METODOLOGI Kerangka Pemikiran
|
|
- Siska Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 METODOLOGI Kerangka Pemikiran Semakin berkembangnya perusahaan agroindustri membuat perusahaanperusahaan harus bersaing untuk memasarkan produknya. Salah satu cara untuk memenangkan pasar yaitu dengan memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin bervariasi, daur hidup produk yang pendek dan kemajuan teknologi informasi. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan proses produksi yang efektif dan efisien. Suatu proses produksi yang efektif dan efisien dimulai dengan perencanaan produksi yang baik. Perencanaan produksi perlu dilakukan secara menyeluruh yang dapat dijadikan dasar untuk membuat perencanaan yang lebih rinci. Perencanaan produksi secara menyeluruh disebut dengan perencanaan produksi agregat. Perencanaan produksi agregat dimulai dengan melakukan prakiraan jumlah penjualan jus berdasarkan data historis penjualan tahun-tahun sebelumnya. Data historis penjualan digunakan untuk memprediksi penjualan pada periodeperiode yang akan datang. Data penjualan mencerminkan jumlah permintaan terhadap produk. Berdasarkan data prakiraan penjualan jus yang dikombinasikan dengan prakiraan jumlah pasokan bahan baku buah segar, kapasitas produksi, laju kerusakan bahan baku buah segar, dan jumlah persediaan buah segar akan dijadikan dasar dalam pembuatan model perencanaan produksi agregat. Perencanaan produksi dilakukan agar diperoleh biaya produksi yang optimum. Pada penelitian ini dikaji faktor-faktor yang yang berpengaruh pada perencanaan produksi agregat. Sumberdaya yang berpengaruh akan ditentukan tingkat optimalitasnya. Untuk mencapai tingkat optimal dari penggunaan sumberdaya, tidak terlepas dari model perencanaan yang digunakan dan kebijaksanaan perusahaan dalam mengambil keputusan. Terdapat beberapa jenis buah segar yang akan diproduksi menjadi jus. Buah segar yang diperoleh tidak seluruhnya diproses menjadi jus, selain itu terdapat juga proses pembuatan pure yang dijadikan persediaan bahan baku untuk pembuatan jus pada periode yang akan datang. Hal ini dilakukan karena sifat dari bahan baku tersebut yaitu musiman. Penanganan persediaan bahan baku sangat penting untuk kelancaran proses produksi. Perencanaan produksi agregat
2 dilakukan dengan mempertimbangkan prakiraan pasokan bahan baku buah segar. Teknik optimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah optimum adalah dengan menggunakan pemrograman linier. Rencana produksi agregat belum bersifat operasional oleh karena jumlah produk, tenaga kerja serta horizon waktu adalah berbentuk agregat. Untuk membuat rencana yang lebih rinci yaitu dengan menguraikan rencana produksi agregat tersebut dalam jadwal induk produksi. Jadwal induk produksi bertujuan untuk menentukan kebutuhan untuk semua jenis produk untuk proses produksi dalam periode waktu yang lebih singkat. Permintaan terhadap masing-masing jenis jus tersebut berbeda-beda dari waktu ke waktu. Untuk tetap dapat memenuhi permintaan konsumen, perlu dilakukan penjadwalan produksi induk. Jadwal induk produksi akan menentukan urutan produksi masing-masing bahan baku berdasarkan prakiraan jumlah penjualan, prakiraan jumlah pasokan bahan baku buah segar, jumlah persediaan dan kapasitas produksi. Jadwal induk produksi akan menggunakan teknik jadwal induk persepektif. Jadwal induk produksi sangat penting karena bervariasinya pesanan masing-masing jus. Jadwal induk produksi perspektif dibuat berdasarkan hasil perencanaan produksi agregat yaitu berupa jumlah produksi, jumlah pesanan yang dibukukan, dan jumlah persediaan produk pada setiap akhir periode. Untuk menentukan tingkat produksi ataupun tingkat ketersediaan bahan baku yang layak diproduksi perlu diketahui karakteristik buah segar dan produk akhir, meliputi waktu tingkat kerusakan buah segar, daya simpan buah segar dan masa kadaluarsa produk akhir. Hal tersebut sangat penting dalam pengembangan model perencanaan produksi dan jadwal induk produksi. Perencanaan produksi dan jadwal induk produksi dilakukan untuk mendapatkan biaya produksi yang optimal (minimum). Penelitian ini akan mengkaji pengembangan model perencanaan produksi agregat dan jadwal induk produksi jus berbahan baku buah segar dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh didalamnya. Pada peramalan penjualan jus dan pasokan bahan baku buah segar, metode analisis yang akan digunakan adalah metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA). Pada model ketersediaan jumlah bahan baku buah yang layak diproduksi
3 menggunakan formulasi matematika dengan mempertimbangkan laju kerusakan buah. Perencanaan produksi agregat untuk menghasilkan biaya yang optimum akan diselesaikan dengan teknik optimasi dengan menggunakan model pemrograman linier (Linier Programming) sedangkan jadwal induk produksi akan menggunakan teknik jadwal produksi induk perspektif. Gambar 10 Kerangka Pemikiran Penelitian Pendekatan Sistem Sistem merupakan suatu gugus dari elemen yang saling berhubungan dan terorganisir untuk mencapai suatu tujuan atau suatu gugus dari tujuan-tujuan (Manetsch dan Park dalam Eriyatno, 2003).
4 Pendekatan sistem merupakan cara penyelesaian masalah yang dimulai dengan tahap identifikasi terhadap adanya sejumlah kebutuhan sehingga dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif. Pendekatan sistem umumnya ditandai oleh dua hal yaitu mencari semua faktor penting yang ada untuk mendapatkan solusi yang baik dan menyelesaikan masalah serta membuat suatu model kuantitatif untuk membantu keputusan secara rasional. Pendekatan sistem merupakan suatu media dengan metodologi pemecahan masalah yang diawali dengan analisis kebutuhan kemudian dilanjutkan dengan formulasi permasalahan, identifikasi sistem dan perancangan sistem (Eriyatno, 2003). Sistem yang dibentuk memiliki beberapa komponen yang saling berinteraksi. Komponen-komponen tersebut mempunyai kebutuhan yang berbedabeda sesuai dengan tujuan masing-masing dan saling berhubungan satu sama lain serta memiliki pengaruh terhadap sistem yang ada. Metodologi pemecahan masalah dengan pendekatan sistem dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11 Metodologi pemecahan masalah dengan pendekatan sistem (Manetstch dan Park, 1979)
5 Analisis Kebutuhan Sistem Tahapan analisis kebutuhan sistem merupakan tahap awal dari permulaan pengkajian suatu sistem. Pada tahap ini dicari secara selektif apa saja yang dibutuhkan oleh pihak terkait dalam sistem produksi pada industri jus. Analisis ini akan dinyatakan dalam kebutuhan-kebutuhan yang ada, kemudian dilakukan pengembangan kebutuhan-kebutuhan yang dideskripsikan. Analisis kebutuhan menyangkut interaksi antara respon yang timbul dari seseorang pengambil keputusan terhadap sitem. Analisis ini diperoleh dari hasil survei, pendapat ahli, diskusi dan observasi. Analisis kebutuhan yang berpengaruh dalam perencanaan produksi agregat dan jadwal induk produksi jus berbahan baku buah segar adalah sebagai berikut: o Jumlah pemesanan bahan baku o Penggunaan bahan baku yang optimal o Ketepatan datangnya pasokan bahan baku o Tercapainya target produksi o Ketersediaan produk jus dalam waktu dan jumlah yang sesuai o Kualitas jus yang baik o Kelancaran proses produksi o Meminimumkan biaya operasional o Memperoleh keuntungan yang maksimum o Optimasi penggunaan sumberdaya o Mampu memenuhi permintaan pasar o Resiko kegagalan investasi kecil Identifikasi Sistem Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan sistem. Identifikasi sistem dimaksudkan untuk menentukan batasan sistem dan ruang lingkup penelaahan penelitian dan bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap sistem yang dikaji dalam bentuk diagram. Diagram yang digunakan adalah diagram input output (black box diagram) atau diagram masukan keluaran. Output yang dikehendaki
6 merupakan pemenuhan kebutuhan pada masing-masing stakeholder pada identifkasi kebutuhan, sedangkan output yang tidak dikehendaki merupakan hasil samping dari sistem yang merupakan dampak yang ditimbulkan dari sistem tersebut, jika hal ini yang timbul maka dapat ditinjau kembali input yang terkendali melalui kontrol manajemen. Masukan terkontrol merupakan masukan yang menjadi batasan pada pengembangan model. Masukan tidak terkontrol adalah hal yang tidak dapat dikendalikan oleh sistem. Sedangkan keluaran dikehendaki merupakan tujuan yang ingin dicapai dari pengembangan model. Keluaran yang tidak dikehendaki adalah dampak yang ditimbulkan dari pengembangan model. Keluaran model yang tidak dikehendaki akan dikendalikan oleh manajemen pengendalian produksi dalam sebuah masukan terkontrol agar keluaran yang tidak dikehendaki tidak terjadi. Diagram masukan keluaran model perencanaan produksi agregat dan jadwal induk produksi jus berbahan baku buah segar dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12 Diagram masukan keluaran model perencanaan produksi agregat dan jadwal induk produksi jus berbahan baku buah segar.
