengambil kayu bakar untuk kebutuhan rumah tangga dari kebun energi Pengambilan kayu bakar di hutan hujan dataran rendah yang menjadi habitat Jalak Bali menurun Menyelamatkan hutan hujan dataran rendah yang menjadi habitat Jalak Bali Narasi Teori Perubahan Untuk mengurangi ancaman utama di hutan hujan dataran rendah TNBB berupa pengambilan kayu bakar oleh 215 orang petani dan pencari kayu bakar di 9 desa, khususnya Desa Sumberklampok, Melaya dan Sumberkima maka perlu dilakukan (a) pemantauan terhadap 57 demplot kebun energi seluas 30 hektar yang telah dibuat, (b) membuat pengembangan kebun energi seluas 10 hektar di Desa Sumberkima dan Tukadaya. Hasil yang diharapkan adalah (1) Pada akhir Oktober 2010, Koordinator kebun energi dan kelompok tani di 3 desa (Sumberklampok, Melaya dan 118

4 Sumberkima) mulai menjalankan prosedur pemantauan kebun energi berkala setiap 3 bulan, (2) Pada akhir Januari 2011, 40 orang khalayak sasaran utama (petani dan pencari kayu bakar) di 2 desa (Sumberkima dan Tukadaya) telah membuat kebun energi di kebun mereka, dan (3) Pada Juli 2011, 20 orang khalayak sasaran utama (petani dan pencari kayu bakar) di 2 desa (Sumberkima dan Tukadaya) telah mulai mengambil kayu bakar dari kebun energi mereka. Strategi 1: Pemantauan kebun energi di 3 desa; Sumberklampok, Melaya dan Sumberkima Sasaran SMART: Pada awal Oktober 2010, Koordinator kebun energi dan kelompok tani di 3 desa (Sumberklampok, Melaya dan Sumberkima) membangun dan mulai menjalankan prosedur pemantauan kebun energi berkala setiap 3 bulan. Tabel 23 Prosedur pemantauan kebun energi Prosedur Pemantauan Kebun Energi Deskripsi Kegiatan Alasan Untuk Kegiatan Sebelum kegiatan pemantauan berjalan, pada Minggu IV September 2010 terlebih dahulu dilakukan pertemuan dengan kelompok tani dari 3 desa sasaran untuk membahas rencana pemantauan kebun energi dan pembentukan koordinator kebun energi di masing-masing desa. Kegiatan pemantauan kebun energi di 3 desa, yaitu Desa Sumberklampok, Melaya dan Sumberkima dilakukan dengan cara mengunjungi secara langsung ke masing-masing kebun energi. Pemantauan mulai dilakukan pada Minggu I bulan Oktober 2010 sampai dengan Januari Kegiatan pemantauan dilakukan seminggu sekali. Hal-hal yang perlu dipantau di kebun energi adalah: 1. Kondisi tanaman penghasil kayu bakar (apakah sudah mulai dilakukan pemanenan, seperti apa teknik pemanenan yang dilakukan, kira-kira dalam sekali panen berapa m 3 kayu yang dipanen, berapa lama selang pemanenan, jenis-jenis tanaman yang cepat menghasilkan kayu bakar) 2. Pengembangan kebun energi (apakah ada tambahan atau perubahan pada komposisi tanaman penghasil kayu bakar, apakah dilakukan perluasan lahan untuk kebun energi, apakah ada teman atau tetangga yang tertarik dan kemudian mengadopsi kebun energi) 3. Kondisi tanaman penghasil pakan ternak (apakah sudah mulai dilakukan pemanenan, berapa lama selang pemanenan, apakah hasil pemanenan mencukupi untuk kebutuhan pakan ternak) 4. Kondisi tanaman pertanian (apakah sudah mulai dilakukan pemanenan, berapa pendapatan yang sudah didapatkan dari hasil pemanenan) 5. Perawatan kebun energi (seberapa sering menengok kebun energi, kegiatan apa saja yang dilakukan selama merawat kebun energi) Kebun energi yang telah dibuat harus terjamin keberlanjutannya. Teknik pemanenan dan perawatan kebun energi menjadi salah satu faktor penting bagi keberhasilan dalam menghasilkan kayu bakar. Tidak saja kayu bakar, dengan adanya tanaman pakan ternak dan pertanian diharapkan alokasi waktu untuk ke kebun energi semakin intensif. Pada akhirnya ketika kebun energi telah mampu menghasilkan kayu bakar bagi keluarga, kebutuhan pakan ternak dan hasil tanaman pertanian mampu dijual untuk meningkatkan pendapatan, maka petani dan pencari kayu bakar akan memfokuskan seluruh waktu kerjanya 119

5 Stakeholder Upaya evaluasi proses dengan berada di kebun energi. Artinya terjadi peralihan lahan budidaya yang semula di lahan Dinas Kehutanan yang berbatasan dengan kawasan TNBB beralih ke kebun sendiri yang relatif jauh dari hutan TNBB. Rare (Mentor, dana) Manajer Kampanye (Penanggung jawab) Yayasan Seka (Supervisor) Kelompok Tani (pelaksana pemantauan) TNBB (akses data dan informasi, penyuluhan dan pembinaan, narasumber tentang TNBB) Dinas Pertanian dan Peternakan (penyuluhan dan pembinaan) Dinas Kehutanan dan Perkebunan (penyuluhan dan pembinaan, bantuan bibit kehutanan) Untuk memantau bahwa proses berjalan ke arah pencapaian sasaran, maka dibuat Indikator keberhasilan, yaitu: - Adanya kesepakatan dengan kelompok tani di 3 desa (Sumberklampok, Melaya, Sumberkima) untuk melakukan kegiatan pemantauan kebun energi. - Terbentuk koordinator kebun energi di 3 desa (Sumberklampok, Melaya, Sumberkima) yang dipilih oleh masing-masing kelompok tani. - Data tentang kondisi tanaman kayu bakar di kebun energi di 3 desa (Sumberklampok, Melaya, Sumberkima) - Data perawatan kebun energi Kegiatan evaluasi dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan secara berkala, yaitu: - Seminggu sekali manajer kampanye melakukan pertemuan dengan koordinator kebun energi, - Dua minggu sekali pertemuan dengan supervisor, - Sebulan sekali pertemuan dengan kelompok tani dan pengelola kebun energi. 120

