BAB IV KONSEPTUALISASI DAN METODE SYSTEM DYNAMICS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV KONSEPTUALISASI DAN METODE SYSTEM DYNAMICS"

Transkripsi

1 BAB IV KONSEPTUALISASI DAN METODE SYSTEM DYNAMICS IV.1 Pendekatan System Dynamics Saswinadi Sasmojo menyatakan bahwa yang dimaksud dengan suatu sistem adalah fenomena yang telah terdefinisi strukturnya (Sasmojo, 2004:11). Fenomena adalah segala sesuatu yang dapat kita lihat, alami dan rasakan; dinamakan juga sebagai gejala atau masalah. Sedangkan yang dimaksud dengan struktur dari suatu fenomena mencakup dua hal, yakni unsur-unsur (elemen atau komponen) pembentuk fenomena dan pola keterkaitannya (Sasmojo, 2004:8). Fenomena menjadi sebuah sistem melalui suatu proses yang dinamakan analisis. Analisis dilaksanakan dengan melakukan telaah terhadap fenomena secara keseluruhan, maupun terhadap bagian-bagian yang membentuk fenomena tersebut serta hubungan keterkaitan di antara unsur-unsur pembentuk fenomena tersebut (Sasmojo, 2004: 13). Sebuah dinamika perilaku sistem sangat ditentukan oleh struktur lingkar umpan balik (feedback loops). Pada suatu sistem tertutup terlihat adanya ciri-ciri dinamis dari suatu sistem. Oleh karena itu dalam metode system dynamics arah perhatian lebih ditujukan pada sistem yang tertutup atau sistem umpan balik. Sistem umpan balik ini merupakan blok pembentuk model yang diungkapkan melalui lingkaran-lingkaran tertutup. Lingkar umpan balik tersebut menyatakan hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang melingkar, bukan menyatakan hubungan karena adanya korelasi-korelasi statistika. Terdapat dua macam hubungan kausal, yaitu: hubungan kausal positif dan hubungan kausal negatif. Umpan balik negatif merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan (goal seeking). Feedback ini cenderung menjadi penyeimbang terhadap setiap gangguan dan selalu membawa sistem ke dalam keadaan yang stabil. Umpan balik positif terjadi jika perubahan dalam komponen sistem akan menyebabkan terjadinya perubahan di dalam komponen lainnya yang akan memperkuat proses awalnya. Umpan balik positif merupakan proses yang sifatnya tumbuh. 61

2 Interaksi yang terjadi di dalam suatu sistem, yakni struktur sistem, dari waktu ke waktu akan menentukan perilaku (behaviour) dari sistem bersangkutan. Struktur sistem (system structure) ditentukan oleh komponen-komponen sistem, termasuk paramater yang melekat pada masing-masing komponen tersebut, dan pola keterkaitan antara komponenkomponen yang ada. Sedangkan terhadap lingkungan luarnya, suatu sistem dibatasi oleh batas sistem (system boundary). Pendekatan sistem untuk mempelajari sistem-sistem seperti yang dikemukakan di atas menekankan keterkaitan-keterkaitan di antara berbagai bagian yang membentuk suatu kesatuan. Pemikiran system (system thinking) memberi perhatian pada keterkaitan dan kesatuan tersebut. Oleh karena itu, sudah menjadi ciri dari pendekatan sistem untuk memandang suatu persoalan dengan melintasi batas-batas disiplin yang ditetapkan dalam banyak ilmu pengetahuan tradisional, dalam upaya pencarian untuk memahami suatu persoalan dari titik pandang yang terpadu. Sistem dapat dibedakan menjadi sistem dunia nyata (real system) dan sistem buatan atau rekaan (artificial system). Dengan memenuhi syarat-syarat tertentu, sistem yang disebutkan terakhir disebut juga sebagai model. Suatu sistem dapat terdiri atas beberapa subsistem, dimana definisi sistem juga berlaku di dalam masing-masing subsistem tersebut. Konseptualisasi System Dynamics dikembangkan pada tahun 1950-an di Massachussets Intitute of Technology (MIT) oleh Dr. Jay W. Forrester dan dijabarkan dalam bukunya Industrial Dynamics. Dalam tulisannya yang revolusioner ini, Forrester mengemukakan sistem pemodelan ilmiah atas perilaku yang kompleks dunia bisnis dengan mengusulkan suatu strategi simulasi yang unik. Istilah Industrial Dynamics selanjutnya berubah menjadi System Dynamics untuk menekankan penggunaan metodologi ini dalam bidangbidang selain bisnis. Menurut Sterman, system dynamics adalah suatu bidang studi atas struktur dan perilaku sistem-sistem sosioteknis untuk memandu pengambilan keputusan, pembelajaran, kebijakan yang efektif dalam dunia yang penuh dengan kompleksitas dinamik (Sterman, 2000 dalam Supple, 2004). 62

3 Istilah dynamics (dinamika) dalam system dynamics (dinamika sistem) mengacu pada situasi suatu sistem yang berubah dari waktu ke waktu. Istilah ini juga dapat ditafsirkan sebagai perubahan-perubahan keadaan suatu sistem sebagai respons terhadap perubahan-perubahan pada variabel-variabel input (Kim, 1998: 62). Pemahaman tentang istilah dynamics, bersama-sama dengan definisi sistem yang telah dijelaskan pada bagian terdahulu, menghasilkan definisi system dynamics sebagai: pemodelan matematis dari suatu kombinasi komponen sistem untuk menyelesaikan sekumpulan persamaan yang menyatakan perilaku dinamis dari sistem tersebut dan dapat diselesaikan untuk menentukan responsnya terhadap berbagai jenis stimuli (Doebelin, 1972 dalam Kim, 1998: 63). Sebagai asumsi utama dalam paradigma system dynamics adalah bahwa tendensitendensi dinamik yang persistem pada setiap sistem yang kompleks bersumber dari struktur kausal yang membentuk sistem itu. Oleh karena itulah model-model system dynamics diklasifikasikan ke dalam model matematik kausal (Tasrif, 2007). Sarana konseptual dalam bidang ini mencakup diagram-diagram causal loop yang kaya akan feedback untuk membangun mental model dan model-model simulasi komputer untuk mengukur saling kebergantungan proses fisik dan perilaku, umpan balik informasi dan time-delay. Dalam system dynamics, sistem dikonseptualisakan sebagai variabel-variabel state fisik dan informasi (stock) yang dapat terakumulasi, habis, dan/atau bertambah oleh variabelvariabel rate (flow); yang kesemuanya berinteraksi melalui rangkaian terutup sebab dan akibat (feedback loops). Secara formal, model-model system dynamics adalah serangkaian persamaan-persamaan nonlinier yang diselesaikan melalui integrasi numerik. Simulasi-simulasi umumnya dilakukan dengan pemahaman grafis atas pola-pola perilaku yang diamati dalam hasil-hasil simulasi (Supple, 2004). Metode system dynamics telah diterapkan pada berbagai persoalan di berbagai bidang. Bidang-bidang yang dicakup, dari waktu ke waktu, juga semakin luas. 63

4 IV.2 Prinsip Pemodelan Dalam System Dynamics Proses pemodelan system dynamics adalah suatu pendekatan eksperimental berdisiplin untuk mencapai keyakinan dalam hipotesis yang diartikulasikan oleh model yakni struktur model yang dimaksudkan bertanggung jawab atas pola-pola empiris dari perilaku yang diamati (Oliva, 2003). Model-model yang robust selanjutnya dapat digunakan untuk memandu pengujian kebijakan, analsis skenario what-if, optimisasi keputusan, dan untuk mengantisipasi konsekuensi-konsekuensi yang luput dari perhatian atas kebijakan-kebijakan yang dapat berkembang dalam jangka panjang. Pembuatan model system dynamics mengasumsikan bahwa perilaku sistem terutama ditentukan oleh mekanisme feedback. Oleh sebab itu, setelah mendefinisikan batas sistem (yang membedakan antara variabel eksternal dan internal), deskripsi feedback loops merupakan langkah selanjutnya dalam pemodelan system dynamics. Pemodelan dengan system dynamics dilakukan secara bertahap dan iteratif (Roberts et.al., 1983: 8-10; Saeed, 1991: 2-7; Saeed, 1995: ). Beberapa langkah pemodelan yang dikenal, pada umumnya terdiri atas tahapan-tahapan (langkah atau prosedur), sebagai berikut: - identifikasi dan definisi masalah; - konseptualisasi sistem; - perumusan model; - analisis perilaku model; - pengujian dan pengembangan model; - analisis kebijakan dan implementasi model; Saeed (1994: 23) menggambarkan prosedur pemodelan system dynamics seperti pada Gambar IV.1 berikut ini. 64

