BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan sebenarnya sudah diterapkan sejak ratusan tahun lampau (Hansen, 1999). Dahulu orang-orang yang memiliki keahlian dalam suatu bidang akan menurunkan keahlian dan kebijakannya pada keturunananya atau generasi penerusnya. Sebagai contoh penurunan keahlian seperti berdagang, membuat barang kerajinan, membuat obat dan lain-lain. Jumlah pengetahuan yang ada pada saat itu relatif sedikit dan perkembangannyapun tidak terlalu cepat. Penyebaran pengetahuan juga terbatas pada lingkup yang lebih kecil. Pada era sekarang ini perkembangan data, informasi dan pengetahuan relatif sangat pesat, hal ini dapat dilihat pada penemuan-penemuan baru yang semakin banyak dan cepat. Penyebarannyapun juga semakin luas. Situasi ini membuat pengelolaan pengetahuan semakin sulit, kompleks dan mahal untuk dilakukan dengan cara-cara tradisional atau manual. Perkembangan teknologi informasi, khususnya dari segi jaringan, kapasitas penyimpanan, kecepatan dan aplikasi groupware, turut berperan didalam membangkitkan kembali istilah manajemen pengetahuan. Teknologi informasi dapat membantu pengelolaan pengetahuan dalam suatu organisasi menjadi lebih mudah, murah dan cepat. Peran teknologi informasi tersebut dapat diterapkan pada setiap proses manajemen pengetahuan. 1

2 Komponen Budaya Sosial Organisasi Sistem Manajemen Pengetahuan Komponen Teknologi Gambar 2.1. Komponen sistem manajemen pengetahuan Sistem manajemen pengetahuan dalam organisasi merupakan perpaduan antara komponen budaya sosial organisasi dengan komponen teknologi (lihat gambar 2.1). Komponen budaya sosial organisasi menyediakan suatu kondisi atau budaya yang mendukung manajemen pengetahuan, seperti budaya saling percaya, berbagi pengetahuan atau pemberdayaan (empowerment). Komponen teknologi menyediakan alat bantu yang dapat membantu mempermudah dan mempercepat proses yang ada pada sistem manajemen pengetahuan Pengetahuan Menurut Probst dan kawan-kawan (Probst, 2000, p.24), pengetahuan adalah keseluruhan dari pengertian dan keahlian yang digunakan seseorang untuk memecahkan permasalahan. Pengetahuan meliputi teori dan juga praktek, aturan-aturan setiap hari dan petunjuk pelaksanaan. Pengetahuan berlandaskan pada data dan informasi, tetapi tidak seperti data dan informasi, pengetahuan selalu dibatasi pada setiap individu. Pengetahuan dibangun oleh individu-individu dan menggambarkan keyakinan-keyakinannya terhadap hubungan sebab akibat. Definisi pengetahuan diatas yang menyebutkan bahwa pengetahuan berlandaskan pada data dan informasi juga didukung oleh Daniel R. Tobin (1996, pp.9-10). Ia menyebutkan bahwa proses untuk memperoleh pengetahuan perlu melalui 4 tahap pembelajaran (lihat gambar 2.2). Proses tersebut diawali dengan data dan diakhiri dengan kebijakan (wisdom). Data + berkaitan/berhubungan + Kegunaan Informasi + Penerapan Pengetahuan + Intuisi Kebijakan (Wisdom) Gambar 2.2. Empat tahap proses pembelajaran (Tobin, 1996, p.11) 2

3 Suatu informasi mungkin memiliki relevansi dan dapat digunakan pada suatu organisasi, tetapi informasi tersebut tidak akan memberikan nilai tambah jika informasi tersebut tidak diterapkan dalam pekerjaan. Orang boleh memiliki banyak informasi, tetapi jika ia belum mereka menerapkan informasi yang dimiliki tersebut didalam melakukan pekerjaannya maka iatidak bisa menyatakan bahwa dirinya telah memiliki pengetahuan baru. Berdasarkan bentuknya pengetahuan dapat dibedakan atas 2 macam (Marquardt, 1996), antara lain: a. Pengetahuan tacit, yaitu pengetahuan yang dimiliki oleh setiap orang yang tersimpan dalam ingatannya dan sulit untuk diekspresikan. b. Pengetahuan explicit, yaitu pengetahuan yang ada dalam bentuk formal, sistematik dan mudah untuk diekspresikan. Sebagai contoh dokumen standar prosedur pekerjaan Basis Pengetahuan Organisasi Bila kita membahas manajemen pengetahuan dalam organisasi maka kita perlu mengetahui bagaimana terbentuknya basis pengetahuan yang merupakan otak atau memori dari organisasi. Menurut Probst dan kawan-kawan (Probst, 2000, p. 24), basis pengetahuan organisasi dibentuk dari pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu dan pengetahuan kolektif yang digunakan oleh organisasi tersebut didalam menjalankan aktifitas bisnisnya. Setiap individu dalam organisasi memerlukan pengetahuan yang digunakan untuk menjalankan tugasnya, mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi atau peningkatan perbaikan kerja. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki oleh suatu organisasi akan membuat organisasi tersebut dapat mengantisipasi setiap perubahan yang ada dan beradaptasi dalam lingkungannya Kerangka Kerja Manajemen Pengetahuan Kerangka kerja (framework) manajemen pengetahuan memuat beberapa proses atau subsistem yang diperlukan oleh sistem manajemen pengetahuan. Salah satu kerangka manajemen pengetahuan yang akan digunakan dalam tesis ini adalah kerangka kerja yang dikembangkan oleh Marquardt (1996). Dalam kerangka kerja tersebut memuat 4 proses utama yang ada dalam sistem manajemen pengetahuan (lihat gambar 2.3), yaitu: 1. Memperoleh pengetahuan (knowledge acquisition) 2. Menghasilkan pengetahuan (knowledge creation) 3. Penyimpanan pengetahuan (knowledge storage) 4. Peyebaran dan pemanfaatan pengetahuan (knowledge transfer and utilization). 3

