Model Matematika dari Sistem Dinamis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Model Matematika dari Sistem Dinamis"

Transkripsi

1 Model Matematika dari Sistem Dinamis September 2012 () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

2 Pendahuluan Untuk analisis dan desain sistem kontrol, sistem sis harus dibuat model sisnya. Model sis harus dapat menggambarkan karakteristik dinamis sistem tersebut secara memadai. Model matematis diturunkan dari hukum-hukum sis sistem yang bersangkutan: Dinamika sistem mekanis dimodelkan berdasarkan hukum-hukum Newton Dinamika sistem elektrik dimodelkan berdasarkan hukum-hukum Kirchof, Ohm. Suatu model matematis dari suatu sistem dinamik dide nisikan sebagai suatu himpunan persamaan yang menggambarkan dinamika suatu sistem secara memadai. Model matematis dapat meningkat akurasinya dengan memodelkan secara lebih lengkap, bila diperlukan dalam analisis yang teliti. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

3 Pendahuluan Untuk analisis dan desain sistem kontrol, sistem sis harus dibuat model sisnya. Model sis harus dapat menggambarkan karakteristik dinamis sistem tersebut secara memadai. Model matematis diturunkan dari hukum-hukum sis sistem yang bersangkutan: Dinamika sistem mekanis dimodelkan berdasarkan hukum-hukum Newton Dinamika sistem elektrik dimodelkan berdasarkan hukum-hukum Kirchof, Ohm. Suatu model matematis dari suatu sistem dinamik dide nisikan sebagai suatu himpunan persamaan yang menggambarkan dinamika suatu sistem secara memadai. Model matematis dapat meningkat akurasinya dengan memodelkan secara lebih lengkap, bila diperlukan dalam analisis yang teliti. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

4 Pendahuluan Untuk analisis dan desain sistem kontrol, sistem sis harus dibuat model sisnya. Model sis harus dapat menggambarkan karakteristik dinamis sistem tersebut secara memadai. Model matematis diturunkan dari hukum-hukum sis sistem yang bersangkutan: Dinamika sistem mekanis dimodelkan berdasarkan hukum-hukum Newton Dinamika sistem elektrik dimodelkan berdasarkan hukum-hukum Kirchof, Ohm. Suatu model matematis dari suatu sistem dinamik dide nisikan sebagai suatu himpunan persamaan yang menggambarkan dinamika suatu sistem secara memadai. Model matematis dapat meningkat akurasinya dengan memodelkan secara lebih lengkap, bila diperlukan dalam analisis yang teliti. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

5 Pendahuluan Untuk analisis dan desain sistem kontrol, sistem sis harus dibuat model sisnya. Model sis harus dapat menggambarkan karakteristik dinamis sistem tersebut secara memadai. Model matematis diturunkan dari hukum-hukum sis sistem yang bersangkutan: Dinamika sistem mekanis dimodelkan berdasarkan hukum-hukum Newton Dinamika sistem elektrik dimodelkan berdasarkan hukum-hukum Kirchof, Ohm. Suatu model matematis dari suatu sistem dinamik dide nisikan sebagai suatu himpunan persamaan yang menggambarkan dinamika suatu sistem secara memadai. Model matematis dapat meningkat akurasinya dengan memodelkan secara lebih lengkap, bila diperlukan dalam analisis yang teliti. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

6 Pendahuluan Untuk analisis dan desain sistem kontrol, sistem sis harus dibuat model sisnya. Model sis harus dapat menggambarkan karakteristik dinamis sistem tersebut secara memadai. Model matematis diturunkan dari hukum-hukum sis sistem yang bersangkutan: Dinamika sistem mekanis dimodelkan berdasarkan hukum-hukum Newton Dinamika sistem elektrik dimodelkan berdasarkan hukum-hukum Kirchof, Ohm. Suatu model matematis dari suatu sistem dinamik dide nisikan sebagai suatu himpunan persamaan yang menggambarkan dinamika suatu sistem secara memadai. Model matematis dapat meningkat akurasinya dengan memodelkan secara lebih lengkap, bila diperlukan dalam analisis yang teliti. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

7 Pendahuluan Untuk analisis dan desain sistem kontrol, sistem sis harus dibuat model sisnya. Model sis harus dapat menggambarkan karakteristik dinamis sistem tersebut secara memadai. Model matematis diturunkan dari hukum-hukum sis sistem yang bersangkutan: Dinamika sistem mekanis dimodelkan berdasarkan hukum-hukum Newton Dinamika sistem elektrik dimodelkan berdasarkan hukum-hukum Kirchof, Ohm. Suatu model matematis dari suatu sistem dinamik dide nisikan sebagai suatu himpunan persamaan yang menggambarkan dinamika suatu sistem secara memadai. Model matematis dapat meningkat akurasinya dengan memodelkan secara lebih lengkap, bila diperlukan dalam analisis yang teliti. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

8 Pendahuluan Untuk analisis dan desain sistem kontrol, sistem sis harus dibuat model sisnya. Model sis harus dapat menggambarkan karakteristik dinamis sistem tersebut secara memadai. Model matematis diturunkan dari hukum-hukum sis sistem yang bersangkutan: Dinamika sistem mekanis dimodelkan berdasarkan hukum-hukum Newton Dinamika sistem elektrik dimodelkan berdasarkan hukum-hukum Kirchof, Ohm. Suatu model matematis dari suatu sistem dinamik dide nisikan sebagai suatu himpunan persamaan yang menggambarkan dinamika suatu sistem secara memadai. Model matematis dapat meningkat akurasinya dengan memodelkan secara lebih lengkap, bila diperlukan dalam analisis yang teliti. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

9 Perlu kompromi antara kesederhanaan model dengan akurasi hasil analisis. Suatu sistem dapat direpresentasikan dengan beberapa cara yang berbeda, sehingga mungkin saja suatu sistem akan memiliki beberapa model matematis (tergantung pada perspektif yang diinginkan). Dinamik dari suatu sistem (sistem mekanika, kelistrikan, ekonomi, biologi, dll) sering diberikan oleh suatu persamaan diferensial. Dua pendekatan analisis: Fungsi transfer (alih ) State space () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

10 Perlu kompromi antara kesederhanaan model dengan akurasi hasil analisis. Suatu sistem dapat direpresentasikan dengan beberapa cara yang berbeda, sehingga mungkin saja suatu sistem akan memiliki beberapa model matematis (tergantung pada perspektif yang diinginkan). Dinamik dari suatu sistem (sistem mekanika, kelistrikan, ekonomi, biologi, dll) sering diberikan oleh suatu persamaan diferensial. Dua pendekatan analisis: Fungsi transfer (alih ) State space () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

11 Perlu kompromi antara kesederhanaan model dengan akurasi hasil analisis. Suatu sistem dapat direpresentasikan dengan beberapa cara yang berbeda, sehingga mungkin saja suatu sistem akan memiliki beberapa model matematis (tergantung pada perspektif yang diinginkan). Dinamik dari suatu sistem (sistem mekanika, kelistrikan, ekonomi, biologi, dll) sering diberikan oleh suatu persamaan diferensial. Dua pendekatan analisis: Fungsi transfer (alih ) State space () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

12 Perlu kompromi antara kesederhanaan model dengan akurasi hasil analisis. Suatu sistem dapat direpresentasikan dengan beberapa cara yang berbeda, sehingga mungkin saja suatu sistem akan memiliki beberapa model matematis (tergantung pada perspektif yang diinginkan). Dinamik dari suatu sistem (sistem mekanika, kelistrikan, ekonomi, biologi, dll) sering diberikan oleh suatu persamaan diferensial. Dua pendekatan analisis: Fungsi transfer (alih ) State space () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

