BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Knowledge Management Pengertian data, informasi, knowledge dan wisdom Sebelum munculnya manajemen pengetahuan (Knowledge Management) perbedaan antara data, informasi, knowledge dan wisdom tidak begitu nyata, sedangkan di Knowledge Management ketidakjelasan pembedaan dapat menimbulkan inefisiensi dan kesalahan dalam penerapan. Suatu organisasi bisa saja mengatakan telah menerapkan Knowledge Management, namun kenyataannya baru tahap manajemen data atau informasi (Tobing, 2007, p13). Penerapan KM harus lebih memperhatikan aspek manusia dan kulturnya, karena munculnya knowledge berasal dari intervensi manusia terhadap informasi melalui interpretasi dan judgment yang dipengaruhi oleh intelektualitas, mentalitas, pengalaman dan value yang dimiliki manusia. Untuk menghasilkan knowledge yang bernilai tinggi, suatu organisasi akan memerlukan sistem untuk melakukan strukturisasi seluruh data dan informasi yang dimiliki. Transisi dari data sampai ke wisdom digambarkan dalam bentuk hirarki seperti gambar

2 Connectednes knowledge wisdom information data understanding Gambar 2.1 Hirarki DIKW dari data ke wisdom (Belinger, et al) dalam Tobing, 2007 Adapun pengertian tentang data, informasi, knowledge dan wisdom adalah : Data merupakan fakta-fakta, dapat berupa gambar, angka-angka tanpa konteks ataupun lembar kerja dalam speadsheets tanpa disertai dengan analisis dan interpretasi data. Menurut Tiwana (2000, p39), data merupakan kumpulan dari transaksi-transaksi. Informasi adalah data yang tersusun dan disertai dengan hubungan (konteks) yang mempunyai arti, untuk membantu pengambilan keputusan. Menurut Davenport dan Prusak (Tobing, 2007, p15), Informasi adalah proses perubahan data yang melalui beberapa tahapan yang dimulai dengan huruf C, yaitu : Contextualized : memahami manfaat data yang dikumpulkan. Categorized : memahami unit analisis atau komponen kunci dari data. Calculated : menganalisis data secara matematik atau secara statistik. Corrected : menghilangkan kesalahan (error) dari data. Condensed : meringkas data dalam bentuk yang lebih singkat dan jelas. 7

3 Knowledge adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola hubungan dari informasi disertai pengalaman, baik individu maupun kelompok dalam organisasi dan digunakan sebagai dasar untuk bertindak. Menurut Davenport dan Prusak (Tobing, 2007, p18), proses transformasi informasi menjadi knowledge juga melalui empat tahapan yang dimulai dengan huruf C, yaitu : Comparison : membandingkan informasi pada situasi tertentu dengan situasi lain yang telah diketahui Consequences : menemukan implikasi-implikasi dari informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan dan tindakan. Connections : menemukan hubungan-hubungan bagian kecil dari informasi dengan hal lain. Conversations : membicarakan pandangan, pendapat serta tindakan orang lain terkait informasi tersebut. Wisdom adalah knowledge yang digunakan dalam membuat keputusan-keputusan yang menyangkut masa depan Siklus Transfer Knowledge Knowledge terdiri dari dua jenis yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge merupakan knowledge yang ada di dalam diri manusia dalam bentuk intuisi, judgement, skill, value dan belief. Knowledge ini sulit untuk diformalisasikan dan dibagikan kepada orang lain. 8

4 Explicit Knowledge adalah knowledge yang dapat terkodifikasikan dalam bentuk dokumen sehingga mudah ditransfer dan didistribusikan dengan berbagai media, dapat berupa kaset/cd video, formula, dan audio Oleh Nonaka dan Takeuchi (1995), kedua jenis knowledge tersebut digambarkan dalam siklus transfer knowledge, yang disebut SECI Process (S: Socialization, E: Externalization, C: Combination, dan I: Internalization), seperti gambar 2.2. Gambar 2.2 Empat model konversi knowledge. (SECI proces, Nonaka & takeuchi, 1995) dalam Tobing, 2007 Sosialisasi (Socialization) adalah konversi pengetahuan tacit ke pengetahuan tacit dan proses sharing serta penciptaan pengetahuan tacit melalui interaksi dan pengalaman langsung (Tobing, 2000, p22). Istilah sosialisasi ini digunakan untuk menekankan pentingnya kegiatan bersama antara sumber pengetahuan dan penerima pengetahuan, dapat dilakukan melalui pertemuan tatap muka seperti rapat, diskusi dan pertemuan bulanan. Eksternalisasi (externalization), yaitu transfer dari tacit knowledge ke explicit knowledge melalui proses dialog dan refleksi (Tobing, 2000, p22). Melalui cara ini 9

