BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Suharto Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perkiraan Perkiraan adalah prediksi dari suatu variabel yang didasarkan pada nilai-nilai lampau yang diketahui dari variabel tersebut atau dari variabel lain yang berhubungan. Prediksi itu juga dapat berdasarkan pada penilaian seorang ahli yang pada akhirnya didasarkan pada data historis dan pengalaman (Spyro Makridakis, 1998, halaman 3). Seringkali ada jarak waktu antara kesadaran dari suatu peristiwa yang akan datang tentang kebutuhan dan kejadian dari peristiwa tersebut. Waktu disini adalah alasan utama untuk perencanaan dan perkiraan. Apabila waktunya nol atau sangat kecil, maka tidak perlu adanya perencanaan. Tetapi jika waktunya panjang dan hasil akhir dari peristiwa bergantung pada faktor-faktor yang dapat diketahui, perencanaan dapat memainkan peranan penting. Pada situasi seperti ini, perkiraan dibutuhkan untuk memperkirakan kapan sesuatu akan terjadi atau akibat ditimbulkan, sehingga tindakan yang sesuai dapat diambil. 2.2 Permintaan dan Suplai
2 Permintaan adalah jumlah sebuah barang atau jasa dimana para pembeli mau dan mampu untuk membelinya dalam jangka waktu tertentu pada suatu kondisi ekonomi tertentu yang diberikan (Mark Hirschey, 2000, halaman 78). Suplai adalah jumlah sebuah barang atau jasa dimana para produsen mau dan mampu untuk menjualnya dalam jangka waktu tertentu pada suatu kondisi ekonomi tertentu yang diberikan (Mark Hirschey, 2000, halaman 86). Dengan kata lain, menurut Mark Hirschey, permintaan adalah jumlah total yang mau dan dapat dibeli oleh para pembeli, sementara suplai adalah jumlah total yang ditawarkan untuk dijual. 2.3 Persediaan Persediaan adalah barang tersedia untuk dijual sebagai bagian dari suatu kegiatan normal usaha perusahaan. Terkecuali pada organisasi/perusahaan jasa tertentu, persediaan adalah aset yang penting dan sesuatu yang esensial dari perusahaan (John J. Wild, 2004, halaman 204). Pada perusahaan perdagangan, persediaan terdiri dari semua barang-barang yang dimiliki dan dikuasai untuk dijual kepada pelanggan. Persediaan diharapkan untuk diubah menjadi tunai (cash) di dalam siklus operasional perusahaan. Siklus operasional dari suatu usaha perdagangan adalah periode waktu yang diperlukan untuk mengubah kas menjadi persediaan, persediaan menjadi piutang dagang dan piutang dagang menjadi kas (Williams, Haka, Bettner, 2005, halaman 226). 3. Pengumpulan piutang Kas 1. Pembelian barang dagangan Piutang Persediaan
3 Gambar 2.1: Sikus Operasional dari Suatu Usaha Perdagangan 2.4 Sistem Sebuah sistem dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu kumpulan elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi yang membentuk satu kesatuan. Dengan kata lain suatu sistem merupakan suatu keseluruhan yang unsur-unsurnya tergantung bersama karena unsur-unsur itu saling mempengaruhi dari waktu ke waktu dan beroperasi menurut tujuan bersama. Complex system merujuk pada sebuah sistem yang terdiri dari banyak elemen yang saling berhubungan secara non linier. Karena hubungannya adalah non linier, complex system bukan hanya sekadar jumlah dari unsur-unsurnya, tetapi lebih dari itu. Pada hubungan non linier, perubahan pada suatu sisi tidak proporsional dengan perubahan pada yang lainnya. Hal ini menyebabkan, pada complex system yang terdiri dari banyak elemen, perilaku dari sistem bisa menjadi menarik maupun tidak terduga ( Menurut James A. O Brien, sistem adalah kumpulan komponen yang saling berhubungan yang bekerja bersama ke satu arah, satu tujuan, dengan menerima input dan
4 menghasilkan output di dalam perubahan bentuk yang terorganisir (James A. O Brien, 2004, halaman 8). Sebuah sistem mempunyai tiga dasar interaksi komponen atau fungsi: Input, meliputi mengumpulkan dan merakit unsur yang akan diproses yang memasuki sistem. Proses, meliputi proses perubahan bentuk yang mengubah input menjadi output. Output, meliputi perpindahan unsur yang sudah dihasilkan pada proses perubahan bentuk menuju tujuan akhirnya. Suatu sistem akan mentransformasikan input menjadi output dimana proses transformasi secara khas ditandai dengan adanya feedback (umpan balik). Feedback adalah esensi dari sebuah sistem, tanpa umpan balik maka tidak ada sistem. Dengan umpan balik maka akan diketahui konsekuensi dari langkah yang telah dilakukan sebagai masukan kembali karena akan mempengaruhi langkah berikutnya. 2.5 System Thinking System Thinking merupakan pendekatan yang melihat dunia sebagai sebuah complex system, semuanya saling berhubungan, sehingga tidak mungkin hanya melakukan satu hal (Sterman, 2000, halaman 4). System Thinking cocok untuk suatu lingkungan yang kompleks, dimana dengan pendekatan berpikir sistem maka kekompleksan akan dilihat sebagai suatu yang holistik dan saling terkait (holisticare and interrelated). System Thinking mempelajari sebuah organisasi sebagai sebuah kesatuan interaksi dengan lingkungannya (Haines, 2000, halaman 34). System Thinking kemudian bekerja