13 Perlu kompromi antara kesederhanaan model dengan akurasi hasil analisis. Suatu sistem dapat direpresentasikan dengan beberapa cara yang berbeda, sehingga mungkin saja suatu sistem akan memiliki beberapa model matematis (tergantung pada perspektif yang diinginkan). Dinamik dari suatu sistem (sistem mekanika, kelistrikan, ekonomi, biologi, dll) sering diberikan oleh suatu persamaan diferensial. Dua pendekatan analisis: Fungsi transfer (alih ) State space () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

14 Perlu kompromi antara kesederhanaan model dengan akurasi hasil analisis. Suatu sistem dapat direpresentasikan dengan beberapa cara yang berbeda, sehingga mungkin saja suatu sistem akan memiliki beberapa model matematis (tergantung pada perspektif yang diinginkan). Dinamik dari suatu sistem (sistem mekanika, kelistrikan, ekonomi, biologi, dll) sering diberikan oleh suatu persamaan diferensial. Dua pendekatan analisis: Fungsi transfer (alih ) State space () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

15 Beberapa stilah Sistem adalah kombinasi beberapa komponen yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Disturbance (gangguan) adalah suatu sinyal yang cenderung mempengaruhi (secara acak) nilai output suatu sistem. Gangguan internal: gangguan dihasilkan dari dalam sistem Gangguan external: gangguan dihasilkan dari luar sistem (input) Feedback Control System(sistem kendali umpan balik) yaitu suatu sistem yang melestarikan relasi antara output dan perbedaan input dengan membandingkan keduanya dan menggunakan perbedaan tersebut sebagai kontrol. Feedback Control System juga lazim disebut sebagai closed loop control system. Open loop control system yaitu sistem dimana output tidak berpengaruh pada aksi kontrol. Sebagai contoh adalah mesin pencuci pakaian, dimana prosesnya adalah perendaman, pencucian, pembilasan. Dalam hal ini, mesin tidak mengukur sinyal output, dimana outputnya adalah kebersihan pakaian. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

16 Beberapa stilah Sistem adalah kombinasi beberapa komponen yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Disturbance (gangguan) adalah suatu sinyal yang cenderung mempengaruhi (secara acak) nilai output suatu sistem. Gangguan internal: gangguan dihasilkan dari dalam sistem Gangguan external: gangguan dihasilkan dari luar sistem (input) Feedback Control System(sistem kendali umpan balik) yaitu suatu sistem yang melestarikan relasi antara output dan perbedaan input dengan membandingkan keduanya dan menggunakan perbedaan tersebut sebagai kontrol. Feedback Control System juga lazim disebut sebagai closed loop control system. Open loop control system yaitu sistem dimana output tidak berpengaruh pada aksi kontrol. Sebagai contoh adalah mesin pencuci pakaian, dimana prosesnya adalah perendaman, pencucian, pembilasan. Dalam hal ini, mesin tidak mengukur sinyal output, dimana outputnya adalah kebersihan pakaian. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

17 Beberapa stilah Sistem adalah kombinasi beberapa komponen yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Disturbance (gangguan) adalah suatu sinyal yang cenderung mempengaruhi (secara acak) nilai output suatu sistem. Gangguan internal: gangguan dihasilkan dari dalam sistem Gangguan external: gangguan dihasilkan dari luar sistem (input) Feedback Control System(sistem kendali umpan balik) yaitu suatu sistem yang melestarikan relasi antara output dan perbedaan input dengan membandingkan keduanya dan menggunakan perbedaan tersebut sebagai kontrol. Feedback Control System juga lazim disebut sebagai closed loop control system. Open loop control system yaitu sistem dimana output tidak berpengaruh pada aksi kontrol. Sebagai contoh adalah mesin pencuci pakaian, dimana prosesnya adalah perendaman, pencucian, pembilasan. Dalam hal ini, mesin tidak mengukur sinyal output, dimana outputnya adalah kebersihan pakaian. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

18 Beberapa stilah Sistem adalah kombinasi beberapa komponen yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Disturbance (gangguan) adalah suatu sinyal yang cenderung mempengaruhi (secara acak) nilai output suatu sistem. Gangguan internal: gangguan dihasilkan dari dalam sistem Gangguan external: gangguan dihasilkan dari luar sistem (input) Feedback Control System(sistem kendali umpan balik) yaitu suatu sistem yang melestarikan relasi antara output dan perbedaan input dengan membandingkan keduanya dan menggunakan perbedaan tersebut sebagai kontrol. Feedback Control System juga lazim disebut sebagai closed loop control system. Open loop control system yaitu sistem dimana output tidak berpengaruh pada aksi kontrol. Sebagai contoh adalah mesin pencuci pakaian, dimana prosesnya adalah perendaman, pencucian, pembilasan. Dalam hal ini, mesin tidak mengukur sinyal output, dimana outputnya adalah kebersihan pakaian. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

19 Beberapa stilah Sistem adalah kombinasi beberapa komponen yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Disturbance (gangguan) adalah suatu sinyal yang cenderung mempengaruhi (secara acak) nilai output suatu sistem. Gangguan internal: gangguan dihasilkan dari dalam sistem Gangguan external: gangguan dihasilkan dari luar sistem (input) Feedback Control System(sistem kendali umpan balik) yaitu suatu sistem yang melestarikan relasi antara output dan perbedaan input dengan membandingkan keduanya dan menggunakan perbedaan tersebut sebagai kontrol. Feedback Control System juga lazim disebut sebagai closed loop control system. Open loop control system yaitu sistem dimana output tidak berpengaruh pada aksi kontrol. Sebagai contoh adalah mesin pencuci pakaian, dimana prosesnya adalah perendaman, pencucian, pembilasan. Dalam hal ini, mesin tidak mengukur sinyal output, dimana outputnya adalah kebersihan pakaian. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

20 Beberapa stilah Sistem adalah kombinasi beberapa komponen yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Disturbance (gangguan) adalah suatu sinyal yang cenderung mempengaruhi (secara acak) nilai output suatu sistem. Gangguan internal: gangguan dihasilkan dari dalam sistem Gangguan external: gangguan dihasilkan dari luar sistem (input) Feedback Control System(sistem kendali umpan balik) yaitu suatu sistem yang melestarikan relasi antara output dan perbedaan input dengan membandingkan keduanya dan menggunakan perbedaan tersebut sebagai kontrol. Feedback Control System juga lazim disebut sebagai closed loop control system. Open loop control system yaitu sistem dimana output tidak berpengaruh pada aksi kontrol. Sebagai contoh adalah mesin pencuci pakaian, dimana prosesnya adalah perendaman, pencucian, pembilasan. Dalam hal ini, mesin tidak mengukur sinyal output, dimana outputnya adalah kebersihan pakaian. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

21 Beberapa stilah Sistem adalah kombinasi beberapa komponen yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Disturbance (gangguan) adalah suatu sinyal yang cenderung mempengaruhi (secara acak) nilai output suatu sistem. Gangguan internal: gangguan dihasilkan dari dalam sistem Gangguan external: gangguan dihasilkan dari luar sistem (input) Feedback Control System(sistem kendali umpan balik) yaitu suatu sistem yang melestarikan relasi antara output dan perbedaan input dengan membandingkan keduanya dan menggunakan perbedaan tersebut sebagai kontrol. Feedback Control System juga lazim disebut sebagai closed loop control system. Open loop control system yaitu sistem dimana output tidak berpengaruh pada aksi kontrol. Sebagai contoh adalah mesin pencuci pakaian, dimana prosesnya adalah perendaman, pencucian, pembilasan. Dalam hal ini, mesin tidak mengukur sinyal output, dimana outputnya adalah kebersihan pakaian. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

22 Beberapa stilah Sistem adalah kombinasi beberapa komponen yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Disturbance (gangguan) adalah suatu sinyal yang cenderung mempengaruhi (secara acak) nilai output suatu sistem. Gangguan internal: gangguan dihasilkan dari dalam sistem Gangguan external: gangguan dihasilkan dari luar sistem (input) Feedback Control System(sistem kendali umpan balik) yaitu suatu sistem yang melestarikan relasi antara output dan perbedaan input dengan membandingkan keduanya dan menggunakan perbedaan tersebut sebagai kontrol. Feedback Control System juga lazim disebut sebagai closed loop control system. Open loop control system yaitu sistem dimana output tidak berpengaruh pada aksi kontrol. Sebagai contoh adalah mesin pencuci pakaian, dimana prosesnya adalah perendaman, pencucian, pembilasan. Dalam hal ini, mesin tidak mengukur sinyal output, dimana outputnya adalah kebersihan pakaian. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

23 Sistem Loop Terbuka VS Loop Tertutup Sistem open loop menggunakan alat penggerek (actuator) untuk mengontrol proses secara langsung. Lihat gambar berikut Open Loop Sistem control closed loop menggunakan ukuran dari output dan feedback dari sinyal ini untuk membandingkannya dengan input. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

24 Sistem Loop Terbuka VS Loop Tertutup Sistem open loop menggunakan alat penggerek (actuator) untuk mengontrol proses secara langsung. Lihat gambar berikut Open Loop Sistem control closed loop menggunakan ukuran dari output dan feedback dari sinyal ini untuk membandingkannya dengan input. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

25 Klasi kasi Sistem Linier vs nonlinier Time invariant vs time varying Continuous time vs discrete time Deterministic vs stochastic Transfer function vs state space Gambar 1 Keterangan Linier vs nonlinier F Sistem sis umumnya bersifat nonlinier F Untuk daerah kerja yang kecil, sistem linier dapat dianggap linier (piece wise linearization), lihat Gambar 1 F Pada sistem linier berlaku hukum superposisi, yaitu respon suatu sistem terhadap beberapa input yang berbeda merupakan kombinasi respon masing-masing input. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

26 Klasi kasi Sistem Linier vs nonlinier Time invariant vs time varying Continuous time vs discrete time Deterministic vs stochastic Transfer function vs state space Gambar 1 Keterangan Linier vs nonlinier F Sistem sis umumnya bersifat nonlinier F Untuk daerah kerja yang kecil, sistem linier dapat dianggap linier (piece wise linearization), lihat Gambar 1 F Pada sistem linier berlaku hukum superposisi, yaitu respon suatu sistem terhadap beberapa input yang berbeda merupakan kombinasi respon masing-masing input. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

27 Klasi kasi Sistem Linier vs nonlinier Time invariant vs time varying Continuous time vs discrete time Deterministic vs stochastic Transfer function vs state space Gambar 1 Keterangan Linier vs nonlinier F Sistem sis umumnya bersifat nonlinier F Untuk daerah kerja yang kecil, sistem linier dapat dianggap linier (piece wise linearization), lihat Gambar 1 F Pada sistem linier berlaku hukum superposisi, yaitu respon suatu sistem terhadap beberapa input yang berbeda merupakan kombinasi respon masing-masing input. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

28 Klasi kasi Sistem Linier vs nonlinier Time invariant vs time varying Continuous time vs discrete time Deterministic vs stochastic Transfer function vs state space Gambar 1 Keterangan Linier vs nonlinier F Sistem sis umumnya bersifat nonlinier F Untuk daerah kerja yang kecil, sistem linier dapat dianggap linier (piece wise linearization), lihat Gambar 1 F Pada sistem linier berlaku hukum superposisi, yaitu respon suatu sistem terhadap beberapa input yang berbeda merupakan kombinasi respon masing-masing input. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

29 Klasi kasi Sistem Linier vs nonlinier Time invariant vs time varying Continuous time vs discrete time Deterministic vs stochastic Transfer function vs state space Gambar 1 Keterangan Linier vs nonlinier F Sistem sis umumnya bersifat nonlinier F Untuk daerah kerja yang kecil, sistem linier dapat dianggap linier (piece wise linearization), lihat Gambar 1 F Pada sistem linier berlaku hukum superposisi, yaitu respon suatu sistem terhadap beberapa input yang berbeda merupakan kombinasi respon masing-masing input. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

30 Time invariant vs time varying Sistem time invariant memiliki parameter-parameter yang konstan, tak tergantung pada waktu Responnya tak tergantung pada saat kapan input diberikan Sistem time varying memiliki satu atau lebih parameter yang berubah terhadap waktu. Responnya tergantung pada waktu input diberikan Continuous time vs discrete time sistem waktu kontinu: memiliki semua variabel/sinyal yang kontinu terhadap waktu sistem waktu diskrit: memiliki satu atau lebih variabel/sinyal yang diskrit terhadap waktu. Deterministic vs stochastic Sistem deterministik memiliki respon terhadap suatu input yang dapat ditebak dan berulang/konsisten Sistem stokastik: respon terhadap input yang sama tidak selalu menghasilkan output yang sama. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

31 Time invariant vs time varying Sistem time invariant memiliki parameter-parameter yang konstan, tak tergantung pada waktu Responnya tak tergantung pada saat kapan input diberikan Sistem time varying memiliki satu atau lebih parameter yang berubah terhadap waktu. Responnya tergantung pada waktu input diberikan Continuous time vs discrete time sistem waktu kontinu: memiliki semua variabel/sinyal yang kontinu terhadap waktu sistem waktu diskrit: memiliki satu atau lebih variabel/sinyal yang diskrit terhadap waktu. Deterministic vs stochastic Sistem deterministik memiliki respon terhadap suatu input yang dapat ditebak dan berulang/konsisten Sistem stokastik: respon terhadap input yang sama tidak selalu menghasilkan output yang sama. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

32 Time invariant vs time varying Sistem time invariant memiliki parameter-parameter yang konstan, tak tergantung pada waktu Responnya tak tergantung pada saat kapan input diberikan Sistem time varying memiliki satu atau lebih parameter yang berubah terhadap waktu. Responnya tergantung pada waktu input diberikan Continuous time vs discrete time sistem waktu kontinu: memiliki semua variabel/sinyal yang kontinu terhadap waktu sistem waktu diskrit: memiliki satu atau lebih variabel/sinyal yang diskrit terhadap waktu. Deterministic vs stochastic Sistem deterministik memiliki respon terhadap suatu input yang dapat ditebak dan berulang/konsisten Sistem stokastik: respon terhadap input yang sama tidak selalu menghasilkan output yang sama. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

33 Time invariant vs time varying Sistem time invariant memiliki parameter-parameter yang konstan, tak tergantung pada waktu Responnya tak tergantung pada saat kapan input diberikan Sistem time varying memiliki satu atau lebih parameter yang berubah terhadap waktu. Responnya tergantung pada waktu input diberikan Continuous time vs discrete time sistem waktu kontinu: memiliki semua variabel/sinyal yang kontinu terhadap waktu sistem waktu diskrit: memiliki satu atau lebih variabel/sinyal yang diskrit terhadap waktu. Deterministic vs stochastic Sistem deterministik memiliki respon terhadap suatu input yang dapat ditebak dan berulang/konsisten Sistem stokastik: respon terhadap input yang sama tidak selalu menghasilkan output yang sama. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

34 Time invariant vs time varying Sistem time invariant memiliki parameter-parameter yang konstan, tak tergantung pada waktu Responnya tak tergantung pada saat kapan input diberikan Sistem time varying memiliki satu atau lebih parameter yang berubah terhadap waktu. Responnya tergantung pada waktu input diberikan Continuous time vs discrete time sistem waktu kontinu: memiliki semua variabel/sinyal yang kontinu terhadap waktu sistem waktu diskrit: memiliki satu atau lebih variabel/sinyal yang diskrit terhadap waktu. Deterministic vs stochastic Sistem deterministik memiliki respon terhadap suatu input yang dapat ditebak dan berulang/konsisten Sistem stokastik: respon terhadap input yang sama tidak selalu menghasilkan output yang sama. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

35 Time invariant vs time varying Sistem time invariant memiliki parameter-parameter yang konstan, tak tergantung pada waktu Responnya tak tergantung pada saat kapan input diberikan Sistem time varying memiliki satu atau lebih parameter yang berubah terhadap waktu. Responnya tergantung pada waktu input diberikan Continuous time vs discrete time sistem waktu kontinu: memiliki semua variabel/sinyal yang kontinu terhadap waktu sistem waktu diskrit: memiliki satu atau lebih variabel/sinyal yang diskrit terhadap waktu. Deterministic vs stochastic Sistem deterministik memiliki respon terhadap suatu input yang dapat ditebak dan berulang/konsisten Sistem stokastik: respon terhadap input yang sama tidak selalu menghasilkan output yang sama. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

36 Time invariant vs time varying Sistem time invariant memiliki parameter-parameter yang konstan, tak tergantung pada waktu Responnya tak tergantung pada saat kapan input diberikan Sistem time varying memiliki satu atau lebih parameter yang berubah terhadap waktu. Responnya tergantung pada waktu input diberikan Continuous time vs discrete time sistem waktu kontinu: memiliki semua variabel/sinyal yang kontinu terhadap waktu sistem waktu diskrit: memiliki satu atau lebih variabel/sinyal yang diskrit terhadap waktu. Deterministic vs stochastic Sistem deterministik memiliki respon terhadap suatu input yang dapat ditebak dan berulang/konsisten Sistem stokastik: respon terhadap input yang sama tidak selalu menghasilkan output yang sama. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

37 Time invariant vs time varying Sistem time invariant memiliki parameter-parameter yang konstan, tak tergantung pada waktu Responnya tak tergantung pada saat kapan input diberikan Sistem time varying memiliki satu atau lebih parameter yang berubah terhadap waktu. Responnya tergantung pada waktu input diberikan Continuous time vs discrete time sistem waktu kontinu: memiliki semua variabel/sinyal yang kontinu terhadap waktu sistem waktu diskrit: memiliki satu atau lebih variabel/sinyal yang diskrit terhadap waktu. Deterministic vs stochastic Sistem deterministik memiliki respon terhadap suatu input yang dapat ditebak dan berulang/konsisten Sistem stokastik: respon terhadap input yang sama tidak selalu menghasilkan output yang sama. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

38 Time invariant vs time varying Sistem time invariant memiliki parameter-parameter yang konstan, tak tergantung pada waktu Responnya tak tergantung pada saat kapan input diberikan Sistem time varying memiliki satu atau lebih parameter yang berubah terhadap waktu. Responnya tergantung pada waktu input diberikan Continuous time vs discrete time sistem waktu kontinu: memiliki semua variabel/sinyal yang kontinu terhadap waktu sistem waktu diskrit: memiliki satu atau lebih variabel/sinyal yang diskrit terhadap waktu. Deterministic vs stochastic Sistem deterministik memiliki respon terhadap suatu input yang dapat ditebak dan berulang/konsisten Sistem stokastik: respon terhadap input yang sama tidak selalu menghasilkan output yang sama. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

39 Time invariant vs time varying Sistem time invariant memiliki parameter-parameter yang konstan, tak tergantung pada waktu Responnya tak tergantung pada saat kapan input diberikan Sistem time varying memiliki satu atau lebih parameter yang berubah terhadap waktu. Responnya tergantung pada waktu input diberikan Continuous time vs discrete time sistem waktu kontinu: memiliki semua variabel/sinyal yang kontinu terhadap waktu sistem waktu diskrit: memiliki satu atau lebih variabel/sinyal yang diskrit terhadap waktu. Deterministic vs stochastic Sistem deterministik memiliki respon terhadap suatu input yang dapat ditebak dan berulang/konsisten Sistem stokastik: respon terhadap input yang sama tidak selalu menghasilkan output yang sama. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

40 Time invariant vs time varying Sistem time invariant memiliki parameter-parameter yang konstan, tak tergantung pada waktu Responnya tak tergantung pada saat kapan input diberikan Sistem time varying memiliki satu atau lebih parameter yang berubah terhadap waktu. Responnya tergantung pada waktu input diberikan Continuous time vs discrete time sistem waktu kontinu: memiliki semua variabel/sinyal yang kontinu terhadap waktu sistem waktu diskrit: memiliki satu atau lebih variabel/sinyal yang diskrit terhadap waktu. Deterministic vs stochastic Sistem deterministik memiliki respon terhadap suatu input yang dapat ditebak dan berulang/konsisten Sistem stokastik: respon terhadap input yang sama tidak selalu menghasilkan output yang sama. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

41 Transfer function vs state space Analisis sistem sederhana, single input single output (SSO) yang bersifat linier, kontinu, time invariant, deterministik, dapat dilakukan melalui pendekatan tradisional (fungsi transfer) yang merupakan domain fungsi kompleks. F alat bantu analisis dan perancangan dapat berupa Root Locus (domain waktu), Bode Plot atau Nyquist (domain frekwensi) Untuk sistem modern yang kompleks dan berakurasi tinggi, multi input multi output (MMO) yang bersifat nonlinier, time varying harus digunakan pendekatan state space yang bersifat domain waktu. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

42 Transfer function vs state space Analisis sistem sederhana, single input single output (SSO) yang bersifat linier, kontinu, time invariant, deterministik, dapat dilakukan melalui pendekatan tradisional (fungsi transfer) yang merupakan domain fungsi kompleks. F alat bantu analisis dan perancangan dapat berupa Root Locus (domain waktu), Bode Plot atau Nyquist (domain frekwensi) Untuk sistem modern yang kompleks dan berakurasi tinggi, multi input multi output (MMO) yang bersifat nonlinier, time varying harus digunakan pendekatan state space yang bersifat domain waktu. () Model Matematika dari Sistem Dinamis September / 60

Model Matematis, Sistem Dinamis dan Sistem Kendali

Model Matematis, Sistem Dinamis dan Sistem Kendali Model Matematis, Sistem Dinamis dan Sistem Kendali PENDAHULUAN Beberapa istilah pada karakteristik tanggapan : Sistem : kombinasi beberapa komponen yang bekerja secara bersama-sama dan membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB 4 MODEL RUANG KEADAAN (STATE SPACE)

BAB 4 MODEL RUANG KEADAAN (STATE SPACE) BAB 4 MODEL RUANG KEADAAN (STATE SPACE) KOMPETENSI Kemampuan untuk menjelaskan pengertian tentang state space, menentukan nisbah alih hubungannya dengan persamaan ruang keadaan dan Mengembangkan analisis

