Analisis Model Konseptual tentang KNOWLEDGE MANAGEMENT [Kajian Literatur Karya Charles Despres & Daniele Chauval] 1 Oleh: Uwes Anis Chaeruman
|
|
- Iwan Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis Model Konseptual tentang KNOWLEDGE MANAGEMENT [Kajian Literatur Karya Charles Despres & Daniele Chauval] 1 Oleh: Uwes Anis Chaeruman Prolog Management (KM) sebagai suatu konsep/teori dan praktek, tidak dapat dipungkiri lagi telah menjadi isu sentral dan telah menjadi era baru dalam dunia manajemen, ekonomi global saat ini. Despres dan Chauval menjelaskan bahwa salah satu indikator melonjaknya perhatian terhadap Management adalah meningkatnya artikel-artikel tentang KM sejak tahun , seperti digambarkan sebagai berikut: [ABI/INFORM Database, ] Tabel di atas menunjukkan bahwa perhatian terhadap Management dalam era manajemen dan ekonomi global melonjak pesat sejak tahu 1995 ke atas. Mengacu pada hal ini, Despres dan Chauval mencoba menganalisis model-model konseptual Management yang diajukan oleh beberapa pakar. Tentu saja para pakar tersebut, mengkonstruksi konsep KM secara bervariasi menurut perspektif tacit dan explicit knowledgenya masing-masing berdasarkan serangkaian pengalaman dan penelitian yang panjang. Masing-masing ada yang mengkonstruksikan modelnya secara sederhana dan ada pula yang rinci dan kompleks. Dalam hal ini, Despress dan Chauval menganalisis sepuluh model konseptual KM yang diungkapkan oleh beberapa pakar dan sekaligus praktisi. Dari kesepuluh model yang diungkapkan Despres dan Chauval tersebut, penulis mencoba mengklasifikasikannya kedalam 1 Semua tulisan ini mengacu pada Despres, Charles and Chauval, Daniele, Horizons: The Present and The Promise of Management, (Boston, Oxford, Auckland, Johannesberg, Melbourne, New Delhi: Butterworth Heinemann, 200), hal h a l a m a n 1
2 dua kategori, menurut persepsi penulis sendiri, yaitu kategori sederhana dan kategori kompleks sebagai berikut: No. Model Konseptual KM Sederhana Model Konseptual KM Kompleks 1. Model SECI (Nonaka, dkk) Model N-Form Organization (Hedlund) 2. Model OK Net (Carayannis) Model Three Pillars of KM (Wiig) 3. Model Intelectual Capital (Edvinsson) Model Intellectual Capital Management (Van Burren) 4. Model Ecology of KM (Snowden) Model Knowing and (Earl) 5. Model Taxonomy of KM (Despres & Chauval) Model Management Processes (Inkpen & Dinur) Unsur-Unsur Management Dalam bagian akhir bukunya, sebenarnya, Despres dan Chauval membahas tentang unsur-unsur Management mengacu pada kesepuluh model tersebut. Unsur-unsur tersebut meliputi: waktu, bentuk dan jenis pengetahuan, ruang social, konteks, transformasi dan dinamika, penghubung dan media, dan budaya pengetahuan. Namun, karena Bahasa Inggris bukanlah bahasa ibu, penulis agak sulit memahami maksudnya. Oleh karena itu, penulis mencoba mengklasifikasikan unsur-unsur KM tersebut ke dalam suatu konstelasi yang menurut penulis mudah untuk dipahami. Unsur-unsur KM, menurut penulis dapat diidentifikasi kedalam beberapa aspek, yaitu apa, siapa, bagaimana, dan dimana. Apa; adalah acuan tentang obyek sentral yang dikelola dalam KM. Bicara obyek KM maka terdiri dari dua jenis, yaitu pengetahuan tacit (tacit knowledge) dan pengetahuan eksplisit (explicit knowledge). Walapun beberapa pakar menamakannya dengan istilah berbeda, seperti articulated knowledge (Model N-Form Organization, Hedlund) untuk pengetahuan eksplisit atau knowing (Model Knowling and, Earl dan Model OK Net, Carayannis) untuk pengetahuan (knowledge). Obyek sentral ini, pada akhirnya akan menjadi asset intelektual, modal intelektual dan menjadi human capital bagi organisasi (Model Edvinsson, Model Snowden, Model Van Buren). Siapa; adalah acuan tentang aktor pelaksana daripada KM tersebut dalam proses implementasinya. Aktor pelaksana tersebut adalah agregasi sosial yang meliputi individu (dalam dan luar organisasi, kelompok/komunitas (dalam dan luar organisasi), dan organisasi itu sendiri. Secara eksplist terlihat pada model SECI-Nonaka, model Earl, model N-Form, Bagaimana; adalah acuan tentang bagaimana proses obyek dan aktor pelaksana KM memperoleh dan mentrasnformasi pengetahuan. Nonaka menamakannya dengan dinamika interaksi (interaction dynamic). Penulis menamakannya sebagai mekanisme untuk memperoleh dan menghasilkan/menciptakan pengetahuan secara terus menerus. Dalam semua model membahas bagaimana proses aktifitas atau interaksi yang sebaiknya terjadi, tapi tidak semua secara eksplisit menjelaskan bagaimana peran teknologi dalam mendukung proses tersebut. Misal, bagaimana pengetahuan tacit dikonversi menjadi tacit lain (sosialisasi menurut Nonaka, penciptaan kompetensi h a l a m a n 2
3 menurut Snowden, atau not knowing what you know dan not knowing what you don t know menurut Earl yang diadaptasi oleh Carayannis), dari tacit menjadi eksplisit, dari eksplisit menjadi eksplisit, dan dari eksplisit menjadi tacit dengan berbagai istilah. Contoh lain, upaya bagaimana KM diperoleh dan diciptakan, secara eksplisit Snowden menjelaskan melalui: 1) pemetaan pengetahuan, 2) penciptaan kompetensi, 3) pengembangan system modal intelektual (pengelolaan pengetahuan eksplisit) dan 4) pengelolaan pengetahuan tacit. Artinya, semua model membahas bagaiman, tapi tidak secara eksplist menyebutkan bentuk konkritnya. Sementara menegenai bagaimana peran teknologi, khususnya teknologi computer dan internet/intranet, secara eksplisit hanya dibahas oleh beberapa model seperti: model Despres & Chauval (dengan istilah groupware, virtual learning, dll), dan model Snowden (provide insfrastructure support). Dimana; adalah acuan tentang ruang atau tempat dimana dinamika interaksi atau aktifitas perolehan dan penciptaan pengetahuan terjadi. Hampir semua model menjelaskan level ruang sosial dimana aktifitas terjadi, yaitu level individu, kelompok, organisasi dan lintas organisasi. Model yang menjelaskan ruang atau tempat dimana interaksi pengetahuan terjadi adalah model Nonaka-Konno (Model SECI yang diadaptasi, 1998) yang mengistilahkannya dengan Ba (originating Ba, Interacting Ba, Cyber Ba, dan Exercising Ba). Mengenai ruang ini, secara implisit semua model menjelaskan bahwa interaksi pengetahuan dapat terjadi secara face-to-face, real time (synchronous), maupun tidak real time (asynchronous) melalui dunia maya (cyber world). Jika digambarkan kedalam suatu matriks, maka unsur-unsur batasan konseptual tentang KM menurut para pakar adalah sebagai berikut: Model/Unsur Apa Siapa Bagaimana Dimana SECI (Nonaka, Tacit knowledge Takeuchi, Konno) Explicit N-Form Organization (Hedlund) Tacit Articulated kelompok, konteks kelompok kecil, organisasi, lintas organisasi Sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, internalisasi Artikulasi dan internalisasi (refleksi), Ekstensi dan Penyesuaian (dialog), Asimilasi dan diseminasi (impor dari dan ekspor pengetahuan ke lingkingan) Originating Ba (Face-to-Face), Interacting Ba (Peer-to-Peer), Cyber Ba (Groupto-Group), Exercising Ba (On the Site) h a l a m a n 3
4 Model/Unsur Apa Siapa Bagaimana Dimana Knowing and (Earl) OK Net (Carayannis) Three Pillars of KM (Wiig) Inteelctual Capital (Edvinsson) Tacit Articulated State of and state of Knowing (knowledge dan meta knowledge), tidak secara eksplisit menjelaskan tacit, explicit atau yang lainnya. Human Capital (Human resources, intellectual asset, intellectual property), Bussines Asset (Complementary Aset), Structural Capital (organizational asset, intangible asset), kelompok, organisasi, lintas organisasi, semua stakeholders Inventorisasi (pemetaan penegtahuan), auditing (assessment), sosialisasi, pemebrian pengalaman (experiencing) creation, securing, knowledge distribution, Kniowldge retrieval Survey dan kategorisasi, kodifikasi, evaluasi dan penghargaan, menciptakan aktifits terkait, sinkronisasi aktifitas terkait, penanganan dan penggunaan, peningkatan dan distribusi pengetahuan. h a l a m a n 4
5 Model/Unsur Apa Siapa Bagaimana Dimana Ecology of KM (Snowden) Management Process (Inkpen & Dinur) Intelectual Capital Management (Van Buren) Taxonomy of KM (Despres & Chauval) Explicit/tacit knowledge, knowledge asset, trust, decision Tacit knowledge Explicit knowledge Intellectual capital (human capital, innovation capital, process capital, customer capital) Tacit Explicit Semua stakeholders, implisit kelompok, organisasi kelompok, organisasi mapping, competency creation, tacit knowledge management, intellectual capital system Mainly tacit (business process improvement), tacit mediated by experience (leadership), highly tacit (innovation), tacit to explicit by experiment (decision