BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Inge Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Produk yang dihasilkan oleh PT. Cosmar adalah produk kosmetik dengan 3 kategori berdasarkan bentuknya, liquid, pasta dan padat, diantaranya yaitu lipstik, bedak two way cake, eye shadow, shampo, body lotion, night cream, day cream, maskara, dan parfum. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan produk pesanan dari customer yang dalam hal ini perusahaan kosmetik lain. Jadi PT. Cosmar tidak menghasilkan produk untuk dipasarkan sendiri, melainkan untuk memenuhi permintaan pesanan perusahaan lain. Berikut ini adalah gambar-gambar produk jadi PT. Cosmar : Gambar 4.1 Lipstik Gambar 4.2 Eye Shadow
2 74 Gambar 4.3 Day and Night Cream Gambar 4.4 Bedak Two Way Cake Gambar 4.5 Hand and Body Lotion Gambar 4.6 Parfum 4.1 Hasil Pengumpulan Data Data Ketidaksesuaian Ketidaksesuaian yang terjadi pada suatu perusahaan bisa berasal dari perusahaan itu sendiri maupun dari customer yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan perusahaan. Disini, penulis mencoba untuk mengumpulkan data ketidaksesuaian yang terjadi selama tahun 2005 pada perusahaan untuk kemudian di analisa penyebabnya dan mencari pemecahan
3 75 masalah tersebut sehingga diharapkan ketidaksesuaian yang terjadi dimasa datang akan semakin berkurang jumlahnya. Tabel 4.1 Rekapitulasi Ketidaksesuaian tahun 2005 Tanggal Ketidaksesuaian 15 Februari 2005 Kesalahan penimbangan bahan baku 8 Maret 2005 Penggumpalan pada Skin Lightening 10 Maret 2005 Warna Lipstik tidak sesuai standard 3 Mei 2005 Terjadi perubahan warna pada Skin Lightening 3 Mei 2005 Kondisi Night Cream yang berubah bentuk 10 Mei 2005 Permukaan Day Cream tidak rata dan isi jauh dari standard 9 Agustus 2005 Lipstik gompel dan miring 9 Agustus 2005 Pada master box lipstik, lakban menutupi penamaan produk, dan pemasangan selotip tidak rapi 31 Agustus 2005 Printing kemasan mascara luntur 17 November 2005 Tidak adanya informasi akan ada pengiriman produk jadi dari marketing kepada gudang 23 November 2005 Cetakan pada eyeshadow rapuh dan godet kurang melekat dengan baik 15 Desember 2005 Kesalahan penulisan jumlah mascara yang dikirim
4 76 Tabel 4.2 Frekuensi Ketidaksesuaian Ketidaksesuaian Frekuensi Kesalahan penimbangan bahan baku 1 Kesalahan pengemasan produk 7 Kesalahan pencampuran warna 1 Kesalahan penyimpanan bahan baku 1 Kurangnya kapasitas mesin 1 Kesalahan proses filling 1 Kesalahan informasi pengiriman produk jadi 1 Kesalahan pengembangan desain 1 Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa kesalahan yang paling banyak terjadi pada perusahaan selama tahun 2005 adalah kesalahan pengemasan produk dengan frekuensi sebanyak 7 kali. Adapun tabel diatas diolah dalam bentuk diagram lingkaran atau pie chart seperti di bawah ini : Data Ketidaksesuaian PT. Cosmar Th % 7% 7% 7% 7% Kesalahan penimbangan bahan baku Kesalahan pengemasan produk Kesalahan pencampuran warna Kesalahan penyimpanan bahan baku Kurangnya kapasitas mesin Kesalahan proses filling 7% 7% 51% Kesalahan informasi pengiriman produk jadi Kesalahan pengembangan desain Diagram 4.1 Pie Chart Ketidaksesuaian PT. Cosmar Tahun 2005
5 Frekuensi Terjadinya Ketidaksesuaian Frekuensi Ketidaksesuaian dari Customer dan Perusahaan Tabel 4.3 Jumlah Ketidaksesuaian (Customer dan Perusahaan) Bulan Jumlah Januari 0 Februari 1 Maret 2 April 0 Mei 3 Juni 0 Juli 0 Agustus 3 September 0 Oktober 0 November 2 Desember 1 Jumlah 12 Frekuensi Ketidaksesuaian Customer dan Perusahaan 4 Jumlah Ketidaksesuaian 0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Bulan (Th. 2005) Diagram 4.2 Ketidaksesuaian dari Customer dan Perusahaan Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ketidaksesuaian yang terjadi selama tahun 2005 sebanyak 12 kali dalam 6 bulan. Dari sini, dapat
6 78 dilihat bahwa PT. Cosmar cukup banyak mendapat ketidaksesuaian baik dari produk jadi yang dihasilkan maupun selama proses dalam pembuatan produk yang dipesan oleh customer dari PT. Cosmar. Ketidaksesuaian tersebut bisa berupa komplain dari customer yang merasa tidak puas akan produk jadi yang dihasilkan (disampaikan melalui marketing dengan mengisi form keluhan pelanggan) maupun dari PT. Cosmar itu sendiri selama pelaksanaan proses kerja Frekuensi Ketidaksesuaian dari Perusahaan Tabel 4.4 Jumlah Ketidaksesuaian dari Perusahaan Bulan Jumlah Ketidaksesuaian Januari 0 Februari 1 Maret 0 April 0 Mei 0 Juni 0 Juli 0 Agustus 0 September 0 Oktober 0 November 1 Desember 0 Jumlah 2
7 79 Frekuensi Ketidaksesuaian dari Perusahaan Jumlah Ketidaksesuaian 0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Bulan (Th.2005) Diagram 4.3 Ketidaksesuaian dari Perusahaan Frekuensi Ketidaksesuaian dari Customer Tabel 4.5 Jumlah Ketidaksesuaian dari Customer Bulan Jumlah Ketidaksesuaian Januari 0 Februari 0 Maret 2 April 0 Mei 3 Juni 0 Juli 0 Agustus 3 September 0 Oktober 0 November 1 Desember 1 Jumlah 10
8 80 Frekuensi Ketidaksesuaian dari Customer 4 Jumlah Ketidaksesuaian 0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Bulan (Th.2005) Diagram 4.4 Ketidaksesuaian dari Customer Jenis Ketidaksesuaian Berdasarkan jenisnya, ketidaksesuaian pada perusahaan ini dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu ketidaksesuaian yang terjadi pada saat dilakukan proses dalam menghasilkan produk jadi dan ketidaksesuaian yang terjadi pada produk jadi setelah dilakukan pengiriman oleh perusahaan kepada customer. Tabel 4.6 Ketidaksesuaian pada Proses Sumber Ketidaksesuaian PT. Cosmar Kesalahan penimbangan bahan baku PT. Cosmar Kesalahan informasi terhadap pengiriman produk jadi dari marketing kepada gudang
9 81 Tabel 4.7 Ketidaksesuaian pada Produk Jadi Sumber Ketidaksesuaian Customer Penggumpalan pada Skin Lightening Customer Warna Lipstik tidak sesuai standard Customer Terjadi perubahan warna pada Skin Lightening Customer Kondisi Night Cream yang berubah bentuk Customer Permukaan Day Cream tidak rata dan isi jauh dari standard Customer Lipstik gompel dan miring Customer Pada master box lipstik, lakban menutupi penamaan produk, dan pemasangan selotip tidak rapi Customer Printing kemasan mascara luntur Customer Cetakan pada eyeshadow rapuh dan godet kurang melekat dengan baik Customer Kesalahan penulisan jumlah mascara yang dikirim 4.2 Analisis Data dan Pembahasan Penyebab dari Ketidaksesuaian Pada tabel-tabel berikut ini akan dijelaskan penyebab dari ketidaksesuaian yang terjadi di dalam perusahaan yang dibagi menjadi 5 faktor, yaitu manusia sebagai pelaksana kerja, bahan sebagai unsur utama yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang jadi, metode yang dilihat dari