5 mundur untuk memahami bagaimana setiap bagian dari kesatuan itu dapat saling berhubungan dan saling mendukung tujuan sistem tersebut. Haines menggambarkan System Thinking dalam lima elemen kunci/fase yaitu A, B, C, D, dan E. seperti yang digambarkan dalam Gambar 2.2 di bawah ini. Phase C Input (Current State) Phase D Throughput (Transition State) Phase A Output (Future State) Phase B Feedback Loop E Environment Gambar 2.2 Lima Elemen Kunci System Thinking Fase A berarti pengkonsentrasian pertama terhadap harapan yang diinginkan. Fase B berarti menetapkan suatu sistem umpan balik yang terukur berdasarkan kemajuan organisasi. Fase C berarti menentukan dimana posisi sekarang berada. Fase D berarti gambaran dari tindakan yang dibutuhkan, dan fase E berarti secara terus-menerus memperhatikan faktor lingkungan. System Thinking melihat beberapa jenis sistem dari perspektif yang sama, sehingga membentuk diagram causal loop yang sama pula. Cara System Thinking ini biasanya diikuti dengan pembentukan dan pengujian model dengan menggunakan
6 simulasi komputer serta pengujian alternatif kebijakan atau rekomendasi dari model tersebut. Proses inilah yang disebut system dinamics. System Dynamics memiliki kriteria sebagai berikut: (1) perilaku yang selalu berubah terhadap waktu, (2) adanya kompleksitas detail maupun dinamik, (3) tidak bersifat linier. 2.6 System Dynamics System Dynamics adalah sebuah metoda untuk meningkatkan pembelajaran pada complex system. Seperti halnya perusahaan penerbangan menggunakan flight simulator untuk membantu pilot belajar, System Dynamics, setidaknya sebagian, merupakan sebuah metoda untuk menghasilkan management flight simulator (Sterman, 2000, halaman 4). Yang membedakan System Dynamics dengan pendekatan lain dalam mempelajari complex system adalah penggunaan feedback loop. Stock dan flow membantu menggambarkan bagaimana sebuah sistem dihubungkan oleh feedback loop yang menyebabkan kenonlinieran yang sering kali ditemukan pada masalah sehari-hari di dunia modern. Software komputer digunakan untuk mensimulasikan sebuah model System Dynamics dari situasi yang yang sedang dipelajari. Menjalankan simlasi what if untuk menguji kebijakan tertentu pada sebuah model dapat benar-benar membantu dalam mengerti bagaimana sistem berubah sejalan dengan waktu ( Dengan membuat management flight simulator, dapat dipersingkat waktu dan jarak sehingga dapat dipahami efek samping jangka panjang dari keputusan, mempercepat pembelajaran, membangun pemahaman terhadap sistem yang kompleks, dan merancang struktur dan strategi untuk kesuksesan yang lebih besar.
7 System Dynamics adalah suatu metoda yang dikembangkan di Massachusetts Institute of Technology oleh Professor Jay W. Forrester. System Dynamics adalah metoda unik yang pada mulanya ditujukan untuk membantu para manajer dan pembuat peraturan untuk masyarakat dalam menerapkan kebijakan yang menguntungkan dan sukses bertahan lama. Dengan kata lain System Dynamics didesain sebagai alat dimana para pembuat keputusan dapat memakainya untuk membantu menyelesaikan masalah yang mendesak yang mereka hadapi di organisasi/perusahaan Policy Resistant dan Side Effect Kadang suatu kebijakan dapat membuat efek samping yang tidak diantisipasi sebelumnya. Usaha kita untuk menstabilkan sistem malah menjadi tidak stabil pada akhirnya. Keputusan kita sering memancing reaksi pihak lain untuk mengembalikan keseimbangan sebelumnya yang kita ganggu dengan keputusan tersebut. Dinamika yang tidak diinginkan ini sering menyebabkan timbulnya policy resistance, tendensi untuk intervensi menjadi tertunda, lemah, atau dikalahkan oleh respon dari sistem itu sendiri terhadap intervensi tersebut. Salah satu sebab policy resistance adalah kecenderungan kita untuk mengartikan pengalaman sebagai rangkaian dari peristiwa (event-oriented), contohnya persediaan terlalu tinggi atau penjualan bulan ini rendah. Kita diajarkan dari dulu bahwa setiap peristiwa pasti ada sebab, yang pada gilirannya adalah suatu akibat dari sebab sebelumnya. Persediaan terlalu tinggi disebabkan oleh penjulan yang rendah, penjualan
8 rendah disebabkan kompetitor menurunkan harga, kompetitor menurunkan harga disebabkan penjualannya rendah, dan seterusnya. Memandang dunia dari sudut event-oriented mengantar pada pendekatan pemecahan masalah secara event-oriented pula. Kita menilai kondisi dan membandingkan dengan tujuan kita. Perbedaan antara situasi yang kita inginkan dan penilaian kita terhadap situasi saat ini, mendefinisikan masalah kita. Gambar berikut adalah bagaimana kita berusaha menyelesaikan masalah kita dengan sudut event-oriented (Sterman, 2000, halaman 11). Tujuan Masalah Keputusan Hasil Situasi Gambar 2.3: Sudut Pandang Event-Oriented Sebagai contoh, penjualan perusahaan bulan kemarin sebesar Rp ,-, namun target penjualan sebesar Rp ,-. Masalahnya adalah penjualan yang 20% lebih rendah dari yang diinginkan. Kita pasti akan memikirkan bermacam solusi untuk memperbaiki masalah tersebut. Mungkin dilakukan potongan harga untuk menstimulasi permintaan dan menaikan pangsa pasar, mencari manajer penjualan baru yang lebih agresif, dan cara lainnya. Dari berbagai cara tersebut dipilih cara yang dinilai terbaik, dinilai akan memberikan hasil terbaik. Sejenak penjualan meningkat, masalah kelihatannya terselesaikan.