6 Strategi 2: Mengembangkan Demplot kebun energi Sasaran SMART: Pada Januari 2011, kelompok tani di 2 desa sasaran, yaitu Desa Sumberkima dan Desa Tukadaya telah membuat 20 demplot kebun energi seluas 10 hektar. Tabel 24 Prosedur pembuatan demplot kebun energi Kegiatan Pelaksanaan Tujuan Deskripsi Kegiatan Keterangan Pertemuan Pertama dengan kelompok tani Desa Sumberkima dan Tukadaya Pelatihan Teknis Pertanian Pertemuan Kedua dengan kelompok tani Desa Sumberkima dan Tukadaya September Minggu 2010 IV Oktober Minggu II 2010 Oktober Minggu 2010 IV Mensosialisasikan rencana pembuatan demplot kebun energi Membekali kelompok tani dan petani calon pengelola demplot kebun energi dengan teknis pertanian pengelolaan kebun energi Persiapan pelaksanaan pembuatan demplot kebun energi dan pembentukan tim kerja kebun energi Pertemuan dilakukan di masing-masing kelompok tani yang mensosialisasikan rencana pembuatan kebun energi dan membuat kesepakatan dengan kelompok untuk membuat kebun energi. Dibahas juga kontribusi dari masing-masing pihak (Yayasan Seka, Kelompok dan anggota kelompok yang akan mengelola demplot kebun energi) Pelatihan teknis pertanian difokuskan pada hal-hal teknis terkait dengan persiapan pelaksanaan pembuatan demplot kebun energi yang meliputi sistem budidaya, persiapan, penanaman, pemupukan/perawatan dan pemanenan yang berkelanjutan. Pelatih berasal dari Dinas Pertanian dan Peternakan serta dari pengelola demplot dari Sumberklampok yang telah berhasil mengembangkan kebun energi. Untuk materi konservasi, pelatih dari TNBB dan untuk manajemen organisasi/kelompok dari Manajer kampanye. Pertemuan dilakukan di masing-masing kelompok tani yang membahas penetapan lokasi demplot kebun energi, persiapan pembuatan kebun energi (tahapan dan tata waktu) serta Penetapan akhir kesepakatan kontribusi dari masing-masing pihak (Yayasan (1)Kelompok Tani Munduk Lingker Nadi Desa Sumberkima, (2)Kelompok Penghijauan Dharma Sentana Desa Tukadaya, (3)Yayasan Seka, (4) Manajer Kampanye, (5)PPL Dinas Pertanian dan Peternakan, (6)Balai Taman Nasional Bali Barat (BTNBB), (7)Pemerintah Desa Sumberkima, (8)Pemerintah Desa Tukadaya Pelatihan dilakukan sekali dengan melibatkan 2 kelompok tani dari Desa Sumberkima dan Tukadaya yang anggotanya akan mengelola demplot kebun energi. Beberapa perwakilan petani dan pencari kayu bakar dari Desa Melaya, Blimbingsari, Ekasari, Warnasari, Pejarakan dan Sumberklampok juga diundang. (1)Kelompok Tani Munduk Lingker Nadi Desa Sumberkima, (2)Kelompok Penghijauan Dharma Sentana Desa Tukadaya, (3)Yayasan Seka, (4) Manajer Kampanye, (5)PPL Dinas Pertanian dan Peternakan, (6)Balai Taman Nasional Bali Barat (BTNBB), (7)Pemerintah 121

7 Pelaksanaan pembuatan demplot kebun energi Alasan Untuk Kegiatan Stakeholder Upaya evaluasi proses Nopember Minggu IV Januari Minggu I 2011 Pembuatan demplot kebun energi Seka, Kelompok dan anggota kelompok yang akan mengelola demplot kebun energi). Dibahas dan ditetapkan juga tim kerja kebun energi yang terdiri dari pengurus kelompok dan perwakilan anggota yang mengelola demplot kebun energi. Minggu IV Nopember 2010: Pelaksanaan pembuatan demplot kebun energi dimulai dengan persiapan lahan, berupa pembersihan lahan yang akan dijadikan demplot kebun energi. Minggu I Desember 2010: Pelaksanaan pembajakan lahan dan pembuatan guludan. Setelah lahan dibajak, tanah dibiarkan selama 2 minggu. Minggu IV Desember 2010: Dilakukan pemagaran dengan menggunakan tanaman gamal, lamtoro dan Turi dengan jarak antar tanaman pagar 25 cm. Minggu I Januari 2011: Dilakukan penanaman tanaman utama penghasil kayu bakar (Sengon). Desa Sumberkima, (8)Pemerintah Desa Tukadaya (1)Kelompok Tani Munduk Lingker Nadi Desa Sumberkima, (2)Kelompok Penghijauan Dharma Sentana Desa Tukadaya, (3)Yayasan Seka, (4) Manajer Kampanye, (5)Tim Kerja Kebun Energi, (6)Pengelola demplot kebun energi Kebun energi yang akan dikembangkan sebagai pendorong untuk pengembangan kebun energi di 2 desa. Hal ini dikarenakan kayu bakar masih menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat di 2 desa, yaitu Sumberkima dan Tukadaya. Selain itu dengan adanya kebun energi diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan kayu bakar keluarga. Rare (Mentor, dana) Manajer Kampanye (Penanggung jawab) Yayasan Seka (Supervisor) TNBB (akses data dan informasi, penyuluhan dan pembinaan, narasumber tentang TNBB) Dinas Pertanian dan Peternakan (penyuluhan dan pembinaan, pelatih) Dinas Kehutanan dan Perkebunan (penyuluhan dan pembinaan, bantuan bibit kehutanan) Untuk memantau bahwa proses berjalan ke arah pencapaian sasaran, maka dibuat Indikator keberhasilan, yaitu: - Adanya dukungan dan kesepakatan dari kelompok tani di 2 desa (Sumberkima dan Tukadaya) untuk membuat kebun energi. - Adanya kesepakatan kontribusi antara Yayasan Seka dengan kelompok tani dan anggota kelompok tani yang akan mengelola kebun energi di 2 desa. 122

8 - 100% anggota kelompok tani yang akan mengelola demplot hadir dalam pelatihan pertanian - Terbentuk tim kerja kebun energi - Pembuatan demplot kebun energi berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan Kegiatan evaluasi dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan secara berkala dan kunjungan langsung ke lokasi yang disesuaikan dengan jadwal dan tahapan kegiatan. Strategi 3: Mengembangkan kebun pembibitan kayu bakar (sengon) Sasaran SMART: Pada awal Juli 2011, kelompok tani di Desa Sumberkima telah membuat kebun pembibitan kayu bakar dengan ukuran 10 x 10 meter yang berisi bibit tanaman kayu bakar (sengon). Tabel 25 Tahapan pembuatan kebun pembibitan kayu bakar Kegiatan Pelaksanaan Tujuan Deskripsi Kegiatan Keterangan Rapat pertama kelompok tani Pelatihan Pembuatan kebun pembibitan kayu bakar Rapat Kedua dengan kelompok tani Desember Minggu II 2010 Januari Minggu II 2011 Pebruari Minggu I 2011 Untuk menyepakati rencana pembuatan kebun pembibitan dan pembuatan aturan kelompok Membekali calon pengelola kebun pembibitan dengan skill teknis tentang pembibitan Persiapan pelaksanaan pembuatan kebun pembibitan kayu bakar dan pembentukan Rapat kelompok tani dengan anggota petani dan pencari kayu bakar dilakukan di Desa Sumberkima mensosialisasikan rencana pembuatan kebun pembibitan dan membuat kesepakatan dengan kelompok untuk membuat kebun pembibitan. Pelatihan teknis pembuatan kebun pembibitan kayu bakar dilakukan untuk membekali calon pengelola dalam melaksanakan program. Dalam pelatihan itu juga dilakukan sharing pengalaman dengan desa Sumberklampok dan Melaya yang telah melakukan terlebih dahulu. Rapat membahas penetapan lokasi dan persiapan pembuatan kebun pembibitan kayu bakar (tahapan dan tata waktu) serta Penetapan (1)Kelompok Tani Munduk Lingker Nadi Desa Sumberkima, (2)Yayasan Seka, (3) Manajer Kampanye, (4)PPL Dinas Pertanian dan Peternakan, (5) Seksi Konservasi II Wilayah Buleleng, Balai Taman Nasional Bali Barat (BTNBB), (6)Pemerintah Desa Sumberkima. Pelatihan dilakukan sekali dengan melibatkan kelompok tani dari Desa Sumberkima yang anggotanya akan mengelola kebun pembibitan kayu bakar. Beberapa perwakilan petani dan pencari kayu bakar dari Desa Melaya, Tukadaya, Blimbingsari, Ekasari, Warnasari, Pejarakan dan Sumberklampok juga diundang. (1)Kelompok Tani Munduk Lingker Nadi Desa Sumberkima, (2)Yayasan Seka, (3) Manajer Kampanye, (4)PPL Dinas 123

