BAB VI F. ANALISA KRITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI F. ANALISA KRITIS"

Transkripsi

1 BAB VI F. ANALISA KRITIS Bab Analisa Kritis ini akan mengulas hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan serta dibagian mana perbaikan-perbaikan dapat dilakukan. Bab ini dirancang untuk kebutuhan lembaga yang telah bergerak ke tahap Tindak Lanjut proyek, namun juga dapat dimanfaatkan untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran berharga dengan manajer-manajer kampanye lain yang kemungkinan mengerjakan tema yang sama atau menghadapi situasi yang serupa. Tinjauan Kritis Bab ini akan meninjau : (i) proses perencanaan dan (ii) proses pelaksanaan dengan membingkainya dalam 3K (3C) Rare. Bab ini juga akan melihat beberapa kendaraan yang digunakan untuk menyampaikan pesan, menyoroti kendaraan-kendaraan yang efektif dan yang tidak efektif, serta pelaksanaan BROP. A. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek yang berakhir dengan Rencana Proyek Proses Perencanaan Proyek dimulai segera setelah fase universitas pertama dan mencakup periode dua puluh satu minggu yang dimulai dari 21 Desember 2008 sampai 24 Mei Proses multi-langkah tersebut melelahkan dan kadang-kadang berat, tapi akhirnya menghasilkan rencana langkah demi langkah yang berfungsi sebagai landasan untuk kampanye. Beberapa pelajaran penting yang bisa dipelajari : Sebanyak 20-an orang pemangku kepentingan berpartisipasi dalam pertemuan pemangku kepentingan pertama dan membantu untuk mengembangkan model konsep awal untuk Kawasan Rawa Tripa ini. Mereka terdiri sejumlah perangkat desa mulai dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Tokoh Masyarakat dan masyarakat biasa yang kesemuanya berasal dari masyarakat yang menetap disekitar kawasan tersebut, baik yang ada di Kec. Darul Makmur Kab. Nagan Raya maupun Kec. Babah Rot Kab. Aceh Barat Daya. Walaupun pada awalnya saya sangat sulit mengajak mereka untuk mengikuti pertemuan tersebut karena mengingat mereka sebelumnya ada lembaga-lembaga lain yang saat itu juga mengajak mereka mengikuti berbagai pertemuan serupa namun pada akhirnya tidak ada kelanjutannya. Belum lagi ada sebagian dari mereka malah mempertanyakan imbalan dari mengikuti pertemuan tersebut dan sebagian yang lain yang menilai pesimis dengan kegiatan pertemuan tersebut karena menilai bahwa persoalan mereka tidak akan selesai dengan hanya pertemuan seperti itu. Maka oleh karena kondisi masyarakat yang demikian, saya mencoba 49

2 meyakinkan mereka untuk dapat mengikuti pertemuan tersebut dan mencoba bersama-sama menyelesaikan persoalan mereka dengan mengajak mereka terlbat penuh didalamnya dan saya hanya menjadi fasilitator saja. Akhirnya sebanyak 20-an dari masyarakat disana mengikuti pertemuan tersebut walaupun saya sadar bahwa mereka tidak bisa mewakili komunitas masyarakat yang lain yang lebih besar yang menetap sekitar Tripa tersebut, namun begitu dengan sedikit masyarakat yang berhadir memenuhi undangan saya setidaknya sebagian dari mereka sudah sedikit tau dimana letak Rawa Tripa karena mereka tinggal langsung disana. Jadi mereka sudah saling tahu satu dengan yang lainnya sehingga dinamika kelompok tidak menjadi masalah yang berarti. Sepanjang sesi itu sama sekali tidak muncul konflik dan hampir seluruhnya positif. Saya berusaha keras untuk menjadi fasilitator yang netral dan tidak bersikap menghakimi. Bila dipikirkan lagi, akan sangat menguntungkan lagi apabila saat dapat menghadirkan perwakilan dari Pemerintah dan pihak Perusahaan Sawit dalam pertemuan itu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan untuk berpartisipasi. Belum lagi saat itu tidak ada satu pun keterwakilan kaum perempuan yang mengikuti pertemuan tersebut dalam, walaupun sebelumnya sudah diberitahukan kepada kaum perempuan sekitar kawasan tersebut. Bagi sebagian peserta, pertemuan itu adalah kali pertama pertama mereka dimintai masukannya sehingga dapat memberikan gambaran-gambaran yang menarik tentang apa yang mereka alami selama ini. Rasa kepemilikan untuk Model Konsep dan proyek diyakini tumbuh, yang kemudian muncul dalam kesediaan mayoritas peserta untuk mendukung tim penggerak kampanye. Mereka bertemu setiap bulan selama tahap pelaksanaan kampanye, dan terbukti sangat berguna. Sebagai contoh, Bapak Mukim setempat selalu dapat berpartisipasi dalam setiap pertemuan masyarakat apabila dilaksanakan dalam masyarakat sekitar kawasan tersebut. A. Pengembangan Konsep Model Terkait dengan Model Konsep awal, Direktur Pendidikan di Lembaga saya, Imum Mukim Seueneuam di Kec. Darul Makmur, Dua orang wakil rakyat di Kab. Nagan Raya dan Kepala Unit Kehutanan Alue Bilie dan Tokoh Masyarakat setempat yang kemudian mengkaji dan memberi masukan setelah sebelumnya dikembangkan bersama para pemangku kepentingan melihat Model Konsep awal itu mewakili secara meluas bagaimana mereka melihat situasi yang ada dan sejumlah kecil perubahan yang mereka ajukan dengan mudah dapat diintegrasikan ke dalam model yang direvisi. Walaupun piranti lunak miradi ini pada awalnya sangat sulit bagi saya untuk menggunkannya, karena bagi saya ini merupakan sebuah software baru yang memerlukan sebuah adaptasi dalam penggunaannya, sehingga benar-benar bisa saya gunakan setelah dituntun oleh tim Rare dalam penggunaan software tersebut. Tapi penggunaan miradi ini hanya sebatas saya bisa menggunakannya sendiri dan saya juga menyadari bahwa saya belum bisa membagi cara penggunaan sofware miradi ini ke teman-teman yang lain dilembaga saya. Sejauh yang saya ketahui bahwa lembaga saya juga belum mengadopsi software miradi ini sebagai salah satu software yang digunakan dalam program lain. Setelah saya merasa nyaman dengan penggunaan software ini, baru proses analisa Peringkat Ancaman yang dibangun berdasarkan Model Konsep berlangsung dengan baik. Akhirnya piranti lunak miradi ini dengan mudah digunakan dan pengerjaannya pun dapat diselesaikan di hadapan 50