7 Formulasi Permasalahan Formulasi permasalahan adalah pernyataan mengenai kesenjangan antara pemenuhan kebutuhan pelaku sistem berdasarkan analisis kebutuhan dengan tujuan yang telah ditetapkan karena keterbatasan sumberdaya. Permasalahan yang terdapat pada persediaan bahan baku buah segar, perencanaan produksi dan jadwal induk produksi jus adalah sebagai berikut: a. Sifat dari bahan baku buah segar yaitu mudah rusak (perishable) dan musiman (seasonal) sedangkan proses produksi harus berjalan terus sepanjang waktu. b. Perlunya diperhitungkan jumlah bahan baku buah segar yang layak diproduksi memperhitungkan laju kerusakan buah. c. Perlu diperhitungkan jumlah produksi yang optimum yang sesuai dengan kapasitas produksi yang dimiliki. d. Penyusunan jadwal induk produksi yang tepat pada setiap jenis jus. Teknik Pemodelan Penelitian ini menggunakan berbagai teknik untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Data penjualan jus digunakan untuk memprakirakan jumlah penjualan jus pada periode yang akan datang dengan menggunakan teknik ARIMA. Demikian pula dengan prakiraan pasokan bahan baku buah segar menggunakan teknik ARIMA. Hasil prakiraan jumlah penjualan jus dan prakiraan jumlah pasokan bahan baku dijadikan masukan untuk optimasi jumlah produksi. Model ketersediaan bahan baku buah yang layak diproduksi dimodelkan secara matematika dengan mempertimbangkan laju kerusakan bahan baku buah segar. Perencanaan produksi agregat menggunakan teknik pemrograman linier. Sedangkan jadwal induk produksi diselesaikan dengan teknik jadwal induk produksi perspektif. Teknik Pengumpulan Data dan Informasi Data merupakan fakta yang diketahui dan dicatat yang digunakan untuk perhitungan, sedangkan informasi adalah pengetahuan yang dimiliki seseorang berdasarkan pengalaman dan pendidikannya (Hussey dan Husssey, 1997). Data yang dikumpulkan adalah jenis jus yang diproduksi jumlah penjualan, jumlah
8 pasokan bahan baku setiap periode, laju kerusakan buah, waktu proses produksi, kapasitas produksi, jumlah jam regular dan lembur, kapasitas gudang puree, kapasitas gudang produk jadi, kapasitas mesin produksi, dan biaya-biaya yang berkaitan dengan proses produksi. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Amanah Prima Indonesia, Tangerang. Tempat penelitian ini cocok karena perusahaan ini memproduksi berbagai jus berbahan baku buah segar yang di pasok dari daerah sekitar. Penelitian ini difokuskan pada jus jambu, jus apel, jus sirsak, jus nenas dan jus strawberi, karena mempunyai permintaan paling besar. Observasi lapang dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2009 untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan. Pengolahan data dan pengembangan model dilakukan di Laboratorium Teknik dan Manajemen Industri, Jurusan Tekologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian merupakan rincian langkah-langkah yang dilakukan berdasarkan teknik pemodelan yang telah dijelaskan sebelumnya. Diagram alir tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 13. Tahapan penelitian sebagai berikut: 1. Mempelajari sistem produksi jus berbahan baku buah segar melalui observasi dan wawancara dengan beberapa pihak perusahaan dalam merencanakan sistem produksi jus. Selain itu, studi pustaka dilakukan untuk melengkapi informasi yang diperoleh dari pihak perusahaan. Studi pustaka yang dipelajari adalah yang berhubungan dengan sifat-sifat buah segar, penanganan pasca panen buah segar, proses pembuatan jus dan perencananaan produksi produk agroindustri. 2. Wawancara mendalam dengan pihak-pihak pengambil keputusan di lokasi penelitian. Tujuan dilakukannya wawancara secara mendalam adalah untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang kondisi perusahaan.
9 Wawancara dilakukan terhadap general manager, manajer produksi, bagian pengawasan mutu, bagian pengadaan dan persediaan bahan baku. 3. Merumuskan model prakiraan pasokan bahan baku buah segar dan penjualan jus berdasarkan data pasokan bahan baku buah dan penjualan pada periode sebelumnya. Perumusan model prakiraan pasokan bahan baku buah segar dan penjualan jus menggunakan teknik ARIMA. 4. Merumuskan model laju kerusakan bahan baku buah segar dengan menentukan pola distribusi kerusakan masing-masing buah segar. 5. Merumuskan faktor-faktor sumberdaya yang berpengaruh terhadap perencanaan produksi agregat dan jadwal induk produksi jus. Penentuan faktor yang berpengaruh dilakukan dengan wawancara untuk mendapatkan informasi tentang kapasitas gudang bahan baku, kapasitas gudang produk antara, kapasitas gudang produk akhir, kemampuan perusahaan dalam produksi, jumlah jam kerja reguler, jumlah jam kerja lembur, jumlah tenaga kerja, jumlah dan kapasitas mesin yang digunakan, serta kemampuan perusahaan dalam memasok bahan baku buah segar. 6. Formulasi matematika yang dibuat untuk memodelkan ketersediaan bahan baku buah yang layak diproduksi, prakiraan pasokan bahan baku buah segar, prakiraan penjualan jus, perencanaan produksi agregat dan jadwal induk produksi dirumuskan berdasarkan kondisi nyata. Prinsip yang harus diperhatikan pada model ketersediaan bahan baku buah yang layak diproduksi adalah jumlah pasokan bahan baku buah segar dan laju kerusakan buah segar. Model matematika perencanaan produksi agregat akan mengoptimalkan total biaya produksi dengan mempertingkan jumlah pasokan bahan baku buah segar yang tersedia dengan mempertimbangkan kapasitas sumberdaya pendukung yang dimiliki. Model jadwal induk produksi akan menentukan jumlah produksi jus dan puree dalam periode berdasarkan jumlah produksi optimal, jumlah pesanan yang telah dibukukan perusahaan, persediaan awal pada periode tertentu. 7. Merumuskan teknik-teknik penyelesaian untuk setiap formulasi matematika dalam bentuk program komputer. Pada tahap ini dibangun elemen-elemen dari basis data, basis model, serta hubungan antara masukan dan keluaran.
10 Keterkaitan ini dibutuhkan untuk menghasilkan keterpaduan dalam suatu sistem penunjang keputusan. 8. Verifikasi dan validasi model untuk mendapatkan dan keyakinan bahwa model mampu bekerja sesuai kebutuhan pengambil keputusan. Gambar 13 Diagram alir tata laksana penelitian
11 Verifikasi dan Validasi Model Verifikasi dan validasi model merupakan bagian penting dari setiap analisis yang bersifat empirik. Suatu model akan dapat digunakan dengan keyakinan bila model yang dikembangkan dapat mewakili dari permasalahan atau sistem yang dianalisis. Tingkat keyakinan yang objektif akan dapat diperolah bila model yang dikembangkan sudah melalui proses verifikasi dan validasi. Dengan proses tersebut, kelemahan dan kelebihan model akan dapat diidentifikasi sehingga model dapat digunakan secara seksama. Verifikasi adalah upaya pembuktian bahwa model yang telah dirancang mampu melakukan simulasi sistem dari model abstrak yang dikaji. Pengujian awal dilakukan untuk memastikan bahwa model terbebas dari kekeliruan proses logis (logical errors) agar supaya dapat berfungsi sebagaimana yang dikehendaki. Verifikasi adalah proses pemeriksaan apakah logika operasional model (program komputer) sesuai dengan logika diagram alur. Kalimat sederhananya apakah ada kesalahan dalam program (Hoover dan Perry, 1989). Verifikasi adalah pemeriksaan apakah program komputer berjalan sesuai dengan yang diinginkan, dengan pemeriksaan program komputer. Verifikasi memeriksa penerjemahan model simulasi konseptual (diagram alur dan asumsi) ke dalam bahasa pemrograman secara benar (Law dan Kelton, 1991). Validasi model berkaitan dengan kesesuaian antara keluaran dari model matematik dengan keluaran dari sistem sebenarnya. Verifikasi model harus mendahului validasi model. Tujuan validasi model bukan untuk membuktikan suatu model sah (valid) karena hal tersebut tidak mungkin dilakukan. Validasi model pada dasarnya untuk memperbaiki tingkat keyakinan bahwa berdasarkan kondisi yang diasumsikan, model yang dikembangkan bisa mewakili sistem yang sebenarnya. Validasi adalah proses penentuan apakah model, sebagai konseptualisasi atau abstraksi, merupakan representasi berarti dan akurat dari sistem nyata (Hoover dan Perry, 1989); validasi adalah penentuan apakah mode konseptual simulasi (sebagai tandingan program komputer) adalah representasi akurat dari sistem nyata yang sedang dimodelkan (Law dan Kelton, 1991).
12 Terdapat beberapa teknik validasi model antara lain: perhatikan animasinya, bandingkan dengan sistem nyata, bandingkan dengan model lain, adakan uji pada kondisi ekstrim dan degenerasi, uji face validity, uji terhadap data historik, lakukan analisa sensitivitas, lakukan trace dan adakan uji turing. Pada penelitian ini digunakan teknik face validity. Teknik ini memungkinkan penelusuran model secara menyeluruh dan utuh sehingga konsistensi konsep dan kebutuhan pemangku kepentingan dapat dievaluasi secara bersamaan. Face validity dilaksanakan dengan cara bertanya kepada orang yang mempunyai pengetahuan dibidang manajemen produksi tentang kesesuaian model dan atau perilaku terhadap peruntukannya. Proses ini menguraikan rasionalisme dan empirisme berdasarkan pendapat seseorang yang mempunyai pengetahuan dibidang manajemen produksi. Rasionalisme adalah validasi dengan cara deduksi logika untuk menilai asumsi dari model sudah sesuai atau belum. Empirisme membutuhkan data empiris untuk menilai kesesuaian model dengan peruntukannya.
PEMODELAN SISTEM Asumsi Penyusunan Model Rancang Bangun Sistem Penunjang Keputusan
PEMODELAN SISTEM Asumsi Penyusunan Model Perencanaan produksi agregat dan jadwal induk produksi jus berbahan baku buah segar menggunakan beberapa asumsi untuk mendukung penyusunan model. Asumsi-asumsi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN
III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN Bahan baku merupakan salah satu faktor penting dalam keberlangsungan suatu industri. Bahan baku yang baik menjadi salah satu penentu mutu produk yang dihasilkan.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Produksi Proses Produksi
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Produksi Proses Produksi Proses produksi adalah suatu rangkaian operasi yang dilalui bahan baku baik secara fisik maupun kimia untuk meningkatkan nilai tambah dan nilai jualnya.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DAN JADWAL INDUK PRODUKSI JUS BERBAHAN BAKU BUAH SEGAR IFFAN MAFLAHAH
PENGEMBANGAN MODEL PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DAN JADWAL INDUK PRODUKSI JUS BERBAHAN BAKU BUAH SEGAR IFFAN MAFLAHAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit telah mampu meningkatkan kuantitas produksi minyak sawit mentah dan minyak inti sawit dan menempatkan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DAN JADWAL INDUK PRODUKSI JUS BERBAHAN BAKU BUAH SEGAR IFFAN MAFLAHAH
PENGEMBANGAN MODEL PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DAN JADWAL INDUK PRODUKSI JUS BERBAHAN BAKU BUAH SEGAR IFFAN MAFLAHAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS
Lebih terperinciV. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani
V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian
METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan ilmiah dengan kerangka berfikir logis. Pemodelan sistem kelembagaan pasokan bahan baku agroindustri
Lebih terperinciA. KERANGKA PEMIKIRAN
III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Agroindustri sutera alam terutama untuk produk turunannnya berupa kokon, benang sutera, dan kain merupakan suatu usaha yang menjanjikan. Walaupun iklim dan kondisi
Lebih terperinci7/28/2005 created by Hotniar Siringoringo 1
Model Simulasi Representasi kredibel model. kredibel. verifikasi dan validasi Verifikasi proses pemeriksaan apakah logika operasional model (program komputer) sesuai dengan logika diagram alur. (Hoover
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
20 3. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan agroindustri udang merupakan hal yang sangat penting dalam siklus rantai komoditas udang. Pentingnya keberadaan agroindustri udang
Lebih terperinciMODEL PENUNJANG KEPUTUSAN JADWAL PRODUKSI JUS BUAH SEGAR
MODEL PENUNJANG KEPUTUSAN JADWAL PRODUKSI JUS BUAH SEGAR Iffan Maflahah 1, Machfud 2, dan Faqih Udin 2 1 Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura 2 Jurusan Teknologi Industri
Lebih terperinciIV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. PENDEKATAN SISTEM
IV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Lele merupakan salah satu ikan air tawar yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia. Banyak jenis maupun varietas yang ada dan dikembangbiakkan di Indonesia.
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil
Lebih terperinciVERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL SIMULASI
VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL SIMULASI Model simulasi yang dibangun harus kredibel. Representasi kredibel sistem nyata oleh model simulasi ditunjukkan oleh verifikasi dan validasi model. Verifikasi adalah
Lebih terperinciPERAMALAN (FORECASTING)
PERAMALAN (FORECASTING) Apakah Peramalan itu? Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya
Lebih terperinciOutline 0 PENDAHULUAN 0 PENTINGNYA VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL 0 VERIFIKASI MODEL 0 VALIDASI MODEL 0 PENGUJIAN SOLUSI 0 ATURAN PENGUJIAN VALIDITAS
Outline 0 PENDAHULUAN 0 PENTINGNYA VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL 0 VERIFIKASI MODEL 0 VALIDASI MODEL 0 PENGUJIAN SOLUSI 0 ATURAN PENGUJIAN VALIDITAS Pendahuluan 0 Analisis model merupakan tahap pemahaman
Lebih terperinciTeknik Simulasi. Eksperimen pada umumnya menggunakan model yg dapat dilakukan melalui pendekatan model fisik atau model matametika.
Teknik Simulasi Dalam mempelajari sistem dapat dilakukan dengan pendekatan eksperimental, baik dengan menggunakan sistem aktual, maupun menggunakan model dari suatu sistem. Eksperimen pada umumnya menggunakan
Lebih terperinciLINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan. Staf Pengajar Kuliah : Fitri Yulianti, MSi.
LINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan Staf Pengajar Kuliah : Fitri Yulianti, MSi. Tahap-tahap Pemodelan dalam RO (Riset Operasional): 1. Merumuskan masalah 2. Pembentukan model 3. Mencari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Pada era globalisasi ini, setiap perusahaan menghadapi situasi serta permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan harus
Lebih terperinciTabel 14 Kebutuhan aktor dalam agroindustri biodiesel
54 ANALISIS SISTEM Sistem pengembangan agroindustri biodiesel berbasis kelapa seperti halnya agroindustri lainnya memiliki hubungan antar elemen yang relatif kompleks dan saling ketergantungan dalam pengelolaannya.
Lebih terperinciVERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL SIMULASI
VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL SIMULASI Model simulasi yang dibangun harus kredibel. Representasi kredibel sistem nyata oleh model simulasi ditunjukkan oleh verifikasi dan validasi model. Verifikasi adalah
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran
III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Perbaikan kualitas udang melalui rantai pengendalian mutu perlu melibatkan unit pengadaan bahan baku, unit penyediaan bahan baku, unit pengolahan, dan laboratorium
Lebih terperinci6/15/2015. Simulasi dan Pemodelan. Keuntungan dan Kerugian. Elemen Analisis Simulasi. Formulasi Masalah. dan Simulasi
Simulasi dan Pemodelan Analisis lii Model dan Simulasi Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Hanna Lestari, M.Eng Simulasi
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis perencanaan agregat yang tepat pada PT. LG Electronics adalah sebagai berikut : 1. Peramalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia, yang sekarang ini sedang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri di Indonesia, yang sekarang ini sedang berlangsung dalam berbagai bidang baik jasa maupun manufaktur, menyebabkan semakin meningkatnya
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
66 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian perancangan model pemberdayaan masyarakat perdesaan dalam klaster agroindustri minyak atsiri dilakukan berdasarkan sebuah kerangka berpikir logis. Gambaran kerangka
Lebih terperinciX. KESIMPULAN DAN SARAN
X. KESIMPULAN DAN SARAN 10.1. Kesimpulan Penelitian ini telah berhasil merancang model sistem penunjang pengambilan keputusan cerdas manajemen risiko rantai pasok produk/komoditi jagung yang diberi nama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang hal-hal yang mendasari penelitian diantaranya yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Manajemen rantai pasok merupakan salah satu alat bersaing di industri, mulai dari pasokan bahan baku, bahan tambahan, kemasan, pasokan produk akhir ke tangan konsumen
Lebih terperinciBAB 3 LINEAR PROGRAMMING
BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI PENELITIAN Produksi bunga krisan yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun memberikan kontribusi yang positif kepada petani dalam peningkatan kesejahteraan mereka.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis perencanaan agregat yang tepat pada PT Veneer Products Indonesia adalah sebagai berikut : 1.
Lebih terperinciIV. METODOLOGI 4.1. Kerangka Pemikiran
IV. METODOLOGI 4.1. Kerangka Pemikiran Manajemen rantai pasokan berkembang menjadi langkah strategis yang menyinergikan pemasaran, pabrikasi, dan pengadaan dalam suatu hubungan yang kompleks dalam rangkaian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran
62 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran Agroindustri sutera alam merupakan industri pengolahan yang mentransformasikan bahan baku kokon (hasil pemeliharaan ulat sutera) menjadi benang, kain sutera,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Untuk membantu penelitian ini maka diperlukan acuan atau perbandingan dalam perencanaan agregat maka diperlukan penelitian terdahulu. Dapat dijelaskan
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran
3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perencanaan produksi sebagai suatu keputusan awal yang mempengaruhi aktifitas pada kegiatan lainnya memiliki peran penting untuk mengantisipasi terjadinya inefisiensi
Lebih terperinciKAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DI PT. WISKA. Oleh PATAR NAIBAHO H
KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DI PT. WISKA Oleh PATAR NAIBAHO H24050116 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK Patar Naibaho H24050116. Kajian Perencanaan
Lebih terperinciV. PEMODELAN SISTEM. Pengguna. Sistem Manajemen Dialog. Sistem Pengolahan Pusat. Gambar 7. Konfigurasi Program Aplikasi SCHATZIE 1.
V. PEMODELAN SISTEM 5.1. KONFIGURASI SISTEM Model perencanaan bahan baku industri teh di PTPN VIII Kebun Cianten dirancang dan dibuat dalam satu paket komputer sistem manajemen yang diberi nama SCHATZIE
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran
METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Sistem pasokan bahan baku dalam suatu agroindustri merupakan salah satu faktor yang penting untuk menjaga kelangsungan proses produksi. Sistem pasokan ini merupakan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PERSEDIAAN YANG DIKELOLA PEMASOK (VENDORS MANAGED INVENTORY) DENGAN BANYAK RETAILER
Perjanjian No. III/LPPM/2013-03/10-P IMPLEMENTASI MODEL PERSEDIAAN YANG DIKELOLA PEMASOK (VENDORS MANAGED INVENTORY) DENGAN BANYAK RETAILER Disusun Oleh: Alfian, S.T., M.T. Dr. Carles Sitompul Lembaga
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran
3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ini berangkat dari kenyataan yang dihadapi oleh industri kemasan karton dewasa ini, yaitu proses produksi dilakukan berdasarkan pesanan (make-to-order),
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Indonesia memiliki potensi bahan baku industri agro, berupa buah buahan tropis yang cukup melimpah. Namun selama ini ekspor yang dilakukan masih banyak dalam bentuk buah segar
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BAB I. PENDAHULUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Model keputusan merupakan alat yang menggambarkan permasalahan keputusan sedemikian rupa sehingga memungkinkan identifikasi dan evaluasi sistematik semua alternatif
Lebih terperinciPertemuan 14. Teknik Simulasi
Pertemuan 14 Teknik Simulasi Pengantar Dalam mempelajari sistem dapat dilakukan dengan pendekatan eksperimental, baik dengan menggunakan sistem aktual, maupun menggunakan model dari suatu sistem. Eksperimen
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis perencanaan agregat yang tepat pada PT Winkarya Bersaudara adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan
Lebih terperinci4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Rantai Pasok Jagung
47 4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Rantai Pasok Jagung Rantai pasok jagung merupakan suatu rangkaian kegiatan mulai dari kegiatan pada sentra jagung, pedagang atau pengumpul, pabrik tepung jagung, hingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal ini
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perdagangan pada saat ini cukup sulit, dikarenakan dampak dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal
Lebih terperinciBAB3. LANGKAH-LANGKAHSIMULASI
Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus 3.1. Pendahuluan BAB3. LANGKAH-LANGKAHSIMULASI Mahasiswa dapat menguraikan langkahlangkah dalam simulasi 1. Mahasiswa dapat menguraikan elemen analisis
Lebih terperinci14. VALIDASI MODEL.
