BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam keahliannya dalam mengubah/merakit suatu bahan baku menjadi bahan jadi (perakitan suatu benda). Benda atau komponen baku akan diolah, dirakit menjadi suatu barang yang bermanfaat. Oleh karena itu gerakan tangan operator harus cekatan agar dapat mengurangi waktu yang mengganggur sehingga diperoleh waktu standar yang baik agar hasil pekerjaan menjadi optimal dan berkualitas. Pengaturan gerakan tangan dalam sistem perakitan akan dapat meningkatkan efisiensi. Pengaturan area kerja yang baik disertai peletakkan komponen yang akan digunakan dengan posisi benar (mudah dijangkau operator/pekerja) akan memudahkan gerakan tangan tanpa perlu ada tangan yang menunggu. Disamping itu juga dipengaruhi akan faktor fisik lingkungan akan dapat meningkatkan standarisasi kerja yang dihasilkan. Dalam hal ini performans kerja manusia merupakan faktor utama yang menentukan usaha peningkatan hasil kerja. Pengalaman masa lampau telah membuktikan bahwa banyak konsep tentang sistem produksi yang lebih menitik-beratkan pada faktorfaktor komponen perangkat keras seperti mesin, material dan hanya sedikit sekali pemikiran yang diberikan terhadap komponen manusia (operator) seperti : Apa yang seharusnya operator lakukan, bagaimana seharusnya operator melaksanakan pekerjaan tersebut, dimana seharusnya kegiatan kerja diselenggarakan. Apa, bagaimana, dimana

2 pekerjaan akan diselenggarakan akan merujuk pada konsep pemilihan alternatif metode kerja yang efektif, efisien dan pengaturan lingkungan fisik kerja yang layak. Penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan produkitivitas merakit helm dengan menggunakan gerakan hand motion sehingga dapat lebih memahami dan mengaplikasikan apa yang telah dipelajari selama ini dan dapat merancang suatu sistem kerja yang lebih baik dalam dunia manufacturing khususnya dalam merakit helm. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah. Pada penelitian ini dibahas mengenai bagaimana merancang atau membuat gerakan-gerakan tangan yang efektif yang didukung dengan perancangan tata letak fasiltas pada stasiun kerja dalam merakit helm. Masalah yang dihadapi perusahaan saat ini adalah kurang optimalnya performans operator dimana para operator tersebut bekerja dengan tidak memperdulikan gerakan tangan kiri dan tangan kanan khususnya pada lini perakitan yang dapat dilihat dengan banyaknya penumpukan barang dalam proses pada lini perakitan dan juga pengaturan tata letak fasilitas dari komponen yang tidak diperhatikan. Disini semua komponen ditaruh di lantai dan para operator/pekerja juga duduk di sebuah bangku kecil. Stasiun kerjanya yang ada sangat tidak teratur karena semua komponen tergeletak bercampur dan mengelilingi pekerja. Sehingga pada penelitian ini akan dirancang sebuah gerakan-gerakan tangan yang efektif yang disesuaikan dengan gerakan-gerakan therbligs yang didukung dengan pengaturan stasiun kerja yang baik, rapi dan nyaman bagi pekerja sewaktu merakit helm sehingga dapat meningkatkan hasil produksi lebih banyak lagi. Dengan stasiun kerja yang rapi akan membuat area stasiun kerja terasa lebih luas dan rapi, selain itu juga akan membantu

3 pekerja untuk lebih leluasa bergerak dan dapat bernapas lebih nyaman (tidak mencium bau karet&lem terus-menerus). Perancangan sistem kerja haruslah memperhatikan prosedur-prosedur untuk mengekonomikasikan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan mengurangi kelelahan kerja. 1.3 Ruang Lingkup Pada penelitian ini masalah yang dibahas adalah tentang merancang gerakangerakan tangan yang efektif dalam merakit helm yang berlandaskan gerakan-gerakan therbligs dan pengaturan peletakan komponen yang disesuaikan dengan gerakan-gerakan tangan yang efektif sehingga dapat menunjang kinerja seseorang dalam merakit helm sehingga penelitian hanya dilakukan dalam bagian perakitan dalam satu (1) lini untuk mewakili semua yang ada, dimana pada bagian perakitan ini terdapat lima (5) work station yang memiliki letak komponen yang tidak jauh berbeda. Penelitan dengan menggunakan Hand Motion ini dilakukan pada bagian perakitan dikarenakan pada bagian ini semua pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan gerakan tangan lebih banyak dibanding dengan bagian lain dan bagian perakitan ini bisa dibilang inti dari proses produksi pada Vitara Helmet karena pada bagian ini semua komponen digabungkan menjadi barang jadi. Pada saat merakit helm tersebut, pekerja harus mengambil batok helm, tali karet, batok styrofoam yang telah dirakit dengan rok busa, spon busa, dan tali helm dari beberapa stasiun kerja. Pengamatan untuk menentukan gerakan-gerakan perakitan helm pada penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung pada operator yang sedang bekerja dengan tidak memakai kamera.

4 Area kerja yang tertata rapi akan mempermudah orang tersebut pada saat mengambil barang yang diinginkan untuk mempercepat proses perakitan helm. Sedangkan penempatan fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan dalam merakit helm juga akan menentukan keleluasaan bergerak dari pekerja. 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menentukan urutan atau gerakan tangan kanan dan tangan kiri yang paling efektif dan efisien dalam setiap proses pengerjaan helm khususnya pada bagian perakitan. 2. Menganalisa dan memperbaiki tata letak dalam stasiun kerja dan memberikan usulan perbaikan atas peralatan dan lingkungan kerja yang sesuai untuk melakukan pekerjaan khususnya pada bagian perakitan. 3. Mengetahui faktor-faktor yang berperan penting dalam peningkatan performans kerja yang dilakukan oleh operator dalam proses perakitan. Manfaat dilakukannya penelitian adalah: 1. Memberikan pemahaman kepada manajemen tentang pentingnya analisa sistem kerja dalam pembuatan helm. 2. Memberikan pemahaman dan pemanfaatan kepada para pekerja tentang cara pengukuran waktu baku dan pergerakan tangan yang efektif yang harus dilakukan dalam membuat helm. 3. Para pekerja diharapkan mampu menganalisa suatu gerakan dalam perakitan helm yang dihubungkan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan.

5 4. Para pekerja diharapkan mampu membuat metode kerja atau gerakan tangan yang lebih baik yang telah disesuaikan dengan stasiun kerja dan fasilitas-fasilitas pendukung yang disediakan maupun dengan pekerja itu sendiri. 5. Membuat para pekerja dapat melatih kemampuan menggunakan hand motion dalam merakit helm sehingga tercipta sistem kerja yang lebih efektif dan efisien. 1.5 Gambaran Umum Perusahaan Pabrik Vitara Helmet ini berdiri pada tahun 1996 dan berlokasi di jalan Prepedan No.28, Kawasan industri, Cengkareng. Pabrik Vitara Helmet ini merupakan pabrik yang memproduksi helm dalam skala yang cukup besar. Pada awalnya pabrik Vitara Helmet ini hanya berupa pabrik kecil yang hanya memproduksi beberapa helm yang bisa dibilang sangat mudah atau tidak rumit dalam pembuatannya. Tetapi, sekarang ini pabrik Vitara Helmet mampu memproduksi berbagai jenis pesanan helm yang diinginkan oleh pelanggan, dari helm yang berukuran untuk anak-anak sampai dengan dewasa dan berbagai jenis motif atau model helm, baik helm yang biasa sampai pada helm yang digunakan untuk olahraga balap dan otomotif. Pabrik ini juga dapat memproduksi helm yang digunakan untuk para pekerja pada bagian konstruksi atau bangungan bahkan pertambangan dan yang lainnya. Pada masa-masa awal berdirinya, pabrik Vitara Helmet hanya menggunakan peralatan-peralatan biasa seperti amplas, 1 unit bor tangan, 1 unit sprayer dan 1 unit mesin jahit. Tetapi sekarang pabrik ini telah memiliki jumlah mesin sebagai berikut : 2 unit mesin serut

6 4 unit sprayer 5 unit mesin bor 6 unit mesin jahit Pada masa-masa awal didirikan, pabrik Vitara Helmet ini hanya memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 15 orang. Tetapi pada saat ini pabrik Vitara helmet mempunyai tenaga kerja berjumlah 68 orang dimana pembagiannya adalah : 3 orang kepala bagian. 1 orang sekretaris. 25 orang bagian perakitan. 12 orang bagian pengecatan. 6 orang bagian packing atau pengepakan. 6 orang bagian penjahitan. 9 orang bagian pemindahan. 2 orang bagian pergudangan. 4 orang bagian pengiriman. Visi Perusahaan Visi pabrik Vitara Helmet, adalah : 1 Peningkatan pertumbuhan dengan pencapaian target penjualan 2 Selalu berusaha memberikan produk yang lebih baik dari waktu ke waktu dalam segala aspek. 3 Berusaha memberikan pelayanan pada pelanggan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

7 4 Mengembangkan dan memperluas bidang usaha Vitara Helmet yang lebih baik dari sebelumnya. Misi Perusahaan Misi Pabrik Vitara Helmet, adalah meningkatkan kualitas ke segala aspek dan memberikan kepuasan pelanggan melalui peningkatan mutu produk dan pelayanan secara terus-menerus, yang dilakukan dengan cara : 1 Selalu melakukan inovasi secara terus menerus. 2 Efisiensi operasi, penghematan disegala bidang dan peningkatan perusahaan. 3 Melatih sumber daya manusia Vitara Helmet yang terampil dan dinamis. Tujuan Perusahaan a. Mendirikan dan mengoperasikan perusahaan untuk memproduksi berbagai jenis helm. b. Melakukan pemasaran dan penjualan produk-produk helm di dalam dan di luar wilayah Jakarta berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia. c. Melakukan pembelian lokal dan impor mesin, peralatan, suku cadang, dan bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi produk-produk tersebut. Kebijakan Mutu Perusahaan

8 Kebijakan Mutu yang diterapkan oleh pabrik Vitara Helmet adalah : Pencapaian kepuasan pelanggan melalui peningkatan mutu produk, ketepatan waktu pengiriman dan pelayanan secara terus-menerus. Struktur Organisasi Perusahaan Pada struktur orgainisasi ini pabrik dipimpin oleh seorang manger yang dimana merrupakan pemilik sendiri pabrik tersebut yang dibantu oleh seorang sekretaris dan membawahi semua kepala bagian dari setiap bagian. Sumber Data Gambar : Hasil Observasi Gambar 1.1 Struktur Organisasi pada Pabrik Vitara Helmet Deskripsi Kerja (Job Description) Deskripsi kerjanya adalah sebagai berikut: 1. Pemilik pabrik

9 Tanggung jawab : Memimpin jalannya perusahaan secara keseluruhan Mengawasi jalannya proses produksi Mengawasi jalannya administrasi perusahaan Meningkatkan penjualan pabrik dengan menetapkan strategi-strategi tertentu. Mengambil keputusan yang menyangkut perusahaan secara keseluruhan 2. Sekretaris Tanggung jawab: Mengumpulkan dan mengarsipkan dokumen dokumen dan hasil rapat. Menyusun janji-janji yang datang dari pihak dalam maupun luar. Mengurus surat-surat yang akan dikeluarkan dan yang masuk pabrik. Mencatat dan mengatur jadwal kegiatan dari atasannya. 3. Kepala bagian pemasaran atau pengiriman Tanggung jawab : Memasarkan dan menyebar-luaskan produk Meningkatkan penjualan dari pelanggan baik peningkatan yang berasal dari pelanggan tetap maupun dari pelanggan baru Meningkatkan image produk maupun perusahaan atau pabrik Melayani keluhan dari konsumen 4. Kepala bagian produksi Tanggung jawab : Menentukan jumlah bahan baku yang diperlukan Memeriksa dan menjaga kualitas dari produk

10 Melakukan pengawasan terhadap operasional produksi 5. Kepala bagian gudang Tanggung jawab : Mengontrol jumlah bahan baku digudang Memeriksa kualitas bahan baku dari pemasok Mengontrol maintenance (perawatan) bahan baku yang ada digudang. Proses Produksi

11 Sumber Data Gambar : Hasil Observasi dan Pengolahan Data Gambar 1.2 Operation Process Chart produk helm proses produksi yang digunakan oleh pabrik vitara helmet menggunakan proses repetitive karena: Volume atau output yang dihasilkan dalam jumlah besar. Proses produksi berlangsung secara berulang-ulang dan serupa. Proses produksi tidak berjalan terus-menerus (24 jam). Tata letak fasilitas yang digunakan berdasarkan aliran produk.

12 Proses Produksi pembuatan helm yang dilakukan di pabrik Vitara Helmet ini secara garis besar dapat dibagi menjadi 4 proses dimulai dari proses pengolahan bahan baku (yang termasuk didalamnya adalah proses penyerutan, pengamplasan, proses pendempulan, proses pengecatan, proses pernis, proses pengeringan), yang kedua proses penjahitan busa dan kain, yang ketiga proses perakitan dan diakhiri dengan proses pengepakan atau packing. Proses Pengolahan Bahan Baku Bahan baku yang diperlukan pada proses ini yaitu batok helm, cat dan cairan dempul dan beberapa bahan tambahan seperti amplas. Batok helm yang dibeli dari pemasok tidak berupa batok yang siap pakai atau siap dicat dan dirakit melainkan batok yang bisa dibilang barang setengah jadi sehingga perlu melalui beberapa proses penting supaya batok tersebut siap dicat dan dirakit. Pertama-tama batok helm ini mengalami proses penyerutan untuk menghilangkan bagian sambungan dari pada batok helm dan jika pada batok helm tersebut terdapat beberapa goresan karena hasil penyerutan maka batok helm tersebut perlu sedikit diamplas untuk menghilangkan goresan tersebut. Setelah diamplas batok helm tersebut didempul agar permukaan helm lebih halus dan pada saat dicat tidak terdapat goresan yang dapat merusak tekstur helm tersebut. Setelah didempul batok helm tersebut didiamkan sebentar supaya hasil proses pendempulan lebih maksimal. Kemudian helm mengalami proses pengecatan. Pada proses pengecatan ini tidak semua jenis helm mengalami proses yang sama karena ada beberapa jenis pesanan yang menginginkan warna khusus contohnya orange,

13 yang memerlukan beberapa kali pengecatan warna agar dapat dicapai warna akhir yang diinginkan. Tetapi untuk warna-warna seperti merah, hitam hanya memerlukan sekali pengecatan warna bahkan untuk setiap warna memiliki pengecatan warna dasar yang berbeda. Pada proses pengecatan helm, pertama kali batok helm yang telah didempul mengalami pengecatan warna dasar, biasanya yang paling banyak dipakai adalah warna abu-abu. Pengecatan dasar ini diperlukan untuk menunjang pengecatan warna agar warna akhir helm yang dihasilkan lebih maksimal. Kemudian setelah batok helm dicat dasar, batok helm didiamkan sebentar untuk proses pengeringan. Hal ini diperlukan agar warna dasar yang masih basah tidak bercampur dengan warna yang asli. Pada proses ini waktu pengeringan yang dibutuhkan tidak terlalu banyak karena bahan baku cat yang dipakai dicampur dengan bahan thinner yang lebih banyak dari proses pengecatan lainnya. Pada proses pengeringan yang pertama ini, batok helm juga mengalami inspeksi atau pemeriksaan sehingga batok helm yang memiliki proses pengecatan yang kurang baik perlu mengalami proses pengecatan dasar ulang. Batok helm yang telah mengalami proses pengeringan dibawa kembali kebagian pengecatan untuk mengalami proses pengecatan warna. Proses pengecatan ini merupakan bagian yang cukup sulit karena memerlukan ketelitian dan keahlian khusus agar tekstur warna yang dihasilkan benarbenar merata sehingga pada proses pengecatan warna ini diperlukan operator yang telah berpengalaman. Batok helm yang telah dicat warna harus didiamkan kembali pada rak untuk mengalami proses pengeringan yang kedua kali sebelum batok helm itu mengalami proses finishing dengan menggunakan pernis. Proses pengeringan yang kedua

14 mempunyai waktu yang lebih lama daripada proses pengeringan yang pertama karena pada proses pengeringan yang kedua ini juga sangat penting karena ini menyangkut kepuasan pelanggan terhadap warna yang diinginkan. Pada proses pengeringan yang kedua ini juga dilakukan pemeriksaan sehingga batok helm yang mengalami pengecatan yang kurang baik dikembalikan kebagian pengecatan untuk mengalami proses pengecatan warna ulang. Setelah mengalami proses pengeringan yang kedua, batok helm kemudian mengalami proses finishing yaitu dengan pemberian pernis pada akhir pengecatan. Proses ini dilakukan agar tekstur warna yang dihasilkan lebih menarik karena dengan adanya pemberian pernis ini warna yang dihasilkan lebih mengkilap sehingga lebih enak untuk dipandang. Setelah dipernis, batok helm juga mengalami proses pengeringan yang ketiga yang dimana proses pengeringan ini merupakan proses pengeringan yang paling lama dibandingkan dengan proses pengeringan yang lain. Hal ini dikarenakan bahan pernis ini tidak mengandung bahan thinner yang dapat membuat proses pengeringan lebih cepat daripada biasanya. Selain itu proses pengeringan ini lebih lama juga dimaksudkan supaya hasil akhir yang diinginkan lebih maksimal dan tidak menimbulkan cacat pada permukaan helm jika mengalami proses selanjutnya yaitu perakitan. Pada proses pengeringan ini juga dilakukan inspeksi atau pemeriksaan pada setiap helm sehingga batok helm yang mengalami proses finishing yang kurang baik dikembalikan kebagian finishing untuk mengalami proses finishing ulang. Semua proses pengolahan bahan baku yang dilakukan mulai dari proses penyerutan sampai dengan proses finishing dan pengeringan yang terakhir, hanya dilakukan pada bagian permukaan batok helm saja sedangkan pada bagian batok helm

15 tidak mengalami proses apapun. Batok helm yang telah mengalami semua proses dalam proses pengolahan bahan baku yang dimulai dari proses penyerutan sampai pada proses finishing, akan dikirim kebagian perakitan untuk mengalami proses selanjutnya. Sumber Data Gambar : Hasil Observasi Gambar 1.3 Flowchart proses pengolahan bahan baku Proses Penjahitan Pada proses penjahitan ini terdapat 2 komponen yang dihasilkan yaitu rok busa dan kemudian spon busa yang dijahit dengan kain yang cukup tebal. Masing-masing komponen ini mengalami proses yang berbeda-beda. Bahan baku ini juga dipasok atau dibeli dari pihak luar. Rok busa yang berbentuk rol akan digunting sehingga menjadi bentuk sedemikian rupa yang kemudian akan digabungkan dengan rok busa yang lain yang telah digunting juga dengan dijahit sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Kemudian komponen yang ini akan dikirim kebagian perakitan untuk digunakan sebagai pelapis batok styrofoam yang akan dirakit pada proses perakitan. Komponen yang berupa spon busa yang berbentuk rol juga akan digunting sesuai ukuran yang diinginkan dan kemudian akan dibungkus atau dilapisi dengan kain yang

16 agak tebal yang kemudian keduanya akan dijahit dijahit sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Komponen ini digunakan untuk penyangga telinga pada helm. Proses Perakitan

17 Sumber Data Gambar : Hasil Observasi dan Pengolahan Data Gambar 1.4 Assembly Process Chart helm Pada proses ini semua komponen akan digabung sehingga menjadi helm yang siap pakai. Proses ini harus ditunjang oleh dua proses besar sebelumnya yaitu proses pengolahan bahan baku dan proses penjahitan karena bisa dibilang proses ini tidak akan dapat berjalan jika salah satu atau kedua proses sebelumnya terhambat. Proses perakitan sangat tergantung oleh kedua proses sebelumnya. Semua komponen yang telah dibuat diproses pada proses sebelumnya akan dikirim kebagian proses perakitan.

18 Dalam proses ini terdapat beberapa komponen utama yang akan dirakit yaitu batok helm dari proses pengolahan bahan baku yang telah mengalami proses-proses seperti penyerutan, pengamplasan, pendempulan, 2 kali pengecetan, finishing dan 3 kali pengeringan. Dan komponen utama yang lainnya adalah batok Styrofoam yang akan digabung atau dirakit dengan rok busa hasil dari proses penjahitan dan spon busa yang dibungkus dengan kain yang cukup tebal yang juga merupakan hasil dari proses penjahitan. Adapun komponen tambahannya seperti tali kain, paku, list karet, pita perekat berwarna hitam dan lem sebagai perekat. Pertama-tama pada proses ini, batok helm yang dikirim dari bagian proses pengolahan bahan baku akan mengalami pengeboran pada masing-masing sisi sampingnya. Setelah dibor, batok helm tersebut akan dipasangi atau dirakit dengan list karet pada sekiling bagian bawah helm tersebut dengan menggunakan lem, kemudian kedua ujung list karet yang telah digunting disatukan dengan penempelan pita perekat berwarna hitam sehingga kedua ujung list karet tersebut tidak kelihatan. Pada bagian perakitan yang lain terdapat juga perakitan batok Styrofoam dengan rok busa dimana pada proses tersebut batok Styrofoam diberikan lem pada bagian yang akan dirakit atau digabung dengan rok busa kemudian setelah pemberian lem disemua sisinya, rok busa ditempelkan pada bagian yang terdapat lem tersebut. Tetapi pada proses ini tidak semua bagian batok Styrofoam diberi lem hanya bagian tempat menempelnya rok busa saja. Pada proses selanjutnya semua komponen yang telah dikerjakan pada proses sebelumnya akan dirakit, dimana komponen yang dirakit adalah batok helm yang telah dibor dan yang telah dipasangi dengan list karet dan yang satunya lagi adalah batok Styrofoam yang telah dirakit dengan rok busa dan kemudian ditambah dengan spon busa