Lebih terperinci

5/12/2014. Plant PLANT

5/12/2014. Plant PLANT Matakuliah : Teknik Kendali Tahun : 2014 Versi : Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : menjelaskan gambaran umum dan aplikasi sistem pengaturan di industri menunjukkan kegunaan dasar-dasar

Lebih terperinci

PEMODELAN STATE SPACE

PEMODELAN STATE SPACE PEMODELAN STATE SPACE Beberapa Pengertian: State: State suatu sistem dinamik adalah sekumpulan minimum variabel (disebut variabel-variabel state) sedemikian rupa sehingga dengan mengetahui variabel-variabel

Lebih terperinci

1.1. Definisi dan Pengertian

1.1. Definisi dan Pengertian BAB I PENDAHULUAN Sistem kendali telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Peranan sistem kendali meliputi semua bidang kehidupan. Dalam peralatan, misalnya proses

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap

BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL 2.1 Pengenalan Sistem Kontrol Definisi dari sistem kontrol adalah, jalinan berbagai komponen yang menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE

TRANSFORMASI LAPLACE TRANSFORMASI LAPLACE SISTEM KENDALI KLASIK Pemodelan Matematika Analisis Diagram Bode, Nyquist, Nichols Step & Impulse Response ain / Phase Margins Root Locus Disain Simulasi SISTEM KONTROL LOOP TERTUTUP

Lebih terperinci

State Space(ruang keadaan)

State Space(ruang keadaan) State Space(ruang keadaan) Nuryono S.W., S.T.,M.Eng. Dasar Sistem Kendali 1 PEMODELAN STATE SPACE Sejauh inikita baru mempelajari persamaan differensial dan laplace (fungsi alih) sebagai cara untuk menyatakan

Lebih terperinci

1. Mahasiswa dapat mengetahui blok diagram sistem. 2. Mahasiswa dapat memodelkan sistem kendali analog

1. Mahasiswa dapat mengetahui blok diagram sistem. 2. Mahasiswa dapat memodelkan sistem kendali analog Percobaan 2 Judul Percobaan : Kendali Analog Tujuan Percobaan 1. Mahasiswa dapat mengetahui blok diagram sistem 2. Mahasiswa dapat memodelkan sistem kendali analog Teori Dasar Sistem adalah kombinasi atas

Lebih terperinci

BAB 3. Sistem Pengaturan Otomatis (Level 2 sistem otomasi)

BAB 3. Sistem Pengaturan Otomatis (Level 2 sistem otomasi) DIKTAT KULIAH Elektronika Industri & Otomasi (IE-204) BAB 3. Sistem Pengaturan Otomatis (Level 2 sistem otomasi) Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI SISTEM KENDALI. control signal KENDALIAN (PLANT) Isyarat kendali. Feedback signal. Isyarat umpan-balik

SISTEM KENDALI SISTEM KENDALI. control signal KENDALIAN (PLANT) Isyarat kendali. Feedback signal. Isyarat umpan-balik SISTEM KENDALI Pertemuan-2 Sistem kendali dapat dikategorikan dalam beberapa kategori yaitu sistem kendali secara manual dan otomatis, sistem kendali jaringan tertutup (closed loop) dan jaringan terbuka

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh:

II LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh: 5 II LANDASAN TEORI 2.1 Keterkontrolan Untuk mengetahui persoalan sistem kontrol mungkin tidak ada, jika sistem yang ditinjau tidak terkontrol. Walaupun sebagian besar sistem terkontrol ada, akan tetapi

Lebih terperinci

Fungsi Alih & Aljabar Diagram Blok. Dasar Sistem Kendali 1

Fungsi Alih & Aljabar Diagram Blok. Dasar Sistem Kendali 1 Fungsi Alih & Aljabar Diagram Blok Dasar Sistem Kendali 1 Fungsi Alih Dasar Sistem Kendali 2 Model Matematis Sistem Pada Kuliah sebelumnya kita telah mengenal sistem mekanis berikut Kita menurunkan persm.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI. Sistem Pendulum Terbalik Dalam penelitian ini diperhatikan sistem pendulum terbalik seperti pada Gambar di mana sebuah pendulum terbalik dimuat dalam motor yang bisa digerakkan.

Lebih terperinci

PENGGAMBARAN SISTEM KENDALI

PENGGAMBARAN SISTEM KENDALI PENGGAMBARAN SISTEM KENDALI PENDAHULUAN FUNGSI ALIH DIAGRAM BLOK REDUKSI DIAGRAM BLOK SIGNAL FLOW GRAPH FORMULA MASON Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 1 dari 29 PENDAHULUAN Langkah-langkah dalam analisis

Lebih terperinci

Desain Sistem Kendali Rotary Pendulum dengan Sliding-PID

Desain Sistem Kendali Rotary Pendulum dengan Sliding-PID Desain Sistem Kendali Rotary Pendulum dengan Sliding-PID Oleh: Muntari (2106 100 026) Pembimbing: Hendro Nurhadi, Dipl.-Ing., Ph.D. 1 Seminar Proposal Tugas Akhir S1 Teknik Mesin 19 Juli 2013 Pendahuluan

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DIGITAL

SISTEM KENDALI DIGITAL SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Lup[1] Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan

Lebih terperinci

Dasar Dasar Sistem kontrol

Dasar Dasar Sistem kontrol Dasar Dasar Sistem kontrol Tujuan : 1. Mempelajari dasar dasar system kontrol 2. Mempelajari kontrol lup terbuka dan tertutup 3. Mempelajari prinsip-prinsip disain system kontrol Kompetensi 1. Mampu memahami

Lebih terperinci

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB III DINAMIKA PROSES BAB III DINAMIKA PROSES Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Dinamika Proses dalam Sistem Kendali. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti kuiah ini

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL

SISTEM KONTROL PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL SISTEM KONTROL PERTEMUAN #5 TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PRORAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNUL KEMAMPUAN AKHIR YAN DIHARAPKAN Mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR

Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR 2105100166 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Control system : keluaran (output) dari sistem sesuai dengan referensi yang diinginkan Non linear

Lebih terperinci

Arisma Yuni Hardiningsih. Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si. Jurusan Matematika. Surabaya

Arisma Yuni Hardiningsih. Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si. Jurusan Matematika. Surabaya ANALISIS KESTABILAN DAN MEAN DISTRIBUSI MODEL EPIDEMIK SIR PADA WAKTU DISKRIT Arisma Yuni Hardiningsih 1206 100 050 Dosen Pembimbing : Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si Jurusan Matematika Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan dari suatu sistem. Dalam aplikasinya, suatu sistem kontrol memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan dari suatu sistem. Dalam aplikasinya, suatu sistem kontrol memiliki tujuan BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Masalah Sistem kontrol merupakan suatu alat untuk mengendalikan dan mengatur keadaan dari suatu sistem Dalam aplikasinya, suatu sistem kontrol memiliki tujuan atau sasaran

Lebih terperinci

Pengertian Sistem Kontrol

Pengertian Sistem Kontrol Materi #9 Pengertian Sistem Kontrol 2 Sistem kontrol adalah sistem pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditemukannya sistem kontrol proporsional, sistem kontrol integral

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditemukannya sistem kontrol proporsional, sistem kontrol integral 1 BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG MASALAH Sistem kontrol sudah berkembang sejak awal abad ke 20, yaitu dengan ditemukannya sistem kontrol proporsional, sistem kontrol integral dan sistem kontrol differensial.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Didalam dunia industri, dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah banyak serta dengan waktu