3 Direktur Pendidikan di Lembaga saya, Imum Mukim Seueneuam di Kec. Darul Makmur, Dua orang wakil rakyat di Kab. Nagan Raya dan Kepala Unit Kehutanan Alue Bilie dan Tokoh Masyarakat setempat. Dengan target konservasi hutan Rawa Tripa sebagai habitat Orangutan Sumatera, alih Fungsi lahan atau pembukaan lahan adalah satu-satunya ancaman dengan peringkat "tinggi". Piranti lunak Miradi tak hanya membuat Penjajakan Peringkat Ancaman dapat dibuat dengan mudah, tetapi juga sangat visual sehingga beberapa peserta bersemangat untuk menggunakannya pada proyek-proyek mereka sendiri. Perangkat lunak Miradi juga memudahkan untuk mengisolasi rantai-rantai faktor yang bersangkutan dan untuk mengeditnya kembali dengan penambahan wawasan yang diperoleh dari percakapan terarah (wawancara mendalam) yang kami laksanakan untuk mengkaji dan memberi masukan langkah-langkah awal proses perencanaan. B. Strategi Penyingkiran Halangan Pilihan pengelolaan dan proses penyusunan BRAVO yang saya buat pada tahun lalu untuk menelaah Barrier Removal (BR) atau penyingkiran halangan yang akan dirancang sebagai salah satu strategi dalam mencapai tujuan akhir konservasi. Dalam penyusunan konsep BRAVO ini dilihat dari berbagai aspek yang mempengaruhinya baik itu dari aspek ekonomi, sosial politik, budaya dan hukum yang nantinya dalam menggagas penyingkiran halangan tersebut tidak menggunakan mempengaruhi ke-empat aspek diatas dalam penerapan dalam masyarakat. Setelah dilakukan dengan penelahan dari ke empat aspek tersebut maka baru diambil sebuah langkah dalam menyusun turunan kegiatan penyingkiran halangan yang nantinya dapat digunakan untuk membantu tercapainya tujuan kampanye itu sendiri. Penyingkiran halangan yang telah kami pilih sesuai dengan permasalahan yang muncul dalam model konsep yaitu alih fungsi lahan secara besar-besaran yang berdampak pada kerusakan kawasan Tripa yang sangat luas sehingga diperlukan sebuah pencegahan melalui penyingkiran halangan dengan penerapan tata ruang wilayah propinsi dan kabupaten yang diyakini dapat mengatasi permasalahan perusakan kawasan secara terus-menerus yang terjadi dalam kawasan selama ini. Maka oleh karena itu konsep penyingkiran halangan yang telah saya susun tahun lalu sudah sedikit banyak membantu upaya penyelamatan Rawa Tripa dimasa yang akan datang. C. Pelaksanaan Pra Survey dan Analisa Hasil Pada tahapan berikutnya saya harus melakukan kegiatan pengumpulan data awal melalui kegiatan pra survey yang dilakukan pada bulan April 2009 lalu yang diawali dengan menentukan wilayah pengumpulan data yang dibagi kepada dua wilayah yaitu kawasan kec. Darul Makmur dan kawasan Kec. Babah Rot. Setelah sudah diketahui wilayah pengumpulan data yang mencakup kawasan desa target sebanyak 20 Desa dan desa pembanding sebanyak 4 desa, baru kemudian menentukan jumlah populasi yang akan dijadikan sampel data dalam hal pengumpulan data tersebut nantinya. Metodelogi yang digunakan dalam pengambilan sampel data adalah dengan sistem acak random. Setelah didapatkan sampel survey tersebut maka kemudian dilanjutkan dengan merancang pertanyaan demi pertanyaan yang mengacu dengan kondisi yang sedang terjadi dilapangan 51

4 sesuai dengan hasil yang didapat dalam konsep model yang telah disusun sebelumnya sehingga diharapkan dapat ditemukan data yang mendukung keberlangsungan program nantinya. Selanjutnya baru kemudian dilakukan dengan perekrutan tim enemurator yang dapat membatu menginput data pra survey dimana mereka saya ambil dari rekan-rekan mahasiswa yang kuliah dikota sekitaran kawasan Rawa Tripa tersebut. Maka dengan dibantu oleh tenaga relawan tersebut akhirnya data survey tersebut dapat dikumpulkan untuk selanjutnya diverifikasi dengan baik sehingga dapat di entry datanya oleh tim enumerator itu sendiri sehingga dengan demikian semua data entry tersebut dapat selesai dientry data. Selanjutnya data yang telah dientry tersebut baru diolah dengan menggunakan software survey pro untuk kemudian dianalisa guna mengetahui hasil data tersebut sehingga dapat diputuskan hasilnya guna menunjang rancangan kegiatan pada masa implementasi program kedepan. B. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan dimulai pada tanggal 13 Juli 2009 selama setahun kedepan sampai pada tahapan universitas ketiga pada tanggal 28 Juli Saya akan meninjau tahapan demi tahapan dalam konteks yang mengacu pada 3K (3C) sebagai berikut : A. Kapasitas (Capacity) Pada tahap awal sekali ketika YEL merekrut saya untuk menjalankan program kampanye Pride di Rawa Tripa, saat itu saya masih memiliki keraguan apakah saya dapat melakukan program ini sesuai harapan selama dua tahun pula, mengingat saat itu saya tidak mempunyai latar belakang ilmu konservasi sedikitpun. Menyadari hal tersebut saya mencoba meyakinkan diri bahwa saya harus belajar dan mencari ilmu sebanyak mungkin agar perjalanan kampanye Pride ini dapat saya lalui dengan baik. Perjalanan saya awali dengan mengajak secara persuasif masyarakat untuk iku terlibat dalam kegiatan saya, kemudian saya mencoba mempersiapkan setiap kegiatan dengan melibatkan tenaga sukarela dari anak-anak mahasiswa lokal yang mau membantu kegiatan secara penuh yang dimulai dari kegiatan pra survey sampai kegiatan selama pelaksanaan program. Mereka terdiri dari beberapa orang yang sebelumnya saya bekali mereka pengetahuan mengenai program Pride ini sendiri kemudian pemahaman konservasi, dll. Setelah mereka cukup paham dengan alur program ini baru mereka diberikan delegasi kegiatan tertentu sebagai langkah mentrasfer kemampuan yang saya miliki untuk mereka lakukan bersama masyarakat. Sementara untuk berbagai kegiatan yang melibatkan pihak mitra semisal radio dan pihak perusahaan sawit, saya mencoba mendekati pihak radio untuk bisa membangun kerjasama dengan mereka terkait penyiaran ILM dan Talkshow radio dimana saya bisa menegosiasikan pembiayaan yang sewajarnya dengan banyak mendapatkan bonus spot ILM dan Spot iklan untuk Talkshow. 52