9 Pelaksanaan pembuatan kebun pembibitan Kayu Bakar Juli Minggu I 2011 tim kerja kebun pembibitan Pembuatan bangunan kebun pembibitan dan proses pembibitan akhir kesepakatan kontribusi dari masingmasing pihak (Yayasan Seka, Kelompok dan anggota kelompok yang akan mengelola demplot kebun energi). Dibahas dan ditetapkan juga tim kerja kebun pembibitan kayu bakar yang terdiri dari pengurus kelompok dan perwakilan anggota yang mengelola kebun pembibitan kayu bakar. Pelaksanaan pembuatan kebun pembibitan dimulai dari pembuatan bangunan kebun pembibitan dengan ukuran 10 x 10 meter yang mampu memproduksi bibit siap tanam sebanyak bibit. Pertanian dan Peternakan, (5)Seksi Konservasi II Wilayah Buleleng, Balai Taman Nasional Bali Barat (BTNBB), (6)Pemerintah Desa Sumberkima, (7)RPH Sumberkima, Dinas Kehutanan dan Perkebunan (1)Kelompok Tani Munduk Lingker Nadi Desa Sumberkima, (2)Yayasan Seka, (3) Manajer Kampanye, (4)Tim Kerja Kebun pembibitan kayu bakar, (6)Pengelola kebun pembibitan kayu bakar Alasan Untuk Kegiatan Stakeholder Upaya evaluasi proses Kebun pembibitan kayu bakar yang akan dikembangkan sebagai pendorong untuk pengembangan kebun energi di Desa Sumberkima. Hal ini dikarenakan kayu bakar masih menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Selain itu dengan adanya kebun pembibitan kayu bakar diharapkan akan mampu mendorong petani dan pencari kayu bakar untuk membuat kebun energi. Rare (Mentor, dana) Manajer Kampanye (Penanggung jawab) Yayasan Seka (Supervisor) Kelompok Tani Sumberkima (pelaksana) TNBB (akses data dan informasi, penyuluhan dan pembinaan, narasumber tentang TNBB) Dinas Pertanian dan Peternakan (penyuluhan dan pembinaan, pelatih) Dinas Kehutanan dan Perkebunan (penyuluhan dan pembinaan, bantuan bibit kehutanan) Untuk memantau bahwa proses berjalan ke arah pencapaian sasaran, maka dibuat Indikator keberhasilan, yaitu: - Adanya dukungan dan kesepakatan dari kelompok tani di Desa Sumberklampok untuk pembuatan kebun pembibitan kayu bakar dan pembuatan aturan kelompok - Adanya kesepakatan kontribusi antara Yayasan Seka dengan kelompok tani dan anggota kelompok tani yang akan mengelola kebun energi di 2 desa. - Pelatihan pembuatan kebun pembibitan kayu bakar dihadiri oleh 100% anggota kelompok tani yang akan mengelola kebun pembibitan kayu bakar - Terbentuk tim kerja kebun pembibitan - Pembuatan kebun pembibitan kayu bakar berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan Kegiatan evaluasi dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan secara berkala dan kunjungan langsung ke lokasi yang disesuaikan dengan jadwal dan tahapan kegiatan. 124

10 Rencana Kegiatan Pemasaran TOC : Pengetahuan Rantai Hasil : Petani dan pencari kayu bakar menyadari akibat pengambilan kayu bakar untuk hutan TNBB, mengetahui dengan benar batas-batas kawasan TNBB dan menyadari potensi kebun untuk dikelola sebagai sumber kayu bakar Sasaran SMART : Pada Juli 2011, pengetahuan petani dan pencari kayu bakar di 9 desa sasaran tentang akibat pengambilan kayu bakar untuk hutan TNBB meningkat sebesar 13% dari 80% pada Juli 2010, menjadi 93% Pada Juli 2011, Pengetahuan petani dan pencari kayu bakar di 9 desa sasaran tentang batas-batas kawasan TNBB yang benar meningkat sebesar 13% dari 28% pada Juli 2010 menjadi 41% Pada Juli 2011, Pengetahuan petani dan pencari kayu bakar di 9 desa sasaran tentang kebun energi dan menyadari potensi kebun energi meningkat sebesar 17% dari 30% pada Juli 2010 menjadi 47% TOC : Sikap dan Komunikasi interpersonal Rantai Hasil : Petani dan pencari kayu bakar setuju untuk menghentikan pengambilan kayu bakar di hutan TNBB dan mengajak tetangga untuk bersamasama menanami pohon untuk kayu bakar serta mulai mendiskusikan dengan keluarga, tetangga dan kelompok tentang pemanfaatan kebun yang terlantar sebagai alternatif lokasi sumber kayu bakar Sasaran SMART : Pada Juli 2011, sikap petani dan pencari kayu bakar di 2 desa sasaran utama (Sumberklampok dan Melaya) yang menyatakan mudah untuk berhenti mengambil kayu bakar dari TNBB meningkat sebesar 20% dari 4% pada Juli 2010 menjadi 24% Pada Juli 2011, petani dan pencari kayu bakar di 2 desa sasaran (Sumberklampok dan Melaya) mulai membicarakan dengan keluarga tentang fungsi TNBB, meningkat sebesar 15% dari 15% pada Juli 2010 menjadi 30% Pada Juli 2011, petani dan pencari kayu bakar di di 2 desa sasaran (Sumberklampok dan Melaya) mulai mendiskusikan dengan keluarga tentang pemanfaatan kebun yang terlantar sebagai alternatif lokasi sumber kayu bakar meningkat 25% dari 21% menjadi 46% 125