9 Sistem akan bereaksi atas solusi yang kita putuskan. Begitu penjualan kita naik maka kompetitor akan memotong harga, dan penjualan turun lagi. Solusi kemarin menjadi masalah hari ini. Inilah yang disebut feedback (umpan balik), hasil dari tindakan kita menentukan situasi yang kita hadapi di masa depan. Situasi yang baru mengubah penilaian kita terhadap masalah dan keputusan yang kita ambil besok (Gambar 2.4). Keputusan kita mengubah lingkungan kita, menuju keputusan yang baru. Policy resistance timbul karena kita sering kali tidak memahami seluruh jangkauan dari feedback yang beroperasi pada sistem. Ketika tindakan kita mengubah keadaan suatu sistem, pihak lain bereaksi untuk mengembalikan keseimbangan yang telah kita ganggu. Tindakan kita juga dapat memicu efek samping. Feedback ini dapat berakhir pada hasil yang tidak terantisipasi dan kebijakan yang tidak efektif (Gambar 2.5). Tujuan Keputusan Lingkungan Gambar 2.4: Cara Pandang Feedback
10 Keputusan Tujuan Efek samping Lingkungan Tujuan Pihak Lain Tindakan Pihak Lain Gambar 2.5: Hasil yang Tidak Terantisipasi dan Kebijakan yang Tidak Efektif Di dalam dunia realita tidak ada yang namanya efek samping, yang ada hanya efek atau dampak saja. Ketika kita mengambil tindakan, terdapat dua macam efek yang timbul. Efek yang kita pikirkan sebelumnya, atau yang mendatangkan manfaat, yang kita sebut efek utama atau efek yang diharapkan. Efek yang tidak kita antisipasi sebelumnya, atau efek yang feedback-nya akan mengurangi kefektifan keputusan kita, atau efek yang akan merusak sistem, inilah yang kita sebut efek samping. Efek samping bukanlah ciri dari realita tetapi suatu tanda bahwa cacat dan sempitnya pemahaman kita terhadap sistem Feedback
11 Sebagian besar seni dalam pemodelan System Dynamics adalah menemukan dan menggambarkan proses feedback, bersama struktur stock and flow, time delay, dan kenonlinieran yang menentukan dynamics suatu sistem. Perilaku yang paling kompleks biasanya timbul dari interaksi (feedback) antara komponen dari suatu sistem, bukan dari kompleksnya komponen tersebut. Semua dynamics timbul dari interaksi dua tipe feedback loop, yaitu positive atau self-reinforcing loop dan negative atau self-correcting loop. Positive loop cenderung untuk memperkuat atau memperbesar apapun yang terjadi dalam suatu sistem. Negative loop membalas dan menentang perubahan. Gambar 2.6: Positive Feedback
12 Gambar 2.7: Negative Feedback Namun dynamics itu dapat menjadi lebih kompleks dikarenakan dunia sebenarnya tidaklah sesederhana itu. System Dynamics menekankan pada banyak loop, banyak kondisi, karakter nonlinear dari feedback system di mana kita hidup. Menurut John D. Sterman (Sterman, 2000, halaman 22) Dynamics Complexity timbul karena sistem bersifat: Dynamic, perubahan sistem terjadi pada banyak skala waktu, dan perbedaan skala waktu ini kadang saling berinteraksi. Tightly coupled, pelaku dalam sistem berinteraksi kuat dengan yang lainnya dan dunia sekelilingnya. Semuanya terhubung dengan yang lainnya. Governed by feedback, karena kaitan erat diantara para pelaku, maka kegiatan di antara mereka saling feedback. Nonlinear, suatu akibat kadang jarang sesuai dengan sebab. Nonlinieritas kadang berasal dari dasar fisik suatu sistem. Nonlinieritas juga timbul ketika berbagai faktor saling berhubungan dalam pengambilan keputusan. History-dependent, pengambilan satu jalan sering menghalangi pengambilan yang lain dan menetukan dimana kita berakhir (ketergantungan alur). Self-organizing, dynamics suatu sistem timbul secara spontan dari internal strukturnya. Seringkali sedikit gangguan kecil secara acak diperbesar dan dibentuk oleh struktur feedback, membangkitkan pola di dalam ruang dan waktu dan menciptakan ketergantungan alur.
