V. Hasil Kampanye. Tabel 12. Jumlah Kepala Keluarga di Desa Target
|
|
- Yandi Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 V. Hasil Kampanye Metode Survei Pra dan Paska Kampanye Yayasan Titian melakukan 2 (dua) kali survei kuantitatif menggunakan kuesioner di 5 desa (4 target dan 1 pembanding) di sekitar hutan rawa gambut Sungai Putri, yaitu sebelum dan sesudah kampanye. Survei pra kampanye dilakukan pada bulan Februari Dilakukan untuk menentukan dasar perubahan pengetahuan, sikap, komunikasi interpersonal dan perubahan perilaku khalayak target. Survei yang kedua dilakukan pada Juli 2010, untuk melihat perubahan variabel di atas sekaligus sebagai bahan evaluasi untuk mengukur keberhasilan kampanye yang sudah dilakukan. Kedua survei ini masing-masing mengambil sampel sebanyak 339 KK. Penentuan sampel ini berdasarkan jumlah kepala keluarga di desa target tahun 2009, dengan confidence level 95% dan confidence interval + 5 (tabel 12). Sebaran responden di tiap desa target disesuaikan dengan persentase jumlah KK di tiap desa target. Distribusi kuesioner dapat dilihat dalam tabel 13. Tabel 12. Jumlah Kepala Keluarga di Desa Target Kecamatan Desa Jumlah Jiwa Jumlah KK Muara Pawan Tempurukan Matan Hilir Utara Sungai Putri Tanjung Baik Budi Kuala Tolak Total Sumber: Kecamatan dalam Angka 2009, Badan Pusat Statistik Kab. Ketapang Kalbar 60
2 Tabel 13. Distribusi Kuesioner Kecamatan Desa Jumlah KK Persentasi Distribusi (%) Jumlah Kuesioner di Tiap Desa Muara Pawan Tempurukan Matan Hilir Utara Sungai Putri Tanjung Baik Budi Kuala Tolak Total Sampel diambil dengan metode acak (simple random sampling). Responden merupakan satu rumah tangga yang tinggal pada rumah dengan interval 5. Setiap rumah tangga kelima akan dikunjungi untuk diwawancarai kepala keluarganya. Jika responden tidak berada di tempat, maka enumerator akan mengunjungi kembali rumah tersebut di lain waktu. Jika responden tidak bersedia diwawancarai, enumerator akan melewati rumah tersebut dan mencacah rumah tangga kelima berikutnya sampai kuota terpenuhi. Variabel bebas dalam survei ini data sosial-ekonomi dan demografi dasar responden, sedangkan variabel tetapnya adalah pertanyaan-pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap, komunikasi interpersonal dan perilaku. Pada kuesioner survei pra kampanye, juga terdapat pertanyaan-pertanyaan untuk menggali sumber-sumber informasi lingkungan yang dipercaya responden, dan media yang paling informative bagi responden. Ini digunakan sebagai dasar untuk merancang kegiatan dan pesan kampanye. Sedang pada kuesioner survei paska kampanye terdapat ditambahkan pertanyaan mengenai efektifitas paparan media kampanye. Survei pembanding dilakukan di desa Kuala Satong Kec. Matan Hilir Utara. Jumlah sampel pembanding 226, yaitu 2/3 dari jumlah responden di desa utama. Total sampel target dan pembanding adalah 566 KK. Data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan software Apian Survei Pro. 61
3 Survei dilakukan oleh 11 enumerator yang berasal dari daerah setempat. Sebelum survei sebenarnya dimulai, enumerator dibekali dengan pengetahuan mengenai teknik wawancara selama 1 hari. Kuesioner juga diujicobakan bersama enumerator untuk mengetahui jika ada hal-hal yang perlu diperbaiki dalam kuesioner. Hasil Survei Pra dan Paska Kampanye Data dari kuesioner yang dikumpulkan selama survei paska kampanye yang dimasukkan ke dalam berkas data SurveiPro yang berisi data survei pra kampanye. Ringkasan hasil dari survei pra kampanye disajikan dalam Rencana Proyek. Hasil yang disajikan di sini hanyalah yang terkait dengan penjajakan pengaruh kampanye Pride. Karakteristik responden yang disurvei pada desa target pada survei pra dan paska kampanye dapat dilihat pada tabel 14 berikut: 62
4 Tabel 14. Karakteristik Responden di Desa Target Variabel Petani (N=265) Pra Kampanye GA 11 (N=130) Total (N=339) Petani (N=220) Pasca Kampanye GA (N=158) Total (N=339) Daerah enumerasi Desa Tanjung Baik Budi 29.40% 27.40% 28.30% 32.30% 20.90% 29.00% Desa Kuala Tolak 29.80% 42.70% 33.60% 31.80% 45.10% 33.40% Desa Sei Putri 21.50% 21.80% 20.90% 20.00% 18.30% 21.00% Desa Tempurukan 19.20% 8.10% 17.10% 15.90% 15.70% 16.60% Jenis kelamin Laki-laki 94.30% 94.40% 94.40% 86.70% 87.50% 86.60% Perempuan 5.70% 5.60% 5.60% 13.30% 12.50% 13.40% Pendidikan formal SD 38.30% 21.00% 33.70% 50.00% 30.10% 41.30% Tidak tamat SD 26.50% 19.40% 23.70% 16.70% 8.50% 13.70% SMP 17.00% 27.40% 20.10% 22.20% 26.10% 23.10% SMA 13.30% 29.00% 18.30% 8.30% 30.70% 17.90% Tidak sekolah 3.80% 1.60% 3.00% 1.90% 0.70% 1.20% Akademi/ Perguruan Tinggi 1.10% 1.60% 1.20% 0.00% 3.90% 1.80% Lain-lain 0.00% 0.00% 0.00% 0.90% 0.00% 0.90% Sumber: Analisis Data Survei Pra dan Paska Kampanye, 2010 Hasil X 2 X2 < 50% NS X2 > 50% S X 2 < 50% NS Nilai siginifikansi dari karakteristik responden ini kurang dari 50%, artinya meskipun responden dipilih secara acak namun karakternya sama atau konsisten antara responden yang disurvei pada saat pra dan paska kampanye. 11 GA: General Adult Respondent 63
5 Paparan Terhadap Media Kampanye Paparan media kampanye terhadap responden dapat dilihat pada tabel 15 dibawah ini. Tabel 15. Paparan Terhadap Media Kampanye Pra Kampanye Pasca Kampanye Variabel Petani (N=265) Petani (N=220) Apakah Bapak/ Ibu pernah mendapatkan brosur "Mengapa Harus Melestarikan Hutan"? Pernahkan Bapak/ Ibu mendapatkan brosur "Hutan dan Perubahan Iklim"? Apakah Bapak/ Ibu pernah mendapat brosur "REDD"? Berapa kali Bapak/ Ibu mengikuti diskusi yang diadakan Titian dan FFI? Pernahkan Bapak/ Ibu mendengarkan program radio "Obsesi" tiap hari selasa di radio Gema Solidaritas FM? Pernahkan Bapak/ Ibu mendapat CD film potensi anyaman dan kelapa? Ya NA 87.40% Tidak NA 12.60% Ya NA 85.60% Tidak NA 14.40% Ya NA 84.30% Tidak NA 15.70% Tidak pernah NA 58.50% 1 kali NA 28.00% 2 kali NA 10.50% 3 kali NA 1.50% lebih dari 3 kali NA 1.50% Ya NA 3.00% NA 97.00% Tidak Ya NA 10.70% Tidak NA 89.30% 64
6 Variabel Dari media, alat komunikasi dan aktifitas kampanye berikut, manakah yang paling disukai: Brosur Mengenal Manfaat Hutan Sumber: Analisis Data Survei Pra dan Paska Kampanye, 2010 Pra Kampanye Petani (N=265) NA Pasca Kampanye Petani (N=220) 27.90% Brosur Hutan dan Perubahan NA Iklim 4.60% Brosur REDD NA 14.20% Pertemuan kampung tentang REDD dan Perubahan Iklim NA 22.80% Pertemuan kampung tentang Credit Union NA 4.60% CD film potensi anyaman dan NA kelapa 0.50% Siaran radio NA 3.00% Iklan layanan masyarakat NA 15.70% Pemutaran film NA 6.60% Dari tabel di atas diketahui bahwa brosur merupakan media yang paling banyak menjangkau khalayak target. Titian bersama dengan FFI-IP membuat 3 seri brosur yang masing-masing diproduksi sebanyak 1000 eksemplar. Brosur ini kemudian didistribusikan pada khalayak target dalam berbagai kesempatan. Kemudian untuk mengetahui apakah responden menerima pesan yang disampaikan dalam tiap seri brosur dengan baik, maka diajukan pertanyaan lanjutan yang hasilnya dapat dilihat dalam tabel 16 dibawah ini: 65
7 Tabel 16. Penerimaan Responden Terhadap Pesan Brosur Mengenal Manfaat Hutan Variabel Pasca Kampanye Petani (N=220) Pesan apa yang Bapak/ Ibu Hutan berfungsi mengatur iklim 51.60% tangkap dari brosur Hutan pencegah banjir 50.00% Mengenal Manfaat Hutan? Hutan penghasil oksigen 16.70% Hutan menghasilkan obat-obatan 8.10% Hutan menyebabkan banyak hama babi dan tikus 0.50% Belum mengerti 0.50% Hutan sumber bibit penyakit malaria 0.00% Tidak tahu 0.00% Lain-lain 0.50% Sumber: Analisis Data Survei Pra dan Paska Kampanye,
8 Tabel 17. Penerimaan Responden terhadap Pesan Brosur Hutan dan Perubahan Iklim Variabel Pasca Kampanye Petani (N=220) Pesan apakah yang Bapak/ Ibu tangkap dari brosur hutan dan perubahan iklim tersebut? Berkurangnya hutan akan menyebabkan suhu bumi makin panas 50.80% Perubahan iklim salah satunya menyebabkan banjir 16.60% Menjaga hutan dapat mencegah perubahan iklim 16.00% Hutan rawa gambut paling banyak menyimpan karbon 14.40% Bumi makin panas karena kiamat makin dekat 0.00% Akibat perubahan iklim, suhu air laut semakin panas 2.20% Sumber: Analisis Data Survei Pra dan Paska Kampanye,
9 Variabel Tabel 18. Penerimaan Responden terhadap Pesan Brosur REDD Pasca Kampanye Petani (N=220) Pesan apakah yang Bapak/ Ibu tangkap dari brosur REDD tersebut? REDD merupakan salah satu usaha perlindungan hutan 66.90% REDD dapat menjadi sumber pendapatan jangka panjang bagi masyarakat 17.10% Melalui REDD, masyarakat akan mendapat balas jasa karena sudah menjaga hutan 16.60% Agar balas jasa bisa dirasakan, penebangan di hutan harus dihentikan 8.30% Hanya masyarakat yang bertugas menjaga hutan dalam program REDD 4.40% Jika program REDD dilaksanakan, masyarakat tidak boleh lagi mengambil rotan 2.20% Kurang paham 0.60% Tidak tahu 0.00% Lain-lain 0.60% Sumber: Analisis Data Survei Pra dan Paska Kampanye, 2010 Ini menunjukkan jika selain menerima material kampanye, responden juga dapat menangkap pesan yang disampaikan dengan baik. Brosur Mengenal Manfaat Hutan berisi informasi mengenai manfaat hutan dari sisi ekonomi maupun sebagai penyedia jasa lingkungan. Hanya 1,5% responden yang tidak menangkap pesan ini dengan benar. Demikian juga dengan brosur Hutan dan Perubahan Iklim dan REDD. Rata-rata hanya 0,6% responden yang tidak dapat menangkap pesan yang disampaikan. Selain dengan brosur, Titian bersama dengan FFI-IP juga menggunakan saluran komunikasi yang lain seperti seri pertemuan kampung, produksi video partisipatif, iklan layanan masyarakat dan program radio mingguan. Namun responden yang terpapar oleh media-media ini sangat sedikit. 68
10 Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran SMART Pengetahuan Dalam tabel 19 disajikan pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengukur pengaruh kampanye pride terhadap pengetahuan khalayak target petani. Meskipun hanya 1 (satu) pertanyaan yang digunakan untuk menetapkan sasaran SMART, namun sebenarnya ada beberapa pertanyaan yang bisa dijadikan indikator pengaruh kampanye Pride terhadap pengetahuan petani. Variabel-variabel untuk mengukur pengetahuan responden ditabulasi silang dengan khalayak target kampanye (petani) di 4 desa target dengan periode survei pra dan paska kampanye. Kemudian untuk persentase sasaran SMART yang dicapai dihitung dari kenaikan poin persentase (pp) sasaran dan perubahan aktual yang diukur dengan survei sebagai berikut: 69
11 Tabel 19. Perubahan dalam Variabel-variabel Pengetahuan antara Survei-survei Pra dan Pasca Kampanye Variabel Menjaga hutan merupakan: Fungsi hutan rawa gambut Dampak penebangan di hutan Sungai Putri Pra Kampanye Petani (N=265) Pasca Kampanye Petani (N=220) Perubahan (pp) Signifikansi Chi-Square (X 2 ) Capaian Sasaran SMART (%) Tanggung jawab bersama 89.80% 94.90% 5.1 Tanggung jawab petugas kehutanan 5.70% 4.60% -1.1 Bukan tanggung jawab saya 3.80% 0.00% -3.8 X 2 = 50% NS Tidak tau 0.40% 0.50% 0.1 Lain-lain 0.40% 0.00% -0.4 Tempat hidup orangutan dan satwa lainnya 63.80% 64.70% 0.9 Penyimpan air 60.80% 56.30% -4.5 Sumber kayu 25.30% 32.60% 7.3 Penahan air asin 14.00% 31.20% 17.2 X 2 43 =99% S Penyimpan karbon 12.50% 28.40% Tidak tahu 5.30% 0.00% -5.3 Sumber uang tunai 1.90% 0.90% -1 Lain-lain 0.40% 0.50% 0.1 Punahnya satwa 53.20% 57.70% 4.5 Masuknya air laut 23.60% 48.40% 24.8 Kekeringan 27.80% 38.50% 10.7 Kebutuhan kayu masyarakat terjamin 4.60% 18.30% 13.7 Tidak tahu 10.30% 0.00% X 2 = 99% S 2.70% 0.50% -2.2 Banjir 0.00% 0.90% 0.9 Terjadi kebakaran 0.40% 0.50%
12 Variabel Melestarikan hutan rawa gambut: Mendengar tentang CU Pra Kampanye Pasca Kampanye Perubahan Petani (N=265) Petani (N=220) (pp) Lain-lain 0.40% 1.40% 1 Menjamin ketersediaan air 53.40% 48.10% -5.3 Mencegah masuknya air asin 29.90% 49.10% 19.2 Membantu pekerjaan polisi kehutanan 11.00% 6.50% -4.5 Merugikan masyarakat sekitar hutan 5.30% 0.50% -4.8 Tidak tahu 3.80% 0.90% -2.9 Pekerjaan sia-sia 2.70% 0.90% -1.8 Menjamin ketersediaan kayu bagi 0.40% 1.40% 1 masyarakat Mempertahankan jasa lingkungan untuk masyarakat sekitar hutan 0.40% 0.90% 0.5 Menjaga kelangsungan hidup satwa 0.00% 0.90% 0.9 Membuat udara tetap segar 0.40% 0.00% -0.4 Sumber pendapatan 0.40% 0.00% -0.4 Mencegah banjir 0.00% 0.00% 0 Lain-lain 1.50% 0.00% -1.5 Ya 18.10% 49.30% 31.2 Tidak 81.90% 50.70% Signifikansi Chi-Square (X 2 ) X 2 = 95% S X 2 = 99% S Capaian Sasaran SMART Pengetahuan Wadah untuk simpan pinjam 80.00% 98.10% tentang CU Belum begitu paham 15.60% 0.00% Dapat meningkatkan kesejahteraan 4.40% 0.90% -3.5 CU mengajari cara mengelola uang 0.00% 0.90% 0.9 X 2 = 75% S pengembangan usaha 0.00% 0.90% 0.9 Bunga pinjaman rendah 0.00% 0.00% 0 pemberdayaan manusia 0.00% 0.00% 0 Sumber: Analisis Data Survei pra dan paska kampanye,