11 Tabel 26 Kegiatan Pemasaran Kegiatan Pelaksanaan Tujuan Deskripsi Kegiatan Keterangan Talkshow Oktober Minggu IV 2010 Juli Minggu I 2011 Untuk menyampaikan pesanpesan kampanye mulai dari tahapan pengetahuan sampai perubahan perilaku Kegiatan talkshow akan dilakukan di Radio Komunitas FJTA Jembrana. Pilihan kepada radio komunitas ini didasarkan pada kepemilikan oleh komunitas yang sebagian besar adalah petani. Radio komunitas ini pendiriannya melibatkan peran serta kelompok tani yang ada di desa sasaran kampanye. Talkshow dilakukan sebulan sekali dengan materi yang berbeda disesuaikan dengan sasaran SMART, yaitu pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal, strategi penyingkiran halangan (kebun energi) dan perubahan perilaku. Talkshow akan menghadirkan narasumber dari TNBB, Dishutbun, Distanak dan Kelompok tani. (1)Pengurus Radio Komunitas FJTA, (2)Yayasan Seka, (3) Manajer Kampanye, (4)PPL Dinas Pertanian dan Peternakan, (5) Seksi Konservasi II Wilayah Buleleng, Balai Taman Nasional Bali Barat (BTNBB), (6)Dishutbun - KRPH Sumberkima, Sumberklampok, Penginuman dan Candikusuma Meskipun dari hasil survey pra kampanye untuk stasiun radio yang dipilih khalayak sasaran adalah Banyuwangi FM dan Mandala FM, namun kegiatan penjangkauan melalui kedua radio tersebut tidak dilakukan dan diganti dengan radio komunitas FJTA Jembrana. (penjelasan lebih detail, lihat Bab 5: paparanpaparan terhadap kegiatan kampanye pride) Poster September Minggu IV 2010 Juli 2011 Meningkatkan pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal Poster didistribusikan melalui pertemuan kelompok dan pertemuan masyarakat, ditempel di papan informasi, warung dan toko. Sebanyak 1000 Poster akan diproduksi ulang. Poster yang akan diproduksi sama dengan poster yang telah diproduksi pada program pertama tetapi ukurannya lebih besar. Pendistribusian poster melibatkan relawan di 9 desa sasaran, tim kerja kebun energi dan tim kerja kebun pembibitan kayu bakar. Brosur September Minggu IV 2010 Juli 2011 Meningkatkan pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal Brosur didistribusikan melalui pertemuan kelompok dan pertemuan masyarakat, ditempel di papan informasi, warung dan toko. Sebanyak 1000 brosur akan diproduksi ulang. Brosur yang akan diproduksi sama dengan brosur yang telah diproduksi pada program pertama. Pendistribusian brosur melibatkan relawan di 9 desa sasaran, tim kerja kebun energi dan tim kerja kebun pembibitan kayu bakar. Buklet Kebun September Meningkatkan pengetahuan, Buklet kebun energi didistribusikan melalui Pendistribusian brosur melibatkan relawan di 9 126

12 Energi Minggu IV 2010 Juli 2011 sikap dan komunikasi interpersonal pertemuan kelompok dan pertemuan masyarakat, dititipkan di kantor desa, kantor TNBB, sekretariat kelompok tani dan studio radio komunitas FJTA. desa sasaran, tim kerja kebun energi dan tim kerja kebun pembibitan kayu bakar. Buklet kebun energi dicetak 2000 eksemplar dan diterbitkan berseri, yang meliputi pembibitan, budidaya dan tips-tips memanen kebun energi secara berkelanjutan. Alasan Untuk Kegiatan Stakeholder Upaya evaluasi proses Percepatan pencapaian strategi hanya bisa terjadi kalau juga didukung dengan promosi untuk teknologi dan adopsinya. Penggunaan berbagai media yang tepat untuk menyampaikan pesan dalam rangka mendorong terjadinya peningkatan pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal akan mampu untuk menciptakan perubahan perilaku. Rare (Mentor, dana) Manajer Kampanye (Penanggung jawab) Yayasan Seka (Supervisor) Kelompok Tani (pelaksana) TNBB (akses data dan informasi, penyuluhan dan pembinaan, narasumber tentang TNBB) Dinas Pertanian dan Peternakan (penyuluhan dan pembinaan, pelatih) Dinas Kehutanan dan Perkebunan (penyuluhan dan pembinaan, bantuan bibit kehutanan) Pengurus Radio Komunitas FJTA Jembrana Untuk memantau bahwa proses berjalan ke arah pencapaian sasaran, maka dibuat Indikator keberhasilan, yaitu: (a)radio/talkshow: - Terlaksananya sosialisasi rencana talkshow di radio terlaksana di 9 desa sasaran - Radio menyetujui jadwal acara talkshow, - Narasumber bersedia hadir dalam acara talkshow - Terbuat materi talkshow - Terlaksananya talkshow setiap bulan sekali (b)poster: - Tercetak 1000 poster - Poster ditempel di papan informasi, warung dan toko - Isi Poster dibahas dalam pertemuan kelompok dan pertemuan masyarakat (c)brosur: - Tercetak 1000 brosur - Brosur ditempel di papan informasi, warung dan toko 127

13 - Isi brosur didiskusikan dalam pertemuan kelompok dan pertemuan masyarakat (d)buklet Kebun Energi: - Terbuat materi buklet - Tercetak 2000 eksemplar buklet kebun energi. - Buklet kebun energi telah didistribusikan melalui pertemuan kelompok dan pertemuan masyarakat, dititipkan di kantor desa, kantor TNBB, sekretariat kelompok tani dan studio radio komunitas FJTA Rencana Pemantauan KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PENGURANGAN ANCAMAN Bagaiman Tujuan SMART Ukuran Target Kapan Siapa Dimana a (metode) Pada Juli 2011, 67 orang khalayak sasaran utama (petani dan pencari kayu bakar) di 9 desa sasaran telah mulai mengambil kayu bakar dari kebun energi mereka Pada Akhir Januari 2011, 40 orang khalayak sasaran utama (petani dan pencari kayu bakar) di 2 desa (Sumberkima dan Tukadaya) telah membuat kebun energi di kebun mereka Survey wawancara, observasi Membuat demplot Kebun energi Jumlah petani dan pencari kayu bakar di 2 desa sasaran yang tidak mengambil kayu bakar dari hutan TNBB Jumlah demplot Kebun energi yang dibuat 20 orang Oktober 2010 Juli orang Oktober 2010 Januari 2011 Manajer kampanye, tim kerja kebun energi Manajer Kampanye, Mitra Penyingkir Halangan 9 Desa sasaran Desa Sumberkima dan Desa Tukadaya 128