5 pengetahuan terkristalisasikan sehingga dapat didistribusikan ke pihak lain dan menjadi basis bagi pengetahuan baru. Pada tahap ini, pengetahuan tacit diekspresikanan dan diterjemahkan menjadi metafora, konsep, hipotesis, diagram, model atau prototipe sehingga dapat dimengerti oleh semua pihak. Misalnya, penulisan buku, jurnal, majalah dan lain-lain. Kombinasi (Combination) adalah transfer dari explicit knowledge ke explicit knowledge yang baru melalui sistemisasi dan pengaplikasian explicit knowledge dan informasi (Tobing, 2000, p22). Dengan cara ini pengetahuan ditukarkan dan dikombinasikan melalui media seperti dokumen-dokumen, rapat-rapat, percakapan telepon dan komunikasi melalui jaringan komputer. Dalam praktiknya kombinasi bergantung pada tiga proses. Pertama, pengetahuan eksplisit dikumpukan dari dalam dan luar organisasi/perusahaan, kemudian dikombinasikan. Kedua, pengetahuan eksplisit disunting atau diproses agar dapat lebih bermanfaat bagi perusahaan. Ketiga pengetahuan ekplisit tersebut disebarkan ke seluruh perusahaan melalui berbagai media. Internalisasi (Internalization) adalah transfer dari explicit knowledge ke tacit knowledge merupakan proses pembelajaran dan akuisisi knowledge yang dilakukan oleh anggota organisasi terhadap explicit knowledge yang disebarkan ke seluruh organisasi melalui pengalaman sendiri sehingga menjadi tacit knowledge anggota organisasi (Tobing, 2000, p22). Internalisasi pengetahuan digunakan untuk memperluas, memperdalam serta mengubah pengetahuan tacit yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi/perusahaan. Bila pengetahuan berhasil diinternalisasikan ke 10

6 dalam pengetahuan tacit para individu dalam bentuk model mental bersama maka pengetahuan ini akan menjadi aset yang luar biasa bagi perusahaan Pengertian Knowledge Management Menurut para ahli, istilah knowledge management (KM) sebetulnya tidak tepat, karena sesungguhnya organisasi tidak dapat mengelola pengetahuan. Yang dikelola oleh organisasi adalah sumber dayanya, seperti keuangan dan barang. Sedangkan orang yang memiliki pengetahuan sebaiknya dipimpin, bukan dikelola. Karena itu istilah yang tepat adalah pengelolaan berbasis pengetahuan (knowledge-based management), namun karena penggunaannya sudah meluas istilah KM tetap digunakan. Menurut Tobing (2007, p23) definisi tentang knowledge management sangat beragam dan kemungkinan besar akan bertambah seiring dengan semakin berkembang dan beragamnya pemahaman tentang knowledge management. Biasanya dalam perancangan knowledge management pada suatu perusahaan, faktor subjektif para perancangnya turut mempengaruhi pemilihan definisi yang akan diadopsi, disamping kesesuaian dengan strategi dan kerangka yang digunakan dalam implementasinya. Menurut Amrit Tiwana (2001, p21), pengelolaan knowledge management perusahaan dalam menciptakan nilai bisnis dan menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan dengan mengoptimalkan proses penciptaan, pengkomunikasian dan pengaplikasian semua knowledge yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan bisnis. Menurut Shelda (2006, p16), knowledge management merupakan suatu aktifitas untuk mengidentifikasi, menciptakan, mengatur serta menyebarkan aset intelektual yang 11

7 kritikal dari suatu organisasi untuk jangka waktu yang panjang sehingga keberlangsungan suatu organisasi terus berkesinambungan. Menurut Widayana (2005, p31), knowledge management merupakan sistem yang dibuat untuk menciptakan, mendokumentasikan, menggolongkan dan menyebarkan knowledge dalam perusahaan. Sehingga knowledge mudah digunakan setiap saat dan oleh siapa saja yang sesuai dengan tingkat otoritas dan kopentensinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen pengetahuan merupakan upaya terstruktur dan sistematis dalam mengembangkan dan menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. Aktivitas dalam manajemen pengetahuan meliputi upaya perolehan, penyimpanan, pengolahan dan pengambilan kembali, penggunaan dan penyebaran, serta evaluasi dan penyempurnaan terhadap pengetahuan sebagai aset intelektual organisasi Komponen Knowledge Management Menurut Collison dan Parcell yang dikutip Ghalib (2004, p.9) Knowledge Management adalah wilayah yang kompleks, yang menjangkau batas-batas pembelajaran dan perkembangan, teknologi informasi dan sumber daya manusia. Model yang dimiliki menggambarkan wilayah kegiatan dimana usaha KM dapat menjadi kekuatan untuk mengkomunikasikan apa yang tercakup dalam organisasi. Model dari Collison dan Parcell menunjukkan kesuksesan KM dalam berinteraksi diantara tiga elemen pokok, yaitu People, Process dan Technology. 12

8 Menurut Dilip Bhatt seorang konsultan Knowledge Management, terdapat tiga komponen dalam penerapan knowledge management yang terdiri dari yaitu People, Process, dan Technology (Bhatt, 2000).Seperti ditunjukkan dalam gambar 2.3 Gambar 2.3 Knowledge Management Components (Bhatt, 2000) People Knowledge yang berada pada seseorang akan ditransfer ke orang lain juga, dan people adalah faktor utama dalam penerapan keberhasilan knowledge management. Process Proses membantu untuk mengeksternalisasi (tacit menjadi explicit) yang berhubungan dengan perubahan proses kerja, organisasi dan lain sebagainya. Technology Teknologi berperan sebagai enabler dalam knowledge management, dimana teknologi mempunyai fungsi dalam capture, store, update, search dan reuse knowledge atau yang sering kita kenal sebagai KMS (Knowledge Management System). Keefektifan knowledge management bukan pilihan dari penggunaan software, ruang kelas atau praktek langsung, formal atau informal, ataupun teknik dengan 13

9 sosial, tetapi menggunakan semua pilihan yang dapat memotivasi karyawan untuk menjadikan pengetahuan memiliki peranan. Hal tersebut tergantung pada kebutuhan setiap individu. Knowledge management terintegrasi pada strategi lembaga yang dilakukan untuk menjaga kompetensi lembaga dalam jangka panjang dengan membangun kompetensi organisasi Knowledge Management System Menurut Maier (2007, p46), Knowledge Management System adalah sistem ICT (Information and Communication Technology) yang mendukung fungsi dari knowledge creation, konstruksi, identifikasi, menangkap (capture), akuisisi, seleksi, penilaian, organisasi, linking, penataan, formalisasi, visualisasi, distribusi, penyimpanan, pemeliharaan, perbaikan, evolusi, mengakses, mencari, dan aplikasi knowledge pada suatu organisasi. Menurut Turban (2005, p23), Knowledge management system adalah arsitektur enterprise yang meliputi seluruh teknologi informasi dan aplikasi. Adapun aplikasiaplikasi yang mendukung Knowledge management system antara lain, document management system, portal, forum, e-learning, , massenger, social network, wikipedia dan lain sebagainya. 2.2 Strategi Penerapan Knowledge Management System Menurut Hansen, Nohria dan Tierney (Setiarso, 2009, p13) mengemukakan bahwa pada dasarnya, strategi organisasi dalam pengetahuan yang dimiliki dibagi atas dua ekstrim yaitu: strategi kodifikasi (codification strategy) dan strategi personalisasi (personalization strategy). Bila pengetahuan diterjemahkan dalam bentuk eksplisit secara 14

10 berhati-hati (codified) dan disimpan dalam basis data sehingga pengguna yang membutuhkan dapat mengakses pengetahuan tersebut, maka cara mengelola seperti itu dikatakan menganut strategi kodifikasi. Namun pengetahuan tidak hanya eksplisit saja, melainkan juga pengetahuan yang terpikirkan (tacit). Pengetahuan tacit amat sangat sulit diterjemahkan ke dalam bentuk eksplisit, oleh sebab itu pengetahuan dialihkan dari satu pihak ke pihak lain melalui hubungan personal yang intensif, cara mengelola pengetahuan seperti ini disebut strategi personalisasi. Jadi fungsi utama dari jaringan komputer baik internet atau intranet, bukan saja untuk menyimpan atau mendokumentasikan pengetahuan melainkan juga untuk memfasilitasi lalu lintas komunikasi antar individu dalam suatu organisasi merupakan strategi personalisasi. Strategi kodifikasi digunakan untuk menyimpan pengetahuan di dalam tempat penyimpanan yang terstruktur dari pengetahuan sebagai database untuk penggunaan yang berulang-ulang. Davenport dan Prusak, seperti dikutip oleh Tobing (2007 p19). menyatakan bahwa tujuan kodifikasi adalah membuat pengetahuan organisasi ke dalam suatu bentuk yang membuat pengetahuan organisasi tersebut dapat diakses oleh personil yang membutuhkannya. Strategi yang kedua yaitu strategi personalisasi adalah strategi yang diadopsi oleh organisasi untuk memberikan solusi dari masalah biasa sampai masalah yang unik. Kedua strategi tersebut biasanya didetilkan menjadi empat strategi pengetahuan yaitu : Intellectual Asset Management Strategy Personal Knowledge Asset Responsibility Strategy Knowledge Creation Strategy Knowledge Transfer Strategy 15

11 2.3 Menentukan Strategi Knowledge Management System yang dibutuhkan Organisasi Menurut Tobing (2007, p55), Strategi KM merupakan penjabaran dari strategi bisnis perusahaan. Dalam strategi KM diformulasikan visi, misi dan objektif strategis dari pengelolaan knowledge yang mendukung visi, misi, objektif perusahaan. untuk menyusun suatu strategi perlu didukung dengan : - Analisa terhadap kondisi lingkungan bisnis - Menentukan faktor-faktor kunci sukses - Menterjemahkan strategi perusahaan dalam rencana kegiatan ke depan - Melakukan identifikasi knowledge yang sudah dimiliki. a. Faktor keberhasilan Knowledge Management System (sucsess factor) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan KMS yang sedang berjalan diperlukan pengukuran terhadap penggunaannya. Dari sebuah riset yang dilakukan oleh sebuah perusahaan bernama Teleos menemukan bahwa ada delapan dimensi kinerja pengetahuan dalam organisasi, yang menjadi kriteria Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) Study. MAKE adalah salah satu ajang tempat individu dan organisasi untuk mempelajari KM, sekaligus menjadi ajang pengakuan atas kematangan dalam menjalankan KM dan komitmen pemimpin organisasi. Delapan kriteria yang menjadi dasar penilaian MAKE dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi penerapkan KM adalah : 1. Menciptakan budaya perusahaan yang didorong oleh pengetahuan (Organizational Culture) 16

12 a. Mengembangkan dan menyebarkan visi dan strategi organisasi berbasis pengetahuan. b. Menentukan dan menetapkan kompetensi inti organisasi (nilai/aset pengetahuan) c. Merancang struktur organisasi dan hubungan-hubungan antara bagian dalam organisasi yang didasarkan pada optimalisasi aset pengetahuan d. Mengembangkan dan mengelola nilai-nilai organisasi (core values) berbasis pengetahuan e. Mengembangkan dan mengelola perilaku-perilaku (budaya) yang berorientasi pada pengetahuan f. Mengembangkan dan mengelola sistem/proses pengetahuan organisasi g. Menciptakan dan mengelola strategi sumber daya manusia berbasis pengetahuan 2. Mengembangkan knowledge workers melalui kepemimpinan manajemen (Leadership) a. Mengembangkan dan menyebarkan gaya manajemen yang mendorong perolehan, saling berbagi dan penerapan pengetahuan untuk penciptaan nilai tambah bagi organisasi b. Menyediakan dukungan perusahaan dalam bentuk finansial maupun nonfinansial untuk mengelola pengetahuan c. Mendorong dan mendukung implementasi strategi pengetahuan d. Mengembangkan dan melatih knowledge leaders e. Mengakui/menghargai knowledge leaders 17

13 3. Menyajikan produk/jasa/solusi berbasis pengetahuan (Innovation) a. Mengembangkan dan menyebarkan strategi inovasi dan penciptaan pengetahuan organisasi b. Mengembangkan dan melatih para pekerja dalam inovasi dan pengembangan ide c. Melibatkan pelanggan dan supplier dalam pengembangan produk dan pelayanan berbasis pengetahuan d. Meningkatkan/memperluas pengetahuan organisasi e. Mengelola perpindahan/penyebaran pengetahuan dan ide sampai pada pengambilan tinadakan f. Memberikan pengakuan/penghargaan kepada orang-orang yang melakukan inovasi g. Mengelola proses produksi dan atau pelayanan berbasis pengetahuan h. Mengukur nilai tambah yang tercipta dari inovasi dan karya pengetahuan 4. Memaksimalkan modal intelektual perusahaan (Intelectual Capital Management) a. Mengembangkan dan menyebarkan strategi modal intelektual (Intelectual Capital) organisasi b. Mengembangkan dan melatih para karyawan berdasarkan konsep dan perangkat modal intelektual c. Mengembangkan perangkat dan teknik untuk mengelola dan mengukur modal intelektual d. Mengelola dan memperluas modal intelektual e. Melindungi aset pengetahuan 18

14 f. Mengakui/menghargai karyawan yang telah menambah modal intelektual organisasi 5. Menciptakan lingkungan untuk berbagi pengetahuan secara kolaboratif (Knowledge Sharing & Collaboration) a. Mengembangkan dan mengelola pemasukan/pengumpulan, pengkategorian, dan penggunaan pengetahuan b. Memetakan sumber daya pengetahuan di seluruh organisasi c. Mengubah pengetahuan individu (tacit) menjadi pengetahuan organisasi (explicit) d. Menciptakan sistem mekanisme untuk saling berbagi pengetahuan dan best practices internal dan eksternal e. Menyediakan program informasi teknologi untuk berbagi pengetahuan f. Mengembangkan communities of practice g. Efektif dalam mengenali dan menemukan keahlian internal dan eksternal h. Membentuk sistem pengakuan dan penghargaan berdasarkan pengetahuan 6. Menciptakan suatu organisasi pembelajar (Organizational Learning) a. Mengembangkan strategi pembelajaran organisasi b. Mengembangkan kolaborasi/partnership untuk percepatan pembelajaran c. Mengembangkan dan/atau mendapatkanberbagai perangkat, teknik dan metodologi pembelajaran d. Mengubah pengetahuan individu (tacit) menjadi pengetahuan perusahaan (explicit) e. Mengembangkan communities of practice 19

15 f. Learning by doing g. Coaching dan mentoring h. Mengembangkan infrastruktur perusahaan pembelajar, contohnya internet prusahaan untuk tukar-menukar pengalaman belajar internal dan eksternal 7. Memberikan nilai berdasarkan pengetahuan tentang pelanggan (Customer Knowledge) a. Mengembangkan dan menyebarkan strategi organisasi yang memberi nilai tambah bagi pelanggan b. Membuat dan mengelola profil/peta pelanggan berdasarkan nilai tambah (value) c. Membuat customer values chains d. Mengembangkan dan/atau mendapatkan perangkat dan teknik untuk mengumpulkan dan mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan pelanggan e. Mengembangkan dan mengelola database pelanggan f. Mengembangkan perangkat dan teknik untuk mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan pelanggan g. Mengukur perubahan dalam rangkaian nilai tambah bagi pelanggan 8. Mentransformasikan pengetahuan perusahaan menjadi nilai bagi pemegang saham atau masyarakat bagi organisasi nirlaba (Organizational Value) a. Mengembangkan dan menyebarkan strategi organisasi berbasis pengetahuan untuk memberi nilai tambah bagi pemegang saham b. Memetakan dan mengembangkan rangkaian-rangkaian nilai tambah pengetahuan 20

