ANALISIS SURVEI KUANTITATIF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS SURVEI KUANTITATIF"

Transkripsi

1 ANALISIS SURVEI KUANTITATIF Pengetahuan Sikap Perilaku Masyarakat Di Sekitar Kompleks Hutan Rawa Gambut Sungai Putri Disiapkan oleh: AdeYuliani Communication & Outreach Coordinator Yayasan Titian

2 A. Landasan. Hutan rawa gambut mempunyai nilai ekologi, sosial dan ekonomi yang sangat penting di Indonesia. 2. Hutan rawa gambut merupakan habitat penting orangutan (Pongo pygmaeus), pemijahan ikan, reservoir air yang ditumbuhi oleh vegetasi hutan hujan selalu hijau (evergreen), sumber mata pencaharian penduduk sekitar, sumber bahan makanan dan bahan bangunan. 3. Secara global lahan gambut menyimpan sekitar giga ton (Gt) karbon atau 5-35 % dari total karbon terestris.tingginya kapasitas karbon yang mampu disimpan kawasan gambut merupakan investasi bagi pemerintah dan masyarakat sekitar kawasan untuk memperoleh insentif melalui mekanisme pembiayaan karbon kredit. 4. Kawasan hutan Sungai Pawan Sungai Tolak yang secara administratif terletak di wilayah Kecamatan Muara Pawan, Matan Hilir Utara dan Nanga Tayap, seluas + 7. hektar memiliki gambut sangat dalam mencapai 8 meter dengan kandungan karbon mencapai 427 ton c/ hektar. 5. Masyarakat di sekitar kompleks hutan Sungai Pawan Sungai Tolak sangat bergantung terhadap keberadaan hutan tersebut terutama terhadap kayu untuk mendapatkan uang tunai, bahan bangunan dan alat-alat rumah tangga, cadangan air dan untuk mencegah intrusi air laut. 6. Ancaman utama terhadap hutan Sungai Putri adalah pemanfaatan kayu tanpa ijin dan pembukaan lahan untuk pertanian. 7. Kampanye bangga merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi ancaman di Sungai Putri. 8. Guna merancang strategi kampanye yang efektif diperlukan pengumpulan data kawasan, sosial dan ekonomi. Pengumpulan data ini dilakukan dengan metode workshop stakeholder, wawancara tokoh kunci dan survey kuantitatif. 9. Survey kuantatif terutama dilakukan untuk validasi data hasil wawancara/ survey kualitatif yang sudah dilakukan sebelumnya B. Tujuan Survey kuantitatif ini bertujuan untuk:. Mengetahui sumber informasi yang dipercaya kelompok target dan saluran komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan 2. Mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman kelompok target terhadap isu konservasi hutan rawa gambut Sungai Putri 3. Mengetahui tahapan perilaku kelompok target 4. Mengetahui respon kelompok target terhadap strategi penyingkir halangan yang akan dikembangkan.

3 C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Survey Survey dilakukan di 4 desa target yaitu Tempurukan, Sungai Putri, Tanjung Baik Budi dan Kuala Tolak Kec. Muara Pawan Kab Ketapang. Sedang sebagai pembanding juga dilakukan survey di desa Kuala Satong Kec. Matan Hilir Utara Kab. Ketapang. Survey berlangsung selama minggu sejak 8 25 April 29. Survey dilakukan oleh enumerator yang berasal dari daerah setempat. Sebelum survey sebenarnya dimulai, enumerator dibekali dengan pengetahuan mengenai teknik wawancara selama hari. Kuisioner juga diujicobakan bersama enumerator untuk mengetahui jika ada halhal yang perlu diperbaiki dalam kuisioner. D. Alat dan Responden Survey Peralatan yang digunakan dalam survey ini adalah:. Kuisioner sebagai alat pengumpul data 2. Alat tulis 3. Software Survey Pro untuk merancang dan menganalisis survey Pemilihan responden dilakukan secara acak dengan menggunakan metode simple random sampling. Jumlah responden yang diwawancarai 339 untuk desa target dan 226 untuk desa pembanding. Responden merupakan kepala keluarga yang tinggal pada rumah dengan interval 5. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan bantuan surveysampel.com. Distribusi sampel di tiap desa target ditentukan berdasarkan persentase jumlah kepala keluarga. Setiap rumah tangga kelima akan dikunjungi untuk diwawancarai kepala keluarganya. Jika Kepala keluarga tidak berada di tempat, maka enumerator akan mengunjungi kembali rumah tersebut di lain waktu. Sedang jika kepala keluarga tidak bersedia diwawancarai, enumerator akan melewati rumah tersebut dan mencacah rumah tangga kelima berikutnya sampai kuota terpenuhi. Distribusi responden secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:

4 Tabel. Distribusi Responden Secara Geografis Kecamatan Desa Jumlah KK Persentase Jumlah Distribusi (%) Sampel Enumerator Muara Pawan Tempurukan Syamsumin, Asri Sungai Putri Ruslan, Hamdan Tanjung Baik Budi Sauni, Sabran Kuala Tolak Roli Marjoko, Edi TOTAL. 556 Sementara untuk control, akan dilakukan di desa Kuala Satong Kec. Matan Hilir Utara Kab. Ketapang. Jumlah sampel kontrol 226, yaitu 2/3 dari jumlah responden di desa target. Sehingga total sampel yang diambil dalam survey ini adalah 556 KK. E. Hasil Survey. Karakteristik Responden Responden yang diwawancara sebagian besar bekerja sebagai petani (78,4%). Pada umumnya petani di desa sekitar Hutan Rawa Gambut Sungai Putri juga memiliki pekerjaan sampingan yang beragam. Diantaranya pekerja kayu, tukang bangunan dan nelayan. Aktivitas sampingan ini dilakukan guna menambah pendapatan dari hasil pertanian. Badan Pusat Statistik Kab Ketapang dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab Ketapang. Kecamatan Muara Pawan dalam Angka 28. Ketapang. 28.

5 Tabel 2. Pekerjaan Utama & Sampingan Responden Jenis Pekerjaan Jumlah Persen Persen % Kerja kayu 35.4% Pedagang % Nelayan 9 5.6% Tukang 2 3.6% Swasta 3.% Pegawai negeri/ TNI 9 2.7% Tidak tentu 8 2.4% Rumah tangga 6.8% Pegawai BUMN.3% Penganggur.3% Staff honorer kecamatan.3% Lain-lain 2.6% Total 338 n/a Mean -- Sumber: Analisis Data Primer, 29 Masyarakat petani sebagian besar memiliki lahan sendiri (86,6% dari n=284). Luas lahan bervariasi, namun rata-rata tiap KK memiliki,5 hektar lahan. Lahan tersebut diupayakan menjadi ladang atau sawah. Selain itu, petani juga memiliki kebun buah-buahan (termasuk kelapa), karet dan kebun campuran. Kebun-kebun ini biasanya merupakan peninggalan orangtua dan telah dimiliki secara turun temurun. Dari 339 responden yang diwawancarai, 32 responden berjenis kelamin laki-laki dan 9 responden perempuan (Tabel 3).

6 Tabel 3. Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah Persen Persen Laki-laki % Perempuan 9 5.6% Total 339 Mean -- Sumber: Analisis Data Primer, 29 Dalam kampanye ini, khalayak target yang akan dijangkau adalah petani karena berdasarkan hasil survey kualitatif, petani merupakan kelompok yang melakukan ancaman langsung terhadap Hutan Rawa Gambut Sungai Putri. Untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersiernya, setelah musim panen dan musim tanam petani pergi ke hutan untuk kerja kayu. yang mengalami gagal panen karena sawah ladangnya terkena air asin, juga memanfaatkan kayu secara illegal di dalam kawasan. memanfaatkan kayu secara illegal di Hutan Sungai Putri secara berkelompok dengan modal mandiri, atau bekerja dengan dimodali oleh cukong (timber boss). 2. Pilihan Media Tabulasi silang mengenai pilihan media informasi berdasarkan pekerjaan (petani) (n=265) menunjukkan bahwa media yang paling banyak memberikan informasi selama 2 bulan terakhir adalah televisi (93,6%) dan radio (25,7%). Secara lengkap mengenai media informasi yang dipilih petani di tiap desa target disajikan dalam tabel 4.

7 Tabel 4. Media yang Paling Banyak Memberikan Informasi pada Dalam 2 bulan terakhir, media apa yang paling sering memberikan anda informasi? (jawaban boleh lebih dari ) Daerah Enumerasi Desa Kuala Tolak % Desa Tanjung Baik Budi % Desa Sei Putri % Desa Tempurukan 5 9.2% Radio % % 7 2.3% 2.% Televisi % % % 5 98.% Koran 4 7.7% 8.3% 5 8.8% 2 3.9% Papan informasi.3% 4 5.% Komunikasi interpersonal.3% 2.% Tidak ada.3% Lain-lain Total *;* *;* *;* *;* Freq Error* 4.3% 8.2% 3.5% 3.9% Sumber: Analisis Data Primer, 29

8 Radio Siaran Pemerintah Daerah Kab. Ketapang merupakan radio yang paling banyak didengar oleh petani (Tabel 5). Di Kuala Tolak 29,8% petani mendengarkan RSPDK, 29,4% di desa Tanjung Baik Budi, 2,5% di Desa Sei Putri dan 9,2% di desa Tempurukan. Tabel 5. Radio yang Paling Banyak di Dengar Sebutkan 2 radio yang paling sering anda dengar: Daerah Enumerasi Desa Kuala Tolak % Desa Tanjung Baik Budi % Desa Sei Putri % Desa Tempurukan 5 9.2% RSPDK Ketapang % % 7 RRI Pontianak 3 8.8% 4 2.9% Vinka FM 2.9% 3 9.7% 4.3% Delta FM 2.9% 4 2.9% Radio TPI 4.8% RRI Jakarta 2 5.9% Lain-lain Total *;* *;* *;* *;* Freq Error*.% 6.3% Sumber: Analisis Data Primer, 29 Waktu petani mendengarkan radio bervariasi di tiap desa. Di desa Kuala Tolak 8% petani (n=35) mendengarkan radio pada jam Wib, di Tanjung Baik Budi 32,% (n=28) pada jam Wib, di Sungai Putri dan Tempurukan pada jam Wib masing-masing sebanyak 57,% (n=7) dan % (n=)(tabel 6).