5 Walaupun hal ini tidak mudah dimana radio swasta sangat berorientasi pada keuntungan yang besar namun saya bisa meyakinkan mereka untuk bisa dinegosiasikan dengan pembiayaan yang murah dengan alasan bahwa program radio akan saya lakukan dengan terus menerus. Hal yang tidak saya harapkan terkait dengan kerjasama radio pun pernah terjadi dimana saat itu saya telah membangun kerjasama dengan salah satu radio swasta untuk penyiaran ILM, namun ditengah jalan pihak radio tidak lagi menjalankan kontrak spot ILM sesuai dengan kesepakatan yang telah kita bangun bersama, maka saya harus dihadapkan dengan pilihan yang sangat sulit saat itu dimana saya harus memutuskan kontrak yang telah terbangun sebelumnya walaupun masa kontrak belum selesai. Mengingat demi sebuah kerja profesional maka saya harus mengesampingkan sementara hubungan interpersonal saya dengan pihak radio tersebut yang sudah terbina baik dengan mengambil sebuah keputusan secara sepihak yang kemudian melahirkan hubungan yang tidak akur lagi sehingga mendorong saya kembali mencoba membangun komunikasi yang baik di kemudian hari. Hal lain yang juga pernah saya lakukan dengan pihak perusahaan sawit terkait dengan negosisasi adalah dengan melobby pihak perusahaan sawit yang ada disekitar Tripa untuk mengikuti kegiatan Talkshow radio yang mengupas tentang upaya penyelamatan Tripa. Padahal sebagaimana semua pihak tahu bahwa saya sangat sulit meyakinkan mereka tapi setelah saya coba komunikasikan dengan sebuah draft tertulis dalam ToR kegiatan Talkshow tersebut baru kemudian mereka secara meyakinkan mau mengikuti kegiatan saya tersebut. padahal sebelumnya sangat sulit membangun komunikasi dengan pihak perusahaan tersebut. maka oleh karena itu, perjalananan kampanye Pride selama dua tahun ini telah memberikan kapasitas kepada saya dalam banyak hal terutama dalam hal memobilisir masyarakat dimana sebelumnya saya belum pernah lakukan ini sehingga setelah kejadian ini menjadi kebanggaan tersendiri terhadap apa yang telah saya lakukan selama ini. Saya melihat bahwa dengan program kampanye Pride ini telah merubah hidup saya menjadi pemimpin bagi diri sendiri dan masyarakat dampingan dikawasan kerja saya. Melihat ke konteks lembaga saya sendiri bahwa program Pride telah memberikan capaian peningkatan dukungan dalam mengisi sebuah capaian besar yang sedang diusung dikawasan Tripa saat ini. Lembaga saya pun telah mampu mengadopsi dan mengintegrasikan pendekatan sosial marketing dalam program pendidikan dan penjangkauan yang dilakukan selama ini. Hal ini mengisyaratkan bahwa program Pride ini mampu menyokong program lain yang dengan mudah dapat direplikasi kedalam pencapaian program lainnya. Makanya program Pride ini telah dengan serta merta membantu saya dan lembaga saya untuk mencapai sebuah kapasitas dalam bidang konservasi. Walaupun terkadang tidak lazim menurut sebagaian orang tapi saya telah membuktikan itu dengan tumbuh sebagai pribadi yang telah berbuat untuk konservasi walaupun masih sangat kecil. Maka oleh karena program Pride sudah dapat membuktikan bahwa capaian dari segi kapasitas manager kampanye sangat cepat dalam hitungan program yang hanya dalam jangka waktu dua tahun ini. 53

6 B. Konstituen (Constituent) Perjalananan kampanye Pride yang telah saya jalankan selama dua tahun ini pada awalnya tidak begitu didukung oleh masyarakat karena barangkali belum bisa saya jelaskan secara lebih spesifik apa yang sebenarnya saya sedang lakukan ditengah-tengah mereka. Hal ini sangat wajar terjadi mengingat pada awalnya sebagian masyarakat masih menaruh kecurigaan kepada saya dan mereka ingin melihat apa yang sebenarnya sedang saya lakukan di desa mereka. Pada mulanya saya memang mencoba mendekati tokoh kunci di desa seperti Imum Mukim, Kepala desa dan tokoh masyarakat serta pemuka agama dengan langsung mengunjungi rumah mereka masing-masing untuk berbincang-bincang mengenai segala persoalan yang mereka hadapi selama ini dengan harapan nantinya saya bisa dengan jelas mengetahui apa yang terjadi di desa mereka sebagai contoh Desa Kuala Seumanyam dan sebagaian besar desa yang lainnya. Dengan berbekal kerja keras dan keyakinan bahwa upaya meyakinkan masyarakat dengan mengikuti program ini dapat dilakukan dengan baik sehingga seiring perjalanan waktu masyarakat secara serta merta memahami program kampanye Pride ini. Sekarang ini telah terbangun dukungan yang besar terhadap program kampanye ini dengan senantiasa masyarakat mau menggabungkan diri dalam berbagai kegiatan pertemuan desa dan mereka memberi harapan besar terhadap capaian yang sedang diusung oleh program ini. Maka oleh karena itu sebagian masyarakat didesa target sudah bisa menjadi pioner yang dapat membantu terlaksananya program ini, belum lagi sejumlah volunteer lokal yang siap kapan pun untuk melakukan koordinasi dengan saya dalam mensukseskan sejumlah kegiatan dalam masyarakat. Malah ada lagi beberapa perwakilan masyarakat yang baru-baru ini terpilih sebagai utusan masyarakat guna melaksanakan penyerahan petisi dari kabupaten hingga ke propinsi. Mereka sudah sangat mendukung program ini dan mereka secara nyata mengharapkan agar program ini turut memberikan andil yang besar nantinya buat keselamatan Rawa Tripa didaerah mereka. C. Konservasi (Conservation) Pencapaian konservasi selama dua tahun ini dalam upaya penyelamatan Rawa Tripa adalah perwakilan masyarakat sebanyak 21 desa yang secara sadar dan meyakinkan mau menadatangani petisi mengenai percepatan penyelamatan Rawa Tripa yang ada disekitar mereka. Capaian konservasi sesuai dengan sasaran SMART perubahan perilaku masyarakat dengan telah terkumpulnya sebanyak 42 buah tanda tangan perwakilan masyarakat berikut stempelnya yang ada di 21 desa sekitar Rawa Tripa. Hasil capaian ini terjadi secara tidak mudah, banyak fase yang harus dilewati mulai dari pertemuan pra petisi di salah satu kemukiman dan diikuti lagi dengan pertemuan lanjutan dengan pembahasan final sehingga mengantarkan masyarakat pada sebuah titik perubahan perilaku mereka untuk menandatangani petisi percepatan penyelamatan Rawa Tripa tersebut. Sebagai sebuah langkah terobosan yang saya ambil untuk meyakinkan perubahan perilaku masyarakat tersebut adalah dengan meyakinkan mereka akan sebuah perubahan yang dapat memberikan secercah harapan yang nyata akan sebuah keadilan yang dapat dinikmati oleh semua orang. 54