14 Jadwal Pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut Tahapan Kegiatan Jadwal Pelaksanaan Keterangan Strategi 1: Pemantauan kebun energi di 3 desa; Sumberklampok, Melaya dan Sumberkima Sasaran SMART: Pada Oktober 2010 Yayasan Seka bekerja sama dengan koordinator kebun energi dan kelompok tani di 3 desa (Sumberklampok, Melaya dan Sumberkima) telah mulai menjalankan prosedur pemantauan kebun energi melalui kunjungan ke lokasi kebun energi. Pertemuan dengan Kelompok Tani di 3 desa (Sumberklampok, Melaya, Sumberkima) Minggu IV September 2010 Pemantauan kebun energi di 3 desa (Sumberklampok, Melaya, Sumberkima) Dimulai pada Minggu I Oktober 2010 Strategi 2: Mengembangkan Demplot kebun energi Sasaran SMART: Pada Januari 2011, kelompok tani di 2 desa sasaran, yaitu Desa Sumberkima dan Desa Tukadaya telah membuat 20 demplot kebun energi seluas 10 hektar. Pertemuan Pertama dengan kelompok tani Desa Sumberkima dan Tukadaya Minggu IV September 2010 Pelatihan Teknis Kebun Energi Minggu II Oktober 2010 Pertemuan Kedua dengan kelompok tani Desa Sumberkima dan Tukadaya Minggu IV Oktober 2010 Pelaksanaan pembuatan demplot kebun energi: Minggu IV Nopember 2010 Minggu I Januari 2011 (a)pembersihan lahan Minggu IV Nopember 2010 (b)pembajakan dan pembuatan guludan Minggu I Desember 2010 (c)pemagaran (dengan tanaman gamal, lamtoro, Turi) Minggu IV Desember 2010 (d)pengadaan bibit sengon dan Penanaman Minggu I Januari 2011 Strategi 3: Mengembangkan kebun pembibitan kayu bakar (sengon) Sasaran SMART: Pada Juli 2011, kelompok tani di Desa Sumberkima telah membuat kebun pembibitan kayu bakar dengan ukuran 10 x 10 meter yang berisi bibit tanaman kayu bakar (sengon). Rapat Pertama Kelompok Tani Minggu II Desember 2010 Pelatihan Pembuatan Kebun Pembibitan Kayu Bakar Minggu II Januari 2011 Rapat Kedua Kelompok Tani Minggu I Pebruari 2011 Pelaksanaan pembuatan kebun pembibitan kayu bakar Minggu I Juli 2011 Kegiatan Pemasaran Pencetakan poster, brosur, buklet kebun energi Minggu IV September Minggu IV Oktober Pendistribusian poster, brosur, buklet kebun energi Oktober 2010 Juli 2011 Talkshow di radio komunitas Oktober 2010 Juli

15 Biaya-Biaya Jumlah Biaya Sumber Dana No Kegiatan Detail (Rupiah) Rare Yayasan Seka Kelompok Tani Pihak Lain Strategi 1: Pemantauan kebun energi di 3 desa; Sumberklampok, Melaya dan Sumberkima Sasaran SMART: Pada Oktober 2010 Yayasan Seka bekerja sama dengan koordinator kebun energi dan kelompok tani di 3 desa (Sumberklampok, Melaya dan Sumberkima) telah mulai menjalankan prosedur pemantauan kebun energi melalui kunjungan ke lokasi kebun energi. 1 Pertemuan dengan kelompok tani di 3 desa (satu kali pertemuan di masingmasing desa) 2 Pemantauan Kebun Energi di 3 desa (seminggu sekali selama 4 bulan) Konsumsi 1 kali pertemuan x 3 lokasi x 40 orang (peserta, Rp ATK (3 Rp ) Pengadaan materi pemantauan Transport ke/dari lokasi kebun energi sebanyak 32 kali perjalanan Rp Sub Total Strategi 2: Mengembangkan Demplot kebun energi Sasaran SMART: Pada Januari 2011, kelompok tani di 2 desa sasaran, yaitu Desa Sumberkima dan Desa Tukadaya telah membuat 20 demplot kebun energi seluas 10 hektar. Konsumsi 1 kali pertemuan x Pertemuan Pertama dengan kelompok 2 lokasi x 40 orang (peserta, tani Desa Sumberkima dan Tukadaya Rp Pelatihan Teknis Kebun Energi 3 Pertemuan Kedua dengan kelompok tani Desa Sumberkima dan Tukadaya ATK (1 paket) Konsumsi 1 kali pelatihan x 50 orang (peserta, panitia, pelatih, Rp Transport Panitia 4 Rp Transport Pelatih 1 orang dan narasumber 1 Rp Penggandaan materi 50 Rp ATK (1 paket) Transport pengiriman undangan Sewa tempat, sounsystem, dekorasi, spanduk Konsumsi 1 kali pertemuan x 2 lokasi x 40 orang (peserta,

16 4 Pelaksanaan pembuatan demplot kebun energi: Rp ATK (1 paket) a Tenaga kerja Pembersihan Lahan 20 demplot, per demplot 3 hari (Per hari Rp ) b Tenaga kerja Pembajakan dan 20 demplot, per demplot 5 hari Pembuatan Guludan (Per hari Rp ) c Biaya Pemagaran (pembelian bibit 20 demplot, per demplot 1200 gamal, turi, lamtoro) batang (per batang Rp 500) d Tenaga kerja Penanaman (sengon) 20 demplot, per demplot 3 hari (per hasi Rp ) Pengadaan bibit Sengon 20 demplot x 768 bibit sengon x Rp Sub Total Strategi 3: Mengembangkan kebun pembibitan kayu bakar (sengon) Sasaran SMART: Pada Juli 2011, kelompok tani di Desa Sumberkima telah membuat kebun pembibitan kayu bakar dengan ukuran 10 x 10 meter yang berisi bibit tanaman kayu bakar (sengon). 1 Rapat Pertama Kelompok Tani 2 Pelatihan Pembuatan Kebun Pembibitan Kayu Bakar 3 Rapat Kedua Kelompok Tani Konsumsi 1 kali pertemuan x 40 orang (peserta, Rp ATK (1 paket) Konsumsi 1 kali pelatihan x 50 orang (peserta, panitia, pelatih, Rp Transport Panitia 4 Rp Transport Pelatih 1 orang dan narasumber 1 Rp Penggandaan materi 50 Rp ATK (1 paket) Transport pengiriman undangan Sewa tempat, soundsystem, dekorasi, spanduk Konsumsi 1 kali pertemuan x 40 orang (peserta, Rp ATK (1 paket)

17 4 Pelaksanaan pembuatan kebun pembibitan kayu bakar Kegiatan Pemasaran 1 Talkshow a Diskusi penyusunan naskah talkshow Konsumsi 3 kali pertemuan x 6 orang x Rp Transport 3 kali pertemuan x 6 orang x Rp b Sosialisasi rencana talkshow Konsumsi 1 kali pertemuan x 9 desa x 30 orang x Rp c Pelaksanaan talkshow Honor dan transport 2 narasumber x 10 kali talkshow x Rp Pembelian bahan bangunan kebun pembibitan kayu bakar Tenaga kerja pembuatan bangunan kebun pembibitan kayu bakar (6 hari x 2 orang x Rp ) Pembelian media pembibitan (polybag, pupuk kandang, pasir) Sub Total Poster Biaya pencetakan 1000 lembar x Rp Brosur Biaya pencetakan 1000 lembar x Rp Buklet kebun energi Biaya pencetakan eksemplar x Rp Sub Total Jumlah Total Biaya (Rupiah) Total Biaya dalam $ US (1 $ US = Rp pada tanggal 30 Agustus 2010) Persentase 100% 43% 31% 24% 2% 132