9 Tabel 6. Waktu Mendengarkan Radio Biasanya pada jam berapa anda mendengarkan radio? Daerah Enumerasi Desa Kuala Tolak % Desa Tanjung Baik Budi % Desa Sei Putri % Desa Tempurukan 5 9.2% % 4 4.3% 4 57.% % 9 32.% % % 4.3% % % % % 3.6% Total Freq Error* 3.5% 8.7% 37.4% ChiSq Significance Yes at 99.%* Yes at 99.%* Yes at 99.%* Yes at 99.%* Sumber: Analisis Data Primer, 29 Program radio yang disukai petani adalah berita, musik dan dialog. Program berita didengarkan oleh 8,6% petani di Kuala Tolak, 8% di Tanjung Baik Budi dan 57,% di Sungai Putri. Sementara program musik juga didengarkan sebanyak 57,% petani di Sungai Putri. Sebanyak % petani mendengarkan program dialog di desa Tempurukan (Tabel 7).

10 Tabel 7. Program Radio yang Disukai Program apa yang disukai? Daerah Enumerasi Desa Kuala Tolak % Desa Tanjung Baik Budi % Desa Sei Putri % Desa Tempurukan 5 9.2% Musik 5 3.9% 4 3.3% 4 57.% Berita % % Dialog 2 5.6% 5 6.7% Ceramah agama 2.8% Lain-lain Total *;* *;* *;* *;* Freq Error* 3.2% 4.6% 37.4% ChiSq Significance Yes at 5* Yes at 5* Yes at 5* Yes at 5* Sumber: Analisis Data Primer, 29 Media komunikasi di tingkat desa yang memungkinkan petani saling bertukar informasi juga bervariasi. Di Kuala Tolak dan Sungai Putri media komunikasi yang dipilih petani adalah pengajian mingguan, masing-masing sebanyak 63,6% dan 29,8%. Sementara di Tanjung Baik Budi dan Tempurukan, media yang dipilih adalah musyarawah desa yaitu masing-masing sebanyak 6,3% dan 76,5%. 3. Sumber yang Dipercaya Di desa Kuala Tolak sebanyak 68,4% petani mempercayai Ketua RT sebagai sumber informasi. Di Tanjung Baik Budi sebanyak 76,% petani lebih mempercayai sesama anggota masyarakat sebagai sumber informasi. DI Sei Putri % petani mempercayai ketua RT, tokoh masyarakat, ulama, dukun kampung dan tetua adat sebagai sumber informasinya. Sementara di Tempurukan % petani mempercayai kepala dusun, ketua RT dan ulama sebagai sumber informasi. Secara lengkap disajikan dalam tabel 8.

11 Tabel 8. Sumber yang Dipercaya (A) Kepala Desa- Tingkat Kepercayaan Daerah Enumerasi Desa Kuala Tolak % Desa Tanjung Baik Budi % Desa Sei Putri % Desa Tempurukan 5 9.2% Percaya % % % % Tidak Tahu 8.% 6 2.3% 2 3.5% 3 26.% Agak Percaya % 3 4.%.8% 3 6.% Tidak Percaya 2 2.5% 3 4.%. Total ; 5 Freq Error*.2%.5% 5.9% 3.2% ChiSq Significance Yes at 99.%* Yes at 99.%* Yes at 99.%* Yes at 99.%* (B) BPD-Tingkat Kepercayaan Percaya.3% 63.4% 95.7% 96.3% Agak Percaya 44.9% 5.6%.%.% Tidak Percaya 25.6% 4.2%.% 3.7% Tidak Tahu 9.2% 26.8% 4.3%.% Total.%.%.%.% Mean (C) Kepala Dusun- Tingkat Kepercayaan Percaya 48.% 67.6% 95.6%.% Agak Percaya 38.% 5.6%.%.% Tidak Percaya 2.5% 5.6%.%.% Tidak Tahu.4% 2.% 4.4%.% Total.%.%.%.% Mean (D) Ketua RT-Tingkat Kepercayaan Percaya 68.4% 66.7%.%.%

12 Agak Percaya 2.5% 5.6%.%.% Tidak Percaya 2.5% 2.8%.%.% Tidak Tahu 7.6% 25.%.%.% Totals.%.%.%.% Mean (E) Tokoh Masyarakat- Tingkat Kepercayaan Percaya 38.7% 66.7%.% 96.3% Agak Percaya 42.7% 2.5%.% 3.7% Tidak Percaya 6.7%.%.%.% Tidak Tahu 2.% 2.8%.%.% Totals.%.%.%.% Mean (F) Ulama-Tingkat Kepercayaan Percaya 4.7% 58.2%.%.% Agak Percaya 8.8%.5%.%.% Tidak Percaya 44.% 3.%.%.% Tidak Tahu 32.4% 37.3%.%.% Totals.%.%.%.% Mean (G) Dukun kampung- Tingkat Kepercayaan Percaya 2.5% 35.8%.% 96.3% Agak Percaya 9.2% 6.%.%.% Tidak Percaya 7.9% 9.%.% 3.7% Tidak Tahu 42.3% 49.3%.%.% Totals.%.%.%.% Mean (H) Tetua Adat-Tingkat Kepercayaan Percaya.4% 27.6%.% 96.3% Agak Percaya 8.6% 5.2%.% 3.7% Tidak Percaya 25.7% 8.6%.%.% Tidak Tahu 54.3% 58.6%.%.% Totals.%.%.%.% Mean

13 (I) Anggota masyarakat lainnya- Tingkat Kepercayaan Percaya 4.3% 76.% 97.2% 92.6% Agak Percaya 39.% 8.5% 2.8% 3.7% Tidak Percaya 3.%.%.% 3.7% Tidak Tahu 33.8% 5.5%.%.% Totals.%.%.%.% Mean Sumber: Analisis Data Primer, Pengetahuan dan Sikap terhadap Isu Kunci Pengetahuan petani terhadap hutan rawa gambut sudah cukup baik. Sebagian besar petani di seluruh desa target mengetahui bahwa tanggung jawab menjaga hutan merupakan tanggung jawab bersama (Tabel 9). (24) Bagi anda menjaga hutan merupakan: Tabel 9. Pengetahuan terhadap Tanggung Jawab Menjaga Hutan Rawa Gambut Sungai Putri Daerah Enumerasi Desa Kuala Tolak % 63 Tanggung jawab 79.7% bersama Tanggung jawab petugas kehutanan 3.9% Bukan tanggung jawab 4 saya 5.% Lain-lain.3% Total 79 Desa Tanjung Baik Budi % % Desa Sei Putri % % Desa Tempurukan 5 9.2% 5 98.% 3 3.9%.8% % 5.3% 2.%.3% Freq Error* 9.% 6.% 6.8% 3.9% ChiSq Significance Yes at 75.%* Yes at 75.%* Yes at 75.%* Yes at 75.%* Sumber: Analisis Data Primer, 29

14 menyebutkan fungsi hutan rawa gambut sebagai tempat hidup orangutan dan satwa lainnya, penyimpan air dan sumber kayu (Tabel ). Hanya sedikit yang mengetahui fungsi hutan rawa gambut sebagai penyimpan karbon. Ini berarti penyampaian informasi mengenai hutan sebagai penyimpan karbon perlu diperkuat guna memperoleh dukungan masyarakat untuk proyek perdagangan karbon yang akan dikembangkan di Sungai Putri. Tabel. Pengetahuan terhadap Fungsi Hutan Rawa Gambut (25) Apa yang anda ketahui mengenai fungsi hutan rawa gambut? (Jawaban bisa lebih dari ) Daerah Enumerasi Desa Kuala Tolak % Desa Tanjung Baik Budi % Desa Sei Putri % Desa Tempurukan 5 9.2% Tempat hidup orangutan dan satwa lainnya % 5 64.% % 26 5.% Penyimpan air % % % % Sumber kayu % %; 2 2.% Penahan air asin 9 24.% 5 9.2%.8% 2 3.9% Penyimpan karbon 4 5.% % 8 4.% 2 3.9% Tidak tahu 4 5.%.8% 9 7.6% Sumber uang tunai 2 2.5%.3% 2 3.5% Lain-lain.3% Total *;* *;* *;* *;* Freq Error*.3%.9% 9.7% 4.% ChiSq Significance Yes at 99.%* Yes at 99.%* Yes at 99.%* Yes at 99.%* Sumber: Analisis Data Primer, 29 Mengenai dampak penebangan di hutan rawa gambut, petani menyebutkan punahnya satwa, kekeringan dan intrusi air laut. Pengetahuan ini merata dimiliki oleh petani di semua desa target (Tabel ).

15 Tabel. Pengetahuan terhadap Dampak Penebangan di Hutan Rawa Gambut Sungai Putri (27) Apa akibat pemanfaatan kayu di hutan rawa gambut (Jawaban boleh lebih dari )? Daerah Enumerasi Desa Kuala Tolak % Desa Tanjung Baik Budi % Desa Sei Putri % Desa Tempurukan 5 9.2% Punahnya satwa % Kekeringan 7 9.% Masuknya air laut 32 4.% Tidak tahu 4 5.% Kebutuhan kayu 2 masyarakat 2.6% terjamin Tidak ada Lain-lain % 7 22.%; 2 26.%; 2 2.6% 6 7.8% % 4 7.2% 3 5.3% 3 5.3% 3 5.3% % 9 7.6% 7 3.7% % 2.% 5 6.5% 2 3.9% 2.6% Total *;* *;* *;* *;* Freq Error*.%.3%.% 3.4% ChiSq Significance Yes at 99.%* Yes at 99.%* Yes at 99.%* Yes at 99.%* Sumber: Analisis Data Primer, 29 Mengenai strategi yang akan dikembangkan, ternyata sebagian besar petani sudah mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai Credit Union (Tabel 2). Mereka menyatakan bahwa Credit Union merupakan wadah simpan pinjam yang dapat memberikan anggotanya kemudahan dalam menyimpan dan meminjam uang. Melalui CU modal untuk usaha dapat diakses dan pada akhirnya usaha yang dikembangkan dapat meningkatkan kesejahteraan. Dasar pengetahuan ini perlu ditingkatkan sehingga petani juga menyadari bahwa keberhasilan CU tidak terlepas dari dukungan dan peran serta mereka.