10 82 segi kelengkapan prosedur, instruksi dan form atau bukti yang dibutuhkan sebagai petunjuk selama melakukan proses kerja, mesin sebagai salah satu unsur pendukung untuk menghasilkan produk jadi dan keadaan lingkungan yang dapat mempengaruhi kondisi produk jadi yang dihasilkan. Diharapkan dari analisa penyebab ketidaksesuaian yang ada, dapat dicari upaya perbaikan sehingga tidak terjadi lagi kesalahan yang sama di masa yang akan datang. Upaya atau tindakan perbaikan tersebut merupakan bagian dari proses peningkatan yang berkesinambungan dari sistem manajemen mutu perusahaan. Ketidak sesuaian Kesalahan pengambilan bahan baku pada penimbangan Tabel 4.8 Penyebab Ketidaksesuaian (15 Februari 2005) Manusia Bahan Bekerja seorang diri Prosedur Kerja (PK) Tidak - ada PK penimbangan Penyebab Metode Instruksi Kerja (IK) Tidak ada IK penimbangan Form/ bukti Label untuk Castor Oil dan Olive Oil sukar dibedakan Mesin Lingkungan - -
11 83 Pada tanggal 15 Februari 2005, terjadi ketidaksesuaian dalam pengambilan bahan baku pada penimbangan produk Pasta DC Brown Iron Oxide, no batch 5B45 di dalam gudang bahan baku, yaitu seharusnya ditimbang Castor Oil, tetapi yang diambil Olive Oil. Penyebabnya secara umum yaitu kesalahan pada penimbangan bahan baku yang dapat dilihat dari segi manusia dan metode kerja a. Manusia Dari segi manusia, penyebab kesalahan pengambilan bahan baku ketika menimbang yaitu pegawai yang melakukan penimbangan hanya bekerja seorang diri. Hal ini menyebabkan pegawai kurang berkonsentrasi karena harus menimbang sekaligus mengisi lembar checklist penimbangan. Seharusnya, penimbang terdiri dari 2 orang dimana 1 orang melakukan penimbangan, dan 1 orang lagi melakukan pengisian lembar checklist penimbangan. Sehingga, penimbang menjadi lebih fokus terhadap pekerjaannya. Pada saat kejadian, pegawai penimbangan yang lain tidak bisa masuk kerja karena sakit. Dalam hal ini, seharusnya perlu ada pengalokasian pegawai bagian lain untuk membantu bagian penimbangan. b. Metode Kerja Prosedur, Instruksi Kerja, dan Form/Bukti Ketika pekerja melakukan penimbangan bahan baku, tidak ada prosedur dan instruksi kerja penimbangan sebagai petunjuk untuk menimbang bahan-bahan yang akan diproses hingga menghasilkan produk jadi. Seharusnya dibuat suatu prosedur dan instruksi kerja untuk penimbangan yang merinci alat dan bahan apa
12 84 saja yang perlu disiapkan terlebih dahulu sebelum menimbang, bahan-bahan apa yang harus diambil, bagaimana cara menimbang yang benar dan mensetting alat penimbangan, juga hal-hal apa saja yang perlu diperiksa dan di check list. Untuk instruksi kerja yang telah dibuat seharusnya ditempel ditempat penimbangan agar pegawai yang belum terlatih dapat melihat petunjuk penimbangan sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat menimbang. Selain prosedur dan instruksi yang tidak ada, penyebab lain dari kesalahan pengambilan bahan baku dapat dikarenakan label bahan baku antara Castor Oil dengan Olive Oil warnanya sama, sehingga penimbang sulit membedakan dan menjadi mudah tertukar. Seharusnya, warna untuk masing-masing label bahan baku dibedakan sehingga pegawai tidak mudah tertukar. Ketidak sesuaian Penggumpalan pada Skin Lightening disebabkan wadah customer tidak air tight Tabel 4.9 Penyebab Ketidaksesuaian (8 Maret 2005) Penyebab Manusia Bahan Metode Prosedur Instruksi Form/ Kerja Kerja bukti (PK) (IK) - - Tidak ada PK kesesuaian antara isi dengan kemasan IK Tidak ada Sampling spesifikasi bahan bahan kemas kemas dari tidak customer spesifik Mesin Lingkungan - -
13 85 Pada tanggal 8 Maret 2005, customer CV. Wijayatama Cosmetics melakukan komplain kepada pihak PT. Cosmar karena terjadi penggumpalan pada produk Skin Lightening yang dikirim tanggal 16 September Dari hasil analisa terhadap retained sample diketahui bahwa kondisi wadah milik customer tidak sepenuhnya air tight sehingga kemungkinan udara masuk dan air menguap. Dari keterangan tersebut, dapat diketahui bahwa sumber permasalahan terletak pada kondisi wadah dari customer. Penyebabnya secara umum yaitu kesalahan pada pengemasan produk yang dapat dilihat dari segi metode kerja yakni tidak lengkapnya prosedur kerja, instruksi kerja, dan form/bukti. Metode Kerja Barang yang masuk ke dalam perusahaan melalui gudang (warehouse) termasuk wadah atau kemasan dari customer, selalu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh QC dengan prosedur kerja pemeriksaan barang datang. Untuk kasus diatas, tidak ada prosedur kerja khusus untuk kesesuaian antara isi (jenis produk) dengan bahan kemasan. Jadi, tidak ada prosedur kerja yang menyatakan bahwa jenis produk skin lightening tidak boleh menggunakan menggunakan wadah yang tidak air tight. Hal ini tentu saja berbeda untuk produk jenis lain, misal untuk bedak two way cake dimana pada kemasannya justru diharuskan berlubang untuk menjaga agar sponge bedak tidak lembab. Pada instruksi kerja sampling bahan kemas, juga tidak dibedakan bahan kemas untuk jenis-jenis produk sehingga tidak ada rincian bahan kemas yang baik untuk
14 86 jenis produk seperti skin lightening seperti apa dan bagaimana seharusnya diperlakukan. Untuk form atau bukti, didalam spesifikasi bahan kemas dari customer tidak disebutkan bahwa wadah tidak air tight. Seharusnya customer sebagai pemilik dari kemasan mengetahui hal ini terlebih dahulu sehingga pihak perusahaan yang membuat produk skin lightening bisa berhati-hati dalam melakukan penyimpanan produk jadi sehingga tidak terjadi penggumpalan yang disebabkan masuknya udara ke dalam kemasan primer. Selain itu, pada uji stabilitas (uji untuk mengetahui kestabilan sifat produk selama 3 bulan dalam suhu kamar, lampu TL dan 50 0 ) terhadap produk yang akan di proses, tidak dilakukan uji produk dengan menggunakan wadah yang sesungguhnya, sehingga tidak diketahui apakah wadah tersebut dapat mengakibatkan perubahan kondisi pada produk jadi atau tidak. Se uji ini dilakukan dengan menggunakan wadah yang sesungguhnya sehingga dapat segera diketahui apakah wadah dari customer berpengaruh atau tidak terhadap kondisi produk jadi.
15 87 Tabel 4.10 Penyebab Ketidaksesuaian (10 Maret 2005) Ketidak Penyebab sesuaian Manusia Bahan Metode Warna Lipstik Moist yang terlalu pink dan kurang merah - - Prosedur Kerja (PK) Instruksi Kerja (IK) Form/ bukti Tidak Tidak IPC ada PK ada IK Lipstik pencampuran pencampuran tidak bahan baku warna untuk dijalankan lipstik 1 jam sekali Mesin Lingkungan - - Pada tanggal 10 Maret 2005, customer CV. Aulia Citra Lestari melakukan komplain pada PT. Cosmar, yaitu warna Lipstick Moist yang terlalu pink dan kurang merah. Penyebabnya secara umum yaitu kesalahan pada pencampuran warna yang dapat dilihat dari segi metode kerja yakni tidak lengkapnya prosedur kerja, instruksi kerja, dan form/bukti. Metode Kerja Ketika perusahaan mendapat pesanan permintaan produksi dari customer, R&D membuat trial formula yang hasilnya akan di jadikan standard dalam pembuatan produk jadi. Didalam melakukan trial formula lipstik tidak ada prosedur tersendiri
16 88 untuk pencampuran bahan-bahan baku. Padahal, prosedur ini dapat membantu staf R&D dalam memberikan petunjuk mengenai bahan apa saja yang harus dicampur, bagaimana cara mencampurnya, dan berapa kadar yang dibutuhkan sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pelanggan. Pembuatan trial formula hanya didasarkan pada instruksi kerja trial formula. Untuk instruksi kerjanya, tidak terdapat instruksi mengenai pencampuran warna untuk lipstik. Proses pencampuran warna juga hanya berdasarkan instruksi pada trial formula. Dilihat dari petunjuk pemeriksaan dalam proses (In Process Control/IPC) lipstik, terdapat hal-hal yang harus diperiksa, diantaranya penampilan fisik seperti warna dan homogenitas warna. Hasilnya dicantumkan pada laporan hasil pengawasan selama proses filling lipstik. IPC yang dilakukan setiap 1 jam sekali dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 10 buah. Dari hasil pengamatan pada ruang proses lipstik dan wawancara penulis dengan staf QC, diketahui bahwa IPC tidak dilakukan setiap 1 jam sekali karena keterbatasan waktu. Hal ini lah yang dapat mengakibatkan ada produk lipstik yang terlewat untuk diperiksa sehingga terdapat kecacatan pada warna, yaitu tidak memenuhi standard yang seharusnya.
17 89 Ketidak sesuaian Perubahan warna pada Skin Lightening karena oksidasi bahan baku Tabel 4.11 Penyebab Ketidaksesuaian (3 Mei 2005) Penyebab Manusia Bahan Metode Prosedur Instruksi Form/ Kerja Kerja bukti (PK) (IK) - - Tidak ada PK untuk penyimpanan bahan baku yang bersifat khusus Tidak ada IK CA untuk (Certificate penyimpanan of bahan baku Analysis) yang bersifat supplier khusus tidak rinci Mesin Lingkungan Tidak - ada gudang barang jadi Pada tanggal 3 Mei 2005, customer CV. Wijayatama Cosmetic melakukan komplain pada PT. Cosmar tentang Skin Lightening yang dikirim yaitu warna berubah dari putih menjadi coklat. Hal ini dikarenakan ada proses oksidasi salah satu bahan baku, karena diketahui salah satu bahan baku yang dipakai mempunyai sifat mudah teroksidasi dan berubah warna. Penyebabnya secara umum yaitu kesalahan pada penyimpanan bahan baku yang dapat dilihat dari segi metode kerja yakni tidak lengkapnya prosedur kerja, instruksi kerja, dan form/bukti serta dari faktor lingkungan kerja yang tidak memiliki gudang barang jadi.
18 90 a. Metode kerja Dilihat dari dokumen pada departemen warehouse (gudang), diketahui tidak ada prosedur kerja tersendiri untuk penyimpanan produk jadi di gudang berdasarkan sifat kimia produk tersebut atau tidak ada metode penanganan yang aman untuk produk-produk tertentu. Mengingat produk kosmetik mempunyai bahan dasar berupa zat kimia yang sifatnya mudah teroksidasi seharusnya dibuat prosedur kerja tentang cara-cara penyimpanan barang di gudang berdasarkan sifat barang. Demikian juga halnya dengan instruksi kerjanya yaitu tidak ada instruksi untuk penyimpanan barang di gudang berdasarkan sifat barang tersebut. Untuk form atau bukti, pada Certificate of Analysis (CA) dari supplier, tidak dicantumkan bahwa sifat bahan baku mudah teroksidasi sehingga pihak perusahaan tidak dapat memberikan penanganan khusus dalam menyimpan bahan baku tersebut. b. Lingkungan Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi proses terjadinya oksidasi, karena perusahaan tidak mempunyai gudang untuk menyimpan produk jadi. Gudang yang ada pada PT. Cosmar hanyalah untuk menyimpan bahan baku saja. Sedangkan produk jadi yang sudah dikemas hanya ditempatkan dalam ruang pengemasan sekunder (pengemasan ke dalam master box) saja.
19 91 Ketidak sesuaian Kondisi night cream berubah bentuk karena packing dari customer kurang rapat Tabel 4.12 Penyebab Ketidaksesuaian (3 Mei 2005) Penyebab Manusia Bahan Metode Mesin Prosedur Instruksi Form/ Kerja Kerja bukti (PK) (IK) - - PK pemeriksaan barang datang tidak merinci persyaratan packing yang baik untuk jenisjenis produk IK sampling bahan kemas tidak menyebut spesifikasi bahan kemas yang baik Tidak ada spesifikasi bahan kemas dari customer Kapasitas mesin mixer kurang Lingkungan - Pada tanggal 3 Mei 2005, terjadi komplain dari customer CV. Wijayatama Cosmetic tentang kondisi night cream yang dikirim PT. Cosmar yaitu berubah bentuk setelah beberapa lama. Penyebab masalah tersebut secara umum adalah kesalahan bagian pengemasan dan kurangnya kapasitas mesin yang dapat dilihat dari segi metode dan mesin, yaitu : a. Metode Setelah dianalisa, penyebab masalah tersebut yaitu packing primer dari customer kurang rapat. Packing primer merupakan kemasan yang bersentuhan
20 92 langsung dengan produk. Sama seperti yang dijelaskan diatas bahwa setiap produk yang datang termasuk packing atau kemasan dari customer dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu dengan mengacu pada prosedur kerja pemeriksaan barang datang dan instruksi kerja sampling bahan kemas. Namun, instruksi kerja ini tidak ditempel pada gudang. Sehingga pegawai bisa saja lalai dalam menjalankan tugasnya. Pada prosedur pemeriksaan barang datang juga tidak disebutkan dengan rinci persyaratan packing primer yang baik untuk jenis-jenis produk. Selain itu, pada instruksi kerja untuk sampling bahan kemas, juga tidak disebutkan dengan rinci persyaratan packing primer yang baik untuk jenis-jenis produk. Sebagai bukti dari customer, tidak ada spesifikasi bahan kemas yang menyebutkan bahwa packing primer kurang rapat. b. Mesin Selain dari kesalahan metode kerja, perubahan bentuk juga disebabkan karena proses pembuatan kurang homogen karena kapasitas mixer untuk produk cream kurang. Oleh karena itu, seharusnya dilakukan penambahan kapasitas mesin mixer agar bahan baku lebih homogen dan sebaiknya selalu dilakukan uji stabilitas terhadap wadah sebenarnya dari customer. Sehingga diharapkan dari uji stabilitas akan terlihat apakah wadah mempengaruhi kondisi produk jadi atau tidak.