4 Komponen Budaya Sosial Organisasi Sistem Manajemen Pengetahuan Memperoleh Menghasilkan Pengetahuan Penyebaran dan Pemanfaatan Penyimpanan Komponen Teknologi Gambar 2.3. Kerangka kerja manajemen pengetahuan Kerangka kerja tersebut berada pada perpaduan dua komponen pendukung sistem manajemen pengetahuan, yaitu komponen budaya organisasi dan komponen teknologi. Kedua komponen tersebut merupakan faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan dari penerapan sistem manajemen pengetahuan Memperoleh Pengetahuan Identifikasi kebutuhan akan pengetahuan merupakan langkah awal dari proses memperoleh pengetahuan. Dalam tahap ini ditentukan pengetahuan apa saja yang dapat memberikan nilai tambah bagi pekerjaan atau aktifitas bisnis dan membantu pencapaian sasaran organisasi. Setelah pengetahuan yang dibutuhkan telah teridentifikasi, maka dilakukan tahap selanjutnya yaitu menentukan dimana pengetahuan tersebut dapat diperoleh. Sumber untuk memperoleh pengetahuan bagi organisasi dapat dibagi atas 2 sumber utama, yaitu: 1. Sumber eksternal. Sumber pengetahuan dari eksternal atau luar organisasi. Untuk memperoleh pengetahuan yang bersumber dari eksternal organisasi dapat dilakukan caracara seperti: - Melakukan studi banding (benchmark) dengan perusahaan lainnya - Mengikuti kegiatan workshop, konferensi atau seminar - Mengamati perkembangan ekonomi, sosial, politik, budaya dan teknologi. 4

5 1996), yaitu: - Mengumpulkan data dari pelanggan, pesaing dan sumber-sumber lainnya. - Membaca, mendengarkan atau melihat berita di surat kabar, majalah, radio, televisi atau internet. - Mempekerjakan konsultan 2. Sumber internal. Sumber pengetahuan dari internal atau dalam organisasi. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari: - Pengetahuan yang dimiliki karyawan-karyawan dalam perusahaan - Pengalaman - Penerapan proses perbaikan terus-menerus - Kebijakan perusahaan, standard pelaksanaan pekerjaan, dokumen kerja. Ada tiga strategi yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan (Tobin, 1. Membeli (buy) pengetahuan. 2. Menyewa (rent) pengetahuan. 3. Mengembangkan (develop) pengetahuan. Ketiga strategi tersebut dapat dikombinasikan. Ringkasan dari ketiga strategi ini dapat dilihat pada tabel 2.1. Dua poin penting yang harus diperhatikan berhubungan dengan proses men-dapatkan pengetahuan adalah (Marquardt, 1996, p.133): 1. Fakta bahwa tidak ada hubungan satu-satu antara apa yang terjadi dan apa yang dikumpulkan. Informasi, apakah bersumber dari eksternal dan internal perlu dilakukan penyaringan persepsi (dibentuk dari norma-norma, nilai-nilai dan prosedur-prosedur organisasi) sehingga mempenga-ruhi informasi apa yang akan didengar dan diterima. Tabel 2.1. Strategi-strategi memperoleh pengetahuan (Tobin, 1996, p.142). Strategi Metoda-metoda Membeli Mempekerjakan orang yang sudah memiliki pengetahuan atau keahlian yang dibutuhkan. Membentuk hubungan dengan organisasi yang telah memiliki pengetahuan atau keahlian yang dibutuhkan. Outsource suatu fungsi kepada organisasi lain yang telah memiliki pengetahuan atau keahlian yang dibutuhkan. Menyewa Mempekerjakan konsultan. Mendapatkan asistensi dari pelanggan, pemasok, institusi pendidikan, atau asosiasi profesional yang telah memiliki pengetahuan atau keahlian yang dibutuhkan. Mensubkontrakkan pekerjaan kepada organisasi yang telah memiliki pengetahuan atau keahlian yang dibutuhkan. Mengembangkan Mengirim karyawan mengikuti pelatihan diluar perusahaan. Mengembangkan dan mengadakan program pelatihan dan pendidikan in-house. 5

6 Mempekerjakan pengajar dari luar untuk melakukan pelatihan in-house. Menyebarkan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki oleh perusahaan. 2. Mendapatkan pengetahuan tidak selalu disengaja; banyak terjadi secara tidak disengaja atau hasil dari aksi-aksi yang dilakukan organisasi. Organisasi pembelajar membangun lebih pada mendapatkan pengetahuan secara disengaja Menghasilkan Pengetahuan Proses menghasilkan pengetahuan cenderung lebih bersifat generatif dibandingkan dengan proses memperoleh pengetahuan yang lebih bersifat adaptif. Proses menghasilkan pengetahuan adalah proses pembentukan pengetahuan baru yang dapat dilakukan setiap individu dalam organisasi dalam bentuk saran-saran, perbaikan kinerja, pemecahan masalah atau pengalaman didalam melakukan pekerjaan. Nonaka, bapak pengetahuan Jepang, telah mengidentifikasi 4 pola untuk menggambarkan cara dimana pengetahuan tacit dan explicit berinteraksi membentuk atau menambah pengetahuan suatu organisasi. Ke-empat pola tersebut antara lain (Marquardt, 1996, p ): 1. Menghasilkan pengetahuan dari tacit menjadi tacit Ini adalah bentuk personalisasi (personalized) dari pertumbuhan pengetahuan dimana seseorang memberikan pengetahuan personalnya kepada orang lain. Bentuk pembelajaran ini adalah suatu bentuk menghasilkan pengetahuan yang sangat terbatas. 2. Menghasilkan pengetahuan dari explicit menjadi explicit Pengetahuan ini didapat dengan menggabungkan (combining) dan menyatukan (synthesizing) pengetahuan explicit yang ada. Pola menghasilkan pengetahuan adalah suatu bentuk terbatas dari penghasilan pengetahuan baru sebab pola ini hanya fokus pada pengetahuan yang ada. 3. Menghasilkan pengetahuan dari tacit menjadi explicit Penghasilan pengetahuan ini terjadi ketika seseorang menggunakan pengetahuan yang ada, menambah pengetahuan tacit-nya, dan menciptakan sesuatu yang baru yang dapat diberikan keseluruh organisasi (externalized). 4. Menghasilkan pengetahuan dari explicit menjadi tacit Penghasilan pengetahuan ini muncul ketika pengetahuan explicit baru di internalisasikan (internalized) kepada anggota-anggota dalam organisasi untuk membuat suatu pengetahuan tacit yang baru. Ringkasan dari ke-empat pola tersebut dapat dilihat pada gambar

7 menjadi dari Tacit Explicit Tacit Personalisasi Internalisasi Explicit Eksternalisasi Penggabungan Gambar 2.4. Empat pola menghasilkan pengetahuan. Selain itu Marquardt (1996) juga memberikan aktifitas-aktifitas yang dapat menghasilkan pengetahuan seperti: - Action Learning. - Pemecahan masalah secara sistematik. - Pengalaman. - Belajar dari pengalaman-pengalaman masa lalu Penyimpanan Pengetahuan Agar suatu pengetahuan dapat diambil dan digunakan kembali pada saat dibutuhkan maka perlu dilakukan penyimpanan terhadap pengetahuan tersebut dalam suatu memori organisasi. Sedikitnya ada tiga proses utama untuk menyimpan suatu pengetahuan yang dapat dilihat pada gambar 2.5 (Probst, 2000). Pertama memilih (select) pengetahuan yang perlu untuk disimpan. Kedua menyimpan (store) pengetahuan dalam bentuk yang sesuai. Ketiga memastikan bahwa memori organisasi diperbarui (update). Memilih Menyimpan Meperbarui Gambar 2.5. Proses utama penyimpanan pengetahuan (Probst, 2000, p.221) Marquardt (1996, p.137) menyatakan bahwa pengetahuan yang disimpan harus: - Terstruktur dan disimpan sehingga sistem dapat menemukan dan menyampaikan pengetahuan tersebut dengan cepat dan benar. - Dibagi kedalam kategori-kategori seperti fakta, kebijakan, atau prosedur pada suatu dasar keperluan pembelajaran. - Terorganisasi sehingga dapat disampaikan dalam suatu cara yang jelas dan kepada pemakai. 7

8 - Akurat, tepat waktu dan tersedia kepada siapa saja yang membutuhkan. Pengetahuan organisasi dapat disimpan dalam tiga jenis medium penyimpanan (Probst, 2000), yaitu: 1. Memori individu Pengetahuan disimpan dalam memori atau ingatan setiap individu dalam organisasi. Bentuk pengetahuan yang disimpan adalah pengetahuan tacit. Medium penyimpanan ini cenderung sangat rapuh. Perusahaan dapat mengalami kehilangan pengetahuan ini jika individu tersebut keluar, pensiun, mengalami gangguan ingatan atau meninggal. Untuk mencegah kehilangan tersebut dapat maka perlu dilakukan pembentukan pengetahuan explicit dari pengetahuan tacit atau melalui cara eksternalisasi. 2. Memori kolektif. Memori kolektif merupakan suatu memori yang digunakan secara kolektif. Medium yang digunakan adalah ingatan individu itu sendiri yang menyimpan pengetahuan tacit dan catatan (records) yang menyimpan pengetahuan explicit. Walaupun disimpan dalam ingatan individu memori kolektif dapat dibedakan dari memori kolektif. Kadang untuk mengingat suatu pengetahuan secara menyeluruh yang pernah diperoleh seseorang memerlukan orang lain yang juga terlibat didalam dalam pengetahuan tersebut. 3. Memori elektronik Memori elektronik merupakan medium elektronik yang dapat digunakan untuk menyimpan pengetahuan yang berbentuk explicit. Oleh karena itu sebelum suatu pengetahuan tacit perlu diubah menjadi pengetahuan explicit sebelum disimpan didalam memori elektronik. Seluruh pengetahuan explicit yang ada diterjemahkan kedalam bentuk digital agar dapat disimpan dalam medium ini. Pengetahuan yang disimpan dalam memori elektronik dapat dibedakan atas dua kelompok besar: pengetahuan yang terstruktur dan pengetahuan yang tidak terstruktur. Penyimpanan pengetahuan terstruktur biasanya lebih mudah dan disimpan dalam bentuk bank data. Sedangkan menyimpan pengetahuan yang tidak terstruktur relatif lebih sulit untuk dilakukan dan disimpan dalam bentuk dokumen. Struktur dari memori elektronik dapat dilihat pada gambar 2.6. Memori Elektronik Tidak terstruktur = dokumen Terstruktur = bank data Deskripsi/hirarki dari terms/abstrak Terkode Doku men draft. Laporan akhir. Tidak terkode Gambar digital. Filem digital. Forum Diskusi. Data pelanggan. Bank data proyek. Sistem informasi produksi. Sistem informasi akunting. Gambar 2.6. Struktur memori elektronik 8