16 Tabel 2. Pengetahuan terhadap Credit Union Daerah Enumerasi Desa Kuala Tolak % Desa Tanjung Baik Budi % Desa Sei Putri % Desa Tempurukan 5 9.2% (33) Apa yang anda ketahui tentang Credit Union? Wadah untuk simpan pinjam % % Belum begitu paham % 3 2.4% Usaha bersama untuk simpan pinjam 8.3% 2 4.3% Dapat meningkatkan kesejahteraan 6.3% 33.3% Koperasi simpan pinjam 2 4.3% Lain-lain 8.3% 6.3% Totals *;* *;* *;* *;* Freq Error* 28.9% 6.5% 26.7% 54.4% ChiSq Significance Yes at 5* Yes at 5* Yes at 5* Yes at 5* Sumber: Analisis Data Primer, 29 Hampir semua petani menyetujui kalau hutan rawa gambut perlu dilestarikan (Tabel 3). Namun tidak demikian dengan hubungan antara penebangan dan intrusi air laut. Di Tanjung Baik Budi 6,3% petani menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernyataan ini. Mengenai pembukaan lahan pertanian baru yang akan berdampak terhadap ekosistem hutan rawa gambut, petani di Kuala Tolak, Tanjung Baik Budi dan Sei Putri menyetujuinya. Sedang di Tempurukan sebanyak 52,9% menyatakan tidak tahu mengenai hal ini. Namun demikian, hampir semua petani menyatakan persetujuan terhadap upaya penegakan hukum untuk pemberantasan illegal logging di hutan Sungai Putri. Khusus untuk Credit Union, di Kuala Tolak dan Sungai Putri banyak petani yang menyatakan tidak tahu apakah Credit Union perlu dikembangkan bersama sebagai wadah penciptaan modal. Sebanyak 58,2% petani di Kuala Tolak dan 66,7% di Sungai Putri menyatakan hal ini padahal mereka sudah memiliki pengetahuan dasar mengenai Credit Union.

17 Tabel 3. Tingkat Persetujuan terhadap Isu Pokok Hutan rawa gambut perlu dilestarikan- Tingkat persetujuan Daerah Enumerasi Desa Kuala Tolak % Desa Tanjung Baik Budi % Desa Sei Putri % Desa Tempurukan 5 9.2% Sangat setuju % % 4 7.9% % Setuju % % 7.5% 26 5.% Tidak tahu 7 8.9% 5 8.8% 3 5.9% Tidak setuju 7 8.9%.8% Total Freq Error*.2%.3%.9% 4.% ChiSq Significance Yes at 99.%* Yes at 99.%* Yes at 99.%* Yes at 99.%* Penebangan di hutan rawa gambut dapat menyebabkan air asin masuk ke lahan pertanian masyarakat-tingkat persetujuan Sangat setuju 6.5% 6.4% 38.6% 9.6% Setuju 4.8% 23.% 2.3% 45.% Tidak setuju 22.8% 6.3% 7.5% 9.6% Tidak tahu 9.%.3% 3.6% 5.7% Total Pembukaan lahan pertanian baru merupakan masalah bagi hutan rawa gambut-tingkat persetujuan Sangat setuju.3% 2.8% 35.% 2.% Setuju 48.% 43.6% 9.3% 3.4% Tidak setuju 26.6% 9.2% 2.3% 3.7%

18 Tidak tahu 24.% 24.4% 33.3% 52.9% Total Penegakan hukum perlu dilakukan untuk mengurangi penebangan di hutan rawa gambut-tingkat persetujuan Sangat setuju 2.3% 24.4% 5.9% 33.3% Setuju 48.% 65.4% 22.8% 35.3% Tidak setuju.4%.3% 8.8% 2.% Tidak tahu 2.3% 9.% 7.5% 29.4% Total Bersama-sama perlu mengembangkan CU sebagai wadah untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama-tingkat persetujuan Sangat setuju.4% 22.% 26.3% 43.% Setuju 26.6% 63.6% 3.5% 4.2% Tidak setuju 3.8% 3.9% 3.5% 2.% Tidak tahu 58.2%.4% 66.7% 3.7% Total Sumber: Analisis Data Primer, 29 Terkait dengan dukungan terhadap isu pokok, sebagian besar khalayak menyatakan sulit, tidak tahu/ tidak yakin atau netral (Tabel 4). Hanya sebagian kecil petani yang menyatakan tidak membuka hutan rawa gambut merupakan hal yang mudah. Di Kuala Tolak hanya 2,5% petani yang menyatakan mudah, di Tanjung Baik Budi 6%, Sei Putri 7% dan Tempurukan 5%. Sulit menahan diri sendiri untuk tidak membuka hutan rawa gambut juga menyebabkan petani sulit mencegah orang lain yang akan membuka hutan. Memberitahu orang lain tentang manfaat hutan rawa gambut Sungai Putri dinyatakan oleh 65,8% petani di Kuala Tolak sebagai hal yang sulit. Sementara di Tanjung Baik Budi ada 52,5% petani yang menyatakan sulit dan tidak tahu/ tidak yakin. Sama halnya dengan di Sei Putri, 57,% petani menyatakan hal serupa. Di Tempurukan, sebanyak 88% petani menyatakan sulit dan tidak tahu/ tidak yakin dapat memberitahu orang lain tentang manfaat hutan rawa gambut. Sementara untuk pengembangan Credit Union, hampir sebagian besar petani menyatakan tidak tahu/ tidak yakin. Di Kuala Tolak 65,7% petani menyatakan tidak tahu/ tidak yakin,

19 demikian juga dengan 59,6% khalayak di Sei Putri dan 4% khalayak di Tempurukan. Sedang di Tanjung Baik Budi, 39,7% khalayak menyatakan netral terhadap pernyataan ini. Tabel 4. Dukungan terhadap Isu Pokok (A) Tidak melakukan pembukaan hutan rawa gambut Daerah Enumerasi Desa Kuala Tolak % Desa Tanjung Baik Budi % Desa Sei Putri % Desa Tempurukan 5 9.2% Netral % % % 6 32.% Sulit % % % 2 24.% Tidak tahu/tidak yakin 8.% 9.5% 7.5% 7 34.% Mudah 2 2.5% 6 2.5% 4 7.% 5 Total Freq Error*.2%.8% 3.2% 3.4% ChiSq Yes at 99.% Yes at 99.% Yes at 99.% Yes at 99.% Significance (B) Memberitahu orang lain mengenai manfaat hutan rawa gambut Mudah 5.2% 47.4% 42.% 8.% Netral 2.7% 9.2% 5.3% 4.% Sulit 65.8% 26.9% 43.9% 62.% Tidak tahu/tidak 6.3% 6.4% 8.8% 26.% yakin Total

20 (C) Mencegah orang lain untuk tidak membuka hutan rawa gambut Mudah.3% 5.% 3.5% Netral.%.5%.8% Sulit 83.5% 78.2% 82.5% 7 Tidak tahu/tidak 5.% 5.% 2.3% 3 yakin Total (D) Bersepakat mengembangkan Credit Union Mudah.3% 26.9% 5.8% 34.% Netral 2.7% 39.7% 5.8% 2 Sulit 2.3% 5.4% 8.8% 6.% Tidak tahu/tidak 65.8% 7.9% 59.6% 4 yakin Total Sumber: Analisis Data Primer, Perilaku Dari 79 petani yang disurvei di Kuala Tolak, hanya 27,9% yang akan melaporkan aktvitivas penebangan liar pada aparat penegak hukum atau aparat desa. Di Sei Putri, hanya 2,3% dari 57 petani yang bersedia melapor. Sementara di Tempurukan 23,5% petani bersedia melapor jika melihat penebangan liar di hutan rawa gambut Sungai Putri. Berbeda halnya dengan petani di Tanjung Baik Budi, 7% akan melapor pada aparat desa dan penegak hukum baik dari dari kepolisian maupun Dinas Kehutanan (Tabel 5). Berdasarkan hasil survey kualitatif, keengganan petani melaporkan penebangan liar dikarenakan ketidakpercayaan terhadap performa aparat penegak hukum, khususnya dari kepolisian. Oknum kepolisian seringkali meminta pungutan liar pada truk-truk pengangkut kayu illegal dari hutan Sungai Putri. Setiap rit angkutan, biasanya mereka meminta pungutan minimal sebesar Rp 5..

21 Tabel 5. Perilaku Jika Melihat Aktivitas Penebangan (43) Apa yang anda lakukan ketika melihat kegiatan pemanfaatan kayu di hutan rawa gambut? Daerah Enumerasi Desa Kuala Tolak % Desa Tanjung Baik Budi % Desa Sei Putri % Desa Tempurukan 5 9.2% Diam saja % Menegur pelaku 2 5.2% Melapor pada aparat 9 desa.4% Tidak tahu 5 6.3% Melapor pada polisi setempat Melapor kepada yang berwenang.3% menangani masalah kehutanan Berdiskusi dengan pelaku Biasa-biasa saja Memberitahukan manfaat hutan untuk masa depan % % 8.3%.3%.3% % 6.5%.8% % 2 3.9% 9.6% 5 9.8% Lain-lain Total Freq Error*.7%.% 8.7% 3.2% ChiSq Significance Yes at 95.%* Yes at 95.%* Yes at 95.%* Yes at 95.%* Sumber: Analisis Data Primer, 29 Lebih dari 7% petani dari 4 desa (n=265) juga belum pernah mendiskusikan tentang hutan rawa gambut Sungai Putri maupun aktivitas pemanfaatan kayu disana dengan orang-orang di sekitar mereka (Tabel 6 dan 7).

22 Tabel 6. Komunikasi Interpersonal tentang Hutan Rawa Gambut Sungai Putri (39) Dalam sebulan terakhir, pernahkan anda membicarakan dengan orang lain mengenai hutan rawa gambut? (Jika Tidak, langsung ke nomer berikutnya) 265 Ya % Tidak % Total Freq Error* 5.% ChiSq Significance NA Sumber: Analisis Data Primer, 29 Tabel 7. Komunikasi Interpersonal tentang Pemanfaatan Kayu di Hutan Rawa Gambut Sungai Putri. (4) Dalam sebulan terakhir, pernahkan anda membicarakan tentang pemanfaatan kayu di dalam hutan rawa gambut Tempurukan - Kuala Tolak? 265 Ya % Tidak % Totals 26 Freq Error* 5.2% ChiSq Significance NA Sumber: Analisis Data Primer, 29 Meskipun demikian, petani sudah mempertimbangkan untuk melindungi hutan rawa gambut Sungai Putri dan mengajak orang di sekitarnya untuk berpartisipasi (Tabel 8).