13 Adaptive, adaptasi terjadi seperti orang yang belajar dari pengalaman, terutama ketika mereka belajar cara baru untuk mencapai tujuannya sewaktu mereka menghadapi rintangan. Counterintuitive, dalam sistem yang kompleks sebab dan akibat jauh dalam ruang dan waktu ketika kita cenderung untuk mencari sebab yang mendekati kejadian yang kita cari untuk dijelaskan. Perhatian kita tertuju pada gejala-gejala yang rumit daripada mendasari penyebabnya. Policy resistant, kompleksitas dari suatu sistem yang kita sertakan pada kemampuan kita untuk memahaminya, hasilnya malah banyak solusi yang nampaknya jelas nyata ke permasalahan gagal atau malah menambah buruk situasi. Characterized by trade-offs, waktu tunda pada saluran umpan balik berarti respons jangka panjang dari sistem untuk intervensi selalu berbeda dari respons jangka pendeknya Causal Loop Diagram dan Stock Flow Diagram Causal Loop Diagram (CLD) adalah suatu bentuk pemetaan yang menunjukkan hubungan sebab alibat antara variabel dengan panah dari sebab ke akibat (Sterman, 2000, halaman 102). Hubungan sebab akibat dapat merupakan hubungan positif atau Reinforcing dengan simbol + atau R, maupun hubungan negatif atau Balancing dengan simbol atau B. Simbol-simbol pada CLD dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.1: Simbol-Simbol dalam CLD No Simbol Keterangan
14 1 + / - atau S / O + / S menunjukkan kesamaan arah antara sebab akibat - / O menunjukkan perbedaan arah antara sebab dan akibat 2 B (Balancing) R (Reinforcing) Balancing jika terjadi feedback loop negatif Reinforcing jika terjadi feedback loop positif (Untuk mengetahui B atau R adalah dengan menghitung jumlah - / O. Jika ganjil maka loop tersebut adalah B) Stock Flow Diagram (SFD) menggambarkan struktur secara fisik, dimana stock merupakan akumulasi yang dapat bertambah dan berkurang, sedangkan flow adalah proses yang menyebabkan stock bertambah atau berkurang. Tabel 2.2 berikut memperlihatkan simbol-simbol yang digunakan dalam SFD. Tabel 2.2: Simbol-simbol dalam SFD Simbol Nama Keterangan?? Stock / State / Level Akumulasi Rate / Flow Aliran yang terdiri dari unsur awan (asal sumber atau buangan aliran), klep/katup dan saluran aliran. Auxilliary Simbol dari konstanta atau penghubung perhitungan dalam simulasi model. Constant Causal Link Causal Link with Delay Representasi variabel sebagai sebab atau akibat dengan atau tanpa penundaan yang dihubungkan dengan tanda panah.
15 2.6.4 Struktur dan Perilaku dari Dynamic System Perilaku dari suatu sistem timbul dari strukturnya. Dimana struktur itu terdiri dari feedback loop, stock dan flow, dan nonliniearitas yang tercipta oleh interaksi struktur secara fisik dan kelembagaan dengan proses pengambilan keputusan dari agen yang bertindak di dalamnya. Beberapa mode perilaku yang fundamental adalah exponential growth, goal seeking, dan oscillation. Masing-masing perilaku ini dihasilkan dari struktur feedback sederhana. Exponential growth timbul dari positive feedback, goal seeking timbul dari negative feedback, dan oscillation timbul dari negative feedback dengan time delay pada loop-nya. Time Time Time Exponential Growth Goal Seeking Oscillation Gambar 2.8: Mode Perilaku Fundamental Dynamic System 2.5 Model dan Simulasi Model adalah penyederhanaan dari sesuatu. Model menggambarkan fenomena suatu objek atau suatu kegiatan. Fenomena itu disebut entitas. Jika model menggambarkan suatu perusahaan, perusahaan itu adalah entitasnya. Jika model
16 menggambarkan fluktuasi volume penjualan perusahaan, penjualan perusahaan itu adalah entitasnya. (Raymond McLeod, Jr., 1996, halaman 65) Penggunaan model dapat memperoleh keuntungan sebagai berikut: 1. Proses pembuatan model dapat menjadi pengalaman belajar. Dapat dipastikan, pada setiap proyek model dipelajari sesuatu yang baru mengenai sistem fisik. 2. Kecepatan proses simulasi menyediakan kemampuan untuk mengevaluasi dampak keputusan dalam jangka waktu singkat. Dalam hitungan menit, dapat dibuat simulasi operasi perusahaan untuk beberapa bulan, kuartal, atau tahun. 3. Model menyediakan daya prediksi suatu pandangan ke masa depan yang tidak dapat disediakan oleh metoda penghasil informasi lain. 4. Model lebih murah daripada metoda trial and error. Proses pembuatan model memang mahal dalam hal waktu pengembangan serta perangkat lunak dan perangkat keras yang diperlukan untuk simulasi, tetapi biaya tersebut tidak setinggi biaya yang disebabkan keputusan yang buruk. Dalam prakteknya, pemahaman yang efektif dari model adalah yang terbaik, apalagi ketika si pembuat keputusan ikut berpartisipasi aktif dalam membangun model tersebut. Tindakan menggunakan model disebut simulasi. Simulasi adalah satu-satunya cara yang praktis dalam menguji model. Juga dalam situasi seperti feedback yang sangat lambat dan sering diubah menjadi tidak efektif oleh kompleksitas dynamics, penundaan waktu, feedback yang kurang dan rancu, kurangnya keahlian dalam menjabarkan, reaksi yang muncul belakangan, serta biaya-biaya percobaan. Simulasi memperkirakan dampak dari keputusan pemecah masalah.