16 c. Mengelola dan mengukur rangkaian-rangkaian nilai tambah pengetahuan d. Mengukur perubahan nilai tambah pemegang saham organisasi e. Mengkomunikasikan/melaporkan hasil nilai tambah berbasis pengetahuan Model keberhasilan KMS menurut DeLone and McLean (1992, p42) terdapat beberapa uraian penting pada tiap dimensi, yaitu: 1. System Quality: Kualitas sistem fokus pada pengukuran sistem dalam hal pemrosesan informasi. Kualitas sistem merupakan karakteristik yang dibutuhkan oleh sistem informasi. Karakteristik yang dibutuhkan antara lain: - Akurasi Data (Data Accuracy) - Kekinian Data (Data Currency) - Isi-isi Basis Data (Database Contents) - Kemudahan Penggunaan (Ease Of Use) - Kemudahan Dipelajari (Ease Of Learning) - Kenyamanan Akses (Convinience Of Access) - Faktor Manusia (Human Factor) - Integrasi dari Sistem-sistem (Integration Of Sistems) - Realisasi dari kebutuhan-kebutuhan pemakai (Realization Of User Requirements) - Kegunaan fitur-fitur dan fungsi-fungsi sistem (Userfulness Of Sistem Features and Functions) - Akurasi Sistem (Sistem Accuracy) - Keluwesan Sistem (Sistem Flexibility) - Keandalan Sistem (Sistem Reliability) - Kecanggihan Sistem (Sistem Sophistication) 21

17 - Pemanfaatan Sumber-sumber Daya (Resources Utilization) - Waktu Respon (Response Time) - Waktu Pembalikan (Turnaround Time) 2. Information Quality: Kualitas informasi fokus pada keluaran dari sistem informasi. Kualitas informasi merupakan pemenuhan terhadap karakteristik yang diinginkan seperti akurasi, ketepatan, kelengkapan, keringkasan, keterkaitan, kemudahan dalam pemahaman, arti dari informasi, perbandingan dan format. 3. Use: Penggunaan sistem informasi fokus pada kuantitas penggunaan sistem oleh pengguna.hal ini merupakan ukuran yang paling banyak digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem informasi. 4. User Satisfaction: kepuasan pengguna, merupakan tanggapan pengguna terhadap penggunaan sistem informasi. 5. Individual impact : dampak informasi terhadap kebiasaan individu. 6. Organizational impact: fokus pada dampak sistem informasi terhadap kinerja organisasi. b. Analisa SWOT Knowledge management system yang akan dikembangkan harus selaras dengan strategi organisasi agar benar-benar sesuai dengan kemampuan inti dari apa yang diperlukan oleh organisasi. Untuk lebih mudah dalam memahaminya dapat dilihat pada kerangka berpikir yang diadaptasi dari model Zack pada Gambar 2.5. Penyelarasan dimulai dengan melakukan analisis SWOT pada organisasi dan faktor-faktor yang menjadi penentu keberhasilan organisasi sehingga dapat ditentukan sasaran dan strategi organisasi untuk mencapai sasaran tersebut (Setiarso, p53-54). 22

18 SWOT adalah singkatan dari kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Analisa SWOT didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Kekuatan adalah sumber daya, ketrampilan atau keunggulan terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi khusus (distinctive competence) yang memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, ketrampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Trend penting merupakan salah satu sumber peluang. Identitas segmen pasar yang sebelumnya terabaikan, perubahan situasi pesaing atau peraturan, perubahan teknologi, serta membaiknya hubungan dengan pihak luar dapat memberikan peluang bagi perusahaan. Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar bisnis, perubahan teknologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan perusahaan. Adapun menurut Tiwana (2000) seperti dikutip oleh Setiarso, dalam menentukan knowledge yang dibutuhkan oleh organisasi dapat digunakan kerangka berpikir Zack 23

19 sebagai alat bantu dalam usaha untuk mengetahui knowledge apa yang harus dimiliki dan yang sudah dimiliki. Kerangka berpikir Zack digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.4 Kerangka Zack, (Setiarso, 2009) Kemudian pada tahapan selanjutnya dilakukan identifikasi tentang langkahlangkah apa yang harus diterapkan. Seperti pada gambar 2.5. Gambar 2.5 Penyelarasan KMS dengan strategi organisasi (Setiarso, 2003, p11) 24

20 2.4 Pengertian Kinerja Menurut Wirawan (2009, p5), Konsep Kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja (performance). Istilah performance sering disebut sebagai performa. Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Istilah kinerja juga dapat digunakan untuk menunjukkan keluaran perusahaan/lembaga, alat, fungsi-fungsi manajemen (produksi, pemasaran, keuangan), atau keluaran seorang pegawai. Menurut Gibson seperti dikutip Lestari (2007,p27-28), Kinerja perusahaan/lembaga merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan mencerminkan keberhasilan manajer. Jadi kinerja perusahaan/lembaga merupakan hasil yang diinginkan perusahaan/lembaga dari perilaku orang-orang di dalamnya. Menurut Govindarajan dan Fisher, kinerja perusahaan/lembaga mencakup kinerja perusahaan secara keseluruhan sehingga dihasilkan ukuran kinerja yang obyektif. Untuk menghasilkan kinerja yang baik, maka perusahaan/lembaga membutuhkan sistem yang baik pula. Sistem ini bukan hanya peraturan atau standar yang ada melainkan juga melibatkan pihak-pihak yang terkait langsung yaitu sumber daya manusianya. Salah satu sistem manajemen yang menawarkan suatu disiplin yang memperlakukan intelektual sebagai aset yang dikelola adalah knowledge management (Honeycutt, 2002) seperti dikutip oleh Kosasih (2007). Dalam prakteknya knowledge management dapat menjadi guidance tentang pengelolaan intangible asset yang menjadi pilar perusahaan/lembaga dalam menciptakan nilai. Perusahaan/lembaga perlu mengetahui sejauh mana knowledge management berperan di dalam meningkatkan kinerja karyawan khususnya di lembaga litbang. 25