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU YAYASAN SEKA APRIL 2009 RANGKUMAN EKSEKUTIF Apa: Untuk mengurangi ancaman utama terhadap hutan hujan dataran rendah yang menjadi

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI Istiyarto Ismu Manager Kampanye Bali Barat Pengantar Strategi penyingkir halangan yang diterapkan oleh Yayasan Seka dalam rangka penyelamatan habitat Jalak Bali (Leucopsar

Lebih terperinci

F. ANALISA KRITIKAL. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek

F. ANALISA KRITIKAL. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek F. ANALISA KRITIKAL Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan kampanye dan di bagian mana perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

D. KEGIATAN-KEGIATAN KAMPANYE

D. KEGIATAN-KEGIATAN KAMPANYE D. KEGIATAN-KEGIATAN KAMPANYE Pembuatan pesan kampanye tidak hanya terkait dengan Teori Perubahan, tapi juga berbagai sasaran SMART yang telah ditetapkan dalam rencana proyek awal, dan dalam kerangka waktu

Lebih terperinci

E. HASIL KAMPANYE. Metode Survei Pra dan Pasca

E. HASIL KAMPANYE. Metode Survei Pra dan Pasca E. HASIL KAMPANYE Metode Survei Pra dan Pasca Manager kampanye bersama lembaga mitra (Yayasan Seka) melakukan dua survei kuantitatif di kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Sebuah survei pra-kampanye

Lebih terperinci

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan G. Tindak Lanjut Pendahuluan Program Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon telah menunjukkan hasil yang positif, dalam mencapai perubahan perilaku maupun dampak konservasi, sebagai contoh terdapat

Lebih terperinci

Kebun Energi sebagai alternatif lokasi sumber kayu bakar dan lumbung pangan dalam penyelamatan hutan di Bali Barat

Kebun Energi sebagai alternatif lokasi sumber kayu bakar dan lumbung pangan dalam penyelamatan hutan di Bali Barat Kebun Energi sebagai alternatif lokasi sumber kayu bakar dan lumbung pangan dalam penyelamatan hutan di Bali Barat Wisma Cinta Alam, Balai Taman Nasional Bali Barat, Gilimanuk Sabtu, 17 Oktober 2009 Yayasan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KAMPANYE KEPEMIMPINAN PRIDE BALI BARAT. Istiyarto Ismu, Manajer Kampanye Bali Barat Yayasan Seka Agustus 2010

LAPORAN AKHIR PROGRAM KAMPANYE KEPEMIMPINAN PRIDE BALI BARAT. Istiyarto Ismu, Manajer Kampanye Bali Barat Yayasan Seka Agustus 2010 LAPORAN AKHIR PROGRAM KAMPANYE KEPEMIMPINAN PRIDE BALI BARAT Istiyarto Ismu, Manajer Kampanye Bali Barat Yayasan Seka Agustus 2010 PENDAHULUAN oleh Istiyarto Ismu Selama dua tahun terakhir, saya telah

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010

LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010 LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010 A. Latar Belakang Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yang terletak di Semenanjung kepala burung di ujung Barat Pulau Jawa (Provinsi

Lebih terperinci

STRATEGI TINDAK LANJUT

STRATEGI TINDAK LANJUT VII. STRATEGI TINDAK LANJUT Pendahuluan Kampanye tahap pertama yang dilakukan di Kompleks hutan rawa gambut Sungai Putri baru saja berakhir Juli 2010 lalu. Beberapa capaian yang dicatat dari kampaye tersebut:

Lebih terperinci

: Yayasan Orangutan Sumatera - Orangutan Information Centre. LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010

: Yayasan Orangutan Sumatera - Orangutan Information Centre. LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010 Yayasan Orangutan Sumatera Lestari - Orangutan Information Centre 2010 LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010 Program Coordinator : Pride Campaign Manager

Lebih terperinci

G. RENCANA TINDAK LANJUT

G. RENCANA TINDAK LANJUT BAB VII G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk

Lebih terperinci

MATRIK PEMANGKU KEPENTINGAN

MATRIK PEMANGKU KEPENTINGAN MATRIK PEMANGKU KEPENTINGAN # Peserta/ Pemangku kean Nama, posisi, dan rincian kontak peserta Isu-isu Kunci Sumbangan Potensial Motivasi untuk Hadir Konsekuensi Tidak Mengundang 1 10 Kepala Desa Kamirudin,

Lebih terperinci

CASCADING PERJANJIAN KINERJA ESELON II ESELON III ESELON IV

CASCADING PERJANJIAN KINERJA ESELON II ESELON III ESELON IV CASCADING PERJANJIAN KINERJA ESELON II ESELON III ESELON IV No Strategis Kinerja Kinerja Kinerja 1 sumberdaya hayati sumber daya alam yang terkelola dengan memperhatikan kaidah lelestarian, ramah lingkungan

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TABEL T-VI.C.10 RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN... PEMERINTAH KABUPATEN PRABUMULIH

TABEL T-VI.C.10 RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN... PEMERINTAH KABUPATEN PRABUMULIH TABEL T-VI.C.10 RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN... PEMERINTAH KABUPATEN PRABUMULIH NAMA SKPD : DINAS PERKEBUNAN, PERTANIAN, PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan Merupakan sesuatu yang kritis untuk memiliki ide yang jelas bagaimana kampanye Pride kita akan menciptakan yang bertahan lama untuk konservasi keanekaragaman hayati. Salah satu cara untuk melakukan hal

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN Anggaran : 207 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 3. 03 Urusan Pilihan Pertanian Organisasi : 3. 03. 0 Dinas

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) DAN KEGIATAN (OUTPUT) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) DAN KEGIATAN (OUTPUT) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1 2 3 5 6 8 9 21 URUSAN PILIHAN Lampiran Tabel 5.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN,, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF SATUAN KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LAMANDAU Tujuan Sasaran Indikator

Lebih terperinci

I. GAMBARAN UMUM SL PHT

I. GAMBARAN UMUM SL PHT HASIL MONITORING PUG PADA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2012 SL PHT PADA KELOMPOK TANI BUNGA MEKAR KABUPATEN BANDUNG BARAT DAN KELOMPOK TANI PASIR KELIKI KABUPATEN SUMEDANG I. GAMBARAN UMUM SL

Lebih terperinci

Kampanye Pride. Di KKLD Kaimana

Kampanye Pride. Di KKLD Kaimana Kampanye Pride Di KKLD Kaimana Theory Perubahan Perilaku (ToC) CR Conservation Result TR Threat Reduction BC Behavior Change BR Barrier Removal IC Interpersonal Communication A Attitude K Knowledge Pada

Lebih terperinci

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal 19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk menghentikan kawasan hutan dan memelihara area hutan Taman Nasional Gunung Leuser Wilayah SPTN VI Besita

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK 1 Hutwan Syarifuddin, 1 Wiwaha Anas Sumadja, 2 Hamzah, 2 Elis Kartika, 1 Adriani, dan 1 Jul Andayani 1. Staf Pengajar Fakultas

Lebih terperinci

III. AKUNTABILITAS KEUANGAN

III. AKUNTABILITAS KEUANGAN 8 III. AKUNTABILITAS KEUANGAN Total alokasi dana Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan yang tercantum dalam Perubahan Anggaran Tahun 205 adalah.44.987.2 dengan realisasi 4.33.59.7,00..