17
BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini, kita hidup di dunia dimana suatu organisasi terdiri dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, kita hidup di dunia dimana suatu organisasi terdiri dari berbagai komponen yang ada didalamnya, seperti sifat mereka, interaksi antara mereka,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Model Model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan (Departemen P dan K, 1984:
Lebih terperinciModel System Dinamics
System Thinking / System Dinamics (Perbedaan SD dan MP, Causal Loop, Konsep Stok dan Flow) Perbedaan system dinamics (SD) dan mathematical programming (MP) Perbedaan MP dan SD berdasarkan : 1. Tujuan :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Industri Pertumbuhan industri bisa dilihat dari sumbangan sektor industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Semakin besar sumbangan terhadap PDB maka
Lebih terperinciSYSTEM DYNAMICS (Model Kuantitatif) oleh Dr. Andreo Wahyudi Atmoko, MSi.
SYSTEM DYNAMICS (Model Kuantitatif) oleh Dr. Andreo Wahyudi Atmoko, MSi. TOPIK Teorem Struktur-Graph (Pattern) Stock Flow Pengenalan Program Dr. A. Wahyudi Atmoko, MSi. 2 1. Teorem Struktur Pola Systems
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Konsep Agroindustri Agroindustri merupakan salah satu subsistem dari sistem agribisnis yang memiliki peranan yang sangat penting karena memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II MODEL Fungsi Model
BAB II MODEL Model adalah representasi dari suatu objek, benda, atau ide-ide dalam bentuk yang lain dengan entitasnya. Model berisi informasi-informasi tentang suatu sistem yang dibuat dengan tujuan untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI SYSTEM DYNAMICS
BAB III METODOLOGI SYSTEM DYNAMICS Dalam penelitian ini, analisis keandalan ketersediaan air baku Sungai Cikapundung Hulu dilakukan dengan menggunakan metoda system dynamics. Penggunaan system dynamics
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan yang bergerak di bidang proyek membutuhkan manajemen proyek untuk dapat bersaing dengan yang lain. Manajemen proyek merupakan sebuah cara untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. simulasi komputer yang diawali dengan membuat model operasional sistem sesuai dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penulisan ini dilakukan dengan menggunakan metoda System Dynamics yaitu sebuah simulasi komputer yang diawali dengan membuat model operasional sistem
Lebih terperinciApakah System Dynamics itu?
Apakah System Dynamics itu? 0 System Dynamics: Pemodelan dan simulasi komputer untuk mempelajari dan mengelola sistem umpan balik yang rumit (complex feedback systems), seperti sistem ekonomi, sistem lingkungan,
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
20 3. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan agroindustri udang merupakan hal yang sangat penting dalam siklus rantai komoditas udang. Pentingnya keberadaan agroindustri udang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. CV Sahabat merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan penyalur
BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir CV Sahabat merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan penyalur kulit sapi garaman yang berada di daerah Jakarta, Tangerang, Bekasi, Karawang dan Bogor. Banyaknya
Lebih terperinciPengembangan Model Simulasi Sistem Dinamis Keseimbangan Jumlah Input - Output Mahasiswa
Pengembangan Model Simulasi Sistem Dinamis Keseimbangan Input Output Mahasiswa Yuli Dwi Astanti, Trismi Ristyowati Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Masalah yang berkaitan dengan transportasi telah banyak diteliti oleh banyak peneliti baik dalam maupun luar negeri. Menemukan informasi yang berguna untuk mencari
Lebih terperinciBAB IV KONSEPTUALISASI DAN METODE SYSTEM DYNAMICS
BAB IV KONSEPTUALISASI DAN METODE SYSTEM DYNAMICS IV.1 Pendekatan System Dynamics Saswinadi Sasmojo menyatakan bahwa yang dimaksud dengan suatu sistem adalah fenomena yang telah terdefinisi strukturnya
Lebih terperinciPERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK
PERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Agung Brastama Putra 1) Budi Nugroho 2) E-mail : 1) agungbp.si@upnjatim.ac.id, 2) budinug@gmail.com 1 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas
Lebih terperinciKONSEP SISTEM. Chairul Furqon, S.Sos., MM.
KONSEP SISTEM Chairul Furqon, S.Sos., MM. 1 Source: Systems & system thinking, Beynon-Davies: 2004 2 Organisasi/perusahaan dalam Lingkungan Pemerintah Lembaga Keuangan Masyarakat Global Pemasok ORGANISASI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini, terlihat perkembangan penelitian yang pesat pada berbagai bidang ilmu komputer, dan penggunaan ilmu komputer pada kendaraan telah mencapai
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan / Decision Support System PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SISTEM, PEMODELAN DAN DUKUNGAN
Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SISTEM, PEMODELAN DAN DUKUNGAN CONTENT 1. Pengambilan Keputusan 2. Proses Pemodelan 3. Fase Kecerdasan 4. Fase Desain 5. Fase
Lebih terperinciDATA TIME SERIES DAN PROYEKSI. ADIWAN ARITENANG, PhD PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA ITB
DATA TIME SERIES DAN PROYEKSI ADIWAN ARITENANG, PhD PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA ITB OUTLINE PENGANTAR DATA TIME SERIES TEKNIK STATISTIKA UNTUK PERAMALAN/PROYEKSI SISTEM DINAMIS UNTUK PROYEKSI PENGANTAR
Lebih terperinciSYSTEM DYNAMICS (Model Kualitatif) Archetypes: Tools for Managing Complexity
SYSTEM DYNAMICS (Model Kualitatif) Archetypes: Tools for Managing Complexity POLA DASAR ARCHETYPES Bahwa tidak semua problem manajemen bersifat unik. Terdapat pola-pola struktur (patterns of structure)
Lebih terperinciAbdul Haris Abdullah PERMASALAHAN
PENDEKATAN ANALISIS SISTEM CAUSAL LOOP DIAGRAM (CLD) DALAM MEMAHAMI UPAYA PEMERINTAH MENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP PENDIDIKAN TINGGI YANG BERKUALITAS Abdul Haris Abdullah PENDAHULUAN Sistem pendidikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Ulang Proses Bisnis Hammer dan Champy (1995, hal 27-30) mengatakan bahwa Rekayasa Ulang adalah pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan ulang secara radikal
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan / Decision Support System
Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System Pengambilan Keputusan, Sistem, Pemodelan dan Dukungan Oleh : Imam Cholissodin S.Si., M.Kom Content 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pengambilan Keputusan Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan yang bergerak di bidang engineering, procurement, dan construction (EPC) akan selalu berkaitan erat dengan ilmu manajemen proyek. Kemampuan dalam menerapkan
Lebih terperinciDasar-Dasar Pemodelan Sistem
Bab 1: Dasar-Dasar Pemodelan Sistem Pemodelan dan Simulasi Sistem Monica A. Kappiantari Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw- Hill, Singapore,
Lebih terperinciBab III. Landasan Teori
Bab III Landasan Teori Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan
Lebih terperinciBAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS
BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS TI Strategis Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk strategi bisnis, tetapi merupakan penyebab
Lebih terperinciSistem Penunjang Keputusan, Pertemuan Ke-2
Sistem. SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN : MODEL DAN PENDUKUNG DSS, GDSS, EIS, dan ES melibatkan satu istilah: sistem. Sistem adalah kumpulan dari obyek-obyek seperti orang, resources, konsep, dan prosedur
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini
BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan
Lebih terperinciDesain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel
Desain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel Poppy Dewi Lestari 1, Abdul Hadi 2 Jurusan Teknik Elektro UIN Sultan Syarif Kasim Riau JL.HR Soebrantas km 15
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SEJARAH SINGKAT PT. GMF AEROASIA Dimulai pada tahun 1949, GMF AeroAsia berasal dari Divisi Teknik Garuda Indonesia Airlines di Kemayoran dan Bandara Halim Perdana Kusuma di Jakarta,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manfaat Peramalan Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suatu dugaan atau perkiraan tentang terjadinya suatu keadaan dimasa depan, tetapi dengan menggunakan metode metode tertentu
Lebih terperinciSIMULASI ALIRAN FLUIDA MELALUI PENDEKATAN SISTEM DINAMIK
SIMULASI ALIRAN FLUIDA MELALUI PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Edi Sutoyo Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Ibn Khaldun Bogor e-mail : edi.sutoyo@ft.uika-bogor.ac.id ABSTRAK Penerapan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian ini secara garis besar mencoba menjelaskan langkah-langkah dalam mengevaluasi tingkat kecelakaan kerja yang bersumber dari bahaya unsafe condition
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (BFO, mei 2010), mendorong kilang-kilang kelas dunia terus berusaha memperbaiki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam bisnis kilang modern yang sangat dinamis dan kompetitif (BFO, mei 2010), mendorong kilang-kilang kelas dunia terus berusaha memperbaiki performance operasionalnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KERANGKA TEORI 2.1.1 Customer Relationship Management (CRM) Menurut Costanzo (2003, p.8), CRM merujuk pada software system yang membantu perusahaan memperoleh dan menyimpan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL SISTEM DINAMIS UNTUK MENGANALISA KETERSEDIAAN PART DI PT KOMATSU REMAN INDONESIA
PENERAPAN MODEL SISTEM DINAMIS UNTUK MENGANALISA KETERSEDIAAN PART DI PT KOMATSU REMAN INDONESIA Iman Setyoaji, Edi Santoso Universitas Bina Nusantara, Jl. Kunir 37 RT 01/V Banyumanik Bangunharjo Semarang,
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang mungkin dilakukan adalah
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang mungkin dilakukan adalah investasi dalam bentuk saham. Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang semakin
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN, SISTEM, PEMODELAN, DAN DUKUNGAN.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SISTEM, PEMODELAN, DAN DUKUNGAN http://www.brigidaarie.com Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan, diantara pelbagai alternatif aksi yang bertujuan untuk memenuhi satu atau
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem
BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan Laporan Kerja Praktek. Landasan teori yang akan dibahas ini meliputi permasalahan- permasalahan
Lebih terperinciMAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )
MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) Disusun Oleh : MUKHAMAT JAFAR 41813120014 MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK DOSEN : WACHYU HARI HAJI, S.KOM, MM UNIVERSITAS MERCUBUANA 2015 Mukhamat
Lebih terperinciKERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA. Kerangka Berpikir
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA Kerangka Berpikir Pentingnya peran Puskesmas dalam peningkatan kesehatan penduduk di wilayahnya saat ini menghadapi berbagai tantangan baik berupa kendala internal yakni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah. Rancangan pesawat yang kurang stabil namun lebih dapat bermanuver diperkenalkan oleh wright bersaudara.rancangan dari pesawat yang kurang stabil ini mengakibatkan
Lebih terperinciMANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS Raymond McLeod, Jr. and George Schell. Sistem Informasi Manufaktur
MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS Raymond McLeod, Jr. and George Schell Sistem Informasi Manufaktur 1 Manajemen manufaktur menggunakan komputer baik sebagai satu sistem konseptual dan sebagai satu elemen
Lebih terperinciA. Proses Pengambilan Keputusan
A. Proses Pengambilan Keputusan a) Definisi Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas dasar
Lebih terperinciPertemuan 12 dan 13 SQA TIK : Menjelaskan konsep dan strategi Software Quality Assurance
1 Pertemuan 12 dan 13 SQA TIK : Menjelaskan konsep dan strategi Software Quality Assurance 1. Pengertian SQA Jaminan kualitas perangkat lunak (Software Quality Assurance / SQA) adalah aktivitas pelindung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dipresentasikan metodelogi penelitian yang diuraikan menjadi tujuh sub bab yaitu fokus kajian dan tempat, diagram alir penelitian, k-chart penelitian, konseptual
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK
PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK Arya Nurakumala 1) Program Studi Magister Manajemen Konstruksi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Lebih terperinciImplementasi Teknik Bisection Untuk Penyelesaian Masalah Nonlinear Break Even Point
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Implementasi Teknik Bisection Untuk Penyelesaian Masalah Nonlinear Break Even Point Khairina Natsir Fakultas Ekonomi, Universitas Tarumanagara
Lebih terperinciBAB III 3. LANDASAN TEORI
BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1 Penjualan Barang 3.1.1 Pengertiaan Penjualan Barang Menurut Mulyadi (2008:202), Penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Metode Pengasapan Cold Smoking Ikan asap merupakan salah satu makanan khas dari Indonesia. Terdapat dua jenis pengasapan yang dapat dilakukan pada bahan makanan yaitu hot smoking
Lebih terperinciPERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014
PERANCANGAN PRODUK Chapter 2 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 22/09/2014 Perancangan Produk -
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecelakaan dan Kesehatan Kerja (K3) ILO (2003) mendefinisikan K3 adalah upaya pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan para pekerja baik secara fisik, mental, dan sosial.
Lebih terperinciVIII Sistem Kendali Proses 7.1
VIII Sistem Kendali Proses 7.1 Pengantar ke Proses 1. Tentang apakah pengendalian proses itu? - Mengenai mengoperasikan sebuah proses sedemikian rupa hingga karakteristik proses yang penting dapat dijaga
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Hill, hlm Chase, dkk., Operations Management for Advantage Competition. New York: McGraw-
BAB LANDASAN TEORI.1. Jabaran Pekerjaan Dalam mendefinisikan pekerjaan yang dilakukan maka perlu ditentukan apa yang dilakukan diurutkan menjadi kesatuan yang disusun secara sistematis. Hal ini juga tentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Untuk memenangkan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PERTEMUAN 2 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 25 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR- DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS TI Strategis Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SISTEM. memudahkan kita dalam melakukan perancangan sistem, dan apabila dilain waktu
BAB III ANALISIS SISTEM Dalam merancang sebuah sistem, analisis harus dilakukan. Dengan melakukan analisis yang baik terhadap sistem yang akan dikerjakan, maka akan memudahkan kita dalam melakukan perancangan
Lebih terperinciBAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI
BAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI Bab 1 ini berisi tentang konsep kendali dan terminologi yang dipakai dalam pembahasan tentang sistem kendali. Uraiannya meliputi pengertian kendali, sistem kendali,
Lebih terperinciLAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT
LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT Faktor Domain Bisnis 1. Strategic Values 1.1. Strategic Match Dititikberatkan pada tingkat/derajat dimana semua proyek teknologi informasi atau sistem informasi
Lebih terperinciMAKALAH ELEMEN MODEL ANALISIS. NAMA : RANI JUITA NIM : DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM
MAKALAH ELEMEN MODEL ANALISIS NAMA : RANI JUITA NIM : 41813120165 DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 PEMODELAN ANALISIS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III. 1 System Dynamics sebagai suatu Metodologi System Dynamics mendesak para pengambil keputusan untuk melihat arena kebijakannya sebagai suatu paradigma atau model yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi Sebelum merancang sistem perlu dikaji konsep dan definisi dari sistem.. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis (dynamics system). Metode
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Bodnar dan Hopwood (2000, p1), sistem adalah kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Mulyadi (2001, p2) sistem pada
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Memodelkan Antrian Analisis atas sistem antrian serta penentuan tingkat kapasitas (teller) yang optimal (seimbang antara kebutuhan nasabah dengan kapasitas perusahaan)
Lebih terperinciBAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap
BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL 2.1 Pengenalan Sistem Kontrol Definisi dari sistem kontrol adalah, jalinan berbagai komponen yang menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam mendisain sebuah sistem kontrol untuk sebuah plant yang parameterparameternya tidak berubah, metode pendekatan standar dengan sebuah pengontrol yang parameter-parameternya
Lebih terperinciJAMINAN KUALITAS PERANGKAT LUNAK
JAMINAN KUALITAS PERANGKAT LUNAK Jaminan kualitas perangkat lunak (Software Quality Assurance I SQA) adalah aktivitas pelindung yang diaplikasikan pada seluruh proses perangkat lunak. SQA meliputi : Pendekatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan diuraikan beberapa teori yang menjadi landasan dalam pelaksanaan penelitian tugas akhir ini. Teori-teori yang dimaksud antara lain definisi proyek, definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah seni, ilmu (science) maupun
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah seni, ilmu (science) maupun perekayasaan (technology), namun juga dapat diartikan sebagai sebuah proses. Sesuai ragam
Lebih terperinciMANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS Raymond McLeod, Jr. and George Schell
MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS Raymond McLeod, Jr. and George Schell Sistem Informasi Berbasis Komputer Disajikan dalam Kuliah SIM Program Sarjana Magister Universitas Gunadarma Oleh Lily Wulandari 1 The
Lebih terperinciPERTEMUAN 6 MANAJEMEN DESAIN DATABASE
PERTEMUAN 6 MANAJEMEN DESAIN DATABASE A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengembangan database managemen system. mahasiswa harus mampu: 1. Menggunakan REA sebagai alat design
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan
Lebih terperinciSeringkali terjadi suatu kesalahan besar yang berakibat fatal pada organisasi, ketika mereka melakukan pengalihan/konversi dari suatu sistem lama ke
Seringkali terjadi suatu kesalahan besar yang berakibat fatal pada organisasi, ketika mereka melakukan pengalihan/konversi dari suatu sistem lama ke sistem yang baru. Jelaskan mengapa fenomena ini terjadi!