Lebih terperinci

Sistem Kendali dengan Format Vektor - Matriks

Sistem Kendali dengan Format Vektor - Matriks Sistem Kendali dengan Format Vektor - Matriks Oleh : Rohani Jahja Widodo Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2008 Hak Cipta 2008 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau

Lebih terperinci

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) TEKNIK KENDALI ES4183. Beban studi: 3 (tiga) sks

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) TEKNIK KENDALI ES4183. Beban studi: 3 (tiga) sks RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) TEKNIK KENDALI ES4183 Beban studi: 3 (tiga) sks PROGRAM STUDI STRATA SATU (S-1) TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KONTROL SUSPENSI BLANKET CYLINDER PADA MESIN CETAK OFFSET

ANALISIS SISTEM KONTROL SUSPENSI BLANKET CYLINDER PADA MESIN CETAK OFFSET e-issn: 2548-9542 ANALISIS SISTEM KONTROL SUSPENSI BLANKET CYLINDER PADA MESIN CETAK OFFSET Program Studi Teknik Grafika, Politeknik Negeri Media Kreatif e-mail : asarmada@gmail.com Abstrak Sekecil apapun,

Lebih terperinci

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini SISTEM KENDALI; Disertai Contoh Soal dan Penyelesaian, oleh Made Santo Gitakarma, S.T., M.T. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057;

Lebih terperinci

Komparasi Sistem Kontrol Satelit (ADCS) dengan Metode Kontrol PID dan Sliding-PID NUR IMROATUL UST ( )

Komparasi Sistem Kontrol Satelit (ADCS) dengan Metode Kontrol PID dan Sliding-PID NUR IMROATUL UST ( ) Komparasi Sistem Kontrol Satelit (ADCS) dengan Metode Kontrol PID dan Sliding-PID NUR IMROATUL UST (218 1 165) Latar Belakang Indonesia memiliki bentangan wilayah yang luas. Satelit tersusun atas beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformasi Laplace Salah satu cara untuk menganalisis gejala peralihan (transien) adalah menggunakan transformasi Laplace, yaitu pengubahan suatu fungsi waktu f(t) menjadi

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam I. Tujuan 1. Mampu melakukan analisis kinerja sistem pengaturan posisi motor arus searah.. Mampu menerangkan pengaruh kecepatan

Lebih terperinci

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC 4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Pengujian Open Loop Motor DC Pengujian simulasi open loop berfungsi untuk mengamati model motor DC apakah memiliki dinamik sama dengan motor DC yang sesungguhnya. Selain

Lebih terperinci

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp Strategi Dalam Teknik Pengendalian Otomatis Dalam merancang sistem pengendalian ada berbagai macam strategi. Strategi tersebut dikatakan sebagai strategi konvensional, strategi modern dan strategi berbasis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN SISTEM KENDALI

PENDAHULUAN SISTEM KENDALI PENDAHULUAN SISTEM KENDALI PENDAHULUAN SEJARAH SISTEM KENDALI KARAKTERISTIK TANGGAPAN SISTEM LOOP TERBUKA VS LOOP TERTUTUP CONTOH-CONTOH SISTEM KENDALI PROSES PERANCANGAN ARAH EVOLUSI SISTEM KENDALI Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 PEMODELAN SISTEM

BAB 2 PEMODELAN SISTEM BAB 2 PEMODELAN SISTEM Bab 2 berisi pemodelan sistem sebagai dasar dalam analisis dan sintesis sistem kendali. Uraiannya meliputi pengertian sistem, model sistem, perbedaaan model dan simulasi, pengertian

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Gambaran Umum Pengajaran Mata Kuliah Sistem Pengaturan Dasar

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Gambaran Umum Pengajaran Mata Kuliah Sistem Pengaturan Dasar BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pengajaran Mata Kuliah Sistem Pengaturan Dasar Mata kuliah Sistem Pengaturan Dasar merupakan mata kuliah yang wajib diambil / dipelajari pada perkuliahan bagi

Lebih terperinci

Controller. Fatchul Arifin

Controller. Fatchul Arifin PID Controller Fatchul Arifin (fatchul@uny.ac.id) PID Controller merupakan salah satu jenis pengatur yang banyak digunakan. Selain itu sistem ini mudah digabungkan dengan metoda pengaturan yang lain seperti

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 4 NO. 1 SEPTEMBER 2011

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 4 NO. 1 SEPTEMBER 2011 PERANCANGAN DAN PENALAAN PENGENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIF MENGGUNAKAN SIMULINK Hastuti 1 ABSTRACT This paper describes how to design and to adjust parameters of the PID Controller in order to

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM DINAMIK ORDE SATU

BAB 3 SISTEM DINAMIK ORDE SATU BAB 3 SISTEM DINAMIK ORDE SATU Isi: Pengantar pengembangan model sederhana Arti fisik parameter-parameter proses 3. PENGANTAR PENGEMBANGAN MODEL Pemodelan dibutuhkan dalam menganalisis sisten kontrol (lihat

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Dinamik. Desmas A Patriawan.

Pemodelan Sistem Dinamik. Desmas A Patriawan. Pemodelan Sistem Dinamik Desmas A Patriawan. Tujuan Bab ini Mengulang Transformasi Lalpace (TL) Belajar bagaimana menemukan model matematika, yang dinamakan transfer function (TF). Belajar bagaimana menemukan

Lebih terperinci

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1] 1 feedback, terutama dalam kecepatan tanggapan menuju keadaan stabilnya. Hal ini disebabkan pengendalian dengan feedforward membutuhkan beban komputasi yang relatif lebih kecil dibanding pengendalian dengan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN 3.1 TahapanPenelitian berikut ini: Secara umum tahapan penelitian digambarkan seperti pada Gambar 3.1 diagram alir Gambar 3.1 Diagram alir penelitian Agar dapat mencapai tujuan

Lebih terperinci

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Tujuan Instruksional Khusus (TIK): Mengerti filosopi sistem control dan aplikasinya serta memahami istilahistilah/terminology yang digunakan dalam system control

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. himpunan vektor riil dengan n komponen. Didefinisikan R + := {x R x 0}

BAB I PENDAHULUAN. himpunan vektor riil dengan n komponen. Didefinisikan R + := {x R x 0} BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Misalkan R menyatakan himpunan bilangan riil. Notasi R n menyatakan himpunan vektor riil dengan n komponen. Didefinisikan R + := {x R x } dan R n + := {x= (x

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Topik Bahasan : Pengenalan Konsep-Konsep Dan Karakteristik Umum Sistem Kendali Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa Dapat Mendesign Dan Membangun Diagram Blok Sistem Kendali Secara Umum. Jumlah : 1 (satu)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan berbagai industri hingga kebutuhan rumah tangga. Oleh karena itu diperlukan suatu pembangkit tenaga listrik yang kontinu pelayanannya

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat pendukung yang berupa piranti lunak dan perangkat keras. Adapun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat pendukung yang berupa piranti lunak dan perangkat keras. Adapun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Perangkat Ajar Dalam perancangan dan pembuatan perangkat ajar ini membutuhkan perangkat pendukung yang berupa piranti lunak dan perangkat keras. Adapun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dinamika Proses Dinamika Proses adalah suatu hal yang terjadi di dalam suatu sistem, dengan adanya process variable yang cepat berubah dengan berubahnya manipulated variable

Lebih terperinci

BAB III KALMAN FILTER DISKRIT. Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma)