14. VALIDASI MODEL alsen.medikano@gmail.com 1 1. KE-KOMPLEKS-AN MODEL Fungsi sejumlah variabel yang secara eksplisit dimasukkan kedalam struktur model dan ketepatan nilai yang berkaitan dengan setiap variabel
Lebih terperinciAnalisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng
Analisis Model dan Simulasi Hanna Lestari, M.Eng Simulasi dan Pemodelan Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Simulasi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian 3.1.1 Studi Pendahuluan Dalam memulai penelitian ini, mula-mula dilakukan studi pendahuluan yang terdiri dari studi lapangan dan studi kepustakaan
Lebih terperinciIII METODOLOGI 3.1. Kerangka Penelitian
III METODOLOGI 3.1. Kerangka Penelitian Sebuah manajemen rantai pasok yang baik memerlukan berbagai keputusan yang berhubungan dengan aliran informasi, produk dan dana. Rancang bangun rantai pasokan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain yang sesuai dengan kebutuhan ternak terutama unggas. industri peternakan (Rachman, 2003). Selama periode kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di daerah tropis seperti Indonesia, jagung memiliki kontribusi sebagai komponen industri pakan. Lebih dari 50% komponen pakan pabrikan adalah jagung. Hal ini
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan keuntungan untuk kelancaraan kontinuitas usahanya dan mampu bersaing
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
55 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Membangun agroindustri yang tangguh dan berdaya saing tinggi seharusnya dimulai dengan membangun sistem jaringan rantai pasokan yang tangguh dan saling menguntungkan
Lebih terperinciKELAPA SAWIT DI PULAU SUMATERA
& UNIVERSITAS RIAU BLUE PRINT PERENCANAAN STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK SISTEM INFORMASI KOPERASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM RANGKA MENGUBAH SISTEM INFORMASI MANUAL MENUJU SISTEM INFORMASI TERKOMPUTERISASI
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran
65 3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Permasalahan utama yang dihadapi industri gula nasional yaitu rendahnya kinerja khususnya produktivitas dan efisiensi pabrik gula. Untuk menyelesaikan permasalahan
Lebih terperinciMODEL KELEMBAGAAN PERTANIAN DALAM RANGKA MENDUKUNG OPTIMASI PRODUKSI PADI
2004 Pribudiarta Nur Posted 22 June 2004 Sekolah Pasca Sarjana IPB Makalah pribadi Pengantar ke Falsafah Sains (PPS702) Sekolah Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor Juni 2004 Dosen: Prof Dr Ir Rudy
Lebih terperinciBAB III. KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasi masukan (input) menjadi hasil keluaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan menjadi standar hasil dalam perkembangan dunia usaha itu sendiri. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan dalam sebuah produksi merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam dunia usaha. Secara tidak langsung perencanaan produksi akan menjadi standar
Lebih terperinciIDENTIFIKASI SISTEM PERIKANAN TERI (STOLEPHORUS SPP) DI DESA SUNGSANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN
PG-122 IDENTIFIKASI SISTEM PERIKANAN TERI (STOLEPHORUS SPP) DI DESA SUNGSANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN Fauziyah 1,, Khairul Saleh 2, Hadi 3, Freddy Supriyadi 4 1 PS Ilmu Kelautan Universitas Sriwijaya
Lebih terperinciSufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia
Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 1. Membahas teknik-teknik riset operasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan 2. Konsep dasar ilmu matematika (himpunan,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Operation Research (OR) digunakan dalam penyelesaian masalahmasalah manajemen untuk meningkatkan produktivitas, atau efisiensi. Metode dalam Teknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
12 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses produksi setiap perusahaan pasti dihadapkan pada persoalan mengoptimalkan lebih dari satu tujuan. Tujuan-tujuan dari persoalan produksi tersebut ada
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. PIKIRAN RAKYAT serta pembahasan yang telah dikemukakan pada bahasan bab sebelumnya, penulis menarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Setiap industri belomba-lomba memberikan produk terbaiknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era zaman globalisasi seperti ini persaingan dalam industri pangan semakin ketat. Setiap industri belomba-lomba memberikan produk terbaiknya untuk konsumen. Berbagai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Dari sudut pandang sebuah perusahaan
Lebih terperinci6 IMPLEMENTASI MODEL 6.1 Prediksi Produksi Jagung
89 6 IMPLEMENTASI MODEL Rancangbangun model penyediaan tepung jagung pada rantai pasok industri berbasis jagung ini dapat digunakan sebagai suatu model yang dapat menganalisis penyediaan tepung jagung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri makanan dan minuman (food and beverage) merupakan salah satu industri yang sangat berkembang di setiap negara, termasuk Indonesia. Perumbuhan sektor Industri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan taktis yang bertujuan untuk memberikan keputusan berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu negara berkembang khususnya ibukota Jakarta sebagai kota
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam adanya perkembangan industri yang terjadi di negara-negara berkembang saat ini, maka tingkat perkembangan transportasi juga ikut berkembang. Indonesia yang merupakan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pangan menjadi salah satu industri terbesar di Indonesia dalam hal jumlah perusahaan dan nilai tambah. Dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, maka kebutuhan
Lebih terperinciSalah satu dasar utama untuk mengembangkan model adalah guna menemukan peubah-peubah apa yang penting dan tepat Permasalahan muncul ketika banyak
Salah satu dasar utama untuk mengembangkan model adalah guna menemukan peubah-peubah apa yang penting dan tepat Permasalahan muncul ketika banyak model telah terbentuk. Banyak model yang tersedia yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam industri-industri makanan atau industri-industri lain yang menggunakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam industri-industri makanan atau industri-industri lain yang menggunakan bahan baku yang dapat cepat rusak jika diukur dengan parameter waktu, sangat memerlukan
Lebih terperinciOLEH DR. DARSIHARJO, M.S. JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FPIPS - UPI
OLEH DR. DARSIHARJO, M.S. JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FPIPS - UPI SISTEM ANALISIS SISTEM MODEL PEMODELAN SIMULASI GEOGRAFI SISTEM 1. Proses yang rumit yang ditandai dengan banyak lintasan sebab akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, persaingan yang terjadi dalam perusahaan semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, persaingan yang terjadi dalam perusahaan semakin ketat. Akibatnya perusahaan mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan, dimana salah satu tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini investasi di bidang pertokoan/retail berkembang pesat hampir di setiap kota kabupaten, kota kecamatan, bahkan di perumahan dan perkampungan penduduk.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Pengusahaan Yoghurt di Indonesia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Pengusahaan Yoghurt di Indonesia Industri pengolahan susu baik berskala kecil maupun berskala besar memiliki peranan penting dan strategis bagi perkembangan agribisnis
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Fungsi Produksi Produksi dan operasi dalam ekonomi menurut Assauri (2008) dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang berhubungan dengan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proposal, brosur,leiflet, pamflet, formulir-formulir kantor, kartu undangan, poster dan lainlain.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah Percetakan CV.IDEA Kupang adalah salah satu perusahaan milik swasta yang bergerak dalam bidang jasa percetakan dan penjilidan yang meliputi kegiatan usaha melayani
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m )
BAB III PEMBAHASAN A. Penyelesaian Perencanaan Produksi dengan Model Goal Programming Dalam industri makanan khususnya kue dan bakery, perencanaan produksi merupakan hasil dari optimisasi sumber-sumber
Lebih terperinciANALISA SISTEM. Analisa Situasional
ANALISA SISTEM Metodologi sistem didasari oleh tiga pola pikir dasar keilmuan tentang sistem, yaitu (1) sibernetik, atau berorientasi pada tujuan. Pendekatan sistem dimulai dengan penetapan tujuan melalui
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Pada pembiayaan investasi pola musyarakah, hasil laba operasional usaha dibagi antar investor dengan menggunakan nisbah tertentu. Ketidakpastian tingkat hasil laba
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian model pengelolaan energi berbasis sumberdaya alam di pulau kecil difokuskan kepada energi listrik. Penelitian dilaksanakan di gugus pulau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, perkembangan perusahaan baik dalam bidang jasa atau produksi dapat dikatakan maju secara signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Industri Manufaktur
68 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Manufaktur Manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dari tangan (manual) atau dengan mesin, sehingga menghasilkan suatu barang (Prawirosento,
Lebih terperinciELEMEN DAN ALIRAN INFORMASI PADA USAHA BUDIDAYA DAN AGROINDUSTRI OLAHAN LELE SECARA TERPADU: PENDEKATAN DATA FLOW DIAGRAM (DFD) PENDAHULUAN
P R O S I D I N G 497 ELEMEN DAN ALIRAN INFORMASI PADA USAHA BUDIDAYA DAN AGROINDUSTRI OLAHAN LELE SECARA TERPADU: PENDEKATAN DATA FLOW DIAGRAM (DFD) Neza Fadia Rayesa 1 1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia bisnis dari waktu ke waktu mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya dunia bisnis dari waktu ke waktu mengakibatkan persaingan yang makin ketat di antara perusahaan-perusahaan yang ada di pasar. Setiap perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang
Lebih terperinciV. PEMODELAN SISTEM Pendekatan Sistem Analisis Sistem
V. PEMODELAN SISTEM 5.1. Pendekatan Sistem 5.1.1.Analisis Sistem Kegiatan awal dalam rantai pasok mangga gedong gincu adalah pemanenan. Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam),
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pemotongan kayu sering dialami oleh industri yang memproduksi batangan-batangan kayu menjadi persediaan kayu dalam potonganpotongan yang lebih
Lebih terperinciSkenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya di Kota Surabaya
Tugas Akhir- TI 9 Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya di Kota Surabaya Oleh : Dewi Indiana (576) Pembimbing : Prof. Dr. Ir.
Lebih terperinciA. KERANGKA PEMIKIRAN
III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Banyaknya faktor yang menjadi pendukung untuk dikembangkannya kegiatan budidaya dan agroindustri sutera alam diataranya iklim dan keadaan geografis alam Indonesia
Lebih terperinciPERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING
PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING Aghia Hersandi R., Laila Nafisah, ST.,MT (1) Gunawan Madyono P., ST.,MT (2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas
Lebih terperinciVALIDASI DAN VERIFIKASI MODEL
DAFTAR ISI 1. Tujuan Umum... 2 2. Validasi dan Verifikasi... 2 3. Tipe Validasi... 4 4. Teknik Validasi... 5 4.1. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata... 8 4.2. Uji Kesamaan Dua Variansi... 12 4.3. Uji Kecocokan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar yang telah dilakukan mengakibatkan anak didik
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar yang telah dilakukan mengakibatkan anak didik cenderung menghafalkan materi sebagai cara yang mudah untuk memahami. Pemahaman atas
Lebih terperinci