7 Jadi dengan adanya sebuah impian yang mereka dambakan itu maka saya masuk dengan sebuah harapan besar guna meyakimkan lagi bahwa apa yang mereka lakukan sekarang ini tidak berdampak secara politis maupun keamanan yang dapat mengancam kehidupan mereka. Berangkat hal tersebut maka saya ajak mereka untuk bersikap demi kehidupan anak cucu mereka dimasa yang akan datang. Walaupun tak mudah tapi saya telah menjalaninya dengan penuh dinamika yang sulit tapi berjalan dengan baik. C. Hasil Akhir Pelaksanaan Kampanye Dalam fase menjalani program Pride selama dua tahun ini, telah ada capaian sedikit banyak dari segi pengetahuan maupun sikap dan interpersonal komunikasi khalayak sasaran yang dapat dilihat dari tingkat pengetahuan masyarakat dalam memahami fungsi dan manfaat Rawa Tripa tersebut yang mencapai angka 61,5% dari sebelumnya hanya 15,8% dan begitu juga dengan capaian dalam bentuk sikap khalayak sasaran yang mencapai angka 40% dari sebelumnya hanya 34,4%. Namun tidak demikian dengan capaian dari segi komunikasi interpersonal khalayak sasaran yang justru menurun angkanya dari sebelumnya 30,1% menjadi 13,2%. Hal ini sangat berbanding terbalik dari sisi pengetahuan masyarakat yang justru cukup tinggi capaiannya dibanding tingkat komunikasi masyarakat itu sendiri. Hal ini menjadi salah satu hal yang justru menjadi perhatian saya mengingat relevansi pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal yang saling berhubungan. Untuk itu saya mencoba menganalisa hasil tersebut kepada dua hal yaitu pertama, bahwa proses pelaksanaan kegiatan pra dan pasca survey yang dilakukan tahun ini dengan tahun lalu tidak tidak serta merta menggunakan sampel individu masyarakat yang sama, melainkan diambil sampel kelompok masyarakat secara umum, dimana individu pada masa pra survey dengan pasca survey tidak sama karena survey ini menggunakan sampel acak random. Kemudian yang kedua, bahwa pra dan pasca survey masih menggunakan pertanyaan yang sama dalam draf kuisioner pra maupun pasca survey yang lalu, sehingga dari sana diketahui bahwa pertanyaan pada bagian komuniksi interpersonal tidak menggunakan pertanyaan yang terbuka sehingga sulit dipahami oleh responden dan menyebabkan muncul jawaban yang ambigu. Maka dari kedua hasil analisa tersebut dapat ditelaah bahwa kemunculan hasil yang menurun pada pasca survey merupakan sebuah kesalahan teknis dari pertanyaan dalam kuisioner tersebut, sehingga nantinya diharapkan dapat diperbaiki pada survey berikutnya sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Jadi hasil dari angka yang didapat untuk komunikasi interpersonal yang menurun tersebut tidak disebabkan oleh penggunaan pesan media yang kurang tepat sehingga sulit dipahami oleh masyarakat melainkan ada kesalahan teknis dari pertanyaan yang ada dalam survey itu. 55

8 Hasil Teori Perubahan Kampanye Bangga Penyelamatan Rawa Tripa yang telah berjalan pada masa implementasi selama setahun terakhir ini telah berhasil meningkatkan Pengetahuan khalayak sasaran mengenai fungsi dan manfaat Rawa. Tripa sebesar (61,5%), Sikap dan Komunikasi Khalayak sasaran untuk mendukung upaya penyelamatan Rawa Tripa sebesar (40,0%). Pencapaian ini diperoleh setelah YEL bekerja sama dengan masyarakat lokal dan pemerintah daerah setempat untuk dapat melakukan berbagai kegiatan dan penyebarluasan seluruh media kampanye baik melalui poster, stiker, papan informasi, kalender, ILM Radio dan lain sebagainya agar semua media informasi tersebut dapat melekat kepada masyarakat. Dengan adanya peningkatan Pengetahuan dan Sikap dan Komunikasi Interpersonal khalayak sasaran tersebut, maka masyarakat mulai berani menentukan sikap guna mendorong para pihak untuk melakukan percepatan penyelamatan kawasan Rawa Tripa di daerah mereka. Hal ini ditunjukkan dengan telah terlaksananya pada awal Juni 2010 yang lalu penandatanganan sebuah petisi oleh perwakilan masyarakat di 21 gampong yang ada disekitar kawasan Rawa Tripa yang mendorong pemerintah Propinsi maupun Kabupaten untuk mempercepat langkah penyelamatan Rawa Tripa. Sehingga dengan penandatangan petisi ini diharapkan ke depan ada langkah pasti dari pemerintah utuk menindaklanjuti petisi masyarakat dengan memasukkan kawasan lindung sebagai bagian dari butir petisi ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi maupun Kabupaten agar Rawa Tripa yang masih tersisa ikut terselamatkan dengan tutupan luasan hutan yang masih ada. 56

G. RENCANA TINDAK LANJUT

G. RENCANA TINDAK LANJUT BAB VII G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk

Lebih terperinci

BAB V E. HASIL KAMPANYE

BAB V E. HASIL KAMPANYE BAB V E. HASIL KAMPANYE Metode Survei Pra dan Pasca Sebuah survei pra-kampanye dilakukan pada bulan April 2009 lalu untuk menetapkan dasar bagi sasaran-sasaran SMART kampanye Pride yang terkait dengan

Lebih terperinci

F. Analisa Kritikal. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek

F. Analisa Kritikal. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek F. Analisa Kritikal Tinjauan Kritikal Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon mengalami berbagai dinamika dilapangan, yang memerlukan proses adaftif manajemen terhadap sumberdaya dan penyesuaian metode

