3. METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3. METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 20 3. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan agroindustri udang merupakan hal yang sangat penting dalam siklus rantai komoditas udang. Pentingnya keberadaan agroindustri udang berkaitan dengan peningkatan penciptaan nilai tambah komoditas udang. Peningkatan nilai tambah yang didapat, diharapkan dapat memberi dampak positif bagi kesejahteraan seluruh pelaku dalam rantai pasokan komoditas udang. Usaha pengembangan Minapolitan diharapkan dapat sebagai penopang keberlanjutan agroindustri udang. Pembangunan Minapolitan yang bertumpu pada tiga dimensi keberlanjutan, ekonomi, sosial dan lingkungan diharapkan keberlanjutan agroindustri udang dapat dipertahankan dalam jangka waktu yang lama. Sebagai program unggulan, Minapolitan dibentuk berdasarkan konsep klaster di daerah sentra produksi perikanan yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Terbentuknya klaster agroindustri perikanan akan menjadi titik tumbuh perekonomian yang dapat menciptakan lapangan kerja, dan membawa kesejahteraan masyarakat di kawasan Minapolitan. Konsep Minapolitan juga dibangun berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan, dimana keberlanjutan dari masing-masing dimensi berjalan seiring dalam pengembangan wilayah Minapolitan. Berbagai kendala berkaitan dengan rendahnya tingkat produksi, degradasi lingkungan perairan dan kerumitan interaksi antar pelaku dalam klaster akibat perbedaan kepentingan perlu dilakukan upaya penyelesaian permasalahan. Kompleksitas permasalahan dalam klaster Minapolitan berdampak pada keberlanjutan agroindustri udang. Beberapa permasalahan perlu dilakukan penyelesaian dengan membangun sebuah model simulasi pengembangan klaster Minapolitan. Simulasi model pengembangan diharapkan dapat melihat pola interaksi dan dampaknya terhadap aktivitas klaster dan keberlanjutan agroindustri udang. Rancangan model yang dibangun menggunakan pendekatan sistem dinamis dalam melihat tingkat pasokan bahan baku agroindustri udang dan pemodelan berbasis agen dalam melihat pola interaksi dan dampaknya terhadap aktivitas agen. Rendahnya pasokan bahan baku agroindustri menjadi kendala utama dalam keberlanjutan Minapolitan yang dikembangkan. Salah satu tujuan Minapolitan adalah peningkatan produksi. Peningkatan produksi ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat kawasan Minapolitan. Pencapaian tujuan tersebut diperlukan keterlibatan dan keterkaitan seluruh stakeholder dalam pengelolaan agroindustri udang. Keterlibatan stakeholder mulai dari petambak udang, industri pembekuan udang dan industri kecil yang menggunakan bahan baku udang. Mereka terdiri dari elemen yakni petambak, pedagang pengumpul, pengusaha industri kecil, pekerja, investor industri pembekuan udang, pemerintah daerah, pihak perguruan tinggi maupun lembaga riset lainnya dan berbagai stakeholder lainnya yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Pendekatan model berbasis agen dalam pengembangan agroindustri udang di kawasan Minapolitan akan menghasilkan output berupa model simulasi keberlanjutan agroindustri udang di kawasan Minapolitan. Model disusun dari interaksi dan perilaku dari masing-masing agen otonom yang ada dalam klaster, dengan hasil keluaran adalah berupa kinerja nilai indikator pada ketiga aspek keberlanjutan. Pendekatan model berbasis agen dimulai dengan mengidentifikasi agen-agen yang ada dalam sebuah rantai pasokan agroindustri udang di kawasan

2 Minapolitan, bagaimana perilaku agen, interaksi antar agen, interaksi dengan lingkungan dan kesepakatan-kesepakatan yang dilakukan antar agen. Model simulasi yang dihasilkan dalam penelitian ini selain mempunyai kemampuan menentukan tingkat keberlanjutan Minapolitan, juga dapat melakukan simulasi skenario kebijakan yang akan diterapkan dan dampak yang ditimbulkan pada aspek keberlanjutan agroindustri udang di kawasan Minapolitan. Kemampuan analisis dan simulasi skenario kebijakan tersebut tentunya akan sangat berguna bagi para pengambil kebijakan sebagai masukan bagi formulasi strategi meningkatkan keberlanjutan agroindustri udang di kawasan Minapolitan. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar Kompleksitas dan Dinamika Sistem Agroindustri Udang di Kawasan Minapolitan Konsep klaster Konsep pembangunan berkelanjutan Perancangan Model Simulasi pengembangan agroindustri udang di kawasan Minapolitan Model Dinamis Pendekatan Agen Analisis model keberlanjutan pasokan bahan baku Kinerja keberlanjutan klaster Minapolitan Rekomendasi model pengembangan agroindustri udang di kawasan Minapolitan Gambar 8 Kerangka pemikiran penelitian Tahapan Penelitian Studi Pendahuluan Studi pendahuluan merupakan tahap awal dalam pelaksanaan penelitian untuk mendapatkan informasi awal yang dibutuhkan dalam penelitian. Studi pendahuluan mencakup studi pustaka, observasi lapang, dan survey pakar. Studi pustaka mencakup kajian literatur dari berbagai sumber dan referensi yang melandasi penelitian. Studi pustaka difokuskan dengan mengkaji referensi-referensi terkait dengan klaster Minapolitan. Hasil kajian pustaka ini memberikan pemahaman tentang sistem klaster Minapolitan. Observasi lapang dilakukan dalam rangka mendapatkan gambaran mengenahi budidaya udang dan karakteristiknya, pengelolaan udang dan model-model sistem managemen rantai pasok udang sampai ke agroindustri pembekuan udang dalam kawasan Minapolitan.

3 22 Analisis Sistem Analisa sistem bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap sistem klaster Minapolitan. Analisa sistem mencakup analisis kebutuhan sistem, formulasi permasalahan, serta identifikasi sistem. Analisa kebutuhan merupakan kebutuhankebutuhan dari agen yang terkait dalam rantai pasokan udang di kawasan Minapolitan. Analisis kebutuhan diperoleh dari hasil observasi lapang, pendapat pakar dan kajian literatur. Formulasi Permasalahan Formulasi permasalahan dilakukan dengan menganalisis kesenjangan antara pemenuhan kebutuhan dan kemampuan pemenuhan yang terjadi di kawasan Minapolitan berkaitan dengan pasokan bahan baku ke agroindustri udang. Formulasi permasalahan nantinya dijadikan titik tolak dalam model pengembangan agroindustri udang di kawasan Minapolitan. Tahapan selanjutnya dalam analisis sistem adalah identifikasi sistem. Identifikasi sistem bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap sistem yang dikaji dalam bentuk diagram sebab akibat, kemudian diintepretasikan dalam diagram input output. Simulasi Pengembangan Model Proses awal dalam tahapan ini adalah melakukan identifikasi agen-agen yang berperan aktif dalam klaster Minapolitan. Identifikasi mencakup interaksi yang terjadi antar agen dan keputusan yang diambil oleh agen dalam merespon lingkungannya. Hasil identifikasi kemudian dilakukan pembangunan model dengan menggunakan kaidah-kaidah pemodelan berbasis agen. Model yang dibangun kemudian dilakukan proses simulasi, simulasi menghasilkan nilai-nilai kinerja indikator yang telah ditetapkan berdasarkan prinsip prinsip keberlanjutan yang meliputi aspek ekonomi, aspek sosial dan aspek lingkungan. Tahapan Verifikasi dan Validasi Tahapan verifikasi delakukan dengan mengevaluasi proses dengan memberikan data input pada model yang disimulasikan, kemudian hasil outputnya dibandingkan perhitungan manual apakah terjadi penyimpangan atau tidak. Verifikasi dimaksudkan untuk memeriksa apakah model yang dibangun sudah dapat diterjemahkan oleh model matematik dengan baik. Langkah selanjutnya adalah validasi. Proses ini merupakan upaya menyimpulkan apakah model sistem sudah merupakan perwakilan yang sah dari realitas yang dikaji, sehingga dapat dihasilkan kesimpulan yang menyakinkan. Menurut Eriyatno (1999) validasi model dimulai dengan pengujian terhadap formulasi model kemudian dilanjutkan dengan validasi perilaku model, apakah model telah dapat menghasilkan perilaku yang sesuai dengan sistem nyata atau tidak. Pada proses verifikasi dimungkinkan terjadinya perbaikan perbaikan secara simultan yang pada akhirnya diperoleh model pengembangan agroindustri udang berkelanjutan di kawasan Minapolitan yang efektif. Perbaikan-perbaikan secara simultan dalam simulasi model dilakukan dengan melakukan beberapa skenario inputan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan terhadap indikator-indikator yang diukur. Skenario yang dicobakan digunakan untuk menentukan strategi kebijakan untuk peningkatan keberlanjutan Agroindustri udang di kawasan Minapolitan. Diagram tahapan penelitian di tunjukkan pada Gambar 9.

4 23 Mulai Analisis Sistem Klaster Minapolitan Udang - Analisis Situasional - Formulasi Permasalahan - Identifikasi Sistem Model Pasokan Bahan Baku Agroindustri Udang di Kawasan Minapolitan Desain Model Berbasis Agen Pengembangan Agroindustri Udang di Kawasan Minapolitan Identifikasi Agen Klaster Minapolitan Analisis Keberlanjutan Minapolitan Aspek Ekonomi Aspek Sosial Aspek Ekologi Simulasi Skenario Keberlanjutan Model Agroindustri Udang Berbasis Agen di Kawasan Minapolitan Perumusan Strategi peningkatan Keberlanjutan Agroindustri Udang di Kawasan Minapolitan Model Konseptual Pengembangan Agroindustri Udang di Kawasan Minapolitan Verifikasi dan Validasi Selesai Gambar 9 Tahapan penelitian rancang bangun model berbasis agen untuk pengembangan agroindustri udang di kawasan Minapolitan

5 24 Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian dan perancangan model berbasis agen, untuk pengembangan agroindustri udang di kawasan Minapolitan terdiri atas dua metode utama. Pertama adalah dengan metode pendekatan simulasi sistem dinamik untuk menduga kinerja rantai pasok udang di klaster Minapolitan. Kondisi kinerja tersebut sebagai analisis situasional gambaran pasokan bahan baku di klaster Minapolitan. Metode kedua yang digunakan adalah pendekatan berbasis agen untuk pengembangan agroindustri udang di kawasan Minapolitan melalui pembangunan model simulasi menggunakan perangkat lunak SOARS (Deguchi, 2006) Sistem Dinamik Sistem dinamik merupakan pendekatan yang menggunakan simulasi untuk menggambarkan dan memahami perilaku dari elemen-elemen di dalam sistem. Sistem dinamik diperkenalkan pertama kali oleh Jay Forrester pada tahun 1950-an. Simulasi sistem dinamik dalam pengambaran dan pemahaman sebuah sistem, dilakukan menggunakan causal loop diagram. Dinamika sistem dipengaruhi oleh waktu, penerapan feedback untuk mendapatkan informasi umpan balik dan perubahan sistem (Sushill, 1993). Terdapat tiga jenis variabel yang digunakan dalam metodologi sistem dinamik, yaitu stock, flow diagram dan auxiliary. Menurut Muhammadi et al. (2001) stock mewakili pokok persoalan yang menjadi perhatian. Flow diagram selalu berhubungan dengan level dan disimbolkan dengan panah tebal menuju atau keluar dari stock. Variabel auxiliary lebih bersifat fleksibel dan dapat mewakili konstanta atau nilai suatu perhitungan. Adanya auxiliary menyebabkan pemodelan sistem dinamik menjadi fleksibel dan mampu mengakomodasi nilai-nilai atau peubah yang digunakan. Sushill (1993) menjelaskan bahwa auxiliary hanya merupakan variabel pelengkap secara teoritis yang mempresentasikan suatu struktur kebijakan secara lebih baik dan jelas. Gambaran simbol variabel dalam sistem dinamik terlihat pada Gambar 10. Flow Aliran inmasuk Stock Stok Flow out Aliran keluar Auxiliary Jaringan Information informasi link Gambar 10 Simbol variabel dalam sistem dinamik (Muhammadi et al., 2001) Terdapat 6 tahapan dalam penyelesaian menggunakan model dinamis (Sushill, 1993) masing masing tahapan seperti berikut: - Identifikasi masalah Suatu proses yang digunakan untuk analisis pola kebutuhan dari tiap-tiap pelaku sistem, unsur-unsur sistem sampai pada elemen terkecil sistem. Hasil identifikasi

6 berupa pendefinisian permasalahan yang sebenarnya terjadi dalam sistem dan penyelesaian yang diharapkan. - Konseptualisasi sistem Unsur-unsur yang berperan dan saling berinteraksi, berhubungan dan berkaitan nantinya disusun konsep mengenai gejala atau proses yang akan dimodelkan. - Formulasi model Formulasi bertujuan mendapatkan model logis yang dapat merepresentasikan sistem nyata. Model diformulasikan secara matematis untuk menambah pemahaman tentang sistem kembali dengan tetap melakukan umpan balik terhadap tahapan identifikasi dan konseptualisasi sistem. - Simulasi dan validasi Simulasi bertujuan untuk memahami gejala atau proses dimasa depan. Validasi adalah menyimpulkan apakah model sistem tersebut merupakan perwakilan yang sah dari realitas yang dikaji untuk mendapatkan kesimpulan meyakinkan. - Analisis kebijakan Analisis kebijakan merupakan aktivitas pemilihan alternatif tindakan yang akan diambil sesuai dengan model yang telah ada untuk menyelesaikan masalah yang timbul. - Implementasi Penerapan terhadap alternatif kebijakan yang dipilih untuk dilaksanakan dilapangan 25 Pendekatan Berbasis Agen Pendekatan pengembangan model yang dipergunakan adalah pendekatan pengembangan model berbasis agen. Pendekatan pengembangan model berbasis agen tersebut menghasilkan output berupa model simulasi berbasis agen, sehingga selanjutnya di dalam penulisannya akan digunakan istilah dengan sebutan pengembangan model simulasi berbasis agen. Langkah awal dalam pengembangan model simulasi berbasis agen adalah melakukan identifikasi agen yang berperan aktif dalam klaster Minapolitan. Langkah selanjutnya mendesain model interaksi antar agen, peran dan aktifitasnya dalam klaster Minapolitan. Kemudian hasilnya diimplementasikan dalam software agent SOARS. Simulasi model yang dibangun kemudian dilakukan simulasi skenario-skenario untuk melihat perubahan yang terjadi terhadap kinerja indikator keberlanjutan klaster agroindustri udang di kawasan Minapolitan. Indikator keberlanjutan didasarkan pada tiga dimensi paradigm pembangunan berkeberlanjutan yaitu dimensi ekonomi, dimensi sosial dan dimensi lingkungan. Hasil simulasi skenario kemudian digunakan untuk penentuan kebijakan startegi yang akan diterapkan dalam meningkatkan keberlanjutan model berbasis agen pada agroindustri udang di kawasan Minapolitan. Identifikasi Agen dalam Sistem Berbasis Agen Bergenti dan Paola (2002), tujuan utama tahap analisis berbasis agen adalah untuk mengetahui aktor utama yang akan beriteraksi dengan sistem, bagaimana cara beriteraksinya, apakah yang harus dikerjakan oleh sistem. Kemudian merumuskan

7 26 bagaimana peranan, tanggung-jawab, kemampuan dari agen-agen, serta cara berinteraksi dengan agen lainnya. Spot Oriented Agent Role Simulator Spot Oriented Agent Role Simulator (SOARS) merupakan desain bahasa pemrograman berbasis agen. Sebagai software agent, SOARS dirancang dapat menggambarkan aktivitas agen sesuai dengan peran dalam struktur sosial dan organisasi. SOARS merupakan alat bantu simulasi yang penting untuk eksperimental bidang ilmu-ilmu sosial dan lainnya, bisa digunakan untuk memberikan penjelasan dan pendukung keputusan bagi permasalahan di dunia nyata dan teori-teori yang mencakup baik konseptual maupun matematis. Pendekatan konseptual sangat penting untuk menciptakan kerangka kerja baru dan pendekatan matematika untuk mengklarifikasi logika struktur dari kerangka baru atau model. Pengembangan simulasi model berbasi agen menggunakan SOARS di kenalkan pertama kali oleh Tanuma et al. tahun 2005 dalam melihat model infeksi di rumah sakit dan kota. Software agent ini juga merupakan sebuah simulasi untuk pemodelan berbasis agen pada ranah sosial dan organisasi. Konsep ini menurut Deguchi (2006) SOARS dapat digunakan untuk menjembatani kesenjangan antara pendekatan fungsional dan pendekatan dari bawah (bottom up approach). Konsep SOARS dibangun dari dua komponen yaitu agen dan kedudukan dari agen sebagai tempat interaksi. Masing-masing komponen mempunyai beberapa variabel yang melekat pada masing-masing komponen tersebut. Tahapan simulasi pemodelan menggunakan SOARS dimulai dengan menentukan klasifikasi semua kegiatan yang dilakukan oleh agen. Identifikasi klasifikasi kegiatan agen terbagi menjadi tiga yaitu pertama kegiatan awal berupa inisiasi agen terhadap lingkungannya (initial stage), kedua kegiatan utama merupakan kegiatan utama agen dalam siklus kegiatan yang dilakukan dalam klaster Minapolitan (main stage), ketiga merupakan kegiatan akhir atau tahap akhir (terminal stage) dari suatu siklus SOARS berupa output nilai-nilai indikator hasil proses interaksi antar agen yang telah didesain sebelumnya. Lingkaran tahapan kegiatan agen di perlihatkan pada Gambar 11.

8 27 Tahapan Awal 1 Aturan Aksi untuk Tahap utama 2 Tahapan Awal 2 Aturan agen Aturan Tempat Aturan agen Aturan Tempat Tahapan Utama 2 Tahapan Utama 1 Tahapan Utama 3 Aturan agen Aturan Tempat Kebutuhan waktu dalam setiap siklus Tahapan Utama n Tahap Terminal 1 Siklus Tahapan Tahapan Utama n-1 Tahapan Utama n-2 pengawasan konsistensi Aturan Aksi untuk Tahap utama 3 Aturan agen Aturan Tempat Aturan agen Aturan Tempat Aturan agen Aturan Tempat Tahap Terminal 2 Gambar 11 Siklus tahapan SOARS (Deguchi, 2006) Metode Pengumpulan Data dan Informasi Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi lapang, tempat penelitian dilakukan yaitu Kabupaten Gresik dan melakukan wawancara dengan pakar. Observasi dilakukan melalui peninjauan tambak, kegiatan pertambakan termasuk didalamnya pola dan manajemen pertambakan. Kegiatan observasi juga dilakukan dengan mengunjungi unit pengolahan ditingkat pedagang, pola transaksi barang dan agroindustri udang. Observasi lapang dilakukan pada sejumlah petambak, pedagang pengumpul untuk mengetahui mekanisme interaksi antar agen, kegiatan yang dilakukan, sistem budidaya, sistem perdagangan yang dilakukan dalam klaster Minapolitan. Wawancara dilakukan secara mendalam dengan pakar (in-depth interview) dengan tujuan menggali sebanyak banyaknya informasi dari pakar untuk digunakan dalam membangun model Minapolitan, proses akuisisi pengetahuan dilakukan melalui teknik expert survey. Pakar yang diakuisisi pengetahuannya merupakan seorang ahli dibidangnya, mempunyai reputasi, kredibilitas dan pengalaman yang cukup. Keahlian yang dibutuhkan dalam pengembangan model adalah dibidang pengelolaan sumberdaya perikanan khususnya udang budidaya, agroindustri udang, rantai pasok komoditas perikanan dan pembangunan berkelanjutan yang berasal dari institusi perguruan tinggi, pelaku agroindustri udang dan institusi pemerintah sebagai pemegang regulasi kebijakan. Kegiatan in-depth interview dilakukan terhadap 25 petambak dan 8 pedagang pengumpul di kawasan Minapolitan, pelaku agroindustri, asosiasi pengusaha pengolahan dan pemasaran produk perikanan Jawa Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Gresik.

9 28 Data sekunder diperoleh dengan cara mengkaji pustaka-pustaka yang relevan mulai dari laporan penelitian, jurnal, prosiding, website dan sumber sumber lain guna menunjang landasan teori penelitian. Data sekunder diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur maupun Kabupaten Gresik, BPS dan instansi lain yang terkait. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di wilayah Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur. Penelitian lapang tahap pertama dilaksanakan pada Bulan Pebruari sampai September 2011 yang bertujuan mengidentifikasi agen agen yang ada dalam klaster Minapolitan sekaligus menganalisi sistem yang ada di lapangan. Penelitian lapang tahap kedua dilaksanakan sampai pada bulan Juni 2012 untuk mengumpulkan data data kualitatif dan kuantitatif yang di butuhkan dalam merancang bangun model berbasis agen untuk pengembangan Agroindustri udang di kawasan Minapolitan.

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Sistem pasokan bahan baku dalam suatu agroindustri merupakan salah satu faktor yang penting untuk menjaga kelangsungan proses produksi. Sistem pasokan ini merupakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 66 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian perancangan model pemberdayaan masyarakat perdesaan dalam klaster agroindustri minyak atsiri dilakukan berdasarkan sebuah kerangka berpikir logis. Gambaran kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis (dynamics system). Metode

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 67 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Kakao merupakan komoditas ekspor unggulan non-migas yang bernilai ekonomi tinggi dan tercatat sebagai penyumbang devisa bagi perekonomian nasional. Ekspor produk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Ruang Lingkup Penelitian Data yang Diperlukan...

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Ruang Lingkup Penelitian Data yang Diperlukan... 9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii LEMBAR PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Indonesia memiliki potensi bahan baku industri agro, berupa buah buahan tropis yang cukup melimpah. Namun selama ini ekspor yang dilakukan masih banyak dalam bentuk buah segar

Lebih terperinci

4. ANALISIS SITUASIONAL

4. ANALISIS SITUASIONAL 29 4. ANALISIS SITUASIONAL Kinerja Sistem Komoditas Udang Komoditas udang Indonesia pernah mencatat masa keemasan sekitar tahun 1980 an, ditandai dengan komoditas udang windu menjadi primadona ekspor yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-Langkah Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-Langkah Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Langkah-Langkah Penelitian Untuk mencapai maksud dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan kemudian disusun metodologi penelitian yang terdiri dari langkah-langkah

Lebih terperinci

METODOLOGI Kerangka Pemikiran

METODOLOGI Kerangka Pemikiran METODOLOGI Kerangka Pemikiran Semakin berkembangnya perusahaan agroindustri membuat perusahaanperusahaan harus bersaing untuk memasarkan produknya. Salah satu cara untuk memenangkan pasar yaitu dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan ilmiah dengan kerangka berfikir logis. Pemodelan sistem kelembagaan pasokan bahan baku agroindustri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Dinamik

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Dinamik II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Dinamik Sistem dinamik didefinisikan sebagai sebuah bidang untuk memahami bagaimana sesuatu berubah menurut waktu (Forester, 1999 dalam Purnomo 2005). Sistem dinamik merupakan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2010, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan Pelabuhan Perikanan Nasional (PPN) Palabuhanratu sebagai lokasi proyek minapolitan perikanan tangkap.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. simulasi komputer yang diawali dengan membuat model operasional sistem sesuai dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. simulasi komputer yang diawali dengan membuat model operasional sistem sesuai dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penulisan ini dilakukan dengan menggunakan metoda System Dynamics yaitu sebuah simulasi komputer yang diawali dengan membuat model operasional sistem

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. PENDEKATAN SISTEM

IV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. PENDEKATAN SISTEM IV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Lele merupakan salah satu ikan air tawar yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia. Banyak jenis maupun varietas yang ada dan dikembangbiakkan di Indonesia.

Lebih terperinci

10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG

10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG 10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG 10.1 Kebijakan Umum Potensi perikanan dan kelautan di Kabupaten Kupang yang cukup besar dan belum tergali secara optimal, karenanya

Lebih terperinci

METODOLOGI Kerangka Pemikiran

METODOLOGI Kerangka Pemikiran METODOLOGI Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan dalam rangka mendorong pengembangan industri rumput laut secara berkelanjutan melalui pendekatan klaster. Penelitian ini bermaksud merancang suatu

Lebih terperinci

8 MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG

8 MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG 8 MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG Abstrak Strategi peningkatan sektor perikanan yang dipandang relatif tepat untuk meningkatkan daya saing adalah melalui pendekatan klaster.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain yang sesuai dengan kebutuhan ternak terutama unggas. industri peternakan (Rachman, 2003). Selama periode kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. lain yang sesuai dengan kebutuhan ternak terutama unggas. industri peternakan (Rachman, 2003). Selama periode kebutuhan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di daerah tropis seperti Indonesia, jagung memiliki kontribusi sebagai komponen industri pakan. Lebih dari 50% komponen pakan pabrikan adalah jagung. Hal ini

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 55 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Membangun agroindustri yang tangguh dan berdaya saing tinggi seharusnya dimulai dengan membangun sistem jaringan rantai pasokan yang tangguh dan saling menguntungkan

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perencanaan produksi sebagai suatu keputusan awal yang mempengaruhi aktifitas pada kegiatan lainnya memiliki peran penting untuk mengantisipasi terjadinya inefisiensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah-Langkah Penelitian Dalam usaha mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan, disusun suatu metodologi penelitian. Adapun langkah- langkah yang disusun adalah

Lebih terperinci

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1. Kerangka Pemikiran

IV. METODOLOGI 4.1. Kerangka Pemikiran IV. METODOLOGI 4.1. Kerangka Pemikiran Manajemen rantai pasokan berkembang menjadi langkah strategis yang menyinergikan pemasaran, pabrikasi, dan pengadaan dalam suatu hubungan yang kompleks dalam rangkaian

Lebih terperinci

A. KERANGKA PEMIKIRAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Agroindustri sutera alam terutama untuk produk turunannnya berupa kokon, benang sutera, dan kain merupakan suatu usaha yang menjanjikan. Walaupun iklim dan kondisi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SISTEM PERIKANAN TERI (STOLEPHORUS SPP) DI DESA SUNGSANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN

IDENTIFIKASI SISTEM PERIKANAN TERI (STOLEPHORUS SPP) DI DESA SUNGSANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN PG-122 IDENTIFIKASI SISTEM PERIKANAN TERI (STOLEPHORUS SPP) DI DESA SUNGSANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN Fauziyah 1,, Khairul Saleh 2, Hadi 3, Freddy Supriyadi 4 1 PS Ilmu Kelautan Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit telah mampu meningkatkan kuantitas produksi minyak sawit mentah dan minyak inti sawit dan menempatkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Bertolak dari kondisi, potensi, dan prospek usaha mikro dan kecil makanan ringan, maka penelitian ini diarahkan untuk menghasilkan model untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

Tidak terjadi perubahan kebijakan pada saat penelitian dilakukan RUANG LINGKUP PENELITIAN

Tidak terjadi perubahan kebijakan pada saat penelitian dilakukan RUANG LINGKUP PENELITIAN Tidak terjadi perubahan kebijakan pada saat penelitian dilakukan RUANG LINGKUP PENELITIAN Software Vensim Simulasi Daya Saing Rantai Nilai Sistem Dinamik Pemodelan Sistem Klaster Industri Makro ergonomi

Lebih terperinci

6 MODEL PENGEMBANGAN PESISIR BERBASIS BUDIDAYA PERIKANAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

6 MODEL PENGEMBANGAN PESISIR BERBASIS BUDIDAYA PERIKANAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 119 6 MODEL PENGEMBANGAN PESISIR BERBASIS BUDIDAYA PERIKANAN BERWAWASAN LINGKUNGAN Skenario pengembangan kawasan pesisir berbasis budidaya perikanan berwawasan lingkungan, dibangun melalui simulasi model

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di KPH Banten Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten, Propinsi Banten. KBM Wilayah II Bogor, dan Industri pengolahan

Lebih terperinci

Model System Dinamics

Model System Dinamics System Thinking / System Dinamics (Perbedaan SD dan MP, Causal Loop, Konsep Stok dan Flow) Perbedaan system dinamics (SD) dan mathematical programming (MP) Perbedaan MP dan SD berdasarkan : 1. Tujuan :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimiliki perusahaan untuk diproses dan diolah menjadi informasi. Di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimiliki perusahaan untuk diproses dan diolah menjadi informasi. Di dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis. Sistem informasi dan teknologi berperan dalam mengelola data yang

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 42 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Pemikiran Pemerintah daerah Sumatera Barat dalam rangka desentralisasi dan otonomi daerah melakukan upaya memperbaiki perekonomian dengan menfokuskan pengembangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Penelitian perancangan model pengukuran kinerja sebuah sistem klaster agroindustri hasil laut dilakukan dengan berbagai dasar dan harapan dapat dijadikan sebagai perangkat bantuan untuk pengelolaan

Lebih terperinci

Tujuan, jenis dan cara pengumpulan data, metode analisis, dan output yang diharapkan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Tujuan, jenis dan cara pengumpulan data, metode analisis, dan output yang diharapkan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada pada kawasan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV (Persero) Propinsi Sumatera Utara. PTPN IV bergerak di bidang usaha perkebunan dengan

Lebih terperinci

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Putri Amelia dan

Lebih terperinci

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya 1 Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya Dewi Indiana dan Prof. Dr. Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.Eng. Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan tempat penelitian

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan tempat penelitian 11 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat penelitian Tinjauan lapang dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juli 2012 di Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pengolahan data dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Tanjungpinang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Tanjungpinang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Tanjungpinang merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di Pemerintah Kota Tanjungpinang, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dilakukannya penelitian, batasan masalah dalam penelitian, serta pada bagian akhir sub bab juga terdapat sistematika penulisan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT ABSTRAK PENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT Nurul Hudaningsi 1), Nurhadi Siswanto 2) dan Sri Gunani Partiwi 3) 1) Program Studi Teknik Industri, Pascasarjana Teknik Industri,

Lebih terperinci

Paramita Anggraini ( ) Pembimbing : Dr.Ir. Sri Gunani Partiwi. Co Pembimbing : Prof.Dr.Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.

Paramita Anggraini ( ) Pembimbing : Dr.Ir. Sri Gunani Partiwi. Co Pembimbing : Prof.Dr.Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M. ANALISIS EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PENYELARASAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN DUNIA INDUSTRI (STUDI KASUS : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 5 (SMKN 5) DAN INDUSTRI MANUFAKTUR) JURUSAN

Lebih terperinci

KAJIAN KETERKAITAN PELAKU PERGULAAN NASIONAL: SUATU PENGHAMPIRAN MODEL DINAMIKA SISTEM

KAJIAN KETERKAITAN PELAKU PERGULAAN NASIONAL: SUATU PENGHAMPIRAN MODEL DINAMIKA SISTEM KAJIAN KETERKAITAN PELAKU PERGULAAN NASIONAL: SUATU PENGHAMPIRAN MODEL DINAMIKA SISTEM Disusun oleh : Lilik Khumairoh 2506 100 096 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M. Eng. Latar

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA Model Berbasis Agen

2. TINJAUAN PUSTAKA Model Berbasis Agen 5 2. TINJAUAN PUSTAKA Model Berbasis Agen Pemodelan berbasis agen merupakan sebuah pendekatan baru untuk memodelkan sistem yang terdiri dari agen-agen otonom yang saling berinteraksi. Menurut Axelrod dan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Penelitian perancangan model pengukuran kinerja pada sistem klaster agroindustri hasil laut di Indonesia ini dilakukan berdasarkan sebuah kerangka berpikir logis. Gambaran kerangka

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 31 III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Minapolitan Kampung Lele Kabupaten Boyolali, tepatnya di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali. Penelitian

Lebih terperinci

Struktur memberikan bentuk pada sistem dan sekaligus memberi ciri yang mempengaruhi perilaku sistem (Struktur sistem menentukan perilaku sistem )

Struktur memberikan bentuk pada sistem dan sekaligus memberi ciri yang mempengaruhi perilaku sistem (Struktur sistem menentukan perilaku sistem ) Struktur memberikan bentuk pada sistem dan sekaligus memberi ciri yang mempengaruhi perilaku sistem (Struktur sistem menentukan perilaku sistem ) Struktur sistem Perilaku Sistem Sistem Dinamik dapat juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang atau jasa). Produksi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas perairan yang di dalamnya terdapat beraneka kekayaan laut yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas perairan yang di dalamnya terdapat beraneka kekayaan laut yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 buah dan panjang garis pantai mencapai 104.000 km (Putra,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran 62 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran Agroindustri sutera alam merupakan industri pengolahan yang mentransformasikan bahan baku kokon (hasil pemeliharaan ulat sutera) menjadi benang, kain sutera,

Lebih terperinci

III METODOLOGI 3.1. Kerangka Penelitian

III METODOLOGI 3.1. Kerangka Penelitian III METODOLOGI 3.1. Kerangka Penelitian Sebuah manajemen rantai pasok yang baik memerlukan berbagai keputusan yang berhubungan dengan aliran informasi, produk dan dana. Rancang bangun rantai pasokan untuk

Lebih terperinci

8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI

8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI 8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI Pengembangan agroindustri terintegrasi, seperti dikemukakan oleh Djamhari (2004) yakni ada keterkaitan usaha antara sektor hulu dan hilir secara sinergis dan produktif

Lebih terperinci

OLEH DR. DARSIHARJO, M.S. JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FPIPS - UPI

OLEH DR. DARSIHARJO, M.S. JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FPIPS - UPI OLEH DR. DARSIHARJO, M.S. JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FPIPS - UPI SISTEM ANALISIS SISTEM MODEL PEMODELAN SIMULASI GEOGRAFI SISTEM 1. Proses yang rumit yang ditandai dengan banyak lintasan sebab akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Produksi adalah kegiatan yang sangat vital dalam perusahaan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Produksi adalah kegiatan yang sangat vital dalam perusahaan. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Produksi adalah kegiatan yang sangat vital dalam perusahaan. Untuk mengadakan kegiatan produksi harus ada bahan baku yang dibutuhkan, karena itu masalah bahan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 55 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Wilayah DAS Citarum yang terletak di Propinsi Jawa Barat meliputi luas 6.541 Km 2. Secara administratif DAS Citarum

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertambahan penduduk yang tinggi banyak terjadi di negara berkembang seperti Indonesia, telah menghabiskan surplus sumberdaya alam yang diperuntukkan bagi pembangunan

Lebih terperinci

Salah satu dasar utama untuk mengembangkan model adalah guna menemukan peubah-peubah apa yang penting dan tepat Permasalahan muncul ketika banyak

Salah satu dasar utama untuk mengembangkan model adalah guna menemukan peubah-peubah apa yang penting dan tepat Permasalahan muncul ketika banyak Salah satu dasar utama untuk mengembangkan model adalah guna menemukan peubah-peubah apa yang penting dan tepat Permasalahan muncul ketika banyak model telah terbentuk. Banyak model yang tersedia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggajian pegawai merupakan sebuah kegiatan rutin di kantor Camat

BAB I PENDAHULUAN. Penggajian pegawai merupakan sebuah kegiatan rutin di kantor Camat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggajian pegawai merupakan sebuah kegiatan rutin di kantor Camat Sambit. Saat ini pencatatan atas penggajian pegawai masih dilakukan secara manual dan bisa dikatakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian 3.1.1 Definisi Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat dalam mencari informasi yang sekarang mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat dalam mencari informasi yang sekarang mengalami peningkatan. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi dan arus informasi berkembang dengan pesat. Fenomena teknologi informasi ini harus dicermati dengan baik, terutama untuk

Lebih terperinci

Outline 0 PENDAHULUAN 0 TAHAPAN PENGEMBANGAN MODEL 0 SISTEM ASUMSI 0 PENDEKATAN SISTEM

Outline 0 PENDAHULUAN 0 TAHAPAN PENGEMBANGAN MODEL 0 SISTEM ASUMSI 0 PENDEKATAN SISTEM Outline 0 PENDAHULUAN 0 TAHAPAN PENGEMBANGAN MODEL 0 SISTEM ASUMSI 0 PENDEKATAN SISTEM Pendahuluan 0 Salah satu dasar utama untuk mengembangkan model adalah guna menemukan peubah-peubah apa yang penting

Lebih terperinci

c. Pembangunan sistem Berdasarkan analisa sistem yang telah dilakukan, dibuat rancangan/desain sistem yang selanjutnya diterjemahkan kedalam bentuk

c. Pembangunan sistem Berdasarkan analisa sistem yang telah dilakukan, dibuat rancangan/desain sistem yang selanjutnya diterjemahkan kedalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, tujuan sistem perencanaan pembangunan adalah untuk mendukung koordinasi

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 65 3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Permasalahan utama yang dihadapi industri gula nasional yaitu rendahnya kinerja khususnya produktivitas dan efisiensi pabrik gula. Untuk menyelesaikan permasalahan

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model

PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model Rekayasa sistem kelembagaan penelusuran pasokan bahan baku agroindustri gelatin untuk menjamin mutu produk melibatkan berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Model

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Model TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Model Pemodelan merupakan suatu aktivitas pembuatan model. Secara umum model memiliki pengertian sebagai suatu perwakilan atau abstraksi dari sebuah objek atau situasi aktual.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan informasi yang akurat dan tepat untuk penyajian data sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan informasi yang akurat dan tepat untuk penyajian data sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi yang akurat dan tepat untuk penyajian data sangat diperlukan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Koperasi merupakan salah satu organisasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Industri Cilegon yang meliputi Anyer (perbatasan kota Cilegon-Kabupaten Serang), Merak, dan Cilegon, yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN

III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN Bahan baku merupakan salah satu faktor penting dalam keberlangsungan suatu industri. Bahan baku yang baik menjadi salah satu penentu mutu produk yang dihasilkan.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Kerangka Pemikiran Manajemen risiko rantai pasok produk/komoditas jagung merupakan suatu proses yang kompleks. Kompleksitas lingkungan tempat keputusan strategis dibuat merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian untuk mendapatkan hasil sistem persediaan yang optimal, maka terdapat beberapa tahapan dalam penelitian yang perlu dilakukan, antara lain adalah: 3.1. Tahap

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan dengan luas wilayah daratan 1,9 juta km 2 dan wilayah laut 5,8 juta km 2 dan panjang garis pantai 81.290 km, Indonesia memiliki potensi sumber

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA. Kerangka Berpikir

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA. Kerangka Berpikir KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA Kerangka Berpikir Pentingnya peran Puskesmas dalam peningkatan kesehatan penduduk di wilayahnya saat ini menghadapi berbagai tantangan baik berupa kendala internal yakni

Lebih terperinci

Pengembangan Model Simulasi Sistem Dinamis Keseimbangan Jumlah Input - Output Mahasiswa

Pengembangan Model Simulasi Sistem Dinamis Keseimbangan Jumlah Input - Output Mahasiswa Pengembangan Model Simulasi Sistem Dinamis Keseimbangan Input Output Mahasiswa Yuli Dwi Astanti, Trismi Ristyowati Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran

III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Perbaikan kualitas udang melalui rantai pengendalian mutu perlu melibatkan unit pengadaan bahan baku, unit penyediaan bahan baku, unit pengolahan, dan laboratorium

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadikan suatu informasi tersebut berguna bagi setiap individu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadikan suatu informasi tersebut berguna bagi setiap individu yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, perkembangan teknologi sudah semakin pesat dan informasi yang ada di sekitar kita juga semakin banyak. Maka dengan adanya informasi tersebut dapat

Lebih terperinci

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng Analisis Model dan Simulasi Hanna Lestari, M.Eng Simulasi dan Pemodelan Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Simulasi

Lebih terperinci

Lampiran 2. Petunjuk penggunaan model pasokan bahan baku yang dibangun dalam Powersim Studio 2005

Lampiran 2. Petunjuk penggunaan model pasokan bahan baku yang dibangun dalam Powersim Studio 2005 104 Lampiran 2. Petunjuk penggunaan model pasokan bahan baku yang dibangun dalam Powersim Studio 2005 1. Silakan buka software Powersim Studio 2005 yang telah diinstal dengan cara klik Start, kemudian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Manajemen risiko rantai pasok melalui pendekatan distribusi risiko (Risk Sharing) merupakan proses yang kompleks. Kompleksitas lingkungan tempat keputusan

Lebih terperinci

BAB 13 METODE SISTEM DINAMIS

BAB 13 METODE SISTEM DINAMIS METODE ANALISIS PERENCANAAN 2 Materi 11 : TPL 311 2 SKS Oleh : Ken Martina Kasikoen BAB 13 METODE SISTEM DINAMIS Metode Sistem Dinamis awalnya dikembangkan oleh Jay Forrester pada tahun 1963 dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat telah membawa manusia memasuki kehidupan yang berdampingan dengan informasi dan teknologi itu sendiri. Yang berdampak pada

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN AHLI

SISTEM MANAJEMEN AHLI 201 SISTEM MANAJEMEN AHLI Konfigurasi model Pengambilan keputusan dengan pendekatan sistem berbasis pengetahuan dikenal dengan istilah sistem manajemen ahli. (Eriyatno, 2009). Didalam sistem manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar yang telah dilakukan mengakibatkan anak didik

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar yang telah dilakukan mengakibatkan anak didik BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar yang telah dilakukan mengakibatkan anak didik cenderung menghafalkan materi sebagai cara yang mudah untuk memahami. Pemahaman atas

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 41 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Permasalahan adalah bagaimana ini mem menyediakan memenuhi syarat ke konsumennya. Sebagai salah satu bagian dari rantai pasok berbasis, di sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Dikatakan oleh Kristanto (2008) bahwa Sistem informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TAHAPAN PENELITIAN Tahapan penelitian disajikan dalam diagram langkah-langkah metodologi penelitian yang merupakan skema sistematis mengenai keseluruhan proses studi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Model Model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan (Departemen P dan K, 1984:

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN

VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN 76 VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN Sistem pengembangan klaster agroindustri aren di Sulawesi Utara terdiri atas sistem lokasi unggulan, industri inti unggulan, produk unggulan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi, tetapi juga menciptakan akurasi, kecepatan, dan kelengkapan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. informasi, tetapi juga menciptakan akurasi, kecepatan, dan kelengkapan sebuah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi informasi berperan penting dalam memperbaiki kualitas suatu instansi. Penggunaannya tidak hanya sebagai proses otomatisasi terhadap akses informasi, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alat pengolah data wajib dimiliki oleh suatu perusahaan/instansi

BAB I PENDAHULUAN. Alat pengolah data wajib dimiliki oleh suatu perusahaan/instansi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alat pengolah data wajib dimiliki oleh suatu perusahaan/instansi untuk memperlancar informasi yang dibutuhkan oleh setiap bagian dalam perusahaan. Pengolahan data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daging merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, serta merupakan komoditas ekonomi yang mempunyai nilai

Lebih terperinci

Teknik Simulasi. Eksperimen pada umumnya menggunakan model yg dapat dilakukan melalui pendekatan model fisik atau model matametika.

Teknik Simulasi. Eksperimen pada umumnya menggunakan model yg dapat dilakukan melalui pendekatan model fisik atau model matametika. Teknik Simulasi Dalam mempelajari sistem dapat dilakukan dengan pendekatan eksperimental, baik dengan menggunakan sistem aktual, maupun menggunakan model dari suatu sistem. Eksperimen pada umumnya menggunakan

Lebih terperinci

Analisis Faktor Produktivitas Gula Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Harga Gula Domestik dan Permintaan Gula Impor. Lilis Ernawati

Analisis Faktor Produktivitas Gula Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Harga Gula Domestik dan Permintaan Gula Impor. Lilis Ernawati Analisis Faktor Produktivitas Gula Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Harga Gula Domestik dan Permintaan Gula Impor Lilis Ernawati 5209100085 Dosen Pembimbing : Erma Suryani S.T., M.T., Ph.D. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang teknologi informasi yang semakin pesat telah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang teknologi informasi yang semakin pesat telah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kemajuan dalam bidang teknologi informasi yang semakin pesat telah membawa manusia memasuki dunia baru yang di penuhi dengan berbagai inovasi. Seperti halnya dalam

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Pengertian Sistem (Marimin, 2005)

Gambar 3.1. Pengertian Sistem (Marimin, 2005) 3. PENDEKATAN SISTEM 3.1 Pengertian Sistem Sistem adalah suatu elemen yang berada dalam keadaan saling berhubungan untuk suatu tujuan yang sama. Dengan demikian, pendekatan sistem selalu mencari mencari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi informasi pada saat ini telah berkembang sangat pesat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi informasi pada saat ini telah berkembang sangat pesat sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi pada saat ini telah berkembang sangat pesat sehingga mempunyai dampak dalam meningkatkan efektifitas dan ke-efisienan dalam melakukan setiap pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian untuk menyelesaikan masalah di Instalasi Farmasi B RSUD Wangaya Kota Denpasar, terdapat empat tahapan utama yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 42 III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di daerah Cilegon serta kawasan industri di Cilegon (Kawasan Industri Estate Cilegon, KIEC). Jenis industri di daerah tersebut adalah

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Konsep Agroindustri Agroindustri merupakan salah satu subsistem dari sistem agribisnis yang memiliki peranan yang sangat penting karena memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian ini secara garis besar mencoba menjelaskan langkah-langkah dalam mengevaluasi tingkat kecelakaan kerja yang bersumber dari bahaya unsafe condition

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERUMUSAN KEBIJAKAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MOBIL NASIONAL. LOGO Company Logo. Tugas Akhir

DAFTAR ISI PERUMUSAN KEBIJAKAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MOBIL NASIONAL. LOGO Company Logo. Tugas Akhir PERUMUSAN KEBIJAKAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MOBIL NASIONAL Wimala Prameswari [2506 100 108] Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, MT Dosen Ko-Pembimbing : Effi Latiffianti, ST, MSc Tugas Akhir

Lebih terperinci