23 Tabel 8. Perilaku Jika Mengetahui Manfaat Hutan Rawa Gambut (44) Apa yang akan anda lakukan ketika mengetahui manfaat hutan rawa gambut? Daerah Enumerasi Desa Kuala Tolak % Desa Tanjung Baik Budi % Desa Sei Putri % Desa Tempurukan 5 9.2% Tertarik untuk ikut melindunginya % Mengajak orang 2 sekitar saya untuk 26.6% melindunginya Tidak tahu manfaat 24 hutan rawa gambut 3.4% Berani menegur 3 orang yang merusak 3.8% hutan rawa gambut Tidak peduli 3 3.8% Tidak tahu 3 3.8% Biasa-biasa saja 3 3.8% Tidak ada.3% Mengolah lahan gambut Saat ini tidak mengetahui manfaat hutan rawa gambut Lain-lain % % 6 7.7% 9.5%.3%.3% % 3 5.3% 4 7.% 7 2.3% 5 8.8% % 8 5.7% 6.8% 2 3.9% 2.%.3% Total ; 79 ; 78 ; 57 ; 5 Freq Error*.3%.3% 2.5% 3.2% ChiSq Significance Yes at 99.%* Yes at 99.%* Yes at 99.%* Yes at 99.%* Sumber: Analisis Data Primer, 29 Sementara mengenai Credit Union 95,8% petani dari 4 desa (n=265) belum pernah mendiskusikannya dengan orang di sekitar mereka (Tabel 9).

24 Tabel 9. Komunikasi Interpersonal tentang Credit Union (4) Dalam sebulan terakhir, pernahkah anda membicarakan tentang Credit Union dengan orang lain? (Jika Tidak, langsung ke nomor selanjutnya) 265 Ya 4.2% Tidak % Total 264 Freq Error* 2.5% ChiSq Significance NA Sumber: Analisis Data Primer, Hambatan dalam Mengubah Perilaku Ketika ditanyakan hambatan pelestarian hutan rawa gambut Sungai Putri, 23% petani menyatakan tidak tahu. Tujuh belas koma tujuh persen (7,7%) menyatakan kebakaran yang terjadi setiap musim kemarau-lah yang menjadi hambatan. Hambatan lainnya adalah kurangnya kesadaran masyarakat (6,6%) (Tabel 2). Alasan yang dberikan oleh petani cenderung untuk melindungi akses mereka terhadap hutan rawa gambut Sungai Putri. Tabel 2. Hambatan Pelestarian Hutan Rawa Gambut Sungai Putri (47) Sebutkan 2 hal menurut anda yang menjadi hambatan pelestarian hutan rawa gambut Tempurukan - Kuala Tolak? 265 Tidak tahu 6 23.% Kebakaran setiap musim kemarau % Kurangnya kesadaran masyarakat % Tidak ada biaya 4 5.% Desakan ekonomi %

25 Aktivitas penebangan liar 24 9.% Tidak ada alternatif pekerjaan 24 9.% Kebutuhan masyarakat akan kayu 8 6.8% Semangat kerja sama masyarakat kurang 2 4.5% Tidak ada irigasi 3.8% Kurangnya informasi 9 3.4% Tidak ada modal usaha 8 3.% Penegakan hukum lemah 7 2.6% Belum ada yang menggerakkan 6 2.3% Hutan tergenang air 5.9% Lahan terlalu luas 5.9% Perhatian pemerintah daaerah terhadap 3 kawasan kurang.% Tidak ada bibit 3.% Ketiadaan bibit 2.8% Pembukaan lahan untuk kebun 2.8% Petugas kehutanan/kepolisian kurang bekerja 2 sama dengan masyarakat.8% Tidak punya skill 2.8% Lain-lain 4.2% Total *;* Freq Error* 5.2% ChiSq Significance NA Sumber: Analisis Data Primer, 29 Ada 2 hal yang menurut petani menjadi hambatan dalam mengembangkan Credit Union, yaitu keterbatasan pengetahuan mengenai Credit Union (32,6%) dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat (8%) (Tabel 2). Ini dikarenakan sosialisasi mengenai Credit Union selama ini baru sekali dilakukan.

26 Masalah kepercayaan juga menjadi poin penting. Dari survey kualitatif diketahui jika sebelumnya di desa target sudah pernah ada wadah penciptaan modal dalam bentuk koperasi. Akan tetapi tidak berjalan dengan baik karena modal yang tersimpan diselewengkan oleh oknum pengurus. Pernah juga terjadi, pengurus koperasi yang dipilih hanya karena pertalian saudara sehingga akhirnya koperasi menjadi eksklusif untuk kelompok tertentu. Tabel 2. Hambatan Pengembangan Credit Union (49) Sebutkan 2 hal yang menurut anda menjadi hambatan untuk mengembangkan Credit Union di desa 265 Tidak tahu % Keterbatasan pengetahuan mengenai CU % Menumbuhkan kepercayaan masyarakat 2 8.% Taraf hidup masyarakat rendah 2 4.6% CU belum berdiri 5.9% Kerja sama masyarakat kurang 5.9% Keterbatasan skill 3.% CU identik dengan umat nasrani 2.8% Pola pikir masyarakat yang sulit berubah 2.8% Syarat keanggotaan terlalu berat 2.8% Lain-lain 3.% Total *;* Freq Error* 6.% ChiSq Significance NA Sumber: Analisis Data Primer, 29

27 7. Rangkaian Kesatuan Perubahan Perilaku Hasil survey ini menunjukkan bahwa terkait dengan hutan rawa gambut Sungai Putri, perilaku petani sudah pada tahapan aksi (tindakan). Sedang terkait dengan Credit Union, perilaku petani baru pada tahapan pra perenungan (Tabel 22). 22a. Aktivitas Pemanfaatan Kayu Tabel 22. Tahapan Perilaku Terkait Hutan Rawa Gambut Sungai Putri (8) Saya akan membacakan 6 pernyataan mengenai pemanfaatan kayu di hutan rawa gambut. Pilihlah pernyataan yang paling sesuai dengan anda: 265 Sebulan terakhir, saya tidak pernah lagi 64 memanfaatkan kayu di hutan rawa gambut. 35.8% Selama sebulan terakhir, saya telah memikirkan 37 untuk berhenti memanfaatkan kayu di hutan 2.7% rawa gambut dan bermaksud melakukannya di masa depan Selama sebulan terakhir, saya pernah 26 memikirkan untuk berhenti memanfaatkan kayu 4.5% di hutan rawa gambut, tapi belum melakukannya Selama sebulan terakhir, saya belum pernah 2 memikirkan untuk berhenti memanfaatkan kayu.2% di hutan rawa gambut Sebulan terakhir, saya telah mengurangi 8 kegiatan pemanfaatan kayu di hutan rawa.% gambut. Sebulan terakhir, saya telah memikirkan untuk 4 berhenti memanfaatkan kayu di hutan rawa 7.8% gambut dan bermaksud melakukannya di masa depan. Saya juga sudah membicarakan mengenai hal ini dengan orang lain. Total 79 Freq Error* 7.2% ChiSq Significance NA Sumber: Analisis Data Primer, 29

28 22b. Pembukaan Lahan Baru (22) Saya akan membacakan 6 pernyataan mengenai pembukaan lahan pertanian/ perkebunan di hutan rawa gambut. Pilihlah pernyataan yang paling sesuai dengan anda. 265 Setahun terakhir, saya tidak pernah lagi 82 membuka lahan di hutan rawa gambut. 4.2% Selama setahun terakhir, saya telah menimbang 36 untuk tidak membuka lahan pertanian di hutan 8.% rawa gambut dan bermaksud melakukannya di masa depan. Selama setahun terakhir, saya pernah 3 menimbang untuk tidak membuka lahan 5.6% pertanian di hutan rawa gambut tapi belum melakukannya. Selama setahun terakhir, saya belum pernah 22 memikirkan untuk tidak membuka lahan.% pertanian di hutan rawa gambut. Setahun terakhir, saya telah menimbang tidak 8 membuka lahan pertanian di hutan rawa gambut 9.% dan bermaksud melakukannya di masa depan. Saya juga sudah membicarakan mengenai hal ini pada orang lain Setahun terakhir, saya sudah mengurangi pembukaan lahan baru di hutan rawa gambut. 5.% Total 99 Freq Error* 7.% ChiSq Significance NA Sumber: Analisis Data Primer, 29

29 a. Manfaat Tabel 23. Tahapan Perilaku Terkait Credit Union (23) Saya akan membacakan 6 pernyataan mengenai pengembangan wadah untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama. Pilihlah yang paling sesuai dengan anda. Selama sebulan terakhir, saya belum pernah memikirkan untuk mengembangkan wadah untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama. Sebulan terakhir saya sudah memikirkan untuk mengembangkan wadah untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama, tapi belum melakukannya. Sebulan terakhir saya sudah memikirkan untuk mengembangkan wadah untuk menyimpan uang & menciptakan modal bersama & bermaksud melakukannya di masa depan. Saya juga sudah membicarakannya dgn orang lain Sebulan terakhir saya sudah memikirkan untuk mengembangkan wadah untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama dan bermaksud melakukannya di masa depan. Sebulan terakhir saya sudah membuat wadah untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama. Sebulan terakhir saya sudah mulai mengembangkan wadah untuk menyimpan uang % % 37 4.% 27.2% 3.% 2.8% dan menciptakan modal bersama. Total 264 Freq Error* 6.2% ChiSq Significance Sumber: Analisis Data Primer, 29 menyatakan jika hutan rawa gambut terjaga, maka satwa juga akan lestari (4,3%) dan dapat mencegah banjir (26,5%). Sementara 69,% petani menyatakan belum tahu manfaat Credit Union. Hanya 7,2% yang menyatakan melalui CU mereka akan mendapatkan kemudahan memperoleh modal usaha. NA

30 b. Flagship Species Orangutan telah diidentifikasi petani sebagai mascot hutan rawa gambut Sungai Putri (62,4%)(Diagram ). Diagram. Flagship Species Hutan Rawa Gambut Sungai Putri Sumber: Analisis Data Primer, 29 F. Memahami Khalayak Hal yang diketahui mengenai khalayak primer Khalayak Primer - pada umumnya memiliki sawah/ ladang dengan luas rata-rata,5 - hektar. Selain itu, petani juga memiliki kebun (buah, kelapa atau karet) dengan luasan antara,25 hektar. Kebun-kebun ini umumnya merupakan warisan orang tua dan sudah dimiliki secara turun temurun. Tingkatan umur petani mulai dari 2 6 tahun. Rata-rata petani mengenyam pendidikan sampai Sekolah Dasar. Setiap musim tanam dan panen mereka bekerja di sawah/ ladang mereka. Biasanya mereka mulai bekerja dari pukul 8. hingga.. Sebelum dzuhur mereka kembali ke rumah untuk beristirahat. Baru kemudian pada pukul 4. melanjutkan bekerja hingga pukul 5 sore. Di luar musim tanam dan musim panen, petani melakukan usaha lain untuk menambah pendapatan mereka. Terlebih lagi jika ladang/ sawah mereka mangalami puso karena masuknya air laut. Usaha yang dilakukan petani bermacam-macam. Ada yang mencari ikan di laut, menjadi buruh perkebunan besar, tukang dan masuk hutan rawa gambut Sungai Putri untuk kerja kayu. Sebenarnya banyak petani berkeinginan mengembangkan usaha pertanian,