5 model alternatif, pengalaman, literatur bukti empiris literatur persepsi tentang struktur sistem perbandingan dan rekonsiliasi proses validasi struktur konseptualisasi sistem formulasi model proses validasi perilaku time series empiris perbandingan dan rekonsiliasi representasi struktur model deduksi perilaku model sarana deskripsi dan diagram bantuan penghitungan Gambar IV.1 Prosedur pemodelan system dynamics menurut Saeed (1994: 23) Sedangkan Richardson dan Pugh (1983: 17) meninjau pendekatan pemodelan system dynamics seperti pada Gambar IV.2. Implementasi kebijakan Pemahamanpemahaman tentang sistem Analisis kebijakan Definisi persoalan Simulasi Konseptualisasi sistem Formulasi model Gambar IV.2 Pemodelan system dynamics menurut Richardson dan Pugh (1983: 17) 65

6 a. Perumusan Model Tahapan pemodelan system dynamics menurut Tasrif (1985) dalam Mulyana (1999) dapat diuraikan penjelasannya sebagai berikut : (1) Definisi Masalah, yaitu mendefinisikan masalah juga mencakup penentuan data yang diperlukan, termasuk data historis. Untuk mendapatkan inti permasalahan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diungkapkan, yaitu : (a) Pola referensi (Reference Mode) Dalam langkah ini diidentifikasikan pola historis atau pola hipotesis yang menggambarkan perilaku persoalan (problem behavior). Pola referensi ini merupakan gambaran perubahan variabel-variabel penting dan variabel lain yang terkait, dari waktu ke waktu. Dengan pola historis variabel-variabel ini akan dihasilkan inti masalah untuk suatu kajian system dynamics. (b) Hipotesis Dinamik Langkah ini memberikan hipotesis awal tentang interaksi-interaksi perilaku yang mendasari pola referensi. Beberapa formulasi, perbandingan dengan bukti empiris dan reformulasi akan diperlukan untuk sampai pada satu hipotesis yang logis dan sahih secara empiris. (c) Batas Model Batas model ini menggambarkan cakupan analisis dan akan berdasarkan kepada isu-isu yang ditunjukan oleh analisis tersebut dan akan meliputi semua interaksi sebab akibat yang berhubungan dengan isu tersebut. (d) Jangkauan Waktu Yang menunjukkan dalam periode waktu yang mana aspek-aspek perubahan menjadi suatu masalah. (2) Konseptualisasi Sistem, yaitu tahapan di mana sistem memiliki struktur unsur yang membentuknya, maka unsur-unsur dan saling keterkaitannya juga bagaimana umpan balik dari satu unsur ke unsur lain. 66

7 (3) Representasi Model (Penggambaran Model/Perumusan Model), yaitu setelah unsurunsur diketahui kemudian disusun dalam bentuk persamaan yang dituangkan ke dalam program komputer, dengan mempertimbangkan komponen level, rate dan alirannya. (a) Persamaan Level, menyatakan akumulasi yang terdapat dalam sistem yang besarnya dipengaruhi oleh nilai awalnya dan perbedaan aliran (rate) masuk dan aliran keluar. Level pada suatu loop hanya bisa didahului oleh rate, tetapi bisa diikuti oleh auxialiary atau rate. Level tidak bisa dipengaruhi secara langsung oleh level yang lainnya. (b) Persamaan Rate, menyatakan formulasi aliran yang bisa mengubah level (masuk atau keluar level) dan nilainya dipengaruhi oleh informasi-informasi yang datang kepadanya. Rate merupakan suatu aliran yang menyebabkan bertambah atau berkurangnya level. Ada rate masuk menambah akumulasi dalam level dan rate keluar yang menghubungkan panah menunjuk pada sink. (c) Persamaan Auxiliary, adalah persamaan bantu di dalam merumuskan persamaan rate, yang digunakan untuk mendefinisikan faktor-faktor yang menentukan persamaan rate secara terpisah. Persamaan tambahan dapat disubtitusikan satu sama lain, serta dapat disubtitusikan pada beberapa persamaan rate yang berbeda. (d) Persamaan Sisipan (Suplementary), digunakan untuk mendefinisikan variabelvariabel yang bukan merupakan bagian dari struktur model, tetapi dibutuhkan dalam pencetakan dan pembuatan grafik dari nilai-nilai yang diperlukan tentang perilaku model. (e) Persamaan Nilai Awal (Initial Value), digunakan untuk mendefinisikan harga awal dari semua level, kadang-kadang harga awal rate, yang harus diberikan sebelum siklus pertama perhitungan persamaan model. (f) Persamaan Eksogen, yaitu suatu metode untuk menghasilkan masukan-masukan yang hanya merupakan fungsi terhadap waktu. Persamaan ini bermanfaat jika dapat dilakukan aproksimasi terhadap data historis yang ada. Biasanya dipakai sebagai masukan uji model. 67

8 (g) Aliran Material, yaitu aliran dari level satu ke level lain yang besarnya ditentukan oleh persamaan rate. (h) Aliran Informasi, yaitu suatu struktur yang berperan dalam fungsi-fungsi keputusan yang tidak mempengaruhi variabel secara langsung. (4) Analisis Perilaku Model, yaitu mensimulasikan model yang telah terbentuk untuk mengetahui perilakunya terhadap waktu. (5) Evaluasi Model, yaitu membandingkan model yang sudah disimulasikan dengan kondisi dunia nyata termasuk perilakunya. Untuk menyatakan bahwa model yang dibuat adalah sahih dan bisa dipergunakan selanjutnya. (6) Analisis Kebijakan dan Implementasi Model. Yaitu tahap menganalisis kebijakan dari model yang telah dinyatakan sahih atau model dimaksud digunakan untuk menganalisis kebijakan. Konsekuensi kebijakan yang diambil dapat terpantau pada model yang sahih. Fenomena dunia nyata bila hendak dideskripsikan, merupakan model yang sangat luas dan kompleks. Perlu batasan-batasan, sehingga fokus analisis khususnya dalam analisis kebijakan dapat tepat sasaran tanpa keluar dari koridor dunia nyata atau realitas yang ada. Gambaran lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar IV.3 pada halaman berikutnya. 68

9 Definisi Masalah Konseptual Konseptualisasi Sistem Penggambaran Model Perbaikan Perilaku Model Teknis Evaluasi Model Analisis Model dan Penggunaan Model Gambar IV.3 Langkah-langkah pemodelan System Dynamics Sumber : (Dirjen Penataan Ruang Kimpraswil, 2003: II.5-6). Demikian pula halnya dengan tahapan pemodelan yang dikembangkan oleh Sushil (1993) yang pada dasarnya memiliki banyak kesamaan dengan yang dikembangkan sebelumnya, seperti terlihat pada Gambar IV.4. berikut ini. 69

10 Situation Analysis Statement of the Problem STEP I. Problem Identification Causal Loop Subsystem Policy Structure II. System Conceptualization Flow Diagram Equations III. Model Formulation Simulation IV. Simulation and Validation Policy Analysis and Policy Improvement V. Policy Analysis and Improvement Implementation : Exit Point VI. Implementation Gambar IV.4 Tahapan Pemodelan System Dynamics (Sushil, 1993) b. Analisis Perilaku Model Analisis perilaku model merupakan usaha untuk memahami perilaku sistem yang diakibatkan oleh asumsi-asumsi dalam model, sehingga dapat menjadi dasar untuk menyempurnakan model. Usaha pemahaman model ini dibantu dengan simulasi komputer yang akan memberikan gambaran bagaimana perilaku seluruh variabel dalam model terhadap waktu. 70

11 c. Pengujian dan Pengembangan Model 1). Pengujian Model Setelah model eksplisit suatu persoalan telah dapat diformulasikan, pada langkah ini sekumpulan pengujian dilakukan terhadap model untuk menegakkan keyakinan terhadap kesahihan model sekaligus pula mendapatkan pemahaman terhadap tendensi-tendensi internal sistem. Hal ini diperlukan dalam upaya untuk membandingkannya dengan pola referensi dan secara terus-menerus memodifikasi dan memperbaiki struktur model. Sensitivitas model terhadap perubahan-perubahan nilai parameter perlu dilakukan pula dalam langkah ini. Suatu model secara struktur dapat dikatakan valid jika model tidak hanya dapat membuat reproduksi perilaku sistem, akan tetapi juga dapat mengungkapkan bagaimana sistem bekerja dalam menghasilkan perilaku tersebut. Oleh karena itu model dapat dikatakan baik jika model dapat menambah pemahaman terhadap perilaku sistem yang dimaksud, mudah dikomunikasikan dan dapat menolong perbaikan pada sistem tersebut. Suatu model juga dapat dikatakan baik jika masih terbuka untuk perbaikanperbaikan lebih lanjut. Bila suatu korespondensi antara model mental sistem, model eksplisit, dan pengetahuan empirik tentang sistem telah diperoleh, model yang dibuat dapat diterima sebagai suatu representasi persoalan yang sahih dan dapat digunakan untuk analisis kebijakan. Secara ringkas, pengujian-pengujian yang dapat dilakukan dalam suatu proses pemodel system dynamics, dirangkum dalam Tabel IV.1 berikut. Table IV.1 Beberapa Pengujian model system dynamics Bidang Pengujian Pengujian Struktur Model Jenis Pengujian Verifikasi Struktur Verifikasi Paramater Kondisi Ekstrim Kecukupan Batas Pertanyaan yang diajukan oleh Pengujian Apakah struktur model konsisten dengan pengetahuan deskriptif yang relevan tentang sistem? Apakah parameter-parameter konsisten dengan pengetahuan deskriptif (dan numerik, jika ada) mengenai sistem? Apakah masing-masing persamaan masuk akal kendati inputnya memiliki nilai-nilai ekstrim? Apakah konsep-konsep yang penting menyangkut persoalan telah tercakup (endogenus) dengan model? 71

12 Pengujian Perilaku Model Pengujian Implikasi Kebijakan (Struktur) Konsistensi Dimensional Reproduksi Perilaku Anomali Perilaku Family Member Perilaku Mengejutkan Kebijakan Ekstrim Kecukupan Batas (Perilaku) Sensitivitas Perilaku Karakter Statistika Perbaikan Sistem Prediksi Perilaku Kecukupan Batas (Kebijakan) Sensitivitas Kebijakan Apakah masing-masing persamaan konsisten secara dimensional tanpa menggunakan parameterparameter yang tidak ada di dunia nyata? Apakah model secara endogenus membangkitkan gejala-gejala dari persoalan, mode-mode perilaku, frekuensi, dan karakteristik-karakteristik lain dari perilaku sistem riil? Apakah perilaku abnormal muncul jika suatu asumsi model ditiadakan? Dapatkah model mereproduksi perilaku dari contohcontoh sistem lain dalam kelas yang sama seperti model (misalnya : dapatkah sebuah model perkotaan membangkitkan perilaku kota New York, Dallas, Carson City, dan Calcutta bilamana diberi parameter masing-masing kota tersebut)? Apakah model menunjukkan adanya suatu mode perilaku yang sebelumnya tidak dikenali dalam sistem riil? Apakah model berperilaku sebagaimana mestinya bila dihadapkan pada kebijakan-kebijakan ekstrim atau input-input pengujian? Apakah perilaku model sensitif terhadap penambahan atau perubahan struktur untuk mewakili teori-teori alternatif yang dapat dapat diterima? Apakah perilaku model sensitif terhadap variasivariasi yang dapat diterima dalam parameterparameternya? Apakah output model memiliki karakter statistika yang sama dengan output dari sistem ril? Apakah kinerja sistem ril meningkat melalui penggunaan model? Apakah model dengan benar menjabarkan hasil-hasil dari kebijakan yang baru? Apakah rekomendasi kebijakan sensitif terhadap penambahan atau pengubahan struktur untuk merepresentasikan teori-teori alternatif yang dapat diterima? Apakah rekomendasi kebijakan sensitif dengan variasi-variasi yang masuk akal dalam parameterparameternya? Sumber: Tesis Kajian atas pengelolaan jalan kabupaten di kabupaten Nias dengan pemodelan system dynamics, dari hasil adaptasi dari Sterman (1984: 52) 72

13 2). Pengembangan Model Dalam proses pemodelan melalui tahap-tahap konseptualisasi, perumusan, simulasi dan evaluasi, dalam setiap tahap yang berturut-turut tersebut mungkin saja terjadi perumusan kembali dan perbaikan model, dengan cara menghilangkan atau menambah struktur. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk memperoleh suatu model yang sesuai dengan sistem yang sebenarnya sensuai dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai, dan dapat dimengerti dengan baik. Terdapat beberapa pertimbangan dalam pengembangan dan perumusan kembali model ini, termasuk pengurangan dan pengkayaan hipotesis dinamis, penambahan struktur feedback, mengubah konstanta menjadi variabel, menambah kriteria pengujian, dan yang paling penting kapan untuk berhenti! d. Analisis Kebijakan dan Penggunaan Model Pada fase terakhir dari proses pemodelan, model yang dibuat digunakan untuk menguji berbagai alternatif kebijakan yang mungkin bisa diterapkan dalam sistem yang tengah dikaji. Lebih jauh lagi, analisis dapat saja dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan dampak dari berbagai kebijakan yang dipilih. Alternatif kebijakan dalam sistem yang sebenarnya akan terkait dengan salah satu atau kombinasi dari dua jenis intervensi terhadap model, yaitu: - perubahan parameter (termasuk perubahan kecil dalam fungsi tabel) - perubahan struktural (perubahan dalam bentuk atau jumlah persamaan). 1). Perubahan Parameter. Uji sensitivitas parameter dapat dilakukan dengan mengubah parameter ketika menjalankan kembali model dan membandingkan hasil perilaku model yang telah diubah parameternya dengan model dasar. Menguji sensitivitas model terhadap suatu nilai parameter kebijakan merupakan uji sensitivitas sistem yang sebenarnya dalam kaitannya dengan perubahan kebijakan. Di dalam model terdapat sejumlah prameter yang 73

14 dikategorikan sebagai parameter kebijakan (policy parameters), yaitu sejumlah nilai yang berada di bawah kendali para aktor dalam sistem yang sebenarnya. Mengetahui bahwa kebijakan tertentu akan menghasilkan perilaku model tertentu, pada dasarnya belumlah cukup. Karena model bukan merupakan model yang sesungguhnya di dunia nyata, maka tidak ada orang yang akan menjalankan suatu kebijakan hanya kerena kebijakan tersebut bisa membuat model menjadi lebih baik. Yang dibutuhkan justru adalah pemahaman mendasar mengapa kebijakan tertentu menghjasilkan perilaku tertentu dalam model. Pemahaman inilah yang kemudian dibandingkan dengan apa yang diketahui atau dipahami tentang sistem yang sebenarnya. 2). Perubahan Struktural Perubahan dalam struktur feedback suatu sistem, yaitu pola aliran material dan informasi terkadang semakin lama semakin determinan perilakunya terhadap waktu. Oleh karena itu dalam mengembangkan kebijakan pada system dynamics, dimungkinkan untuk dibuat hubungan-hubungan feedback baru yang merupakan salah satu cara untuk mengubah informasi yang tersedia di dalam sistem. Perubahan struktural dapat dilakukan dengan salah satu cara sebagai berikut: - menambah prameter kebijakan - mengubah suatu parameter kebijakan di tengah-tengah simulasi - menambahkan suatu loop umpan balik yang merupakan kebijakan - menambahkan loop negatif. 3). Rekomendasi Kebijakan dan Validitas Dalam konsep pemodelan yang akan dicapai dari akhir proses pemodelan adalah menerapkan pandangan yang ada pada model terhadap persoalan di dunia nyata. Hal yang terkait dengan rekomendasi, ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu bagaimana validitas rekomendasi yang diberikan dan seberapa jauh rekomendasi kebijakan tersebut bisa diterapkan atau diimplementasikan, serta yang harus diperhatikan dalam melihat validitas rekomendasi alah kekuatan dari kebijakan itu sendiri. 74

15 Dalam perspektif system dynamics (Richardson dan Pugh, 1981), rekomendasi dianggap memiliki kekuatan jika kebijakan tersebut tetap menjadi pilihan terbaik meskipun dilakukan sejumlah perubahan dalam parameter model, sewaktu menghadapi kondisi eksogenus yang berbeda dan alternatif yang masuk akal dalam perumusan model. Rekomendasi kebijakan yang sensitif terhadap hal tersebut perlu diwaspadai. Kekuatan rekomendasi kebijakan metrupakan hal vital karena sesungguhnya tidak ada satu model pun yang benar-benar identik dengan sistem sebenarnya; all models are wrong (Sterman, 2002). Untuk melihat kemampuan penerapan kebijakan, ada dua hal yang perlu dipertimbangkan. Pertama, bisakah aktor yang bertanggung jawab atas kebijakan tersebut dalam sistem sebenarnya meyakini nilai rekomendasi kebijakan yang disusun berdasarkan suatu model? Kedua, bagaimana kemungkinan sistem sebenarnya memberikan respon terhadap proses implementasi tersebut? Dalam pemodelan system dynamics, tujuan akhir yang akan dicapai adalah mengenai pemahaman, sedang targetnya adalah meningkatkan pemahaman tentang hubunganhubungan yang terjadi di antara struktur umpan balik dan perilaku dinamis dari suatu sistem, sehingga dapat dikembangkan berbagai kebijakan dalam rangka memperbaiki perilaku permasalahan yang terjadi. Sekali suatu model dapat diformulasikan, perilaku dinamisnya dapat diperoleh melalui simulasi model tersebut dengan menggunakan program komputer. Simulasi perlu dilakukan untuk membandingkan perilaku dan struktur model dengan perilaku dan struktur sistem, yang pada gilirannya akan meningkatkan keyakinan terhadap kesahihan model. Dengan demikian, simulasi selanjutnya dapat digunakan untuk merancang kebijakan yang efektif. 75

16 IV.3 Simulasi System Dynamics a. Simulasi Dengan Perangkat Lunak (Software) Penggunaan perangkat lunak pada dasarnya adalah sebagai alat (tool) untuk mempermudah simulasi model system dynamics. Perlu ditegaskan bahwa menggunakan software tidak dengan sendirinya menggunakan metodologi system dynamics. System dynamics dapat disimulasikan dengan berbagai jenis software, termasuk dengan software spreadsheet, seperti Excell (Avianto, 2006: 2) Kompleksnya suatu sistem karena banyaknya faktor yang mempengaruhi struktur dan perilaku dari suatu sistem ril akan menyebabkan terlibatnya banyak sekali komponen sistem atau variabel-variabel yang bertanggung jawa atas mekanisme kerja sistem bersangkutan. Pada gilirannya, penurunan formula matematis untuk setiap variabel sistem akan membutuhkan waktu yang sangat banyak dan upaya yang berulang. Kendala ini dapat dipecahkan secara efisien dengan memanfaatkan bahasa simulasi (simulation languages) dan program komputer. Simulation language adalah sekumpulan kode komputer yang mampu melaksanakan perhitungan dalam jumlah besar menuruti aturanaturan simulasi yang telah ditentukan sebelumnya (Kim, 1998:70). Hampir sejalan dengan perkembangan system dynamics sejumlah perangkat lunak yang menggunakan simulation language juga telah dikembangkan. Perangkat-perangkat lunak semacam ini memungkinkan seorang analis untuk membangun suatu model system dynamics secara efisien dan spesifik. b. Membuat Diagram Alir Untuk Model System Dynamics Untuk dapat mensimulasikan model system dynamics harus dibuat dalam bentuk diagram alir (flow diagram) yang dapat dimengerti oleh software komputer yang digunakan. Setiap software memiliki cara penggambaran flow diagram yang khas. Dalam penulisan tesis ini menggunakan software Powersim Constructor ver. 2,5 d. Simbol-simbol flow diagram yang digunakan untuk membuat model system dynamics (sumber: Buku Study on new and improved techniques for spatial planning in metropolitan areas, tahun 2002, 76

17 Model Dinamika Perkotaan, Ditjen Penataan Ruang Departemen Kimpraswil) akan dipaparkan pada bagian ini. KONSTANTA INITIAL_VALUE SOURCE INFLOW LEVEL OUTFLOW SINK AUXILIARY 1). Level Level merupakan hasil akumulasi dari aliran dalam diagram alir dan menyatakan kondisi sistem setiap saaat. Dalam konsep sistem, level (stok) dikenal sebagai state variable. Level dapat dibayangkan sebagai sebuah bak air yang mengakumulasikan perbedaan air masuk dengan air keluar. Dalam flow diagram, level dilukiskan dengan simbol persegi panjang seperti di bawah ini. LEVEL 2). Rate Rate merupakan suatu aliran yang menyebabkan bertambah atau berkurangnya suatu level. Oleh karena itu rate terdiri dari dua jenis, yaitu rate masuk (inflow) dan rate keluar (outflow). Inflow akan menambah akumulasi di dalam suatu level, dilambangkan dengan simbol katub dan panah yang menuju level. Sedang outflow ditunjukkan dengan katup yang dihubungkan dengan panah yang menunjuk pada sink. SOURCE? INFLOW LEVEL 77

18 LEVEL? OUTFLOW SINK 3). Source dan Sink Simbol awan (cloud) menunjukkan source dan sink untuk suatu material yang mengalir ke dalam atau keluar suatu level. SINK SOURCE 4). Information Link Aliran informasi dalam powersim dilambangkan dengan tanda panah yang tegas. Aliran ini merupakan penghubung antara sejumlah variabel dalam suatu sistem. Jika suatu aliran informasi keluar dari level, ia tidak akan mengurangi akumulasi yang terdapat di dalam level tersebut. 5). Inisialisasi Tanda panah yang terputus-putus menunjukkan insialisasi atau penentuan nilai awal. Inisialisasi hanya berlaku pada tahun awal simulasi. INISIALISASI LEVEL 6). Variabel Auxiliary Variabel auxiliary adalah suatu penambahan informasi yang dibutuhkan dalam merumuskan persamaan atau variabel rate. Atau dapat pula dikatakan bahwa variabel 78

19 auxiliary adalah suatu variabel yang membantu untuk memformulasikan variabel rate. Variabel auxiliary digambarkan dengan suatu lingkaran penuh. AUXILIARY 7). Parameter (Konstanta) Konstanta adalah suatu besaran yang nilainya tetap selama proses simulasi. Konstanta dalam Powersim digambarkan dengan simbol persegi belah ketupat seperti gambar di bawah ini. KONSTANTA 8). Delay Proses delay dalam Powersim akan digambarkan dalam simbol berikut ini: WAKTU_DELAY WAKTU_DELAY_X DELAY1? INPUT_DELAY DELAY2? INPUT_DELAY_X Dalam menggambarkan delay dibutuhkan penghubungan panah bergaris yang menunjukkan delay dan panah sebagai aliran informasi, jika nilai awal delay sama dengan variabel input. Jika nilai awalnya ditetapkan terlepas dari variabel input maka hanya dibutuhkan satu panah delay sebagai penghubung. Simbol ini akan muncul bukan hanya untuk mencari delay, tapi juga untuk instruksi tertentu seperti mencari rata-rata (SMOOTH dalam bahasa Dynamo) dan mencari trend. 79

20 9). Fungsi Step, Clip, Switch Simbol ini menunjukkan bahwa dalam variabel tersebut terdapat instruksi yang menyangkut pilihan (logical function) antara lain fungsi STEP, CLIP dan SWITCH (IF untuk instruksi dalam Powersim). CLIP_STEP_SWITCH 10). Fungsi Tabel Simbol ini menunjukkan bahwa dalam variabel tersebut terdapat fungsi tabel 11. Simbol-simbol lainnya TABEL LEVEL DELAY AUXILIARY KONSTANTA TABEL Simbol-simbol yang terletak dalam kotak dengan garis terputus menunjukkan bahwa variabel yang diwakili oleh simbol tersebut telah digunakan di tempat lain. 80

BAB III METODOLOGI SYSTEM DYNAMICS

BAB III METODOLOGI SYSTEM DYNAMICS BAB III METODOLOGI SYSTEM DYNAMICS Dalam penelitian ini, analisis keandalan ketersediaan air baku Sungai Cikapundung Hulu dilakukan dengan menggunakan metoda system dynamics. Penggunaan system dynamics

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III. 1 System Dynamics sebagai suatu Metodologi System Dynamics mendesak para pengambil keputusan untuk melihat arena kebijakannya sebagai suatu paradigma atau model yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis (dynamics system). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. simulasi komputer yang diawali dengan membuat model operasional sistem sesuai dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. simulasi komputer yang diawali dengan membuat model operasional sistem sesuai dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penulisan ini dilakukan dengan menggunakan metoda System Dynamics yaitu sebuah simulasi komputer yang diawali dengan membuat model operasional sistem

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Indonesia memiliki potensi bahan baku industri agro, berupa buah buahan tropis yang cukup melimpah. Namun selama ini ekspor yang dilakukan masih banyak dalam bentuk buah segar

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 20 3. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan agroindustri udang merupakan hal yang sangat penting dalam siklus rantai komoditas udang. Pentingnya keberadaan agroindustri udang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Model Model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan (Departemen P dan K, 1984:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Ruang Lingkup Penelitian Data yang Diperlukan...

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Ruang Lingkup Penelitian Data yang Diperlukan... 9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii LEMBAR PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR

Lebih terperinci

PEMODELAN SYSTEM DYNAMICS PADA PERENCANAAN PENATAAN RUANG KOTA

PEMODELAN SYSTEM DYNAMICS PADA PERENCANAAN PENATAAN RUANG KOTA PEMODELAN SYSTEM DYNAMICS PADA PERENCANAAN PENATAAN RUANG KOTA Raden Darmono Jurusan Arsitektur Unika Soegijapranata Jl. Pawiyatan Luhur IV/1 Bendan - Semarang 50234 E-mail: rd_drmn@yahoo.com; r-drm@unika.ac.id

Lebih terperinci

Model System Dinamics

Model System Dinamics System Thinking / System Dinamics (Perbedaan SD dan MP, Causal Loop, Konsep Stok dan Flow) Perbedaan system dinamics (SD) dan mathematical programming (MP) Perbedaan MP dan SD berdasarkan : 1. Tujuan :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-Langkah Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-Langkah Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Langkah-Langkah Penelitian Untuk mencapai maksud dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan kemudian disusun metodologi penelitian yang terdiri dari langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perkiraan Perkiraan adalah prediksi dari suatu variabel yang didasarkan pada nilai-nilai lampau yang diketahui dari variabel tersebut atau dari variabel lain yang berhubungan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Dinamik

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Dinamik II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Dinamik Sistem dinamik didefinisikan sebagai sebuah bidang untuk memahami bagaimana sesuatu berubah menurut waktu (Forester, 1999 dalam Purnomo 2005). Sistem dinamik merupakan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng Analisis Model dan Simulasi Hanna Lestari, M.Eng Simulasi dan Pemodelan Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Simulasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Industri Pertumbuhan industri bisa dilihat dari sumbangan sektor industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Semakin besar sumbangan terhadap PDB maka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah-Langkah Penelitian Dalam usaha mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan, disusun suatu metodologi penelitian. Adapun langkah- langkah yang disusun adalah

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK

PERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK PERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Agung Brastama Putra 1) Budi Nugroho 2) E-mail : 1) agungbp.si@upnjatim.ac.id, 2) budinug@gmail.com 1 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

Outline 0 PENDAHULUAN 0 TAHAPAN PENGEMBANGAN MODEL 0 SISTEM ASUMSI 0 PENDEKATAN SISTEM

Outline 0 PENDAHULUAN 0 TAHAPAN PENGEMBANGAN MODEL 0 SISTEM ASUMSI 0 PENDEKATAN SISTEM Outline 0 PENDAHULUAN 0 TAHAPAN PENGEMBANGAN MODEL 0 SISTEM ASUMSI 0 PENDEKATAN SISTEM Pendahuluan 0 Salah satu dasar utama untuk mengembangkan model adalah guna menemukan peubah-peubah apa yang penting

Lebih terperinci

BAB III SIMULASI Definisi Simulasi Tahapan Simulasi

BAB III SIMULASI Definisi Simulasi Tahapan Simulasi BAB III SIMULASI 3. 1. Definisi Simulasi Simulasi adalah proses merancang model dari suatu sistem yang sebenarnya, mengadakan percobaan-percobaan terhadap model tersebut dan mengevaluasi hasil percobaan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Literatur

Bab II Tinjauan Literatur Bab II Tinjauan Literatur 2.1 Sistem Transportasi Transportasi adalah proses pergerakan orang dan/atau barang dari satu lokasi lain. Transportasi bukan tujuan akhir, tetapi merupakan turunan permintaan

Lebih terperinci

BAB VIII PEMODELAN DALAM PERENCANAAN

BAB VIII PEMODELAN DALAM PERENCANAAN TEORI PERENCANAAN Materi XI : TKW 407-3 SKS Oleh : DR. Ir. Ken Martina K, MT. BAB VIII PEMODELAN DALAM PERENCANAAN 8.1 Pemodelan dalam Perencanaan Menurut ruang lingkupnya model yang diperlukan untuk perencanaan

Lebih terperinci

BAB 4 LOGICAL VALIDATION MELALUI PEMBANDINGAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI

BAB 4 LOGICAL VALIDATION MELALUI PEMBANDINGAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI BAB 4 LOGICAL VALIDATION MELALUI PEMBANDINGAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI 4.1 TINJAUAN UMUM Tahapan simulasi pada pengembangan solusi numerik dari model adveksidispersi dilakukan untuk tujuan mempelajari

Lebih terperinci

Lampiran 1: Langkah-langkah menggunakan Powersim 2.5

Lampiran 1: Langkah-langkah menggunakan Powersim 2.5 Lampiran 1: Langkah-langkah menggunakan Powersim 2.5 Penjelasan mengenai langkah-langkah menggunakan Powersim 2.5 akan tetapi, sebelum membuat dengan media Komputer sebaiknya harus mengerti terlebih dahulu

Lebih terperinci

6/15/2015. Simulasi dan Pemodelan. Keuntungan dan Kerugian. Elemen Analisis Simulasi. Formulasi Masalah. dan Simulasi

6/15/2015. Simulasi dan Pemodelan. Keuntungan dan Kerugian. Elemen Analisis Simulasi. Formulasi Masalah. dan Simulasi Simulasi dan Pemodelan Analisis lii Model dan Simulasi Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Hanna Lestari, M.Eng Simulasi