21 2.5 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. (Sugiyono, 2008, p93). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. H 0 : Tidak ada pengaruh signifikan antara People terhadap peningkatan kinerja karyawan. H 1 : ada pengaruh signifikan antara People terhadap peningkatan kinerja karyawan. 2. H 0 : Tidak ada pengaruh signifikan antara Process terhadap peningkatan kinerja karyawan. H 1 : ada pengaruh signifikan antara Process terhadap peningkatan kinerja karyawan. 3. H 0 : Tidak ada pengaruh signifikan antara Technology terhadap peningkatan kinerja karyawan. H 1 : ada pengaruh signifikan antara Technology terhadap peningkatan kinerja karyawan. 26

STRATEGI PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI LEMBAGA XYZ

STRATEGI PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI LEMBAGA XYZ STRATEGI PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI LEMBAGA XYZ Laporan Teknis DWI LISTRIANA KUSUMASTUTI 0922200643 PROGRAM PASCASARJANA ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Bergeron dalam Sangkala (2007) data adalah bilangan, terkait dengan angka-angka atau atribut-atribut yang bersifat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengetahuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengetahuan Menurut Davenport dan Prusak yang dikutip (Munir, 2008), pengetahuan atau knowledge bukanlah data, bukan pula informasi, namun sulit sekali untuk dipisahkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi telah meningkatkan persaingan dan memicu perkembangan di segala bidang. Kondisi ini mengakibatkan

Lebih terperinci

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan 18 2. Mengadakan sharing vision secara periodik Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management BAB III ANALISIS Pada bab ini dipaparkan analisis yang dilakukan terhadap pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai proses KM. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan pemahaman bahwa KM didasari oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir.

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. 2.1 Knowledge Knowledge adalah informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Jogiyanto (2008:5), sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersamasama untuk melakukan

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat

Lebih terperinci

Arsitektur Knowledge Management

Arsitektur Knowledge Management Arsitektur Knowledge Management Aloysius Airlangga Bajuadji, S.Kom, M.Eng Tujuan & Definisi Arsitektur KM Tujuan penyusunan arsitektur KM adalah untuk menyediakan kerangka dan landasan bagi pengembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem 1. Sistem menurut O Brien (1997, p18), adalah sekumpulan komponen yang berhubungan dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengetahuan. Dalam membicarakan pengetahuan sangatlah abstrak, karena pengetahuan mempunyai arti yang sangat dalam dan lebih luas dari data atau informasi. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Knowledge Management System Pada point ini membahas mengenai landasan teori knowledge management system yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan penulisan ini. 2.1.1.

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Penulisan bab IV ini ditujukan untuk menjelaskan tahapan perancangan arsitektur KMS melalui studi kasus serta menjelaskan tahapan perumusan strategi

Lebih terperinci

21/09/2011. Pertemuan 1

21/09/2011. Pertemuan 1 Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak

Lebih terperinci

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III menjelaskan tahapan analisis faktor-faktor berpengaruh pada KM, yang ditujukan untuk mengidentifikasi komponen pembangun KMS sebagai landasan berpikir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagian besar perusahaan termasuk perusahaan konsultan kontruksi bertujuan untuk tumbuh dan sukses dalam bisnis mereka. Pertumbuhan adalah aspek penting

Lebih terperinci

Knowledge Management Tools

Knowledge Management Tools Knowledge Management Tools Ada beberapa faktor yang dapat memotivasi sebuah organisasi untuk membentuk manajemen formal dan pengetahuan sistematis, termasuk keinginan atau kebutuhan untuk : i. mendapatkan

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge

I. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge I. Pendahuluan A. Latar Belakang Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge management) semakin tinggi. Pengetahuan merupakan bagian penting yang menentukan kekuatan bertahan hidup

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yaitu Balanced Scorecard untuk Pengukuran Performansi Knowledge

BAB II LANDASAN TEORI. yaitu Balanced Scorecard untuk Pengukuran Performansi Knowledge - 9 - BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai seluruh dasar teori yang akan berkaitan dengan kegiatan Tugas Akhir. Dasar teori yang ada akan menjadi acuan untuk melanjutkan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan teknologi informasi (IT) telah berkembang dengan pesat, dengan banyak membawa perubahan-perubahan besar yang berpengaruh pada dunia bisnis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainable competitive advantage) agar dapat berkompetisi dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainable competitive advantage) agar dapat berkompetisi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dituntut untuk mengembangkan keunggulan kompetitif berkelanjutan (sustainable competitive advantage) agar dapat berkompetisi dalam kondisi persaingan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI A. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil pengolahan data berdasarkan jawaban kuesioner dari 103 responden, diharapkan dapat

Lebih terperinci

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya pengetahuan dan teknologi menyebabkan perusahaan harus terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat meningkatkan keunggulan kompetitif.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu teknik yang banyak diminati perusahaan untuk mengelola asset pengetahuannya. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Profil LEMIGAS LEMIGAS adalah sebuah lembaga penelitian, juga melayani industri melalui pelayanan jasa teknologi yaitu jasa laboratorium dan jasa studi/konsultansi. Walaupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membawa perubahan yang begitu pesat didalam segala bidang. Hal ini terlihat jelas