support) Define, create, capture, share, use intellectual capital Scan-map, capture-create, package-store, share-apply, transforminnovate : on site dan virtual Dianalisis oleh Uwes A. Chaeruman (2011) dari Despres dan Chauval (2000) Analisis terhadap Salah Satu Model Konseptual KM Terkait dengan makalah singkat ini, penulis hanya ingin menjelaskan dan menganalisis satu model konseptual KM yang sudah dianalisis oleh Despres dan Chauval. Mudah-mudahan penulis lain memnahas tema yang berbeda. Model tersebut adalah model Ecology of Management (Snowden). Mengapa model ini yang dipilih? Karena model ini adalah salah satu model yang sederhana dan mudah dipahami dari kesepuluh model yang diungkapkan dalam Bab 3 buku karya Despres dan Chauval ini. Model Ecology of Management (Snowden) Model konseptual ini dikembangkan oleh David Snowden, Direktur IBM s Institute for Management. Menurutnya, konsep dan implementasi Management mempertimbangkan empat unsur utama, yaitu: pengetahuan tacit dan eksplisit, asset h a l a m a n 5
6 pengetahuan, kepercayaan, dan ketertentuan dan ketidaktertentuan keputusan relatif terhadap (1) tujuan; dan (2) hubungan sebab akibat. Premis yang mendasari mengapa Snowden lebih menekankan pada sistem pengetahuan yang berorientasi tindakan (action-oriented knowledge system) sehingga Ia mencantumkan unsur kepercayaan pada saat mengambil keputusan relatif dengan menyatakan bahwa, Nilai suatu pengetahuan datang dari exercise (tindakan), bukan dari eksistensi dari pengetahuan tersebut. Benar juga. Pengetahuan tidak akan ada gunanya kalau hanya idle, terdokumentasikan, tapi tidak diimplementasikan. Kalau dalam konteks orang islam, Ilmu tanpa amal akan sia-sia. Ibarat pepatah yang mengatakan, Idea without action is daydreaming [ide tanpa aksi hanyalah mimpi di siang bolong]. Snowden, menganjurkan bahwa dalam melaksanakan proses Management, maka organisasi harus mampu mengelola empat aktifitas transisi sebagai berikut: 1. Berbagi (sharing) pengetahuan eksplisit melalui sistem dan struktur; 2. Berbagi (sharing) pengetahuan tacit melalui mekanisme psikososial; 3. Mentransformasi (transforming) pengetahuan tacit menjadi pengetahuan eksplisit melalui dokumentasi pengetahuan; 4. Melepas (releasing) pengetahuan tacit melalui kepercayaan (trust) penuh tanpa syarat dan dinamikanya. Secara konseptual, Snowden memodelkan Management kedalam sautu diagram sebagai berikut: Pemetaan Pengetahuan Penciptaan Kompetensi Identifikasi orang kunci Pemetaan Aset Unit A Pemetaan Aset Unit B Tacit Dapatkah dibuat eksplisit? YA TDK Identifikasi atau menciptakan komunitas Pemetaan Aset Unit Eksplisit Haruskah dibuat eksplisit? TDK YA Retensi dan penggantian strategi Pemberdaya an strategi manajemen Identifikasi dan ciptakan artifak Sistem Kapital Intelektual Berikan dukungan infrastruktur Pengelolaan Pengetahuan Tacit Mengacu pada diagram di atas, menurut hemat penulis, ada satu tahap pertama dan utama, yaitu pemetaan pengetahuan, dan tiga tahap yang dapat berjalan secara paralel, h a l a m a n 6
7 yaitu: a) penciptaan kompetensi; b) pengembangan sistem modal/kapital intelektual; dan c) manajemen pengetahuan tacit. Keempatnya dapat dijelaskan sebagai berikut: Tahap Pertama dan Utama: Pemetaan Pengetahuan Tahap pertama dan utama adalah memetakan pengetahuan (baik yang bersifat tacit maupun eksplisit) yang diperlukan oleh semua unit dalam organisasi. Beberapa pengetahuan tacit yang dimiliki organisasi kemudian diidentifikasi apakah dapat dikonversi menjadi pengetahuan eksplisit atau tidak. Jika YA dan memang HARUS, maka lanjut ke tahap pengembangan sistem kapital intelektual. Jika TIDAK, maka lanjut ke tahap penciptaan kompetensi. Tahap Penciptaan Kompetensi Jika mengacu pada konsep KM menurut Nonaka dan Takeuchi, maka tahap ini dapat dikatakan sebagai tahap sosialisasi atau konversi pengetahuan tacit menjadi pengetahuan tacit lain. Tahap ini dilakukan ketika pengetahuan tacit memang tidak bisa dikonversi menjadi pengetahuan eksplisit. Ini menunjukkan bahwa, Snowden menganggap bahwa ada kalanya pengetahuan tacit tidak bisa dikonversi menjadi eksplisit walaupun dapat disahring antar sesame anggota organisasi. Tahap ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi orang-orang kunci dan menciptakan komunitas praktisi. Tahap Pengembangan Sistem Modal Intelektual Penulis memahami tahap ini sebagai tahap manajemen pengetahuan eksplisit. Snowden menamakannya dengan sistem modal/kapital intelektual. Tahap ini dilakukan ketika: 1. Pengetahuan tacit DAPAT dan HARUS dikonversi menjadi pengetahuan tacit; dan 2. Organisasi memiliki pengetahuan-pengetahuan eksplisit yang memang perlu dibuatkan sistem pengelolaan pengetahuan eksplisit sebagai modal/kapital intelektual. Ketika modal intelektual (pengetahuan eksplisit) ini perlu dikelola, maka suatu organisasi perlu mengidentifikasi dan menciptakan aneka bentuk dan jenis artifak untuk mendokumentasikan pengetahuan-pengetahuan eksplisit tersebut. Dan tidak hanya itu, perlu juga mengembangkan dukungan infrastruktur agar semua anggota organisasi memperoleh akses yang mudah, cepat dan akurat terhadap berbagai bentuk artifak tersebut. Tahap Pengelolaa Pengetahuan Tacit Jika kita lihat diagram di atas, maka tahap ini lebih pada upaya untuk mengelola upayaupaya penciptaan kompetensi (pengetahuan tacit). Dalam pengelolaan pengetahuan tacit ada dua hal yang dilakukan, yaitu: 1) mempertahankan dan memodifikasi atau mengganti strategi-strategi upaya penciptaan kompetensi (pengetahuan tacit); dan 2) pemberdayaan pengelolaan strategi. Satu hal yang menarik dari model ini, dan tidak ada pada model KM yang lain adalah adanya satu unsur yang dinamakan TRUST (kepercayaan penuh, tanpa syarat). Empat tahap yang dijelaskan di atas berbicara tentang bagaimana terjadinya sharing h a l a m a n 7
8 pengetahuan eksplisit [pemetaan pengetahuan], sharing pengetahaun tacit [penciptaan kompetensi dan pengelolaan pengetahuan tacit] dan transformasi pengetahuan eksplisit melalu pendokumentasian yang tepat [sistem capital/modal intelektual]. Bagaimana selanjutnya? Maka selanjutnya adalah releashing atau tindakan nyata (aplikasi) dari seorang individu ketika megambil keputusan relatif terhadap tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah organisasi. Maka pada moment ini, percayakan pada dirinya (individu) untuk melaksanakanyan dengan sepenuh kepercayaan, tanpa syarat. Sayang, masalah TRUST ini tidak dibahas lebih jauh oleh Depres dan Chauval. Mungkin harus membaca buku aslinya yang ditulis oleh Snowden itu sendiri. Penulis tidak bisa bicara banyak untuk hal ini. Contoh Ilustratif: Suatu perusahaan otomotif, terdiri dari dua unit, yaitu unit pemasaran dan unit produksi. Agar perusahaan dapat berkembang, survive dan sustain, maka tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi pengetahuan tacit dan eksplisit yang diperlukan bagi kedua unit tersebut [pemetaan penegtahuan]. Katakanlah, unit pemasaran memerlukan pengetahuan strategi ampuh meyakinkan calon pembeli, maka diperlukan: 1) orang-orang berpengalaman dan teladan dalam bidang pemasaran [tacit knowledge], 2) buku, artikel, jurnal, teori, video, simulasi, SOP dan bentuk pengetahuan ekplisit terbaik lainnya dari pakar maupun praktisi [explicit knowledge]. Pertanyaan berikutnya adalah, apakah berbagai pengetahuan tacit tersebut perlu dieksplisitkan? Jika TIDAK, maka perlu dibentuk model-model penciptaan kompetensi dan manajemen pengetahuan tacit. Misal, untuk menciptakan kompetensi (pengetahuan tacit) tentang strategi ampuh mengggaet calon pembeli, maka dikumpulkanlah para outstanding sales person untuk sharing [penciptaan kompetensi]. Snowden menamakan hal ini sebagai mekanisme psikososial. Bentuk-bentuk strategi penciptaan pengetahuan ini tentunya dapat bervariasi, seperti dialog mingguan, membentuk forum diskusi via website, acara penghargaan dan temu dialog rahasia dan trik pemasaran dengan salesman/girl teladan mingguan dan lain-lain [strategi penciptaan kompetensi]. Berbagai strategi tersebut, dalam prakteknya dapat dipertahankan dan diberdayakan (empowered) jika terbukti berhasil dan tidak terasa monton, atau dimodifikasi untuk tetap mempertahankan motivasi, gairah dan kemenarikan, atau bahkan diganti dengan strategi baru [pengelolaan pengetahuan tacit]. Jika pengetahuan-pengetahuan tacit DAPAT dan HARUS diekspilsitkan, maka perlu dikodefikasi, didokumentasikan kedalam berbagai bentuk penuangan/pengemasan explicit knowledge yang tepat seperti buku, simulasi (aplikasi software simulasi), standar operating procedure (SOP), model cara para sales teladan meyakinkan pelanggan dalam bentuk video, dan lain-lain [pengembangan system modal/kapital intelektual]. Tidak hanya berhenti disini, perusahaan/organisasi juga perlu mengembangkan infrastruktur atau semacam h a l a m a n 8
9 system yang memungkinkan semua anggota organisasi memiliki akses yang cepat, tepat, mudah, dan akurat terhadap berbagai format kemasan pengetahuan ekplisit tersebut. Misal, jika dikemas dalam bentuk buku, maka perlu dipikirkan dan dikembangkan buku yang seperti apa? Buku saku, manual guide? Bagaimana anggota organisasi dapat memperolehnya? Apakah terdapat rak-rak penyimpan di setiap ruangan kerja, atau ditempatkan di ruang khusus semacam learning center? Jika dikemas dalam bentuk video, apakah dapat diakses via handphone/pda para karyawan, streamed via intranet kantor, dikemas dalam DVD yang dapat dilihat via DVD player di learning center organisasi? [identifikasi dan penciptaan aneka format artifak dan dukungan infrastrukturnya]. h a l a m a n 9
KNOWLEDGE MANAGEMENT. Analisis Model-Model Konseptual. Uwes Anis Chaeruman
is instrinsically the common property of a group or else nothing at all. [Pengetahuan adalah secara instrinsik memiliki kesamaan unsur umum dari suatu kelompok atau jika tidak maka bukan apa apa] (Kuhn,
Lebih terperinciDriving Forces of Knowledge Management
Uwes A. Chaeruman Driving Forces of Knowledge Management Faktor Pendorong Manajemen Pengetahuan Knowledge Management? Kemampuan suatu perusahaan secara keseluruhan untuk menciptakan pengetahuan baru, menyebarluaskannya
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :
KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama
Lebih terperinciLITERASI. di Lembaga Pendidikan Islam
LITERASI ISSN: 2085-0344 (Print) ISSN: 2503-1864 (Online) Journal homepage: www.ejournal.almaata.ac.id/literasi Journal Email: literasi_stia@yahoo.com di Lembaga Pendidikan Islam Fakultas Agama Islam Universitas
Lebih terperincie-dimension and Global Dimension of Knowledge Management Uwes A. Chaeruman
e-dimension and Global Dimension of Knowledge Management Uwes A. Chaeruman e-dimension of KM? e-dimension of knowledge management = dimensi elektronik manajemen pengetahuan. bagaimana aplikasi-aplikasi
Lebih terperinciDunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer
Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Organization Services Berdiri sejak tahun 1991, Dunamis merupakan mitra berlisensi dari FranklinCovey - sebuah organisasi global yang
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3
KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:
KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI A. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil pengolahan data berdasarkan jawaban kuesioner dari 103 responden, diharapkan dapat
Lebih terperinciKnowledge Management & TI. Muhammad Firdaus
Knowledge Management & TI Muhammad Firdaus Rationale Knowledge is key management challenge in 21 st century Unprecendented rate of information creation and sharing Knowledge is the key value added to goods
Lebih terperinciTINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY
TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY (Sumber : Hilmi Aulawi, Rajesri Govindaraju, Kadarsah Suryadi, Iman Sudirman) Fakultas Teknologi Industri, Program
Lebih terperinci01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology
Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1
Lebih terperinci21/09/2011. Pertemuan 1
Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology
Lebih terperinciMODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)
MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge merupakan campuran dari pengalaman, nilai, serta pandangan pakar yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi, menyatukan pengalaman baru dan informasi. Menurut
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT. Siklus Knowledge Management. Pertemuan 2
KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 2 : Siklus Knowledge Management Pertemuan 2 Rani Puspita D, M.Kom KM yang efektif mensyaratkan organisasi untuk mengidentifikasi, menghasilkan, memperoleh, menyebar dan menangkap
Lebih terperinciTaryana Suryana. M.Kom
Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menciptakan Daya Saing UMKM, Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis, Vol. 10 No. 2 Oktober 2013, hal..
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modal intelektual kini banyak dibicarakan dan dianggap penting oleh banyak praktisi. Modal Intelektual atau intellectual capital kini disadari merupakan faktor yang
Lebih terperinciMakhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi
OPEN RESOURCE Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh LISENSI DOKUMEN Copyleft: Digital Journal Al-Manar. Lisensi Publik. Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan maupun penyebarluasan artikel ini
Lebih terperinciEKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Knowledge-based economy adalah sebuah istilah yang luas digunakan untuk mendeskripsikan ekonomi global masa kini (Ting dan Lean, 2009). Knowledge-based economyditandai
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN. IV.2 Komponen Knowledge Management System Framework
BAB IV PERANCANGAN Pada bab ini dipaparkan rancangan KMS framework dengan fokus pada manusia pada organisasi pembelajar beserta penjelasan mengenai komponen-komponen yang terdapat pada framework tersebut,
Lebih terperinciI. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge
I. Pendahuluan A. Latar Belakang Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge management) semakin tinggi. Pengetahuan merupakan bagian penting yang menentukan kekuatan bertahan hidup
Lebih terperinciSTRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN
STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Penelitian deskriptif
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,
Lebih terperinciKONSEP PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI LINGKUNGAN POLMAN BANDUNG 1
KONSEP PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI LINGKUNGAN POLMAN BANDUNG 1 Yuliadi Erdani, M. Nurdin, A.B. Setiawan Politeknik Manufaktur Negeri (Polman) Bandung Jl Kanayakan 21 Dago, Bandung 40135 INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan informasi menjadi sangat penting dan. kebutuhan pokok bagi setiap orang. Bagi masyarakat, banyak aspek kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan informasi menjadi sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi setiap orang. Bagi masyarakat, banyak aspek kehidupan yang sangat bergantung
Lebih terperinciTujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon
Model Manajemen Pengetahuan Pertemuan 3 Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Jogiyanto (2008:5), sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersamasama untuk melakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran pengetahuan pada era globalisasi dan teknologi seperti sekarang ini menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan merupakan aset berharga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya pesaingan dalam era globalisasi, organisasi dituntut agar mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk mencapai
Lebih terperinciKnowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci
Knowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci Fachmi Fachrudin 1) Amelia Kurniawati ST., MT. 2) Murahartawaty
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Globalisasi perdagangan, berkembangnya ekonomi informasi, dan tumbuhnya Internet dan jaringan komunikasi global lainnya telah mengangkat peran sistem
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang yaitu era pertanian, era industri dan era informasi. Dalam era pertanian, faktor yang menonjol
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah
11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Shareholder Theory Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah bertindak untuk kepentingan meningkatkan nilai (value) dari pemegang saham. Jika
Lebih terperinciManajemen Pengetahuan Knowledge Management
Manajemen Pengetahuan Knowledge Management Adalah Sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap PENGETAHUAN, PENGALAMAN, dan KREATIVITAS para staffnya untuk perbaikan Perusahaan. (Davidson & Philip Voss,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi telah meningkatkan persaingan dan memicu perkembangan di segala bidang. Kondisi ini mengakibatkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir.
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. 2.1 Knowledge Knowledge adalah informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, untuk menambah daya saing dan mempertahankan posisi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, untuk menambah daya saing dan mempertahankan posisi dalam pasar tidaklah mudah. Diperlukan analisis pasar dan pengalaman baik berbentuk fisik maupun
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. Latar Belakang. Kondisi Operasi Pabrik PT Pupuk Kaltim
BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut maka setiap perusahaan
Lebih terperinci17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur
Strategi t & Pengukuran Manajemen Pengetahuan Apa yang bisa diukur Apa yang bisa diukur tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur 1 Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai
Lebih terperinciPENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI HONDA
Tugas Individu Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI HONDA Dosen : Dr.Ir.H. Arif Imam Suroso, M.Sc. Oleh : Armita Fibriyanti P056101021.45 PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinci2004. h. 194. 2 Robert B Denhardt, Theories of Public Organization (fifth edition), Belmont:,Thomson Wadworth, 2008, h. 190.
1 ORGANISASI BERKINERJA TINGGI Pendahuluan Keberadaan dan kelangsungan hidup suatu organisasi ditentukan oleh konteksnya. Jika suatu organisasi tidak berhasil memenuhi kebutuhan konteksnya maka organisasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Pengetahuan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Pengetahuan Manajemen Pengetahuan merupakan sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap pengetahuan, pengalaman, dan kreativitas para stafnya untuk perbaikan kinerja
Lebih terperinciPengantar Knowledge Management Untuk Kementerian PPN/BAPPENAS dan TRP
Pengantar Knowledge Management Untuk Kementerian PPN/BAPPENAS dan TRP Ir. Moh. Haitan Rachman MT. E : haitan.rachman@multiforma.co.id haitan.rachman@gmail.com W : haitanrachman.wordpress.com 1 AGENDA 1.
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT. Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan. Rani Puspita D, M.Kom
KNOWLEDGE MANAGEMENT Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Memahami konsep dasar mengenai penangkapan dan kodifikasi pengetahuan. Mengetahui teknik-teknik untuk
Lebih terperinciBab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System
Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Penulisan bab IV ini ditujukan untuk menjelaskan tahapan perancangan arsitektur KMS melalui studi kasus serta menjelaskan tahapan perumusan strategi
Lebih terperinciSharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan
18 2. Mengadakan sharing vision secara periodik Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan yang
Lebih terperinciPROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG
PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG Saat ini kita hidup di jaman inovasi (Janszen,2000) dimana inovasi ini muncul karena situasi bisnis saat ini dipengaruhi oleh
Lebih terperinciKata kunci : Sistem Manajemen Pengetahuan, Prototipe, Kolaborasi.
ABSTRAK Ketatnya persaingan bisnis belakangan ini, mendorong perusahaan untuk selalu bekerja keras sebagai usaha dalam menyesuaikan terhadap perubahan bisnis yang ada. Salah satu cara agar dapat bertahan
Lebih terperinciBab III Analisis Faktor Knowledge Management
Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III menjelaskan tahapan analisis faktor-faktor berpengaruh pada KM, yang ditujukan untuk mengidentifikasi komponen pembangun KMS sebagai landasan berpikir
Lebih terperinciANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X
ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X Dessi Dharmasinta Universitas Atma Jaya Jakarta Abtrak: Salah satu dampak yang paling penting dari
Lebih terperinciBab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya
Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Mahwish Waheed, dkk dari International Islamic University Pakistan tahun 2011. Dalam tulisan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan sebenarnya sudah diterapkan sejak ratusan tahun lampau (Hansen, 1999). Dahulu orang-orang yang memiliki keahlian dalam suatu bidang
Lebih terperinciKnowledge Management: Konsep dan Metodologi
Knowledge Management: Konsep dan Metodologi Suparto Darudiato, Kevin Setiawan Jurusan Sistem Informasi, School of Information System, Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia supartod@binus.edu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Knowledge Management berkembang sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir sebagai sebuah cara yang spesifik dan terencana untuk menangkap, menstrukturkan
Lebih terperinciANALISIS DAN DESAIN APLIKASI WEB INTRANET SEBAGAI SARANA IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR
ANALISIS DAN DESAIN APLIKASI WEB INTRANET SEBAGAI SARANA IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR Anis Hidayah dan Fajar Baskoro Manajemen Teknologi Informasi Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah dalam pengaruh penerapan manajemen pengetahuan terhadap kinerja karyawan PT Semen Padang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah dan sistematika
Lebih terperinciStandart Operating Procedure
Standart Operating Procedure Pengertian SOP : Instruksi sederhana, untuk menyelesaikan tugas rutin dengan cara yang paling efektiv dalam rangka memenuhi persyaratan operasional. (EMS departement, 1998)
Lebih terperinciuntuk mengembangkan kualifikasi tenaga kesehatan
PJJ& TIK untuk mengembangkan kualifikasi tenaga kesehatan Direktorat Pembelajaran, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, KEMENRISTEKDIKTI, 2017 Uwes A. Chaeruman Pendidikan Jarak Jauh proses
Lebih terperinciUSABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 437~445 437 USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK Windi Irmayani Komputerisasi Akuntansi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Dengan adanya sektor UKM, pengangguran akibat angkatan kerja
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Bergeron dalam Sangkala (2007) data adalah bilangan, terkait dengan angka-angka atau atribut-atribut yang bersifat
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM OPTIMALISASI PENGELOLAAN ARSIP PERGURUAN TINGGI. Agus Santoso. Abstract
IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM OPTIMALISASI PENGELOLAAN ARSIP PERGURUAN TINGGI Agus Santoso Abstract The existence of the college as a center of the creation for various sciences are a particular
Lebih terperinci1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini
1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan langkah-langkah utama dalam siklus KM 3. Menjelaskan model sistem
Lebih terperinciBAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management
BAB III ANALISIS Pada bab ini dipaparkan analisis yang dilakukan terhadap pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai proses KM. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan pemahaman bahwa KM didasari oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dewasa ini memunculkan perubahan pandangan mengenai sumber daya yang bersifat stratejik bagi perusahaan. Perubahan tersebut
Lebih terperinciBAB 4 PENGEMBANGAN MODEL
71 BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL 4.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan pertimbangan konsep-konsep yang telah dibahas pada Bab 2, teori yang dikemukakan Nonaka dan Takeuchi (1995) mengenai penciptaan pengetahuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. membawa perubahan yang begitu pesat didalam segala bidang. Hal ini terlihat jelas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat didunia ini membawa perubahan yang begitu pesat didalam segala bidang. Hal ini terlihat jelas khususnya
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah
Bab I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Pengelolaan informasi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan dalam sebuah perusahaan, baik itu profit maupun non-profit. Begitu juga dalam sebuah
Lebih terperinciKnowledge-Map And Corporate Performance Moh. Haitan Rachman
Knowledge-Map And Corporate Performance Moh. Haitan Rachman Email : haitan.rachman@multiforma.co.id haitan.rachman@gmail.com Web : Blog : haitanrachman.wordpress.com Pendahuluan Kinerja perusahaan (Corporate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi, dan peningkatan dalam ilmu pengetahuan turut mengubah cara pandang perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan teknologi informasi (IT) telah berkembang dengan pesat, dengan banyak membawa perubahan-perubahan besar yang berpengaruh pada dunia bisnis.
