2. MODEL KONSEP RINGKASAN KREATIF Ringkasan Kreatif : Petani Pesan Kampanye... 23

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2. MODEL KONSEP RINGKASAN KREATIF Ringkasan Kreatif : Petani Pesan Kampanye... 23"

Transkripsi

1

2

3 Daftar Isi Daftar Isi... iii Daftar Tabel... v Daftar Gambar & Foto... vii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1 FORMULA TEORI PERUBAHAN LATAR BELAKANG KAWASAN FOKUS KEANEKARAGAMAN HAYATI KAWASAN EKOSISTEM HUTAN BATANG TORU DI TAPANULI SELATAN MODEL KONSEP RINGKASAN KREATIF Ringkasan Kreatif : Petani Pesan Kampanye KEGIATAN-KEGIATAN DAN MATERI KAMPANYE Kegiatan-Kegiatan Kampanye : Deskrips dan Evaluasi Efektivitas HASIL KAMPANYE Metode Survei Pra dan Pasca Kampanye Hasil Survei Pra dan Paska Kampanye Analisa ANALISA KRITIS Tinjauan Kritikal iii

4 7. TINDAK LANJUT: MEMBANGUN USAHA EKONOMI KONSERVASI DI KELOMPOK UBSP MELALUI RADIO DISKUSI KOMUNITAS ELEMEN KUNCI RENCANA OPERASI PENYINGKIRAN HAMBATAN YAYASAN PEKAT JADWAL PROYEK PEMBIAYAAN PROJECT PENILAIAN DAMPAK DAN RESIKO LAMPIRAN Lampiran A: Instrumen Riset untuk Pengujian Awal Design Poster Yayasan Pekat Pride Campaign di Hutan Batang Toru Blok Barat Lampiran A: Instrumen Riset untuk Pengujian Awal Design Poster Yayasan Pekat Pride Campaign di Hutan Batang Toru Blok Barat Lampiran B: KUESIONER PRIDE CAMPAIGN Lampiran C Hasil Lengkap Survei Pra dan Survei Pasca Kampanye iv

5 Daftar Tabel Tabel 4.1 Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan untuk Petani Perambah Tabel 4.2 Jadwal siar dan Biaya ILM di Radio FM Baharuddin Padang Sidempuan (Juli 2009 Juni 2010) Tabel 4.3 Program Radio Kampanye Pride Hutan Batang Toru: Tema ILM/PSA, Pesan Kunci, Frekuensi siaran dan durasi Tabel 4.4 Jadwal Diskusi Kelompok Tabel 4.5 Hasil dan Sasaran Sikap dan Komunikasi Interpersonal untuk Petani Perambah di 4 desa target Tabel 4.6 Diskusi Pesan Konservasi bersama Pengurus dan Imam Mesjid Tabel 4.7 Khotbah Juma'at yang membicarakan dan menyampaikan pesan-pesan konservasi Tabel 4.8 Jadwal kunjungan sekolah yang telah dilakukan selama periode Pride Tabel 5.1.Daftar jumlah responden di setiap desa target pada survey pra dan paska Tabel 5.2. Karakteristik Responden di Desa Target Tabel 5.4 Capaian Sasaran SMART 2 Pengetahuan Tabel 5.5 Capaian Sasaran SMART 3 Pengetahuan Tabel 5.6 Capaian Sasaran SMART 4 Pengetahuan Tabel 5.7 Capaian Sasaran SMART 5 Pengetahuan Tabel 5.8 Capaian Sasaran SMART 6 Pengetahuan v

6 Tabel 5.10 Capaian Sasaran SMART 2 Sikap Tabel 5.11 Capaian Sasaran SMART 3 Sikap Tabel 5.12 Capaian Sasaran SMART 4 Sikap Tabel Capaian Sasaran SMART 5 Komunikasi Interpersonal Tabel 5.14 Capaian Sasaran SMART 6 Komunikasi Interpersonal Tabel 5.15 Capaian Sasaran SMART 1 Perubahan Perilaku Tabel 5.16 Capaian Sasaran SMART 2 Perubahan Perilaku Tabel 6.1 Media yang Berhasil dan Tidak Berhasil Tabel 7.1 Rencana Kegiatan Implementasi Kelompok UBSP September 2010 s/d September Tabel 7.2 Usulan Anggaran Dana Kampanye Pride Hutan Batang Toru, September 2010 s/d September vi

7 Daftar Gambar & Foto Gambar 1.1 Peta Kawasan Konservasi Hutan Batang Toru Blok Barat... 7 Gambar 2.1 Model Konsep untuk Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan Gambar 2.2 Model Konsep untuk Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan untuk rantai faktor perambahan hutan Gambar 2.3 Rantai faktor untuk khalayak Petani Gambar 2.4 Rantai Hasil untuk Pride di Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan Gambar 3.1 bentuk awal pesan inti dan slogan di tengah-tengah masyarakat petani di desa target. Desain poster ini tidak dipakai dalam kampanye bangga di Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan Gambar 4.1 buku kumpulan Khotbah Jumat Gambar 4.3 Logo awal (A) dan logo yang dipakai hingga akhir Pride (B) Gambar 4.4 contoh 2 versi pin yang telah diproduksi, pin yang bergambar tangan merupakan pin yang dipergunakan oleh remaja/pemuda yang tergabung dalam pramuka, sedangkan pin gambar desa merupakan yang banyak dipergunakan oleh anggota kelompok UBSP Gambar 4.5 Poster seri 2 berjudul Rap Ma Hita Manjago Harangan Ta Dohot UBSP Gambar 4.6 Kalender Gambar 4.7 Stiker berjudul : Mandiri Tanpa Marusak vii

8 Foto 1 (Kiri-Kanan) Peserta Pertemuan Parapihak sedang berdiskusi, Model Konsep Hutan Batang Toru dan bergambar bersama Sekda Pemkab Tapanuli Selatan Foto 2 Program Siaran Radio Foto 3 Briefing sebelum On Air, antara staff Yayasan Pekat dan Penyiar Radio FM Baharuddin Padang Sidempuan Foto 4 Kupon Radio yang berisi komentar khalayak Foto 5, Petani Mendengar Radio dan menulis kupon; staff Yayasan Pekat saat mewawancarai salah seorang petani; gambar paling bawah merupakan suasana diskusi radio Foto 7 berbagai bentuk Diskusi kelompok, bisa meminjam ruang kelas salah satu sekolah, atau dirumah salah satu anggota dan di kedai kopi Foto 8 Poster dipasang ditempat-tempat strategis Foto 9 pertemuan di dalam Mesjid Foto 10 Staff Yayasan Pekat menyerahkan buku kumpulan khotbah jumat kepada khatib Mesjid Foto 15 contoh kemeja/t-shirt yang telah diproduksi Foto 16 Contoh mug dan payung yang telah diproduksi Foto 17 Staff Yayasan Pekat memfasilitator acara Pertemuan Parapihak Foto 18 Acara Pertemuan Parapihak dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Foto 19 Salah satu lembar Evaluasi yang selalu kami minta kepada Anggota Kelompok Menilai viii

9 RINGKASAN EKSEKUTIF Untuk menghentikan perambahan hutan untuk pertanian/perkebunan di 4 desa target yaitu desa Aek Nabara, Desa Janji Manaon yang terletak di Cagar Alam (CA) Dolok Sibualbuali dan Suaka Alam (SA) Dolok Lubuk Raya di dalam kawasan hutan Ekosistem Batang Toru secara administrasi pemerintahan terletak di 3 (tiga) wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Sipirok, Kecamatan Padang Sidempuan Timur dan Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan. Secara geografis terletak pada koordinat Lintang Utara dan Bujur Timur, kedua kawasan ini masuk dalam kawasan Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan yang merupakan habitat Orangutan Sumatera (Pongo Abelii). Yayasan Pekat bekerjasama dengan masyarakat di 4 desa target ini membangun kemandirian masyarakat petani sehingga mampu meningkatkan hasil pertanian tanpa merambah hutan melalui pembentukkan kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU). Melalui kelompok UBSP/CU dengan seri pendidikannya, masyarakat menerima pelatihan, ketrampilan dan batuan teknis untuk mampu mengelola sumberdaya ekonomi desa serta menggunakan teknologi pertanian yang praktis dan ramah lingkungan. Kampanye Pride menggunakan pendekatan social marketing dan bekerja dengan sumber-sumber yang dipercaya dalam 4 desa target tersebut untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan komunikasi interpersonal mengenai fungsi hutan dan dampak pertanian ekspansif kepada menurunnya fungsi hutan tersebut. Kampanye Pride juga digunakan untuk memperkenalkan UBSP/CU sebagai strategi penyingkir halangan untuk mencapai kemandirian ekonomi yang berkelanjutan sehingga mampu merubah perilaku yang cenderung memberikan tekanan terhadap kawasan hutan. 4 Desa target disekitar CA.Dolok Sibualbuali (Aek Nabara dan Janji Manaon) dan SA Dolok Lubuk Raya (Sugi Julu dan Sugi Jae) di Kawasan Hutan Batang Toru akan berjumlah 125 orang sebagai anggota UBSP/CU dan dapat merasakan manfaat dari UBSP/CU dalam hal mengakses modal dan menjalankan usaha-usaha produktif yang berkesinambungan. Kemudian masyarakat petani menjadi sadar bahwa rusaknya kawasan hutan diakibatkan pembukaan hutan untuk usaha berkebun yang dapat mengakibatkan ancaman berkurangnya kesuburan tanah. Dan akhirnya petani menyatakan bahwa kondisi ekonomi bukan lagi kendala bagi penanganan modal usaha, serta melakukan kegiatan-kegiatan yang mendorong tidak terjadinya pembukaan hutan untuk pertanian atau perladangan. 1

10 FORMULA TEORI PERUBAHAN 7 PERAMBAHAN HUTAN UNTUK KELANGSUNGAN HIDUP PERTANIAN (PENGOLAHAN BARU) DI LAHAN HUTAN BATANG TORU BARAT K + A+ IC+ BR BC TR CR Kampanye Pemasaran Sosial: meningkatkan kepedulian tentang mengelola ekonomi keluarga dengan baik dan mampu mendapatkan dukungan dari masyarakat petani lainnya disekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya Lihat halaman untuk sasaransasaran SMART lebih detail Kampanye Pemasaran Sosial : 1. Petani Perambah Hutan berkeinginan untuk merehabilitasi lahan yang dibuka 2. Meningkatnya Jumlah Petani Perambah Hutan yang tergabung di UBSP/CU Lihat halaman untuk sasaransasaran SMART lebih detail Kampanye Pemasaran Sosial Meningkatkan Diskusi, Dialog Radio, Pembentukkan Unit Kerja Konservasi (Unit Usaha kelompok UBSP/CU) Lihat halaman untuk sasaransasaran SMART lebih detail 1. Melakukan Pelatihan Pembukuan dan Manajemen UBSP/CU 2. Melakukan Pelatihan Pertanian Yang Konservasi Lihat halaman untuk sasaran-sasaran SMART lebih detail 1. Terbentuknya 4 Kelompok UBSP/CU Pelindung Hutan 2. Program Kerja Kelompok UBSP/CU Lihat halaman untuk sasaransasaran SMART lebih detail 125 Petani Perambah Hutan Menjadi Anggota Kelompok UBSP/CU Lihat halaman untuk sasaransasaran SMART lebih detail Habitat Orangutan Sumatera Terlindung seluas 31,25 Ha Lihat halaman untuk sasaransasaran SMART lebih detail Petani dapat melakukan sendiri maupun perkelompok cara mengelola keuangan yang baik, pelaporan, melalui mekanisme UBSP/CU dan bergabung dalam kelompok anggota UBSP/CU disekitar CA.Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat akan berjumlah 125 orang Petani akan setuju bahwa pembukaan hutan untuk pertanian atau perladangan perlu dilarang dan dihentikan. Dan bergabung di dalam kelompok UBSP/CU Petani akan berbicara mengenai pembentukkan kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU) yang berorientasi konservasi sebagai cara mengelola lahan pertanian atau perkebunan yang terbatas menjadi produktif Penguatan sosial kapital melalui kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU) dan seri pendidikan yang berorientasi konservasi dan lingkungan serta mengikat keanggotaan UBSP/CU dalam AD/ART yang berorientasi konservasi, khususnya menurunkan pembukaan lahan usaha pertanian atau perkebunan di hutan sekitar desa yang merupakan habitat Orangutan (Pongo Abelii) Perilaku Pembukaan Hutan untuk Lahan Pertanian/perkebunan dan kekurangan ekonomi. petani akan terorganisir dalam kelompok UBSP/CU untuk mampu mengelola sumberdaya yang ada di petani memiliki modal untuk mulai mengembangkan pertanian yang intensif tanpa merambah hutan. Ancaman Pembukaan Lahan untuk usaha pertanian atau perkebunan akan berkurang, 125 petani perambah liar menjadi petani yang baik dan menyelamatkan 31,25 Ha luas hutan yang dirambah Habitat Orangutan dan Satwa Liar Terlindungi seluas 31,25 Ha dari perambah liar di Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya yang masuk dalam Kawasan Hutan Batang Toru Tapanuli Selatan 2

11 K: Petani dapat melakukan sendiri maupun berkelompok cara mengelola keuangan yang baik, pelaporan, melalui mekanisme UBSP/CU dan bergabung dalam kelompok anggota UBSP/CU disekitar CA.Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat akan berjumlah 125 orang sebagai anggota UBSP/CU dan dapat merasakan manfaat dari UBSP/CU dalam hal mengakses modal dan menjalankan usaha-usaha produktif yang berkesinambungan A: Petani akan setuju bahwa pembukaan hutan untuk pertanian atau perladangan perlu dilarang dan dihentikan. Dan bergabung di dalam kelompok UBSP/CU IC: Petani akan berbicara mengenai pembentukkan kelompok UBSP/CU yang berorientasi konservasi sebagai cara mengelola lahan pertanian atau perkebunan yang terbatas menjadi produktif BR: penguatan sosial kapital melalui kelompok UBSP/CU dan seri pendidikan yang berorientasi konservasi dan lingkungan serta mengikat keanggotaan UBSP/CU dalam AD/ART yang berorientasi konservasi, khususnya menurunkan pembukaan lahan usaha pertanian atau perkebunan di hutan sekitar desa yang merupakan habitat Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) BC: Perilaku Pembukaan Hutan untuk Lahan Pertanian/ perkebunan dan kekurangan ekonomi. petani akan terorganisir dalam kelompok UBSP/CU untuk mampu mengelola sumberdaya yang ada di petani memiliki modal untuk mulai mengembangkan pertanian yang intensif tanpa merambah hutan TR: Ancaman Pembukaan Lahan untuk usaha pertanian atau perkebunan akan berkurang, 125 petani perambah liar menjadi petani yang baik dan menyelamatkan 31,25 Ha luas hutan yang dirambah CR: Habitat Orang Utan dan Satwa Liar Terlindungi seluas 31,25 Ha dari perambah liar di Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya yang masuk dalam Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat. Saat ini, telah menjadi anggota kelompok CU untuk 4 desa sejumlah 98 Orang. Dengan indikasi adopsi perilaku adalah : Pernyataan lisan dari beberapa anggota kelompok CU terhadap prilaku merusak lingkungan menjadi pejuangan lingkungan di desa mereka Masyarakat petani di dalam kelompok merasakan manfaat kebersamaan dalam kelompok untuk memperjuangkan kepentingan desa dan perekonomian keluarga mereka Keberadaan kelompok CU yang memperjuangkan kebersamaan dan perekonomi keluarga, juga menimbulkan keterbukaan sesame anggota, yang selamanya berjalan dengan masing-masing dan saling mencurigai. Dulu bila tiba musim masuk sekolah bagi anak-anak kami, tentu kami butuh biaya, maka beramai-ramai ke hutan untuk menebang kayu, tetapi sekarang semenjak ada kelompok UBSP/CU hal itu tidak lagi menjadi kendala bagi kami, sebab UBSP/CU dapat meminjamkan uang untuk sekolah anak kami. (Parandolok Harahap, Janji Manaon) 15 orang anggota kelompok mampu merincikan permasalahan-permasalahan di desa, serta dapat memun culkan kebutuhan dan kekurangan di desa-desa masing-masing, serta membuat rencana pengembangan dan pencegahan kerusakan hutan di masing-masing desa. 137 orang anggota kelompok, secara individu mampu memahami proses pembukuan UBSP, dan 70% diantara anggota kelompok mampu menjalankan pembukuan dengan baik. 4 desa atau 4 kelompok UBSP/CU telah memiliki dana sebesar Rp (Sembilan puluh lima juta tiga ratus limapulah delapan ribu Sembilan ratus rupiah) sampai dengan 30 Mei Serta terbentuknya Visi, Misi, program kerja dan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga kelompok yang Konservasi 137 orang anggota kelompok, secara individu mampu memahami proses pembukuan UBSP, dan 70% diantara anggota kelompok mampu menjalankan pembukuan dengan baik. Terbentuknya 4 kelompok UBSP (137 org) di desa Sugi Jae, Sugi Julu, Janji Manaon dan Aek Nabara Diperolehnya Program Jangka Pendek (3 bulan), Menengah (6 bulan), dan Panjang (1 tahun). Diperoleh Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Produk-produk simpan pinjam kelompok UBSP Tabel/Daftar pembelajaran bersama oleh masing-masing kelompok UBSP di desa. Lokasi Magang Anggota Kelompok UBSP; jadwal, narasumber, akomodasi, transportasi dari desa ke lokasi magang. Diketahui bahwa petani perambah telah berubah sikap dengan masuk kedlam kelompok UBSP dan melakukan penanaman pohon Cemara di lahan-lahan dibuka tadis eluas 17,7 Ha dan Pernyataan Lisan para pelaku pembuka hutan untuk usaha kebun atau pelaku illegal logging di desa Janji Manaon dan Sugi Jae menyatakan perang terhadap pelaku pembukaan hutan atau illegal logging, wawancara terekam dalam video wawancara. 3

12 NARASI TEORI PERUBAHAN Untuk menghentikan perambahan hutan untuk pertanian/perkebunan di 4 desa target yaitu desa Aek Nabara, Desa Janji Manaon yang terletak di Cagar Alam Dolok Sibualbuali dan desa Sugi Jae dan Sugi Julu yang terletak dibawah Suaka Alam Dolok Lubuk Raya, kedua kawasan ini masuk dalam kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat yang merupakan habitat Orangutan Sumatera (Pongo Abelii). Yayasan Pekat bekerjasama dengan masyarakat di 4 Desa untuk membangun kemandirian masyarakat petani sehingga mampu meningkatkan hasil pertanian tanpa merambah hutan melalui pembentukkan kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam/Credit Union Hijau. Melalui kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam/Credit Union dengan seri pendidikannya, masyarakat akan menerima pelatihan, ketrampilan dan batuan teknis untuk mampu mengelola sumberdaya ekonomi desa serta menggunakan teknologi pertanian yang praktis dan ramah lingkungan. Kampanye Pride menggunakan pendekatan social marketing dan bekerja dengan sumber-sumber yang dipercaya dalam 4 desa target tersebut untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan komunikasi interpersonal mengenai fungsi hutan Batang Toru Blok Barat dan dampak pertanian ekspansif kepada menurunnya fungsi hutan tersebut. Kampanye Pride juga digunakan untuk memperkenalkan Usaha Bersama Simpan Pinjam/Credit Union sebagai sudut pendekatan untuk mencapai kemandirian ekonomi yang berkelanjutan. Keberhasilan untuk tahun pertama dilihat dari setidaknya 125 petani perambah hutan tergabung dalam kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam/Credit Union dan perlahan-lahan mulai menerapkan pertanian yang berkelanjutan. Peningkatan pengetahuan, sikap, dan perubahan dalam komunikasi interpersonal akan diukur melalui perbandingan hasil survey di awal dan akhir kampanye pada akhir tahun pertama, capaian konservasi dapat dilihat dari terselamatkannya 31,25 Ha hutan Batang Toru Blok Barat dari ancaman kegiatan perambahan hutan. HASIL TEORI PERUBAHAN Kampanye Pride menggunakan pendekatan social marketing dan bekerja dengan sumber-sumber yang dipercaya dalam 4 desa target tersebut untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan komunikasi interpersonal mengenai fungsi hutan batang toru Tapanuli Selatan dan dampak pertanian ekspansif kepada menurunnya fungsi hutan tersebut. Kampanye Pride juga digunakan untuk memperkenalkan UBSP/CU sebagai sudut pendekatan untuk mencapai kemandirian ekonomi yang berkelanjutan. Keberhasilan untuk tahun pertama dilihat dari setidaknya 125 petani perambah hutan tergabung dalam kelompok UBSP/CU dan perlahan-lahan mulai menerapkan pertanian yang berkelanjutan. Peningkatan pengetahuan, sikap, dan perubahan dalam komunikasi interpersonal akan diukur melalui perbandingan hasil survey di awal dan akhir kampanye pada akhir tahun pertama, capaian konservasi dapat dilihat dari terselamatkannya 31,25 Ha hutan Batang Toru Blok Barat dari ancaman kegiatan perambahan hutan. 4

13 1. LATAR BELAKANG KAWASAN 5

14 Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di dalam kawasan hutan Ekosistem Batang Toru secara administrasi terletak secara administrasi pemerintahan terletak di 3 (tiga) wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Sipirok, Kecamatan Padang Sidempuan Timur dan Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan. Secara geografis terletak pada koordinat Lintang Utara dan Bujur Timur. Cagar Alam Dolok Sibual-buali terletak pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Barumun. Berdasarkan letak pada ketinggian di atas permukaan laut (dpl) maka Cagar Alam Dolok Sibual-buali terletak pada ketinggian 750 s/d m dpl. 1 Kawasan ini merupakan kawasan yang kaya akan keanekaragaman hayati dan beberapa spesies penting untuk dilindungi. Kawasan ini merupakan habitat bagi setidaknya 67 jenis mamalia, 287 jenis burung, 110 jenis herpetofauna dan 688 jenis tumbuhan. Nama Batang Toru jika diterjemahkan secara bebas berarti Sungai yang di dawah. Penduduk di Pahae menyebutnya dengan nama tersebut karena posisi dari aliran sungai ini berada di bawah (jurang yang dalam dan curam) daripada daerah tersebut. Lokasi project Pride dilakukan pada Kecamatan Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan. Dengan cakupan luas wilayah administrasi Km², serta jumlah penduduk sebesar Jiwa, dan 32 desa di kedua kecamatan tersebut diatas. 2 Desa yang masuk ke dalam kawasan Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya ini secara administrasi masuk ke dalam Desa Aek Nabara, Janji Manaon, Pasar Marancar, Sugi Julu, Sugi Jae dan Sugi Tongah, Kecamatan Marancar, Tapanuli Selatan. Desa ini berpenduduk berkisar KK, dimana sebagian besarnya adalah masyarakat Batak Angkola. Masyarakat desa di sini hampir seluruhnya berprofesi sebagai petani, dimana masyarakat membuka wilayah hutan dengan tujuan menjadikannya sebagai kebun karet dan kebun tanaman palawija, seperti: cabai, terung, ubi kayu, dan lain sebagainya. Menurut informasi salah satu warga, aktivitas pembukaan wilayah hutan baru yang banyak terjadi di lokasi ini telah memperoleh izin dari kepala desa. Vegetasi yang terdapat di kawasan ini antara 1 Lihat Buku Departemen Kehutanan, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara, Medan, Lihat Situs Google Earth 6

15 lain : eucalyptus (Eucalyptus sp), ketapang gunung (Terminalia catappa), dan jenis meranti (Dipterocarpaceae sp.), dan jenis-jenis lainnya 3 Kawasan hutan alam di Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya merupakan suatu kawasan transisi biogeografis antara kawasan biogeografis Danau Toba Bagian Utara dan Danau Toba Bagian Selatan. Terjadinya kawasan transisi biogeografis ini kemungkinan disebabkan oleh kekuatan tektonik dan letusan Gunung Berapi Toba pada tahun yang lalu. Bukan hanya sungai saja, di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru telah terbentuk penghalang karakter ekologis lainnya (ecological barrier), seperti pegunungan yang tinggi, perbukitan, habitat yang spesifik (rawa dan danau) serta tingkat perbedaan intensitas penyinaran matahari pada wilayah basah dan kering 4. Kawasan hutan alam Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya memiliki beberapa tipe ekosistem mulai dari ekosistem dataran rendah, perbukitan hingga pegunungan. Variasi habitat yang ada di kawasan ini merupakan ekosistem yang masih asli dan relatif utuh, seperti perwakilan ekosistem hutan hujan dataran rendah dan perbukitan (300 meter dpl), hutan batuan gamping (limestone), hutan pegunungan rendah dan hutan pegunungan tinggi di Puncak Gunung Lubuk Raya (1856 dpl). 5 Gambar 1.1 Peta Kawasan Konservasi Hutan Batang Toru Blok Barat 3 Lihat Lembar Informasi OCSP, Hutan Batang Toru dan Konservasi Orangutan, Lihat Buku Pertama Dokumen Rencana Aksi Konservasi Hutan Batang Toru Blok Barat, dikeluarkan oleh OCSP, Juni Lihat Buku Kedua Perencanaan Aksi Konservasi dan Dokumentasi Penyusunan Perencanaan Multipihak Hutan Batang Toru Blok Barat, dikeluarkan oleh OCSP, Juni

16 1.1. FOKUS KEANEKARAGAMAN HAYATI KAWASAN EKOSISTEM HUTAN BATANG TORU DI TAPANULI SELATAN Hutan Batang Toru CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di dalam Kawasan Hutan Batang Toru juga kaya dengan jenis tanaman dan satwa yang langka, disamping itu kawasan ini juga oleh Worldwide Fund for Nature (WWF) memasukkan kawasan CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya ke dalam golongan 200 ekoregion dunia yang harus diperhatikan serius aspek konservasinya. Sejalan dengan WWF, lembaga konservasi lainnya, Conservation International juga telah menetapkan kawasan CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya sebagai salah satu daerah prioritas dalam pelestarian keragaman hayati (key biodiversity area/kba I) dari 15 KBA yang ada di provinsi ini. (Siringoringo, et, al, 2007). Karena keunikan dan kekayaaan keanekaragaman hayati yang dimilikinya CA Dolok Sibulabuali dan SA Dolok Lubuk Raya memiliki spesies kunci yang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar desa maupun masyarakat internasional lainnya, yaitu tentang keberadaan Orangutan Sumatera (Pongo Abelii), keberadaan Orangutan Sumatera di kawasan ini sangat terancam keberadaannya. Terutama semakin mengecil ruang hidup Orangutan Sumatera ini dan mulai menghilang beberapa jenis tanaman sebagai pakan Orangutan Sumatera diakibatkan pembukaan hutan oleh petani untuk memperluas lahan usaha perkebunan mereka atau pengambilan kayu untuk kepentingan kelangsungan ekonomi masyarakat disekitar kawasan ini. Tidak menjadi asing lagi kalau belakangan ini sering terdengar bahwa Orangutan Sumatera masuk ke kebun masyarakat desa dan mengambil hasil kebun petani di desa. Konflik antara masyarakat petani dan Orangutan Sumatera di bulan-bulan tertentu, khususnya di masa panen buah-buahan maka tingkat konflik semakin meningkat, dan terjadilah perburuan serta mengecil populasi Orangutan Sumatera yang sebelumnya juga telah masuk daftar CITES merupakan satwa yang langka dan kritis perkembanganya di bumi ini. Dalam upaya penyelamatan populasi orangutan dan habitatnya di Hutan Batang Toru, Desa-desa yang langsung bersentuhan dengan Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan sangatlah penting untuk didorong berpartisipasi dalam penyelamatan itu. Melihat posisi desa yang langsung berbatasan dengan kawasan CA Dolok Sibualbuali menjadikannya sebagai salah satu pintu masuk ke kawasan habitat orangutan. Sebagai catatan pula, bahwa banyak tanaman masyarakat seperti karet, aren, durian dan lainnya berada dalam kawasan CA ini. Proyek Kampanye Bangga yang dilakukan Yayasan Pekat dengan dukungan penuh dari RARE menerapkan metode pemasaran sosial dan mengembangkan program penyingkir halangan melalui pembentukan kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU) ditengah-tengah masyarakat petani tersebut membuahkan hasil yang menggembirakan dan mampu meredam perilaku petani untuk membuka hutan dan secara langsung menjadikan Orangutan Sumatera sebagai kebanggaan bersama di masyarakat sekitar kawasan CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya. 8

17 Pemilikan Lahan Sebagian besar sumber mata pencaharian penduduk yang bermukim di sekitar kawasan Batang Toru adalah pertanian dan perkebunan. Meski masih ditemui kebiasaan penduduk membuka hutan untuk ladang atau lahan pertanian dengan sistem berpindah, namun terdapat sisi positif yang bisa menjadi potensi untuk melibatkan mereka dalam kegiatan konservasi CA Dolok Sibualbuli dan SA Dolok Lubuk Raya di Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan, yakni kearifan lokal memperlakukan hutan secara ekonomi dengan sistem kepemilikan secara adat. seperti agroforestri yang berbasis pada komoditas kemenyan, kopi dan karet. Intensitas pemanfaatan lahan sangat beragam mulai dari sawah, kebun campur dan hutan kemasyarakatan. Seperti terungkap dari hasil penelitian Budidarsono (2006), 90% penduduk di sekitar kawasan hutan Batang Toru telah mengembangkan berbagai bentuk sistem pertanian berbasis pohon yang secara dinamis menyesuaikan kondisi kelerengan yang curam dengan tanah relatif kurang subur. Pengelolaan Dolok Sibual Buali dan Dolok Lubuk Raya di Hutan Batang Toru Pengelolaan CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Lindung Batang Toru, dibagi dua, untuk CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di pegang oleh Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, yang berkantor di Kota Medan, untuk dilapangan bernama resort BBKSDA Sipirok, yang berkantor di Kecamatan Sipirok, didalam resort BBKSDA Sipirok memiliki staff dan SPORC (Satuan Polisi Hutan Reaksi Cepat) dengan satu unit mobil patroli hutan. Untuk Hutan Lindung Batang Toru Blok Barat di bawah wewenang Pemerintah Daerah kabupaten Tapanuli Selatan, yang untuk pelaksanannya adalah Dinas Kehutanan Kabupaten Tapanuli Selatan. 9

18 2. MODEL KONSEP Semua Kampanye Pride Rare dimulai dengan membangun suatu Model Konsep, yang merupakan alat untuk menggambarkan secara visual situasi di lokasi proyek. Pada bagian intinya, suatu Model Konsep yang baik menggambarkan seperangkat hubungan kausal secara grafis antar faktor yang dipercaya memberikan dampak kepada satu atau lebih sasaran keanekaragaman hayati. Suatu model yang baik harus secara jelas menghubungkan sasaran keanekaragaman hayati dengan ancaman langsung yang memberikan dampak padanya dan faktor-faktor yang berkontribusi (termasuk ancaman tidak langsung dan kesempatan) yang mempengaruhi ancaman langsung. Model itu juga menyediakan dasar untuk menentukan dimana kita dapat melakukan intervensi dengan strategi kita dan dimana kita perlu mengembangkan indikator-indikator untuk mengawasi keefektifan strategi-strategi tersebut.

19 Pada tanggal 7 Februari 2009 mempertemukan 40 peserta yang mengidentifikasi faktor langsung dan berkontribusi dan membuat suatu Model Konseptual untuk CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang toru di Tapanuli Selatan. Lingkup proyek (Hutan, Sungai dan Satwa) membentuk konteks untuk pembahasan tersebut. Gambar 2.1 Model Konsep untuk Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan

20 Keterangan Error! Reference source not found.: Pembukaan hutan untuk usaha perladangan/pertanian tidak akan dilakukan kalau tidak diakibatkan lahan perkebunan/pertanian sudah semakin sempit dan lahan tidak produktif lagi sehingga produktifitas tanaman menurun. Faktor yang berkontribusi memperburuk pembukaan hutan untuk usaha dikelola yang membuat semakin sempitnya ruang gerak dan sumber pakan orangutan sumatera sebagai satwa yang dilindungi dan endemic sumatera adalah kekurangan ekonomi (kemiskinan). Faktor yang berkontribusi kemudian ditempelkan pada dinding dan dihubungkan ke ancaman langsung dengan tanda panah. Hasilnya berupa peta sederhana mengenai apa yang memberi dampak terhadap sasaran. Catatan penting: pemangku kepentingan menggunakan penamaan mereka sendiri (istilah daerah Batak Angkola) untuk memberi nama ancaman dan membuat model. Fasilitator pertemuan pemangku kepentingan tidak ingin merusak partisipasi atau pemahaman model dengan mensyaratkan peserta (yang beberapa diantaranya hanya memiliki tingkat pendidikan sedang) untuk menggunakan kategori ancaman IUCN. Untuk membantu mencerna gambar di atas, berikut adalah gambaran tabel singkat dari ancaman langsung dan faktor yang berpengaruh yang diambil dari pertemuan pemangku kepentingan : Ruang lingkup dan sasaran proyek Hutan Sungai Satwa Liar Ancaman langsung Perambahan Liar Pemburuan Liar Penambangan Liar Pembukaan Lahan Untuk Pertanian/perkebunan Faktor yang berpengaruh (termasuk ancaman tak langsung) Lahan Usaha Untuk Perkebunan dan Pertanian Sebagai Hama bagi tanaman Bahan material untuk pembangunan (pemerintah, masyarakat, usaha) Karena tidak ada kejelasan batas hutan adat dan pal batas kehutanan Catatan: Dalam tabel ini dan Model Konseptual lingkup proyek didefinisikan sebagai ekosistem Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan (Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya). Karena ancaman yang berbeda berdampak pada segi yang berbeda dari sistem ini, satu sasaran prioritas telah diidentifikasi (Perambahan Liar).

21 Gambar 2.2 Model Konsep untuk Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan untuk rantai faktor perambahan hutan Rantai Faktor Setelah pertemuan pemangku kepentingan, perangkat lunak Miradi digunakan untuk mengembangkan dan memasukkan model ke dalam tatanama standar menggunakan taksonomi ancaman yang dikembangkan oleh IUCN. Grafik berikut ini merupakan bentuk rantai faktor yang diambil dari model konseptual untuk Cagar Alam Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan. Keterangan Gambar 2 : Ini merupakan model konseptual untuk Cagar Alam Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang toru Blok Barat pertama setelah semua ancaman langsung dimasukkan, dan faktor yang berkontribusi (termasuk ancaman tidak langsung), dari pertemuan pemangku kepentingan. Panah penghubung menandakan hubungan antar faktor dan bagaimana mereka memberikan dampak pada sasaran yang berbeda di untuk Cagar Alam Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan.

22 Rantai faktor untuk Petani Gambar 2.3 Rantai faktor untuk khalayak Petani Rantai Faktor untuk Petani hanya memasukkan faktor kontribusi (termasuk ancaman tak langsung) yang disebabkan oleh khalayak, dalam hubungannya dengan ancaman langsung Perambahan Liar. Faktor ini diantaranya adalah: kebutuhan lahan usaha untuk perkebunan dan pertanian; sempitnya lahan untuk berusaha; keterbatasan ekonomi; dan pemahaman untuk mengefektifkan lahan kurang. Sedikit tambahan bahwa relatif masih rendahnya mutu dan produktifitas hasil-hasil petani perkebunan rakyat, kemudian perkembangan harga yang tidak stabil, rendahnya akses petani terhadap benih-benih bibit unggul perkebunan yang berkualitas, serta ketergantungan sebahagian petani kepada tengkulak dan lemahnya pengaturan penetapan lahan perekebunan rakyat berdasarkan kesesuaian lahan yang tepat. Pengurangan atau penghentian pembukaan lahan hutan untuk usaha kebun adalah tindakan sia-sia, seperti halnya mencegah wabah baru tanpa melibatkan parapihak disekitar hutan. Perlu tindakan simultan dan mendapat dukungan dari seluruh pihak, Penelitian ekstensif (melalui survei kuesioner dan wawancara tatap muka) dilakukan untuk memahami khalayak-khalayak tersebut dan apa yang mencegah perubahan perilaku, serta insentif apa yang dapat digunakan untuk mendorong perubahan perilaku. Berbagai strategi keterlibatan dipertimbangkan, begitu juga strategi potensial untuk pengembangan potensi ekonomi masyarakat petani dalam upaya menyelamatkan habitat Orangutan Sumatera. Kelayakan dan

23 dampak dari masing-masing dipertimbangkan dan hal-hal ini dituangkan dalam rencana proyek asli dalam bentuk BRAVO, BROP dan bab-bab segmentasi khalayak. Setelah mempertimbangkan khalayak-khalayak yang ada dan sumber daya yang tersedia, diputuskan bahwa kampanye Pride yang (i) Melindungi Keluarga mereka (dan biaya hidup sandang dan pangan meningkat secara signifikan), dan (ii) Melindungi keluarga mereka dengan menabung, (iii) Dengan menerapkan strategi pengembangan kelompok UBSP/CU dengan Pendidikan konservasi, mereka akan melindungi dan menyelamatkan hutan sebagai Habitat Orangutan Sumatera, yang juga merupakan kebanggaan warga desa terhadap keberadaan Orangutan Sumatera sebagai maskot desa dan kabupaten Tapanuli Selatan. Foto 1 (Kiri-Kanan) Peserta Pertemuan Parapihak sedang berdiskusi, Model Konsep Hutan Batang Toru dan bergambar bersama Sekda Pemkab Tapanuli Selatan. Hipotesa kampanye tersebut dapat diringkas dalam "rantai hasil berikut dan di Teori Perubahan (berdasarkan segmen khalayak) berikut:

24 Teori Perubahan (ToC) yang melingkupi kampanye dapat dituliskan sebagai berikut: Gambar 2.4 Rantai Hasil untuk Pride di Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan Untuk menghilangkan ancaman utama terhadap habitat Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) yang endemik dan terancam punah, pembukaan hutan untuk usaha kebun mesti dikurangi dan dihentikan. Kelompok-kelompok khalayak sasaran utama (petani) akan diberitahu tentang nilai keanekaragaman hayati CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya, ancaman yang ditimbulkan oleh pembukaan hutan untuk lahan usaha kebun dan manfaat-manfaat bergabung dalam kelompok UBSP. Mereka akan diminta untuk membuat program kerja pengembangan usahausaha ekonomi yang berkaitan erat dengan konservasi, seperti usaha pembibitan, usaha perikanan air tawar, pertanian organik, agroforestry kayu lokal, budidaya ikan air tawar, budidaya dan madu hutan, dan mengubah perilaku mereka untuk memastikan bahwa untuk membuka hutan untuk lahan usaha kebun tidak terjadi kembali. Pride Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan akan dianggap berhasil jika Petani di 4 desa target sekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA. Dolok Lubuk paham bahwa membuka hutan untuk lahan pertanian/perkebunan dapat mengakibatkan dampak berkurangnya kesuburan tanah (target, 39%, dan meningkat dari 19% pada Survey pra-proyek) Rencana Proyek menambahkan rincian pada Teori Perubahan (ToC), dengan menetapkan Sasaran-sasaran SMART yang khusus, metrik-metrik pemantauan dan taktik-taktik untuk mencapai tujuan kampanye yaitu pengurangan atau penghentian pembukaan hutan untuk lahan usaha kebun di masa mendatang

25 Rencana Monitoring Strategi & Rantai Hasil Rantai Tujuan ToC Faktor Kerangka Kerja (Pra-Kampanye) Pemahaman Untuk Mengefektifitas kan lahan kurang Pengetahuan (K) Masyarakat mengetahui pengelolaan lahan menetap pola kebun campuran dan perawatan Tidak Produktifnya Lahan Lama Sikap (A) Komunikasi Antar Individu (IC) Keterbatasan Ekonomi Penyingkiran Hambatan (BR) Sempitnya Lahan untuk berusaha Perubahan Perilaku (BC) Perambahan Liar Membuka Hutan Untuk Usaha Kebun Pengurangan Ancaman (TR) Masyarakat bersedia untuk mengadopsi pertanian menetap pola kebun campuran secara intensif dan Hasil diskusi awal dengan masyarakat petani diperoleh keinginan untuk membentuk kelompok usaha bersama simpan pinjam (UBSP/CU) Mengenalkan Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU) yang di dalamnya terdapat Pendidikan Konservasi Masyarakat Petani Perambah di sekitar Dolok Sibualbuali dan Lubuk Raya Kegiatan Pembukaan Hutan Untuk Usaha berkebun Terselamat kan Hutan Dolok Sibualbuali & Lubuk Hasil Konservasi(CR ) Terselamatka n Hutan dengan pengembang an kelompok UBSP/CU dan Pendidikan Pada akhir Juni 2010, 25% petani di 4 desa target menyatakan bahwa kelompok usaha ekonomi akan memberikan manfaat dalam mengarahkan pengelolaan hutan dan lahan pertanian Kesadaran dan Komunikasi pesan-pesan kognitif, Survei Pra/ Pasca menyatakan perubahan Pada akhir Juni 2010, 68% petani di 4 desa target menyatakan manfaat pengorganisasian modal ekonomi secara berkelompok adalah dapat meningkatkan perekonomian desa dan dimanfaatkan oleh warga lainnya Kesadaran dan Komunikasi pesan-pesan kognitif, Survei Pra/ Pasca menyatakan perubahan Pada akhir Juni 2010, 47% Petani di 4 desa target tidak lagi menyatakan bahwa kondisi ekonomi merupakan kendala bagi penggaangan modal ekonomi masyarakat (semula 62% yang mengkhawatirkan) Kesadaran dan Komunikasi pesan-pesan antar pribadi dan tatap muka Survei Pra/Pasca dan perbincanganperbincangan tatap muka Membangun kemandirian masyarakat petani sehingga mampu meningkatkan hasil pertanian tanpa merambah hutan melalui pembentukkan kelompok Usaha Bersama Pelatihanpelatihan dan Diskusi terhadap pertanian yang Konservasi Jumlah pertemuan dan keikutsertaan petani dalam pelatihan dan Pada akhir Juni 2010, 26% Petani di 4 desa target akan berbicara tentang pengelolaan lahan pada luas lahan yang tetap tanpa membuka hutan (meningkat dari 11%) Terbentuknya Kelompok UBSP di 4 desa target Terdapatnya Peraturan, program Kerja Kegiatan Pembukaan Hutan Untuk Usaha Perkebunan menjadi Kisah tetap masyarakat petani Pengembangan UBSP/CU oleh Yayasan Pekat dan Mitra lainnya Jumlah Petani yang tergabung dalam kelompok Upaya mengurangi pembukaan hutan untuk lahan baru dan mengembangkan perekonomian petani disekitar kawasan hutan serta lebih mampu memiliki kekuatan modal ekonomi. serta mempertahankan kawasan hutan Memperkenalkan Kelompok UBSP dan Seri Pendidikan Konservasi Jumlah Petani yang bergabung dan Luas Lahan yang di

26 Rantai Hasil Rantai Rencana Monitoring Strategi & Tujuan ToC Faktor Pasca Survey KAP Pemahaman Untuk Mengefektifitas kan lahan kurang Pengetahuan (K) Sikap (A) Komunikasi Antar Individu (IC) Masyarakat mengetahui pengelolaan lahan menetap pola kebun campuran dan perawatan berkelanjutan Pada akhir Juni 2010, 25% petani di 4 desa target menyatakan bahwa kelompok usaha ekonomi akan memberikan manfaat dalam mengarahkan pengelolaan hutan dan lahan pertanian (meningkat dari 0% pada survey praproyek) Tidak Produktifnya Lahan Lama Keterbatasan Ekonomi Penyingkiran Hambatan (BR) Sempitnya Lahan untuk berusaha Perubahan Perilaku (BC) Perambahan Liar Membuka Hutan Untuk Usaha Kebun Pengurangan Ancaman (TR) Terselamat kan Hutan Dolok Sibualbuali & Lubuk Raya Konservasi(CR) Masyarakat bersedia untuk mengadopsi pertanian menetap pola kebun campuran secara intensif dan menetap yang lebih produktif Pada akhir Juni 2010, 68% petani di 4 desa target menyatakan manfaat pengorganisasian modal ekonomi secara berkelompok adalah dapat meningkatkan perekonomian desa dan dimanfaatkan oleh warga lainnya (semula 53% yang tahu manfaatnya) Hasil diskusi awal dengan masyarakat petani diperoleh keinginan untuk membentuk kelompok usaha bersama simpan pinjam (UBSP/CU) Pada akhir Juni 2010, 47% Petani di 4 desa target tidak lagi menyatakan bahwa kondisi ekonomi merupakan kendala bagi penggaangan modal ekonomi masyarakat (semula 62% yang mengkhawatirkan) Mengenalkan Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU) yang di dalamnya terdapat Pendidikan Konservasi membangun kemandirian masyarakat petani sehingga mampu meningkatkan hasil pertanian tanpa merambah hutan melalui pembentukkan kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU) Masyarakat Petani Perambah di sekitar Dolok Sibualbuali dan Lubuk Raya Pada akhir Juni 2010, 26% Petani di 4 desa target akan berbicara tentang pengelolaan lahan pada luas lahan yang tetap tanpa membuka hutan (meningkat dari 11%) Kegiatan Pembukaan Hutan Untuk Usaha berkebun Kegiatan Pembukaan Hutan Untuk Usaha Perkebunan menjadi Kisah tetap masyarakat petani Hasil Terselamatkan Hutan dengan pengembangan kelompok UBSP/CU dan Pendidikan Konservasi Upaya mengurangi pembukaan hutan untuk lahan baru dan mengembangkan perekonomian petani disekitar kawasan hutan serta lebih mampu memiliki kekuatan modal ekonomi. serta mempertahankan kawasan hutan sebagai Habitat Orangutan Sumatera (Pongo Abelii). Kesadaran dan Komunikasi pesanpesan kognitif, emosional Kesadaran dan Komunikasi pesan-pesan kognitif, emosional Kesadaran dan Komunikasi pesan-pesan antar pribadi dan tatap muka dalam pertemuan Pelatihanpelatihan dan Diskusi terhadap pertanian yang Konservasi Terbentuknya Kelompok UBSP di 4 desa target Pengembangan UBSP/CU oleh Yayasan Pekat dan Mitra lainnya Memperkenalkan Kelompok UBSP dan Seri Pendidikan Konservasi Survei Pra/ Pasca menyatakan perubahan dalam kesadaran Survei Pra/ Pasca menyatakan perubahan dalam sikap Survei Pra/Pasca dan perbincanganperbincangan tatap muka 162 kali pertemuan (pertemuan petani, kelompok, pengurus mesjid) Tersusun 4 Program Kerja Kelompok UBSP 137 org petani dalam kelompok UBSP di 4 desa dan 5 Usaha Kelompok 137 orang sebagai anggota kelompok UBSP/CU dan 17,5 Ha dari 35,2 Ha yg rusak telah dihutankan lagi

27 3. RINGKASAN KREATIF Survei kuesioner yang dilakukan pada khalayak-khalayak target proyek ini, dengan tambahan wawancara tatap muka, telah mengajarkan banyak hal pada tim proyek tentang siapa yang kami perlu jangkau dan apa yang bisa memotivasi atau mencegah mereka dalam mengubah perilaku. Data ini pada gilirannya membantu kami mengidentifikasi strategi pembuatan pesan yang bagaimana yang mestinya kami gunakan, dan untuk memilih kegiatan yang paling sesuai untuk dimasuki pesan-pesan kami. Misalnya, penelitian kami menunjukkan bahwa petani hanya memiliki akses minimal ke Media Cetak (Koran, dan Majalah), jadi tidak akan ada gunanya untuk menargetkan mereka melalui media ini, sedangkan mereka pemeluk agama yang taat, selalu pergi ke Mesjid dan sangat menghormati dan mempercayai para tokoh agama. Untuk membantu mengarahkan produksi materi kampanye, tim proyek mengembangkan "Ringkasan Kreatif untuk setiap khalayak. Dokumen ini menjelaskan hal-hal paling penting untuk dipertimbangkan dalam pengembangan materi, termasuk daya tarik serta manfaat rasional dan emosional untuk disoroti, dan gaya, pendekatan, atau bentuk materi. Ringkasan Kreatif mencakup: pernyataan masalah yang akan ditangani oleh kampanye, informasi tentang khalayak sasaran, tindakan yang diinginkan; halangan untuk bertindak; pertukaran manfaat; dukungan; gambar yang sesuai dan nada untuk menyampaikan pesan tersebut; bagaimana dan kapan mencapai konsumen dan, pertimbangan-pertimbangan kreatif serta kewajiban-kewajiban terkait dengan aturan lembaga yang harus dipenuhi. Tujuan utama pengembangan Ringkasan Kreatif adalah untuk membantu tercapainya hasil akhir (yaitu materi kampanye) yang akan merangsang secara kreatif dan secara strategis bisa diterima dengan benar, dan sampai pesan-pesan kami ke sasaran target. Tabel-tabel pada halaman di bawah ini meringkas beberapa bagian penting dari Ringkasan Kreatif, karena bagian-bagian tersebut berhubungan dengan pesan dan penempatan pesan. Untuk keterangan lebih lanjut dan untuk tinjauan menyeluruh dari sasaran, lihat Ringkasan Kreatif secara keseluruhan penuh dan Rencana Proyek asli.

28 3.1. Ringkasan Kreatif : Petani Ringkasan Kreatif Bagi Petani Perambah Pernyataan Masalah: Isu Kawasan Hutan Batang Toru di Kabupaten Tapanuli Selatan, khususnya CA Dolok Sibualbuali dan CA Dolok konservasi dan tujuan-tujuan Lubuk raya merupakan habitat bagi satwa endemik orangutan sumatera (Pongo abelii) yang kini terancam kampanye tempat hidupnya, disebabkan pembukaan hutan untuk usaha perladangan/pertanian disebabkan menurunnya kualitas lahan pertanian/perkebunan saat ini, serta semakin sempitnya lahan untuk mengembangkan pertanian/perladangan, sehingga terjadi kekurangan ekonomi dan mendorong petani untuk membuka hutan bagi kepentingan usaha ekonomi mereka. Khalayak Sasaran Tujuan Kampanye : menghentikan dan mencegahnya pembukaan hutan untuk usaha pertanian atau perkebunan, dan meningkatkan kekurangan ekonomi petani menjadi lebih baik dengan kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU) dengan pendidikan Konservasi yang mampu menekan pembukaan hutan dan meningkatkan perekonomian masyarakat petani. Berumur tahun, bertani/berladang sebagai matapencaharian mereka Pada areal seluas kurang lebih 0.25 hektare, biasanya masyarakat akan menanam bibit sebanyak 1 kaleng dan hasil yang diperoleh rata-rata sebanyak kaleng dengan masa tanam rata-rata 5 bulan. Hingga saat ini masyarakat masih dapat menaman 2 kali dalam setahun. Luas rata-rata kepemilikan sawah saat ini di desa ini hanya mencapai 1/8 hektar. Harga jual padi di tingkat lokal saat ini berkisar Rp / tabung. Berarti pendapatan untuk sekali panen Rp ,- per musim panen (5 bulan) Mennggunakan pupuk anorganik, dan pengeluaran untuk satu musim sebesar Rp s/d ,- per musim tanam Bercocok tanam padi merupakan pendapatan utama dari masyarakat yang ada di desa. Walaupun secara ekonomi dipandang kurang mengguntungkan dibandingkan pada masa yang lalu, namun pertanian padi masih dipertahankan oleh masyarakat untuk mencukupi kebutuhan pangannya. Hasil padi yang diperoleh terkadang terpaksa diperjualbelikan untuk mencukupi beberapa kebutuhan mendesak, seperti: untuk biaya pendidikan dan biaya pengobatan. Anak-anak usia sekolah tingkat lanjutan SMP, dan SMP bila melanjutkan sekolah harus bertempat tinggal di ibukota kecamatan atau di ibukota kabupaten. Tentu dibutuhkan biaya pemondokan, uang sekolah, buku bacaan, buku tulis, dan baju seragam dan lainnya. Berpandangan tradisional dan sangat religius Berkemampuan baca-tulis dan/atau memiliki pengetahuan tentang keanekaragaman hayati

29 Tindakan yang Diinginkan: Apa yang kita inginkan untuk dilakukan oleh Khalayak Sasaran? Halangan-halangan untuk Bertindak: Apa yang mungkin mencagah khalayak untuk melakukan tindakan yang diinginkan? Pertukaran- Manfaat/Ganjaran: Ganjaran apa yang seharusnya dijanjikan oleh pesan tersebut kepada konsumen? Mereka mengetahui bahwa membuka hutan untuk lahan kelola adalah sebuah masalah, tetapi menganggapnya lebih sebagai suatu gangguan dan bukan suatu ancaman bagi kehidupan dan lingkungan mereka.. Mereka tidak mengetahui bahwa mereka sendiri adalah suatu bagian dari masalah yang ada. Kehidupan mereka penuh dengan kewajiban; yang utama adalah menyediakan pangan untuk keluargakeluarga mereka. Mereka menghadapi banyak tuntutan dan kebutuhan yang mesti didahulukan, yang dipandang sebagai lebih penting daripada menyelamatkan keanekaragaman hayati Petani di Dolok Sibualbuali, yaitu desa Aek Nabar dan Janji Manaon yang sudah pada tahap aksi, sedangkan masyarakat di Dolok Lubuk Raya, yaitu Desa Sugi Julu dan Sugi Jae masuk dalam tahap perenungan. Kedua kawasan ini masuk dalam kawasan Hutan Batang Toru. Menghentikan pembukaan hutan untuk dikelola sebagai perladangan/pertanian dan meningkatkan ekonomi masyarakat petani melalui kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam, dengan demikian UBSP/CU dapat melakukan penyadaran melalui seri pendidikan (kader lingkungan, pertanian, community organiser, dan lainnya) mampu menghentikan pembukaan hutan dan meningkatkan ekonomi, untuk lebih jelas : - Petani di desa Aek Nabara, Janji Manaon, Sugi Jae, dan Sugi Julu membentuk kelompok UBSP/CU yang aktif - Petani menjadikan kelompok UBSP/CU tempat menggali pengetahuan dan belajar memanfaatkan keuangan dengan baik - Kelompok UBSP/CU yang dibentuk berjalan aktif dan terealisasi simpan pinjam. - Petani mengembangkan usaha mandiri untuk mengurangi pembukaan hutan untuk lahan pertanian atau perkebunan, kini, petani telah memiliki pengetahuan, modal Kepedulian utama dari para masyarakat petani adalah memberikan nafkah dan kehidupan sosial kepada keluarga-keluarga mereka. Dukungan dari Pemerintah Daerah terhadap proyek masyarakat petani Keterbatasan pengetahuan petani tentang UBSP/CU Menumbuhkembangkan pengetahuan dan kepercayaan masyarakat terhadap UBSP/CU Taraf hidup masyarakat rendah sehingga susah untuk menabung Meningkatnya citra masyarakat petani desa yang baik dan berhasil, serta menjadikan kebanggan bersama masyarakat desa Perasaan seperti pelestarian/pelindung dan tradisi budaya masyarakat petani untuk hutan disekitar desa mereka. Dengan menjadi anggota UBSP/CU petani dapat meminjam modal untuk usaha dan mendapatkan fasilitas

30 Dukungan: Bagaimana membuat janji yang dapat dipercaya? Citra: Citra apa yang seharusnya membedakan tindakan tersebut? Celah-celah: Celah dan sarana komunikasi yang mana yang seharusnya digunakan? Keharusan: Unsur-unsur kreatif, pesan dan/atau kampanye apakah yang HARUS tercakup dalam eksekusi kreatif? Materi-materi Kampanye: Materi-materi apa yang kita inginkan untuk diproduksi pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan pertanian/perkebunan mereka Secara tidak langsung petani menjaga hutan disekitar kawasan desa mereka. Dalam diskusi saat melakukan survei kualitatif diperoleh pernyataan komitmen dari beberapa tokoh adat dan agama akan mendukung program kelompok UBSP/CU ini. Pemerintah Daerah dan Balai Besar KSDA Sumatera Utara meyakini bahwa meningkatkan ekonomi masyarakat petani dapat menghentikan Dukungan dari mitra penyingkir halangan; Yayasan Paras, Lembaga Sipirok Lestari, dan Yayasan Lintas Cakrawala Petani menjadi inspirator Petani yang Cerdas dan berani Akal sehat Tanggung jawab Mendesak atau penting sekali Berkebudayaan asli masyarakat petani desa Mudah untuk dilakukan dan tidak banyak biaya Petani yang mendukung citra kelestarian hutan dan pengelolaan pertanian ekologis Ketika petani sedang sarapan pagi di kedai kopi Ketika petani sedang istirahat di malam hari di kedai kopi Ketika pekan (pasar) beberapa kali dalam satu minggu Ketika petani mengahadiri acara pertemuan Ketika petani menghadiri acara pernikahan Ketika Tokoh agama sedang berkothbah (Mesjid/Gereja) Ketika Petani mendapatkan tamu di rumah/desa Sertakan wajah/profil petani atau suasana pertanian di desa Cantumkan logo kelompok petani, logo pemerintah daerah dan logo bagi organisasi-organisasi yang mendanai poster. Keseluruhan terletak dibagian bawah poster Tema /slogan spesifik kampanye Informasi kontak Gambar Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Poster Stiker mobil Selebaran/lembaran dakwah/kothbah

31 oleh tim kreatif tersebut? Lembaran fakta Jingle Pemutaran Film Papan Pengumuman desa/kecamatan 3.2. Pesan Kampanye Strategi pembuatan pesan Strategi pembuatan pesan bagi masyarakat akan membantu memandu semua pesan yang dirancang agar dapat mencapai sasaran kampanye kami. Strategi-strategi ini mencakup seluruh stakeholder desa target, tindakan yang diinginkan (dan perilaku kompetisi), ganjaran dan dukungan dari petani perambah dan masyarakat petani lainnya. Seperti hasil diskusi dengan berapa pengurus kelompok UBSP/CU, Tim Kerja Kampanye Bangga dan Pengurus Yayasan Pekat dalam diskusi tersebut menghasilkan sebuah strategi pembuatan pesan, anatara lain : Bersama-sama kita mengatasi masalah ini untuk sebuah Kemandirian tanpa harus merusak hutan dengan kehidupan keanekaragaman hayati di dalamnya, terutama Orangutan Sumatera (Mawas/Bontar) sebagai aset berharga desa kita. Strategi pembuatan pesan untuk Masyarakat Jika saya sebagai masyarakat desa sekitar hutan CA Dolok Sibualbuali dan CA Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang Toru di tapanuli Selatan, saya selalu menjaga hutan, maka saya akan merasa sebagai masyarakat yang baik dan seorang dewasa yang bertanggungjawab karena : Petani Mandiri dan berani Petani yang bijak mengelola keuangan Petani yang Cerdas Petani yang bertanggung jawab Petani yang menjadi anggota UBSP/CU; Dengan Menjadi Anggota UBSP/C, maka pengelolaan keuangan keluarga menjadi lebih terjamin dan baik. Petani menjadikan UBSP/CU sebagai masa depan keluarga

32 Strategi Pembuatan pesan untuk Tokoh Adat Jika saya sebagai masyarakat desa sekitar hutan CA Dolok Sibualbuali dan CA Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan selalu meluangkan waktu untuk mengeluarkan peraturan adat dan tidak hanya melewatinya, maka saya akan merasa sebagai tokoh yang mengayomi masyarakat dan kaum angkola dari bencana yang mengancam dan merupakan tokoh yang dihargai dan disegani masyarakat dan kaum kerabat. karena Tokoh Adat yang Bijaksana dan cerdas Tokoh Adat yang berani mendobrak tradisi Tokoh Adat yang bertanggungjawab Tokoh mendukung UBSP/CU sebagai pilihan masyarakat dalam menyongsong masa depan yang baik Strategi Pembuatan Pesan untuk Pemerintah Lokal Jika saya sebagai Pemerintah Desa sekitar hutan CA Dolok Sibualbuali dan CA Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan selalu meluangkan waktu untuk mengawasi dan melayani kepentingan masyarakat dan tidak hanya melewatinya, maka saya akan merasa sebagai aparat pemerintah yang mengayomi masyarakat dan mengawasi dari bencana yang mengancam dan merupakan tokoh yang dihargai dan disegani masyarakat dan kaum kerabat. Karena : Kebijakan pemerintahan lokal tentang pengelolaan kawasan hutan merupakan hal yang penting untuk ditindak lanjuti Kebijakan tata ruang daerah harus merujuk kepada kebijakan tata ruang nasional Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan Berdasarkan strategi pesan kami, Yayasan Pekat dapat menciptakan pesan-pesan inti yang merangkum kampanye kami sementara membuat kasus-kasus yang meyakinkan bagi khalayak target. Dengan pesan-pesan ini kami memasukkan slogan-slogan potensial yang membantu meringkas pesan-pesan kita dalam frase-frase yang mudah diingat. Lebih banyak slogan akan dikembangkan selama fase pengembangan kreatif dan diuji dengan sasaran utama sebelum memilih slogan akhir. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membuat pesan inti dalam pengembangan kampanye CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di Hutan Batang Toru pada Kabupaten Tapanuli Selatan, beberapa diantaranya adalah: Ada pesan untuk petani itu berubah Ada juga pesan untuk bersama-sama mengatasi permasalahn di desa Sesuai dengan kondisi lokal

33 Mari Kita Selamatkan Hutan Untuk Meningkatkan Kehidupan Kita Pengenalan Petani Sukses dan Petani Inspirator Mampu mandiri tanpa harus merusak hutan lagi Jadilah anggota kelompok UBSP/CU Dengan menjadi anggota kelompok UBSP/CU maka keuangan keluarga menjadi lebih terjamin dan lebih baik. Setelah melakukan pre-test pesan inti (metode: kuesioner, wawancara dan ORID) ini ditengah-tengah masyarakat di 6 desa (Aek Nabara, Janji Manaon, Poken Arba, Sugi Julu, Pasar Marancar dan Sugi Jae), maka diperoleh beberapa masukan seperti : Harangan So Tola Disego-sego an so sarjago Mual Ni Aek Ta Dohot Manjago Palastarian Mawas Molo Harangan Tarjago, Pandapotan Ni Masyarakat An Su Bisa Maningkat Harangan Tarjago, Ekonomi Martambah Hita Jago Haranganta, makmur masyarakat ta Rap Manjago Ma Hita Di Harangan Tai Ulang Tai Jadi Longsor dohot ulang mak kurang haroan ni aektan Rap man jago ma hita kelastarian ni harangan tai ima gunung lubuk raya/sibual-buali harana sada ke in dahan diam di desa ta on dohot muse sani da haroan ni aekta muse Harangan Totop Jeges Par Ngoluan pe di padenggam hutan tetap lestaripero koali am supaya di perhatikan Rap Ma Hita Sude Mangatasi Masalah On Hasil pre-test di lapangan selanjutnya kembali dibawa ke Tim Kerja kampanye Bangga Yayasan Pekat, dan ditambah dengan kehadiran pengurus kelompok UBSP/CU 4 desa target (Aek Nabara, Janji Manon, Sugi Jae dan Sugi Julu) dan dilakukan Fokus Group Diskusi (FGD) dengan metode ORID, akhirnya mengeluarkan beberapa pesan inti, yaitu : Rap Ma Hita Sude Mangatasi Masalah On Molo Harangan Tarjago, Makmur Masyarakat Ta Hasil FGD ini kembali didiskusikan dengan Pride Programe Manager (PPM) RARE di Bogor, dan memperoleh masukan penting serta kekuatan dari makna pesan inti, dan terpilih pesan inti RAP MA HITA SUDE MANGATASI MASALAH ON (Mari Bersama Kita Mengatasi Masalah) dan kembali Tim Kerja Kampanye Bangga Yayasan Pekat melakukan Test lapangan kembali (Metode: Wawancara dan ORID) di tengah-tengah masyarakat petani desa target. Dan Hasilnya seluruh masyarakat petani di desa menerima pesan inti ini.