Lebih terperinci

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan 19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk mempertahankan keberadaan Hutan Geumpang sebagian Kawasan Blang Raweu, suatu kawasan yang kaya akan

Lebih terperinci

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 1

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 1 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 1 Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan Dan Kehutanan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam

Lebih terperinci

https://esakip.bantulkab.go.id/bpsyslama/www/monev/laporan/daftar/bulan/12 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

https://esakip.bantulkab.go.id/bpsyslama/www/monev/laporan/daftar/bulan/12 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM Laporan Program/Kegiatan APBD Tahun Anggaran 2016 (Belanja Langsung) s/d Bulan Desember Dinas Pertanian dan Kehutanan 1 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 424,049,000

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah

Lebih terperinci

F. Analisa Kritikal. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek

F. Analisa Kritikal. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek F. Analisa Kritikal Tinjauan Kritikal Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon mengalami berbagai dinamika dilapangan, yang memerlukan proses adaftif manajemen terhadap sumberdaya dan penyesuaian metode

Lebih terperinci

panduan praktis Edukasi Kesehatan

panduan praktis Edukasi Kesehatan panduan praktis Edukasi Kesehatan 01 02 panduan praktis Edukasi Kesehatan Kata Pengantar Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-Undang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG :

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 166 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015

RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015 RENCANA KERJA ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir RKAP SKPD 2.2 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015 Urusan Pemerintahan : 2 Urusan Pilihan Bidang Pemerintahan : 2. 01 Pertanian Unit

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu 38119 PENDAHULUAN Hingga saat ini, upaya mewujudkan ketahanan

Lebih terperinci

BAB II REALISASI PENYELESAIAN MASALAH

BAB II REALISASI PENYELESAIAN MASALAH BAB II REALISASI PENYELESAIAN MASALAH 2.1 Tema dan Program Kegiatan KKN PPM di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana mengangkat tema Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Potensi Kelurahan

Lebih terperinci

Pembuat Laporan : Eddy Santoso-Manajer Kampanye Bangga SMSL

Pembuat Laporan : Eddy Santoso-Manajer Kampanye Bangga SMSL Laporan Kegiatan BROP Judul : Kemajuan Demplot Perladangan Menetap Sistem Kebun Campuran di Desa Khalayak Target Primer (Desa Tempayung dan Desa Babual Baboti) Pembuat Laporan : Eddy Santoso-Manajer Kampanye

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 17 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM

RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM 2016-2020 Tugas Pokok : Fungsi : Visi : Misi : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kean dan 1. Merumuskan kebijakan

Lebih terperinci

Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk

Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk RENCANA PEMANTAUAN Rencana Pemantauan yang baik akan membantu kita secara akurat dan tepercaya menilai dampak intervensi proyek kita untuk menentukan apakah proyek telah mencapai tujuan dan sasarannya,

Lebih terperinci

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Kode 00 NON URUSAN 00 00 PROGRAM SETIAP SKPD 00 00 0 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 00 00 0 00 Penyediaan Jasa Surat Menyurat Tersedianya pengadaan meterai dan

Lebih terperinci

VI. DAYA DUKUNG WILAYAH UNTUK PERKEBUNAN KARET

VI. DAYA DUKUNG WILAYAH UNTUK PERKEBUNAN KARET 47 6.1. Aspek Biofisik 6.1.1. Daya Dukung Lahan VI. DAYA DUKUNG WILAYAH UNTUK PERKEBUNAN KARET Berdasarkan data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cianjur tahun 2010, kondisi aktual pertanaman karet

Lebih terperinci

1/12 COLABORATIVE MANAGEMENT UNTUK KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL DI KABUPATEN PEMALANG

1/12 COLABORATIVE MANAGEMENT UNTUK KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL DI KABUPATEN PEMALANG 1/12 COLABORATIVE MANAGEMENT UNTUK KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL DI KABUPATEN PEMALANG Nama Diklat : Dikpim III Angk XXX Tahun : 2017 Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/Kota Cluster inovasi : Kehutanan & Lingkungan

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016 DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN PELALAWAN TARGET KEGIATAN

PERUBAHAN RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016 DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN PELALAWAN TARGET KEGIATAN PERUBAHAN RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016 DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN PELALAWAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KEGIATAN TARGET

Lebih terperinci

RENCANA UMUM PENGADAAN

RENCANA UMUM PENGADAAN RENCANA UMUM PENGADAAN Melalui Swakelola K/L/D/I TAHUN ANGGARAN : 2014 1 BA 2 BA 3 BA 4 BA 5 BA 6 BA Penyusunan Laporan CApaian Kinerja dan ikhtisar REalisasi Kinerja SKPD Pengumpulan, Updating dan analisis

Lebih terperinci

STRATEGI TINDAK LANJUT KAMPANYE BANGGA TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER Wilayah Besitang, Sumatera Utara Indonesia Tahun

STRATEGI TINDAK LANJUT KAMPANYE BANGGA TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER Wilayah Besitang, Sumatera Utara Indonesia Tahun STRATEGI TINDAK LANJUT KAMPANYE BANGGA TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER Wilayah Besitang, Sumatera Utara Indonesia Tahun 2011 G. Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota Bukittinggi, Maret 2016 BIDANG PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (PKP)

Lebih terperinci

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan. Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI : Agroforestry Koordinator : Ir. Budiman Achmad, M.For.Sc. Judul Kegiatan : Paket Analisis Sosial, Ekonomi, Finansial, dan Kebijakan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTA NG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTA NG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTA NG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO,

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)

Lebih terperinci

Menengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry

Menengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry Menengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry Oleh : Binti Masruroh Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

II. PENGUKURAN KINERJA

II. PENGUKURAN KINERJA Kota Prabumulih 2 II. PENGUKURAN KINERJA Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan merumuskan 3 misi utama dalam mencapai visi organisasi, setiap misi mempunyai 3 sasaran yang mengacu

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG :

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA BUDIDAYA KAMBING MODERN DENGAN TEKNIK FERMENTASI PAKAN DI BIDANG PETERNAKAN PKM KEWIRAUSAHAAN.