BAB III KALMAN FILTER DISKRIT. Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma) BAB III KALMAN FILTER DISKRIT 3.1 Pendahuluan Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma) yang memberikan perhitungan efisien dalam mengestimasi state proses, yaitu dengan

Lebih terperinci

Teori kendali. Oleh: Ari suparwanto

Teori kendali. Oleh: Ari suparwanto Teori kendali Oleh: Ari suparwanto Minggu Ke-1 Permasalahan oleh : Ari Suparwanto Permasalahan Diberikan sistem dan sinyal referensi. Masalah kendali adalah menentukan sinyal kendali sehingga output sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan otomotif yang berkembang pesat pada abad ini memunculkan tuntutan yang seakin besar Dari tingkat keamanan sampai kenyamanan. Dalam desain Otomotif selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam mendisain sebuah sistem kontrol untuk sebuah plant yang parameterparameternya tidak berubah, metode pendekatan standar dengan sebuah pengontrol yang parameter-parameternya

Lebih terperinci

Perancangan dan Simulasi MRAC PID Control untuk Proses Pengendalian Temperatur pada Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR)

Perancangan dan Simulasi MRAC PID Control untuk Proses Pengendalian Temperatur pada Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-128 Perancangan dan Simulasi MRAC PID Control untuk Proses Pengendalian Temperatur pada Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR)

Lebih terperinci

ANALISA STEADY STATE ERROR SISTEM KONTROL LINIER INVARIANT WAKTU

ANALISA STEADY STATE ERROR SISTEM KONTROL LINIER INVARIANT WAKTU Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 3 Hal. 9 97 ISSN : 233 29 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND ANALISA STEADY STATE ERROR SISTEM KONTROL LINIER INVARIANT WAKTU FANNY YULIA SARI Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

ANALISA SINYAL DAN SISTEM TE 4230

ANALISA SINYAL DAN SISTEM TE 4230 ANALISA SINYAL DAN SISTEM TE 430 TUJUAN: Sinyal dan Sifat-sifat Sinyal Sistem dan sifat-sifat Sisterm Analisa sinyal dalam domain Waktu Analisa sinyal dalam domain frekuensi menggunakan Tools: Transformasi

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Pengaturan

Pengantar Sistem Pengaturan Pendahuluan 1 Pengantar Sistem Pengaturan Sistem pengaturan memiliki peranan penting dalam perkembangan dan kemajuan peradaban dan teknologi modern. Dalam prakteknya, setiap aspek aktivitas sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian Terkait Perkembangan teknik pengendalian di dunia industri dewasa ini sangat pesat. Banyak penelitian yang telah dilakukan dalam rangka menemukan teknik kendali baru

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI, oleh Heru Dibyo Laksono, M.T. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta Telp: ;

SISTEM KENDALI, oleh Heru Dibyo Laksono, M.T. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta Telp: ; SISTEM KENDALI, oleh Heru Dibyo Laksono, M.T. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-4462135; 0274-882262; Fax: 0274-4462136 E-mail: info@grahailmu.co.id Hak

Lebih terperinci

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos 1. TUJUAN PERCOBAAN Praktikan dapat menguasai pemodelan sistem, analisa sistem dan desain kontrol sistem dengan software simulasi Scilab dan Scicos.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pustaka Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai Pengontrol Suhu Menggunakan Proportional Integral berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535 [3].

Lebih terperinci

Desain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel

Desain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel Desain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel Poppy Dewi Lestari 1, Abdul Hadi 2 Jurusan Teknik Elektro UIN Sultan Syarif Kasim Riau JL.HR Soebrantas km 15

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu larutan akan menguap pada titik didih yang berbeda.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu larutan akan menguap pada titik didih yang berbeda. I.1 Latar Belakang Distilasi tidak diragukan lagi adalah unit operasi yang sangat penting dalam industri perminyakan. Distilasi atau penyulingan adalah suatu metoda pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI SLIDING-PID UNTUK PENDULUM GANDA PADA KERETA BERGERAK

PERANCANGAN SISTEM KENDALI SLIDING-PID UNTUK PENDULUM GANDA PADA KERETA BERGERAK PERANCANGAN SISTEM KENDALI SLIDING-PID UNTUK PENDULUM GANDA PADA KERETA BERGERAK Oleh : AHMAD ADHIM 2107100703 Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl.-Ing., Ph.D. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kebanyakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Model state space yang dikembangkan pada akhir tahun 1950 dan awal tahun 1960, memiliki keuntungan yang tidak hanya menyediakan metode yang efisien untuk analisis

Lebih terperinci

BAB 5. DIAGRAM BLOK SISTEM dan SIGNAL FLOW GRAPH

BAB 5. DIAGRAM BLOK SISTEM dan SIGNAL FLOW GRAPH BAB 5 DIAGRAM BLOK SISTEM dan SIGNAL FLOW GRAPH Bab 5 berisi tentang penurunan diagram blok untuk sistem yang kompleks serta penentuan fungsi transfer dari diagram blok secara langsung dan melalui teknik

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (23) -6 Pengendalian Rasio Bahan Bakar dan Udara Pada Boiler Menggunakan Metode Kontrol Optimal Linier Quadratic Regulator (LQR) Virtu Adila, Rusdhianto Effendie AK, Eka

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL LINIER

SISTEM KONTROL LINIER SISTEM KONTROL LINIER Silabus : 1. SISTEM KONTROL 2. TRANSFORMASI LAPLACE 3. PEMODELAN MATEMATIKA DARI SISTEM DINAMIK 4. ANALISIS SISTEM KONTROL DALAM RUANG KEADAAN 5. DESAIN SISTEM KONTROL DALAM RUANG

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 1 Kode & Nama : TE141334 Sinyal dan Sistem 2 Kredit : 3 sks 3 Semester : II (dua) 4 Dosen :

Lebih terperinci

SUMBER: Arwin DW, TEKNOLOGI SIMULATOR PESAWAT TERBANG DARI MASA KE MASA

SUMBER: Arwin DW, TEKNOLOGI SIMULATOR PESAWAT TERBANG DARI MASA KE MASA DEFINISI DAN ISTILAH PEMODELAN DAN SIMULASI Pemodelan dan Simulasi PEMODELAN DAN SIMULASI MODEL adalah representasi dalam bahasa tertentu dari suatu sistem nyata (realita PEMODELAN adalah tahapan atau

Lebih terperinci

Konsep Umum Sistem Kontrol

Konsep Umum Sistem Kontrol Konsep Umum Sistem Kontrol 1 1 Konsep Umum Sistem Kontrol 1.1. Pendahuluan Perkembangan ilmu dan teknologi selalu beriringan dengan tingkat peradaban manusia. Dengan bertambahnya ilmu dan teknologi yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR SISTEM KONTROL. satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu

BAB II DASAR SISTEM KONTROL. satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu BAB II DASAR SISTEM KONTROL II.I. Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER Nursalim Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto-Penfui Kupang,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SISTEM KONTROL DENGAN APLIKASI MATLAB

PEMBELAJARAN SISTEM KONTROL DENGAN APLIKASI MATLAB Jurnal Teknika ISSN : 85-859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume No. Tahun PEMBELAJARAN SISTEM KONTROL DENGAN APLIKASI MATLAB Affan Bachri ) Dosen Fakultas Teknik Prodi Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Fuzzy Tidak semua himpunan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari terdefinisi secara jelas, misalnya himpunan orang miskin, himpunan orang pandai, himpunan orang tinggi,

Lebih terperinci

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari BAB III MODEL STATE-SPACE 3.1 Representasi Model State-Space Representasi state space dari suatu sistem merupakan suatu konsep dasar dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan

Lebih terperinci

Desain PID Controller Dengan Software MatLab

Desain PID Controller Dengan Software MatLab Desain ID Controller Dengan Software MatLab Hany Ferdinando Dosen Tetap Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas risten etra Surabaya Abstrak: erancangan ID Controller selama ini menggunakan

Lebih terperinci

By. Ir. Yustina Ngatilah, MT SKS = 3

By. Ir. Yustina Ngatilah, MT SKS = 3 KONSEP DASAR SISTEM By. Ir. Yustina Ngatilah, MT SKS = 3 LATAR BELAKANG PEMIKIRAN TERSPESIALISASI : 1. Adanya kecenderungan pengkotak-kotakan ilmu pengetahuan. 2. Pendekatan analitik-mekanistik : Linier

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT. Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih

KAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT. Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih KAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih 126 1 5 Dosen Pembimbing: Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

DESAIN KONTROL INVERTED PENDULUM DENGAN METODE KONTROL ROBUST FUZZY

DESAIN KONTROL INVERTED PENDULUM DENGAN METODE KONTROL ROBUST FUZZY DESAIN KONTROL INVERTED PENDULUM DENGAN METODE KONTROL ROBUST FUZZY Reza Dwi Imami *), Aris Triwiyatno, and Sumardi Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus

Lebih terperinci

Transformasi Laplace Peninjauan kembali variabel kompleks dan fungsi kompleks Variabel kompleks Fungsi Kompleks

Transformasi Laplace Peninjauan kembali variabel kompleks dan fungsi kompleks Variabel kompleks Fungsi Kompleks Transformasi Laplace Metode transformasi Laplace adalah suatu metode operasional yang dapat digunakan secara mudah untuk menyelesaikan persamaan diferensial linear. Dengan menggunakan transformasi Laplace,

Lebih terperinci

BAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI

BAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI BAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI Bab 1 ini berisi tentang konsep kendali dan terminologi yang dipakai dalam pembahasan tentang sistem kendali. Uraiannya meliputi pengertian kendali, sistem kendali,

Lebih terperinci

Panduan Praktikum S1 Elins Eksp. Kontrol Digital 1

Panduan Praktikum S1 Elins Eksp. Kontrol Digital 1 1 Sistem Kontrol Digital Eksperimen 1 : Pengenalan Matlab dan Simulink pada Sistem Kontrol Digital Tujuan : Memperkenalkan Matlab, Simulink dan Control System Toolbox yang digunakan untuk mensimulasikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Metode Kendali Umpan Maju Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada fenomena berkendara ketika berbelok, dimana dilakukan pemodelan matematika yang

Lebih terperinci

VIII Sistem Kendali Proses 7.1

VIII Sistem Kendali Proses 7.1 VIII Sistem Kendali Proses 7.1 Pengantar ke Proses 1. Tentang apakah pengendalian proses itu? - Mengenai mengoperasikan sebuah proses sedemikian rupa hingga karakteristik proses yang penting dapat dijaga

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( S A P ) STRATEGI PEMBELAJARAN. LCD dengan mata kuliah lainnya serta tujuan dari pembelajaran

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( S A P ) STRATEGI PEMBELAJARAN. LCD dengan mata kuliah lainnya serta tujuan dari pembelajaran Mata kuliah TEKNIK KENDALI Kode Mata Kuliah/SKS EES 4353/ 3 SKS 3 Waktu Pertemuan 3 X 50 menit = 50 menit 4 Pertemuan-ke ( satu) Mahasiswa dapat memahami sejarah, keperluan dan aplikasi sistem kedali pada

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS

SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS RENCANA PEMBELAJARAN SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS 4 sks Mg. Ke Spesific Learning Objective Materi Pembelajaran IndikatorPencapaian Aktivitas Pembelajaran Mhs. Asesmen (Sub-Kompetensi) 1, 2 Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

Dasar Sistem Kendali. Nuryono Satya Widodo, S.T., M. Eng. Dasar Sistem Kendali 1

Dasar Sistem Kendali. Nuryono Satya Widodo, S.T., M. Eng. Dasar Sistem Kendali 1 Dasar Sistem Kendali Nuryono Satya Widodo, S.T., M. Eng. Dasar Sistem Kendali 1 Apakah Sistem Kendali itu? Interkoneksi sejumlah komponen membentuk suatu konfigurasi sistem yang mampu mengarahkan, mengatur,

Lebih terperinci

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN Pada bab 1 ini akan dibahas definisi kode, khususnya kode linier atas dan pencacah bobot Hammingnya. Di samping itu, akan dijelaskanan invarian, ring invarian dan

Lebih terperinci

PERILAKU TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR DENGAN METODA PENEMPATAN KUTUB DALAM DOMAIN WAKTU

PERILAKU TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR DENGAN METODA PENEMPATAN KUTUB DALAM DOMAIN WAKTU PERILAKU TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR DENGAN METODA PENEMPATAN KUTUB DALAM DOMAIN WAKTU Heru Dibyo Laksono 1, Noris Fredi Yulianto 2 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Andalas Email : heru_dl@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

RepresentasiSistem. (b) Sistem dengan sinyal input dan sinyal output banyak(lebih dari satu)

RepresentasiSistem. (b) Sistem dengan sinyal input dan sinyal output banyak(lebih dari satu) SISTEM Outline Modul A. Representasi Sistem B. Sistem Deterministik dan Sthocastic C. Sistem Waktu Kontinyu dan Sistem Waktu Diskrit D. Sistem Dengan Memori dan Tanpa Memori E. Sistem Kausal dan Non Kausal

Lebih terperinci

SIMULASI MATLAB UNTUK PERANCANGAN PID CONTROLER. Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM-Dinamika Bangsa - Jambi.

SIMULASI MATLAB UNTUK PERANCANGAN PID CONTROLER. Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM-Dinamika Bangsa - Jambi. SIMULASI MATLAB UNTUK ERANCANGAN ID CONTROLER andapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM-Dinamika Bangsa - Jambi Abstrak: erancangan ID Controller dengan simulasi MatLab dapat diterapkan secara tepat.

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu 2 Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik () A 8 Metoda Analisis Dasar Metoda analisis dikembangkan berdasarkan teorema rangkaian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

Pengendali Temperatur Fluida Pada Heat Exchanger Dengan Menggunakan Algoritma Model Predictive Control (MPC)

Pengendali Temperatur Fluida Pada Heat Exchanger Dengan Menggunakan Algoritma Model Predictive Control (MPC) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-134 Pengendali Temperatur Fluida Pada Heat Exchanger Dengan Menggunakan Algoritma Model Predictive Control (MPC) Fathimah

Lebih terperinci

LOGO. Menyusun E - Materi. Workshop Pengembangan Multimedia Pembelajaran

LOGO. Menyusun E - Materi. Workshop Pengembangan Multimedia Pembelajaran LOGO Menyusun E - Materi Workshop Pengembangan Multimedia Pembelajaran Rancangan Pembelajaran Bagaimana Menyusun E- Materi Tahapan Analisis Perancangan Pengembangan Penyampaian Evaluasi Pemeliharaan Pembelajaran

Lebih terperinci

Bahan 2 Transmisi, Tipe, dan Spesifikasi Filter

Bahan 2 Transmisi, Tipe, dan Spesifikasi Filter Bahan Transmisi, Tipe, dan Spesifikasi Filter Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani October 0 EK306 Perancangan Filter Analog Pendahuluan Filter analog => realisasi

Lebih terperinci