13 Pada sasaran SMART pengetahuan pertama mengenai fungsi hutan rawa gambut telah terjadi peningkatan pengetahuan petani sebesar 43%, sedang target semula yang ditentukan sebesar 40%. Pada sasaran SMART pengetahuan kedua yaitu mengenai pengetahuan petani mengenai fungsi hutan sebagai penyimpan karbon terdapat peningkatan sebesar 39,75%-hampir mendekati sasaran SMART yang ditargetkan sebesar 40%. Sedang untuk sasaran SMART pengetahuan yang ketiga yaitu mengenai manfaat Credit Union, terdapat peningkatan sebesar 45,25%, yaitu 5,25% diatas sasaran yang ditargetkan (40%). Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran SMART Sikap dan Komunikasi Interpersonal Perubahan variabel sikap dan komunikasi interpersonal tidak ada satupun yang mencapai target. Perubahan sikap petani yang menyetujui adanya korelasi antara aktivitas penebangan hutan dengan intrusi air laut hanya meningkat 26,25% dari 58,90% yang ditargetkan (dengan signifikansi statistik sama dengan 99%). Petani yang menyetujui hutan rawa gambut perlu dilestarikan hanya meningkat 1,25% dari 87,90% yang ditargetkan (signifikansi kurang dari 50%, telah terjadi perubahan sikap namun tidak signifikan). Bahkan terkait dengan kegiatan penyingkiran halangan, petani yang menyetujui bahwa mengembangkan Credit Union merupakan hal yang mudah untuk dilakukan mengalami penurunan hingga 12%. Hal ini terjadi kemungkinan besar karena khalayak target berasumsi ada investasi modal dari pihak ketiga yang digunakan untuk mengembangkan aset CU. Sehingga khalayak target tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk mengumpulkan modal. Modal sudah disediakan oleh pihak ketiga, khalayak target tinggal memanfaatkannya. Sedang untuk perubahan komunikasi interpersonal, intensitas komunikasi petani mengenai perlunya pelestarian hutan gambut meningkat 33,25%. Diskusi petani mengenai manfaat CU justru jauh menurun sebanyak 46%. Survei paska dilakukan menjelang pelaksanaan renstra CU Pantura, sehingga diskusi yang berkembang di khalayak target adalah mengenai rencana pendirian CU (pp+39). Secara lengkap mengenai perubahan variable sikap dan komunikasi interpersonal ini disajikan dalam tabel
14 Tabel 20. Perubahan dalam Variabel-variabel Sikap dan Komunikasi Interpersonal antara Survei-survei Pra dan Pasca Kampanye Variabel Hutan rawa gambut Sentap Kancang perlu dilestarikan Penebangan di hutan rawa gambut Sentap Kancang dapat menyebabkan air asin masuk ke lahan pertanian Pembukaan lahan pertanian baru merupakan masalah bagi hutan rawa gambut Sentap Kancang Penegakan hukum perlu dilakukan untuk mengurangi penebangan di hutan rawa gambut Sentap Kancang Tidak melakukan pembukaan hutan rawa gambut Sentap Kancang Memberitahu orang lain Pra Kampanye Petani (N=265) Pasca Kampanye Petani (N=220) Perubahan (pp) Signifikansi Chi-Square (X 2 ) Sangat setuju 47.90% 48.40% 0.5 Setuju 43.40% 47.00% 3.6 X 2 < 50% NS Tidak setuju 3.00% 0.90% -2.1 Tidak tahu 5.70% 3.70% -2 Sangat setuju 18.90% 29.40% 10.5 Setuju 30.60% 37.20% 6.6 X 2 = 99% S Tidak setuju 32.10% 24.80% -7.3 Tidak tahu 18.50% 8.70% -9.8 Sangat setuju 12.10% 23.80% 11.7 Setuju 37.40% 25.70% X 2 = 99% S Tidak setuju 18.90% 37.10% 18.2 Tidak tahu 31.70% 13.30% Sangat setuju 30.60% 47.00% 16.4 Setuju 45.30% 41.90% -3.4 X 2 = 99% S Tidak setuju 6.00% 5.60% -0.4 Tidak tahu 18.10% 5.60% Mudah 10.20% 10.70% 0.5 Netral 37.50% 32.10% -5.4 Sulit 35.60% 37.70% 2.1 X 2 < 50% NS Tidak tahu/tidak 2.8 yakin 16.70% 19.50% Mudah 29.20% 35.80% 6.6 X 2 < 50% NS Capaian Sasaran SMART (%)
15 Variabel mengenai manfaat hutan rawa gambut Sentap Kancang Mencegah orang lain untuk tidak membuka hutan rawa gambut Sentap Kancang Bersepakat mengembangkan Credit Union Dalam sebulan terakhir, pernahkan Bapak/ Ibu membicarakan tentang hutan rawa gambut Sentap Kancang dengan orang lain? Pra Kampanye Pasca Kampanye Perubahan Signifikansi Capaian Sasaran Petani (N=265) Petani (N=220) (pp) Chi-Square SMART (%) (X 2 ) Netral 11.40% 13.50% 2.1 Sulit 48.90% 42.30% -6.6 Tidak tahu/tidak -2.2 yakin 10.60% 8.40% Mudah 2.70% 2.30% -0.4 Netral 6.80% 12.80% 6 Sulit 79.20% 80.70% 1.5 X 2 = 99% S Tidak tahu/tidak -7.3 yakin 11.40% 4.10% Mudah 18.20% 13.40% Netral 22.70% 38.20% 15.5 Sulit 13.60% 14.70% 1.1 X 2 = 95% S Tidak tahu/tidak yakin 45.50% 33.60% Ya 20.50% 38.10% 17.6 X 2 = 99% S Tidak 79.50% 61.90% Hal apakah yang Bapak/ Ibu dibicarakan? Pelestarian hutan 27.00% 40.30% 13.3 Fungsi hutan 13.50% 19.40% 5.9 Rencana 24.30% 0.00% pembangunan dainase rawa yang belum terlaksana X 2 = 50% NS Kondisi hutan 0.00% 11.30% 11.3 Rencana membuka 8.10% 6.50% lahan untuk budidaya
16 Variabel Dalam sebulan terakhir, pernahkan Bapak/ Ibu membicarakan tentang pemanfaatan kayu di dalam hutan rawa gambut Sentap Kancang? Dalam sebulan terakhir, pernahkah Bapak/ Ibu membicarakan tentang Credit Union dengan orang lain? Hal apakah yang Bapak/ Ibu dibicarakan? Pra Kampanye Pasca Kampanye Perubahan Signifikansi Capaian Sasaran Petani (N=265) Petani (N=220) (pp) Chi-Square SMART (%) Penebangan hutan 5.40% 6.50% (X 2 ) 1.1 Potensi hutan rawa 2.70% 8.10% gambut 5.4 Lahan hutan 8.10% 1.60% -6.5 Rencana 2.70% 3.20% pembukaan perkebunan sawit 0.5 Dampak 0.00% 3.20% pemanfaatan hutan 3.2 Lain-lain 8.10% 0.00% -8.1 Ya 22.60% 50.20% 27.6 Tidak 77.40% 49.80% X 2 = 99% S Ya 4.20% 34.00% 29.8 X 2 = 99% S Tidak 95.80% 66.00% Cara 14.30% 42.40% 28.1 mengembangkan modal dan kemandirian Rencana mendirikan 0.00% 39.00% 39 X 2 =95% S CU Manfaat CU bagi 28.60% 10.20% masyarakat Keinginan menjadi 57.10% 3.40% anggota 75
17 Pra Kampanye Pasca Kampanye Perubahan Signifikansi Capaian Sasaran Variabel Petani (N=265) Petani (N=220) (pp) Chi-Square SMART (%) CU adalah hal baru 0.00% 3.40% 3.4 (X 2 ) di Sungai Putri Lain-lain 0.00% 1.70% 1.7 Sumber: Analisis Data Survei Pra dan Paska Kampanye, 2010 Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran SMART Perilaku Perubahan perilaku diukur melalui banyaknya jumlah petani yang menjadi anggota Credit Union. Namun, dari pertanyaanpertanyaan dalam tabel 21 berikut menunjukkan tahapan kontinum perubahan perilaku petani terhadap isu tertentu. Perilaku petani dalam memanfaatkan kayu di hutan Sungai Putri pada survei pra kampanye diketahui sebagian besar berada dalam tahapan pemeliharaan dan persiapan. Namun, pada survei paska terjadi pergeseran tahapan perilaku. Jumlah petani yang berada pada tahapan pemeliharaan meningkat dari 35,80% menjadi 36,20% (pp +04). Sedangkan jumlah petani yang berada pada tahapan persiapan justru menurun dari 20,70% menjadi 7,50% (pp -13,2). Namun di sisi lain, petani yang pada saat survei pra kampanye berada pada tahapan perilaku validasi, pada