Lebih terperinci

DATA TIME SERIES DAN PROYEKSI. ADIWAN ARITENANG, PhD PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA ITB

DATA TIME SERIES DAN PROYEKSI. ADIWAN ARITENANG, PhD PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA ITB DATA TIME SERIES DAN PROYEKSI ADIWAN ARITENANG, PhD PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA ITB OUTLINE PENGANTAR DATA TIME SERIES TEKNIK STATISTIKA UNTUK PERAMALAN/PROYEKSI SISTEM DINAMIS UNTUK PROYEKSI PENGANTAR

Lebih terperinci

Pengembangan Model Simulasi Sistem Dinamis Keseimbangan Jumlah Input - Output Mahasiswa

Pengembangan Model Simulasi Sistem Dinamis Keseimbangan Jumlah Input - Output Mahasiswa Pengembangan Model Simulasi Sistem Dinamis Keseimbangan Input Output Mahasiswa Yuli Dwi Astanti, Trismi Ristyowati Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Heizer & Render (2011, p. 36) manajemen operasi adalah sekumpulan aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di KPH Banten Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten, Propinsi Banten. KBM Wilayah II Bogor, dan Industri pengolahan

Lebih terperinci

BAB V MODEL ALTERNATIF IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BERBASIS KEWILAYAHAN DI KABUPATEN INDRAMAYU

BAB V MODEL ALTERNATIF IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BERBASIS KEWILAYAHAN DI KABUPATEN INDRAMAYU 549 BAB V MODEL ALTERNATIF IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BERBASIS KEWILAYAHAN DI KABUPATEN INDRAMAYU A. Pengertian Model Model adalah kerangka kerja formal yang mewakili ciri-ciri pokok

Lebih terperinci

Struktur memberikan bentuk pada sistem dan sekaligus memberi ciri yang mempengaruhi perilaku sistem (Struktur sistem menentukan perilaku sistem )

Struktur memberikan bentuk pada sistem dan sekaligus memberi ciri yang mempengaruhi perilaku sistem (Struktur sistem menentukan perilaku sistem ) Struktur memberikan bentuk pada sistem dan sekaligus memberi ciri yang mempengaruhi perilaku sistem (Struktur sistem menentukan perilaku sistem ) Struktur sistem Perilaku Sistem Sistem Dinamik dapat juga

Lebih terperinci

14. VALIDASI MODEL.

14. VALIDASI MODEL. 14. VALIDASI MODEL alsen.medikano@gmail.com 1 1. KE-KOMPLEKS-AN MODEL Fungsi sejumlah variabel yang secara eksplisit dimasukkan kedalam struktur model dan ketepatan nilai yang berkaitan dengan setiap variabel

Lebih terperinci

BAB 4 VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL

BAB 4 VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL BAB 4 VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL 1.1 Verifikasi Model Verifikasi model diperlukan untuk mengetahui apakah model telah dikodekan dengan benar dan konsisten. Berbeda dengan validasi, tes ini tidak memerlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan selama 1 (satu) bulan yaitu bulan Agustus 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan selama 1 (satu) bulan yaitu bulan Agustus 2016 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek, Subjek, Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan selama 1 (satu) bulan yaitu bulan Agustus 2016 bertempat di Power Plant II, Utilities-Production, RU V Balikpapan,

Lebih terperinci

VI. PENGEMBANGAN DECISION NETWORK YANG DIOPTIMASI DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN KALENDER TANAM DINAMIK

VI. PENGEMBANGAN DECISION NETWORK YANG DIOPTIMASI DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN KALENDER TANAM DINAMIK 113 VI. PENGEMBANGAN DECISION NETWORK YANG DIOPTIMASI DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN KALENDER TANAM DINAMIK 6.1. Pendahuluan Secara umum, prinsip utama dalam pemodelan optimisasi adalah

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN REKLAMASI WILAYAH PANTAI DENGAN PENDEKATAN MODEL DINAMIK

KECENDERUNGAN REKLAMASI WILAYAH PANTAI DENGAN PENDEKATAN MODEL DINAMIK KECENDERUNGAN REKLAMASI WILAYAH PANTAI DENGAN PENDEKATAN MODEL DINAMIK Lestario Widodo Peneliti di Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan Abstract

Lebih terperinci

BAB V MODEL DINAMIKA KOTA TANGERANG

BAB V MODEL DINAMIKA KOTA TANGERANG BAB V MODEL DINAMIKA KOTA TANGERANG V.1 Kerangka Kerja Pemodelan Untuk pemodelan yang dilakukan dalam tesis ini, kerangka kerja yang dilakukan adalah dengan mengacu kepada pendekatan pemodelan yang telah

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SISTEM, PEMODELAN DAN DUKUNGAN

Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SISTEM, PEMODELAN DAN DUKUNGAN Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SISTEM, PEMODELAN DAN DUKUNGAN CONTENT 1. Pengambilan Keputusan 2. Proses Pemodelan 3. Fase Kecerdasan 4. Fase Desain 5. Fase

Lebih terperinci

Nama : Rendi Setiawan Nim :

Nama : Rendi Setiawan Nim : Nama : Rendi Setiawan Nim : 41813120188 Desain Test Case Definisi Test Case Test case merupakan suatu tes yang dilakukan berdasarkan pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi ataupun hasil yang telah ditentukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIS DI PT UTAMA RASA SEJAHTERA (La Viola!) Jakarta Selatan

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIS DI PT UTAMA RASA SEJAHTERA (La Viola!) Jakarta Selatan PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIS DI PT UTAMA RASA SEJAHTERA (La Viola!) Jakarta Selatan SKRIPSI Oleh : Gianisa Dara Ayunda 1100010816 Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Jurusan Manajemen Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.1.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di dua wilayah kecamatan Kabupaten Bandung Barat yaitu di kecamatan Lembang dan Kecamatan Parongpong,

Lebih terperinci

Perkuliahan. Pemodelan dan Simulasi (FI-476 )

Perkuliahan. Pemodelan dan Simulasi (FI-476 ) Perkuliahan Pemodelan dan Simulasi (FI-476 ) Topik hari ini (minggu 1): Silabus Pendahuluan Silabus Identitas Mata Kuliah Nama/Kode : Pemodelan dan Simulasi / Fi 476 Jumlah SKS Semester Kelompok : 3 SKS

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System

Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System Pengambilan Keputusan, Sistem, Pemodelan dan Dukungan Oleh : Imam Cholissodin S.Si., M.Kom Content 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pengambilan Keputusan Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Perubahan Fungsi Lahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Perubahan Fungsi Lahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perubahan Fungsi Lahan Konversi lahan pertanian dewasa ini telah menjadi isu global, tidak saja di negara berkembang di mana pertanian masih menjadi sektor dominan, tetapi juga di

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA. Kerangka Berpikir

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA. Kerangka Berpikir KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA Kerangka Berpikir Pentingnya peran Puskesmas dalam peningkatan kesehatan penduduk di wilayahnya saat ini menghadapi berbagai tantangan baik berupa kendala internal yakni

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Melihat sifat masalah kelangkaan minyak solar merupakan masalah sosial yang dapat dikontrol dan tujuan penelitian untuk memecahkan masalah tersebut, maka metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian ini secara garis besar mencoba menjelaskan langkah-langkah dalam mengevaluasi tingkat kecelakaan kerja yang bersumber dari bahaya unsafe condition

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Model Sistem Dinamik (Studi Pada Perusahaan Furniture)

Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Model Sistem Dinamik (Studi Pada Perusahaan Furniture) Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Model Sistem Dinamik (Studi Pada Perusahaan Furniture) Albertus Magnus Madyana Email: mdy04@yahoo.com Penulis A. M. Madyana adalah staf pengajar di Jurusan Teknik

Lebih terperinci

SYSTEM DYNAMICS (Model Kuantitatif) oleh Dr. Andreo Wahyudi Atmoko, MSi.

SYSTEM DYNAMICS (Model Kuantitatif) oleh Dr. Andreo Wahyudi Atmoko, MSi. SYSTEM DYNAMICS (Model Kuantitatif) oleh Dr. Andreo Wahyudi Atmoko, MSi. TOPIK Teorem Struktur-Graph (Pattern) Stock Flow Pengenalan Program Dr. A. Wahyudi Atmoko, MSi. 2 1. Teorem Struktur Pola Systems

Lebih terperinci

PEMODELAN DINAMIKA PENERIMAAN MAHASISWA BARU UNIVERSITAS PELITA HARAPAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS

PEMODELAN DINAMIKA PENERIMAAN MAHASISWA BARU UNIVERSITAS PELITA HARAPAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS TUGAS AKHIR PEMODELAN DINAMIKA PENERIMAAN MAHASISWA BARU UNIVERSITAS PELITA HARAPAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB II MODEL Fungsi Model

BAB II MODEL Fungsi Model BAB II MODEL Model adalah representasi dari suatu objek, benda, atau ide-ide dalam bentuk yang lain dengan entitasnya. Model berisi informasi-informasi tentang suatu sistem yang dibuat dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian untuk menyelesaikan masalah di Instalasi Farmasi B RSUD Wangaya Kota Denpasar, terdapat empat tahapan utama yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Masalah yang berkaitan dengan transportasi telah banyak diteliti oleh banyak peneliti baik dalam maupun luar negeri. Menemukan informasi yang berguna untuk mencari

Lebih terperinci

Salah satu dasar utama untuk mengembangkan model adalah guna menemukan peubah-peubah apa yang penting dan tepat Permasalahan muncul ketika banyak

Salah satu dasar utama untuk mengembangkan model adalah guna menemukan peubah-peubah apa yang penting dan tepat Permasalahan muncul ketika banyak Salah satu dasar utama untuk mengembangkan model adalah guna menemukan peubah-peubah apa yang penting dan tepat Permasalahan muncul ketika banyak model telah terbentuk. Banyak model yang tersedia yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan,

Lebih terperinci

Dwi Fatrianto

Dwi Fatrianto PEMODELAN SISTEM DINAMIK UNTUK MELIHAT PENGARUH PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENGELOLAAN SURAT DI PERUM PERHUTANI Nama Mahasiswa : Dwi Fatrianto Suyatno NRP : 5109 202 007 Pembimbing : Erma Suryani,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemodelan Sistem Dinamik

TINJAUAN PUSTAKA Pemodelan Sistem Dinamik TINJAUAN PUSTAKA Pemodelan Sistem Dinamik Pemodelan (modelling) dapat diartikan sebagai suatu perwakilan atau abstraksi dari sebuah obyek atau situasi aktual (Eriyatno 1998). Istilah lainnya disebut tiruan

Lebih terperinci

Apakah System Dynamics itu?

Apakah System Dynamics itu? Apakah System Dynamics itu? 0 System Dynamics: Pemodelan dan simulasi komputer untuk mempelajari dan mengelola sistem umpan balik yang rumit (complex feedback systems), seperti sistem ekonomi, sistem lingkungan,

Lebih terperinci

Sistem, Model dan Simulasi

Sistem, Model dan Simulasi Sistem, Model dan Simulasi Sistem dan model Sistem merupakan kumpulan elemen ng bekerja bersama untuk mencapai tujuan ng diharapkan. Karakteristik atau ciri-ciri system : Sistem terdiri dari berbagai elemen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Model

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Model TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Model Pemodelan merupakan suatu aktivitas pembuatan model. Secara umum model memiliki pengertian sebagai suatu perwakilan atau abstraksi dari sebuah objek atau situasi aktual.

Lebih terperinci

Bab V Validasi Model

Bab V Validasi Model Bab V Validasi Model 5.1 Pengujian Model Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengujian model sistem dinamik menyangkut tiga aspek yaitu : (1) pengujian struktur model; (2) pengujian perilaku model;

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 2 Model-Model Riset Operasional Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Pendahuluan Pendahuluan Model Dalam Riset Operasional Sebuah model keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecelakaan dan Kesehatan Kerja (K3) ILO (2003) mendefinisikan K3 adalah upaya pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan para pekerja baik secara fisik, mental, dan sosial.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. II.1.1 Definisi Kebijakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. II.1.1 Definisi Kebijakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebijakan II.1.1 Definisi Kebijakan Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1990), definisi kebijakan adalah 1) kepandaian, kemahiran, kebijaksanaan; 2) rangkaian konsep dan asas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. CV Sahabat merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan penyalur

BAB III METODOLOGI. CV Sahabat merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan penyalur BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir CV Sahabat merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan penyalur kulit sapi garaman yang berada di daerah Jakarta, Tangerang, Bekasi, Karawang dan Bogor. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian untuk mendapatkan hasil sistem persediaan yang optimal, maka terdapat beberapa tahapan dalam penelitian yang perlu dilakukan, antara lain adalah: 3.1. Tahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manfaat Peramalan Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suatu dugaan atau perkiraan tentang terjadinya suatu keadaan dimasa depan, tetapi dengan menggunakan metode metode tertentu

Lebih terperinci

Model Matematika dari Sistem Dinamis

Model Matematika dari Sistem Dinamis Model Matematika dari Sistem Dinamis September 2012 () Model Matematika dari Sistem Dinamis September 2012 1 / 60 Pendahuluan Untuk analisis dan desain sistem kontrol, sistem sis harus dibuat model sisnya.

Lebih terperinci

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya 1 Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya Dewi Indiana dan Prof. Dr. Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.Eng. Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

Teknik Simulasi. Eksperimen pada umumnya menggunakan model yg dapat dilakukan melalui pendekatan model fisik atau model matametika.

Teknik Simulasi. Eksperimen pada umumnya menggunakan model yg dapat dilakukan melalui pendekatan model fisik atau model matametika. Teknik Simulasi Dalam mempelajari sistem dapat dilakukan dengan pendekatan eksperimental, baik dengan menggunakan sistem aktual, maupun menggunakan model dari suatu sistem. Eksperimen pada umumnya menggunakan

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PDRB PROVINSI JAWA TIMUR

SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PDRB PROVINSI JAWA TIMUR SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROVINSI JAWA TIMUR Abstrak Umi Salama 1, Erma Suryani 2 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini, kita hidup di dunia dimana suatu organisasi terdiri dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini, kita hidup di dunia dimana suatu organisasi terdiri dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, kita hidup di dunia dimana suatu organisasi terdiri dari berbagai komponen yang ada didalamnya, seperti sifat mereka, interaksi antara mereka,

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL SISTEM ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (PENDEKATAN SISTEM DINAMIK)

PERANCANGAN MODEL SISTEM ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (PENDEKATAN SISTEM DINAMIK) PERANCANGAN MODEL SISTEM ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (PENDEKATAN SISTEM DINAMIK) Mary Handoko W., Izzatul Ummah KK Sistem Informasi, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi

Lebih terperinci

3.3. PENGEMBANGAN MODEL

3.3. PENGEMBANGAN MODEL Selain teknologi pemupukan dan OPT, mekanisasi merupakan teknologi maju yang tidak kalah penting, terutama dalam peningkatan kapasitas kerja dan menurunkan susut hasil. Urbanisasi dan industrialisasi mengakibatkan

Lebih terperinci

8 MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG

8 MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG 8 MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG Abstrak Strategi peningkatan sektor perikanan yang dipandang relatif tepat untuk meningkatkan daya saing adalah melalui pendekatan klaster.

Lebih terperinci

Nama : Rendi Setiawan Nim :

Nama : Rendi Setiawan Nim : Nama : Rendi Setiawan Nim : 41813120188 Pemodelan Data Pemodelan Data dalam rekayasa perangkat lunak adalah proses menciptakan sebuah model data dengan menerapkan model deskripsi formal data menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini minat pada bidang robotika di Indonesia semakin marak, salah satunya ditandai dengan semakin banyaknya kompetisi robot yang diadakan di Indonesia. Sayangnya

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) Disusun Oleh : MUKHAMAT JAFAR 41813120014 MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK DOSEN : WACHYU HARI HAJI, S.KOM, MM UNIVERSITAS MERCUBUANA 2015 Mukhamat

Lebih terperinci

Paramita Anggraini ( ) Pembimbing : Dr.Ir. Sri Gunani Partiwi. Co Pembimbing : Prof.Dr.Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.