34 HASIL KUESIONER/WAWANCARA SELA KAMPANYE BANGGA BATANG TORU BLOK BARAT. Menurut hasil wawancara yang dilakukan di 4 desa target dan 2 desa yang menjadi sentral pertemuan masyarakat di kecamatan Marancar, yaitu: desa Aek Nabara, Janji Manaon, Sugi Julu, Sugi Jae, Pasar Marancar dan Poken Arba dengan melibatkan 4 orang anggota masyarakat, dan 3 orang staff Lapangan Yayasan Pekat, dapat disimpulkan bahwa: 1. Masyarakat dapat secara langsung mengerti maksud atau arti dari gambar yang terdapat pada poster, stiker mobil dan banner pertama yang diperlihatkan yaitu gambar suasana desa dan bayang orangutan/mawas. 2. Pada gambar poster responden menilai bahwa warna poster yang diperlihatkan terlalu tidak bersemangat sehingga memiliki pesan yang kurang mengena. Responden memberikan masukan yaitu agar warna lebih cerah dan hidup sehingga pesan yang ditangkap oleh responden dapat ditangkap dengan baik. 3. Dari gambar poster, stiker mobil dan banner yang diperlihatkan,responden sudah mengerti dengan apa yang harus dilakukan. 4. Pada gambar poster, stiker mobil dan banner, responden yakin bahwa hutan, masyarakat desa dan orangutan/mawas hidup harus saling bergantungan dan harmonis sehingga alam dapat dijaga dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar hutan 5. Pada slogan yang diperlihatkan, responden lebih memilih kata-kata Lestari Buat Hita Sasudena (artinya: Lestari buat kita Semua) kata-kata ini sudah mencakup kekuatan keanekaragaman hayati dan perekonomian masyarakat desa. 6. Sedangkan untuk kata-kata pesan responden lebih banyak memilih Hita Jago Haranganta, makmur masyarakat ta (artinya: Kita Jaga Hutan Lindung, Makmur Masyarakat kita) Saran dan masukan dari responden,yaitu: 1. Warna pada poster diusahakan agar lebih cerah dan bersemangat sehingga dapat dengan mudah dimengerti oleh khalayak luas. 2. Menentukan tempat yang tepat dan pas untuk menempelkan stiker dan poster (ditempat sering masyarakat berkumpul atau berkunjung, sedangkan untuk sticker mobil dipasang pada kenderaan poken arba-batangtoru-padang sidempuan) 3. Disarankan slogan yang dipakai sesuai dengan aksi yang dilakukan. Misalnya apabila untuk melakukan kegiatan menyemangati masyarakat untuk melakukannya. Maka di pilih Lestari Buat Kita Semua. 4. Gunakan gambar pada poster yang sesuai dengan kondisi nyata sekarang. Ketearngan Gambar : Poster ini tidak jadi dipakai dalam kampanye Bangga, dan pilihan masyarakat petani di desa target seperti yang ada di BAB IV Kampanye Pride.

35 Slogan Berani Mendobrak Tradisi UBSP/CU Masa Depanku Mandiri Tanpa Merusak Hidup Berdampingan Untuk Sejahtera Harangan Tarjago, Ekonomi Martambah Berani untuk Berubah Pesona Hutan Batangtoru Sejalan dengan pesan inti yang disampaikan kepada masyarakat petani di desa target proyek ini, maka diperoleh juga masukan untuk slogan dan pilihan bersama adalah MANDIRI TANPA MARUSAK (Mandiri Tanpa Merusak). Citra Petani Mandiri Petani yang bijak mengelola keuangan Petani yang tidak Merusak Petani yang Cerdas Bertanggung Jawab Unsur Kreatif Petani yang cerah dan suram Gambar ayah dan anaknya memakai seragam sekolah Gambar anak laki-laki yang sedang diwisuda Gambar perwakilan petani laki-laki, perempuan, dan pemuda Gambar profil perempuan, laki-laki, pemuda, remaja dan anak-anak

36 Gambar 3.1 bentuk awal pesan inti dan slogan di tengah-tengah masyarakat petani di desa target. Desain poster ini tidak dipakai dalam kampanye bangga di Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan. Seruan-seruan tersebut dipilih melalui proses melelahkan uji coba melalui diskusi kelompok terfokus melibatkan perwakilan khalayak sasaran. Memang, perlu dicatat bahwa semua materi, baik berupa poster atau lembar fakta diuji pada khalayak sasaran sebelum produksi. Dan akhirnya semua sepakat dengan pesan inti dan slogan : RAP MA HITA SUDE MANGATASI MASALAH ON, MANDIRI TANPA MARUSAK

37 4. KEGIATAN-KEGIATAN DAN MATERI KAMPANYE Pembuatan pesan kampanye tidak hanya terkait dengan Teori Perubahan, tapi juga berbagai sasaran SMART yang telah disetujui dalam rencana proyek awal, dan dalam kerangka waktu dan fungsi terkait dengan Strategi-strategi Penyingkiran Halangan yang diadopsi untuk secara fisik mengurangi ancaman pembukaan hutan untuk lahan usaha kebun, dan menerapkan program penyingkiran halangan melalui kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU) yang diajukan oleh Yayasan Pekat. Bagian dari Rencana Proyek Akhir ini dimaksudkan untuk: I: Mendeskripsikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan II: Memberikan bukti capaian Sasaran-sasaran SMART yang terkait dengan kegiatan-kegiatan ini Bagian ini meninjau rangkaian kegiatan yang menargetkan petani perambah dan keluarga mereka. Tentu saja terdapat sejumlah tumpang tindih materi antar khalayak-khalayak dan masyarakat secara umum. Dalam kasus yang disebutkan belakangan, ini sepenuhnya disengaja karena siapapun di sekitar CA Dolok Sibualbulai dan SA Dolok Lubuk Raya disekitar kawasan Hutan Batang Toru di Kabupaten Tapanuli Selatan memiliki kesempatan.untuk melakukan perubahan pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal serta perilaku.

38 4.1. Kegiatan-Kegiatan Kampanye : Deskrips dan Evaluasi Efektivitas Sasaran SMART Pengetahuan Tabel 4.1 Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan untuk Petani Perambah Tahap Teori Perubahan Rantai Hasil Sasaran SMART 1 Sasaran SMART 2 Sasaran SMART 3 Sasaran SMART 4 Sasaran SMART 5 Sasaran SMART 6 Para Petani: Perenungan/ Pengetahuan Pengetahuan (Pemberian Informasi untuk meningkatkan pengetahuan) Petani Perambah menjadi sadar bahwa rusaknya kawasan hutan diakibatkan pembukaan untuk usaha kebun dapat mengakibatkan ancaman bagi lingkungan dan ekonomi keluarga. Pada akhir Juni 2010, 35% Petani di 4 desa target sekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA. Dolok Lubuk Raya (Aek Nabara, Janji Manaon, sugi julu dan Sugi Jae) paham bahwa membuka hutan untuk lahan pertanian/perkebunan dapat mengakibatkan dampak berkurangnya kesuburan tanah (meningkat dari 19% pada survey pra-proyek) Pada akhir Juni 2010, 40% petani di 4 desa target meningkat pengetahuanya tentang status kawasan Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya (meningkat dari 22% pada survey pra-proyek) Pada akhir Juni 2010, 30% Petani di 4 desa utama miningkat pengetahuannya tentang defenisi Uasaha Bersama Simpan Pinjam/Credit union (meningkat dari dari 0% pada survei pra-proyek) Pada akhir Juni 2010, 15% petani di 4 desa target dapat menyebutkan paling tidak 2 manfaat dari Usaha Bersama Simpan Pinjam/Credit Union (meningkat dari 0% pada survey pra-survey) Pada Akhir Juni 2010, 35% Petani di 4 desa target tahu bahwa pengelolaan keuangan oleh kelompok usaha petani sudah berjalan dengan baik (meningkat dari sebelumnya 14%) Pada akhir Juni 2010, 25% petani di 4 desa target menyatakan bahwa kelompok usaha ekonomi akan memberikan manfaat dalam mengarahkan pengelolaan hutan dan lahan pertanian (meningkat dari 0% pada survey pra-proyek) Kegiatan 1 : Radio: Iklan Layanan Masyarakat; Kupon Pesan; & Media Diskusi/Talkshow Alasan untuk kegiatan : Radio di identifikasi oleh petani sebagai sumber informasi dan hiburan dipercaya (survey pra: 15,7) dan sering di dengar pada waktu-waktu tertentu seperti pukul 06ºº - 09ºº Wib (0% responden petani, survei pra), 15 ºº-18ºº Wib (27,8% responden petani, survey pra) dan 18 ºº-21 ºº Wib (8,3% responden petani, survey pra). Media radio juga dipilih karena memiliki karakter biaya rendah dengan jangkauan luas dan memungkinkan kedalaman pesan yang mendalam. Radio FM Pesantren Baharuddin Padang Sidempuan dipilih karena yang berbasis dakwah agama dan pendengar untuk program agama ini lumayan pendengarnya di 4 desa target, dan memungkinkan untuk menjadi materi kampanye di 4 desa target, walaupun radio FM Baharuddin Padang Sidempuan (52,8%, responden petani, survei pra)

39 dibandingkan dengan radio Pro 2 FM Sibolga (66,7%, responden petani, survei pra) menjadi radio yang terbanyak di dengat oleh petani di 4 desa target. Deskripsi Kegiatan: Iklan Layanan Masyarakat (ILM) disiarkan sepanjang hari yang mengartikulasikan berbagai ancaman yang dihadapi CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan. ILM diawali dengan pesan pertama yang memupuk pengetahuan tentang manfaat bergabung ke dalam UBSP/CU, kedua tentang cerita sukses masuk menjadi anggota kelompok UBSP/CU. Dan ILM terakhir dibuat khusus untuk menyelamatkan Hutan dan Orangutan Sumatera dari pembukaan atau perusakan hutan, serta dampak dari perbuatan tersebut. Untuk melengkapi program radio ini, dibuat juga kupon radio diperuntukkan bagi pendengar untuk meminta lagu kepada stasiun radio sebagai hiburan. Di dalam kupon terdapat pesan-pesan untuk bergabung dalam kelompok UBSP/CU dan himbauan terhadap pembukaan hutan yang mengakibatkan kerugian secara material dan fisik warga masyarakat petani. Kupon di sebar di desa-desa target dan ditempatkan di kedai kopi, warung sandang pangan, dan pengurus kelompok UBSP/CU. Kupon akan dibeli oleh masyarakat sebesar Rp. 500,- per lembar, dan uang hasil penjualan kupon disimpan dan dijadikan sebagai uang usaha kelompok UBSP/CU. Penggunaan kupon radio dikarenakan keterbatasan masyarakat petani di 4 desa target yang tidak memiliki akses telepon atau Handphone sebagai alat komunikasi. Foto 2 Program Siaran Radio Radio juga dimanfaatkan untuk media bantu dalam diskusi kelompok bersama masyarakat petani dan anggota kelompok UBSP/CU di 4 desa target. Ahli pertanian, lingkungan hidup dan pemasaran pertanian akan direkam terlebih dahulu, sesuai dengan materi bahasan diskusi yang akan dilakukan. Begitu juga rekaman wawancara dengan masyarakat petani yang menceritakan permasalahan di bidang pertanian mereka. Rekaman ini akan direlay di radio pada waktu tertentu, yaitu pukul 20 ºº-21 ºº Wib setiap hari Jumat malam Sabtu. Kelompok UBSP/CU dan masyarakat petani akan berkumpul pada salah satu rumah anggota untuk mendengar dan mendiskusikan hasil rekaman para ahli tersebut. ILM, Kupon Radio dan Diskusi Radio disiarkan oleh Radio FM Pesantren Baharuddin Padang Sidempuan sepanjang bulan Desember 2009 s/d Juni Iklan Layanan Masyarakat (ILM) Sebanyak tiga ILM yang diproduksi pada tahap pelaksanaan kampanye bangga di Hutan Batang Toru selama 30 detik. Naskah ditulis oleh Efrizal Adil dengan masukkan para pakar teknis di dalam Jaringan Radio Komunitas Sumatera Utara (JRK SU), serta dari tim kerja

40 kampanye bangga Yayasan Pekat sendiri. Naskah tersebut direkam ke taperecorder dan diuji coba kepada khalayak sasaran (Petani) dengan cara diperdengarkan kepada mereka untuk mendapatkan dan mengetahui pemahaman serta daya ingat khalayak sasaran terhadap pesan ILM yang diproduksi. Biasanya masing-masing ILM radio diuji hanya sekali, diperdengarkan kepada petani didalam sebuah pertemuan kelompok UBSP/CU atau masyarakat petani lainnya. Salah satu komentar yang paling umum adalah bahwa kata-kata yang digunakan dalam ILM radio sulit dipahami bila mempergunakan bahasa ilmiah atau bahasa akademisi, petani lebih memilih penggunaan bahasa yang biasa dan mudah dipahami. Dan mereka lebih senang ILM berbicara mengenai kemampuan kelompok untuk memberikan kekuatan ekonomi baru bagi mereka sehingga merasa nyaman dan mampu menjaga hutan dan keanekaragaman hayati sebagai aset bersama. Setelah proses pengujian dan memodifikasi naskah, ILM secara profesional direkam bersama salah satu stasiun Radio kelompok JRK Sumatera Utara di Medan, dengan teknisi saudara Muhammad Hidayat dan Tohap Simamora. Setiap ILM radio dimulai dengan lagu dan musik daerah Tapanuli Selatan yang sama dan berakhir dengan ajakan untuk bertindak yaitu Marilah bergabung di dalam kelompok UBSP/CU (versi 1), Mantap betul bersama UBSP (versi 2), dan Bersama Kita Selamatkan Hutan(versi 3). ILM tersebut direkam secara digital dan disimpan dalam bentuk CD. Salinannya kemudian diberikan kepada stasiun Radio FM Pesantren Baharuddin Padang Sidempuan. Negoisasi dilakukan dengan Radio FM Pesantren Baharuddin Padang Sidempuan tentang kapan dan seberapa sering akan disiarkan ILM radio yang telah dibuat. Kami meminta agar ILM tersebut diputar segera terutama di jam-jam tertentu, seperti di pukul 06ºº - 09ºº Wib, 15 ºº-18ºº Wib dan 18 ºº-21 ºº Wib setiap harinya. Kami juga meminta agar ILM tersebut ditayangkan tanpa biaya untuk kampanye. Pemohonan ini dipenuhi dengan satu permintaan adalah, kami diminta memberikan uang pengganti transportasi kepada 2 orang penyiar radio yang nanti akan bertanggungjawab dalam menayangkan siaran ILM radio kami. Selama bulan Juli 2009 sampai dengan Juni 2010, sebanyak 1170 kali, dengan waktu siar (airtime) kumulatif kurang lebih 1742,52 menit atau 29,42 Jam. Radio FM Baharuddin Padang Sidempuan memiliki rata-rata pendengar harian pada slot waktu pilihan di pagi hari dan malam hari. (Lihat Tabel 4.2 di bawah) Foto 3 Briefing sebelum On Air, antara staff Yayasan Pekat dan Penyiar Radio FM Baharuddin Padang Sidempuan.

41 Tabel 4.2 Jadwal siar dan Biaya ILM di Radio FM Baharuddin Padang Sidempuan (Juli 2009 Juni 2010) Nama Stasiun Tanggal Siaran Slot Waktu Selingan Per-spot Waktu Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 6 Juni s/d 30 Juni 2009 Pagi / Malam 1,56 Menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 6 Juni s/d 30 Juni 2009 Malam 15 menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan I Juli s/d 31 Juli 2009 Pagi / Malam 1,56 Menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan I Juli s/d 31 Juli 2009 Malam 15 menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Agustus s/d 31 Agustus 2009 Pagi / Malam 1,56 Menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Agustus s/d 31 Agustus 2009 Malam 15 menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 September s/d 30 September 2009 Pagi / Malam 1,56 Menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 September s/d 30 September 2009 Malam 15 menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Oktober s/d 31 Oktober 2009 Pagi / Malam 1,56 Menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Oktober s/d 31 Oktober 2009 Malam 15 menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 November s/d 30 November 2009 Pagi / Malam 1,56 Menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 November s/d 30 November 2009 Malam 15 menit Biaya Perspot waktu Biaya Perhari 25, ,000 75, ,000 25, ,000 75, ,000 25, ,000 75, ,000 25, ,000 75, ,000 25, ,000 75, ,000 25, ,000 75, ,000

42 Nama Stasiun Tanggal Siaran Slot Waktu Selingan Per-spot Waktu Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 6 Desember s/d 31 Desember 2009 Pagi / Malam 1,56 Menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 6 Desember s/d 31 Desember 2009 Malam 15 menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Januari s/d 31 Januari 2010 Pagi / Malam 1,56 Menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Januari s/d 31 Januari 2010 Malam 15 menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Februari s/d 28 Februari 2010 Pagi / Malam 1,56 Menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Februari s/d 28 Februari 2010 Malam 15 menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Maret s/d 31 Maret 2010 Pagi / Malam 1,56 Menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Maret s/d 31 Maret 2010 Malam 15 menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 April s/d 30 April 2010 Pagi / Malam 1,56 Menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 April s/d 30 April 2010 Malam 15 menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Mei s/d 31 Mei 2010 Pagi / Malam 1,56 Menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Mei s/d 31 Mei 2010 Malam 15 menit Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Juni s/d 30 Juni 2010 Pagi / Malam 1,56 Menit Biaya Perspot waktu Biaya Perhari 25, ,000 75, ,000 25, ,000 75, ,000 25, ,000 75, ,000 25, ,000 75, ,000 25, ,000 75, ,000 25, ,000 75, ,000 25, ,000

43 Nama Stasiun Tanggal Siaran Slot Waktu Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Juni s/d 30 Juni 2010 Malam 15 menit Selingan Per-spot Waktu Biaya Perspot waktu Biaya Perhari 75, ,000 Jumlah (Rp) 7,150,000 Biaya iklan di Radio FM Baharuddin Padang Sidempuan membebankan biaya transportasi bagi penyiar radio (yaitu sebesar Rp x 7 bulan, Rp ,- selama kegiatan berlangsung), dan nilai sumbangan yang diberikan untuk mendukung siaran ILM radio menggambarkan biaya sebenarnya untuk menyiarkan ILM Radio selama satu spot (1,30 menit). Seperti yang dapat kita lihat dari tabel diatas maka diperkirakan sumbangan radio pada program acara ILM ini sebesar Rp ,000,- (tujuh juta seratus lima puluh ribu rupiah) Selanjutnya Tabel 4.3 di bawah ini menggambarkan tema dari ILM yang kami siarkan selama kurun waktu 12 bulan masa kampanye bangga di 4 desa target. Tabel 4.3 Program Radio Kampanye Pride Hutan Batang Toru: Tema ILM/PSA, Pesan Kunci, Frekuensi siaran dan durasi. Tema ILM/PSA Pesan-Pesan Utama Tanggal penyiaran Acara Pagi (Jumlah total waktu siaran) Sore & Malam Hari (jumlah total waktu siar) Catatan lain Bergabung dalam UBSP/CU Jangan Membuka Hutan Untuk Ladang Baru; bergabung dengan UBSP/CU disana ada Pelatihan dan Modal Usaha 6 Juli s/d Oktober 2009 Radio FM Burhanuddin Padang Sidempuan 91,60 Mhz; setiap hari Senin s/d Minggu. Jumlah : 117 kali Radio FM Burhanuddin Padang Sidempuan 91,60 Mhz; setiap hari Senin s/d Minggu. Jumlah : 234 kali Total waktu siaran : 351 kali

44 Tema ILM/PSA Pesan-Pesan Utama Tanggal penyiaran Acara Pagi (Jumlah total waktu siaran) Sore & Malam Hari (jumlah total waktu siar) Catatan lain Mantap betul bersama UBSP Jangan Biarkan Hutan Kita Hancur; UBSP menjamin modal udaha dan kesejahteraan keluarga kita November 2009 s/d Februari 2010 Radio FM Burhanuddin Padang Sidempuan 91,60 Mhz; setiap hari Senin s/d Minggu. Jumlah : 120 kali Radio FM Burhanuddin Padang Sidempuan 91,60 Mhz ; setiap hari Senin s/d Minggu. Jumlah : 240 kali Total waktu siaran : 360 kali Bersama Kita Selamatkan Hutan Mari bersama kita mengatasi masalah; UBSP menjadikan kita Mandiri dan Hutan kita terselamatkan Maret s/d Juli 2010 Radio FM Burhanuddin Padang Sidempuan 91,60 Mhz; setiap hari Senin s/d Minggu. Jumlah : 153 kali Radio FM Burhanuddin Padang Sidempuan 91,60 Mhz; setiap hari Senin s/d Minggu. Jumlah : 306 kali Total waktu siaran : 459 kali 2. Kupon Radio Karena ketidakadanya akses dan keterbatasan pengguna telepon selular maupun telepon kabel di desa, maka dipergunakan kupon radio yang diberi nama kupon Mandiri yang disebarkan oleh pengurus kelompok UBSP di kedai kopi, warung, dan tempat-tempat strategis lainnya. Kupon ini dijual, dengan harga Rp. 500,- per lembar, uang hasil penjualan kupon akan masuk ke dalam uang kas kelompok UBSP. Selain itu, kupon ini pun memiliki fungsi untuk mendorong target khalayak mau mendengarkan radio FM Baharudin, serta juga mendata seberapa besar respons target khalayak terhadap pesan-pesan kampanye yang disebarkan. Selanjutnya uang penjualan kupon yang masuk ke kas digunakan untuk kas kelompok desa. Hingga Juli 2010, tercatat nilai total penjualan kupon sebesar Rp ,- Di dalam kupon terdapat permintaan lagu dan pesan/kesan mereka terhadap kondisi desa dan hutan sekitar mereka, umumnya kupon yang telah ditulis oleh masyarakat petani, akan dikumpulkan oleh pengurus kelompok UBSP, sembari mengambil uang pembelian kupon kepada pemilik kedai kopi, warung dan tempat lainnya. Setelah terkumpul, pengurus kelompok UBSP tersebut menyerahkan kepada pemandu desa yang sudah terlatih. Bersama staff lapangan Yayasan Pekat, pemandu desa akan mengantar kupon-kupon yang telah terisi tadi ke Radio FM Burhanuddin Padang Sidempuan, jarak tempuh dari desa ke stasiun radio membutuhkan waktu 4 jam lebih, dan memakai kenderaan sepeda motor.

45 Beragam pendapat masyarakat terhadap pesan dan kesan mereka terhadap ekonomi dan konservasi, namun diakhir-akhir program terlihat harapan besar masyarakat desa terhadap baiknya hutan mereka, disamping dalam beberapa bulan yang lalu terjadi longsor dan banjir bandang di beberapa desa tetangga mereka, sehingga isi pesan lebih kepada permintaan menyelamatkan hutan sebagai sumber air dan penahan erosi, serta rumah bagi berbagai keanekaragaman hayati, khususnya terhadap orangutan sumatera di desa mereka yang telah begitu mereka ketahui menjadi sorotan dunia Internasional. Foto 4 Kupon Radio yang berisi komentar khalayak Dalam satu minggu pemandu desa dan staff lapangan Yayasan Pekat bisa mengumpulkan lembar kupon mandiri, dan menyerahkan kepada penyiar radio FM Burhanuddin Padang Sidimpuan untuk dibacakan, oleh penyiar radio kupon ini tidak masuk dalam acara khusus mereka, tetapi bisa saja kupon ini dibaca dipagi hari, siang, atau malam hari, sesaui dengan jadwal acara permintaan lagu program radio itu sendiri. Secara tidak langsung petugas radio membacakan pesan yang ada di kupon dan didengar oleh berbagai lapisan masyarakat sesaui dengan jangkauan siaran radio ini, jadi tidak terbatas hanya di 4 desa target dalam proyek ini. Dan menariknya lagi di dalam KAP Survei awal diketahui bahwa untuk hiburan dan informasi, radio dikalahkan oleh Televisi, tetapi setelah program ini berjalan radio merupakan saingan berat dari televisi untuk hiburan dan informasi di desa-desa target proyek ini.

46 Foto 5, Petani Mendengar Radio dan menulis kupon; staff Yayasan Pekat saat mewawancarai salah seorang petani; gambar paling bawah merupakan suasana diskusi radio Diskusi Radio Harapannya adalah kampanye akan bekerja sama dengan stasiun radio FM Baharuddin Padang Sidempuan untuk menyelenggarakan acara telepon interakatif. Acara ini akan digunakan untuk menyediakan informasi tambahan dan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan para pendengar terutama dalam masalah pertanian dan perkebunan masyarakat petani. Pada akhirnya proses awal KAP Survei dan diskusi dengan masyarakat petani dilakukan, diketahui bahwa signal telekomunikasi selular di 4 desa target tidak ada dan penggunaan atau yang memanfaatkan telepon selular bisa dihitung hanya beberapa orang saja dan dipergunakan pada tempat-tempat tertentu di desa. Tim kerja Kampanye Bangga Yayasan Pekat melakukan diskusi dengan Program Project Manager (PPM) RARE di Bogor, akhirnya diputuskan untuk memanfaatkan radio dalam melakukan diskusi kelompok dan masyarakat petani lainnya. Program radio ini dimulai dengan menyiarkan terlebih dahulu rekaman wawancara staff lapangan Pekat dengan masyarakat petani tentang permasalahan pertanian, perkebunan, kesehatan dan lingkungan sekitar mereka, 2-3 hasil wawancara tadi dipilih yang dari persoalan yang terbanyak kasusnya, kemudian hasil rekaman wawancara tersebut (direkam dalam taperecorder mini) kembali diperdengarkan dengan ahli (sebagai panelis) sesuai dengan bidangnya di kota Medan, kemudian tim kerja kampanye bangga meminta kepada ahli untuk menjawabnya serta memberikan beberapa saran, masukkan dan contoh-contoh keberhasilan di tempat lain, serta beberapa contoh kegagalan yang hampir sama dengan permasalahan yang ada di desa. Semua pembicaraan

47 dengan panelis direkam dalam taperecorder mini, hasil pembicaraan dengan panelis dan wawancara dengan masyarakat petani tadi kemudian diedit dalam komputer (laptop; dengan program Adobe Audition 1,5. Hasil rekaman tersebut dimasukkan ke dalam CD dan diserahkan kepada Radio FM Baharuddin Padang Sidempuan untuk diputarkan pada hari tertentu yang telah disepakati bersama anggota kelompok dan masyarakat petani lainnya. Pendengar radio adalah anggota kelompok dan beberapa masyarakat petani yang hadir di salah satu rumah anggota kelompok UBSP. Sebelum berkumpul, staff lapangan dan pengurus kelompok membuat pengumuman di papan publikasi desa tentang rencana diskusi radio yang diselenggarakan tanggal, waktu, dan tempat keberadaan diskusi serta materi diskusi minggu ini. Setelah anggota kelompok dan masyarakat petani lainnya berkumpul, maka tim kerja kampanye Bangga membagikan lembar fakta yang isinya berkaitan dengan materi diskusi, lembar fakta adalah tambahan informasi tentang kaitan pertanian dan konservasi, hal ini selalu diutamakan dalam lembar fakta tersebut. Proses diskusi kelompok yang biasanya dilakukan adalah: Pertama, radio akan menyiarkan ILM radio, kemudian dilanjutkan dengan hasil rekaman wawancara dengan angota masyarakat petani (2-3 wawancara pendek), yang diungkapkan adalah permasalahan,baru selanjutnya rekaman dengan panelis, 5 menit kemudian siaran dari panelis dihentikan, penyiar radio membacakan permintaan lagu dari masyarakat petani (dari Kupon Mandiri), hanya 1 lagu saja, kemudian lanjutan pembicaraan rekaman panelis dilanjutkan, 5 menit kemudian permintaan lagu dari kupon mandiri dibacakan kembali, dan cukup 1 lagu saja. Kemudian dilanjutkan dengan pembicaraan rekaman panelis tadi. Biasanya pembicaraan panelis direkam hanya 15 menit, saat pemutaran lagu, staff lapangan meminta kepada anggota kelompok dan masyarakat petani yang mendengar untuk mencatat hal-hal penting yang didengar atau persoalan apa yang tidak dipahami dari siaran tersebut. Dan begitu selesai pembicaraan panelis di radio, maka dilanjutkan dengan, pengumuman tentang topik minggu depan dan diiringi dengan hasil wawancara dengan masyarakat petani mengenai permasalahn mereka untuk topik minggu depan. Dengan berakhir mendengar radio tersebut, maka diskusi dilanjutkan dengan dipandu oleh staff lapangan dan pemandu lokal yang telah dilatih sebelumnya, diskusi berlangsung dengan memakai metode ORID, bila beberapa pertanyaan tidak dapat dijawab dalam diskusi ini, maka dalam lembaran khusus akan dicatat dan dibawa kembali ke panelis, pada pertemuan selanjutnya akan dijawab dalam lembaran fakta. Demikian suasana diskusi dengan memakai media radio, hal ini dipergunakan karena jarak tempuh desa yang jauh dan akses komunikasi selular tidak ada. Sehingga jangkauan radio sangat menguntungkan untuk menyebarkan pengetahuan dan informasi. Kegiatan diskusi kelompok dengan media ini biasanya dilakukan. 1 kali seminggu di 4 kelompok UBSP, antara lain :

48 Tabel 4.4 Jadwal Diskusi Kelompok Tanggal Lokasi Pertemuan (Jumlah Yang Hadir) Topik Pertemuan Narasumber 1/7/2009 Aek Nabara; 20 orang Bagaimana Daerah Aliran Sungai (DAS) Bekerja Mudiastuti, M.Si 3/7/2009 Janji Manaon; 28 orang 9/7/2009 Sugi Jae; 19 orang 8/7/2009 Sugi Julu; 15 orang 9/7/2009 Aek Nabara; 20 orang Pengaruh Kesehatan dari DAS yang rusak; ketika tanah dibersihkan Mudiastuti, M.Si 13/7/2009 Janji Manaon; 28 orang dari pohon dan tanaman (deforestasi), lapisan tanah hanya dapat 15/7/2009 Sugi Jae; 19 orang menahan sedikit air, mengeringkan sumur-sumur dan mata air. 16/7/2009 Sugi Julu; 15 orang 22/7/2009 Aek Nabara; 20 orang Fungsi Hutan bagi manusia; hutan rusak maka kesehatan warga Indra Sakti, SKM 23/7/2009 Janji Manaon; 28 orang akan terancam 25/7/2009 Sugi Jae; 19 orang 27/7/2009 Sugi Julu; 15 orang 1/8/2009 Aek Nabara; 20 orang Hutan, Pangan, Bahan Bakar, dan Obat-obatan; di dalam hutan Mudiastuti, M.Si 3/8/2009 Janji Manaon; 28 orang terdapat berbagai jenis buah, kacang-kacangan, benih, akar, dan 6/8/2009 Sugi Jae; 19 orang hewan yang bermanfaat bagi makanan dan obat untuk manusia 8/8/2009 Sugi Julu; 15 orang 15/8/2009 Aek Nabara; 31 orang Hutan dan Mata Pencaharian; Penebangan hutan menyebabkan Muhd. Said Srg 19/8/2009 Janji Manaon; 27 orang kemiskinan dan kemiskinan menyebabkan makin banyaknya 22/8/2009 Sugi Jae; 35 orang penebangan hutan. 25/8/2009 Sugi Julu; 28 orang 29/8/2009 Aek Nabara; 31 orang Ekoturisme; sebuah cara untuk mendapatkan uang dari pengunjung Miskun Mendez 5/9/2009 Aek Nabara; 25 orang yang datang - cara yang baik untuk menghasilkan uang. 12/9/2009 Janji Manaon; 23 orang 3/10/2009 Sugi Jae; 25 orang 6/10/2009 Sugi Julu; 23 orang

49 10/10/ /10/2009 Aek Nabara; 31 orang Janji Manaon; 27 orang Hasil-hasil hutan non-kayu; segala sesuatu selain kayu yang dapat diambil dan dijual tanpa merusak hutan 16/10/2009 Sugi Jae; 35 orang 21/10/2009 Sugi Julu; 28 orang 25/10/2009 Janji Manaon; 23 orang Perbaikan Lahan Rusak; sukssi alami - penanaman pohon 31/10/2009 Sugi Jae; 25 orang (pemilihan benih atau potongan batang pohon) 2/11/2009 Aek Nabara; 25 orang 5/11/2009 Janji Manaon; 23 orang 7/11/2009 Sugi Jae; 25 orang 9/11/2009 Sugi Julu; 23 orang 14/11/2009 Aek Nabara; 25 orang Ketahanan Pangan masyarakat petani; semua orang mendapatkan 15/11/2009 Sugi Jae; 25 orang makanan yang bergizi sepanjang tahun 16/11/2009 Sugi Julu; 23 orang 6/12/2009 Janji Manaon; 20 orang 8/12/2009 Aek Nabara; 25 orang Racun Pestisida; pestisida penyebab beberapa gangguan kesehatan 12/12/2009 Janji Manaon; 23 orang dan tanaman 14/12/2009 Sugi Jae; 25 orang 16/12/2009 Sugi Julu; 23 orang 18/12/2009 Aek Nabara; 25 orang Usahatani Berkelanjutan; tanaman yang sehat membutuhkan tanah 9/1/2010 Janji Manaon; 23 orang yang sehat 10/1/2010 Sugi Jae; 25 orang 12/1/2010 Sugi Julu; 23 orang 6/2/2010 Aek Nabara; 31 orang Pupuk Hijau dan tanaman penutup tanah; tanaman kacangkacangan 8/2/2010 Janji Manaon; 27 orang 11/2/2010 Sugi Jae; 35 orang 15/2/2010 Sugi Julu; 28 orang 18/2/2010 Aek Nabara; 31 orang Mulsa, Kompos, Pupuk Kandang; cara baik memperbaiki tanah dan 20/2/2010 Janji Manaon; 27 orang mengendalikan gulma 21/2/2010 Sugi Jae; 35 orang Hakimuddin Budianto Mudiastuti, M.Si Indra Sakti, SKM Mudiastuti, M.Si Budianto Budianto