survei paska jumlahnya bergerak naik dari 7,8% menjadi 11,50% (pp +3,7). Ini berarti khalayak target sudah siap mengadopsi perilaku yang ditawarkan, yaitu menjadi anggota CU. Menjadi mandiri dalam hal finansial dan meninggalkan kegiatan kerja kayu di hutan Sungai Putri. Sedang perilaku petani untuk mengembangkan Credit Union pada survei pra kampanye diketahui sebagian besar masih berada pada tahap pra kontemplasi (51,10%) dan kontemplasi(22,70%). Pada survei paska perilakunya bergeser pada tahapan kontemplasi, persiapan dan validasi. Perubahan variable perilaku ini selengkapnya disajikan dalam tabel 21. Namun perubahan perilaku ini tidak signifikan (X 2 < 50%). Ini kemungkinan dikarenakan pilihan jawaban untuk pertanyaan yang mengukur perubahan perilaku, susah dipahami. Akibatnya responden tidak dapat memberikan respon sebagai mana mestinya. Lemahnya penegakan hukum kemungkinan juga berkontribusi terhadap perubahan perilaku yang tidak nyata ini. Selama masa kampanye, manajer kampanye tidak pernah menemukan ada tindakan hukum dilakukan, baik oleh kepolisian maupun oleh polisi kehutanan, untuk menekan aktivitas pemanfaatan kayu tanpa ijin di hutan Sungai Putri. Status kawasan yang bukan kawasan konservasi diduga menjadi faktor pendorongnya. 76
18 Tabel 21. Perubahan dalam Variabel-variabel Perilaku antara Survei-survei Pra dan Pasca Kampanye Variabel Pemanfaatan kayu di hutan Sentap Kancang Pra Pasca Kampanye Kampanye Petani Petani Perubahan (PP) Hasil X 2 (N=265) (N=220) Sebulan terakhir, saya tidak pernah lagi memanfaatkan kayu di hutan rawa gambut % 36.20% 0.4 Selama sebulan terakhir, saya belum pernah memikirkan untuk berhenti memanfaatkan kayu di hutan rawa gambut Selama sebulan terakhir, saya pernah memikirkan untuk berhenti memanfaatkan kayu di hutan rawa gambut, tapi belum melakukannya Selama sebulan terakhir, saya telah memikirkan untuk berhenti memanfaatkan kayu di hutan rawa gambut dan bermaksud melakukannya di masa depan Sebulan terakhir, saya telah mengurangi kegiatan pemanfaatan kayu di hutan rawa gambut % 20.70% % 14.40% % 7.50% % 9.80% -0.3 X 2 < 50% NS 77
19 Variabel Sebulan terakhir, saya telah memikirkan untuk berhenti memanfaatkan kayu di hutan rawa gambut dan bermaksud melakukannya di masa depan. Saya juga sudah membicarakan mengenai hal ini dengan orang lain. Pra Kampanye Pasca Kampanye Perubahan (PP) Hasil X 2 Petani Petani 7.80% 11.50% 3.7 Pembukaan lahan pertanian Setahun terakhir, saya tidak pernah lagi membuka lahan di hutan rawa gambut % 35.00% -6.2 Selama setahun terakhir, saya pernah menimbang untuk tidak membuka lahan pertanian di hutan rawa gambut tapi belum melakukannya % 22.00% 6.4 Selama setahun terakhir, saya telah menimbang untuk tidak membuka lahan pertanian di hutan rawa gambut dan bermaksud melakukannya di masa depan. Selama setahun terakhir, saya belum pernah memikirkan untuk tidak membuka lahan pertanian di hutan rawa gambut. Setahun terakhir, saya telah menimbang tidak membuka lahan pertanian di hutan rawa gambut dan bermaksud melakukannya di masa depan. Saya juga sudah membicarakan mengenai hal ini pada orang lain 18.10% 11.30% % 10.70% % 10.70% 1.7 X 2 < 50% NS 78
20 Variabel Pra Kampanye Pasca Kampanye Perubahan (PP) Hasil X 2 Petani Petani Setahun terakhir, saya sudah mengurangi pembukaan lahan baru di hutan rawa gambut. 5.00% 10.20% 5.2 Pengembangan wadah untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama Selama sebulan terakhir, saya belum pernah memikirkan untuk mengembangkan wadah untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama % 36.40% Sebulan terakhir saya sudah memikirkan untuk mengembangkan wadah untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama, tapi belum melakukannya % 26.70% 4 Sebulan terakhir saya sudah memikirkan untuk mengembangkan wadah untuk menyimpan uang & menciptakan modal bersama & bermaksud melakukannya di masa depan. Saya juga sudah membicarakannya dgn orang lain 14.00% 15.50% 1.5 X 2 < 50% NS Sebulan terakhir saya sudah memikirkan untuk mengembangkan wadah untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama dan bermaksud melakukannya di masa depan % 15.50% 5.3 Sebulan terakhir saya sudah mulai mengembangkan wadah untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama. 0.80% 3.70%
21 Variabel Sebulan terakhir saya sudah membuat wadah untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama. Pra Kampanye Pasca Kampanye Perubahan (PP) Hasil X 2 Petani Petani 1.10% 2.10% 1 Sumber: Analisis Data Survei Pra dan Paska Kampanye, 2010 Fasilitasi Pembentukan Credit Union Sebagai Kegiatan Penyingkiran Halangan Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan tokoh-tokoh masyarakat kunci di sekitar hutan Sungai Putri diketahui salah satu faktor utama yang mendorong terjadinya kegiatan illegal logging adalah keterbatasan akses permodalan untuk mengembangkan alternative ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat. Kredit usaha yang disalurkan bank sulit diberikan kepada petani karena bank menganggap usaha tani sangat bergantung dengan alam dan hasilnya tidak tetap. Untuk menyingkirkan kendala permodalan ini maka difasilitasi pembentukan Credit Union (CU). CU merupakan sekumpulan orang yang saling percaya dalam satu ikatan pemersatu yang bersepakat menabungkan uang untuk menciptakan modal bersama untuk dipinjamkan kepada anggota dengan tujuan produktif dan kesejahteraan. Usaha utama CU adalah simpan pinjam. Melalui CU, masyarakat di sekitar Sungai Putri diharapkan dapat berdaya dan mampu menolong dirinya sendiri. Dengan usaha bersama, masyarakat akan memiliki wadah untuk perputaran modal dan lebih mudah mengakses modal usaha, sehingga masyarakat akan terdorong untuk mengembangkan usahanya sendiri (yang sudah ada), ataupun menciptakan peluang usaha baru sesuai dengan minat dan Foto 12. Pengawas dan pengurus CU Pantura Lestari terpilih potensinya masing-masing. Pada tanggal 23 Juli 2010, terbentuk CU Pantura Lestari (CUPL) di Sungai Putri dengan struktur organisasi sebagai berikut. 80
22 Diagram 5. Struktur Organisasi CU Pantura Lestari Keberadaan CU diharapkan akan menjawab kebutuhan modal masyarakat untuk beralih dari aktivitas pembalakan liar kepada usahasaha produksi yang lebih berkelanjutan baik bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. CU juga merupakan alat pengorganisasian dan perekat sosial yang efektif pada masyarakat tradisional dan semi-urban. Salah satu sistem yang dikembangkan dalam rangka mengurangi aktivitas penebangan di dalam kawasan adalah dengan mengintegrasikan muatan konservasi ke dalam modul pendidikan dasar CU. Umumnya modul pendidikan dasar hanya berisi pengetahuan tentang pengelolaan keuangan, tapi Manajer kampanye mengembangkan modul pendidikan dasar dengan perspektif konservasi untuk CUPL. 81
23 Kelompok yang akan disasar untuk CU yang diusulkan adalah masyarakat petani di desa Tempurukan, Sei Putri, Tanjung Baik Budi dan Kuala Tolak. Pada Januari 2010, CU ditargetkan sudah berdiri dan pada Juni 2010 (setelah 5 bulan) ada 150 petani bergabung menjadi anggota dengan total aset sebesar 150 juta rupiah. Gambar 7. Logo CU Pantura Lestari Namun pada pelaksanaannya, CUPL baru terbentuk pada akhir Juli Berarti 6 bulan lebih lambat dari yang direncanakan. Keterlambatan ini dikarenakan proses pengorganisiran masyarakat dan peningkatan kapasitas membutuhkan waktu cukup lama. CU ini dinamakan Pantura Lestari (PL), ini didasarkan pertimbangan posisi desa target yang mengembangkan CU ini berada di pesisir utara Kabupaten Ketapang. Semangat konservasi masuk dalam beberapa aspek CU, misalnya dalam slogan Hijau Hutanku, Jaya CUPL-Ku. Semangat yang sama juga tercermin dalam logo CUPL dengan gambar tangan yang menjunjung bibit pohon dan tangkai padi. Logo ini menggambarkan cita-cita CUPL untuk menyejahterakan masyarakat di sekitar hutan Sungai Putri sekaligus melestarikan kawasan. CU sendiri secara mendunia tidak akan mendukung usaha-usaha ekonomi yang merusak lingkungan (black economy). Kebijakan dasar yang menjadi landasan operasional CUPL dapat dilihat secara lengkap dalam Lampiran D. Produk simpanan unggulan di CUPL ada 3 yaitu Benih Lanjut Terus/ Belat (produk simpanan investasi), Boleh Tiap Hari/ Betah (produk simpanan harian) dan JANGKAR (produk simpanan berjangka/ deposito). Nama-nama produk ini disesuaikan dengan istilah-istilah yang umum digunakan bagi Gambar 8. Produk unggulan CU Pantura Lestari masyarakat pesisir. Belat (bahasa Melayu) misalnya, sama artinya dengan jermal, yaitu perangkap pasang surut untuk ikan (tidal trap) yang terdiri dari jajaran tiang pancang, terbuat dari pohon nibung (Oncosperma spp) dan kayu pohon bakau (Rizhopora spp) berukuran panjang antara 12 15cm, garis tengah 10-20cm. 82
24 Untuk mendorong semangat wirausaha masyarakat, hingga akhir 2010 CUPL hanya memberikan pinjaman produktif. Artinya pinjaman yang akan digunakan untuk mengembangkan usaha. Pinjaman yang sifatnya konsumtif baru akan diberikan pada tahun Dalam hari pertama pelayanan CU terdaftar 12 anggota dengan modal terkumpul Per 31 Juli, anggota terdaftar 24 orang dengan modal terkumpul rupiah. Jika dilihat dari target waktu, memang tidak sesuai dengan target awal yang dibuat. Namun jika dilihat dari target rata-rata anggota dan aset per bulan (dari Januari Juni), maka tiap bulan ada 30 orang dan 30 juta rupiah. Maka jumlah anggota dan aset yang terkumpul per 31 Juli sudah melebihi target, karena baru seminggu CU sudah dapat menggalang modal mencapai 71 juta rupiah. Dari in depth interview yang dilakukan dengan beberapa orang khalayak target, semuanya merespon baik pembentukan CUPL ini dan yakin dengan adanya CUPL akan ada perubahan ekonomi yang terjadi dalam komunitas mereka. Mereka juga menyatakan Foto 13. Suasana pelayanan pertama CU Pantura Lestari tidak ada halangan yang berarti bagi petani untuk menjadi anggota CU. Hanya perlu waktu untuk mengumpulkan biaya administrasi awal untuk menjadi anggota dan berdiskusi dengan keluarga. Dukungan dari khalayak target ini ditunjukkan misalnya dengan ada seorang follower kampanye yang dulunya bekerja kayu, yang memberikan sumbangan pribadi sebesar Rp untuk membantu pembiayaan magang calon staf CU. Ada juga eks pekerja kayu yang menyediakan rumahnya untuk dijadikan tempat pelayanan sementara CUPL. 83
25 Namun masih terlalu dini untuk melihat apakah adopsi CU ini ikut memberikan dampak konservasi terhadap Hutan Sungai Putri. Dari hasil monitoring terhadap pengurangan ancaman di kawasan (Juli 2010), tidak ada perubahan yang nyata pada aktivitas penebangan yang dilakukan oleh khalayak target di dalam kawasan. Namun jumlah pemodal yang mendukung usaha ini semakin berkurang. Di tahun 2008, ada 7 pemodal namun kini hanya tersisa 3 pemodal saja. Semuanya merupakan penduduk setempat yang juga berdomisili di situ. Diidentifikasi 2 pemodal berasal dari Sungai Putri dan 1 dari Tanjung Baik Budi. Perbandingan lengkap mengenai jumlah pekerja, bagan dan gergaji rantai yang berada di lokasi dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 22. Perbandingan Jumlah Pekerja, Bagan dan Alat Tebang tahun Tahun Kelompok Pekerja Menetap (anggota 5 orang) Kelompok Pekerja Pulang Pergi (anggota 2 orang) Bagan/ Pondok Kerja Chainsaw Sumber: Data Investigasi, 2010 Dampak konservasi idealnya mesti dilihat lagi pada Juli 2011 untuk melihat dan menilai bagaimana penguatan ekonomi masyarakat melalui CU berimbas terhadap keutuhan kawasan Sungai Putri. 84
STRATEGI TINDAK LANJUT
VII. STRATEGI TINDAK LANJUT Pendahuluan Kampanye tahap pertama yang dilakukan di Kompleks hutan rawa gambut Sungai Putri baru saja berakhir Juli 2010 lalu. Beberapa capaian yang dicatat dari kampaye tersebut:
Lebih terperinciANALISIS SURVEI KUANTITATIF
ANALISIS SURVEI KUANTITATIF Pengetahuan Sikap Perilaku Masyarakat Di Sekitar Kompleks Hutan Rawa Gambut Sungai Putri Disiapkan oleh: AdeYuliani Communication & Outreach Coordinator Yayasan Titian (adeyuliani@gmail.com/yayasan.titian@gmail.com)
Lebih terperinciKEGIATAN KAMPANYE. Tabel 4. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan Untuk Petani. Khalayak sasaran: petani
IV. KEGIATAN KAMPANYE Kegiatan-Kegiatan Kampanye: Deskripsi dan Evaluasi Efektifitas Tabel 4. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan Untuk Petani Khalayak sasaran: petani Tahap teori perubahan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR KAMPANYE Kompleks Hutan Rawa Gambut Sungai Putri Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Disiapkan oleh: Ade Yuliani, Titian, 2010
LAPORAN AKHIR KAMPANYE Kompleks Hutan Rawa Gambut Sungai Putri Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Disiapkan oleh: Ade Yuliani, Titian, 2010 1 Daftar Isi DAFTAR ISI 2 DAFTAR TABEL 4 DAFTAR FOTO 6 DAFTAR
Lebih terperinciPOLA KEBIJAKAN PENGURUS CREDIT UNION PANTURA LESTARI Alamat : Jl. Ketapang Siduk KM 33 Desa Sei. Putri Kec. Matan Hilir Utara, Kab.
POLA KEBIJAKAN PENGURUS CREDIT UNION PANTURA LESTARI 2010-2011 Alamat : Jl. Ketapang Siduk KM 33 Desa Sei. Putri Kec. Matan Hilir Utara, Kab. Ketapang VISI Persatuan Keuangan Masyarakat Pesisir Pantai
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
31 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penentuan Lokasi Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling) difokuskan pada kawasan yang berada di hulu sungai dan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: 1. Tahap Perencanaan, yang dilaksanakan pada bulan September 2006 Februari 2007, dilaksanakan di Aceh
Lebih terperinciTOR RISET KUANTITATIF IDENTIFIKASI KEPENTINGAN DALAM RANGKA PRIDE CAMPAIGN TNUK BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON
TOR RISET KUANTITATIF IDENTIFIKASI KEPENTINGAN DALAM RANGKA PRIDE CAMPAIGN TNUK BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Jl. Perintis Kemerdekaan No. 51 Labuan Pandeglang Banten 42264 1 I. PENDAHULUAN 1. Latar
Lebih terperinciE. Hasil Kampanye. Strategi dalam mengukur capaian hasil Kampanye Pride, memiliki beberapa tujuan utama, yaitu :
E. Hasil Kampanye Hasil Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon diukur dengan berbagai metode, yaitu dengan melakukan survey kuantitatif pra dan paska Kampanye Pride melalui wawancara khalayak dengan
Lebih terperinci5. HASIL KAMPANYE. Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu:
5. HASIL KAMPANYE Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu: Mengukur paparan terhadap kegiatan-kegiatan kampanye Pride di kalangan segmen khalayak sasaran utama kampanye, yaitu:
Lebih terperinciBAB VI F. ANALISA KRITIS
BAB VI F. ANALISA KRITIS Bab Analisa Kritis ini akan mengulas hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan serta dibagian mana perbaikan-perbaikan dapat dilakukan.
Lebih terperinciG. RENCANA TINDAK LANJUT
BAB VII G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk
Lebih terperinciBAB V E. HASIL KAMPANYE
BAB V E. HASIL KAMPANYE Metode Survei Pra dan Pasca Sebuah survei pra-kampanye dilakukan pada bulan April 2009 lalu untuk menetapkan dasar bagi sasaran-sasaran SMART kampanye Pride yang terkait dengan
Lebih terperinciPemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut
SUMBER DAYA AIR Indonesia memiliki potensi lahan rawa (lowlands) yang sangat besar. Secara global Indonesia menempati urutan keempat dengan luas lahan rawa sekitar 33,4 juta ha setelah Kanada (170 juta
Lebih terperinciDOKUMEN POTENSI DESA SEGAMAI
DOKUMEN POTENSI DESA SEGAMAI Hasil Pemetaan Masyarakat Desa bersama Yayasan Mitra Insani (YMI) Pekanbaru 2008 1. Pendahuluan Semenanjung Kampar merupakan kawasan hutan rawa gambut yang memiliki kekayaan
Lebih terperinciPengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk
RENCANA PEMANTAUAN Rencana Pemantauan yang baik akan membantu kita secara akurat dan tepercaya menilai dampak intervensi proyek kita untuk menentukan apakah proyek telah mencapai tujuan dan sasarannya,
Lebih terperinciBAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi
Lebih terperinciLampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi
I. Keanekaragaman hayati UU No. 5, 1990 Pasal 21 PP No. 68, 1998 UU No. 41, 1999 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Pengawetan keanekaragaman hayati serta ekosistemnya melalui Cagar Alam
Lebih terperinciRencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal
19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk menghentikan kawasan hutan dan memelihara area hutan Taman Nasional Gunung Leuser Wilayah SPTN VI Besita
Lebih terperinciANALISIS KRITIS. Tahap Perencanaan Proyek
VI. ANALISIS KRITIS Tahap Perencanaan Proyek Perencanaan proyek terbagi dalam beberapa tahapan, mulai dari melakukan riset-riset di lapangan sampai dengan mengintegrasikan hasil kajian tersebut ke dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang terpanjang di dunia, lebih dari 81.000 KM garis pantai dan 17.508 pulau yang membentang
Lebih terperinciHASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN
HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN KAJIAN PERAN FAKTOR DEMOGRAFI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA Kajian Peran Faktor Demografi dalam Hubungannya Dengan
Lebih terperincikepemilikan lahan. Status lahan tidak jelas yang ditunjukkan oleh tidak adanya dokumen
Lampiran 1 Verifikasi Kelayakan Hutan Rakyat Kampung Calobak Berdasarkan Skema II PHBML-LEI Jalur C NO. INDIKATOR FAKTA LAPANGAN NILAI (Skala Intensitas) KELESTARIAN FUNGSI PRODUKSI 1. Kelestarian Sumberdaya
Lebih terperinciWest Kalimantan Community Carbon Pools
Progress Kegiatan DA REDD+ Mendukung Target Penurunan Emisi GRK Kehutanan West Kalimantan Community Carbon Pools Fauna & Flora International Indonesia Programme Tujuan: Pengembangan proyek REDD+ pada areal
Lebih terperinciBAB VI FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN PRODUKSI PERTANIAN 6.1 Faktor Eksternal Komoditas Kelapa Sawit memiliki banyak nilai tambah dibandingkan
51 BAB VI FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN PRODUKSI PERTANIAN 6.1 Faktor Eksternal Komoditas Kelapa Sawit memiliki banyak nilai tambah dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya. Harga pasaran yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai desain media komunikasi untuk pendidikan konservasi berdasarkan preferensi masyarakat dan efeknya terhadap perubahan pengetahuan,
Lebih terperinciDiarsi Eka Yani. ABSTRAK
KETERKAITAN PERSEPSI ANGGOTA KELOMPOK TANI DENGAN PERAN KELOMPOK TANI DALAM PEROLEHAN KREDIT USAHATANI BELIMBING (Kasus Kelompok Tani di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Depok) Diarsi Eka Yani
Lebih terperinciPROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PELESTARIAN, PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE
SALINAN PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PELESTARIAN, PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang
Lebih terperinciMEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA
PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 Praktek REDD+ yang Menginspirasi MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA RINGKASAN Apa Pengembangan kawasan konservasi masyarakat dan pengelolaan hutan berbasis
Lebih terperinciKarakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG
KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.