19 yang telah dibungkus dengan kain yang cukup tebal yang merupakan salah satu komponen hasil dari proses penjahitan. Pada proses perakitan ini pertama-tama batok helm ini akan diberi lem pada bagian-bagian tempat perakitan yaitu tempat untuk merakit batok Styrofoam dan spon busa. Kemudian bagian yang telah diberi lem tersebut dipasang atau dirakit dengan batok Styrofoam yang telah dirakit dengan rok busa yang kemudian disusul dengan perakitan spon busa. Setelah proses perakitan selesai, proses selanjutnya adalah pemasangan tali helm. Dalam hal ini, perakitan yang dilakukan tidak menggunakan lem melainkan menggunakan bahan tambahan yaitu paku. Pada proses ini tali helm diarahkan pada bagian sisi helm yang satunya kemudian dipasang dengan menggunakan paku, begitu juga dengan sisi yang satunya lagi. Jadi pada proses ini dapat disimpulkan bahwa terdapat lima bagian operasi besar yaitu proses pengeboran pada batok helm, proses pemasangan list karet pada batok helm, proses proses perakitan rok busa dengan batok Styrofoam, proses perakitan batok helm dengan batok Styrofoam yang telah dirakit dengan rok busa yang dilanjutkan dengan perakitan spon busa yang telah dibungkus dengan kain, dan yang terakhir adalah proses pemasangan tali helm dengan menggunakan paku. Proses Pengepakan (packaging) Setelah semua proses perakitan selesai, batok helm yang merupakan hasil akhir dari perakitan akan dikirim langsung ke bagian proses pengepakan. Pada proses pengepakan ini, pertama-tama helm akan mengalami pemasangan stiker atau gambar tempel yang dimana gambar tempel tersebut merupakan merek dari Vitara Helmet itu

20 sendiri. Setelah dipasangi gambar tempel, batok helm tersebut akan dibungkus dengan plastik helm yang telah dipesan dari pemasok luar yang diharapkan bahwa plastik tersebut dapat melindungi helm tersebut dari goresan pada proses pengepakan. Helm yang telah dibungkus dengan plastik akan dimasukkan kedalam kardus (packing box) yang kemudian packing box tersebut direkatkan atau diikatkan dengan pita perekat yang biasanya disebut lakban. dan siap untuk dikirim dan dipasarkan. Jadi pada proses ini dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 proses yaitu pemasangan stiker, pembungkusan dengan plastik dan yang terakhir semua helm tersebut dimasukkan kedalam kardus atau packing box. Tata Letak Pabrik Pada awal berdiri, pabrik ini hanya mempunyai sebidang tanah yang tidak terlalu besar untuk ukuran sebuah pabrik sehingga pada saat itu perusahaan tidak terlalu mempermasalahkan tentang tata letak pabriknya. Tetapi dengan berkembangnya dan semakin majunya bisnis yang dijalankan karena banyaknya permintaan helm yang disebabkan makin banyaknya pengguna kendaraan bermotor maka pihak pemilik membangun sebuah gedung yang lebih besar yang sebelumnya merupakan tanah persawahan dan perkebunan pemilik, yang kemudian gedung itu dipakai hingga sekarang. Dibawah adalah gambar tata letak fasilitas dari pabrik Vitara Helmet. Berdasarkan dari pengamatan, bentuk tata letak dari perusahaan adalah bentuk tata letak yang mengutamakan produk atau bisa dibilang pengaturan tata letak fasilitasnya

21 berdasarkan kelompok produk (product layout), hal ini terlihat dari letak bagian proses pengolahan bahan baku, proses penjahitan, proses perakitan, dan terakhir proses pengepakan atau packaging yang terletak terpisah meskipun jaraknya bisa dibilang tidak terlalu jauh, pada semua bagian proses masing-masing yang paling jelas terlihat adalah semua mesin dan peralatan yang digunakan untuk masing-masing proses tersebut berada dalam satu area, meskipun hal ini merupakan dampak dari proses produksi yang memang berkesinambungan, namun hal ini juga mencerminkan bentuk tata letak dari pabrik atau perusahaan tersebut. Gambar 1.5 Denah Pabrik Vitara Helmet Sumber Data Gambar : Hasil Observasi dan Pengolahan Data Dalam hal ini tempat cat dan tempat tali helm dan list karet merupakan storage dari pabrik Vitara Helmet ini. Tempat cat ini juga merupakan tempat untuk meletakkan batok helm yang belum diolah sama sekali jadi batok helm yang datang dan masih ditunda pengerjaannya diletakkan ditempat cat tersebut. Sebenarnya didalam tempat cat

22 tersebut terdapat beberapa unit material handling seperti trolley dan terdapat 1 jenis forklift tetapi forklift untuk sementara tidak terdapat beroperasi karena terjadi kerusakan. Pabrik ini kurang lebih memiliki luas sekitar 907,06 m² dimana panjang dari pabrik ini adalah 41.8 m dan lebar pabrik ini adalah 21.7 m. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pabrik Vitara Helmet ini terdiri dari beberapa bagian utama yaitu : tempat bagian penjahitan, warehouse, storage yang berupa tempat cat dan tempat list karet, tali helm dan semua bahan baku tambahan lainnya, lantai produksi yang dimana adalah tempat perakitan dan tempat pengepakan (packaging) dan yang terakhir adalah tempat pengecatan yaitu semua batok helm yang belum diolah atau barang setengah jadi diproses ditempat ini untuk menjadi helm yang siap dirakit. Produk Vitara Helmet Sumber Data : Vitara Helmet Gambar 1.6 Produk-produk Vitara Helmet

23

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional

Lebih terperinci

Analisa Tata Letak Pabrik dan Perhitungan Waktu Baku Pabrik Helmet

Analisa Tata Letak Pabrik dan Perhitungan Waktu Baku Pabrik Helmet Analisa Tata Letak Pabrik dan Perhitungan Waktu Baku Pabrik Helmet Mohammad Imam Shalahudin, Dosen Pengajar Jurusan Teknik Industri Politeknik Swadharma, Jakarta Abstraksi Pabrik helmet dewasa ini sangat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2006/2007 Abstrak ANALISA EFISIENSI GERAKAN TANGAN DAN TATA LETAK FASILITAS PADA LINI PERAKITAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada cara pembuatan produknya, khususnya produk yang dimaksudkan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada cara pembuatan produknya, khususnya produk yang dimaksudkan adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah pabrik yang bergerak dalam perakitan cenderung mengarah pada cara pembuatan produknya, khususnya produk yang dimaksudkan adalah sepatu buccheri wanita. Cara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama dalam menghadapi perdagangan bebas pada tahun 2010 mendatang. Para

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama dalam menghadapi perdagangan bebas pada tahun 2010 mendatang. Para BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia industri saat ini dimana sedang menuju kearah persaingan global, terutama dalam menghadapi perdagangan bebas pada tahun 2010 mendatang. Para perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga industri manufaktur mulai mengadopsi sistem Just In Time atau Kanban karena keberhasilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Kandakawana Sakti beralamat di Jl. Cibinong Sentul. PT Kandakawana Sakti berdiri pada tahun 1997, namun karena terdapat kendala krisis moneter di Indonesia

Lebih terperinci

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab VI Kesimpulan dan Saran Bab VI Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain sebagai berikut

Lebih terperinci

CONTOH OPC DAN FPC. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R

CONTOH OPC DAN FPC. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R. 0810670002 CONTOH OPC DAN FPC Peta Proses Operasi (OPC) dan Peta Aliran Proses (FPC) merupakan dua jenis peta kerja digunakan untuk mengetahui secara jelas proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan pembuatan celana jeans yang ditujukan untuk pasaran lokal. Lokasi pabrik tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU A. Bagan Proses Penciptaan Ide Studi Literatur Eksplorasi - Observasi - Dokumentasi - Pemilihan Media - Teknik Improvisasi Perancangan Bentuk Proses Pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era global dalam dunia industri telah menyebabkan bertambahnya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, baik perusahaan yang berskala kecil maupun besar.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan Teknologi dalam kehidupannya. Semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, maka saat ini tercipta banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki strategi yang tepat untuk dapat bersaing dengan para pesaingnya, terlebih perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing perusahaan dalam bersaing dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing perusahaan dalam bersaing dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia industri tingkat produktifitas serta kepuasan pelanggan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Sinar Jaya Prakarsa merupakan sebuah perusahaan swasta yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas), didirikan pada tahun 1982 oleh Bapak Amir Djohan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk permainan sekoci handcar anak ini termasuk permainan tradisional, yang awalnya terinspirasi dari sebuah kendaraan tradisonal Handcar. Digunakan sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir Latar Belakang Masalah. Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir Latar Belakang Masalah. Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan Laporan Tugas Akhir 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan sejumlah besar komponen yang harus dirakit, perencanaan produksi memegang

Lebih terperinci

LAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi

LAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 1. SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi Tujuan : Untuk mempermudah dalam melakukan setting mesin. Dan memastikan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Profil Perusahaan. 4.1.1 Gambaran Umum PT. Vigano Cipta Perdana. PT. Vigano Cipta Perdana merupakan perseroan terbatas yang terletak di jalan Kebon Pala No. 67E Jakarta Utara,

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Sinar Jaya Prakarsa merupakan sebuah perusahaan swasta yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas), didirikan pada tahun 1982 oleh Bapak Amir Djohan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan selalu memiliki tujuan untuk memaksimalkan produktivitas dan meniminasi semua jenis biaya, hal ini tidak lain dimaksudkan untuk mendapatkan profit

Lebih terperinci

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA Indri Hapsari, Benny Lianto, Yenny Indah P. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya Email : indri@ubaya.ac.id PT. JAYA merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti diketahui bersama, kondisi saat ini yang terjadi semakin padatnya sepeda

BAB I PENDAHULUAN. Seperti diketahui bersama, kondisi saat ini yang terjadi semakin padatnya sepeda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti diketahui bersama, kondisi saat ini yang terjadi semakin padatnya sepeda motor yang ada di Indonesia terutama Jakarta. Sering kali terlihat di jalan munculnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan CV. Topaz Profile and Frame didirikan pada bulan Agustus 2011, pendiri sekaligus pemilik pabrik ini adalah Ir. Tanib Sembiring Cjolia, M.Eng. Pabrik

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal berikut ini

Lebih terperinci

STUDI WAKTU DAN PROSES PEMBUATAN TERALIS JENDELA DI PT X

STUDI WAKTU DAN PROSES PEMBUATAN TERALIS JENDELA DI PT X STUDI WAKTU DAN PROSES PEMBUATAN TERALIS JENDELA DI PT X I Wayan Sukania 1), Oktaviangel 2), Julita 3) Program Studi Teknik Industri, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara 1) Program

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Bahan kayu yang digunakan pada laci berhubungan dengan tataran lingkungan karena ramah lingkungan. Kayu yang digunakan merupakan kayu olahan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Keterhubungan hasil rancangan dengan lingkungan yaitu penggunanaan bahan multipleks lapisan-lapisan kayu yang ditumpuk berlapis-lapis dan dipress

Lebih terperinci

BAB III Proses Pembuatan Helm

BAB III Proses Pembuatan Helm BAB III Proses Pembuatan Helm 3.1 Alur Proses Pembuatan Helm di PT. Multi guna sentosa Sebuah Helm yang di produksi oleh PT Multi Guna sentosa Melewati beberapa proses sebelum akhirnya menjadi sebuah helm

Lebih terperinci

Nama Alat Peraga: Ruang Ajaib Gambar Alat Peraga:

Nama Alat Peraga: Ruang Ajaib Gambar Alat Peraga: Nama Alat Peraga: Ruang Ajaib Gambar Alat Peraga: Sasaran: Siswa SMP kelas 3 untuk konsep kesebangunan Siswa SMA kelas 3 untuk konsep dilatasi Indikator: Mengenalkan kepada siswa tentang materi kesebangunan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen komponen yang akan dibuat adalah komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan industri yang pesat, baik industri yang berskala besar maupun industri menengah ke bawah. Pengaruh perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan yang sangat tinggi antara pelaku industri dalam meraih pasar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan yang sangat tinggi antara pelaku industri dalam meraih pasar yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bebas ini, banyak sekali industri yang memiliki hasil produksi yang sama antara satu dengan yang lainnya. Hal ini menimbulkan tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha Tujuan : Untuk mempermudah dalam melakukan setting mesin. Dan memastikan setting mesin tepat, sehinggan tidak menyebabkan cacat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Standar-standarnya : 1.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada PT. Intan Suar Kartika adalah sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris a. Menentukan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD.Chaniago yang beralamat di jalan Bromo ujung / jalan Sepakat no 19 Medan, merupakan suatu industri yang bergerak di bidang garmen. Usaha ini didirikan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II a. Orisinalitas METODE PERANCANGAN Banyak produk rak buku dengan berbagai macam bentuk yang sudah beredar dipasaran, namun dari banyaknya jenis rak yang sudah ada hanya sedikit sekali yang mengeksplorasi

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Pada era modern saat ini banyak sekali produk pengembangan untuk menunjang kebutuhan aktivitas bermain anak. Mulai permainan melatih otak, fisik sampai anak dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam kebutuhan hidup manusia. Hal ini juga membawa suatu kompetisi khususnya di dunia manufaktur.

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Produksi Dilihat dari kondisi aktual dari fasilitas fisik di tempat produksi mochi kacang, jika ditinjau dari segi antropometri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biaya produksi merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan, semakin kecil biaya produksi maka semakin besar keuntungan yang didapat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Ivana Mery Lestari Matras merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi spring bed. Perusahaan ini berdiri pada tahun

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini menyebabkan iklim pesaingan antar perusahaan juga semakin ketat. Setiap perusahaan harus memikirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan pasar otomotif di kelas sepeda motor sangatlah ketat. Setiap produsen berusaha memberikan kualitas dan mutu yang baik, ketersediaan produk dan spare part

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri farmasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, penulis menemukan bahwa storage yang bermasalah adalah storage Unit 1. Pada storage Unit

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan Dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penyusun di PT. Surya Alam Rekananda pada proses pengeringan jagung, maka diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Percetakan Karet UKM Dian Rubber adalah sebuah perusahaan yang mencetak lembaran karet menjadi sebuah bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan perusahaan, kajian tentang produktivitas umumnya selalu dikaitkan hanya pada masalah teknologi produksi dan masalah ekonomi, padahal disamping hal tersebut

Lebih terperinci

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS 6.1 Perancangan Pada Ruang Operation Maintenance Centre (OMC) Perancangan merupakan perbaikan yang dilakukan terhadap fasilitas fisik, lingkungan fisik, dan tata letak fasilitas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Megah Plastik merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN BAB IV PROSES PEMBUATAN 4.1. Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen-komponen yang akan dibuat adalah komponen yang tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jadi, yang dimana persediaan ini tentu saja sangatlah perlu untuk selalu. kapasitas produksi yang ditetapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. jadi, yang dimana persediaan ini tentu saja sangatlah perlu untuk selalu. kapasitas produksi yang ditetapkan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, persediaan adalah segala sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan konsumen pada suatu perusahaan. Persediaan

Lebih terperinci

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT By: Rini Halila Nasution, ST, MT Alat, bahan dan pekerja harus diatur posisinya sedemikian rupa dalam suatu pabrik, sehingga hasilnya paling efektif dan ekonomis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan dunia teknologi yang semakin pesat ikut mendorong ketatnya persaingan didunia industri, salah satu solusi dari ketatnya persaingan adalah dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Topaz Profile and Frame didirikan pada bulan Agustus 2011, pendiri sekaligus pemilik pabrik ini adalah Bapak Tanib S. Cjolia. Pabrik ini didirikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, persaingan di dunia industri manufaktur semakin ketat. Hal ini disebabkan karena perkembangan industri manufaktur semakin pesat. Seluruh industri

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Pengumpulan Data Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah dikemukakan maka dilakukan pengumpulan data-data yang digunakan dalam perancangan tata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa sekarang ini perindustrian di Indonesia sudah semakin berkembang kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin mutakhir, sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Perbedaan karya rancangan penulis dengan karya desainer lain berdasarkan riset yang penulis kumpulkan adalah desainer lain ada juga yang membuat rancangan meja

Lebih terperinci

BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN

BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN 4.1. Profil Perusahaan UD. Gunung Sari merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan pakaian anak-anak dan pakaian dewasa. Perusahaan ini didirikan oleh Bpk. Mintarto Halim

Lebih terperinci

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Setelah dilakukannya pengolahan data dan analisis data dalam penelitian Tugas Akhir ini, maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal berikut ini : 1. Gerakan kerja

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan CV Danmas Cushion merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang ekspor mebel,yang tepatnya

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat lubang biopori. Pengerjaan yang dominan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DI UD. NUR INTAN PEGIRIKAN TEGAL

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DI UD. NUR INTAN PEGIRIKAN TEGAL PERANCANGAN LANG TATA LETAK FASILITAS PRODKSI DI D. NR INTAN PEGIRIKAN TEGAL Disusun Oleh: Muhammad Ravi (441194) Pembimbing: 1. Rossi Septy Wahyuni, ST., MT 2. Ainul Haq P, ST., MMSI. LATAR BELAKANG Perkembangan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektur, sipil,

Lebih terperinci

BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA. A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra

BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA. A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra 1. Sejarah Usaha Dagang Tiga Putra UD. Tiga Putra merupakan sebuah usaha

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan merupakan salah satu tahap untuk membuat komponenkomponen pada Troli Bermesin. Komponen-komponen yang akan

Lebih terperinci

ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA

ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA By: Rini Halila Nasution, ST, MT DEFINISI Peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk berkomunikasi secara luas dan sekaligus melalui petapeta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Barang yang disimpan di gudang dapat berupa bahan baku, bahan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Barang yang disimpan di gudang dapat berupa bahan baku, bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gudang memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah perusahaan. Barang yang disimpan di gudang dapat berupa bahan baku, bahan setengah jadi dan produk akhir suatu

Lebih terperinci

USULAN PENGURANGAN BIAYA TENAGA KERJA PRODUKSI DENGAN PEMILIHAN SISTEM KERJA ATAU PENAMBAHAN TENAGA KERJA DI PD. MAXSHOI HELMET

USULAN PENGURANGAN BIAYA TENAGA KERJA PRODUKSI DENGAN PEMILIHAN SISTEM KERJA ATAU PENAMBAHAN TENAGA KERJA DI PD. MAXSHOI HELMET UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap 2005/2006 USULAN PENGURANGAN BIAYA TENAGA KERJA PRODUKSI DENGAN PEMILIHAN SISTEM KERJA ATAU PENAMBAHAN TENAGA KERJA DI

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Kondisi fasilitas fisik saat ini masih kurang baik karena kursi kerja yang digunakan tidak memiliki sandaran, beberapa stasiun kerja tidak memiliki meja dan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong umbi. Pengerjaan yang dominan dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Cendana Baru merupakan usaha yang bergerak dibidang perancangan alat yang didirikan oleh Bapak Tut Wuri Handayani, S.T sejak tahun 1990. CV.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan lingkungan dunia usaha industri di Indonesia saat ini berlangsung dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Di negara Indonesia banyak berkembang usaha-usaha dalam industri mebel, dengan memanfaatkan bahan baku kayu hingga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Dasi (2008), melakukan penelitian yang berlokasi di CV. Pandanus Internusa untuk mendapatkan informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang 48 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Perusahaan CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang didirikan pada tahun 1996 dan mempunyai 40 mesin dan 30 tenaga kerja pada

Lebih terperinci

Studi Kasus. Tabel 1. Data Penjualan Periode. Penjualan Periode (Unit) Penjualan. (Unit)

Studi Kasus. Tabel 1. Data Penjualan Periode. Penjualan Periode (Unit) Penjualan. (Unit) Studi Kasus 1. Gambaran Perusahaan PT. TIGA PUTRA adalah sebuah perusahaan yang bergerak sebagai produksi sepatu. Perusahaan yang berada di Sidoarjo ini telah terkenal mampu memasarkan produk dengan baik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan untuk terus berkembang agar dapat bertahan dalam kancah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan untuk terus berkembang agar dapat bertahan dalam kancah BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha saat ini telah semakin ketat dan menuntut perusahaan-perusahaan untuk terus berkembang agar dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING

BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian langkah atau prosedur

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Pembagian tugas berdasarkan jabatan pada struktur organisasi di PT. Ocean Centra Furnindo adalah sebagai berikut: 1. Direktur Direktur adalah merupakan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. Negara Indonesia adalah negara berkembang pada era tahun 1990-an, yang

Bab 1 Pendahuluan. Negara Indonesia adalah negara berkembang pada era tahun 1990-an, yang Bab 1 Pendahuluan 1.3 Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara berkembang pada era tahun 1990-an, yang seiring berjalannya waktu berusaha meningkatkan mutu pelayanan kepada rakyat secara lebih terpadu

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #10

Pembahasan Materi #10 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan 2 Dasar Penentuan Pertimbangan Penentuan Desain Fasilitas Pertimbangan Desain Fasilitas Luas Lantai (Gudang Bahan Baku, Mesin, Gudang Bahan Jadi, Perkantoran)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan perusahaan bertipe repetitive manufacturing dengan produksi

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan perusahaan bertipe repetitive manufacturing dengan produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan perusahaan bertipe repetitive manufacturing dengan produksi massal, peranan perencanaan produksi sangat penting, terutama dalam penugasan kerja

Lebih terperinci

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Menerapkan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PRODUKSI BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong kerupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan komponen

Lebih terperinci