31 namun mereka mempunyai kendala modal. tidak bisa mengakses modal dari bank karena dianggap pekerjaannya sangat tergantung dengan alam dan beresiko tinggi. Pengetahuan petani mengenai hutan rawa gambut Sungai Putri sudah cukup memadai. Menurut mereka hutan rawa gambut berfungsi sebagai tempat hidup orangutan dan satwa lainnya. Selain itu juga sebagai penyimpan air dan sumber kayu. menyadari bahwa menjaga hutan rawa gambut Sungai Putri juga merupakan bagian dari tanggung jawab mereka. Kecuali petani di Tanjung Baik Budi yang masih pada tahap persiapan, petani di 3 desa lainnya sudah berada pada tahap aksi dalam hal perubahan perilaku yang diperlukan untuk mengurangi ancaman penebangan di hutan Sungai Putri. Meskipun demikian, petani belum bisa mencegah pihak lain yang merambah hutan. Sebagian besar memang petani sudah tidak lagi memanfaatkan kayu di hutan Sungai Putri, namun mereka memilih diam ketika melihat aktivitas penebangan illegal di sana. Pengetahuan Dalam hal perilaku untuk mengurangi pembukaan lahan untuk tujuan budidaya, hanya petani di Kuala Tolak dan Tempurukan yang sudah pada tahapan aksi. di Tanjung Baik Budi pada tahap persiapan, sedang petani di Sungai Putri baru pada tahap perenungan. Pengetahuan petani mengenai fungsi hutan rawa gambut sudah cukup merata. menyatakan hutan rawa gambut merupakan habitat satwa dan sebagai penahan air. Mereka juga tahu, rusaknya hutan Sungai Putri akan berakibat punahnya satwa, kekeringan dan intrusi air laut. juga mengetahui Credit Union sebagai wadah untuk mereka menyimpan dan meminjam modal. Dasar pengetahuan ini belum cukup untuk membuat petani memahami manfaat CU. Selain itu perlu dimunculkan kesadaran mereka bahwa CU tidak akan berhasil tanpa dukungan dan peran serta aktif petani sebagai anggota. Sikap Jika dapat mengakses modal dari Credit Union, petani di Sei Putri dan Tanjung Baik Budi akan memanfaatkannya untuk mengembangkan usaha pertanian. Sementara petani di Kuala Tolak dan Tempurukan masih belum tahu modal tersebut akan dimanfaatkan untuk apa. Namun meskipun mengetahui manfaat Credit Union, petani masih menyatakan kurangnya pengetahuan dan keraguan mereka terhadap CU akan menjadi hambatan pengembangan CU. Bagi petani, melestarikan hutan rawa gambut Sungai Putri akan menjamin ketersediaan air dan mencegah masuknya air asin. sepakat bahwa hutan rawa gambut Sungai Putri perlu dilestarikan. di Kuala Tolak, Sei Putri dan Tempurukan menyadari jika penebangan dapat menyebabkan intrusi air laut. Namun tidak demikian dengan petani di Tanjung Baik Budi. Enam puluh koma tiga

32 persen (6,3%) petani tidak menyetujui hal ini. Mengenai pembukaan lahan yang akan berdampak terhadap ekosistem hutan Sungai Putri, hanya petani di Tempurukan yang tidak menyetujui hal tersebut (52,9%). di Kuala Tolak, Tanjung Baik Budi dan Sei Putri menyatakan sulit untuk tidak membuka lahan di hutan Sungai Putri. Sementara petani di Tempurukan menyatakan tidak tahu/ tidak yakin dapat melakukan hal ini (34%). Demikian juga halnya dengan mencegah orang lain untuk tidak merambah hutan, petani mengganggap hal tersebut sulit dilakukan. cenderung memperluas lahan pertanian untuk meningkatkan produksi ketimbang melakukan intensifikasi pertanian. Namun secara umum, petani menyetujui penegakan hukum perlu dilakukan untuk mengurangi ancaman penebangan di hutan Sungai Putri. Praktik Hanya petani di Tanjung Baik Budi yang mau melapor ke aparat desa atau penegak hukum jika melihat aktivitas pembalakan liar di hutan Sungai Putri. di 3 desa lainnya memilih untuk diam saja. Namun mereka sudah mempunyai keinginan untuk ikut melindungi hutan dan mengajak orang lain berpartisipasi. Sumber terpercaya Secara umum, perangkat desa (kepala desa, kepala dusun, ketua RT) adalah sumber yang dipercayai oleh petani. Namun yang unik, di Tanjung Baik Budi petani lebih mempercayai sesama anggota masyarakat. Sebagai tambahan, di Sei Putri petani juga percaya pada tokoh masyarakat, ulama, dukun kampung dan tetua adat. Di Tempurukan, petani menyatakan ulama-lah sumber yang dipercayai. Sumber media Televisi merupakan media yang paling sering memberikan informasi pada petani. Selain itu ada juga Radio Siaran Pemerintah Daerah Ketapang dan Radio Republik Indonesia Pontianak. mendengarkan radio dari pukul dan wib. Berita dan music merupakan program yang sangat disukai.

33 G. Strategi Kampanye. Tangga Manfaat Tema: Cerdas yang Bertanggung Jawab pada Keluarga & Lingkungan Manfaat Emosional Manfaat secara fungsi Atribut perilaku Saya petani cerdas yang mampu mengembangkan usaha pertanian/ peternakan secara mandiri Saya kepala keluarga yang bertanggung jawab yang mampu mengelola keuangan keluarga Meminjam modal untuk usaha Mendapatkan asuransi kesehatan dan santunan kematian Ada simpanan untuk hari tua Patuh pada hukum Terhindar dari jerat hukum karena melakukan illegal logging Melindungi hutan rawa gambut Sungai Putri sebagai sumber air Saya turut berkontribusi dalam upaya perlindungan hutan rawa gambut Sungai Putri menjadi anggota CU aktif mengelola keuangan keluarga memanfaatkan CU untuk meminjam modal mengembangkan usaha mandiri dan pelan-pelan mengurangi ketergantungannya terhadap hutan rawa gambut sungai putri, terutama untuk kebutuhan lahan dan kayu. Perilaku yang diharapkan dari petani: mendukung Credit Union (CU) yang ditunjukkan dengan menjadi anggota. memanfaatkan CU untuk meminjam modal usaha dan menggunakannya untuk mengembangkan usaha pertanian atau peternakan, sehingga ketergantungan petani terhadap hutan berkurang dan hutan rawa gambut Sungai Putri terjaga.

34 2. Sasaran SMART Teori Perubahan K+ A+ IC+ BR BC TR CR memahami: Fungsi hutan menyetujui tentang: Diskusi tentang: Hutan rawa gambut Sungai Memperkenalkan dan memfasilitasi Masyarakat mendukung CU yang Penebangan di S.Putri berkurang Mempertahan kan hutan rawa gambut rawa gambut Hutan rawa Putri perlu terbentuknya ditunjukkan Sungai Putri untuk mencegah intrusi air laut dan mendukung usaha pertanian Fungsi hutan rawa gambut sebagai penyimpan karbon (carbon sequestration) Manfaat Credit Union gambut yang terjaga dapat menahan masuknya air laut dan mencegah gagal panen Hutan rawa gambut perlu dilestarikan CU dapat menguatkan modal usaha masyarakat dilestarikan Manfaat Credit Union Credit Union untuk memudahkan masyarakat mengakses modal usaha Carbon credit (jangka panjang) dengan kesediaan menjadi anggota Masyarakat memanfaatkan CU untuk memperoleh modal usaha Masyarakat mengembangkan usaha (atau memulai usaha baru) dan pelanpelan meninggalkan aktivitas illegal logging dan perambahan hutan sebagai habitat orangutan Kalimantan (P.p. wurmbii) Objektif: Pengetahuan petani mengenai fungsi hutan rawa gambut untuk mencegah intrusi air laut meningkat dari 4% menjadi 54% pada Juni 2 Pengetahuan petani mengenai fungsi hutan rawa gambut sebagai penyimpan karbon meningkat dari 2,5% menjadi 52,5% pada menyetujui hubungan antara penebangan dan intrusi air laut, meningkat dari 8,9% menjadi 58,9% menyetujui hutan rawa gambut Sungai Putri perlu dilestarikan meningkat dari 47,9% menjadi 87,9% pada Juni 2. akan menyetujui untuk bersama-sama mengembangkan CU sebagai untuk Meningkatkan intensitas komunikasi petani tentang perlunya pelestarian hutan rawa gambut dari 27% menjadi 67% pada Juni 2. Meningkatkan intensitas komunikasi petani tentang manfaat CU meningkat dari 4,3% menjadi 54,3% pada Juni 2. Sebanyak 2 petani menjadi anggota CU pada Juni 2 2 anggota CU aktif meminjam simpanan capital, menyimpan uang dan melakukan pinjaman untuk usaha produktif pada Juni 2 2 orang (%) anggota CU meminjam modal untuk usaha produktif pada Juni 2 % anggota CU mulai mengembangkan usaha mandiri pada Juni 2 dan berhenti merambah KHRG Sungai Putri KHRG Sungai Putri terjaga

35 Juni 2 Pengetahuan petani mengenai manfaat CU sebagai usaha bersama untuk simpan pinjam meningkat dari 6,7% menjadi 46,7% pada Juni 2 menyimpan uang dan menciptakan modal bersama untuk keperluan usaha dan kesejahteraan, meningkat dari 23,9% menjadi 63,9% pada Juni Bauran Pemasaran Produk Produk dari kampanye ini adalah Credit Union. digugah untuk mendukung CU, menjadi anggota aktif dan memanfaatkan CU untuk mengakses modal usaha. Dengan mengakses modal untuk berusaha dari CU, petani diharapkan dapat memperbaiki taraf hidupnya. Asumsinya, jika taraf hidup petani sudah meningkat maka mereka tidak akan mau lagi bersusah payah masuk hutan untuk kerja kayu, dan setiap kali harus khawatir karena melakukan aktivitas yang melanggar hukum. Dengan menjadi anggota CU, petani juga menjamin masa depan keluarganya. dapat mengelola keuangan keluarga dengan sebaik-baiknya, sehingga keluarganya sudah memiliki tabungan untuk berbagai keperluan di kemudian hari. Kampanye ini juga menekankan bahwa dengan menjadi anggota CU aktif dan mengembangkan usaha mandiri yang tidak bergantung pada hutan, petani berarti sudah mendukung pelestarian KHRG Sungai Putri. Menjaga KHRG Sungai Putri sama halnya dengan mencegah intrusi air asin dan mendukung usaha pertanian mereka. Hal ini juga menunjukkan petani mematuhi UU 4/999 tentang Kehutanan. Ke depan, dengan menjaga KHRG Sungai Putri petani akan mendapatkan keuntungan dari mekanisme pembiayaan karbon. Harga Meskipun tahu bahwa CU merupakan wadah simpan pinjam yang bisa dimanfaatkan petani untuk meminjam modal dengan bunga rendah, namun petani masih belum yakin dengan CU. Ketidakyakinan ini muncul karena pengalaman di masa lalu dengan koperasi yang tidak berjalan dengan baik. Untuk mengatasi hambatan ini, akan dilakukan kunjungan ke CU terdekat yang sudah memiliki cerita keberhasilan. Perwakilan petani tersebut kemudian dapat menceritakan pengalamannya pada petani yang lain, sehingga makin banyak petani yang mendukung dan bersedia menjadi anggota pertama sekaligus pendiri CU.

36 Prinsip dasar CU sebenarnya adalah membangun manusia. CU dapat berkembang dan bermanfaat bagi anggotanya bukan hanya membutuhkan uang. CU membutuhkan modal sosial yang diwariskan oleh nenek moyang kita, yaitu budaya gotong royong, swadaya dan setia kawan. CU diharapkan dapat terbangun dari kebersamaan petani: dari petani untuk petani. diharapkan secara mandiri mengumpulkan sumbangan baik berupa uang tunai maupun hasil panen untuk menyelenggarakan tahapan persiapan pembentukan CU (magang dan perencanaan strategis). Untuk memastikan CU dapat berjalan dengan baik, petani bersama-sama melakukan perencanaan stategis dan meletakkan dasar dari CU yang akan dibentuk. Yayasan Titian dan mitra hanya akan memfasilitasi jalannya proses. Tim manajemen dan pelaksana harian CU yang akan terbentuk nantinya, semuanya adalah petani. Kapasitas mereka akan dibangun lewat proses magang dan pelatihan-pelatihan yang relevan dengan tugas mereka untuk menjalankan CU. Anggota juga akan ditingkatkan kapasitasnya lewat pendidikan dasar. Melalui pendidikan dasar, selain menyampaikan informasi mengenai CU itu sendiri juga akan disisipkan materi konservasi. Tempat Kelompok yang disasar untuk memasarkan CU adalah petani di 4 desa sekitar Sungai Putri. Promosi Promosi CU akan dilakukan lewat Radio Siaran Pemerintah Kab. Ketapang. Karena petani senang mendengarkan music dan berita, maka akan diproduksi jingle; newsflash atau fact sheet yang bisa dibacakan di sela-sela program music. Talkshow dengan narasumber yang relevan juga mungkin dilakukan. Promosi lewat radio akan dilakukan pada waktu pagi (6. 2. wib) dan sore (5. 8. wib). CU akan dikenalkan di tiap desa menggunakan kesempatan musyawarah desa, pengajian mingguan, diskusi kelompok atau pemutaran film (mobile cinema). 4. Pesan Kampanye a. Strategi Pembuatan Pesan untuk Jika saya menjadi anggota CU dan memanfaatkan CU untuk meminjam modal usaha dan mengembangkannya menjadi usaha mandiri, maka saya akan merasa menjadi petani cerdas yang bertanggung jawab pada keluarga dan lingkungan karena: Saya mampu mengembangkan usaha secara mandiri Sebagai kepala keluarga saya mampu mengelola keuangan keluarga Saya berkontribusi dalam upaya pelestarian hutan rawa gambut Sungai Putri b. Pesan Inti Pesan inti akan dibangun berdasarkan strategi pesan. Melalui pesan akan dimasukkan slogan-slogan potensial yang akan membantu meringkas pesan inti dalam frase yang mudah diingat. Lebih banyak slogan akan dikembangkan selama fase pengembangan kreatif dan diuji dengan sasaran utama sebelum memilih slogan akhir.

37 Pesan inti untuk petani: Jadilah petani cerdas yang bertanggung jawab pada keluarga dan lingkungan. Jadilah anggota CU, sekaligus mendukung pelestarian hutan rawa gambut Sungai Putri. Dengan menjadi anggota aktif CU, anda akan menjamin masa depan keluarga anda, sekaligus dapat mengembangkan usaha pertanian anda. CU akan membantu anda memperbaiki taraf hidup anda. c. Kotak Pengembangan Pesan Pesan Pembuka Kompleks hutan rawa gambut (KHRG) Sungai Putri merupakan habitat penting orangutan Kalimantan KHRG Sungai Putri memegang peranan penting dalam mengatur tata air dan mencegah intrusi air laut Penebangan dan perambahan hutan akan berdampak terhadap kemampuan hutan Sungai Putri mengatur air dan mencegah intrusi Intrusi air laut akan mempengaruhi produktivitas pertanian dan akan menghambat pengembangan usaha pertanian Credit Union merupakan alat untuk membantu petani meningkatkan taraf hidup mereka Pesan Solusi Dengan menjaga KHRG Sungai Putri, petani menyelamatkan hasil panen mereka dari kegagalan karena intrusi air laut. Dengan menjaga KHRG Sungai Putri, petani (dan masyarakat secara umum) akan mendapat manfaat dari mekanisme pembayaran karbon. Credit Union sudah banyak dibentuk di Kalbar dan sudah banyak cerita keberhasilannya. Pesan Aksi Dukung upaya pelestarian KHRG Sungai Putri Jadilah anggota aktif CU Pesan Penguat Cerita keberhasilan proyek REDD di Indonesia dan CU di Kalbar CU Muare Pesisir merupakan bukti bahwa CU bukan program milik masyarakat Dayak/ non muslim Menebang dan merambah hutan tanpa izin melanggar UU no 4/999 tentang Kehutanan

38 d. Rencana Pemantauan PETANI Tingkat Tujuan SMART Bagaimana Ukuran Target Kapan Siapa Dimana Pengetahuan Pengetahuan petani mengenai fungsi hutan rawa gambut untuk mencegah intrusi air laut meningkat dari 4% menjadi 44% pada Juni 2 Pra/pasca survei KAP Pengetahuan Positif terbentuk 4% (meningkat dari 4%) April 29 & Juni 2 Enumerator Desa Tempurukan, Sei Putri, Tanjung Baik Budi, Kuala Tolak Pengetahuan petani mengenai fungsi hutan rawa gambut sebagai penyimpan karbon meningkat dari 2,5% menjadi 52,5% pada Juni 2 Pra/pasca survei KAP Pengetahuan Positif terbentuk 4% (meningkat dari 2,5%) April 29 & Juni 2 Enumerator Desa Tempurukan, Sei Putri, Tanjung Baik Budi, Kuala Tolak Pengetahuan petani mengenai manfaat CU sebagai usaha bersama untuk simpan pinjam meningkat dari 6,7% menjadi 46,7% pada Juni 2 Pra/pasca survei KAP Pengetahuan Positif terbentuk 4% (meningkat dari 6,7%) April 29 & Juni 2 Enumerator Desa Tempurukan, Sei Putri, Tanjung Baik Budi, Kuala Tolak Sikap & Komunikasi Pribadi menyetujui hubungan antara penebangan dan intrusi air laut, meningkat dari 8,9% menjadi 58,9% Pra/pasca survei KAP Sikap Positif terbentuk 4% (meningkat dari 8,9%) April 29 & Juni 2 Enumerator Desa Tempurukan, Sei Putri, Tanjung Baik Budi, Kuala Tolak menyetujui hutan rawa gambut Sungai Putri perlu dilestarikan meningkat dari 47,9% menjadi 87,9% pada Juni 2 Pra/pasca survei KAP Sikap Positif terbentuk 4% (meningkat dari 47,9%) April 29 & Juni 2 Enumerator Desa Tempurukan, Sei Putri, Tanjung Baik Budi, Kuala Tolak akan menyetujui untuk Pra/ pasca Sikap Positif 4% (meningkat April 29 & Juni Enumerator Desa Tempurukan,

39 PETANI Tingkat Tujuan SMART Bagaimana Ukuran Target Kapan Siapa Dimana bersama-sama mengembangkan CU sebagai untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama untuk keperluan usaha dan kesejahteraan, meningkat dari 23,9% menjadi 63,9% pada Juni 2. Meningkatkan intensitas komunikasi petani tentang perlunya pelestarian hutan rawa gambut dari 27% menjadi 67% pada Juni 2 survei KAP terbentuk dari 23,9%) 2 Sei Putri, Tanjung Baik Budi, Kuala Tolak Pra/ pasca survei KAP Sikap Positif terbentuk 4% (meningkat dari 27%) April 29 & Juni 2 Enumerator Desa Tempurukan, Sei Putri, Tanjung Baik Budi, Kuala Tolak Meningkatkan intensitas komunikasi petani tentang manfaat CU meningkat dari 4,3% menjadi 54,3% pada Juni 2 Pra/ pasca survei KAP Sikap Positif terbentuk 4% (meningkat dari 4,3%) April 29 & Juni 2 Enumerator Desa Tempurukan, Sei Putri, Tanjung Baik Budi, Kuala Tolak Perubahan perilaku 2 orang Anggota CU aktif meminjam simpanan capital, menyimpan uang dan melakukan pinjaman untuk usaha produktif pada Juni 2 Analisis data sekunder Jumlah anggota CU 2 orang Juni 2 MK Kantor CU yang terbentuk 2 orang anggota CU mulai mengembangkan usaha mandiri pada Juni 2 Observasi dan diskusi langsung; analisis data sekunder Jumlah anggota CU yang meminjam modal usaha produktif 2 orang (% dari jumlah anggota) Juni 2 MK Kantor CU yang terbentuk, 4 Desa sekitar KHRG Sungai Putri

V. Hasil Kampanye. Tabel 12. Jumlah Kepala Keluarga di Desa Target

V. Hasil Kampanye. Tabel 12. Jumlah Kepala Keluarga di Desa Target V. Hasil Kampanye Metode Survei Pra dan Paska Kampanye Yayasan Titian melakukan 2 (dua) kali survei kuantitatif menggunakan kuesioner di 5 desa (4 target dan 1 pembanding) di sekitar hutan rawa gambut