PROPOSAL PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA BUDIDAYA KAMBING MODERN DENGAN TEKNIK FERMENTASI PAKAN DI BIDANG PETERNAKAN PKM KEWIRAUSAHAAN. PROPOSAL PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA BUDIDAYA KAMBING MODERN DENGAN TEKNIK FERMENTASI PAKAN DI BIDANG PETERNAKAN PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : Indah Novita Sari F 0315042 / 2015 Riantika Nur Hidayati

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 63TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m. Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m. Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk 34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk jarak tanam 3 m x 3 m terdapat 3 plot dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB VI F. ANALISA KRITIS

BAB VI F. ANALISA KRITIS BAB VI F. ANALISA KRITIS Bab Analisa Kritis ini akan mengulas hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan serta dibagian mana perbaikan-perbaikan dapat dilakukan.

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017

PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017 PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017 DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH Ungaran, Januari 2017 ASPEK KONSUMSI PANGAN DALAM UU NO 18/2012 Pasal 60 (1) Pemerintah

Lebih terperinci

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TERNAK SAPI POTONG MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PETERNAKAN DI KELOMPOK TANI KOTA DALE - KELURAHAN OESAO Melkianus Dedimus Same Randu, Ferdinan S. Suek, dan Thomas Lapenangga Program

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016 SEKRETARIS PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SEKRETARIS 3.732.008.000 PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016 1 Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat 36.000.000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan suaka alam sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan suaka alam sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suaka margasatwa merupakan salah satu bentuk kawasan suaka alam. Kawasan suaka alam sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sebuah kawasan yang mempunyai fungsi

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli BAB V Pembangunan di Kabupaten Bangli Oleh: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan Kabupaten Bangli. Dewasa ini, permintaan kayu semakin meningkat, sementara kemampuan produksi kayu dari kawasan hutan

Lebih terperinci

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB) KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB) Menimbang berbagai faktor utama yang menghambat pengelolaan hutan lindung secara efektif, maka pengelolaan hutan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR PENGUKURAN KINERJA ESELON 3 - TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR PENGUKURAN KINERJA ESELON 3 - TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR PENGUKURAN KINERJA ESELON 3 - TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT BAB I PENDAHULUAN Pertanggungjawaban kinerja suatu unit instansi

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 ii KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

NORHADIE KARBEN, GIGIH UPAYAKAN PERTANIAN TANPA BAKAR DI LAHAN GAMBUT

NORHADIE KARBEN, GIGIH UPAYAKAN PERTANIAN TANPA BAKAR DI LAHAN GAMBUT USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN NORHADIE KARBEN, GIGIH UPAYAKAN PERTANIAN TANPA BAKAR DI LAHAN GAMBUT Oleh: Indra Nugraha Ketika pemerintah melarang membakar seharusnya pemerintah juga memberikan solusi

Lebih terperinci

29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D

29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D 29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN 2003 Menimbang PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 19 TAHUN 2003 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN

BAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN BAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN 5.1 Aksesibilitas Masyarakat terhadap Hutan 5.1.1 Sebelum Penunjukan Areal Konservasi Keberadaan masyarakat Desa Cirompang dimulai dengan adanya pembukaan lahan pada

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

6.1. Tinjauan Kritikal

6.1. Tinjauan Kritikal 6. ANALISA KRITIS Bab Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan dan di bagian mana perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

MELALUI PENYEDIA. Nomor. Mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk pelaksanaan kegiatan tahun 2013, seperti tersebut di bawah ini :

MELALUI PENYEDIA. Nomor. Mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk pelaksanaan kegiatan tahun 2013, seperti tersebut di bawah ini : MELALUI PENYEDIA Nomor PENGUMUMAN REVISI RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH : 522/221/I.3/Dishut Tanggal : 6 Mei 2013 PA/KPA K/L/D/I : DINAS KEHUTANAN PROVINSI SULAWESI BARAT Alamat : JL. BAU

Lebih terperinci

KKN-Tematik IPB 2016 Desa Kaliombo

KKN-Tematik IPB 2016 Desa Kaliombo Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor (LPPM IPB) mempunyai berbagai macam kegiatan pengabdian kepada masyarakat, salah satunya yaitu Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T)

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2015 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS

Lebih terperinci

I. DESKRIPSI KEGIATAN

I. DESKRIPSI KEGIATAN I. DESKRIPSI KEGIATAN 1.1 JUDUL KKN PPM Manggis. 1.2 TEMA Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Produksi Buah Manggis Sebagai Komoditas Ekspor Unggulan 1.3 LOKASI Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: 1. Tahap Perencanaan, yang dilaksanakan pada bulan September 2006 Februari 2007, dilaksanakan di Aceh

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PRIORITAS KEEMPAT

PENGUKURAN KINERJA PRIORITAS KEEMPAT PENGUKURAN KINERJA PRIORITAS KEEMPAT PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI PRIORITAS IV : MENGEMBANGKAN DAN MEMPERKUAT EKONOMI DAERAH YANG DIKELOLA BERDASARKAN KOMODITAS UNGGULAN WILAYAH

Lebih terperinci

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 1 No. 2 Tahun 2016

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 1 No. 2 Tahun 2016 OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN TIDUR DI MUSIM KEMARAU UNTUK USAHA TANAMAN PERTANIAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGAIRAN DALAM JUMLAH TERBATAS DAN PUPUK DARI FECES SAPI Johanis A. Jermias 1) dan Max A. J. Supit

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG L PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BERAU

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BERAU SALINAN PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR

Lebih terperinci

Oleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi. Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018

Oleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi. Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018 Oleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018 1 Pendahuluan Tujuan, Output, Prakiraan Manfaat & Dampak Metodologi

Lebih terperinci

.000 WALIKOTA BANJARBARU

.000 WALIKOTA BANJARBARU SALINAN.000 WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH Identifikasi masalah dimulai pada kunjungan ketiga ke rumah Bapak Made Kari yakni pada tanggal 05 Agustus 2016. Hal itu dikarenakan pada kunjungan pertama, diadakan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Subang

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 48 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA KABUPATEN/KOTA UNTUK KEGIATAN PENANAMAN MASSAL DALAM RANGKA PROGRAM GREEN SCHOOL

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 96 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 96 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 96 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATAKERJA UNIT PELAKSANA

Lebih terperinci

Rencana Umum Pengadaan

Rencana Umum Pengadaan Rencana Umum Pengadaan (Melalui Penyedia) K/L/D/I : Pemerintah Kabupaten Satuan Kerja : Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran : 2017 No Kegiatan Nama Paket Volume Pagu 1. Promosi pemasaran dan peningkatan

Lebih terperinci

ASOSIASI PROFESI TEKNIK INDONESIA

ASOSIASI PROFESI TEKNIK INDONESIA ASOSIASI PROFESI TEKNIK INDONESIA Sekretariat Pusat : Kampus B Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jl.Cempaka Putih Tengah No.27.Jakarta Pusat.10510. Telp : 021-4256024.Faxs : 021-4256023

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 106 Tahun 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS UNTUK GERAKAN REHABILITASI LAHAN KRITIS TAHUN 2009 GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci