Aplikasi Pengenalan Ucapan Dengan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Untuk Pengendalian Robot Bergerak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Aplikasi Pengenalan Ucapan Dengan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Untuk Pengendalian Robot Bergerak"

Transkripsi

1 Aplkas Pengenalan Ucapan Dengan Jarngan Syaraf Truan Propagas Balk Untuk Pengendalan Robot Bergerak Mahmud Irfandy (LF 4 49) Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk, Unverstas Dponegoro, Semarang, Indonesa rfun_4@yahoo.co.d Abstrak Pengenalan ucapan dengan jarngan syaraf truan dapat dpaham dan dmengert melalu beberapa metode ekstraks cr, dantaranya dengan metode LPC dan transformas Fourer. Lnear Predctve Codng adalah salah satu alat dalam pemrosesan atau analsa snyal untuk memperoleh ftur atau cr unk dar tap pola suara. Sedangkan Transformas Fourer dgunakan untuk memperjelas cr tap pola karena dapat memberkan nformas-nformas yang dsajkan dalam ranah frekuens bak yang bersfat dskret maupun kontnu. JST (Jarngan Syaraf Truan) banyak dgunakan untuk aplkas pengenalan pola (pattern recognton). Kemampuan untuk pembelajaran dar data pelathan dan generalsas ke stuas/konds yang baru adalah alasan mendasar mengapa JST banyak dgunakan. Hasl yang d harapkan adalah suatu sstem kendal robot yang efektf hanya dengan menggunakan suara manusa. Suara manusa yang masuk akan dkenal oleh JST dan dubah menjad suatu karakter ASCII yang dapat dkenal oleh robot kemudan dkrmkan melalu komunkas seral ke robot. Dalam aplkas n pengenalan ucapan melput lma kata, dantaranya maju, mundur, kanan, kr dan stop. Mula-mula snyal suara drekam dalam bentuk fle *.wav. Kemudan snyal suara analog dcuplk menjad snyal dgtal dengan kecepatan cuplk 8 Hz. Untuk proses ekstraks parameter suara dgunakan metode Lnear Predctve Codng (LPC) untuk mendapatkan koefsen cepstral. Koefsen cepstral LPC n dtransformaskan ke dalam doman frekuens dengan beberapa ttk pada Fast Fourer Transform (FFT), yatu 3, 64, 8, dan 5 pont. Selanjutnya dar data tersebut dambl setengahnya saja yang sudah mewakl representas frekuens dar snyal tersebut. Data numers tersebut dlath dengan Jarngan Syaraf Truan untuk dkenal. Metoda pembelajaran yang dgunakan adalah Back Propagaton. Dar hasl pembelajaran akan ddapatkan bobot jarngan yang telah berubah. Jarngan duj dengan memberkan masukkan berupa data pengujan. Hasl pengujan menunjukkan bahwa pengenalan jarngan terhadap data baru lebh rendah terhadap data lathan. Dar beberapa varas pengujan dperoleh jarngan terbak net9 dengan prosentase pengenalan suara dar responden d dalam database sebesar 86 %, dan prosentase pengenalan suara dar responden d luar database sebesar 66,67 %. Kata Kunc : Pengenalan ucapan, LPC, FFT, JST, Back Propagaton, seral I. Pendahuluan Pengolahan snyal merupakan hal yang sangat pentng dalam lmu pengetahuan dan teknolog khususnya dalam teknolog komunkas bak dalam pengolahan snyal analog maupun pengolahan snyal dgtal. Salah satu bdang pengolahan snyal yang sangat berpengaruh dalam teknolog komunkas adalah pengenalan ucapan (speech recognton).. Latar Belakang Teknolog pengenalan ucapan saat n telah mengalam perkembangan yang cukup pesat. Banyak aplkas-aplkas yang telah dhaslkan serng dengan metode dan proses dar pengenalan ucapan tersebut. Dar perkembangan teknolog pengolahan snyal suara n munculah de untuk membuat suatu sstem kendal robot yang efektf hanya dengan menggunakan suara manusa. Dalam speech recognton terdapat beberapa permasalahan yang serng muncul dan berbeda untuk setap permasalahannya msalnya kecepatan pengenalannya, ketepatan pengenalannya, dan lan sebaganya. Untuk tu dperlukan suatu algortma pembelajaran mesn yang dapat dgunakan untuk melakukan ekstraks pola atau cr suara dengan mempelajar cr-cr suara sebelumnya. Algortma jarngan syaraf truan merupakan salah satu algortma pembelajaran mesn yang menru proses yang terjad pada kehdupan alam. Algortma jarngan syaraf truan merupakan algortma yang memungknkan mesn untuk belajar dar pengalaman. Algortma n cocok untuk daplkaskan ke permasalahan yang hanya dketahu masukan serta keluarannya, dan proses antara masukan dan keluaran tdak dketahu. Dengan alasan tersebut, algortma jarngan syaraf truan n dapat dpergunakan untuk menyelesakan permasalahan pengenalan suara pada sstem n.. Tujuan Tujuan dar tugas akhr n adalah membuat aplkas pengenalan suara untuk pengendalan robot dengan menggunakan jarngan syaraf truan sebaga algortma pembelajaran dan pemodelan dalam pengenalan suara.

2 .3 Batasan Masalah Agar pembahasan atau analss tdak melebar dan terarah, maka permasalahan dbatas pada :. Data masukan berupa 5 buah kata bahasa Indonesa, yatu maju, mundur, kanan, kr, dan stop yang dambl dar 6 orang responden yang terdr dar 5 orang pra dan orang wanta. Masng-masng responden dambl datanya sebanyak buah contoh buny untuk setap kata.. Analss snyal dlakukan dengan ekstraks cr menggunakan LPC (Lnear Predctve Codng) dan FFT (Fast Fourer Transform). 3. Proses pengenalan suara dlakukan dengan Jarngan Syaraf Truan Multlayer Perceptron dengan metode pembelajaran Back Propagaton. 4. Proses pengrman data dar komputer melalu komunkas seral. 5. Pembuatan program dlakukan dengan menggunakan bantuan bahasa pemrograman Matlab 6.5. II. Landasan Teor. Pengenalan Suara Salah satu bentuk pendekatan pengenalan suara adalah pendekatan pengenalan pola yang terdr dar dua langkah yatu pembelajaran pola suara dan pengenalan suara melalu perbandngan pola. Tahap perbandngan pola adalah tahap saat suara yang akan dkenal dbandngkan polanya dengan setap kemungknan pola yang telah dpelajar dalam fase pembelajaran, untuk kemudan dklasfkaskan dengan pola terbak yang cocok. Blok dagram pembelajaran pola dan pengenalan suara dtunjukkan pada gambar d bawah n. (a) Blok dagram pembelajaran pola. (b) Blok dagram pengenalan suara. Gambar. Blok dagram pembelajaran pola dan pengenalan suara. Pengenalan suara secara umum dapat dbag menjad tga tahap, yatu tahap ekstraks cr, tahap pemodelan atau pembelajaran, dan tahap pengenalan suara... Ekstraks Cr dengan Metode LPC Salah satu metode yang dgunakan untuk proses ekstraks cr adalah Lnear Predctve Codng (LPC). Prnsp dasar dar pemodelan snyal dengan menggunakan LPC adalah bahwa contoh snyal ucapan s(n) pada waktu ke-n dapat dperkrakan sebaga kombnas lner p sampel snyal ucapan sebelumnya yatu s n) a s( n ) + a s( n ) a p s( n ) ( p dengan koefsen a, a,...a p dasumskan bernla konstan pada frame analss ucapan. Prosedur untuk mendapatkan koefsen LPC dperlhatkan pada Gambar. cˆ m ( t) ˆ ( t) c m ~ ~ s ( n ) X t (n) ( n ) c m (t) X t s m (t) Gambar. Blok dagram analss LPC...3 Algortma Transformas Fourer Cepat (Fast Fourer Transform) Untuk lebh memudahkan dalam perhtungan, transformas Fourer dskret selanjutnya dapat dkembangkan dengan cara mengefsenkan perulangan perhtungan juga sfat smetr dar faktor fasa W yang menjad sfat transformas Fourer dskret dengan tujuan mengurang jumlah perhtungan yang dbutuhkan. Untuk lebh memudahkan dalam manpulas atau perhtungan penjumlahan, ao x( t) = + ( ak cos( ω kt) + bk sn( ωkt)) k = dapat dtulskan kembal dalam bentuk blangan kompleks eksponensal berdasarkan denttas Euler : jθ jθ jθ jθ e + e e e cos( θ ) =,sn( θ ) = j Sehngga, jωkt jωkt jωkt jωkt e + e e e x( t) = ao + ( ak + bk j k = jωkt jωkt = ao + ( ( ak bk ) e + ( ak + bk ) e ) k = dnyatakan y n = / ( a n - j b n ), dapat kta gunakan fakta-fakta bahwa a n dan b n adalah koefsen Fourer fungs perodk, dengan fungs kosnus adalah fungs perodk genap, dan fungs snus adalah fungs perodk ganjl. Algortma FFT( Fast Fourer Transform) yang banyak dgunakan secara luas adalah algortma dengan blangan dasar, artnya masukan yang dbutuhkan sebanyak = V. Hal yang pertama dlakukan dalam pengembangan algortma FFT (Fast Fourer Transform) dengan blangan dasar alah dengan menyederhanakan penulsan persamaan DFT (Dscrete Fourer Transform) dan juga membuat beberapa hubungan matemats, sehngga persamaan (.9) dapat dtuls kembal menjad : X j π nk / ( k) = xne, k =,,..., Dan juga faktor e -jπ/ akan dtuls sebaga W, maka : W = e -jπ/ Sehngga persamaan (.7) menjad : r m (t)

3 X kn ( k) = xnw, k =,,..., Akan sangat bermanfaat pada saat n untuk memperhatkan hubungan yang melbatkan W pertama W = = Kedua ( K + / ) K / K j(π / )( / W = W W = W e K jπ = W e (cosπ j sn π ) jπ / jπ / jπ ( / ) ( e ) = e = e W / K k = W bla haslnya dsmpulkan yang berhubungan dengan W maka kta dapatkan jπ / W = e W / W = W ( K + / ) = W K Prosedur n djelaskan sebaga berkut : sufks n, dalam persamaan (.8) terletak dar n = hngga n = -, berhubungan dengan nla data X,X, X,X 3,.,X -. Runtun nomor genap adalah X,X,X 4,X 6,.,X - dan runtun bernomor ganjl adalah X,X 3,X 5,.,X -, kedua runtun mengandung / pon. Istlah dalam runtun genap dapat dwakl dengan X n dengan n = hngga n = / sementara untuk runtun ganjlnya menjad X n+, maka persamaan (.8) dapat dtuls ulang menjad : K (n+ ) k ( k) = xnw + xn+ W K K nk xnw + W xn+ W, k =,,..., x = dengan menggunakan persamaan (.3b) memberkan nk nk = W sehngga persamaan (.3) menjad : W / x( k) = x nk K nk nw / + W xn+ W /, k =,,..., persamaan (.33) dapat dtuls menjad : K X k) = X ( k) + W X ( k), k =,,..., ( Bla dbandngkan persamaan (.8) dan persamaan (.34) terlhat bahwa X (k) sesungguhnya adalah transformas Fourer dskret runtun genap, sementara X (k) merupakan runtun ganjl. Karenanya sepert yang sudah dsebutkan bahwa transformas Fourer dskret : X (k) dan X (k) faktor W K / terdapat d kedua X (k) dan X (k) dan hanya perlu dhtung sekal saja...3 Pemodelan Jarngan Syaraf Truan Model matemats dar neuron dapat dlhat pada Gambar 3. Masukan dan bobot merupakan model matemats dar dendrt, penjumlahan serta fungs pengaktf merupakan model matemats dar soma ) (badan sel), serta keluaran merupakan model matemats dar akson. Gambar 3. Model matemats neuron Setap jalur nla masukan ke neuron mempunya bobot, dan terdapat satu jalur masukan tambahan yang bukan merupakan jalur masukan, yatu jalur ke-. Jalur ke- n dapat berfungs sebaga nla koreks atau dapat juga berfungs sebaga nla threshold (nla ambang batas). Impuls pada sstem syaraf manusa dmodelkan sebaga nla yang dmasukkan melalu jalur nla masukan ke dalam model neuron. la pada setap jalur masukan akan dkalkan dengan bobot jalur, dan kemudan djumlahkan. la yang dhaslkan dar penjumlahan seluruh masukan tersebut dapat berada pada range yang sangat besar sehngga akan mempersult pengolahan selanjutnya. Untuk menghndar hal tersebut, nla hasl penjumlahan akan dproses terlebh dulu dengan menggunakan sebuah fungs ϕ (ph) yang dsebut fungs aktvas. Penghtungan nla hasl dapat dtulskan secara matemats sebaga berkut: y k = ϕ(u) y = ϕ ( k m = x w Proses pembelajaran pada suatu neuron dlakukan dengan memperbaru nla bobot setap masukan (w ) sesua dengan pembelajaran yang dberkan. Bentuk data pembelajaran adalah berupa pasangan vektor nla masukan ke neuron dan nla target keluaran (t). la masukan akan dmasukkan ke dalam neuron, dan menghaslkan nla keluaran (y). Kesalahan dar nla keluaran yang dhaslkan dhtung, dan nla bobot w untuk setap masukan dperbaru menggunakan: w ( n + ) = w ( n) + w w = η ( t y) k x Dengan η (mu) adalah kecepatan pembelajaran, yatu seberapa besar bobot w terbaru pada setap langkah pembelajaran. Proses n dlakukan berulangulang dengan data pembelajaran yang berbeda. Pada akhrnya, bobot nla masukan akan bers nla bobot yang sesua...4 Metode Pelathan Backpropagaton Algortma pelathan backpropagaton melput 3 fase. Fase pertama adalah fase maju. Pola masukan dhtung maju mula dar layer masukan hngga layer ) 3

4 keluaran menggunakan fungs aktvas yang dtentukan. Fase kedua adalah fase mundur. Selsh antara keluaran jarngan dengan target yang dngnkan merupakan kesalahan yang terjad. Kesalahan tersebut dpropagaskan mundur, dmula dar gars yang berhubungan langsung dengan unt-unt d layer keluaran. Fase ketga adalah modfkas bobot untuk menurunkan kesalahan yang terjad. Ketga fase tersebut dulang-ulang terus hngga konds penghentan dpenuh. Umumnya konds penghentan yang serng dpaka adalah jumlah teras atau kesalahan. Iteras akan dhentkan jka jumlah teras yang dlakukan sudah melebh jumlah maksmum teras yang dtetapkan, atau jka kesalahan yang terjad sudah lebh kecl dar batas tolerans kesalahan yang dtetapkan. III. Perancangan dan Implementas Sstem Secara gars besar, aplkas pengenalan snyal ucapan n terdr dar dua bagan, yatu bagan pengenalan ucapan dan pengrman data ke robot. Sstem n dwujudkan ke dalam suatu perangkat lunak (program) menggunakan bahasa pemrograman Matlab 6.5. Secara umum pembuatan program n mengkut alur sesua yang dtunjukkan pada Gambar 5 berkut. pengenalan ucapan merupakan proses pembandngan antara suara uj dengan model suara yang ddapat dar proses pembelajaran. Sstem yang dbuat dtujukan untuk dapat mengenal beberapa kata masukan, yatu maju, mundur, kanan, kr, dan stop. Masng-masng kata mewakl satu perntah masukan pada robot. Kata maju untuk menggerakkan robot maju ke depan, mundur untuk memutar poss robot dengan sudut 8 dan menggerakkan ke depan, kanan untuk menggerakkan robot belok ke kanan, kr untuk menggerakkan robot belok ke kr, dan kata stop untuk menghentkan robot. 3.3 Pengelolaan Bass Data Dalam pembuatan bass data dlakukan perekaman suara dengan 6 orang responden yang terdr dar 5 orang pra dan orang wanta dengan rentang usa -3 tahun. Tap responden melakukan perekaman sebanyak kal untuk setap kata, sehngga dperoleh 5 suara bass data untuk tap responden. Database dtambah dengan perekaman suara d luar kata maju, mundur, kanan, kr, dan stop yang akan dkenal sebaga Suara Tdak Dkenal sebanyak 3 suara, sehngga jumlah total keseluruhan bass data alah 33 suara. Perekaman suara dalam pembuatan bass data n dlakukan selama detk untuk tap ucapan. Pencuplkan dlakukan pada frekuens 8 Hz dengan resolus 6 bt. Kecepatan pencuplkan tersebut dlakukan dengan ddasarkan asums bahwa snyal percakapan (speech) berada pada daerah frekuens 3-34 Hz sehngga memenuh krtera yqust yang menyatakan bahwa frekuens penyamplngan mnmal kal frekuens maksmal dar snyal yang akan dsamplng untuk menghndar alasng : 4 f s xf h f = h fntertngg Gambar 5. Dagram alr program utama Pembuatan sstem pengenalan ucapan terdr dar proses pengelolaan bass data, proses ekstraks cr, dan proses pemodelan dan pelathan. Ketga proses tersebut serng dsebut dengan proses pembelajaran. Proses 3. Ekstraks Cr Proses pengekstraksan cr merupakan proses untuk mendapatkan parameter parameter snyal suara. Parameter parameter nlah yang nantnya dgunakan untuk membedakan satu kata dengan kata yang lan. Proses awal ekstraks cr yatu dengan normalsas ampltudo terlebh dahulu, setelah tu dlakukan pendeteksan awal dan akhr kata. ormalsas ampltudo dlakukan dengan cara membag semua nla nput dengan nla maksmum dar nput tu sendr. Sehngga untuk semua snyal masukan memlk nla maksmum yang sama yatu. Sedangkan deteks awal-akhr dgunakan pada proses untuk mendeteks mula snyal ucapan awal dan berakhr ketka sudah tdak ducapkan. Sehngga tdak dsalah artkan untuk tap snyal yang masuk. Setelah tu snyal terlebh dahulu dsamakan jumlah datanya, sehngga pada proses analsa LPC bsa ddapat jumlah frame dan panjang masng-masng frame yang sama. Walaupun tahap n akan memperpanjang data dan proses pada jarngan syaraf truan, tahap n mampu memperkecl kesalahan pengenalan kata. Terutama untuk kata yang memlk jumlah suku kata berbeda.

5 Proses normalsas ampltudo, pendeteksan awal dan akhr kata, serta penyamaan panjang data pada Matlab dlakukan dengan fungs clean sebaga berkut : 5 [maju,fs] = wavread( mahmudmaju.wav ); potong_maju = clean(maju); Data dar hasl normalsas selanjutnya melewat proses preemphass. Setelah melalu proses preemphass, snyal suara dbag dalam beberapa frame sepanjang sample suara dengan jarak antara frame yang berdekatan dpsahkan oleh M sample. Setap frame kemudan djendelakan menggunakan Hammng wndow, danalss autokorelas, dan danalss LPC sehngga ddapatkan koefsen LPC. Semua proses tersebut dapat dlakukan dengan satu fungs lpc_cep. koef_lpc = lpc_cep(potong_maju); koef_lpc = rerata(koef_lpc); Proses frame blockng yang dlakukan pada sstem n dtetapkan tap 3 ml detk dengan jarak antar frame ml detk. Jad dengan kecepatan cuplk sebesar 8 Hz maka tap frame akan bers 4 byte data dengan jarak antar frame 8 byte data atau dengan kata lan overlap yang terbentuk sebesar 6 byte data. Dengan ketentuan frame sepert d atas, maka untuk data hasl cuplk sebanyak 5 data maka akan terbentuk 5 6 = 6 frame (hasl pembulatan dar 8 6,5). Gambar 6. Dagram alr proses pelathan jarngan. 3.. Pengenalan Ucapan Dagram alr proses pengenalan ucapan dengan menggunakan jarngan syaraf truan back propagaton dtunjukkan oleh gambar berkut : Untuk perhtungan koefsen LPC, dgunakan orde LPC sehngga dperoleh data output sebanyak (+) x 6 = 78 data. Selanjutnya koefsen LPC n d rata-rata sehngga dperoleh hasl akhr koefsen LPC sebanyak 3 x data. Selanjutnya koefsen LPC tersebut dproses dengan Fast Fourer Transform (FFT) untuk mendapatkan snyal pada doman frekuens. Hal n bertujuan agar perbedaan antar pola kata yang satu dengan yang lan terlhat lebh jelas sehngga ekstraks parameter snyal memberkan hasl yang lebh bak.. Contoh proses FFT dtunjukkan oleh senara program berkut : fft_maju = abs(fft(koef_lpc,5)); Proses Fast Fourer Transform (FFT) yang dgunakan memaka 3, 64, 8 dan 5 pont dan karena hasl FFT smetrs maka keluaran FFT tersebut hanya dambl setengahnya saja. Dar data FFT n kemudan djadkan masukan bag jarngan syaraf truan. 3.3 Pelathan Jarngan Setelah melalu tahap transformas Fourer selanjutnya parameter yang dhaslkan dmasukkan ke dalam jarngan syaraf truan dengan menggunakan metode pembelajaran Back Propagaton. Dagram alr proses pelathan jarngan dapat dlhat pada gambar d bawah n : Gambar 7 Dagram alr proses pengenalan ucapan Sebelum mengrmkan data melalu komunkas seral, kta perlu membuat objek seral pada program Matlab dengan menggunakan perntah sebaga berkut : s = seral('com'); s.baudrate = 48; s.databts = 8; s.stopbts = ; s.party = 'none';

6 Dar senara program d atas dapat kta lhat konfguras yang dgunakan pada objek seral n yatu menggunakan jalur COM, baudrate 48 bps, jumlah data bt 8, dan jumlah stop bt. Sebelum mengrmkan data, objek seral n harus dbuka terlebh dahulu dengan perntah fopen(s). Setelah tu data kta krmkan dengan perntah fwrte(s,'8','char') msalnya untuk memerntahkan robot bergerak maju. Untuk menutup port seral dgunakan perntah fclose(s). IV. Pengujan dan Analss 4. Pengujan Hal-hal yang dbahas dalam pengujan dan analss tugas akhr n adalah pengaruh jumlah hdden neuron, besarnya laju pembelajaran, jumlah hdden layer jarngan, serta jumlah ttk pada proses FFT. Analss terbag menjad, yatu analss tahap pelathan, dan analss tahap pengenalan. 4.. Analss Tahap Pelathan Dar peneltan dperoleh hasl pelathan dengan beberapa varas parameter pengujan sebaga berkut: Tabel. Hasl perbandngan jumlah hdden neuron ama Struktur net (mu) teras MSE akhr net (5, 5),,4353 net (5, ),,9855 net3 (35,5), 5 9,94634 x - Tabel. Hasl perbandngan laju pembelajaran ama Struktur net (mu) teras MSE akhr net4 (5, ),,9855 net5 (5, ), 853 9,9568 x - net6 (5,),5,599 Tabel 3. Hasl perbandngan jumlah hdden layer ama Struktur net (mu) teras MSE akhr net7 (35, 5), 885 9,746 x - net8 net9 (35,, 5) (35, 5, 5, 5), 74 9,565 x -, 676 8,8459 x - Dar beberapa hasl d atas ddapatkan bahwa semakn besar jumlah hdden neuron maka jumlah teras pelathan jarngan semakn kecl dan jarngan dapat mencapa MSE yang dharapkan. Laju pembelajaran terbak yang ddapatkan yatu sebesar,. Dar hasl tersebut ddapatkan pula bahwa semakn besar jumlah hdden layer maka teras pelathan yang dbutuhkan juga semakn kecl. 4.. Analss Tahap Pengenalan Pada pengujan n dgunakan 5 orang responden, 3 orang dar luar database, dan orang dar dalam database. Selanjutnya dar kelma responden tu drekam masng-masng pengucapan untuk tap kata, sehngga total ada 5 data yang dujkan. Dar hasl pengujan dperoleh hasl sebaga berkut : Tabel 4. Hasl pengenalan tap jarngan dengan reponden d dalam database Jarngan Prosentase Pengenalan % net 76 % net 75 % net3 8 % net4 75 % net5 8 % net6 7 % net7 8 % net8 8 % net9 86 % Tabel 5. Hasl pengenalan tap jarngan dengan reponden d luar database Jarngan Prosentase Pengenalan % net 45,33 % net 44 % net3 58 % net4 44 % net5 58 % net6 49,33 % net7 65,33 % net8 65,33 % net9 66,67 % Dar tabel d atas dapat kta lhat bahwa prosentase pengenalan dengan responden d luar database lebh kecl darpada prosentase pengenalan dengan responden d dalam database. Hal n dsebabkan oleh adanya beberapa faktor, dantaranya faktor derau, karakterstk snyal suara yang dkenal, dan adanya pengaruh dstors 4..3 Pengujan Jumlah Ttk Pada FFT Jumlah ttk yang dgunakan dalam pengujan n adalah 3, 64, 8 dan 5 ttk. Hasl percobaan dapat kta lhat pada tabel berkut. Tabel 6. Hasl pengujan varas jumlah ttk FFT Jarngan Jumlah ttk FFT Prosentase Pengenalan % et_fft_ % et_fft_ % et_fft_8 8 7, % et_fft_5 5 74,4 % Dar hasl d atas dperoleh bahwa hasl FFT dengan 5 pont memlk prosentase pengenalan kata tertngg yatu sebesar 74,4 % Pengujan Dengan Respon Robot Setelah melakukan pengujan pada sstem pengenalannya saja, selanjutnya adalah melakukan pengujan untuk d komunkaskan dengan robot. Untuk pengujan n yang dutamakan adalah pengukuran waktu delay yang d htung mula dar pengucapan hngga djalankan oleh robot, serta error dar perntah yang dberkan terhadap robot. Analsa dan pengujan n dlakukan dengan memberkan perntah terhadap robot sebanyak kal secara acak untuk kelma perntah yang telah d tentukan : 6

7 7 Tabel 7. Hasl pengujan dengan respon robot Perntah Gerak Robot Delay Maju Maju detk Kanan Kanan detk Mundur Mundur detk Kanan Kanan detk Mundur Mundur detk Kanan Maju detk Maju Maju detk Kanan Kanan detk Maju Mundur detk V. Penutup 5. Kesmpulan Dar hasl peneltan dan pembahasan dapat dsmpulkan bahwa :. Semakn kompleks suatu jarngan maka semakn bagus knerja jarngan.. Pada pengujan dperoleh laju pembelajaran terbak yatu sebesar,. 3. Prosentase pengenalan yang dperoleh dengan data uj dar responden d luar database adalah net = 45,33 %, net = 44 %, net3 = 58 %, net4 = 44 %, net5 = 58 %, net6 = 49,33 %, net7 = 65,33 %, net8 = 65,33 %, net9 = 66,67 %. Sedangkan pengenalan dengan data uj dar responden d dalam database adalah net = 76 %, net = 75 %, net3 = 8 %, net4 = 75 %, net5 = 8 %, net6 = 7 %, net7 = 8 %, net8 = 8 %, net9 = 86 %. 4. Dar hasl pengujan dengan varas jumlah ttk pada proses FFT dperoleh bahwa prosentase pengenalan tertngg ddapatkan dengan jumlah ttk sebesar 5 pont, yatu sebesar 74,4 %. 5. Dar hasl pengujan dengan gerak robot dperoleh waktu rata-rata yang dperlukan mula dar proses pengenalan suara, pengrman data hngga dterma oleh robot yatu sektar detk. Saran Adapun saran yang dapat dberkan sehubungan dengan pelaksanaan peneltan n adalah :. Dperlukan suatu ruangan yang cukup tenang dan bersh terhadap snyal derau.. Pengenalan ucapan bsa dtambahkan dengan flter adaptf sehngga akan dperoleh hasl pengenalan yang tdak terpengaruh oleh derau. 3. Untuk memperbak knerja jarngan, data yang dlath perlu dperbanyak dengan menambah jumlah responden pada data pelathan. 4. Perekaman dlakukan dengan suara responden yang asl (menggunakan pelafalan yang bak dan benar ), tdak dalam keadaan dbuat-buat. 5. Pengrman data ke robot dapat dkembangkan dengan menggunakan bluetooth melalu ponsel, sehngga dperoleh sstem pengendalan robot yang lebh efsen. Daftar Pustaka [] Adpranata, Rudy dan Resmana, Pengenalan Suara Manusa dengan Metode LPC dan Jarngan Syaraf Truan Propagas Balk, Unverstas Krsten Petra, Surabaya, 999. [] Bachtar, Syafur, Irfan, Aplkas Pengenalan Wcara HMM untuk Kendal Robot PDA, Proyek Akhr D-3, Insttut Teknolog Sepuluh ovember, Surabaya, 7. [3] Bayhak, Achmad, Penekanan Derau Secara Adaptf Pada Pengenalan Ucapan Kata, Skrps S-, Unverstas Dponegoro, Semarang, 6. [4] Drs. Jong Jek Sang, M. Sc., Jarngan Syaraf Truan & Pemrogramannya Menggunakan Matlab, ADI, Yogyakarta, 4. [5] Furu, S., Dgtal Speech Processng, Synthess, and Recognton, Marcel Dekker, Inc., ew York, 989. [6] Gold, B., and Morgan,., Speech and Audo Sgnal Processng : Processng and Percepton of Speech and Musc, John Wley & Sons, Inc., ew York, 999. [7] Hermawan, Aref, Jarngan Syaraf Truan Teor dan Aplkas, ADI, Yogyakarta, 6. [8] Stanggang, Don, Pengenalan Vokal Bahasa Indonesa dengan Jarngan Syaraf Truan Melalu Transformas Fourer, Skrps S-, Unverstas Dponegoro, Semarang,. Bodata Penuls Mahmud Irfandy, terlahr d kota Surabaya pada 5 Februar 986. Telah menjalan penddkan d Taman Kanak-kanak Sarnah Sdoarjo, Sekolah Dasar eger Wadungasr I Sdoarjo, Sekolah Lanjutan Tngkat Pertama eger Semarang, Sekolah Menengah Umum eger Semarang. Dan sekarang tengah menyelesakan penddkan Strata Satu d konsentras Elektronka dan Telekomunkas, Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk, Unverstas Dponegoro, Semarang, Indonesa. Dosen Pembmbng I, Menyetuju, Achmad Hdayatno, ST, MT IP Dosen Pembmbng II, Darjat, ST, MT IP

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot Membuat aplikasi pengenalan suara untuk pengendalian robot dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan sebagai algoritma pembelajaran dan pemodelan dalam pengenalan suara.

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE 1 PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SARAF TIRUAN METODA HEBBRULE un Ennggar 1, Wahyul Amen Syafe, ST, MT 2, Bud Setyono,ST,MT 2 Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk Unverstas, Dponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februar 2015 PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON Madha Chrstan Wbowo 1), I Dewa Gede Ra Mardana 2), Sandy Wrakusuma 3) 1), 2), 3)

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Studi Kasus : Metode Secant)

PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Studi Kasus : Metode Secant) PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Stud Kasus : Metode Secant) Melda panjatan STMIK Bud Darma, Jln.SM.Raja No.338 Sp.Lmun, Medan Sumatera Utara Jurusan Teknk Informatka e-mal : meldapjt.78@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

Sistem Pengenalan Wicara Otomatis Menggunakan Discrete Wavelet Neural Network (DWNN)

Sistem Pengenalan Wicara Otomatis Menggunakan Discrete Wavelet Neural Network (DWNN) Sstem Wcara Otomats Menggunakan Dscrete Wavelet Neural Network (DWNN) Yunus Wcaksono S 1, Djoko Purwanto 2, Agus Sgt Pramono 3 1,2 Program Stud Teknk Elektro Insttut Teknolog Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Matematka dbag menjad beberapa kelompok bdang lmu, antara lan analss, aljabar, dan statstka. Ruang barsan merupakan salah satu bagan yang ada d bdang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen.