50 23/2/2010 Sugi Julu; 28 orang 4/3/2010 Aek Nabara; 31 orang Masalah Hama; disebabkan kebakaran, banjir, pembukaan lahan Budianto 7/3/2010 Janji Manaon; 27 orang baru, pestisida, atau hilangnya predator hama 9/3/2010 Sugi Jae; 35 orang 13/3/2010 Sugi Julu; 28 orang 14/3/2010 Aek Nabara; 31 orang Mendorong Predator Hama Alami; burung, kadal, katak, kelelawar, Mudiastuti, M.Si 16/3/2010 Janji Manaon; 27 orang capung, tawon, laba-laba, belalang, kumbang, dan lainnya 18/3/2010 Sugi Jae; 35 orang 20/3/2010 Sugi Julu; 28 orang 22/3/2010 Aek Nabara; 31 orang Tanaman Campuran; mengurangi penyebaran hama dari tanaman Hakimuddin 24/3/2010 Janji Manaon; 27 orang satu ke tanaman lainnya 27/3/2010 Sugi Jae; 35 orang 28/3/2010 Sugi Julu; 28 orang 30/3/2010 Sugi Jae; 35 orang mengendalikan satwa/binatang; solusi Mudiastuti, M.Si 3/5/2010 Sugi Julu; 28 orang 5/5/2010 Aek Nabara; 31 orang 7/5/2010 Janji Manaon; 27 orang 10/5/2010 Sugi Jae; 35 orang Keselamatan dan keadaan darurat; bencana banjir, gempa bumi dan Efrizal Adil Lubis 11/5/2010 Sugi Julu; 28 orang kebakaran, membuat rencana penyelamatan untuk keadaan darurat 13/5/2010 Aek Nabara; 31 orang 17/5/2010 Janji Manaon; 27 orang 19/5/2010 Sugi Jae; 35 orang Sanitasi; untuk kesehatan bersama Efrizal Adil Lubis 22/5/2010 Sugi Julu; 28 orang 24/5/2010 Aek Nabara; 25 orang 27/5/2010 Janji Manaon; 23 orang 29/5/2010 Sugi Jae; 25 orang Mengelola Limbah Padat dan Limbah Rumah Tangga menjadi yang Syofyan Moechtar 1/6/2010 Sugi Julu; 23 orang bermanfaat 3/6/2010 Aek Nabara; 25 orang

51 6/6/2010 Janji Manaon; 23 orang 8/6/2010 9/6/2010 Sugi Jae; 25 orang Sugi Julu; 23 orang Penyimpanan Air dan Irigasi; membantu menyimpan air dan menyalurkannya 11/6/2010 Aek Nabara; 25 orang 13/6/2010 Janji Manaon; 23 orang 15/6/2010 Sugi Jae; 25 orang Mengurangi pengaruh tontonan Sinetron dewasa bagi anak-anak 17/6/2010 Sugi Julu; 23 orang dan remaja di desa; dampak pergaulan sex bebas bagi remaja 19/6/2010 Aek Nabara; 25 orang 21/6/2010 Janji Manaon; 23 orang 24/6/2010 Sugi Jae; 25 orang Usaha Bersama Simpan Pinjam; mengembangkan kelompok Usaha 26/6/2010 Sugi Julu; 23 orang kelompok 27/6/2010 Aek Nabara; 25 orang 28/6/2010 Janji Manaon; 23 orang Mudiastuti, M.Si Hj. Yasni Miskun Mendez Kegiatan 2 : Lembar Fakta Alasan untuk kegiatan : untuk mendukung program diskusi kelompok, pada setiap pelaksanaan diskusi radio, maka diperlukan lembar fakta yang berfungsi sebagai sumber informasi tambahan dan pendukung dalam pelaksanaan diskusi. Foto 6 Lembar Fakta Deskripsi Kegiatan : Lembar fakta ini dirancang untuk melakukan dua hal, yaitu untuk menjelaskan, dan mengingatkan Petani tentang bahaya kerusakan hutan, dan manfaat menjaga kelestarian hutan

52 Lembar fakta ini didesain untuk memenuhi dua kebutuhan tersebut. Lembar itu sendiri terdiri dari selembar pamflet kertas A4 berwarna yang dilipat, murah untuk diproduksi dan dapat diberikan pada pertemuan-pertemuan komunitas. Karena tingkat melek huruf yang relatif rendah, penggunaan kata-kata dikurangi dan banyak foto ditampilkan termasuk foto-foto yang menunjukkan kerusakan-kerusakan atau foto-foto terbaik dalam memperlakukan hutan. Dalam lembar fakta terdapat lembar yang dilaminating plastik supaya tahan air dan warnanya tidak cepat pudar. Lembar yang dilaminating plastik ini berfungsi untuk mengingatkan kembali dan sebagai tambahan untuk pelatihan yang telah diberikan. Lembar yang dilaminisi ini berisi topik tentang hal-hal apa yang didalam diskusi terdahulu tidak terjawab oleh peserta diskusi dan mendapatkan jawaban kembali dari ahli. Pengembangan lembar fakta dimulai pada awal November 2009 ketika kebutuhan untuk menjawab pertanyaan petani dalam diskusi radio dan beberapa orang masyarakat petani mempertanyakan status kawasan CA Dolok Sibualbuali kepada kami. Tim membuat dan mencetak setiap seminggu sekali sebanyak 200 lembar. Total hingga akhir program tercetak 400 lembar fakta dalam 2 versi, untuk versi Lux berisikan tentang topic diskusi kedepannya (yang akan di diskusikan) versi kertas HVS (fotocopy) merupakan jawaban dari ahli terhadap pertanyaan yang tidak terjawab dalam diskusi terdahulu.. Evaluasi media yang dipergunakan dalam beberapa kali pertemuan dengan masyarakat petani dan anggota kelompok UBSP dengan iklan ILM, Diskusi Radio, Kupon Radio, Wawancara, dan lembar fakta ternyata sangat bermanfaat dan keseluruhan media kampanye tersebut saling berkaitan, antara lain. ILM mampu menyampaikan pesan-pesan yang di ingin sampaikan kepada sasaran target sedangkan bagi anggota masyarakat penyiaran ILM tersebut menambah rasa bangga mereka yang telah terlebih dahulu masuk menjadi anggota kelompok UBSP dan pelopor konservasi di desa mereka, hal ini dapat diketahu dari wawancara terbuka dalam kelompok maupun perbincangan pribadi staff lapangan dengan anggota kelompok di luar arena pertemuan. Untuk wawancara radio yang melibatkan masyarakat petani, juga menjadikan petani merasa dihargai sebagai warga yang pendapat dan masalahnya di dengar oleh banyak orang melalui radio. Oleh sebagian petani yang diwawancarai selalu mempromosikan tentang jadwal penyiaran rekaman wawancaranya kepada masyarakat petani lain, terutama kepada keluarga mereka di desa sendiri maupun di didesa tetangga lainnya. Secara tidak langsung program wawancara dan diskusi radio yang kami buat terpromosikan jauh melebihi jangkauan desa target kami. Bahkan salah satu petani yang kami wawancarai menjadi narasumber dari berbagai kegiatan kecamatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kecamatan Marancar. Petani tersebut menjadi lebih percaya diri dengan apa yang telah dilakukannya bersama kami dalam membentuk kelompok UBSP dan menyelematakan hutan Batang Toru di sekitar tempat tinggalnya, petani tersebut bernama Hotdin Taufiq Siagian, yang juga merupakan tokoh agama di desa Sugi Julu, sebagai Khatib Jumat tetap di Mesjid dan Ketua Kelompok UBSP di Desa Sugi Julu.

53 Mendengar paparan ahli melalui siaran diskusi radio merupakan hal baru bagi masyarakat petani di 4 desa target kami, sehingga dalam survey awal diketahui bahwa radio merupakan hiburan ketiga bagi masyarakat petani setelah televise yang menawarkan berita ter up to date, sinetron, dan acara lainnya. Dibulan-bulan pertama, untuk mengajak masyarakat petani dan anggota kelompok dalam diskusi radio ini sangat melelahkan, yang pasti kebiasaan bersama untuk menyaksikan program siaran di TV sudah merupakan rutinitas mereka. Tetapi program diskusi radio tetap kami jalankan dengan peserta utama adalah anggota kelompok yang jumlahnya terbatas. Setelah hasil wawancara dan diskusi radio tersebut kami tampilkan dalam bentuk tulisan (lembar informasi atau lembar fakta) di Papan Informasi desa, hal ini mulai menarik perhatian mereka, selanjutnya dengan kehadiran kupon radio yang menawarkan pilihan lagu kesenangan mereka, juga menambah keinginan mereka untuk mendengar radio. Sebab dalam kupon juga diberi kesempatan kepada petani untuk mengungkapkan perasaannya terhadap perkembangan desa dan konservasi, pesan-pesan mereka dibacakan oleh penyiar sebelum lagu permintaan mereka diputarkan, hal ini menjadikan kebanggaan bagi petani apabila pesan nya dibaca dan didengar banyak orang. Kegiatan 3: Pertemuan-pertemuan Petani dan Masyarakat Alasan untuk kegiatan: Petani perambah merupakan khalayak primer yang disasar untuk mencegah terjadi pembukaan hutan untuk lahan usaha kebun. Mereka harus memahami perbuatan pembukaan hutan tersebut sangat merugikan bagi lingkungan kehidupan mereka dan kelangsungan hidup satwa endemic Orangutan Sumatera, petani harus bersedia untuk membantu dan memahami secara tepat apa yang diminta dari mereka. Petani memiliki pandangan yang tradisional, berisiko menolak dan banyak memiliki tingkat melek huruf yang relatif rendah dan tidak bisa berbahasa Indonesia dengan benar. Kampanye ini tidak bisa mengandalkan materi-materi tertulis atau audio-visual saja untuk menghasilkan perubahan perilaku. Sementara poster, papan informasi dan khotbah yang diberikan oleh "sumber-sumber terpercaya" dapat membuat khalayak ini lebih mudah menerima perubahan, diperlukan percakapan antar personal, pemodelan perilaku dan persuasi guna menggerakkan mereka untuk bertindak. Petugas kampanye perlu bertemu dengan petani untuk berbicara dengan mereka, mendapatkan kepercayaan mereka dan menunjukkan kepada mereka apa yang dibutuhkan. Satu kesempatan atau pembukaan untuk melibatkan petani adalah pada malam hari, ketika mereka berada di rumah masing-masing, mereka sedang bersantai di antara kelompok mereka sendiri. Ini adalah saat ketika kelompok-kelompok Foto 7 berbagai bentuk Diskusi kelompok, bisa meminjam ruang kelas salah satu sekolah, atau dirumah salah satu anggota dan di kedai kopi.

54 kecil petani berkumpul, terlibat dalam percakapan dan mungkin terbuka untuk belajar tentang program ini. Televisi adalah barang langka di rumah mereka dan, karena tingkat pendapatan rendah. Manajer Kampanye dalam periode Pride, menyelenggarakan serangkaian pertemuan masyarakat pada malam hari di rumah salah satu anggota petani, serta di kedai kopi tempat petani laki-laki berkumpul. Kedai kopi pun dipilih karena biasanya tempat bagi laki-laki di desa berkumpul dan melakukan interaksi social mereka. Evaluasi dari hasil pertemuan petani dan masyarakat di 4 desa target selalu dilakukan pada malam hari, disebabkan anggota petani umumnya sejak pagi hingga sore hari dipenuhi kewajiban untuk mengurusi kebun dan sawah mereka. Kendala lain adalah waktu yang terbatas, hanya malam hari kemudian belum lagi masalah cuaca, bila hujan, atau ada acara pesta maupun kemalangan di tengah-tengah masyarakat, maka pertemuan sering terkendala dan kemungkinan pertemuan bisa dimundurkan waktunya pada hari selanjutnya. Bagi kami dilapangan ini merupakan beban yang sangat berat dan penuh dengan tantangan, sebagaimana mestinya capaian target harus segera terselesaikan, namun kendala-kendala lapangan menjadikan lain, dan disamping itu jarak tempuh dari satu desa ke desa lainnya sangat jauh dan membutuhkan waktu tempuh yang lama, sering staff lapangan harus bermalam di desa, kemudian melanjutkan pertemuan ke desa yang lainnya. Tetapi menjelang akhir proyek, hal ini tidak menjadi hambatan lagi sebab pengurus kelompok mampu melakukan sendiri pertemuan di desa mereka, hanya saja perlu tetap dilakukan monitoring capaian target sasaran dan konteks diskusi atau pertemuan kelompok. Sehingga tidak terjadi bias dan pembicaraan yang tidak focus di dalam pertemuan kelompok. Kegiatan 4 : Buku Kumpulan Kothbah Jumat Alasan untuk kegiatan : Di 4 desa target, para pemimpin agama adalah sumber-sumber informasi yang dipercaya (Survei pra, 2009, 80% dari petani yang disurvei percaya bahwa para pemimpin agama mereka "sangat dapat dipercaya" dalam memberikan informasi tentang perhatiannya terhadap lingkungan (67,9%, survey pra) bukan hanya mengenai kitab suci dan nilai-nilai moral, tetapi juga sebagai penyedia informasi yang jujur mengenai aspek-aspek kehidupan masyarakat yang lebih luas. anggota masyarakat akan mencari tokoh-tokoh masyarakat tersebut untuk membantu mengisi formulir, menangani perselisihan atau bernegosiasi dengan badan-badan pemerintah. Dengan demikian, mereka menjadi pihak-pihak yang "dapat dipercaya". Gambar 4.1 buku kumpulan Khotbah Jumat

55 Fakta ini, ditambah dengan kenyataan bahwa kitab suci agama dari semua denominasi menyerukan pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana, membuat para pengurus mesjid dan pemimpin gereja menjadi mitra alami dalam kampanye untuk melindungi CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan. Rencana Kerja Kegiatan Pemasaran menyerukan kampanye menjangkau Majelis Ulama Islam (4 desa target umumnya mayoritas beragama Islam) dan meminta bantuan mereka dalam menyusun dan memberikan suatu khotbah lingkungan yang menciptakan peluang-peluang untuk diskusi. Rencana Kerja ini menyerukan "hari-hari khotbah" yang kemudian diikuti dengan pertemuan-pertemuan untuk menginformasikan umatumat Islam tentang program serta untuk menghilangkan pemikiran yang diyakini oleh publik namun tidak benar (mitos), bahwa pembukaan hutan untuk lahan usaha pertanian adalah salah dan menghancurkan bumi serta perbuatan dosa. Evaluasi efektitifitas pada media buku kumpulan kothbah Jumat ini sangat menarik, awal pertama kami mengeluarkan buku ini merupakan kumpulan kotbah-kotbah Jumat yang diambil dari berbagai situs dan web di internet, kemudian kami jadikan sebuah buku dan dibagikan kepada Khatib dan Wakil Khatib Jumat di setiap desa. Namun apa yang terjadi, khatib kebingungan membaca lembar perlembar kumpulan kothbah ini yang bahasanya terlalu tinggi serta pemahaman khatib sendiri sangat rendah tentang isi buku tersebut. Kegagalan ini menjadi sebuah tantangan bagi kami, akhirnya melalui pertemuan beberapa kali dengan khatib dan wakil khatib serta beberapa kali pelatihan tentang konservasi, maka kami mampu mengajak khatib dan wakil khatib untuk membicarakan tentang konservasi di depan ummatnya tidak menjadi kendala lagi. Bahkan mereka menjadi tempat bertanya para petani tentang hukum agama terhadap perusakan hutan dan perburuan satwa.

56 Sasaran SMART Sikap dan Komunikasi Interpersonal Tabel 4.5 Hasil dan Sasaran Sikap dan Komunikasi Interpersonal untuk Petani Perambah di 4 desa target Tahap Teori Perubahan Para Petani: Sikap dan Komunikasi antar sesama (interpersonal) Pengetahuan (Pemberian Informasi untuk meningkatkan pengetahuan) Rantai Hasil Petani Perambah telah mengambil langka-langkah untuk melestarikan hutan mereka dengan mengembangkan kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU). Sasaran SMART 1 Pada akhir Juni 2010, 68% petani di 4 desa target (Sugi Julu, Sugi Jae, Aek Nabara dan Janji Manaon) menyatakan manfaat pengorganisasian modal ekonomi secara berkelompok adalah dapat meningkatkan perekonomian desa dan dimanfaatkan oleh warga lainnya (semula 53% yang tahu manfaatnya) Sasaran SMART 2 Pada akhir Juni 2010, 80% petani di 4 desa target (Sugi Julu, Sugi Jae, Aek Nabara dan Janji Manaon) akan setuju bahwa pembukaan hutan untuk pertanian atau perladangan perlu dilarang dan dihentikan (semula 63% yang setuju menghentikan) Sasaran SMART 3 Pada akhir Juni 2010, 56% Petani di 4 desa target (Sugi Julu, Sugi Jae, Aek Nabara dan Janji Manaon) memiliki sikap bahwa menggalang gotong royong membangun sumberdaya ekonomi mudah dilakukan. (meningkat dari 41%). Sasaran SMART 4 Pada akhir Juni 2010, 47% Petani di 4 desa target (Sugi Julu, Sugi Jae, Aek Nabara dan Janji Manaon) tidak lagi menyatakan bahwa kondisi ekonomi merupakan kendala bagi penguatan modal ekonomi masyarakat (semula 62% yang mengkhawatirkan) Sasaran SMART 5 Pada akhir Juni 2010, 26% Petani di 4 desa target akan berbicara tentang pengelolaan lahan pada luas lahan yang tetap tanpa membuka hutan (meningkat dari 11%) Sasaran SMART 7 Pada akhir Juni 2010, 15% petani di 4 desa target akan berbicara mengenai pembentukkan kelompok usaha credit union yang berorientasi konservasi sebagai cara mengelola lahan pertanian atau perkebunan yang terbatas menjadi produktif. (meningkat dari 50%) Kegiatan 1 : Poster Alasan untuk kegiatan: Tingkat kesadaran petani tentang nilai-nilai keanekaragaman hayati dan dampak dari pembukaan hutan untuk lahan usaha perkebunan mereka tentang bagaimana perilaku petani sendiri dapat mendorong perubahan untuk mengurangi ancaman pembukaan hutan, bahkan berhenti untuk melakukan pembukaan hutan. Petani umumnya mempergunakan kedai kopi, pasar rabu (sekali seminggu) dan fasilitas umum lainnya sebagai tempat berkumpul dan poster akan dilihat mereka jika ditempatkan di tempat-tempat yang tampak jelas tersebut. Poster digunakan untuk mengirmkan pesan-pesan pendidikan berkepentingan lokal dan umum. Poster juga menampilkan pesan-pesan pendek dan sederhana yang dapat di ingat orang kemudian mereka bisa menersukan kepada orang lainya. Hal ini dikarenakan, poster memiliki karakter: jangkauan luas, namun dengan kedalaman pesan yang rendah.

57 Deskripsi Kegiatan : Ketika kami pertama kali mulai berpikir tentang desain poster, beberapa anggota Tim Kerja Kampanye Bangga Yayasan Pekat berpikir bahwa poster yang menampilkan Orangutan Sumatera akan menjadi tambahan yang bagus untuk perangkat pemasaran kampanye. Mereka menyukai desain dan jelas mengenali Orangutan Sumatera, tetapi mereka tidak terinspirasi untuk mengambil tindakan, tidak ada perasaan "posternya sedang berbicara kepada saya" dan mereka tidak yakin panggilan untuk tindakan macam apa yang diharapkan dari gambar itu. Beberapa responden kelompok fokus mengatakan bahwa jelas Orangutan Sumatera harus diselamatkan dan Hutan dilindungi, namun mereka tidak benar-benar melihat hal-hal tersebut sebagai "pekerjaan mereka". Ini memperkuat temuan survei pra-kampanye bahwa mayoritas responden mengidentifikasi dan melihat Orangutan Sumatera sebagai simbol atau maskot yang baik untuk kampanye. Pada awal Agustus 2009, kami meminta kepada Iboy Sutoyo (desainer grafis). Dia dengan senang hati bersedia meninjau Ringkasan Kreatif, sejumlah wawancara terfokus dengan para petani, Tangga Manfaat yang dibuat untuk Rencana Proyek dan transkrip diskusi kelompok terfokus dengan para petani. Dia menawarkan untuk menyumbangkan jasa dalam membuat poster yang difokuskan secara khusus pada masyarakat petani dan keinginan kami untuk membuat mereka mengadopsi dan membentuk kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU). Pada pertengahan September 2009, ia mempunyai beberapa rancangan yang siap untuk pengujian tambahan. Selain itu pada kunjungan monitoring dari Rare, Asti Nurhidayati juga membantu untuk membuatkan rancangan poster yang sejalan dengan ringkasan kreatif yang telah dikembangkan: Salinan teks di dalam poster: Mari selamatkan Hutan untuk Meningkatkan kehidupan kita Pilihan Judul Utama: Harangan So Tola Disego-sego an so sarjago Mual Ni Aek Ta Dohot Manjago Palastarian Mawas Molo Harangan Tarjago, Pandapotan Ni Masyarakat An Su Bisa Maningkat Harangan Tarjago, Ekonomi Martambah Hita Jago Haranganta, makmur masyarakat ta Rap Manjago Ma Hita Di Harangan Tai Ulang Tai Jadi Longsor dohot ulang mak kurang haroan ni aektan Rap man jago ma hita kelastarian ni harangan tai ima gunung lubuk raya/sibual-buali harana sada ke in dahan diam di desa ta on dohot muse sani da haroan ni aekta muse Harangan Totop Jeges Par Ngoluan pe di padenggam hutan tetap lestaripero koali am supaya di perhatikan Rap Ma Hita Sude Mangatasi Masalah On Akan ideal untuk melakukan dua pertemuan diskusi kelompok terfokus dengan petani untuk menguji mater-materi tersebut. Namun karena kerangka waktu (pilkades; pemilihan kepala desa) dan keterbatasan anggaran, kami hanya mungkin melakukan satu pertemuan. Kami

58 menggunakan kesempatan ini untuk menguji daya tarik, pemahaman, penerimaan, serta persuasi dan untuk membandingkan kecenderungan khalayak terhadap dua rancangan yang ditunjukkan di atas. Diskusi kelompok terfokus berlangsung 45 menit, dihadiri 12 orang petani dengan usia tahun. Para peserta direkrut beberapa perwakilan kelompok di 4 desa target, dan percakapan dilakukan (dan dicatat) di sebuah rumah anggota kelompok UBSP/CU di desa Sugi Jae. Menurut hasil wawancara yang dilakukan di 4 desa target dan 2 desa yang menjadi sentral pertemuan masyarakat di kecamatan Marancar, yaitu: desa Aek Nabara, Janji Manaon, Sugi Julu, Sugi Jae, Pasar Marancar dan Poken Arba dengan melibatkan 4 orang anggota masyarakat, dan 3 orang staff Lapangan Yayasan Pekat, dapat disimpulkan bahwa: 1. Masyarakat dapat secara langsung mengerti maksud atau arti dari gambar yang terdapat pada poster yang diperlihatkan yaitu gambar suasana desa dan bayang orangutan/mawas. 2. Pada gambar poster responden menilai bahwa warna poster yang diperlihatkan terlalu tidak bersemangat sehingga memiliki pesan yang kurang mengena. Responden memberikan masukan yaitu agar warna lebih cerah dan hidup sehingga pesan yang ditangkap oleh responden dapat ditangkap dengan baik. 3. Dari gambar poster, stiker mobil dan banner yang diperlihatkan,responden sudah mengerti dengan apa yang harus dilakukan. 4. Pada gambar poster, stiker mobil dan banner, responden yakin bahwa hutan, masyarakat desa dan orangutan/mawas hidup harus saling bergantungan dan harmonis sehingga alam dapat dijaga dan Gambar 4.2 Rancangan Poster (A) draft awal; (B) versi final meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar hutan

59 5. Pada slogan yang diperlihatkan, responden lebih memilih kata-kata Lestari Buat Hita Sasudena (artinya: Lestari buat kita Semua) kata-kata ini sudah mencakup kekuatan keanekaragaman hayati dan perekonomian masyarakat desa. 6. Sedangkan untuk kata-kata pesan responden lebih banyak memilih Hita Jago Haranganta, makmur masyarakat ta (artinya: Kita Jaga Hutan Lindung, Makmur Masyarakat kita) Saran dan masukan dari responden,yaitu: 1. Warna pada poster diusahakan agar lebih cerah dan bersemangat sehingga dapat dengan mudah dimengerti oleh khalayak luas. 2. Menentukan tempat yang tepat dan pas untuk menempelkan poster (ditempat sering masyarakat berkumpul atau berkunjung, sedangkan untuk sticker mobil dipasang pada kenderaan poken arba-batangtoru-padang sidempuan) 3. Disarankan slogan yang dipakai sesuai dengan aksi yang dilakukan. Misalnya apabila untuk melakukan kegiatan menyemangati masyarakat untuk melakukannya. Maka di pilih Lestari Buat Kita Semua. 4. Gunakan gambar pada poster yang sesuai dengan kondisi nyata sekarang. Secara keseluruhan kelompok memilih versi poster kedua, "Yang itu berbicara langsung kepada kami. Jelas dan bagus," adalah pernyataan yang disuarakan oleh mayoritas peserta. Oleh karena itu diputuskan untuk menggunakan gambar profil anggota masyarakat petani dengan judul "Mandiri Tanpa Marusak, Rap Ma Hita Sude Mangatasi Masalah On"; namun illustrasi perlu direvisi untuk menunjukkan alam persawahan, perkebunan dan hutan diletakkan dibelakang foto anggota masyarakat petani.. Selain menguji keefektifan poster selama proses desain, kami mencoba untuk mengukur pemahaman dan daya ingat khalayak sasaran terhadap pesan yang dicantumkan pada poster setelah poster tersebut dipasang. Mereka didorong untuk melakukan hal ini dengan cara yang tidak terstruktur. Misalnya, mereka mungkin akan berdiri di sebelah orang yang melihat poster itu dan mengatakan sesuatu seperti "Amang/Inang kira-kira apa maksud dari poster ini?". Masyarakat petani di desa target, terutama mereka yang hidup di masyarakat pedesaan, senang bercakap-cakap dan sering kali percakapan akan berlangsung selama beberapa menit. Para pemandu desa akan mencari tahu pemikiran-pemikiran mendasar tentang pesan dan ajakan untuk bertindak. Misalnya mereka mengatakan, "aku kira mereka mengajak untuk masuk kelompok UBSP dan meminta kita menjaga hutan?" Pemandu desa juga akan didorong untuk berbicara dengan para pemilik kedai kopi, warung dan rumah makan yang dipasangi poster. Kadang-kadang mereka memang harus melakukan hal tersebut, untuk mendapatkan izin dari pemilik rumah makan, warung, kedai, untuk memasang poster-poster. Orang-orang tampak sangat bisa menerima keberadaan poster-poster yang baru saja dipasang tersebut serta pesan-pesan yang dicantumkan pada poster tersebut. Para pemandu desa melaporkan bahwa ada sedikit penolakan di kalangan pemilik kedai kopi, warung atau rumah makan ketika memasang posterposter. Mereka yang membaca poster-poster itu tampaknya memahami dan "mendapatkan pesannya". Sejumlah pemandu desa mencatat bahwa "orang-orang menyukai karya seninya".

60 Foto 8 Poster dipasang ditempat-tempat strategis Pemasangan poster ditempat masyarakata petani berkumpul, senantiasa dipantau kembali keberadaannya oleh anggota kelompok. Dipantau keberdaan poster masih tetap diterpasang atau sudah dirobek, hal ini dilakukan sepunuhnya oleh anggota kelompok UBSP di masing-masing desa. Beberapa anggota kelompok, seperti anggota kelompok di desa Sugi Jae dan Sugi Julu yang melaporkan bahwa kehilangan poster yang dipasang pada tempat-tempat berkumpul masyarakat petani di desa mereka, setelah diadakan pertemuan khusus untuk hal ini, maka dilakukan penelitian lebih dalam kenapa poster hilang?, dan hasil penelitian beberapa anggota kelompok adalah poster yang hilang tidak lah dirobek atau di hilangkan, sebaliknya poster diambil oleh masyarakat petani lainnya dan dipasang di dalam rumah mereka atau sebagian ada poster yang diberikan kepada sanak saudara dari desa lain untuk dipasang dirumahnya. Penyebab pengambilan poster ini dikarenakan poster yang Dalam pembuatan poster pertama kami memakai logo kampanye sebuah gambar siluet dari Orangutan Sumatera dengan latar belakang sorang petani di sawah, oleh masyarakat petani, khususnya anggota kelompok hal ini mendapat tantangan dari mereka yang mengatakan bahwa kami saat ini setelah menjadi anggota kelompok UBSP tidak ada lagi konflik dengan Orangutan Sumatera, malah kami akan menjaga keberadaan mereka di dalam hutan, oleh sebab itu kami minta diganti.

61 Kami pada dasarnya belum siap menerima tantangan ini, setelah 7 hari dari pernyataan masyarakat petani tentang logo, maka kami di akhir pertemuan rutin anggota kelompok menyampaikan kepada mereka bahwa kami sampai saat ini belum mendapatkan ide pengganti logo yang diharapkan oleh kelompokkelompok UBSP. Setelah itu kami melakukan brainstorming tentang logo yang diharapkan oleh kelompok. Awalnya kami dapat membaca kehendak seluruh kelompok adalah stop kerusakan oleh anggota kelompok selalu mengekspresikannya dengan melakukan gerakan lengan kanan di angkat keatas dengan lima jarinya terbuak (stop). Gambar 4.3 Logo awal (A) dan logo yang dipakai hingga akhir Pride (B) Berdasarkan itu kami melakukan penggambaran lima jari tangan di depan anggota kelompok yang berkumpul, dan mereka sepakat, serta menyatakan setuju tentang hal itu. Selanjutnya kami membawa hasil pertemuan ini ke Tim Kerja Kampanye Bangga Yayasan Pekat dan mendiskusikan dengan desaigner tentang logo baru bagi kampanye kami mendatang, dan di dalam pertmuan tersebut kami sepakat jari tangan tersebut bukan jari tangan manusia, tetapi jaringan tangan dari Orangutan Sumatera yang menyatakan stop perusakan. Setelah desai selesai, kami kembali membawanya kedalam pertemuan-pertemuan kelompok dan menyatakan bahwa inilah hasil diskusi kita kemarin, namun perubahannya adalah jari tangan bukan jari tangan manusia, tetapi jaringan Orangutan Sumatera yang ditampilkan. Oleh seluruh anggota kelompok ini disepakati dan akhirnya logo ini menjadi logo kampanye kami selanjutnya. Kegiatan 2 : Pertemuan dengan Tokoh Agama Al Ustadz Drs. Gulmat Nasution (anggota MUI dan NU Sumatera Utara) adalah salah seorang putra daerah Tapanuli Selatan dan bertempat tinggal di kota Medan, beliau bersedia membantu kami dalam melakukan pertemuan pemangku kepentingan pertama dalam proses perencanaan proyek. Dia menyukai dengan pelatihan penggunaan Model Konsep dan banyak memuji kampanye yang melibatkan para warga setempat di tahap awal kampanye. Dia langsung setuju untuk ikut dalam Panitia Pertemuan Da I Muda di Tapanuli Selatan, khususnya di Kecamatan Marancar dan telah mengikuti sebagian besar rapat bulanan. Dia adalah orang yang logis untuk membantu kami dengan kegiatan khotbah (Maksudnya?).

62 Pada awal September 2009, kami bertemu dengan ketua MUI Kecamatan Marancar dan mengajukan gagasan untuk menciptakan sebuah lembar khotbah Jumat yang dapat digunakan oleh para pemimpin agama untuk memperkenalkan isu-isu lingkungan yang terjadi di CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya. kami menyarankan agar khotbah dapat disajikan pada hari Jum at (Sholat Jum at). Ketua MUI Kecamatan Marancar melihat kebijakan dalam ide ini dan mengusulkan agar pengurus Mesjid di seluruh Kecamatan Marancar diajak untuk mengadakan khotbah di salah satu (atau semua) dari tiga tanggal berikut: Hari Bumi, 22 April 2009 Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 2010 Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2010 Foto 9 pertemuan di dalam Mesjid Ketua MUI Kecamatan Marancar menawarkan dukungan tanpa syarat untuk kegiatan tersebut. Pertemuan perdana diikuti dengan yang lain pada minggu kedua bulan September 2009 ketika Pengurus Mesjid desa Aek Nabara, Sugi Julu, dan Poken Arba. Diputuskan bahwa kampanye akan menghasilkan "lembar khotbah" tunggal format sederhana (A4) yang akan menyoroti nilai keanekaragaman hayati CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya, ancaman yang dihadapi oleh Orangutan Sumatera dan beberapa tindakan khusus yang bisa lakukan oleh orang-orang yang pergi ke Mesjid untuk membantu. Ketua MUI Kecamatan Marancar mendesak agar kami membuat teks yang singkat dan mengaitkannya dengan Al quran untuk dampak yang lebih besar. Ia merekomendasikan dibuatnya sebuah lembar dakwah dan buku kupulan khotbah Jum at. 1. Dialog Bersama Badan Kenaziran Mesjid Dengan bantuan Al Ustadz Drs. Gulmat Nasution, SHi, kami berhasil menyelenggarakan diskusi fokus dengan pengurus mesjid dan Dai di beberapa desa di Kecamatan Marancar. Sekedar informasi, umunya di seluruh desa Marancar, khusus setiap Mesjid tidak akan mengganti Khatib Jum at, pemilihan khatib dan wakil khatib dilakukan secara musyawarah oleh aparat desa, pengurus Mesjid, Hatobangon, Badan Perwakilan Desa, dan Harajaon Huta. Oleh sebab itu kami lebih mengkosentrasikan diskusi ini dengan para khatib dan wakil khatib di setiap desa. Sehingga para khatib dan wakil khatib disetiap Mesjid di desa target memiliki pengetahuan tentang konservasi dan pengembangan Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP). Dan pelaksanaan diskusi fokus dilakukan, seperti tabel dibawah ini, sebagai berikut :

63 Tabel 4.6 Diskusi Pesan Konservasi bersama Pengurus dan Imam Mesjid Mesjid Tanggal di Laksanakan Tim Kerja Yayasan Pekat Narasumber/Pembicara Jumlah Yang Hadir Topik Diksusi Mesjid Desa Aek Nabara 4-Sep-09 Efrizal Adil, Deffian Saiful, Syofyan Moechtar Drs. Gulmat Nasution, Shi 12 orang Al'Quran dan hadist Pedoman untuk Konservasi Mesjid Desa Janji Manaon 8-Sep-09 Efrizal Adil, Deffian Saiful, Syofyan Moechtar Drs. Gulmat Nasution, Shi 11 orang Islam dan Konservasi Mesjid Desa Sugi Julu 10-Sep-09 Efrizal Adil, Deffian Saiful, Syofyan Moechtar Drs. Gulmat Nasution, Shi 10 orang Pelestarian Hutan menurut Islam Mesjid Pasar Marancar/Sugi Jae 11-Sep-09 Efrizal Adil, Deffian Saiful, Syofyan Moechtar Drs. Gulmat Nasution, Shi 20 orang Merusak Alam Berarti Membunuh Manusia Mesjid Desa Sugi Julu Mesjid Pasar Marancar/Sugi Jae Mesjid Desa Aek Nabara 5-Oct-09 9-Oct Oct-09 Ahmad Affandi Nst, Deffian Saiful, Syahrum Lubis Ahmad Affandi Nst, Deffian Saiful, Syahrum Lubis Ahmad Affandi Nst, Deffian Saiful Drs. Gulmat Nasution, Shi Drs. Gulmat Nasution, Shi Drs. Gulmat Nasution, Shi 18 orang 15 orang 18 orang Alam Juga untuk Manusia masa depan Isu Lingkungan Hidup di dunia Islam Al'Quran dan hadist Pedoman untuk Konservasi (Lanjutan 2) Mesjid Desa Janji Manaon Mesjid Pasar Marancar/Sugi Jae 30-Oct-09 6-Nov-09 Ahmad Affandi Nst, Deffian Saiful Ahmad Affandi Nst, Deffian Saiful Drs. Gulmat Nasution, Shi Drs. Gulmat Nasution, Shi 15 orang 28 orang Krisis Lingkungan di muslim Tapanuli Selatan Etika Lingkungan dalam Islam Mesjid Pasar Marancar/Sugi Jae 13-Nov-09 Ahmad Affandi Nst, Deffian Saiful Drs. Gulmat Nasution, Shi 18 orang Jalan hidup yang Lebih Ekologis Mesjid Pasar Marancar/Sugi Jae 17-Nov-09 Ahmad Affandi Nst, Deffian Saiful Drs. Gulmat Nasution, Shi 20 orang Al'Quran dan hadist Pedoman untuk Konservasi (Lanjutan 3)

64 Diskusi ini juga mengajarkan kepada khatib dan wakil khatib untuk membuat tulisan yang akan dimuat dalam lembar dakwah yang dikeluarkan setiap Jumat, serta didistribusikan ke seluruh Mesjid di Kecamatan Marancar. 2. Khotbah Jumat Sangat menyenangkan, akhirnya kami mampu mengajak para khatib dan wakil khatib (Imam Mesjid) di desa Aek Nabara, Janji Manaon, Sugi Julu dan Sugi Jae, melakukan Khotbah Jumat mereka pada hari bumi, hari lingkungan hidup sedunia, dan hari pendidikan. Dan mereka menyatakan keinginan mereka kembali untuk dilatih dan diberi pengetahuan baru tentang konservasi dan keanekaragaman hayati lebih dalam, hal ini kami sampaikan bahwa apa yang telah dilakukan ini merupakan sebuah awal dari permulaan melakukan perubahan. Untuk pelatihan atau pendidikan singkat tentang konservasi kepada mereka, kami akan melakukan koordinasi dengan pihak MUI Kecamatan dan Kabupaten Tapanuli Selatan, dan kelak pelatihan mendatang akan direncanakan lebih lama dengan materi yang lebih baik lagi. Foto 10 Staff Yayasan Pekat menyerahkan buku kumpulan khotbah jumat kepada khatib Mesjid

65 Tabel 4.7 bawah ini kami menyampaikan beberapa pesan-pesan kampanye para khatib dalam khotbah Jumat mereka di hari-hari penting tersebut, dan bersamaan itu pula kami juga menyebarkan lembar dakwah ditengah-tengah pengunjung sholat Jumat di Mesjid tersebut.

66 Tabel 4.7 Khotbah Juma'at yang membicarakan dan menyampaikan pesan-pesan konservasi Mesjid Mesjid Desa Aek Nabara Hari Bumi (22 April) Memperbaiki Diri Kita Adalah Memperbaiki Bumi Hari Lingkungan Hidup (5 Juni) Musibah Longsor dan Banjir Bandang Hari Air Sedunia (22 Maret) Jadikan Dunia di tangamu, akhirat di hatimu Hari Pendidikan Nasional (2 Mei) Bacalah Al'Quran untuk Dunia dan Akhirat Mesjid Desa Janji Manaon Wasiat Khalifah kepada penggantinya Hubungan antara dosa dan bencana Bersemangat kepada hal yang bermanfaat Pentingnya Pendidikan Agama bagi Anak-anak Mesjid Desa Sugi Julu Menjaga Harangan memberi Manfaat terhadap sesama Hakekat Memperingati Hari Lingkungan Hidup Wajib taat kepada Pemerintah Syukur Atas Pendidikan yang disampaikan oleh Rasulullah SAW Mesjid Pasar Marancar/Sugi Jae Keselamatan Hati Nikmatnya Alam atas Dasar Islam Musibah Karena Kesalahan manusia Keutamaan Ilmu Agama dan keselamatan Lingkungan kita Kegiatan 3 : Papan Publikasi Desa Alasan untuk kegiatan : Masyarakat petani di desa target umumnya memanfaatkan papan publikasi desa untuk memperoleh informasi dari aparat desa atau pengurus BPD. Papan publikasi ini bisa dalam bentuk yang sudah permanen (ukuran 1,5 x 2 m) dengan mempergunakan kaca, atau dinding luar Mesjid atau Surau/Mushala desa. Sejak awal kegiatan kami selalu memanfaatkan papan publikasi untuk menginformasikan jadwal pertemuan kelompok UBSP atau pertemuan dengan masyarakat petani lainnya. Papan publikasi ini beraktivitas sederhana saja, bila ada pengumuman baru dari kecamatan atau kabupaten maka lembaran tersebut akan di tempelkan di papan publikasi, kegiatan papan publikasi hanya sebatas informasi aparat desa dengan warganya. Tetapi setelah kelompok UBSP terbentuk di desa dan pemanfaatan pengumuman waktu pertemuan serta materi diskusi mingguan selalu ditempelkan di papan publikasi, maka oleh aparat desa diminta kepada pengurus kelompok untuk mengurus dan merawat papan publikasi desa. Kelompok-kelompok UBSP terbentuk mulai memilih dari salah satu anggota kelompok untuk mengurus papan publikasi desa. Dan kegiatan papan publikasi desa semakin ramai dengan ditempelkan hasil-hasil diskusi di papan publikasi, baik dalam tulisan tangan, maupun lembar fakta, foto-foto kegiatan diskusi yang telah sengaja kami printer dan dibagikan ke kelompok untuk dipublikasikan di papan publikasi.

67 Foto 11 papan publikasi di desa. Evaluasi efektifitas media papan informasi desa sangat penting dilakukan, dimana secara umum masyarakat di 4 desa target sangat minim mendapatkan informasi lokal, mereka hanya mendapatkan informasi secara global dari Televisi. Sehingga informasi sekecil apaun tentang perkembangan desa mereka sangat berarti bagi mereka. Sehingga papan informasi sering menjadi rujukan pembicaraan mereka di kedai-kedai kopi atau tempat-tempat kumpul masyarakat petani lainnya. Di samping menjadi kebutuhan informasi lokal, masyarakat petani juga disuguhkan tampilan informasi yang lebih banyak dalam bentuk gambar dan foto, sehingga mereka mampu segera mungkin untuk mencerna dan memahaminya, umumnya masyarakat petani di 4 desa target buta aksara, dan sangat tidak memungkinkan untuk menampilakn lebih dominan tulisan-tulisan di papan informasi desa. Kegiatan 4 : Banner/Spanduk Kedai Alasan untuk kegiatan : Bermula dari diskusi kelompok UBSP Desa Sugi Jae, diperoleh masukkan bahwa perlu dibuat pernyataan secara terbuka kepada masyarakat petani lainnya mengenai pembentukkan kelompok usaha credit union yang berorientasi konservasi dan bagaimana cara mengelola lahan pertanian atau perkebunan yang terbatas menjadi produktif. Spanduk kedai ini memiliki cara yang sama seperti poster, yaitu memperlihatkan tampilan gambar visual dari pesan kampanye yang ingin disampaikan. Hal ini sesuai dengan karakter media nya yang memiliki jangkauan tinggi (setiap target khalayak yang melewati kedai dapat melihat spanduk ini, karena kedai merupakan lokasi strategis) namun memiliki kedalaman pesan yang rendah (hanya bisa berisi gambar dan penggunaan kata-kata terbatas). Deskripsi kegiatan: Seorang pengurus kelompok terinspirasi untuk membuat spanduk yang diletakkan pada setiap warung, kedai kopi dan rumah makan. Maka kelompok tersebut meminta kami untuk mendesain spanduk kedai tersebut. Spanduk dengan ukuran 1 x 2 meter tersebut mulai kami rancang., Hasil desain kembali kami bawa dalam kelompok untuk diberi penilaian. Oleh kelompok sepertinya mulai didapatkan masukan berupa perlu dimasukkan nama kedai kopi, warung atau rumah makan serta diletakkan foto-foto ketua-ketua kelompok UBSP di 4 desa target, dengan maksud supaya masyarakat lain lebih yakin dan percaya dengan kelompok UBSP ini.

68 Kembali usulan kelompok di Sugi Jae ini kami bicarakan dengan kelompok di desa Aek Nabara, Janji Manaon dan Sugi Julu. Ketiga kelompok ini menyahuti rencana pembuatan spanduk dengan antusias, bahkan menyetujui akan menampilkan foto-foto ketua kelompok dalam spanduk. Kami juga meminta kesediaan kepada ketua-ketua kelompok terhadap foto-foto mereka nantinya di dalam spanduk kedai, termasuk juga komitmen mereka terhadap dampak keberadaan foto-foto mereka di dalam spanduk. Foto 12 Spanduk kedai yang dipasang di kedai kopi, warung, dan rumah makan di 4 desa target Keempat ketua kelompok dari 4 desa target tersebut keseluruhan menyetujui dan bersedia untuk foto-foto diri mereka ada di dalam spanduk kedai. Akhirnya kami mempesiapkan rencana ini, dan meminta kepada kelompok untuk memberikan daftar warung, kedai kopi dan rumah makan yang ada di masing-masing desa mereka. Termasuk juga lembar kesediaan warung, kedai kopi dan rumah makan untuk dipasang spanduk kedai tersebut. Setelah mendapatkan daftar nama-nama pengusaha kedai kopi, warung dan rumah makan yang berjumlah keseluruhannya sebanyak 40 nama, maka kami memproduksi spanduk kedai yang telah disepakati terlebih dahulu itu. Masing-masing pengurus kelompok memasang spanduk tersebut di desa mereka sesuai dengan daftar yang ada. Satu minggu kemudian pengurus kelompok mendatangi kami kembali dan menyampaikan bahwa beberapa kedai kopi, warung dan rumah makan di desa mereka yang tadi tidak bersedia dipasang spanduk kedai, kini malah menuntut untuk dipasang juga, dan ingin dikatakan ikut serta dalam gerakan pelestarian Hutan CA Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya, mereka tidak mau dikatakan tidak peduli dan malu bila dilihat anggota masyarakat lainnya. Akhirnya kami kembali memproduksi spanduk tersebut sebanyak 30 potong kembali, sehingga seluruhnya berjumlah 70 potong spanduk kedai di 4 desa target. Kami juga terpaksa memproduksi spanduk sebanyak 25 potong lagi untuk desa-desa sekitar desa target, karena pengusaha kedai

69 kopi, warung dan rumah makan di desa tersebut berkeinginan juga untuk berpartisipasi dalam kampanye ini. Terhitung keseluruhan spanduk yang di produksi berjumlah 95 potong dengan tersebar di 7 desa Kecamatan Marancar. Dampak pemasangan spanduk kedai ini adalah, beberapa para cukong kayu dari kota merasa takut dan segan untuk masuk ke desa, terutama dengan melihat foto-foto pengurus kelompok UBSP yang ada di spanduk tersebut. Sebelumnya para cukong kayu atau perambah hutan tersebut mengetahui dimasa lalu, beberapa diantara orang dalam foto-foto (ketua-ketua kelompok) tersebut adalah kaki tangan mereka di desa dalam mengambil kayu di CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya, tetapi kini kaki tangan mereka menjadi pembela dan penjaga hutan di desa mereka. Perkataan para ketua-ketua kelompok yang ex-perambah hutan tersebut mengatakan dimana ada spanduk kami, di situ artinya kekuasaan kami, jadi jangan coba-coba kalian mengambil kayu atau merambah hutan kami lagi, dulu saya memang permbah kayu, tetapi kini saya sadar dan bersama anggota kelompok ini saya akan melawan anda semua, silahkan anda keluar dari desa kami ini demikian beberapa ungkapan salah seorang ketua kelompok yaitu Bapak Attak (Ketua Kelompok UBSP Sugi Jae) yang fotonya terpampang di spanduk kedai terhadap cukong kayu yang dahulu juga sebagai teman dan mitra beliau dalam mencuri kayu dari hutan. Lain halnya dengan ketua kelompok UBSP desa Aek Nabara, Ibu Murni Siregar, di awal berdiri kelompok dan sebelum spanduk kedai mulai dipasang dibeberapa kedai kopi, warung dan rumah makan di desa. Suami Ibu Murni Siregar tersebut merestui apa yang dilakukan Ibu Murni, namun setelah spanduk kedai terpasang dan beberapa anggota masyarakat mulai berbisik-bisik, yaitu itu foto Ibu Murni dalam spanduk,. Suaminya masih juga mencuri kayu di hutan. Akhirnya suami ibu Murni melarang istrinya untuk ikut dalam kelompok UBSP, bahkan beberapa ibu-ibu juga yang tergabung dalam kelompok dipaksa keluar oleh suami mereka. Umumnya mereka beralasan kelompok UBSP sudah tidak sehat lagi, bukan bicara simpan pinjam lagi, tetapi sudah bicara tentang hutan dan melarang mengambil kayu di hutan yang selama ini merupakan pemasukan ekonomi terbesar di keluarga, dan selalu dikatakan para suami tersebut adalah mau makan apa kau dan anak-anak nantinya, ikut-ikutan pulak kau melarang kami ke hutan.. butuh 1 bulan ibu Murni dan ibu-ibu lainnya menjelaskan dengan baik kepada suami mereka, salah satu ungkapan mereka kepada suaminya adalah keuntungan dari mengambil kayu dihutan hanya sesaat pak, dan yang untung hanya kita sekeluarga. Tetapi pernah bapak berpikir kerugian yang kita dapat besok setelah kayu habis, banjir bandang seperti desa tetangga kita itu bapak lihatlah, anaknya pun ikut air bah, bapak taukan hutan mereka habis? Pak di kelompok ku kami belajar juga tentang mengelola kebun dan sawah disamping kami dapat pinjaman modal buat usaha lain pak memang bukan sebentar, ancaman diusir dan bentakan keras sudah menjadikan makanan ibu-ibu itu dalam mempertahankan prinsip dan keyakinan mereka kepada kelompok UBSP yang terbentuk ini. Para ketua kelompok yang fotonya terpampang di spanduk dalam 4-6 bulan kedepannya menjadi pembicaraan positif di tengah-tengah masyarakat, bahkan menjadikan mereka tokoh pergerakan konservasi baru di desa mereka. Para ketua kelompok tersebut menyatakan kepada kami akan kebanggaan mereka memimpin kelompok UBSP dan penyelamatan hutan di desa mereka. Dukungan ini juga datang dari pemerintah

70 kecamatan, terutama Sekretaris Kecamatan Marancar yang secara spontan mengatakan siap bila foto beliau juga dimasukkan dalam kampanye konservasi di Marancar ini. Evaluasi efektifitas media untuk spanduk kedai ini sangat efektif, dengan menampilkan foto-foto ketua-ketua kelompok UBSP di dalam spanduk. Bagi orang-orang yang fotonya terdapat dalam spanduk merasa suka cita, dan menjadi terkenal dikalangan masyarakat petani lainnya. Seketika mereka menjadi selebritis di desa temapt mereka dan desa tetangga lainnya. Hal yang lebih menggembirakan lagi, kami mendapatkan keuntungan yang menampilkan foto-foto mereka tersebut di spanduk, tanpa kami sadari jauh sebelum kampanye ini, bahwa foto-foto yang ditampilkan tersebut awalnya adalah mereka merupakan tokoh-tokoh pelaku perambahan dan pengambilan kayu di hutan. Secara spontan masyarakat petani lainnya terkejut dan para cukong kayu yang kerap datang ke desa menjadi terkejut dengan penampilan mereka di dalam spanduk tersebut. Akhirnya para masyarakat petani lainnya memandang mereka tidak lagi sebagai perambah atau pencuri kayu, tetapi malah mejadi tokoh-tokoh penyelematan hutan di sekitar mereka, bagi cukong kayu, mereka memandang segan dan mengurungi niat mereka untuk emngajak atau meminta kesediaan mereka untuk mengambil kayu-kayu dari hutan mereka. Secara tidak langsung mereka telah meproklamirkan diri mereka yang baru dan menyatakan sikap mereka saat ini sebagai penyelamat hutan sekitar desa mereka. Kegiatan 5 : Bendera/ChainFlag di 4 desa target (Sugi Julu, Sugi Jae, Janji Manaon dan Aek Nabara) tidak lagi menyatakan bahwa kondisi ekonomi merupakan kendala bagi penguatan modal ekonomi masyarakat, dengan keberadaan bendera ini di rumah, kedai kopi, warung dan rumah makan sekitar desa menyatakan bahwa mereka siap untuk berubah bersama kelompok UBSP, merubah ekonomi keluarga untuk lebih baik serta menyelamatkan hutan sebagai bagian dari kehidupan mereka. Bila hutan rusak, maka jaminan tanah perkebunan yang sehat jauh dari harapan, oleh karena Foto 13 Spanduk kedai dengan gambar tokoh dan bendera kecil di Kedai Kopi itu mereka harus senantiasa menjaga hutan sebagai kepentingan hidup mereka dan kelangsungan hidup keanekaragaman hayati, khususnya Orangutan Sumatera di hutan sekitar desa mereka.

71 Bendera ini berukuran 10 x 5 cm meter dan dipasang satu ikat sebanyak 10 bendera. Kami memperoduksi bendera ini sebanyak 1000 bendera yang disebar 10 desa di Kecamatan Marancar, dan dampak dari pemasangan bendera ini merupakan kebanggan bagi pemilik rumah, kedai kopi, warung dan rumah makan bahwa mereka adalah anggota kelompok UBSP dan penggerak kelestarian hutan di desa mereka. Evaluasi efektifitas media bendera kecil ini merupakan runutan dari kegiatan spanduk kedai, pada awalnya pembuatan bendera merupakan alternative dari kehabisan stock spanduk kedai yang banyak diminta oleh para pemilik kedai kopi, warung, dan rumah makan di desa-desa tetangga (diluar 4 desa target) namun akhirnya keberadaan bendera-bendera kecil ini juga mampu menghalangi kehadiran kembali para cukong dan Bandar kayu untuk memasuki desa, yang artinya bila terdapat bendera-bendera kecil di beberapa kedai kopi, warung dan rumah makan pada desa tetangga, berarti jangkaun sang tokoh meliputi desa tersebut, dan jangan coba-coba untuk melakukan transaksi pengambilan kayu dari hutan lagi. Sangat menarik bendera kecil menjadi analogi di tengah-tengah masyarakat 4 desa target dan desa-desa sekitarnya sehingga bendera-bendera kecil ini menjadi pertanda batas wilayah yang tidak boleh diganggu lagi, atau sebagai pertanda desa desa ini telah bersatu dalam gerakan penyelamatan hutan. Kegiatan 6 : Kunjungan ke Sekolah; Pembentukan Kelompok Pencinta Hutan Seperti disebutkan di atas, masyarakat petani lainnya adalah kelompok yang berbeda, sulit diakses dan tersebar di seluruh kawasan Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan. Namun, meskipun mereka tidak mungkin berkumpul, anak-anak mereka berkumpul - di sekolah! Anak-anak juga merupakan kelompok yang mungkin meminta atau mendukung ide "mari kita selamatkan hutan" yang diusulkan oleh orang tua mereka. Menginformasikan anak-anak tentang CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya dan mendorong mereka untuk berbicara kepada orang tua mereka adalah salah satu saluran untuk menyampaikan informasi penting. Selain itu, memperkenalkan anak-anak dengan isu-isu keanekaragaman hayati berkaitan dengan kurikulum sekolah nasional (sains dan ilmu sosial), memberikan alasan agar kunjungan semacam itu disetujui oleh Kepala Sekolah. Akhirnya, anak-anak dan keluarga juga dianggap sebagai "sumber yang terpercaya" oleh masyarakat petani, menurut survei pra-kampanye (50%, survey pra). Dalam pelatihan Pride Universitas Rare (tahap Universitas ke 2) kami belajar mengenai pentingnya membuat presentasi yang mengesankan, khususnya yang melibatkan anak-anak. "Semua persuasi dimulai dengan menangkap perhatian. Tanpa perhatian, persuasi tidak mungkin"-. Doug McKenzie-Mohr and William Smith, Fostering Sustainable Behaviour. Kami juga belajar tentang penggunaan maskot dan kostum. Diputuskan untuk membuat maskot, serta lencana (sebagai petunjuk / ajakan dan imbalan),

72 Kegiatan kunjugan sekolah yang kami lakukan lebih banyak melakukan kegiatan pemutaran film tentang orangutan sumatera, dan pengetahuan tentang manfaat dan fungsi hutan bagi keanekaragaman hayati dan manusia. Kegiatan ini juga memutar presentasi proyek kampanye bangga kepada pelajar SMP dan SMA yang lebih dewasa untuk memahaminya. Kami juga melakukan kerjasama dengan guru disekolah untuk menerapkan kelompok pencinta orangutan sumatera, yang masuk didalam kegiatan Kelompok Pramuka di SMP Negeri 1 Marancar, SMA Al Wal syiah Marancar, dan SMP Negeri 1 Marancar. Kelompok pencinta orangutan sumatera ini merupakan bagian dari satuan kerja pramuka di masing-masing sekolah. Foto 14 Pelajar antusias mengikuti kegiatan Pride di sekolah Terbentuknya Saka Belantara untuk Pramuka SMA Negeri 1 Marancar dan Satuan kerja Hutan Rimba untuk prmuka SMP Negeri 2 dan SMP A; Walsyiah Marancar, mereka kami libatkan dalam acara Ziarah Hutan dan menjadi pioneer-pioner penanaman kembali kawasan hutan yang rusak. Kegiatan ini kalau diteruskan mampu memberikan nilai lebih bagi pengetahuan dan perilaku anak-anak terhadap hutan di sekitar desa mereka, yang selama ini dari mereka kami dapatkan informasi bahwa mereka kenal hutan dan berbagai ragam hewan di dalamnya, tetapi mereka tidak paham apa fungsi dan peran dari masing-masing pohon, tanaman di hutan, serta hewan-hewan yang ada di hutan, khususnya orangutan sumatera itu sendiri.

73 Gambar 4.4 contoh 2 versi pin yang telah diproduksi, pin yang bergambar tangan merupakan pin yang dipergunakan oleh remaja/pemuda yang tergabung dalam pramuka, sedangkan pin gambar desa merupakan yang banyak dipergunakan oleh anggota kelompok UBSP. Lencana/Pin Sementara berfungsi untuk membuat kunjungan sekolah lebih berkesan, mudah diingat, dan pin juga sebagai alat menandakan bahwa orang tersebut turut mendukung pelestarian hutan. Pin juga mengidentifikasikan mereka yang siap berkomitmen kepada kampanye bangga kami ini. Pin ini kami bagikan atau berikan kepada perorangan yang mengikuti aktivitas kampanye bangga kami di Hutan Batang Toru, terutama kepada kelompok-kelompok UBSP, Satuan Kerja Hutan Rimba (SMP) dan Satuan Kerja Ambalan (Saka) Rimbawan (SMA) yang secara bangga memakai lencana/pin ini. Pemakainan ini biasa mereka lakukan atau di pergunakan apabila ada pertemuan-pertemuan desa atau pertemuan-pertemuan resmi lainnya. Sebenarnya pin ini sangat berpengaruh kepada anak-anak yang memakainya, sehingga menimbulkan rasa penasaran bagi anak lain yang belum memiliki pin tersebut. Sehingga menimbulkan rasa penasaran keiinginan tahu dan mendapatkan pin tersebut. Dari laporan para guru yang bekerjasama dengan kami menyatakan bahwa pin ini menjadi bukti kepada anak-anak bahwa dia telah menjadi seorang aktivitis konservasi. Penggunaan lencana/pin ini juga diperuntukkan kepada petani yang menjadi anggota kelompok UBSP, dan kerap juga dipergunakan kepada peserta pelatihan atau workshop yang dilakukan oleh kami. Lencana ini senantiasa dipergunakan oleh anggota kelompok UBSP sebagai identitas keanggotaan kelompok. Tabel 4.8 Jadwal kunjungan sekolah yang telah dilakukan selama periode Pride

74 Nama Sekolah Tanggal Kunjungan Pelajar (SD, SMP, SMA) Pelajar Yang Hadir (Jumlah) Kegiatan SD Neg Poken Arba SMA Neg Marancar SMP Neg Marancar SD Neg Aek Nabara SD Muhammadiyah Batang Toru SD Neg Batang Toru SMA Neg Marancar SMP Neg Marancar 16/9/2009 SD (6-9 thn) 80 orang 5/10/2009 SMA (16-19 thn) 40 orang 6/10/2009 SMP (13-16) 75 orang 2/10/2009 SD (8-11 thn) 40 orang 14/1/2010 SD (6-9 thn) 30 orang 25/1/2010 SD (8-11 thn) 60 orang 6/2/2010 SMA (17-19 thn) 40 orang 20/2/2010 SMP (13-16) 40 orang Pemutaran Film, Mewarnai, dan Membuat Cerita; pembagian pin dan poster Pemutaran Film, Games, dan Diskusi Kelompok; pembagian pin, poster dan t.shirt/kaos Pemutaran Film, Games, dan Diskusi Kelompok; pembagian pin, poster dan t.shirt/kaos Pemutaran Film, Mewarnai, dan Membuat Cerita; pembagian pin dan poster Pemutaran Film, Mewarnai, dan Membuat Cerita; pembagian pin dan poster Pemutaran Film, Mewarnai, dan Membuat Cerita; pembagian pin dan poster Diskusi bersama kelompok Pramuka Pendega; Fungsi dan Peran Dasa Darma terhadap Lingkungan dan Konservasi; pembagian kaos/t.shirt Diskusi bersama kelompok Pramuka Pendega; Fungsi dan Peran Dasa Darma terhadap Lingkungan dan Konservasi; pembagian kaos/t.shirt SMP Neg Marancar SMA Neg Marancar Kegiatan 7: Kaos/T.Shirt 8/5/2010 SMP (13-16) 40 orang 29/5/2010 SMA (16-17 Thn) 40 orang Pembentukkan Kelompok Kerja Hutan dan Rimba bagi Penggalang Rakit Pembentukkan Ambalan Hutan; Dewan Kerja Ambalan (Kelompok Kerja Konservasi)

75 Untuk memperkenalkan mascot kepada pemandu desa, staff lapangan, masyarakat petani dan anak-anak sekolah, kaos/t.shirt juga dipergunakan sebagai petunjuk untuk mengingatkan mereka akan pentingnya menyelamatkan hutan dan orangutan sumatera. Disamping itu pemakaian mascot, nama lembaga merupakan pengingat bagi masyarakat petani lainnya akan gerakan konservasi di desa mereka, Pada dasarnya kami ingin: a. Menjadi bangga terhadap hutan dan satwa Orangutan Sumatera di sekitar mereka b. Memupuk solidaritas untuk bersama-sama menyelamatkan hutan dan Orangutan Sumatera Foto 15 contoh kemeja/t-shirt yang telah diproduksi Kegiatan 8: Mug/Gelas dan Payung Sama halnya dengan lencana/pin dan kaos/t.shirt, mug/gelas dan payung sebagai pemandu bagi semua orang untuk mengingat dan petunjuk akan pentingnya menyelamatkan CA Dolok Sibulabuali dan SA Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan. Peruntukan mug/gelas dan payung ini juga dipakai dalam acara-acara kunjungan sekolah, audiensi dengan pemerintah dan lembaga terkait dengan pelestarian hutan dan satwa orangutan sumatera.

76 Foto 16 Contoh mug dan payung yang telah diproduksi T.Shirt dibagikan kepada anggota kelompok UBSP sebagai tanda kebanggaan mereka setelah melakukan pendidikan-pendidikan tentang UBSP dan Konservasi, sedangkan paying dan mug kami bagikan kepada anggota kelompok yang mampu menjawab pertanyaan kami atau beberapa tokoh-tokoh masyarakat yang kami undang dalam pertemuan-pertemuan kelompok UBSP. T.Shirt menjadi kebangga bagi anggota kelompok ditengah-tengah masyarakat lainnya, memakai t.shirt ditengah-tengah masyarakat lainnya menjadi pembuktian kepada yang lain kalau dia mendukung dan menjalankan penyelamatan hutan di desa mereka ini. Sangat berat melakukan pencetakan media-media kampanye ini, disamping belum ketersediaan sumberdaya manusia yang tepat, beberapa kali kami mengalami kendala dalam pencetakan t.shirt, jauh sebelum dilakukan pencetakan kami telah melihat film yang akan digunakan vendor, setelah kami evaluasi, maka film tersebut disepakati untuk ditindak lajuti, namun apa yang terjadi hasil yang diharapkan tidak sebagaimana diharapkan sebelumnya, dan vendor juga sering telat dalam masalah waktu. Sehingga penerapan media kampanye ini sering mengulur waktu dan mengganggu jadwal lainnya. Berdasarkan pengalaman ini, kami tidak akan berupaya mencari vendor yang benar-benar banyak orderannya atau vendor yang baru mucul, namun keberadaan vendor yang kredibel dan professional yang sangat dibutuhkan dalam memperoduksi alat-alat kampanye ini.