Lebih terperinci

6.1. Tinjauan Kritikal

6.1. Tinjauan Kritikal 6. ANALISA KRITIS Bab Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan dan di bagian mana perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

BAB 6. Analisa Kritis Kampanye

BAB 6. Analisa Kritis Kampanye BAB 6. Analisa Kritis Kampanye Bab Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan dan di bagian mana perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

F. ANALISA KRITIKAL. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek

F. ANALISA KRITIKAL. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek F. ANALISA KRITIKAL Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan kampanye dan di bagian mana perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan G. Tindak Lanjut Pendahuluan Program Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon telah menunjukkan hasil yang positif, dalam mencapai perubahan perilaku maupun dampak konservasi, sebagai contoh terdapat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: 1. Tahap Perencanaan, yang dilaksanakan pada bulan September 2006 Februari 2007, dilaksanakan di Aceh

Lebih terperinci

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye 17.0 PESAN KAMPANYE 17.1 Strategi pembuatan pesan Strategi pembuatan pesan bagi petani dan masyarakat akan membantu memandu semua pesan yang dirancang agar dapat mencapai sasaran kampanye kami. Strategi-strategi

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1 KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1 1. PENDAHULUAN Program TFCA- Sumatera merupakan program hibah bagi khususnya LSM dan Perguruan Tinggi di Indonesia

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN EVALUASI PERTENGAHAN PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA UNTUK SIKLUS HIBAH 2

KERANGKA ACUAN EVALUASI PERTENGAHAN PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA UNTUK SIKLUS HIBAH 2 KERANGKA ACUAN EVALUASI PERTENGAHAN PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA UNTUK SIKLUS HIBAH 2 1. PENDAHULUAN Program TFCA- Sumatera merupakan program hibah bagi khususnya LSM dan Perguruan Tinggi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia merupakan Negara yang beriklim tropis yang merupakan keunggulan tersendiri dari Negara ini

Lebih terperinci

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan 19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk mempertahankan keberadaan Hutan Geumpang sebagian Kawasan Blang Raweu, suatu kawasan yang kaya akan

Lebih terperinci

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal 19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk menghentikan kawasan hutan dan memelihara area hutan Taman Nasional Gunung Leuser Wilayah SPTN VI Besita

Lebih terperinci

STRATEGI TINDAK LANJUT

STRATEGI TINDAK LANJUT VII. STRATEGI TINDAK LANJUT Pendahuluan Kampanye tahap pertama yang dilakukan di Kompleks hutan rawa gambut Sungai Putri baru saja berakhir Juli 2010 lalu. Beberapa capaian yang dicatat dari kampaye tersebut:

Lebih terperinci

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU YAYASAN SEKA APRIL 2009 RANGKUMAN EKSEKUTIF Apa: Untuk mengurangi ancaman utama terhadap hutan hujan dataran rendah yang menjadi

Lebih terperinci

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan Merupakan sesuatu yang kritis untuk memiliki ide yang jelas bagaimana kampanye Pride kita akan menciptakan yang bertahan lama untuk konservasi keanekaragaman hayati. Salah satu cara untuk melakukan hal

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI Istiyarto Ismu Manager Kampanye Bali Barat Pengantar Strategi penyingkir halangan yang diterapkan oleh Yayasan Seka dalam rangka penyelamatan habitat Jalak Bali (Leucopsar

Lebih terperinci

Bogor 5 : Fase Pelatihan Pertama (Minggu 4 : June 2012)

Bogor 5 : Fase Pelatihan Pertama (Minggu 4 : June 2012) Bogor 5 : Fase Pelatihan Pertama (Minggu 4 : 18 22 June 2012) Bogor 5 meninjau kembali pertanyaan survei yang mereka buat sebagai latihan dalam merancang pertanyaan survey pra Kampanye Pride. Sepulang

Lebih terperinci

Kelompok Kerja IV REDD+ Sulawesi Tengah. Pembelajaran dari Indonesia pada Uji Coba PADIATAPA (FPIC)

Kelompok Kerja IV REDD+ Sulawesi Tengah. Pembelajaran dari Indonesia pada Uji Coba PADIATAPA (FPIC) Kelompok Kerja IV REDD+ Sulawesi Tengah Praktek Terbaik dan Praktek Terbaik dan Pembelajaran dari Indonesia pada Uji Coba PADIATAPA (FPIC) Isi Paparan Latar Belakang Proses Penyusunan Draft Panduan PADIATAPA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 3 Tahun 2004 tentang Tata Ruang Wilayah Berau tahun 2001 2011 tanggal 29 Mei 2004, telah menetapkan secara khusus kawasan alokasi

Lebih terperinci

G. RENCANA TINDAK LANJUT

G. RENCANA TINDAK LANJUT G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk membangun,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai desain media komunikasi untuk pendidikan konservasi berdasarkan preferensi masyarakat dan efeknya terhadap perubahan pengetahuan,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO PESONA FM KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

TOR RISET KUANTITATIF IDENTIFIKASI KEPENTINGAN DALAM RANGKA PRIDE CAMPAIGN TNUK BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

TOR RISET KUANTITATIF IDENTIFIKASI KEPENTINGAN DALAM RANGKA PRIDE CAMPAIGN TNUK BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON TOR RISET KUANTITATIF IDENTIFIKASI KEPENTINGAN DALAM RANGKA PRIDE CAMPAIGN TNUK BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Jl. Perintis Kemerdekaan No. 51 Labuan Pandeglang Banten 42264 1 I. PENDAHULUAN 1. Latar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan Program MBS di Jawa Barat Pendidikan merupakan hal penting bagi perkembangan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010 1 P a g e Periode tahun 2011 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI

Lebih terperinci

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang

Lebih terperinci

Rosita Tariola (Mona)

Rosita Tariola (Mona) Mengikuti Program Kampanye Pride sangat menantang juga menyenangkan. Pelajaran yang saya peroleh di kelas selama pelatihan benar-benar diaplikasikan di lapangan bersama masyarakat. Saya 'dipaksa' untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Malam Rare Pride. pada Lokakarya Fish Forever Bali, Oktober Mengenal lebih jauh Program Pride di Indonesia

Malam Rare Pride. pada Lokakarya Fish Forever Bali, Oktober Mengenal lebih jauh Program Pride di Indonesia Malam Rare Pride. Persembahan kisah lapangan yang menghibur pada malam pertama Lokakarya Fish Forever di Bali, 22 Oktober 2012. Perayaan keberhasilan Angkatan Bogor 4 yang telah berhasil menyelesaikan