Lebih terperinciG. RENCANA TINDAK LANJUT
G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk membangun,
Lebih terperinciPusat Penelitian Perubahan Iklim dan Kebijakan
ANALISIS SOSIAL BUDAYA REDD+ 2011 Penyusunan Kriteria Indikator Pemilihan Lokasi dan Strategi Keberhasilan Implementasi REDD dari Perspektif Struktur Sosial Budaya Tim Peneliti PUSPIJAK Pusat Penelitian
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN REKOMENDASI SIDANG
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI SIDANG 133 PROSIDING Workshop Nasional 2006 134 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI SIDANG PERTAMA KESIMPULAN 1. Ramin dan ekosistemnya saat ini terancam kelestariannya. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciIndonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan
Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul: Jenis Kegiatan: Mitigasi Berbasis Lahan A. Informasi Kegiatan A.1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mempunyai luas hutan negara berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai luas hutan negara berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakat (TGHK) 1 seluas 140,4 juta hektar terdiri atas kawasan hutan tetap seluas 113,8 juta hektar
Lebih terperinciG. Tindak Lanjut. Pendahuluan
G. Tindak Lanjut Pendahuluan Program Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon telah menunjukkan hasil yang positif, dalam mencapai perubahan perilaku maupun dampak konservasi, sebagai contoh terdapat
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumberdaya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan dan lain - lain merupakan sumberdaya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Penurunan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai
PENDAHULUAN Latar Belakang Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai aspek teknik budidaya rumput laut dan aspek manajerial usaha tani rumput laut. teknik manajemen usahatani.
Lebih terperinciMemanen padi tanpa asap di gambut Lamandau
Memanen padi tanpa asap di gambut Lamandau Minggu, 15 April 2018 12:16 WIB Dokumentasi - Bibit padi di lahan gambut (ANTARA News / Virna Puspa S) Sudah dua tahun lahan gambut di Desa Tanjung Putri, Kecamatan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel
38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan
Lebih terperinciTerms Of Reference Round Table Discussion 2 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya dan Aceh Barat Daya
Terms Of Reference Round Table Discussion 2 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya dan Aceh Barat Daya Latar Belakang Tripa merupakan hutan rawa gambut yang luasnya sekitar 61.000 ha, terletak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. lainnya yang berbahasa Melayu sering disebut dengan hutan bakau. Menurut
TINJAUAN PUSTAKA Hutan Manggrove Hutan mangrove oleh masyarakat Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya yang berbahasa Melayu sering disebut dengan hutan bakau. Menurut Kusmana dkk (2003) Hutan mangrove
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. pulau-nya dan memiliki garis pantai sepanjang km, yang merupakan
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis berbentuk kepulauan dengan 17.500 pulau-nya dan memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km, yang merupakan kawasan tempat tumbuh hutan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN JEMBER
PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENGENDALIAN PENEBANGAN POHON DI LUAR KAWASAN HUTAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), karena Desa
III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penetuan Daerah Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), karena
Lebih terperinciLAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI
LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI Istiyarto Ismu Manager Kampanye Bali Barat Pengantar Strategi penyingkir halangan yang diterapkan oleh Yayasan Seka dalam rangka penyelamatan habitat Jalak Bali (Leucopsar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keseimbangan lingkungan. Fungsi hutan terkait dengan lingkungan, sosial budaya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Fungsi hutan terkait dengan lingkungan, sosial budaya dan ekonomi. Fungsi
Lebih terperinciBAB VI KELEMBAGAAN USAHA KAYU RAKYAT
BAB VI KELEMBAGAAN USAHA KAYU RAKYAT 6.1 Kelembagaan Pengurusan Hutan Rakyat Usaha kayu rakyat tidak menjadi mata pencaharian utama karena berbagai alasan antara lain usia panen yang lama, tidak dapat
Lebih terperinciHUBUNGAN STASUS SOSIAL EKONOMI PETANI KARET DENGAN PERILAKU MENABUNG DI LEMBAGA KEUANGAN
HUBUNGAN STASUS SOSIAL EKONOMI PETANI KARET DENGAN PERILAKU MENABUNG DI LEMBAGA KEUANGAN (Studi Kasus Nasabah BRI Desa Negeri Baru Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung) Anita
Lebih terperinciKonservasi dan Rehabilitasi Lahan dan Hutan Gambut di Area PT Hutan Amanah Lestari Barito Selatan dan Barito Timur
Konservasi dan Rehabilitasi Lahan dan Hutan Gambut di Area PT Hutan Amanah Lestari Barito Selatan dan Barito Timur Program Skala Kecil ICCTF Tahun 2016 Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Mitigasi Berbasis
Lebih terperinciH. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan
Merupakan sesuatu yang kritis untuk memiliki ide yang jelas bagaimana kampanye Pride kita akan menciptakan yang bertahan lama untuk konservasi keanekaragaman hayati. Salah satu cara untuk melakukan hal
Lebih terperinciNurlaili Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Permasalahan Sosial Budaya dalam Implementasi Peraturan tentang Perlindungan Spesies Hiu di Tanjung Luar, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat Nurlaili Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Lebih terperinciPembangunan Kehutanan
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Pembangunan Kehutanan Sokoguru Pembangunan Nasional Berkelanjutan Dr. Ir. Hadi Daryanto, DEA (Sekretaris Jenderal) Disampaikan dalam Seminar
Lebih terperinciPenting Bagi Kehidupan, Harusnya Mangrove Tidak Dirusak
Penting Bagi Kehidupan, Harusnya Mangrove Tidak Dirusak Ekosistem mangrove di Aceh Tamiang, Aceh, ini harus dijaga karena tidak hanya melindungi wilayah pesisir tetapi juga sebagai penyedia sumber daya
Lebih terperinciPROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF
PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 GAMBARAN SEKILAS Praktek-Praktek REDD+ yang Menginspirasi MEMBANGUN DASAR KERANGKA PENGAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA Apa» Kemitraan dengan Ratah
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN. Pada bagian hasil penelitan ini memuat deskripsi hasil penelitian meliputi
40 41 BAB 5 HASIL PENELITIAN Pada bagian hasil penelitan ini memuat deskripsi hasil penelitian meliputi letak dan luas geografis kota Surabaya, keadaan demografis,. Lalu dipaparkan juga hasil penelitian
Lebih terperinciE. HASIL KAMPANYE. Metode Survei Pra dan Pasca
E. HASIL KAMPANYE Metode Survei Pra dan Pasca Manager kampanye bersama lembaga mitra (Yayasan Seka) melakukan dua survei kuantitatif di kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Sebuah survei pra-kampanye
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciPERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF
Peran Penting Masyarakat dalam Tata Kelola Hutan dan REDD+ 3 Contoh lain di Bantaeng, dimana untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian, pemerintah kabupaten memberikan modal dan aset kepada desa
Lebih terperinciKONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
No. 81/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014 KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN HUTAN JAWA TENGAH TAHUN 2014 PERSENTASE RUMAH TANGGA DI SEKITAR KAWASAN HUTAN YANG MENGUASAI LAHAN KAWASAN HUTAN
Lebih terperinci3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi
3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware
Lebih terperinciKONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
No. 76/12/72/Th. XVII, 23 Desember 2014 KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN HUTAN TAHUN 2014 PERSENTASE RUMAH TANGGA DI SEKITAR KAWASAN HUTAN YANG MENGUASAI LAHAN KAWASAN HUTAN SEBESAR
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II
Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana
Lebih terperinci17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye
17.0 PESAN KAMPANYE 17.1 Strategi pembuatan pesan Strategi pembuatan pesan bagi petani dan masyarakat akan membantu memandu semua pesan yang dirancang agar dapat mencapai sasaran kampanye kami. Strategi-strategi
Lebih terperinciDesa Semoyo merupakan salah satu desa di Kec. Pathuk kab. Gunung Kidul.