Lebih terperinci

STRATEGI TINDAK LANJUT

STRATEGI TINDAK LANJUT VII. STRATEGI TINDAK LANJUT Pendahuluan Kampanye tahap pertama yang dilakukan di Kompleks hutan rawa gambut Sungai Putri baru saja berakhir Juli 2010 lalu. Beberapa capaian yang dicatat dari kampaye tersebut:

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR KAMPANYE Kompleks Hutan Rawa Gambut Sungai Putri Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Disiapkan oleh: Ade Yuliani, Titian, 2010

LAPORAN AKHIR KAMPANYE Kompleks Hutan Rawa Gambut Sungai Putri Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Disiapkan oleh: Ade Yuliani, Titian, 2010 LAPORAN AKHIR KAMPANYE Kompleks Hutan Rawa Gambut Sungai Putri Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Disiapkan oleh: Ade Yuliani, Titian, 2010 1 Daftar Isi DAFTAR ISI 2 DAFTAR TABEL 4 DAFTAR FOTO 6 DAFTAR

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI Istiyarto Ismu Manager Kampanye Bali Barat Pengantar Strategi penyingkir halangan yang diterapkan oleh Yayasan Seka dalam rangka penyelamatan habitat Jalak Bali (Leucopsar

Lebih terperinci

Terms Of Reference Round Table Discussion 2 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya dan Aceh Barat Daya

Terms Of Reference Round Table Discussion 2 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya dan Aceh Barat Daya Terms Of Reference Round Table Discussion 2 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya dan Aceh Barat Daya Latar Belakang Tripa merupakan hutan rawa gambut yang luasnya sekitar 61.000 ha, terletak

Lebih terperinci

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye 17.0 PESAN KAMPANYE 17.1 Strategi pembuatan pesan Strategi pembuatan pesan bagi petani dan masyarakat akan membantu memandu semua pesan yang dirancang agar dapat mencapai sasaran kampanye kami. Strategi-strategi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

BAB V E. HASIL KAMPANYE

BAB V E. HASIL KAMPANYE BAB V E. HASIL KAMPANYE Metode Survei Pra dan Pasca Sebuah survei pra-kampanye dilakukan pada bulan April 2009 lalu untuk menetapkan dasar bagi sasaran-sasaran SMART kampanye Pride yang terkait dengan

Lebih terperinci

5. HASIL KAMPANYE. Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu:

5. HASIL KAMPANYE. Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu: 5. HASIL KAMPANYE Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu: Mengukur paparan terhadap kegiatan-kegiatan kampanye Pride di kalangan segmen khalayak sasaran utama kampanye, yaitu:

Lebih terperinci

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal 19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk menghentikan kawasan hutan dan memelihara area hutan Taman Nasional Gunung Leuser Wilayah SPTN VI Besita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia dikaruniai kekayaan alam, bumi, air, udara serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia dikaruniai kekayaan alam, bumi, air, udara serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia dikaruniai kekayaan alam, bumi, air, udara serta ribuan pulau oleh Tuhan Yang Maha Esa, yang mana salah satunya adalah hutan. Hutan merupakan sesuatu

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB VI FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN PRODUKSI PERTANIAN 6.1 Faktor Eksternal Komoditas Kelapa Sawit memiliki banyak nilai tambah dibandingkan

BAB VI FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN PRODUKSI PERTANIAN 6.1 Faktor Eksternal Komoditas Kelapa Sawit memiliki banyak nilai tambah dibandingkan 51 BAB VI FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN PRODUKSI PERTANIAN 6.1 Faktor Eksternal Komoditas Kelapa Sawit memiliki banyak nilai tambah dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya. Harga pasaran yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: 1. Tahap Perencanaan, yang dilaksanakan pada bulan September 2006 Februari 2007, dilaksanakan di Aceh

Lebih terperinci

Memanen padi tanpa asap di gambut Lamandau

Memanen padi tanpa asap di gambut Lamandau Memanen padi tanpa asap di gambut Lamandau Minggu, 15 April 2018 12:16 WIB Dokumentasi - Bibit padi di lahan gambut (ANTARA News / Virna Puspa S) Sudah dua tahun lahan gambut di Desa Tanjung Putri, Kecamatan

Lebih terperinci

Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar

Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar Ketua : Marfuatul Latifah, S.H.I, L.LM Wakil Ketua : Sulasi Rongiyati, S.H., M.H. Sekretaris : Trias

Lebih terperinci

DOKUMEN POTENSI DESA SEGAMAI

DOKUMEN POTENSI DESA SEGAMAI DOKUMEN POTENSI DESA SEGAMAI Hasil Pemetaan Masyarakat Desa bersama Yayasan Mitra Insani (YMI) Pekanbaru 2008 1. Pendahuluan Semenanjung Kampar merupakan kawasan hutan rawa gambut yang memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, salah satu pengelompokan hutan berdasarkan fungsinya adalah hutan konservasi. Hutan konservasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai desain media komunikasi untuk pendidikan konservasi berdasarkan preferensi masyarakat dan efeknya terhadap perubahan pengetahuan,

Lebih terperinci

Strategi rehabilitasi hutan terdegradasi

Strategi rehabilitasi hutan terdegradasi Strategi rehabilitasi hutan terdegradasi Kajian sistem pengelolaan dan rehabilitasi IUPHHK restorasi ekosistem Kajian Sistem Pengelolaan dan Rehabilitasi IUPHHK Restorasi Ekosistem Strategi Rehabilitasi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

G. RENCANA TINDAK LANJUT

G. RENCANA TINDAK LANJUT G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk membangun,

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI

DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI PERAN EKOSISTEM HUTAN BAGI IKLIM, LOKAL, GLOBAL DAN KEHIDUPAN MANUSIA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati

POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati Ringkasan Penelitian ini dilakukan terhadap anggota Kelompok Tani

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pera

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pera No.166, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SUMBER DAYA ALAM. Pembudidaya. Ikan Kecil. Nelayan Kecil. Pemberdayaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5719) PERATURAN

Lebih terperinci

KEGIATAN KAMPANYE. Tabel 4. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan Untuk Petani. Khalayak sasaran: petani

KEGIATAN KAMPANYE. Tabel 4. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan Untuk Petani. Khalayak sasaran: petani IV. KEGIATAN KAMPANYE Kegiatan-Kegiatan Kampanye: Deskripsi dan Evaluasi Efektifitas Tabel 4. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan Untuk Petani Khalayak sasaran: petani Tahap teori perubahan

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

Lebih terperinci

BAB VI F. ANALISA KRITIS

BAB VI F. ANALISA KRITIS BAB VI F. ANALISA KRITIS Bab Analisa Kritis ini akan mengulas hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan serta dibagian mana perbaikan-perbaikan dapat dilakukan.

Lebih terperinci

BAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN

BAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN BAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN 5.1 Aksesibilitas Masyarakat terhadap Hutan 5.1.1 Sebelum Penunjukan Areal Konservasi Keberadaan masyarakat Desa Cirompang dimulai dengan adanya pembukaan lahan pada

Lebih terperinci

Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk

Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk RENCANA PEMANTAUAN Rencana Pemantauan yang baik akan membantu kita secara akurat dan tepercaya menilai dampak intervensi proyek kita untuk menentukan apakah proyek telah mencapai tujuan dan sasarannya,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem mangrove bagi kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup memiliki fungsi yang sangat besar, yang meliputi fungsi fisik dan biologi. Secara fisik ekosistem

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 31 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penentuan Lokasi Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling) difokuskan pada kawasan yang berada di hulu sungai dan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.16/Menhut-II/2011 Tanggal : 14 Maret 2011 PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pedoman

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal memiliki potensi sumberdaya alam yang tinggi dan hal itu telah diakui oleh negara-negara lain di dunia, terutama tentang potensi keanekaragaman hayati

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.150, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. PNPM Mandiri. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.16/MENHUT-II/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENGENDALIAN PENEBANGAN POHON DI LUAR KAWASAN HUTAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo merupakan daerah yang terbentuk karena transmigrasi berasal dari Jawa pada tahun 1979. Desa Tegal Arum merupakan daerah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1230, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Kelompok Tani Hutan. Pembinaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.57/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELOMPOK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG HUTAN KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang : a. bahwa hutan disamping

Lebih terperinci

BAB VI KELEMBAGAAN USAHA KAYU RAKYAT

BAB VI KELEMBAGAAN USAHA KAYU RAKYAT BAB VI KELEMBAGAAN USAHA KAYU RAKYAT 6.1 Kelembagaan Pengurusan Hutan Rakyat Usaha kayu rakyat tidak menjadi mata pencaharian utama karena berbagai alasan antara lain usia panen yang lama, tidak dapat

Lebih terperinci

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan 19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk mempertahankan keberadaan Hutan Geumpang sebagian Kawasan Blang Raweu, suatu kawasan yang kaya akan

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 5106002.6106 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Ketapang Tahun 2013 sebanyak 65.553 juta rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Ketapang Tahun

Lebih terperinci

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya Latar Belakang Permasalahan yang menghadang Upaya pencapaian 10 juta ton surplus beras di tahun 2014 : Alih fungsi lahan sawah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon bakau yang mampu

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES Nomor : 6 Tahun : 2010 Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan urusan bidang kelautan dan perikanan khususnya Tempat Pelelangan Ikan (TPI) berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

E. Hasil Kampanye. Strategi dalam mengukur capaian hasil Kampanye Pride, memiliki beberapa tujuan utama, yaitu :

E. Hasil Kampanye. Strategi dalam mengukur capaian hasil Kampanye Pride, memiliki beberapa tujuan utama, yaitu : E. Hasil Kampanye Hasil Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon diukur dengan berbagai metode, yaitu dengan melakukan survey kuantitatif pra dan paska Kampanye Pride melalui wawancara khalayak dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 8 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Wilayah Kepulauan Seribu merupakan sebuah gugusan pulaupulau kecil yang terbentang dari teluk Jakarta sampai dengan Pulau Sibera. Luas total Kabupaten

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES. Nomor : 6 Tahun : 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES. Nomor : 6 Tahun : 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES Nomor : 6 Tahun : 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Pemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut

Pemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut SUMBER DAYA AIR Indonesia memiliki potensi lahan rawa (lowlands) yang sangat besar. Secara global Indonesia menempati urutan keempat dengan luas lahan rawa sekitar 33,4 juta ha setelah Kanada (170 juta

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES LEMBARAN DAERAH Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan urusan bidang kelautan dan perikanan khususnya Tempat Pelelangan Ikan (TPI) berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

LAMPIRAN IV PANDUAN PENYIAPAN LAHAN DENGAN PEMBAKARAN UNTUK MASYARAKAT ADAT/TRADISIOANAL

LAMPIRAN IV PANDUAN PENYIAPAN LAHAN DENGAN PEMBAKARAN UNTUK MASYARAKAT ADAT/TRADISIOANAL LAMPIRAN IV PANDUAN PENYIAPAN LAHAN DENGAN PEMBAKARAN UNTUK MASYARAKAT ADAT/TRADISIOANAL 1. Pengertian Penyiapan lahan dengan pembakaran adalah upaya yang dilakukan dalam rangka untuk melakukan penyiapan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49 29 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB) KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB) Menimbang berbagai faktor utama yang menghambat pengelolaan hutan lindung secara efektif, maka pengelolaan hutan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG 1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN PENUNJANG PARIWISATA BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya bagi kesejahteraan manusia. Keberadaan sumber daya alam dan manusia memiliki kaitan yang sangat

Lebih terperinci

TOR RISET KUANTITATIF IDENTIFIKASI KEPENTINGAN DALAM RANGKA PRIDE CAMPAIGN TNUK BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

TOR RISET KUANTITATIF IDENTIFIKASI KEPENTINGAN DALAM RANGKA PRIDE CAMPAIGN TNUK BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON TOR RISET KUANTITATIF IDENTIFIKASI KEPENTINGAN DALAM RANGKA PRIDE CAMPAIGN TNUK BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Jl. Perintis Kemerdekaan No. 51 Labuan Pandeglang Banten 42264 1 I. PENDAHULUAN 1. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mempunyai luas hutan negara berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mempunyai luas hutan negara berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai luas hutan negara berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakat (TGHK) 1 seluas 140,4 juta hektar terdiri atas kawasan hutan tetap seluas 113,8 juta hektar

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 677/Kpts-II/1998 jo Keputusan Menteri

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, Menimbang : a. bahwa hutan mangrove di Kota Bontang merupakan potensi

Lebih terperinci

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan Merupakan sesuatu yang kritis untuk memiliki ide yang jelas bagaimana kampanye Pride kita akan menciptakan yang bertahan lama untuk konservasi keanekaragaman hayati. Salah satu cara untuk melakukan hal

Lebih terperinci

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 GAMBARAN SEKILAS Praktek-Praktek REDD+ yang Menginspirasi MEMBANGUN DASAR KERANGKA PENGAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA Apa» Kemitraan dengan Ratah

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.407, 2011 KEMENTERIAN KEHUTANAN. IUPHHK. Hutan Tanaman Rakyat. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/Menhut-II/2011 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN

Lebih terperinci

KAJIAN KEBIJAKAN AKSELERASI PEMBANGUNAN PERTANIAN WILAYAH TERTINGGAL MELALUI PENINGKATAN KAPASITAS PETANI

KAJIAN KEBIJAKAN AKSELERASI PEMBANGUNAN PERTANIAN WILAYAH TERTINGGAL MELALUI PENINGKATAN KAPASITAS PETANI Laporan Akhir Hasil Penelitian TA.2015 KAJIAN KEBIJAKAN AKSELERASI PEMBANGUNAN PERTANIAN WILAYAH TERTINGGAL MELALUI PENINGKATAN KAPASITAS PETANI Tim Peneliti: Kurnia Suci Indraningsih Dewa Ketut Sadra

Lebih terperinci

mendorong menemukan pasar untuk produk yang sudah ada dan mendukung spesies-spesies lokal yang menyimpan potensi ekonomi (Arifin et al. 2003).

mendorong menemukan pasar untuk produk yang sudah ada dan mendukung spesies-spesies lokal yang menyimpan potensi ekonomi (Arifin et al. 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Habitat hutan pegunungan sangat rentan terhadap gangguan, terutama yang berasal dari kegiatan pengelolaan yang dilakukan manusia seperti pengambilan hasil hutan berupa

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Keadaan Geografis Secara geografis Kelurahan Kepel adalah merupakan dataran rendah. Berdasar data BPS Kota Pasuruan pada tahun 2013 curah hujan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE UNTUK MENANGGULANGI ABRASI DI PANTAI SARI DESA TOLAI BARAT KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Ketut Rediasti No. Stb A 351 10 052 Diajukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial budaya. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang

I. PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial budaya. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan merupakan modal pembangunan nasional yang memiliki manfaat ekologi, ekonomi dan sosial budaya. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI DAN HUTAN LINDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

MENYOAL PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT POTENSI DI ERA OTONOMI. Oleh : Eddy Suryanto, HP. Fakultas Hukum UNISRI Surakarta

MENYOAL PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT POTENSI DI ERA OTONOMI. Oleh : Eddy Suryanto, HP. Fakultas Hukum UNISRI Surakarta MENYOAL PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT POTENSI DI ERA OTONOMI Oleh : Eddy Suryanto, HP. Fakultas Hukum UNISRI Surakarta ABSTRAK : Arah kebijakan pembangunan hutan rakyat diarahkan pada wilayah-wilayah prioritas

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010). BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENGALIHAN SAHAM DAN BATASAN LUASAN LAHAN DALAM PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL DAN PEMANFAATAN PERAIRAN DI SEKITARNYA DALAM RANGKA

Lebih terperinci

Terms Of Reference Round Table Discussion 1 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya

Terms Of Reference Round Table Discussion 1 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya Terms Of Reference Round Table Discussion 1 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya Latar Belakang Tripa merupakan hutan rawa gambut yang luasnya sekitar 61.000 ha, terletak di pantai barat

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian dan perkebunan baik yang berskala besar maupun yang berskala. sumber devisa utama Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pertanian dan perkebunan baik yang berskala besar maupun yang berskala. sumber devisa utama Negara Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebahagian besar penduduk bangsa Indonesia hidup dari sektor pertanian dan perkebunan baik yang berskala besar maupun yang berskala kecil guna meningkatkan perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia yakni 3,2 juta ha (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau besar mulai dari Sumatera,

Lebih terperinci

NORHADIE KARBEN, GIGIH UPAYAKAN PERTANIAN TANPA BAKAR DI LAHAN GAMBUT

NORHADIE KARBEN, GIGIH UPAYAKAN PERTANIAN TANPA BAKAR DI LAHAN GAMBUT USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN NORHADIE KARBEN, GIGIH UPAYAKAN PERTANIAN TANPA BAKAR DI LAHAN GAMBUT Oleh: Indra Nugraha Ketika pemerintah melarang membakar seharusnya pemerintah juga memberikan solusi

Lebih terperinci

West Kalimantan Community Carbon Pools

West Kalimantan Community Carbon Pools Progress Kegiatan DA REDD+ Mendukung Target Penurunan Emisi GRK Kehutanan West Kalimantan Community Carbon Pools Fauna & Flora International Indonesia Programme Tujuan: Pengembangan proyek REDD+ pada areal

Lebih terperinci

Nurlaili Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Nurlaili Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Permasalahan Sosial Budaya dalam Implementasi Peraturan tentang Perlindungan Spesies Hiu di Tanjung Luar, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat Nurlaili Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Lebih terperinci

REVITALISASI KEHUTANAN

REVITALISASI KEHUTANAN REVITALISASI KEHUTANAN I. PENDAHULUAN 1. Berdasarkan Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004-2009 ditegaskan bahwa RPJM merupakan

Lebih terperinci

Oleh: PT. GLOBAL ALAM LESTARI

Oleh: PT. GLOBAL ALAM LESTARI Izin Usaha Pemanfaatan Penyerapan Karbon dan/atau Penyimpanan Karbon (PAN-RAP Karbon) Nomor: SK. 494/Menhut-II/2013 Hutan Rawa Gambut Tropis Merang-Kepayang Sumatera Selatan, Indonesia Oleh: PT. GLOBAL

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumberdaya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan dan lain - lain merupakan sumberdaya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Penurunan

Lebih terperinci

: Yayasan Orangutan Sumatera - Orangutan Information Centre. LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010

: Yayasan Orangutan Sumatera - Orangutan Information Centre. LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010 Yayasan Orangutan Sumatera Lestari - Orangutan Information Centre 2010 LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010 Program Coordinator : Pride Campaign Manager

Lebih terperinci

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan G. Tindak Lanjut Pendahuluan Program Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon telah menunjukkan hasil yang positif, dalam mencapai perubahan perilaku maupun dampak konservasi, sebagai contoh terdapat

Lebih terperinci

Strategi 3: Mencegah erosi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan banjir di wilayah pemukiman penduduk Mengurangi Dampak Erosi Daratan/Lahan Pertanian

Strategi 3: Mencegah erosi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan banjir di wilayah pemukiman penduduk Mengurangi Dampak Erosi Daratan/Lahan Pertanian Hasil yang diharapkan Taraf hidup masyarakat meningkat Anak putus sekolah berkurang Pengangguran di dalam desa berkurang Indikator Pendapatan nelayan, petani dan masyarakat lainnya Data jumlah anak putus

Lebih terperinci

Workshop Monitoring Teknologi Mitigasi dan Adaptasi Terkait Perubahan Iklim. Surakarta, 8 Desember 2011

Workshop Monitoring Teknologi Mitigasi dan Adaptasi Terkait Perubahan Iklim. Surakarta, 8 Desember 2011 Workshop Monitoring Teknologi Mitigasi dan Adaptasi Terkait Perubahan Iklim Surakarta, 8 Desember 2011 BALAI BESAR LITBANG SUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rawa merupakan sebutan bagi semua lahan yang tergenang air, yang penggenangannya dapat bersifat musiman ataupun permanen dan ditumbuhi oleh tumbuhan (vegetasi). Di Indonesia

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan 34.623,80 km², kota Bandar Lampung merupakan Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung yang memiliki

Lebih terperinci

Desa Semoyo merupakan salah satu desa di Kec. Pathuk kab. Gunung Kidul.

Desa Semoyo merupakan salah satu desa di Kec. Pathuk kab. Gunung Kidul. Oleh Mugi Riyanto Kelompok Serikat Petani Pembaharu (SPP) dan Gapoktan Desa Kawasan Konservasi Semoyo. Alamat : Dusun Salak Desa Semoyo, Pathuk Kab. Gunung Kidul Desa Semoyo merupakan salah satu desa di

Lebih terperinci

KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT

KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT Dr. David Pokja Pangan, Agroindustri, dan Kehutanan Komite Ekonomi dan Industri

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. pulau-nya dan memiliki garis pantai sepanjang km, yang merupakan

BAB I. PENDAHULUAN. pulau-nya dan memiliki garis pantai sepanjang km, yang merupakan BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis berbentuk kepulauan dengan 17.500 pulau-nya dan memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km, yang merupakan kawasan tempat tumbuh hutan

Lebih terperinci