BAB 1 PENDAHULUAN. membawa perubahan yang begitu pesat didalam segala bidang. Hal ini terlihat jelas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat didunia ini membawa perubahan yang begitu pesat didalam segala bidang. Hal ini terlihat jelas khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada awalnya perusahaan ini bergerak dalam bidang perdagangan dan industri. Seiring dengan berjalannya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan sebenarnya sudah diterapkan sejak ratusan tahun lampau (Hansen, 1999). Dahulu orang-orang yang memiliki keahlian dalam suatu bidang

Lebih terperinci

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan sistem dan teknologi informasi berkembang sangat pesat dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka dimungkinkan penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan-perusahaan di dunia untuk selalu berkembang dan melahirkan inovasiinovasi baru demi

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

Desy Hafriyani, [2] Amelia Kurniawati, [3] Nurdinintya Athari Supratman [1] [2]

Desy Hafriyani, [2] Amelia Kurniawati, [3] Nurdinintya Athari Supratman [1] [2] PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE CONVERSION 5C-4C DAN SECI DI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM [1] Desy Hafriyani, [2] Amelia Kurniawati, [3]

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer

Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Organization Services Berdiri sejak tahun 1991, Dunamis merupakan mitra berlisensi dari FranklinCovey - sebuah organisasi global yang

Lebih terperinci

USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK

USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 437~445 437 USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK Windi Irmayani Komputerisasi Akuntansi,

Lebih terperinci

MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT DI PERGURUAN TINGGI

MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT DI PERGURUAN TINGGI MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT DI PERGURUAN TINGGI Dyah Budiastuti Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 dyanto23@yahoo.com;

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu kebutuhan mendasar pada saat ini. Kemampuan perusahaan mengelola knowledge yang ada merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu penelitian yang bersifat ilmiah, pengertian dan penalaran konsep diperlukan untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam menafsirkan makna konsep yang dipakai sehubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan juga merupakan sumber daya yang strategis untuk semua tipe

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan juga merupakan sumber daya yang strategis untuk semua tipe BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini diakui sebagai aset penting yang harus dimiliki bersama dengan sumber daya tradisional lainnya seperti uang dan bahan baku [1]. Pengetahuan juga

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Siklus Knowledge Management. Pertemuan 2

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Siklus Knowledge Management. Pertemuan 2 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 2 : Siklus Knowledge Management Pertemuan 2 Rani Puspita D, M.Kom KM yang efektif mensyaratkan organisasi untuk mengidentifikasi, menghasilkan, memperoleh, menyebar dan menangkap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, untuk menambah daya saing dan mempertahankan posisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, untuk menambah daya saing dan mempertahankan posisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, untuk menambah daya saing dan mempertahankan posisi dalam pasar tidaklah mudah. Diperlukan analisis pasar dan pengalaman baik berbentuk fisik maupun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut McLeod (2001, p11), sistem adalah elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud untuk mencari suatu tujuan, dimana unsur-unsur dari sistem meliputi input, tekransformasi,

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Mahwish Waheed, dkk dari International Islamic University Pakistan tahun 2011. Dalam tulisan

Lebih terperinci

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Dimas Setiawan 1, Dana Indra Sensuse 2 1,2 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Kampus UI Depok Indonesia 1 dimas_setiawan.mailbox@yahoo.com

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 947

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 947 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 947 PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE CONVERSION 5C-4C DAN SECI DI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1.Pengertian Sistem Informasi Penelitian ini dilakukan terhadap sebuah sistem informasi. Definisi dari sistem informasi sendiri tidak bisa lepas dari dua kata pembangunnya, yaitu

Lebih terperinci

RANCANGAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENGELOLAAN PARKIR BERDASARKAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TRIAD

RANCANGAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENGELOLAAN PARKIR BERDASARKAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TRIAD RANCANGAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENGELOLAAN PARKIR BERDASARKAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TRIAD 1 Luciana Andrawina, 2 Amelia Kurniawati, 3 Umar Yunan KSH 1,2 Program Studi Teknik Industri,

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, persaingan antar organisasi semakin ketat untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, persaingan antar organisasi semakin ketat untuk memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan perilaku konsumen di era globalisasi sekarang ini adalah salah satu dari sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh banyak organisasi atau perusahaan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir PT. Tawada Graha yang menjadi obyek dari tulisan kami menjalankan bisnis mereka secara tradisional. Tidak ada perencanaan strategis jangka panjang yang

Lebih terperinci

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY (Sumber : Hilmi Aulawi, Rajesri Govindaraju, Kadarsah Suryadi, Iman Sudirman) Fakultas Teknologi Industri, Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengetahuan (Knowledge) Dalam konteks teknologi informasi, pengetahuan dibedakan dengan data dan informasi. Data adalah sekumpulan fakta, pengukuran-pengukuran yang kemudian akan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang

Bab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang yaitu era pertanian, era industri dan era informasi. Dalam era pertanian, faktor yang menonjol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan atau knowledge merupakan sumber inovasi yang dibutuhkan oleh organisasi maupun perusahaan untuk bertahan dan berkembang [1], [2]. Supaya efektif dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KESENJANGAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE GAP) ANTARA MANAJER DAN KARYAWAN KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU)