Oleh Mugi Riyanto Kelompok Serikat Petani Pembaharu (SPP) dan Gapoktan Desa Kawasan Konservasi Semoyo. Alamat : Dusun Salak Desa Semoyo, Pathuk Kab. Gunung Kidul Desa Semoyo merupakan salah satu desa di
Lebih terperinciKAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH
Bab 5 KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH 5.1 Hasil Kajian Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki wilayah
Lebih terperinciMATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA
MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA Provinsi Papua PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH PAPUA 1 Pendidikan Peningkatan akses pendidikan dan keterampilan kerja serta pengembangan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak Sungai Siak sebagai sumber matapencaharian bagi masyarakat sekitar yang tinggal di sekitar
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang
Lebih terperinciPROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:
PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN BUKAN SAWAH Tim Peneliti: Bambang Irawan PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN
Lebih terperinciBab 4. Hasil Penelitian, Analisis, dan Pembahasan
Bab 4 Hasil Penelitian, Analisis, dan Pembahasan 31 IV.1. Pengantar Bagian ini memaparkan hasil penelitian, meliputi hasil analisis dan pembahasan. Analisis dilakukan terhadap data-data berkaitan dengan
Lebih terperinciALAM. Kawasan Suaka Alam: Kawasan Pelestarian Alam : 1. Cagar Alam. 2. Suaka Margasatwa
UPAYA DEPARTEMEN KEHUTANAN DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM DEPARTEMEN KEHUTANAN FENOMENA PEMANASAN GLOBAL Planet in Peril ~ CNN Report + Kenaikan
Lebih terperinciWALIKOTA LANGSA PROVINSI ACEH QANUN KOTA LANGSA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN HUTAN KOTA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
SALINAN WALIKOTA LANGSA PROVINSI ACEH QANUN KOTA LANGSA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN HUTAN KOTA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT
Lebih terperinciBAB 5. Hasil Kampanye
BAB 5. Hasil Kampanye Seperti tercantum di dalam Rencana Proyek ini, strategi pemantauan perubahan perilaku Pride memiliki 5 tujuan utama, yaitu: 1. Mengukur paparan terhadap kegiatan-kegiatan Pride di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki luas wilayah 35.746,26 Km2 dengan kondisi alam dan struktur geologi yang kompleks dengan
Lebih terperinci2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pera
No.166, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SUMBER DAYA ALAM. Pembudidaya. Ikan Kecil. Nelayan Kecil. Pemberdayaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5719) PERATURAN
Lebih terperinciDOKUMEN POTENSI DESA TELUK BINJAI
DOKUMEN POTENSI DESA TELUK BINJAI Hasil Pemetaan Masyarakat Desa bersama Yayasan Mitra Insani (YMI) Pekanbaru 2008 1. Pendahuluan Semenanjung Kampar merupakan kawasan hutan rawa gambut yang memiliki kekayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial
BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Menurut undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove yang cukup besar. Dari sekitar 15.900 juta ha hutan mangrove yang terdapat di dunia, sekitar
Lebih terperinciBAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN
BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan mencari informasi, pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tentang suatu hal yang tidak diketahui oleh manusia. Pada dasarnya manusia
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal memiliki potensi sumberdaya alam yang tinggi dan hal itu telah diakui oleh negara-negara lain di dunia, terutama tentang potensi keanekaragaman hayati
Lebih terperinciPP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP)
Copyright (C) 2000 BPHN PP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 62 TAHUN 1998 (62/1998) TENTANG PENYERAHAN
Lebih terperinciKEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT
KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT Dr. David Pokja Pangan, Agroindustri, dan Kehutanan Komite Ekonomi dan Industri
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak dan Luas Desa Curug Desa Curug merupakan sebuah desa dengan luas 1.265 Ha yang termasuk kedalam wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa
Lebih terperinciBAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
22 BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Luas dan Lokasi Wilayah Merang Peat Dome Forest (MPDF) memiliki luas sekitar 150.000 ha yang terletak dalam kawasan Hutan Produksi (HP) Lalan di Kecamatan
Lebih terperinciLampiran 1. Peraturan Pendakian
93 Lampiran 1. Peraturan Pendakian 1. Semua pengunjung wajib membayar tiket masuk taman dan asuransi. Para wisatawan dapat membelinya di ke empat pintu masuk. Ijin khusus diberlakukan bagi pendaki gunung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
1. Tinggi : memiliki kartu ASKES, berobat di puskesmas atau mempuyai dokter pribadi. 2. Rendah : tidak memiliki ASKES, berobat di dukun. 14. Tingkat Kepemilikan aset adalah jumlah barang berharga yang
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk Indonesia yang tinggal di pedesaan, dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya sebagian besar bergantung pada sektor pertanian. Sektor pertanian yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Semua lahan basah diperkirakan menutupi lebih dari 20% luas daratan Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai lahan basah paling luas dan paling beragam di Asia Tenggara, meliputi lahan basah alami seperti hutan rawa, danau,
Lebih terperinciBAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA
BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA 4.1. Landasan Berfikir Pengembangan SRAP REDD+ Provinsi Papua Landasan berpikir untuk pengembangan Strategi dan Rencana Aksi (SRAP) REDD+ di Provinsi
Lebih terperinciSidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK
Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK RAFIKA DEWI Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Ilmu Ekonomi 2016 Dosen pembimbing: Bapak Ahmad Ma ruf, S.E., M.Si.
Lebih terperincimembangun imej positif di Desa Muara?
LAMPIRAN Daftar Pertanyaan dan Jawaban Bapak Leman 1. Apa nama kegiatan penanaman mangrove di Desa Muara? nama kegiatan tersebut adalah Kampung Mangrove Dengan Energi Terbarukan. 2. Apa tujuan kegiatan
Lebih terperinciLampiran 1 KUESIONER PENELITIAN. Analisis Kebutuhan Modal Bagi Usaha Kebun Sawit Di Desa Kuala Bangka Kec. Kualuh Hilir Kab.
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN Analisis Kebutuhan Modal Bagi Usaha Kebun Sawit Di Desa Kuala Bangka Kec. Kualuh Hilir Kab. Labura Kepada : Yth. Bapak/Ibu/Saudara/Saudari Warga Desa Kuala Bangka Kec. Kualuh
Lebih terperinciSTUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR
STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR Oleh: HERIASMAN L2D300363 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciLaporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI Isi Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... xiv I. PENDAHULUAN......1 1.1. Latar Belakang......1 1.2. Maksud dan Tujuan Studi......8 1.2.1. Maksud......8
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH
67 BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH Bab ini akan membahas keefektifan Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan (Proksi Mantap) dalam mencapai sasaran-sasaran
Lebih terperinciSD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3
SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3 1. Meningkatnya permukiman kumuh dapat menyebabkan masalah berikut, kecuali... Menurunnya kualitas kesehatan manusia Meningkatnya
Lebih terperinciPENDAHULUAN. hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain. Agroforestry adalah salah
PENDAHULUAN Latar Belakang Alih-guna lahan hutan menjadi lahan pertanian disadari menimbulkan banyak masalah seperti penurunan kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, kekeringan dan
Lebih terperinci