Paramita Anggraini ( ) Pembimbing : Dr.Ir. Sri Gunani Partiwi. Co Pembimbing : Prof.Dr.Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M. ANALISIS EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PENYELARASAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN DUNIA INDUSTRI (STUDI KASUS : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 5 (SMKN 5) DAN INDUSTRI MANUFAKTUR) JURUSAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL ANALISIS KEBIJAKAN INDUSTRI PENGOLAHAN BUAH MENGGUNAKAN METODOLOGI DINAMIKA SISTEM

PENGEMBANGAN MODEL ANALISIS KEBIJAKAN INDUSTRI PENGOLAHAN BUAH MENGGUNAKAN METODOLOGI DINAMIKA SISTEM ABSTRAK PENGEMBANGAN MODEL ANALISIS KEBIJAKAN INDUSTRI PENGOLAHAN BUAH MENGGUNAKAN METODOLOGI DINAMIKA SISTEM Oleh Riris Marito NIM : 23406054 Pembangunan industri pengolahan buah terutama produk sari

Lebih terperinci

Bab III. Landasan Teori

Bab III. Landasan Teori Bab III Landasan Teori Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

Optimasi Supply Chain Product Cat PT. X dengan Menggunakan Sistem Dinamik

Optimasi Supply Chain Product Cat PT. X dengan Menggunakan Sistem Dinamik Prosiding Teknik Industri ISSN: Optimasi Supply Chain Product Cat PT. X dengan Menggunakan Sistem Dinamik ) Fitri Ayu Tifani, ) Rakhmat Ceha, ) Aviasti,,) Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

S U T A R T O NIM : Program Studi Teknik dan Manajemen industri

S U T A R T O NIM : Program Studi Teknik dan Manajemen industri PENGEMBANGAN MODEL KEBIJAKAN SEKTOR INDUSTRI KOMPONEN ELEKTRONIKA (KBLI 321) DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM TESIS Karya Tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister dari Institut

Lebih terperinci

Bab 20 Pengembangan Sistem 20.1 Pendahuluan

Bab 20 Pengembangan Sistem 20.1 Pendahuluan Bab 20 Pengembangan Sistem 20.1 Pendahuluan Pengembangan Sistem Informasi yang direalisasikan dengan bantuan komputer (Computerized Information System) melalui suatu tahapan yang disebut dengan sistem

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERILAKU HUBUNGAN ANTARA SISTEM TATA RUANG DAN SISTEM TRANSPORTASI DI WILAYAH PERKOTAAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SYSTEM DYNAMIC

PENGEMBANGAN MODEL PERILAKU HUBUNGAN ANTARA SISTEM TATA RUANG DAN SISTEM TRANSPORTASI DI WILAYAH PERKOTAAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SYSTEM DYNAMIC MODEL PERILAKU HUBUNGAN ANTARA SISTEM TATA RUANG DAN SISTEM TRANSPORTASI DI WILAYAH PERKOTAAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SYSTEM DYNAMIC Dimas B.E Dharmowijoyo Mahasiswa Program S3 Program Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Putri Amelia dan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, [2012) 1-5 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, [2012) 1-5 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, [2012) 1-5 1 Abstrak Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat mengakibatkan semakin tingginya kompetisi dalam dunia usaha. Merupakan tantangan bagi sebuah perusahaan

Lebih terperinci

Systems Thinking & Modelling Oleh: Wilopo

Systems Thinking & Modelling Oleh: Wilopo Systems Thinking & Modelling Oleh: Wilopo PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA Fenomena Suatu fenomena menyangkut 2 hal (aspek): (1) Struktur (Structure) (2) Perilaku (Behavior) (Unsur

Lebih terperinci

Pertemuan 14. Teknik Simulasi

Pertemuan 14. Teknik Simulasi Pertemuan 14 Teknik Simulasi Pengantar Dalam mempelajari sistem dapat dilakukan dengan pendekatan eksperimental, baik dengan menggunakan sistem aktual, maupun menggunakan model dari suatu sistem. Eksperimen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Kegiatan industri gula terdiri dari kegiatan proses produksi dan kegiatan unit-unit operasi. Kegiatan proses produksi berlangsung pada proses penggilingan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. implementasi serta pasca implementasi.(rizky, 2011:21). performasi dan fungsi yang diinginkan.

BAB II LANDASAN TEORI. implementasi serta pasca implementasi.(rizky, 2011:21). performasi dan fungsi yang diinginkan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak atau software engineering adalah sebuah disiplin ilmu yang mencakup segala hal yang berhubungan dengan proses pengembangan

Lebih terperinci

Ratih Setyaningrum,MT Hanna Lestari, M.Eng

Ratih Setyaningrum,MT Hanna Lestari, M.Eng Ratih Setyaningrum,MT Hanna Lestari, M.Eng SISTEM sbg suatu pendekatan 1. Filosofis 2. Prosedural 3. Alat bantu analisis FILOSOFI Sistem : Gugusan elemen-elemen yg saling berinteraksi dan terorganisir

Lebih terperinci

MODEL PENDUGA KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA DALAM OPERASI PEMANENAN HASIL KAYU

MODEL PENDUGA KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA DALAM OPERASI PEMANENAN HASIL KAYU 1 MODEL PENDUGA KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA DALAM OPERASI PEMANENAN HASIL KAYU Ika Lestari Hutasuhut E151160111 Departemen Ilmu Pengelolaan Hutan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor Jalan

Lebih terperinci

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC 4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Pengujian Open Loop Motor DC Pengujian simulasi open loop berfungsi untuk mengamati model motor DC apakah memiliki dinamik sama dengan motor DC yang sesungguhnya. Selain

Lebih terperinci

Analisis Kebijakan Persediaan Beras Provinsi Jawa Tengah Menggunakan Pendekatan Sistem Dinamik

Analisis Kebijakan Persediaan Beras Provinsi Jawa Tengah Menggunakan Pendekatan Sistem Dinamik Seminar dan Konferensi Nasional IDEC 2017 ISSN: 25796429 Surakarta, 89 Mei 2017 Analisis Kebijakan Persediaan Beras Provinsi Jawa Tengah Menggunakan Pendekatan Sistem Dinamik Wiwik Budiawan *1), Ary Arvianto

Lebih terperinci

METODOLOGI Kerangka Pemikiran

METODOLOGI Kerangka Pemikiran METODOLOGI Kerangka Pemikiran Semakin berkembangnya perusahaan agroindustri membuat perusahaanperusahaan harus bersaing untuk memasarkan produknya. Salah satu cara untuk memenangkan pasar yaitu dengan

Lebih terperinci

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 4 TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM Dasar-dasar Pengujian Perangkat Lunak Dasar-dasar Pengujian Perangkat Lunak. Pengujian White Box.

Lebih terperinci

Simulasi Kebijakan Persediaan Optimal Pada Sistem Persediaan Probabilistik Model P Menggunakan Powersim

Simulasi Kebijakan Persediaan Optimal Pada Sistem Persediaan Probabilistik Model P Menggunakan Powersim Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.1, Maret 2013, pp.18-22 ISSN 2302-495X Simulasi Kebijakan Persediaan Optimal Pada Sistem Persediaan Probabilistik Model P Menggunakan Powersim Horas Naek.S.M.S 1, Muhamad

Lebih terperinci

SIMULASI ALIRAN FLUIDA MELALUI PENDEKATAN SISTEM DINAMIK

SIMULASI ALIRAN FLUIDA MELALUI PENDEKATAN SISTEM DINAMIK SIMULASI ALIRAN FLUIDA MELALUI PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Edi Sutoyo Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Ibn Khaldun Bogor e-mail : edi.sutoyo@ft.uika-bogor.ac.id ABSTRAK Penerapan

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK Arya Nurakumala 1) Program Studi Magister Manajemen Konstruksi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Lebih terperinci