21 93 Tabel 4.13 Penyebab Ketidaksesuaian (10 Mei 2005) Ketidak Penyebab sesuaian Manusia Bahan Metode Mesin Ling- Prosedur Instruksi Form/ kungan Kerja Kerja bukti (PK) (IK) Kondisi Uplilf Day Cover Tidak teliti - Tidak ada PK Tidak ada IK IPC tidak dilakukan Tidak ada - Cream dalam pengisian pengisian 1 jam mesin permukaannya bekerja, bahan manual sekali filling tidak rata dan operator kedalam untuk untuk isi jauh dari berbeda- wadah cream cream standard beda Pada tanggal 10 Mei 2005 terjadi komplain dari customer CV. Wijayatama Cosmetic tentang kondisi Uplilf Day Cover Cream yang dikirim PT. Cosmar yaitu pada finished goods terlihat permukaan tidak rata dan ada beberapa yang isinya jauh dari standard. Penyebabnya secara umum yaitu kesalahan pada proses filling yang dapat dilihat dari segi manusia, metode kerja yakni tidak lengkapnya prosedur kerja, instruksi kerja, dan form/bukti serta kapasitas mesin. Penyebab masalah tersebut dapat dilihat dari segi manusia, metode dan mesin, yaitu : a. Manusia Pengisian hanya dilakukan dengan cara manual dimana masing-masing operator yang berbeda menuang isi cream (yang ditampung dalam cawan) satu per satu kedalam wadah. Hal ini lah yang membuat permukaan isi menjadi tidak
22 94 rata dan jauh dari standard yang seharusnya, karena cara pengisian setiap orang berbeda-beda. Sehingga hasilnya pun menjadi tidak merata dan tidak memenuhi standard yang seharusnya. Masalah ini juga disebabkan karena operator berbicara dengan operator lain sehingga kurang teliti ketika menuang cream. b. Metode Perbedaan pada permukaan isi cream ini juga disebabkan karena tidak adanya prosedur kerja untuk pengisian bahan kedalam wadah. Dan juga tidak ada instruksi kerja untuk pengisian manual ke dalam wadah untuk produk cream. Dengan adanya prosedur dan instruksi kerja filling bahan ke dalam wadah, diharapkan isi produk menjadi lebih standard dan merata karena pengisian dilakukan berdasarkan petunjuk yang benar. c. Mesin Proses pengisian pada produk cream pada perusahaan ini tidak menggunakan mesin khusus filling. Berbeda halnya dengan produk shampo atau lipstik yang mempunyai mesin khusus untuk proses pengisian atau filling kedalam wadah, untuk produk cream, mesin khusus filling ini tidak ada. Oleh karena itu, seharusnya dilakukan penambahan kapasitas mesin filling cream agar isi produk menjadi lebih standard dan merata.
23 95 Tabel 4.14 Penyebab Ketidaksesuaian (9 Agustus 2005) Ketidak sesuaian Manusia Bahan Penyebab Metode Mesin Ling- Prosedur Kerja (PK) Instruksi Kerja (IK) Form/ bukti kungan Lipstik Bekerja dalam kurang kondisi teliti, gompel kurang dan pengawasan miring Supervisor - - Lembar IPC Petunjuk tidak di Kemas jalankan lipstik 1 jam tidak sekali ditempel - - Pada tanggal 9 Agustus 2005 terjadi komplain dari customer PT. Candika Wastu Pramathana tentang Lipstick Aubeau no.15 no. batch 5F85 dan 5F86 yaitu : sebanyak 199 pcs lipstik dalam kondisi gompel dan miring. Penyebab masalah tersebut secara umum adalah ketidaktelitian bagian pengemasan yang dapat dilihat dari segi manusia dan metode kerja. a. Manusia Dari segi manusia, gompel dan miringnya lipstik dapat disebabkan pengemas kurang teliti dalam memasukkan lipstik kedalam wadah sehingga lipstik menjadi gompel dan miring. Kurangnya pengawasan dari Supervisor juga turut mempengaruhi ketidaksesuaian pada produk jadi. Dalam hal ini, seharusnya Supervisor lebih mengawasi operator saat bekerja.
24 96 b. Metode kerja Dari segi metode, instruksi kerja berupa Lembar Petunjuk Kemas lipstik yang tidak ditempel menyebabkan operator baru yang kurang berpengalaman tidak mengetahui petunjuk kemas lipstik yang benar. Juga untuk In Process Control yang tidak dijalankan 1 jam sekali oleh staf QC. Padahal, menurut petunjuk, seharusnya pemeriksaan IPC dijalankan 1 jam sekali. Hal ini lah yang turut menyebabkan produk yang tidak sesuai terlewat oleh pemeriksaan sehingga terjadi komplain customer. Tabel 4.15 Penyebab Ketidaksesuaian (9 Agustus 2005) Ketidak sesuaian Manusia Bahan Penyebab Metode Mesin Ling- Prosedur Kerja (PK) Instruksi Kerja (IK) Form/ bukti kungan Pengemasasan Tidak teliti Jenis master box dalam karton Lipstik tidak bekerja, kurang rapi kurang pengawasan Supervisor baik - Lembar Petunjuk Kemas untuk Master Box tidak ditempel - - -
25 97 Pada tanggal 9 Agustus 2005 terjadi komplain dari customer PT. Gloria Origitta tentang lipstik CM 90, No. Batch 5G3/26, sebanyak 3817 pcs, yaitu : - Pemasangan selotip master box tidak rapi - Lakban menutupi penandaan master box sehingga sulit dibaca Penyebabnya secara umum yaitu kesalahan pada pengemasan produk yang dapat dilihat dari segi manusia dan metode kerja yakni tidak lengkapnya prosedur kerja, instruksi kerja, dan form/bukti. a. Manusia Dari segi manusia, pengemasan yang kurang rapi disebabkan kurangnya disiplin dari para operator, dimana operator tidak teliti atau mengobrol ketika menempel selotip dan lakban sehingga tidak memperhatikan lakban menutupi penamaan produk pada master box dan pemasangan selotip pun menjadi tidak rapi. Disini Supervisor bagian pengemasan juga kurang mengawasi dan memperingatkan pengemas agar lebih berhati-hati. b. Bahan Dari segi bahan, jenis karton yang kurang baik menyebabkan selotip menjadi sulit merekat. Setelah ditempel berulang kali, selotip kembali mengelupas sehingga menyebabkan pemasangan selotip menjadi tidak rapi. Hal ini disebabkan bahan karton yang tidak bisa menyatu dengan selotip. c. Metode Kerja Pemasangan selotip yang tidak rapi dan penempelan lakban pada master box disebabkan karena ketidaktelitian bagian pengemasan. Berdasarkan observasi
26 98 penulis, saat petugas kemas melakukan pengemasan diketahui instruksi kerja yang berupa Lembar Petunjuk Kemas untuk master box tidak ditempel pada bagian pengemasan. Sehingga apabila pengemas pegawai baru yang belum terlatih tidak mengetahui langkah-langkah yang benar dalam melakukan pengemasan produk jadi ke dalam master box. Tabel 4.16 Penyebab Ketidaksesuaian (31 Agustus 2005) Ketidak Penyebab sesuaian Manusia Bahan Metode Mesin Ling- Prosedur Instruksi Form/ kungan Kerja Kerja bukti (PK) (IK) Printing colour of - - Tidak ada PK Tidak ada IK Tidak ada spesifikasi - - delight untuk untuk customer luntur sanitasi sanitasi yang karena kemasan menyebutkan kemasan printing customer kemasan tidak tahan mudah alkohol luntur Pada tanggal 31 Agustus 2005 terjadi komplain dari customer PT. Golden Vision tentang Mascara Hitam (Pixy Color of Delight), no. batch 5H113 yaitu : printing colour of delight luntur. Penyebab masalah tersebut yaitu printing tidak tahan
27 99 terhadap alkohol padahal wadah atau kemasan harus disanitasi dengan alkohol sebelum dipakai karena mascara adalah sediaan sekitar mata dimana persyaratan cemaran mikrobanya sangat ketat. Berarti, kasus ini termasuk kesalahan pada bagian pengemasan produk yang penyebabnya dapat dilihat dari segi metode kerja yakni tidak lengkapnya prosedur kerja, instruksi kerja, dan form/bukti. Metode Kerja Prosedur, Instruksi Kerja, dan Form/Bukti Dari segi prosedur kerja, tidak terdapat petunjuk mengenai sanitasi yang benar, sedangkan pada instruksi kerja juga tidak ada instruksi mengenai sanitasi kemasan. Yaitu petunjuk mengenai cara membersihkan kemasan yang benar sehingga tidak mempengaruhi kondisi kemasan dalam hal ini printing tidak menjadi luntur. Sedangkan dari bukti yang ada, tidak ada spesifikasi customer yang menyebutkan printing kemasan mudah luntur. Seharusnya, customer memberikan spesifikasi bahwa printing kemasan mudah luntur, sehingga pihak perusahaan lebih berhati-hati dalam melakukan sanitasi kemasan. Sanitasi yang dilakukan bagian pengemasan hanya terdapat pada Lembar Petunjuk Kemas yang hanya berupa perintah untuk dilakukannya sanitasi kemas dengan alkohol 70%. Tidak dijelaskan dengan terperinci bagaimana membersihkan wadah dengan baik sehingga tidak membuat printing wadah menjadi luntur, misal dengan penggunaan kain yang tepat atau pemakaian kadar alkohol yang bisa disesuaikan dengan keadaan kemasan.
28 100 Tabel 4.17 Penyebab Ketidaksesuaian (17 November 2005) Ketidak sesuaian Manusia Bahan Penyebab Metode Mesin Ling- Prosedur Kerja (PK) Instruksi Kerja (IK) Form/ bukti kungan Marketing tidak Bekerja menginformasikan pengiriman terburuburu produk jadi kepada gudang Pada tanggal 17 November 2005 marketing tidak menginformasikan akan ada pengiriman Finished Good kepada gudang pada tgl 17 November 2005 untuk Customer Friska yaitu L/S Magic Colour Merah no. Batch 5J92 dan 5J93. Marketing langsung mengirim produk jadi kepada pelanggan tanpa melalui bagian gudang. Hal ini dilakukan untuk mengejar deadline tanggal pengiriman yang diminta oleh pelanggan. Padahal, seharusnya pengiriman produk jadi dilakukan oleh departemen gudang dengan instruksi terlebih dahulu dari bagian marketing. Upaya perbaikan yang dapat dilakukan yaitu marketing seharusnya lebih berkoordinasi dengan gudang agar tidak terjadi lagi hal yang sama di masa datang. Yaitu dengan melakukan petunjuk prosedur pengiriman produk jadi yang benar.
29 101 Ketidak sesuaian Manusia Cetakan bedak rapuh dan godet kurang melekat Tabel 4.18 Penyebab Ketidaksesuaian (23 November 2005) - Bahan Kurang ditambah binder pada formula Penyebab Metode Prosedur Instruksi Kerja Kerja (PK) (IK) Lembar - Petunjuk Kemas godet tidak ditempel Form/ bukti IPC tidak dijalankan 1 jam sekali Mesin Lingkungan - - Pada tanggal 23 November 2005 terjadi komplain dari customer PT. Translab Chemicatama tentang Eyeshadow no batch 5H43 dan 5H44 tanggal pengiriman 10 Agustus 2005 cetakannya sangat rapuh dan godet kurang melekat dengan baik. Penyebabnya yaitu, lem yang digunakan ternyata tidak bisa merekatkan godet dengan casing, sehingga produk mudah terlepas dari casing. Selain itu, pada proses pencetakan terlalu tinggi atau sama tinggi dengan godet, sehingga daya ikat godet terhadap bulk tidak kuat dan menyebabkan capping pada bulk. Karena itu, pada formula dibutuhkan tambahan binder, sehingga bulk lebih mudah dicetak, tidak mudah pecah dan merekat kuat pada godet. Penyebab masalah tersebut secara umum adalah kesalahan pengembangan desain produk dan bagian pengemasan yang dapat dilihat dari segi bahan dan metode kerja.
30 102 a. Bahan Pada bulk atau formula yang dihasilkan oleh bagian pengembangan desain produk (R&D) diketahui kurang tambahan zat binder yakni zat perekat bahan sehingga bahan lebih mudah dicetak, tidak mudah pecah dan merekat kuat pada godet. Sedangkan untuk godet, selotip yang digunakan untuk merekatkan dengan casing hanya digunakan 1 buah. Seharusnya digunakan 2 lapis selotip sehingga daya ikat nya lebih erat. b. Metode Kerja Pada saat pengemas melakukan proses pengemasan ke dalam godet, diketahui berdasarkan pengamatan penulis, instruksi kerja berupa Lembar Petunjuk Kemas godet tidak ditempel dibagian pengemasan sehingga pegawai yang belum terlatih mungkin saja melakukan kesalahan karena tidak ada petunjuk mengenai pengemasan yang benar. Pada form IPC, diketahui In Process Control tidak dijalankan oleh staf QC 1 jam sekali, padahal menurut petunjuk IPC seharusnya pemeriksaan produk WIP dilakukan 1 jam sekali. Hal ini lah yang turut menyebabkan produk yang tidak sesuai terlewat oleh pemeriksaan sehingga terjadi komplain dari customer.
31 103 Ketidak sesuaian Jumlah mascara yang dikirim berbeda dengan perhitungan yang ditulis di master box Tabel 4.19 Penyebab Ketidaksesuaian (15 Desember 2005) Penyebab Manusia Bahan Metode Mesin Ling- Prosedur Instruksi Form/ kungan Kerja Kerja bukti (PK) (IK) Tidak teliti atau lalai dalam bekerja Pada tanggal 15 Desember 2005 terjadi laporan dari customer melalui Marketing bahwa jumlah mascara yang dikirim berbeda dengan penulisan pada master box (nomor pengiriman COC/XII/019). Penyebabnya hanya berasal dari faktor kesalahan manusia, yaitu tidak teliti dalam bekerja sehingga terdapat perbedaan dalam menghitung produk jadi yang dikirim. Disini, tidak ada faktor penyebab dari segi metode kerja karena didalam melakukan pengiriman barang terdapat prosedur pengiriman barang dan juga form untuk checklist pengiriman barang.
32 Upaya Perbaikan Ketidaksesuaian Percent Jumlah Kurangnya mesin Kesalahan penyimpana Kesalahan mixing Kesalahan menimbang Kesalahan informasi Kesalahan desain Kesalahan filling Kesalahan pengemasan Ketidaksesuaian Diagram 4.5 Pareto Ketidaksesuaian Dari diagram pareto diatas, dapat dilihat bahwa ketidaksesuaian yang paling banyak terjadi pada PT. Cosmar selama tahun 2005 adalah kesalahan pada pengemasan. Kesalahan inilah yang harus dicari penyebabnya dengan menggunakan fishbone atau diagram sebab akibat. Penyebab tersebut dibagi menjadi 4 faktor, yaitu manusia sebagai pengemas, bahan kemas yang dalam hal ini berupa karton master box, dan metode yang dilihat dari segi kelengkapan prosedur, instruksi yang dibutuhkan sebagai petunjuk selama melakukan pengemasan dan form atau bukti selama proses pengemasan.
33 105 Dari segi lingkungan dan mesin, tidak ada faktor yang menyebabkan kesalahan pengemasan sehingga faktor tersebut tidak disertakan didalam gambar fishbone. METODE KERJA Tidak ada spesifikasi bahan kemas dari customer IPC tidak dijalankan 1 jam sekali Prosedur dan Instruksi Kerja kurang lengkap Lembar Petunjuk Kemas tidak ditempel Pengisian kedalam wadah masih manual Jenis karton kurang baik MANUSIA Mengobrol saat bekerja Kurang teliti Supervisor kurang mengawasi Kesalahan pengemasan BAHAN Diagram 4.6 Fishbone Kesalahan Pengemasan Produk Dari Fishbone diatas menunjukkan sebab-sebab yang mengakibatkan terjadinya kesalahan pada pengemasan. Berikut adalah uraian untuk setiap faktor-faktor penyebab kesalahan tersebut.
34 106 a. Manusia Ditinjau dari segi manusia, yang menyebabkan timbulnya kesalahan pada pengemasan yaitu kurangnya disiplin dari para operator, dimana operator mengobrol pada saat bekerja sehingga tidak konsentrasi. Supervisor bagian pengemasan juga kurang melakukan pengawasan terhadap operator sehingga Supervisor menjadi tidak mengetahui kesalahan yang terjadi. b. Metode Kerja Prosedur dan Instruksi Kerja tidak lengkap Hal ini bisa dilihat dari tidak adanya prosedur kesesuaian antara isi dengan kemasan, prosedur pemeriksaan barang datang tidak merinci persyaratan packing primer yang baik untuk masing-masing produk, instruksi sampling kemas tidak menyebutkan jenis bahan kemas yang baik untuk masing-masing produk seperti apa, tidak adanya prosedur dan instruksi untuk pengisian manual, dan juga untuk sanitasi kemasan. Tidak ada spesifikasi bahan kemas dari customer Dengan tidak adanya spesifikasi kemas dari customer yang menyebutkan kemasan terbuat dari apa dan bagaimana seharusnya diperlakukan membuat pihak perusahaan tidak mengetahui perlakuan yang benar untuk kemasan tersebut
35 107 IPC tidak dijalankan 1 jam sekali IPC (In Process Control) yang tidak dijalankan 1 jam sekali oleh staf QC juga merupakan penyebab timbulnya masalah. Karena, dengan tidak disiplinnya staf QC dalam melakukan pemeriksaan berarti ada produk yang terlewat dari pemeriksaan sehingga terjadi ketidaksesuaian pada produk jadi. Lembar Petunjuk Kemas (LPK) tidak ditempel Dengan tidak ditempelnya LPK, berarti pegawai yang baru dan belum terlatih tidak dapat mengetahui petunjuk pengemasan yang benar sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan pengemasan Pengisian ke dalam wadah masih manual Proses pengisian yang masih manual dengan menuang satu per satu ke dalam wadah menyebabkan isi dari produk menjadi tidak merata dan jauh dari standard. c. Bahan Dari segi bahan, jenis karton master box yang kurang baik menyebabkan selotip menjadi sulit merekat. Setelah ditempel berulang kali, selotip kembali mengelupas sehingga menyebabkan pemasangan selotip menjadi tidak rapi. Hal ini disebabkan bahan karton yang tidak bisa menyatu dengan selotip.
36 108 Dari 4 faktor penyebab diatas, dapat dianalisa upaya perbaikan untuk kesalahan pada pengemasan, yakni : a. Manusia Kurangnya kedisiplinan dari operator dapat dikendalikan dengan adanya pengawasan yang lebih ketat dari Supervisor bagian kemas. Dengan cara lebih memperingatkan operator untuk berhati-hati dan mengawasi hasil pekerjaan operator sehingga apabila terjadi kesalahan dapat segera diketahui dan diatasi. b. Metode Kerja - Seharusnya, instruksi kerja yang ada sebagai petunjuk dari proses pengemasan ditempel ditempat yang mudah dilihat sehingga operator mengetahui cara kerja yang tepat. Selain itu, perusahaan sebaiknya membuat prosedur dan instruksi kerja baru terutama untuk bagian filling manual, kesesuaian antara isi produk dengan kemasan, sanitasi kemasan dan juga instruksi sampling kemas yang lebih spesifik dengan merinci persyaratan kemasan yang baik untuk masing-masing produk. - Uji stabilitas juga seharusnya dilakukan dengan menggunakan wadah sebenarnya dari customer sehingga dapat segera diketahui apakah wadah mempengaruhi kondisi produk jadi atau tidak.
37 109 c. Bahan Dari segi bahan, jenis karton master box yang bermasalah dapat diatasi melalui penggantian supplier untuk master box dengan yang lebih baik. Yaitu yang memiliki kriteria bahan master box yang yang dihasilkan memiliki sifat mudah merekat atau menyatu dengan selotip sehingga pemasangan selotip menjadi lebih mudah dan rapi.
38
Daftar Riwayat Hidup Tabel Data Ketidaksesuaian per bulan Th.2005 Tabel Rekapitulasi Ketidaksesuaian Th 2005 In Process Control (IPC) Lipstick
Daftar Riwayat Hidup Tabel Data Ketidaksesuaian per bulan Th.2005 Tabel Rekapitulasi Ketidaksesuaian Th 2005 In Process Control (IPC) Lipstick Diagram Alir Proses Pemesanan Produk Jadi oleh Pelanggan Diagram
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2003 sebagai perusahaan joint venture antara Indonesia Belanda.
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah berdirinya PT Cosmar merupakan perusahaan manufaktur kosmetik yang beralamat di Jl Pulo Buaran III No.1 Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur, berdiri pada
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perusahaan manufaktur Indonesia dan Belanda yang didirikan pada tahun PT.
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan Pada awal didirikannya PT. Cosmar merupakan perusahaan joint venture antara perusahaan manufaktur Indonesia dan Belanda yang didirikan pada tahun 2003.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 1.1 Departemen Research and Development (R&D) Research and Development yaitu suatu langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini adalah metode deskriptif. Metode ini merupakan penelitian terhadap masalahmasalah berupa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas. Pengujian terhadap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit operasional atau audit kinerja menggambarkan pengkajian ulang perusahaan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas. Pengujian terhadap efektivitas pengendalian
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DATA
BAB III PENGUMPULAN DATA 3. FASE PENDEFINISIAN 3.. Sekilas tentang Perusahaan PT Batman Kencana merupakan perusahaan manufaktur nasional yang bergerak di bidang produksi balon dan permen. Jenis produk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
51 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana cara kerja sistem pengendalian kualitas yang dilakukan pada saat paling awal yaitu mulai
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Histogram Histogram pada tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi peluang cacat, membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream 30gr dan Lightening
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. anti nyamuk bakar, PT FK mengutamakan kualitas dari
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisa Data 1. Proses Produksi Anti Nyamuk Bakar Dalam memproses anti nyamuk bakar, PT FK mengutamakan kualitas dari produk jadi yang dihasilkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHAHULUAN I.1
BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. PT. Cosmar (Cosmetics Contract Manufacturing) merupakan perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Cosmar (Cosmetics Contract Manufacturing) merupakan perusahaan kontrak yang bergerak dibidang manufaktur yang memproduksi produk-produk kosmetik, seperti lipstik,
Lebih terperinciDisusun Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) JAKARTA 2015
USULAN PERBAIKAN KUALITAS PERCETAKAN BUKU YASIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC Nama : Andi Putra Pratama NPM : 30411742 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing 1 : Dr. Ir. Sudaryanto, MSc. Pembimbing 2 :
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN
BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Tahap Perencanaan Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi sistem manajemen warna di dalam perusahaan. Selama dilakukannya observasi di PT Chun Cherng Indonesia, penulis menemukan
Lebih terperinciLAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK (PMP) Halaman 1 dari 28
Halaman 1 dari 28 Nama Sediaan :Amoxicillin 500 mg Bentuk Sediaan : Kaplet Jumlah Batch : 12 Jumlah Batch Disetujui : 12 Jumlah Batch Ditolak : - Ukuran Batch : 350,000 kaplet Kemasan : 10 strip @ 10 kaplet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Untuk mencapai kepuasan pelanggan, perusahaan harus mampu untuk menjaga kualitas produk yang diproduksinya. Kualitas dari suatu produk dikatakan baik bila produk tersebut telah sesuai
Lebih terperinci2 BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN
2 BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN 2.1 Lokasi Perusahaan PT Paragon Technology and Innovation (PT PTI) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang kosmetik. PT PTI terletak di wilayah Tangerang dengan alamat
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
49 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tahap Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT. MYR memprodusi puluhan jenis produk makanan ringan yang sering dikonsumsi sehari-hari dari beberapa
Lebih terperinciPenurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)
Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Debora Anne Y. A., Desy Gunawan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan.
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
57 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Inkoasku merupakan salah satu perusahaan industri otomotif yang bergerak dalam bidang Wheel Rim Manufakturing.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian Produksi dalam menunjang Efektivitas Proses Produksi, dapat diambil kesimpulan sebagai
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. kualitatif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data. 1. Produk : Cairan Rem DOT 3
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Data Umum Perusahaan Pada bab ini dilakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian, baik yang berkaitan dengan data kuantitatif maupun data yang bersifat
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL 5.1 ANALISA KONDISI YANG ADA. Untuk menemukan suatu masalah yang mempengaruhi afkir label pada produk
BAB V ANALISA HASIL 5.1 ANALISA KONDISI YANG ADA Untuk menemukan suatu masalah yang mempengaruhi afkir label pada produk ketorolac 30 mg disini akan menganalisa kondisi yang ada di lapangan dengan mempertimbangkan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Produk yang dikatakan berkualitas adalah produk yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Maka dari itu setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menghasilkan produk berupa
Lebih terperinciKUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC
KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC Edy Susanto Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,
Lebih terperinciPenanganan Barang Tolakan pada Perusahaan XYZ di Lembang Jawa Barat
Penanganan Barang Tolakan pada Perusahaan XYZ di Lembang Jawa Barat Ananda Oktaria 1,Marlinda Apriyani 2, Cholid Fatih 3 Mahasiswa 1, Dosen Politeknik Negeri Lampung 1 2, Dosen Politeknik Negeri Lampung
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
42 BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 1.1 Tahap Analyze 1.1.1 Diagram Pareto Pada tahapan Analyse diagram pareto berguna untuk membantu mengurutkan prioritas penyelesaian masalah yang harus dilakukan. Yaitu melakukan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DENAH PT. OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES
LAMPIRAN 1 DENAH PT. OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES 78 Direktur Utama Divisi Pemasaran Produksi Direktur Pemasaran Divisi Pengembangan Bisnis Logistik Divisi Pabrik Ass. Pabrik Umum Divisi Manajemen Mutu
Lebih terperinciANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009
ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN
Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 2 2017 ISSN 1412-7350 REDUKSI PRODUK CACAT PADA KEGIATAN PENCETAKAN Nismah Panjaitan 1*, Dini Wahyuni 1, Mangara Tambunan 1 1 Departemen Teknik Industri; Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat pertumbuhan yang kurang menggembirakan, hal ini merupakan dampak dari adanya resesi perekonomian
Lebih terperinciBAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN
BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penulis melakukan observasi langsung pada PT. BROCO MUTIARA ELECTRICAL INDUSTR dan melakukan wawancara dengan bagian MR (Management Representative)
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan. Bintang Toedjoe didirikan pada tanggal 29 April 1946 bertempat di Garut, Jawa Barat oleh seorang sinshe yang bernama Tan Jun Sie.
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang digunakan dalam proses produksi. Bahan baku yang digunakan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum tujuan perusahaan dalam memproduksi barang adalah untuk mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus dapat membuat perencanaan
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA
USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam keahliannya dalam mengubah/merakit suatu bahan baku menjadi bahan jadi (perakitan suatu
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat.
36 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT Prima Plastik Internusa (PPI) adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang packaging atau produksi kemasan. PT PPI didirikan tahun
Lebih terperinciUniversitas Kristen Maranatha
Tujuan : Untuk mempermudah dalam melakukan setting mesin. Dan memastikan setting mesin tepat, sehinggan tidak menyebabkan cacat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Standar-standarnya : 1.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM. Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri farmasi sebagai industri penghasil obat, dituntut untuk dapat menghasilkan obat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi
BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Sejarah PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah
Lebih terperinciJALUR SOP DARI ORDER DITERIMA SAMPAI ORDER JADI
JALUR SOP DARI ORDER DITERIMA SAMPAI ORDER JADI NOTE : SETIAP DIVISI WAJIB QUALITY CONTROL DI BAGIAN MASING-MASING KLIEN ORDER BESERTA DP 60% CUSTOMER SERVICE TERIMA ORDER ISI FORM ORDER OLEH KLIEN ACC
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Penentuan Komponen Biaya Gambar 4.1 Tahapan proses penentuan komponen biaya Pada gambar 4.1, dalam penentuan komponen biaya terdapat 2 proses, yaitu:
Lebih terperinciPenggunaan terbesar herbal. Fitofarmaka. supplement. kosmetik
Penggunaan terbesar herbal Fitofarmaka supplement kosmetik Pasar herbal Pasar dunia 10 M USD Nilai export indonesia 100 Triliun Kualitas Produksi herbal GAP GMP GDP GAP ON FARM Iklim Tanah Ketinggian bibit
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
80 N < N, (25.69 < 30 ) maka jumlah data dianggap cukup karena jumlah data atau pengamatan yang teoritis sudah dilampaui oleh jumlah data yang sebenarnya atau aktual. BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1.
Lebih terperinciDOKUMENTASI
DOKUMENTASI PENDAHULUAN Dokumentasi adalah suatu bukti yang dapat dipercaya pada penerapan/pemenuhan CPOTB. Mutu yang direncanakan adalah satu-satunya solusi untuk mengatasi keluhan yang terkait dengan
Lebih terperinci1 Apakah letak pabrik mudah. dijangkau? 2 Apakah pabrik dalam keadaan bersih. dan rapi? 3 Apakah suhu ruangan produksi terlalu. panas?
No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan 1 Apakah letak pabrik mudah dijangkau? 2 Apakah pabrik dalam keadaan bersih dan rapi? 3 Apakah suhu ruangan produksi terlalu panas? 4 Apakah penerangan di dalam pabrik
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Botol Kemasan Sabun Lifebuoy Bahan baku utama untuk pembuatan botol kemasan sabun lifebuoy adalah biji plastik berwarna putih yang sudah memenuhi standar
Lebih terperinciSNI 0123:2008. Standar Nasional Indonesia. Karton dupleks. Badan Standardisasi Nasional ICS
Standar Nasional Indonesia Karton dupleks ICS 85.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Simbol
Lebih terperinci1.1 Profil Perusahaan
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Profil Perusahaan PT. XYZ merupakan sebuah perusahaan swasta yang secara resmi didirikan pada tanggal 25 Juni 1988.Tujuan utama pendirian perusahaan ini adalah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terasi Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA PENGEMBANGAN PRODUK BERMAIN ANAK UNTUK MENINGKATKAN DAYA INTELEGENSIA (WILAYAH PASAR MINGGU)
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Skripsi Strata I Semester Genap 2005/2006 PENGEMBANGAN PRODUK BERMAIN ANAK UNTUK MENINGKATKAN DAYA INTELEGENSIA (WILAYAH PASAR MINGGU)
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERMASALAHAN
BAB IV ANALISA PERMASALAHAN 4.1 Proses Produksi Bintang Toedjoe Panas Dalam Sebelum melakukan proses produksi, operator terlebih dahulu melakukan sanitasi hygiene mulai dari sanitasi diri, peralatan, mesin
Lebih terperinciMEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. MULIAGLASS CONTAINER
MEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. MULIAGLASS CONTAINER Nama : FRANS SURYA HADINATA NPM : 33412035 Dosen Pembimbing : Dr. rer. pol. Ir. Sudaryanto. Msc. LATAR BELAKANG MASALAH PERUSAHAAN
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil mengenai jumlah produk, jumlah produk cacat, dan jenis cacat yang ada antara lain : gosong,
Lebih terperinciUPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC
UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE 41166 PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC Disusun Oleh: Juli Evelina/33412985 Pembimbing: Dr. Ir. Rakhma Oktavina,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry garmen, dimana perusahaan memproduksi kemeja pria dewasa. Bahan dasar untuk produksi
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang Perusahaan Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia (Pro Tec) merupakan perusahaan perakit komponen-komponen untuk perusahaan
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA
23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya
Lebih terperinciPengontrolan Kualitas Proses Produksi Front Grille Menggunakan Diagram Kontrol Multivariat Individual
JURUSAN STATISTIKA Pengontrolan Kualitas Proses Produksi Front Grille Menggunakan Diagram Kontrol Multivariat Individual Silvia Setia Armadi 1308 030 006 Dr. Muhammad Mashuri, MT PENDAHULUAN JURUSAN STATISTIKA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur saat ini sebagian besar proses produksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam industri manufaktur saat ini sebagian besar proses produksi dilakukan dengan menggunakan mesin sebagai pengganti tenaga manusia. Dimana dengan menggunakan mesin
Lebih terperinci4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis
4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan
Lebih terperinciLampiran 1 Pembagian tugas untuk teknisi. I. Mesin pada PT BSC Kyra Boga : 4 Mesin manual penggulungan. 3 Mesin pembuat cream
LAMPIRAN Lampiran 1 Pembagian tugas untuk teknisi I. Mesin pada PT BSC Kyra Boga : 4 Mesin manual penggulungan 3 Mesin pembuat cream 4 Mesin untuk mengaduk bahan 4 Mesin foil (pengemasan) II. Teknisi yang
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG CARA PRODUKSI KOSMETIKA YANG BAIK MENTERI KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa langkah utama untuk menjamin keamanan kosmetika adalah penerapan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define
Lebih terperinciAnalisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC
Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC Erry Rimawan Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana ABSTRAK
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam menekan tingkat terjadinya kecacatan produk yang terjadi selama proses produksinya dengan efektif dan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. PT Dwipar Loka Ayu didirikan pada tanggal 08 Agustus 1988 dengan akte
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Dwipar Loka Ayu didirikan pada tanggal 08 Agustus 1988 dengan akte notaries 18 No. 108 dan mendapat pengesahan Menteri Kehakiman dengan Surat
Lebih terperinciPENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti putu_hrs@yahoo.com Jurusan Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhitama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prospek industri plastik cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Potensi pengembangan industri plastik ini terlihat dari konsumsi atau penggunaan yang tinggi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. (BUMN) dibentuk sebagai Perusahaan Perseroan pada tanggal 16 Agustus
BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Tinjauan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. 2.1.1 Sejarah Perusahaan. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibentuk sebagai Perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Farmasi 1. Pengertian Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 245/MenKes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Izin
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
68 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses untuk menjadi informasi yang berguna. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data Pengumpulan data di perusahaan PT. Jasa Putra Plastik dilakukan dari bulan Juli 004 sampai bulan Desember 004. Data yang diperoleh dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN HASIL
BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa Permasalahan Yang Terjadi Sebelum perbaikan, permasalahan di bagian produksi khususnya dibagian enrobing coklat belum dapat diketahui. Jumlah reject yang banyak pasti
Lebih terperinciAnalisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?
Nama : Bagian : A. Analisis Sasaran Perusahaan Analisis Dukungan Fungsi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan No. Kategori Pertanyaan Y T 1. Rencana Jangka Panjang (Strategis) 1. Apakah selama ini fungsi
Lebih terperinciINTEGRATED CASE MANAGEMENT ACCOUNTING CV. TRANSIT
Sejarah Singkat CV Transit CV Transit adalah suatu badan usaha yang bergerak dibidang industri pembuatan sepeda. CV Transit didirikan pada tanggal 20 Juni 1995. Produk utama penjualan CV Transit ini adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.245 /Menkes/VI/1990, industri farmasi adalah industri obat jadi dan industri
Lebih terperinciABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Aktivitas Perusahaan Lotte Mart adalah sebuah hypermarket di Asia yang menjual berbagai bahan makanan, pakaian, mainan, elektronik, dan barang lainnya. membuka cabang
Lebih terperinciAnalisis Pengendalian Kualitas Produk Minute Maid Pulpy 350ml di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh: Zubdatu Zahrati
Tugas Akhir Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minute Maid Pulpy 350ml di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur Oleh: Zubdatu Zahrati 309 030 002 Pembimbing: Dra. Lucia Aridinanti, MT JURUSAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dari Pengumpulan Data Untuk mempermudahkan identifikasi masalah langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data ini penulis
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan peta kendali p sebelumnya maka diperoleh hasil dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang belum didistribusikan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. persaingan yang sangat tinggi antara pelaku industri dalam meraih pasar yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bebas ini, banyak sekali industri yang memiliki hasil produksi yang sama antara satu dengan yang lainnya. Hal ini menimbulkan tingkat persaingan
Lebih terperinciTHE FACTORY ORGANISATION
THE FACTORY ORGANISATION Director IT - Department Finance Shipping Human Resources Marketing Manager Chief Merchandiser Merchandisers Sampling Asst. Merchandiser Production Management Production Orders
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI MATERIAL PRODUK KEMASAN MENGGUNAKAN METODE FIFO PADA PT. CRS
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MATERIAL PRODUK KEMASAN MENGGUNAKAN METODE FIFO PADA PT. CRS Hedy Prasetyo 1), Awalludiyah Ambarwati 2) 1),2) Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Hasil dan Analisa Dari penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan, diketahui bahwa : 1. Jenis - jenis kesalahan spesifikasi produk wedding book pada PT. ABC adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlihat pada cepatnya perubahan selera konsumen terhadap suatu produk. Oleh sebab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar nasional maupun di pasar internasional. Meningkatnya persaingan bisnis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri Farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1799/Menkes/Per/XII/2010 adalah badan usaha yang memiliki izin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persediaan merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan manufaktur. Tanpa tersedianya persediaan, maka perusahaan akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan global pada umumnya setiap perusahaan mengharapakan keberhasilan dalam menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Konsumen
Lebih terperinci