ANALISIS KESENJANGAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE GAP) ANTARA MANAJER DAN KARYAWAN KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) ANALISIS KESENJANGAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE GAP) ANTARA MANAJER DAN KARYAWAN KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) Oleh ANNISA SARI WAHYUNI H24104080 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, teknologi komunikasi dan informasi berkembang dengan sangat cepat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, teknologi komunikasi dan informasi berkembang dengan sangat cepat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, teknologi komunikasi dan informasi berkembang dengan sangat cepat sehingga membawa banyak perubahan di berbagai bidang khususnya pada dunia kerja. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Knowledge Management berkembang sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir sebagai sebuah cara yang spesifik dan terencana untuk menangkap, menstrukturkan

Lebih terperinci

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur Strategi t & Pengukuran Manajemen Pengetahuan Apa yang bisa diukur Apa yang bisa diukur tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur 1 Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Knowledge Management 1. Beberapa Definisi Knowledge Management Sebelum munculnya Knowledge Management, pembedaan antara data, informasi, knowledge dan wisdom tidak begitu menyita

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

Penutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi

Penutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi Bab Tujuh Penutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi Bab ini menyajikan kesimpulan dan saran dari hasil-hasil temuan teoritis dan empiris serta implikasi teoritis dan manajerial,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang diperoleh dan pengaruhnya pada penelitian dan hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang diperoleh dan pengaruhnya pada penelitian dan hipotesis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengantar Pada bab ini akan disajikan mengenai tinjauan pustaka tentang kerangka konsep dan studi literatur yang berhubungan dengan penelitian serta penelitian terdahulu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Telkom (disingkat Tel-U) merupakan penggabungan dari empat institusi yang berada di bawah badan penyelenggara Telkom Foundation (TF), yaitu Telkom Engineering

Lebih terperinci

E-Government Capacity Check

E-Government Capacity Check EKOJI999 Nomor 146, 1 Februari 2013 E-Government Capacity Check oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jumlah Mesin Bagian Online Produksi Key Facility

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jumlah Mesin Bagian Online Produksi Key Facility BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan, dan tenaga kerja dalam suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

Dari e-learning Menuju e-knowledge

Dari e-learning Menuju e-knowledge Dari e-learning Menuju e-knowledge Atik Dwi Utami Magister Chief Information Officer Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Ditjen. Perbendaharaan Departemen Keuangan RI atik_dwi@students.itb.ac.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat hal ini ditandai dengan munculnya industri baru

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat hal ini ditandai dengan munculnya industri baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini perekonomian dunia mengalami perkembangan yang begitu pesat hal ini ditandai dengan munculnya industri baru yang berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini telah diakui sebagai salah satu sumberdaya yang penting bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez et al.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis dan sangat dinamis dan karena perkembangan tersebut diperlukan sistem manajemen yang efektif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengharuskan para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengharuskan para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis sebagai akibat dari efek globalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengharuskan para pelaku bisnis menemukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan berfungsi mewujudkan bagaimana suatu organisasi dapat meningkatkan sumber daya informasi serta pengetahuannya dengan mencari, mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Jenis Knowledge Terdapat dua jenis knowledge yang terdapat pada perusahaan, yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge adalah knowledge

Lebih terperinci

Human Resources Management (HRM)

Human Resources Management (HRM) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Human Resources Management (HRM) Pertemuan 1: Pendahuluan Disusun oleh: Eko Tjiptojuwono Overview People Management Human Resources Management Sebuah pendekatan strategis

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge merupakan campuran dari pengalaman, nilai, serta pandangan pakar yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi, menyatukan pengalaman baru dan informasi. Menurut

Lebih terperinci

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA CV. GOODTEA MENGGUNAKAN METODE MOST ADMIRED KNOWLEDGE ENTERPRISE (MAKE)

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA CV. GOODTEA MENGGUNAKAN METODE MOST ADMIRED KNOWLEDGE ENTERPRISE (MAKE) PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA CV. GOODTEA MENGGUNAKAN METODE MOST ADMIRED KNOWLEDGE ENTERPRISE (MAKE) Sri Wasiyanti Akademik Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika (AMIK BSI)

Lebih terperinci

KNOWLEDGE CONVERSION PADA BEBAN KERJA DOSEN BIDANG PENDIDIKAN DAN PENUNJANG BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL

KNOWLEDGE CONVERSION PADA BEBAN KERJA DOSEN BIDANG PENDIDIKAN DAN PENUNJANG BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018 KNOWLEDGE CONVERSION PADA BEBAN KERJA DOSEN BIDANG PENDIDIKAN DAN PENUNJANG BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL Sriwijayanti, Putri Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Setiap organisasi tentunya mempunyai berbagai tujuan yang hendak dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber dayanya yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi, khususnya di era globalisasi saat ini tidak dapat dielakkan lagi. Untuk dapat berkembang dan bertahan di dunia bisnis, suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penyebaran Pengetahuan dan Communities of Practice. Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penyebaran Pengetahuan dan Communities of Practice. Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Penyebaran Pengetahuan dan Communities of Practice Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Mengetahui komponen kunci komunitas praktik Menyebutkan fase utama dalam siklus hidup komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri telekomunikasi dan teknologi informasi, perusahaan perlu untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan melakukan

Lebih terperinci