Lebih terperinciPENERAPAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA UKM KULIT PARI YOGYAKARTA
PENERAPAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA UKM KULIT PARI YOGYAKARTA Tirsa Ninia Lina 1, Danny Manongga 2, Ade Iriani 2 1 Mahasiswa Magister Sistem Informasi, 2 Staff Dosen Magister Sistem Informasi
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF LINDA FEBRIYANTI. E. GUMBIRA-SA ID MARIMIN
RINGKASAN EKSEKUTIF LINDA FEBRIYANTI. 2005. Strategi Manajemen Pengetahuan di PT. Perkebunan Nusantara VIII, Kebun Gunung Mas, Bogor. Dibawah Bimbingan E. GUMBIRA-SA ID dan MARIMIN. Kondisi industri teh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sistem dan teknologi informasi sebagai aspek teknis dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem dan teknologi informasi sebagai aspek teknis dalam pengembangan berbagai aplikasi dan mekanisme berbasis informasi memberikan new core competency dalam penerapannya
Lebih terperinciPenutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi
Bab Tujuh Penutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi Bab ini menyajikan kesimpulan dan saran dari hasil-hasil temuan teoritis dan empiris serta implikasi teoritis dan manajerial,
Lebih terperinciWhat is your Target????
What is your Target???? Knowledge Era Attribute Nomadic Agrarian Mercantile Industry Knowledge Technology Hunting Manual Farm Sailing Machines Computer Tool Equipment Ship Energy Source Fire Animals Wind
Lebih terperinciPERANCANGAN PROSES BISNIS DAN INDIKATOR KEBERHASILAN PADA KEGIATAN PEMASARAN DI ADMISI NASIONAL UNIVERSITAS TELKOM DENGAN METODE SECI
PERANCANGAN PROSES BISNIS DAN INDIKATOR KEBERHASILAN PADA KEGIATAN PEMASARAN DI ADMISI NASIONAL UNIVERSITAS TELKOM DENGAN METODE SECI DESIGN OF BUSINESS PROCESS AND KEY PERFORMANCE INDICATOR FOR MARKETING
Lebih terperinciPerancangan Model Manajemen Pengetahuan Menggunakan Model Nonaka Takeuchi (Studi Kasus Administrasi Akademik Departemen Ilmu Komputer FMIPA-IPB)
1 Perancangan Model Manajemen Pengetahuan Menggunakan Model Nonaka Takeuchi (Studi Kasus Administrasi Akademik Departemen Ilmu Komputer FMIPA-IPB) 1. Pendahuluan Oleh: Rd. Zainal Frihadian *) Teknologi
Lebih terperinciTeknik Informatika S1
Teknik Informatika S1 Sistem Informasi Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 SILABUS MATA KULIAH 1. Pendahuluan 2. Data dan Informasi
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT. Penyebaran Pengetahuan dan Communities of Practice. Rani Puspita D, M.Kom
KNOWLEDGE MANAGEMENT Penyebaran Pengetahuan dan Communities of Practice Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Mengetahui komponen kunci komunitas praktik Menyebutkan fase utama dalam siklus hidup komunitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang tengah kita alami saat ini, hampir semua sektor mengalami perubahan dan perkembangan, salah satu sektor yang tak luput turut mengalami
Lebih terperinciBAB I PERAN SIA DALAM ORGANISASI
BAB I PERAN SIA DALAM ORGANISASI Peran/posisi SIA dalam Proses Bisnis SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Kebijakan, Prosedur, Dokumentasi, Pengolahan/Transmisi Data, Pelaporan, Teknologi Informasi, SDM) SIA dirancang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Knowledge Management 2.1.1 Pengertian data, informasi, knowledge dan wisdom Sebelum munculnya manajemen pengetahuan (Knowledge Management) perbedaan antara data, informasi,
Lebih terperinciSekilas Knowledge Management dalam Organisasi
Sekilas Knowledge Management dalam Organisasi Knowledge Management (KM) atau manajemen pengetahuan menurut definisi bebasnya adalah pengelolaan informasi atau data yang disertai dengan tacit knowledge
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Seperti berputarnya bumi, manusia dalam sejarahnya pun selalu bergerak untuk mengembangkan diri dan mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipungkiri dengan kinerja yang baik diharapkan berdampak pada kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi globlalisasi saat ini menuntut pelaku ekonomi bersaing sangat ketat, cara kerja yang solid akan menghasilkan kinerja yang bagus. Tidak dapat dipungkiri dengan
Lebih terperinciPERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang
PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem 1. Sistem menurut O Brien (1997, p18), adalah sekumpulan komponen yang berhubungan dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Lebih terperinciDAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. Tinjauan Pustaka... 3 A. Pengetahuan (Knowledge)... 3 B. Manajemen Pengetahuan... 4 C. Knowledge Sharing... 5 III.
Lebih terperinci