9 Penyebaran dan Pemanfaatan Pengetahuan Pengetahuan yang dimiliki perusahaan atau sering disebut sebagai memori perusahaan akan sangat berguna jika bisa diakses oleh atau disebarkan pada setiap orang dalam perusahaan. Penyebaran dan pemanfaatan pengetahuan melibatkan perpindahan mekanik, elektronik dan interpersonal dari informasi dan pengetahuan secara disengaja dan tidak disengaja (Marquardt, 1996). Ada empat faktor yang membatasi penyebaran pengetahuan dalam suatu organisasi dan dapat mengakibatkan ketersediaan, bentuk, akurasi dan arti dari pengetahuan dalam organisasi : (1) biaya, (2) kapasitas kognitif dari unit penerima, (3) penundaan pesan akibat dari prioritas pengiriman pengetahuan dan (4) modifikasi pesan atau distorsi arti baik secara disengaja atau tidak Standar Mutu Internasional ISO 9000 ISO 9000 adalah sekumpulan standar-standar yang mengatur kebutuhan akan dokumentasi dari suatu program mutu (Krajewski, 1996). Standar mutu ISO 9000 dikembangkan oleh lembaga standard internasional ISO yang berkedudukan di Genewa Swiss. Banyak perusahaan yang sudah menerapkan dan mendapatkan sertifikasi standard ISO Umumnya perusahaan yang menerapkan standar mutu ini melakukan perdagangan internasional. Sesungguhnya sertifikasi ISO 9000 hanya menyatakan kepada konsumen bahwa perusahaan yang memperoleh ISO 9000 dapat menyediakan dokumentasi untuk mendukung seluruh klaim konsumen mengenai mutu. Jadi ISO 9000 tidak memberikan gambaran keadaan sesungguhnya mutu produk yang dihasilkan. Dengan memperoleh sertifikasi ISO 9000 mewajibkan suatu perusahaan untuk menganalisa dan mendokumentasikan seluruh prosedur yang ada dalam perusahaan tersebut, yang akan membutuhkan penerapan continuous improvement, keterlibatan dari seluruh karyawan dan program perbaikan sejenisnya Manfaat Penerapan ISO 9000 ISO 9000 dapat memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan yang menerapkannya (Chatab, 1996, p.11-12), antara lain: 1. Dari aspek konsistensi pelaksanaan dan mampu telusur. Apabila dilaksanakan dengan benar, standar ISO 9000 akan bermanfaat: a. Memberikan pendekatan praktik yang sistematis untuk manajemen mutu. b. Memastikan konsistensi operasi untuk memelihara mutu produk dan/atau jasa. c. Menetapkan kerangka kerja untuk proses peningkatan mutu lebih lanjut dengan membakukan proses guna memastikan konsistensi dan mampu telusur serta meningkatkan hubungan antar fungsi yang mempengaruhi mutu. 9

10 2. Dari aspek pengendalian pencegahan. Penekanan ISO 9000 ditujukan untuk pengendalian pencegahan. Oleh karena itu sistem tersebut perlu: a. Menentukan secara jelas tanggung jawab dan wewenang dari personel kunci yang mempengaruhi mutu. b. Mendokumentasikan prosedur dengan baik dalam rangka menjalankan operasi dan proses bisnis penyedia jasa atau manufaktur. c. Menerapkan sistem dokumentasi yang efektif melalui mekanisme dari audit mutu internal dan tinjauan manajemen yang berkesinambungan. 3. Dari aspek pertumbuhan dan pengembangan perusahaan. Berdasarkan kedua aspek tersebut diatas, manfaat penerapan ISO 9000 dari perspektif pertumbuhan dan pengembangan perusahaan adalah: a. Sebagai sarana pemasaran. b. Dapat meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui sistematika dan pendekatan yang terorganisir pada pemastian mutu. c. Dapat meningkatkan citra dan daya saing perusahaan. d. Dapat meningkatkan produktifitas dan mutu produk/jasa dengan memenuhi persyaratan pembeli melalui kerja sama dan komunikasi yang lebih baik, penguatan pengendalian bisnis dan proses teknis, penurunan pemborosan karena mutu kerja yang buruk. e. Dapat memberikan pelatihan yang sistematis kepada staf melalui prosedur dan instruksi yang baik. f. Mengantisipasi tuntutan konsumen atas mutu produk dan tingkat persaingan usaha yang telah mengalami evolusi sehingga produsen menanggapinya melalui pendekatan mutu, pengendalian mutu, pemastian mutu, manajemen mutu dan manajemen mutu terpadu (TQM). g. Sebagai fondasi yang mantap untuk mengembangkan mutu selanjutnya menuju manajemen mutu terpadu. 10