Lebih terperinci

5. HASIL KAMPANYE. Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu:

5. HASIL KAMPANYE. Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu: 5. HASIL KAMPANYE Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu: Mengukur paparan terhadap kegiatan-kegiatan kampanye Pride di kalangan segmen khalayak sasaran utama kampanye, yaitu:

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Pemerintah Kota Bandung, dalam hal ini Walikota Ridwan Kamil serta Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, telah menunjukkan pentingnya inovasi dalam dalam program

Lebih terperinci

V. Hasil Kampanye. Tabel 12. Jumlah Kepala Keluarga di Desa Target

V. Hasil Kampanye. Tabel 12. Jumlah Kepala Keluarga di Desa Target V. Hasil Kampanye Metode Survei Pra dan Paska Kampanye Yayasan Titian melakukan 2 (dua) kali survei kuantitatif menggunakan kuesioner di 5 desa (4 target dan 1 pembanding) di sekitar hutan rawa gambut

Lebih terperinci

Terms Of Reference Round Table Discussion 1 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya

Terms Of Reference Round Table Discussion 1 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya Terms Of Reference Round Table Discussion 1 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya Latar Belakang Tripa merupakan hutan rawa gambut yang luasnya sekitar 61.000 ha, terletak di pantai barat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 31 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penentuan Lokasi Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling) difokuskan pada kawasan yang berada di hulu sungai dan

Lebih terperinci

Penilaian Preferensi Masyarakat Pengungsi terhadap Potensi Konflik Tenurial dan Tingkat Interaksi terhadap Hutan

Penilaian Preferensi Masyarakat Pengungsi terhadap Potensi Konflik Tenurial dan Tingkat Interaksi terhadap Hutan Penilaian Preferensi Masyarakat Pengungsi terhadap Potensi Konflik Tenurial dan Tingkat Interaksi terhadap Hutan Hasil Survei dan Konsultasi Tim Greenomics Indonesia terhadap Masyarakat Pengungsi di Sepanjang

Lebih terperinci

D. KEGIATAN-KEGIATAN KAMPANYE

D. KEGIATAN-KEGIATAN KAMPANYE D. KEGIATAN-KEGIATAN KAMPANYE Pembuatan pesan kampanye tidak hanya terkait dengan Teori Perubahan, tapi juga berbagai sasaran SMART yang telah ditetapkan dalam rencana proyek awal, dan dalam kerangka waktu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Data dalam proses penelitian ini didapat peneliti melalui proses observasi dan wawancara mendalam kepada Tim pengelola program Selamat Pagi yang tergabung didalam Yayasan Kampung

Lebih terperinci

E. HASIL KAMPANYE. Metode Survei Pra dan Pasca

E. HASIL KAMPANYE. Metode Survei Pra dan Pasca E. HASIL KAMPANYE Metode Survei Pra dan Pasca Manager kampanye bersama lembaga mitra (Yayasan Seka) melakukan dua survei kuantitatif di kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Sebuah survei pra-kampanye

Lebih terperinci

METODOLOGI. Hutan untuk Masa Depan Pengelolaan Hutan Adat di Tengah Arus Perubahan Dunia

METODOLOGI. Hutan untuk Masa Depan Pengelolaan Hutan Adat di Tengah Arus Perubahan Dunia Hutan untuk Masa Depan 2 METODOLOGI Struktur Buku ini adalah sebuah upaya untuk menampilkan perspektif masyarakat adat terhadap pengelolaan hutan berkelanjutan. Buku ini bukanlah suatu studi ekstensif

Lebih terperinci

Kampanye Pride. Di KKLD Kaimana

Kampanye Pride. Di KKLD Kaimana Kampanye Pride Di KKLD Kaimana Theory Perubahan Perilaku (ToC) CR Conservation Result TR Threat Reduction BC Behavior Change BR Barrier Removal IC Interpersonal Communication A Attitude K Knowledge Pada

Lebih terperinci

Proyek TPSA Terus Memberikan Pelatihan Bisnis Internasional untuk Memperkuat Pelayanan Ekspor Pemerintah Indonesia

Proyek TPSA Terus Memberikan Pelatihan Bisnis Internasional untuk Memperkuat Pelayanan Ekspor Pemerintah Indonesia RI N G K ASA N KEG IATA N AGUSTUS SEPTEMBER 2016, JAKARTA TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Proyek TPSA Terus Memberikan Pelatihan Bisnis Internasional untuk Memperkuat

Lebih terperinci

Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek

Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek F. Analisa Kritikal Bab Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan dan di bagian mana perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.56/Menhut-II/2014 TENTANG MASYARAKAT MITRA POLISI KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.56/Menhut-II/2014 TENTANG MASYARAKAT MITRA POLISI KEHUTANAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.56/Menhut-II/2014 TENTANG MASYARAKAT MITRA POLISI KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM.

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM. PERATURAN BUPATI KABUPATEN SIKKA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIKKA, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keunggulan bersaing suatu perusahaan sangat bergantung pada kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan tersebut didukung oleh sumber

Lebih terperinci

Terms Of Reference Round Table Discussion 2 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya dan Aceh Barat Daya

Terms Of Reference Round Table Discussion 2 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya dan Aceh Barat Daya Terms Of Reference Round Table Discussion 2 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya dan Aceh Barat Daya Latar Belakang Tripa merupakan hutan rawa gambut yang luasnya sekitar 61.000 ha, terletak

Lebih terperinci

Pendidikan Alternatif bagi Pekerja Rumah Tangga (Sekolah Wawasan)

Pendidikan Alternatif bagi Pekerja Rumah Tangga (Sekolah Wawasan) Pendidikan Alternatif bagi Pekerja Rumah Tangga (Sekolah Wawasan) Latar Belakang/Konteks (1/2) Kurangnya pengakuan PRT sebagai pekerja pengecualian dari undang undang ketenagakerjaan kondisi kerja tidak

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PARTICIPATORY MAPPING (PM) ATAU PEMETAAN PARTISIPATIF

PELAKSANAAN PARTICIPATORY MAPPING (PM) ATAU PEMETAAN PARTISIPATIF Halaman: 1 dari 7 MAPPING (PM) ATAU Dibuat Oleh Direview Oleh Disahkan Oleh 1 Halaman: 2 dari 7 Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh 2 Halaman: 3 dari 7 Daftar Isi 1. Tujuan... 4

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBEBASAN FRAGMENTASI HABITAT ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii) DI HUTAN RAWA TRIPA Wardatul Hayuni 1), Samsul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan metropolitan Mebidang- Ro (Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo) sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sekaligus sebagai Kawasan