Lebih terperinciLAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk
9 LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai korporasi perusahaan. Pertanyaan di bawah berhubungan dengan nilai-nilai dan resiko-resiko yang
Lebih terperinci8 MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG
8 MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG Abstrak Strategi peningkatan sektor perikanan yang dipandang relatif tepat untuk meningkatkan daya saing adalah melalui pendekatan klaster.
Lebih terperinciBAB III 3. LANDASAN TEORI
BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1 Peramalan 3.1.1 Definisi dan Tujuan Peramalan Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah sesuatu pada waktu yang akan datang berdasarkan data pada
Lebih terperinciHanif Fakhrurroja, MT
Pertemuan 3 Sistem Informasi Manajemen Komputer: Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Latar Belakang Latar
Lebih terperinciSISTEM KENDALI DASAR RESPON WAKTU DAN RESPON FREKUENSI. Fatchul Arifin.
SISTEM KENDALI DASAR RESPON WAKTU DAN RESPON FREKUENSI Fatchul Arifin fatchul@uny.ac.id PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 KARAKTERISTIK
Lebih terperinciLAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan
LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah skor antara dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan Memiliki hubungan
Lebih terperinciBAB III KONSEP DASAR SISTEM DINAMIS UNTUK DINAMIKA URBAN (Lanjutan)
DINAMIKA URBAN TPL 404-2 SKS DR. Ir. Ken Martina K, MT. Kuliah 4 BAB III KONSEP DASAR SISTEM DINAMIS UNTUK DINAMIKA URBAN (Lanjutan) 3.4. Identifikasi Kejadian yang Diinginkan Selanjutnya adalah memikirkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Pada bab dua ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan oleh penulis sebagai acuan penulisan dalam melakukan penelitian dengan membandingkannya
Lebih terperinciLAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:
LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki
Lebih terperinciRemanufacturing Capacity Planning (RCP) Manajemen Simulator
Manual Penggunaan Remanufacturing Capacity Planning (RCP) Manajemen Simulator Akhmad Hidayatno Aziiz Sutrisno Rangga Widyatama Laboratorium Rekayasa, Pemodelan dan Simulasi Sistem Departemen Teknik Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti karbohidrat, akan tetapi juga pemenuhan komponen pangan lain seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk dari tahun ke tahun menjadikan kebutuhan pangan juga semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan pangan tersebut tidak hanya terbatas
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN
FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN DISUSUN OLEH NURAINI TRIWIJAYANTI E.47 2013 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...
Lebih terperinciTUGAS SISTEM INFROMASI AKUNTANSI 2 SIKLUS PRODUKSI
TUGAS SISTEM INFROMASI AKUNTANSI 2 SIKLUS PRODUKSI Disusun oleh : M DITA CAHYANING A 01109053 TOFAN STALLONY K 01109054 PRIYANTO SIADJONO 01111036 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2011 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Emi Marini,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Anak usia dini adalah individu dengan rentang usia nol sampai dengan enam tahun yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,
Lebih terperinciBab 4 Metodologi Pengembagan Sistem(Perangkat Lunak)
Bab 4 Metodologi Pengembagan Sistem(Perangkat Lunak) 4.1 Pendahuluan Proses pengembangan atau pengembangan perangkat lunak secara umum merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi kegiatan dalam siklus
Lebih terperinciHanif Fakhrurroja, MT
Pertemuan 2 Model-Model Riset Operasional Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Pendahuluan Pendahuluan Model Dalam Riset Operasional Sebuah model keputusan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Harga Harga yang terjadi di pasar merupakan nilai yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk yang diinginkannya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pendekatan komponen, sistem merupakan kumpulan komponen-komponen yang
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur pendekatan secara komponen. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu digunakan untuk memberi suatu perbandingan referensi proyek yang telah dikerjakan, terdapat 4 contoh referensi dari penelitian terdahulu,
Lebih terperinciANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK
ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK Oleh : Patriandari 2206 100 026 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang saja, contohnya: investasi, struktur modal, dividen, dll (Megarifera,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia usaha, sering kali dihadapkan pada persaingan yang rumit antar perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin banyak. Hal tersebut
Lebih terperinci