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengetahuan. Dalam membicarakan pengetahuan sangatlah abstrak, karena pengetahuan mempunyai arti yang sangat dalam dan lebih luas dari data atau informasi. Menurut

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN 4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM) 4.1 Persyaratan Umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Mutu ISO 9001:2008 pada PT Metabisulphite Nusantara. maka dapat diambil

BAB 5 PENUTUP. Mutu ISO 9001:2008 pada PT Metabisulphite Nusantara. maka dapat diambil BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada PT Metabisulphite Nusantara. maka dapat diambil suatu kesimpulan mengenai hasil dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari

Lebih terperinci

E-Commerce. Ade Sarah H., M. Kom

E-Commerce. Ade Sarah H., M. Kom E-Commerce Ade Sarah H., M. Kom Teknologi informasi melahirkan internet. Perkembangan pemakaian internet yang sangat pesat, salah satunya menghasilkan sebuah model perdagangan elektronik yang disebut Electronic

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pesaing yang ada sekarang dan para pesaing potensial, yang setiap saat bisa menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. pesaing yang ada sekarang dan para pesaing potensial, yang setiap saat bisa menjadi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem informasi yang baik, bernilai dan berkualitas adalah sangat penting bagi sebuah perusahaan, terutama berkaitan dengan posisi persaingannya terhadap para pesaing

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/5/PBI/2017 TENTANG SERTIFIKASI TRESURI DAN PENERAPAN KODE ETIK PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/5/PBI/2017 TENTANG SERTIFIKASI TRESURI DAN PENERAPAN KODE ETIK PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/5/PBI/2017 TENTANG SERTIFIKASI TRESURI DAN PENERAPAN KODE ETIK PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

21/09/2011. Pertemuan 1

21/09/2011. Pertemuan 1 Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology

Lebih terperinci

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Manajemen Mutu Terpadu DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Biaya dan Pangsa Pasar Hasil yang diperoleh dari Pasar Perbaikan reputasi Peningkatan volume Peningkatan harga Perbaikan Mutu Peningkatan Laba Biaya yang

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mutu terpadu (TQM) termasuk dalam kategori tinggi, dengan pencapaian tertinggi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mutu terpadu (TQM) termasuk dalam kategori tinggi, dengan pencapaian tertinggi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan proses analisis data sesuai dengan rumusan masalah, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut. 5.1 Kesimpulan 1. Secara keseluruhan, kinerja SMA di Provinsi

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dan penyampaian yang missal dan serentak. penyajiannya kepada pembaca masyarakat luas. Perkembangan media

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dan penyampaian yang missal dan serentak. penyajiannya kepada pembaca masyarakat luas. Perkembangan media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan media informasi dewasa ini berkembang cukup pesat, baik media cetak, elektronik maupun internet. Dalam hal ini perkembangan yang pesat dalam penyampaian

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS

AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 KELOMPOK 1 1. Apa pengertian dari Audit Manajemen? Audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media informasi dewasa ini berkembang amat pesat, baik media cetak, elektronik maupun media internet. Dalam hal ini peningkatan dalam penyampaian informasi

Lebih terperinci

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1 Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA deden08m.com 1 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA: Posisi Perusahaan dalam Industri (1) Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas di mana posisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kenyataan-kenyataan dari data tersebut yang disesuaikan dengan perumusan masalah.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kenyataan-kenyataan dari data tersebut yang disesuaikan dengan perumusan masalah. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan dibuat berdasarkan temuan data di lapangan dan analisis atas kenyataan-kenyataan dari data tersebut yang disesuaikan dengan perumusan masalah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik persaingan dengan kompetitor lokal maupun asing. Hal tersebut dapat dilihat dengan ada-nya

Lebih terperinci

PERUBAHAN DIGITAL dan LINGKUNGAN BISNIS. Pertemuan 2

PERUBAHAN DIGITAL dan LINGKUNGAN BISNIS. Pertemuan 2 PERUBAHAN DIGITAL dan LINGKUNGAN BISNIS Pertemuan 2 KONSEP DASAR BISNIS BISNIS Penyediaan barang dan jasa dengan tujuan perolehan laba. EVOLUSI KEGIATAN EKONOMI Pemenuhan Kebutuhan Sendiri Barter Menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju globalisasi yang berkembang semakin cepat ini menuntut kebutuhan manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa mungkin tersaji dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM), BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM), sistem akuntansi manajemen dan ketidakpastian lingkungan terhadap return on asset (ROA) pada rumah sakit swasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Setiap orang melakukan berbagai cara untuk memperoleh kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Setiap orang melakukan berbagai cara untuk memperoleh kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain adalah kesehatan. Setiap orang melakukan berbagai cara untuk memperoleh kesehatan yang prima. Seseorang

Lebih terperinci

Bab II. A. Landasan Teori 1. ISO ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen

Bab II. A. Landasan Teori 1. ISO ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen Bab II A. Landasan Teori 1. ISO 9001 ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen kualitas. ISO 9001 menetapkan persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mutu 2.1.1 Definisi Mutu International Organization for Standardization (ISO) mendefinisikan mutu sebagai totalitas fitur dan karakteristik dari suatu produk atau jasa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini memunculkan persaingan yang begitu ketat dalam dunia bisnis. Perusahaan yang dulu hanya bersaing di tingkat lokal, regional atau

Lebih terperinci

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN 5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. 7. 8. 1.1 UMUM Persyaratan SMM ini untuk organisasi adalah: Yang membutuhkan kemampuan untuk menyediakan produk secara konsisten yang sesuai dengan persyaratan pelanggan

Lebih terperinci

Tata-Kelola Mutu Total Pada Pendidikan Tinggi

Tata-Kelola Mutu Total Pada Pendidikan Tinggi Tata-Kelola Mutu Total Pada Pendidikan Tinggi Gumilar Rusliwa Somantri Globalisasi dunia pendidikan tinggi kini mulai deras merambah Indonesia. Kota-kota besar di tanah air mulai menjadi pasar incaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki beberapa fungsi penting yang menunjang kegiatan-kegiatan yang ada. Dalam rangka mencapai visi dan misi tertentu, suatu perusahaan memiliki

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN RANCANGAN

BAB 4 ANALISA DAN RANCANGAN BAB 4 ANALISA DAN RANCANGAN 4.1. Latar Belakang Perusahaan PT Siemens Building Technologies (PT SBT) merupakan anak perusahaan Siemens Building Technologies Ltd. yang didirikan pada tahun 1997 dengan nama

Lebih terperinci

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu

Lebih terperinci

Judul Unit : MenetapkanEfektivitas Hubungan di TempatKerja

Judul Unit : MenetapkanEfektivitas Hubungan di TempatKerja Kode Unit : O.842340.015.01 Judul Unit : MenetapkanEfektivitas Hubungan di TempatKerja Deskripsi Unit : Unit ini menjelaskan hasil kinerja, keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan untuk mengumpulkan,

Lebih terperinci

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Klausul 4.0 Sistem Manajemen Mutu 4.1 Persyaratan umum Apakah organisasi telah : (a) Menetapkan proses-proses yang dibutuhkan oleh SMM serta aplikasinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi yang pesat belakangan ini telah memasuki hampir semua bidang kehidupan. Hal ini ditandai dengan banyak nya masyarakat yang menginginkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas layanan, yang terdiri

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas layanan, yang terdiri BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas layanan, yang terdiri dari 6 dimensi, yaitu: desain situs, reliabilitas, layanan pelanggan, keamanan/privasi, personalisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu negara, maka tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu negara, maka tentu saja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Dalam pencapaian persaingan perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Dalam pencapaian persaingan perekonomian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia sekarang mengalami ekonomi yang disebut Era global dimana tidak ada lagi batasan perekonomian antar negara secara geografis. Termasuk perekonomian di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maju sehingga segala pekerjaan membutuhkan teknologi dari dunia komputer

BAB 1 PENDAHULUAN. maju sehingga segala pekerjaan membutuhkan teknologi dari dunia komputer BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia komputer pada jaman sekarang ini sudah sangat maju sehingga segala pekerjaan membutuhkan teknologi dari dunia komputer karena dapat memudahkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi dan sistem informasi saat ini sangat berkembang dengan pesat. Perusahaan berskala kecil maupun besar saat ini sudah banyak menggunakan teknologi

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 95 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis dan deskripsi data hasil penelitian pada bab 4, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Peta potensi Learning Organization di BPSDM Hukum dan HAM

Lebih terperinci

Standar Kualitas Internasional

Standar Kualitas Internasional MENGELOLA KUALITAS Definisi Kualitas Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Terdapat tiga pendekatan : 1. Kualitas berbasis pengguna dimana kualitas

Lebih terperinci

1. Membangun kemitraan dengan masyarakat dan pemangku kepentingan

1. Membangun kemitraan dengan masyarakat dan pemangku kepentingan KODE UNIT : O.842340.003.01 JUDUL UNIT : Menjalin Hubungan yang Positif dengan Pemangku Kepentingan DESKRIPSI UNIT : Unit ini menjelaskan keterampilan, pengetahuan, dan Sikap kerja yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

Manual Mutu Laboratorium Penyakit Dan Kesehatan Ikan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Manual Mutu Laboratorium Penyakit Dan Kesehatan Ikan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Manual Mutu Laboratorium Penyakit Dan Kesehatan Ikan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya LABORATORIUM PARASIT DAN PENYAKIT IKAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.6. Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagai institusi/organisasi perlu diukur dan dinilai. Karena, perpustakaan sebagai lembaga pengelola dokumentasi dan jasa informasi harus ditangani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pakaian, dan lainnya. Setiap jenis usaha yang ada memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. pakaian, dan lainnya. Setiap jenis usaha yang ada memiliki karakteristik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi yang ditunjang dengan kemajuan teknologi serta perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, mengakibatkan persaingan bisnis semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Standar Profesi Audit Internal (SPAI) (2004:5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Standar Profesi Audit Internal (SPAI) (2004:5) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan konsep era globalisasi, maka sebagai konsekuensinya makin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam persaingan usaha

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organisasi Pembelajaran

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organisasi Pembelajaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Organisasi Pembelajaran Jargon learning organization atau terjemahannya organisasi pembelajaran berkembang secara eksponensial setelah dipopulerkan oleh Peter Senge

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penerapan Pengetahuan (Application of Knowledge) Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penerapan Pengetahuan (Application of Knowledge) Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Penerapan Pengetahuan (Application of Knowledge) Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Penggunaan kembali (reuse) pengetahuan untuk efisiensi perusahaan. Membuat suatu inovasi

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA Logo perusahaan DISETUJUI OLEH: PRESIDEN DIREKTUR Dokumen ini terkendali ditandai dengan stempel DOKUMEN TERKENDALI. Dilarang mengubah atau menggandakan dokumen tanpa seizing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Situasi persaingan ekonomi global saat ini sudah sedemikian tajam dan

BAB I PENDAHULUAN. Situasi persaingan ekonomi global saat ini sudah sedemikian tajam dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi persaingan ekonomi global saat ini sudah sedemikian tajam dan ketat, negara-negara maju yang mendominasi perekonomian dunia seperti Amerika, negara-negara Eropa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah dalam pengaruh penerapan manajemen pengetahuan terhadap kinerja karyawan PT Semen Padang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah dan sistematika

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. PRAKATA...iii-vi. DAFTAR ISI...vii-xiv. DAFTAR LAMPIRAN...xv BAB I PENDAHULUAN Maksud dan Tujuan Penelitian.

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. PRAKATA...iii-vi. DAFTAR ISI...vii-xiv. DAFTAR LAMPIRAN...xv BAB I PENDAHULUAN Maksud dan Tujuan Penelitian. DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK...i ABSTRACT...ii PRAKATA...iii-vi DAFTAR ISI...vii-xiv DAFTAR LAMPIRAN...xv BAB I PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang Penelitian...1-3 1.2 Identifikasi Masalah...3 1.3 Maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan setiap perusahaan menghadapi persaingan yang ketat. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan setiap perusahaan menghadapi persaingan yang ketat. Perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri jasa telekomunikasi pada saat sekarang ini banyak mengalami perubahan. Adanya era perdagangan bebas (liberalisasi perdagangan), mengharuskan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet Menurut (O`Brien, 2005) internet adalah jaringan komputer yang tumbuh cepat dan terdiri dari jutaan jaringan perusahaan, pendidikan, serta pemerintah yang menghubungkan

Lebih terperinci

Teknik Presentasi Informasi, meliputi ceramah/kuliah, konferensi/diskusi, media audiovisual, pembelajaran jarak jauh/kursus korespondensi, internet

Teknik Presentasi Informasi, meliputi ceramah/kuliah, konferensi/diskusi, media audiovisual, pembelajaran jarak jauh/kursus korespondensi, internet Perubahan bekerja setiap saat dan salah satu tanda organisasi yang hebat adalah mereka memiliki komitmen untuk terusmenerus melatih dan mendidik orang-orangnya sehingga mereka memiliki pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan di bidang ilmu teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan di bidang ilmu teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan di bidang ilmu teknologi dan komunikasi tumbuh dengan sangat pesat. Hal tersebut membuat persaingan di dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK Desain Produk : Dwi Purnomo www. agroindustry.wordpress.com Setelah membaca bab ini,diharapkan: Memahami arti dan pentingnya peranan mutu suatu produk Mengetahui batasan mutu produk

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PELAPORAN PADA SISTEM INFORMASI DOKTER KELUARGA BERBASIS WEB WILAYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2010

PERANCANGAN APLIKASI PELAPORAN PADA SISTEM INFORMASI DOKTER KELUARGA BERBASIS WEB WILAYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2010 PERANCANGAN APLIKASI PELAPORAN PADA SISTEM INFORMASI DOKTER KELUARGA BERBASIS WEB WILAYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2010 Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya era globalisasi, sumber daya manusia Indonesia semakin dituntut untuk memiliki keunggulan dan daya saing. Dunia pendidikan, sebagai institusi

Lebih terperinci

METODE DAN JENIS PELATIHAN

METODE DAN JENIS PELATIHAN METODE DAN JENIS PELATIHAN Perubahan bekerja setiap saat dan salah satu tanda organisasi yang hebat adalah mereka memiliki komitmen untuk terus-menerus melatih dan mendidik orang-orangnya sehingga mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, kita telah dan akan menghadapi beberapa ciri perdagangan bebas internasional sebagaimana ditetapkan dalam Putaran Uruguay

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

KOMPETENSI PUSTAKA WAN KHUSUS DI ABAD KE-21 PENGANTAR

KOMPETENSI PUSTAKA WAN KHUSUS DI ABAD KE-21 PENGANTAR KOMPETENSI PUSTAKA WAN KHUSUS DI ABAD KE-21 Dipersiapkan untuk Dewan Asosiasi Pustakawan khusus/sla oleh Komite Khusus mengenai Kompetensi untuk Pustakawan Khusus Joanne Marshall; Linda Moulton; dan Roberta

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Dewasa ini dengan kemajuan teknologi yang pesat, hampir seluruh kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang , 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bebas dan ketat di dunia industri hingga pendidikan, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), peningkatan pengetahuan konsumen, dan karyawan

Lebih terperinci

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and Price Concepts Minggu-4 Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 02270704014 ailili1955@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di dalam hampir semua aspek. Kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung kepada kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang. tersebut. Banyak produk elektronik yang beragam jenis dan variasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang. tersebut. Banyak produk elektronik yang beragam jenis dan variasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan produk yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI A. Landasan Teori 1. Perpindahan Merek (Brand Switching) Perpindahan merek (brand switching) adalah pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu

Lebih terperinci

-2- Valuta Asing beserta derivatifnya ke arah yang lebih baik dan sehat. Bank Indonesia juga secara berkesinambungan melakukan pengembangan produk ata

-2- Valuta Asing beserta derivatifnya ke arah yang lebih baik dan sehat. Bank Indonesia juga secara berkesinambungan melakukan pengembangan produk ata TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Kode Etik Pasar. Tresuri. Penerapan. Sertifikasi. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 85) PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi 24 BAB III METODOLOGI 3.1 Metodologi 3.1.1 Peralatan yang digunakan Peralatan yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Form survei 2. Pulpen 3. Timer (jam) 4. Papan alat kertas 3.1.2 Persiapan

Lebih terperinci

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh 2017 No. Dok.: PM-WM-01 No. Rev.: 1 Tgl. Berlaku: Oktober 2017 Hal: 1 / 13 Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober 2017 Oleh DEKAN Pedoman Mutu ini menguraikan Sistem Manajemen Mutu di Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

PENGANTAR. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d. Nama Mata Kuliah : Sistem Manajemen Kualitas

PENGANTAR. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d. Nama Mata Kuliah : Sistem Manajemen Kualitas 1 PENGANTAR TIN420 Sistem Manajemen Kualitas Kontrak Perkuliahan 2 Kode Mata Kuliah : TIN-420 Nama Mata Kuliah : Sistem Manajemen Kualitas Kelas/Seksi : 10 Kode Nama Dosen : 6623 Taufiqur Rachman E-mail

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik Distribusi fisik dan efektivitas logistik memiliki dampak yang besar pada kepuasan dan biaya perusahaan. Manajemen logistik penting dalam rantai pasokan, tujuan dari

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Audit Internal Audit ini meliputi semua departemen. Coordinator audit/ketua tim audit ditentukan oleh Manajemen Representative dan kemudian ketua tim audit menunjuk tim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak

Lebih terperinci

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas

Lebih terperinci

Kode Unit : O

Kode Unit : O Kode Unit : O.842340.008.01 Judul Unit : Menutup KegiatanKeuangan Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mendeskripsikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk melakukan serangkaian operasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA

ANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA ANALISIS PENERAPAN ISO TS 16949 DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA Disusun Oleh: Nama : Pittauli Aritonang NPM : 35412674 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ina

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUK. Amalia, S.T., M.T.

PERENCANAAN PRODUK. Amalia, S.T., M.T. PERENCANAAN PRODUK Amalia, S.T., M.T. DASAR PERENCANAAN PERANCANGAN PRODUK Segmen pasar? Teknologi? Sasaran dan batasan? Target finansial? Anggaran dan waktu? DAMPAK KETIDAKEFISIEN RENCANA Pasar target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi adalah sistem dan kegiatan manusia yang bekerja sama. Sejalan dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah

Lebih terperinci

2017, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia t

2017, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia t No.85, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Kode Etik Pasar. Tresuri. Penerapan. Sertifikasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6046) PERATURAN BANK

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini merupakan pengantar awal dari laporan penelitian. Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengucuran kredit baik melalui perbankan maupun melalui

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengucuran kredit baik melalui perbankan maupun melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pengucuran kredit baik melalui perbankan maupun melalui lembaga pembiayaan di Indonesia saat ini sedang meningkat dengan pesat. Perkembangan piutang kredit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kebutuhan lain yang lebih penting. Mereka yang mampu menguasai

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kebutuhan lain yang lebih penting. Mereka yang mampu menguasai 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan era tranformasi menjadikan elektronik sebagai salah satu kebutuhan hidup yang harus terpenuhi, dengan berbagai kecanggihan yang selalu menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong banyak perusahaan untuk semakin memperluas usahanya dengan meraih pangsa pasar. Hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan dibutuhkan penerapan teknologi informasi yang tepat.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan dibutuhkan penerapan teknologi informasi yang tepat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, kebutuhan informasi dan tuntutan penggunaan waktu yang efisien dan efektif dalam sebuah transaksi sangatlah penting sehingga dalam sebuah perusahaan

Lebih terperinci

Jakarta, No :... Lampiran : 1 Berkas Subject : Proposal Pelatihan Dasar-dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Jakarta, No :... Lampiran : 1 Berkas Subject : Proposal Pelatihan Dasar-dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Jakarta, No :... Lampiran : 1 Berkas Subject : Proposal Pelatihan Dasar-dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Yth: Pimpinan Perusahaan Di Tempat Dengan hormat, Perkenalkan kami dari Dynamiqhse Consulting

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Selama ini ekspansi sekolah tidak menghasilkan lulusan dengan pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat

Lebih terperinci