Lebih terperinci

BAB 3 HUBUNGAN PENGECER DENGAN PEMASOK DAN TEKNIK NEGOSIASI

BAB 3 HUBUNGAN PENGECER DENGAN PEMASOK DAN TEKNIK NEGOSIASI BAB 3 HUBUNGAN PENGECER DENGAN PEMASOK DAN TEKNIK NEGOSIASI I. Pentingnya Hubungan Pengecer dengan Pemasok Hubungan antara pengecer, dalam hal ini pengelola toko dengan pemasok atau suplier merupakan tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan, sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara takkan terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan, sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara takkan terlepas dari BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kota Medan, sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara takkan terlepas dari kualifikasi unsur-unsur pembentukan suatu wilayah, adanya rakyat, pemimpin yang berdaulat

Lebih terperinci

PROPOSAL DESIGNING PROJECT PENANGANAN SAMPAH DAN PENCEMARAN SUNGAI BRANTAS DI KAWASAN SPLENDID-MALANG. Oleh. WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia)

PROPOSAL DESIGNING PROJECT PENANGANAN SAMPAH DAN PENCEMARAN SUNGAI BRANTAS DI KAWASAN SPLENDID-MALANG. Oleh. WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) PROPOSAL DESIGNING PROJECT PENANGANAN SAMPAH DAN PENCEMARAN SUNGAI BRANTAS DI KAWASAN SPLENDID-MALANG Oleh WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) (Untuk memenuhi tugas pengganti UTS mata kuliah Manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS KRITIS. Tahap Perencanaan Proyek

ANALISIS KRITIS. Tahap Perencanaan Proyek VI. ANALISIS KRITIS Tahap Perencanaan Proyek Perencanaan proyek terbagi dalam beberapa tahapan, mulai dari melakukan riset-riset di lapangan sampai dengan mengintegrasikan hasil kajian tersebut ke dalam

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak faktor. Salah satu penyebabnya adalah belum dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan secara

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO,

Lebih terperinci

Oleh: Elfrida Situmorang

Oleh: Elfrida Situmorang 23 Oleh: Elfrida Situmorang ELSPPAT memulai pendampingan kelompok perempuan pedesaan dengan pendekatan mikro kredit untuk pengembangan usaha keluarga. Upaya ini dimulai sejak tahun 1999 dari dua kelompok

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dari BAB IV yang telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dari BAB IV yang telah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dari BAB IV yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Tujuan yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAUAN. A. Gambaran Umum Lokasi KKN

BAB I PENDAHULAUAN. A. Gambaran Umum Lokasi KKN BAB I PENDAHULAUAN A. Gambaran Umum Lokasi KKN Arah pembangunan sesuai dengan amanat GBHN 1999 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju, dan sejahtera

Lebih terperinci

Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung

Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) suatu Proyek termasuk proses yang diperlukan

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010

LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010 LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010 A. Latar Belakang Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yang terletak di Semenanjung kepala burung di ujung Barat Pulau Jawa (Provinsi

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG. roadmap pembangunan Sanitasi di Indonesia. Program ini digagas oleh Tim

LATAR BELAKANG. roadmap pembangunan Sanitasi di Indonesia. Program ini digagas oleh Tim LATAR BELAKANG Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah sebuah roadmap pembangunan Sanitasi di Indonesia. Program ini digagas oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) dengan mempromosikan

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang sangat dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia maupun di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang sangat dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia maupun di dunia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Surat kabar atau yang biasa disebut koran merupakan salah satu media informasi yang sangat dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia maupun di dunia.

Lebih terperinci

: Yayasan Orangutan Sumatera - Orangutan Information Centre. LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010

: Yayasan Orangutan Sumatera - Orangutan Information Centre. LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010 Yayasan Orangutan Sumatera Lestari - Orangutan Information Centre 2010 LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010 Program Coordinator : Pride Campaign Manager

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu memperkenalkan produknya pada calon konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu memperkenalkan produknya pada calon konsumen. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bisnis periklanan merupakan salah satu bisnis yang paling cepat perkembangannya.banyak pilihan yang diperoleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Salah

Lebih terperinci

PELEMBAGAAN PARTISIPASI MASYARAKAT DESA MELALUI PEMBANGUNAN BKM

PELEMBAGAAN PARTISIPASI MASYARAKAT DESA MELALUI PEMBANGUNAN BKM PELEMBAGAAN PARTISIPASI MASYARAKAT DESA MELALUI PEMBANGUNAN BKM Oleh: Donny Setiawan * Pada era demokratisasi sebagaimana tengah berjalan di negeri ini, masyarakat memiliki peran cukup sentral untuk menentukan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS 8.1. Rancangan Program Peningkatan Peran LSM dalam Program PHBM Peran LSM dalam pelaksanaan program PHBM belum sepenuhnya diikuti dengan terciptanya suatu sistem penilaian

Lebih terperinci

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) LAMPIRAN 6 PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua Nama:

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dimaksud. Adapun kesimpulan dari peneliti adalah sebagai berikut :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dimaksud. Adapun kesimpulan dari peneliti adalah sebagai berikut : BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Sebagai bagian akhir dalam penyusunan skripsi tentang Kampanye Public Relations Kantor Pusat Bank Indonesia Jakarta dalam Kompetisi Nasional Bertarung Inovasi Sambal

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk

Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk RENCANA PEMANTAUAN Rencana Pemantauan yang baik akan membantu kita secara akurat dan tepercaya menilai dampak intervensi proyek kita untuk menentukan apakah proyek telah mencapai tujuan dan sasarannya,

Lebih terperinci

E. Hasil Kampanye. Strategi dalam mengukur capaian hasil Kampanye Pride, memiliki beberapa tujuan utama, yaitu :

E. Hasil Kampanye. Strategi dalam mengukur capaian hasil Kampanye Pride, memiliki beberapa tujuan utama, yaitu : E. Hasil Kampanye Hasil Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon diukur dengan berbagai metode, yaitu dengan melakukan survey kuantitatif pra dan paska Kampanye Pride melalui wawancara khalayak dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sejak munculnya suatu aturan yang mengatur tentang kebijakan otonomi suatu daerah khususnya Indonesia, cenderung menyebabkan maraknya daerahdaerah melakukan

Lebih terperinci

SAMBUTAN KUNCI MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN PADA PERTEMUAN BAKOHUMAS TINGKAT NASIONAL DAN ANUGERAH MEDIA HUMAS TAHUN 2013

SAMBUTAN KUNCI MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN PADA PERTEMUAN BAKOHUMAS TINGKAT NASIONAL DAN ANUGERAH MEDIA HUMAS TAHUN 2013 SAMBUTAN KUNCI MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN PADA PERTEMUAN BAKOHUMAS TINGKAT NASIONAL DAN ANUGERAH MEDIA HUMAS TAHUN 2013 Solo, 20 November 2013 Yth. Menteri Komunikasi dan Informatika

Lebih terperinci

MELANJUTKAN PERUBAHAN: BELAJAR DARI PENGGERAK KONSERVASI AKAR RUMPUT

MELANJUTKAN PERUBAHAN: BELAJAR DARI PENGGERAK KONSERVASI AKAR RUMPUT Terms of Reference MELANJUTKAN PERUBAHAN: BELAJAR DARI PENGGERAK KONSERVASI AKAR RUMPUT HASIL AKHIR KAMPANYE PRIDE ANGKATAN KE-3 DI 10 SITE DI INDONESIA DAN 1 SITE DI MALAYSIA Hotel Santika Bogor, 9 Agustus

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA

STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA Dyah Hapsari ENH, E.S. Halimi, Rudy Kurniawan, Yusnaini, dan Rogaiyah Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

Lihat https://acrobat.adobe.com/sea/en/how-to/pdf-to-word-doc-converter.html untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3

Lihat https://acrobat.adobe.com/sea/en/how-to/pdf-to-word-doc-converter.html untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3 Untuk mengedit teks ini: Buka file ini pada Adobe Acrobat Klik 'Export PDF tool' pada bagian kanan Pilih Microsoft Word' untuk formatnya kemudian pilih Word Document Klik Export. Simpan file dengan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proses pembangunan di Indonesia terus bergulir dan ekspansi pemanfaatan ruang terus berlanjut. Sejalan dengan ini maka pengembangan lahan terus terjadi dan akan berhadapan

Lebih terperinci

D. Analisis Ancaman. 4.0 Peringkat Ancaman 4.1 Lingkup, Intensitas, dan Ketakberbalikan 4.2 Rantai Faktor

D. Analisis Ancaman. 4.0 Peringkat Ancaman 4.1 Lingkup, Intensitas, dan Ketakberbalikan 4.2 Rantai Faktor Sebagian besar lokasi menghadapi sangat banyak ancaman. Sumberdaya konservasi sangat langka dan kompetensi sering terbatas. Tantangan umum untuk manajer sumber daya adalah menentukan yang mana dari banyak

Lebih terperinci

Smile Indonesia LOBI LO DAN NEGO DAN SIASI NEGO

Smile Indonesia LOBI LO DAN NEGO DAN SIASI NEGO Smile Indonesia LOBI DAN NEGOSIASI PENGERTIAN LOBI Istilah Lobi = lobbying. berarti orang atau berarti orang atau kelompok yang mencari muka untuk mempengaruhi anggota parlemen KATA LOBI Lobby {kata benda}

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan seseorang untuk dapat berinteraksi serta beradaptasi dengan lingkungan baru terkadang menimbulkan perubahan identitas

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Way Seputih Bumi Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden penelitian,

Lebih terperinci

D. Kegiatan Kampanye

D. Kegiatan Kampanye D. Kegiatan Kampanye Kampanye Pride yang dilaksanakan di Taman Nasional Ujung Kulon, menggunakan bermacam-macam media dan kegiatan-kegiatan tertentu, untuk menyampaikan pesan konservasi kepada Khalayak

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA. Panduan wawancara ini bersifat terbuka sebagai penuntun di lapangan penelitian, untuk

PANDUAN WAWANCARA. Panduan wawancara ini bersifat terbuka sebagai penuntun di lapangan penelitian, untuk DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK Jalan Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Gedung Meneng 35145 Telp. (0721) 704626 Fax. (0721)

Lebih terperinci

1/12 COLABORATIVE MANAGEMENT UNTUK KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL DI KABUPATEN PEMALANG

1/12 COLABORATIVE MANAGEMENT UNTUK KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL DI KABUPATEN PEMALANG 1/12 COLABORATIVE MANAGEMENT UNTUK KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL DI KABUPATEN PEMALANG Nama Diklat : Dikpim III Angk XXX Tahun : 2017 Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/Kota Cluster inovasi : Kehutanan & Lingkungan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2 BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN BUPATI KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI CIREBON Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai

Lebih terperinci

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS KULIAH UMUM AKADEMI KOMUNITAS BENGKALIS BENGKALIS, 5 SEPTEMBER 2016

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS KULIAH UMUM AKADEMI KOMUNITAS BENGKALIS BENGKALIS, 5 SEPTEMBER 2016 BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS KULIAH UMUM AKADEMI KOMUNITAS BENGKALIS BENGKALIS, 5 SEPTEMBER 2016 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA, YANG KAMI HORMATI:

Lebih terperinci

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO 1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. kemarau.kebutuhan ini baik untuk mengairi ladang atau untuk mencukupi

BAB VI PENUTUP. kemarau.kebutuhan ini baik untuk mengairi ladang atau untuk mencukupi BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Penelitian mengenai Analisa Dampak Sosial Pembangunan Embung di Dusun Temuwuh Lor dapat diambil sebuah benang merah, yaitu sebagai berikut : 1.1.1. Aspek Demografi Terbentuknya

Lebih terperinci

Selamatkan Cagar Budaya dengan Iklan Layanan Masyarakat

Selamatkan Cagar Budaya dengan Iklan Layanan Masyarakat Selamatkan Cagar Budaya dengan Iklan Layanan Masyarakat Denny Antyo Hartanto, S.Sn., M.Sn. Abstract Banyak orang tidak mengetahui tentang benda cagar budaya. Cagar budaya ada banyak hal dan ragamnya, tetapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. laut. Hutan bakau atau mangrove ini tumbuh terutama di tempat tempat yang. ikan blodok, kepiting, burung kuntul, kera, dan ular.

I. PENDAHULUAN. laut. Hutan bakau atau mangrove ini tumbuh terutama di tempat tempat yang. ikan blodok, kepiting, burung kuntul, kera, dan ular. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan bakau merupakan hutan yang bisa tumbuh di atas rawa berair payau kemudian terletak di pesisir pantai serta dipengaruhi oleh adanya pasang surut dari air laut. Hutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan salah satu tempat untuk melakukan transaksi jual beli dengan masih menggunakan sistem secara

Lebih terperinci

Langkah-Langkah Advokasi

Langkah-Langkah Advokasi KOMUNIKASI ADVOKASI Pengumpulan Data Evaluasi dan Monitoring Aktivitas terus meneru s Langkah-Langkah Advokasi 1. Pilih dan rumuskan isu 2. Tetapkan tujuan jangka panjang dan tujuan-tujuan strategis 3.

Lebih terperinci