77 Sasaran Perubahan Perilaku Tabel 4.9 Rantai hasil dan sasaran SMART untuk perubahan perilaku dari khalayak primer Sasaran SMART 1 Sasaran SMART 2 Para Petani: Perubahan Perilaku Rantai hasil? Pada Akhir Juni 2010, 50% Petani di 4 desa (aek nabara, janji manaon, sugi julu, sugi jae) dapat melakukan sendiri maupun perkelompok cara mengelola keuangan yang baik, pelaporan, melalui mekanisme Credit Union. (meningkat dari 35%) Pada akhir Juni 2010, anggota CU 4 desa target disekitar CA.Dolok Sibualbuali (aek nabara dan janji manaon) dan SA Dolok Lubuk Raya (sugi julu dan sugi jae) di Kawasan Hutan Batang Toru akan berjumlah 125 orang sebagai anggota CU dan dapat merasakan manfaat dari CU dalam hal mengakses modal dan menjalankan usaha-usaha produktif yang berkesinambungan. Kegiatan 1 : Poster seri ke-2 Alasan untuk kegiatan : Poster berfungsi sebagai ajakan visual. Relatif murah untuk diproduksi dan karena pemasangannya yang sederhana, poster dapat ditempatkan di kedai kopi, warung, rumah makan di desa dan tempat-tempat lain yang mungkin dikunjungi oleh khalayak sasaran. Di sini poster berfungsi untuk mengingatkan individu-individu tentang tindakan yang diperlukan dan untuk menekankan kembali manfaatmanfaat melakukannya, yaitu meminta orang-orang untuk dapat melakukan sendiri maupun perkelompok cara mengelola keuangan yang baik, pelaporan, melalui mekanisme Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU). Tidak jauh berbeda dengan pertama sekali melakukan pembuatan poster pertama terdahulu, namun pembuatan poster kedua ini lebih menekankan kehadiran aparat pemerintah dalam gerakan pelestarian hutan di Marancar. Keterlibatan Sekreatris kecamatan, merupakan hal baru bagi kami, beliau secara sukarela foto beliau di pasang dalam poster, da hal yang menjadi tantangan pada saat poster ini dikeluarkan adalah bersamaan dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun kehadiran foto tokoh aparat pemerintah kecamatan tersebut menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat dan menjadi menarik bagi warga kecamatan marancar yang sudah bosan melihat dan memadang poster-poster kampanye para kandidat Bupati dan Wakil Bupati yang bertebaran di pelosok desa. Poster ini mengajak masyarakat petani di seluruh Kecamatan Marancar (CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya) untuk mengikuti jejak 4 desa (Aek Nabara, Janji Manaon, Sugi Jae dan Sugi Julu) yang telah memiliki Kelompok UBSP dan telah merasakan manfaat dari kelompok dalam mengakses modal usaha dan melestarikan hutan sekitar mereka dengan baik.

78 Poster ini menonjolkan seorang anggota kelompok UBSP yang sedang menghitung uang, dan foto pejabat pemerintah Kecamatan (Sekretaris Kecamatan) Marancar yang mendukung sepenuhnya kegiatan kelompok UBSP dengan kegiatan konservasinya. Secara khusus untuk mendorong orang bergabung dalam kelompok UBSP dan ikut serta dalam program pelestarian hutan sebagai habitat Orangutan Sumatera. Pada pertengahan Mei 2010, kami telah memiliki beberapa rancangan yang siap untuk uji-coba. Meskipun idealnya adalah membentuk dua kelompok fokus masyarakat petani lainnya untuk menguji materi-materi ini, kerangka waktu dan kendala anggaran proyek hanya memungkinkan untuk melakukan satu kali uji-coba. Kami menggunakan kesempatan ini untuk menguji daya tarik, pemahaman, penerimaan, persuasi serta untuk membandingkan kecenderungan pilihan khalayak sasaran dalam kaitannya dengan dua konsep yang ditunjukkan di bawah ini. Diskusi kelompok terfokus yang berlangsung 45 menit terdiri sembilan identifikasi-diri masyarakat petani lainnya berusia antara 22 dan 48 tahun. Para peserta merupakan pengunjung kedai kopi di Ibu Kota Kecamatan Marancar (Pasar Marancar). Pertemuan diadakan di Kedai Kopi Gabean, Poken Arba. Kepada para peserta, ditawarkan sejumlah makanan dan minuman sebagai bentuk apresiasi atas waktu mereka. Tujuan dari uji-coba adalah untuk menentukan mana dari poster dan slogan yang harus digunakan dalam kampanye. Sebelum diskusi, pewawancara (Staff Lapangan Yayasan Pekat) menjelaskan studi dan prosedur-prosedurnya. Pewawancara menunjukkan kepada para responden sebuah poster dan menanyakan sejumlah pertanyaan. Kemudian pewawancara meminta responden untuk mengkritisi poster dan memilih yang mereka suka. Pewawancara (moderator) mengakhiri diskusi dengan meminta responden untuk memilih slogan terbaik yang dianggap menyuarakan poster tersebut, dan akan dianggap sebagai pasangan "terbaik" untuk poster yang dipilih. Gambar 4.5 Poster seri 2 berjudul Rap Ma Hita Manjago Harangan Ta Dohot UBSP.

79 Salinan Teks: Mandiri tanpa Marusak, Rap ma hita sude mangatasi masalah on. Rap Ma Hita Manjago Harangan Ta Dohot Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU). Slogan-slogan Kampanye: Mandiri Tanpa Marusak Kegiatan 2 : Kalender Alasan untuk kegiatan : kalender berfungsi sebagai ajakan kepada masyarakat petani dan anggota kelompok UBSP untuk tetap konsisten dengan tujuan bersama menyelamatkan kawasan hutan di CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di Hutan Batang Toru di Kabupaten Tapanuli Selatan, serta menyelamatkan hutan sebagai habitat dari Orangutan Sumatera. Kemudian kalender ini akan dipasang oleh masyarakat petani di dalam rumah mereka selama satu tahun, sebab kalender ini bermanfaat bagi mereka. Distribusi kalender selain dengan masyarakat petani dan anggota kelompok UBSP, juga di berikan kepada kantor-kantor pemerintah desa, kecamatan, kantor dinas, dan lainnya di Kabupaten Tapanuli Selatan. Kalender ini diproduksi sebanyak 500 eksemplar. Gambar 4.6 Kalender Kalender ini sangat disenangi oleh masyarakat petani terutama bagi orang-orang yang fotonya terdapat dalam kalender, bahkan mereka sendiri menyebarkan kepada kerabat saudara yang berada di desa-desa tetangga untuk di pasang dalam rumah masing-masing. Sementara dalam kalender terdapat pesan-pesan yang ingin kami sampaikan, dan alamat ketua-ketua kelompok yang senatiasa untuk diminta informasi tentang kelompok UBSP dan penyelamatan Hutan.

80 Kegiatan 3 : Sticker Alasan untuk kegiatan : Setelah kunjungan pemantauan lapangan kami pada Januari 2010, dan peninjauan kembali dari pengeluaran dana inti, diputuskan untuk memproduksi materi bahan sticker. Alasan untuk melakukannya adalah : pertama, banyak orang telah memintanya dan bertanya-tanya mengapa tidak ada stiker; kedua, mengakui bahwa stiker mungkin berfungsi sebagai ajakan yang kuat; dan ketiga, stiker bisa berfungsi sebagai hadiah bagi orang-orang ikut masuk menjadi anggota kelompok UBSP. Stiker juga sederhana, dan jika diproduksi dalam jumlah besar serta ditempelkan oleh khalayak target pada berbagai media termasuk kendaraan, akan menjadikan pesan kampanye terlihat secara luas. Gambar 4.7 Stiker berjudul : Mandiri Tanpa Marusak Kami memberikan ijin untuk membebankan produksi stiker ini pada dana inti dan pada bulan Februari 2010, kami merancang dan memproduksi stiker dan 100 payung Stiker dibagi-bagikan selama periode pembukaan kelompok UBSP dan penyelenggaraan Ziarah Hutan dalam acara memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diberikan oleh Pemandu Desa kepada siapa pun yang hadir dalam acara tersebut, semuanya sudah didistribusikan dan segera terlihat pada sepeda motor di desa-desa dan kota-kota sekitarnya. Menariknya, sebagian stiker juga bisa dilihat pada kedai rumah makan, sisi-sisi rumah dan bahkan pada tiang-tiang lampu.. Stiker dapat digunakan untuk memperkuat perubahan tingkah laku dalam tahap pra kontempelasi dan tahap pemeliharaan, hal ini membangkitkan rasa ingin tahu masyarakat petani lainnya, serta mengingatkan kepada masyarakat lainnya tentang pesan-pesan kunci Mandiri Tanpa Marusak.

81 5. HASIL KAMPANYE Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu: Mengukur paparan terhadap kegiatan-kegiatan kampanye Pride di kalangan segmen khalayak sasaran utama kampanye, yaitu: Petani Perambah yang bertempat tinggal sekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan. Untuk mengukur tingkat capaian setiap sasaran SMART kami di setiap titik sepanjang Teori Perubahan Kampanye Pride. Untuk mengukur pencapaian tujuan membuat Petani Perambah menjadi sadar bahwa rusaknya kawasan hutan diakibatkan pembukaan untuk usaha kebun dapat mengakibatkan ancaman bagi lingkungan dan ekonomi keluarga Untuk menilai adopsi dan kepatuhan oleh petani yang telah mengambil langka-langkah untuk melestarikan hutan mereka dengan mengembangkan kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU). Mengukur kemajuan yang dilakukan dalam menyatakan bahwa kelompok usaha ekonomi akan memberikan manfaat dalam mengarahkan pengelolaan hutan dan lahan pertanian.

82 5.1. Metode Survei Pra dan Pasca Kampanye Yayasan Pekat melakukan dua survei kuantitatif di desa sekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan. Sebuah survei pra-kampanye dilakukan pada bulan Juni 2009 untuk menetapkan dasar bagi sasaran-sasaran SMART kampanye Pride yang terkait dengan komponen Pengetahuan-Sikap-Perilaku/Praktek = PSP (Knowledge-Attitude-Practice = KAP) Teori Perubahan Kampanye Pride. Yang kedua, survei pasca kampanye, dilakukan pada akhir masa satu tahun kegiatan-kegiatan kampanye yang dilaksanakan pada Juni 2010 untuk mengukur perubahan dalam variabel-variabel Pengetahuan-Sikap-Perilaku untuk menilai tingkat capaian sasaran-sasaran SMART. Kedua survei mengumpulkan data sosio-ekonomi dan demografi dasar (baseline) tentang responden (yang disebut variabel-variable independen) dan pertanyaan-pertanyaan survei yang mengukur Pengetahuan-Sikap-Perilaku yang disebut dengan variabel-variabel dependen. Survei prakampanye sebagai basis, juga memberikan informasi tentang sumber-sumber informasi lingkungan yang dipercaya oleh khalayak-khalayak sasaran, penggunaan media seperti radio dan surat kabar oleh mereka, program-program media pilihan mereka, dan halangan-halangan untuk perubahan perilaku; ini digunakan untuk mendesain kegiatan-kegiatan dan pesan-pesan kampanye Pride. Temuan-temuan ini dilaporkan dalam Rencana Proyek (Efrizal Adil, 2009). Survei pasca-kampanye juga termasuk pertanyaan-pertanyaan baru yang didesain untuk mengukur paparan kegiatan-kegiatan kampanye. Tiga segmen khalayak sasaran kampanye merupakan sub-sub kelompok untuk dianalisa dalam survey, meliputi: (1) Petani perambah yang membuka hutan untuk lahan usaha kebun di 4 desa target (Sugi Julu, Sugi Jae, Aek Nabara dan Janji Manaon) (2) masyarakat petani penduduk dewasa umum. Surveysample.com digunakan untuk memilih ukuran sampel untuk setiap sub kelompok berdasarkan pada: 1) ukuran populasi mereka, 2) tingkat batas dasar yang diharapkan untuk pertanyaan-pertanyaan utama dalam survei, 3) jumlah perubahan yang kami harapkan dicapai dalam variabel-variabel tersebut, dan 4) kami menggunakan tingkat interval kepercayaan yang secara luas diterima pada 0,05 dan tingkat kepercayaan pada 0,9554. Dengan menggunakan hasil suveysample.com, kami melakukan survey ini. Dan desa yang menjadi target survey adalah desa Aek Nabara, Janji Manaon, Pasar Marancar yang ketiganya berada di kawasan CA. Dolok Sibualbuali dan desa Sugi Jae, Sudi Tongah, Sugi Julu yang berada di

83 SA. Dolok Lubuk Raya. Ke 6 desa ini keseluruhanya berada dalam daerah administrasi Kecamatan Marancar, kabupaten Tapanuli Selatan di Sumatera Utara. Dari ke 6 desa tersebut diperoleh responden yang diwawancarai adalah 347orang. Sebagai desa pembanding adalah desa Batu Sail, Bulu Mario, Padang Sedempuan timur dan Padang Sidempuan Barat yang terletak di luar kawasan Dolok Lubuk Raya dan Dolok Sibualbuali. Jumlah total responden yang diwawancarai adalah 267 orang Kuesioner survei ini dirancang dan dianalisis menggunakan piranti lunak Apian s SurveyPro. Kuesionernya dikembangkan setelah khalayak sasaran diidentifikasi dan ancaman-ancaman penting yang ditangani oleh kampanye dan tujuan umum untuk kampanye sudah ditetapkan. Survei ini mengumpulkan informasi tentang tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap lingkungan CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan pada umumnya dan secara khusus ancaman-ancaman yang dihadapinya; tentang pilihan media, keinginan untuk mengubah perilaku, (manfaat dan hambatan) dan sumber-sumber informasi yang dipercaya. Kuesioner yang digunakan dalam survei pra dan pasca kampanye sama persis kecuali beberapa pertanyaan. Kuesioner ini meliputi pertanyaan-pertanyaan tertutup dan terbuka dan pertanyaan-pertanyaan langsung dan tidak langsung. Salinan lengkap kuesioner survei yang digunakan dalam survei pasca-kampanye dapat dilihat dalam Lampiran A. Pewawancara dilatih untuk mengelola kuesioner dalam sebuah lokakarya satu hari yang selenggarakan oleh saya sendiri (Efrizal Adil) dengan bantuan dari Kelompok UBSP di 4 desa target, Pelatihan Enumorator ini sama seperti halnya ketiga kami melakukan pelatihan di awal sebelum proyek kampanye bangga ini dijalankan. Pelatihan ini kami laksanakan di salah satu ruang kelas Sekolah Dasar di Poken Arba, materi pelatihan ini selain tata cara melakukan survey, juga kami memberikan tambahan tentang peran pewancara di masyarakat, dan setiap pewawancara melewati setidaknya satu tes pra wawancara di bawah bimbingan salah satu pengawas sebagai bagian pelatihan mereka. Para pewawancara memiliki latar belakang sebagai guru, dan mahasiswa semester akhir di pedesaan, dan petani. Hampir semua pewawancara, kecuali tiga orang, mengerjakan survei pra maupun pasca kampanye. Pertanyaan-pertanyaan dibacakan dengan jelas oleh pewawancara kepada responden, dalam bahasa daerah batak angkola, dan jawaban-jawaban yang diberikan direkam dan dicatat dalam lembar survei oleh pewawancara. Survei diperiksa dengan cermat sebelum mewawancarai orang berikutnya. Setiap pewawancara diawasi oleh staff lapangan Yayasan Pekat yang terlatih untuk memastikan bahwa metodologi / protokol survei-nya diikuti dan kuesioner-kuesionernya diisi dengan benar. Tabel 5.1.Daftar jumlah responden di setiap desa target pada survey pra dan paska

84 Desa Jumlah Penduduk Dewasa Ukuran Sample Pra Kampanye Jumlah Pewancara Pra Kampanye Ukuran Sample Pasca Kampanye Jumlah Pewancara Pasca Kampanye Aek Nabara Janji Manaon Pasar Marancar Sugi Jae Sugi Tongah Sugi Julu Bulu Mario Batu Sail Padang Sidempuan Timur Padang Sidempuan Barat Total Jumlah Sampel untuk desa target meliputi : Desa Aek Nabara, Janji Manaon, Sugi Jae dan Sugi Julu. Sedangkan untuk desa pembanding adalah : Pasar Marancar, Sugi Tongah, Bulu Mario, Batu Sail, Padang Sidempuan Timur dan Padang Sidempuan Barat Hasil Survei Pra dan Paska Kampanye Data dari kuesioner yang dikumpulkan selama survei paska kampanye yang dimasukkan ke dalam berkas data SurveiPro yang berisi data survei pra kampanye. Ringkasan hasil dari survei pra kampanye disajikan dalam Rencana Proyek. Hasil yang disajikan di sini hanyalah yang terkait dengan penjajakan pengaruh kampanye Pride. Karakteristik responden yang disurvei pada desa target pada survei pra dan paska kampanye dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut Tabel 5.2. Karakteristik Responden di Desa Target

85 Pra Kampanye Pasca Kampanye Variabel Pilihan Jawaban Petani (N=?) GA 6 (N=?) Total (N=?) Petani (N=?) GA (N=?) Total (N=?) Hasil X 2 Nama Desa Aek Nabara Janji Manaon Sugi Julu Sugi Jae Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Pekerjaan Pendidikan formal Petani Menggarap Lahan Sendiri Petani Menggarap Lahan Orang Lain Pengusaha Gula Aren Pengumpul Kayu Bakar Tidak Bekerja Pengusaha Pemilik Warung Kopi Ibu Rumah Tangga SD Tidak tamat SD GA: General Adult Respondent

86 SMP SMA Tidak sekolah Akademi/ Perguruan Tinggi Lain-lain

87 5.3. Analisa Menetapkan Dasar dan mengukur Tingkat Pengetahuan untuk Khalayak Primer Tabel 5.3 Capaian Sasaran SMART 1 Pengetahuan Sasaran SMART 1 Pada akhir Juni 2010, 35% Petani di 4 desa target sekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA. Dolok Lubuk Raya (Aek Nabara, Janji Manaon, Sugi Julu dan Sugi Jae) paham bahwa membuka hutan untuk lahan pertanian/perkebunan dapat mengakibatkan dampak berkurangnya kesuburan tanah (meningkat dari 19% pada urvey pra-proyek) Q.52. Menurut pengetahuan Bapak/Ibu/Saudara(i) apa saja dampak yang mungkin ditimbulkan jika hutan rusak? (boleh lebih dari 1 jawaban) Survei Pasca - Kawasan Kampanye (N=?) Survei Awal - Kawasan Kampanye (N=?) Air berkurang 98.0%; %; 139 Periode Survey: Perubahan (pp) Persentase capaian sasaran SMART (%) Kesuburan tanah menurun 43.0%; %; Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat 36.2%; %; 13 Rugi dari segi pemanfaatan hasil hutan 21.5%; %; 10 Tidak tahu 0.7%; 1 0.7%; 1 banjir dan longsor 0.7%; 1 0.7%; 1 longsor 36.9%; %; 54 Totals *; * *; * Freq Error* 2.3% 1.4% ChiSq Significance Yes at 99.0%* Yes at 99.0%*

88 Responden di 4 desa target proyek menyatakan pada awal survei bahwa paham membuka hutan itu untuk lahan pertanian atau perkebunan dapat mengakibatkan dampak akan berkurangnya kesuburan tanah sebesar 19,3 % dan di pasca survei sebesar 43%, ternyata terjadi perubahan 24 pp atau pencapaian sasaran SMART sebesar 150% pada tahap perubahan pengetahuan ini. Hal ini juga dapat dilihat dari kenaikan jawaban responden seperti hilangnya sejumlah matapencaharian masyarakat, kemudian rugi dari segi pemanfaatan hasil hutan kedua jawababan ini naik diatas 20%. Diduga meningkatnya pengetahuan petani terhadap dampak membuka hutan terhadap menurunnya kesuburan tanah dipicu melalui diskusi kelompok menggunakan radio yang mengungkapkan pendapat ahli tentang bagaimana memperbaiki lahan kebun yang dimulai dengan menanam tanaman kacang sebagai pupuk hijau untuk mengembalikan kesuburan tanah. Selanjutnya, ahli yang mengajak petani untuk berpikir tentang keluarga mereka untuk bertahan hidup, mengingatkan pada mereka bahwa anak-anak mereka akan menggunakan hamparan tanah yang ada sekarang ini untuk menghidupi anak-anak mereka pada tahun-tahun mendatang.kemudian menyampaikan bahwa ancaman kekeringan bila tidak segera melakukan konservasi air. Sebenarnya persoalan ini telah diungkapan petani sebelum dipaparkan oleh ahli. Dan oleh staff lapangan dilakukan belajar lapangan bersama dengan melakukan belajar mengamati tanah secara langsung. Tabel 5.4 Capaian Sasaran SMART 2 Pengetahuan Sasaran SMART 2 Pada akhir Juni 2010, 40% petani di 4 desa target meningkat pengetahuanya tentang status kawasan Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya (meningkat dari 22% pada survey pra-proyek) Q. 49 Menurut pengetahuan Anda, apakah status hukum dari kawasan Dolok Sibual-buali? Periode Survey: Survei Pasca - Kawasan Kampanye (N=?) Survei Awal - Kawasan Kampanye (N=?) Perubahan (pp) Persentase capaian sasaran SMART hutan negara 0.0%; 0 5.7%; 8 cagar alam 97.3%; %; hutan adat 0.0%; 0 2.9%; 4 hutan lindung 0.0%; %; 92 Hutan Konservasi 2.7%; 4 2.9%; 4 Totals 100.0%; %; 140 Freq Error* 2.6% 8.0% ChiSq Significance Yes at 99.0%* Yes at 99.0%*

89 Pada tahapan perubahan pengetahuan ini responden di 4 desa target menjawab pertanyaan tentang status hukum kawasan hutan Dolok Sibualbuali dan sementara dalam sasaran SMART ditargetkan terjadi peningkatan tentang pengetahuan terhadap status kawasan hutan. Pada saat survey awal diperoleh 22,1% pernyataan responden (N=?) bahwa status hutan adalah Cagar Alam, kemudian pada survey Pasca terjadi peningkaan menjadi 97,3% responden (N=?) yang menyatakan status hukum Dolok Sibualbuali adalah Cagar Alam. Tampak bahwa terjadi perubahan cukup tinggi sebesar 75 pp atau pencapaian sasaran SMART sebesar 416,7% pada tingkat perubahan pengetahuan masyarakat petani di 4 desa target. Pada periode Pride ini, tidak ada kelompok atau media lain yang mempromosikan pesan mengenai status kawasan konservasi Dolok Sibual-buali pada khalayak target yang sama, selain daripada yang dilakukan oleh kami dari Pekat. Oleh karena itu, sangat besar kemungkinannya bahwa peningkatan pengetahuan masyarakat petani tentang status kawasan ini terbantu dengan diproduksinya lembar fakta, poster, dan stiker yang didistribusi kepada kelompok UBSP dan masyarakat petani lainnya, serta lembar fakta yang ditempelkan di kedai kopi, papan pengumuman desa dan lainnya, juga percakapan ILM radio yang setiap sebelum diskusi kelompok diperdengarkan bersama dan diskusi kelompok yang menyertainya. Tabel 5.5 Capaian Sasaran SMART 3 Pengetahuan Sasaran SMART 3 Pada akhir Juni 2010, 30% Petani di 4 desa utama miningkat pengetahuannya tentang defenisi Credit union (meningkat dari dari 0% pada survei pra-proyek) Q 48. Menurut Anda, apakah pengertian "CREDIT UNION" (dengan singkat) (pertanyaan terbuka) Periode Survey: Survei Pasca - Kawasan Kampanye (N=?) Survei Awal - Kawasan Kampanye (N=?) Perubahan (pp) Capaian sasaran SMART Bekerjasama untuk memperoleh kemakmuran dan lingkungan hutan 13.4%; %; 0 terpelihara Belum pernah buat pelatihan masalah Credit Union 0.0%; 0 0.0%; 0 Bisa mendapatkan modal dan belajar 15.4%; %; 0 Usaha Bersama dan menjaga kondisi hutan 16.1%; %; 0 Usaha Bersama Simpan Pinjam 41.6%; %; usaha simpan pinjam 7.4%; %; 2

90 usaha simpan pinjam kelompok masyarakat 1.3%; 2 0.0%; 0 Usaha simpan pinjam kelompok tani 4.7%; 7 0.0%; 0 Totals *; * *; * Freq Error* 8.10% 54.40% Berkaitan tentang pengetahuan masyarakat petani di 4 desa target terhadap defenisi Credit Union atau Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP) pada awal survey tidak ada responden yang bisa menjawab pertanyaan ini ( 0%,, N=?). Namun demikian, setelah 12 bulan proyek ini berjalan dan berinteraksi dengan masyarakat petani di desa maka pada survey pasca diperoleh data sebesar 41,6%, terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 41% atau 136,7% point dari survey awal. Selain itu, bisa dilihat pada tabel di atas beragam variasi jawaban yang menjelaskan pengertian dari credit union, yang tidak muncul pada survey pra pada tahun Mengingat, dalam 2 tahun terakhir, hanya Pekat yang mempromosikan mengenai hal ini, maka dapat diduga bahwa peningkatan pengetahuan ini terjadi karena adanya penyampaian pesan kampanye melalui. ILM di radio yang berjalan secara terus menerus, kemudian didukung dengan poster, Lembar Fakta, spanduk kedai, dan pertemuan kelompok yang dilakukan setiap bulannya. Tabel 5.6 Capaian Sasaran SMART 4 Pengetahuan Sasaran SMART 4 Pada akhir Juni 2010, 15% petani di 4 desa target dapat menyebutkan paling tidak 2 manfaat dari UBSP/CU (meningkat dari 0% pada survey pra-survey) Q.101 Sebutkan 2 manfaat dari adanya program kelompok usaha credit union terhadap hutan dan desa anda? Survei Pasca - Kawasan Kampanye (N=?) Survei Awal - Kawasan Kampanye(N=?) Periode Survey: Perubahan (pp) Capaian sasasaran SMART Adanya pelatihan-pelatihan pertanian yang baru,menjadi sumber aspirasi bagi petani untuk menyampaikan pengolahan pertanian yang baru dan 4.2%; 5 0.0%; 0 benar. Hutan terjaga Ekonomi lumayan 8.5%; %; 0 memperoleh modal usaha dan bertambah 78.0%; %;

91 pengetahuan Mudah mendapatkan modal usaha dan bisa menabung 7.6%; 9 0.0%; 0 Pertanian dan diskusi kelompok sering dilaksanakan,(fgd),untuk peningkatan ekonomi 1.7%; 2 0.0%; 0 masyarakat. tidak tahu 0.0%; %; 3 Totals 100.0%; %; 3 Freq Error* 7.60% 0.00% ChiSq Significance Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Pengetahuan masyarakat petani 4 desa target di awal survey terhadap manfaat dari UBSP/CU berkisar 0% umumnya masyarakat petani di 4 desa target tidak memahami manfaat dari UBSP/CU, sehingga seluruh responden menjawab tidak tahu. Pada survey pasca diperoleh 78% responden masyarakat petani di 4 desa menyatakan manfaat dari UBSP/CU yaitu untuk memperoleh modal usaha dan bertambahnya pengetahuan, kemudian terbanyak kedua menjawab hutan terjaga ekonomi lumayan. Selain itu terlihat bahwa jumlah variasi jawaban dari kelompok responden ini juga lebih bervariasi. Dengan hanya kami yang bekerja di 4 desa ini dengan strategi penyingkiran halangan yang terkait usaha simpan pinjam, bisa diyakinkan bahwa perubahan pengetahuan ini disebabkan responden mendapatkan informasi yang disampaikan dalam bentuk ILM Radio, Poster, Diskusi Kelompok, Pertemuan, dan lembar fakta yang ditempelkan pada papan informasi desa. Dan tidak tertutup kemungkinan adanya informasi dari mulut ke mulut sesama anggota kelompok dan anggota masyarakat lainnya.

92 Tabel 5.7 Capaian Sasaran SMART 5 Pengetahuan Sasaran SMART 5 Pada Akhir Juni 2010, 35% Petani di 4 desa target tahu bahwa pengelolaan keuangan oleh kelompok usaha petani sudah berjalan dengan baik (meningkat dari sebelumnya 14%) Q Apakah kelompok usaha petani di desa mampu mengelola keuangan kelompok secara baik? Survei Pasca - Kawasan Kampanye (N=?) Periode Survey: Survei Awal - Kawasan Kampanye (N=?) Perubahan (pp) Capaian sasaran SMART Tahu 14.8%; %; Tidak tahu 50.3%; %; 71 Tidak yakin 34.9%; %; 49 Totals 100.0%; %; 140 Freq Error* 8.20% 8.50% ChiSq Significance Under 50%* Under 50%* Responden dari 4 desa target di survey awal memberikan pendapat terhadap pengetahuan mereka terhadap kelompok usaha petani yang sudah berjalan dengan baik dan mampu mengelola keuangan adalah 14,3%, sedangkan pada survey pasca responden menjawab 14,8%, maka perubahan hanya terjadi 0,5 pp atau pencapaian sasaran SMART sebesar 2,4%. Hal ini disebabkan tingkat kepercayaan sesama anggota masih sangat kurang baik, dan tampaknya terdapat kekhawatiran terhadap penyelewengan fungsi dan jabatan masih sangat rawan diantara anggota. Namun begitu dari hasil survey terbanyak sebenarnya adalah jawaban tidak tahu dari responden, yang berarti tingkat keragu-raguan masih ada diantara pengurus dan anggota kelompok. Dalam rencana tindak lanjut, hal ini penting untuk menjadi perhatian dan perlu dirancang strategi pendekatan yang dapat meningkatkan kepercayaan antar sesama anggota kelompok mengenai pengelolaan keuangan. Jika tidak ditangani secara strategis, maka keberlanjutan usaha simpan pinjam akan sangat rentan untuk mengalami kemunduruan. Hal ini menjadi tantangan dan merupakan pekerjaan yang membutuhkan waktu lebih panjang untuk menumbuhkan saling mempercayakan sesama anggota kelompok.

93 Tabel 5.8 Capaian Sasaran SMART 6 Pengetahuan Sasaran SMART 6 Pada akhir Juni 2010, 25% petani di 4 desa target menyatakan bahwa kelompok usaha ekonomi akan memberikan manfaat dalam mengarahkan pengelolaan hutan dan lahan pertanian (meningkat dari 0% pada survey pra-proyek) Q.90. Dalam 1 bulan terakhir, kepada siapa Anda berbicara mengenai pembentukan kelompok usaha credit union sebagai cara pemanfaatan lahan/lokasi pertanian/perkebunan yang terbatas sehingga mampu memberikan Survei Pasca - Kawasan Kampanye (N=?) Survei Awal - Kawasan Kampanye (N=?) Periode Survey: Perubahan (pp) Capaian sasaran SMART Berbicara dengan kepada desa % 0 0.0% Berbicara dengan aparat hukum/polisi 5 3.4% 0 0.0% Berbicara dengan hatobangun % 0 0.0% Berbicara dengan sesama anggota masyarakat % 0 0.0% Belum pernah berbicara dengan orang lain (lanjut ke No. 45) % % -67 Totals % % Freq Error* 8.20% 0.00% Responden petani di 4 desa target pada survey awal 0% (N=?) yang menyatakan pernah membicarakannya dengan sesama anggota tentang kelompok usaha ekonomi memberikan manfaat dalam mengarahkan pengelolaan hutan dan lahan pertanian. Survey awal memperlihatkan data bahwa 100% responden petani (N=?) di 4 desa target belum pernah berbicara dengan orang lain. Selanjutnya pada survey pasca diperoleh 45,6% responden yang mengatakan berbicara dengan sesama anggota masyarakat (perubahan 45 pp, capaian sasaran SMART 180%, N=?). Masih ada responden yang belum pernah berbicara dengan orang lain (32,9%, N=?) namun terjadi penurunan yang cukup besar dalam hal ini (turun 67 pp).

94 Menempatkan Responden pada Tahapan Perubahan Sikap dan Komunikasi Interpersonal Tabel 5.9 Capaian Sasaran SMART 1 Sikap Sasaran SMART 1 Pada akhir Juni 2010, 68% petani di 4 desa target menyatakan manfaat pengorganisasian modal ekonomi secara berkelompok adalah dapat meningkatkan perekonomian desa dan dimanfaatkan oleh warga lainnya (semula 53% yang tahu manfaatnya) Q.99. (50) Sebutkan dua (2) manfaat pengorganisasian modal ekonomi di tingkat masyarakat desa Periode Survey Survei Pasca - Kawasan Kampanye Survei Awal - Kawasan Kampanye Dapat dimanfaatkan warga desa 22.1%; %; 23 Dapat meningkatkan perekonomian desa dan dapat dimanfaatkan warga 48.1%; %; 50 Menambah income keluarga 7.7%; 8 7.4%; 7 modal desa dapat digunakan sesuai kebutuhan 10.6%; %; 9 masyarakat lebih terarah dalam pengelolaan lahan pertanian 1.0%; 1 0.0%; 0 Pembinaan,Pelatihan Ketrampilan, 2.9%; 3 0.0%; 0 Pembinaan,Pelatihan Ketrampilan,modal untuk berusaha. 2.9%; 3 0.0%; 0 terhindar dari rentenir 1.9%; 2 2.1%; 2 tidak tahu 2.9%; 3 3.2%; 3 Totals 100.0%; %; 94 Freq Error* 9.8% 10.3% ChiSq Significance Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Perubahan (pp) Capaian sasaran SMART

95 Pada periode survey, tepatnya survey awal diperoleh 53% pernyataan responden yang berpendapat pengorganisasian modal ekonomi secara berkelompok dapat meningkatkan perekonomian desa dan dapat dimanfaatkan oleh anggota masyarakat lainnya. Selanjutnya di periode survey pasca diperoleh pernyataan sebesar 48,1%, maka terjadi penurunan sebesar 5,1 pp atau penurunan 34,5%. Hal ini kemungkinan disebabkan pernyataan masyarakat petani di survey pasca terdistribusi lebih variatif seperti pernyataan dapat dimanfaatkan warga desa 22,1%, kemudian modal desa dapat digunakan sesuai kebutuhan 10,6%, dan hal menyatakan bahwa sebenarnya terjadi peningkatan sikap dan komunikasi interpersonal masyarakat petani di 4 desa target. Namun untuk tindak lanjut ke depan perlu dikembangkan pendekatan social marketing yang lebih strategis untuk mendemonstrasikan manfaat dari pengelolaan keuangan desa secara berkelompok, dengan memanfaatkan media yang teruji efektif (seperti program radio, ILM testimony, pertemuan tahunan yang menampilkan berbagai hasil karya kelompok (pameran), pemanfataan media poster dan papan informasi desa) untuk meningkatkan sikap dan komunikasi interpersonal masyarakat petani terhadap pernyataan mereka akan manfaat pengorganisasian modal ekonomi secara berkelompok. Tabel 5.10 Capaian Sasaran SMART 2 Sikap Sasaran SMART 2 Pada akhir Juni 2010, 80% petani di 4 desa target akan setuju bahwa pembukaan hutan untuk pertanian atau perladangan perlu dilarang dan dihentikan (semula 56,4% yang setuju menghentikan) Q (A) Kejadian membuka hutan untuk lahan pertanian perlu dilarang Survei Pasca - Kawasan Kampanye Periode Survey: -- petani 4 desa Survei Awal - Kawasan Kampanye Perubahan (pp) capaian sasaran SMART Sangat setuju % % setuju % % Tidak setuju % % tidak yakin/tidak tahu % % Totals % % Freq Error* 8.00% 8.40%

96 Periode survey awal pernyataan responden 56,4% (N=?) menyatakan setuju bahwa pembukaan hutan untuk pertanian atau perkebunan perlu dilarang dan dihentikan. Kemudian pada survey pasca diperoleh 59,7% (N=?) maka terjadi peningkatan sebesar 3,3 pp atau capaian sasaran SMART sebesar 13,9%. Sesuai dengan target awal sasaran SMART maka kenaikan tidak seperti yang diharapkan. Hal ini dirasakan masih kurang pendekatan social marketing dan media kampanye yang efektif, disamping responden masih menggantungkan perekonomian mereka dari hutan, seperti pengambilan Air Nira, Rotan dan kayu bakar yang merupakan kebutuhan ekonomi dan kehidupan mereka sehari-hari. Selain itu, karena umur pembentukan CU yang kurang dari 1 tahun, belum dapat memperlihatkan dampak keikutsertaan CU terhadap ekonomi keluarga/desa diluar kegiatan pembukaan hutan utk pertanian/perkebunan. Pada tahap tindak lanjut, perlu ada pendekatan strategis yang dapat mendemonstrasikan manfaat ekonomi dan sosial UBSP lebih besar dari kegiatan membuka hutan, sehingga adopsi dapat meningkat dan bagi para adopter awal dapat memelihara perubahan perilakunya. Tabel 5.11 Capaian Sasaran SMART 3 Sikap Sasaran SMART 3 Pada akhir Juni 2010, 56% Petani di 4 desa target memiliki sikap bahwa menggalang gotong royong membangun sumberdaya ekonomi mudah dilakukan. (meningkat dari 41%). Q (F) Menggalang gotong royong sumber daya ekonomi untuk pembangunan desa sulit dilakukan Periode Survey: Survei Pasca - Kawasan Kampanye (N=?) Survei Awal - Kawasan Kampanye (N=?) Perubahan (pp) Capaian sasaran SMART Sangat setuju 0.7%; 1 0.7%; 1 setuju 35.6%; %; 53 Tidak setuju 43.6%; %; Sangat tidak setuju 1.3%; 2 1.4%; 2 tidak yakin/tidak tahu 18.8%; %; 28 Totals 100.0%; %; 140 Freq Error* 8.10% 8.30% ChiSq Significance Under 50%* Under 50%*

97 Responden menjawab tidak setuju 40% (N=?) pada survey awal yang menyatakan bahwa menggalang gotong royong membangun sumberdaya ekonomi mudah dilakukan. Pada survey pasca jawaban yang sama dengan sebesar 43,6% (N=?), maka terjadi perubahan sebesar 3,6% pp atau capaian sasaran SMART 8,6%. Sesuai dengan target awal sasaran SMART kenaikan tidak seperti diharapkan. Hal ini menunjukan sikap bahwa menggalang gotong royong membangun sumberdaya ekonomi mudah dilakukan tidak maksimal disebabkan kurang pendekatan marketing social dan media kampanye yang dipergunakan, kemudia ketidak tercapainya target disebabkan pekerjaan untuk menumbuhkan sikap dan komunikasi interpersonal di kalangan masyarakat petani di 4 desa ini tidak bisa hanya dilakukan selam 12 bulan, tetapi membutuhkan waktu yang lebih lama dan dengan dukungan alat kampanye. Pada tahap tindak lanjut perlu dilakukan sebuah strategi yang dapat menggalang kegotongroyongan sumberdaya ekonomi untuk pembangunan desa lebih mudah dipahami dan dikerjakan bersama-sama. Tabel 5.12 Capaian Sasaran SMART 4 Sikap Sasaran SMART 4 Pada akhir Juni 2010, 47% Petani di 4 desa target tidak lagi menyatakan bahwa kondisi ekonomi merupakan kendala bagi penggaangan modal ekonomi masyarakat (semula 62% yang mengkhawatirkan) Q (G) Jika kehidupan ekonomi tercukupi, tidak akan ada pembukaan hutan untuk lahan kebun baru Periode Survey: Survei Pasca - Kawasan Kampanye (N=?) Survei Awal - Kawasan Kampanye (N=?) Perubahan (pp) Capaian sasaran SMART Sangat setuju 60.4%; %; % setuju 37.6%; %; 49 tidak yakin/tidak tahu 2.0%; 3 2.1%; 3 Totals 100.0%; %; 140 Freq Error* 8.00% 8.20% ChiSq Significance Yes at 50.0%* Yes at 50.0%* Pada survey awal responden memberikan jawaban sangat setuju 62,9% (N=?) tidak lagi menyataka bahwa kondisi ekonomi merupakan kendala bagi pengembangan modal ekonomi masyarakat, dan pada survey pasca kampanye 60,4% (N=?). Terjadi perubahan 2,5% pp atau penurunan capaian sasaran SMART 15,7% point. Namun untuk jawaban terbesar kedua yaitu setuju 37,6% maka bila digabungkan dengan sangat setuju

98 terjadi penaikan 1% dari survey awal. Tetapi ini juga menunjukan bahwa masyarakat petani bersikap bahwa jika kehidupan ekonomi tercukupi, maka pembukan hutan untuk lahan kebun baru tidak ada lagi. Untuk hal ini masih dibutuhkan pekerja lebih spesifik, seperti mengembangkan usaha-usaha kelompok UBSP yang konservasi. Serta mengembangkan lebih banyak materi kampanye sebagai media informasi. Tabel Capaian Sasaran SMART 5 Komunikasi Interpersonal Sasaran SMART 5 Pada akhir Juni 2010, 26% Petani di 4 desa target akan berbicara tentang pengelolaan lahan pada luas lahan yang tetap tanpa membuka hutan (meningkat dari 11%) Q. 86. Dalam 1 bulan terakhir, kepada siapa anda berbicara mengenai peningkatan produktifitas hasil kebun/tani pada luas lahan yang tetap (anda boleh memilih lebih dari satu jawaban) Survei Pasca - Kawasan Kampanye (N=?) Survei Awal - Kawasan Kampanye (N=?) Periode Survey: Perubahan (pp) Capaian sasaran SMART Berbicara dengan kepala desa 8.7%; %; 0 Berbicara dengan Hatobangon 1.3%; 2 0.0%; 0 Berbicara dengan sesama anggota masyarakat 67.1%; %; Belum pernah berbicara dengan orang lain (lanjut ke No. 41) 22.8%; %; 123 Totals 100.0%; %; 140 Freq Error* 7.70% 5.50% ChiSq Significance Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Responden pada survey awal menjawab berbicara dengan sesama anggota masyarakat 11,4% (N=?) mengenai pengelolaan lahan pada luas lahan yang tetap tanpa membuka hutan. Setelah kampanye berjalan 12 bulan, dilakukan kembali survey pasca maka diperoleh 67,1% (N=?), yang artinya terjadi perubahan 55,7% pp atau peningkatan capaian sasaran SMART 381,5%. Pencapaian yang melebihi target ini disebabkan social marketing dan materi kampanye yang sampaikan sangat tepat dan mampu merubah Sikap dan komunikasi interpersonal masyarakat petani berjalan. Materi kampanye yang dipergunakan adalah pertemuan mingguan dan diskusi radio yang memakai alat bantu penyiaran ulang hasil wawancara, pendapat ahli, lembar fakta, dan papan informasi desa sebagai bahan bacaan peserta diskusi. Tabel 5.14 Capaian Sasaran SMART 6 Komunikasi Interpersonal

99 Sasaran SMART 6 Pada akhir Juni 2010, 0% petani di 4 desa target akan berbicara mengenai pembentukkan kelompok usaha UBSP/CU yang berorientasi konservasi sebagai cara mengelola lahan pertanian atau perkebunan yang terbatas menjadi produktif. (meningkat dari 50%) Q.90. Dalam 1 bulan terakhir, kepada siapa Anda berbicara mengenai pembentukan kelompok usaha credit union sebagai cara pemanfaatan lahan/lokasi pertanian/perkebunan yang terbatas sehingga mampu memberikan baik Survei Pasca - Kawasan Kampanye (N=?) Survei Awal - Kawasan Kampanye (N=?) Periode Survey: Perubahan (pp) Capaian sasaran SMART Berbicara dengan kepada desa 10.1%; %; 0 Berbicara dengan aparat hukum/polisi 3.4%; 5 0.0%; 0 Berbicara dengan hatobangun 8.1%; %; 0 Berbicara dengan sesama anggota masyarakat 45.6%; %; Belum pernah berbicara dengan orang lain (lanjut ke No. 45) 32.9%; %; 140 Totals 100.0%; %; 140 Freq Error* 8.20% 0.00% ChiSq Significance Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Responden di 4 desa target pada survey awal dalam 1 bulan terakhir berbicara dengan sesama anggota masyarakat menegnai pembentukkan kelompok UBSP/CU sebagai cara pemanfaatan lahan perkebunan yang terbatas, sehingga mampu memberikan keluaran yang terbaik, 0% (N=?), yang artinya responden tidak pernah sama sekali membicarakannya 100% (N=?). Setelah proyek kampanye berjalan selama 12 bulan, maka dilakukan survey pasca dan diperoleh hasil 45,6% (N=?), berarti terjadi perubahan 45,6% pp atau peningkatan capaian sasaran SMART 91,2%. Hal ini di dukung karena pendektan social marketing dan materi kampanye memakai medium ILM Radio, Spanduk Kedai, poster, Pertemuan, Khotbah Jumat, selebaran berjalan sepanjang bulan, dan menjadi pembicaraan di kedai kopi, warung dan rumah makan di 4 desa target, terlihat dari hasil survey pasca yang menunjukkan peningkatan hasil.

100 Menetapkan Dasar dan Mengukur Perubahan Perilaku Tabel 5.15 Capaian Sasaran SMART 1 Perubahan Perilaku Sasaran SMART 1 Pada Akhir Juni 2010, 50% Petani di 4 desa dapat melakukan sendiri maupun perkelompok cara mengelola keuangan yang baik, pelaporan, melalui mekanisme UBSP/CU. (meningkat dari 35%) Q (C) Apakah kelompok usaha petani di desa mampu mengelola keuangan kelompok secara baik? Periode Survey: Survei Pasca - Kawasan Kampanye Survei Awal - Kawasan Kampanye Perubahan Persen (%) Poin Tahu 14.8%; %; 20 Tidak tahu 50.3%; %; 71 Tidak yakin 34.9%; %; Totals 100.0%; %; 140 Freq Error* 8.20% 8.50% ChiSq Significance Under 50%* Under 50%* Hasil dari responden di 4 desa target menghasilkan penurunan, di survey awal diperoleh 35% (N=?) dan pada survey pasca 34,9% (N=?) berarti terjadi perubahan menuru -0,1% pp atau penurunan Capaian Sasaran SMART 0,67%, pendapat tentang melakukan sendiri maupun perkelompok cara mengelola keuangan yang baik, pelaporan, melalui mekanisme UBSP/CU. Ada keraguan dan ketidak percayaan responden terhadap melakukan sendiri maupun perkelompok, hal ini disebabkan masih kurang intensitas pelatihan terhadap pengelolaan pelaporan, dan teknis manajemen UBSP/CU, disamping waktu yang singkat, dan materi yang masih sedikit. Perlu pendekatan social marketing dan materi kampanye yang lebih spesifikasi sehingga mampu membangkitkan kepercayaan diri anggota pengurus kelompok dan masyarakat petani lainnya. Namun demikian Telah berjalannya pembukuan UBSP/CU berupa simpan-pinjam. Kelompok yang terbentuk juga mampu melakukan diskusi sendiri dan mulai mampu menyelesaikan persoalan sendiri melalui mekanisme pertemuan mingguan mereka. Kelompok tersebut juga mampu mendirikan unit usaha dengan pembiayaan dari kelompok sendiri (Demoplot tanaman karet, dan lainnya), jumlah anggota kelompok UBSP di 4 desa target telah mencapai 137 orang, dan mampu mengumpul dana sebesar Rp. 95 juta rupiah. Tabel 5.16 Capaian Sasaran SMART 2 Perubahan Perilaku

101 Sasaran SMART 2 Pada akhir Juni 2010, anggota UBSP/CU 4 desa target disekitar CA.Dolok Sibualbuali (aek nabara dan janji manaon) dan SA Dolok Lubuk Raya (sugi julu dan sugi jae) di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat akan berjumlah 125 orang sebagai anggota UBSP/CU dan dapat merasakan manfaat dari UBSP/CU dalam hal mengakses modal dan menjalankan usaha-usaha produktif yang berkesinambungan. Q Sebutkan 2 manfaat dari adanya program kelompok usaha credit union terhadap hutan dan desa anda? Periode Survey: Survei Pasca - Kawasan Kampanye Survei Awal - Kawasan Kampanye Perubahan Persen (%) Poin Hutan terjaga Ekonomi lumayan 8.5%; %; 0 Modal tersedia, pengetahuan bertambah 78.0%; %; Mudah mendapatkan modal usaha dan bisa menabung 7.6%; 9 0.0%; 0 Pertanian dan diskusi kelompok sering dilaksanakan,(fgd),untuk peningkatan ekonomi 5.1%; 6 0.0%; 0 masyarakat. tidak tahu 0.0%; %; 3 Adanya pelatihan-pelatihan pertanian yang baru,menjadi sumber aspirasi bagi petani untuk menyampaikan pengolahan pertanian yang baru 0.8%; 1 0.0%; 0 dan benar. Totals 100.0%; %; 3 Freq Error* 7.60% 0.00% ChiSq Significance Yes at 99.0%* Yes at 99.0%* Responden di 4 desa target menjawab manfaat dari adanya program kelompok UBSP/CU terhadap hutan dan desa mereka di survey awal 0% kebanyakan menjawab tidak tahu 100%. Dan pada survey pasca responden menjawab manfaat kelompok UBSP/CU adalah modal yang tersedia serta pengetahuan bertambah 78% (N=?), ini berarti terjadi perubahan 78% pp, atau peningkatan Capaian Sasaran SMART 78%. Hal ini sejalan

102 dengan meningkatnya jumlah keanggotaan sebanyak 137 orang di 4 desa target, mereka dengan sadar dan yakin masuk menjadi anggota kelompok UBSP/CU di masing-masing desa mereka. Dan responden mendapatkan informasi dari pertemuan, diskusi kelompok, selebaran, ILM Radio, Poster dan selebaran yang dibuat dalam 12 bulan kampanye bangga di 4 desa target. Pernyataan Lisan para pelaku pembuka hutan untuk usaha kebun atau pelaku illegal logging di desa Janji Manaon dan Sugi Jae menyatakan perang terhadap pelaku pembukaan hutan atau illegal logging, wawancara terekam dalam video wawancara. Serta pernyataan tertulis bersama anggota kelompok untuk melestarikan kawasan hutan sekitar desa mereka dan terekam dalam Peraturan Menjadi Anggota Kelompok UBSP/CU di 4 desa. Kemudian pernyataan lisan dari pimpinan pemerintah kecamatan dan dinas terkait terhadap kelompok yang mampu melakukan dialog dan diskusi dengan mereka tentang pembangunan desa.

103 6. ANALISA KRITIS Bab Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan dan di bagian mana perbaikan-perbaikan dapat dilakukan. Bab ini dirancang untuk kebutuhan lembaga yang telah bergerak ke tahap tindak lanjut proyek, namun juga dapat dimanfaatkan untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran berharga dengan manajer-manajer kampanye lain yang kemungkinan mengerjakan tema yang sama.

104 6.1. Tinjauan Kritikal Bab laporan akhir ini merefleksikan hal-hal yang telah berjalan dengan baik dan halhal yang mungkin dilakukan lebih baik. Bab ini diharapkan akan menjadi sumber yang berharga untuk Manajer-Manajer Kampanye lain yang menjalankan kampanye bertema sama, serta buat lembaga saya sendiri saat kami bergerak maju dengan menggunakan proses Pride untuk mengatasi isu-isu lain, termasuk perlindungan yang berpotensi menguat terhadap Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan dan pengelolaan bersama yang melibatkan masyarakat yang hidup berdekatan dengannya. Bab ini akan meninjau: (i) proses perencanaan dan (ii) proses pelaksanaan dengan membingkainya dalam 3K (3C) Rare. Bab ini juga akan melihat beberapa kendaraan yang digunakan untuk menyampaikan pesan, menyoroti kendaraan-kendaraan yang efektif dan yang tidak efektif, serta pelaksanaan BROP. Foto 17 Staff Yayasan Pekat memfasilitator acara Pertemuan Parapihak Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek Proses Perencanaan Proyek dimulai segera setelah fase universitas pertama dan mencakup periode dua puluh minggu pada Juli s/d Desember Proses multi-langkah tersebut melelahkan dan kadang-kadang berat, tapi akhirnya menghasilkan rencana langkah demi langkah yang berfungsi sebagai landasan untuk kampanye. Beberapa pelajaran penting yang bisa dipelajari: Sebanyak 50 orang pemangku kepentingan berpartisipasi dalam pertemuan pemangku kepentingan pertama dan membantu untuk mengembangkan model konsep awal untuk situs ini. Mereka berasal dari beragam bagian dari masyarakat luas, termasuk perwakilan dari lembaga mitra, masyarakat, pemerintah setempat, khalayak-khalayak sasaran yang potensial dan anggota-anggota masyarakat yang terpercaya. Karena Kabupaten Tapanuli Foto 18 Acara Pertemuan Parapihak dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan

105 Selatan, khususnya Kecamatan Marancar sangat memiliki tingkat strata social sama, sebagian besar orang saling tahu satu sama lain dan dinamika kelompok tidak menjadi masalah. Sepanjang sesi itu sama sekali tidak muncul konflik dan hampir seluruhnya positif. Saya dan seluruh komponen Yayasan Pekat berusaha keras untuk menjadi fasilitator yang netral dan tidak bersikap menghakimi. Ketika dimintai pendapat, para peserta menyukai proses pemodelan aktual dan penggunaan dinding lekat. Bagi sebagian peserta, pertemuan itu adalah kali pertama pertama mereka dimintai masukan dan ada perasaan umum pada saat itu bahwa sebuah proyek yang tidak terlalu sentralis sebagaimana biasanya proyek-proyek atau program-program yang dilakukan di Kawasan Hutan Batang Toru, tengah dijalankan. Rasa kepemilikan untuk Model Konsep dan proyek diyakini tumbuh, yang kemudian muncul dalam kesediaan mayoritas peserta untuk bergabung dalam kelompok-kelompok kerja kecil. Terkait dengan Model Konsep awal, para penggerak konservasi di sekitar kawasan Hutan Batang Toru yang kemudian memvalidasinya, setelah sebelumnya dikembangkan bersama para pemangku kepentingan melihat Model Konsep awal itu mewakili secara meluas bagaimana mereka melihat situasi yang ada dan sejumlah kecil perubahan yang mereka ajukan dengan mudah dapat diintegrasikan ke dalam model yang direvisi. Mungkin masalah terbesar dengan model awal adalah bahwa ia tidak memiliki beberapa kekhususan yang harus kami tambahkan kemudian. Proses analisa Peringkat Ancaman yang dibangun di atas Model Konsep berlangsung dengan sempurna. Piranti lunak Miradi mudah digunakan. Pembukaan hutan untuk lahan perkebunan adalah satu-satunya ancaman dengan peringkat "tinggi" dalam ringkasan analisa dan satu-satunya yang menempati peringkat "sangat tinggi" untuk target keanekaragaman hayati adalah Orangutan Sumatera (Pongo Abelii). Piranti lunak Miradi tak hanya membuat Penjajakan Peringkat Ancaman dapat dibuat dengan mudah, tetapi juga sangat visual sehingga beberapa peserta bersemangat untuk menggunakannya pada proyek-proyek mereka sendiri. Perangkat lunak Miradi juga memudahkan untuk mengisolasi rantai-rantai faktor yang bersangkutan dan untuk mengeditnya kembali dengan penambahan wawasan yang diperoleh dari percakapan terarah (wawancara mendalam) yang kami laksanakan untuk memvalidasi langkah-langkah awal proses perencanaan. Pilihan pengelolaan dan proses BRAVO juga berjalan lancar. Satu masalah adalah untuk menilai secara akurat apa yang mungkin memotivasi Pemerintah Kecamatan Marancar untuk secara langsung ikut aktif didalamnya. Kami tidak bisa memintanya secara langsung, dan harus bergantung pada sumber-sumber informasi sekunder. Apa lagi saat itu Kabupaten Tapanuli Selatan dalam masa-masa pemilihan kepala daerah yang baru (Pilkada), begitu juga di seluruh desa di Kecamatan Marancar bersamaan berlangsung pemilihan kepada Desa (Pilkades) dan pemilihan Kepala Dusun (Pilkadus) suasana politik sangat kental dalam bulan Desember 2009 s/d Juni Di Kecamatan Marancar juga diramaikan dengan penggabungan beberapa desa seperti desa Aek Nabara dan Janji Manaon disatukan menjadi desa Aek Nabara, begitu juga desa Sugi Jae, Sugi Tongah menjadi desa Pasar Marancar. Bila dipikirkan, strategi yang kami adopsi mungkin lebih berisiko tinggi daripada pilihan-pilihan yang disarankan BRAVO / Pengelolaan. Tentunya keberhasilan keseluruhan strategi bergantung pada:

106 Bahwa program diskusi radio dan pemasangan spanduk kedai dengan foto tokoh-tokoh pengurus kelompok UBSP yang dilaksanakan berhasil mengubah sikap dan pengetahuan petani perambah. Dalam hal ini kami benar atau beruntung dalam hal tersebut. Jika petani perambah tidak berubah pikiran maka pelestarian Hutan disekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya tidak akan dimungkinkan dan kami mungkin harus menunggu untuk perubahan dalam beberapa tahun kedepan atau mencoba strategi lain. Survei menggunakan kuesioner membutuhkan banyak upaya dan mencari pewawancara terbukti memakan waktu dan kompleks. Semua pewawancara adalah relawan dan karena itu, semuanya tidak terlatih kecuali untuk pelatihan 1-hari yang saya berikan tentang cara untuk mengidentifikasi rumah tangga untuk disampel dan siapa yang harus mengelola kuesioner survei. Sepanjang komponen program yang diajarkan, staf Rare menekankan perlunya pembanding untuk membantu menunjukkan kontribusi kesuksesan. Karena materi-materi kampanye kami menargetkan petani perambah. Instrumen-instrumen survei pra dan pasca ditinjau oleh Rare. Hal ini sangat berguna karena rancangan awal memiliki sejumlah pertanyaan yang memerlukan perumusan kata-kata dengan baik supaya mudah dipahami, baik oleh pewawancara ataupun responden. Proses pemeriksaan berulang memakan waktu, tetapi membantu saya untuk belajar dalam membuat pertanyaan yang baik. Survey Pro terbukti mudah digunakan. Hasil survei, dilengkapi oleh percakapan satu-satu yang kami dilakukan dengan anggota-anggota khalayak sasaran (petani perambah dan masyarakat petani lainnya). Hal ini sangat membantu kami untuk membangun sebuah gambar komposit tentang kedua kelompok dan memancing keluar manfaat dan hambatan yang mungkin kami perlu lakukan promosikan atau menghilangkan yang berhubungan dengan perubahan-perubahan perilaku yang kami inginkan. Akhirnya, semua waktu yang saya habiskan untuk bekerja sama dengan relawan dan tim kerja kampanye bangga Yayasan Pekat untuk merencanakan dan melaksanakan survei benar-benar terbayar. Informasi yang kami dapatkan dari survei tersebut berguna bukan hanya untuk kampanye ini, tapi kelak akan digunakan oleh beberapa lembaga dalam proyek-proyek lain. Kampanye Pride di CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan, saya rasa, beruntung. Kami telah mengidentifikasi mitra "penyingkiran halangan" Khatib dan Wakil Khatib Jumat di setiap Mesjid di desa target, Yayasan Paras, Bamus Harajaon Luat Marancar, Lembaga Sipirok Lestari, Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan Marancar, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan BBKSDA Sumatera Utara. Dengan demikian, pelaksanaan BROP bisa langsung lurus ke depan. Setelah melakukan BROP (Rencana Operasi Penyingkiran Halangan), salah satu tugas akhir adalah menetapkan Sasaran-sasaran SMART. Kami menghadapi sejumlah masalah dalam melakukan hal ini:

107 1. Menurut struktur program Pride ada Survei Pengetahuan-Sikap-Perilaku Pra Kampanye yang menetapkan data dasar dan Survei Pasca pada akhir kampanye. Ini adalah survei-survei bersampel besar yang membantu menilai perubahan Pengetahuan-Sikap-Perilaku. Survei Pasca Kampanye dijadwalkan pada bulan sebelum tahap universitas kedua - dalam kasus kami Juni Karenanya sasaran-sasaran terkait dengan Pengetahuan dan Sikap dirancang untuk dibaca "pada bulan Juni 2009". Namun pada kenyataannya kami memerlukan perubahan-perubahan pada Pengetahuan dan Sikap untuk benar-benar telah terjadi sebelum itu, tetapi kami tidak memiliki cara nyata untuk memeriksanya. Mungkin akan lebih bijaksana untuk melaksanakan survei tengah waktu dalam skala lebih kecil. 2. Ketika diajarkan di kelas, teori tahap-tahap perubahan tampaknya sangat mudah. Orang-orang berpindah dari satu tahap ke tahap lainnya dan bahwa satu kelompok dalam suatu tahap. Pada kenyataannya, sementara sebagian besar petani masih dalam tahap pra-kontemplasi, tidak semua berada dalam tahap tersebut. Beberapa sudah tahu tentang isu-isu yang ada. Dengan demikian sulit untuk mengatakan kita hanya perlu materi untuk jenis pesan tertentu, ketika kami harus mendapatkan kepatuhan 100%. Untuk itu kami cenderung harus memproduksi materi untuk semua tahap. 3. Teori difusi inovasi ' yang diajarkan juga menimbulkan masalah dalam konteks. Kami belajar bahwa sementara beberapa individu dalam suatu populasi adalah pengadopsi awal dan akan mengambil gagasan atau konsep baru dengan cepat, individu-individu lain akan lambat, membutuhkan waktu lama untuk mengadopsi perilaku baru. Mengharapkan kepatuhan 100% dalam waktu pendek adalah tantangan. Meskipun demikian, saya pikir hal ini bisa dipenuhi dengan membuat manfaat-manfaat besar. Akhirnya, artikulasi jadwal dan anggaran (khususnya yang terinci) dalam Rencana Proyek tampaknya sia-sia, karena kami masih belum jelas berpikir dalam hal bauran pemasaran (dan hal ini juga berkaitan dengan pembiayaan materi-materi). Hal ini baru muncul kemudian di Modul 3 dan selanjutnya anggaran secara penuh baru dapat dikembangkan. Secara umum proses perencanaan berjalan lancar. Dalam konteks kampanye ini, prosesnya difasilitasi oleh lembaga mitra yang kuat, mitra penyingkir halangan dan pendanaan, staff lapangan Yayasan Pekat yang melibatkan diri yang memberikan umpan balik secara cepat dan terinci Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan dimulai pada tanggal 25 Juni 2009 dan berjalan hingga saya kembali untuk tahap universitas ketiga pada tanggal 1 Juni Saya akan meninjau tahap ini dalam konteks yang diacu Rare sebagai 3K (3C). a. Kapasitas (Capacity) Kapasitas dapat dibagi menjadi peningkatan dalam kemampuan saya sendiri dan kemampuan lembaga tempat saya bekerja.

108 Dalam kaitannya dengan yang pertama, sebelum bergabung dengan Program Pride, saya sudah bekerja di Yayasan Pekat selama 9 tahun. Selama saya bekerja di Lembaga, saya mengerjakan isu-isu penjangkauan. Selain beberapa kursus singkat, saya tidak pernah benar-benar berhadapan dengan dasar-dasar teori akademik di balik segmentasi khalayak, desain materi, penetapan sasaran, dan lain-lain. Secara pribadi saya melihat dua fase universitas pertama sangat baik tetapi memerlukan kerja yang sangat, sangat keras. Hanya ada sedikit waktu untuk refleksi dan terlalu banyak tugas, namun teori-teori yang diberikan telah berhasil membantu saya untuk menyelesaikan kampanye. Beberapa contoh: Saya telah membuat poster di masa lalu, tapi tidak pernah berpikir tentang segmentasi penonton atau pengujian pesan. Saya cenderung merancang poster sendiri, menunjukkannya kepada rekan-rekan di lembaga dan kemudian mengirimkannya ke percetakan. Sekarang saya mengerti perlunya menguji dan telah melihat betapa pentingnya pengiriman pesan yang efektif. Saya juga selalu membuat sebuah pertemuan desa di masa lalu, tidak pernah memikirkan tentang persiapan serius terhadap sebuah pertemuan-pertemuan, saya cenderung merancang pertemuan sendiri, memperlihatkan kepada rekan-rekan di lembaga kemudian menjalankannya dengan banyak kendala dilapangan. Sekarang saya mengerti perlunya TOR, Kalesdeskop, Budget dan logistic yang tepat dan memudahkan bagi saya dan lembaga untuk mengukur kemajuan lembaga dan kelompok yang didampingi. Foto 19 Salah satu lembar Evaluasi yang selalu kami minta kepada Anggota Kelompok Menilai Selama dua tahun berjalannya program, saya telah diminta untuk melacak dan mengevaluasi kemajuan saya sendiri dengan menggunakan Rencana Perkembangan Pribadi (Personal Development Plan) seputar tema-tema seperti teori dan aplikasi praktis pemasaran sosial, kemampuan dan metode riset, pengelolaan proyek, kepemimpinan, penggunaan tekhnologi, dan lain-lain. Saya diminta untuk mendaftar tiga bidang khusus yang saya harapkan akan berkembang seiring dengan berjalannya program: 1. Pemasaran sosial: Ketika memulai sesi Universitas saya memberi diri saya peringkat 2 untuk kemampuan memahami dan mengartikulasikan konsep-konsep dasar pemasaran sosial, peringkat 1 untuk kemampuan saya melakukan segmentasi khalayak. Skor 1 didefinisikan sebagai tidak menyadari kemampuan dan 2 adalah menyadari kemampuan tetapi tidak berkompetensi untuk melaksanakan. Setelah melaksanakan kampanye dengan memperhatikan segmentasi khalayak sasaran, berhasil memberdayakan medium Radio yang menggerakkan para petani perambah untuk bergabung dalam kelompok UBSP/CU dan berhenti membuka hutan untuk usaha kebun, saya meyakini bahwa tahap kemampuan saya telah meningkat menjadi 4 (memiliki kemampuan untuk melaksanakannya sendiri) dan mungkin bahkan 5 (benar-benar memiliki kemampuan dan mampu mengajarkannya kepada yang lain).

109 2. Penyingkiran hambatan: Ketika memulai sesi Univeristas saya menilai diri saya pada peringkat 1 untuk kemampuan menilai secara kritis kelayakan strategi penyingkiran hambatan, dan 2 untuk kemampuan saya mengintegrasikan pesan-pesan penyingkiran hambatan ke dalam materi-materi kampanye. Setelah berpartisipasi secara aktif dalam proses BRAVO dan BROP dan melihat pelaksanaan program penghentian pembukaan hutan untuk usaha kebun yang didukung masyarakat petani, saya meyakini bahwa kemampuan saya telah meningkat menjadi 4 (memiliki kemampuan untuk melaksanakannya sendiri). 3. Membuat rencana yang meyakinkan: Ketika memulai sesi Universitas, saya memberi diri saya peringkat 2 untuk kemampuan membuat Rencana Proyek yang meyakinkan. Setelah menyelesaikan rencana yang mendapatkan nilai sebagai unit akademik dan yang telah dijalankan dengan sejumlah kesuksesan, saya meyakini bahwa kemampuan saya telah meningkat menjadi 4 (memiliki kemampuan untuk melaksanakannya sendiri). Terkait dengan membangun kapasitas kelembagaan: Sejauh dimungkinkan saya telah berbagi pengalaman dengan para staf anggota yang lain. Saya telah menyelenggarakan sesi-sesi pembentukan Model Konsep, pembuatan Sasaran-sasaran SMART dan desain materi. Saya telah secara aktif melibatkan para staf anggota dalam pertemuan para pemangku kepentingan dan kampanye. Saya menggunakan RarePlanet secara kontinyu dan mengajak pembimbing/supervisor saya seperti Bapak Ir. H. Jaya Arjuna, M.Sc. dan Muslim Sipayung untuk menggunakannya juga. b. Konstituen (Constituent) Bukti bahwa kampanye menciptakan konstituen pendukung diilustrasikan dengan jumlah anggota kelompok UBSP dan pemandu desa yang membantu dalam proyek tersebut. Lebih dari 150 individu yang berbeda membantu; mulai dari melakukan survei pra dan pasca kampanye, membagi-bagikan poster, memasang spanduk kedai, bendera kecil, mengurus papan informasi desa, Kunjungan sekolah (membentuk kelompok pencinta alam) dan stiker. Ini tidak termasuk orang-orang lain yang menyumbangkan karya seni (Iboy Sutoyo, dari Studio 45 dan Rudi Arfian Samsuri dari Dhila Advertising), dan pembuatan lagu-lagu konservasi (Muhammad Ibrahim Lubis dkk) atau pembuatan ILM Radio (Muhammad Hidayatsah dan Tohap Simamora). Kahtib dan Wakil Khatib Jumat di 4 desa target, kepala desa, sekretaris kecamatan Marancar, dan 4 kelompok UBSP/CU terbentuk di 4 desa dengan jumlah anggota 137 orang.

110 Perubahan pengetahuan dan sikap telah dilaporkan pada bagian Hasil Kampanye pada Laporan Final ini. Saya pikir pantas untuk mengatakan bahwa kampanye ini adalah penyebab perubahan perilaku di kalangan petani. Sementara kami bisa yakin bahwa pengetahuan dan sikap telah berubah dan konstituen telah dibangun, kami mungkin bertanya apakah semua materi kampanye yang digunakan memang diperlukan, kecuali spanduk kedai dan bendera kecil yang masuk dalam materi kampanye dipertengahan proyek, sehingga tidak masuk dalam penilaian kami. Sekali lagi kita dapat melihat ke survey pasca kampanye untuk mendapatkan beberapa jawaban. Tabel 6.1 Media yang Berhasil dan Tidak Berhasil Kegiatan Suvei Pasca Survei Awal Perubahan Radio 88.60% 35.30% 53.30% Acara Radio Yang Didengar 81.0% 0.0% 81% Lagu 9.40% 4.30% 5.10% Jenis Musik 68.20% 69.30% 1.10% Pogram Radio 97.30% 9.30% 88% Poster % 5.70% 94.30% Sticker 63.80% 5.00% 58.80% Brosur/Lembar Fakta 95.30% 0.00% 95.30% Program Sekolah 69.10% 50.00% 19.10% Pertemuan 97.30% % 2.70% Pin/Lencana 75.20% 0.70% 74.50% Spanduk Kedai NA NA NA Bendera Kecil NA NA NA Dari tabel di atas kita dapat melihat materi kampanye yang paling berhasil untuk masing-masing khalayak dan yang paling tidak berhasil. Untuk tujuan belajar dan berbagi pelajaran, saya akan memilih satu dari masing-masing untuk ditinjau lebih lanjut: Petani: Petani perambah diketahui curiga terhadap masyarakat petani lainnya, khususnya bila terkait dengan sesuatu yang mungkin mempengaruhi mata pencaharian mereka. Data menunjukkan bahwa materi kampanye yang paling efektif untuk menjangkau petani perambah

111 adalah poster, lembar fakta, spanduk kedai/warung, dan ILM radio dan pertemuan kelompok. Semua menjangkau lebih dari 90% khalayak sasaran. Ini tidak mengherankan karena poster dan spanduk kedai/warung ditempatkan tempat strategis dan selalu terlihat oleh petani, seperti di kedai kopi, warung, rumah makan, dan tempat fasilitas umum yang ada di desa. Poster-poster ditempelkan, kedai-kedai kopi dan lokasi-lokasi lain yang sering dikunjungi petani. Melihat ke belakang, kami merasa benar-benar beruntung telah mengidentifikasi para tokoh agama, adat, pemuda di lokasi kerja kami, sehingga keterlibatan mereka benar-benar efektif dalam menyebarkan pesan-pesan kampanye kami. Yayasan Pekat dan RARE membuat sebuah program diskusi melalui Radio, masyarakat petani secara berkala dalam setiap bulan melakukan pertemuan khusus. Mendengar siaran Radio, yang sebelumnya telah dilakukan wawancara khusus dengan salah seorang narasumber. Wawancara dengan Narasumber dilakukan oleh Staff Lapangan di ruang atau di lokasi kerja Narasumber, dengan tema yang sebelumnya sudah di sampaikan terlebih dahulu kepada calon narasumber, termasuk hasil rekaman wawancara dengan petani terhadap permasalahan mereka, sesuai dengan hari yang telah disepakati, maka tim mengunjungi narasumber dan melakukan wawancara. Umumnya hasil wawancara membutuhkan waktu menit, dan hasil wawancara ini akan di edit terlebih dahulu untuk memasukkan hasil wawancara tim terhadap masyarakat petani mengenai tanggapan mereka terhadap tema atau topic yang dibicarakan narasumber. Total masa siar membutuhkan waktu 90 menit, termasuk wawancara dengan narasumber, masyarakat petani dan selingan lagu-lagu. Disamping itu juga, Staff Lapangan dibantu pengurus kelompok UBSP menyebarkan kupon Pendapat/Kesan pendengar. Kupon ini dibuat untuk menjaring aspirasi masyarakat petani yang mendengar di desa target maupun desa lainnya. Penyebaran kupon dilakukan oleh anggota kelompok UBSP atau melalui jasa sukarela pemilik kedai kopi di desa. Kupon ini dibeli oleh petani sebesar Rp. 500,- per kupon, dan hasil penjualan kupon masuk kedalam kas kelompok UBSP. Dan kupon telah di isi dapat dikembalikan kepada penjaga kedai kopi atau langsung ke ketua-ketua kelompok di desa, kupon-kupon yang telah diisi akan diserahkan kepada staff lapangan dibantu pemandu desa yang terlatih untuk dibacakan oleh penyiar radio dan di siarkan dalam acara Radio selanjutnya. Pekerjaan ini kelihatan sangat sederhana, tetapi sesungguhnya membutuhkan energy yang tinggi. Bayangkan staff lapangan mendatangi Narasumber sesuai dengan hari dan waktu yang telah disepakati, tetapi hasilnya bisa molor, atau di tunda beberapa hari kemudian. Waktu dan ketepatan jadwal siar sangat ketat, karena materi atau tema satu sama lain saling berkaitan, bila Tim gagal melakukan wawancara dengan narasumber dengan tema yang sesuai dengan jadwal maka bisa dibayangkan bakal mengganggu jadwal diskusi dengan kelompok dan masyarakat petani di desa. Untuk mengantisipasi persoalan ini terpaksa Tim melakukan pemberitahuan segera ke kelompok untuk merubah tema selanjutnya, dan bergegas mengontak narasumber lainnya. Dengan catatan narasumber yang tertunda tersebut akan dilanjutkan pada minggu depannya. Kupon pesan atau pendapat yang disebar merupakan alat komunikasi alternative, umumnya desa-desa sekitar program tidak memiliki jaringan telekomunikasi, dan masyarakat petani sangat sedikit dan terbatas memiliki alat komunikasi seperti telepon dan HP. Kupon mampu mejawab

112 kebutuhan komunikasi ini, dan Tim mampu mengumpulkan aspirasi masyarakat petani dan kelompok terhadap permasalahan konservasi, pertanian, perkebunan dan Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU). Dan Alhamdullilah pihak manajemen Radio siara Swasta FM Burhanuddin sangat kooperatif terhadap program ini, bahkan meluangkan waktu siar untuk Tim. Pihak manajemen Radio setiap minggu menerima kepingan VCD yang telah diisi oleh Tim dan Jaringan Radio Komunitas Sumatera Utara (Jarkomsu) yang menyediakan alat dan perangkat lunak untuk merekam atau mengedit hasil wawancara. Beginilah bekerja untuk sebuah Radio, Tim setiap minggu disibukkan dengan menyusun lembar pertanyaan untuk narasumber, pertanyaan ini benar-benar harus bisa menjawab seluruh pertanyaan dari masyarakat petani melalui Kupon Radio Mandiri yang disebar. Kekhawatiran Tim adalah susunan pertanyaan bisa-bisa tidak menjawab atau memuaskan kepentingan atau kebutuhan informasi masyarakat petani dan kelompok yang mendengar acara program ini. Mendengar acara radio ini dilakukan 2 kali dalam sebulan, dan dilaksanakan disetiap kelompok secara paralel, kebutuhan personil sebagai mediator dalam diskusi di Yayasan Pekat terbatas, hanya 2 orang, maka beberapa kelompok digabung, seperti kelompok di Desa Janji Manaon dan Aek Nabara di gabungkan menjadi bersama, dengan lokasi diskusi dirotasi sesuai jadwal diskusi. Begitu juga desa Sugi Jae dan Sugi Julu digabung menjadi satu dan dengan lokasi bergiliran di dua desa tersebut sesuai dengan kesepakatan anggota kelompok. Kehadiran anggota kelompok sangat memuaskan 70-80% anggota hadir, bahkan dalam minggu-minggu diakhir ini hadir juga beberapa masyarakat petani yang bukan anggota sebagai peserta diskusi. Dan waktu siar juga disesuaikan dengan waktu aktivitas masyarakat petani di desa, yaitu jam 20⁰⁰ - 21 ⁰⁰ WIB, dan pertemuan ini diselingi dengan suguhan kopi atau teh hangat dan penganan goreng yang disediakan pemilik rumah tempat lokasi diskusi terselenggara. Foto 20 Staff Lapangan Yayasan Pekat, coba memutar Radio Baharuddin FM Stereo Padang Sidempuan. Hal lain yang menjadi kendala dilapangan, adalah ketertarikan masyarakat petani di desa terhadap radio saat ini menurun, disebabkan tayangan film sinetron yang disiarkan banyak televisi swasta. Sehingga masyarakat petani yang haus akan hiburan terbius oleh suguhan film-film dari televisi. Akhirnya pesawat radio di rumah warga banyak tidak difungsikan sebagaimana mestinya, terkadang sampai rusak, mereka tidak berminat lagi untuk memperbaikinya. Apa lagi kedai kopi yang seluruhnya menyediakan fasilitas nonton TV tersebut juga memutar film-film dari VCD yang menarik para petani untuk duduk dan menonton serta memesan secangkir kopi panas. Tim lapangan dan anggota kelompok, mensiasati hal ini dengan melakukan sosialiasi terlebih dahulu kepada masyarakat petani bahwa tanggal, hari dan waktu tertentu akan disiarkan tentang pengetahuan perkebunan, pertanian dan lainnya. Kemudian mengajak masyarakat petani untuk datang dan menghadiri diskusi tersebut. Alhamdullilah, metode ini praktis dan sedikit demi sedikit mulai menarik minat masyarakat petani lainnya yang belum bergabung dalam kelompok untuk hadir mendengarkan siara yang diputar, kemudian kehadiran Kupon juga menarik minat

5. HASIL KAMPANYE. Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu:

5. HASIL KAMPANYE. Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu: 5. HASIL KAMPANYE Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu: Mengukur paparan terhadap kegiatan-kegiatan kampanye Pride di kalangan segmen khalayak sasaran utama kampanye, yaitu:

Lebih terperinci

6.1. Tinjauan Kritikal

6.1. Tinjauan Kritikal 6. ANALISA KRITIS Bab Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan dan di bagian mana perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan 19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk mempertahankan keberadaan Hutan Geumpang sebagian Kawasan Blang Raweu, suatu kawasan yang kaya akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 3 Tahun 2004 tentang Tata Ruang Wilayah Berau tahun 2001 2011 tanggal 29 Mei 2004, telah menetapkan secara khusus kawasan alokasi

Lebih terperinci

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal 19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk menghentikan kawasan hutan dan memelihara area hutan Taman Nasional Gunung Leuser Wilayah SPTN VI Besita

Lebih terperinci

C. Model-model Konseptual

C. Model-model Konseptual C. Model-model Konseptual Semua kampanye Pride Rare dimulai dengan membangun suatu model konseptual, yang merupakan alat untuk menggambarkan secara visual situasi di lokasi proyek. Pada bagian intinya,

Lebih terperinci

STRATEGI TINDAK LANJUT

STRATEGI TINDAK LANJUT VII. STRATEGI TINDAK LANJUT Pendahuluan Kampanye tahap pertama yang dilakukan di Kompleks hutan rawa gambut Sungai Putri baru saja berakhir Juli 2010 lalu. Beberapa capaian yang dicatat dari kampaye tersebut:

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR Oleh: HERIASMAN L2D300363 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

7. TINDAK LANJUT: MEMBANGUN USAHA EKONOMI KONSERVASI DI KELOMPOK UBSP MELALUI RADIO DISKUSI KOMUNITAS

7. TINDAK LANJUT: MEMBANGUN USAHA EKONOMI KONSERVASI DI KELOMPOK UBSP MELALUI RADIO DISKUSI KOMUNITAS 7. TINDAK LANJUT: MEMBANGUN USAHA EKONOMI KONSERVASI DI KELOMPOK UBSP MELALUI RADIO DISKUSI KOMUNITAS Berdasarkan dari pertemuan parapihak I Model konseptual Cagar Alam Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk

Lebih terperinci

Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk

Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk RENCANA PEMANTAUAN Rencana Pemantauan yang baik akan membantu kita secara akurat dan tepercaya menilai dampak intervensi proyek kita untuk menentukan apakah proyek telah mencapai tujuan dan sasarannya,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Lindung dan Hutan Produksi dengan pengertian sebagai berikut : a) Hutan

I. PENDAHULUAN. dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Lindung dan Hutan Produksi dengan pengertian sebagai berikut : a) Hutan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan

Lebih terperinci

Nama lokasi penerapan BR (dari jumlah total target desa wilayah kerja) Nama Lembaga/Nama Manajer Kampanye: Nama Mitra Penyingkir Halangan

Nama lokasi penerapan BR (dari jumlah total target desa wilayah kerja) Nama Lembaga/Nama Manajer Kampanye: Nama Mitra Penyingkir Halangan Nama Lokasi Kampanye: Nama lokasi penerapan BR (dari jumlah total target desa wilayah kerja) Nama Lembaga/Nama Manajer Kampanye: Nama Mitra Penyingkir Halangan Tahapan BR yang terselesaikan (sesuai amendemen

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI Istiyarto Ismu Manager Kampanye Bali Barat Pengantar Strategi penyingkir halangan yang diterapkan oleh Yayasan Seka dalam rangka penyelamatan habitat Jalak Bali (Leucopsar

Lebih terperinci

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye 17.0 PESAN KAMPANYE 17.1 Strategi pembuatan pesan Strategi pembuatan pesan bagi petani dan masyarakat akan membantu memandu semua pesan yang dirancang agar dapat mencapai sasaran kampanye kami. Strategi-strategi

Lebih terperinci

WANDA KUSWANDA, S.HUT, MSC

WANDA KUSWANDA, S.HUT, MSC CURRICULUM VITAE WANDA KUSWANDA, S.HUT, MSC 1 Jabatan Peneliti Peneliti Madya 2 Kepakaran Konservasi Sumberdaya Hutan 3 E-mail wkuswan@yahoo.com 4 Riwayat Pendidikan S1 : Jurusan Konservasi Sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumberdaya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan dan lain - lain merupakan sumberdaya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Penurunan

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010

LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010 LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010 A. Latar Belakang Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yang terletak di Semenanjung kepala burung di ujung Barat Pulau Jawa (Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. Pertambahan penduduk merupakan faktor utama pendorong bagi upaya

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. Pertambahan penduduk merupakan faktor utama pendorong bagi upaya BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Pertambahan penduduk merupakan faktor utama pendorong bagi upaya pemanfaatan sumber daya alam khususnya hutan, disamping intensitas teknologi yang digunakan. Kehutanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, salah satu pengelompokan hutan berdasarkan fungsinya adalah hutan konservasi. Hutan konservasi merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan hutan di Sumatera Utara memiliki luas sekitar 3.742.120 ha atau sekitar 52,20% dari seluruh luas provinsi, luasan kawasan hutan ini sesuai dengan yang termaktub

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia merupakan Negara yang beriklim tropis yang merupakan keunggulan tersendiri dari Negara ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. rendah, hutan gambut pada ketinggian mdpl, hutan batu kapur, hutan

TINJAUAN PUSTAKA. rendah, hutan gambut pada ketinggian mdpl, hutan batu kapur, hutan TINJAUAN PUSTAKA 1. Kondisi Umum Hutan Batang Toru Kawasan hutan alam Batang Toru termasuk tipe hutan pegunungan rendah, hutan gambut pada ketinggian 900-1000 mdpl, hutan batu kapur, hutan berlumut (seperti

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: 1. Tahap Perencanaan, yang dilaksanakan pada bulan September 2006 Februari 2007, dilaksanakan di Aceh

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera 1 2 3 Pendahuluan (Sistem Perencanaan Tata Ruang - Kebijakan Nasional Penyelamatan Ekosistem Pulau Sumatera) Penyelamatan Ekosistem Sumatera dengan

Lebih terperinci

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan G. Tindak Lanjut Pendahuluan Program Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon telah menunjukkan hasil yang positif, dalam mencapai perubahan perilaku maupun dampak konservasi, sebagai contoh terdapat

Lebih terperinci

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan

Lebih terperinci

G. RENCANA TINDAK LANJUT

G. RENCANA TINDAK LANJUT G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk membangun,

Lebih terperinci

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB) KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB) Menimbang berbagai faktor utama yang menghambat pengelolaan hutan lindung secara efektif, maka pengelolaan hutan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kawasan hutan hujan tropis dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan kawasan pelestarian alam

Lebih terperinci

Judul. Rehablitasi Lahan Dan Hutan Melalui Pengembangan Hkm Untuk Peningkatan Daya Dukung DAS Moyo Kabupaten Sumbawa Lembaga Olah Hidup (Loh)

Judul. Rehablitasi Lahan Dan Hutan Melalui Pengembangan Hkm Untuk Peningkatan Daya Dukung DAS Moyo Kabupaten Sumbawa Lembaga Olah Hidup (Loh) Judul Pelaksana Fokus Area Rehablitasi Lahan Dan Hutan Melalui Pengembangan Hkm Untuk Peningkatan Daya Dukung DAS Moyo Kabupaten Sumbawa Lembaga Olah Hidup (Loh) Mitigasi Berbasis Lahan Kerangka Presentasi

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Habitat merupakan lingkungan tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup dan berkembang biak secara alami. Kondisi kualitas dan kuantitas habitat akan menentukan komposisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan kekayaan alam tropis yang tak ternilai harganya dan dipandang di dunia internasional. Tidak sedikit dari wilayahnya ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat yang masih memiliki nilai-nilai dan kultur tradisional. Sejak jaman dahulu, mereka tidak hanya

Lebih terperinci

: Yayasan Orangutan Sumatera - Orangutan Information Centre. LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010

: Yayasan Orangutan Sumatera - Orangutan Information Centre. LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010 Yayasan Orangutan Sumatera Lestari - Orangutan Information Centre 2010 LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010 Program Coordinator : Pride Campaign Manager

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS TROPICAL FOREST CONSERVATION ACTION FOR SUMATERA RENCANA STRATEGIS 2010-2015 A. LATAR BELAKANG Pulau Sumatera merupakan salah kawasan prioritas konservasi keanekaragaman hayati Paparan Sunda dan salah

Lebih terperinci

mendorong menemukan pasar untuk produk yang sudah ada dan mendukung spesies-spesies lokal yang menyimpan potensi ekonomi (Arifin et al. 2003).

mendorong menemukan pasar untuk produk yang sudah ada dan mendukung spesies-spesies lokal yang menyimpan potensi ekonomi (Arifin et al. 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Habitat hutan pegunungan sangat rentan terhadap gangguan, terutama yang berasal dari kegiatan pengelolaan yang dilakukan manusia seperti pengambilan hasil hutan berupa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan lebih lanjut ketentuan Bab IV Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN SATWA DAN TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI Indikator Perkuliahan Menjelaskan kawasan yang dilindungi Menjelaskan klasifikasi kawasan yang dilindungi Menjelaskan pendekatan spesies Menjelaskan

Lebih terperinci

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015 Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015 Papua terdiri dari Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua dengan luas total 42,22 juta ha merupakan provinsi terluas dengan jumlah penduduk

Lebih terperinci

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera Jakarta, 29 Juli 2011 1 2 3 Progress Legalisasi RTR Pulau Sumatera Konsepsi Tujuan, Kebijakan, Dan Strategi Rtr Pulau Sumatera Muatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.17/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR P.12/MENLHK-II/2015

Lebih terperinci

BUKU RENCANA MANAJEMEN PLAN SUB DAS GOPGOPAN

BUKU RENCANA MANAJEMEN PLAN SUB DAS GOPGOPAN i ii Kata Pengantar Penyusunan rencana pengelolaan ( Manajemen Plan) Sub DAS Gogopan merupakan bahagian dari kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian Kehutanan di wilayah DAS Asahan Barumun melalui program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumberdaya alam yang banyak dimiliki di Indonesia adalah hutan. Pembukaan hutan di Indonesia merupakan isu lingkungan yang populer selama dasawarsa terakhir

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai lahan basah paling luas dan mungkin paling beragam di Asia Tenggara, meliputi lahan basah alami seperti rawa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dari penunjukan kawasan konservasi CA dan SM Pulau Bawean adalah untuk

I. PENDAHULUAN. dari penunjukan kawasan konservasi CA dan SM Pulau Bawean adalah untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suaka Alam Pulau Bawean ditunjuk dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 76/Kpts/Um/12/1979 tanggal 5 Desember 1979 meliputi Cagar Alam (CA) seluas 725 ha dan Suaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sumberdaya lahan merupakan suatu sumberdaya alam yang sangat penting bagi mahluk hidup, dengan tanah yang menduduki lapisan atas permukaan bumi yang tersusun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : a. bahwa Taman

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

Alang-alang dan Manusia

Alang-alang dan Manusia Alang-alang dan Manusia Bab 1 Alang-alang dan Manusia 1.1 Mengapa padang alang-alang perlu direhabilitasi? Alasan yang paling bisa diterima untuk merehabilitasi padang alang-alang adalah agar lahan secara

Lebih terperinci

4. KEGIATAN-KEGIATAN DAN MATERI KAMPANYE

4. KEGIATAN-KEGIATAN DAN MATERI KAMPANYE 4. KEGIATAN-KEGIATAN DAN MATERI KAMPANYE Pembuatan pesan kampanye tidak hanya terkait dengan Teori Perubahan, tapi juga berbagai sasaran SMART yang telah disetujui dalam rencana proyek awal, dan dalam

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK 1 Hutwan Syarifuddin, 1 Wiwaha Anas Sumadja, 2 Hamzah, 2 Elis Kartika, 1 Adriani, dan 1 Jul Andayani 1. Staf Pengajar Fakultas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1230, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Kelompok Tani Hutan. Pembinaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.57/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Hutan lindung sesuai fungsinya ditujukan untuk perlindungan sistem

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Hutan lindung sesuai fungsinya ditujukan untuk perlindungan sistem BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Hutan lindung sesuai fungsinya ditujukan untuk perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Konservasi No. 5 Tahun 1990, sumberdaya alam hayati adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumberdaya alam nabati (tumbuhan) dan

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 677/Kpts-II/1998 jo Keputusan Menteri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sumberdaya hutan yang ada bukan hanya hutan produksi, tetapi juga kawasan konservasi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya bagi kesejahteraan manusia. Keberadaan sumber daya alam dan manusia memiliki kaitan yang sangat

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM

RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM 2016-2020 Tugas Pokok : Fungsi : Visi : Misi : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kean dan 1. Merumuskan kebijakan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN I.. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki perhatian cukup tinggi terhadap pengelolaan sumber daya alam (SDA) dengan menetapkan kebijakan pengelolaannya harus

Lebih terperinci

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti: PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN BUKAN SAWAH Tim Peneliti: Bambang Irawan PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN POSO PEMERINTAH KABUPATEN POSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN DANAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO, Menimbang : a. bahwa daerah aliran sungai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal memiliki potensi sumberdaya alam yang tinggi dan hal itu telah diakui oleh negara-negara lain di dunia, terutama tentang potensi keanekaragaman hayati

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melimpah, baik kekayaan mineral maupun kekayaan alam yang berupa flora

I. PENDAHULUAN. melimpah, baik kekayaan mineral maupun kekayaan alam yang berupa flora I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang dikaruniai kekayaan alam yang melimpah, baik kekayaan mineral maupun kekayaan alam yang berupa flora dan fauna. Hutan

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 10 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan Merupakan sesuatu yang kritis untuk memiliki ide yang jelas bagaimana kampanye Pride kita akan menciptakan yang bertahan lama untuk konservasi keanekaragaman hayati. Salah satu cara untuk melakukan hal

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian subsektor perkebunan mempunyai arti penting dan strategis terutama di negara yang sedang berkembang, yang selalu berupaya: (1) memanfaatkan kekayaan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR KAMPANYE HUTAN GEUMPANG, KOMPLEKS ULU MASEN, ACEH. Oleh: Shaummil Hadi Fauna & Flora International Program Aceh Agustus 2010

LAPORAN AKHIR KAMPANYE HUTAN GEUMPANG, KOMPLEKS ULU MASEN, ACEH. Oleh: Shaummil Hadi Fauna & Flora International Program Aceh Agustus 2010 LAPORAN AKHIR KAMPANYE HUTAN GEUMPANG, KOMPLEKS ULU MASEN, ACEH Oleh: Shaummil Hadi Fauna & Flora International Program Aceh Agustus 2010 PENDAHULUAN oleh Shaummil Hadi Selama dua tahun terakhir, saya

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.16/Menhut-II/2011 Tanggal : 14 Maret 2011 PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pedoman

Lebih terperinci

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN TUMBUHAN DAN SATWA

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN TUMBUHAN DAN SATWA BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN TUMBUHAN DAN SATWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor kepuasan kerja dijelaskan oleh Umam (2010) bahwa terdapat dua indikator yaitu adanya ciri-ciri instrinsik dan ekstrinsik dari suatu pekerjaan yang menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada usia dini anak mengalami masa keemasan yang merupakan masa dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada usia dini anak mengalami masa keemasan yang merupakan masa dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada usia dini anak mengalami masa keemasan yang merupakan masa dimana anak mulai peka atau sensitif untuk menerima berbagai ransangan. Masa peka adalah masa terjadinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan lingkungan telah mendorong kesadaran publik terhadap isu-isu mengenai pentingnya transformasi paradigma

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam merupakan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 92 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 92 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 92 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS (GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM) Fakultas Teknologi Pertanian, Kampus Limau

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI DAN HUTAN LINDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang selain merupakan sumber alam yang penting artinya bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari 3 negara yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Fauna merupakan bagian dari keanekaragaman hayati di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang sangat tinggi, namun belum banyak upaya yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberhasilan agribisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi nasional tekanan terhadap sumber daya hutan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi nasional tekanan terhadap sumber daya hutan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan di Indonesia mempunyai peranan baik ditinjau dari aspek ekonomi, sosial budaya, maupun secara ekologis. Sejalan dengan pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena merupakan tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia. Lebih dari setengah angkatan kerja

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang TAHURA Bukit Soeharto merupakan salah satu kawasan konservasi yang terletak di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara dengan luasan 61.850 ha. Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis Siti Chadidjah Kaniawati pada situs Balai Taman Nasional Kayan Mentarang menjelaskan dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 32 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Sumedang Kabupaten Sumedang memiliki luas wilayah sebesar 155.871,98 ha yang terdiri dari 26 kecamatan dengan 272 desa dan 7 kelurahan.

Lebih terperinci

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ... itj). tt'ii;,i)ifir.l flni:l l,*:rr:tililiiii; i:.l'11, l,.,it: I lrl : SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI DAFTAR SINGKATAN viii tx xt xii... xviii BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat dibutuhkan. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup seperti untuk membangun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 27 PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma baru pembangunan Indonesia lebih diorientasikan pada sektor pertanian sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas lokal. Salah satu fokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Masalah utama dalam upaya mempertahankan dan mengembangkan lahan pertanian adalah penurunan kualitas lahan dan air. Lahan dan air merupakan sumber daya pertanian yang memiliki peran

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2010 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2010 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2010 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menyandang predikat mega biodiversity didukung oleh kondisi fisik wilayah yang beragam mulai dari pegunungan hingga dataran rendah serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan konservasi merupakan suatu kawasan yang dikelola dan dilindungi dalam rangka pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan. Penetapan status sebuah kawasan menjadi

Lebih terperinci

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 Praktek REDD+ yang Menginspirasi MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA RINGKASAN Apa Pengembangan kawasan konservasi masyarakat dan pengelolaan hutan berbasis

Lebih terperinci