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ctra dgtal merupakan ctra hasl dgtalsas yang dapat dolah pada suatu komputer dgtal [12]. Ctra dgtal tersusun atas sejumlah elemen. Elemen-elemen yang menyusun ctra

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

Modulator dan Demodulator

Modulator dan Demodulator Modulator dan Demodulator Modulas adalah suatu proses dmana parameter gelombang pembawa (carrer sgnal) frekuens tngg dubah sesua dengan salah satu parameter snyal nformas/pesan. Dalam hal n snyal pesan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA

PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA Suharto Jat Santoso *, Bud Setyono **, R. Rzal Isnanto ** Abstrak - Selama n pengenalan jens kan pada

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel PRAKTIKUM 6 Penyelesaan Persamaan Non Lner Metode Newton Raphson Dengan Modfkas Tabel Tujuan : Mempelajar metode Newton Raphson dengan modfkas tabel untuk penyelesaan persamaan non lner Dasar Teor : Permasalahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

Sistem Kriptografi Stream Cipher Berbasis Fungsi Chaos Circle Map Dengan Pertukaran Kunci Diffie-Hellman

Sistem Kriptografi Stream Cipher Berbasis Fungsi Chaos Circle Map Dengan Pertukaran Kunci Diffie-Hellman SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Sstem Krptograf Stream Cpher Berbass Fungs Chaos Crcle Map Dengan Pertukaran Kunc Dffe-Hellman A-6 Muh. Fajryanto 1,a), Aula Kahf 2,b), Vga Aprlana

Lebih terperinci

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK 34 III PEMODELN MTEMTIS SISTEM FISIK Deskrps : Bab n memberkan gambaran tentang pemodelan matemats, fungs alh, dagram blok, grafk alran snyal yang berguna dalam pemodelan sstem kendal. Objektf : Memaham

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 9 BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Bab n bers penjelasan mengena langkah-langkah perhtungan serta prosedurprosedur yang dgunakan untuk menemukan solus atas rumusan masalah pada Bab. Dalam bab n juga akan dtamplkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN YARAF r Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr Unverstas Islam Indonesa Yogyakarya emal: cce@ft.u.ac.d Abstrak

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Masduk Jurusan Penddkan Matematka FKIP UMS Abstrak. Penyelesaan persamaan ntegral

Lebih terperinci

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 6 BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 5.. INTEGRAL LINTASAN Msal suatu lntasan yang dnyatakan dengan : (t) = x(t) + y(t) dengan t rl dan a t b. Lntasan dsebut lntasan tutup bla (a) = (b). Lntasan tutup dsebut lntasan

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang Modul 1 Teor Hmpunan PENDAHULUAN Prof SM Nababan, PhD Drs Warsto, MPd mpunan sebaga koleks (pengelompokan) dar objek-objek yang H dnyatakan dengan jelas, banyak dgunakan dan djumpa dberbaga bdang bukan

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

Perancangan Simulasi Integrasi Pengirim-Penerima DVB-T

Perancangan Simulasi Integrasi Pengirim-Penerima DVB-T Bab 3 Perancangan Smulas Integras Pengrm-Penerma DVB-T 3.1 Pendahuluan Program smulas pada tess n bertujuan untuk mensmulaskan perbandngan knerja algortma snkronsas waktu dan frekuens dalam berbaga tpe

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN Latar elakang Sekolah merupakan salah satu bagan pentng dalam penddkan Oleh karena tu sekolah harus memperhatkan bagan-bagan yang ada d dalamnya Salah satu bagan pentng yang tdak dapat dpsahkan

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PEMILIHAN TAPIS PENGHAPUS DERAU PADA CITRA BERDASAR SIFAT STATISTIS, PSNR, DAN INDEKS KUALITAS

PERBANDINGAN PEMILIHAN TAPIS PENGHAPUS DERAU PADA CITRA BERDASAR SIFAT STATISTIS, PSNR, DAN INDEKS KUALITAS PERBADIGA PEMILIHA TAPIS PEGHAPUS DERAU PADA CITRA BERDASAR SIFAT STATISTIS, PSR, DA IDEKS KUALITAS Bernadetta Dyah Susant Wdoretno ), Achmad Hdayatno ), R. Rzal Isnanto ) Jurusan Teknk Elektro Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA BAB ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA.1 Pendahuluan Pada sstem tga fasa, rak arus keluaran nverter pada beban dengan koneks delta dan wye memlk hubungan yang

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA HA NA CA RA KA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA HA NA CA RA KA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA HA NA CA RA KA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON Madha Chrstan Wbowo 1) Sandy Wrakusuma 2) 1) S1 Sstem Komputer, STIKOM Surabaya, emal: madha@stkom.edu 2) S1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat Bab III Analss dan Rancangan Sstem Kompres Kalmat Bab n bers penjelasan dan analss terhadap sstem kompres kalmat yang dkembangkan d dalam tess n. Peneltan n menggunakan pendekatan statstcal translaton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci